ergo nomi

27
ERGONOMI Ergonomik berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Ergon dan Nomos. Ergon memiliki arti kerja dan Nomos memiliki arti hukum; jadi pengertian Ergonomik itu sendiri secara garis besar adalah “Studi tentang manusia untuk menciptakan system kerja yang lebih sehat, aman dan nyaman” (Arif, 2009). Konsep ergonomi serta keselamatan kesehatan kerja merupakan konsep penting untuk diterapkan dalam suatu industri, khususnya dalam perancangan stasiun kerjanya. Kecenderungan yang ada saat ini adalah, pada industri skala kecil menengah. Konsep tersebut kurang begitu diperhatikan, sehingga dapat menimbulkan resiko kerja baik dari segi bahaya kondisi lingkungan fisik, sikap dan cara kerja (Laksmiwaty, 2009). Tujuan penerapan ergonomi adalah untuk peningkatan kualitas kehidupan yang lebih baik. Dengan penerapan ergonomi ini, maka akan tercipta lingkungan kerja aman, sehat dan nyaman sehingga kerja menjadi lebih produktif dan efisien serta adanya jaminan kualitas kerja (Tim Ergoinstitute, 2008). Read more: http://juliusthh07.blogspot.com/2010/06/ergonomi-dan- kesehatan.html#ixzz2gCCWb3Pz TIM DAN SISTEM KERJA Seiring dengan makin kompleksnya pelayanan kedokteran gigi, profesi di bidang ini turut ikut berkembang. Bila dahulu cukup hanya

Upload: vella-niita-dvourty

Post on 16-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ergonomi

TRANSCRIPT

ERGONOMIErgonomik berasal dari Bahasa Yunani, yaituErgondanNomos.Ergonmemiliki arti kerja danNomosmemiliki arti hukum; jadi pengertian Ergonomik itu sendiri secara garis besar adalah Studi tentang manusia untuk menciptakan system kerja yang lebih sehat, aman dan nyaman (Arif, 2009).Konsep ergonomi serta keselamatan kesehatan kerja merupakan konsep penting untuk diterapkan dalam suatu industri, khususnya dalam perancangan stasiun kerjanya. Kecenderungan yang ada saat ini adalah, pada industri skala kecil menengah. Konsep tersebut kurang begitu diperhatikan, sehingga dapat menimbulkan resiko kerja baik dari segi bahaya kondisi lingkungan fisik, sikap dan cara kerja (Laksmiwaty, 2009). Tujuan penerapan ergonomi adalah untuk peningkatan kualitas kehidupan yang lebih baik. Dengan penerapan ergonomi ini, maka akan tercipta lingkungan kerja aman, sehat dan nyaman sehingga kerja menjadi lebih produktif dan efisien serta adanya jaminan kualitas kerja (Tim Ergoinstitute, 2008).

Read more:http://juliusthh07.blogspot.com/2010/06/ergonomi-dan-kesehatan.html#ixzz2gCCWb3Pz

TIM DAN SISTEM KERJASeiring dengan makin kompleksnya pelayanan kedokteran gigi, profesi di bidang ini turut ikut berkembang. Bila dahulu cukup hanya dokter gigi saja yang memberikan pelayanan, kini di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, pelayanan diberikan oleh sebuah tim yang terdiri dariDentist, Dental Hygienist, Dental Assistant, danDental Technician.Dentistadalah dokter gigi yang memberikan pelayanan kedokteran gigi.Dental Hygienistbertugas mengisi Rekam Medis, serta melakukan tindakanPreventive Dentistryseperti membersihkan karang gigi secara mandiri.Dental Assistantbertugas sebagai asisten yang membantu dokter gigi mengambil alat, menyiapkan bahan, mengontrol saliva, membersihkan mulut, sertamengatur cahaya lampu selama suatu prosedur perawatan sedang dilakukan.Dental Technicianberkerja di Laboratorium, membuat protesa dan alat bantu yang akan dipasang di mulut pasien.Di Indonesia kondisinya sedikit berbeda, hanya dikenal 2 profesi kesehatan gigi diluar dokter gigi yaitu Perawat Gigi dan Tekniker Gigi. Perawat Gigi bertugas sepertiDental AssistantdanDental Hygienist, sedangkan Tekniker Gigi bertugas sama sepertiDental Technician. Pada saat suatu pelayanan kedokteran gigi dilakukan hanya akan ada 2 orang yang berada disekitar pasien yaitu Dokter Gigi dan Perawat Gigi. Tugas kedua orang ini berbeda namun saling mendukung, ini kemudian melahirkan istilahFour Handed Dentistry. KonsepFour Handed Dentistrytelah diadopsi oleh para produser pembuatan dental unit, sehingga saat ini seluruh dental unit yang dibuat selalu dilengkapi dengan sisiDental Asistantdisebelah kiri pasien. Oleh karena itulah konsepFour Handed Dentistrymenjadi dasar dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi.

