4. sistem energi nuklir hidrogen djati h. salimy. ida n

8
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176 SISTEM PRODUKSI HIDROGEN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI NUKLIR DJA TI H. SALIMY, IDA N. FINAHARI, Em SARTONO Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) BATAN Gedung Batan Pusat Lt. III C Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 12710 Tel/Fax: (021) 520 4243 E-mail: [email protected] Abstrak SISTEM PRODUKSI HIDROGEN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI NUKLIR. Telah dilakukan studi sistem produksi hidrogen dengan memanfaatkan energi panas nuklir sebagai sumber energi proses. Diperkirakan kebutuhan hidrogen di masa yang akan datang meningkat sangat pesat. Jika industri nuklir ingin lebih ditingkatkan perannya sebagai sumber pemasok energi, teknologi nuklir harus mampu berperan dalam produksi hidrogen. Berbagai studi di negara maju menunjukkan bahwa kopel nuklir dengan proses industri sangat dimungkinkan. Jika ini bisa direalisasikan, akan diperoleh berbagai keuntungan seperti penghematan bahan bakar fosil yang berimplikasi pada pengurangan emisi CO2 ke lingkungan, dan diversifikasi pemanfaatan energi nuklir. Kata-kata kunci: nuklir hidrogen, energi panas nuklir, kopel nuklir Abstract HYDROGEN PRODUCTION SYSTEM BY UTILIZING NUCLEAR ENERGY. Study of hydrogen production system which utilizes nuclear as the source to supply the demand of heat energy for the hydrogen production process has been carried out. It is predicted that in the near future a big amount of hydrogen production is needed. If nuclear industry is expected give more contrbution in energy supply, it must have capability in hydrogen production system. Some studies in developed countries show that nuclear couple with hydrogen production processes is very possible. If this condition can be realised, some advantages can be obtained such as reducing combustion of fossil fuels that give implication of decreasing of CO2 emission to the environment. Diversification of nuclear energy is also another advantage. Keywords: nuclear hydrogen, nuclear heat energy, couple nuclear PENDAHULUAN Kebijakan pemanfaatan energi nuklir guna pembangkitan listrik dan kogenerasi di Indonesia adalah terwujudnya peran energi nuklir secara simbiotik dan sinergistik dengan sumber daya energi tak terbarukan maupun terbarnkan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional guna mendukung pembangunan berke1anjutan. [I] Untuk itu, selain mendorong terwujudnya PLTN pertama di Indonesia pada tahun 2016, BATAN juga harns terns melakukan berbagai kajian reaktor nuklir masa depan seperti konsep reaktor kogenerasi produksi air bersih (desalinasi), penggunaan panas proses untuk operasi industri suhu tinggi seperti produksi hidrogen, gasifikasi batubara, dan lain-lain. Dalam forum intemasional, terbentuknya Nuclear Hydrogen Society pada tahun 2001 di Jepang,[2]mendorong ketjasama yang semakin intensif di antara negara-negara maju untuk mewujudkan sistem energi nuklir hidrogen, yaitu suatu sistem produksi hidrogen berbasis energi panas dari reaktor nuklir. Selama ini industri nuklir berasumsi bahwa listrik mernpakan energy carrier utama, Djati Salimy dkk. 43 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

Upload: hoangkhanh

Post on 12-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

SISTEM PRODUKSI HIDROGEN DENGANMEMANFAATKAN ENERGI NUKLIR

DJA TI H. SALIMY, IDA N.FINAHARI, Em SARTONO

Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) BATANGedung Batan Pusat Lt. III C

Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan,Jakarta Selatan 12710

Tel/Fax: (021) 520 4243E-mail: [email protected]

Abstrak

SISTEM PRODUKSI HIDROGEN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI NUKLIR. Telah dilakukan

studi sistem produksi hidrogen dengan memanfaatkan energi panas nuklir sebagai sumber energi proses.Diperkirakan kebutuhan hidrogen di masa yang akan datang meningkat sangat pesat. Jika industri nukliringin lebih ditingkatkan perannya sebagai sumber pemasok energi, teknologi nuklir harus mampu berperandalam produksi hidrogen. Berbagai studi di negara maju menunjukkan bahwa kopel nuklir dengan prosesindustri sangat dimungkinkan. Jika ini bisa direalisasikan, akan diperoleh berbagai keuntungan sepertipenghematan bahan bakar fosil yang berimplikasi pada pengurangan emisi CO2 ke lingkungan, dandiversifikasi pemanfaatan energi nuklir.

