erb duchene paralysis

16
LEMBAR PENGESAHAN Laporan praktek klinik dengan judul PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN FUNGSIONAL LENGAN ATAS (KANAN)AKIBAT ERB DUCHENE PARALIS, yang disusun oleh HERLINDA PATANDIANAN dengan NIM PO7.13241051017,telah disetujui untuk digunakan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan praktek klinik di R.S Pelamonia Makassar , Oktober 2007 Mengetahui Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik KARTIKA AGUNG.K ,SE,SKM,MBA ANSAR RAMADHA TEDJA,Spd,M,Kes Mayor CKM NRP. 34086 Nip : 140 217 577

Upload: irsyamfisio

Post on 12-Aug-2015

83 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ft pada erb duechen

TRANSCRIPT

Page 1: Erb Duchene Paralysis

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktek klinik dengan judul PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA

GANGGUAN FUNGSIONAL LENGAN ATAS (KANAN)AKIBAT ERB DUCHENE

PARALIS, yang disusun oleh HERLINDA PATANDIANAN dengan NIM

PO7.13241051017,telah disetujui untuk digunakan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan

praktek klinik di R.S Pelamonia

Makassar , Oktober 2007

Mengetahui

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

KARTIKA AGUNG.K ,SE,SKM,MBA ANSAR RAMADHA TEDJA,Spd,M,Kes

Mayor CKM NRP. 34086 Nip : 140 217 577

Page 2: Erb Duchene Paralysis

BAB. I

PENDAHULUAN

Hemiplegi adalah gangguan fungsi berupa kelumpuhan separuh tubuh ( wajah, lengan,

badan dan tungkai) akibat kelainan peredaran darah pada saraf otak, yang letaknya bersebelahan

dengan tubuh yang lumpuh. Salah satu penyebab hemiplegi adalah Stroke (CVA) yakni serangan

mendadak berupa gangguan suplay darah pada sebagian otak dapat terwujud berupa

pengurangan peredaran darah karena pembuluh darah tersumbat ( Ischemik ) atau perdarahan

akibat pecahnya pembuluh darah ( Hemorhic ) sehingga sel-sel otak setempat mati atau tidak

berfungsi sementara dan dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan kematian penderita secara

tiba-tiba. Ischemic Stroke penyebabnya yaitu adanya endapan-endapan lemak yang selanjutnya

menjadi trombus sehingga mempersempit dan menyumbat pembuluh darah dan arteri dileher dan

kepala. Sedangkan Hemorhagic Stroke penyebabnya adalah Hipertensi dan aneurisma otak.

Sebelumnya terjadi Stroke yang nyata didahului oleh TIA ( Transient Ischemic Attack ) atau di

kenal dengan mini Stroke dengan tanda tiba-tiba mulut merot, lengan dan tungkai lemah pada

satu sisi.

Page 3: Erb Duchene Paralysis

BAB. III

PATALOGI TERAPAN

A. Penyebab

a. CVD : Macam-macam tumor dan infeksi atau kondisi pada peradangan otak.

b. CVA : Trauma atau perdarahan intraserebral dan subarachnoid sangat erat

kaitannya denagn faktor resiko seperti Hipertensi, kolesterol, pola hidup stress dan

kegemukan

c. Emboli pada arteri di otak

B. Proses Patologi

Diawali oleh gangguan siskulasi darah seperti perdarahan di otak dari daerah sirkulasi

Willici. Tempat-tempat yang sering mengalami gangguan:

- Capsula Interna

- Corpus Striatun

- Thalamus

C. Gejala-gejala

a. Stadium Akut : ditandai dengan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba apoelasicyang,

diawali sakit kepala tapi kadang-kadang disertai kelelahan, semua refleksi hilang dan

bola matanya berputar kearah samping yang rusar 2-3 minggu ( lumpuh total)

b. Sadium Flaccid : nadi cepat, penderita sadaran tidak dapat tidur, suhu tubuh naik,

mudah terkejut, sistem refleks sudah mulai ada sedikit. Otot yang terkena Flaccid

dalam waktu 2-3 minggu kembali utamanya pada lengan dan jari-jari. Didalam tubuh

ada dua otot yang paling berfungsi pada Hemiplegi: M. latisimus dorsi dan M. Gluteus

c. Stadium Residual Spastic : Otot pada stadium residual spastic refleks otot sudah mulai

kembali.

