employee relations dalam upaya meningkatkan ... d1216047.pdfkinerja karyawan (studi deskriptif...

21
JURNAL EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Karyawan pada Hotel Sahid Jaya Solo Tahun 2018) Disusun oleh OKTAVIA DWI AYUNINGTYAS D1216047 Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

JURNAL

EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

KINERJA KARYAWAN

(Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations

dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Karyawan pada

Hotel Sahid Jaya Solo Tahun 2018)

Disusun oleh

OKTAVIA DWI AYUNINGTYAS

D1216047

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu

Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS NEGERI

SEBELAS MARET SURAKARTA

2019

Page 2: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

1

EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

KINERJA KARYAWAN

(Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations

dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Karyawan pada

Hotel Sahid Jaya Solo Tahun 2018)

Oktavia Dwi Ayuningtyas

Firdastin Ruthnia Y

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

The results showed that the strategy of the employee relations program consisting

of 1) Employee communication included education and training, gathering, health

checks, joint birthdays, general meetings, sports, arts and others, 2) Employee

attitude surveys including monitoring employee responses towards changes in

hotel management policies, and employee assessment activities, 3) Employee

counseling, counseling specifically does not exist, but there is a mechanism for

channeling opinions with Trade Unions, and 4) Profit sharing in giving awards,

bonuses, and others. Research found supporting factors including effectiveness

factors (government policy, education and training, as well as the community

environment), while other supporters included: facilities provided by

management, family atmosphere and experience. The inhibiting factors include:

differences in work methods, habits, lifestyle, and perspectives, time coordination

between fellow employees and leaders, lack of information and

misunderstandings, intense activities, and budget problems. While the most

influential activities are education and training and awards.

Keywords: implementation, employee relations, public relations.

Pendahuluan

Hotel Sahid Jaya Solo dalam mempertahankan konsumennya berusaha

menjalin interaksi serta komunikasi yang baik dengan public. Dengan adanya

hubungan ini, maka peran Public Relations menjadi vital bagi perusahaan.

Keberadaan Public Relations dinilai penting bagi perusahaan karena berperan

sebagai jembatan komunikasi antara perusahaan dengan publik, baik publik

internal maupun publik eksternal sehingga tercipta hubungan yang harmonis.

Page 3: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

2

Hubungan kepegawaian (Employee Relations) yang harmonis di pengaruhi

oleh hubungan komunikasi internal antar karyawan dengan karyawan lainnya,

atau hubungan antara karyawan dan manajemen perusahaan yang efektif

(Effendy, 1992: 1). Melalui kegiatan employee relations yang merupakan program

internal relations berkekuatan mengelola sumber daya manusia yang baik dan

handal, kegiatan employee relations otomatis akan sangat berpengaruh dan

menimbulkan hasil yang positif, yaitu karyawan akan merasa dihargai dan

diperhatikan oleh pihak pimpinan perusahaan.

Keberadaan Public Relations dinilai penting karena berperan sebagai

jembatan komunikasi antara perusahaan dengan publik, baik publik internal

maupun publik eksternal sehingga bisa menciptakan hubungan yang harmonis.

Keberhasilan suatu perusahaan juga tidak terlepas dari suatu peran public

relations didalamnya yang menjadi penggerak suatu kesuksesan perusahaan yang

didalam ini terdapat publik internal yaitu seluruh jajaran personil dalam

perusahaan dari top manajemen sampai dengan lapisan yang terbawah, maupun

public eksternal yang merupakan pribadi atau kelompok publik yang terkait atau

menjalin hubungan dengan perusahaan (Effendy, 1993:1).

Dari observasi awal oleh peneliti, kegiatan employee relations sudah

dilakukan melalui berbagai kegiatan di hotel Sahid Jaya Solo. Manajemen

membuat kebijakan antara lain penetapan standar gaji sesuai dengan dasar hukum,

pendidikan bagi karyawan, memberikan fasilitas yang memadahi, refresing

bersama, dan kegiatan lain yang selanjutnya akan dibahas lebih mendalam dalam

penelitian ini. Lebih lanjut peneliti melakukan obsevasi pada kegiatan employee

relations memang sudah diterapkan dan dijalankan seperti adanya papan

pengumuman, buku pegangan pegawai, komunikasi langsung, kunjungan oleh

pihak manajemen ketika ada karyawan yang mendapat musibah, pertemuan-

pertemuan berkala, hiburan darmawisata, olahraga, bersepeda, outbond, mancing,

dan pelatihan (cross training, inhouse training, dan lain-lain), hadiah-hadiah dan

penghargaan serta adanya klinik dan tempat ibadah. Kegiatan employee relations

diharapkan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan.

Terkait dengan kegiatan employee rlations, pasti ada beberapa faktor yang

menghambat. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis, mayoritas

Page 4: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

3

karyawan yang bekerja memiliki pengalaman cukup untuk mengelola Hotel Sahid

Jaya Solo memiliki usia yang hampir diatas produktif atau relatif tua yaitu ± 40

tahun keatas. Faktor usia menjadi salah satu penghambat ketika semakin

karyawan tersebut berumur, rasa senioritasnya akan semakin tinggi pula, sehingga

menghambat karyawan yang usianya lebih muda untuk dapat mengeksplorasi

potensi yang mereka miliki. Kegiatan employee relations diharapkan tidak

menjadikan faktor usia sebagai penghambat yang mempengaruhi suatu kinerja

seseorang. Karena senioritas terkait dengan pribadi atau individu, kebanyakan

orang yang lebih muda memiliki rasa sungkan sehingga menaruh rasa hormat.

