el nino dan la nina

9
Esai SMA Negeri 1 Kebumen dalam Olimpiade Geografi Nasional Tk.SMA 2011 di UGM Oleh: Ahmad Kamal Mubarok-Wiji Prasetyo Adhi “PAYUNG” INDONESIA SEBAGAI PERSIAPAN DINI UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK EL NINO DAN LA NINA ESAI disusun untuk mengikuti Olimpiade Geografi Nasional Tingkat SMA 2011 Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Oleh : 1. Ahmad Kamal Mubarok 2. Wiji Prasetyo Adhi SMA NEGERI 1 KEBUMEN 2011

Upload: fonna-maulidyah

Post on 19-Oct-2015

100 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Esai SMA Negeri 1 Kebumen dalam Olimpiade Geografi Nasional Tk.SMA 2011 di UGM

    Oleh: Ahmad Kamal Mubarok-Wiji Prasetyo Adhi

    PAYUNG INDONESIA

    SEBAGAI PERSIAPAN DINI

    UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK EL NINO DAN LA NINA

    ESAI

    disusun untuk mengikuti

    Olimpiade Geografi Nasional Tingkat SMA 2011

    Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

    Oleh :

    1. Ahmad Kamal Mubarok

    2. Wiji Prasetyo Adhi

    SMA NEGERI 1 KEBUMEN

    2011

  • Esai SMA Negeri 1 Kebumen dalam Olimpiade Geografi Nasional Tk.SMA 2011 di UGM

    Oleh: Ahmad Kamal Mubarok-Wiji Prasetyo Adhi

    LEMBAR PENGESAHAN

    Esai berjudul Payung Indonesia sebagai Persiapan Dini untuk

    Meminimalisasi Dampak El Nino dan La Nina ini telah disetujui dan disahkan

    pada

    hari : Rabu

    tanggal : 26 Januari 2011

    Kebumen, 26 Januari 2011

    Mengetahui

    Plt. Kepala SMA Negeri 1 Kebumen, Pembimbing,

    Drs. H. Kamid Priyanto, M.Pd. Dra. Hj. Sri Riastuti

    NIP 19600410 198803 1 007 NIP 19570424 198603 2 006

  • Esai SMA Negeri 1 Kebumen dalam Olimpiade Geografi Nasional Tk.SMA 2011 di UGM

    Oleh: Ahmad Kamal Mubarok-Wiji Prasetyo Adhi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

    berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan esai

    yang berjudul Payung Indonesia sebagai Persiapan Dini untuk

    Meminimalisasi Dampak El Nino dan La Nina ini.

    Esai ini terselesaikan dengan bantuan beberapa pihak. Pada kesempatan

    ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut.

    1. Bapak Drs. H. Kamid Priyanto, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1

    Kebumen.

    2. Ibu Dra. Hj. Sri Riastuti, Ibu Nur Fahmi Muhaiminati, S.Pd., dan Ibu

    Peni Saptorini, S.Pd., sebagai pembimbing dalam pembuatan esai ini.

    3. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam esai ini. Oleh sebab

    itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyusunan yang

    lebih baik di masa mendatang. Semoga esai ini dapat bermanfaat, baik secara

    praktis maupun teoretis.

    Kebumen, Januari 2011

    Penulis

  • Esai SMA Negeri 1 Kebumen dalam Olimpiade Geografi Nasional Tk.SMA 2011 di UGM

    Oleh: Ahmad Kamal Mubarok-Wiji Prasetyo Adhi

    PAYUNG INDONESIA SEBAGAI PERSIAPAN DINI

    UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK EL NINO DAN LA NINA

    Abstrak

    El Nino dan La Nina adalah dua fenomena alam abnormal yang saling

    berhubungan namun mempunyai sifat berkebalikan dan pada umumnya

    mempengaruhi kondisi iklim dan cuaca di sepanjang ekuator Samudera Pasifik.

    Keduanya mempunyai periode kemunculan antara 2 hingga 7 tahun. Di Indonesia,

    El Nino menyebabkan kekeringan panjang. Sedangkan La Nina menyebabkan

    curah hujan lebat dengan intensitas tinggi. Banyak dampak yang ditimbulkan oleh

    El Nino dan La Nina, di antaranya kebakaran hutan, dan krisis air (El Nino), serta

    banjir, tanah longsor, bleaching terumbu, dan puting beliung (La Nina). Menilik

    kondisi bumi yang semakin memburuk, tentu saja memberi peringatan bagi dunia,

    khususnya Indonesia bahwa bisa jadi siklus El Nino dan La Nina semakin pendek

    dengan durasi yang semakin panjang atau bahkan tidak dapat diprediksi

    (unpredictable). Hal ini memerlukan persiapan dini jika sewaktu-waktu kedua

    fenomena tersebut datang. Melalui perpaduan yang sinergis antara pemerintah dan

    masyarakat Indonesia dalam upaya mitigasi bencana El Nino dan La Nina, yakni

    dengan melakukan serangkaian kegiatan yang terintegrasi dan terorientasi,

    diharapkan dampak dari kedua fenomena tersebut dapat diminimalisasi. Hal ini

    merupakan payung bagi Indonesia sebagai persiapan dini dalam menghadapi bencana El Nino dan La Nina di masa mendatang.

