endoftalmitis

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Endoftalmitis merupakan peradangan supuratif di bagian dalam bola mata yang meliputi uvea, vitreus dan retina dengan aliran eksudat ke dalam kamera okuli anterior dan kamera okuli posterior. Peradangan supuratif ini juga dapat membentuk abses di dalam badan kaca. 1 Endoftalmitis di sebabkan oleh bakteri dan jamur. Bakteri dan jamur ini akan masuk dengan cara eksogen dan endogen. Endoftalmitis eksogen terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen terjadi akibat penyebaran bakteri atau jamur dari fokus infeksi dalam tubuh. Endoftalmitis merupakan penyakit yang memerlukan perhatian karena bila tidak segera diberikan pertolongan prognosisnya akan semakin buruk dan dapat mengakibatkan kebutaan. 1 Endoftalmitis merupaka penyakit yang memerlukan perhatian pada tahun terakhir ini karena dapat memberikan penyulit yang gawat akibat suatu trauma tembus atau akibat pembedahan mata intra okuler. 1 1

Upload: faridiswanto

Post on 11-Feb-2016

49 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tinjauan Pustaka

TRANSCRIPT

Page 1: Endoftalmitis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Endoftalmitis merupakan peradangan supuratif di bagian dalam bola mata yang

meliputi uvea, vitreus dan retina dengan aliran eksudat ke dalam kamera okuli anterior dan

kamera okuli posterior. Peradangan supuratif ini juga dapat membentuk abses di dalam badan

kaca. 1

Endoftalmitis di sebabkan oleh bakteri dan jamur. Bakteri dan jamur ini akan masuk

dengan cara eksogen dan endogen. Endoftalmitis eksogen terjadi akibat trauma tembus atau

infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen

terjadi akibat penyebaran bakteri atau jamur dari fokus infeksi dalam tubuh. Endoftalmitis

merupakan penyakit yang memerlukan perhatian karena bila tidak segera diberikan

pertolongan prognosisnya akan semakin buruk dan dapat mengakibatkan kebutaan. 1

Endoftalmitis merupaka penyakit yang memerlukan perhatian pada tahun terakhir ini

karena dapat memberikan penyulit yang gawat akibat suatu trauma tembus atau akibat

pembedahan mata intra okuler. 1

Melalui penulisan ini diharapkan dapat membantu memberi petunjuk dalam

penatalaksanaan endophtalmitis sehingga kemungkinan untuk penanganan yang tidak tepat

dan bisa berakibat fatal dapat dihindari.

1.2 Batasan Masalah

Clinical Report Session ini membahas mengenai anatomi vitreous humor,

definisi endoftalmitis, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis,

diagnosis, pemeriksaan, dan penatalaksanaan serta prognosis endophtalmitis.

1

Page 2: Endoftalmitis

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan Clinical Science Session ini bertujuan untuk menambahkan

pengatahuan mengenai endoftalmitis.

1.4 Metode Penulisan

Penulisan Clinical Science Session ini menggunakan metode tinjauan pustaka

dengan mengacu pada berbagai literatur dan kepustakaan berupa buku, jurnal dan internet.

2

Page 3: Endoftalmitis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Bola Mata

Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata, yang biasanya terjadi

akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang

supuratif di dalam rongga mata dan struktur di dalamnya1.

Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu1:

1. Sklera, yang merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,

merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sclera disebut

cornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.

2. Jaringan uvea, yang merupakan jaringan vaskular, yang terdiri atas iris, badan siliar dan

koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah

sinarmasuk ke dalam bola mata, yaitu otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam

bola mata, yaitu otot dilatatur, sfingter iris dan otot siliar. Badan siliar yang terletak di

belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan melalui

trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera.

3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai susunan

lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang akan

merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.

