embrio ayam mikro

20
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroteknik atau teknik histologi merupakan ilmu atau seni mempersiapkan organ, jaringan atau bagian jaringan untuk dapat diamati dan ditelaah. Penelaahan umumnya dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur jaringan secara terperinci pada galibnya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Salah satu objek pengamatan yang sering digunakan Embrio. Whole mount merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan diamati dengan mikroskop dengan tanpa didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun individu. Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole mount ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih

Upload: gusti-ericsandra

Post on 20-Oct-2015

113 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Mikroteknik atau teknik histologi merupakan ilmu atau seni mempersiapkan organ, jaringan atau bagian jaringan untuk dapat diamati dan ditelaah. Penelaahan umumnya dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur jaringan secara terperinci pada galibnya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Salah satu objek pengamatan yang sering digunakan Embrio.

Whole mount merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan diamati dengan mikroskop dengan tanpa didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun individu. Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole mount ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi secara umum saja.

Embrio adalah mahluk yang sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Baik kandungan itu berada dalam tubuh induk (dalam rahim) atau di luar tubuh induk (dalam telur).Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Perkembangan embrio ayam tidak dapat seluruhnya dilihat dengan mata telanjang, melainkan perlu bantuan alat khusus seperti mikroskop atau kaca pembesar. Berbeda dengan hewan mamalia yang membesarkan embrio di dalam tubuh, melahirkan anak dan kemudian memeliharanya, maka hewan jenis unggas menghasilkan telur yang mengandung cukup zat-zat makanan bagi embrio untuk berkembang diluar tubuh dan tidak ada makanan khusus yang diperlukan setelah menetas. Berdasarkan uraian sebelumnya maka dilaksanakan praktikum Whole Mount Embrio Ayam.B. Rumusan MasalahRumuan masalah pada praktikum Whole Mount Embrio Ayam adalah bagaimana membuat preparat utuh dari embrio ayam?C. Tujuan praktikum

Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum Whole Mount Embrio Ayam adalah untuk membuat preparat utuh dari embrio ayam.D. Manfaat praktikum

Manfaat yang akan diperoleh dalam praktikum Whole Mount Embrio Ayam adalah dapat membuat preparat utuh dari embrio ayam.II. TINJAUAN PUSTAKATubuh embrio didalamnya terdapat sepasang calon gonad. Calon gonad ini sering disebut pulaanlage atau primordium dari kelenjar gonad. Tempat calon gonad ini ada dilereng medial dari pronephrosk kelamin, kira-kira ada dibawah calon ginjal. Pembentukan gonad dimulai dari hiperplasia epitel coclom. Jumlah epitel yang mengalami hiperplasia bertambah. Daetrahnya meluas dan memanjang, selanjutnya bidang yang menebal ini disebut bidang benih (Pertodiuhardjo 1980).

Whole mount adalah suatu metode pembuatan preparat yang kemidian akan diamati dengan mikroskop dengan tanpa didahului adanya proses pemotongan. Pada metode ini, preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun individu. Image yang dihasilkan oleh preparat whole mount ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi secara umum saja. (Yatim, 1994).Sel telur telur difiksasi, maka sel telur akan mengaami pembelahan meroblastik, dimana pembelahan sel hanya terjadi dalam daerah kecil sitoplasma yang bebas kuning telur. Pembelahan awal menghasilkan tudung sel yang disebut blastomer, kemudian memisah menjadi dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah atau epibalis dan hipoblas. Perkembangan embrio memperlihatkan keseragaman yang mencolok. Hal ini terlihat jelas pada waktu terjadi pembelahan, morfogenesis dan tahap diferensiasi awal. (Kimball, 1983).Pembuahan adalah penyatuan antara sel gamet (sel kelamin) jantan dan betina. Proses pembuahan akan menghasilkan zigot. Proses pembuahan dapat terjadi secara eksternal (di luar tubuh) maupun secara internal (di dalam tubuh). Jika ovum dibuahi di luar tubuh induk, embrio pada umumnya berkembang di luar tubuh induknya juga. Dalam keadaan demikian, embrio memperoleh seluruh makanan yang diperlukan dari cadangan makanan yang telah tersedia di dalam ovum/telur. Namun, kondisi lingkungan di luar tubuh sering kali tidak sesuai dengan kondisi yang diperlukan untuk perkembangan embrio yang maksimal. Untuk itu, induk hewan pada umumnya menyiapkan sarang khusus untuk menyimpan dan mengerami telur mereka ( Isnaeni, 2006).Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan pada ayam khususnya, hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami rudimenter (Tenzer, 2003). III. METODE PRAKTIKUMA. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 25 November 2013, pukul 15.00-17.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum Membuat Sediaan Whole Mount Embrio Ayam dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan fungsi praktikum Whole Mount Embrio AyamNo.Nama AlatFungsi

