energi nuklir

47
 MAKALAH SUMBER DAYA ENERGI PEM NF T N ENERGI NUKLIR OLEH : Noor Padya Rahmi 9228.0023 Muhammad Rusman 9228.0025 Muhammad Syahrul 9228.0026 JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2011

Upload: syawal-endless

Post on 09-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gshg

TRANSCRIPT

  • MAKALAH SUMBER DAYA ENERGI

    PEMANFAATAN

    ENERGI NUKLIR

    OLEH :

    Noor Padya Rahmi 9228.0023

    Muhammad Rusman 9228.0025

    Muhammad Syahrul 9228.0026

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

    MAKASSAR

    2011

  • i

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi Robbil Alamin, kami panjatkan puji syukur kepada

    allah SWT, karena atas izin dan rahmat-nya sehingga makalah Smber Daya

    Energi dengan judul PEMEMFAATAN ENERGI NUKLIR dapat kami

    selesaikan.

    Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah

    ini masih jauh dari kesempuirnaan. Oleh karena itu, kami minta segala bentuk

    saran dan kritik yang bersifat membangun bagi laporan ini.

    Tak lupa pula kami mengucapakan banyak terima kasih kepada

    keluarga Google kami yang telah banyak membantu dalam hal penyusunan

    makalah ini dan tak lupa pula seluruh pihak yang telah membantu kami. Amin.

    Demikianlah sekapur sirih dari kami dan lebih kurangnya mohon

    dimaafkan.

    Wassalamualaikum wr wb.

    Makassar,

    Penyusun

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    - Apa itu nuklir ............................................................................... 1

    - Indonesia punya tambang nuklir .................................................. 3

    BAB II TENAGA NUKLIR SEBAGAI SUMBER ENERGI ........................ 4

    - Bahan bakar nuklir ...................................................................... 6

    - Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) .................................... 7

    - Desain PLTN ............................................................................... 7

    BAB III PENGGUNAAN NUKLIR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK ..... 9

    - Energi nuklir ................................................................................ 10

    - Prinsip kerja PLTN ...................................................................... 12

    - Jenis-jenis reactor nuklir .............................................................. 17

    BAB IV SEJARAH PLTN DI INDONESIA ................................................... 20

    - Pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia ...................................... 27

    - Isu proyek pembangunan PLTN .................................................. 29

    - Pemanfaatan tenaga nuklir ........................................................... 30

    - PLTN butuh lokasi yang tepat ..................................................... 30

    - Indonesia telah siap ...................................................................... 31

    BAB V DAMPAK DAN PENANGANAN DARI PEMAMFAATAN

    NUKLIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK............................... 32

    - BAPETEN- Badan pengawas tenaga nuklir di Indonesia ............ 40

    - Penanganan limbah radioaktif oleh BATAN ............................... 40

    DAFTAR PUSTAKA

  • iii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 : Reaksi pemisahan inti (reaksi fisi) .............................................. 2

    Gambar 2 : Bahan tambang uranium ............................................................. 3

    Gambar 3 : Proses pengolahan uranium......................................................... 6

    Gambar 4 : Salah satu desain PLTN .............................................................. 7

    Gambar 5 : Reaksi D-T Fusion ...................................................................... 10

    Gambar 6 : Reaksi berantai divergen ............................................................. 13

    Gambar 7 : Skema reactor nuklir ................................................................... 15

    Gambar 8 : Bentuk nyata dari inti reactor ...................................................... 16

    Gambar 9 : Bentuk nyata dari batang reactor kendali .................................... 17

    Gambar 10 : Diagram alir reactor alir tekan .................................................... 20

    Gambar 11 : Diagram alir reactor alir didih ..................................................... 22

    Gambar 12 : Diagram alir reactor alir berat ..................................................... 23

    Gambar 13 : Diagram alir reactor alir gas suhu tinggi ..................................... 24

    Gambar 14 : Data distribusi izin yang diberikan pada kegiatan medis tiap

    propinsi di nusantara ....................................................................................... 28

    Gambar 15 : Data distribusi izin yang diberikan pada kegiatan industri tiap

    propinsi di nusantara ....................................................................................... 28

    Gambar 16 : Para pekerja sedang menangani sampah nuklir .......................... 30

    Gambar 17 : Penyimpanan sampah nuklir ....................................................... 34

    Gambar 18 : Daur ulang limbah nuklir ............................................................ 34

    Gambar 19 : Pengolahan limbah nuklir pada balai BATAN ........................... 41

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Masalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang

    hangat dibicarakan. Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber

    energi baru, pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan

    energi minyak bumi terhadap lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik

    dan banyak didiskusikan. Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan

    memasuki tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak

    penggunaan energi minyak bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini.

    Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi

    minyak bumi memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi

    baru. Salah satu alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi

    nuklir. Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak dapat

    dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah satu alternatif sumber energi yang

    layak diperhitungkan.

    Isu energi nuklir yang berkembang saat ini memang berkisar

    tentang penggunaan energi nuklir dalam bentuk bom nuklir dan bayangan buruk

    tentang musibah hancurnya reaktor nuklir di Chernobyl. Isu-isu ini telah

    membentuk bayangan buruk dan menakutkan tentang nuklir dan

    pengembangannya. Padahal, pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan

    terkendali atas energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus

    memberikan solusi atas masalah kelangkaan energi.

    Apa Itu Nuklir?

    Apa yang terbayangkan dalam benak kita ketika mendengar kata

    nuklir? Sepertinya sebagian besar orang berpikir bahwa nuklir itu sesuatu yang

    mengerikan dan berbahaya, identik dengan bom dan dampak radiasi yang

    ditimbulkannya. Bagi kebanyakan orang, nuklir dianggap sebagai sesuatu yang

    tidak baik dan berbahaya. Apakah itu benar? Seperti ada pepatah mengatakan:

    Tak kenal maka tak sayang, begitu pula dengan penilaian kita terhadap nuklir.

  • 2

    Jika kita bersikap terbuka dan mencoba untuk mengenal nuklir lebih dalam lagi,

    ternyata kita dapat menemukan kebaikan-kebaikan yang dapat diberikan nuklir

    bagi kesejahteraan hidup manusia. Dengan berlandaskan asumsi bahwa nuklir

    dapat bermanfaat bagi manusia, para peneliti dan orang-orang yang bergelut di

    bidang nuklir telah banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan pengembangan

    teknologi nuklir. Di zaman ini, manusia sudah banyak melakukan berbagai upaya

    dan penelitian dalam rangka pemanfaatan energi nuklir. Berikut ini akan dibahas

    secara lebih mendalam lagi mengenai berbagai pemanfaatan energi nuklir yang

    telah dilakukan manusia sampai saat ini.

    Nuklir adalah sebutan untuk bentuk energi yang dihasilkan

    melalui reaksi inti, baik itu reaksi fisi (pemisahan) maupun reaksi fusi

    (penggabungan). Sumber energi nuklir yang paling sering digunakan untuk PLTN

    adalah sebuah unsur radioaktif yang bernama Uranium. Bagaimana caranya

    sebuah unsur radioaktif mampu menghasilkan panas yang besar? Tentu saja bukan

    dengan dibakar. Namun melalui reaksi pemisahan inti (reaksi fisi). Biar tidak

    terlalu rumit penjelasannya, perhatikan gambar berikut :

    Gambar 1 : Reaksi pemisahan inti (reaksi fisi)

    Atom uranium (U-235) (digambarkan dengan warna hitam

    merah di sebelah kiri) memiliki inti yang tidak stabil ketika ada neutron (warna

    hitam di paling kiri) yang ditembakkan pada inti atom tersebut, maka inti atom

    uranium akan membelah menjadi dua buah inti atom, yakni atom Barium (Ba-

    141) dan atom Kripton (Kr-92) serta tiga neutron (warna hitam di kanan). Jika

    ingat ama pelajaran kimia, silahkan cek nama-nama unsur tadi dalam sistem

  • 3

    periodik unsur. Masih ingat dengan hukum kekekalan massa-energi bukan

    (pelajaran Fisika kelas 3 SMA)? Nah, karena massa atom sebelum pembelahan

    lebih besar dari pada massa atom setelah pembelahan, maka selisih massa (disebut

    defek massa) tersebut berubah menjadi energi panas yang besarnya sekitar 200

    MeV (Mega elektron volt), ini baru satu buah inti atom. satu gram uranium saja

    tentu memiliki banyak inti. Sehingga panas yang dihasilkan pun luar biasa besar.

    Karena Uranium bahan tambang, maka bentuknya juga padat

    Gambar 2 : Bahan tambang Uranium

    Indonesia Punya tambang uranium?

    "Indonesia memiliki cadangan uranium 53 ribu ton yang dapat

    dimanfaatkan sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN),

    yakni sebanyak 29 ribu ton di Kalimantan Barat dan 24 ribu ton sisanya ada di

    Bangka Belitung."Selain itu Papua juga diindikasikan memiliki cadangan uranium

    yang cukup besar. Tapi soal ini masih akan diteliti dulu," kata Deputi

    Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa Badan Tenaga Nuklir

    Nasional (Batan) Dr Djarot S Wisnubroto kepada pers di Jakarta, Selasa malam.

