esai okk

7
Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Bali. Nama Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) seolah memiliki taksu yang membuatnya melejit dalam setiap pembicaraan calon mahasiswa baru khususnya, para pencari gelar S.Pd. Di masyarakat, khususnya masyarakat Bali, Undiksha kerap kali disebut sebagai “sekolah guru”. Hal itu dikarenakan oleh eksistensi Undiksha sebagai perguruan tinggi yang telah berhasil mencetak tenaga– tenaga pendidik yang profesional. Data dari Undiksha (undiksha.ac.id), menyebutkan sampai saat ini (Juli 2013), Undiksha telah menghasilkan lebih dari tiga puluh tiga ribu lulusan yang kebanyakan tenaga pendidik. Ribuan tenaga pendidik yang siap mencerdaskan kehidupan bangsa. Di samping itu, dalam perjalanannya menjadi Universitas Pendidikan Ganesha yang kita kenal saat ini, Undiksha memang tak pernah lepas dari cantolan kata “keguruan” maupun “ilmu pendidikan”. Dalam setiap nafasnya, perjalanan Undiksha selalu bertumpu pada visi, misi, dan motto Universitas Pendidikan Ganesha. Visi Universitas Pendidikan Ganesha adalah menjadi perguruan tinggi pusat pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) yang berbudaya dan humanis berlandaskan Tri Hita Karana, serta menghasilkan tenaga kependidikan dan non-kependidikan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Misi Universitas Pendidikan Ganesha adalah menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan dan Pengajaran; Penelitian dan pengembangan; Pengabdian pada masyarakat) dan kerjasama dalam bidang kependidikan dan non-kependidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam bidang vokasional, akademik, dan profesi yang berkontribusi pada daya saing bangsa. Motto Universitas Pendidikan Ganesha adalah: "Dharmaning sajjana umerdhyaken widyaguna", yang artinya: kewajiban orang bijaksana adalah mengembangkan ilmu pengetahuan dan pekerti. Eksistensi, perjalanan sejarah, visi, misi, dan motto Universitas Pendidikan Ganesha, semua itu membaur tak bisa dilepaskan dari yang namanya dunia kependidikan. Terikat hasrat mengabdi untuk mengembangkan dunia pendidikan, dengan kata lain, pengabdian untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Upload: yuni-sugiantari

Post on 23-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Program Kreativitas Mahasiswa

TRANSCRIPT

Page 1: esai OKK

Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Bali. Nama Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) seolah memiliki taksu yang membuatnya melejit dalam setiap pembicaraan calon mahasiswa baru khususnya, para pencari gelar S.Pd. Di masyarakat, khususnya masyarakat Bali, Undiksha kerap kali disebut sebagai “sekolah guru”. Hal itu dikarenakan oleh eksistensi Undiksha sebagai perguruan tinggi yang telah berhasil mencetak tenaga– tenaga pendidik yang profesional. Data dari Undiksha (undiksha.ac.id), menyebutkan sampai saat ini (Juli 2013), Undiksha telah menghasilkan lebih dari tiga puluh tiga ribu lulusan yang kebanyakan tenaga pendidik. Ribuan tenaga pendidik yang siap mencerdaskan kehidupan bangsa.

Di samping itu, dalam perjalanannya menjadi Universitas Pendidikan Ganesha yang kita kenal saat ini, Undiksha memang tak pernah lepas dari cantolan kata “keguruan” maupun “ilmu pendidikan”.

Dalam setiap nafasnya, perjalanan Undiksha selalu bertumpu pada visi, misi, dan motto Universitas Pendidikan Ganesha. Visi Universitas Pendidikan Ganesha adalah menjadi perguruan tinggi pusat pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) yang berbudaya dan humanis berlandaskan Tri Hita Karana, serta menghasilkan tenaga kependidikan dan non-kependidikan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.

Misi Universitas Pendidikan Ganesha adalah menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan dan Pengajaran; Penelitian dan pengembangan; Pengabdian pada masyarakat) dan kerjasama dalam bidang kependidikan dan non-kependidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam bidang vokasional, akademik, dan profesi yang berkontribusi pada daya saing bangsa.

Motto Universitas Pendidikan Ganesha adalah: "Dharmaning sajjana umerdhyaken widyaguna", yang artinya: kewajiban orang bijaksana adalah mengembangkan ilmu pengetahuan dan pekerti.