Vitreous humour atau badan kaca menempati daerah belakang lensa. Struktur ini

merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit kolagen, dan molekul

asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreous mengandung sangat sedikit sel yang

menyintesis kolagen dan asam hialuronat. Berfungsi mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari

lensa ke retina. Kebeningan badan vitreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan

3

Page 4: Endoftalmitis

sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan badan vitreous akan memudahkan melihat

bagian retina pada pemeriksaan oftamoskopi. 1

Gambar 1 anatomi penampang sagital bola mata

2.2 Definsi

Endophthalmitis adalah adanya peradangan hebat intraokular, terjadi yang diakibatkan

dari bakteri, jamur atau keduanya. Beberapa penulis mendefinisikan sebagai bakteri atau jamur

infeksi pada tubuh dan ruang vitreous mata cairan. Hal ini tidak pernah disebabkan oleh virus

atau parasit infeksi, sebagai agen ini terutama menyebabkan radang retina dan Uvea. 2

2.3 Klasifikasi

Secara umum endoftalmitis diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Endoftalmitis Eksogen

Pada endolftamitis eksogen organisme yang menginfeksi mata berasal dari lingkungan

luar. Endolftamitis eksogen dikategorikan menjadi : endolftalmitis post operasi dan

endolftalmitis post trauma.

- Endoftalmitis Post Operatif

4

Page 5: Endoftalmitis

Pada endoftalmitis post operasi, bakteri penyebab tersering merupakan flora normal

pada kulit dan konjungtiva.

Endoftalmitis ini sering terjadi setelah operasi-operasi berikut ini : katarak, implantasi

IOL, glaukoma, keratoplasty, eksisi pterigium, pembedahan strabismus paracentesis,

pembedahan vitreus dll. 3

- Endoftalmitis Post Trauma

Endoftalmitis paling sering terjadi setelah trauma mata, yaitu trauma yang

menimbulkan luka robek pada mata.

b. Endoftalmitis Endogen

Pada endoftalmitis endogen, organisme disebarkan melalui aliran darah. Endoftalmitis

endogen beresiko terjadi pada :

Memiliki faktor predisposisi, seperti : diabetes melitus, gagal ginjal, penyakit

jantung rematik, sistemik lupus eritematos, AIDS dll

Invasif Prosedur yang dapat mengakibatkan bakteremia seperti hemodialisis,

pemasangan kateter, total parenteral nutrisi dll

Infeksi pada bagian tubuh lain, seperti: endokarditis, urinary tract infection,

artritis, pyelonefritis, faringitis, pneumoni dll8

Pada endoftalmitis endogen kuman penyebabnya sesuai dengan fokus infeksinya seperti

Streptococcus Sp (endokarditis), Stapylococcus aureus (infeksi kulit) dan Bacillus (invasive

prosedur). Sementara bakteri Gram negatif misalnya Neisseria meningitidis, Neisseria

gonorrhoe, H infuenzae dan bakteri enterik seperti Escherichia colli dan Klebsiella.4

2.4 Etiologi

Penyebab endophthalmitis sangat bervariasi tergantung dari jenis nya.

Endophthalmitis post operasi kronis

Penyebab endophthalmitis post operasi kronis dibagi atas bakteri dan jamur.

Endophthalmitis kronis post operasi akibat jamur disebabkan oleh candida dan aspergilus

namun haruslah di bedakan dari endophthalmitis endogen. Endophthalmitis post operasi kronis

akibat bakteri paling sering disebabkan oleh Propionibacterium acnes. Bakteri lain dengan

tingkat virulensi terbatas seperti Staphylococcus epidermidis dan spesies Corynebacterium,

5

Page 6: Endoftalmitis

juga bisa bisa menyebabkan infeksi kronik yang mirip. P acnes, bakteri gram-positive anaerob

kommensal, ditemukan di kulit kelopak mata atau konjuctiva orang normal.3

Endoftahmitis post operasi akut

Biasanya disebabkan oleh coagulase negative Staphylococcus, S aureus, Streptococcus

spp, organisme gram negatif.3

Endophthalmitis endogen

Bakteri endogen penyebab endophthalmitis memiliki variasi jenis yang luas, penyebab

tersering dari jenis gram positif diantaranya species Streptococcus (endocarditis),