Page 4: Erb Duchene Paralysis

BAB IV

CATATAN KLINIK

A. DATA MEDIS RUMAH SAKIT

1. Diagnosis Medis : Stroke akibat NHS

2. Catatan Klinis : vital sign

a. Tekanan darah : 140/ 100 mmHg

b. Denyut nadi : 60/ memit

c. Pernapasan : 25/menit

d. Temperatur : 35,5

B. PEMERIKSAAN FISIOTERAPI

1. ASSESMENT

a. Anamnesis umum

Nama : Dg. Baji

Umur : 62 Thun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Manuruki

Pekerjaan : Ibu. Rumah tangga

b. Anamnesis Khusus

1. Keluhan utama: Lumpuh separuh badan

2. Lokasi keluhan: Badan sebelah kiri

3. Terjadinya : 1bulan yang lalu

4. Riwayat penyakit sekarang : + 40 tahun yang lalu pasien merasakan tubuhnya

lemah dan tidak bisa menggerakkan tangan dan kaki setelah bangun tidur, kemudian

pasien di bawah di rumah sakit Labuang Baji dengan diagnosis stroke NHS.

5. Riwayat penyakit dahulu : Pasien sering mengalami hipertensi

Page 5: Erb Duchene Paralysis

6. Riwayat penyakit penyerta : Diabetes melitus

7. Riwayat keluarga : Tidak ada keluarga yang penderita penyakit yang sama

c. Anamnesis System

Muskuloskeletal : Terjadi kelemahan pada ekstremitas sinistra

2. INSPEKSI

Statis : Pasien diopname ( berada atas ditempat tidur)

Posisi Penderita : -Kepala miring kesisi yang lumpuh.

-Bahunya asimetris

-Lengan kiri drop dan sedikit semi fleksi lengan bawah

-Hip Internal rotasi dan sedikit fleksi

-Ankle drop pada posisi sisi yang sakit

Dinamis : Pasien diminta untuk menggerakkan lengan dan tungkai yang sakit tapi

pasien tidak mampu melakukan apa yang diperintahkannya.

3. PEMERIKSAAN FUNGSIONAL

a. Tes Orientasi

Tes ADL : tidak bisa dalakukan

b. Pemeriksaan Spesifik

Tes Motorik : menggerakkan lengan dan tungkai kiri

Hasilnya : tidak ada gerakan

Tes Sensorik : goresan pada tangan dan tungkai kiri

Hasilnya : tidak dirasakan

Tes Tonus : palpasi pada Muscell belly

Hasilnya : tidak ada tonus

Tes Koordinasi : finger to finger

Hasilnya : tidak mampu dilakukun

Tes Kognitif : tanya jawab

Hasailnya : tidak dapat menjawab dengan baik

Tes ROM : Terdapat keterbatasan gerak

Tes ADL : pasien tidak dapat melakukannya dengan baik

Page 6: Erb Duchene Paralysis

MMT Tes nilainya 0

c. Pemeriksaan tambahan : X- Ray

C. DIAGNOSA :

Gangguan ADL ekstremitas sinistra akibat kelumpuhan separuh badan karena NHS

D. PROBLEMATIK FISIOTERAPI

- Kontraktur otot

- Kelemahan otot

- Keterbatasan ROM

- Gangguan ADL

- Gangguan Koordinasi dan keseimbanga

E. PERENCANAAN FISIOTERAPI

Tujuan

a. Jangka Pendek :

Mencengah kontraktur otot

Meningkatkan kekuatan otot

Menambah ROM

Meningkatkan ADL

b. Jangja Panjang :

Mengembalikan kapasitas fisisk dan kemampuan fungsional pasien

F. PELAKSANAAN FISIOTERAPI

Modalitas alternatif : IRR, MWD , US , Hot pack, Exc. Therapi

Modalitas terpilih :

IRR

Tujuan : Sebagai Pre Eleminary Exc.

Tekniknya : Pasien dalam posisi tidur terlentang kemudian IRR diletakkan

disamping Bed dan alat diarahkan pada ekstremitas sinistra.

Dosis :

F : 3 x Seminggu

Page 7: Erb Duchene Paralysis

I : 35 – 40 cm

T : Lominus

T : 10 - 15 menit

Exercise Therapi

Streching Exc.

