bab 13 - behaviour ta.docx

27
RESUME BEHAVIOURAL RESEARCH IN AC COUNTING Disusun oleh: Tim 3 1. Ajar Redindra Islami (02) 2. Devri Radistya (09) 3. Hensty Simorangkir (14) 4. Made Dwika Yasindra (18) 5. St. Bastian S. Pasaribu (26) KELAS X-D KHUSUS Halaman 1 dari 27

Upload: masanun

Post on 17-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

RESUME BEHAVIOURAL RESEARCH IN ACCOUNTING

Disusun oleh: Tim 31. Ajar Redindra Islami (02)2. Devri Radistya (09)3. Hensty Simorangkir (14)4. Made Dwika Yasindra (18)5. St. Bastian S. Pasaribu (26)

KELAS X-D KHUSUSPROGRAM DIPLOMA IV KEUANGAN SPESIALISASI AKUNTANSISEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARATANGERANG SELATAN

LO 1. BEHAVIOURAL ACCOUNTING RESEARCH: DEFINITION AND SCOPEBehavioural accounting research atau penelitian perilaku dalam akuntansi dapat diartikan secara sederhana sebagai "studi perilaku akuntan atau perilaku non akuntan dimana mereka dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan laporan keuangan".Behavioural accounting research, capital market research dan theory agency research dapat disebut sebagai penelitian positif dalam pengertian bahwa mereka dikaitkan dengan menemukan fakta. Capital market research menyelidiki tentang bagaimana reaksi pasar modal terhadap informasi akuntansi? Agency theory menyelidiki apakahinsentif ekonomi mempengaruhi dalam memilih metode akuntansi? Dan behavioural research menyelidiki bagaimana sebenarnya orang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi?Research dalam perilaku akuntansi pada dasarnya mencakup wilayah dan aktivitas akuntansi yang sangat luas. Sebagai contoh beberapa penelitian behavioural accounting research diterapkan dalam area auditing untuk meningkatkan pengambilan keputusan auditor. Ketika auditor merencanakan audit mereka pada suatu klien tertentu mereka harus mempertimbangkan risiko yang berhubungan dengan klien tersebut, semakin tinggi risikonya semakin banyak pekerjaan auditnya, dan penelitian perilaku akuntansi ini dipakai untuk menganalisa risiko tadi.