Staphylococcusa ureas ( infeksi cutaneous), dan species Bacillus (dari penggunaan obat

intravena ) sedang untuk bakteri gram negatif paling sering Neisseria meningitidis,

Haemophilus influenzae, and organismse enteric seperti Escherichia coli dan spesies

Klebsiella.3

Endofthamitis endogen akibat jamur disebabkan oleh candida (penyebab terbanyak),

aspergillus dan cocidioides. Endophthalmitis endogen karena jamur juga bisa disebabkan oleh

infeksi Histoplasma capsulatum. Cryptococcus neoformans. Sporothrix schenkii. Dan

Blastomyces dermatitidis namun kejadiannya lebih rendah dibandingkan candida dan

aspergillus.3

Traumatic endophthalmitis

Hampir sama dengan endophthalmitis post operasi, dua pertiga dari bakteri penyebab

traumatic endofthamitis adalah gram positif dan 10-15% adalah gram negatif. Bacillus cereus,

dimana sangat jarang menyebabkan endophthalmitis pada kasus lain, menyebabkan hampir

25% dari semua kasus traumatic endophthalmitis.3

2.5 Klasifikasi 3

6

Page 7: Endoftalmitis

- Endophthalmitis Post operasi

Akut

kronik

- Endophthalmitis endogen

Bakteri

Jamur

o Endophthalmitis Candida

o Endophthalmitis Aspergillus

o Cryptococcosis

o Coccidioidomycosis

- Traumatic endophthalmitis

2.6 Patofisologi

Pada keadaan normal, blood-ocular barrier dapat melindungi mata dari invasi

mikroorganisme. Pada Endogenous endophthalmits, organisme dapat menembus blood-ocular

barrier dengan invasi langsung (contoh : septic emboli) atau dengan merubah permeabilitas

vaskuler endotel. Destruksi jaringan intraokular mungkin berhubungan dengan invasi langsung

mikroorganisme dan atau dari pelepasan mediator inflamasi karena respon imun.3,5

Endophthalmitis dapat ditemukan adanya nodule putih pada kapsul lensa, iris, retina,

atau koroid. Juga dapat mengenai berbagai tempat diseluruh jaringan mata, dimana yang utama

adalah terbentuknya eksudat purulen pada bola mata. Dapat menyebar ke jaringan lunak dari

mata. Semua prosedur operasi yang mengganggu integritas dari bola mata dapat menyebabkan

Exogenous endophthalmitis (misalnya : operasi katarak, glaukoma, radial keratotomy).3,5

2.7 Manifestasi Klinis

Endophthalmitis post operasi kronik

Propionibacterium acnes sebagai penyebab terbanyak bermanifestasi berupa plak putih

diantara kapsul posterior dan implan IOL. Pasien akan merasakan pandangan yang kabur dan

inflamasi granulamatous yang persisten dimulai sekitar 3-4 bulan setelah pembedahan. Pada

7

Page 8: Endoftalmitis

kasus yang parah dapat terjadi inflamasi vitreus, dekompensasi kornea hingga neovaskularisasi

iris pada kasus terparah yang tidak mendapat pengobatan.3

Gambar 2. A dan b endophthalmitis krinik post operasi yang disebabkan oleh

propiobacterium acnes. Granulomatous keratic precipitas dan plak putih di selubung kapsul

Endophthalmitis post operasi akut

Sering disertai dengan hypopion, conjunctival vascular congestion, edema kornea,

edema keopak mata. gejala sering berupa nyeri dan visual loss yang nyata.3

Endolphthalmitis endogen

Gambaran dari endolphthalmitis endogen berasal dari penyakit sistemik yang

berlangsung seperti suhu tubuh yang tinggi (lebih dari 101,5‘ F), peningkatan jumlah leukosit

perifer, dan kultur kuman yang positif dari bagian lain (darah, urin, dahak). pasien sering sakit

dan dirawat karena penyakit utama yang mendasari munculnya endophthalmitis endogen.3