Pada penelitian ini komunikasi yang baik dan efektif dalam kegiatan

employee relations juga dijalankan di Hotel Sahid Jaya Solo. Pada penelitian ini

menekankan pada S (Source) merupakan sumber komunikasi. Hal ini terkait

dengan peran HRM dalam menjalankan peran comunication manager, HRM yang

dibantu oleh public relations memiliki kewenangan dan otonomi untuk

menjalankan program employee relations.

Penelitian ini mengambil fokus tentang gambaran pelaksanaan program-

program yang telah direncanakan dan di jalankan oleh pihak internal relations.

Manajemen harus menyadari bahwa karyawan merupakan ujung tombak dan

sekaligus representasi dari kebijakan manajemen. Baik buruknya kebijakan dan

atau manajemen dapat dilihat dari kinerja karyawan. Komunikasi internal yang

baik akan meningkatkan kinerja karyawan, Hal itu tercipta jika mereka bekerja

lebih sungguh-sungguh, ikhlas, bersemangat, terampil dan efisien. Dengan

kegiatan employee relations tersebut diharapkan mampu untuk meningkatkan

kinerja karyawan sesuai dengan visi, misi dan tujuan dari Sahid Jaya Hotel Solo.

Perumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi kegiatan employee relations yang diterapkan

di Hotel Sahid Jaya Solo dalam meningkatkan kinerja karyawan di perusahaan

tersebut ?

2. Apakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan

kegiatan employee relations yang diterapkan di Hotel Sahid Jaya Solo ?

Page 5: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

4

Tinjauan Pustaka

1. Komunikasi

Istilah komunikasi merupakan “perkataan komunikasi berasal dari kata

communicate yang dalam bahasa latinnya mempunyai arti “berpartisipasi atau

memberitahukan”, menyampaikan pesan, informasi, pikiran, perasaan,

gagasan dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain

dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik (feedback). Kata

communicatus berarti berbagi atau milik bersama (Susanto, A, 2008: 33)

Wilbur Schram menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagai

(sharing process). Shram menguraikannya: “komunikasi berasal darikata

(bahasa latin) communis yang artinya umum (common) atau bersama”.

Disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang

berhasil melahirkan kebersaman (commonness) kesepahaman antara sumber

(source) dengan penerima (audience-receiver)nya (Cangara.H, 2007: 18).

2. Public Relations (PR)

Public relations menurut Cutlip dan Center dalam Suhandang (2004:

45) dalam buku Effektive Public Relations mengemukakan bahwa public

relations adalah suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi-

komunikasi dan gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, dan

pengkomunikasian informasi, gagasan serta pendapat kepada publiknya

kepada lembaga, dalam usaha jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama

sehingga tercipta persesuaian harmonis dari lembaga dengan masyarakatnya.

Public relations merupakan suatu bidang memerlukan segi perencanaan

yang matang (planned), sama dengan bidang periklanan yang melakukan

“komunikasi” yaitu gabungan antara melakukan komunikasi dan sekaligus

membujuk (persuasive) (Ruslan, 2010: 158).

Pendapat Broom dan Dozier dalam Grunig dan Hunt (1992), bahwa

peranan yang dimainkan oleh praktisi public relations ada dua, yaitu

a. Communications technician role, praktisi public relations memiliki

keahlian di bidang komunikasi dan. jurnalistik, yaitu menulis, mengedit,

produksi audio visual, grafis dan produksi pesan yang dibutuhkan dalam

Page 6: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

5

program public relations. Communications technician tidak terlibat

pembuatan keputusan organisasi. Mereka melaksanakan keputusan dan

tidak melakukan penelitian untuk merencanakan atau mengevaluasi kerja.

b. Communications manager role, praktisi public relations secara sistematis

merencanakan dan mengatur program public relations sebuah organisasi,

memberi masukan pada manajemen perusahaan dan membuat kebijakan

komunikasi. Pihak manajemen perusahaan memberikan wewenang bagi

praktisi public relations untuk mengelola sendiri kegiatan public relations-

nya. Communications manager role terdiri dari tiga sub peran, yaitu :

1) Expert prescriber, yaitu manajer public relations kadangkala berfungsi

sebagai ahli public relations, mendefmisikan masalah public relations,

membuat program dan bertanggung jawab terhadap program tersebut.

2) Communications facilitator, yaitu praktisi PR sebagai perantara

menjaga alur komunikasi dua arah antara organisasi pada publiknya,

berfungsi sebagai seorang liasion, interpreter, dan mediator.

3) Problem solving process facilitator yaitu manajer public relations yang

menolong pihak lain dalam memecahkan masalah public relations

mereka. Peran-peran dilakukan bagian personalia dalam menjalankan

kegiatan internal relations bisa dikategorikan sebagai berikut:

a) Expert prescriber, yaitu bagian berperan sebagai manajer public

relations kadangkala sebagai scorang ahli public relations,

mendefinisikan masalah public relations, membuat program dan

bertanggung jawab atas pclaksanaan program tersebut.

b) Communications facilitator, yaitu bagian personalia berperan

menjadi seorang praktisi public relations sebagai perantara yang

menjaga alur komunikasi dua arah (organisasi dengan publiknya).

Dia berfungsi sebagai seorang liasion, interpreter, dan mediator.

