elektrofisiologi tidur

Upload: annisaaislam

Post on 05-Jul-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Elektrofisiologi Tidur

    1/7

    Elektrofisiologi Tidur 

    Tidur terdiri atas dua keadaan fisiologis: nonrapid eye

    movement   (NREM) dan  rapid eye movement (REM). Pada

    tidur NREM, yang terdiri atas tahap 1 sampai , se!agian

     !esar fungsi fisiologis sangat !erkurang di!andingkan

    dengan keadaan ter"aga. Tidur REM merupakan "enis tidur 

    yang se#ara kualitatif !er!eda, ditandai dengan tingginya

    tingkat akti$itas otak dan tingkat akti$itas fisiologis yang

    menyerupai tingkat akti$itas saat ter"aga. %ira&kira ' menit

    setelah aitan tidur, NREM menghasilkan episode REM

     pertama malam terse!ut. *atensi REM ' menit ini

    merupakan temuan yang konsisten pada orang deasa

    normal: pemendekan latensi REM sering ter"adi pada

    gangguan seperti gangguan depresi dan narkolepsi.

    Elektroensefalogram (EE+) merekam gerakan mata kon"ugat

    #epat yang merupakan #iri pengidentifikasi keadaan tidur 

    (tidak ada atau hanya sedikit REM dalam tidur NREM) pola

    EE+ terdiri atas akti$itas #epat !ertegangan rendah dan a#ak 

    dengan gelom!ang gigi gerga"i. Eletromiograf (EM+)

    menun"ukan !erkurangnya tonus otot yang nyata.

    Pada orang normal, tidur NREM merupakan keadaan

    tentram di!andingkan saat ter"aga. -enyut "antung se#ara

    khas melam!at lima hingga sepuluh denyut per menit

    di!aah tingkat saat ter"aga sedang istirahat dan sangat

    teratur denyutnya. Pernapasan "uga dipengaruhi dan tekanan

    darah #enderung rendah, dengan !e!erapa $ariasi dari menit

    ke menit. Potensial otot istirahat pada otot&otot tu!uh le!ih

    rendah pada tidur REM daripada keadaan ter"aga. +erakan

    tu!uh episodik dan in$olunter terdapat pada tidur NREM.

    Meskipun ada terdapat sedikit REM dan "arang ada ereksi

     penis pada laki&laki. liran darah melalui se!agian !esar 

     "aringan, termasuk aliran darah otak sedikit !erkurang.

    /agian tidur NREM yang paling dalam tahap 0 dan

    kadang&kadang disertai #irri !angkitan yang tidak !iasa. ika

    orang di!angunkan 0 menit hingga 1 "am setelah aitan

    tidur !iasanya pada tidur gelom!ang pendek mereka akan

    mengalami disorientasi dan pikiran men"adi ka#au.

    Mem!angunkan #epat dari tidur gelom!ang pendek "uga

    menye!a!kan amnesia terhadap peristia selama

    di!angunkan terse!ut. %eka#auan saat !angun dari tahap 0

    atau dapat menghasilkan masalah spesifik, termasuk 

    enuresis, somnam!ulisme, dan mimpi !uruk atau terror 

    malam hari tahap .

    Pen#atatan poligrafik selama tidur REM menun"ukan

     pola yang irregular, kadang&kadang mirip dengan pola

    ter"aga. Malahan, "ika kita tidak menyadari stadium perilaku

    seseorang dan kita ke!etulan men#atat se!agai parameter 

    fisiologis (tetapi !ukan tonus otot) selama periode tidur 

    REM, kita tidak akan ragu&ragu menyimpulkan !aha

    seseorang atau !inatang !erada dalam keadaan ter"aga aktif.

    %arena pengamatan terse!ut, tidur REM "uga telah

    dinamakan tidur paradoksikal. %e#epatan denyut "antung,

     pernapasan, dan tekanan darah pada manusia semuanya

    adalah tinggi selama tidur REM, "auh le!ih tinggi

  • 8/16/2019 Elektrofisiologi Tidur

    2/7

    di!andingkan selama tidur NREM dan sering kali le!ih tinggi

    di!andingkan keadaan ter"aga. %endatipun le!ih ter!atas

     pada tingkat atau ke#epatan terse!ut adalah !er$ariasi dari

    menit ke menit. Pemakaian oksigen otak adalah meningkat

    selama tidur REM. Respons pernapasan terhadap

     peningkatan kadar kar!on dioksida (234) adalah tertekan

    selama tidur REM, sehingga tidak terdapat peningkatan

    $olume tidal saat tekanan parsial kar!on dioksida meningkat.