JALUR KERJA DAN PERGERAKANDalam konsepFour Handed Dentistrydikenal konsep pembagian zona kerja disekitarDental Unityang disebutClock Concept. Bila kepala pasien dijadikan pusat dan jam 12 terletak tepat di belakang kepala pasien, maka arah jam 11 sampai jam 2 disebutStatic Zone, arah jam 2 sampai jam 4 disebutAssistens Zone, arah jam 4 sampai jam 8 disebutTransfer Zone, kemudian dari arah jam 8 sampai jam 11 disebutOperators Zonesebagai tempat pergerakan Dokter GigiClock Concep(Nusanti, 2000).Static Zoneadalah daerah tanpa pergerakan Dokter Gigi Maupun Perawat Gigi serta tidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk menempatkan Meja Instrumen Bergerak (Mobile Cabinet) yang berisi Instrumen Tangan serta peralatan yang dapat membuat takut pasien.Assistants Zoneadalah zona tempat pergerakan Perawat Gigi, pada Dental Unit di sisi ini dilengkapi dengan Semprotan Air/Angin dan Penghisap Ludah, sertaLight Cure UnitpadaDental Unityang lengkap.

Transfer Zoneadalah daerah tempat alat dan bahan dipertukarkan antara tangan dokter gigi dan tangan Perawat Gigi. SedangkanOperators Zonesebagai tempat pergerakan Dokter GigiSelain pergerakan yang terjadi di seputarDental Unit, pergerakan lain yang perlu diperhatikan ketika membuat desain tata letak alat adalah pergerakan Dokter Gigi, Pasien, dan Perawat Gigi di dalam ruangan maupun antar ruangan. Jarak antar peralatan serta dengan dinding bangunan perlu diperhitungkan untuk memberi ruang bagi pergerakan Dokter Gigi, Perawat Gigi, dan Pasien ketika masuk atau keluar Ruang Perawatan, mengambil sesuatu dariDental Cabinet, serta pergerakan untuk keperluan sterilisasi. Pergerakan dalam Ruang Pemeriksaan (Kilpatrick, 1974).

TATA LETAK PENEMPATAN ALATPrinsip utama dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi adalah prinsip ergonomis, yaitu menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baikletak hanyalah salah satu faktor dalam ergonomis, banyak faktor lain yang merupakan unsur ergonomis seperti desain warna, pencahaaan, suhu, kebisingan, dan kualitas udara ruangan, serta desain peralatan yang digunakan. Ruang Periksa adalah ruang utama dalam praktek dokter gigi, tata letak peralatan dalam ruangan ini berorientasi memberi kemudahan dan kenyamanan bagi Dokter Gigi, Perawat Gigi, berserta Pasiennya ketika proses perawatan dilakukan. Ukuran minimal RuangPerawatan untuk satu Dental Unit adalah 2,5 X 3,5 Meter, dalam ruangan ini dapat dimasukan satu buahDental Unit,Mobile Cabinet, serta dua buahDental Stool. Unsur penunjang lain dapat turut dimasukan seperti audio-video atau televisi untuk hiburan pasien yang sedang dirawat.

Perhatian pertama dalam mendesain penempatan peralatan adalah terhadapDental Unit. Alat ini bukan kursi statis tetapi dapat direbahkan dan dinaik-turunkan. Pada saat posisi rebah panjangDental Unitadalah sekitar 1,8-2 Meter. Di belakangDental Unitdiperlukan ruang sebesar 1 Meter untukOperators ZonedanStatic Zone, oleh karena itu jarak ideal antara ujung bawahDental Unitdengan dinding belakang atauDental Cabinetyang diletakkan di belakang adalah 3 Meter; sementara jarak antara ujung bawahDental Unitdengan dinding depan minimal 0,5 Meter.Dental Unitumumnya memiliki lebar 0,9 Meter, bilaTraydalam kondisi terbuka keluar maka lebar keseluruhan umumnya 1,5 Cm. Jarak dari tiap sisi minimal 0,8 Meter untuk pergerakan diOperators ZonedanAsistants Zone.Mobile Cabinetsebagai tempat menyimpan bahan dan alat yang akan digunakan pada saat perawatan diletakan diStatic Zone. Zona ini tidak akan terlihat oleh pasien dan terletak dianataraOperators ZonedanAssistant Zonesehingga baik Dokter Gigi maupun Perawat Gigi akan dengan mudah mengambil bahan maupun alat yang diperlukan dalam perawatan. BilaMobile Cabinetlebih dari satu, maka Mobile Cabinet kedua diletakan diOperators Zone.Alat besar terakhir yang berada di Ruang Perawatan adalahDental Cabinetsebagai tempat penyimpanan utama bahan maupun alat kedokteran gigi. Umumnya berbentuk bufet setengah badan sepertiKitchen Cabinetdengan ketebalan 0,6-0,8 Meter. Bila hanya satu sisi, lemari ini ditempatkan diStatic Zone, sedangkan bila berbentuk L, ditempatkan diStatic ZonedanAssistants Zone. KeberadaanDental Cabinetakan menambah luas ruangan yang diperlukan untuk menempatkannya.

