esai diskusi hobbes

4
THOMAS HOBBES Oleh kelompok Enggano? Hobbes merupakan salah satu tokoh yang penting dalam perkembangan teori politik sehingga pada awal diskusi, yang menjadi concern utama kami adalah menentukan apa pemikiran Hobbes yang penting dan esensial untuk dibicarakan dalam kaitannya dengan teori politik internasional. Pemikiran Hobbes tentang politik sendiri berpengaruh terhadap perkembangan realisme terutama mengenai pentingnya kedaulatan bagi negara. State of nature manusia yang agresif, kompetitif dan penuh dengan insecurity tidak bisa ditangani tanpa adanya negara yang berdaulat untuk mencegah terjadinya perang. Kondisi bellum omnium contra omnes atau war of all against all adalah kondisi yang hanya bisa dihindari dengan adanya kedaulatan penuh bagi negara, yang berarti negara juga dituntut untuk menjadi sangat kompetitif dalam mendapatkan kekuasaan, peningkatan security dan peningkatan kapabilitas militer untuk keamanan negara. Dalam memahami realisme Hobbes dengan lebih komprehensif, sebelumnya harus dipahami mengenai konsep state of nature dan bagaimana konsep ini mendorongnya untuk berpikir tentang konsep leviathan. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa state of nature adalah kondisi manusia pada level yang sangat dasar, kondisi dimana dunia akan sangat chaotic karena manusia egois dan anarkis. Lebih lanjut, Hobbes menemukan bahwa manusia pada dasarnya bersifat agresif, kompetitif dan selalu merasa insecure, hal-hal ini juga bisa kita lihat dalam perilaku negara. Dengan adanya realita yang demikian, Hobbes melihat

Upload: yusniakurniasih

Post on 02-Aug-2015

44 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Esai Diskusi Hobbes

THOMAS HOBBES

Oleh kelompok Enggano?

Hobbes merupakan salah satu tokoh yang penting dalam perkembangan teori politik

sehingga pada awal diskusi, yang menjadi concern utama kami adalah menentukan apa

pemikiran Hobbes yang penting dan esensial untuk dibicarakan dalam kaitannya dengan teori

politik internasional. Pemikiran Hobbes tentang politik sendiri berpengaruh terhadap

perkembangan realisme terutama mengenai pentingnya kedaulatan bagi negara. State of

nature manusia yang agresif, kompetitif dan penuh dengan insecurity tidak bisa ditangani

tanpa adanya negara yang berdaulat untuk mencegah terjadinya perang. Kondisi bellum

omnium contra omnes atau war of all against all adalah kondisi yang hanya bisa dihindari

dengan adanya kedaulatan penuh bagi negara, yang berarti negara juga dituntut untuk

menjadi sangat kompetitif dalam mendapatkan kekuasaan, peningkatan security dan

peningkatan kapabilitas militer untuk keamanan negara.

Dalam memahami realisme Hobbes dengan lebih komprehensif, sebelumnya harus

dipahami mengenai konsep state of nature dan bagaimana konsep ini mendorongnya untuk

berpikir tentang konsep leviathan. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa state of nature

adalah kondisi manusia pada level yang sangat dasar, kondisi dimana dunia akan sangat

chaotic karena manusia egois dan anarkis. Lebih lanjut, Hobbes menemukan bahwa manusia

pada dasarnya bersifat agresif, kompetitif dan selalu merasa insecure, hal-hal ini juga bisa

kita lihat dalam perilaku negara. Dengan adanya realita yang demikian, Hobbes melihat

adanya kecenderungan untuk muncul fenomena “Hobbesian fear” yakni kondisi dimana

tidak ada kepercayaan antara satu sama lain karena manusia cenderung lebih untung ketika

mereka berbuat curang. Tentunya perkembangan fenomena ini akan begitu berbahaya bagi

dunia karena akan menyebabkan dunia berada dalam kondisi bellum omnium contra omnes

seperti yang disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu, Hobbes melihat bahwa kondisi ini

dapat diubah dengan kemunculan global leviathan atau adanya hegemon dimana

negara/individu dapat menyerahkan kekuatan yang mereka miliki pada hegemon tersebut.

Dengan adanya leviathan, state of nature manusia dan negara dapat ditekan sehingga resiko

untuk terjadi peperangan dapat berkurang.

Pemikiran realis ala Hobbes sendiri sebenarnya berkembang dari apa yang dipikirkan

oleh pemikir sebelumnya dibahas dalam kelas yakni Tuchydides. Tuchydides dan Hobbes

membicarakan politik internasional dengan melihat dan menekankan pada negara sebagai

aktornya dan security sebagai isu utama yang penting. Namun, ada beberapa pendapat yang

Page 2: Esai Diskusi Hobbes

berbeda dari dua tokoh ini yakni mengenai konsep balance of power. Balance of Power

dilihat oleh Tuchydides sebagai kondisi dimana pihak yang kuat berhak untuk melakukan

apapun pada pihak yang lemah dan pihak yang lemah, harus dapat meningkatkan

kapabilitasnya agar bisa menjadi kuat sedangkan Hobbes melihat bahwa tidak ada perbedaan

antara yang lemah dan yang kuat karena semua pihak memiliki kesempatan yang sama untuk

mengoptimalkan kekuatan mereka. Selain perbedaan konsep balance of power, Tuchydides

sangat skeptis terhadap keberadaan suatu kekuatan diatas kekuatan negara atau central

authority sedangkan Hobbes menawarkan suatu pandangan baru melalui istilah Leviathan

yang ia gunakan untuk melihat adanya sebuah order yang lebih tinggi dari negara dan bisa

digunakan untuk mengatur negara-negara. Secara garis besar, sebagai seorang realis, Hobbes

memiliki pandangan yang lebih optimis akan masa depan politik internasional ketimbang

Tuchydides.

Relevansi pemikiran Hobbes terutama mengenai leviathan dalam hubungan

internasional yang modern dilihat oleh kelompok kami sebagai sisi mata uang yang berbeda.

Di satu sisi, konsep ini sangat baik untuk membawa order yang lebih baik dalam politik

dunia namun di sisi lain akan sangat sulit bagi negara untuk dapat memberikan kedaulatan

pada pihak yang dapat dianggap leviathan sendiri. Selain itu, dengan kompleksitas hubungan

internasional saat ini dan berkembanganya banyak isu terkait dengannya, muncul banyak

aktor-aktor baru yang bisa saja menjadi leviathan dan ini akan memperumit skema kekuasaan

dalam politik global. Sebagai contoh misalnya PBB yang bisa saja menjadi leviathan dalam

politik global namun pada praktiknya, sangat sulit bagi negara-negara untuk mempercayakan

kekuasaannya pada PBB.

Kesimpulan yang dapat diambil dari esai hasil diskusi ini antara lain pemikiran

Hobbes mengenai states of nature manusia (insecurity, fear and glory) sebagaimana

dijelaskan diatas sangat berkaitan dengan konsep leviathan yang ia ajukan untuk membentuk

suatu order yang lebih baik dalam hubungan antar-negara. Realisme Hobbes juga memiliki

beberapa kesamaan dengan pemikiran tokoh realis lain yakni Tuchydides namun ada juga

perbedaan dalam melihat balance of power. Leviathan dalam hubungan internasional yang

modern sangat sulit untuk diterapkan karena kompleksitas hubungan internasional dan

sulitnya negara untuk menyerahkan kedaulatannya pada pihak lain yang berperan sebagai

leviathan tersebut.