1.Kaca BendaSebagai media whole mount embrio ayam

2.Gunting biasaUntuk menggunting bagian tumpul dari cangkang telur

3.Gunting kecil Untuk menggunting cangkang telur dan bagian ekstra embrional

4.Pinset kecil ujung runcing lurusUntuk menusuk kulit telur

5.Pinset ujung runcing bengkokUntuk memisahkan embrio dari bagian ekstra embrionalnya

6.Gelas arloji besarUntuk menutup wadah dari embrio yang sedang direndam di dalam larutan

7.Gelas arloji kecil/cawan petriWadah untuk merendam embrio

8.PensilUntuk menandai bagian telur yang akan dibuka

9.Baskom kecilWadah untuk merendam telur agar dapat dipastikan telur yang baik dan tidak

10.Mikroskop stereoUntuk mengamati sediaan whole mount embrio ayam

12.Kamera digitalUntuk memotret hasil pengamatan

13.StopwatchUntuk menghitung lamanya perendaman

Bahan yang digunakan dalam praktikum Whole mount embrio ayam dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Whole mount embrio ayamNo.Nama BahanKegunaan

1.Telur yang telah dierami Sebagai objek pengamatan

2.Larutan fisiologis (NaCl 0,9%)Untuk membersihkan embrio

3.Larutan alkohol 70%Untuk mencuci (washing) dan dehidrasi pada embrio

4.Larutan alkohol 80%, 90%, 96%, dan 100%Untuk proses dehidrasi pada embrio

5.Larutan eosin YUntuk proses pewarnaan pada embrio

6.Larutan xilolUntuk proses dealkoholisasi pada embrio

7.AirUntuk merendam telur agar dapat dipilih telur yang baik

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Membuat Sediaan Whole Mount Embrio Ayam yaitu sebagai berikut:

1. Membuat lingkaran dengan pensil tempat embrio yang akan dibuka. Memasukkan telur ke dalam sebuah bejana berisi air, mengupayakan agar telur tersebut tenggelam seluruhnya.

2. Menusuk bagian yang tumpul (rongga udara), sehingga gelembung-gelembung udara keluar dan vitelus turun yang akan memudahkan membuka kulit telur.

3. Menusuk bagian yang telah ditandai tadi dengan pinset, lalu menggunting lingkaran pada kulit kapur dengan gunting bengkok kemudian mengangkat kulit kapur tersebut dengan pinset agar embrio tampak.

4. Mengisap cairan disekitar embrio dengan pipet namun mengusahakan agar blastoderm dan daerah ekstra embrional tidak ikut terisap. Setelah cairan di sekitar embrio habis, memindahkan embrio di dalam gelas arloji kecil.

5. Menggunting membran vitelina, selanjutnya menggunting dengan gunting kecil bengkok area embrional di luar sinus terminalis juga di bawah blastoderm agar terlepas dari vitelus. Menarik blastoderm tersebut dengan hati-hati menggunakan pinset.

6. Mencuci embrio dengan larutan garam fisiologis sampai bersih dengan semprotan-semprotan pipet perlahan-lahan.

7. Memfiksasi embrio menggunakan larutan bouin secara hati-hati menggunakan pipet tetes selama 10 menit tergantung pada besar kecilnya embrio.