Kata-kata kunci: nuklir hidrogen, energi panas nuklir, kopel nuklir

Abstract

HYDROGEN PRODUCTION SYSTEM BY UTILIZING NUCLEAR ENERGY. Study of hydrogenproduction system which utilizes nuclear as the source to supply the demand of heat energy for the hydrogenproduction process has been carried out. It is predicted that in the near future a big amount of hydrogenproduction is needed. If nuclear industry is expected give more contrbution in energy supply, it must havecapability in hydrogen production system. Some studies in developed countries show that nuclear couple withhydrogen production processes is very possible. If this condition can be realised, some advantages can beobtained such as reducing combustion of fossil fuels that give implication of decreasing of CO2 emission tothe environment. Diversification of nuclear energy is also another advantage.

Keywords: nuclear hydrogen, nuclear heat energy, couple nuclear

PENDAHULUAN

Kebijakan pemanfaatan energi nuklirguna pembangkitan listrik dan kogenerasi diIndonesia adalah terwujudnya peran energinuklir secara simbiotik dan sinergistik dengansumber daya energi tak terbarukan maupunterbarnkan untuk memenuhi kebutuhan energinasional guna mendukung pembangunanberke1anjutan.[I] Untuk itu, selain mendorongterwujudnya PLTN pertama di Indonesia padatahun 2016, BATAN juga harns ternsmelakukan berbagai kajian reaktor nuklir masa

depan seperti konsep reaktor kogenerasiproduksi air bersih (desalinasi), penggunaanpanas proses untuk operasi industri suhu tinggiseperti produksi hidrogen, gasifikasi batubara,dan lain-lain. Dalam forum intemasional,terbentuknya Nuclear Hydrogen Society padatahun 2001 di Jepang,[2]mendorong ketjasamayang semakin intensif di antara negara-negaramaju untuk mewujudkan sistem energi nuklirhidrogen, yaitu suatu sistem produksi hidrogenberbasis energi panas dari reaktor nuklir.

Selama ini industri nuklir berasumsibahwa listrik mernpakan energy carrier utama,

Djati Salimy dkk. 43 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

SEMINAR NASIONAL II

SDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER2006ISSN 1978-0176

PRODUKSI HIDROGEN

Tabel 1. Beberapa proses produksi hidrogen[5]

Hidrogen bisa diproduksi dari berbagaisumber bahan baku dan dengan berbagai prosesproduksi. Bahan baku untuk produksi hidrogenmeliputi air, bahan bakar fosil, biomas,algalbakteri, dU. Pada Tabel 1 disajikanbeberapa proses pembuatan hidrogen, baik yangsudah komersial maupun yang masih tahappengembangan tetapi memiliki potensimenjanjikan di masa depan.

menyumbangkan produksi energi panasnyauntuk kebutuhan industri. Dengan luaran suhupendingin yang mencapai 900°C, berbagaiaplikasi suhu tinggi pada berbagai industri beratsangat dimungkinkan. Berbagai studi aplikasireaktor suhu tinggi untuk proses-proses kimiasuhu tinggi dengan kebutuhan panas dalamjumlah besar, terus dilakukan di negara-negaramaJu.

Dalam makalah ini akan ditinjau suatusistem nuklir hidrogen, yaitu kemungkinanmelakukan kopel reaktor nuklir suhu tinggidengan sistem produksi hidrogen dalam rangkamenyongsong era energi hidrogen di masa yangakan datang.