Eksistensi, perjalanan sejarah, visi, misi, dan motto Universitas Pendidikan Ganesha, semua itu membaur tak bisa dilepaskan dari yang namanya dunia kependidikan. Terikat hasrat mengabdi untuk mengembangkan dunia pendidikan, dengan kata lain, pengabdian untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Keberadaan Universitas Pendidikan Ganesha, dengan popularitasnya dalam menghasilkan tenaga kependidikan, tentu membawa dampak tersendiri bagi setiap mahasiswa yang berani menyandang nama sebagai seorang mahasiswa Undiksha.

Data dari situs resmi website Universitas Pendidikan Ganesha (undiksha.ac.id), menyebutkan, khususnya dalam bidang kependidikan, Undiksha merupakan pencetak sumber daya manusia pendidik yang terbesar di Bali. Mahasiswa Undiksha, yang notabene terlahir dari universitas yang bergerak di bidang pencetakan kader – kader pendidik dan non- kependidikan, memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dikatakan demikian karena, orientasi kegiatan – kegiatannya, entah Kuliah Karja Nyata (KKN) maupun Program Pengalaman Lapangan (PPL), umumnya memang tak jauh – jauh dari dunia pendidikan, tempatnya pun tak jauh – jauh dari yang namanya sekolah. Sehingga, peluang setiap mahasiswa Undiksha untuk ikut mengambil peran dalam mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi semakin terbuka. Kalupun toh tidak bersentuhan langsung dengan dunia sekolah, tak menyurutkan perjuangan untuk ikut serta memajukan dunia pendidikan. Banyak jalan menuju Roma, banyak cara yang bisa diambil untuk berjuang memajukan pendidikan.

Page 2: esai OKK

Misalnya, contoh yang sudah umum kita lihat, yakni terjun langsung ke kelompok – kelompok sosial di masyarakat. Mengadakan seminar – seminar yang bersifat informatif dan edukatif tentunya.

Apa dasarnya, seorang Mahasiswa Undiksha dapat ikut mengambil andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa? Ada pendapat, nama menunjukkan identitas. Aran pinaka taksu. Secara tak langsung, nama, sebutan, panggilan, seringkali mempengaruhi watak, dan swadharma seseorang. Berani menyandang nama, harus berani pula mengambil tanggung jawab karena nama itu. Demikian pula dengan seseorang yang berani menyebut dirinya mahasiswa. Karena berani menyebut diri mahasiswalah, kita harus berani ikut bergerak mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kata “mahasiswa”, jika ditelaah secara sepintas, hanyalah sebuah kata yang dapat dijabarkan menjadi dua frasa, ‘maha’ dan ‘siswa’. Dari telaah yang sepintas itu, muncul pengertian awam tentang makna kata, mahasiswa. Maha berarti agung, besar, sesuatu yang dapat mengundang decakan kagum dan seruan “wah!”. Sementara siswa, itu sebutan untuk seseorang yang sedang berada dalam masa menuntut ilmu. Jadi, secara awam, mahasiswa adalah seorang penuntut ilmu yang diagungkan, seorang penuntut ilmu yang dapat mengundang decakan kagum karena apa adanya dirinya itu. Kalau mahasiswa Undiksha ya, seorang penuntut ilmu yang dapat mengundang decakan kagum karena mampu menunaikan perannya sebagai mahasiswa Undiksha. Kalau ditambah embel – embel lagi, mahasiswa Undiksha yang mampu mengemban nilai – nilai yang tersirat dalam visi, misi, motto, perjalanan historis Universitas Pendidikan Ganesha.

Yosh, sedikit gambaran lagi mengenai mahasiswa. Ada pula yang menyebutkan, secara etimologis, mahasiswa, berarti siswa yang di-maha-kan, siswa yang dihormati dan dihargai di lingkungan sekitar terutama lingkungan berbangsa bernegara (Novi Rosdiana, ). Mahasiswa, menurut Wikipedia adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Mahasiswa bisa juga disebut sebagai pencari gelar, karena tujuan utama mahasiswa adalah mendapatkan gelar.

Jika dipadukan, dibuat lebih sederhana, mahasiswa itu, ya pelajar. Pelajar yang memiliki ciri khas dalam setiap geraknya, yang membuatnya berada di level yang lebih tinggi dibandingkan tingkatan siswa yang lain.