Gejala klinis meliputi nyeri akut, fotofobia, dan penglihatan kabur. Pada pemeriksaan

biasanya ditemukan sangat menurunnya ketajaman visual, edema periorbital dan kelopak

mata, dan fibrin di ruang anterior, hipopyon mungkin juga ditemukan. Mungkin ada

peradangan yang signifikan pada vitreous dan sel vitreous. Kadang-kadang, mengenai kedua

8

Page 9: Endoftalmitis

mata secara bersamaan.Mikroabses kecil di retina atau ruang subretinal dan putih, perdarahan

pada retina (Roth spot) juga dapat dilihat.3

Pasien dengan Endolphthalmitis kandida mungkin hadir dengan penglihatan kabur atau

menurun akibat dari makula chorioretinal atau nyeri yang timbul dari uveitis anterior. yang

mungkin parah. Biasanya. Candida chorioretinitis ditandai dengan multiple. bilateral. putih.

well-circumscribed lesions kurang dari 1 mm. Tersebar diseluruh postequatorial fundus dan

terkait dengan inflamasi selular vitreous (Gambar 8-4). Para chorioretinallesions dapat

berhubungan dengan pembuluh darah selubung dan perdarahan intra retina, eksudat vitreous

mungkin memperlihatkan penampilan “string-of-pearls”. Endolfthalmitis endogen aspergillus

menyebabkan nyeri akut dan visual loss.3

Post traumatic endophthalmitis

Gejala pada endophthalmitis yang disebabkan trauma tembus biasanya lebih berat

termasuk penurunan visus yang cepat, sakit mata yang lebih hebat, mata merah dan

pembengkakan kelopak.3

2.8 Diagnosis

Dengan mengetahui gejala subjektif dan gejala objektif yang didapatkan dari

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka diagnosis endoftalmitis sudah dapat

ditegakkan. Gejala endoftalmitis dapat diketahui dari gejala subjektif dan objektif yang

didapatkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

a. Subjekif

Secara umum, gejala subjektif dari endoftalmitis adalah1,6:

- Fotofobia

- Nyeri pada bola mata

- Penurunan tajam penglihatan

- Nyeri kepala

- Mata terasa bengkak

- Kelopak mata bengkak, merah, kadang sulit untuk dibuka

9

Page 10: Endoftalmitis

Adanya riwayat tindakan bedah mata, trauma tembus bola mata disertai dengan atau

tanpa adanya penetrasi benda asing perlu diperhatikan karena adanya kemungkinan penyebab

eksogen. Mengenai penyebab endogen maka penderita perlu di anamnesis mengenai ada atau

tidak nya riwayat penyakit sistemik yang dideritanya. Penyakit yang merupakan predisposisi

terjadinya endoftalmitis di antaranya adalah diabetes melitus, AIDS dan SLE yang dapat

dihubungkan dengan imunitas yang rendah. Sedangkan beberapa penyakit infeksi yang dapat

menyebabkan endoftalmitis endogen akibat penyebarannya secara hematogen adalah

meningitis, endokorditis, infeksi saluran kemih, infeksi paru-paru dan pielonefritis.1

b. Objektif

Kelainan fisik yang ditemukan berhubungan dengan struktur bola mata yang terkena

dan derajat infeksi/peradangan7. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan luar, slit

lamp dan funduskopi kelainan fisik yang dapat ditemukan dapat berupa1:

- Udem Palpebra Superior

- reaksi konjungtiva berupa hiperemis dan kemosis

- Injeksi siliar dan injeksi konjungtiva

- Udem Kornea

- Kornea keruh

- keratik presipitat

- Bilik mata depan keruh

- Hipopion

- Kekeruhan vitreus

- Penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang agak pucat ataupun hilang

sama sekali.

10

Page 11: Endoftalmitis

Gambar 3. Endoftalmitis

Pada endoftalmitis yang disebabkan jamur, di dalam badan kaca ditemukan masa putih

abu-abu, hipopion ringan, bentuk abses satelit di dalam badan kaca, dengan proyeksi sinar

yang baik1.