    Perkiraan bahwa Pulau Papua menyimpan cadangan uranium atau bahan baku

    nuklir dalam jumlah besar didasarkan pada kesamaan jenis batuan Papua dengan

    batuan Australia yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di

    dunia, ujarnya.Jika suatu PLTN seukuran 1.000 MW membutuhkan 200 ton

    Uranium per tahun, maka dengan cadangan di Kalbar saja yang mencapai 29 ribu

    ton Uranium, urai Djarot, itu berarti bisa memasok Uranium selama 145 tahun"

    (Dikutip dari Antara)

  • 4

    BAB II

    TENAGA NUKLIR SEBAGAI SUMBER ENERGI

    Seiring dengan perkembangan dunia di mana populasi semakin

    bertambah, perkembangan teknologi yang semakin pesat, dan naiknya gaya hidup

    di negara-negara maju, maka dibutuhkan banyaknya sumber energi listrik. Sumber

    energi di dunia yang tersedia saat ini meliputi energi batu bara, nuklir, bensin,

    angin, matahari, hidrogen, dan biomassa. Dari masing-masing jenis energi di atas,

    terdapat kelebihan dan kelemahan masing-masing.

    a. Batu Bara

    Kelebihan : Tidak mahal bahan bakarnya, mudah untuk didapat.

    Kelemahan : Dibutuhkan kontrol untuk polusi udara dari pembakaran batu

    bara tersebut, berkontribusi terhadap peristiwa hujan asam dan

    pemanasan global.

    b. Nuklir

    Kelebihan : Bahan bakarnya tidak mahal, mudah untuk dipindahkan

    (dengan sistem keamanan yang ketat). Energi yang dihasilkan

    sangat tinggi, dan tidak mempunyai efek rumah kaca dan hujan

    asam.

    Kelemahan : Butuh biaya yang besar untuk sistem penyimpanannya,

    disebabkan dari bahaya radiasi energi nuklir itu sendiri.

    Masalah kepemilikan energi nuklir, disebabkan karena

    bahayanya nuklir sebagai senjata pemusnah massal dan produk

    buangannya yang sangat radioaktif.

    c. Bensin

    Kelebihan : Sangat mudah untuk didistribusikan, mudah untuk didapatkan,

    energinya cukup tinggi.

    Kelemahan : Untuk sekarang, sumber bahan bakarnya sudah tinggal sedikit.

    Berkontribusi terhadap pemanasan global, dan harganya

    semakin mahal seiring dengan ketersediaannya.

  • 5

    d. Matahari

    Kelebihan : Energi matahari bebas untuk didapatkan.

    Kelemahan : Tergantung pada cuaca, waktu, dan area. Untuk teknologi saat

    ini, masih dibutuhkan area yang luas untuk meletakkan panel

    surya dan energi yang dihasilkan dari panel surya tersebut

    masih sangat sedikit.

    e. Angin

    Kelebihan : Angin mudah untuk didapatkan dan gratis. Biaya perawatan

    dan meregenerasi energinya semakin murah dari waktu ke

    waktu. Sumber energi ini baik digunakan di daerah pedesaan

    terutama pada daerah pertanian.

    Kelemahan : Membutuhkan banyak pembangkit untuk menghasilkan energi

    yang besar. Terbatas untuk area yang berangin saja,

    membutuhkan sistem penyimpanan energi yang mahal. Pada

    saat musim badai, angin dapat merusak instalasi pembangkit

    listrik.

    f. Biomassa

    Kelebihan : Masih dalam tahap pengembangan, membutuhkan instalasi

    pembangkit yang tidak terlalu besar.

    Kelemahan : Tidak efisien jika hanya sedikit instalasi pembangkit yang

    dibangun, berkontribusi terhadap pemanasan global.

    g. Hidrogen

    Kelebihan : Mudah dikombinasikan dengan oksigen untuk menghasilkan

    air dan energi.

    Kelemahan : Sangat mahal untuk biaya produksi, membutuhkan energi yang

    lebih besar untuk membuat hidrogennya sendiri.

    Dengan berdasarkan fakta di atas, dapat dilihat sumber energi

    dari nuklir sangat dibutuhkan, karena terdapat beberapa sumber energi (seperti

    bensin dan batu bara) yang ketersediaannya di alam semakin sedikit, sehingga

    dibutuhkan sumber energi yang baru.

  • 6

    Bahan Bakar Nuklir

    Bahan bakar nuklir adalah semua jenis material yang dapat

    digunakan untuk menghasilkan energi nuklir, demikian bila dianalogikan dengan

    bahan bakar kimia yang dibakar untuk menghasilkan energi. Hingga saat ini,

    bahan bakar nuklir yang umum dipakai adalah unsur berat fissil yang dapat

    menghasilkan reaksi nuklir berantai di dalam reaktor nuklir. Bahan bakar fissil

    yang sering digunakan adalah 235U dan 239Pu, dan kegiatan yang berkaitan dengan

    penambangan, pemurnian, penggunaan, dan pembuangan dari material-material

    ini termasuk dalam siklus bahan bakar nuklir. Siklus bahan bakar nuklir penting

    adanya karena terkait dengan PLTN dan senjata nuklir.

    Gambar 3 : Proses pengolahan Uranium

    Bahan bakar nuklir tradisional yang digunakan di USA dan

    beberapa negara yang tidak melakukan proses daur ulang bahan bakar nuklir

    bekas mengikuti empat tahapan seperti yang terdapat dalam gambar di atas.

    Proses di atas berdasarkan siklus bahan bakar nuklir. Pertama, uranium diperoleh

    dari pertambangan. Kedua, uranium diproses menjadi Yellow Cake. Langkah

    berikutnya adalah mengubah Yellow Cake menjadi UF6 untuk proses

    pengkayaan dan kemudian diubah menjadi uranium dioksida, atau tanpa proses

    pengkayaan untuk kemudian langsung ke tahap ke-4 sebagaimana yang terjadi

    untuk bahan bakar reaktor nuklir pada umumnya.

  • 7

    Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

    Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menyediakan sekitar

    17 persen dari total tenaga listrik dunia. Beberapa negara membutuhkan tenaga

    nuklir yang lebih besar daripada negara lain. Di Prancis, menurut International

    Atomic Energy Agency (IAEA), 75 persen tenaga listriknya dihasilkan oleh

    reaktor nuklir. Jumlah pembangkit tenaga listrik di dunia diperkirakan lebih dari

    400 buah dengan 100 buah di antaranya berada di Amerika Serikat.

    Desain PLTN

    Salah satu jenis PLTN adalah Pressurized Water Reactor

    (PWR), Reaktor jenis ini adalah reaktor paling umum, 230 PLTN di seluruh dunia

    menggunakan jenis ini. gambar skemanya :

    Gambar 4 : Salah satu desain PLTN

    Lihat, air yang bersuhu tinggi dan yang bersentuhan langsung

    dengan bahan bakar Uranuim (warna merah) selalu berada di dalam containment,

    containmentnya sendiri dibuat dengan bahan struktur yang tidak mampu ditembus

    oleh radiasi yang dipancarkan saat terjadi reaksi inti. di dalam reactor vessel juga

    terdapat control rod yang berfungsi sebagai batang pengendali reaksi inti.

  • 8

    Di dunia ini sudah ada berapa banyak PLTN?

    Tabel 1 : Status PLTN di Dunia

  • 9

    BAB III

    PENGGUNAAN NUKLIR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

    Secara umum yang dimaksudkan dengan PLTN adalah

    pembangkit listrik tenaga nuklir yang merupakan suatu kumpulan mesin

    yang dapat membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan tenaga nuklir

    sebagai tenaga awalnya. Sebelum melanjutkan ke prinsip kerja dari PLTN

    ini, ada baiknya penyusun terangkan sedikit tentang Proses Fisi dan Fusi

    Nuklir.

    - Fisi Nuklir

    Proses fisi adalah proses utama pada reaktor nuklir terjadi ketika

    sebuah inti bermassa berat. Pada reaksi fisi, inti senyawa yang terangsang

    terbelah menjadi dua inti massa yang lebih rendah, disebut produk isi, dan

    produk ini disertai oleh dua atau tiga neutron dan radiasi fisi gamma. Adapun

    tiga bahan bakar yang dapat berfisi antara lain : Uranium-235 (U235),

    Uranium-233 (U233) dan Plutonium-239 (Pu239). Ketiga bahan bakar ini

    besifat radioaktif tetapi mereka mempunyai massa paruh yang sangat lama.

    - Fusi Nuklir

    Proses fusi pada dasarnya adalah sebuah anti tesis dari

    proses fisi. Dalam proses fisi, inti bermasa berat membelah menjadi inti

    bermasa ringan, sambil melepaskan kelebihan energi pengikatan. Sedangkan

    pada reaksi fusi, inti bermasa ringan bergabung dalam rangka melepaskan

    kelebihan energi pengikatan. Jadi reaksi fusi adalah reaksi umum yang

    meminyaki matahari dan telah dipakai di bumi untuk melepaskan energi

    dalam jumlah yang besar didalam termonuklir atau bom hydrogen.

    Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana

    dua inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan

    melepaskan energi. Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan

    bintang bersinar, dan senjata nuklir meledak. Proses ini membutuhkan energi

    yang besar untuk menggabungkan inti nuklir, bahkan elemen yang paling

    ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti atom yang ringan, yang membentuk inti atom

  • 10

    yang lebih berat dan netron bebas, akan menghasilkan energi yang lebih besar

    lagi dari energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan mereka maka sebuah

    reaksi eksotermik yang dapat menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya.

    Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih besar dari reaksi kimia,

    karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar dari

    energi yang menahan elektron ke inti atom. Contoh: energi ionisasi yang

    diperoleh dari penambahan elektron ke hidrogen adalah 13.6 elektron volt

    lebih kecil satu per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi Deuterium

    Tritium (D-T) fusion seperti gambar di bawah ini.

    Gambar 5 : Reaksi D-T Fusion

    Energi Nuklir

    Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang

    luar biasa besarnya. Tenaga nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui proses

    pembakaran bahan bakar nuklir. Proses ini sangat berbeda dengan

    pembakaran kimia biasa yang umumnya sudah dikenal, seperti pembakaran

    kayu, minyak dan batubara. Besar energi yang tersimpan (E) di dalam inti

    atom adalah seperti dirumuskan dalam kesetaraan massa dan energi oleh Albert

    Einstein :

    E = m C

    Dimana

    m : massa bahan (kg)

    C : kecepatan cahaya (3 x 108 m/s).

  • 11

    Energi nuklir berasal dari perubahan sebagian massa inti dan

    keluar dalam bentuk panas. Dilihat dari proses berlangsungnya, ada dua jenis

    reaksi nuklir, yaitu reaksi nuklir berantai tak terkendali dan reaksi nuklir

    berantai terkendali. Reaksi nuklir tak terkendali terjadi misal pada ledakan

    bom nuklir. Dalam peristiwa ini reaksi nuklir sengaja tidak dikendalikan agar

    dihasilkan panas yang luar biasa besarnya sehingga ledakan bom memiliki

    daya rusak yang maksimal. Agar reaksi nuklir yang terjadi dapat dikendalikan

    secara aman dan energi yang dibebaskan dari reaksi nuklir tersebut dapat

    dimanfaatkan, maka manusia berusaha untuk membuat suatu sarana reaksi

    yang dikenal sebagai reaktor nuklir. Jadi reaktor nuklir sebetulnya hanyalah

    tempat dimana reaksi nuklir berantai terkendali dapat dilangsungkan. Reaksi

    berantai di dalam reaktor nuklir ini tentu sangat berbeda dengan reaksi

    berantai pada ledakan bom nuklir.

    Untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya energi yang dapat

    dilepaskan oleh reaksi nuklir, berikut ini diberikan contoh perhitungan

    sederhana.

    Ambil 1 g (0,001 kg) bahan bakar nuklir U235. Jumlah atom di dalam bahan

    bakar ini adalah :

    N = (1/235) x 6,02 x 1023 = 25,6 x 1020 atom U235.

    Karena setiap proses fisi bahan bakar nuklir U235 disertai dengan pelepasan

    energi sebesar 200 MeV, maka 1 g U235 yang melakukan reaksi fisi

    sempurna dapat melepaskan energi sebesar :

    E = 25,6 x 1020 (atom) x 200 (MeV/atom) = 51,2 x 1022 MeV

    Jika energi tersebut dinyatakan dengan satuan Joule (J), di mana

    1 MeV = 1.6 x

    10-13 J, maka energi yang dilepaskan menjadi :

    E = 51,2 x 1022 (MeV) x 1,6 x 10-13 (J/MeV) = 81,92 x 109 J

    Dengan menganggap hanya 30 % dari energi itu dapat diubah menjadi

    energi listrik, maka energi listrik yang dapat diperoleh dari 1 g U235 adalah :

    E listrik = (30/100) x 81,92 x 109 J = 24,58 x 109 J

    Karena 1J = 1 W.s ( E = P.t), maka peralatan elektronik seperti pesawat tv

    dengan daya (P) 100 W dapat dipenuhi kebutuhan listriknya oleh 1 g U235

  • 12

    selama : t = E listrik / P = 24,58 x 109 (J) / 100 (W) = 24,58 x 107 s

    Angka 24,58 x 107 sekon (detik) sama lamanya dengan 7,78 tahun terus-

    menerus tanpa dimatikan. Jika diasumsikan pesawat TV tersebut hanya

    dinyalakan selama

    12 jam/hari, maka energi listrik dari 1 g U235 bisa dipakai untuk

    mensuplai kebutuhan listrik pesawat TV selama lebih dari 15 tahun.

    Prinsip Kerja PLTN

    Proses kerja PLTN sebenarnya hampir sama dengan

    proses kerja pembangkit listrik konvensional seperti pembangkit listrik

    tenaga uap (PLTU), yang umumnya sudah dikenal secara luas. Yang

    membedakan antara dua jenis pembangkit listrik itu adalah sumber panas yang

    digunakan. PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi nuklir, sedang

    PLTU mendapatkan suplai panas dari pembakaran bahan bakar fosil seperti

    batubara atau minyak bumi.

    Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik melalui PLTN.

    Reaktor daya hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi

    fisi, sedang kelebihan neutron dalam teras reaktor akan dibuang atau

    diserap menggunakan batang kendali. Karena memanfaatkan panas hasil

    fisi, maka reaktor daya dirancang berdaya thermal tinggi dari orde ratusan

    hingga ribuan MW. Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan

    energi listrik di dalam PLTN adalah sebagai berikut :

    1. Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi

    dalam bentuk panas yang sangat besar.

    2. Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air

    pendingin, bisa pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe

    reaktor nuklir yang digunakan.

    3. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan

    energi gerak (kinetik).

    4. Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator

    sehingga dihasilkan arus listrik.

  • 13

    Secara ringkas dan sederhana, rancangan PLTN terdiri dari air

    mendidih, boiling water reactor bisa mewakili PLTN pada umumnya, yakni

    setelah ada reaksi nuklir fisi, secara bertubi-tubi, di dalam reaktor, maka

    timbul panas atau tenaga lalu dialirkanlah air di dalamnya. Kemudian uap

    panas masuk ke turbin dan turbin berputar poros turbin dihubungkan dengan

    generator yang menghasilkan listrik.

    Reaktor Nuklir adalah suatu alat dimana reaksi berantai dapat

    dilaksanakan berkelanjutan dan dikendalikan. Atau dengan kata lain reaktor

    nuklir merupakan suatu wadah bahan-bahan fisi dimana proses reaksi

    berantai terjadi terus menerus tanpa berhenti atau tempat terjadinya reaksi

    pembelahan inti (nuklir). Bagian utama dari reaktor nuklir yaitu: elemen

    bakar (batang-batang bahan bakar), perisai (perisai termal), moderator dan

    elemen kendali.

    Bahan bakar yang digunakan didalam reaktor nuklir ada tiga jenis antara lain :

    - Uranium-235 (U235),

    - Uranium-233 (U233),

    - Plutonium-239 (Pu239).

    Dari ketiga jenis bahan bakar diatas, yang paling sering digunakan sebagai

    bahan bakar reaktor adalah Uranium-235 (U235).

    Gambar 6: Reaksi berantai divergen

  • 14

    Reaksi fisi berantai terjadi apabila inti dari suatu unsur

    dapat belah (Uranium-235, Uranium-233) bereaksi dengan neutron

    termal/lambat yang akan menghasilkan unsur-unsur lain dengan cepat serta

    menimbulkan energi panas dan neutron-neutron baru. Untuk mengendalikan

    reaksi berantai dalam reaktor nuklir maka digunakanlah bahan yang dapat

    menyerap neutron, misalnya Boron dan Cadmium. Yang bertujuan untuk

    mengatur kerapatan dari neutron. Dengan mengatur kerapatan neutron ini

    maka tingkat daya raktor nuklir dapat ditentukan, bahkan reaksi dapat

    dihentikan sama sekali (sampai 0) pada saat semua neutron terserap oleh bahan

    penyerap.

    Perangkat pengatur kerapatan neutron pada reaktor nuklir

    ini disebut dengan elemen kendali. Jika elemen kendali disisipkan penuh

    diantara elemen bakar, maka elemen kendali akan menyerap neutron secara

    maksimum sehingga reaksi berantai akan dihentikan dan daya serap batang

    kendali akan berkurang bila batang kendali ditarik menjauhi elemen bakar. Di

    sini pengendalian dilakukan terhadap pelepasan dan penyerapan neutron

    selama berlangsungnya reaksi berantai.

