epidermal protein

Upload: vee

Post on 26-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Epidermal Protein

    1/13

    Sintesa Protein Epidermal

    Pathway Umum dari Sintesa Protein

    Lebih dari 30 tahun yang lalu uraian tentang dogma pokok tentang biologi

    molekuler dipresentasikan. Dalam jaringan prokaryotik dan eukaryotik informasi

    genetik disandikan dalam DNA nukleus, dan tiga spesies RNA (ribosom, transfer dan

    messenger disintesa dari model DNA. Agar sintesa protein terjadi, subunit ribosom

    yang terbentuk dari protein ribosom dan RNA ribosom harus menyatu dengan RNA

    messenger di tempat inisiasi spesifik. Ribosom eksis di dalam sel sebagai kompleks

    polyribosom. RNA transfer (tRNA ini mempunyai fungsi rangkap! asam amino dari

    kumpulan sitoplasma diaktifkan melalui perangkaian pada tRNA spesifik dan

    ditransportasikan ke tempat pada ribosom di mana pembentukan ikatan peptida

    terjadi antara residu"residu asam amino. RNA messenger (mRNA bertanggungja#ab

    atas spesifisitas kualitatip, yang menjamin bah#a rangkaian asam amino dari protein"

    protein hasil sintesa diproduksi dengan setia. $roses sintetik membutuhkan A%$,

    sistem penghasil"A%$, &%$ dan mekanisme untuk mengontrol konsentrasi

    intraselnya.

    %erdapat banyak titik dalam path#ay biosintetik di mana kontrol bisa

    dikerahkan. 'eperti yang dideskripsikan di atas, kontrol kualitatip tergantung pada

    rangkaian triplet nukleotida dalam mRNA, sementara kontrol kuantitatip tergantung

    pada faktor"faktor yang mempengaruhi beberapa tahap ke dalam mana proses sintetik

    dibagi inisiasi, pemanjangan, kesudahan dan pelepasan. 'elain itu, kontrol bisa

    1

  • 7/25/2019 Epidermal Protein

    2/13

    dikerahkan di luar sintesa rantai polipeptida pada tahap modifikasi pas)atranslasional

    dan polymerisasi.

    Sintesa Keratin

    *emajuan dalam pemahaman kita tentang path#ay dan kontrol sintesa keratin

    dalam epidermis dan anggota"anggota epidermis paralel dengan kemajuan yang telah

    dibahas dalam bidang struktur dan biokimia keratin. *ontribusi utama datang dari

    sejumlah laboratorium di seluruh dunia. $ath#ay keratin bulu adalah path#ay

    pertama yang dianalisa dalam per)obaan yang dilaksanakan di Australia. mRNA

    folikel bulu diisolasi dan konsentrasi terbukti merupakan tahap pembatas dalam

    sintesa keratin bulu. 'istem ini sangat kompleks karena mungkin terdapat +00 gen

    keratin bulu, #alaupun bidang besar kurir bulu tidak ditranslasikan. *urir itu sendiri

    terdiri dari rangkaian unik dan rangkaian berulang. 'ignifikansi dari daerah duplikasi

    dan daerah yang tidak ditranslasikan belum jelas, #alaupun ini diakui sebagai

    fenomena umum dalam sistem pensintesa"protein. *arena, seperti yang telah di)atat,

    buki ada dipresentasikan para peneliti Australia bah#a konsentrasi mRNA keratin

    bulu adalah pembatas"laju dalam reaksi sintetik, tetapi kontrol kuantitatip dan

    kualitatip ada pada tingkat kurir. Daerah penting lainnya dalam kontrol kuantitatip

    atas sintesa keratin epidermal dan anggotanya seperti usia, lokasi pada tubuh,

    itamin, hormon, faktor pertumbuhan dan penyakit masih harus diklarifikasi.

    Lebih dari satu dekade yang lalu, mRNA keratin epidermal mamalia

    diidentifikasi dan dimurnikan dari kulit marmut muda dan dari akar rambut tikus.