8. Washing:

Menempatkan embrio dalam alkohol 70% selama 3x5 menit.

9. Pewarnaan:

Memasukkan embrio dalam larutan pewarna Eosin Y selama 2 menit.

10. Washing:

Memasukkan dalam alkohol 70% selama 3x5 menit.

11. Dehidrasi:

Dalam alkohol 70% selama 5 menit

Dalam alkohol 80% selama 5 menit

Dalam alkohol 90% selama 5 menit

Dalam alkohol 96% selama 5 menit

Dalam alkohol 100% selama 5 menit

12. Dealkoholisasi (clearing):

Memasukkan embrio dalam toluol kemudian xilol sampai kepala tampak jelas.

13. Mounting:

Meletakkan embrio pada kaca benda yang telah diberi canada balsam.

14. Pengamatan:

Mengamati dengan menggunakan mikroskop stereo kemudian mengidentifikasi bagian-bagian embrio tersebut. IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil PengamatanHasil pengamatan pada praktikum Whole Mount Embrio Ayam adalah sebagai berikut : Keterangan :1. Bakal Kepala

2. Bakal Mata3. Bakal Mulut/ paruh4. Bakal Sayap5. Bakal Kaki6. Bakal ekor

B. PembahasanMetode sediaan whole mount yang merupakan suatu metode keseluruhan untuk membuat preparat awetan dari suatu organisme kecil secara keseluruhan. Embrio ayam yang diamati telah memiliki bagianbagian yang tampak jelas tanpa menggunakan mikroskop, bagian-bagian embrio tersebut meliputi bakal ekor, bakal kaki, bakal sayap, bakal paruh, dan bakal mata dan bakal ekor. Hal ini menunjukkan bahwa embrio sudah melewati tahap differensiasi dan sedang berada dalam tahap organogenesis sebab bagian-bagian dari embrio tersebut sudah hampir tampak jelas. Telur sebelum membentuk suatu embrio dengan bagian-bagian yang begitu jelas, telur ayam mengalami suatu proses perkembangan embrio yang perkembangannya dibantu oleh kantung kuning telur, amnion dan alantois, yang dindingnya dapat menghasilkan enzim, enzim ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amion berfungsi sebagai pembawa oksigen keembrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil zat sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois.Bakal ekor akan berkembang menjadi ekor, bakal kaki akan berkembang menjadi kaki, bakal sayap akan berkembang menjadi sayap, bakal paruh akan berkembang menjadi paruh, bakal mata akan berkembang menjadi mata dan bakal kepala akan berkembang menjadi kepala yang mengandung otak.

V. PENUTUP

A. KesimpulanKesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu pada Embrio Ayam yang berada dalam tahap organogenesis sudah menampakkan bagian-bagian seperti bakal kaki,bakal sayap bakal paruh, bakal kepala, bakal mata dan bakal ekor.B. SaranSaran yang dapat saya ajukan dari praktikum ini adalah sebaiknya praktikan melakukan praktikum dengan baik agar praktikum dapat berjalan dengan baik dan efisien serta lebih berhati-hati agar alat-alat yang digunakan tetap dalam kondisi baik.

DAFTAR PUSTAKAIsnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan, Kanisius, Jakarta.Kimball, J.W., 1983. Biologi Jilid I. IPB, Bogor.Nalbandov,A.V.,1990. Fisiologi reproduksi pada mamalia dan unggas.

Universitas Indonesia, Jakarta.Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Jurusan Biologi UM, Malang.

Yatim,w.,1994. Reproduksi dan embriologi. Tarsito, BandungLAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIKPERCOBAAN I1

WHOLE MOUNT EMBRIO AYAM

OLEH :NAMA

: I GUSTI PUTU HARISUDANASTAMBUK

: F1D112045KELOMPOK

: IV (EMPAT)ASISTEN PEMBIMBING: JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2013

6

5

4

3

2

1