LO 2. WHY IS BAR IMPORTANT?Terdapat beberapa alasan mengapa BAR sangat penting untuk praktisi akuntasi dan yang lain:=>Kelompok penelitian akuntansi yang lain seperti pasar modal dan teori agensi tidak bisa menjawaban pertanyaan tentangbagaimanaorang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi. Untuk mengisi kekosongan membutuhkan penelitian yang secara spesifik menguji aktivitas pengambilan keputusan yang menyiapkan (penyaji), pengguna, dan auditor informasi akuntansi.=>BAR dapat memberikan pandangan berharga pada berbagai pihak pengambil keputusan yang berbeda atas cara mereka menghasilkan, bereaksi, dan memproses suatu item informasi akuntansi dan cara komunikasi tertentu. Kita dapat menggunakannya untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam berbagai macam cara.=>BAR berpotensi menyediakan informasi yang bermanfaat untuk regulator akuntansi sepertiAustralian Accounting Standart Board(AASB). Sebagai tujuan pokok akuntansiadalah untuk menyediakan informasi bermanfaat untuk keputusan, anggota AASB terus berhadapan dengan masalah dimana metode akuntansi dan apa tipe pengungkapan yang akan terbukti bermanfaat untuk pengguna laporan keuangan (financial statement).=>BAR juga dapat mengarahkan pada efisiensi dalam praktek kerja akuntan dan profesi yang yang lain. Seperti, keahlian senior dan pengalaman anggota sebuah perusahaan akuntansi dapat dicatat dan dimanfaatkan oleh metode BAR untuk mengembangkan sistem keahlian yang terkomputerisasi untuk suatu variasi dalam konteks pengambilan keputusan (decision making).Development of behavioural accounting researchIstilah BAR pertama kali muncul dalam literatur pada tahun 1967, tetapi penelitian Human Judgement Theory atau HJT menjadi pondasinya dalam literatur atau psikologi dengan karya seminal Ward Edward pada tahun 1954. Aplikasi penelitian pada akuntansi dan auditing dapat terima tahun 1974 ketika Ashton mempublikasikan sebuah studi percobaan (experimental) pertimbangan internal control oleh auditor.Banyak ilmu (diantaranya sains politik, teori organisasi, sosiologi dan statistik) memainkan perannya dalam perkembangan BAR, tetapi jelas sekali ilmu perilaku yang paling penting dalam hubungan kontribusi psikologi. Perkembangan penelitian HJT dalam akuntansi memberikan banyak pada adaptasi metode penelitian telah digunakan dengan baik dalam literatur psikologi, model Brunswik lens. Teknik ini mewakili pendekatan penelitian baru yang sangat kuat yang dapat diaplikasikan pada pertanyaan lama yang memperhatikan pengguna data.An overview of approaches to understanding information processingDasar tujuan penelitian HJT adalah untuk menjelaskan cara yang digunakan masyarakat dan bagian proses informasi akuntansi (dan yang lain) dalam suatu fakta konteks pengambilan keputusan. Kita gambarkan proses pengambilan keputusan seseorang adalah sebuah model. Sehingga, contohnya, kita mungkin menggunakan penelitian teknik HJT terhadap model (atau menggambarkan) cara yang petugas pinjaman bank proses dengan berbagai cara pokok informasi akuntansi (atau isyarat seperti yang mereka sebutkan) seperti laba dan angka arus kas untuk suatu keputusan tentang apakah untuk menyetujui suatu pinjaman dari suatu perusahaan. Walaupun model brunswik lens metode yang mendominasi untuk pongembangan model pembuatan keputusan, juga terdapat dua pendekatan penelitian. Satu di sebut process tracing, yang lain diketahui sebagai paradingma probabilistic judgement, dimana dalam memprosess keputusan mewakili kemungkinan pernyataan berdasarkan pada dalil Baye. 3 Pendekatan yang lain untuk menjelaskan (modelling) pembuatan keputusan adalah: availability, anchoring dan adjusment, dan expert judgment.The Brunswik lens modelBrunswik lens model digunakan pertengahan 1970an, untuk menjadi kerangka analitis dan basis untuk studi tentang judgement yang melibatkan prediksi dan atau evaluasi. Peneliti menggunakan model lensa untuk menginvestigasi hubungan antara banyak petunjuk, bagian informasi, dan keputusan, judgement, atau prediksi dengan melihat keteraturan/pola dari response atas petunjuk itu. Model ini digunakan dengan menggambarkan pembuat keputusan melihat lensa isyarat yang secara kemungkinan berhubungan dengan kejadian , untuk membuat keputusan tentang kejadian itu. Pada dasarnya Brunswik model ini menegaskan dalam pengambilan keputusan, decision maker menggunakan penilaian dengan isyarat (cues) yang sama untuk beberapa alternatif. Hal ini diperjelas pada contoh model 13.1 yang mana petugas pinjaman bank melakukan penilaian pinjaman default/ non-default dengan menggunakan rasio finansial, variabel-variable lain seperti profit dan lainnya sehingga ditemukan persamaan sederhana yang dihasilkan dari analisa atas perilaku pegawai tersebut.Sisi kiri diagram pada Brunswik Lens Model untuk melihat hubungan antara peristiwa dan isyarat informasi yang digunakan pembuat keputusan untuk melihat apakah isyarat yang benar telah digunakan, sehingga bila isyarat tersebut tidak relevan maka dapat diganti dengan informasi yang lebih bermanfaat. Sisi kanan diagram menunjukkan hubungan antara pengambil keputusan dan isyarat informasi. Brunswik ini dapat dilakukan untuk mengetahui apakah pengambil keputusan telah benar menggunakan isyarat informasi akuntansi dan pembobotan secara tepat untuk setiap isyarat. Pembobotan ini menjadi penting karena akan berpengaruh pada penilaian, kesalahan pembobotan akan mengurangi akurasi penilaian. Secara umum Brunswik Lens Model menyebabkan adanya penemuan-penemuan berharga baru terkait:1. Pola isyarat menggunakan bukti dalam berbagai tugas2. Bobot implisit oleh para pengambil keputusan di isyarat informasi3. Akurasi relatif pengambil keputusan pada tingkat keahlian berbeda dalam memprediksi dan mengevaluasi tugas 4. Kondisi di mana expert system dan/atau "model perilaku" melewati perilaku yang dilakukan manusia 5. Stabilitas (konsistensi) dari penilaian manusia dari waktu ke waktu 6. Tingkat pemahaman yang dimiliki para pengambil keputusan mengenai pola mereka dalam menggunakan data7. Tingkat konsensus yang ditampilkan dalam berbagai tugas keputusan kelompok.Karena informasi berguna untuk memahami proses pengambilan keputusan, peneliti telah (dan masih) mencoba untuk menentukan semua model keputusan atau proses keputusan yang digunakan oleh bermacam-macam kelas pengguna.Process Tracing MethodBrunswik Lens Model memang merupakan model pengambilan keputusan yang cukup baik dalam kekuatan prediktifnya karena menunjukkan dari mana keputusan diambil dan apa saja isyarat yang dipakai oleh pengambil keputusan. Namun ada keterbatasan dimana dapat terjadi bias ketika terjadi hal-hal yang mempengaruhi keputusan manusia seperti sakit, lelah, atau kurang konsentrasi. Hal utama yang menjadi kelemahan Brunswik adalah model ini tidak benar-benar menjelaskan bagaimana proses yang terjadi dan bagaimana pengambil keputusan membuat suatu keputusan. Format persamaan Brunswik hanya melihat bahwa pembuat keputusan dapat secara simultan memproses informasi sedangkan di lapangan pengambil keputusan biasanyha menganalisis selangkah demi selangkah, melihat informasi pertama, menilai, lanjut ke informasi kedua, seterusnya sampai keputusan tercapai.Peneliti tetap ingin mencari bagaimana suatu keputusan dibuat, oleh karena itu dibuatlah proses tracing dimana pembuat keputusan menggambarkan langkah yang dilewati ketika membuat keputusan dan digambarkan dengan decision tree sepeti pada gambar 13.2. Terdapat jawaban ya atau tidak untuk menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil dari pertanyaan tersebut.Process Tracing bukan tanpa masalah karena pengambil keputusan terkadang kesulitan menjelaskan langkah mereka dan bila itu keputusan rutin, sering dilakukan, dan familiar maka secara implisit pengambilan keputusan dilakukan tanpa proses yang mendetail dan terjadi di alam bawah sadar.Peneliti mencoba mengatasi keterbatasan tersebut dengan menggabungkan kekuatan prediktif dan deskriptif dari dua pendekatan dan menghasilkan Classification and Regression Trees (CART) sepeti pada gasmbar 13.3. CART ini menggunakan metode statistik untuk memisahkan output dan mambuat titik keputusan untuk klasifikasi kasus yang berbeda-beda. Model CART mengklasifikasikan dengan benar rekomendasi analis dengan deskripsi intuitif dari proses pengambilan keputusan mereka. Namun, dengan ditemukannya semakin banyak data tersedia untuk analisis, semakin kompleks decision tree yang dihasilkan, sehingga lebih sulit untuk menurunkan ke bagian yang sederhana untuk pelatihan analis lainnya. Kompleksitas relatif decision tree menjadi masalah umum yang terjadi meskipun process tracing atau metode CART telah digunakan.Probabilistic JudgementProbabilistic berguna untuk peristiwa akuntansi pada saat dibutuhkannya revisi atas suatu keyakinan awal tentang prediksi atau evaluasi sampai bukti lanjutan tersedia. Contohnya adalah revisi investor atas suatu keputusan investasi di perusahaan karena adanya bukti baru mengenai hasil dari gugatan hukum ke perusahaan.Cara normatif yang benar untuk hal ini dinyatakan adalah Teorema Bayes dengan rumus:Peluang Prosterior = rasio kemungkinan x peluang sebelumnya (Probabilitas revisi) (jumlah dimana harapan (probabilitas awal atau tarif dasar) sebelumnya harus direvisi)

