elektrofisiologi tidur
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Elektrofisiologi Tidur
1/7
Elektrofisiologi Tidur
Tidur terdiri atas dua keadaan fisiologis: nonrapid eye
movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Pada
tidur NREM, yang terdiri atas tahap 1 sampai , se!agian
!esar fungsi fisiologis sangat !erkurang di!andingkan
dengan keadaan ter"aga. Tidur REM merupakan "enis tidur
yang se#ara kualitatif !er!eda, ditandai dengan tingginya
tingkat akti$itas otak dan tingkat akti$itas fisiologis yang
menyerupai tingkat akti$itas saat ter"aga. %ira&kira ' menit
setelah aitan tidur, NREM menghasilkan episode REM
pertama malam terse!ut. *atensi REM ' menit ini
merupakan temuan yang konsisten pada orang deasa
normal: pemendekan latensi REM sering ter"adi pada
gangguan seperti gangguan depresi dan narkolepsi.
Elektroensefalogram (EE+) merekam gerakan mata kon"ugat
#epat yang merupakan #iri pengidentifikasi keadaan tidur
(tidak ada atau hanya sedikit REM dalam tidur NREM) pola
EE+ terdiri atas akti$itas #epat !ertegangan rendah dan a#ak
dengan gelom!ang gigi gerga"i. Eletromiograf (EM+)
menun"ukan !erkurangnya tonus otot yang nyata.
Pada orang normal, tidur NREM merupakan keadaan
tentram di!andingkan saat ter"aga. -enyut "antung se#ara
khas melam!at lima hingga sepuluh denyut per menit
di!aah tingkat saat ter"aga sedang istirahat dan sangat
teratur denyutnya. Pernapasan "uga dipengaruhi dan tekanan
darah #enderung rendah, dengan !e!erapa $ariasi dari menit
ke menit. Potensial otot istirahat pada otot&otot tu!uh le!ih
rendah pada tidur REM daripada keadaan ter"aga. +erakan
tu!uh episodik dan in$olunter terdapat pada tidur NREM.
Meskipun ada terdapat sedikit REM dan "arang ada ereksi
penis pada laki&laki. liran darah melalui se!agian !esar
"aringan, termasuk aliran darah otak sedikit !erkurang.
/agian tidur NREM yang paling dalam tahap 0 dan
kadang&kadang disertai #irri !angkitan yang tidak !iasa. ika
orang di!angunkan 0 menit hingga 1 "am setelah aitan
tidur !iasanya pada tidur gelom!ang pendek mereka akan
mengalami disorientasi dan pikiran men"adi ka#au.
Mem!angunkan #epat dari tidur gelom!ang pendek "uga
menye!a!kan amnesia terhadap peristia selama
di!angunkan terse!ut. %eka#auan saat !angun dari tahap 0
atau dapat menghasilkan masalah spesifik, termasuk
enuresis, somnam!ulisme, dan mimpi !uruk atau terror
malam hari tahap .
Pen#atatan poligrafik selama tidur REM menun"ukan
pola yang irregular, kadang&kadang mirip dengan pola
ter"aga. Malahan, "ika kita tidak menyadari stadium perilaku
seseorang dan kita ke!etulan men#atat se!agai parameter
fisiologis (tetapi !ukan tonus otot) selama periode tidur
REM, kita tidak akan ragu&ragu menyimpulkan !aha
seseorang atau !inatang !erada dalam keadaan ter"aga aktif.
%arena pengamatan terse!ut, tidur REM "uga telah
dinamakan tidur paradoksikal. %e#epatan denyut "antung,
pernapasan, dan tekanan darah pada manusia semuanya
adalah tinggi selama tidur REM, "auh le!ih tinggi
-
8/16/2019 Elektrofisiologi Tidur
2/7
di!andingkan selama tidur NREM dan sering kali le!ih tinggi
di!andingkan keadaan ter"aga. %endatipun le!ih ter!atas
pada tingkat atau ke#epatan terse!ut adalah !er$ariasi dari
menit ke menit. Pemakaian oksigen otak adalah meningkat
selama tidur REM. Respons pernapasan terhadap
peningkatan kadar kar!on dioksida (234) adalah tertekan
selama tidur REM, sehingga tidak terdapat peningkatan
$olume tidal saat tekanan parsial kar!on dioksida meningkat.
