email (1)

6
PERTEMUAN I PENGANTAR SINTAKSIS A. KOMPETENSI DASAR Menjelaskan pengertian sintaksis dan bidang telaahnya. B. DAFTAR RUJUKAN Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Kentjono, Djoko. 1990. Dasar-dasar Linguistik Umum. Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jakarta. Kridalaksana 1986. Urutan Pemerian dalam Bahasa Indonesia. Pengembangan Ilmu Bahasa dan Pembinaan Bangsa. Flores: Nusa Indah. Oka IGN dan Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Ditjew Dikti Depdikbud Jakarta. Roberts, Paul. 1964. English Syintax. New York: Harcourt Brase & World, Inc. Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Malang: Sastra Hudaya Tarigan, Henry Guntur.1985. Prinsip-prinsip Dasar Sintaksis. Bandung: Angkasa. Verhaar, J.W.M. 1999. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. C. RINGKASAN MATERI 5

Upload: syaefudin-volk

Post on 20-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Book

TRANSCRIPT

BAB I

PERTEMUAN I

PENGANTAR SINTAKSIS

A. KOMPETENSI DASAR

Menjelaskan pengertian sintaksis dan bidang telaahnya.B. DAFTAR RUJUKAN

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Kentjono, Djoko. 1990. Dasar-dasar Linguistik Umum. Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jakarta.

Kridalaksana 1986. Urutan Pemerian dalam Bahasa Indonesia. Pengembangan Ilmu Bahasa dan Pembinaan Bangsa. Flores: Nusa Indah.

Oka IGN dan Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Ditjew Dikti Depdikbud Jakarta.

Roberts, Paul. 1964. English Syintax. New York: Harcourt Brase & World, Inc.

Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Malang: Sastra Hudaya

Tarigan, Henry Guntur.1985. Prinsip-prinsip Dasar Sintaksis. Bandung: Angkasa.

Verhaar, J.W.M. 1999. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

C. RINGKASAN MATERI1.1 Pengertian Sintaksis

Secara etimologis, istilah sintaksis berasal dari kata syntaxis (Belanda) atau syintax (Inggris). Sintaksis adalah salah satu cabang tata bahasa yang membicarakan struktur-struktur kalimat, klausa, dan frase (Tarigan 1985:4).1.2 Kedudukan Sintaksis dalam Linguistik

Apabila dikaitkan dengan cabang-cabang linguistik yang lainnya, kedudukan sintaksis adalah di antara morfologi dan analisis wacana. Hal ini dapat diperjelas dengan gambar atau bagan berikut.

Bagan 1. Kedudukan Sintaksis di antara Cabang-cabang Linguistik Lainnya 1.3 Bidang Telaah Sintaksis dan Perbedaannya dengan Morfologi

Pada bagan tersebut, dapat diketahui bahwa bidang kajian, medan telaah, objek selidik sintaksis adalah kata, frase, klausa, dan kalimat.

Karena kata juga dikaji oleh morfologi, dipandang perlu informasi tentang perbedaan antara sintaksis dan morfologi. Perbedaannya, meskipun keduanya sama-sama mempelajari kata, sintaksis berbeda dengan morfologi. Morfologi menyelidiki hubungan antarkata secara paradigmatis. Misalnya, hubungan antara kata mengajar dengan mengajari, mengajarkan, diajar, diajari, diajarkan, dan seterusnya. Adapun sintaksis meneliti hubungan antarkata secara sintagmatis. Misalnya, hubungan kata mengajar dengan kata Edi, bahasa Indonesia, dan kata yang sevalensi sintaktis lainnya.

Morfologi terfokus pada struktur internal kata. Morfologi berurusan dengan struktur gramatikal di dalam kata. Dalam morfologi, yang menjadi satuan terkecil adalah morfem; sedangkan kata menjadi satuan terbesarnya. Sementara itu, dalam sintaksis, kata menjadi satuan terkecil yang membentuk satuan-satuan yang lebih besar. Dalam hal ini, kalimatlah yang dipandang sebagai satuan terbesar sintaksis.

Dalam penyelidikan struktur eksternal kata, kata-kata saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga membentuk konstruksi tertentu, yaitu frase, klausa, dan kalimat. 1.4 Pengetian dan Wujud Konstruksi Sintaktis

Konstruksi (construction) ialah proses dan hasil pengelompokan satuan-satuan bahasa menjadi kesatuan bermakna, sedemikian rupa, sehingga kesatuan bermakna itu mempunyai sedikit banyak kebebasan. Misalnya, dalam kalimat Anak muda itu sangat manja, kelompok anak muda itu dan sangat manja merupakan konstruksi, sedangkan itu sangat bukanlah konstruksi (Kridalaksana, 1993:119).

Satuan-satuan bahasa yang dipandang sebagai konstruksi dalam sintaksis (konstruksi sintaktis) adalah frase, klausa, dan kalimat. Mengapa demikian, karena konstruksi-konstruksi itulah yang dibahas dan dikaji dalam subdisiplin sintaksis. Atas dasar pemikiran itu, dikenal konstruksi frase, konstruksi klausa, dan konstruksi kalimat (Oka dan Suparno, 1994: 189).

1.5 Pengertian dan Jenis-jenis Konstituen Sintaktis

1.5.1 Pengertiannya

Konstituen adalah bagian dari satuan yang lebih besar; bagian dari sebuah konstruksi (Kridalaksana, 1993: 118). Dari definisi tersebut, dapat ditarik sebuah pengertian bahwa konstituen dapat berupa kalimat, klausa, frase, kata (morfem bebas), atau morfem terikat. Akan tetapi, konstituen sintaktis terbatas hanya yang berupa klausa, frase, dan kata; sedangkan kalimat merupakan konstituen wacana dan morfem terikat merupakan konstituen morfologis. Klausa menjadi konstituen terbesar bagi konstruksi yang berupa kalimat, frase merupakan konstituen terbesar bagi klausa, dan kata merupakan kontituen terbesar bagi frase. Perhatikan contoh berikut.

(1) Saya sedang belajar sintaksis bahasa Indonesia.

(2) Sintaksis adalah sebuah cabang gramatika.Konstruksi (1) memiliki konstituen-konstituen (langsung) saya dan sedang belajar sintaksis bahasa Indonesia, sedangkan konstruksi (2) memuat konstituen-konstituen sintaksis dan adalah sebuah cabang gramatika.

1.8 Alat-alat Sintaktis (Sarana Pembentuk Konstruksi)

Frase, klausa, dan kalimat tidak secara tiba-tiba muncul tanpa adanya sarana yang menunjang terwujudnya satuan-satuan tersebut. Perangkat-perangkat yang menjadi sarana terwujudnya satuan-satuan gramatikal itu oleh para ahli, misalnya Kentjono (1990) dan Suparno (1994), dinamakan alat sintaktis.

Ada empat alat sintaktis, yaitu (1) urutan, (2) bentuk kata, (3) intonasi, dan (4) kata sarana atau kata tugas. Alat-alat sintaktis itu dapat berperan sebagai penentu makna gramatikal, bahkan dapat menentukan apakah konstituen atau rangkaian konstituen itu mengandung makna atau tidak. Di samping itu, alat-alat sintaktis juga dapat berperan sebagai pembentuk variasi kalimat.

wacana

ANALISIS WACANA

kalimat

SINTAKSIS

klausa

SINTAKSIS

frase

SINTAKSIS

kata

MORFOLOGI & SINTAKSIS

morfem

MORFOLOGI

fonem

FONOLOGI

fon

FONOLOGI

Frase

8