esai hukum represif

Upload: wahab-affandi

Post on 01-Mar-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Esai

TRANSCRIPT

NAMA: ABDUL WAHAB AFANDINIM: 8111412217TUGAS: HUKUM DAN MASYARAKATROMBEL: 3 (TIGA)

ESAI HUKUM REPRESIF PHILIPPE NONET DAN PHILIP SELZNICK

Philippe Nonet and Philip Selznick dalam karyanya Toward Responsive Law: Law and Society in Transition[footnoteRef:1], menjabarkan bahwa ada tiga klasifikasi dasar dari hukum yang ada di masyarakat, sebagai berikut: [1: Phillippe Nonet & Philip Selznick, 2001, Toward Responsive Law :Law and Society in Transition, New Brunswick (USA) and London (UK):Transaction Publishers]

1. Hukum sebagai pelayan kekuasaan represif (hukum represif)2. Hukum sebagai institusi tersendiri yang mampu menjinakkan represi dan melindungi integritas dirinya (hukum otonom)3. Hukum sebagai fasilitator dari berbagai respon terhadap kebutuhan dan aspirasi sosial (hukum responsif).

Dalam hal ini saya akan membahas mengenai Hukum RepresifHukum Represif adalah hukum yang mengabdi kepada kekuasaan represif dan kepada tata tertib sosial yang represif. Kekuasaan yang memerintah adalah represif, jika ia kurang memperhatikan kepentingan-kepentingan rakyat yang diperintahkan artinya jika ia cenderung untuk tidak mempedulikan kepentingan-kepentingan tersebut atau menolak legitimasinya. Meskipun represif sering kali berbentuk penindasan dan pemaksaan yang terang-terangan, pemaksaan sendiri bukanlah merupakan ciri yang menentukan bagi sifat represif, melainkan diacuhkannya atau diterlantarkannya kepentingan rakyat. Mengenai perbedaan antara represif dengan pemaksaan: pertama, tidak semua pemaksaan adalah represif. Kedua, represif tidak perlu memaksa. Intinya hukum represif adalah hukum yang didalam pelaksanaannya tidak banyak memasukkan campur tangan yang memadai dari masyarakat sehingga hukum hanya berkembang tanpa diikuti dengan perkembangan masyarakat.Perhatian paling utama dari hukum represif ini adalah dengan dipeliharanya atau diterapkannya tata tertib, ketenangan umum, pertahanan otoritas dan penyelesaian pertikaian dengan cenderung tidak memperhatikan kepentingan raikyat. Meskipun hukum represif ini memiliki tujuan yang baik seperti menciptakan keadilan, menciptakan ketertiban umum, menciptakan perdamaian, dan lain sebagainya, hukum represif ini tidak akan pernah mencapai hakekat dari hukum itu sendiri karena hukum represif mengabaikan kepentingan atau kebutuhan dari masyarakatnya sendiri. Selain itu, hukum represif selalu dihubungkan dengan kekuasaan, hukum represif ini tidak boleh dilihat sebagai suatu kekuatan kekuasaan yang terlalu kuat karena akan menimbulkan kesewenang-wenangan dan menimbulkan ketidak adilan. Nonet dan Selznick menyebutkan beberapa bentuk dimana represi dapat memanifestasikan dirinya, yaitu :1. Ketidak mampuan pemerintah untuk memenuhi tuntutan-tuntutan umum.2. Pemerintah yang melampaui batas.3. Kebijakan umum yang berat sebelah.Kebijakan umum yang berat sebelah atau kebijakan yang berpihak ini sering terjadi dalam masyarakat misalnya pembaruan kota-kota dan kebijakan pengembangan ekonomi di mana program pemerintah cenderung hanya memperhatikan kepentingan dirinya sendiri atau cenderung memihak pada pihak investor asing dan mengabaikan kepentingan individual dan kelompok yang lainnya.Ciri-ciri umum dari hukum represif:1. Perspektif resmi mendomonasi segalanya.Penguasa cenderung untuk mengidentifikasikan kepentingannya dibandingkan dengan kepentingan masyarakat.2. Ketiadaan kesempatan bagi rakyat untuk mendapatkan keadilan.Masyarakat hanya dapat memperoleh perlindungan dan jawaban atas keluhan-keluhannya tetapi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak mencerminkan keadilan. Apabila ada yang disebut dengan keadilan maka hal itupun sangatlah terbatas.3. Suatu rezim hukum rangkap melembagakan keadilan keras dengan mengkonsolidasikan dan mengesahkan pola subordinasi sosial.4. Hukum dan otoritas resmi dipergunakan untuk menegakkan konformitas kebudayaan.5. Institusi-institusi hukum langsung berakses kepada kekuasaan politik, hukum diidentifikasikan dengan Negara dan tunduk kepada kepentingan dengan sendiri (rasion d etat)6. Kelestarian kekuasaan adalah tugas dari pengakuan hukum.7. Badan-badan pengawasan khusus seperti polisi, menjadi pusar kekuasaan yang bebas, yang terisolasi dari konteks sosialyang moderat dan mampu melawan otoritas politik.8. Suatu resim hukun rangkap melembagakan keadilan kelas, dengan mengkosolidasikan dan mengesahkan polah-polah sub ordinasi social.9. Perundang-undang pidana mencerminkan dominasi atas adat istiadat atau kebudayaan dan sangat menonjolkan moral yang legal (legal moralism).Penegakan hukum yang bersifat represif tentu memerlukan kekuasaan yang dominan. Di dalam tipologi hukum represif ini, Nonet dan Selznick menyatakan, hukum menjadi instrumen untuk menjalankan kekuasaan sekaligus menjadi instrumen legitimasi kekuasaan. Sebagai implikasinya dalam masyarakat dengan tipologi hukum yang represif ini maka dikatakan Nonet dan Selznick: law is subordinated to power politics. Oleh karena itu penegakan hukum pun dilakukan untuk mengabdi pada kepentingan kekuasaan. Hukum yang bersifat represif bukan diabdikan untuk kepentingan masyarakat agar mengarah pada yang lebih baik. Ketika kekuasaan mulai melakukan manipulasi hukum untuk kepentingannya, maka kekuasaan tersebut sesungguhnya kehilangan kepercayaan (akuntabilitas) dan akan kehilangan legitimasinya[footnoteRef:2] [2: Robert A. Kagan, Introduction to the Transaction Edition dalam buku Philippe Nonet dan Philip Selznick, op.cit, No. 3]

Tipologi hukum represif dilakukan oleh penguasa terhadap masyarakat yang lemah dari aspek ekonomi, kapasitas sumber dayanya dan masyarakat sipilnya. Dalam masyarakat dengan kondisi seperti itu maka kekuasaan itu akan mendorong masyarakat untuk bersedia menyerahkan sebagian kebebasannya untuk diikat oleh hukum. Selanjutnya kekuasaan akan berperan penting untuk menjamin keberlanjutan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Akan tetapi, ketika masyarakat mulai menunjukkan dirinya berperan penting dalam keberlajutan kehidupan negara, maka kecenderungan untuk menjauhkan hukum dari kekuasaan akan semakin menguat

DAFTAR PUSTAKA

Philippe Nonet dan Philip Selznick, 1978. Hukum Responsif Pilihan di Masa Transisi, (Terj. Rafael Edy Bosco), HuMa, Jakarta, 2003.Robert A. Kagan, Introduction to the Transaction Edition dalam buku Philippe Nonet dan Philip Selznick, op.cit