Penilaian melalui teorema Bayes ini diakui oleh auditor dan akuntan karena kebutuhan akan aturan yang paling sederhana (rule of thumb) karena kompleksnya penilaian yang harus dilakukan. Temuan bahwa para pengambil keputusan tak menerapkan aturan perkalian Bayes karena adanya penggunaan aturan sederhana (rule of thumb) atau bias yang membuat keterpaksaan untuk menyederhanakan tugas-tugas penilaian yang kompleks.Tiga kategori aturan praktis (dikenal dalam literatur sebagai 'heuristics') telah diidentifikasi dalam literatur psikologi: keterwakilan, ketersediaan, dan penahan. Peneliti akuntansi keuangan telah mengumpulkan bukti bahwa aturan sderhana atau bias juga ada di akuntan, auditor, dan pengguna laporan keuangan. Hal ini tak berarti aturan-aturan sederhana selalu berfungsi atau aturan tersebut otomatis menyebabkan penilaian buruk. Sebaliknya, sangat mungkin itu mewakili metode efisien dan efektif untuk mengatasi kompleksitas dan keterbatasan proses kognitif manusia. Lens model studies the evidence Banyak peneliti menggunakan brunswick Lens model untuk memeriksa prediksi orang atas kegagalan bisnis. Situasi ini penting dan realistis untuk orang-orang, seperti investor, pesituasi kredit bank, peminjam lainnya, dan auditor. Menggunakan Lens Model sebagai alat penelitian akan memungkinkan analisis atas konsistensi penilaian, apakah model of human behaviour dapat memprediksikan lebih akurat dibandingkan human. Menganalisis kemampuan cues untuk memprediksi kejadian yang masih menjadi pertanyaan. Lebih jauh lagi, dapat memberikan gambaran berdasarkan derajat konsensus di antara pembuat keputusan. Model of Human Behaviour dikembangkan menggunakan representasi matematis dari pola penggunaan cues individual yang kemudian diaplikasikan pada kasus yang dipertanyakan. Bukti secara konsisten menunjukkan bahwa orang cakap dalam mengembangkan dasar atau model untuk memecahkan kesuksesan/kegagalan situasi menggunakan rasio keuangan, namun melebihi hasil yang diharapkan ketika model mereka sendiri yang diaplikasikan secara matematis. Hal ini dikarenakan dua alasan: salah pembobotan atas cues dan ketidakkonsistenan dalam penggunaan aturan keputusan yang dikarenakan kelelahan dan kebosanan.