    Kata Kunci: El Nino, La Nina, mitigasi

    Fenomena El Nino dan La Nina

    Fenomena global yang sering terjadi di luar logika, dianggap mulai

    meresahkan masyarakat dunia karena tidak lagi dapat diprediksi kedatangannya.

    Fenomena global yang tengah menjadi pembicaraan dunia akhir-akhir ini yakni El

    Nino dan La Nina yang cenderung meningkat dan memiliki durasi yang semakin

    panjang dan siklus kejadian yang semakin pendek.

    El Nino merupakan anomali sirkulasi udara dan air atau yang secara ilmiah

    diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut di wilayah Pasifik Barat atau

    menurunnya suhu muka laut di Pasifik Timur, pada bagian ekuator. Hal ini dapat

    berimbas pada periode kekeringan yang berkepanjangan, dengan keadaan jumlah

    awan, curah hujan, serta uap air yang rendah di wilayah Cina, Indocina,

    Indonesia, Filipina, dan Australia.

  • Esai SMA Negeri 1 Kebumen dalam Olimpiade Geografi Nasional Tk.SMA 2011 di UGM

    Oleh: Ahmad Kamal Mubarok-Wiji Prasetyo Adhi

    Sementara itu, La Nina adalah fenomena anomali suhu muka di Samudera

    Pasifik yang menyebabkan secara tidak langsung menerima kiriman uap air dan

    hampir sebagian besar wilayah Indonesia mengalaminya. Pada saat gejala La Nina

    terjadi, tekanan udara di Pasifik bagian barat semakin melemah. Adapun tekanan

    udara di Pasifik bagian timur semakin tinggi. Akibatnya, muka air laut di sekitar

    wilayah Indonesia dan Filipina mengalami kenaikan kondisi normal.

    Dampak di Indonesia

    Pada Juni 2010, sesungguhnya Indonesia telah memasuki musim kemarau.

    Namun, di beberapa wilayah masih banyak hujan lebat dengan intensitas tinggi.

    Menilik kondisi iklim dan cuaca di Indonesia yang tidak menentu ini, tentu saja

    menimbulkan tanda tanya besar dalam benak kita, fenomena alam apakah yang

    sebenarnya terjadi di Indonesia?

    Berdasarkan hasil pantauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan

    Geofisika (BMKG), fenomena La Nina adalah faktor dominan terjadinya musim

    hujan berkepanjangan di Indonesia dan beberapa negara sekitar tahun 2010 dan

    berlanjut hingga tahun 2011. Curah hujan lebat yang tidak normal menjadi awal

    dari semua bencana yang terjadi sebagai dampak datangnya La Nina. Fenomena

    ini menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah Indonesia.

    Selain itu, La Nina juga memicu terjadinya angin puting beliung. Terumbu pun

    ikut terkena dampaknya. Meningkatnya suhu muka air laut menyebabkan

    terjadinya bleaching, yakni memutihnya tubuh terumbu akibat fitoplankton yang

    menjadi nutrisi terumbu semakin berkurang.

    La Nina menjadi semakin mengerikan tatkala di bidang pertanian dan

    perikanan terkena imbasnya. Terlalu banyaknya air berakibat buruk bagi tanaman.

    Akhirnya, tidak sedikit petani yang mengalami kerugian akibat gagal panen atau

    puso. Di sektor perikanan, ancaman badai dan tingginya gelombang laut

    menjadikan nelayan tidak dapat melakukan aktivitas dengan leluasa seperti pada

    keadaan normal.

    Berbicara mengenai El Nino tidak akan lepas untuk berbicara mengenai

    La Nina, begitu juga sebaliknya. Hasil kajian dari tahun 1990 sampai tahun 1998

  • Esai SMA Negeri 1 Kebumen dalam Olimpiade Geografi Nasional Tk.SMA 2011 di UGM

    Oleh: Ahmad Kamal Mubarok-Wiji Prasetyo Adhi

    menunjukkan El Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali)

    sedangkan La Nina terjadi 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali).

    El Nino biasanya bertepatan dengan masa pembakaran lahan pertanian di

    daerah-daerah yang melakukan sistem perladangan berpindah. Kondisi tersebut

    menyebabkan timbulnya kebakaran serta menghasilkan asap yang sebarannya luas

    dengan konsentrasi yang tinggi. Kebakaran hutan terparah terjadi pada tahun 1997

    di Kalimantan dan Sumatera. Kebakaran tersebut menimbulkan polusi udara yang

    menyebar hingga ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei

    Darussalam, Filipina, dan Thailand.