Termoregulasi adalah terganggu selama tidur REM. /er!eda
dengan kondisi homeotermik dari pengaturan temperatur
yang ditemukan selama ter"aga atau tidur NREM, kondisi
poikilotermik (suatu keadaan dimana temperatur di medium
sekelilingnya) ditemukan selama tidur REM. Poikilotermia,
yang karakteristik pada reptil, menye!a!kan kegagalan untuk
!erespons terhadap peru!ahan temperatur lingkungan dengan
menggigil atau !erkeringat, yang mana diperlukan untuk
mempertahankan temperatur tu!uh. 5ampir setiap periode
REM adalah disertai erek penis yang parsial atau lengkap.
Temuan terse!ut memiliki nilai klinis yang penting dalam
menilai penye!a! impotensi. Penelitian tentang kekakuan
penis nokturnal adalah tes di la!oratorium tidur paling sering
diminta. Peru!ahan fisiologis lain yang ter"adi selama tidur
REM adalah paralisis yang hampir lengkap pada otot&otot
skeletal (postural). %arena inhi!isi motorik terse!ut,
pergerakan tu!uh tidak ter"adi selama tidur REM.
%emungkinan #iri yang paling mem!edakan dari tidur REM
adalah mimpi. 3rang yang ter"aga selama tidur REM
seringkali (6&' persen) melaporkan !aha mereka
!ermimpi. Mimpi selama tidur REM !iasanya a!strak dan
surealis. Mimpi "uga ter"adi selama tidur NREM, tetapi
!iasanya "ernih dan dengan maksud tertentu.
7ifat siklik dari tidur adalah teratur dan dapat
diper#aya periode REM ter"adi kira&kira tiap ' sampai 1
menit selama semalam. Periode REM pertama #enderung
merupakan periode yang paling singkat, !iasanya
!erlangsung selama kurang dari 1 menit periode REM
selan"utnya masing&masing !iasanya !erlangsung selama 18
sampai menit. 7e!agian !esar periode REM ter"adi pada
sepertiga !agian terakhir dari malam, sedangkan se!agian
!esari tidur stadium ter"adi pada se!agian sepertiga !agian
pertama malam.
Pola tidur adalah !eru!ah sepan"ang kehidupan
seseorang. Pada periode neonatal, tidur REM meakili le!ih
dari 8 persen aktu tidur total. /ayi !aru lahir tidur kira&
kira 16 "am sehari, dengan periode ter"aga yang singkat. Pada
periode neonatal, pola EE+ !eru!ah dari keadaan sadar
langsung masuk ke keadaan REM tanpa melalui stadium 1
sampai . Pada usia !ulan, pola !eru!ah, sehingga
persentasi total tidur REM turun sampai kurang dari
persen, dan masuk ke tidur ter"adi dengan periode aal tidur
NREM. Pada deasa muda, distri!usi stadium tidur adalah
se!agai !erikut :
NREM (98 persen)
7tadium 1 : 8 persen
7tadium 4 : 8 persen
7tadium 0 : 14 persen
-
8/16/2019 Elektrofisiologi Tidur
3/7
7tadium : 14 persen
REM : 48 persen
-istri!usi terse!ut relatif tetap sampai lan"ut usia,
alaupun ter"adi penurunan tidur gelom!ang lam!at dan
tidur REM pada lan"ut usia.
.1.0. Pengaturan Tidur
Pandangan dahulu adalah tidak terdapat pusat
pengendalian tidur yang sederhana tetapi terdapat se"umlah
ke#il sistem atau pusat yang saling !erhu!ungan yang
terutama !erlokasi di !atang otak yang saling mengakti$asi
dan menginhi!isi satu sama lainnya. /anyak penelitian
mendukung peranan serotonin dalam pengaturan tidur.
