erito poiesis

8
A. Eritopoiesis - Perkembangan sel darah merah di sumsum tulang 1. Proeritroblast Sel sel eritropoiesis yang paling muda dan karenanya, paling besar. Inti bulat yang berwarna ungu tua, struktur kromatin padat dan merata, dengan 3-5 nukleolus yang tampak tidak jelas. Sitoplasma biru dan mitokondria yang berisi lipoid. Sensitivitas terhadap lesi mekanis menyebabkan kecendrungan penjuluran sitoplasma. 2. Normoblas basofilik Diameter sel mengecil dibandingkan dengan proeritroblas. Inti bulat tanpa nucleoli yang dapat dikenali. Kondensasi spesifik dan sebaran kromatin yang sangat kontran (alur terang diantara gumpalan- gumpalan kromatin berwarna ungu) yang disebut sebagai jari-jari roda. Sitoplasma tampak basofilik sedang. 3. Normoblas polikromatin Diameter sel lebih berkurang. Warna sitoplasma ungu kebiru abuan (percampuran warna terjadi melauli prosesi hemoglobinisasi yang progresif = permulaan sifat oksifilik) intinya tampak kompak, yang berbeda dengan normoblas basofilik dan memperlihatkan sebaran yang spesifik. 4. Normoblas ortokromatik (oksifilik) Pada kelompok sel ini, ukuran inti terus berkurang. Bersamaan dengan hal itu terjadi pemadatan kromatin inti (pignosis) hingga mencapai stadium terbentuknya sisa inti yang berwarna hitam homogeny. Sitoplama berwarna merah hinga kuning keabuan dan tepi luasrnya tidak berbatas tegas. Sel pada tahap ini telah mengalami hemoglobinisasi sempurna. - Sel darah merah di darah perifer 1. Retikulosit Khas dengan adanya substansia granulofila mentosa atau retikulofilamentosa = struktur internal yang

Upload: pitaloka-yuniartiningtyas

Post on 28-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Erito Poiesis

A. Eritopoiesis- Perkembangan sel darah merah di sumsum tulang

1. ProeritroblastSel sel eritropoiesis yang paling muda dan karenanya, paling besar. Inti bulat yang berwarna ungu tua, struktur kromatin padat dan merata, dengan 3-5 nukleolus yang tampak tidak jelas. Sitoplasma biru dan mitokondria yang berisi lipoid. Sensitivitas terhadap lesi mekanis menyebabkan kecendrungan penjuluran sitoplasma.

2. Normoblas basofilikDiameter sel mengecil dibandingkan dengan proeritroblas. Inti bulat tanpa nucleoli yang dapat dikenali. Kondensasi spesifik dan sebaran kromatin yang sangat kontran (alur terang diantara gumpalan-gumpalan kromatin berwarna ungu) yang disebut sebagai jari-jari roda. Sitoplasma tampak basofilik sedang.

3. Normoblas polikromatinDiameter sel lebih berkurang. Warna sitoplasma ungu kebiru abuan (percampuran warna terjadi melauli prosesi hemoglobinisasi yang progresif = permulaan sifat oksifilik) intinya tampak kompak, yang berbeda dengan normoblas basofilik dan memperlihatkan sebaran yang spesifik.

4. Normoblas ortokromatik (oksifilik)Pada kelompok sel ini, ukuran inti terus berkurang. Bersamaan dengan hal itu terjadi pemadatan kromatin inti (pignosis) hingga mencapai stadium terbentuknya sisa inti yang berwarna hitam homogeny. Sitoplama berwarna merah hinga kuning keabuan dan tepi luasrnya tidak berbatas tegas. Sel pada tahap ini telah mengalami hemoglobinisasi sempurna.

- Sel darah merah di darah perifer1. Retikulosit

Khas dengan adanya substansia granulofila mentosa atau retikulofilamentosa = struktur internal yang berbentuk jala atau benang atau seperti granul, yang hanya tampak setelah pewarnaan vital dengan brilliant cresyl blue. Interpretasi warna : eritrosit berwarna biru hijau muda, dan substansia retikulofilamentosa biru kehitaman.