ERGONOMICAL AGENTErgonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari menusia terhadap pekerjaannya, yang manfaat dari padanya diukur dengan efisiensi dan kesejahteraan kerja. Ergonomi merupakan pertemuan dari berbagai lapangan ilmu seperti antropologi, biometrika, faal kerja, higeine perusahaan dan kesehatan kerja, perencanaan kerja, riset terpakai, dancybernetika. Namun kekhususan utamanya adalah perencanaan dari cara bekerja yang lebih baik meliputi tata kerja dan peralatannya. Ergonomi dapat mengurangi beban kerja. Dengan evaluasi fisiologis, psikologis atau cara tak langsung, beban kerja dapat diukur dan dinjurkan modifikasi yang sesuai antara kapasitas kerja dengan beban kerja dan beban tambahan. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin kesehatan kerja dan meningkatkan produktivitas.1. Disain tempat kerja: gambaran dasar untuk kenyamanan, produktifitas dan keamanan. a. Rancangan dan arus lalulintas. b. Pencahayaan. c. Temperatur, kelembaban dan ventilasi d. Mobilisasi (aktifitas kerja). e. Fasilitas sanitasi dan drainase (tempat pembuangan limbah cair dan padat).Proses dan disain perlengkapan untuk fungsi dan keamanan. Disain tempat dan alat kerja akan mempengaruhi kenyamanan, keamanan dan produktifitas dalam bekerja. Misalnya:Posisi duduk pada saat membuat klamer, menekuk kawat, menggerinda, melakukan sand blasting, melakukan pemolesan, dan lain-lain.Gambar 1. A. Posisi pada saat melakukan sand blasting B. Posisi pada saat melakukan pemolesan denturePosisi saat melakukan pengepresan, saat mengangkat handpress dan kuvet, saat mengangkat panci, dan lain-lain.

Gambar 2. Posisi pada saat melakukan pengepresan

3. Fungsi dan tugas: fungsi dan tugas orang dengan pekerjaan yang pantas. Misalnya: Karyawan dibagian pengecoran logam, pengepressan harus punya spesifikasi tertentu misalnya berat dan tinggi badan ideal, dan lain-lain.

Kondisi berikut menunjukkan beberapa tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomik:1.Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan2.Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan3.Pekerja sering melakukan kesalahan (human error)4.Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang5.Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja6.Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang7.Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok8.Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup9.Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan10.Komitmen kerja yang rendah11.Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan

KELELAHAN / FATIQUESetelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan,dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :1.Kelelahan fisik:Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.2.Kelelahan yang patologis:Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.3.Psikologis dan emotional fatique:Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis mekanisme melarikan diri dari kenyataan pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.

UPAYA MENGURANGI KELELAHANUpaya kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan, meskipun seseorang mempunyai batas ketahanan, akan tetapi beberapa hal dibawah ini akan mengurangi kelelahan yang tidak seharusnya terjadi :1.Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia.2.Pencahayaan dan ventilasi harus memadai dan tidak ada gangguan bising3.Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat makan siang.4.Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.5.Tempo kegiatan tidak harus terus menerus6.Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau memungkinkan.7.Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam peningkatan semangat kerja.8.Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.9.Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja10.Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya; Pekerja remaja, Wanita hamil dan menyusui, Pekerja yang telah berumur, Pekerja shift, dan Migrant.

MUSCULOSKELETALKondisi pekerjaan utama dari dokter gigi telah dijelaskan dalam literatur pada dekade ke-6. Di antara mereka, gangguan muskuloskeletal memiliki insiden tertinggi pada kelompok kerja.(Gambar 1)

Gambar 1.Insiden kondisi kerja utama di dokter gigi (setelah Murphy)11.

Kondisi ini dijelaskan dalam literatur di bawah beberapa nama yang merujuk baik untuk definisi mereka seperti itu, atau untuk karakter kumulatif mereka atau untuk menentukan penyebab sebagai berikut:1. Kerja terkait gangguan muskuloskeletal (WR-MSD);2. Karena tugas yang berulang (RSI) Kondisi;3. Trauma dengan efek kumulatif (CTD).Nama di mana mereka digambarkan tidak penting, karena mereka semua mengacu pada semua gangguan tentang tulang, otot, sendi dan saraf - untuk kondisi yang mempengaruhi misalnya tulang punggung, sindrom carpal tunnel, dll Tendinitis