Libby merupakan orang pertama yang meneliti situasi dalam penetapan kegagalan bisnis, dan kemudian diikuti oleh studi lainnya.hal yang menjadi pertanyaan dalam literatur adalah apakah pengungkapan rate kegagalan aktual atas subjek merupakan hal yang penting untuk mencapai realisme atas situasi tersebut. Abdel Khalik dan El Sheshai menyimpulkan bahwa merupakan pilihan objek atas informasi dibandingkan bagaimana dia memroses cues terpilih yang membatasi akurasi. Simnett dan Trotman menemukan bahwa, meskipun subjek dapat menggunakan semua informasi dari rasio yang mereka pilih sendiri, mereka tidak dapat memperbaiki kinerja ketika diminta untuk menggunakan sebuah model pembobotan cue. Penulis-penulis ini menyimpulkan bahwa ketika subjek tidak dapat memilih rasio mereka sendiri, kinerja pemrosesan informasi mereka menurun.Literatur kelebihan (overload) informasi telah berimplikasi terhadap masalah penyajian dan pengungkapan pada akuntansi keuangan.Overconfidence yang berdampak pada hasil yang tidak meyakinkan dan tingkat konsistensi rendah, berasal dari tiga faktor:a. Kecenderungan manusia untuk mencari dan melebihkan bobot pada umpan balik yang positifb. Sifat terbatas pada umpan balik pada beberapa contohc. Interdependensi atas tindakan dan hasil Libby dan Zimmer menemukan bahwa akurasi atas penilaian akan meningkat seiring dengan meningkatknya confidence , namun studi lainnya menunjukkan bahwa confidence tidak ada hubungannya dengan akurasi.Setelah menguji bukti Lens Model yang dikumpulkan dari banyak situasi pengambilan keputusan, termasuk prediksi kegagalan, Libby meringkaskan sebagai berikut (tahun 1981):Dalam banyak situasi pengambilan keputusan, prediksi lingkungan dari ketersediaan informasi adalah rendah, bahkan pada situasi dimana prediksi lingkungan secara relatif tinggi. Ketidakkonsistenan dan ketidaktepatan pembobotan atas cues berkontribusi pada pencapaian yang buruk. Kombinasi informasi kuantitatif tidak muncul sebagai fungsi yang dijalankan dengan baik oleh orang-orang. Dan dalam situasi ini, orang-orang digantikan dengan model (model regresi lingkungan model orang, dan model persamaan pembobotan) menjanjikan peningkatan akurasi prediksi. Proses tracing studies evidenceBrunswik lens model dan studi process tracing style adalah teknologi berbeda dengan kesamaan objek dari model pengambilan keputusan selengkap mungkin. Lens model secara implisit memperlakukan proses pengambilan keputusan sebagai sebuah kombinasi linier sederhana atas cues informasi sedangkan decision trees berasal dari proses tracing yang menyatakan langkah demi langkah sifat pengambilan keputusan, di mana isi informasi dari satu potongan data berinteraksi dengan potongan data lain.Mayoritas studi yang telah menginvestigasi linearitas penilaian pembuat keputusan, menyimpulkan bahwa asumsi dari kombinasi linear sederhana dari cues informasi adalah dibenarkan, tetapi beberapa studi dalam konteks bisnis menemukan bukti interaksi signifikan secara statistik antara item-item informasi menyarankan bahwa metode process tracing adalah teknik modeling yang berguna dalam menyajikan pembuatan keputusan dalam beberapa konteks.Studi terkait lens model dan process tracing: Lacker dan LessigMenemukan bahwa process tracing lebih unggul daripada model linier statistik dalam beberapa skenario. Selling dan ShankMenemukan kebalikannya ketika kedua pendekatan tersebut dibandingkan dalam situasi yang melibatkan prediksi atas kebangkrutan.Kesimpulan: setiap tipe penyimpulan membutuhkan tipe atau model proses pengambilan keputusan yang berbeda. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tipe karakteristik pekerjaan penyimpulan manakah yang paling pas untuk memproses informasi.Format dan Penyajian Laporan KeuanganPada tahun 1976, Libby mengamati bahwa terdapat tiga pilihan mendasar yang diperlukan untuk meningkatkan proses pengambilan keputusan:1. Mengubah penyajian dan jumlah informasi,2. Mendidik para pengambil keputusan,3. Mengubah model para pengambil keputusan dengan menggunakan model berat tertimbang(cue-weighting model)Yang mengejutkan, penelitian yang dilakukan dalam memastikan format penyajian akuntansi yang ideal itu seperti apa berjumlah sedikit. Penelitian yang ada cenderung bertujuan untuk memeriksa perubahan radikal dalam penyajian laporan keuangan dalam bentuk multidimensi grafis.Lens Model berguna dalam pengujian isu-isu yang berkembang dalam penyajian laporan keuangan sebagaimana dalam analisis penilaian prediktif. Hal tersebut memungkinkan analisis atas keakurasian penilaian manusia dalam menentukan sejauh mana individu itu mampu mendeteksi sifat-sifat esensial/penting dari situasi penilaian dan menerapkan kebijakan penilaian yang konsisten. Jika perubahan dalam format laporan informasi menghasilkan peningkatan salah satu karakteristik sebagaimana disebutkan sebelumnya, akurasi dari penilaian orang pastinya meningkat. Tujuan decision-usefulness, diadopsi dalam kerangka kerja konseptual, tergantung secara terpisah pada kemampuan pengguna dalam menginterpretasikan data untuk investasi yang diberikan atau keputusan kredit. Dampak dari perubahan dalam format laporan keuangan pada kemampuan subjek dalam mendeteksi perubahan status/posisi keuangan perusahaan dapat diperiksa dengan cara yang sama ketika menggunakan Lens Model Framework.Grafis multidimensi yang paling banyak diteliti tertuang dalam bentuk skema atau Chernoff faces seperti digambarkan di bawah ini.196919701971197219731974