3. Employee Relations

Karyawan perusahaan sebagai aset penting dan di public relations

dikenal dengan hubungan masyarakat internal (employee relations) yaitu

publik yang terdiri dari para pekerja (karyawan) menjadi bagian utama dari

Page 7: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

6

unit usaha perusahaan itu sendiri. Employee relations (hubungan dengan

kepegawaian) atau disebut Publik Internal adalah sekelompok orang bekerja

di perusahaan baik secara fungsional, organisasi maupun teknis dan jenis

pekerjaan (tugas) yang dihadapinya (Ruslan, 2016 274).

Kegiatan employee relations dalam suatu perusahaan atau organisasi

menurut Ruslan, (2002:283-284). dapat dilaksanakan dalam bentuk:

a. Program Pendidikan dan Pelatihan

Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh perusahaan

sebagai upaya meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill) karyawan dan

kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dan sebagainya.

b. Program Motivasi Kerja Berprestasi

Program ini diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi dan

prestasi serta disiplin karyawan dengan harapan-harapan itu keinginan dari

pihak perusahaan dalam mencapai produktivitas yang tinggi.

c. Program Penghargaan

Upaya perusahaan memberikan suatu penghargaan kepada para

karyawan, baik yang berprestasi kerja maupun cukup lama masa

pengabdiannya. Penghargaan menimbulkan loyalitas terhadap perusahaan.

d. Program Acara Khusus

Program khusus sengaja dirancang di luar pekerjaan sehari-hari,

misalnya dengan berpiknik bersama dengan maksud untuk menumbuhkan

rasa keakraban diantara sesame karyawan dan pimpinan.

e. Program Media Komunikasi Internal

Membentuk program media komunikasi internal melalui bulletin,

news release, dan majalah perusahaan berisikan pesan, informasi dan berita

berkaitan dengan kegiatan antar karyawan atau pimpinan.

Menurut Archibalt Williams dan Philip Lesly, (1962: 110), untuk

mewujudkan hubungan harmonis antara pihak manajemen dengan karyawan,

program employee relations yang dijalankan oleh praktisi public relations.

a. Employee Communications

Digunakan mempengaruhi karyawan agar menerima tujuan pekerja. Jalur

komunikasi menggunakan jalur komunikasi dua arah, dimana perusahaan

Page 8: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

7

menginformasikan kebijakan dan perkembangan perusahaan pada

karyawan dan/atau mendengarkan berbagai pandangan karyawan.

b. Employee Attitude Survey

Employee Attitude Survey berperan sebagai barometer, sarana mendeteksi

negatif keluhan terhadap kebijkan dan tindakan perusahaan dapat

mengambil langkah positif mengatasinya. Bermaanfaat mengevaluasi ulang

strategi employee relations, mengembangkan program pelatihan dan

pendidik maupun mereorientasi program employee relations.

c. Employee Counseling

Program ini bertujuan memberikan kesempatan pada karyawan untuk

berbicara secara bebas tentang dirinya, kehawatirannya, harapan, serta

pengalaman pada orang yang ahli dalam proses wawancara.

d. Profit Sharing

Ide ini seringkali digunakan sebagai sarana untuk melindungi partisipasi

dan keharmonisan karyawan.

4. Keterkaitan Employee Relations Dengan Kinerja Karyawan

Karyawan di perusahaan bidang jasa merupakan hal penting dalam

perusahaan, karyawan menjadi kunci keberhasilan organisasi yang bergerak

di bidang jasa (Marray, 2004: 32). Menurut Bonar, employee relations

adalah usaha yang mengatur secara khusus hubungan antara pihak

manajemen perusahaan dengan karyawan selalu dalam keadaan baik serta

sebagaian baik dari kesatuan sistem orrganisasi. (Yeni, 2012: 5).

Di dalam sebuah perusahaan, relasi humanis penting artinya untuk

menumbuhkan suatu group feeling di kalangan para pegawainya, dari tingkat

bawah sampai pada tingkat pimpinan dari perusahaan itu akan punya rasa

memiliki terhadap perusahaan itu, sehingga mereka akan selalu menjaga,

memelihara, dan memupuk nama baik perusahaannya. Mereka juga berkaitan

dengan kepentingan perusahaan. Semua pegawai tidak hanya mengharapkan

gaji dan kenaikan pangkatnya saja, melainkan juga mereka akan selalu

memikirkan situasi dan kondisi di dalam lingkungannya. Suasana tenteram dan

menyenangkan dalam perusahaan itu akan menjamin kegairahan bekerja dari

para pegawainya (Suhandang, 2004:186).

Page 9: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

8

Metodologi

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif

merupakan metode penelitian yang membuat deskripsi secara sistematis, faktual,

dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu

(Kriyantono, 2007 : 69). Sumber data dibagi dalam dua yaitu: 1) Data Primer

adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengunakan

alat pengukuran data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari

(Azwar, 1998:91). Penulis memperoleh data langsung melalui wawancara

langsung dengan narasumber serta pengamatan kegiatan. Narasumber sebagai

subjek wawancara adalah praktisi SDM yang merupakan pihak internal relations,

anggota LKS Bipartit, dan karyawan Hotel Sahid Jaya Solo berdasarkan usia yang

berbeda-beda dan masa bekerja. 2) Data Sekunder diperoleh dari buku Perjanjian

Kerjasama Bersama (PKB), jurnal ilmiah, website, dokumen (foto kegiatan

employee relations) dan lain-lain. Cara pengambilan sampel menggunakan

purposive sampling berdasarkan kualitas pemahaman masalah yang diteliti

sehingga tujuan penelitian tercapai.