Status

Komersil

Komersil

Komersil

Litbang

Efisiensi

78,5%

68,2%

76,8%

27%

-50%

Bahan baku/proses

Steam reforming gas alamGasifikasi batubara

Oksidasi parsial minyak residu

Elektolisis (air/listrik)

Termokimia (air)

Proses steam reforming gas alammerupakan proses yang paling maju dan palingbanyak dipakai. Sampai saat ini diperkirakansekitar 80% produksi hidrogen dunia, dipasokdengan produksi cara ini. Sedang prosesgasifikasi batubara banyak dimanfaatkan dinegara-negara yang miskin sumber bahan bakarminyak/gas, tapi sangat melimpah denganbatubara. Sebagai bahan bakar yang palingmencemari lingkungan pada pembakaranlangsung, pemanfaatan batubara denganmengkonversikannya menjadi hidrogen ataubahan baker sintetis merupakan pilihan palingbijak untuk mendayagunakan batubara.

Isu lingkungan global dan semakinmenipisnya cadangan bahan bakar fosil (karena

sehingga listriklah produk utama reaktor nuklirsejak beroperasinya reaktor nuklir pertama didunia. Di masa depan, asumsi ini boleh jaditidak sepenuhnya benar, karena berbagai kajianterbaru menyatakan bahwa hidrogen bisa men­jadi energy carrier terbesar pada era tahun2050-an. [3] Jika industri nuklir ingin menjadisumber energi masa depan, industri nuklir hamsmengantisipasi kemungkinan menjadikanhidrogen sebagai salah satu produk utamareaktor nuklir.

Konsumsi hidrogen dunia untuk industripupuk dan kilang minyak yang saat inimencapai 50 juta ton per tahun, dengan lajusekitar 4-10% per tahun diperkirakan akanmeningkat terus dengan laju yang lebih cepat.Pada kilang minyak, hidrogen dimanfaatkanuntuk menghasilkan bahan bakar transportasidengan kadar hidrogen sekitar 15% sehinggadiperoleh bahan bakar transportasi (gasoline,jetfuel) yang lebih ramah lingkungan. Hidrogenjuga merupakan kandidat bahan bakartransportasi yang paling menjanjikan di masayang akan datang. Berbagai ujicoba kendaraanfuel cell (yang bersumber dari hidrogen) olehindustri-industri otomotif terkemuka duniasejak lebih dari 50 tahun terakhir mulaimenunjukkan titik terang dalam pemanfaatanfuel cell berbasis hidrogen sebagai bahan bakarkendaraan. Jika hasil ujicoba ini memberikanhasil yang positif, diperkirakan akhir dasawarsaini akan menjadi awal era mobil fuel cell didunia. Pada saat itulah akan terjadi lonjakanpermintaan hidrogen dalam jumlah sangatbesar. Sebagai contoh, studi di Amerikamenunjukkan bahwa jika era mobil fuel celldimulai, Amerika sendiri membutuhkan sekitar40 juta ton hidrogen per tahun untukmenggerakkan sekitar 100 juta mesin-mesinmobilfuel cell. [4]

Konsep aplikasi panas nuklir sebagaisumber energi panas bagi industri telah dikajilebih dari 50 tahun. Berbagai aplikasi reaktornuklir untuk keperluan non-listrik suhu rendahseperti desalinasi, district heating, produksiair/uap panas telah berhasil dilakukan dibeberapa negara maju. Meskipun begitu,aplikasi untuk suhu tinggi masih dalam tahaplitbang yang sangat intensif. Reaktor suhutinggi berpendingin gas (HTGR) yangberoperasi pada suhu tinggi diperkirakanmerupakan jenis reaktor yang sangat potensial

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 44 Djati Salimy dkk.