Gambar 1. Chernoff faces merepresentasikan perubahan dalam kondisi keuanganDitemukan oleh Herman Chernoff pada tahun 1973, yakni suatu metode visualisasi data yang menggambarkan beberapa variasi data melalui bentuk-bentuk wajah manusia. Wajah-wajah tersebut dibentuk dengan memetaan perubahan variabel keuangan ke dalam fitur wajah. Presisi matematis dalam hal panjang hidung, sudut alis dan kelengkungan garis bibir digunakan untuk mewakili peubahan posisi keuangan dari periode sekian ke periode berikutnya.Ketertarikan pada model penyajian seperti ini muncul pada tahun 1979, ketika Moriarty melaporkan bahwa subyek yang menggunakan grafik untuk menggambarkan informasi keuangan lebih menghasilkan model penekanan yang diterima dengan baik (outperformed a well-accepted financial distress model). Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada penemuan penelitian yang konsisten bahwa model mengungguli orang dan dengan demikian bentuk penyajian seperti ini memberikan menjanjikan. Stock dan Watson menyimpulkan bahwa: ....... pendekatan grafis multidimensi akan berguna bila biaya atau ketersediaan data untuk membuat model statistik yang baik adalah mustahil dibangun, terutama jika hasil dari grafis multidimensi setidaknya sama baiknya dengan hasil model (model Lens). Hingga saat ini, para pembuat laporan keuangan belum siap untuk menyajikan grafik seperti yang disajikan dalam Chernoff faces. Namun, penggunaan warna dan grafik konvensional adalah umum dipakai (wajar). Para peneliti di bidang statistik, psikologi, sistem informasi, dan pendidikan telah meneliti keunggulan relatif dari berbagai macam grafik dan bentuk tabular penyajian secara visual untuk menampilkan informasi keuangan dan non-keuangan. Hingga saat ini, hasilnya masih bertentangan dan dipertanyakan, tetapi dalam konteks akuntansi, penyajian informasi mempengaruhi proses pembuatan keputusan.Sebagai contoh, Blocher, Moffie, dan Zmud meneliti dampak dari berbagai macam bentuk penyajian (menggunakan tabel dan grafis berwarna) pada akurasi dan tingkat bias keputusan auditor internal. Mereka menemukan bahwa efektivitas relatif dari berbagai macam bentuk penyajian merupakan sebuah fungsi dari jumlah informasi yang disajikan pada, dan harus diproses oleh, para pengambil keputusan.Davis meneliti dampak dari penggunaan tiga jenis format grafis dari laporan keuangan (diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran) dan tabel konvensional. Penelitian tersebut menemukan bahwa upaya para pengambil keputusan untuk menjawab/bertindak berdasarkan laporan dan bentuk penyajiannya akan berpengaruh pada kinerja. Tidak satupun bentuk penyajian laporan keuangan yang merupakan terbaik dalam semua situasi.Peramalan/perkiraan keuangan adalah tugas yang dipilih oleh Desanctis dan Javerpaa untuk menilai dampak dari penggunaan diagram batang dibandingkan dengan tabel. Mereka menemukan fakta bahwa hanya perbaikan moderat pada akurasi dalam akurasi penilaian perkiraan yang berhubungan dengan format grafis. Para penulis memperingatkan bahwa ketika data akuntansi disajikan dalam format grafik, pengguna memerlukan proses penyesuaian atau pembelajaran sebelum informasi grafis menjadi bermakna.Dalam konteks audit, Ricchiute menemukan fakta bahwa penilaian mengenai penyesuaian yang diperlukan ke dalam akun-akun kemungkinan dipengaruhi oleh modus/motif dari penyajian informasi kepada auditor, secara visual atau auditory (audio). Semenjak sebagian besar penelitian audit menyajikan bahan-bahan tertulis, ia memperingatkan bahwa penemuan tersebut dapat mengancam kemampuan generalisasi dari hasil.

Penelitian terbaru menegaskan bahwa dampak dari format dan gaya penyajian yang berbeda menyisakan sesuatu yang kompleks yang memerlukan investigasi khusus lebih lanjut. Dalam dua studi yang didasarkan pada skenario prediksi kebangkrutan, So dan Smith meneliti dampak dari grafik berwarna, gender, kompleksitas tugas, dan format penyajian yang berbeda pada keakuratan prediksi sampel, terutama yang terdiri dari mahasiswa sarjana bisnis. Di dalam salah satu penelitian, para pengambil keputusan menggunakan diagram batang warna atau hitam-putih untuk rasio keuangan sebagai dasar penilaian mereka dalam tugas yang berbeda-beda, baik dalam kondisi yang kompleks ataupun sederhana.Dalam studi yang lain, So dan Smith memperoleh hasil yang menegaskan pernyataan dari Desanctis dan Jarvenpaa sebelumnya untuk lebih banyak pendidikan pada penggunaan gambar. So dan Smith meminta kepada para pengambil keputusan untuk bekerja dengan serangkaian data dari: kombinasi tabel dan diagram batang, atau tabel dengan Chernoff faces, atau menggunakan tabel saja. Mereka mendapati bahwa dalam kondisi dimana kompleksitas informasi itu tinggi, penggunaan tabel saja akan memberikan hasil yang paling akurat, dengan kata lain bahwa penggunaan grafik dan representasi gambar akan memberikan data yang kurang efektif dalam pengambilan keputusan. Salah satu alasan yang memungkinkan adalah keinginan dari para pengambil keputusan untuk memilih opsi yang lebih mudah ketika situasinya kompleks/rumit, akan tetapi representasi bergambar dan grafis bersifat lebih abstrak dan kurang rinci jika dibandingkan dengan data tabel. Temuan ini menjadi perhatian pada zaman ketika banyak peusahaan yang beralih menggunakan internet dan gaya penyajian multimedia untuk berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders)Contoh-contoh di atas membuktikan kebenaran klaim Wainer dan Thiessen dimana tidak ada teori yang dikembangkan dan teruji secara baik dapat digunakan untuk menentukan bentuk penyajian seperti apa yang sesuai dengan berbagai jenis kondisi.

PROBABILISTIC JUDGEMENTDalam banyak konteks akuntansi dan khususnya di auditing, tidak ada solusi benar yang penilaiannya dapat dibandingkan untuk menilai akurasinya.salah satu cara untuk menutupi kekurangan kriteria dalam benchmark ini adalah dengan menguji derajat konsensus berdasarkan putusan partikular di antara sejumlah pembuat keputusan. Cara yang lain yaitu dengan menggunakan model statistik atau matematis.