    Dampak dari kebakaran bukan hanya terjadi pada ruang lingkup lokal,

    namun menjangkau hingga lingkup global. Flora dan fauna banyak yang musnah,

    asapnya dapat mengurangi jarak pandang. Satu hal yang menjadi catatan penting

    adalah gas-gas yang dihasilkan oleh kebakaran hutan tersebut adalah gas-gas yang

    dapat mencemari atmosfer, tak terkecuali CO2, yang notabene merupakan

    penyebab pemanasan global.

    Selain kebakaran hutan, dampak lain dari datangnya El Nino adalah krisis

    air (kekeringan). Sektor pertanian yang memerlukan cukup banyak air tentu akan

    terkena dampaknya. Kegagalan panen padi (sebagai makanan pokok masyarakat

    Indonesia) atau puso menyebabkan produksi pangan mengalami penurunan.

    Akhirnya, kebutuhan gizi masyarakat menjadi terganggu. Dari pernyataan-

    pernyataan tersebut, dapat diasumsikan bahwa sektor kesehatan dan kesejahteraan

    masyarakat cenderung akan mengalami penurunan.

    El Nino dan La Nina memang hanya terjadi di sepanjang ekuator

    Samudera Pasifik, tetapi dampaknya dapat mendunia. Hal ini terjadi karena

    komponen-komponen dalam sistem bumi yang saling berinteraksi dan saling

    berpengaruh antara satu dengan yang lainnya.

    Apa yang Harus Kita Lakukan?

    Sebagaimana kita ketahui, El Nino dan La Nina bukanlah bencara yang

    disebabkan oleh ulah manusia, melainkan merupakan peristiwa alam. Oleh sebab

    itu, El Nino dan La Nina tidak bisa dicegah maupun dihentikan. Hal yang bisa kita

  • Esai SMA Negeri 1 Kebumen dalam Olimpiade Geografi Nasional Tk.SMA 2011 di UGM

    Oleh: Ahmad Kamal Mubarok-Wiji Prasetyo Adhi

    lakukan adalah berusaha untuk meminimalisasi dampak dari El Nino dan La Nina

    itu sendiri. Diperlukan kemitraan global masyarakat Indonesia pada khususnya

    untuk melakukan serangkaian langkah-langkah yang terintegrasi dan terorientasi,

    sehingga nantinya mencapai tujuan yang diinginkan bersama, yakni

    meminimalisasi dampak dari El Nino dan La Nina.

    Langkah awal dari mitigasi El Nino dan La Nina adalah kesadaran dari

    masyarakat Indonesia sendiri. Karena, tanpa ada hubungan yang sinergis antara

    rasa dan asa, tindakan yang efektif tidak akan pernah bisa dilakukan. Hal

    tersebut dapat distimulasikan dengan cara pemberian penyuluhan El Nino dan La

    Nina kepada masyarakat melalui sekolah-sekolah, kegiatan PKK, hingga seminar.

    Setelah itu, barulah dapat dilakukan upaya mitigasi yang sesungguhnya. Tabel di

    bawah menyajikan dampak dari El Nino dan La Nina berikut mitigasi yang

    dapat dilakukan.

    Tabel 1 Dampak dan Mitigasi El Nino

    No Dampak Mitigasi

    1. Kebakaran

    Hutan

    Melakukan zonasi wilayah rawan kebakaran.

    Mengelola kawasan hutan yang rawan kebakaran.

    2. Krisis Air

    (Kekeringan)

    Melakukan penghematan air.

    Melakukan penghijauan lahan kritis.

    Tabel 2 Dampak dan Mitigasi La Nina

    No Dampak Mitigasi

    1. Banjir Membuang sampah pada tempatnya.

    Melancarkan saluran drainase.

    Menanam pohon yang mempunyai daya resap tinggi.

    Menerapkan sistem biopori.

    Membuat bendungan untuk penampungan air.

    2. Longsor Melakukan konservasi tanah, terutama di lereng

    miring

    Melakukan penambangan pasir yang berorientasi

    pada pembangunan berkelanjutan.

    3. Puting Beliung Memangkas pohon yang sudah tua.

  • Esai SMA Negeri 1 Kebumen dalam Olimpiade Geografi Nasional Tk.SMA 2011 di UGM

    Oleh: Ahmad Kamal Mubarok-Wiji Prasetyo Adhi

    Membuat ruangan bawah tanah sebagai antisipasi

    untuk menyimpan barang saat terjadi puting beliung.

    4. Bleaching

    terumbu karang

    Menerapkan teknik inderaja untuk mengetahui

    distribusi fitoplankton.