Teknik analisis menggunakan metode non statistic yaitu analisis deskriptif,

yaitu data yang diperoleh disajikan dan laporkan apa adanya, selanjutnya

dianalisis menggunakan model teknik analisis interaktif yang dimulai dari tahap

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Sajian dan Analisis Data

1. Analisis Implementasi Kegiatan Employee Relations Hotel Sahid Jaya Solo

dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan

a. Kegiatan Employee Relations Sahid Jaya Solo

Kegiatan employee relations menggunakan strategi komunikasi dari

Archibalt Williams dan Philip Lesly, (1962: 110) sebagai berikut.

1) Employee communication

Kegiatan-kegiatan dalam employee communication di Hotel

Sahid Jaya Solo sudah cukup baik dan cukup komunikatif dengan

karyawan. Kegiatan employee relations yang terangkum dalam employee

communication diantaranya.

Page 10: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

9

a) Pelatihan dan program training

Sahid Jaya Solo hotel melakukan kegiatan pelatihan dalam

bentuk pelatihan personality, technical selling, study (familiarisasi)

lebih bermutu, modern perlengkapan dan peralatannya. Kegiatan

lainnya seperti: in house, cross, departemental, General, Manager,

dan Eksternal training. Salah satu kegiatan pelatihan dan training

yaitu “Team Dynamics dan Team Building Transformational

Training” untuk membangun team work yang baik, dan

meningkatkan pengetahuan. Salah satu komunikasi pada kegiatan

training ini dengan Focus Group Discussion (FGD), menurut Irwanto

(2006: 1-2), FGD sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara

sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu.

Program pendidikan dan pelatihan merupakan poin employee

relations berpengaruh peningkatan kinerja terhadap karyawan.

Adanya inisiatif karyawan terkait daya pikir dan kreativitas

membentuk ide untuk merencanakan sesuatu berkaitan dengan tujuan

perusahaan (wawancara, Fajru Zakky, HRM, 7 April 2018).

b) Program penghargaan

Penghargaan yang pantas diinginkan oleh karyawan melalui

sistem gaji dan promosi jabatan secara adil, dan jelas. Penghargaan

diatur dalam Buku Perjanjian Kerjasama Bersama (PKB). Dalam

PKB mengatur tentang mekanisme pengajian, pemberian tunjangan,

uang servis, bonus, dan kompnsasi-kompensasi yang lain.

Penghargaan merupakan bagian untuk memotivasi karyawan,

terkait pemilihan karyawan terbaik dan berprestasi. Penghargaan

meliputi a) employee of the month dilakukan setiap bulan sekali,

employee of the year dilakukan setiap setahun sekali. Penilaian ini

selaras pendapat McKenna dan Beach, bahwa faktor-faktor kinerja

sebagai indikator dalam penelitian adalah pengetahuan, kemampuan,

ketrampilan kerja, sikap terhadap pekerjaan (antusiasme, komitmen

dan motivasi), kualitas kerja, volume hasil produksi dan interaksi

(komunikasi dan hubungan dalam kelompok) (Setyadi, 2015).

Page 11: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

10

c) Pelatihan Pemadaman Kebakaran

Pada kegiatan ini karyawan dilatih cara memadamkan api,

mengevakuasi korban kebakaran, hal-hal yang boleh dan tidak boleh

dilakukan apabila terjadi kebakaran, melatih kerjasama, kekompakan

tim, meningkatkan rasa kekeluargaan, dan rasa saling menjaga

sesama. Menurut Bio Walgito, kelompok dapat dipandang dari segi

presepsi, motivasi,dan tujuan, interdependensi,dan juga dari segi

interaksi. Berarti komunikasi kelompok adalah menyamakan suatu

makna di dalam suatu kelompok (Tutiasri, 2016: 84).

d) Program Acara Khusus

(1) Kegiatan Bintal (Bimbingan Mental)

Kegiatan bintal ini biasanya menggunakan metode

ceramah, penceramah (Ustad/Kyai/da’i) memberikan

pengertian-pengertian yang terkait dengan hubungan Tuhan

Yang Maha Esa dan hubungan sesama manusia.

(2) Program manajer menyapa

Program manajer menyapa merupakan program yang

dilakukan oleh pihak manajemen untuk mendekatkan diri pada

karyawan. Manajer pada program ini dilakukan untuk

menyampaikan kebijakan terkait dengan perusahaan. Program

menajer menyapa di Hotel Sahid Jaya Solo, mengadaptasi teori

Lasswell, komponen-komponen komunikasinya yaitu manajer

sebagai komunikator (who), informasi yang diberikan sebagai

says what, alat yang digunakan yaitu voice tone sebagai which

channel, disampaikan kepada karyawan sebagai to whom, efek

yang diterima setiap karyawan sebagai with what effect.

(3) Kegiatan General Staff Meeting

Kegiatan General Staff Meeting melibatkan semua

karyawan dengan semua pihak management. Kegiatan General

Staff Meeting yang diadakan setiap tiga bulan sekali. General

Staff Meeting adalah suatu pertemuan rutin yang diadakan oleh

Sahid Raya Hotel Solo dan diikuti semua karyawan.

Page 12: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

11

Dari uraian diatas, penulis menggunakan teori

komunikasi interpersonal yang diungkapkan Effendi, (2002: 8)

dalam Wijaya,. (2013: 105), komunikasi ini terfokus pada

komunikator dengan komunikan, dianggap sebagai jenis

komunikasi yang paling efektif dalam hal upaya mengubah

sikap, pendapat, atau perilaku seseorang.

(4) Cek Kesehatan

Hotel Sahid Jaya Solo mengadakan pemeriksaan

kesehatan khususnya bagi karyawan. Hal ini untuk memastikan

bahwa ada jaminan kesehatan yang layak bagi karyawannya.