    2

  • 7/25/2019 Epidermal Protein

    3/13

    mRNA keratin epidermal dan akar rambut ini mempunyai struktur yang serupa

    dengan struktur semua kurir lainnya yang dianalisa. Nilai sedimentasinya kira"kira -

    sampai -/ ' dan mRNA tersebut menuntun sintesa keratin dalam sistem heterolog

    seperti yang berasal dari gandum atau reti)ulo)yt lysate. $olipeptida yang disintesa di

    ba#ah tuntunannya terbukti berupa keratin menurut kriteria immunologik dan

    biokimia.

    'eperti yang dibahas sebelumnya, keratin adalah unik di antara komponen"

    komponen filamen intermediat karena heterogenisitasnya. eterogenisitas ini

    menimbulkan sejumlah pertanyaan tentang kontrol sintesanya dan kemungkinan

    bah#a polipeptida keratin tertentu adalah pendahulu dari yang lainnya. 'tudi dari

    laboratorium termasuk laboratorium 1)&uire and 1ilstone, &ibbs and 2reedberg,

    2u)hs and &reen, dan ')h#eier and &oerttler membuktikan bah#a masing"masing

    polipeptida keratin ini disandikan se)ara terpisah dalam genom dan bah#a masing"

    masing mempunyai mRNA sendiri. 4alaupun ukuran dari kurir tidak bersesuaian

    langsung dengan ukuran produknya, semuanya disintesa de noo. 'erupa dengan

    situasi pada mRNA bulu, terdapat panjang dengan ukuran"berariasi dari kurir yang

    tidak ditranslasikan. Dalam masing"masing kasus, untuk menimbulkan sebagian

    perbedaan ukuran, terjadi modifikasi tambahan molekul"molekul protein setelah

    sintesa. Data 2u)hs dan &reen, misalnya, mengindikasikan bah#a mungkin terjadi

    penurunan ukuran sebagian keratin selama tahap"tahap akhir dari diferensiasi

    epidermal.

    3

  • 7/25/2019 Epidermal Protein

    4/13

    'e)ara in io, translasi dari beberapa mRNA keratin terjadi pada tingkat

    yang berbeda"beda dalam epidermis. &reen dan ka#an"ka#an menunjukkan pertama

    kali bah#a polipeptida keratin terbesar (massa molekul 5 67 sampai 6 kDa tidak

    disintesa pada lapisan jaringan yang lebih rendah tetapi diproduksi pada lapiran yang

    lebih superfisial. $engamatan ini terkait dengan temuan"temuan pada sistem kultur sel

    epidermal manusia yang mengindikasikan bah#a polipeptida keratin yang lebih ke)il

    (80 sampai 70 kDa disintesa, sementara yang lebih besar tidak, ke)uali sel"sel

    ditumbuhkan dalam medium bebas"itamin A atau dalam jenis sistem lainnya yang

    memungkinkan tahap"tahap akhir sintesa keratin terjadi.

    &en ganda yang eksis untuk keratin dan pemrosesan dan modifikasi

    pas)atranslational yang terjadi pada semua epitelium menstimulasi para peneliti di

    sejumlah laboratorium untuk melakukan studi biologi molekuler yang menghasilkan

    )loning gen keratin dan penentuan nukleotidanya dan rangkaian asam amino yang

    bersesuaian.

    $ada tahun -/-, 2u)hs dan ka#an"ka#an mengisolasi mRNA dari sel"sel

    epidermal manusia yang dikultur, )DNA yang dipreparasi dari material ini, dan

    meng)loningnya dalam plasmid bakterial. 1ereka menunjukkan bah#a dua kelas

    )DNA bisa diidentifikasi, satu di antaranya bersesuaian dengan kurir untuk keratin

    asam. Dari studi tentang )DNA keratin sedemikian, beberapa kelompok selanjutnya

    menentukan rangkaian aktual nukleotida dan, melalui ekstrapolasi, rangkaian asam

    amino sejumlah keratin dari sumber manusia dan nonmanusia. 9anyak homologi

    4

  • 7/25/2019 Epidermal Protein

    5/13

    struktural dan sejumlah besar homologi rangkaian ditemukan di antara daerah heliks

    dari keratin dan protein filamen intermediat lainnya.