    Neutron yang dilepaskan dalam suatu reaksi berantai

    dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu :

    1. Meninggalkan material fisi.

    2. Tidak berfisi, ditangkap oleh U238 membentuk Pu239.

    3. Tidak berfisi, ditangkap oleh material batang kendali (control-rod).

    4. Berfisi, ditangkap oleh U239 dan U233.

    Apabila jumlah nutron yang dilepaskan oleh proses fisi sama dengan jumlah

    empat bagian nutron diatas, maka energi panas yang dihasilkan adalah

    konstan. Atau sebaliknya jika jumlah nutron yang dihasilkan lebih kecil,

    maka reaksi berantai akan berhenti. Apabila lebih besar, maka laju fisinya

    naik dan menjadi tidak terkendali. Gambar dibawah menunjukkan skema

    sebuah reaktor nuklir.

  • 15

    Gambar 7 : Skema reactor nuklir

    Komponen utama reaktor nuklir antara lain :

    1. Inti reactor 5. Tangki Reaktor

    2. Moderator 6. Fluida Pendingin

    3. Perisai Termal 7. Perisai Biologi

    4. Reflektor 8. Batang-batang kendali

    1. Inti reaktor : Dibuat dari batang-batang bahan bakar yang berisi uranium

    alam, uranium yang dipercaya, plutoium, atau U-233.

    Batang-batang bahan bakar tersebut dapat dicampur dengan

    material-material tidakberfisi.

    2.Moderator : Berfungsi untuk memperlambat kecepatan nutron sehingga

    berkecepatan termal. Biasanya dibuat dari granit yang

    membungkus bahan bakar, tetapi mungkin juga air berat, air

    ringan (normal), atau berilium. Moderator dapat juga

    dicampur dengan bahan bakar.

    3. Perisai Termal : Berfungsi menyerap radiasi (parikelb , nutron yang Makalah

    PLTN2005 12 terlepas, dan sinar gamma) yang terjadi karena

    proses fisi. Karena itu perisai menyelubungi inti reaktor,

    biasanya dibuat dari besi, menyerap energi dan menjadi

    panas.

  • 16

    4. Reflektor : Berfungsi untuk memantulkan kembali nutron yang

    meninggalkan inti bahan bakar. Pada gambar diatas

    menunjukkan bahwa tepi moderator juga berfungsi sebagai

    reflektor, selain reflektor yang diletakkan di dalam perisai

    termal dan menyelubungi inti reaktor.

    5. Tangki Reaktor : Berfungsi untuk membungkus seluruh inti reaktor, reflektor

    dan perisai termal. Dengan demikian tangki reaktor

    membentuk pula saluran untuk mengatur aliran pendingin

    melalui dan mengelilingi inti reaktor.

    6. Fluida Pendingin: Membawa panas yang dihasilkan dari proses fisi untuk

    berbagai keperluan, antara lain sebagai pemanas air ketel

    pada pusat tenaga uap. Menjaga agar bahan bakar reaktor dan

    perlengkapannya ada pada temperature yang diperbolehkan

    (aman dan tidak rusak).

    7. Perisai Biologi : Membungkus reaktor untuk menahan dan melemahkan semua

    radiasi yang mematikan sebagai akibat dari proses fisi.

    Perisai biologi dapat dibuat dari besi, timah hitam atau beton

    tebal dicampur oksida besi.

    8. Batang-batang kendali: Berfungsi mengendalikan proses fisi (pembangkitan

    panas) di dalam reaktor, yaitu dengan menyerap nutron

    berlebihan yang terjadi dari proses fisi. Batang-batang

    kendali biasanya terbuat dari boron atau hafnium yang dapat

    menyerap nutron.

    Gambar 8: Bentuk nyata dari inti reaktor

  • 17

    Gambar 9: Bentuk nyata dari batang-batang kendali

    Jenis-jenis Reaktor Nuklir

    Teknologi PLTN dirancang agar energi nuklir yang terlepas

    dari proses fisi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam

    kehidupan sehari-hari. PLTN merupakan sebuah sistim yang dalam

    operasinya menggunakan reaktor daya yang berperan sebagai tungku

    penghasil panas. Dewasa ini ada berbagai jenis PLTN yang beroperasi.

    Perbedaan tersebut ditandai dengan perbedaan tipe reaktor daya yang

    digunakannya. Masing-masing jenis PLTN / tipe reaktor daya umumnya

    dikembangkan oleh negara-negara tertentu, sehingga seringkali suatu jenis

    PLTN sangat menonjol dalam suatu negara, tetapi tidak dioperasikan oleh

    negara lain. Perbedaan berbagai tipe reaktor daya itu bisa terletak

    pada penggunaan bahan bakar, moderator, jenis pendinging serta perbedaan-

    perbedaan lainnya.

    Perbedaan jenis reaktor daya yang dikembangkan antara

    satu negara dengan negara lain juga dipengaruhi oleh tingkat penguasaan

    teknologi yang terkait dengan nuklir oleh masing-masing negara. Pada

    awal pengembangan PLTN pada tahun 1950-an, pengayaan uranium baru bisa

  • 18

    dilakukan oleh Amerika Serikat dan Rusia, sehingga kedua negara tersebut

    pada saat itu sudah mulai mengembangkan reaktor daya berbahan bakar

    uranium diperkaya. Sementara itu di Kanada, Perancis dan Inggris pada

    saat itu dipusatkan pada program pengembangan reaktor daya berbahan

    bakar uranium alam. Oleh sebab itu, PLTN yang pertama kali beroperasi di

    ketiga negara tersebut menggunakan reaktor berbahan bakar uranium alam.

    Namun dalam perkembangan berikutnya, terutama Inggris dan Perancis juga

    mengoperasikan PLTN berbahan bakar uranium diperkaya.

    Macam-Macam Reaktor Nuklir :

    a. LWR : Light Water Reactor / Reaktor air Ringan.

    PWR : Presured Water Reactor / Reaktor Air Tekan.

    BWR : Boiling Water Reactor / Reaktor Air Mendidih.

    b. HWR : Heavy Water Reactor / Reaktor Air Berat.

    c. HTGR : High Temperatur Gas Reactor / Reaktor Gas Suhu Tinggi.

    d. LMFBR : Liquit Metal Fast Breder Reactor / Reaktor Pembiak Cepat Logam

    Cair.

    e. GCFBR : Gas Coold Fast Breder Reactor / Reaktor Pembiak Cepat Pendingin

    Gas.

    f. LWBR : Light Water Breder Reactor / Reaktor Pembiak Air Ringan.

    g. SGHWR : Steam Generating Heavy Water Reactor / Reaktor Air Berat

    Generator Uap.

    h. MSBR : Molten Salt Breder Reactor / Reaktor Pembiak Garam Meleleh.

    Berikut ini adalah beberapa keterangan yang akan menjelaskan

    tentang jenis-jenis dari reaktor nuklir, antara lain :

    1. LWR (Light Water Reactor) / Reaktor air Ringan

    Sebagian besar reaktor daya yang beroperasi dewasa ini adalah jenis

    Reaktor Air Ringan atau LWR (Light Water Reactor) yang mula-

    mula dikembangkan di AS dan Rusia. Disebut Reaktor Air Ringan karena

    H2O kemurnian tinggi sebagai bahan moderator sekaligus pendingin

    reaktor. Reaktor ini terdiri atas Reaktor Air tekan atau PWR

    (Pressurized Water Reactor) dan Reaktor Air Didih atau BWR (Boiling

    Water Reactor) dengan jumlah yang dioperasikan masing-masing mencapai

  • 19

    52 % dan 21,5 % dari total reaktor daya yang beroperasi. Sedang sisanya

    sebesar 26,5 % terdiri atas berbagai type reaktor daya lainnya.

    a. PWR (Presured Water Reactor) / Reaktor Air Tekan

    Reaktor Air Tekan juga menggunakan H2O sebagai pendingin

    sekaligus moderator. Bedanya dengan Reaktor Air Didih adalah

    penggunaan dua macam pendingin, yaitu pendingin primer dan

    sekunder. Panas yang dihasilkan dari reaksi fisi dipakai untuk

    memanaskan air pendingin primer. Dalam reaktor ini dilengkapi dengan

    alat pengontrol tekanan (pessurizer) yang dipakai untuk

    mempertahankan tekanan sistim pendingin primer. Pada pendigin

    primer memakai air dan dipanaskan inti sampai 600F tetapi air ini

    tidak mendidih karena berada didalam bejana yang bertekanan tinggi

    (sebesar 2250 psi). Air in dimasukkan kedalam pembangkit uap (satu

    atau dua) dengan tekanan 1000 psi, dan suhu 500F. Setelah melalui

    turbin uap dikembalikan ke kondensor.