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

bukan sumber terbarukan), mendorong parapeneliti melakukan terobosan untukmemproduksi hidrogen dengan bahan baku air.Elektrolisis merupakan satu-satunya prosesproduksi hidrogen komersial dan biasanyaberoperasi pada skala keeil. Mahalnya listrikmengakibatkan produksi skala besar akankurang ekonomis kceuali tersedia listrik denganharga sangat murah. Ditinjau dari segi efisiensitermal, proses ini juga kurang efisien.Meskipun efisiensi termal proses elektrolisiseukup tinggi (>80%) tapi karena efisiensikonversi energi listrik relatif rendah (30-35%)sehingga total efisiensi termalnya hanya sekitar25% saja.

Untuk mengatasi mahalnya listrikdikembangkan suatu proses baru berbasisteknologi elektrolisis yaitu elektrolisis termal.Proses ini pada prinsipnya mengganti sebagianenergi listrik yang menjadi pemieu reaksielektrolisis dengan energi panas. Penggantiansebagian energi listrik dengan energi panasberimplikasi pada lebih tingginya suhu operasiproses elektrolisis dibanding proses elektrolisiskonvensional. Karena harga energi panas jauhlebih murah dari pada listrik, hidrogen yangdihasilkan diharapkan jauh lebih murah, dantingkat efisiensi termalnya pun bisa lebih tinggi.

Di samping proses elektrolisis, produksihidrogen dari air dapat dilakukan dengan prosestermokimia yang pada prinsipnya merupakanreaksi pemeeahan molekul air dengan bantuanenergi termal menjadi hidrogen dan oksigen.Berbagai jenis proses termokimia telahdikembangkan di seluruh dunia. Proses siklusiodine- sulfur (proses I-S) yang mula-muladikembangkan oleh General Atomic di USA,dan kemudian juga oleh JAERI di Jepang, sertaproses berbasis siklus Br-Ca-Fe atau yang lebihdikenal dengan siklus UT-3 yangdikembangkan oleh Universitas Tokyo,diperkirakan merupakan 2 kandidat pentingproses termokimia yang paling menjanjikan.[6]

Reaktor Nuklir untuk Produksi Hidrogen

Pengalaman pada operasi reaktor nuklirmenunjukkan bahwa pembangkitan energinuklir dalam unit dan skala kecil tidak terlalu

ekonomis dibanding skala besar per unitreaktornya. Ini salah satu alasan mengapa perunit PLTN selalu berkapasitas termal jauh lebihbesar dibanding per unit pembangkit listrikjenis lain. Jika nuklir dimaksudkan untukproduksi hidrogen, maka skala produksi danpermintaan hidrogen juga harus cukup besar,agar unit pabrik hidrogen yang akan digerakkanoleh energi nuklir sesuai dengan outputkapasitasnya. Untuk menjawab tantangan itu,saat ini kapasitas pabrik hidrogen yang disebutsebagai kelas terbaru dan masih dalam tahapkonstruksi di Amerika, dibangun dengankapasitas 200 juta fe /hari, yang setara denganPLTN 1600 MWth. [7]

Untuk memenuhi kebutuhan energi panassebagai penggerak proses produksi hidrogenyang kebanyakan merupakan proses kimiaendotermik dan bersuhu tinggi, dibutuhkanreaktor nuklir yang mampu beroperasi padasuhu tinggi. Proses kimia endotermik bersuhutinggi mengimplikasikan bahwa proses tersebutberoperasi pada suhu tinggi dan membutuhkanenergi panas dalam jumlah besar sebagaipenggerak terjadinya reaksi. Reaktor suhutinggi berpendingin helium dengan sistemkeselamatan pasif melekat yang telahdikembangkan di berbagai negara maju sejaklebih dari 50 tahun terakhir diperkirakanmerupakan jenis reaktor yang cocok untukaplikasi produksi hidrogen. Reaktor iniberpendingin gas helium, yang suhu luaranpendinginnya bisa mencapai 900°C. Suatukisaran suhu yang cocok untuk berbagai prosesproduksi hidrogen.

