emotif behaviour

Upload: mayora-ulfa

Post on 05-Mar-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Emotif Behaviour

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Terapi kognitif adalah terapi yang mempergunakan pendekatan terstruktur, aktif, dan direktif dan berjangka waktu singkat untuk menghadapu berbagai hambatan dalam kepribadian, misalnya kecemasan atau depresi. Terapi ini didasarkan pada teori bahwa afek (keadaan emosi, perasaan) dan tindakan seseorang sebagian besar ditentukan oleh bagaimana seseorang tersebut membentuk dunianya. Gejala perilaku yang berkelainan atau menyimpang, berhubungan erat dengan isi pikiran, misalnya seorang penderita anxietas karena mengantisipasi akan mengalami hal-hal yang tidak enak pada dirinya. Dalam hal seperti ini terapi kognitif dipergunakan untuk mengidentifikasi, memperbaiki gejala perilaku malasuai dan fungsi kognisi yang terhambat yang mendasari aspek kognitifnya yang ada. Terapis dengan pendekatan kognitif mengajarkan klien agar berpikir lebih realistik dan sesuai sehingga dengan demikian akan menghilangkan atau mengurangi gejala yang berkelainan yang ada. Salah satu terapi kognitif yang berkembang adalah terapi rasional-emotif yang dikembangkan oleh Albert Ellis pada 1955, seorang psikoanalis yang merasa tidak berhasil mencapai hasil yang sangat baik dengan psikoanalisis yang ia dalami. Meskipun, ia mencoba jenis lain dari terapi psikodinamik dia masih tidak berhasil mencapai tingkat keberhasilan yang ia inginkan. Namun, ia mengamati bahwa ketika terapi kognitif mengubah keyakinan mereka tentang diri mereka, masalah mereka dan dunia mereka cenderung untuk diperbaiki lebih cepat daripada menggunakan pendekatan psikodinamik. Akhirnya ia mulai mendalami terapi kognitif dan berhasil mengembangkan terapi rasional-emotif.

B. Rumusan MasalahDari Latar Belakang diatas maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :1. Bagaimana sejarah REBT?2. Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia ?3. Apa yang dimaksud dengan teori rational-emotif dan teori kepribadian?4. Apa yang dimaksud dengan tujuan terapeutik?5. Apa yang dimaksud dengan teori a-b-c tentang kepribadian?6. Apa yang dimaksud dengan hakikat konseling ?7. Apa kelebihan dan kelemahan ?

C. TujuanDari rumusan masalah diatas dapat dirumuskan tujuannya sebagai berikut :1. Bagaimana Sejarah REBT2. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Manusia 3. Apa yang dimaksud dengan Teori Rational-Emotif dan Teori Kepribadian4. Apa yang dimaksud dengan Tujuan Terapeutik5. Apa yang dimaksud dengan Teori A-B-C tentang Kepribadian6. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Konseling 7. Apa Kelebihan dan Kelemahan

BAB IIPEMBAHASANA. Sejarah REBT Rasional Emotive Behavior Therapy (REBT) sebelumnya disebut rational therapy dan rational emotive therapy, merupakan terapi yang komprehensif, aktif-direktif, filosofis dan empiris berdasarkan psikoterapi yang berfokus pada penyelesaian masalah-masalah gangguan emosional dan perilaku, serta menghantarkan individu untuk lebih bahagia dan hidup yang lebih bermakna (fulfilling lives). REBT diciptakan dan dikembangkan oleh Albert Ellis (1950an), seorang psikoterapis yang terinspirasi oleh ajaran-ajaran filsuf Asia, Yunani, Romawi dan modern yang lebih mengarah pada teori belajar kognitif. Asal-usul terapi rasional-emotif dapat ditelusuri dengan filosofi dari Stoicisme di Yunani kuno yang membedakan tindakan dari interpretasinya. Epictetus dan Marcus Aurelius dalam bukunya The Enchiridion, menyatakan bahwa manusia tidak begitu banyak dipengaruhi oleh apa yang terjadi pada dirinya, melainkan bagaimana manusia memandang/menafsirkan apa yang terjadi pada dirinya (People are not disturbed by things, but by the view they take of them). Pada mulanya Ellis menggunakan psikoanalisis dan person-centered therapy dalam proses terapi, namun ia merasa kurang puas dengan pendekatan dan hipotesis tingkah laku klien yang dipengaruhi oleh sikap dan persepsi mereka[footnoteRef:2]. Hal inilah yang memotiviasi Ellis mengembangkan pendekatan rational emotive dalam psikoterapi yang ia percaya dapat lebih efektif dan efisien dalam memberikan efek terapeutik. Ellis mengembangkan teori A-B-C, dan kemudian dimodifikasi menjadi pendekatan A-B-C-D-E-F yang digunakan untuk memahami kepribadian dan untuk mengubah kepribadian secara efektif. Pada tahun 1990-an, Ellis mengganti nama pendekatan tersebut dengan Rasional Emotive Behavior Therapy atau yang biasa kita singkat menjadi REBT. Sampai saat ini, REBT merupakan salah satu bagian dari cognitive behavior therapy (CBT). [2: Corey, G. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, 9th. Belmont, California : Brooks/Cole., hal 78]