Cek kesehatan dilakukan tiap 6 bulan sekali untuk memastikan

kondisi karyawan.

(5) Acara gathering

Pada kegiatan gethering diadakannya outbond training

bagi karyawan bertujuan menyegarkan kembali rasa

kebersamaan, seperjuangan, sepenanggungan, searah dan

setujuan dalam bekerja, berkarya dan berusaha. Kemudian

menghilangkan kepenatan, kejenuhan dan konflik antarpersonal

dengan membangun semangat, kreativitas, keberanian,

kegembiraan dan kebebasan berekspresi.

(6) Acara Ulang Tahun karyawan dan Ulang Tahun Perusahaan.

Kegiatan ulang tahun ini merupakan kegiatan internal

hotel yang diikuti oleh seluruh karyawan, untuk memberikan

kepedulian kepada karyawannya. Kegiatan ini termasuk dalam

komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal yang

efektif menurut Nelson dan Quicks (2006) tergantung pada 5

kunci komunikasi, yaitu: expresive speaker (pembicara yang

expesif), empathic listeners (pendengar yang empatik),

persuasive leader (pemimpin yang persuasif), sensitive people

(sensitif pada perasaan lawan bicara), dan informative

managers (manajer yang informatif) (Hidayat, 2017: 162) .

(7) Acara Kesenian.

Page 13: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

12

Forum kesenian ini ditujukan kepada semua karyawan

yang mempunyai talenta dan ingin menunjukkan kebolehannya

di bidang kesenian dapat bergabung di forum kesenian, seperti

karawitan, memainkan alat musik ataupun menyanyi.

Komunikasi yang dapat dijalankan pada kegiatan ini, hal

ini selaras dengan pendapat Tutiasri, (2016: 82), kelompok

membutuhkan komunikasi untuk menunjang kekompakan

dalam suatu kelompok. Kenapa komunikasi kelompok penting

didalam kehidupan manusia, karena kelompok merupakan

bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas sehari hari.

(8) Kegiatan olahraga (Sport activity)

Kegiatan olahraga (Sport activity), kegatan ini sebagai

pengembangan kegiatan penyaluran hobi. Sport activity

menjaga kekompakan dalam suatu tim kerja. Pada kegiatan olah

raga terbangun komunikasi interpersonal, Griffin dan Moorhead

(2007:231) dalam Rais Hidayat, (2017: 161), menyatakan

bahwa perilaku komunikasi interpersonal saling menguntungkan

harus didasari oleh saling kenal atau saling mengetahui (know

each other), memiliki rasa saling hormat (have mutual respect),

memiliki rasa memiliki atau afeksi (affection), dan rasa senang

dan nyaman (enjoy interacting withone another).

(9) Media Komunikasi

Hotel Sahid Jaya menggunakan papan pengumuman

untuk memberitahukan kebijaksanaan baru, prestasi yang

dicapai, pemberitahuan dukacita, kliping-kliping, serta kegiatan

berhubungan dengan karyawan. Media elektronik yang

digunakan: email, telepon, office atau windows communicator,

maupun conference call memungkinkan penyampaian informasi

dan proses komunikasi berjalan cepat, dengan umpan balik yang

segera, mudah, dan dapat diakses di mana saja. Melalui

komunikasi yang lancar dan mudah, akan mendekatkan

hubungan antara anggota perusahaan.

Page 14: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

13

2) Employee Attitude Surveys

Survey karyawan untuk menetapkan skala besar peningkatan

keterlibatan karyawan, mengukur kemajuan dan untuk

mengidentifikasikan tantangan dan peluang baru yang muncul,

diharapkan memiliki manfaat positif bagi perusahaan. Serikat Pekerja

Pariwisata dibentuk menjalin hubungan dengan karyawan, forum

bipartit ini digunakan membahas berbagai masalah yang dihadapi oleh

perusahaan. Komunikasi yang dilakukan dengan dua arah dan feed

back secara langsung akan sangat memungkinkan untuk terjadinya

komunikasi yang efektif. Pendapat Onong U. Effendy (Effendy,

1986:81) mengatakan bahwa komunikasi jenis ini dianggap

komunikasi yang paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap,

pendapat atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis berupa

percakapan (Prasetyo, dan Winoto, 2016: 33).

3) Employee Counseling

Hotel Sahid Jaya Solo tidak melakukan konseling secara khusus,

namun jika ada masalah karyawan dapat langsung membicarakan

dengan supervisor di devisinya, tetapi jika karyawan ada permasalahan

dapat diselesaikan dalam forum bipartit yang tertuang dalam Buku

Perjanjian Bersama.

4) Profit Sharing

Profit Sharing yang dilakukan di Hotel Sahid Jaya Solo adalah

memberikan insentif dan tunjangan-tunjangan kepada karyawan.

Penetapan besaran tunjangan diatur dalam Buku Perjanjian Bersama.

Pasal 28 mengatur tunjangan yang diterima oleh karyawan diantaranya

THR yang diberikan berdasarkan level karyawan.Tunjangan cuti antara

lain cuti tahunan, cuti besar dan cuti melahirkan.

Hotel Sahid Jaya Solo menjadikan program kesejahteraan

karyawan merupakan program penting dalam meningkatkan kinerja

karyawan. Sesuai dengan pernyataan Ibu Herdini Arniati (Ass.HRM):

Page 15: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

14

“Kesejahteraan karyawan merupakan point berpengaruh, hal tersebut tentu saja salingberkaitan dalam upaya mencapai visi-misi perusahaan. Semakin sejahtera karyawan maka akan semakin tinggi loyalitas dan rasa tanggungjawabnya terhadap perusahaan istilahnya “timbal balik” (wawancara, Herdini Arniati (Ass.HRM), tanggal 24 April 2018).