    Sistim pressurizer terdiri atas sebuah tangki yang dilengkapi dengan

    pemanas listrik dan penyemprot air. Jika tekanan dalam teras

    reaktor berkurang, pemanas listrik akan memanaskan air yang

    terdapat di dalam tangki pressurizer sehingga terbentuklah uap

    tambahan yang akan menaikkan tekanan dalam sistim pendingin

    primer. Sebaliknya apabila tekanan dalam sistim pendingin primer

    bertambah, maka sistim penyemprot air akan mengembunkan

    sebagian uap sehingga tekanan uap berkurang dan sistim pendingin

    primer akan kembali ke keadaan semula. Tekanan pada sistim

    pendingin primer dipertahankan pada posisi 150 Atm untuk mencegah

    agar air pendingin primer tidak mendidih pada suhu sekitar 300 C.

    Pada tekanan udara normal, air akan mendidih dan menguap pada suhu

    100 C.

    Dalam proses kerjanya, air pendingin primer dialirkan ke sistim

    pembangkit uap sehingga terjadi pertukaran panas antara sistim

    pendingin primer dan sistim pendingin sekunder. Dalam hal ini antara

    kedua pendingin tersebut hanya terjadi pertukaran panas tanpa terjadi

  • 20

    kontak atau percampuran, karena antara kedua pendingin itu

    dipisahkan oleh sistim pipa. Terjadinya pertukaran panas

    menyebabkan air pendingin sekunder menguap. Tekanan pada sistim

    pendingin sekunder dipertahankan pada tekanan udara normal

    sehingga air dapat menguap pada suhu 100 C. Uap yang terbentuk di

    dalam sistim pembangkit uap ini selanjutnya dialirkan untuk memutar

    turbin.

    Pada Reaktor Air Tekan perputaran sistim pendingin primernya

    betul-betul tertutup, sehingga apabila terjadi kebocoran bahan

    radioaktif di dalam teras reaktor tidak akan menyebabkan kontaminasi

    pada turbin. Reaktor Air Tekan juga mempunyai keandalan operasi dan

    keselamatan yang sangat baik. Salah satu faktor penunjangnya adalah

    karena reaktor ini mempunyai koefisien reaktivitas negatif. Apabila

    terjadi kenaikan suhu dalam teras reaktor secara mendadak, maka daya

    reaktor akan segera turun dengan sendirinya. Namun karena

    menggunakan dua sistim pendingin, maka efisiensi thermalnya sedikit

    lebih rendah dibandingkan dengan Reaktor Air Didih.

    Gambar 10, Diagram Alir Reaktor Air Tekan

  • 21

    Gambar 10, Diagram Alir Reaktor Air Tekan

    b. BWR (Boiling Water Reactor) / Reaktor Air Mendidih

    Reaktor jenis ini menggunakan air biasa (H2O) sebagai moderator

    maupun pendinginnya, sehingga termasuk kelompok reaktor air biasa /

    ringan. Pada reaktor air didih ini, panas hasil fisi dipakai secara

    langsung untuk menguapkan air pendingin dan uap yang terbentuk

    langsung dipakai untuk memutar turbin. Turbin tekanan tinggi menerima

    uap pada suhu sekitar 290 C dan tekanan sebesar 7,2 MPa. Sebagian

    uap diteruskan lagi ke turbin tekanan rendah. Dengan sistim ini dapat

    diperoleh efisiensi thermal sebesar 34 %. Efisiensi thermal ini

    menunjukkan prosentase panas hasil fisi yang dapat dikonversikan

    menjadi energi listrik. Setelah melalui turbin, uap tersebut akan

    mengalami proses pendinginan sehingga berubah menjadi air yang

    langsung dialirkan ke teras reaktor untuk diuapkan lagi dan seterusnya.

    Dalam reaktor ini digunakan bahan bakar U235 dengan tingkat

    pengayaannya 3-4 % dalam bentuk UO2.

  • 22

    Gambar 11, Diagram Alir Reaktor Air Didih 2. HWR (Heavy Water Reactor) / Reaktor Air Berat

    Reaktor ini mempergunakan air berat (D2O, D = Deuterium sebagai

    moderatornya. Jenis reaktor ini sering disebut CANDU (Canada

    Deuterium Uranium) dan dikembangkan oleh Atomic Energi

    Commission dari Kanada. Bilamana pada reaktor air biasa moderator

    (H2O) berada dalam sebuah bejana, pada reaktor ini moderatornya

    (D2O) berada didalam pipa-pipa tekanan yang besar (calandria).

    Selanjutnya dapat pula dikemukakan, bahwa sebuah reaktor air berat

    uranium dioksida alam (UO2) dapat dipakai sebagai bahan bakar. Reaktor

  • 23

    ini menggunakan bahan bakar uranium alam sehingga harus digunakan air

    berat yang penampang lintang serapannya terhadap neutron sangat

    kecil. Seperti halnya Reaktor Air tekan, Reaktor CANDU juga

    mempunyai sistim pendingin primer dan sekunder, pembangkit uap dan

    pengontrol tekanan untuk mempertahankan tekanan tinggi pada sistim

    pendingin primer. D2O dalam reaktor CANDU hanya dimanfaatkan

    sebagai sistim pendingin primer, sedang sistim pendingin

    sekundernya menggunakan H2O.

    Dalam pengoperasian reaktor CANDU, kemurnian D2O harus dijaga

    pada tingkat 95-99,8 %. Air berat merupakan bahan yang harganya sangat

    mahal dan secara fisik maupun kimia tidak dapat dibedakan secara

    langsung dengan H2O. Oleh sebab itu, perlu adanya usaha

    penanggulangan kebocoran D2O baik dalam bentuk uap maupun cairan.

    Aliran ventilasi dari ruangan dilakukan secara tertutup dan selalu dipantau

    tingkat kebasahannya, sehingga kemungkinan adanya kebocoran D2O dapat

    diketahui secara dini.

    Gambar 12, Diagram Alir Reaktor Air Berat

  • 24

    3. HTGR (High Temperatur Gas Reactor) / Reaktor Gas Suhu Tinggi

    Reaktor Gas Suhu Tinggi adalah jenis reaktor yang menggunakan

    pendingin gas helium (He) dan moderator grafit. Reaktor ini mampu

    menghasilkan panas hingga 750 C dengan efisiensi thermalnya sekitar

    40 %. Panas yang dibangkitkan dalam teras reaktor dipindahkan

    menggunakan pendingin He (sistim primer) ke pembangkit uap. Dalam

    pembangkit uap ini panas akan diserap oleh sistim uap air umpan

    (sistim sekunder) dan uap yang dihasilkannya dialirkan ke turbin.

    Dalam reaktor ini juga ada sistim pemisah antara sistim pendingin

    primer yang radioaktif dan sistim pendingin sekunder yang tidak

    radioaktif. Elemen bahan bakar yang digunakan dalam Reaktor Gas

    Suhu Tinggi berbentuk bola, tiap elemen mengandung 192 gram carbon,

    0,96 gram U235 dan 10,2 gram Th232 yang dapat dibiakkan menjadi

    bahan bakar baru U233. Proses fisi dalam teras reaktor mampu

    memanaskan gas He hingga mencapai suhu 750 C. Setelah terjadi

    pertukaran panas dengan sistim sekunder, suhu gas He akan turun menjadi

    250 C. Gas He selanjutnya dipompakan lagi ke teras reaktor untuk

    mengambil panas fisi, demikian seterusnya. Dalam operasi normal,

    reaktor ini membutuhkan bahan bakar bola berdiameter 60 mm sebanyak

    675.000 butir yang diletakkan di dalam teras reaktor. Rata-rata setiap

    butir bahan bakar tinggal di dalam teras selama enam bulan pada operasi

    beban penuh.

    Gambar 13, Diagram Alir Reaktor Gas Suhu Tinggi

  • 25

    4. LMFBR (Liquit Metal Fast Breder Reactor) / Reaktor Pembiak Cepat

    Logam Cair.

    Selain yang telah dipaparkan diatas reaktor juga ada yang berupa reaktor

    pembiak cepat logam cair (LMFBR). Sistem dari reaktor ini adalah sejenis

    reaktor cepat pendingin sodium dan programnya disempurnakan beberapa

    kali. Reaktor ini adalah prototip daya 975-MWth (375 MWe) dan

    berguna untuk persediaan listrik bagi kisi TVA. Dalam sistem ini, seperti

    halnya dalam setiap reaktor daya pendingin-sodium, energi fisi di transfer

    ke sodium primer, dari sodium primer kesodium di dalam loop sekunder

    didalam penukar gas menengah (IHX), dan akhirnya ke sistem uap air.

  • 26

    BAB IV

    SEJARAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

    DI INDONESIA.

    Sejarah pemanfaatan energi nuklir melalui Pusat Listrik

    Tenaga Nuklir (PLTN) dimulai beberapa saat setelah tim yang dipimpin

    Enrico Fermi berhasil memperoleh reaksi nuklir berantai terkendali yang

    pertama pada tahun 1942. Reaktor nuklirnya sendiri sangat dirahasiakan dan

    dibangun di bawah stadion olah raga Universitas Chicago. Mulai saat itu

    manusia berusaha mengembangkan pemanfaatan sumber tenaga baru tersebut.