2.9 Pemeriksaan Penunjang

Metode kultur merupakan langkah yang sangat diperlukan karena bersifat spesifik

untuk mendeteksi mikroorganisme penyebab. Teknik kultur memerlukan waktu 48 jam – 14

hari. Bahan-bahan yang dikultur diambil dari1,6,8:

o Cairan dari COA dan corpus viterous

Pada endoftalmitis, biasanya terjadi kekeruhan pada corpus viterous. Oleh sebab itu,

bila dengan pemeriksaan oftalmoskop, fundus tidak terlihat, maka dapat dilakukan

pemeriksaan USG mata.

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan apakah ada benda asing dalam bola mata,

menilai densitas dari vitreitis yang terjadi dan mengetahui apakah infeksi telah mencapai

retina1.

11

Page 12: Endoftalmitis

Pemeriksaan penunjang lainnya dilakukan untuk mengetahui dengan pasti kuman

penyebab endoftalmitis, terutama bila ada penyakit sistemik yang dapat menimbulkan

endoftalmitis, melalui penyebaran secara hematogen. Pemeriksaan penunjang tersebut dapat

berupa1

o Pemeriksaan darah lengkap, LED, kadar nitrogen, urea darah, kreatinin.

o Foto rontgen thoraks

o USG jantung

o Kultur darah, urin, LCS, sputum, tinja

2.10 Diagnosis banding8

a. Panuveitis

b. Tumor intraokuler

c. Panoftalmitis

2.11 Tatalaksana

Terapi Antibiotik9

Terapi antimikroba empiris harus komprehensif dan harus mencakup semua kemungkinan

patogen dalam konteks pengaturan klinis.

Intravitreal antibiotik

Pilihan pertama : Vancomicin 1 mg dalam 0.1 ml + ceftazidine 2.25 mg dalam

0.1ml

Pilihan kedua : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + amikacin 0.4 mg dalam 0.1 ml

Pilihan ketiga : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + gentamicin 0.2 mg dalam 0.1

ml

12

Page 13: Endoftalmitis

Gambar 4. injeksi intravitreal

Gambar 5. alur Follow up intravitreal antibiotik

13

Lanjutkan terapi oral / topikal

Konsul spesialis

Bertambah buruk ( - )Bertambah buruk

24-36 jam pertama setelah injeksi

Injeksi Intravitreal

Pars plana vitrectomy (PPV)

Reflek fundus (+)Reaksi COA

Lanjutkan terapi

Tidak ada perubahan signifikan

Membaik

Ulangi injeksi intravitreal

Page 14: Endoftalmitis

Antibiotik topikal

Vancomicin (50 mg/ml) atau cefazolin (50 mg/ml), dan

Amikacin (20 mg/ml) atau tobramycin (15mg%)

Antibiotik sistemik (jarang).

Ciprofloxacin intravena 200mg BD selama 2-3hari, diikuti 500mg oral BD selama

6-7 hari, atau

Vancomicin 1gm IV BD dan ceftazidim 2g IV setiap 8 jam

Terapi steroid

• Dexamethasone intravitreal 0.4 mg dalam 0.1 ml

• Dexamethasone 4 mg (1 ml) OD selama 5 – 7 hari

• Steroid sistemik. Terapi harian dengan prednisolone 60 mg diikuti dengan 50 mg,

40 mg, 30 mg, 20 mg, dan 10 mg selama 2 hari.

Terapi suportif

• Siklopegik. Disarankan tetes mata atropin 1% atau bisa juga hematropine 2% 2 –

3 hari sekali.

• Obat – obat antiglaucoma disarankan untuk pasien dengan peningkatan tekanan

intraokular. Acetazolamide (3 x 250 mg) atau Timolol (0.5 %) 2 kali sehari.