B. Hakikat Manusia Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapi (REBT) memandang manusia sebagai individu yang didominasi oleh sistem berfikir dan sistem perasaan yang berkaitan dalam sistem psikis individu. Keberfungsian individu secara psikologis ditentukan oleh fikiran, perasaan dan tingkah laku. Tiga aspek ini saling berkaitan karena satu aspek mempengaruhi aspek lainnya.Secara khusus, pendekatan ini berasumsi bahwa individu memiliki karakteristik sebagai berikut[footnoteRef:3]: [3: Mappiare, Andi AT, 2009, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hal 89]

1. Individu memiliki potensi yang unik untuk berfikir rasional dan irrasional.2. Pikiran irasional berasal dari proses belajar, yang irasional didapat dari orangtua dan budayanya.3. Manusia adalah makhluk verbal dan berfikir melalui simbol dan bahasa. Dengan demikian, gangguan emosional yang dialami individu disebabkan oleh verbalisasi ide dan pemikiran irrasional.4. Gangguan(self verbalising) yang terus menerus emosional yang disebabkan oleh verbalisasi dan persepsi serta sikap terhadap kejadian merupakan akar permasalahan, bukan karena kejadian itu sendiri.5. Individu memiliki potensi untuk mengubah arah hidup personal dan sosialnya.6. Pikiran dan perasaan yang negatif dan merusak diri dapat diserang dengan mengorganisasikan kembali persepsi dan pemikiran, sehingga menjadi logis dan rasional.Secara dialektik, REBT berasumsi bahwa berfikir logis itu tudak mudah, kebanyakan individu cenderung ahli dalam berfikir tidak logis. Contoh berfikir tidak logis biasanya banyak menguasai individu adalah:

1. Saya harus sempurna2. Saya baru saja melakukan kesalahan, bodoh sekali!3. Ini adalah bukti bahwa saya tidak sempurna, maka saya tidak berguna.Secara sistem nilai, terdapat dua nilai eksplisit yang biasanya dipegang oleh individu namun tidak sering diverbalkan, yaitu (1) nilai untuk bertahan hidup (survival) dan (2) nilai kesenangan (enjoyment). Kedua nilai ini didesain oleh individu agar ia dapat hidup lebih panjang, menetralisir stress emosional dan tingkah laku yang merusak diri, serta mengaktualisasikan diri sehingga individu dapat hidup dengan penuh bahagia.Meskipun teori ini tidak membahas tahap perkembangan individu, pendapat REBT bahwa anak-anak paling gampang terkena pengaruh dari luar dan memiliki cara berfikir yang tidak rasional daripada orang dewasa. Pada dasarnya,manusia itu naif, mudah disugesti, dan mudah terusik. Secara keseluruhan orang mempunyai kemampuan dalam dirinya sendiri untuk mengontrol pikiran, perasaan dan tindakan, tetapi pertama-tama dia harus menyadari apa yang mereka katakan pada diri sendiri (bicara pada diri sendiri) untuk mendapatkan atas kehidupannya. Ellis mengidentifikasi sebelas keyakinan irrasional individu yang dapat mengakibatkan masalah, yaitu:1. Saya yakin harus dicintai atau disetujui oleh hampir setiap orang dimana saya menjalin kontak.2. Saya yakin mestinya harus benar-benar kompeten, adekuat dan mencapai satu tingkat penghargaan yang diakui seutuhnya.3. Beberapa orang berwatak buruk, jahat dan kejam, karena itu mereka layak disalahkan dan dihukum.4. Menjadi sebuah bencana besar ketika suatu hal terjadi seperti yang tidak pernah saya inginkan.5. Ketidakbahagiaan disebabkan oleh situasi tertentu yang berada diluar kemampuan saya mengendalikannya.6. Hal-hal yang berbahaya atau menakutkan adalah sumber terbesar kekhawatiran, dan saya harus mewaspadai potensi destruktifnya.7. Lebih mudah menghindari kesulitan dan tanggung jawab tertentu ketimbang menghadapinya.8. Saya meatinya bergantung pada beberapa hal dan orang lain, dan mestinya memiliki orang-orang yang sungguh bisa diandalkan untuk memperhatikan saya.9. Pengalaman dan kejadian masa lalu menentukan perilaku saya saat ini; pengaruh masa lalu tidak pernah bisa dihapus.10. Saya mestinya cukup kesal terhadap problem dan gangguan yang ditimbulkan orang lain.11. Selalu terdapat solusi benar atau sempurna untuk setiap problem, dan itu mestinya bisa ditemukan, atau problemnya tidak akan pernah selesai hingga tuntas.

C. Teori Rational-Emotif dan Teori KepribadianNeurosis adalah pemikiran dan tingkah laku irasional. Gangguan-gangguan emosional berakar pada masa kanak-kanak, tetapi dikekalkan melalui reindoktrinasi sekarang. Sistem keyakinan adalah penyebab masalah-masalah emosional. Oleh karenanya, klien ditantang untuk menguji kesahihan keyakinan-keyakinan tertentu. Metode ilmiah diterapkan pada kehidupan sehari-hari[footnoteRef:4]. Emosi-emosi adalah produk pemikiran manusia. Jika kita berpikir buruk tentang sesuatu, maka kita pun akan merasakan sesuatu itu sebagai hal yang buruk. Ellis menyatakan bahwa "gangguan emosi pada dasarnya terdiri atas kalimat-kalimat atau arti-arti yang keliru, tidak logis dan tidak bisa disahihkan, yang diyakini secara dogmatis dan tanpa kritik terhadapnya, orang yang terganggu beremosi atau bertindak sampai ia sendiri kalah". TRE berhipotesis bahwa karena kita tumbuh dalam masyarakat, kita cenderung menjadi korban dari gagasan-gagasan yang keliru, cenderung mendoktrinasi diri dari gagasan-gagasan tersebut berulang-ulang dengan cara yang tidak dipikirkan dan autsugestif, dan kita tetap mempertahankan gagasan-gagasan yang keliru dalam tingkah laku overt kita. Beberapa gagasan irasional yang menonjol yang terus menerus diinternalisasikan dan tanpa dapat dihindari mengakibatkan kesalahan diri. [4: Corey, Gerald. 2009. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.hal 46]

D. Tujuan Terapeutik Ellis menunjukkan bahwa banyak jalan yang digunakan dalam TRE yang diarahkan pada satu tujuan utama, yaitu : " meminimalkan pandangan yang mengalahkan diri dari klien dan membantu klien untuk memperoleh filsafat hidup yang lebih realistik". Tujuan psikoterapis yang lebih baik adalah menunjukkan kepada klien bahwa verbalisasi-verbalisasi diri mereka telah dan masih merupakan sumber utama dari gangguan-gangguan emosional yang dialami oleh mereka.Ringkasnya, proses terapeutik terdiri atas penyembuhan irasionalitas dengan rasionalitas. Karena individu pada dasarnya adalah makhluk rasional dan karena sumber ketidak bahagiaannya adalah irasionalitas, maka individu bisa mencapai kebahagiaan dengan belajar berpikir rasional. Proses terapi, karenanya sebagian besar adalah proses belajar-mengajar. Menghapus pandangan hidup klien yang mengalahkan diri dan membantu klien dalam memperoleh pandangan hidup yang lebih toleran dan rasional.Tujuan dari Rational Emotive Theory adalah[footnoteRef:5]: [5: PujosuwarnoSayekti, M.Pd, Dr. 1993. Berbagai Pendekatan Dalam Konseling. Menara Mas Offset: Yogyakarta. Hal 36]