    Termoregulasi adalah terganggu selama tidur REM. /er!eda

    dengan kondisi homeotermik dari pengaturan temperatur 

    yang ditemukan selama ter"aga atau tidur NREM, kondisi

     poikilotermik (suatu keadaan dimana temperatur di medium

    sekelilingnya) ditemukan selama tidur REM. Poikilotermia,

    yang karakteristik pada reptil, menye!a!kan kegagalan untuk 

     !erespons terhadap peru!ahan temperatur lingkungan dengan

    menggigil atau !erkeringat, yang mana diperlukan untuk 

    mempertahankan temperatur tu!uh. 5ampir setiap periode

    REM adalah disertai erek penis yang parsial atau lengkap.

    Temuan terse!ut memiliki nilai klinis yang penting dalam

    menilai penye!a! impotensi. Penelitian tentang kekakuan

     penis nokturnal adalah tes di la!oratorium tidur paling sering

    diminta. Peru!ahan fisiologis lain yang ter"adi selama tidur 

    REM adalah paralisis yang hampir lengkap pada otot&otot

    skeletal (postural). %arena inhi!isi motorik terse!ut,

     pergerakan tu!uh tidak ter"adi selama tidur REM.

    %emungkinan #iri yang paling mem!edakan dari tidur REM

    adalah mimpi. 3rang yang ter"aga selama tidur REM

    seringkali (6&' persen) melaporkan !aha mereka

     !ermimpi. Mimpi selama tidur REM !iasanya a!strak dan

    surealis. Mimpi "uga ter"adi selama tidur NREM, tetapi

     !iasanya "ernih dan dengan maksud tertentu.

    7ifat siklik dari tidur adalah teratur dan dapat

    diper#aya periode REM ter"adi kira&kira tiap ' sampai 1

    menit selama semalam. Periode REM pertama #enderung

    merupakan periode yang paling singkat, !iasanya

     !erlangsung selama kurang dari 1 menit periode REM

    selan"utnya masing&masing !iasanya !erlangsung selama 18

    sampai menit. 7e!agian !esar periode REM ter"adi pada

    sepertiga !agian terakhir dari malam, sedangkan se!agian

     !esari tidur stadium ter"adi pada se!agian sepertiga !agian

     pertama malam.

    Pola tidur adalah !eru!ah sepan"ang kehidupan

    seseorang. Pada periode neonatal, tidur REM meakili le!ih

    dari 8 persen aktu tidur total. /ayi !aru lahir tidur kira&

    kira 16 "am sehari, dengan periode ter"aga yang singkat. Pada

     periode neonatal, pola EE+ !eru!ah dari keadaan sadar 

    langsung masuk ke keadaan REM tanpa melalui stadium 1

    sampai . Pada usia !ulan, pola !eru!ah, sehingga

     persentasi total tidur REM turun sampai kurang dari

     persen, dan masuk ke tidur ter"adi dengan periode aal tidur 

     NREM. Pada deasa muda, distri!usi stadium tidur adalah

    se!agai !erikut :

     NREM (98 persen)

    7tadium 1 : 8 persen

    7tadium 4 : 8 persen

    7tadium 0 : 14 persen

  • 8/16/2019 Elektrofisiologi Tidur

    3/7

    7tadium : 14 persen

    REM : 48 persen

    -istri!usi terse!ut relatif tetap sampai lan"ut usia,

    alaupun ter"adi penurunan tidur gelom!ang lam!at dan

    tidur REM pada lan"ut usia.

    .1.0. Pengaturan Tidur 

    Pandangan dahulu adalah tidak terdapat pusat

     pengendalian tidur yang sederhana tetapi terdapat se"umlah

    ke#il sistem atau pusat yang saling !erhu!ungan yang

    terutama !erlokasi di !atang otak yang saling mengakti$asi

    dan menginhi!isi satu sama lainnya. /anyak penelitian

    mendukung peranan serotonin dalam pengaturan tidur.