Dilihat dari segi usia, mahasiswa berada dalam fase manusia yang paling optimal dengan kematangan fisik maupun psikis, intelektualitas yang tajam serta kritis. Inilah yang menjadi kelebihan seorang mahasiswa.

Mahasiswa belum tersentuh oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dan sebagainya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. (Ikmaludin, ). Sehingga, sebagai pelajar, mahasiswa memiliki kesempatan yang tidak dimiliki bidang profesi lainnya. Kesempatan dan waktu, untuk menyumbangkan tenaga, intelektualitas, ide – ide cemerlang, dan kecerdasannya kepada masyarakat. Karena itu, besar pula kesempatan mahasiswa untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Lebih – lebih lagi, mahasiswa Undiksha yang secara tak langsung menyiratkan guratan dalam benak masyarakat, sebagai bibit – bibit dari “sekolah guru”.

Page 3: esai OKK

Hm, semakin jelaslah, tanggungjawab yang harus dipanggul oleh seorang yang berani menyandang gelar mahasiswa. Selanjutnya, peran mahasiswa, khususnya, mahasiswa Undiksha dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, terasa semakin nyata pada kegiatan Orientasi Kehidupan Kampus (OKK). Orientasi Kehidupan Kampus ditujukan untuk memperkenalkan sejak dini tentang kehidupan kampus kepada mahasiswa baru. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa baru diajak untuk peduli kepada dunia pendidikan. Seperti pada OKK Undiksha tahun 2011 demikian pula pada OKK Undiksha tahun 2012, mahasiswa baru diwajibkan membawa peralatan tulis menulis untuk disumbangkan kepada anak – anak di panti asuhan. Berikut ini kutipan Panduan Administratif Orientasi Kehidupan Kampus (OKK) tahun 2011, poin 5. B, mengenai perlengkapan yang harus dipersiapkan oleh mahasiswa baru:

Membawa perlengkapan yang akan disumbangkan ke panti asuhan sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Buku Tulis 56 lembar sebanyak 1 buah.

2. Buku Gambar A4 sebanyak 1 buah.

3. Alat tulis berupa satu buah pensil dan dua buah pulpen berwarna hitam.

4. Penggaris 30 cm satu buah.

5. Karet Penghapus satu buah.

Tentu tujuannya, disamping menumbuhkan jiwa peduli dari mahasiswa baru juga, membangkitkan semangat belajar dari anak – anak yatim – piatu tersebut.

Pada OKK Undiksha tahun 2013, mahasiswa baru juga diwajibkan untuk membawa sebuah buku Sekolah Dasar (bacaan atau pelajaran) yang layak baca dan layak digunakan, untuk disumbangkan ke Sekolah Dasar sebagai sebuah bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat (Panduan Administratif Orientasi Kehidupan Kampus (OKK) Tahun 2013, 13). Kalau kita lihat agak lebih jauh, tujuan dari kegiatan menyumbang buku ini, juga tentu untuk memfasilitasi anak – anak SD membuka jendela dunia melalui buku bacaan, serta membangkitkan gairah membaca anak –anak tersebut.

Kegiatan OKK, dengan kata lain welcome activity in the university, kegiatan universitas pertama yang diikuti mahasiswa baru. Pada kegiatan tersebut, para mahasiswa baru sudah diajak untuk ikut peduli dengan dunia pendidikan. Kemudian, tentu kita berharap kepedulian semacam itu tidak hanya sebatas pengenalan tanpa ada tindak lanjut.

Mahasiswa baru tentu diharapkan mampu melakukan sesuatu sebagai suatu bentuk tidak lanjut dari pengenalan itu. Selaku mahasiswa baru, umumnya hal yang dapat dilakukan misalnya, dengan tekun menuntut ilmu di perguruan tinggi. Tekuni bidang ilmu yang diambil, niscaya banyak hal baru yang dapat dipelajari, sehingga pengetahuan pun bertambah. Jika kita pandang mahasiswa Undiksha, dengan menekuni disiplin ilmu yang dipilih, mahasiswa juga mendapat tekhnik serta keterampilan mengajar (teaching skill), suatu cara berbagi ilmu yang dimiliki. Dengan luasnya ilmu pengetahuan, mahasiswa bisa memberi imbas kepada lingkungan sekitarnya. Ya, secara tak langsung, hal ini dapat dipandang sebagai suatu peran untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Page 4: esai OKK

Perkembangan dari pengenalan awal tentang kepedulian terhadap dunia pendidikan tersebut, bisa pula dipantau dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL).