Tujuannya : Untuk mengulur otot yang mengalami kontraktur

Dosis :

F : 3x Seminggu

I : 3x Repitisi

T : Passif Streching

T : 8x hitungan

Strengthening

Tujuannya : Untuk meningkatkan kekuatan otot

Dosis :

F : 3x Seminggu

I : 3x Repitisi

T : Force Passif Movoment

T : 8 x Hitungan

G. PROGNOSIS

Qua ad vitam : Baik

Qua ad sanam : Baik

Qua fungsionam : Kurang Baik

Qua Cosmeticam : Kurang Baik

H. EVALUASI

- Sesaat : Pasiaen nampak kelelehan setelah diberikan latihan

- Berkala : Pasien sudah mulai menggerakkan ekstremitasnya walaupum belum bisa

Page 8: Erb Duchene Paralysis

I. HASIL TERAPI :

Pasien dengan umur 62 tahun dengan diagnosis dokter lumpuh separuh badan, setelah

beberapa kali terapi sudah ada perubahan, walaupun itu belum baik karna pasien sudah

keluar dari rumah sakit.

J. CATATAN PEMBIMBING

………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………..

K. CATATAN TAMBAHAN

……………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………….

Page 9: Erb Duchene Paralysis

BAB I

PENDAHULUAN

Istilah Frozen Shoulder dalam klinik kerap kali di gunakan secara luas untuk semua

gangguan gerakan yang menimbulkan rasa nyeri dan keterbatasan gerak pada sendi bahu.

Pada umumnya keluhan tersebut berupa kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari

seperti memakai baju. Menyisir rambut dan juga mengambil dompet disaku belakang.

Keadaan diman terjadi peradangan, perlengketan, atropi dan pemendekan pada kapsul sendi

dishoulder joint sehingga terjadi keterbatasan gerak.

Sebagaimana yang dikemukakan P.Sidarta (1984) sebagai berikut : Frozen Shoulder

merupakan wadah untuk semua gangguan pada sendi bahu yang menimbulkan nyeri dan

pembatasan lingkup gerakan, sedangkan menurut Calliet (1977) berpendapat bahwa Frozen

Shoulder identik dengan capsulitis atau periathritis yang ditandai dengan terbatasnya

gerakan baik secara aktif maupun pasif pada seluruh gerak pola sendi Glenohumeral .

Page 10: Erb Duchene Paralysis

BAB II

ANATOMI FISIOLOGI

Shoulder kompleks merupakan sendi yang paling kompleks pada tubuh manusia karena

memiliki 5 sendi yang paling terpisah. Shoulder kompleks dibentuk oleh Glenohumeral

joint, acromioclavicular, strenoclavicular, suprahumeral (cocacoclavicular) dan

scapulothoracic joint.

Shoulder joint merupakan sendi yang terbentuk ball and socket, karena terbentukl ball

and socket maka banyak gerakan yang dihasilkan oleh Glenohumeral joint. Struktur

shoulder, tulang yang terpenting adalah scapula, clavicula, humerus dan proc.coracoideus

serta serta lig. Coraco acromialis, lig glenohumeral, lig. Coracohuymeral.

Glenohumeral joint dibentuk ol\eh caput humeri yang bersendi dengan cavitas glenoidalis

yang dangkal. Cput humeri yang berbentuk hampir setengah bola memiliki area permukaan

3-4 kali lebih besar dari pada fossa glenoidalis scapula yang dangkal sehingga

memungkinkan terjadinya mobilitas yang tinggi pada shoulder. Glenohumeral joint

merupakan sendi yang paling mobile ditubuh kita karena menghasilkan gerakan gerakan

( fleksi-ekstenai, eksorotasi-endorotasi, abd-adduksi serta sirkumdaksi). Ada 4 tendon otot

yang memperkuat capsul sendi yaitu subscpularis, supraspinatus, infraspinatus, dan teres

minor di jenal rotator “cuff muscell” juga dibantu oleh caput longum biceps brahii.

Page 11: Erb Duchene Paralysis

BAB III

PATOLOGI TERAPAN

Secara pasti penyebab Frozen Shoulder belum jelas, namun beberapa pendapat

mengatakan keadaan ini terjadi akibat kelanjutan dari beberapa lesi yang terdapat pada bahu

misalnya lesi rotator cuff. Berupa timbulnya peradangan atau degenerasi yang dapat meluas

di sekitar dan kedalam kapsul sendi yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya reaksi

fibrous lesi rotator cuff atau gangguan myofasial rotator cuff dapat berupa tendinitis supra

spinatus, tendinitis bisifitalis, bursitis atau ruptur dari rotator cuff. Yang menyebabkan

tarikan yang berlebihan pada caudal capsul sendi yang mengalami kerobekan atau ruptur

injuri, adanya ruptur akan di tandai dengan nyeri dan oedem pada sendi bahu. Diikuti

spasme otot disekitar shoulder, atrofi biasanya terjadi pada seluruh sisi capsul hal ini di

tandai dengan gerakan eksorotasi dan abduksi yang paling sering terbatas.

Page 12: Erb Duchene Paralysis