1. Memperbaiki dan mengubah segala perilaku yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan dirinya.2. Menghilangkan gangguan emosional yang merusak3. Untuk membangun Self Interest, Self Direction, Tolerance, Acceptance of Uncertainty, Fleksibel, Commitment, Scientific Thinking, Risk Taking, dan Self Acceptance Klien.

E. Teori A-B-C tentang Kepribadian1. Struktur KepribadianPandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Activating event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC[footnoteRef:6]. [6: Surya Mohammad. 1988. Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Konsep dan Teori).Yogyakarta: Kota Kembang. Hal 89]

Activating event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang.Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau sistem keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan karena itu menjadi produktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan atau sistem berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan karena itu tidak produktif. Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB. Disputing (D), terdapat tiga bagian dalam tahap disputing, yaitu: a. Detecting irrational beliefs : Konselor menemukan keyakinan klien yang irasional dan membantu klien untuk menemukan keyakinan irasionalnya melalui persepsinya sendiri. b. Discriminating irrational beliefs : Biasanya keyakinan irasional diungkapkan dengan kata-kata: harus, pokoknya atau tuntutan-tuntutan lain yang tidak realistik. Membantu klien untuk mengetahui mana keyakinan yang rasional dan yang tidak rasional. c. Debating irrational beliefs , Beberapa strategi yang dapat digunakan: 1) The lecture (mini-lecture), memberikan penjelasan. 2) Socratic debate, mengajak klien untuk beradu argumen. 3) Humor, creativity seperti: cerita, metaphors, dll.4) Self-disclosure: keterbukaan konselor tentang dirinya (kisah konselor, dll) 2. Pribadi Sehat Dan Bermasalaha. Pribadi Sehat Individu yang dapat berpikir secara rasional dalam menanggapi setiap rangsangan terhadap dirinya.b. Pribadi Bermasalah Dalam perspektif pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku bermasalah adalah merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang irrasional. Terdapat tujuh faktor yang dapat digunakan untuk mendeteksi pikiran irasional, yaitu:1) Lihat pada generalisasi yang berlebihan (overgeneralization)2) Lihat pada distorsi (distortion)3) Lihat pada hal-hal yang dihapus (deletion)4) Lihat pada hal-hal yang dianggap tragedi atau bencana (catastrophising)5) Lihat pada penggunaan kata-kata absolut6) Lihat pada pernyataan yang menunjukkan ketidaksetujuan terhadap sesuatu atau seseorang yang konseli pikir mereka tidak dapatmenahannya.7) Lihat pada ramalan atau prediksi masa depan

F. Hakikat Konseling Konseling rasional emotif dilakukan dengan menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis yang secara khusus dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh konselor dan klien. Karakteristik Proses Konseling Rasional-Emotif[footnoteRef:7] : [7: Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Progam Bimbingan Dan Konseling di Sekolah. Jakarta: RinekaCipta, hal 68]

1. Aktif-direktif, artinya bahwa dalam hubungan konseling konselor lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya.2. Kognitif-eksperiensial, artinya bahwa hubungan yang dibentuk berfokus pada aspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.3. Emotif-ekspreriensial, artinya bahwa hubungan konseling yang dikembangkan juga memfokuskan pada aspek emosi klien dengan mempelajari sumber-sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut. 4. Behavioristik, artinya bahwa hubungan konseling yang dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien.