    Hal-hal tersebut dapat kita lakukan sebagai masyarakat dunia, khususnya

    Indonesia untuk meminimalisasi dampak dari El Nino dan La Nina. Selain itu,

    penting sekali bagi kita untuk selalu memantau prakiraan cuaca dari Badan

    Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Pemerintah juga harus

    mengambil langkah dan kebijakan yang strategis. Contohnya, Disaster Mitigation

    System for Sustainable Development, dijadikan suatu perencanaan sebagai

    langkah meminimalisasi dampak bencana yang terorientasi pada pembangunan

    berkelanjutan.

    Peran Geografi dalam Upaya Persiapan Dini untuk Meminimalisasi Dampak

    El Nino dan La Nina

    Geografi sebagai ilmu kelingkungan dengan segala cabang ilmu yang

    melingkupi, khususnya meteorologi dan klimatologi, mampu memberikan analisa

    yang tepat berikut solusi dalam pengungkapan fenomena global. Salah satu di

    antaranya adalah fenomena El Nino dan La Nina sehingga pada skala yang lebih

    lanjut, geografi mampu menuntun Indonesia untuk terus berjuang dalam

    pembangunan berkelanjutan.

    Jadi, berawal dari kesadaran masyarakat Indonesia dan didukung oleh

    akomodasi serta fasilitas dari pemerintah, kekuatan untuk meminimalisasi dampak

    dari El Nino dan La Nina pasti akan lebih besar. Marilah kita lakukan tindakan

    nyata mulai dari saat ini dari hal yang paling sederhana, seperti membuang

    sampah pada tempatnya, untuk memberikan garansi akan kelangsungan hidup

    manusia Indonesia dan dunia di masa mendatang. Mulailah dari diri sendiri,

    mulailah dari hal yang paling kecil, mulailah saat ini juga untuk kehidupan yang

    lebih baik nantinya!

  • Esai SMA Negeri 1 Kebumen dalam Olimpiade Geografi Nasional Tk.SMA 2011 di UGM

    Oleh: Ahmad Kamal Mubarok-Wiji Prasetyo Adhi

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2010. El-Nino: Arti, Dampak, dan Antisipasi (Online).

    (http://www.sinartani.com/pangan/el-nino-arti-dampak-dan-antisipasi-

    1251690414.htm, diakses Kamis, 20 Januari 2011, pukul 18:27 WIB)

    Anonim. 2009. Dampak El Nino terhadap Kondisi Cuaca Indonesia (Online).

    (http://bataviase.co.id/node/418725, diakses Kamis, 20 Januari 2011, pukul 18:25

    WIB)

    Anonim. 2010. El Nino dan La Nina (Online).

    (http://meteorologi41bhe.wordpress.com/ilmu-2, diakses Kamis, 20 Januari 2011,

    pukul 18:30 WIB)

    Anonim. 2010. La Nina Muncul, Cuaca Ekstrem Terjadi (Online).

    (http://sains.kompas.com/read/2010/06/08/10165221/La.Nina.Muncul..Cuaca.Eks

    trem.Terjadi, diakses Kamis, 20 Januari 2011, pukul 18:40 WIB)

    As-Syakur, A.R. 2010. El Nino dan La Nina serta Dampaknya di Indonesia

    (Online). (http://mbojo.wordpress.com/2010/03/18/el-nino-dan-la-nina-serta-

    dampaknya-di-indonesia/ , diakses Jumat, 21 Januari 2011, pukul 12.15 WIB)

    Dio, Muhammad. 2009. Dampak El Nino pada Sektor Kelautan dan Upaya

    Penanggulangannya (Online)

    (http://muhammaddio.wordpress.com/2009/12/14/dampak-el-nino-pada-sektor-

    kelautan-dan-upaya-penanggulangannya/, diakses Kamis, 20 Januari 2011, pukul

    19.05 WIB)

    H., Marah Uli dan Asep Mulyadi. 2007. Geografi untuk SMA dan MA Kelas X.

    Jakarta: Esis.

    Ikawati, Yuni. 2011. Dampak La Nina dan Badai Australia (Online)

    (http://internasional.kompas.com/read/2011/01/10/04205247/Dampak.La.Nina..da

    n.Badai.Australia, diakses Kamis, 20 Januari 2011, pukul 18:47 WIB)

    Kuswansusilo, Budhi. 2010. Early Warning: La Nina Datang, Banjir Mengancam

    (Online). (http://edukasi.kompasiana.com/2010/08/26/early-warning-la-nina-

    datang-banjir-mengancam, diakses Jumat, 21 Januari 2011, pukul 18:30 WIB)

    Pamulani, Putri dan Zakia Nurus Syifa. 2009. Peluang Emas Indonesia dalam Bali Roadmap untuk Mengurangi Laju Pemanasan Global. Kebumen: SMA

    Negeri 1 Kebumen.