Operatif

Vitrektomy

Vitrectomy adalah tindakan bedah dalam terapi endophthalmitis. Bedah debridemen

rongga vitreous terinfeksi menghilangkan bakteri, sel-sel inflamasi, dan zat beracun lainnya

untuk memfasilitasi difusi vitreal, untuk menghapus membran vitreous yang dapat

menyebabkan ablasio retina, dan membantu pemulihan penglihatan. Endophthalmitis

vitrectomy Study (EVS) menunjukkan bahwa di mata dengan akut endophthalmitis operasi

postcataract dan lebih baik dari visi persepsi cahaya. Vitrectomy juga memainkan peran

penting dalam pengelolaan endoftalmitis yang tidak responsif terhadap terapi medikamentosa. 10

14

Page 15: Endoftalmitis

Penatalakasanaan pada endoftalmitis pasca operasi

Pars Plana Vitrectomy dan injection intravitreal dan endocapsular vancomycin adalah

terapi dalam banyak kasus kronis pasca operasi bakteri endophthalmitis, namun ini mungkin

tidak sepenuhnya berhasil dalam pemberantasan infeksi, terutama jika kapsul lensa sudah

terinfeksi. Dalam kasus seperti pemasangan IOL, capsulectomy lengkap, injeksi intravitreal

vankomisin bisa menyembuhkan. Pengobatan endophthalmitis jamur kronis lebih sulit dan

membutuhkan penggunaan agen antijamur intravitreal (amfoterisin dan vorikonazol) dan,

mungkin, agen antijamur sistemik pada kasus yang paling parah. Beberapa operasi mungkin

diperlukan. Peran sistemik terapi dalam bentuk kronis endophthalmitis jamur tidak dapat

dibuktikan.3

Pentalaksanaaan pada endoftalmitis bakteri

Pada endoftalmitis endogen bakteri, darah, kultur cairan tubuh lainnya, dan hasil kultur

mata untuk memastikan diagnosis dan memilih terapi. Antibiotik intravitreal diberikan pada

saat vitrectomy jika belum jelas adakah organisme jamur yang ikut berperan, pengobatan

etiologi jamur dan bakteri adalah vitrectomy. Selain itu, antibiotik intravena kadang-kadang

diperlukan selama beberapa minggu, tergantung pada organisme yang menginfeksi.3

Penatalaksanaan pada endoftalmitis jamur3

Pasien yang memiliki endophthalrnitis jamur endogen, terapi anti jamur sistemik dapat

diberikan selama 6 minggu atau lebih. Pilihan anti mikroba inisial adalah empiris dan dapat

disesuaikan dengan hasil kultur.

Endoftalmitis jamur endogen karena Candida, Aspergillus, dan Coccidiodes dapat

dikelompokkan ke dalam Non-neoplastic Masquerade Syndrome karena pada banyak pasien,

kondisi ini disalah artikan sebagai Uveitis non infeksius dan diobati dengan kortikosteroid saja.

Hal ini biasanya memperburuk perjalanan klinis penyakit. Sehingga diperlukan penyelidikan

lebih lanjut untuk menetapkan diagnosis yang benar. Kondisi ini membutuhkan terapi anti

jamur sistemik dan lokal serta intervensi bedah.

Pengobatan kandidiasis intraokular adalah pemberian agen antifungal intravena dan

intravitreal.

15

Page 16: Endoftalmitis

2.12 Pencegahan

Untuk pasien yang pernah mengalami riwayat operasi mata seperti operasi katarak,

anda dapat menurunkan resiko infeksi dengan mengikuti seluruh intruksi dokter setelah operasi

dan melakukan pemeriksaan reguler (follow-up) yang teratur.

Untuk mencegah endophthalmitis karena trauma, bisa digunakan pelindung mata saat

bekerja dan pada saat olahraga. Kacamata atau helm dapat membantu melindungi dari debris

industri yang dapat menembus mata.

2.13 Komplikasi

Penyulit endoftalmitis adalah apabila proses peradangan mengenai ketiga lapisan mata

(retina, koroid, dan sclera ) dan badan kaca maka akan dapat mengakibatkan panoftalmitis.1

2.14 Prognosis

Prognosis endophthalmitis bervariasi tergantung pada tingkat keparahan infeksi,

organisme yang terlibat dan jumlah kerusakan mata menopang dari peradangan dan jaringan

parut. Kasus ringan endophthalmitis dapat memiliki hasil visual yang sangat baik. Kasus yang

parah dapat menyebabkan tidak hanya dalam kehilangan penglihatan, tapi akhirnya hilangnya

seluruh mata.