Tiga kategori aturan praktis yang diidentifikasikan dalam literatur psikologi adalah Representative, menyatakan bahwa ketika menilai kemungkinan bahwa sebuah item partikular berasal dari populasi atas item partikular, penilaian orang akan ditentukan oleh tingkat dimana item tersebut merepresentasikan populasi. Representasi yang lebih tinggi akan dinilai memiliki tingkat probabilitas keterjadian yang lebih tinggi dibandingkan yang lebih rendah. Availability, merujuk kepada penilaian atas probabilitas sebuah kejadian berdasarkan hal mana dari kejadian tersebut yang sering datang ke pikiran. Anchoring and Adjustment, merujuk pada sebuah proses penilaian umum di mana yang pertama kali dihasilkan atau direspon diperlakukan sebagai anchor, dan informasi lain digunakan untuk mengadjust respon tersebut.

LO.3 REPRESENTATIVENESS: THE EVIDENCEKahneman dan Tversky pertama kali melaporkan adanya keterwakilan dan kecenderungan untuk mengabaikan informasi mendasar. Sejak saat itu, penelitian di kedua bidang psikologis dan akuntansi telah menyelidiki fenomena tersebut. Bukti menunjukkan bahwa ketidakjelasan muncul dalam hal penggunaan informasi yang mendasar terkadang diabaikan namun terkadang digunakan secara tepat didalam menentukan probabilitas dari suatu peristiwa. Penggunaan informasi tarif dasar tampaknya sangat sensitif terhadap berbagai tugas dan konteks, dan hal ini telah mengarah kepada hipotesis bahwa penalaran probabilistik melibatkan pengolahan kontingen.Joyce dan Biddle menggunakan adaptasi akuntansi pada detektor pencurian/kebohongan karyawan sebagaimana yang sebelumnya diberikan dalam bab ini untuk menggambarkan penerapan teorema Bayes. Seperti yang telah diperkirakan seperti pada contoh sebelumnya, subyek akan memberikan perhatian yang kecil untuk informasi tingkat dasar rendah yang diberikan. Sejak penilaian audit sering melibatkan tingkat dasar rendah, dampak peristiwa tinggi (contohnya : fraud), penulis menekankan tentang implikasi dari hasil ini. Namun, Holt meragukan temuan Joyce dan Biddle, memperdebatkan bahwa hal itu adalah pengungkapan masalah yang mengarah ke efek framing, yang telah didorong dari hasil mereka. Efek Framing didefinisikan sebagai perspektif kognitif yang ditimbulkan oleh karakteristik tugas. Efek ini sering digambarkan dengan menggunakan analogi half empty/half full glass di mana pesimistis menganggap gelas sebagai setengah kosong (half empty) dan optimistis memandang gelas yang sama sebagai setengah penuh (half full).

A. Availability: The EvidenceDasar dari aturan ini adalah penilaian yang didasarkan pada pengambilan dari memori atau konstruksi skenario yang relevan. Contohnya semakin cepat mengingat masalah, atau semakin mudah orang untuk mengingat masalah atau menghasilkan penjelasan tentang suatu peristiwa, semakin tinggi kemungkinan terjadinya penilaian terjadinya peristiwa. Namun, ini membutuhkan sampel besar dari probabilitas untuk meningkatkan akurasi prediksi.Moser memeriksa ketersediaan aturan praktis sehubungan dengan penilaian prediktif investor. Dia meminta setengah dari 58 subjek untuk membuat daftar alasan-alasan target keuntungan perusahaan akan meningkat dan alasan keuntungan perusahaan akan menurun. Subyek-subyek yang tersisa diurutkan dalam susunan berlawanan. Moser menemukan bahwa kelompok pertama subjek membuat prediksi probabilitas yang lebih tinggi mengenai peningkatan keuntungan bagi perusahaan, meskipun tidak ada dasar objektif bagi optimisme mereka. Hasil subjek mampu menghasilkan alasan paling mendukung yang dinilai lebih mungkin. Dia menyimpulkan bahwa beberapa peristiwa lingkungan mengenai perusahaan tertentu yang menyebabkan liputan berita yang tidak proporsional mungkin sistematis mempengaruhi prediksi penilaian. Investor individual mungkin baik overprice atau underprice saham karena kecenderungan semuanya untuk berpikir tentang perusahaan dari perspektif yang sama - optimis atau pesimisB. Anchoring and Adjustment: The EvidenceJoyce dan Biddle kembali menggunakan praktik auditor sebagai subyek dalam memeriksa efek perubahan dalam sistem pengendalian internal pada perluasan pengujian substantif (tes pemeriksaan yang dirancang untuk mencari keberadaan kesalahan dolar di akun-akun). Diharapkan bahwa subjek akan menyesuaikan perubahan dalam pengendalian internal dengan menyesuaikan cakupan audit tetapi penyesuaian tidak akan cukup sebagai penetapan pada awal pengendalian internal yang akan terjadi. Tidak ada bukti penetapan dan penyesuaian ditemukan. Namun, Kinney dan Uecker tidak menemukan bukti penetapan dan penyesuaian dalam review analitis (analisis rasio) dan uji kepatuhan (uji audit pengendalian internal) tugas.C. Expert Judgement and Rules of ThumbPenelitian yang melibatkan penilaian ahli berkaitan dengan memeriksa proses berpikir ahli dan penentu keahlian. Newell dan Simon memberikan kerangka analisis dengan teori mereka yang dibatasi secara rasional. Mereka menyarankan bahwa manusia memiliki sebuah memori jangka pendek dengan setiap kapasitas terbatas (4-7 bagian) dan memori jangka panjang hampir tak terbatas. Struktur dari ingatan dan karakteristik tugas ini menggabungkan untuk menentukan cara berbagai jenis masalah diwakili dalam memori (representasi kognitif) yang pada gilirannya menentukan cara masalah ini diselesaikan.Banyak pekerjaan awal dalam memori ahli melibatkan praktisi medis dan master catur. Kemampuan para ahli untuk secara efektif memperluas kapasitas memori mereka dalam situasi yang berkaitan dengan keahlian mereka telah menjadi temuan yang konsisten dalam literatur. Sepertinya sekelompok kecil nilai isyarat mengingatkan seperangkat besar isyarat yang terkait dengan prototipe. Penjelasannya terletak pada penggunaan keterwakilan untuk mengenali pola umum dan membawa prototipe ke dalam memori jangka pendek dari memori jangka panjang.Bouwman menemukan bukti keterwakilan dalam tugas akuntansi ketika ia meminta mahasiswa (pemula) dan 3 akuntan (ahli) untuk menganalisis empat kasus yang berisi informasi keuangan yang luas untuk menentukan setiap bidang masalah mendasar. Ia menemukan bahwa para ahli mengikuti strategi diarahkan berdasarkan daftar cek, tren kompleks standar dan stereotip, dan dikembangkan gambaran perusahaan secara keseluruhan. Para ahli, ketika menghadapi pelanggaran stereotip, berusaha untuk mengungkap penyebabnya, mencari baik bukti konfirmasi dan non-mengkonfirmasikan. Para mahasiswa, di sisi lain, mengikuti strategi sekuensial diarahkan sederhana, mengevaluasi informasi tentang urutan yang disajikan, mencari fakta yang signifikan yang dapat menjelaskan situasi. Mereka mencari untuk konfirmasi bukti dan tidak berusaha untuk menemukan penjelasan sebab akibat.Sejumlah penelitian audit telah mengkonfirmasikan bahwa ahli audit yang memiliki ingatan yang lebih baik, kemampuan integratif dan frekuensi kesalahan kemampuan belajar dari yang dilakukan pemula. Ahli-ahli Audit menunjukan bukti dari ketiga aturan praktis dan belum jelas bahwa ini hasil yang diperlukan dalam kualitas rendah dalam pengambilan keputusan. Sifat double-entry dari pembukuan berarti bahwa tes audit sering tumpang tindih dan mekanisme (misalnya review partner) yang mencoba untuk menjamin kualitas. Metode proses penelusuran yang mungkin menjadi cara yang baik untuk belajar lebih banyak tentang perbedaan antara proses pengambilan keputusan para ahli dan pemula. Pengetahuan ini akan berharga untuk tujuan pelatihan.

