ektum praktikum 07(2)
TRANSCRIPT
PRAKTIKUM VII
Topik : Teknik Sampling Tanpa Plot dengan Point Centered Quarter
Tujuan : Untuk menentukan parameter vegetasi frekuensi, dominansi dan
nilai penting tanpa menggunakan plot
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 3 Maret 2007
Tempat : Hutan Pantai Batakan Pelaihari Tanah Laut
I. ALAT DAN BAHAN
Alat : 1. Meteran rol
2. Etiket gantung
3. Sasak herbarium
4. Kantong plastik
5. Kertas label
II. CARA KERJA
1. Meletakkan garis transek sepanjang 100 m dari barat ke timur
2. Membuat garis subtransek yang memotong garis transek utama yang berjarak
masing-masing 10 m.
3. Mengukur jarak pohon terdekat ke titik perpotongan transek pada setiap
kuarter dan mengukur keliling pohon terdekat tersebut setinggi dada.
4. Menghitung basal area (cover) dari masing-masing pohon dengan
menggunakan rumus r2.
5. Menghitung total jarak, rata-rata jarak yaitu total jarak dibagi jumlah seluruh
pohon terukur.
6. Menghitung jumlah pohon per 100 m2 (kerapatan mutlak) = 100/ rata-rata
jarak.
7. Membuat tabel perhitungan kerapatan relatif dan frekuensi relatif.
8. Membuat tabel perhitungan dominansi untuk seluruh spesies.
9. Membuat tabel untuk perhitungan nilai penting setiap spesies.
46
III. TEORI DASAR
Dengan metode jarak dapat ditentukan tiga parameter sekaligus yaitu
frekuensi, kerapatan dan penutupan/ dominansi. Jumlah individu dalam suatu
stand/ area dapat ditentukan dengan mengukur jarak antara individu, atau jarak
antara titik sampling dengan individu tumbuhan. Hasil pengukuran jarak tersebut
dikonversikan ke dalam unit dua dimensi/ area dengan cara mengkuadratkan jarak
tersebut.
Compas line
Gambar 1. Metode point centered quarter (Mueller – Dombois dan Eilenberg,
1974)
Metode jarak yang paling umum digunakan adalah metode point centered
quarter. Pengukuran jarak dilakukan dari titik sapling ke pohon terdekat dalam
tiap kuarter (kuadrat). Dengan demikian setiap titik sapling dihasilkan empat
pengukuran (gambar 1). Selain itu juga dilakukan pengukuran diameter pohon
dari keempat pohon yang diamati tersebut, digunakan untuk mengetahui basal
area suatu spesies.
47
IV. HASIL PENGAMATAN
ZONA 0 METER
Tabel 1 : Perhitungan metode poin quarter pada pengamatan hutan Pantai
Batakan
Ttk Quarter Nama Spesies Jarak
(m)
Keliling
(m)
r (cover)
(m)
Tinggi
(m)
Basal
Area (m)
I 0
1
2
3
4
Caesalpinia pulcherrima
Morinda sp
Terminalia catapa
Caesalpinia pulcherrima
Hibiscus tiliaceus
0
12.50
38.00
35.00
58.50
1.80
0.92
1.20
0.32
0.50
9.30
1.50
7.50
1.20
1.00
7.15
3.50
6.50
2.30
1.20
271.579
7.065
176.625
4.522
3.14
II 0
1
2
3
4
Caesalpinia pulcherrima
Morinda sp
Caesalpinia pulcherrima
Caesalpinia pulcherrima
Terminalia catapa
0
46.00
47.36
1.00
62.10
0.32
0.92
1.80
0.25
1.20
1.20
1.50
1.30
1.25
7.50
2.30
3.50
2.60
2.50
6.50
4.522
7.065
5.307
4.906
176.625
III 0
1
2
3
4
Glyrisidia sp
Melaleuca cajuputi
Melaleuca cajuputi
Psidium guajava
Glyrisidia sp
0
5.50
13.50
23.00
21.00
0.50
0.38
0.60
0.10
0.90
2.30
2.80
2.43
0.45
3.50
4.50
4.50
5.50
1.60
7.50
16.611
24.618
18.541
6.609
10.990
IV 0
1
2
3
4
Glyrisidia sp
Melaleuca cajuputi
Melaleuca cajuputi
Glyrisidia sp
Glyrisidia sp
0
3.60
0.90
8.50
4.50
0.40
0.64
0.55
0.49
0.17
2.80
1.24
3.20
1.25
0.10
3.60
2.30
7.50
7.00
2.20
24.618
4.828
32.154
4.906
0.031
∑ (Jumlah) 360.96 53.32 805.262
☺ Jarak rata-rata =
☺ Densitas mutlak =
48
Tabel 2 : Perhitungan densitas dan densitas relatif untuk setiap spesies
No. Nama Spesies ∑
pohon
∑ dalam
quarter
∑ pohon/
100 m
Densitas Densitas
relatif (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Caesalpinia pulcherrima
Melaleuca cajuputi
Terminalia catapa
Glyrisidia sp
Morinda sp
Psidium guajava
Hibiscus tiliaceus
5
4
2
5
2
1
1
0.250
0.200
0.100
0.250
0.100
0.050
0.050
0.077
0.061
0.030
0.077
0.030
0.015
0.015
0.012
0.010
0.005
0.012
0.005
0.002
0.002
25.000
20.833
10.417
25.000
10.417
4.166
4.166