2. PolikromasiaEritrosit polikromatin sering kali lebih besar dari pada normosit, membrannya terlipat kedalam.

3. Basophilic stipplingBerupa titik-titik halus berwarna hitam.

- Produk akhir eritropoiesis4. Eritrosit (normosit)

Berbentuk cakram berwarna merah kekuningan dengan ukuran yang hamper sama besar tanpa struktur internal (d = 7-8 um). Bagian terang ditengah disebabkan bentuk vcakram bikonkaf.

B. Granulopoiesis - Granulopoiesis Neutrofil1. Mieloblas

Page 2: Erito Poiesis

Bentuk sel tidak sempurna. Inti bulat sampai melekuk ke dalam, kromatin berupa jala-jala halus dan transparan. Nucleolus 1-5 biasanya dapat dikenali dengan baik, biru terang atau pucat.

2. Promielosit - Bentuk sel bulat oval.- Inti bulat, oval, kadang pada satu sisi menjadi datar atau melekuk kedalam,

kromatin cukup pada yang tampak berupa anyaman halus. - Nucleolus 2-3 sering hanya dapat dikenali secara samar. - Sitoplasma basofilik setengah terang, bagian yang terang didekat lekukan inti

(sentrosfer), granulasi azulofilik yang jelas.3. Myelosit Neutrofil- Bentuk sel lebih bulat dari pada oval - Inti oval memanjang, kromatin cukup padat dan tidak homogen. - Nucleolus 1-2 biasanya tidak dapat terlihat.- Sitoplasmanya abu-abu lembut dengan granula halus berwarna ungu. Sentrosfer

terang kecil.----- Akhir Pembelahan Pematangan Perkembangan Sel Lebih Lanjut melalui Pematangan Inti :

1. Metamielosit Neutrofil- Bentuk sel sebagian besar bulat. - Intinya berbentuk seperti kacang, kromatin padat, bergumbal-gumbal kasar

dengan gumpalan yang kasar.- Nukleolusnya tidak ada.- Sitoplasmanya seperti mielosit, namun tidak memiliki sentrosfer.

---- Stadium Migrasi Fisiologis Sel ke Darah Perifer

1. Granulosit Neutrofil Berinti Batang- Bentuk inti menjadi lebih langsing dan menjadi seperti huruf C atau S tanpa tali

penghubung.- Gumpalan-gumpalan kromatin bertambah kasar.- Sitoplasma seperti sitoplasma metamielosit.

2. Granulosit Neutrofil Berinti Segmen- Inti sel mengamai segmentasi dengan penghubung yang berbentuk benang antar

segmen.- Mendekati batas inti berbentuk segmen.- Kebanyakan terdapat tiga hingga empat segmen.- Kromatin inti dan sitoplasma seperti granulosit berinti batang.

---- Perkembangan Granulosit Eosinofil 1. Promielosit Eosinofilik

- Terdapat tambahan granula eosinofil dalam sitoplasma, yang menyelubungi granulasi azurofilik, bergantung pada jumlahnya.

Page 3: Erito Poiesis

- Granula eosinofil terlihat sebagai bola kecil berwarna abu-abu hitam, coklat hijau, coklat karat atau merah bata, yang kadang-kadang juga menutupi inti sel. Granula abu hitam kurang matang dibandingkan dengan granula yang berwarna kemerahan sehingga hanya dijumpai pada tahap precursor leukosit eosinofilik.

2. Myelosit Eosinofilik- Sering ditemukan inti dan hubungan sitoplasma inti serupa seperti pada myelosit

neutrofil.- Sitoplasma terisi dengan granula eosinofil, yang terutama berwarna kemerahan

atau coklat merah. Bagian sitoplasma yang tidak tertutupi granula terlihat sedikit basofilik.