Terkait dengan sistem penghargaan yang diuraikan diatas, selaras

dengan penelitian Nassazi (2013: 33) menyatakan bahwa:

The overall aim of reward systems is to attract and retain quality human resources.When the pay conditions are perceived by the employee as equitable and in relation to their performance improvement. Organizations can use non-financial rewards like transport fee, incentive schemes to increase performance (Armstrong 2006). Tujuan keseluruhan dari sistem penghargaan adalah untuk menarik dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas. Ketika kondisi pembayaran dirasakan oleh karyawan sebagai adil dan terkait dengan peningkatan kinerja mereka. Organisasi dapat menggunakan imbalan non-finansial seperti biaya transportasi, skema insentif untuk meningkatkan kinerja.

Analisis terkait keberadaan bagian personalia dalam menjalankan

strategi employee relations dan perannya dalam meningkatkan kinerja

karyawan. Model-model public relations yang digunakan diantarannya.

a. Analisa keberadaan bagian personalia

Idealnya praktek public relations suatu organisasi berada

dalam suatu bagian tersendiri dan berada di tingkat atas struktur

organisasi dengan kewenangan mengelola sendiri kegiatan public

relations tanpa tersubordinasi pada bagian yang lain. Kedudukan

bagian personalia dalam menjalankan kegiatan internal relations

sesuai pendapat Noeradi, bahwa posisi public relations dalam struktur

organisasi tidak begitu penting, yang terpenting adalah akses prakrtisi

public relations terhadap manajemen dalam memberikan saran dan

pemikiran terhadap kebijakan perusahaan (Putra. 1996:62-63)

b. Analisa peranan bagian personalia sebagai public relations

perusahaan

Peneliti mengamati, bahwa peran dijalankan praktisi public

relations tidak terlepas dari wewenang yang diberikan oleh

Page 16: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

15

manajemen Hotel Sahid Jaya Solo dalam menjalankan kegiaten

internal relations sesuai dengan peran praktisi public relations yang

ideal. Bagian personalia merupakan koalisi dominan perusahaan

sehingga dapat memberikan masukan terhadap kebijakan perusahaan

berhubungan dan berpengaruh terhadap karyawan pada umumnya.

c. Analisa model-model Public Relations yang digunakan

perusahaan

Model-model public relations digunakan bagian personalia dalam

melaksanakan strategi employee relations dalam mengembangkan

potensi karyawan. Suatu perusahaan dimungkinkan menggunakan

model-model public relations yang berbeda untuk beragam publik

maupun kegatatan. Pertimbangan penggunaan model-model public

relations yang berbeda akan menghilangkan kebosanan publik. Cara

untuk menganalisa model-model public relations digunakan dengan

melihat tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut. Jika suatu program

bertujuan menyampaikan propaganda menggunakan model Pess

Agentry Model. Jika bertujuan memberikan informasi pada publik,

menggunakan Public Informations Model. Jika tujuannya membujuk

publik untuk menerima pesan menggunakan Two-Way Assymetrical

Model. Jika bertujuan untuk mencapai mutual understanding,

menggunakan Two-Way Symetrical Model.

2. Analisis Faktor Penghambat dan Pendukung Kegiatan Employee

Relations Hotel Sahid Jaya Solo dalam Meningkatkan Kinerja

Faktor yang dapat mendukung jalannya program employee relations

di hotel Sahid Jaya Solo diantaranya:

a. Yang paling berkaitan langsung adalah kebijakan pemerintah

Kebijakan-kebijkan yang diambil oleh pemerintah dalam

mencapai tujuan penyelenggaraan pemerintahan didasarkan pada

informasi dan data yang tersedia. Informasi dan data tersebut benar-

benar dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dimaksudkan dalam

rangka menjamin agar kebijakan yang diambil benar-benar dapat

menjadi alternatif pemecahan masaah yang dihadapi. Dalam rangka

Page 17: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

16

menjamin ketersediaan informasi dan data yang diperlukan tersebut,

maka perlu dirumuskan suatu sistem penatausahaan dan

pendokumentasian data yang baik.

b. Tingkat pendidikan dan pengetahuan karyawan

Tingkat pendidikan yang beragam di Hotel Sahid Jaya Solo

menjadikan pemberitahuan suatu peraturan atau kebijakan dari

perusahaan memerlukan seorang perantara yang membantu

menyampaikan informasi yaitu HRD bersama dengan public relations.

Selain itu, dibentuknya Serikat Pekerja Pariwisata (LKS Bipartit) yang

menampung aspirasi dan juga menyampaikan informasi kepada

anggota. Selain untuk memudahkan dalam menerima masukan dan

keluhan karyawan, juga untuk memudahkan penerjemahan kebijakan

hotel kepada karyawan.

c. Lingkungan Masyarakat

Keadaan masyarakat sekitar tidak dapat dipungkiri menjadi

faktor yang menentukan di dalam setiap penentuan suatu kebijakan

perusahaan. Oleh karena itu, disepakati adanya Perjanjian Kerja

Bersama antara perushaan dengan Serikat Pekerja Pariwisata Hotel

Sahid Jaya Solo. Hal ini seluruh hal yang tertulis dalam PKB wajib

dilaksanakan oleh perusahaan dan karyawan mulai dari peraturan cuti,

lembur, jaminan, dan sebagainya.