Sistem Kopel Nuklir Hidrogen

Studi berbagai sistem kopel antarareaktor nuklir dengan sistem produksi hidrogentelah lama dipelajari di negara-negara maju.Jepang, sebagai salah satu negara yang cukupambisius dalam bidang ini telah melakukanberbagai studi sangat intensif. Pada Gambar 1disajikan kopel HTTR (HTGR versi jepang)dengan steam reforming gas alam untukmemproduksi hidrogen yang diujicoba olehJAERI Jepang.

Djati Salimy dkk. 45 Sekolah Tinggi Teknologi Nuk/ir- BATAN

SISTEM NUKLlR(::J i r:::>

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

SISTEM NON NUKLIR

Metanol1930 kg/j •••

Gambar 1. Produksi Hidrogen Proses Steam Reforming Gas Alam dengan Panas Nuklir [8,9]

Di samping itu Jepang jugamengembangkan proses produksi hidrogen dariair dengan proses termokimia siklus yodium­sulfur (proses I-S) yang mula-muladikembangkan oleh General Atomic diAmerika. Setelah berhasil menjalankan suatuproses I-S secara kontinu dengan skalalaboratorium pada pertengahan I990-an, makapada akhir dasawarsa I990-an, Jepang

membangun suatu demonstration plantproduksi hidrogen proses I-S, yang rencana kedepannya akan dikopel dengan sumber panasHTGR. Selanjutnya berbagai konsep desainkopel nuklir dengan proses termokimia jugaterns dikembangkan. Pada Gambar 2diperlihatkan konsep kopel HTGR denganproses I-S yang dikembangkan oleh JAERl danToshiba.[1O].

HZ 24.530 Nm3fh (Hi-lV~!!7MW)

OZ12,270 Nm311!

-.,., l~~:1;nl

3MWe

Gambar 2. Konsep Sistem Produksi Hidrogen Proses Termokimia Siklus I-S dengan Panas NuklirflO]

Studi produksi hidrogen dan batubarajuga telah dipelajari dengan sangat intensif dinegara-negara maju seperti Amerika, Rusia,Jerman, dan lain lain. Meskipun batubaramernpakan sumber energi bahan bakar fosilyang paling mencemari lingkungan padapembakaran langsungnya, tapi karena masihsangat melimpah dibanding sumber energi

bahan bakar fosil yang lain, maka akan lebihbaik jika dikonversi menjadi bahan bakar yanglebih ramah lingkungan seperti methanol, bahanbakar sintetis, maupun hidrogen. Pada Gambar3 ditunjukkan kopel nuklir dengan prosesgasifikasi batubara untuk menghasilkanhidrogen dan bahan bakar sintetis.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 46 Djati Salimy dkk.

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

UAIU,N B.,.',-K,'\RSINTETlS

Gambar 3. Sistem Produksi Hidrogen Proses Gasifikasi Batubara Dengan Panas Nukliylll]

Proses elektrolisis termal yang beroperasipada suhu tinggi dan merupakan perbaikanproses elektrolisis konvensional juga dikajiterus. Proses yang prinsipnya menggantisebagian kebutuhan energi listriknya denganenergi panas, akan berimplikasi naiknya suhuoperasi e1ektrolisis. Mengingat harga panasjauh lebih murah daripada harga listrik,diperkirakan proses ini akan mempunyai

S ep arator

efisiensi termal yang jauh lebih baik. Prosese1ektrolisis termal ini dikembangkan sangatintensif di Amerika oleh Idaho NationalEngineering and Environmental Laboratory(INEEL). Beketjasama dengan Westinghouse,di masa depan diharapkan proses ini bisadikope1 dengan reaktor nuklir Generasi ke-4.Pada Gambar 4 ditunjukkan skema kope1nuklirdengan unit elektrolisis termal.