    'tudi ini bertujuan untuk menganalisa kontrol transkripsional sintesa keratin.

    9lessing dan ka#an"ka#an mengidentifikasi rangkaian spesifik pada daerah 7: hulu

    dari gen keratin yang mengontrol ekspresi gen keratin. 9aik aktiitas penguat

    maupun promotor ada diidentifikasi peneliti ini, dan data serupa, termasuk

    pembuktian aktiitas peredam, diperoleh di laboratorium 9lumenberg, di mana

    elemen beraksi"cis dan beraksi"transada ditemukan. ;lemen"elemen regulasi hilir

    juga ada diidentifikasi.

    'ejumlah kelompok peneliti sedang meneliti efek dari faktor"faktor

    pertumbuhan sel, perubahan"perubahan lingkungan dan hormon"hormon dan juga

    itamin"itamin pada ekspresi gen keratin. ;fek yang pasti dari ;&2, retinoid,

    hormon thyroid, estrogen dan keadaan penyakit telah ada didokumentasikan, dan

    penelitian masa mendatang akan fokus pada signifikansi biologik dan klinik dari

    pengamatan"pengamatan yang telah dilakukan.

    *e enam gen keratin (keratin 7 dan -8 dari lapisan basal, keratin - dan -0 dari

    lapisan yang berdiferensiasi, dan keratin 6 dan -6 yang terkait dengan keadaan

    > (bersifat basa"netral? *-, *7, *6

    ditemukan pada kromosom -+ (-08, -07. %idak ada garis keturunan diidentifikasi

    antara kedua famili, dan dasar dari ekspresi"bersamaan, yang telah didokumentasikan

    5

  • 7/25/2019 Epidermal Protein

    6/13

    dengan begitu jelas, masih tetap merupakan teka"teki. 'tudi struktural gen

    menunjukkan bah#a ada tujuh intron pada gen tipe > dan delapan pada gen tipe >>.

    %erdapat konserasi posisi intron dan, dalam sebagian kasus, konserasi rangkaian

    yang mengindikasikan bah#a intron yang tidak ditranskripsikan mungkin memegang

    peranan dalam kontrol ekspresi gen keratin. 4alaupun keratin yang di)atat di atas

    bisa digunakan sebagai pertanda untuk sel"sel basal, sel"sel yang berdiferensiasi dan

    keadaan

  • 7/25/2019 Epidermal Protein

    7/13

    lysine. 'truktur serupa ditemukan pada pelepah akar dalam dan medulla rambut, dan

    dalam epidermis dan sel"sel akar rambut, diidentifikasi transglutaminase yang

    mengkatalisasi pembentukan ikatan isopeptida. %ransglutaminase ini adalah enym

    yang membutuhkan"kalsium dan enym yang membutuhkan"sulfhydryl, yang

    sekarang diakui sebagai pertanda diferensiasi epidermal terminal.

    Ri)e dan &reen mengekstraksi inolu)in, suatu protein yang larut dalam

    penyangga netral, dari sel"sel epidermal yang dikultur dan menunjukkan bah#a ini

    merupakan substrat untuk transglutaminase dan pendahulu dari sungkup yang

    mengalami kornifikasi. $rotein ditemukan dalam sitoplasma periferal sel epidermal

    yang lebih berdiferensiasi, tetapi dalam sel yang dikultur ini disintesa dalam lapisan

    basal. 1elalui efeknya pada aktiitas transglutaminase, konsentrasi kalsium intrasel

    dari keratinosit mungkin sangat penting dalam kontrol pembentukan sungkup yang

    mengalami kornifikasi. &en inolu)in ada diisolasi oleh &reen dan ka#an"ka#an.