Seperti yang sempat disinggung di atas, terkait kontribusi nyata para mahasiswa juga dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL).

Jika ditinjau dari perspektif mahasiswa baru, istilah Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) mungkin masih terkesan abu – abu (belum jelas). Di benak sebagian calon mahasiswa, sebelum sempat searching di google, gambaran awam yang terlintas saat mendengar istilah KKN itu, cenderung sekelompok mahasiswa yang berkemah dan mengadakan kegiatan bakti sosial di sekitar lingkungan tempat kemah itu. Kegiatan bakti sosialnya bisa jadi, kebersihan lingkungan, seminar – seminar, acara diskusi, dan sebagainya. Sementara saat mendengar istilah PPL, gambaran yang terlintas cenderung figur satu, dua orang mahasiswa yang datang ke sekolah untuk mencoba praktik mengajar. Karena itulah kondisi yang kerap kali dihadapi selama ini.

Menurut Wikipedia, Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Jika kita telisik dari sisi mahasiswa Undiksha, KKN ini merupakan kesempatan yang bagus untuk berbagi ilmu dengan masyarakat. Kesempatan yang pas, untuk mencoba mempraktikkan poin – poin yang dipelajari selama menimba ilmu di Universitas Pendidikan Ganesha. Beberapa kegiatan KKN yang biasa kita lihat, biasanya dapat kita pantau secara langsung dari KKN – KKN di sekitar lingkungan tempat tinggal kita. Mahasiswa KKN biasa membantu pembangunan pendidikan di daerah setempat. Dari yang sederhana, misalnya dengan membantu guru – guru mengajar, mengadakan kegiatan lomba menggambar untuk anak SD, Lomba Cerdas Cermat, memfasilitasi kegiatan seminar seputar pendidikan, dan sebagainya. Kegiatan yang lebih fantastis, misalnya, dengan membantu pembangunan jalan atau jembatan, untuk memperlancar akomodasi para pelajar.

Selanjutnya, kita lihat dari kegiatan Program Pengalaman Lapangan. Dari pantauan yang sering kita lihat di lapangan, kegiatan PPL mahasiswa, khususnya mahasiswa Undiksha, biasanya diisi dengan kegiatan praktik mengajar di sekolah – sekolah. Sekolah yang dipilih bisa jadi dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Menengah Atas. Dalam kegiatan PPL inilah mahasiswa Undiksha dapat mempraktikkan teaching skill, yang diperoleh di kampus. Melalui kegiatan PPL tersebut, para mahasiswa dapat berbagi ilmu dengan para peserta didik, membantu menggantikan guru – guru yang berhalangan hadir untuk mengajar, berbagi teknik – teknik belajar yang bisa dikatakan fresh dan menyenangkan untuk membangkitkan gairah belajar para siswa. Hal – hal tersebut tentu bisa dipandang sebagai suatu peran untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Itulah sedikit gambaran hal – hal yang bisa dilakukan, yang bisa dipandang sebagai peran nyata mahasiswa, khususnya mahasiswa Undiksha, dalam rangka ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Layaknya proses metamorfosis, jika dipandang dari luar, telur – telur memang terlihat berubah –ubah wujud, menjadi ulat, menjadi kepompong, untuk kemudian bisa berkembang menjadi kupu - kupu. Namun, di balik perubahan wujud itu, ada nyawa yang sama yang menjiwai baik si telur, ulat, kepompong maupun kupu – kupu. Nyawa yang sama, yang membuat si telur, ulat, kepompong, kupu – kupu untuk bertahan hingga akhir, menggapai tujuan menjadi seekor hewan

Page 5: esai OKK

yang indah dipandang dan memiliki peran besar dalam kelangsungan ekosistem. Demikian pula dengan mahasiswa. Kembali, jika kita lihat dari sisi seorang mahasiswa Undiksha, sedari awal menginjakkan kaki di dunia universitas, ada banyak hal, banyak proses yang harus dilalui. Menjadi mahasiswa baru, mengikuti OKK, menjadi kakak tingkat, mengikuti kegiatan KKN, PPL dan sebagainya. Meskipun banyak proses yang harus dilalui, tetap satu jiwa yang membuat kita bertahan, jiwa untuk dapat menjelma menjadi bagian masyarakat yang disegani dan berguna bagi nusa dan bangsa, hasrat untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Just take persevere on your part, you’ll be shine! ;)