    Namun pada mulanya, pengembangan pemanfaatan energi nuklir masih sangat

    terbatas, yaitu baru dilakukan di Amerika Serikat dan Jerman. Tidak lama

    kemudian, Inggris, Perancis, Kanada dan Rusia juga mulai menjalankan

    program energi nuklirnya.

    Listrik pertama yang dihasilkan dari PLTN terjadi di Idaho,

    Amerika Serikat, pada tahun 1951. Selanjutnya pada tahun 1954 PLTN skala

    kecil juga mulai dioperasikan di Rusia. PLTN pertama di dunia yang

    memenuhi syarat komersial dioperasikan pertama kali pada bulan Oktober

    1956 di Calder Hall, Cumberland. Sistim PLTN di Calder Hall ini terdiri atas

    dua reaktor nuklir yang mampu memproduksi sekitar 80 juta Watt tenaga

    listrik. Sukses pengoperasian PLTN tersebut telah mengilhami munculnya

    beberapa PLTN dengan model yang sama di berbagai tempat. Proses

    rencana pembangunan PLTN di Indonesia cukup panjang. Tahun1972, telah

    dimulai pembahasan awal dengan membentuk Komisi

    PersiapanPembangunan PLTN. Komisi ini kemudian melakukan pemilihan

    lokasi dan tahun 1975 terpilih 14 lokasi potensial, 5 di antaranya terletak di

    Jawa Tengah. Lokasi tersebut diteliti Badan Tenaga Nuklir Nasional

    (BATAN) bekerjasama dengan NIRA dari Italia. Dari keempat belas lokasi

    tersebut, 11 lokasi di pantai utara dan 3 lokasi di pantai selatan.

  • 27

    Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia

    Berlawanan dengan kebanyakan pendapat orang, tenaga nuklir

    memberikan banyak manfaat bagi peradaban manusia. Berbagai macam

    penggunaan tenaga nuklir muncul dalam kehidupan kita. Selama lebih dari seratus

    tahun, tenaga nuklir telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dasar

    manusia dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Kontribusi nyata tampak dalam peningkatan kesehatan

    masyarakat. Dalam bidang pertanian, kita menggunakan teknik nuklir untuk

    menghasilkan varietas padi unggul dan murah, sehingga mampu memenuhi

    kebutuhan nutrisi kita. Selain itu, teknologi radiasi juga telah banyak digunakan

    industri, terutama untuk memeriksa volume produk minuman dalam kemasan,

    ketebalan kertas, kualitas pipa dan lain sebagainya.

    Sinar radiasi juga dapat digunakan sebagai teknik perunut,

    diagnosa proses industri, analisa komposisi dan uji bahan tak rusak. Radiasi sinar

    gamma juga banyak digunakan untuk membasmi bakteria dalam proses sterilisasi

    makanan. Di berbagai belahan dunia, tenaga nuklir telah dan akan menjadi

    alternatif penting dalam menyediakan tenaga listrik tanpa menghasilkan gas

    rumah kaca, sehingga bisa mengurangi efek rumah kaca di planet kita ini.

    Tabel 2 :Produk Pelayanan Perizinan

    Bidang Pemanfaatan Jumlah

    FRZR Medis/Kesehatan 5421

    FRZR Industri 4659

    FRZR Penelitian 49

    Surat Izin Bekerja ( SIB) 3500

    Bahan Nuklir 38

    Juli 2008

  • 28

    Peta Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia

    Gambar 14: Peta distribusi izin yang diberikan pada kegiatan medis di tiap

    provinsi di Indonesia

    Gambar 15. Peta distribusi izin yang diberikan pada kegiatan industri di tiap

    provinsi di Indonesia

    Memandang hal di atas, pemerintah Indonesia, bersama dengan Dewan

    Perwakilan Rakyat, membuat UU No 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran,

    yang menunjukkan pentingnya energi nuklir bagi kesejahteraan kita dan perlunya

  • 29

    keselamatan dalam penggunaanya. Usaha untuk meningkatkan manfaat dari

    energi nuklir dilaksanakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN),

    sedangkan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) diberikan wewenang dan

    tanggung jawab melalui tugas pengawasan untuk meminimalisasi resiko yang

    berkaitan dengan penggunaan tenaga nuklir di Indonesia.

    Pengawasan penggunaan tenaga nuklir dimaksudkan untuk menjamin pemakaian

    yang baik dan benar dengan tetap menjaga penggunaan khusus untuk tujuan

    damai dan memberikan manfaat dan kesejahteraan pada masyarakat seluas-

    luasnya.

    Isu Proyek Pembangunan PLTN

    Tenaga Nuklir kian ramai dibicarakan dalam setiap pertemuan-

    pertemuan penting di berbagai belahan dunia. Indonesia pun turut andil dalam

    pengembangannya. Bila dilihat dari sejarah dan pengalaman bangsa Indonesia,

    sebenarnya nuklir bukanlah barang baru bagi Indonesia. Terbukti pada tahun 50-

    an Presiden pertama Indonesia Soekarno sudah mulai mewujudkan visi tentang

    energi nuklir, dengan harapan Indonesia akan diakui oleh dunia internasional di

    bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Alasan utama Indonesia dalam

    pengembangan PLTN adalah kebutuhan energi yang besar oleh masyarakat

    Indonesia dengan populasi penduduk yang sangat padat.

    Banyak masyarakat Indonesia yang menentang pembangunan PLTN karena

    dianggap hanya akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan.

    Setiap permasalahan memiliki solusi, sikap optimistis perlu diterapkan untuk

    proyek besar seperti ini. Para peneliti yang bekerja pada BATAN (Badan Peneliti

    Atom Nasional) melalui sarana dan fasilitas yang ada melakukan riset teknologi

    nuklir untuk pengembangan industri nuklir seperti teknologi reaktor dan

    keselamatan nuklir dengan menggunakan reaktor riset berdaya 30 MWth,

    fabrikasi bahan bakar nuklir, pengelolaan limbah radioaktif, keselamatan radiasi

    dan lingkungan dilakukan dalam rangka persiapan pembangunan Pembangkit

    Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).Adapun dasar pertimbangan pemanfaatan energi

    nuklir untuk pembangkit listrik yang lebih jelas dan tegas, tercantum pada

    Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Nasional

  • 30

    Jangka Panjang. Cukup jelas keseriusan pemerintah dalam perencanaan

    pembangunan PLTN maka masyarakat tidak perlu merasa takut berlebih karena

    pastinya para peniliti berpikir panjang mengenai pengelolaan limbah nuklir.

    Pemanfaat Tenaga Nuklir

    Tenaga nuklir diharapkan bisa menjadi sumber energi masa

    depan Indonesia. Karena tenaga nuklir memiliki manfaat yang sangat banyak.

    Dengan adanya tenaga nuklir, diyakini bisa menambah pasokan listrik di

    Indonesia, terutama di pulau padat penduduk seperti yang ada di pulau Jawa.

    Selain itu diharapkan masyarakat Indonesia tidak memiliki ketergantungan yang

    tinggi terhadap petroleum, dengan demikian Indonesia dapat memproduksi

    minyak bumi lebih banyak. Selain itu, emisi gas dapat berkurang. Tenaga nuklir

    juga dimanfaatkan pada bidang-bidang lainnya seperti bidang pertanian,

    peternakan, hidrologi, industri, kesehatan, penggunaan zat radioaktif dan sinar-X

    untuk radiografi, logging, gauging, analisa bahan, kaos lampu, perunut (tracer)

    dan lain-lain. Dalam bidang penelitian terutama banyak dilakukan oleh BATAN

    mulai dari skala kecil sampai dengan skala besar. Pemanfaatan dalam bidang

    kesehatan dapat dilihat seperti untuk diagnosa, kedokteran nuklir, penggunaan

    untuk terapi dimana radiasi digunakan untuk membunuh sel-sel kanker.

    PLTN butuh lokasi yang tepat

    Salah satu hal penting dalam perencanaan adalah lokasi

    pembangunan. Ada beberapa hal yang dikhawatirkan, yakni secara geografis

    cukup banyak wilayah Indonesia yang berada di atas patahan-patahan tektonik

    yang rentan akan gempa bumi. Sehingga lokasi yang tepat adalah lokasi yang

    tidak rawan terhadap gempa bumi. Badan Peneliti Atom Nasional telah meneliti

    sejumlah wilayah di pulau Jawa yang kira-kira tepat untuk proyek pembangunan

    PLTN, dan berita terakhir menyebutkan bahwa Semenanjung Muria adalah lokasi

    yang dituju. Pihak BATAN berpendapat, wilayah Jepara dinilai aman dari

    patahan-patahan tektonik yang menyebabkan gempa, dan juga letak geografisnya

    yang di ujung pantai juga strategis dalam mendukung teknologi pendingin sisi

    nuklir yang akan menggunakan air laut. Namun sepertinya hal itu kurang tepat

  • 31

    mengingat populasi penduduk yang padat di pulau Jawa dan dipastikan lokasi

    pembangunan tidak jauh dari pemukiman penduduk, kita pun perlu mengingat

    limbah nuklir yang sangat berbahaya. Di samping itu pembangunan PLTN berarti

    membuka lapangan kerja baru yang mendorong masyarakat berbondong-bondong

    pergi ke pulau Jawa dan akan menambah kepadatan penduduk. Sehingga program

    transmigrasi pemerintah akan terhambat. Hal penting lainnya adalah, kondisi

    tanah Jawa sangat subur untuk pertanian dan masih produktif. Rasanya kurang

    bijaksana apabila harus mengorbankan sisi produktifitasnya. Lokasi yang cukup

    tepat adalah seperti lokasi reaktor nuklir di Gorontalo, karena menurut penelitian

    lahannya sudah tidak produktif lagi dan jauh dari pemukiman penduduk.