    9uBman dan ka#an"ka#an mengisolasi substrat 36"kDa untuk

    transglutaminase dari epidermis mon)ong sapi. 1olekul yang mengandung )itrulline

    ini, yang mereka sebut keratolinin, bisa mengalami polymerisasi menjadi tetramer

    -70 kDa dan tereduksi menjadi pendahulu sampai -0 kDa. $eterson et al.

    mengidentifikasi keratolinin pada epidermis manusia dan sapi, tetapi hubungan antara

    inolu)rin dan keratolinin sebagai unsur"unsur sungkup dan substrat"substrat

    transglutaminase tidak diklarifikasi. 9aru"baru ini, 'imon dan &reen dan %euka dan

    ka#an"ka#an mengidentifikasi protein sungkup epidermal manusia tambahan. $ada

    tahun -//0, 1ehrel et al. mengidentifikasi lorierin, suatu protein +6 kDa yang kaya

    7

  • 7/25/2019 Epidermal Protein

    8/13

    serin dan gly)ine dengan ulangan"ulangan tandem asam amino aliphatik (gly)ine,

    serine, )ysteine dalam lingkaran"lingaran berselang"seling, sebagai unsur utama

    sungkup yang mengalami kornifikasi.

    Protein Granul Keratohyalin

    &ranul"granul keratohyalin sudah bertahun"tahun dikaji se)ara morfologik

    dan biokimia karena berbeda dari kedua perspektif. $enelitian a#al menunjukkan

    kompleksitas komposisi, dan banyak timbul kontroersi seiring dengan berbagai

    peneliti mengkaji komponen"komponen yang berbeda dan men)apai kesimpulan yang

    tidak seragam. 'ekarang se)ara umum diterima bah#a bagian utama dari granul"

    granul keratohyalin pada manusia adalah material yang amorfus se)ara morfologik,

    yang mengandung tinggi phophat se)ara biokimia yang relatip kaya histidine. $rotein

    ini bermuatan positip dan menyebabkan agregasi subunit"subunit keratin menjadi

    larik"larik filamen in itro. *arena sifat ini, protein ini disebut dengan filaggrin

    (pembentuk agregasi filamen. 9ukti saat ini mengindikasikan bah#a terdapat

    pendahulu filaggrin dengan massa molekul tinggi (870 sampai 600 kDa. 1olekul ini,

    yang dikenal sebagai profilaggrin, mempunyai struktur yang sangat berulang,

    mengalami phosphorylasi hebat setelah sintesa, dan terakumulasi dalam granul"granul

    keratohyalin. 'elama tahap"tahap akhir dari maturasi epidermal, profilaggrin

    dikonersi menjadi filaggrin dan phosphat dihilangkan. Ada kemungkinan bah#a

    kelainan dalam proses ini menimbulkan penyakit pada manusia (i)hthyosis, dan

    studi"studi menarik belakangan ini dengan antibodi monoklonal mengindikasikan

    8

  • 7/25/2019 Epidermal Protein

    9/13

    hubungan biokimia langsung antara protein keratin dan komponen kaya"histiadine

    dari granul keratohyalin.

    &en profilaggrin manusia terlokalisasi pada krosomom - dan ditemukan

    mempunyai -0 sampai -+ ulangan filaggrin. %idak ada ditemukan intron di daerah

    penyandian, dan rangkaian di ujung molekul digunakan untuk perangkaian. 'ubunit

    dasar dari gen profilaggrin adalah /@+ pasang basa panjangnya, yang bersesuaian

    dengan ulangan 3+8"asam amino. Deriatif itamin A terbuki mempunyai efek

    menghambat utama pada profilaggrin dan ekspresi filaggrin.

    Patofisiologi Penyakit Epidermal

    'egera setelah heterogenitas keratin menjadi nyata, sejumlah peneliti

    menganalisa pola polipeptida keratin dari skala psoriatik dan men)atat bah#a pada

    sebagian tetapi tidak semua sampel spesies dengan massa molekul tertinggi (67

    sampai 6@ kDa hilang atau berkurang konsentrasinya. Dalam beberapa studi, di)atat

    bah#a protein

  • 7/25/2019 Epidermal Protein

    10/13

    atas. 'ejumlah penulis menunjukkan bah#a selama pengobatan psoriasis pola keratin

    perlahan"lahan kembali ke arah normal. 9ahkan diajukan bah#a durasi terapi

    mungkin ditentukan oleh pola protein keratin.