Fungsi penglihatan pada pasien endoftalmitis sangat tergantung pada kecepatan

diagnosis dan tatalaksana. Prognosisnya sangat bervariasi tergantung penyebab. Faktor

prognostik terpenting adalah visus pada saat diagnosis dan agen penyebab.

Prognosis endoftalmitis dan panoftalmitis sangat buruk terutama bila disebabkan jamur

atau parasit.1

Prognosis endoftalmitis endogen secara umum lebih buruk dari eksogen karena jenis

organisme yang menyebabkan endoftalmitis endogen biasanya lebih virulen.8

16

Page 17: Endoftalmitis

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1. Endoftalmitis adalah peradangan berat yang terjadi pada seluruh jaringan g mengenai dua

dinding bola mata, yaitu retina dan koroid tanpa melibatkan sklera, dan kapsula tenon.

2. Endoftalmitis dapat diklasfikasikan menjadi endogen dan eksogen.

3. Gejala subjektif antara lain adalah nyeri pada bola mata, penurun tajam penglihatan,nyeri

kepala, mata terasa bengkak kelopak mata merah, bengkak kadang sulit dibuka.

Sedangkan dari pemeriksaan fisik didapatkan udem pada palpebra superior, reaksi

konjungtiva berupa: hiperemis dan kemosis, udem pada kornea.

4. Pemeriksaan penunjang yang penting adalah kultur, Pengobatan pasien endoftalmitis

adalah dengan antibiotik atau antifingi, yang diberikan secepatnya secara intravitreal.

Sedangkan pemberian steroid masih kontroversi walaupun terbukti bermanfaat. Kadang

dapat diberikan pula sikloplegik.

5. Bila dengan pengobatan malah terjadi perburukan, tindakan, vitrektomi harus

dilakukan.

3.2 Saran

Endoftalmitis merupaka penyakit yang memerlukan perhatian pada tahun terakhir ini

karena dapat memberikan penyulit yang gawat akibat suatu trauma tembus atau akibat

pembedahan mata intra okuler. Diharapkan pasien dapat mengenali dan menangani semua

faktor-faktor resikonya yang dapat mencetuskan terjadinya endophthalmitis dan melakukan

pencegahan dengan melakukan follow up setelah operasi dan menggunakan pelindung mata

untuk menghindari trauma pada mata.

17

Page 18: Endoftalmitis

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, S.H. Mata merah dengan penglihatan turun mendadak..Dalam: Ilmu Penyakit Mata.

Edisi Ketiga. Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 2009. hal 3, 9, 175-8.

2. Cooper Ba, Holekamp Nm, Bohigian G, Thompson PA. Case- control study of

endophthalmitis after cataract surgery comparing scleral and corneal wounds. Am J

Ophtalmol 2003; 136: 300-5.

3. Bobrow JC, dkk, 2008. Intraocular Inflammation and Uveitis. Dalam: American Academy of

Ophtalmology. San Francisco,2011. hal 269-273, 355-360

4. Graham, R. 2006. Endopthalmitis Bacterial. http://emedicine.medscape.com/article/1201134-

overview

5. Seal, David. Pleyer, Uwe. Ocular Infection second edition. Informa Healthcare: 2007: 239-

268

6. Vaughan, D.G. Vitreus. Dalam: Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta, Widya Medika, 2002.

hal 182-3.

7. Egan,D. Endophthalmitis. http://emedicine.medscape.com/article/799431-overview

8. http://id.scribd.com/doc/82431865/71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

9. Gordon Y. Vancomycin prophylaxis and emerging resistance: Are ophtalmologists the

villains. Am J Ophtalmol 2001; 131:3:371-6

10. Gan IM. Intravitreal dexamethasone as adjuvant in the treatment of postoperative

endophthalmitis: a prospective randomized trial. Graefes Arch Clin Exp Ophthalmol.

2005;243(12):1200-5.

18