Listrik ke jaringan

Gambar 4. Sistem Produksi Hidrogen Proses Elektrolisis Termal dengan Panas dan Listrik Nuklirl2]

Djati Salimy dkk. 47 Sekolah Tinggi Teknologi Nuk/ir - BATAN

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Secara umum, sistem produksi hidrogendengan energi nuklir berikut sistem yang terkait

Pro duk si 111dro gen

oongan proses hrni.

SEMINAR NASIONAL II

SDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGY AKARTA, 21-22 DES EMBER 2006

ISSN 1978-0176

dapat dilihat pada Gambar 5. Rangkumanmetode proses produksi hidrogen dengan energinuklir dapat dilihat pada Tabel 2.

Gambar 5. Skema Sistem Energi berbasis Nuklir-Hidrogen[13]

Tabel2. Proses Produksi Hidrogen Dengan Energi Nuklir"14]

Bahan Baku Pasokan Energi NuklirProses ProduksiStatus TeknologiAir

Listrik Elektrolisis

alkali

Komersial

solid polimer

Demo

solid oxydeLitbang

Elektrolisis termalLitbang

Listrik&panas

TermokimiaSiklus I-S

LitbangPanas

Siklus UT-3

Hidrokarbon

Panas Steam reforming gas alamKomersialPanas

Gasifikasi batubaraKomersial Efisiensi Termal

25-30%

-40%

-50%

70-80%

-70%

Pada garis besamya bahan baku untukproduksi hidrogen dikelompokkan jadi 2, yaituhidrogen dari air dan hidrogen dari bahan bakarfosil. Teknologi konvensional steam reforminggas alam sampai saat ini mendominasi produksihidrogen sampai sekitar 85%, sedang hidrogendari air dengan proses elektrolisis barnmenyumbang sekitar 4% produksi hidrogendunia. Meskipun proses produksi hidrogenberbahan baku hidrokarbon teknologinya telahmapan dan komersial, tetapi isu lingkunganglobal dan keterbatasan sumber daya alambahan bakar fosil (karena tak terbarukan)mendorong dilakukannya terobosan produksihidrogen dari air.

Dari sisi lingkungan, produksi hidrogendari air jauh lebih bersih, sedang dari sisiketersediaan bahan baku, air sangat melimpah.

Satu-satunya teknologi produksi hidrogen dariair yang sudah mapan dan komersial adalahelektrolisis. Sayangnya karena reaksi kimiapada elektrolisis hanya mungkin dipicu olehenergi listrik (sehingga listrik seolah-olahsebagai bahan baku), menjadikan kebutuhanlistrik untuk proses sangat besar. Proseselektrolisis sendiri efisiensinya bisa mencapai85%, tapi karena rendahnya efisiensi produksilistrik, sehingga total efisiensi proseselektrolisis sangat rendah hanya sekitar 25­30%. Proses produksi hidrogen berbahan bakuair yang lain seperti termokimia ataupunelektrolisis termal yang sebetulnya merupakanperbaikan dari proses elektrolisis, sampai saatini masih dalam tahap pengembangan.

Dari sisi kemampuan teknologi nuklir,saat ini telah beroperasi secara komersial

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 48 Djati Salimy dkk.

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKAR TA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