Faktor yang mendukung dari MSD :1. Gerakan berulang-ulang: mereka merujuk pada gerakan yang sama atau suksesi gerakan yang dibuat secara berkala atau terus-menerus untuk jangka waktu yang panjang. Mereka dikaitkan dengan tingkat presisi yang tinggi, dan dilakukan pada wilayah yang sangat terbatas.2. Posisi tidak nyaman (operator dan posisi yang tidak benar pasien): posisi postural persyaratan otot minimal untuk semua tingkat (posisi netral), baik dalam posisi berdiri atau bekerja dalam satu duduk. Postur yang berbeda dari yang satu ini menyiratkan suatu strain otot meningkat hingga tingkat tertentu.3. Waktu yang lama kegiatan yang lebih dari gerakan berulang atau postur tidak nyaman dipertahankan.4. Kurangnya istirahat dalam aktivitas atau istirahat tidak teratur (kurangnya relaksasi otot).5. Gerakan kuat yang terkait dengan tangan menggenggam instrumen.6. Getaran - mereka dapat mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh, misalnya tangan, ketika menggunakan peralatan mekanik yang menghasilkan getaran lokal. Getaran dapat juga diberikan pada para pekerja seluruh tubuh, misalnya dengan peralatan pneumatik pengeboran.7. Lingkungan sekitarnya tidak nyaman - misalnya peningkatan suhu dan kelembaban, kebisingan yang berlebihan, petir tidak benar.8. Karena organisasi yang salah dari kegiatan ini (misalnya tekanan waktu, jawaban atas kecemasan pasien dll) stres.

TOLAK UKUR DALAM MENGURANGI GANGGUAN KERJA

Gambar 2.Standar dimensi ergonomis tubuh dokter gigi dalam kaitannya dengan tubuh pasien.

Gerakan dokter gigi dalam kantor gigi dan gerakan-gerakan khusus dia / dia bisa membuat selama prosedur gigi (akses ke instrumen, penyesuaian sumber cahaya, perubahan posisi kerja, dll) yang diperhitungkan dari sudut pandang ergonomis . Posisi pasien dan organisasi dari instrumen dan peralatan yang didirikan dalam rangka untuk mempertahankan posisi kerja yang benar.Postur kerja yang benar adalah titik awal dari semua penentuan ergonomis lainnya. Oleh karena itu, kursi gigi masa depan akan harus menyediakan kenyamanan dokter kebutuhan selama kegiatan itu. Pengukuran utama yang diperlukan untuk melaksanakan untuk setiap komponen dari kursi adalah: permukaan pesawat, punggung dan kaki kursi. Kami juga dapat membangun ruang maksimum dokter gigi akses di kursi gigi (Total lengan menyebar diperlukan untuk menyesuaikan instrumen kerja / sumber cahaya).Penelitian ergonomis mendirikan posisi yang benar tubuh dokter gigi harus memiliki saat bekerja: kursi harus disesuaikan sedemikian rupa kaki harus bersandar pada lantai (sudut yang dibentuk antara paha dan bagian bawah kaki harus minimum 90o), kolom tulang belakang harus lurus seperti itu mungkin, lordosis fisiologis dari kolom tulang belakang lumbal harus dijaga dan bahu harus membentuk garis, tegak lurus lurus di lantai bersama dengan pinggul. Siku harus di samping tubuh, membungkuk untuk 90o. (Gambar 2)

PERATURAN DAN STANDAR PERALATAN OPERASI GIGI Identifikasi banyak pekerjaan yang berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal (kebanyakan terkait dengan postur kerja dan antarmuka manusia-peralatan) menyebabkan pembentukan ISO 6385 dan ISO 11226. Mereka menetapkan kriteria pada orientasi dalam merancang peralatan yang digunakan dalam praktek gigi. Hal ini juga berisi beberapa "Prinsip Panduan Umum", mewakili pilihan aspek relevan.

