enterohepatik
DESCRIPTION
hepar, enterohepatikTRANSCRIPT
STEP 7
1. HEPARa. Anatomi:
Hepar terletak pada hipokondriaca dextra, epigastrica
dan sedikit hipokondriaka sinistra
Hepar memiliki 4 lobus : lobus dextra, lobus sinistra,
lobus caudatus dan lobus quadratus
Penggantungnya meliputi lig.falciforme, lig. Teres
hepatis, lig.coronarium, lig.triangulare dextra et sinistra, lig.venosum arantii
Secara anatomis dipisahkan oleh fissura sagittalis sinistra, sehingga lobus
C dan lobus Q berada di lobus dextra
Secara fungsionil dipisahkan oleh fossa sagitalis dextra menurut
innervasi, vaskularisasi dan aliran limfenya sehingga lobus C dan lobus Q
berada di lobus sinistra
Di hepar. Terdapat hillus yang berupa porta hepatis :
porta hepatis :
o ductus cisticus
o ductus hepaticus
o artery hepatika
o vena porta
Impresio lobus dextra : impresio colica,supraren,duodenalis, renal, vesica
fellea dan sulcus vena cava
Impresio lobus sinistra : impresio esofageal dan
gastrica
Impresio lobus qudratus : impresio duodenale
Sumber : situs abdominis, FK UNDIP, Diktat Anatomi Fk Unissula
ANATOMI ENTEROHEPATIK
Sistem Enterohepatik merupakan suatu sistem yang menghubungkan antara hepar dan
intestinal yang membantu proses pencernaan.
1.1. Anatomi Hepar (Gambar 1)
Hepar terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah diafragma. (Gambar 2).
Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis dextra, dan hemidiaphragma
dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan jantung. Hepar terbentang
ke sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra. Permukaan atas hepar yang
cenderung melengkung di bawah kubah diaphragma.
Hepar juga melintasi region epigastrica dan region hipocondriaca dextra. Hepar bertekstur
lunak, lentur dan memiliki berat 1400 gr pada orang dewasa.1,2
Gambar 1. Bentuk anatomis hepar
2
(a)
(b)
Gambar 2. (a) proyeksi hepar dilihat dari ventral, (b) proyeksi hepar dilihat dari kanan
1.1.1. Lobuli Hepatis
Hepar memiliki 2 lobus, yaitu :
1. Lobus dextra
1. Lobus quadratus
2. Lobus caudatus
2. Lobus sinistra.1 (Gambar 1 dan 2)
Lobus hepatis dextra terbagi menjadi lobus quadratus dan caudatus oleh adanya vesica
biliaris, fissura ligamenti teretis, vena cava inferior, dan fissura ligament venosi.
Penelitian menunjukkan bahwa pada kenyataannya lobus quadratus dan caudatus
merupakan bagian fungsional dari lobus hepatis sinistra. Oleh karena itu, ramus dextra
arteri hepatica propia (arteri cysticus), ramus dextra venae portae hepatis, dan ductus
hepaticus dextra didistribusikan pada lobus hepatis dextra, sedangkan ramus sinistra arteri
3
hepatica propia (arteri lobuli caudati), ramus sinistra venae portae hepatis dan ductus
hepaticus sinistra didistribusikan pada lobus hepatis sinistra (termasuk lobus quadratus dan
caudatus).
Gambar 3. Gambaran hepar dari dorsal
Keterangan gambar :
2. Fossa vesicae biliaris 13. Impressio suprarenalis 28. Processus caudatus
3. Fissura ligament teretis 14. Appendix fibrosa hepatis 32. Lig. venae cavae
6. Porta hepatis 15. Margo Inferior
7. Tuber omentale 16. Incisura ligamentum teretis
8. Impressio oesophagea 18. Lobus dextra hepatica
9. Impressio gastric 21. Lobus sinistra hepatica
10. Impressio duodenalis 25. Lobus quadratus
11. Impressio colica 26. Lobus caudatus
12. Impressio renalis 27. Processus papillaris
4
Gambar 4. Gambaran hepar dari superior
Keterangan gambar :178.22. Lig. falciforme 130.26. Lobus caudatus178.23. Lig. triangulare dextra 26. Pars anterior23. Facies diaphragmatica 27. Pars dextra178.24. Lig. triangulare sinistra 28. Pars posterior246.24. Venae hepatica 29. Area nuda *
24. Pars superior 30. Sulcus venae cavae25. Impressio cardiac 31. Fisura ligament venosi*
Area Nuda, adalah area yang tidak diselubungi oleh peritoneum.
1.1.2. Ligamenti HepatisPada hepar terdapat beberapa ligamentum (Gambar 1, 3, dan 4) yaitu :1. Ligamentum falciformis. Menghubungkan hepar ke dinding anterior abdolmen dan
terletak di antara umbilicus dan diafragma.
2. Ligamentum teres hepatis (round ligament). Merupakan bagian bawah ligamentum
falciformis; merupakan sisa-sisa peninggalan vena umbilicalis yang telah menetap.
3. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis. Merupakan bagiandari omentum minus yang terbentang dari kurvatura minor lambung dan duodenumsebelah proksimal ke hepar. Di dalam ligamentum ini terdapat arterie hepatica, vena
5
porta dan ductus choledocus communis. Ligamen hepatoduodenale turut membentuk
tepi anterior dari Foramen Wislow.
4. Ligamentum Coronaria Anterior (dextra & sinistra) dan ligamentum coronaria
posterior (dextra & sinistra). Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma
ke hepar.
5. Ligamentum triangularis (dextra & sinistra). Merupakan fusi dari ligamentum
coronaria anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.
Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati, yang berbentuk silindris dengan panjang
beberapa millimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati manusia mengandung
50.000 sampai 100.000 lobulus.
Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus
portalis/triad yaitu traktus portalis yang mengandung cabang-cabang vena porta, arteri
hepatika, ductus biliaris. Cabang dari vena porta dan arteri hepatika akan mengeluarkan
isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan. Sistem bilier dimulai dari
canaliculi biliaris yang halus yang terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut
membentuk dinding sel.