Pen#egahan sintesis serotonin atau destruksi nukleus raphe
dorsalis di!atang otak, yang hampir semuanya adalah !adan
sel serotonergik otak, menurunkan tidur untuk aktu yang
#ukup lama. 7intesis dan pelepasan serotonin oleh neuron
serotonergik adalah dipengaruhi oleh tersedianya pre#ursor
asam amino pada neurotransmitter terse!ut, seperti *&
tryptophan. ngesti se"umlah !esar *&tryptophan menurunkan
latensi tidur dan ter"aga nokturnal. 7e!aliknya, defisiensi *&
tryptophan adalah !erhu!ungan dengan kurangnya aktu yang
digunakan untuk tidur REM.
Neuron yang mengandug norepinefrin dengan !adan sel
yang terletak di nukleus sereleus memainkan peran penting
dalam mengendalikan pola tidur normal. 3!at&o!atan dan
manipulasi yang meningkatkan pemi#uan neuron
noradrenergi# terse!ut menye!a!kan penurunan "elas pada
tidur REM (neuron pemati&REM REM&off neurons) dan
peningkatan ter"aga penuh. 7timulasi listrik pada nukleus
sereleus dengan elektroda yang ditanam (untuk
mengendalikan spasitisitas) se#ara "elas mengganggu semua
parameter tidur.
setilkolin otak "uga terli!at dalam tidur, khususnya
dalam mengendalikan tidur REM. Pada penelitian !inatang,
penyuntikan agonis kolinergik&muskarinik ke dalam neuron
pontin formasio retikularis menye!a!kan pergeseran dari
ter"aga penuh ke tidur REM. +angguan pada akti$itas
kolinergik sentral adalah !erhu!ungan dengan peru!ahan tidur
yang terlihat pada gangguan depresif !erat. ika di!andingkan
dengan orang yang sehat dan kontrol psikiatrik yang tidak
mengalami depresi, pasien terdepresi memiliki gangguan yang
"elas pada pola tidur REM. +angguan terse!ut adalah
pemendekan latensi tidur REM (6 menit atau kurang), dan
peningkatan persentasi tidur REM, dan pergeseran distri!usi
REM dari setengah !agian terakhir ke setengah !agian aal
dari malam. Pem!erian suatu agonis muskarinik, kepada
pasien depresi selama periode NREM pertama atau kedua
menye!a!kan onset tidur REM yang #epat. -epresi mungkin
disertai dengan supersensiti$itas terhadap asetilkolin.
3!at yang menurunkan tidur REM, seperti
antidepresan, menghasilkan efek yang menguntungkan pada
depresi. %ira&kira setengah dari pasien dengan gangguan
depresif !erat mengalami per!aikan yang sementara "ika
mereka kekurangan tidur atau "ika tidur di!atasi. 7e!aliknya,
-
8/16/2019 Elektrofisiologi Tidur
4/7
reserpine, yang merupakan salah satu dari !e!erapa o!at yang
meningkatkan tidur REM, "uga menghasilkan depresi.
Pasien dengan demensia tipe l;eimer memiliki
gangguan tidur yang ditandai oleh penurunan tidur REM dan
gelom!ang lam!at. 5ilangnya neuron adrenergik di otak
depan !asal telah dikatakan se!agai penye!a! peru!ahan
terse!ut. 7ekresi melatonin dari kelen"ar hipofisis adalah
diham!at oleh #ahaya yang terang, sehingga konsentrasi
melatonin serum yang terendah ter"adi pada siang hari.
Nukleus suprakiasmatik dari hipotalamus dapat !ertindak
se!agai tempat anatomi dari ungsi Tidur
>ungsi tidur telah diteliti dalam !er!agai #ara, se!agian
!esar peneliti menyimpulkan !aha tidur memiliki fungsi
restoratif dan homeostatis dan tampaknya penting untuk
termoregulasi dan #adangan energi normal.
a. %ekurangan tidurPeriode kekurangan tidur yang pan"ang kadang&kadang
menye!a!kan disorganisasi ego, halusinasi, dan aham.
Menghilangkan tidur REM pada seseorang dengan
mem!angunkannya pada aal siklus REM menghasilkan
peningkatan "umlah periode REM dan "umlah tidur REM
(peningkatan re!ound) "ika mereka di!iarkan tidur tanpa
diganggu. Pasien yang kekurangan tidur REM mungkin
menun"ukan sikap mudah tersinggung dan letargi.Pada penelitian terhadap tikus, kekurangan tidur
menghasilkan suatu sindrom yang !erupa penampilan
terde!ilitasi, lesi kulit, peningkatan asupan makanan,
kehilangan !erat !adan, peningkatan penggunaan energi,
penurunan temperatur tuu!uh, dan kematian. Peru!ahan
neuroendokrin !erupa peningkatan norepinefrine plasma dan
penurunan tiroksin plasma.
!. %e!utuhan tidur
/e!erapa orang se#ara normal adalah petidur singkat yang
memerlukan tidur kurang dari enam "am setiap malam dan
yang !erfungsi adekuat. Petidur lama adalah mereka yang
tidur le!ih dari sem!ilan "am setiap malamnya untuk dapat
!erfungsi se#ara adekuat. Petidur lama memiliki le!ih !anyak
periode REM dan le!ih !anyak gerakan mata #epat dalam
masing&masing periode (dikenal se!agai densitas REM)
di!andingkan petidur singkat. +erakan terse!ut kadang&
-
8/16/2019 Elektrofisiologi Tidur
5/7
kadangn dianggap se!agai ukuran intensitas tidur REM dan
!erhu!ungan dengan ke"ernihan mimpi. Petidur singkat
!iasanya efisien, am!isius, #akap se#ara sosial, dan puas diri.
Petidur lama #enderung terdepresi ringan, #emas, dan
menarik diri se#ara sosial. Peningkatan ke!utuhan tidur
ter"adi pada ker"a fisik, latihan, penyakit, kehamilan, stress
mental umum, dan peningkatan akti$itas mental. Periode
REM meningkat setelah stimulasi psikologis yang kuat,
seperti situasi !ela"ar yang sulit dan stress, dan setelah
pemakaian ;at kimia atau o!at yang menurunkan
katekolamin otak.
.1.8. rama Tidur & /angun
Tanda petun"uk eksternal, "am tu!uh alami mengikuti
siklus 48 "am. Pengaruh faktor eksternal seperti siklus terang&
gelap, rutinitas harian, periode makan, dan penyelaras
eksternal lainnya mem!entuk orang men"adi siklus 4 "am.
Tidur "uag dipengaruhi oleh irama !iologis. -alam
periode 4 "am, orang deasa tidur sekali, kadang&kadang
dua kali. rama terse!ut tidak terdapat saat lahir tetapi
!erkem!ang dalam dua tahun pertamanya.
Pada !e!erapa anita, pola tidur !eru!ah selama fase
siklus menstruasi. Tidur se"enak yang dilakukan pada aktu
!er!eda di siang hari adalah sangat !er!eda dalam
kandungan tidur REM dan NREM&nya. Pada petidur malam
hari yang normal, tidur se"enak yang dilakukan pada pagi
hari atau pada siang hari mengandung se"umlah !esar tidur
REM, sedangkan tidur se"enak yang dilakukan pada petang
hari atau men"elang malam mengandung tidur REM yang
"auh le!ih sedikit. Tampaknya suatu irama sirkardian
mempengaruhi ke#enderungan memiliki tidur REM.
Pola tidur tidak sama se#ara fisiologis "ika seseorang
tidur di siang hari atau selama saat di mana tu!uh seseorang
seharusnya ter"aga efek psikososial dan perilaku tidur "uga
!er!eda. -i dunia industri dan komunikasi yang sering kali
!erfungsi 4 "am sehari, interaksi terse!ut men"adi semakin
penting.
%endatipun orang tidak !eker"a pada malam hari,
gangguan dari !er!agai irama dapat menghasilkan masalah.
2ontoh yang paling dikenal adalah jetlag , setelah ter!angdari timur ke!arat, seseorang men#o!a untuk meyakinkan
tu!uhnya untuk tidur pada saat yang di luar fase siklus tu!uh
orang terse!ut. 7e!agian !esar orang dapat !eradaptasi dalam
!e!erapa hari, tetapi yang lainnya memerlukan le!ih !anyak
aktu. %ondisi dalam tu!uh terse!ut tampaknya meli!atkan
gangguan dan keka#auan siklus "angka pan"ang.