Standar ISO 6385 "Prinsip Ergonomi Peralatan Merancang" berisi petunjuk penting berikut:1. Merancang ruang kerja dan peralatan;2. Merancang dalam hubungannya dengan kekuatan, postur otot dan gerakan tubuh;3. Merancang lingkungan kerja.Standar ISO 11226 "Ergonomi - penilaian postur statis bekerja" memiliki orientasi sebagai berikut:1. Untuk mempertahankan postur santai;2. Untuk alternatif postur kerja (kerja yang dinamis);3. Untuk praktek olahraga dan latihan untuk memperkuat otot korset.HIPERSENSITIVITAS GIGIHipersentivitas gigi, sensitivitas dentin atau hipersensitivitas sering digunakan untuk mendeskripsikan kondisi klinis dari respon berlebihan dari stimulus exogen. Stimulus exogen termasuk thermal, taktil, atau perubahan osmotik. Yang mana stimulus ekstrim dapat membuat semua gigi sakit. Kata hipersensitivitas berarti respon sakit pada stimulus tidak normal yang berhubungan dengan nyeri (Garg,2010). Nyeri sering di deskripsikan sebagai sensori tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang sebenarnya atau berpotensi terjadi kerusakan jaringan (Garg,2010)Hipersensitivitas dentin terjadi karena terbukanya dentin yang pada umumnya disebabkan karena resesi gingiva akibat kesalahan menyikat gigi sehingga terjadi abrasi danerosi. Pada umumnya terjadi di bagian servikal gigi dengan gejala sakit atau ngilu apabila terjadi kontak dengan rangsangan dari luar seperti panas dingin, dehidrasi (hembusan udara), asam, maupun alat alat kedokteran gigi misalnya sonde, pinset, dan lain-lain. Bagi penderitarasa ngilu itu merupakan suatu gangguan, dimana secara tidak langsung akan menimbulkanmasalah lain seperti terganggunya pembersihan gigi dan mulut, sehingga kebersihan mulut kurang sempurna yang akhirnya akan menyebabkan kelainan periodontal. Untuk mencegahterjadinya kelainan lebih lanjut maka hipersensitivitas dentin perlu dirawat.(Prijantijo, 1996).Reaksi hipersensitifitas pada gigi sering dikaitkan dengan teori hidrodinamik. Teori hidrodinamik pada sensitifitas dentin adalah proses penerusan perpindahan cairan dentin ke tubulus dentin, yang mana merupakan perpindahan ke salah satu arah yaitu ke arah luar (permukaan) atau ke arah dalam (pulpa) dan menstimulasi nervus sensoris pada dentin atau pulpa. Gerakan cairan sangat cepat dan terjadi sebagai respon terhadap perubahan temperatur, tekanan, atau mekanik yang menghasilkan deformasi mekanis pada odontoblas dan saraf di dekatnya (Ingle, 2002) . Teori hidrodinamik menjelaskan reaksi rasa sakit pulpa terhadap panas, dingin, pemotongan dentin, danprobingdentin. Panas mengembangkan cairan dentin, sedang dingin mengerutkan cairan dentin, memotong tubuli dentin memungkinkan cairan dentin keluar, dan melakukan probing pada permukaan dentin yang dipotong atau terbuka dapat merusak bentuk tubuli dan menyebabkan gerakan cairan. Semua rangsangan ini mengakibatkan gerakan cairan dentin dan menggiatkan ujung saraf.(Grossman, 1988).Pada dasarnya dentin bersifat sensitif karena secarastruktural mengandung serabut saraf yang berjalan dalam tubulus dari arah pulpa. Namun kesensitifan ini tidak menimbulkan masalah karena adanya jaringan lain yang melindungi dentin yaitu tubulus, enamel, dan ginggiva. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan bahwatubulus dentin pada pesien dengan dentin hypersensitivity ditemukan lebih banyak danberkembang dibandingkan dengan orang normal.Hasil ini selaras dengan hipotesis bahwa rasa nyeri dimediasi oleh mekanisme hidrodinamik. (Orchardson and Gillam, 2006).Erosi gigi dapat meningkatkan sensitivitas dari dentin sehingga gigi lebih sensitif saat terpapar rangsangan, terutama rangsangan suhu. Keadaan ini sering disebut hipersensitivitas dentin yang semakin hari semakin sering dijumpai. Hipersensitivitas dentin ini dapat diketahui dari intensitas nyeri yang dihasilkan. Semakin berat hipersensitivitas dentin yang terjadi, semakin berat pula intensitas nyeri yang dihasilkan.(Mitchell, 2004).Gigi sensitif diakibatkan oleh terbukanya lapisan dentin. Ketika lapisan dentin terbuka, rangsang termal akan mudah terdeteksi, sehingga akan membuat gigi terasa linu ketika makan/ minum dengan suhu yang dingin. Beberapa perawatan gigi ada juga yang mengakhibatkan gigi sensitif. Di antaranya pemutihan gigi, pembersihan karang gigi / skeling, perawatan kawat gigi, dan penambalan gigi (Ardyan, 2010). Penambalan gigi harus dilakukan dengan prosedur yang tepat, selain itu menjaga kebersihan mulut tetaplah penting. Gigi yang telah ditambal dan tidak dijaga kebersihannya memungkinkan terjadinya karies sekunder. Karies sekunder ini merupakan karies kompleks yang terbentuk setelah karies primer. Karies sekunder akan berakhibat terbukanya lapisan dentin lebih dalam menuju pulpa, sehingga rangsang termal akan lebih mudah masuk ke ujung saraf di pulpa, akhibatnya sensitifitas gigi akan meningkat. ( David, 2008 ).