    Indonesia Telah siap

    Menurut BATAN, diantara negara-negara berkembang dan

    pendatang baru di bidang pemanfaatan energi nuklir untuk pembangkit listrik,

    Indonesia dinilai yang paling maju terutama dari kesiapan SDM dan infrastruktur,

    termasuk dalam aspek safeguards. Amerika Serikat dan Rusia pun telah

    menandatangani perjanjian kerjasama dengan Indonesia dalam proyek

    pembangunan reaktor nuklir, hal ini menunjukkan kepercayaan mereka terhadap

    potensi nuklir yang dimiliki Indonesia. Kini hanya tinggal menunggu kesiapan

    masyarakat Indonesia. Oleh karenanya, Pemerintah dan peneliti harus segera

    melakukan publikasi dan sosialisasi mengenai pembangunan Pembangkit Listrik

    Tenaga Nuklir. Karena masyarakat Indonesia masih kurang akan pengetahuan

    tenaga nuklir. Diharapkan agar masyarakat dapat melihat berbagai macam

    perspektif dan dapat berpikir kritis untuk kepentingan bersama. Situasi berubah

    cepat mengikuti alur waktu. Masyarakat Indonesia harus jeli melihat kemajuan

    teknologi yang dan berpikir terbuka terhadap hal-hal baru namun tetap selektif.

  • 32

    BAB V

    DAMPAK DAN PENANGANAN DARI PEMANFAATAN NUKLIR

    SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

    Dampak positif adanya PLTN

    Dampak positif dari adanya PLTN ini, adalah dapat menghasilkan daya

    listrik yang cukup besar sehingga pada saat terjadi beban puncak pemakaian

    daya listrik, kita tidak perlu kuatir lagi akan adanya pemadaman bergilir.

    Dampak negatif adanya PLTN

    Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa

    manusia. Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua, yaitu :

    a. Radiasi Langsung yaitu radiasi yang terjadi bila radio aktif yang

    dipancarkan mengenai langsung kulit atau tubuh manusia.

    b. Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat makanan

    dan minuman yang tercemar zat radio aktif, baik melalui udara, air,

    maupun media lainnya.

    Baik radiasi langsung maupun tidak langsung, akan

    mempengaruhi fungsi organ tubuh melalui sel-sel pembentukannya.

    Organ-organ tubuh yang sensitif akan dan menjadi rusak. Sel-sel tubuh bila

    tercemar radio aktif uraiannya sebagai berikut: terjadinya ionisasi akibat

    radiasi dapat merusak hubungan antara atom dengan molekul-molekul sel

    kehidupan, juga dapat mengubah kondisi atom itu sendiri, mengubah fungsi

    asli sel atau bahkan dapat membunuhnya.Pada prinsipnya, ada tiga akibat

    radiasi yang dapat berpengaruh pada sel, antara lain :

    a. Sel akan mati.

    b. Terjadi penggandaan sel, pada akhirnya dapat menimbulkan kanker.

    c. Kerusakan dapat timbul pada sel telur atau testis, yang akan

    memulai proses bayi-bayi cacat.

    Masalah lain juga ditimbulkan oleh limbah/sampah nuklir

    terhadap tingkat kesuburan tanah limbah/sampah nuklir merupakan semua

    sisa bahan (padat atau cair) yang dihasilkan dari proses pengolahan uranium,

  • 33

    misalnya sisa bahan bakar nuklir yang tidak digunakan lagi, dan bersifat

    radioaktif, tidak bisa dibuang atau dihilangkan seperti jenis sampah domestik

    lainnya (sampah organik dan lain-lain.) Sampah nuklir ini harus ditimbun

    dengan cara yang paling aman. Hal yang saat ini dapat dilakukan oleh

    manusia hanyalah menunggu sampai sampah nuklir tersebut tidak lagi

    bersifat radioaktif, dan itu memerlukan waktu ribuan tahun.

    Selain itu ada 3 metode lain yang dapat digunakan untuk

    membuang limbah radioaktif yaitu:

    1. Pengenceran dan penyebaran (Dilute and Disprese): Limbah dengan

    konsentrasi rendah dilepas ke udara, air atau tanah untuk diencerkan atau

    dilarutkan sampai ke tingkat yang aman.

    2. Penundaan dan Perusakan (Delay and Decay): Dapat digunakan untuk

    limbah radioaktif dengan waktu paro (half-lives) relatif singkat. Zat-zat

    tersebut disimpan dalam bentuk cair atau lumpur di dalam tangki. Setelah

    10-20 kali waktu paronya, zat-zat tersebut mengalami perusakan atau

    pmbusukan ke tingkat yang tidak berbahaya atau kemudian dapat

    diencerkan dan disebarkan ke lingkungan.

    3. Konsentrasi dan Pengepakan (Concentration and Containment):

    digunakan untuk limbah radioaktif yang sangat toksik dengan dengan

    waktu yang panjang. Limbah tersebut harus disimpan dalam puluhan,

    ratusan bahkan ribuan tahun, tergantung dari komposisinya. Zat-zatnya

    tidak hanya sangat radioaktif tapi juga bersuhu yang sangat panas.

    Gambar 16: Para pekerja sedang menangani sampah nuklir

  • 34

    Gambar 17 Tempat penyimpanan sampah Nuklir

    Gambar 18 : Daur ulang Limbah Nuklir

  • 35

    Ada beberapa bahaya lain dari PLTN yang perlu dipertimbangkan, antara lain :

    a. Kesalahan manusia (human error) yang bisa menyebabkan kebocoran,

    yang jangkauan radiasinya sangat luas dan berakibat fatal bagi lingkungan

    dan makhluk hidup.

    b. Salah satu yang dihasilkan oleh PLTN, yaitu Plutonium memiliki hulu

    ledak yang sangat dahsyat. Sebab Plutonium inilah, salah satu bahan baku

    pembuatan senjata nuklir. Kota Hiroshima hancur lebur hanya oleh 5 kg

    Plutonium.

    c. Limbah yang dihasilkan (Uranium) bisa berpengaruh pada genetika. Di

    samping itu, tenaga nuklir memancarkan radiasi radio aktif yang sangat

    berbahaya bagi manusia.

    Tabel 3 Beberapa kecelakaan yang pernah terjadi pada PLTN di beberapa

    lokasi Industri di dunia yang berkisaran pada tahun 1976 1986.

  • 36

  • 37

    Tetapi tahukah anda? bahwa pembangkit listrik tenaga batubara (yang saat ini kita

    pakai) pun mengandung bahaya yang tidak kalah dengan bahaya radiasi nuklir.

    pembakaran batu bara menghasilkan gas-gas berbahaya, juga gas-gas yang

    termasuk gas rumah kaca penyebab global warming, hujan asam, gangguan

    pernafasan dan lain-lain. parahnya lagi, gas-gas ini kebanyakan dibuang begitu

    saja ke lingkungan, berbeda dengan teknologi PLTN yang senantiasa menjaga

    agar radiasinya tetap berada di dalam reaktor. Data yang ane dapat nih,

    pembakaran batubara di seluruh dunia menciptakan sekitar 9 milyar ton CO2 per

    tahun. Perbandingan dengan sumber energi lain ane tampilkan dalam gambar

    Berikut :

    Tabel 4 : Jumlah pengeluaran CO2

    International Atomic Energy Agency (IAEA) telah

    memperkenalkan 8 level skala kejadian kecelakaan nuklir agar menjadi informasi

    yang tepat terhadap masyarakat luas. Level level tersebut dikatagorikan

    berdasarkan tingkatan pengaruh/efek baik dalam PLTN itu sendiri maupun keluar

    PLTN. Delapan level tersebut adalah :

  • 38

    Tabel 5 : Tingkat bahaya pada nuklir

    Level 7

    Level ini mengkatagorikan kecelakaan nuklir yang mengakibatkan efek yang

    sangat besar terhadap kesehatan dan lingkungan di dan sekitar PLTN. Yang

    termasuk dalam level ini adalah kecelakaan Chernobyl yang terjadi di Negara

    bekas Uni Soviet, sekarang Ukraina pada tahun 1986. Level ini bisa disamakan

    dengan kasus kecelakaan non-nuklir di Bhopal, India pada tahun 1984 dimana

    ribuan orang dikabarkan meninggal dunia.