3. Metamyelosit Eosinofil- Karena proses pematangan inti yang berlangsung cepat, kedua kelompok sel ini

jarang dijumpai. Kedua kelompok sel ini mempunyai bentuk yang serupa dengan seri neutrofil, tetapi dilengkapi dengan granula eosinofil yang matang.

4. Leukosit Eosinofil Berinti Segmen- Bentuk sel yang paling matang pada granulopoiesis eosinofil mampu bermigrasi

kedalam darah perifer. Inti tampak mencolok dengan dua segmen (bentuk ‘kacamata’) dan jembatan antara segmen-segmen yang berupa benang-benang halus. Kromatin tampak seperti gumpalan kasar. Sitoplasma kebanyakan berisi penuh dengan granula eosinofil matang yang diameternya berbeda-beda. Warna dasar sitoplasma basofilik muda, yang hanya dapat dilihat pada daerah yang terbebas dari granula.---- Perkembangan Granulosit Basofil

1. Myelosit Basofil- Granulosit basofil biasanya baru dapat dikenali dari tahap mielosit. Inti sel

berbentuk bulat, dan di sitoplasma terdapat granula basofil kasar yang khas.2. Granulosit Basofil

- Bentuk sel bulat- Inti berbentuk menyerupai daun semanggi atau sedikit tersegmentasi.- Nukleolusnya tidak ada.- Sitoplasma warna dasarnya merah muda. Granula ungu kehitaman yang tersebar,

terutapa berlokasi pada tepi sel dan diantara celah-celah segmen, disampingnya terdapat juga vakuola.

3. Sel Mast Jaringan- Berasal dari sel precursor di sumsum tulang yang sudah mengalir kedalam darah

dalam keadaan yang belum matang. - Jenis sel ini jarang ditemukan pada sediaan apus sumsum tulang normal.

C. Perkembangan Monosit dan Makrofag1. Monoblas- Inti mengalami penakikan2. Promonosit- Berbentuk sel besar dengan ciri-ciri promielositik tertentu, yang hanya dijumpai di

sumsum tulang.- Inti bulat dengan lekukan ke dalam pada satu sisi namun terkadang teratur.

Page 4: Erito Poiesis

- Kromatin longgar dan mulai tampak sebagai benang-benang kasar.- Nucleolus jarang dapat terlihat.- Sitoplasma tampak basofilik muda dan luas dengan sentrosfer kecil, yang jarang

mengalami granulasi azurofilik.3. Monosit- Sel tersebsar didalam darah perifer- Inti sel besar dan berlobus beraneka bentuk dan juga sering berbentuk sosis dan

kacang.- Kromatin longgar, tampak berupa benang-benang kasar dengan pemadatan

ditempat tertentu namun transparan secara keseluruhan. - Sitoplasma biru abu-abu seperti warna batu dengan granula halus berbentuk

seperti debu.

4. Makrofag- Morfologinya sangat bergantung dari material yang disimpannya.- Beberapa contoh badan inklusi sering dijumpai (debris sel dan sisa inti, pigmen,

produk degradasi dari metabolisme yang normal misalnya penyimpanan lemak.D. Trombopoiesis

--- Perkembangan trombosit di SST1. Megakarioblas- Badan sel biasanya lebih besar dari pada badan sel proeritroblas - Kepadatan kromatin inti berbeda-beda.- Nucleolus sebagian besar tertutup, namun terdapat dalam jumlah besar pada

penyatuan inti yang mencolok terdapat sel yang berinti 2 hingga 4.- Sitoplasma tampak basofilik kuat, terbebas dari granulasi, dan dibagian tepi

kadang-kadang sedikit terjuntai.- Sering terdapat trombosit yang melekat.

2. Promegakariosit - Inti sel sangat besar dan sedikit berlobus selain bentuk dengan kecendrungan

segmentasi atau berlobus yang dapat dikenali dengan jelas.- Kromatin inti teranyam rapat, nucleus terselubungi.- Sitoplasma tampak basofilik pada beberapa daerah azurofilik, tempat aktifitas

trombopoiesis.