PatofisiologiTerdapat tiga teori mengenai terjadinyakariesyaitu teori asidogenik (teori kemoparasiter Miller), teori proteolitik, dan teori proteolisis kelasi.1. Teori AsidogarikMiller(1882) menyatakan bahwa kerusakan gigi adalah proses kemoparasiter yang terdiri atas dua tahap, yaitu dekalsifikasi email sehingga terjadi kerusakan total email dan dekalsifikasi dentin pada tahap awal diikuti oleh pelarutan residunya yang telah melunak. Asam yang dihasilkan oleh bakteri asidogenik dalam proses fermentasi karbohidrat dapat mendekalsifikasi dentin, menurut teori ini, karbohidrat, mikroorganisme, asam, dan plak gigi berperan dalam proses pembentukankaries.2. Teori ProteolitikGottlieb(1944) mempostulasikan bahwakariesmerupakan suatu proses proteolisis bahan organik dalam jaringan keras gigi oleh produk bakteri. Dalam teori ini dikatakan mikroorganisme menginvasi jalan organik seperti lamela email dan sarung batang email (enamel rod sheath), serta merusak bagian-bagian organik ini. Proteolisis juga disertai pembentukan asam.Pigmentasikuning merupakan cirikariesyang disebabkan produksi pigmen oleh bakteri proteolitik. Teori proteolitik ini menjelaskan terjadinyakariesdentin dengan email yang masih baik.ManleydanHardwick(1951) menggabungkan teori proteolitik dan teori asidogenik. Menurut mereka teori-teori tersebut dapat berjalan sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Teori ini menyatakan bahwa bakteri dapat membentuk asam dari substrat karbohidrat, dan bakteri tertentu dapat merusak protein jika tidak ada karbohidrat, karena itu terdapat dua tipe lesikaries. Pada tipe I, bakteri menginvasi lamela email, menyerang email dan dentin sebelum tampak adanya gejala kliniskaries. Pada tipe II, tidak ada lamela email, hanya terdapat perubahan pada email sebelum terjadi invasi mikroorganisme. Perubahan email ini terjadi akibat dekalsifikasi email oleh asam yang dibentuk oleh bakteri dalam plak gigi di atas email. Lesi awal ini disebut jugachalkyenamel.3. Teori Proteolisis KelasiTeori ini diformulasikan olehSchatz(1955). Kelasi adalah suatu pembentukan kompleks logam melalui ikatan kovalen koordinat yang menghasilkan suatu kelat. Teori ini menyatakan bahwa serangan bakteri pada email dimulai oleh mikroorganisme yang keratinolitik dan terdiri atas perusakan protein serta komponen organik email lainnya, terutama keratin. Ini menyebabkan pembentukan zat-zat yang dapat membentuk kelat dan larut dengan komponen mineral gigi sehingga terjadi dekalsifikasi email pada pH netral atau basa.Manifestasi KlinisGambaran kliniskariesemail yaitu:1. Lesi dini atau lesi bercak putih/coklat (kariesinsipien)2. Lesi lanjut (lesi yang telah mengalami kavitasi)Gejala paling dinikariesemail secara makroskopik adalah suatu bercak putih. Bercak ini jelas terlihat pada gigi cabutan yang kering yang tampak sebagai suatu lesi kecil, opak dan merupakan daerah berwarna putih, terletak sedikit ke arah serviks dari titik kontak. Warna tampak berbeda dibandingkan email di sekitarnya yang masih sehat. Pada tahap ini, deteksi dengan sonde tidak dapat dilakukan karena email yang mengelilinginya masih keras dan mengkilap. Kadang-kadang lesi tampak coklat karena materi yang terserap ke dalam pori-porinya.Baik bercak putih maupun coklat bisa bertahan bertahun-tahun lamanya karena perkembangan lesi tersebut dapat dicegah. Jika lesi email sempat berkembang, permukaan yang semula utuh akan pecah (kavitasi) dan akan terbentuk lubang (kavitas).Pada saat pemeriksaan diperlukan pencahayaan yang baik. Gigi harus bersih dan kering, sehingga kotoran dan karang gigi harus dibersihkan dahulu. Gigi yang sudah kering harus diisolasi dengan gulungan kapas agar tidak basah oleh saliva. Gigi harus betul-betul kering dan pengeringan biasanya dengan penyemprotan secara perlahan-lahan.Untuk menemukan tanda awalkariesdiperlukan penglihatan yang tajam. Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan sonde tajam sampai terasa menyangkut. Sebaiknya hal ini jangan dilakukan karena sonde tajam akan merusak lesikariesyang masih baru dan bakteri akan terbawa dalam lesi sehinggakariesnya menyebar.Pemeriksaan PenunjangRadiograf bite wingdiperlukan dalam penegakkan diagnosis. Pada teknik ini sinar diarahkan tegak lurus terhadap sumbu gigi dan menyinggung titik kontak. Film diletakkan di sebelah lingual gigi posterior. Pasien menahan posisi tersebut dengan menggigit pegangan filmnya. Tiap daerah yang mungkin diserangkariesharus dinilai secara tersendiri.DiagnosisBerdasarkan pola klinisnya,Nikiforukmembagikariesmenjadi 3 golongan yaitu menurut morfologi, dinamika, dan keparahan.Yang termasuk golongan morfologi adalahkariespitdan fisur,kariespermukaan halus,kariesakar ataukariessementum, dankariesemail linier. Kariespitdan fisur tipe primer terbentuk di permukaan oklusal molar dan premolar, permukaan bukal dan lingual molar dan permukaan lingual insisivus maksila.Pitdan fisur yang berdinding tinggi dan terjal serta berdasar sempit paling rentan terhadapkaries.Pitdan fisur kadang dianggap kelainan perkembangan, terutama karena email pada tempat yang dalam sering sangat tipis, bahkan terkadang tidak ada sehingga dentin terpapar.Pitdan fisur pada proses awalkariestampak coklat atau hitam, terasa agak lembut. Email yang berbatasan denganpitdan fisur tersebut mungkin terlihat opak putih kebiruan karena proses di bawahnya. Proses ini terjadi melalui penyebaran lateralkariespada batas dentin dan email, sehingga dapat terbentuk lubang yang besar di bawah email.Karies permukaan halus timbul pada permukaan proksimal gigi dan sepertiga gingival permukaan