G. Kelebihan dan Kelemahan 1. Hasil Penelitian[footnoteRef:8] [8: Gladding, Samuel T. 2009. Konseling: Profesi yang Menyeluruh (edisi enam). Terjemahan P.M. Winarno & Lilian Yuwono. 2012. Jakarta: PT. Indeks, hal 90]

a. Aaron Beck Cognitive TherapyCognitive Therapy, didasarkan pada alasan teoritis bahwa cara orang merasakan dan berperilaku ditentukan oleh bagaimana mereka memahami dan struktur pengalaman mereka

b. Donald Maichenbaum Cognitive Behavior ModificationCognitive Behavior Modification, pernyataan terhadap diri dalam banyak hal juga mempengaruhi diri seperti halnya pernyataan dari orang lain. Merubah pola sifat untuk mengevaluasi perilaku2. Kelebihan a. Pendekatan ini jelas, mudah dipelajari dan efektif. Kebanyakan klian hanya mengalamisedikit kesulitan dalam mengalami prinsip ataupun terminologi REBT.b. Pendekatan ini ddapat dengan mudahnya dikombinasikan dengan teknik tingkah laku lainnya untuk membantu klian mengalami apa yang mereka pelajari lebih jauh lagi.c. Pendekatan ini relatif singkat dan klian dapat melanjutkan penggunaan pendekatan ini secara swa-bantu.d. Pendekatan ini telah menghasilkan banyak literatur dan penelitian untuk klian dan konselor. Hanya sedikit teori lain yang dapat mengembangkan materi biblioterapi seperti ini.e. Pendekatan ini terus-menerus berevolusi selama bertahun-tahun dan teknik-tekniknya telah diperbaiki.f. Pendekatan ini telah dibuktikan efektif dalam merawat gangguan kesehatan mental parah seperti depresi dan anseitas3. Kelemahana. Pendekatan ini tidak dapat digunakan secara efektif pada individu yang mempunyai gangguan atau keterbatasan mental, seperti schizophrenia, dan mereka yang mempunyai kelainan pemikiran yang berat[footnoteRef:9]. [9: Komalasari, Gantina.dkk. Teori dan Teknik Konseling. 2011. Jakarta : Indeks, hal 48]

b. Pendekatan ini terlalu diasosiasikan dengan penemunya, Albert Ellis. Banyak individu yang mengalami kesulitan dalam memisahkan teori dari ke-eksentrikan Ellis.c. Pendekatan ini langsung dan berpotensi membuatkonselor terlalu fanatik dan ada kemungkinan tidak merawat klien seideal yang semestinya.d. Pendekatan yang menekankan pada perubahan pikiran bukanlah cara yang paling sederhana dalam membantu klien mengubah emosinya.