    4eiss dan ka#an"ka#an menggunakan antibodi antikeratin monoklonal untuk

    mengkaji perubahan dalam penyakit! mereka menemukan bah#a pada keratinosit

    yang dikultur dan pada semua penyakit epidermal yang di)irikan oleh

    ni tak diragukan lagi bersesuaian dengan keratin

  • 7/25/2019 Epidermal Protein

    11/13

    Analisa biokimia kerak dari pasien penderita jenis i)hthyosis lainnya

    menghasilkan informasi baru yang signifikan tentang penyakit. $asien penderita

    i)hthyosis terkait"E tidak mempunyai steroid sulfatase, gen untuk mana terlokalisasi

    pada separoh distal dari lengan pendek dari kromosom E. *olesterol sulfat yang

    berlebih terakumulasi pada stratum )orneum, yang mungkin memberi kontribusi

    kepada perkerakan abnormal.

    $ada tipe i)hthyosis re)essif autosomal yang diklasifikasikan sebagai

    i)hthyosiform erythroderma nonbulla ba#aan, 4illiams et al. mengidentifikasi

    peningkatan konsentrasi epidermal dari n"alkana yang merupakan hydro)arbon

    rantai"lurus, tak tersubstitusi, jenuh sepenuhnya. Akan tetapi, pengamatan ini

    tampaknya terkait dengan kontaminasi lingkungan. $engamatan menarik lebih lanjut

    di bidang ini bisa diperkirakan dalam #aktu dekat.

    Diagnosis Penyakit Epidermal

    %eknik morfologik dan biokimia digunakan sebelumnya untuk diagnosis

    pralahir dari sejumlah penyakit metabolik dengan perubahan kulit. 2etoskopi baru"

    baru ini, biopsi kulit pralahir, biopsi illus khorionik dan kultur sel air ketuban

    digunakan pada diagnosis pralahir dari proses kulit spesifik. Ada risiko yang

    signifikan terlibat pada masing"masing prosedur ini, mulai dari potensi untuk parut

    kulit yang signifikan hingga peningkatan risiko aborsi. Akan tetapi, )ukup pasti

    bah#a teknik ini bahkan akan digunakan se)ara lebih luas di masa mendatang.

    11

  • 7/25/2019 Epidermal Protein

    12/13

    'uatu kemajuan diagnostik besar, yang selaras dengan kemajuan ilmiah

    belakangan ini yang dibahas dalam bab ini, terkait dengan penggunaan penentuan tipe

    filamen intermediat dalam diagnosis dan klasifikasi berbagai tumor. Antibodi

    berlabel"fluores)ein atau berlabel"peroBidase bisa digunakan untuk memisahkan

    karsinoma, yang berasal dari sel"sel epitel dan karenanya mengandung filamen

    intermediat keratin, dari sarkoma, tumor neuronal dan lymphoma, yang mengandung

    unsur"unsur filamen intermediat lainnya. 9adan 1allory pada heptato)yt pasien

    penderita sirosis alkohol terbukti terdiri dari keratin, karena mempunyai #ujud

    intrasel yang ditemukan pada sistem saraf pusat pasien penderita penyakit Alheimer.

    1asa depan akan menyaksikan ledakan diagnosis dan klasifikasi immunologik

    sema)am ini, yang mempunyai daya aplikasi forensik dan juga klinik.

    Terapi

    'egera setelah sistem kultur sel Rhein#ald"&reen dipresentasikan kepada

    komunitas biomedis, peneliti memprediksi bah#a itu akan diaplikasikan dengan )epat

    pada studi tentang patofisiologi sejumlah penyakit epidermal dan pada pengobatan

    masalah klinik (trauma, luka bakar, ul)er di mana daerah"daerah besar epidermis

    hilang. $rediksi yang disebut pertama tidak terpenuhi sama sekali karena terbukti

    sulit mereproduksi keadaan patologik in itro. Akan tetapi, di)apai keberhasilan

    dalam menggandakan sel"sel epidermal autolog in itro dan keberhasilan

    menggunakannya pada kulit pasien penderita luka bakar. 'elain itu, keberhasilan ada

    dilaporkan dengan menggunakan matriks yang mengandung"kolagen ke dalam mana

    12

  • 7/25/2019 Epidermal Protein

    13/13

    sel"sel epidermal diresapi sebagai kulit