1.1.3. Segmentum Hepatis (Gambar 5 dan 6)
Gambar 5. Segemen Hepar dari arah ventral
6
Gambar 6. Segemen Hepar dari arah dorsal
1.1.4. Impressio (Gambar 3)
1. Hepatica dextra
1. impressio duodenalis
2. impressio suprarenalis
3. impressio renalis
4. impressio colica
2. Hepatica sinistra
1. impressio esophagus
2. impressio gastrica
1.1.5. Perdarahan
Lobulus hati terbentuk mengelilingi sebuah vena sentralis yang mengalir ke vena hepatica
dan kemudian ke vena cava. Lobulus sendiri dibentuk terutama dari banyak lempeng sel
hati yang menyebar dari vena sentralis seperti jeruji roda. Masing –masing lempeng hati
tebalnya dua sel, dan diantara sel yang berdekatan terdapat kanalikuli biliaris kecil yang
mengalir ke ductus biliaris ke dalam septum fibrosa yang memisahkan lobules hati yang
berdekatan.
7
Di dalam septum terdapat vena porta kecil yang menerima darah terutama dari vena
saluran pencernaan melalui vena porta. Dari venula ini darah mengalir ke sinusoid hati
gepeng dan bercabang yang terletak di antara lempeng-lempeng hati dan kemudian ke vena
sentralis. Dengan demikian, sel hepar terus-menerus terpapar dengan darah vena porta.
Arteriol hati juga ditemukan di dalam septum interlobaris. Arteriol ini menyuplai darah
arteri ke jaringan septum di antara lobulus yang berdekatan, dan banyak juga arteriol kecil
yang mengalir langsung ke sinusoid hati, paling sering berlokasi pada sepertiga jarak ke
septum interlobaris (Gambar 7).
Gambar 7. Struktur dasar lobulus hati
Selain sel-sel hati, sinusoid vena dilapisi oleh dua ripe sel yang lain:
1. sel endotel khusus dan
2. sel kupffer besar (retikuloendotelial), yang merupakan makrofag residen yang
melapisi sinusoid dan mampu memfagositosis bakteri dan benda asing lain dalam
darah sinus hepatikus.
Lapisan endotel sinusoid vena mempunyai pori-pori yang sangat besar, beberapa
diantaranya berdiameter hampir 1 mikrometer. Di bawah lapisan ini, terletak di antara sel
8
endotel dan sel hepar, terdapat ruang jaringan yang sangat sempit yang disebut ruang Disse
yang juga dikenal dengan ruang perisinusoidal. Jutaan ruang Disse menghubungkan
pembuluh limfe di dalam septum interlobaris. Oleh karena itumelalui aliran limfatik.
Karena besarnya pori di endotel, zat di dalam plasma bergerak bebas ke dalam ruang
Disse, bahkan banyak protein plasma berdifusi dengan bebas ke ruang ini.1
Kira-kira 1050 mL darah mengalir dari vena porta ke sinusoid hati setiap menit, dan
tambahan 300ml lagi mengalir ke sinusoid dari arteri hepatica, dengan total rata-rata 1350
ml/menit. Jumlah ini sekitar 27% dari sisa curah jantung. Rata-rata tekanan di dalam vena
porta yang mengalir ke dalam hati adalah sekitar 9 mm Hg, dan rata-rata tekanan di dalam
vena hepatica yang mengalir dari hati ke vena cava normalnya hampir tepat 0 mm Hg.
Perbedaan tekanan yang kecil ini, hanya 9 mm Hg. Menunjukkan bahwa tahanan aliran
darah melalui sinusoid hati normalnya sangat rendah. Terutama bila seseorang dapat
memperkirakan bahwa sekitar 1350 ml darah mengalir melalui jalur ini setiap menit.
Jika sel-sel parenkim hati hancur, sel-sel tersebut digantikan oleh jaringan fibrosa yang
akhirnya akan berkontraksi di sekeliling pembuluh darah, sehingga sangat menghambat
darah porta melalui hati. Proses penyakit ini dikenal dengan sirosis hati. Penyakit ini lebih
umum disebabkan oleh alkoholisme.
Sistem porta juga kadang-kadang terhambat oleh suatu gumpalan besar yang berkembang
di dalam vena porta atau cabang utamanya. Bila system porta tiba-tiba tersumbat,
kembalinya darah dari usus dan limfa melalui system aliran darah porta hati ke sirkulasi
sistemik menjadi sangat terhambat, menghasilkan hipertensi porta dan tekanan kapiler, di
dalam dindimg usus meningkat 15 sampai 20 mmHg diatas normal.
b. Histology
HISTOLOGI ENTEROHEPATIK
3.1. Histologi Hepar
Gambar 12. Histologi Lobulus hepatis (1)
Keterangan gambar :
1. Vena Sentral
2. Triad Glisson(Eosin - magnification 40 X)
Keterangan gambar :1. Cabang vena portae
2. Cabang arteri hepatica3. Ductus biliaris interlobular
4. Aliran limfe(eosin – magnification X 120)
Gambar 13. Histologi Portal Triad (Triad Glisson)
Gambar 14. Histologi sel Kuppfer
Keterangan gambar :
1. Sinusoid
2. Sel Kuppfer
3. Vena Sentral
(Carmine red - magnification X 300).
c. Embriologi
Embriologi Hepar dan Vesica Billiaris
Traktus biliaris dan hepar berkembang dari traktus gastrointestinal primitif pada foregut
distal, berupa kantong yang dikenal sebagai divertikulum hepar atau liver bud dan pertama
kali tampak pada minggu ke-5 kehamilan atau ketika panjang embrio 3 mm (berumur rata-
rata 25 hari). Kantong ini kemudian berkembang dan meluas ke arah ventral mesenterium
dan terbagi menjadi 2 tunas yaitu cranial bud dan caudal bud. Cranial bud merupakan bakal
hepar dan duktus intrahepatik sedangkan caudal bud berkembang menjadi vesika fellea dan
duktus sistikus. Dasar dari divertikulum akan menjadi duktus biliaris komunis. Tunas-tunas
kecil yang lain berkembang dari bagian proksimal caudal bud dan tumbuh ke bawah dan
membentuk bagian ventral pankreas. Cranial bud terbagi menjadi 2 tunas kecil yang
berkembang ke atas ke arah septum transversum (bakal diafragma), membentuk lobus kanan
dan kiri hepar. Caudal bud terbawa ke atas seiring perkembangan cranial bud dan berhenti
pada permukaan bawah dari cranial bud dan membentuk vesika fellea dan duktus sistikus.
Selama cranial bud dan caudal bud berkembang, ventral pancreatic bud berputas 180 derajat
dari kanan ke kiri untuk bergabung dengan dorsal pancreatic bud membentuk pankreas.
Gabungan antara kedua tunas ini terjadi pada minggu ke-7 kehamilan. Karena ujung duktus
koledokus terletak pada ventral pancreatic bud, maka hasil rotasi tersebut menyebabkan
pertemuan antara duktus koledokus dengan duodenum berada di dinding posteromedial
duodenum, sebelah posterior duktus pankreatikus dorsal.