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan TRE adalah suatu bentuk terapi behavioral yang berorientasi pada kognitif. TRE telah berkembang menjadi pendekatan yang komprehensif dan elektik yang memberi tekanan pada berpikir, memberi penilaian, memutuskan, dan berbuat. Pendekatan ini tetap mempertahankan kualitas yang sangat dedaktif dari Ellis, dan pada dimensi kognitif serta perasaan TRE menaruh tingkat kepedualian yang sama. Dimulai dari tingkat emosi dan perilaku klien yang terganggu dengan pendekatan ini mengungkapkan dan mempertanyakan pikiran yang menciptakan semuanya itu secara langsung.Meskipun TRE berasumsi bahwa kita ada behavioral yang berorientasi untuk berpikir lurus, kecenderungan untuk berpikir tidak lurus, dan faktor lingkungan membuat sulit mereka untuk menghindar dari kepercayaan ketrhadap keyakinan irasional yang menjadi akar dari masalh dalam berpikir, merasakan, dan berperilaku. Agar dapat memblokir pikiran yang sifatnya mengalahkan diri sendiri, tereapi.TRE menggunakan teknik aktif dan direktif seperti mengajar, menyarankan, menghimbau, dan memberi pekerjaan rumah, dan klien ditantang untuk menggantikan sistem keyakinan yang irasional dengan yang rasional. Mereka kerjakan ini semua dengan jalanterus menerus, mendorong klien untuk menjadikan ide dan pengamatan mereka sahih dan dengan menunjukkan kepada mereka bagaimana cara melakukan tipe keyakinan irasional itu akan menimbulkan akibat terjadinya perilaku serta emosi yang negatif. Kepada klien diajarkan cara untuk berfikir secara ilmiah dan cara menghapuskan ide serta perilaku mengalahkan diri-sendiri yang mungkin akan terjadi dimasa datang. merupakan hal yang krusial bagi terapis untuk mendemonstrasikan penerimaan sepenuhnya serta toleransinya. Mereka lakukan semua itu dengan jalan menolak untuk menilai sesorang dan dalam waktu yang bersamaan berkonfrontasi dengan perilakunya yang merusak dirinya sendiri. Yang juga amat penting adalah terapis harus memiliki keterampilan dan kemauan unutk menantang, berkonfrontasi, meneliti secara cermat, dan meyakinkan klien untuk mau melakukan aktifitas (baik pada saat maupun setelah terapis) yang akan membawa pada perubahan yang konstruktif dalam pemikiran serta perilaku. TRE memberikan tekanan pada perbuatan melakukan sesuatu tentang pemahaman yang diperoleh pada saat terapi. Perubahan bisa terjadi terutama dari komitmen dalam mempraktekkan secara konsisten perilaku baru dan menggantikan perilaku yang lama yang tidak efektif.Terapis rasional emotif biasanya elektik dalam penyaringan setrategi terapeutiknya. Yang digaris bawahi adalah teknik kognitif dan behavioral yang digerakkan untuk mencabut sampai keakar-akarnya kenyakinan irasional yang membawa keperasaan serta perilaku yang mengalahkan diri sendiri dan untuk mengajarkan klien cara menggantikan proses negatif ini dengan sarana falsafah hidup yang rasional. Terapis memiliki kesempatan yang luas untuk mengembangkan gaya pribadinya sendiri dan melakukan kreativitas mereka tiadak terbelengggu dengan teknik yang sudah di tetapkan sebelumnya untuk membawa dirinya kekerja terapiotik melalui cara yang inventif.

B. SaranPenulis telah berusaha maksimal dengan kemampuan yang ia punya, tentu masih banyak kekurangan yang tanpa sengaja, untuk itu penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan selanjutnya.

KATA PENGANTAR

Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan baik dalam penulisan maupun materi yang disajikan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan masukan serta kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Atas kritik dan saran yang disampaikan nantinya kami ucapkan terima kasih.

Bengkulu, 2015

Penulis

iDAFTAR ISIHalamanJudulKata PengantariDaftar IsiiiBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1B. Rumusan Masalah 1C. Tujuan2

BAB IIPEMBAHASANA. Sejarah REBT3B. Hakikat Manusia 4C. Teori Rational-Emotif dan Teori Kepribadian6D. Tujuan Terapeutik7E. Teori A-B-C tentang Kepribadian8F. Hakikat Konseling 10G. Kelebihan dan Kelemahan 10

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan14B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA iii

iiMAKALAHPSIKOTERAPI ISLAM Psikoterapi Barat (Rational EmotifBehaviour)

Disusun Oleh : HeriSetiawan1316321176

DosenPembimbing :TriyaniPujiastuti, S. Sos. I., MA. Si

BIMBINGAN KONSELING ISLAMFAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAHINTSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU2015

DAFTAR PUSTAKA

Corey, G. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, 9th. Belmont, California : Brooks/Cole.Mappiare, Andi AT, 2009, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Corey, Gerald. 2009. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.PujosuwarnoSayekti, M.Pd, Dr. 1993. Berbagai Pendekatan Dalam Konseling. Menara Mas Offset: Yogyakarta.Surya Mohammad. 1988. Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Konsep dan Teori).Yogyakarta: Kota Kembang.Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Progam Bimbingan Dan Konseling di Sekolah. Jakarta: RinekaCiptaGladding, Samuel T. 2009. Konseling: Profesi yang Menyeluruh (edisi enam). Terjemahan P.M. Winarno & Lilian Yuwono. 2012. Jakarta: PT. IndeksKomalasari, Gantina.dkk. Teori dan Teknik Konseling. 2011. Jakarta : Indeks

iii18