bukal dan lingual. Karies ini jarang timbul pada bagian lain, kecuali pada gigi yang malformasi atau malposisi. Karies ini biasanya diawali dengan pembentukan plak. Karies proksimal biasanya timbul tepat di bawah titik kontak dan awalnya tampak opaksitas putih samar pada email tanpa diskontinuitas permukaan email. Pada beberapa kasus dapat tampak sebagai daerah berpigmentasi kuning atau coklat dan berbatas tegas. Tempat putih kapur ini kemudian menjadi agak kasar karena dekalsifikasi superfisial. Dengan penetrasikarieske email, email di sekitar lesi menjadi putih kebiruan. Karies yang cepat menyebar umumnya mempunyai tempat penetrasi kecil, sedang yang lambat biasanya membentuk lubang terbuka yang dangkal.Karies servikal terdapat pada permukaan bukal, lingual, atau labial. Lesikariesservikal adalah kavitas berbentuk bulan sabit, bermula sebagai daerah putih agak kasar yang kemudian berlubang. Karies ini hampir selalu berupa lubang terbuka dan tidak menunjukkan titik penetrasi sempit seperti padakariespitdan fisur Karies ini tidak mempunyai predileksi pada gigi tertentu.Hal penting pada proses perkembangankariesdi email adalah perembesan asam ke dalam substansinya. Secara klinis tahapan tersebut dibagi menjadi beberapa fase, yaitu lesi dini, remineralisasi, dan kavitasi.Lesikariesemail berbentuk kerucut dengan puncak di permukaan luar pada daerahpitdan fisur, sedangkan padakariespermukaan halus, puncak kerucut mengarah ke batas dentin-email (dentino-enamel junction). MenurutFeyersjkov, bentuk ini mengikuti arah prisma email.Penelitian histologi menunjukkan bahwakariestidak hanya proses demineralisasi yang progresif tapi juga suatu proses perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Dengan menggunakan mikroskop cahaya, radiografi mikro, mikroskop elektron transmisi, dan remineralisasi dapat didefinisikan sebagai suatu penempatan mineral anorganik di daerah yang sebelumnya telah kehilangan mineral tersebut. Karies gigi diwarnai oleh periode perusakan dan perbaikan, Untungnya gigi terbenam dalam saliva, yaitu cairan yang berpotensi menimbulkan remineralisasi. Namun jika terjadi kavitasi, remineralisasi tak dapat menambal lubangnya.Jika lesi berkembang terus zona permukaan akhirnya akan pecah dan membentuk kavitas. Sehingga sekarang plak akan terbentuk dalam kavitas dan terlindung dari usaha pembersihan seperti menyikat gigi. Karena itu suatu lesi vang telah mengalami kavitasi berkembang lebih cepat, dapat terhenti walaupun masih menetap dan mengalami remineralisasi sebagian. Hal ini terutama bila terjadi perubahan diet, mikroorganisme yang kariogenik mengalami kekurangan substrat yang dibutuhkan, atau lesi berada pada permukaan yang mudah dibersihkan.Seperti halnya padakariesdi email perubahan awal disebabkan bukan oleh bakteri tetapi akibat difusi asam ke dalam jaringan. Sekali email telah berhasil dipenetrasi oleh bakteri, maka dentin akan terbuka bagi serangan bakteri secara langsung.Menurut dinamikanya,kariesterdiri ataskariesinsipien,kariesrampan,kariesterhenti,kariessekunder, dankariesradiasi.Manifestasi paling awalkariesemail insipien adalah timbulnya area dekalsifikasi di bawah plak gigi yang mirip dengan permukaan kapur yang licin.Karies rampan adalah kerusakan beberapa gigi secara cepat dan sering melibatkan permukaan gigi yang biasanya bebaskaries. Terutama dijumpai pada gigi susu bayi yang selalu menghisap dot bergula, juga dapat dijumpai pada remaja yang sering makan kudapan kariogenik dan minuman manis, serta pada penderita xerostomia.Karies terhenti adalah suatu lesi yang tidak berkembang. Dijumpai jika lingkungan oral berubah dari yang memungkinkan timbulkariesmenjadi keadaan yang cenderung menghentikankaries.Berdasarkan keparahan atau kecepatan berkembangnya,kariesdikatakan ringan bila terkena pada daerah yang sangat rentan, misalnya permukaan oklusal gigi molar permanen, dikatakan moderat bila terkena pada permukaan oklusal dan proksimal gigi posterior,dan dikatakan parah jika menyerang gigi anterior, daerah yang biasanya bebaskaries.Karies bisa juga digolongkan berdasarkan kronologi, yaitukariessusu botol dankariesadolesen. Juga terdapat klasifikasi secara klinis yang membagikariesmenjadikariesakut dan kronik.PenatalaksanaanSetelah diagnosiskariesditegakkan, maka ada dua cara pendekatan yang mungkin ditempuh, yaitu :o Menggunakan usaha preventif untuk mencoba menghentikan penyakito Membuang jaringan yang rusak dan menggantikannya dengan restorasi disertai usaha pencegahan terhadap rekurensinya.Kedua pendekatan di atas dipertimbangkan berdasarkan informasi diagnostik yang bisa diperoleh.Usaha-usaha pencegahan yang dilakukan berkaitan dengan peran karbohidrat di antaranya adalah:o Menurunkan konsumsi sukrosao Mengubah bentuk fisik makanan yang dikonsumsi, misalnya dengan menghindari makanan yang lengket.Perawatan invasid dari jaringan keras gigiTidak seperti karies, keausan pada gigi merupakan proses irreversible. Manajemen harus mempunyai tujuan untuk mempertahankan gigi fungsional yang nyaman dan penampilan yang baik, untukitu pencegahan dan pemantauan harus ditekankan untuk tahap awal, menghindari restorasi sampai diperlukan. Restorasi dibutuhkan hanya ketika pasien khawatir terhadap penampilan, atau gigi menjadi sensitif. Atau dokter gigi menjadi khawatir terhadap perubahan fisik seperti perubahan dimensi vertikal oklusal, atau terbukanya pulpa. Jika restorasi ditempatkan ketika keausan masih berlangsung, terutama erosi, restorasi tersebut dapat mempercepat daripada memperlambat laju keausan gigi disekitarnya. Pada kasus lanjut, crown dibutuhkan.1