sebanyak 435 reaktor PLTN, telahmenyumbang listrik dunia sekitar 17%.Kebanyakan dari reaktor-reaktor tersebutadalah reaktor termal berpendingin air danberbahan bakar uranium alam atau uraniumpengkayaan rendah. Faktor kapasitas reaktor­reaktor ini cukup tinggi, dengan rekor sistemkeselamatan yang baik dan secara ekonomisangat kompetitif dibanding pembangkit listrikjenis lain. Luaran suhu pendingin reaktor­reaktor ini maksimum hanya mencapai suhu400°C sehingga terlalu rendah untuk prosestermokimia, steam reforming gas alam, ataupungasifikasi batubara. Jenis reaktor lain adalahreaktor berpendingin gas. Sebagai cikalbakalnya adalah reaktor Magnox, atau generasipenggantinya yaitu AGR (Advanced Gas cooledReactor) yang cukup sukses beroperasi secarakomersial terntama di negara-negara Eropaseperti Prancis dan Inggris. Tapi kebanyakanreaktor jenis ini sekarang dianggap tidak layaklagi karena alasan ekonomi. Generasi barnreaktor berpendingin gas dengan bahan bakarjenis coated particle telah dikembangkan diUSA, Jerman, serta negara-negara maju yanglain. Meskipun komersialisasi belum tercapai,berbagai variasi desain telah dikembangkan danbeberapa reaktor eksperimen skala kecil telahberoperasi. Suhu luaran pendingin gas heliumbisa mencapai 900°C, yang cocok untukberbagai proses produksi hidrogen. Jikapenggunaan energi nuklir dalam waktu dekatadalah dengan reaktor suhu tinggi, nampaknyajuga belum siap untuk mendukung prosesproduksi hidrogen suhu tinggi. Pada era energihidrogen yang akan segera masuk sementarateknologi reaktor suhu tinggi ataupun teknologiproses produksi seperti termokimia belum siap,maka altematif aplikasi yang paling mungkinadalah elektrolisis. Di sini listrik PLTN dapatdimanfaatkan untuk elektrolisis pada keadaanpeak off, sebab pada keadaan beban rendahseperti ini, harga listrik relatif sangat murahdibanding pada beban normal, apalagi padabeban puncak. [15]

Pemanfaatan panas nuklir untuk produksihidrogen mernpakan altematif pemanfaatanreaktor nuklir sebagai sumber energi prosesyang sangat baik. Dari sisi penghematancadangan bahan bakar fosil, penggantiansumber panas untuk industri yang selama inimenggunakan bahan bakar fosil dan kemudian

diganti dengan panas nuklir, akan memberikandampak pada penghematan bahan bakar fosHyang sangat signifikan. Hal ini akanberimplikasi pada pengurangan emisi CO2

sebagai akibat pembakaran bahan bakar fosil.Sebagai contoh, studi di Jerman menunjukkanbahwa proses gasifikasi batubara yang digantidengan sumber panas nuklir akan menghematcadangan batubara sampai sepertiganyadibanding jika menggunakan batubara sebagaisumber energi panasnya. [9] Dari sisidiversifikasi energi, pemanfaatan energi nukliruntuk proses produksi hidrogen akanmeningkatkan peran nuklir di bidang energi,tidak saja sebagai produsen listrik, tetapi jugaprodusen energi panas/listrik untuk prosesproduksi hidrogen.

KESIMPULAN

1. Laju permintaan hidrogen sebagai bahanbaku konversi minyak mentah beratmenjadi gasoline dan jet fuel di duniameningkat terns dengan tajam. Di sampingitu, di masa depan hidrogen juga berpotensimenggantikan bahan bakar minyak sebagaibahan bakar transportasi, sehingga akanmeningkatkan laju kebutuhan hidrogen.

2. Sebagai transisi ke arah produksi berbasisbahan baku air, teknologi berbasis bahanbakar fosil perlu terns dikembangkan. Halini mengingat ujicoba hidrogen sebagaibahan bakar transportasi di negara-negaramaju memberikan hasil yang sangat positif,sementara sistem produksi berbahan bakuair belum mencapai tingkat optimal.

3. Pemanfaatan reaktor nuklir sebagai sumberenergi panas untuk produksi hidrogensangat dimungkinkan dan akan mengun­tungkan ditinjau dari segi penghematanpembakaran bahan bakar fosil, yang ber­implikasi pada pengurangan emisi CO2 kelingkungan, serta diversifikasi reaktornuklir di bidang energi.

DAFTARPUSTAKA

1. SOENTONO, S., 2006, "Peran BATAN dalamalih Teknologi Energi Nuklir di Indonesia",Seminar Nasiona1 ke-12 Kese1amatan PLTNserta Fasilitas Nuklir, Yogyakarta.