LO4. ACCOUNTING AND BEHAVIOURAkuntansi hadir sebagai fungsi langsung dari kegiatan individu atau kelompok individu (didefinisikan sebagai entitas akuntansi). Terdapat sudut pandang yang berbeda dari akuntansi, menunjukkan adanya kemungkinan sejumlah perspektif akuntansi. Bahkan dalam periode peraturan pemerintahan terpusat atas pengungkapan akuntansi oleh perusahaan, ada ribuan pilihan dan asumsi yang diperlukan antara alternatif teknik akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk entitas perusahaan. Walaupun berada dalam peraturan lebih ketat dari undang-undang perpajakan di Australia, ada kebijakan yang cukup besar dalam teknik pengadopsian, dan interpretasi dari informasi yang dilaporkan, merupakan masalah dari perspektif. Ada banyak kepentingan yang bersaing di berbagai orang yang menginterpretasikan informasi keuangan yang dilaporkan oleh organisasi. Pada dasarnya, para pengguna informasi akuntansi mewakili berbagai perspektif dan tujuan, mulai dari kelompok karyawan (serikat buruh), pemegang saham individu dan kelompok investor untuk pengelolaan organisasi, pembuat standar akuntansi sering menghabiskan banyak waktu memperdebatkan validitas teknis dari teknik khusus yang diusulkan. Namun, sebelumnya validitas teknis merupakan masalah perspektif.Tujuan dari bagian ini adalah untuk memperkuat tema yang mendasari seluruhnya dan sejumlah bab lain dari buku ini, akuntansi yang merupakan fungsi dari perilaku dan aktivitas manusia. Dengan demikian, informasi akuntansi akan mempengaruhi perilaku baik dalam metode yang diadopsi untuk mengukur dan melaporkan informasi, dan sebagai respon terhadap keterbukaan informasi. Tanggapan terhadap informasi adalah fungsi dari perspektif manusia dan karena itu tidak lepas dari tujuan pribadi dan kepentingan pengguna, apakah bertindak sebagai seperti kepentingan individu atau sebagai kelompok. Akibatnya, akuntansi beroperasi dalam lingkungan yang kompleks. Akuntan harus menyadari lingkungan seperti ini dan menghargai dampak informasi akuntansi terhadap perilaku.Burchell dkk merangkum peran penting akuntansi dalam konteks board economic sebagai:Data akuntansi sekarang digunakan dalam derivasi dan pelaksanaan kebijakan untuk stabilisasi ekonomi, harga dan pengendalian upah untuk regulasi sektor industri dan komersial tertentu dan perencanaan sumber daya ekonomi nasional dalam kondisi peperangan dan perdamaian dan kemakmuran dan depresi. Tidak lagi dilihat sebagai sekedar unit dari rutinitas kalkulatif, sekarang berfungsi sebagai mekanisme terpadu dan berpengaruh untuk manajemen ekonomi dan sosial.Selain itu, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dalam sistem akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. Akuntansi bukanlah proses satu arah, dengan informasi akuntansi mempengaruhi perilaku atau mendorong respon pada bagian dari beberapa kelompok pengguna. Informasi dan system akuntansi dipengaruhi dan diubah oleh faktor, yang sebagian besar berada di luar kendali langsung akuntan. Menurut Zimmerman, sistem akuntansi adalah komponen fundamental dari arsitektur organisasi, dengan manajer senior yang terus berusaha mengadaptasi arsitektur untuk memastikan struktur terbaik dari perusahaan.Zimmerman menyediakan dua pengamatan penting tentang faktor yang mempengaruhi sistem akuntansi, yaitu:1) Perubahan dalam sistem akuntansi yang sudah terjadi dalam ruang hampa. Perubahan sistem akuntansi umumnya terjadi pada waktu yang sama sebagai perubahan dalam strategi bisnis perusahaan dan perubahan organisasi lainnya, khususnya yang berkaitan dengan pemisahan hak keputusan dan evaluasi kinerja dan sistem penghargaan.2) Perubahan dalam arsitektur perusahaan, termasuk perubahan dalam sistem akuntansi, yang mungkin terjadi dalam menanggapi perubahan dalam strategi bisnis perusahaan yang disebabkan oleh guncangan eksternal dari teknologi dan kondisi pasar pergeseran.