d. Fasilitas yang diberikan oleh pihak manajemen

Fasilitas kegiatan employee relations merupakan wujud

dukungan manajemen kepada kegiatan tersebut. Kegiatan employee

relations dijadikan agenda perusahaan bulanan, tahunan, atau bersifat

insidentil. Dukungan manajemen Hotel Sahid Jaya Solo pada kegiatan

employee relations, hal ini diimplementasikan keterlibatan manajemen

dalam acara-acara kegiatan employee relations bertujuan

meningkatkan kerja team.

b. Suasana kekeluargaan

Salah saktor pendukung kegiatan employee relations diantaraya

suasana kekeluargaan yang selalu diciptakan disana sehingga para

Page 18: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

17

karyawan merasa betah bekerja disana. Keakraban yang dijalin para

karyawan terlihat dari saling mengenalnya karyawan yang satu dengan

yang lain, baik yang muda dan yang tua, antara atasan dan bawahan.

c. Pengalaman yang dilihat dari masakerjanya, fasilitas, pengetahuan, dan

disiplin karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawannya.

Employee relations dalam konteks senioritas diimplementasikan

kedalam rasa hormat, dan menghargai, namun hubungan karyawan di

Hotel Sahid Jaya Solo karyawan lebih muda maupun yang tua saling

berbaur dan menghormati satu dengan lainnya tanpa ada sekat.

Kegiatan employee relations dilakukan menghilangkan sekat sebagai

akibat dari rasa senioritas.

Faktor-faktor yang dapat menghambat jalannya Kegiatan employee

relations di hotel Sahid Jaya Solo diantaranya:

a. Perbedaan cara kerja, kebiasaan, gaya hidup, dan cara pandang

Hambatan ini terutama pada saat bekerja secara tim yang

melibatkan beberapa rekan karyawan dan pimpinan dari devisi-devisi

yang berbeda. Hambatan tersebut, menurut pakar manajemen dari

Amerika Serikat, R. Kreitner dalam bukunya berjudul "Management",

4th Edition (1998), merupakan bentuk hambatan Psikososial

(Psychosocial barriers). Hambatan yang terjadi akibat adanya

perbedaan yang cukup melebar pada aspek kebudayaan, adat istiadat,

kebiasaan, persepsi, nilai-nilai yang dianut dan hingga kecenderungan,

kebutuhan, serta harapan-harapan dari kedua belah pihak yang

berkoniunikasi tersebut (Yeni, 2012: 209).

b. Koordinasi waktu antar rekan karyawan dan pimpinan, terutama

dengan divisi atau unit kerja yang lain.

Hambatan ini terjadi karena anggota perusahaan sangat sibuk

dan sering kali harus meninggalkan kantor karena keperluan meeting

dengan klien. Kondisi ini menyulitkan koordinasi pekerjaan karena

masing-masing individu seringkali tidak dapat bertemu secara tatap

muka. Upaya yang dilakukan memaksimalkan media-media

komunikasi internal yang lebih efisien misalnya mengadakan rapat

Page 19: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

18

melalui conference call untuk mengetahui perkembangan pekerjaan

melalui email atau media lainnya. Menurut Adler dan Elmhorst dalam

Yeni (2012: 192), bahwa salah satu hambatan dalam komunikasi

internal di suatu perusahaan adalah kesulitan bekerja sama dengan

karyawan pada area atau divisi yang berbeda.

c. Kekurangan informasi dan muncul kesalahfahaman

Akibat dari Kekurangan informasi dan muncul kesalahfahaman

sehingga informasi yang diterima karyawan kurang sempurna. karena

informasi yang diterima kurang sempurna. Kondisi ini sangat wajar

terjadi di perusahaan dan hal ini terselesaikan melalui komunikasi

langsung kepada yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi

tambahan yang dibutuhkan atau melakukan konfirmasi atas informasi

yang telah disampaikan untuk menghindari perbedaan persepsi

Solusi dilakukan dengan menyediakan media informasi seperti

papan pengumuman, telepon, gadget dengan fasilitas media sosial

terintegrasi di seluruh karyawan hotel sehingga informasi langsung di

up date, cepat, dan komunikasi langsung kepada yang bersangkutan.

d. Kesibukan operasional atau padatnya aktifitas yang ada

Kesibukan operasional yang tinggi pada departement yang

khusus langsung memberikan pelayanan kepada konsumen seperti

marketing, food & beverage, housekeeping, enginering dan front office.

Mereka tidak akan mungkin meninggalkan tugas mereka. Solusi yang

dilakukan dengan mencari kegiatan employee relatons yang dapat

sesuai dengan waktu luang mereka, dengan mengatur ulang jadwal.

e. Masalah anggaran

Anggaran menjadi penghambat karena dengan kurangnya dana

anggaran yang dikeluarkan atau diberikan perusahaan untuk

pelaksanaan program kegiatan tersebut, maka program yang dijalankan

sering kali kurang maksimal sebagai solusi perlu dianggarkan dengan

biaya yang lebih efektif dan rasional.