Kantong di bagian ventral yang merupakan bakal traktus biliaris mula-mula hanya berbentuk
tali padat dari sel endoderm dan tidak terdapat lumen. Pada permulaan minggu ke-7
kehamilan, mulai terjadi vakuolisasi dan pembentukan lumen dalam vesika fellea, duktus
sistikus, duktus hepatikus dan duktus biliaris komunis.
Pada 3 bulan kehamilan, tampak aliran empedu dari kanalis traktus biliaris ke dalam
duodenum.
Sumber : Simeone DM; Gallbladder and Biliary Tract : Anatomy and Structural Anomalies in Textbook of
Gastroenterology, 4th edition, Philadelphia,Lippincott Williams & Wilkins,2003,pg. 2166-2173
a. Fisiologi
2.1. Fisiologi Hepar
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh
sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada beberapa fung hati yaitu :
1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat
Dalam metabolisme karbohidrat, hati melakukan fungsi berikut ini :
1. Menyimpan glikogen dalam jumlah besar
2. Konversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa
3. Glukoneogenesis
4. Pembentukan banyak senyawa kimia dari produk antara metabolisme karbohidrat
Hati terutama penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah normal.
Penyimpanan glikogen memungkinkan hati mengambil kelebihan glukosa dari darah,
menyimpannya, dan kemudian mengembalikannya kembali ke darah bila konsentrasi
glukosa darah mulai turun terlalu rendah. Fungsi ini disebut sebagai fungsi penyangga
glukosa hati. Pada orang dengan fungi hati yang buruk, konsentrasi glukosa darah setelah
memakan makanan tinggi karbohidrat dapat meningkat dua atau tiga kali lebih tinggi
dibandingkan pada orang dengan fungsi hati yang normal.
Glukoneogenesis dalam hati juga penting untuk mempertahankan konsentrasi normal
glukosa darah, karena glukoneogenesis hanya terjadi secara bermakna apabila konsentrasi
glukosa darah mulai menurun di bawah normal. Pada keadaan demikian, sejumlah besar
asam amino dan gliserol dari trigliserida diubah menjadi glukosa, dengan demikian
membantu mempertahankan konsentrasi glukosa darah yang relatif normal.
2. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak
Hati tidak hanya mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak
Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :
1. Senyawa 4 karbon – Keton Bodies
2. Senyawa 2 karbon – Active Acetate (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol)
13
3. Pembentukan kolesterol.
4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid.
Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol.
Dimana serum kolesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid
Kira-kira 80% kolesterol yang disintesis di dalam hati diubah menjadi garam empedu,
yang kemudian disekresikan kembali ke dalam empedu, sisanya diangkut dalam
lipoprotein dan dibawa oleh darah ke semua sel jaringan tubuh. Fosfolipid juga disintesis
di hati dan terutama ditranspor dalam lipoprotein. Keduanya, fosfolipid dan kolesterol,
digunakan oleh sel untuk membentuk membran, struktur intrasel, dan bermacam-macam
zat kimia yang penting untuk fungsi sel. Setelah lemak disintesis di hati, lemak ditranspor
dalam lipoprotein ke jaringan lemakuntuk di simpan.
3. Fungsi hati sebagai metabolisme protein
Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. Dengan proses deaminasi, hati
juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. Dengan proses transaminasi, hati
memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya
organ yg membentuk plasma albumin dan ∂ - globulin dan organ utama bagi produksi
urea.Urea merupakan end product metabolisme protein.∂ - globulin selain dibentuk di
dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang β – globulin hanya dibentuk di
dalam hati.albumin mengandung ± 584 asam amino dengan BM 66.000.
Fungsi hati yang penting dalam metabolisme protein adalah:
1. Deaminasi asam amino
2. Pembentukan ureum untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh
3. Pembentukan protein plasma
4. Interkonversi beragam asam amino dan sintesis senyawa lain dari asam amino
Deaminasi asam amino dibutuhkan sebelum asam amino dapat dipergunakan untuk energy
atau diubah menjadi karbohidrat atau lemak. Sejumlah kecil deaminasi dapat terjadi di
jaringan tubuh lain, terutam di ginjal, tetapi hal ini tidak penting di bandingkan deaminasi
asam amino di dalam hati.
Pembentukan ureum oleh hati mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh. Sejumlah besar
amonia dibentuk melalui proses deaminasi, dan jumlahnya masih ditambah oleh
pembentukan bakteri di dalam usus secara kontinu dan kemudian diabsorbsi ke dalam
14
darah. Oleh karena itu, bila hati tidak membentuk ureum, knsentrasi amino plasma
meningkat dengan cepat dan menimbulkan koma hepatic dan kematian. Penurunan aliran
darah yang besar melalui hati yang kadangkala terjadi bila timbul pintasan antara vena
cava, dapat menyebabkan jumlah amonia yang berlebihan dalam darah, suatu keadaan
yang sangat toksik
Sel hati menghasilkan kira-kira 90% dari semua protein plasma. Sisa gamma globulin
adalah antibodi yang dibentuk terutama oleh sel plasma dalam jaringan limfe tubuh. Hati
mungkin dapat membentuk protein plasma pada kecepatan maksimum 15 sampai 50
gram/hari oleh karena itu, bahkan jika tubuh kehilangan sebanyak separuh protein plasma,
jumlah ini dapat digantikan dalam waktu 1 atau 2 minggu.
Hal ini menarik terutama bahwa kehilangan protein plasma menimbulkan mitosis sel hati
yang cepat dan pertumbuhan hati menjadi lebih besar; pengaruh ini digandakan oleh
kecepatan pengeluaran protein plasma sampai konsentrasi plasma kembali normal.
Diantara fungsi hati yang paling penting adalh kemampuan hati untuk membentuk asam
amino tertentu dan juga membentuk senyawa kimia lain yang penting dari asam amino.
Misalnya, yang disebut asam amino nonesensial dapat disintesis semuanya dalam hati.
4. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah
Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan
koagulasi darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X.
Benda asing menusuk kena pembuluh darah – yang beraksi adalah faktor ekstrinsi, bila ada
hubungan dengan katup jantung – yang beraksi adalah faktor intrinsik.Fibrin harus isomer
biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan Vit K dibutuhkan
untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.
5. Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin
Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K.