Perawatan AtrisiPada atrisi, perawatan tidak perlu dilakukan apabila pembentukan dentin sekunder seimbang dengan terjadinya atrisi. Ketika mahkota sudah aus dan mencapai margin gingiva, gigi tiruan dapat dibuat untuk meningkatkan fungsi.2Perawatan AbrasiPada abrasi membutuhkan eliminasi kebiasaan dan restorasi apabila fungsi dan faktor estetik menjadi masalah. Abrasi berhubungan dengan maloklusi yang dapat membutuhkan rehabilitasi oklusal dan evaluasi periodontal secara komplit. Alat night-guard dapat mengurangi abrasi pada pasien yang mempunyai kebiasaan bruxism.3Perawatan ErosiArea erosi dapat menjadisensitif dan harus derstorasi dengan conventional operative procedure.4Dokter gigi mengganti gigi yang erosi dengan material restorasi. Jika erosinya ekstensif, harus dibuat crown.5Perawatan AbfraksiRestorasi abfraksi membutuhkan kombinasi restorasi kedokteran gigi adhesive dan terapi penyesuaian oklusi. Perawatan restorasi mengisi struktur akar yang terbuka dengan komposit yang dibonding, sementara penyesuaian oklusi mengurangi gaya-gaya lateral yang menyebabkan momen lateral terjadi secara berulang. Tanpa adanya penyesuaian oklusi, akan mengalami kerusakan seperti abfraksi.61 Kidd, et al. Pickards Manual of Operative Dentistry. USA: Oxford University Press. 8thed. 2003. P 27.2 Eversole, Lewis R. Clinical Outline of Oral Phatotogy. USA: PMPH-USA. 4thed. 2011. P 5743 Eversole, Lewis R. Clinical Outline of Oral Phatotogy. USA: PMPH-USA. 4thed. 2011. P 5754 Eversole, Lewis R. Clinical Outline of Oral Phatotogy. USA: PMPH-USA. 4thed. 2011. P 5765 Kunnamo. Based Medicine Guidelines. Finland: Duodecaim Medical Publication. 2005. P 2566 Grippo. Abfractions; A New Clacification of Hard Tissue Lesions of The Teeth. J Esthet Dent 1991. 3(1): 14-19