Page 20: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

19

Kesimpulan

1. Implementasi kegiatan employee relations yang diterapkan di Hotel Sahid

Jaya Solo dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Program employee relations Hotel Sahid Jaya Solo merupakan

kewenangan HRD namun dalam mengimplementasikan kegiatan itu HRD

bekerjasama dengan Public Relations untuk membuat perencanaan,

pelaksanaan, dan melakukan evaluasi setelah program itu selesai. Program

employee relations yang dilakukan diantaranya: 1) Employee communication

diantaranya pelatihan dan training, training kebakaran, bimbingan mental,

gethering, chek kesehatan, ulang tahun bersama, general meeting, olah raga,

kesenian dan lain-lain, 2) Employee attitude survey diantaranya memantau

tanggapan karyawan terhadap perubahan kebijakan manajemen hotel, dan

kegiatan penilaian karyawan, 3) Employee conseling, secara prosedural

konseling di hotel Sahid Jaya Solo tidak dilakukan, namun ada mekanisme

penyaluran pendapat dengan Serikat Kerja. Serikat kerja, dan 4) Profit

sharing, terkait kebijakan pemberian keuntungan diantaranya: pemghargaan,

bonus, tunjangan hari raya, uang service, dan lain-lain dituangkan dalam Buku

Perjanjian Kerja Bersama. Program pendidikan dan pelatihan merupakan poin

paling dominan employee relations dalam upaya peningkatan kinerja terhadap

karyawan. Disamping itu pemberian penghargaan juga merupakan poin yang

berpengaruh karena terkait dengan loyalitas seorang karyawan.

2. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan employee

relations yang diterapkan di Hotel Sahid Jaya Solo.

Faktor-faktor yang dapat mendukung jalannya program employee

relations diantaranya: faktor keefektifan (kebijakan pemerintah, pendidikan

dan pelatihan, lingkungan masyarakat), sedangkan pendukung yang lain

mencakup: fasilitas yang diberikan oleh pihak manajemen, suasana

kekeluargaan dan pengalaman. Faktor-faktor yang menghambat jalannya

kegiatan employee relations diantaranya: perbedaan cara kerja, kebiasaan,

gaya hidup, dan cara pandang, koordinasi waktu antar rekan karyawan dan

pimpinan, kekurangan informasi dan muncul kesalahfahaman, kesibukan

operasional atau padatnya aktifitas, dan masalah anggaran.

Page 21: EMPLOYEE RELATIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN ... D1216047.pdfKINERJA KARYAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Kegiatan Employee Relations dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

20

Daftar Pustaka Alhroot, A. H. (2015). Measuring Public Relations And Communication A Case

Study Of Jordanian Hotels. International Journal of Economics, Commerce and Management. Vol. III, Issue 1, Jan 2015 . ISSN 2348 0386

Anwar, P.M. (2016). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. Cangara, H. (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. Effendi, O.U. (1993). Hubangan Masyarukat, Bandung: Remaja Rosdakarya ______. (2002), Ilmu Komunikasi Teori dan Prkatek. Bandung: Rosdakarya ______. (1992). Human Relations & Public Relations. Bandung: Mandar Maju. Gnunig, J. E. and Hunt, T. (1992). I Managing Public Relations. Fort Worth:

Holt, Rinehart & Winston Hidayat, R, (2017). Peningkatan Aktivitas Komunikasi Interpersonal Dalam

Organisasi Melalui Perbaikan Efikasi Diri, Kepemimpinan Dan Kekohesifan Tim, Jurnal Manajemen Pendidikan. Volume: 4, No. 2, Juli-Desember 2017, e-ISSN 2549-9661, Halaman: 161-170.

Jefkins. F.(1992). Public Relations. Erlangga. Jakarta. Kriyantono, R. (2007). Teknik Praktis riset Komunikasi. Kencana. Jakarta. Murray, A. (2001). Public Relations. London: Transet Limited. Nassazi, A. (2013). Effect of Training Performance, Evidence from Uganda

Business Economics and Tourism 2013. VAASAN uganda: Ilmu Aplikasi bisnis Internasional universitas Ammattikokeakoulu

Prasetyo W.A., dan Winoto, Y. (2016), Komunikasi Interpersonal Di Kalangan Karyawan Badan Perpustakaan Dan Kearsipan Daerah (Bapusipda) Jawa Barat Dan Hubungannya Dengan Kinerja Tenaga Perpustakaan, Jurnal Humanis, ISSN 1410-8062, Vol. XV No. 1, March 2016, Page 32-40.

Putra, N.I.G. (1966), Perkembangan Teori Public Relations dan implikasinya terhadap Penelitian dan Pendidikan Public Rehltionsdi Indonesia, makalah Seminar ISKI, Yogyakarta 20-22 Juni 1996.

Ruslan, R. (2010). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

___________. (2002). Manajemen Humas dan Komunikasi, Konsep dan Aplikasi. PT Raja Grafindo. Jakarta.

Suhandang, K. (2004). Public Relations Perusahaan. Nuansa. Bandung. Susanto, A.S, (2008). Komunikasi dalam Teori dan Praktek II. Bandung: PT.

Rindang Mukti. Suyadi, P. (1998). Kebijakan Kinerja Karyawan Kiat Membangun Organisasi

Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia Yogyakarta: BPFE. Tutiasri, R.P., (2016). Komunikasi Dalam Komunikasi Kelompok, Jurnal

Channel, Vol. 4, No. 1, April 2016, ISSN: 23389176. hal. 81-90. Wijaya, I.S. (2013). Komunikasi Interpersonal Dan Iklim Komunikasi Dalam

Organisasi, Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 14, No. 1, Juni 2013 : 115 – 126 Williarns, A, dan Lesly, P. (1967). Employee Relations. Public Relations

Handbook, NewJersey: Prentice Yeni, I..L. (2012). Penerapan Kegiatan Employee Relations dalam Mendukung

Iklim Komunikasi Internal Perusahaan (Studi pada Perusahaan Konsultan Publik Relations X), Skripsi, Depok: Universitas Indonesia.