6. Hati menyimpan Besi Dalam Bentuk Ferritin
Sebagian besi dalam tubuh biasanya di simpan di hati dalam bentuk ferritin. Sel hati
mengandung sejumlah besar protein yang disebut apoferritin, yang akan bergabung dengan
besi baik dalam jumlah sedikit ataupun banyak. Oleh karena itu, bila besi banyak tersedia
dalam cairan tubuh, maka besi akan berikatan dengan apoferritin membentuk ferritin dan
disimpan dalam bentuk ini di dalam sel hati sampai diperlukan,bila besi dalam sirkulasi
15
cairan tubuh mencapai kadar yang rendah, maka ferritin akan melepaskan besi. Dengan
demikian, system apoferritin hati bekerja sebagai penyangga besi darah dan juga sebagai
media penyimpanan besi.
7. Fungsi hati sebagai detoksikasi
Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi,
reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat
racun, obat over dosis.
8. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas
Sel kuppfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui
proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi ∂ - globulin sebagai imun
livers mechanism.
9. Fungsi hemodinamik
Hati menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal ± 1500 cc/ menit
atau 1000 – 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam arteri hepatica ± 25% dan di
dalam vena porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi
oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada
waktu exercise, terik matahari, shock. Hepar merupakan organ penting untuk
mempertahankan aliran darah.
10. Fungsi sekresi empedu oleh hati
Salah satu dari berbagai fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu , normalnya antara
600 dan 1000 ml/hari.
Empedu melakukan dua fungsi penting, yaitu :
1. Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorbs lemak, bukan
karena enzim dalam empedu yang menyebabkan pencernaan lemak, tetapi karena
asam empedu dalam empedu melakukan dua hal, yaitu :
1. Asam empedu membantu mengelmusikan partikel-partikel lemak yang besar dalam
makanan menjadi banyak partikel kecil, permukan partikel tersebut dapat disersng
oleh enzim lipase yang disekresikan dalam getah pankreas, dan
2. Asam empedu membantu absorbs produk akhir lemak yang telah dicerna melalui
membrane mukosa intestinal.
16
2. Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan
yang penting dari darah. Hal ini terutama meliputi bilirubin, suatu produk akhir dari
penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol.
Pengosongan kandung empedu peran perangsangan kolesistokinin (CCK)
Ketika makanan mulai dicerna didalam traktus gastro intestinal bagian atas, kandung
empedu mulai dikosongkan, terutama sewaktu makanan berlemak mencapai duodenum
sekitar 30 menit setelah makan. Mekanisme pengosongan kandung empedu adalah
kontraksi ritmis dinding kandung empedu, tetapi pengosongan yang efektif juga
membutuhkan relaksasi yang bersamaan dengan sfincter oddi, yang menjaga pintu keluar
duktus biliaris komunis kedalam duodenum (Gambar 10).
.
Gambar 10. Sphincter oddi
Sejauh ini rangsangan yang paling poten menyebabkan kontraksi kandung empedu adalah
hormone kolesistokinin. Hormone ini adalah hormone kolesistokinin yang telah
dibicarakan sebelumnya yang menyebabkan peningkatan sekresi enzin pencernaan oleh
sel-sel asinar pancreas. Rangsangan untuk memasukkan kolesistokinin kedalam darah dari
mukosa duodenum terutama adalah kehadiran makanan berlemak dalam duodenum.
17
Selain kolesistokinin, kandung empedu juga dirangsang secara kurang kuat oleh serabut-
serabut saraf yang menyekresi asetil kolin dari system saraf fagus dan enterik usus.
Keduanya adalah saraf yang sama yang meningkatkan motilitas dan sekresi dalam bagian
lain traktus gastrointestinal bagian atas.
Kandung empedu mengosongkan simpanan empedu pekatnya kedalam duodenum terutama
sebagai respon terhadap perangsangan kolesistokonin yang terutama dicetuskan oleh
makanan berlemak. Saat lemak tidak terdapat dalam makanan, pengosongan kandung
empedu berlangsung buruk, tetapi bila terdapat lemak dalam jumlah yang berarti dalam
makanan, normalnya kandung empedu kosong secara menyeluruh dalam waktu sekitar satu
jam.
2. VESICA FELLEAa. Anatomi
1.2. Anatomi Vesica Biliaris (Kandung Empedu)
Kedudukan kandung empedu bervariasi terhadap kedudukan hati. Fundus kandung empedu
terletak khas pada tepi lateral m. Rektus abdominis kanan, agak di bawah tepi kosta.vesicabiliaris memiliki kemampuan menampung empedu sebanyak 30-50 ml dan menyimpannya,
serta memekatkannya dengan cara mengabsorspi air.Vesica biliaris dibagi menjadi :
1. Fundus vesicae biliaris, berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah margo
inferior hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengandinding anterior abdomen setinggi ujung kartilago costalis IX dextra.
2. Corpus vesicae biliaris, terletak dan berhubungan dengan facies visceralis hepardan arahnya ke atas, belakang, dan kiri.
3. Collum vesicae biliaris, melanjutkan diri sebagai ductus cysticus yang berbelok kedalam omentum minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus comunis
untuk membentuk ductus choledochus (Gambar 8).
Keterangan gambar :2. Fundus biliaris 14. Ampulla hepatopancreatica3. Corpus biliaris 15. Sphincter ampullae
4. Collum biliaris 16. Ductus choledochus
132.8. Ductus hepatica 128.18. M. sphincter ductuscommunis pancreatici.
10. Ductus cysticus11. Plica spiralis12. M. ductus choledochus13. M. sphincter ductus choledochi.
Gambar 8. Anatomis Vesica biliaris
1.2.1. Perdarahan
Arteri cystica merupakan arteri yang memperdarahi vesica biliaris yang bercabang dariarteri hepatica dextra. Dan vena cystica mengalir darah langsung ke vena portae. Sejumlah
arteri dan venae kecil juga berjalan diantara hepar dan vesica biliaris.
10
1.2.2. Persarafan
Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk plexus coeliacus. Vesica biliaris b
erkontraksi
sebagai respons terhadap hormone kolesistokenin yang dihasilkan oleh tunik
a mukosa
duodenum karena masuknya makanan dari gaster.
b. Histology
3.2. Histologi Vesica Biliaris
Gambar 15. Histologi Vesica Biliaris
Keterangan gambar :
1. Tunica mucosa 3. Mucosal crypt
2. Mucosal plicae 4. Lamina propia
(Masson-Goldner trichrome; magnification: X 80)
Gambar 16. Histologi Ductus Cholodochus
Keterangan gambar :
1. Epitelium ductus choledochus
2. Jaringan penghubung dan pelindung
3. Kelenjar saluran pipa empedu
(Weigert’s picrofuchsin - magnification: X 300)
c. Embriologi
d. Fisiologi
Fisiologi
Kandung empedu memiliki fungsi :
sebagai tempat menyimpan cairan empedu
memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan
cara mengabsorpsi air dan elektrolit, Cairan empedu ini
adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.
Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh
tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah
dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan
penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan
meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang
larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari
usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah
merah diubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam
empedu) dan dibuang ke dalam empedu.
Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam
fungsi empedu juga disekresi dalam empedu.
www.medicastore.com
3. LienA. Anatomi
Lien berwarna kemerahan dan merupakan sebuah massa limfoid
terbesar di dalam tubuh. Lien berbentuk lonjong dan mempunyai
incisura di ekstremitas anteriornya, terletak tepat di bawah
pertengahan kiri diaphragm, dekat dengan costa IX – XI. Sumbu
panjangnya terletak sepanjangcorpus costalis X. Kutub bawahnya
membebtang ke depan hanya sampai linea axillaris media, dan tidak
dapat diraba pada pemeriksaan fisik.
Lien diselubungi oleh peritoneum dan yang bejalan dari hilum lienale
sebagai ligamentum gastrolienale ke curvatura gastric major
(membawa arteria dan vena grastica brevis serta arteria dan vena
gastroepiploica sinistra). Peritoneum juga berjalan menuju ren
sinistra sebagai ligamentum lienorenale (membawa arteria, vena
lienalis, dan cauda pancreatic).
Vascularisasi:
Areteriae: arterie lienalis cabgng truncus coeliacus. Berjalan di
sepanjang margo superior pancreas. Kemudian bercababg menjadi 6
pembuluh arteri y7ang masuk hilum lienale.
Venae: v.lienalis dan berjalan di belakang cauda dan ccorpus
pancreatic. Di belakang collum pancreatic, v.lienalis bergabung
dengan v. mesenterisca superior membentuk vena prate hepatis.
Aliran limfe
Pembuluh limf keluar dari hilum lienale dan berjalan melalui
beberapa kelenjar limf yang terletak di sepanjang a.lienalis dan
kemudia bermuara ke nodi coeliaci.
Innervasi:
Saraf- saraf berjlan mengikuti a.lienalis dan berasal dari plexus
coeliacus.
Sumber : Anatomi Klinik. Richard Snell.
B. Embriologi
C. Histology
Limpa dibungkus sebuah simpai jaringan ikat padat yang
menjulurkan trabekula jaringan ikat ke bagian dalam limpa.
Trabekula utama memasuki limpa di hilus dan bercabang –cabang
menyusup seluruh organ. PAda trabekula, terdapat di arteri
trabekularis dan vena trabekularis. Trabekula yang terpotong
melintang tampak bulat atau nodular.
Limpa ditandai dengan sejumlah agregat limfonodulus; noduli ini
membentuk pulpa alba organ. Limfonoduli mengandung pusat
germinal, jumlahnya secara progresif berkurang bersama dengan
penambahn umur. Arteri sentralis melewati setiap limfonodulus;
namun arteri ini umumnya tidak terletak di pusat. Arteri sentralis
adalah cabang dari arteri trabekularis yang mendapat selubung
jaringan limfatik saat meninggalkan trabekula. Selubung ini juga
membentuk limfonodulus yang kemudian membentuk pulpa alba
limpa.
Di sekitar limfonodulus dan trabekula terdapat anyaman sel merata
yang membentuk bagian terbesar organ dan secara kolektif
membentuk pulpa rubra atau pulpa limpa. Sediaan segar pulpa rubra
tampak merah karena jarinngan vaskularnya, PUlpa rubra juga
mengandung arteri pulpa, sinus venosus dan korda limpa (Billroth);
hal ini tampak sebagai untaian difusi jaringan limfatik di antara sinus
venosus. Korda limpa membentuk anyaman longgar jaringan ikat
reticular yang biasanya tertutup jaringan padat lain
Atlas Histologi. Di Fiore.
D. Fisiologi
Fisiologi
Menguasai teransportasi cairan (transportasi kelebihan air
dari jaringan kembali ke darah) dan pengolahan makanan.
Limpa memisahkan cairan yang berguna dan tidak berguna
dari cairan yang sudah dicerna, mengirim yang bersih ke
Paru-paru untuk di distribusikan ke kulit dan yang kotor di
salurkan ke Usus Halus untuk di suling / dimurnikan. Bila
fungsi ini lemah maka terjadi penumpukan cairan sehingga
menimbulkan kelembaban, banyak lendir atau oedema .
Pengendalian darah agar tetap berjalan sebagaimana
mestinya dalam pembuluh darah dan tidak terjadi
pendarahan.
Limpa mengektrasi nutrisi dari makanan dan
mengangkutnya ke bagian tubuh lainnya termasuk otot,
menjamin kekuatan dan pengembangan otot serta anggota
gerak, maka kuat lemahnya anggota gerak mencerminkan
kuat lemahnya organ limpa.
Waktu masih janin Limpa berperan membentuk sel-sel darah
merah.
Memisahkan eritrosit (sel darah merah) yang sudah usang.
Menghasilkan limposit (sejenis sel darah putih) bagian
penting dari sistem kekebalan tubuh (limposit-B dibentuk di
sumsum tulang sebagai anti bodi dan limposit-T dibentuk di
kelenjar getah bening dan limpa yang diprogram untuk
memerangin antigen tertentu) — fungsi pertahanan dan anti
bodi.
Diduga menghancurkan leukosit dan trombosit.
Mengekstrasi Chi-energi dari makanan lalu mengirimnya ke
Paru-paru untuk bergabung dengan Chi-energi yang
diekstrasi dari udara (O2) kemudian diedarkan melalui
meridian dan di bawah kulit dan sebagai Chi-energi
Pertahanan.
Penyerapan lemak dari usus kecil ke pembuluh getah bening
usus.
Penyimpanan dan pemecahan sel darah merah dalam limpa.
Sumber : www.usu.ac.id
4. PANCREASa. Anatomi
Anatomi
Letak : regio epigastrika & hipokondriaka sainistra
Vaskularisasi : a. Pankreatiko duodenalis inferior & superior, a.
Lienalis
Inervasi : sraf simpatis (T 6-10) & parasimpatis (trunkus vagealis)
Panjang : 15cm
Lebar : 5cm
Berat : 60 – 90 gr
Pankreas terdiri atas 3 bagian yaitu :
Caput pankreas : bagian yang paling besar, terletak di
sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan
duodenum.