3. Megakariosit- Terdapat serangkaian gumpalan atau haustra inti yang khas terbentuk dan

sitoplasma ditutupi bintik-bintik halus sebagai akhir dari pembentukan trombosit yang aktif.

- Terdapat inti tunggal atau ganda yang berbentuk bulat-oval dan kecil, disebut sebagai mikromegakariosit.

Stadium Pelepasan Trombosit4. Megakariosit Matang

Page 5: Erito Poiesis

- Struktur masih berhubungan dan menunjukkan penjuluran yang tidak beraturan dan bertambahnya peluruhan disebut makropartikel.

- Mikropartikel dengan granulasi azurofilik halus yang berupa trombosit matang.- Sisa inti terdapat sitoplasma, tetap ada sampai dihancurkan oleh makrifag di SST.

5. Trombosit- Bentuk elemen terkecil dalam sediaan apus darah (sekitar 1/5 hingga ¼ besar

eritrosit) yang terdiri atas sitoplama basofilik pucat dan granulomer.- Morfologi limfosit- Pembedaan limfosit pada sel T, Sel B atau sel NK tidak dapat dilakukan berdasarkan

morfologinya. Pembedaan antara limfosit kecil dan besar dengan atau tanpa granulasi azurofilik dapat dilakukan secara deskriptif. Variasi-variasi morfologis tersebut pada pembedaan sediaan apus darah dan sumsum tulang secara praktis tidak dapat ditampilkan secara terpisah. Temuan-temuan yang mencolok dicatat sebagai keterangan.

- Limfosit dapat teraktifkan kembali setelah berkontak dengan antigen. Pada kasus ini, sel ini mengalami suatu transformasi dan dapat bergenerasi dengan memasuki siklus pembelahan. Dalam hal ini, sel-sel tersebut berbeda dari, misalnya granulosit. Melalui transformasi limfosit pada sel-sel yang aktif membelah, terjadi perubahan bentuk. Kita menyebut sel-sel tersebut dengan istilah ‘bentuk reaksi reaksi limfatik’, yaitu limfosit ‘teraktivasi’ atau ‘reaktif’. Transformasi menjadi bentuk reaksi limfatik merupakan suatu proses fisiologis pada keadaan infeksi dan tidak boleh disalah-tafsirkan sebagai suatu transformasi keganansan.

- Jadi, karena alasa praktis, istilah ‘bentuk reaksilimfatik’ harus diperjelas secara tegas dari apa yang disebut sebagai ‘limfosit atipik’. Pada diferensiasi, konsep yang disebut terakhir (‘limfosit atipik’) menandakan bahwa pada keadaan ini, terdapat sel-sel limfatik yang tidak normal tetapi tidak pula termasuk dalam elemen blas, yang mengisyaratkan kecrigaan akan penyakit pada sistem limfatik. Pembedaan morfologis bentuk reaksi limfatik dan limfosit atipik tidak bersifat banal bahan dan bila perlu dengan pemeriksaan penunjang imunologis.

- Limfosit kecil. Sel ini berbentuk agak bulat, dan sedikit lebih besar daripada eritrosit normal. Sel inimemiliki rasio yang tinggi pada besar inti terhadap besar sitoplasma dengan sitoplasma yang sering kali sangat sempit dan kurang jelas. Sitoplasmanya jernih dan tampak sedikit basofilik. Intinya beerbentuk agak bulat, terkadang agak melekuk ke dalam dengan gumpalan kromatin yang kasar da terkadang, nukleoli yang dapat dilihat.

- Limfosit besar. Ukuran sel mencapai hingga dua kali diameter eritrosit. Sel-sel ini memiliki sitoplasma yang sedikit basofilik, jernih, dan besar. Pada sebagaian area selm biasanya terdapat sedikit granula azurofilik yang kasar dan kemerahan. Inti sel berbentuk agak bulat, tetapi sebagian juga melekuk ke dalam. Struktur kromatinnya kasar, bergumpal dengan karakteristik yang serupa seperti pada limfosit kecil...

Page 6: Erito Poiesis