2. SOENTONO, S., "Nuclear Hydrogen SocietyEstablished in Japan" 2001, International

Djati Salimy dkk. 49 Selwlah Tinggi Teknologi Nuklir- BATAN

Journal of Hydrogen Energy 26 (2001) 1001­1002

3. CHARLES, W.F, 2002, "Hydrogen, electricity,and nuclear power", Nuclear News.

4. US-DOE, 2002, "National Hydrogen EnergyRoadmap", National Hydrogen EnergyRoadmap Workshop, Washington DC.

5. ATTILIO, B., and SHARON, 8., 1995,"Encyclopedia of Energy Technology and theEnvirontment", Volume 3, John Wiley &Sons, Inc.

6. HORJ, M., 2002, "Nuclear Hydrogen Activitiesin Japan", Technical Workshoop on LargeScale Production of Hydrogen from NuclearPower, San Diego, USA.

7. CHARLES, W.F, 2002, "The Advanced HighTemperature Reactor for HydrogenProduction", Technical Workshoop on LargeScale Production of Hydrogen from NuclearPower, San Diego, USA.

8. IAEA-TECDOC-I056, 1984 "Nuclear HeatApplication : design aspect and operatingexperiences", IAEA PubI., Vienna. IAEA,Nuclear Heat Application, Proc. Of aTechnical Committee Meeting andWoekshop, IAEA PubI., Vienna.

9. ONUKI, K., 2001, Private Communication.

10. GREBENIK, V. N., et aI., 1992, "Prospects ofHTGR Nuclear Heat Application in Russia",

Proc. of the 2nd JAERJ Symposium onHTGR Technologies, Japan.

II. STEVE, H., 2002, "High TemperatureElectrolysis Using Solid Oxide Fuel CellTechnology", Technical Workshoop on LargeScale Production of Hydrogen from NuclearPower, San Diego, USA.

12. CHARLES, and W. F., PAUL, S. P., 2002, "TheAdvanced High Temperature Reactor :Matching Nuclear Energy System toThermochemical Hydrogen Production",American Institute of Chemical Engineers'Spring National Meeting, New York.

13. HORJ, M., 2002, "Important Issues for NuclearProduction of Hydrogen", TechnicalWorkshoop on Large Scale Production ofHydrogen from Nuclear Power, San Diego,USA.

14. WALTER L, WADE S, and LEWIS D, 2002,"Transition to a NuclearlHydrogen Energy

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

System", World Nuclear Association AnnualSymposium, London.

TANYAJAWAB

Pertanyaan

I. Apakah energi hidrogen ini menjadi energialtematif dibanding dengan energi lain.Misal surya, minyak jarak, dB? (JokoMaIjanto)

2. Apakah harga energi hidrogen lebih murahdibanding minyak? (Eko Budi Lelono)

3. Limbah yang sudah disementasi itubagaimana? (Adi Sulistyo)

4. Apa yang dimaksud proses transmutasi?(Herlambang)

5. Apakah kajian ini bisa diaplikasi diIndonesia? (Bangun Wasito)

Jawaban

1. Ya, berdasarkan pendapat ahli-ahli energidunia, hidrogen dipercaya akan menjadialtematif energi masa depan.

2. Energi hidrogen lebih mahal tapi belum adadata yang pasti.

3. Sementasi mempakan proses untuk mengu­kung limbah yang akan disimpan. Di sinifokusnya pada limbah yang akan di daurulanglditransmutasi dengan tujuan memini­malisasi limbah.

4. Proses transmutasi adalah menstabilkanunsur produk fisi, memperpendek umurpamh, dan produk listrik.

5. Kajian ini mempakan suatu sistem dan bisaditerapkan di masa yang akan datang. Perludikembangkan kemampuan teknologi akse­lerator suhu tinggi.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 50 Djati Salimy dkk.