ernaghtjhghghghjghjg

10
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu, baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2003). Keperawatan anak merupakan salah satu bagian penting dari keperawatan. Keperawatan anak atau pediatri muncul sebagai kekhususan dalam menanggapi meningkatnya kesadaran bahwa masalah kesehatan anak berbeda dengan orang dewasa dan bahwa respon anak terhadap sakit dan stres berbeda-beda sesuai dengan umurnya (Nelson, 1999).

Upload: faiz

Post on 16-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

FVBDHGFHGFJHGHGHV GCHG HG GJGKJGJGGKGG GG G GGG GGG GHG HGH GHGH

TRANSCRIPT

1

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu, baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2003). Keperawatan anak merupakan salah satu bagian penting dari keperawatan. Keperawatan anak atau pediatri muncul sebagai kekhususan dalam menanggapi meningkatnya kesadaran bahwa masalah kesehatan anak berbeda dengan orang dewasa dan bahwa respon anak terhadap sakit dan stres berbeda-beda sesuai dengan umurnya (Nelson, 1999). Sebagian besar anak pasti pernah berobat. Mereka mungkin langsung masuk bangsal akibat kecelakaan atau penyakit, mereka juga sering berobat ke puskesmas atau klinik sebagai pasien rawat jalan yang dirujuk oleh dokter umum untuk dikonsultasikan kepada dokter spesialis di Rumah sakit (Hull, 1998).

Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Jika seorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis, bahkan trauma karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status kesehatannya maupun lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari serta anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan (Nursalam, 2005). Secara umum rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan, tetapi perbedaan lingkungan antara rumah sakit dan tempat tinggal, persepsi buruk terhadap sakit dan kurangnya mekanisme koping, maka lingkungan rumah sakit menjadi stressor dan pengalaman yang menakutkan bagi pasien dan keluarga. Saat anak di rumah sakit, stres yang diperlihatkan berupa rasa ketakutan terhadap tindakan yang dianggap menyakitkan serta rutinitas di rumah sakit, anak merasa diisolasi dan tindakan perawatan atau prosedur yang menyakitkan akan menjadikan anak sangat stres (Whaley & Wong, 1999). Anak usia todler bereaksi terhadap hospitalisasi sesuai dengan sumber stresnya. Sumber stres yang utama adalah cemas akibat perpisahan. Sebagian besar stres yang terjadi pada anak usia todler (usia 1 3 tahun) saat mengalami hospitalisasi adalah cemas karena perpisahan, khususnya dengan ibu. Hal tersebut disebabkan karena hubungan anak dengan ibu merupakan hubungan yang sangat dekat, akibatnya perpisahan dengan ibu akan menimbulkan rasa kehilangan pada anak akan orang yang terdekat bagi dirinya dan akan lingkungan yang dikenal olehnya, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan perasaan tidak aman dan rasa cemas. Selain perasaan cemas karena perpisahan, stressor pada anak yang dirawat di rumah sakit dapat berupa kehilangan kontrol diri, sehingga anak merasa bahwa dirawat di rumah sakit merupakan suatu hukuman, dipisahkan, merasa tidak aman dan kemandiriannya dihambat. Stressor yang juga sering dialami oleh anak yang dirawat di rumah sakit, yakni rasa takut terhadap perlukaan pada tubuh. Dampak dari stressor tersebut pada anak dapat berupa menyeringaikan wajah, menangis kuat, mengatupkan gigi, menggigit bibir, bahkan melakukan tindakan agresif seperti menggigit, menendang, memukul atau berlari ke luar (Nursalam, 2005). Adanya respon anak terhadap hospitalisasi menimbulkan kendala dalam pelaksanaan perawatan yang akan diberikan sehingga menghambat proses penyembuhan. Hal tersebut menyebabkan waktu perawatan yang lebih lama, bahkan akan mempercepat terjadinya komplikasi-komplikasi selama perawatan (Nursalam, 2005). Walaupun ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan anak telah berkembang pesat, tindakan yang dilakukan pada anak tetap menimbulkan trauma, rasa nyeri, marah, cemas dan takut pada anak. Oleh karena itu, perlu dikembangkan asuhan keperawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak. Atraumatic care adalah bentuk perawatan terapeutik yang diberikan oleh perawat dalam peran dan fungsinya sebagai pemberi asuhan keperawatan anak, melalui tindakan yang dapat meminimalkan stressor yang dialami anak (Supartini, 2004).Menurut World Health Organization (WHO) berdasarkan penelitian Kuschithawati, et al (2007) menyebutkan kurang dari 875.000 anak usia Todler(Usia 1-3 tahun) di seluruh dunia keseluruhan rata-rata usia Todler 1-3 tahun per tahunnya yaitu sebanyak 371.100.000 anak.Berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional di Indonesia tahun 2011 jumlah usia Todler 1-3 tahun tercatat sebanyak 13.898, 951 jiwa dari 234. 292. 695 jiwa (5,93 % ) penduduk Indonesia. Berdasarkan Data Statistik Indonesia terdapat data jumlah Anak usia Todler (Usia 1-3 tahun ), Provinsi Sulawesi Selatan pada Tahun 2011 sebanyak 1.095.025 orang tahun 2012 data Anak usia Todler ( Usia 1-3 tahun) sebanyak 1.052.012 orang dan pada tahun 2013 data Anak usia Todler (1-3 tahun) mengalami peningkatan sebanyak 1.245.764 orang. Rumah Sakit Umum Andi Makkasau Parepare adalah rumah sakit yang ada di kota parepare, letaknya cukup strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat dan merupakan rumah sakit rujukan Kabupaten, seperti kabupaten Enrekang, Sidrap, Pinrang, Serta rujukan dari berbagai Puskesmas dalam wilayah parepare, Rumah Sakit Andi Makkasau Parepare memberikan pelayanan kesehatan berupa rawat jalan dan rawat inap. Salah satu bentuk pelayanan rawat inap yang diberikan, yakni bangsal perawatan anak pada Ruangan Melati, Berdasarkan laporan Rumah Sakit Umum A.Makkasau Parepare Tahun 2012 diketahui bahwa jumlah anak usia 1-3 Tahun yang dirawat di Ruang Melati sebanyak 229 orang. Menurut laporan bulanan Ruangan Melati Rumah Sakit Andi Makkasau diketahui bahwa jumlah Anak Usia Todler yang dirawat pada bulan Februari tahun 2012 sebanyak 23 anak, sedangkan pada bulan Maret sebanyak 32 anak, pada bulan April sebanyak 15 anak dan pada bulan Mei sebanyak 23 anak, pada bulan Juni-Agustus sebanyak 69 anak ,sedangkan September-Desember sebanyak 67 anak (Rumah sakit Umum A.Makkasau Parepare, 2012). Selama waktu perawatan, pada umumnya dilakukan tindakan keperawatan secara invasive terhadap anak usia todler. Tindakan ini menimbulkan nyeri sehingga anak merasa takut dan stres. Bahkan, sebelum perawat melakukan tindakan, anak telah merasa takut dengan kedatangan perawat, karena anak berpikir bahwa perawat adalah orang yang menakutkan dan sering melakukan tindakan yang menyakitkan tubuhnya (Sacharin, 1996). Berdasarkan uraian di atas, maka akan sangat bermanfaat bila dilaksanakan penelitian mengenai Respon anak usia todler terhadap hospitalisasi di Ruangan Melati Rumah Sakit Umum Andi Makkasau Parepare.B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana Respon Anak Usia Todler (1-3 Tahun) Terhadap Hospitalisasi di Ruangan Melati Rumah Sakit Umum Andi Makkasau Parepare?C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumUntuk mengetahui bagaimana respon anak usia todler terhadap Hospitalisasi di ruangan melati Rumah Sakit Andi Makkasau Parepare2. Tujuan khusus Diketahuinya Bagaimana Respon Anak Usia Todler Terhadap Hospitalisasi di Ruangan Melati Rumah Sakit Andi Makkasau ParepareD. Manfaat PenelitianHasil yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu :1. Manfaat Bagi InstitusiDapat digunakan sebagai bahan masukan dan memperluas wawasan mahasiswa Stikes Baramuli pinrang mengenai pengetahuan tentang usia todler ( 1-3 tahun ) dan menambah sumber refrensi di perpustakaan.

2. Manfaat Ilmiah Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasana ilmu pengetahuan dan menjadikan sebagai salah satu bahan bacaan dan kajian bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan respon anak usia toddler ( 1-3 tahun ).3. Manfaat Praktisa. Dapat digunakan sebagai bahan masukan kepada pimpinan rumah sakit Andi Makkasau Parepare, kepala bidan atau tenaga kesehatan dan dapat dijadikan dasar untuk memberikan konsling tentang respon anak usia toddler ( 1- 3 tahun ).b. Dapat mengubah pola pikir masyarakat sehingga mau membawa anaknya untuk diimunisasi.c. Sebagai pengelaman yang sangat berharga dan bermanfaat dalam menambah wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan.