enzimologi-1-1
DESCRIPTION
prinsip dasar enzimologiTRANSCRIPT
Enzimologi
KI-5162- Bagian ke-1Fida M. Warganegara
Pokok Bahasan
1. Klasifikasi dan penamaan enzim
2. Katalisis Reaksi enzim3. Mekanisme Molekul
reaksi enzim4. Kinetika reaksi enzim:
i. Sistem Substrat tunggalii. Sistem Substrat banyak
(multisubstrate system)iii. Sistem Allosterik
5. Pengendalian reaksi enzim6. Teknologi Enzim:
i. Enzim dalam bioteknologiii. Enzim dalam industri
7. Struktur enzimi. Holo–enzim
ii. Ko-enzim8. Isolasi dan karakterisasi
enzim
RujukanFerst, A., “Structure and Mechanism in Protein Science: a guide to enzyme catalysis and protein folding”, 3rd., W.H Feeman and Comp., USA, 2000Cornish, A. and Bowden, “Fundamentals of enzyme Kinetics”, Revised ed., Portland Press LTd., London, 1995Mathews, C. K., Van Holde, K. E., and Ahern, K. G. “Biochemistry:, 3rd ed,. Addison-Esley Publ. Comp., 2000
Lehninger, A. L., “Biochemistry”, 2nd ed,. Worth Publ. Inc., New York, 1975Mosbach, K,. “Methods in Enzymology: Immobilized Enzymes”, Vol. XLIVWisemen, A. “Handbook of Enzyme Biotechnology”Godfrey, T. and Reichelt, “Industrial Enzymology”
1. KLASIFIKASI & PENAMAAN ENZIM
Ref: NC-IUBMBDefinisi: …Penamaan enzim: Syarat Penamaan:
Harus jelas tidak berarti jamak
Memberikan informasi yang cukup
Sederhana Berakhiran “ase”
Contoh: Substrat + “ase” Substrat + reaksi +
“ase” Nomenclature
Committee of the International Union of Biochemistry and Molecular Biology (NC-IUBMB): E.C 1.2.3.4
Penggolongan Enzim (NC-IUBMB)
2. KATALISIS REAKSI ENZIM
2.1 Pengertian Apoenzim Koenzim/kofaktor Holoenzim
2.2 Perbedaan reaksi Enzim dan katalisanorganik
2.3 Katalisis Kimia
Bagian-bagian enzim
Bagian katalitik, sisi aktif: Residu katalitik:
terlibat langsung dalam proses pengikatan secara kovalen E-S
Residu spesifisitas: terlibat tidak melalui ikatan kovalen
Residu kontak: terletak pada jarak + 1 ikt (2A
Reaksi dengan katalis
2.2 Perbedaan enzim dengan katalis anorganik
Protein T?Kofaktor/koenzimpHSpesifik
2.3. KATALISIS KIMIA.
Kerja Enzim: Menurunkan energi aktivasi: 1. Terbentuknya
senyawa antara 2. Meningkatkan
entropi reaksi
2.Pengaruh entropi dan entalpi terhadap kerja enzim
Katalisis kimia (lanjutan)
1. Teori Keadaan transisi2. Prinsip katalisis3. Katalisis Kovalen
2.3.1Teori Keadaan transisi
Digunakan untuk menganalisis hubungan antara struktur dan reaktifitas.Asumsikan keadaan transisi dan keadaan dasar berada pada kesetimbangan termodinamikkonsentrasi keadaan transissi dapat dihitung dari perbedaan tingkat energinya.Untuk reaksi unimolar:
Untuk unimolar: berlaku hukum distribusi Boltzman:
#
#[ ] [ ] ........(1)dari dan
......................(2)
GRTX X e
E h E kTkTh
ν
ν
∆−
== =
=
Teori Keadaan Transisi (2)
sehingga:
Aplikasi?Postulat Hammond
[ ]
[ ]#
#
#
1
GRT
GRT
d XX
dtkTX eh
kTk eh
ν
∆−
∆−
− =
=
=
# # #
Sedangkan:G H T S∆ = ∆ − ∆
# #
1
S HR RTkTk e e
h
∆ ∆− =
Postulat Hammond
“Jika dari suatu jalur reaksi terdapat senyawa antara, maka struktur keadaan transisi akan menyerupai struktur senyawa antara tersebut” berdasarkan perbedaan energi. Dapat diterapkan terutama untuk reaksi unimolekular
2.3.2 Prinsip KatalisisAda 2 macam jenis reaksi katalisis: General-acid-base catalysis Covalent catalysis:
Efisiensi: Perlu konsentrasi efektif
gugus katalitik Untuk reaksi katalisis
asam-basa-umum:
Keadaan ionisasi katalisharus tepat: asam utk menjadi katalis
asam dan sebaliknya
Asam/basa dapat berasal dari intramolekul atau intermolekul
Entropi konsentrasi efektif gugus yang terlibat dalam proses katalsis: Pada reaksi kataslisis basa
intramolekul: kons. Efektif < krn “tegangan” keadaan transisi yang rendah. Kebalikan terjadi pada reaksi katalisis nukleofilik.
“Orbital steering” Ada katalisis elektrostatik pengaruh medium
Katalisis ion logam
2
2
katalisis basa: logkatalisis asam: log
a
a
k A pK
k A pK
β
α
= +
= −
2.3.3 Katalisis Kovalen (Fehrst hal 69-78)
Dibedakan atas : Katalisis elektrofilik dengan bantuan:
Pembentukan basa Schiff Pyridoxal phosphate Thiamine pyrophosphate
Katalisis nukleofilik
3. MEKANISME MOLEKULER REAKSI ENZIM
Model ‘Kunci & anak kunci’ : Emil Fisher (1894)Model ‘Induced-fit’: Daniel Koshland (1958)Hexokinase
4. KINETIKA REAKSI ENZIM
4.1 SISTEM SUBSTRAT TUNGGAL
Reaksi:
Pendekatan KesetimbanganPendekatan Keadaan tunak, steady state
1 2
1 2
2 2
k k
k kE S ES E P
k k− −
−
+ +
<<<<
Pendekatan Kesetimbangan
Penyusunan ulang persamaan (1) dan substitusi persamaan (3) dihasilkan:
1
1
2
2
1
2 2
[ ] ... (1)[ ][ ]
, dengan
k
k
k
k
ESE S ES KE S
ES E P k k
−
−−
→+ =←
+ <<<
2[ ] [ ] .....(2)
[ ] [ ] [ ] atau [ ] [ ] [ ] .....(3)
tot
tot
d PV k ESdt
E E ESE E ES
= =
= += −
Cara kesetimbangan (lanjutan)
1
1
12
1
2
1
max
[ ][ ][ ] .... (4)(1 [ ])
Substitusi pers (4) pada (2):[ ][ ]
(1 [ ])[ ][ ] = 1( [ ])
[ ] ....pers. Michaelis-Menten( [ ])
tot
tot
tot
M
K E SESK S
K E SV kK S
k E SSK
V SVK S
=+
= =+
+
=+
Pendekatan Keadaan tunak (steady state)
Prinsip: laju pembentukan senyawa antara sama dengan laju penguraiannya.d[ES]/dt = - d[ES]/dt[Etot]=[E]+[ES]Setelah mensubstitusi harga [E] dan dengan mengasumsikan harga tetapan laju kearah penguraian produk sangat kecil maka,akan deperoleh harga [ES]
1 2
1 2
2 2dengan
k k
k kE S ES E P
k k− −
−
+ +
<<<
1
1 2 1
[ ][ ][ ][ ]
totk E SESk k k S−
=+ +
2
max
[ ] [ ]
[ ] ..... pers. M-M [ ]
M
d PV k ESdtV SVK S
= =
=+
Steady state
Penentuan KM & Vmax
Berdasarkan pers Michaelis-Menten Kurva antara V terhadap [S] Pada saat [V] = ½[Vmax], maka: [S]= Km
Berdasarkan pers. Lineweaver-Burk
kurva 1/V thd 1/[S] Pada 1/V = 0, 1/[S]=-1/Km Pada 1/[S]=0, 1/V= 1/Vmax
Kurva antara V vs [S]
Kurva 1/V – 1/[S]
Transformasi linier lain dari data kinetika enzim
1) Eadie-Hofstee Plots:jika pers M-M dikalikan dengan (Km +[S]) di kedua suku, diperoleh:
max
max
( [ ]) [ ]Jika kedua sisi dibagi [S] dan diikuti penyusunan ulang, diperoleh:
[ ]jadi, kurva antara terhadap /[ ] akan memberikan garis lurus,dengan kemiringan
m
m
m
v K S V S
vv V KS
v v SK
+ =
= −
−
Kurva Eadie-Hofstee
Bentuk transformasi linier lain (lanj.)
2) Hanes-Wolff Plots:diperoleh dengan mengalikan pers L-B dengan [S] di kedua sisi, sehingga diperoleh:
Kurva linier antara [S]/v terhadap [S], disebut Hanes-Wolff Plot
max max
[ ] 1[ ] mKS Sv V V
= +
Kurva Hanes-Wolff
Bentuk transformasi linier (lanj.)
3) Eisenthal-Cornish-Bowden Direct Plots:Dibuat dengan menghubungkan pasangan titik-titik
dari nilai V pada sumbu Y dengan nilai –[S] pada sumbu X.
Garis-garis yang terbentuk dari pasangan titik itu diekstrapolasi dan bertemu di satu titik. Jika dari titik temu itu ditarik garis mendatar ke arah sb Y akan diperoleh nilai Vmaks, jika ditarik kearah sb X akan diperoleh nilai Km
Kurva Eisenthal-Cornish-Bowden
Arti fisik besaran-besaran: KM, kcat
dan kcat/KM
KM menyatakan : konsentrasi substrat yang diperlukan agar reaksi katalisis efektif.kcat adalah tetapan laju pada tahap penentu laju. Untuk tahapan reaksi enzim sbb:
k2 adalah kcat
Satuan kcat : s-1 → kebalikannya: waktu yang diperlukan untuk mengubah 1 molekul substrat oleh 1 molekul enzim → kcat : jumlah substrat yang dapat diubah (turned over) per detik. → turn over number
Kcat/KM = turn over number/afinitas terhadap substrat→ merupakan ukuran efisiensi suatu enzim Contoh:
Nilai KM, kcat, kcat/KM berbagai enzim
Inhibisi Enzim
Inhibisi Reversibel Kompetitif Uncompetitive Non Kompetitif
Inhibisi Irreversibel
Inhibisi Kompetitif
Inhibisi “uncompetitive”
Inhibisi Non-kompetitif- Mix Inhibition
Hukum Laju berbagai Jenis Inhibisi reversibel
Jenis Inhibisi Hukum Laju
Kompetitif
Uncompetitive
Nonkompetitif
[ ][ ] [ ][ ][ ] [ ](1 ) [ ]
cat tot cat totappMM
I
k E S k E SV I K SK SK= =
++ +
[ ](1 )[ ][ ] [ ][ ][ ] [ ]
appcat totcat totI
M M
Ik E S k E SKVK S K S
+= =
+ +
max[ ][ ](1 )[ ]M
I
V SV IK SK
=+ +
Contoh Inhibitor tak reversibel
4.2 Kinetika Enzim Sistem Substat banyak (Multisubstrate system)
1. Intro2. Terminologi:
Simbol: Substrat (A,B,C,D); Produk (P,Q,R,S); Enzim (bebas: E,F, G); inhibitor (I, J)
Kompleks transisi: EA, EB, EBA, EP,EQ,EPQ, EAP, EBQ (untuk 2 substrat, 2 produk)
Kompleks pusat: EBA, EPQ (untuk 2 substrat, 2 produk)
3. Mekanisme Kinetik: Berturutan (sequential): beraturan, acak Ping-pong
4. Efek konsentrasi substrat5. Inhibisi produk6. Inhibisi substrat7. Penentuan parameter kinetik
4.2.3Mekanisme kinetik: 4.2.3.1 Sequential mechanisms
Beraturan (ordered) Kedua subst terikat dgn
Urutan tertentu Produk terlepas juga dgn
urutan tertentu
Cleland Plot
( )( ) ( )( )
A E EAEA B EABEAB EPQEPQ EQ P
EQ E Q
++
++
4.2.3.2 Random Sequential mechanism
Urutan terikatnya substrat & terlepasnya produk acak
Cleland Plot:
4.2.3.3 Ping Pong mechanism
Mekanisme Ping-Pong atau double displacement: Sebelum semua substrat masuk, setidaknya satu produk dilepaskan Merupakan mekanisme yang umumnya terjadi, Misal: serin protease (tripsin, chimotripsin), amino transferase
Cleland Plot
4.2.4.Pengaruh konsentrasi substrat pada reaksi multisubstrat
Untuk reaksi bi bi enzyme:
Percobaan yang sama dengan substrat tunggal dapat dilakukan untuk multisubstrat: salah satu konsentrasi substrat tetap (misal B), dan yang
lain divariasikan (misal A). Selanjutnya, percobaan diulangi dengan menaikkan
konsentrasi substrat tetap (B). Dari percobaan ini akan dihasilkan kurva pada gambar
1 berikut
A B P Q+ +
Contoh Kurva pengaruh konsentrasi substrat pada reaksi multisubstrat (1)
4.2.4.1 Pengaruh [S] pada reaksi enzim multisubstrat-mekanisme sequential
Cleland plot: Mekanisme reaksi:
Pada [A] rendah: Tahap penentu laju ?
Pada [A] tinggi: Tahap penentu laju?
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
k
k
k
k
k
k
k
k
k
k
E A EA
EA B EAB
EAB EPQ
EPQ EQ P
EQ E Q
−
−
−
−
−
+
→+ ←
+
+
Kurva efek substrat
Sequential mech.
[ ][ ] [ ] [ ]
[ ] [ ] [ ]
max0
0 max max
1
1 1 1 1 1
A B A Bs M M M
A B BA M M MM
VVK K K KA B A B
K K KKV V B A V B
=+ + +
= + + +
4.2.4.2 Pengaruh [S] pada reaksi enzim multisubstrat-mekanisme Ping-Pong
Cleland PlotMekanisme reaksi:
Pada [A] rendah Tahap penentu laju?
Pada [A] tinggi Tahap penentu laju?
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
k
k
k
k
k
k
k
k
k
k
k
k
E A EA
EA FP
FP F P
F B FB
FB EQ
EQ E Q
−
−
−
−
−
−
+
+
+
+
Kurva Pengaruh [substrat] pada reaksi multisubstrat (2)
Ping-pong
[ ] [ ]
max0
0 max max
1[ ] [ ]
1 1 11
A BM M
A BM M
VVK KA B
K KV V A B V
=+ +
= + +
4.2.5 Inhibisi oleh produk pada reaksi enzim multisubstrat
Berguna untuk mengetahui lebih rinci mengenai mekanisme reaksi: Berturutan acak Berturutan teratur Urutan masukknya substrat
Review (substrat tunggal):
Jenis ihibitor dan sifat-sifat kinetiknyaJenis inhibitor Inhibisi pada L-B PlotCompetitive [S] rendah Kemiringan berubah, tidak Vmax
Non-competitive [S] rendah & tinggi kemiringan dan Vmax berubah
Uncompetitive [S] tinggi Vmax berubah, tidak kemiringan
4.2.5.1Inhibisi Produk-Ordered Sequential Mechanism
Cleland plot:Substrat berubah A, inhibitor produk Q: Keduanya dapat berikatan dengan enzim bebas pada [A] rendah: inhibisi Pada [A] tinggi: tidak mempengaruhi Vmaks Kompetitif
Substrat berubah A, inhibitor produk P P tidak dapat berikatan dengan enzim bebas, tapi dapat berikatan dengan
komplek EQ. Kelebihan produk P akan menggeser kesetimbangan kearah kebalikan.
Berlaku untuk [A] rendah & tinggi. kemiringan & Vmaks berubahNon competitive/mixed inh.
Substrat berubah B, inhibitor produk QSubstrat berubah B, inhibitor produk P
4.2.5.2 Efek substrat tetap pada inhibisi produk –Sequential
Substrat berubah B, inhibitor produk Q, [A] jenuh Tidak ada inhibisi
Substrat berubah A, inhibitor produk P, [B] jenuh uncompetitive
Tabel inhibisi produk
Variable substrate
Product inhibitor
Inhibition at normal levels of fixed substrate
Inhibition at saturating levels
of fixed substrate
A P Non-competitive
uncompetitive
A Q Competitive Competitive
B P Non-competitive
Non-competitive
B Q Non-competitive
None
4.5.2.6 Inhibisi produk-mekanisme Random Sequential
Cleland plot:
Mekanisme molekul:
Beberapa kemungkinan kompleks yang terjadi utk inh. Prod, mekanisme Random seq
Pola inhibisi:Subst. Berubah
Inh. Produk Jenis inh
A Q -Kompetitif jika…-Non kompetitif jika..
A P
B Q
B P
kompetitifkompetitifnonkompetitif
4.2.5.3 Inhibisi Produk- Ping pongCleland plot:
Substrat A & produk Q: sama-sama mengikat enzim bebas (E); sedangkan Substrat B dan produk P mengikat enzim dengan struktur yg sedang berubah selama reaksi (F)Ringkasan:
Subs berubah Inh. Produk Jenis inhibisiA P Non KompetitifA Q KompetitifB P KompetitifB Q Non Kompetitif
Inhibisi kelebihan substrat: pada Rx enzim substrat tunggal, e.g invertase, β-fruktofurano-sidase (EC 3.2.1.26)
Kurva V terhadap [S]
Kuva L-B untuk inhibisi substrat tunggal
4.2.6 Inhibisi Substrat pada reaksi enzim multisubstrat
Inhibisi oleh substrat pada ordered-sequential mech. reaksi enzim multisubstrat hanya dapat terjadi jika substrat B dapat berikatan dengan kompleks EQCleland plot :[A] tinggi inhibisi, krn[A] rendah:
A hanya dapat berikatan dgn E dengan laju yg relatif lebih cepat.
A perlu bertumbukan dgn E, yg frekuensi tumbukan makin kecil dgn berkurangnya A kehadiran EBQ tdk terasa dgn makin berkurangnya A
Inhibisi uncompetitive
EB E B+
Efek inhibisi substrat pada kurva Lineweaver-Burk
Penentuan parameter kinetik pada reaksi enzim multisubstrat
Parameter : Kmapp, Vmaksapp , Km, Vmaks
Definisi: Vmaks: laju reaksi pada saat seluruh substrat
dalam keadaan jenuh. Km: konsentrasi substrat tersebut yang
memberikan laju sama dengan setengah laju maks pada saat konsentrasi substrat lain jenuh.
Penentuan parameter kinetik pada reaksi enzim multisubstrat, lanjt
Dengan bantuan kurva LB, misal subs berubah A, subs tetap B. diperoleh kurva:
4.3 Kinetika reaksi enzim: Sistem Allosterik
Definisi: Protein allosterik: …. Contoh : Hb, enzim allosterik Cooperativity (Kooperatifitas)
Perubahan tetapan kesetimbangan (binding constant) untuk molekul kecil akibat terikatnya molekul kecil lainnya terlebih dulu.
Contoh: Ks, KI
Kooperatifitas : positif/negatif Efek: homotropik/heterotropik
4.3.1Sifat-sifat enzim allosterik
Kurva V-S sigmoidPerlu efektorMemberikan respons biphasic terhadap inhibitor kompetitifHilangnya sifat allosteri dengan denaturasiyang ringan/lemahStruktur polimerik
Kurva V-S Sigmoid
Efektor
Inhibitor: substrat cooperativity naikAktivator:… turunK-system: adanya efektor, mengubah substrat bindingV-system:…
Biphasic effect –Inhibitor Kompetitif
Positive substrate cooperativityInhibitor kompetitif:Biphasic effect: [I] << aktivator [I] >> inhibitor
Pendenaturasi
Sifat allosterik enzim sangat dipengaruhi oleh denaturant, meskipun yang sangat lemah. struktur 3 D protein sangat penting dalam
mekanisme allosterik ini, struktur 3 D protein allosterik lebih rentan
dibandingkan dengan protein non-allosterik.
Polimerik
Enzim allosterik umumnya memiliki struktur kuarterner (polimerik)lebih dari satu subunit.Dalam larutan: …Protomer: struktur terkecil yang masih mempunyai keaktifan katalisis
4.3.2 Mekanisme Allosterik
Mekanisme hipotesis simetri (concerted): Monod, Wyman, Changeux (MWC)
Mekanisme hipotesis berturutan (sequential): Koshland, Nemety, Filmer (KNF)
4.3.2.1 Hipotesis MWC
Enzim allosterik dapat ditemukan dalam 2 konformasi yang berbedaAsumsi: Tanpa ligan T Afinitas sisi aktif enzim
dalam keadaan R > T
Positive substrate cooperativity :
4.3.2.2 Hipotesis KNF
Reaksi Substrat-Enzim : induced-fitInteraksi antar subunitInhibitor dan aktivatorNegative substrate cooperativity
4.3.3 Contoh enzim allosterik: Aspartat transcarbamoylase
Reaksi enzim ATCase
Terdiri dari 12 subunit Subunit katalitik (catalytic subunit) Subunit pengendali (regulatory subunit) Subunit katalitik & pengendali berbeda ukuran dan
muatan
Reaksi enzim ATCase
Transcabamoylase
Pola sedimentasi-laju dari ATCase
A: Native 11.6S B: +p-Hydroxymercuri-benzoat: 2.8S & 5.8S
Peran p-Hydroxymercuribenzoat
Bisubstrat analog: PALA
Ilustrasi ATCase
dengan adanya inhibitor: CTP CTP berikatan pada bagian pengendali Terjadi perubahan struktur 3D
Dengan adanya substrat analog: ATP: Adanya substrat analog menyebabkan enzim
menjadi lebih menggelembung
Sigmoid plot dan Hill plot
Persamaan M-M kurva hiperobolik
Persamaan Hill: kurva sigmoid a= [S] h= tetapan Hill K0.5~ Km
Pengaruh tetapan Hill pada kurva V-S
Tetapan Hill menunjukkan derajat substrate cooperativity h= 1 tidak ada
hiperbolik h>1 makin besar h<1 negative substrate
cooperativityGambar disebelah menunjukkan K0.5 = 4 satuan dan Vmaks = 10 satuan.
Pengaruh substrate cooperativityterhadap kurva linier
Hill Plot
Persamaan Hill:
Penyusunan ulang:
Jika pers (2) diplot-kan:
( )
( )
0.5
0.5
0.5
0.5
. .................................... (1)
.
log log log ..........(2)
h
h h
h h h
h
h
V avK a
v K a V a
v aV v K
v h a h KV v
=+
+ =
=−
= − −
Keuntungan substrate cooperativity
(+): peka terhadap perubahan [S] h= 1 81x h=4 3x h=29x Mis: glikolisis--
glukosa(-): tdk 6561x Mis: koenzim
5.Pengendalian reaksi enzim
Pengendalian aktivitas enzim: Inhibitor : kompetitif, uncompetitive, non
kompetitif Enzim allosterik Inhibisi produk akhir Modifikasi kovalen Aktivasi proteolitik
Pengendalian sintesis enzim
5.1.2:Allosterik: -ATCase
Perubahan konformasi oleh ligan-ATCase
L= bentuk T/bentuk RT>>>, L>>>, kurva sigmoidc= Kr/Kt, perbandingan tetapan disosiasi kedua bentuk.
5.1.3 Inhibisi balik -ATCase
5.1.4 Modifikasi Kovalen
reversible Memerlukan 1 enzim utk modifikasi ("converter") & 1 enzym lain utk membalikkan (e.g:kinase/ phosphatase) Enzim "converter" biasanya diaktifkan (di tak aktifkan) oleh metabolit secara allosterik Enzim "converter" itu merupakan sasaran/penentu dalam proses pengaturan dengan modifikasi kovalen.
5.1.4 Modifikasi kovalen
Fosforelasi/defosforelasiMerupakan tipe yang paling umum Contoh: protein kinase mengkatalisis reaksi pemindahan gugus
fosforil dari ATP kepada gugus -OH dari serin, threonin or tyrosin
Protein defosforelasi phosphatases: memindahkan gugus fosforil.
Seringkali keadaan terfosforelasi merupakan keaadaan “teraktifasi” atau “tak aktif” Fosforelasi diperkirakan berperan untuk: menstabilkan enzim pada konformasi yang satu (weak
or strong) atau Mengganggu proses pengikatan substrat atau regulator
Modifikasi kovalen terhadap aktivitas protein
Fosforelasi, mekanisme
Consensus motif 4 PKA: Arg-Arg-X-Thr/Ser-Z
X= small aa; Z= large hidrophobic aa; R could be substituted by K
Beberapa contoh kinase
cAMP - PKA
Siklisasi ATPPada eukaryot: aktivasi protein kinase A (PKA) atau cAPK Fosforelasi –thr-ser[cAMP]=10 nM
Mekanisme aktivasi cAMP
C= 38-kd; R = 49-kdPada R : Arg-Arg-Gly-Ala-IleSubstrat:Arg-Arg-Gly-Ser-Ile
ATP & target protein pada subunit katalitik PKA
5.1.5 Proteolisis
Contoh lain: hormon, pembekuan darah, kolagen
Khimotripsinogen
Disintesis pada sel acinarDistimulasi oleh impuls saraf /hormon
Aktivasi KhimotripsinogenPemutusan awal pd res 15-16 residu 14-15 dihilangkan residu 147-148 dihilangkan 3 rantai peptide dihubungkan oleh 5 ikatan disulfida
Khimotripsin
Pemutusan antara res. 15-16 menghasilkan amino terminus (orange) baru, yang membentuk jembatan garam dengan asp 194 (green) Jembatan garam ini menyebabkan perubahan konformasi sehingga terbentuk sisi aktif
5.2 Pengendalian Sintesis enzim
Data percobaan: Lac
Pada tingkat apa expresi gen dikendalikan?
DNAPre-
mRNA mRNA mRNA
mRNA tak aktif
protein Protein tak aktif
nucleus cytosol
1Pengendalian transkripsi
2PemrosesanRNA
3TransportRNA
4Pengendaliantranslasi
5Degradasi mRNA
Aktivitas protein
6
Disemua tahap antara DNA & Protein
subject to a wide varietyof regulatory control
Kompleks represor-operator