A. TahapanTidur
Tidur di!agi men"adi dua fase yaitu pergerakan mata yang
#epat atau Rapid Eye Movement (REM) dan pergerakan mata yang
tidak #epat atau Non Rapid Eye Movement (NREM). Tidur diaali
dengan fase NREM yang terdiri dari empat stadium, yaitu tidur
stadium satu, tidur stadium dua, tidur stadium tiga dan tidur stadium
empat, lalu diikuti oleh fase REM. >ase NREM dan REM ter"adi
se#ara !ergantian sekitar &6 siklus dalam semalam(Patlak, 48).
• Tidur stadium satu
-
8/16/2019 Elektrofisiologi Tidur
6/7
Pada tahap ini seseorang akan mengalami tidur yang
dangkal dan dapat ter!angun dengan mudah oleh karena suara
atau gangguan lain. 7elama tahap pertama tidur, mata akan
!ergerak peralahan&lahan, dan akti$itas otot melam!at (Patlak,
48).
- Tidur stadium dua
/iasanya !erlangsung selama 1 hingga 48 menit. -enyut
"antung melam!at dan suhu tu!uh menurun. Pada tahap ini
didapatkan gerakan !ola mata !erhenti (Patlak, 48).
- Tidur stadium tiga
Tahap ini le!ih dalam dari tahap se!elumnya (+anong,
40). Pada tahap ini indi$idu sulit untuk di!angunkan, dan "ika
ter!angun, indi$idu terse!ut tidak dapat segera menyesuaikan diri
dan sering merasa !ingung selama !e!erapa menit (+anong,
40).
- Tidur stadium empat
Tahap ini merupakan tahap tidur yang paling dalam.
+elom!ang otak sangat lam!at. liran darah diarahkan "auh dari
otak dan menu"u otot, untuk memulihkan energy fisik(+anong,
40).
Tahap tiga dan empat dianggap se!agai tidur dalam atau deep sleep, dan sangat restorative !agian dari tidur yang diperlukan untuk
merasa #ukup istirahat dan energik di siang hari (Patlak, 48). >ase
tidur NREM ini !iasanya !erlangsung antara 9 menit sampai 1
menit, setelah itu akan masuk kefase REM. Pada aktu REM "am
pertama prosesnya !erlangsung le!ih #epat dan men"adi le!ih intens
dan pan"ang saat men"elang pagi atau !angun(Patlak, 48).
7elama tidur REM, mata !ergerak #epat ke!er!agai arah,
alaupun kelopak mata tetap tertutup. Pernafasan "uga men"adi le!ih
#epat, tidak teratur, dan dangkal. -enyut "antung dan nadi meningkat
(Patlak, 48).
7elama tidur !aik NREM maupun REM, dapat ter"adi mimpi
tetapi mimpi dari tidur REM le!ih nyata dan diyakini penting se#ara
fungsiona luntuk konsolidas memori "angka pan"ang(Patlak, 48).
B. SiklusTidur
7elama tidur malam yang !erlangsung rata&rata tu"uh "am,
REM dan NREM ter"adi !erselingan se!anyak &6 kali. pa!ila
seseorang kurang #ukup mengalami REM, maka esok harinya ia akan
menun"ukkan ke#enderungan untuk men"adi hiperaktif, kurang dapat
mengendalikan emosinya dan nafsu makan !ertam!ah. 7edangkan "ika
NREM kurang #ukup, keadaan fisik men"adi kurang gesit (Mard"ono,
4?). 7iklus tidur normal dapat dilihat pada skema !erikut:
+am!ar 1. Tahap&tahapsiklustidur (2arney P, 48)
-
8/16/2019 Elektrofisiologi Tidur
7/7
7iklus ini merupakan salah satu dari irama sirkadian yang
merupakan siklus dari 4 "am kehidupan manusia. %eteraturan irama
sirkadian ini "uga merupakan keteraturan tidur seseorang. ika
terganggu, maka fungsi fisiologis dan psikologis dapat terganggu
(Patlak, 48).