Corpus pankreas : merupakan bagian utama yang letaknya
di belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis
pertama.
Cauda pankreas : bagian yang runcing di sebelah kiri, dan
yang sebenarnya menyentuh limpa. Bergabung dengan
hilus lienalis
Pankreas mempunyai 2 duktus yaitu : duktus wirsungi dan duktus
santorini.
Anatomi dan fisiologi. Evelyn c.pearce
b. Histology
3.3. Histologi Pankreas
Gambar 17. Histologi Pankreas
Keterangan gambar :
1. Lumen acinar
2. RE kasar
3. Kompleks Golgi
4. Granula zymogen
5. Crista tipe mitokondria
6. Corpus cristaloid
7. Sel Nukleus(Electron microscopy - magnification X 9600
Pankreas memiliki unsur eksokrin maupun endokrin yg menempati
sebagian besar kelenjar.
Pancreas eksokrin merupakan bagian terbesar dari kelenjar, terdiri
dari asini serosa yg berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus
kecil.
Lobuli dikelilingi septa interlobular dengan pembuluh darah, duktus
dan saraf, dan kadang2 badan pacini.
Di dalam masa asini serosa terdapat pulau Langerhans yg terisolasi.
Pulau ini adalah bagian endokrin pancreas dan merupakan cirri khas
pancreas.
Sebuah asinus pancreas terdiri atas sel-sel zimogen penghasil protein
berbentuk pyramid mengelilingi sebuah lumen sentral yg kecil.
Duktus ekskretorius meluas ke dalam setiap asinus dan tampak sbg
sel sentroasinar yg terpulas pucat didalam lumennya.
Produk sekresi asini dikeluarkan mll duktus interkalaris ( intralobar) yg
sempit. Sel sentro asinar berlanjut epitel duktus interkalaris
duktus interlobular yg terdapat dlm septa jaringan ikat yg terdapat
diantara lobuli.
Pulau langerhans adalah masa sel endokrin berbentuk bulat dgn
berbagai ukuran, yg dipisahkan oleh jaringan asini eksokrin
disekelilingnya oleh selapis serat reticular halus. Pulau langerhans
biasanya lebih besar dari asini dan tampak sbg kelompok padat sel2
epitel yg tembus oleh banyak kapiler .
( Atlas histology difiore, edisi 9 Victor P. Eroschenko, Jakarta EGC : 2003 )
c. Embriologi
Pankreas dibentuk oleh dua tunas yang berasal dari lapisan
endoderm duodenum. Tunas pancreas dorsal terletak didalam
mesenterium dorsal, tunas pancreas ventral terletak didekat duktus
koledokus. Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk
huruf c, tunas pancreas vebtral bermigrasi ke dorsal dengan cara
yang serupa dengan bergesernya muara duktus koledokus. Akhirnya
tunas pancreas ventral berada tepat dibawah dan dibelakang tunas
pancreas dorsal. Kemudian parenkim maupun susunan salluran
dalam tunas pancreas dorsal dan ventral bersatu. Tunas ventral
membntuk proc..uncinatus dan bagian bawah pancreas. Bag kelanjar
lainya berasal dari tunas dorsal. Duktus wirsungi terbentuk bagian
distal saluran pancreas dorsal dan seluruh saluran pancreas ventral.
Bagian proksimal sal pancreas dorsal menutup atau tetap
dipertahankan sebagai sal kecil, yaitu duktus pankreatikus minor.
Pulau – pulau langerhans berkembang dari jaringan parenkim
pancreas pada bulan ke 3 kehidupan janin dan tersebar di seluruh
kelanjar tersebut. Sekresi insulin dimulai kurang lebih pada bulan ke
5.
Sumber : Embriologi Kedokteran Langman
d. Fisiologi
Fungsi utama hormon-hormon pankreas adalah untuk:
meningkatkan penyimpanan selama individu istirahat, dalam
bentuk glikogen dan lemak, diambil dari substansi-substansi
dalam makanan (insulin)
mobilisasi kembali cadangan energi selama fase kelaparan atau
pada waktu bekerja, dalam keadaan stres, dst. (glukagon)
menjaga kadar gula darah mendekati konstan bila mungkin
meningkatkan pertumbuhan (insulin)
Efek dasar hormon insulin
Tiga efek dasar insulin pada metabolisme karbohidrat:
meningkatkan kecepatan metabolisme glukosa,
menurunkan konsentrasi gula darah (hormon hipoglikemik),
meningkatkan cadangan glikogen dalam jaringan
Efek insulin terhadap metabolisme lemak
Meningkatkan pemakaian glukosa, mengurangi pemakaian
lemak (penghemat lemak)
Meningkatkan pembentukan gliserol. Gliserol bersama asam
lemak membentuk trigliserida untuk disimpan.
Efek insulin terhadap metabolisme protein: meningkatkan
sintesa dan mencegah katabolisme protein
Pengaturan Sekresi Insulin
Pengaturan sekresi: diatur oleh kadar gula dalam darah melalui
mekanisme umpan balik.
terdapat 3 rangsangan dasar yang penting dalam menyebabkan
sekresi pankreatik:
- asetilkolin, yang dilepaskan oleh nervus vagus parasimpatis
demikian juga dari saraf2 kolinergik di dalam system saraf
enteric
- kolesistokinin, yang disekresikan oleh mukosa duodenum dan
jejunum bagian atas ketika makanan masuk ke dalam usus halus
- sekretin, yang disekresikan oleh mukosa duodenum dan jejunum
yang sama ketika makanan yang sangat asam masuk ke usus
halus.
Asetilkolin dan kolesistokinin menyebabkan pancreas mensekresi
enzim2 pencernaan dengan jumlah cairan yang relative sedikit
sedangkan sekretin merangsang sekresi larutan natrium bikarbonat .
Sekresi pankreatik terjadi dalam 3 fase yaitu:
- fase sefalik: sinyal2 saraf menyebabkan asetilkolin
dilepaskan oleh ujung2 n. vagus dalam pancreas.
Hal ini menyebabkan sejumlah enzim dilepaskan
ke dalam duktus pankreatikus
- fase gastric: rangsangan saraf terhadap sekresi
enzim berlangsung terus menghasilkan lagi 5-10%
dari enzim yang disekresikan sesudah makan.
Walaupun demikian hanya sejumlah kecil yang
masuk ke dalam duodenum karena kurangnya
cairan.
- Fase intestinal: sesudah kimus masuk ke dalam
usus halus, sekresi pancreas menjadi sangat
banyak, terutama sebagai respon terhadap
hormone sekretin.