    Level 6

    Pada level ini, kecelakaan nuklir diindikasikan dengan keluarnya radioaktif yang

    cukup signifikan, baik PLTN maupun kegiatan industri yang berbasis raioaktif.

    Contohnya adalah kecelakaan di Mayak, bekas Negara Uni Soviet pada tahun

    1957.

    Level 5

    Level ini mengindikasikan kecelakaan yang mengeluarkan zat radioaktif yang

    terbatas, sehingga memerlukan pengukuran lebih lanjut. Contoh dari level ini

    yaitu kecelakaan/kebakaran pada rekator nuklir di Windscale, Inggris tahun 1957.

  • 39

    Contoh lainnya yaitu kecelakaan di Three Mile Island yang merusak inti reaktor

    pada tahun 1979

    Level 4

    Level ini mengelompokkan kecelakaan nuklir yang mengakibatkan efek yang

    kecil terhadap lingkungan sekitar, inti reaktor dan pekerja (sesuai dengan batas

    limit yang diizinkan). Beberapa contoh kejadian kecelakaan dalam level ini yaitu

    kecelakaan pada :

    Sellafield (Inggris), terjadi sebanyak 5 kali dari 1955 sampai 1979

    PLTN Saint-Laurent (Perancis) tahun 1980

    Buenos Aires (Argentina) tahun 1983

    PLTN Tokaimura (Jepang ) tahun 1999.

    Level 3

    Kecelakaan yang dikelompokkan dalam level ini yaitu kecelakaan yang

    mengakibatkan efek yang sangat kecil dimana masih dibawah level/batas yang

    diizinkan, namun tidak ada perangkat keselamatan yang memadai. Contoh dari

    kecelakaan level ini yaitu kecelakaan pada THORP plant Sellafield di Inggris

    tahun 2005.

    Level 2

    Kecelakaan pada level ini tidak mengakibatkan efek apapun keluar larea, namun

    tetap ada kontaminasi didalam area. Level ini juga mengindikasikan kecelakaan

    yang disebabkan oleh kegagalan untuk memenuhi syarat syarat keselamatan yang

    seharusnya ada. Contoh kecelakaan dalam level ini adalah kecelakaan pada PLTN

    Forsmark Swedia pada bulan Juli 2006 yang lalu.

    Level 1

    Pada level ini, dikatagorikan kecelakaan yang merupakan anomaly dari

    pengoperasian sistem .

    Level 0

    Pada level ini tidak memerlukan tingkat keselamatan yang signifikan dan relevan.

    Disebut juga sebagai out of scale.

  • 40

    BAPETEN - Badan Pengawas Tenaga Nuklir di Indonesia

    Pengawasan tenaga nuklir di Indonesia tidak bisa dihindari dan

    sangat diperlukan. Dengan makin berkembangnya teknologi nuklir dan

    penggunaannya di masyarakat makin meluas, pengawasan ditujukan untuk

    memastikan keselamatan masyarakat dan lingkungan. Berdasarkan Undang-

    Undang, BAPETEN melaksanakan kewajiban pemerintah dalam mengawasi

    penggunaan tenaga nuklir.

    UU Tenaga Nuklir tahun 1997 memberikan mandat pada BAPETEN untuk

    membuat peraturan, menerbitkan izin, melakukan inspeksi dan mengambil

    langkah penegakan peraturan untuk menjamin kepatuhan pengguna tenaga nuklir

    terhadap peraturan dan ketentuan keselamatan.

    Penanganan Limbah Radioaktif Oleh Batan

    Kita mulai dari sejarah pemanfaatan zat radioaktif di Indonesia. Penggunaan zat

    radioaktif di negeri kita dimulai pada era akhir tahun 50an, yaitu pemanfaatan

    sumber radiasi untuk industri dan rumah sakit. Pemanfaatan di industri antara lain

    untuk kendali ketebalan, kerapatan produk, menentukan tinggi permukaan cairan

    dalam suatu wadah terutup dan banyak lagi. Pemanfaatan di Rumah Sakit antara

    lain untuk diagnosis dan radiotherapy. Selain itu tentu saja laboratorium di

    BATAN juga memanfaatkan zat radioaktif dalam dalam eksperimennya. Sampai

    saat ini terdapat lebih dari 300 perusahaan atau institusi yang terdaftar sebagai

    pengguna zat radioaktif. Pertanyaan kemudian adalah, akan dibawa kemana dan

    diapakan zat radioaktif yang sudah tidak digunakan lagi? Jawabnya adalah dikirim

    ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif dan mengalami proses yang dinamakan

    pengelolaan limbah radioaktif. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1997

    tentang Ketenaganukliran maka tugas pengelolaan limbah radioaktif adalah

    tanggung jawab BATAN, dan dalam hal ini dilaksanakan oleh Pusat Teknologi

    Limbah Radioaktif (PTLR). Jadi Pusat ini merupakan satu-satunya institusi di

    Indonesia yang wajib mengelola limbah radioaktif.

  • 41

    Gambar 19 : Pengolah limbah nuklir oleh Batan

    PTLR berdiri sejak tahun 1988 berlokasi di kawasan PUSPIPTEK Serpong

    Tangerang sekitar 30 km dari Jakarta, dan telah mengelola limbah radioaktif

    dari kegiatan reaktor riset dan fasilitas serta industri dan rumah sakit. Limbah

    radioaktif yang berasal dari era sebelum 1988 tersimpan pula di pusat ini. Karena

    sifat radioaktif yang tidak dapat dimusnahkan maka limbah radioaktif diproses

    dengan prinsip-prinsip: diisolasi radiasinya dari pekerja, masyarakat dan

    lingkungan, bila memungkinkan dikurangi volumenya (misalnya limbah cair

    dengan proses penguapan, limbah padat dimampatkan) sehingga volume total

    limbah yang dikelola selama ini di PTLR relatif kecil, dan dipadatkan serta

    diwadahi untuk jangka waktu yang lama. Selama 50 tahun pemanfaatan zat

    radioaktif di Indonesia, saat ini tersimpan sekitar 900 ton limbah di PTLR,

    bandingkan misalnya dengan sampah perkotaan DKI Jakarta 6000 ton perhari atau

    limbah industri konvensional yang dalam beberapa kasus mempunyai volume

    besar dan tidak dikelola.

    Bagaimana nasib akhir dari limbah radioaktif? Salah satu prinsip utama

    pengelolaan limbah radioaktif adalah, limbah radioaktif tidak boleh menjadi

    beban bagi generasi mendatang atau undue burden for the next generation.

    Sebagian besar limbah radioaktif yang tersimpan di PTLR mempunyai umur yang

    pendek sehingga diharapkan untuk waktu yang tidak terlalu lama menjadi bahan

    yang tidak radioaktif, hanya sebagian kecil saja mempunyai usia yang panjang

    dari puluhan sampai ribuan tahun. Untuk limbah usia panjang ini, PTLR telah

    mengembangkan teknologi penyimpanan akhir, yaitu penyimpanan limbah di

    kedalaman tertentu di bawah tanah. Teknologi penyimpanan akhir ini mirip

  • 42

    dengan yang sudah diaplikasikan di banyak negara maju, dan terbukti aman

    sampai saat ini dan diperhitungkan tidak membahayakan generasi mendatang baik

    menggunakan model komputasi maupun analogi kejadian alam.

    Pada Desember 1989, Badan Koordinasi Energi Nasional (BAKOREN)

    memutuskan agar BATAN melaksanakan studi kelayakan dan terpilihlah

    NewJec (New Japan Enginereering Consoltan Inc) untuk melaksanakan studi

    tapak dan studi kelayakan selama 4,5 tahun, terhitung sejak Desember

    1991 sampai pertengahan 1996.

    Pada 30 Desember 1993, NewJec menyerahkan dokumen Feasibility Study

    Report (FSR) dan Prelimintary Site Data Report ke BATAN. Rekomendasi

    NewJec adalah untuk bidang studi non-tapak, secara ekonomis, PLTN

    kompetitif dan dapat dioperasikan pada jaringan listrik Jawa Bali di awal

    tahun 2000-an. Tipe PLTN direkomendasikan berskala menengah, dengan

    calon tapak di Ujung Lemahabang, Grenggengan, dan Ujungwatu.

  • DAFTAR PUSTAKA

    http://netsains.com/2009/04/energi-nuklir-pengertian-dan-pemanfaatannya/

    http://www.bapeten.go.id/index.php?modul=page&pagename=pendahuluan&page

    back=profile_ind

    http://satriaskyterror.wordpress.com/2010/11/01/nuklir-sebagai-solusi-bergengsi/

    http://joe-proudly-present.blogspot.com/2010/06/perkembangan-upaya-

    pemanfaatan-energi.html

    http://nuklir.wordpress.com/2007/12/28/level-level-kecelakaan-nuklir/

    I MADE AGUS JUNIADA, PUTU YUDI ASTRAWAN PUTRA;

    Makalah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Jurusan Diploma III Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Institut Keguruan Dan Ilmu

    Pendidikan Negeri Singaraja 2005