    Pen#egahan sintesis serotonin atau destruksi nukleus raphe

    dorsalis di!atang otak, yang hampir semuanya adalah !adan

    sel serotonergik otak, menurunkan tidur untuk aktu yang

    #ukup lama. 7intesis dan pelepasan serotonin oleh neuron

    serotonergik adalah dipengaruhi oleh tersedianya pre#ursor 

    asam amino pada neurotransmitter terse!ut, seperti *&

    tryptophan. ngesti se"umlah !esar *&tryptophan menurunkan

    latensi tidur dan ter"aga nokturnal. 7e!aliknya, defisiensi *&

    tryptophan adalah !erhu!ungan dengan kurangnya aktu yang

    digunakan untuk tidur REM.

     Neuron yang mengandug norepinefrin dengan !adan sel

    yang terletak di nukleus sereleus memainkan peran penting

    dalam mengendalikan pola tidur normal. 3!at&o!atan dan

    manipulasi yang meningkatkan pemi#uan neuron

    noradrenergi# terse!ut menye!a!kan penurunan "elas pada

    tidur REM (neuron pemati&REM REM&off neurons) dan

     peningkatan ter"aga penuh. 7timulasi listrik pada nukleus

    sereleus dengan elektroda yang ditanam (untuk 

    mengendalikan spasitisitas) se#ara "elas mengganggu semua

     parameter tidur.

    setilkolin otak "uga terli!at dalam tidur, khususnya

    dalam mengendalikan tidur REM. Pada penelitian !inatang,

     penyuntikan agonis kolinergik&muskarinik ke dalam neuron

     pontin formasio retikularis menye!a!kan pergeseran dari

    ter"aga penuh ke tidur REM. +angguan pada akti$itas

    kolinergik sentral adalah !erhu!ungan dengan peru!ahan tidur 

    yang terlihat pada gangguan depresif !erat. ika di!andingkan

    dengan orang yang sehat dan kontrol psikiatrik yang tidak 

    mengalami depresi, pasien terdepresi memiliki gangguan yang

     "elas pada pola tidur REM. +angguan terse!ut adalah

     pemendekan latensi tidur REM (6 menit atau kurang), dan

     peningkatan persentasi tidur REM, dan pergeseran distri!usi

    REM dari setengah !agian terakhir ke setengah !agian aal

    dari malam. Pem!erian suatu agonis muskarinik, kepada

     pasien depresi selama periode NREM pertama atau kedua

    menye!a!kan onset tidur REM yang #epat. -epresi mungkin

    disertai dengan supersensiti$itas terhadap asetilkolin.

    3!at yang menurunkan tidur REM, seperti

    antidepresan, menghasilkan efek yang menguntungkan pada

    depresi. %ira&kira setengah dari pasien dengan gangguan

    depresif !erat mengalami per!aikan yang sementara "ika

    mereka kekurangan tidur atau "ika tidur di!atasi. 7e!aliknya,

  • 8/16/2019 Elektrofisiologi Tidur

    4/7

    reserpine, yang merupakan salah satu dari !e!erapa o!at yang

    meningkatkan tidur REM, "uga menghasilkan depresi.

    Pasien dengan demensia tipe l;eimer memiliki

    gangguan tidur yang ditandai oleh penurunan tidur REM dan

    gelom!ang lam!at. 5ilangnya neuron adrenergik di otak 

    depan !asal telah dikatakan se!agai penye!a! peru!ahan

    terse!ut. 7ekresi melatonin dari kelen"ar hipofisis adalah

    diham!at oleh #ahaya yang terang, sehingga konsentrasi

    melatonin serum yang terendah ter"adi pada siang hari.

     Nukleus suprakiasmatik dari hipotalamus dapat !ertindak 

    se!agai tempat anatomi dari ungsi Tidur 

    >ungsi tidur telah diteliti dalam !er!agai #ara, se!agian

     !esar peneliti menyimpulkan !aha tidur memiliki fungsi

    restoratif dan homeostatis dan tampaknya penting untuk 

    termoregulasi dan #adangan energi normal.

    a. %ekurangan tidurPeriode kekurangan tidur yang pan"ang kadang&kadang

    menye!a!kan disorganisasi ego, halusinasi, dan aham.