Fisiologi Guyton & Hall
Tripsinogen : diubah menjadi tripsin aktif oleh
enterokinase.Dalam bentuk aktif,tripsin mengubah peptone
dan protein menjadi asam amino.
Amilase : Mengubah zat pati,baik yang masak dan tidak
masak menjadi maltosa.
Lipase : Mengubah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol setelah empedu mengemulsi lemak yang
meningkatkan area permukaan.
Glukagon : Meningkatkan gula darah.Merangsang
pengubahan glikogen menjadi glukosa (meningkatkan gula
darah)
Insulin : Menurunkan gula darah dengan merangsang
pengubahan glukosa menjadi glukogen untuk disimpan dan
meningkatkan ambilan glukosa selular.
pankreas merupakan kelenjar campuran yang mengnadung jaringan
eksokrin dan endokrin. Pankreas Sebagai kelenjar eksokrin
mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen yaitu
sekresi enzimatik poten dan sekresi alkali encer yang kaya akan
natrium bikarbonat. Enzim-enzim pankreas secara aktif disekresikan
secara aktif oleh sel asinus. Komponen natrium bikarbonat encer
disekresikan secara aktif oleh duktus yang melapisi bagian awal
duktus pankreatikus. Ketiga enzim tersebut, adalah:
Enzim proteolitik pankreas yang berperan dalam
pencernaan protein tripsinogen, kimotripsinogen, dan
prokarboksipeptidase
Amylase pankreas yang berperan pada pencernaan
karbohidrat dengan cara serupa dean amylase liur
Lipase pankreas, satu-satunya enzim yang penting dalam
pencernaan lemak.
Pankreas selain mensekresi insulin, glukagon dan somatostatin, juga
mensekresi enzim – enzim pencernaan dan sejumlah besar larutan
natrium bikarbonat disekresi oleh kedua duktulus kecil dan duktus
lebih besar yang berasal dari asini..
Sekresi enzim – enzim pancreas untuk mencernakan 3 jenis
makanan utama : protein, karbohidrat dan lemak. Sekresi ini juga
mengandung sejumlah besar ion bekarbonat untuk menetralkan
asam kimus yang dikeluarkan dari lambung ke dalam duodenum.
Enzim pencernaan pancreas untuk mencerna lemak adalah
lipase pancreas yang mampu menghidrolisis lemak netral dan
monogliserida; kolesterol esterase yang menyebabkan hidrolisis ester
kolestrol dan fosfolipase yang memecah asam lemak dari fosfolipid.
Enzim pencernaan pancreas untuk karbohidrat adalah amylase
pancreas yang akan menghidrolisis serat, glikogen dan sebagian
besar karbohidrat lain kecuali selulosa untuk membentuk disakarida
dan beberapa trisakarida
Enzim pencernaan pancreas untuk protein adalah tripsin,
kemotripsin dan karboksipolipeptidase. Tripsin dan kemotripsin
memisahkan seluruh dan sebagian protein yang dicerna menjadi
peptide berbagai ukuran tetapi tidak menyebabkan pelepasan asam
asam amino bentuk tunggal. Sebaliknya karboksipolipeptidase akan
memecahkan beberapa peptide menjadi asam-asam amino bentuk
tunggal.
Fisiologi kedokteran, guyton
Sebagai kelenjar eksokrin : Menghasilkan enzim dan getah
pankreas
Sebagai kelanjar endokrin :Menghasilkan hormon
(Patofisiologi. Price & Wilson)
Kelenjar Eksokrin : kelenjar yang memiliki saluran keluar untuk
menyalurkan produk yang di hasilkannya. Menghasilkan
cairan-cairan selain hormone (enzim). Ex : tripsin
metabolisme protein, lipase metabolism lemak,
kemotripsin metabolism protein, amylase metabolism
karbohidrat, elastase, kalikrein, karboksil ester hidrolase dll )
Endokrin : hormone yang dihasilkan oleh 1 jaringan kelenjar
dan menampakkan efeknya pada jaringan atau sel-sel sasaran
yang cukup jauh.kelenjar endokrin yaitu kelenjar buntu, tidak
punya saluran keluarkan produk yang di hasilkannya dan
hasilnya langsung diserap pembuluh darah. Ex : hormone tiroid
Parakrin : hormon yang timbul dari 1 sel, berjalan cukup
pendek untuk nerinteraksi dengan reseptornya. Ex : hormon
steroid kelamin dan ovarium
Autokrin : hormone yang dihasilkan oleh sel yang sama, yang
berfungsi sebagai sasaran hormone tersebut. Ex :
prostalglandin
Fisiologi Guyton
Fisiologi
A. Eksokrin - Sel – sel asini menghasilkan beberapa enzim yang disekresikan melalui ductus pankreas yang bermuara ke duodenum. - Enzim – enzim tersebut berfungsi untuk mencerna 3 jenis makanan utama = karbohidrat, protein, dan lemak.menetralkan asam kimus dari lambung. - Sekresi ini juga mengandung sejumlah besar ion bikarbonat
- Enzim proteolitik = tripsin, kimotripsin, dan karboksipolipeptidase. Tripsin dan kimotripsin : memisahkan protein yang dicerna menjadi peptida, tapi tidak menyebabkan pelepasan asam – asam amino tunggal. Karboksipolipeptidase : memecah beberapa peptida menadi asam – asam amino bentuk tunggal. - Enzim proteolitik yang kurang penting = elastase dan nuklease. - Enzim proteolitik disintesis di pankreas dalam bentuk tidak aktif berupa = tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipolipeptidase = menjadi aktif jika disekresikan di tractus intestinal. Tripsinogen diaktifkan oleh enzim enterokinase yang disekresi mukosa usus ketika kimus berkontak dengan mukosa.Kimotripsinogen dan prokarboksipolipeptidase diaktifkan oleh tripsin. - Enzim pankreas untuk mencerna karbohidrat = amilase pankreas : menghidrolisis serat, glikogen, dan sebagian besar karbohidrat (kecuali selulosa) untuk membentuk trisakaridan dan disakarida. - Enzim pencerna lemak = lipase pankreas : menghidrolisis lemak netral menjadi asam lemak dan monogliserida. Kolesterol esterase : hidrolisis ester kolesterol. Fosfolipase : memecah asam lemak dan fosfolipid. - Tiga rangsangan dasar yang menyebabkan sekresi pankreatik : 1. Asetikolin : disekresikan ujung n. vagus parasimpatis dan saraf2 kolinergenik. 2. Kolesistokinin : disekresikan mukosa duodenum dan jejunum rangsangan asam. 3. Sekretin : disekresikan mukosa duodenum dan jejunum rangsangan asam.