Informasi akuntansi sehingga secara signifikan mempengaruhi perilaku individu baik dalam suatu entitas dan eksternal padanya. Namun, pengaruh dua arah, dengan individu (atau grup individu) langsung dan tidak langsung mempengaruhi struktur sistem akuntansi dan pengungkapan informasi. Jika penelitian perilaku adalah untuk kemajuan dan memberikan pemahaman yang berharga tentang hubungan yang kompleks, hal itu akan harus menyimpang dari penelitian pasar modal yang beroperasi di bawah asumsi yang mewakili individu atau kelompok pemegang saham sebagai seperangkat interchangeable blanks (masing-masing berbagi kekuatan yang sama dari interpretasi, film dan keyakinan) dan yang menerima bahwa ekonomi, masyarakat dan entitas di dalamnya hidup organisme kompleks yang tidak bertindak dalam isolasi tetapi efek satu sama lain dalam cara yang kompleks.

LO.5 KETERBATASAN BARSering kontradiksi (dan membuat frustasi) antara penemuan penelitian yang serupa yang berarti bahwa memproses informasi manusia jauh lebih kompleks dari pada mengembangkan teori dan penelitian.Tiga level kritikan yang menolak penelitian ini, atas keterbatasan BAR ini yaitu:1. Studi pada topik yang sama menghasilkan hasil yang bertentangan, menghalangi petunjuk konklusif untuk pengambilan keputusan kebijakan perusahaan. 1. Subjek dan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini seringkali berbeda dari yang mereka temukan dalam kondisi penilaian yang sebenarnya. 1. Para peneliti di bidang akuntansi selalu memliki pertanyaan bahwa, apakah kebijakan dipengaruhi oleh penelitian dalam pengambilan keputusan.Secara keseluruhan, keterbatasan terbesar dalam BAR adalah tidak adanya satu landasan teori yang dapat membantu menggabungkan beragamnya pertanyaan pertanyaan dalam penelitian dan penemuan BAR tersebut. Peneliti BAR banyak meminjam pemikiran dari berbagai disiplin ilmu dan tidak memiliki persamaan framework satu sama lain. Hal ini menyebabkan sulitnya mengeneralisasi bagi policy makers Namun demikian, benar bahwa Behavour Accounting Research merupakan suatu yang bernilai dan praktis dalam penelitian di dunia pendidikan. Metode BAR telah digunakan oleh banyak kelompok dalam pengambilan keputusan untuk mengembangkan sistem yang lebih maju dan sebagai alat-alat praktis lainnya untuk tujuan pengolahan informasi dan pelatihan di tempat kerja. BAR juga menawarkan untuk upaya pengungkapan dalam kesalahan sistematis (systematic error).Sejauh ini, upaya untuk meneruskan dalam teknologi dan metode penelitian akan memungkinkan para peneliti BAR di masa depan untuk mengembangkan hipotesis yang lebih lengkap dan menguji bagaimana para pengambil keputusan memproses informasi akuntansi.

LO6. ISU BAGI AUDITORSebagaimana BAR dapat menjawab pertanyaan mengenai bagaimana orang menggunakandan memproses informasi akuntansi, penelitian audit perilaku dapat melakukan investigasi atas hasil pekerjaan audit yang telah dibuat dan opini mereka atas hasil auditnya.BAR memeriksa karakteristik high-performing auditor dan faktor yang mempengaruhi opini auditor. Hasilnya menunjukkan bahwa auditor spesialis industri membutuhkan auditor lain ketika mereka dalam lingkungan spesialisasi industri. Mereka tampil untuk memproses bagian kecil informasi secara lebih efisien dan efektif untuk mencerminkan eksistensi dari laporan keuangan. Penelitian eksperimental juga menunjukkan bahwa terdapat interaksi kompleks antara pengalaman dan keadaan (context) dalam keputusan pelaporan auditor. Apalagi, penelitian ini menunjukkan bahwa investor memberi reaksi sebagai rasa bahwa auditor independen lemah ketika auditor menerima pendapatan layanan non-audit dari klien yang mereka audit bahkan jika auditor independent memang tidak membuat-buat (dalam membuat keputusan). Bagaimanapun, penelitian eksperimental menantang ketika mereka mencoba untuk merealisasikan keseimbangan dan kesederhanaan dalam desain penelitian.

Halaman 2 dari 18