    Menghilangkan tidur REM pada seseorang dengan

    mem!angunkannya pada aal siklus REM menghasilkan

     peningkatan "umlah periode REM dan "umlah tidur REM

    (peningkatan re!ound) "ika mereka di!iarkan tidur tanpa

    diganggu. Pasien yang kekurangan tidur REM mungkin

    menun"ukan sikap mudah tersinggung dan letargi.Pada penelitian terhadap tikus, kekurangan tidur 

    menghasilkan suatu sindrom yang !erupa penampilan

    terde!ilitasi, lesi kulit, peningkatan asupan makanan,

    kehilangan !erat !adan, peningkatan penggunaan energi,

     penurunan temperatur tuu!uh, dan kematian. Peru!ahan

    neuroendokrin !erupa peningkatan norepinefrine plasma dan

     penurunan tiroksin plasma.

     !. %e!utuhan tidur

    /e!erapa orang se#ara normal adalah petidur singkat yang

    memerlukan tidur kurang dari enam "am setiap malam dan

    yang !erfungsi adekuat. Petidur lama adalah mereka yang

    tidur le!ih dari sem!ilan "am setiap malamnya untuk dapat

     !erfungsi se#ara adekuat. Petidur lama memiliki le!ih !anyak 

     periode REM dan le!ih !anyak gerakan mata #epat dalam

    masing&masing periode (dikenal se!agai densitas REM)

    di!andingkan petidur singkat. +erakan terse!ut kadang&

  • 8/16/2019 Elektrofisiologi Tidur

    5/7

    kadangn dianggap se!agai ukuran intensitas tidur REM dan

     !erhu!ungan dengan ke"ernihan mimpi. Petidur singkat

     !iasanya efisien, am!isius, #akap se#ara sosial, dan puas diri.

    Petidur lama #enderung terdepresi ringan, #emas, dan

    menarik diri se#ara sosial. Peningkatan ke!utuhan tidur 

    ter"adi pada ker"a fisik, latihan, penyakit, kehamilan, stress

    mental umum, dan peningkatan akti$itas mental. Periode

    REM meningkat setelah stimulasi psikologis yang kuat,

    seperti situasi !ela"ar yang sulit dan stress, dan setelah

     pemakaian ;at kimia atau o!at yang menurunkan

    katekolamin otak.

    .1.8. rama Tidur & /angun

    Tanda petun"uk eksternal, "am tu!uh alami mengikuti

    siklus 48 "am. Pengaruh faktor eksternal seperti siklus terang&

    gelap, rutinitas harian, periode makan, dan penyelaras

    eksternal lainnya mem!entuk orang men"adi siklus 4 "am.

    Tidur "uag dipengaruhi oleh irama !iologis. -alam

     periode 4 "am, orang deasa tidur sekali, kadang&kadang

    dua kali. rama terse!ut tidak terdapat saat lahir tetapi

     !erkem!ang dalam dua tahun pertamanya.

    Pada !e!erapa anita, pola tidur !eru!ah selama fase

    siklus menstruasi. Tidur se"enak yang dilakukan pada aktu

     !er!eda di siang hari adalah sangat !er!eda dalam

    kandungan tidur REM dan NREM&nya. Pada petidur malam

    hari yang normal, tidur se"enak yang dilakukan pada pagi

    hari atau pada siang hari mengandung se"umlah !esar tidur 

    REM, sedangkan tidur se"enak yang dilakukan pada petang

    hari atau men"elang malam mengandung tidur REM yang

     "auh le!ih sedikit. Tampaknya suatu irama sirkardian

    mempengaruhi ke#enderungan memiliki tidur REM.

    Pola tidur tidak sama se#ara fisiologis "ika seseorang

    tidur di siang hari atau selama saat di mana tu!uh seseorang

    seharusnya ter"aga efek psikososial dan perilaku tidur "uga

     !er!eda. -i dunia industri dan komunikasi yang sering kali

     !erfungsi 4 "am sehari, interaksi terse!ut men"adi semakin

     penting.

    %endatipun orang tidak !eker"a pada malam hari,

    gangguan dari !er!agai irama dapat menghasilkan masalah.

    2ontoh yang paling dikenal adalah  jetlag , setelah ter!angdari timur ke!arat, seseorang men#o!a untuk meyakinkan

    tu!uhnya untuk tidur pada saat yang di luar fase siklus tu!uh

    orang terse!ut. 7e!agian !esar orang dapat !eradaptasi dalam

     !e!erapa hari, tetapi yang lainnya memerlukan le!ih !anyak 

    aktu. %ondisi dalam tu!uh terse!ut tampaknya meli!atkan

    gangguan dan keka#auan siklus "angka pan"ang.

    A.   TahapanTidur

    Tidur di!agi men"adi dua fase yaitu pergerakan mata yang

    #epat atau  Rapid Eye Movement (REM) dan pergerakan mata yang

    tidak #epat atau  Non Rapid Eye Movement (NREM). Tidur diaali

    dengan fase NREM yang terdiri dari empat stadium, yaitu tidur 

    stadium satu, tidur stadium dua, tidur stadium tiga dan tidur stadium

    empat, lalu diikuti oleh fase REM. >ase NREM dan REM ter"adi

    se#ara !ergantian sekitar &6 siklus dalam semalam(Patlak, 48).

    • Tidur stadium satu

  • 8/16/2019 Elektrofisiologi Tidur

    6/7

    Pada tahap ini seseorang akan mengalami tidur yang

    dangkal dan dapat ter!angun dengan mudah oleh karena suara

    atau gangguan lain. 7elama tahap pertama tidur, mata akan

     !ergerak peralahan&lahan, dan akti$itas otot melam!at (Patlak,

    48).

    - Tidur stadium dua

    /iasanya !erlangsung selama 1 hingga 48 menit. -enyut

     "antung melam!at dan suhu tu!uh menurun. Pada tahap ini

    didapatkan gerakan !ola mata !erhenti (Patlak, 48).

     

    - Tidur stadium tiga

    Tahap ini le!ih dalam dari tahap se!elumnya (+anong,

    40). Pada tahap ini indi$idu sulit untuk di!angunkan, dan "ika

    ter!angun, indi$idu terse!ut tidak dapat segera menyesuaikan diri

    dan sering merasa !ingung selama !e!erapa menit (+anong,

    40).

    - Tidur stadium empat

    Tahap ini merupakan tahap tidur yang paling dalam.

    +elom!ang otak sangat lam!at. liran darah diarahkan "auh dari

    otak dan menu"u otot, untuk memulihkan energy fisik(+anong,

    40).

    Tahap tiga dan empat dianggap se!agai tidur dalam atau deep sleep, dan sangat restorative  !agian dari tidur yang diperlukan untuk 

    merasa #ukup istirahat dan energik di siang hari (Patlak, 48). >ase

    tidur NREM ini !iasanya !erlangsung antara 9 menit sampai 1

    menit, setelah itu akan masuk kefase REM. Pada aktu REM "am

     pertama prosesnya !erlangsung le!ih #epat dan men"adi le!ih intens

    dan pan"ang saat men"elang pagi atau !angun(Patlak, 48).

    7elama tidur REM, mata !ergerak #epat ke!er!agai arah,

    alaupun kelopak mata tetap tertutup. Pernafasan "uga men"adi le!ih

    #epat, tidak teratur, dan dangkal. -enyut "antung dan nadi meningkat

    (Patlak, 48).

    7elama tidur !aik NREM maupun REM, dapat ter"adi mimpi

    tetapi mimpi dari tidur REM le!ih nyata dan diyakini penting se#ara

    fungsiona luntuk konsolidas memori "angka pan"ang(Patlak, 48).

    B.   SiklusTidur

    7elama tidur malam yang !erlangsung rata&rata tu"uh "am,

    REM dan NREM ter"adi !erselingan se!anyak &6 kali. pa!ila

    seseorang kurang #ukup mengalami REM, maka esok harinya ia akan

    menun"ukkan ke#enderungan untuk men"adi hiperaktif, kurang dapat

    mengendalikan emosinya dan nafsu makan !ertam!ah. 7edangkan "ika

     NREM kurang #ukup, keadaan fisik men"adi kurang gesit (Mard"ono,

    4?). 7iklus tidur normal dapat dilihat pada skema !erikut:

    +am!ar 1. Tahap&tahapsiklustidur (2arney P, 48)

  • 8/16/2019 Elektrofisiologi Tidur

    7/7

    7iklus ini merupakan salah satu dari irama sirkadian yang

    merupakan siklus dari 4 "am kehidupan manusia. %eteraturan irama

    sirkadian ini "uga merupakan keteraturan tidur seseorang. ika

    terganggu, maka fungsi fisiologis dan psikologis dapat terganggu

    (Patlak, 48).