B. Endokrin sel α, sel β, sel δ, dan sel F. terdiri atas 4 sel - Fungsi endokrin kelenjar pankreas diperankan oleh pulau langerhans - Sekresi sel – sel ini berupa hormon yang akan langsug diangkut melalui pembuluh darah.Sel Hormon Target Utama Efek Hormonal Regulasi 1.α (Glukagon) Target : Hati, jaringan adiposa Efek : merombak cadangan lipid, merangsang sintesis glukosa dan pemecahan glikogen di hati, menaikan kadar glukosa. Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang rendah, dihambat oleh somatostatin. 2. β (Insulin) Target : Sebagian besar sel Efek : membantu pengambilan glukosa oleh sel, menstimulasi pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid, menurunkan kadar glukosa darah. Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang tinggi, dihambat oleh somatostatin. 3. δ (Somatostatin) Target : Sel langerhans lain, epitel saluran pencernaan
Efek : menghambat sekresi insulin dan glukagon, menghambat absorbsi usus dan sekresi enzim pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-protein, mekanismenya belum jelas. 4. F (Polipeptida pankreas) Target : Organ pencernaan Efek : menghambat kontraksi kantong empedu, mengatur produksi enzim pankreas, mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-protein dan rangsang parasimpatis.
1. Hubungan / peran pancreas dengan sistem enterohepatikPankreas terbentuk dari dua sel dasar yang mempunyai fungsi sangat berbeda. Sel sel eksokrin
yang berkelompok yang berkelompok kelompok disebut asini menhasilkan unsur unsur getah pancreas. Sel sel endokrin atu Pulau Langerharns menghasilkan sekret endokrin, insulin dan glukagon yang penting untk metabolisme karbohidrat.
Pancreas merupakan kelenjar kompleks tubulo alveolar.Secara keseluruhan, pankreas menyerupai setangkai anggur. Cabang- cabangnya merupakan saluran yang bermuara pada duktus pankreatikus utama(Wirsungi). Saluran saluran kecil dari tiap asinus mengosongkan isinya ke saluran utama. Saluran utama berjalan disepanjang kelenjar , sering bersatu dengan duktus koledokus pada ampula Vateri sebelum masuk ke duodenum.Saluran tambahan, duktus Santorini sering ditemukan berjalan dari caput pankreas masuk ke duodenum, sekitar satu inci di atas papila duodeni.
(Patofisiologi, Sylvia A. Price)
2. Hubungan / peran kandung empedu dengan sistem enterohepatikKandung empedu mempunyai peranan penting dalam pencernaan lemak.Kandung empedu menampung ±50ml empedu yang dapat dibuat kembali dalam merespon pencernaan makanan.Dalam keadaan puasa kira-kira setengah dari empedu secara terus-menerus dialirkan ke dalam kandung empedu untuk disimpan. Selama empedu berada dalam kandung empedu, maka akan terjadi peningkatan konsentrasi empedu oleh terjadinya proses reabsorpsi ion-ion Natrium, Kalsium, dan bikarbonat diikuti oleh difusi air sehingga terjadi penurunan pH intrasistik. Kandung empedu mampu menurunkan volumenya jika diisi empedu 80-90 %
(Buku Ajar IPD jilid 1edisi IV)
3. Hubungan / peran lien dengan sistem enterohepatikLimpa menghasilkan, memantau, menyimpan dan menghancurkan sel darah.
limpa merupakan organ sebesar kepalan tinju yang lembut dan berongga-rongga, dan berwarna keunguan.
limpa terdapat dibagian atas rongga perut, tepat dibawah lengkung tulang iga di sebelah kiri.
Limpa berfungsi sebagai 2 organ.
bagian yang putih merupakan sistem kekebalan untuk melawan infeksi dan bagian yang merah bertugas membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan dari dalam darah (misalnya sel darah merah yang rusak).
sel darah putih tertentu (limfosit) menghasilkan antibodi pelindung dan memegang peranan penting dalam melawan infeksi.
limfosit dapat dibentuk dan mengalami pematangan di dalam bagian putih limpa.
bagian merah limpa mengandung sel darah putih lainnya (fagosit) yang mencerna bahan yang tidak diinginkan (misalnya bakteri atau sel yang rusak) dalam pembeluh darah.
Bagian merah memantau sel darah merah (menentukan sel yang abnormal atau terlalu tua atau sel yang mengalami kerusakan) dan menghancurkannya.
karena itu, bagian merah ini kadang disebut sebagai kuburan sel darah merah.
bagian merah juga berfungsi sebagai cadangan untuk elemen-elemen darah, terutama sel darah putih dan trombosit.
Pada banyak binatang, bagian merah ini melepasakan elemen darah ke dalam darah sirkulasi pada saat tubuh memerlukannya; tetapi pada manusia pelepasan elemen ini bukan merupakan fungsi limpa yang penting.
Jika limpa diangkat melalui pembedahan (splenektomi), tubuh akan kehilangan beberapa kemampuannya untuk menghasilkan antibodi pelindung dan untuk membuang bakteri yang tidak diinginkan dari tubuh.
sebagai akibatnya, kemampuan tubuh dalam melawan infeksi akan berkurang.
tidak lama kemudian, organ lainnya (terutama hati) akan meningkatkan fungsinya dalam melawan infeksi untuk menggantikan kehilangan tersebut, sehingga peningkatan resiko terjadinya infeksi tidak akan berlangsung lama.
Jika limpa membesar (splenomegali), kemampuannya untuk menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat. Splenomegali dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi.
Jika limpa yang membesar menangkap sejumlah besar sel darah yang abnormal, sel-sel ini akan menyumbat limpa dan mengganggu fungsinya.
Proses ini menyebabkan suatu lingkaran setan, yaitu semakin banyak sel yang terperangkap dalam limpa, maka limpa akan semakin membesar; semakin membesar limpa, maka akan semakin banyak sel yang terperangkap.
jika limpa terlalu banyak membuang sel darah dari sirkulasi (hipersplenisme), bisa timbul sejumlah masalah, seperti:
- anemia (karena jumlah sel darah merah berkurang)
- sering mengalami infeksi (karena jumlah sel darah putih berkurang)
- kelainan perdarahan (karena trombosit berkurang).
Pada akhirnya limpa yang sangat membesar juga menangkan sel darah merah yang normal dan menghancurkannya bersama dengan sel-sel yang abnormal.
(www.medicastore.com)