∑ (Jumlah) 20 1.000 0.305 0.048 99.999
Contoh Perhitungan :
Caesalpinia pulcherrima
☺ Jumlah dalam quarter =
☺ Jumlah pohon/ 100 m = Densitas mutlak X ∑ dalam quarter
= 0.307 x 0.250
= 0.077
☺ Densitas =
☺ Densitas Relatif =
=
49
Tabel 3 : Frekuensi, frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif, dan nilai
penting
No. Nama Spesies Densitas F Dominansi Den. R FR Dom. R N.P.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Caesalpinia pulcherrima
Melaleuca cajuputi
Terminalia catapa
Glyrisidia sp
Morinda sp
Psidium guajava
Hibiscus tiliaceus
0.012
0.010
0.005
0.012
0.005
0.002
0.002
50
50
50
50
50
25
25
0.727
0.200
0.883
0.143
0.035
0.016
0.008
25.000
20.833
10.417
25.000
10.417
4.166
4.166
16.667
16.667
16.667
16.667
16.667
8.333
8.333
36.133
9.940
43.887
7.107
1.740
0.795
0.398
77.800
47.490
70.971
48.774
28.824
13.294
12.897
∑ (Jumlah) 0.048 300 2.012 99.999 100.001 100.000 300.050
Contoh Perhitungan :
Caesalpinia pulcherrima
☺ Frekuensi (F) =
=
☺ Frekuensi Relatif (FR) =
=
☺ Dominansi (D) =
☺ Dominansi Relatif (DR) =
=
☺ Nilai Penting (NP) = Den. R + FR + Dom. R
= 25.000 + 16.667 + 36. 133 = 77.800
ZONA 100 METER
50
Tabel 1 : Perhitungan metode poin quarter pada pengamatan hutan Pantai
Batakan
Ttk Quarter Nama Spesies Jarak
(m)
Keliling
(m)
r (cover)
(m)
Tinggi
(m)
Basal
Area (m)
I 0
1
2
3
4
Dipherocarpus phicata
Dipherocarpus phicata
Hibiscus tiliaceus
Melaleuca cajuputi
Bacaorea sp
0
2.50
7.00
15.00
13.50
0.12
0.10
0.54
0.30
0.15
2.50
2.10
3.65
2.50
2.00
4.50
4.00
6.00
7.00
4.00
19.625
13.847
41.833
19.625
12.560
II 0
1
2
3
4
Bacaorea sp
Dipherocarpus phicata
Melaleuca cajuputi
Neliuum ovalic
Bacaorea sp
0
13.00
15.70
28.50
7.50
0.15
0.12
0.30
0.65
0.10
2.00
2.50
2.50
3.00
1.60
4.00
4.50
7.00
7.50
2.15
12.560
19.625
19.625
28.260
8.038
III 0
1
2
3
4
Mangifera indica
Psidium guajava
Psidium guajava
Terminalia catapa
Mangifera indica
0
5.00
4.50
8.50
7.50
0.54
0.06
0.22
0.07
0.07
4.50
0.83
0.28
1.25
0.40
7.50
1.10
4.20
2.50
2.50
63.585
2.163
0.246
4.906
0.502
IV 0
1
2
3
4
Caesalpinia pulcherrima
Caesalpinia pulcherrima
Mangifera indica
Mangifera indica
Caesalpinia pulcherrima
0
2.50
12.50
7.50
2.50
0.24
0.46
0.54
0.07
0.63
2.50
2.50
4.50
0.40
2.70
5.50
6.50
7.50
2.00
10.60
19.625
19.625
63.585
0.502
22.891
∑ (Jumlah) 152.70 44.21 393.228
☺ Jarak rata-rata =
☺ Densitas mutlak =
Tabel 2 : Perhitungan densitas dan densitas relatif untuk setiap spesies
No. Nama Spesies ∑ ∑ dalam ∑ pohon/ Densitas Densitas
51
pohon quarter 100 m relatif (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dipherocarpus phicata
Hibiscus tiliaceus
Melaleuca cajuputi
Bacaorea sp
Nelium ovalus
Mangifera indica
Psidium guajava
Terminalia catapa
Caesalpinia pulcherrima
3
1
2
3
1
4
2
1
3
0.150
0.050
0.100
0.150
0.050
0.200
0.100
0.050
0.150
8.744
2.915
5.829
8.744
2.915
11.659
5.829
2.915
8.744
0.008
0.003
0.005
0.008
0.003
0.010
0.005
0.003
0.008
15.094
5.660
9.434
15.094
5.660
18.868
9.434
5.660
15.094
∑ (Jumlah) 20 1.000 58.294 0.053 99.998
Contoh Perhitungan :
Dipherocarpus phicata
☺ Jumlah dalam quarter =
☺ Jumlah pohon/ 100 m = Densitas mutlak X ∑ dalam quarter
= 58.293 x 0.150
= 8.744
☺ Densitas =
☺ Densitas Relatif =
=
Tabel 3 : Frekuensi, frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif, dan nilai
penting
No. Nama Spesies Densitas F Dominansi Den. R FR Dom. R N.P.
52
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dipherocarpus phicata
Hibiscus tiliaceus
Melaleuca cajuputi
Bacaorea sp
Nelium ovalus
Mangifera indica
Psidium guajava
Terminalia catapa
Caesalpinia pulcherrima
0.008
0.003
0.005
0.008
0.003
0.010
0.005
0.003
0.008
50
25
50
50
25
50
25
25
25
0.133
0.105
0.098
0.083
0.071
0.320
0.006
0.012
0.155
15.094
5.660
9.434
15.094
5.660
18.868
9.434
5.660
15.094
15.385
7.692
15.385
15.385
7.692
15.385
7.692
7.692
7.692
13.530
10.682
9.969
8.444
7.223
32.553
0.610
1.221
15.768
44.009
24.034
34.788
38.923
20.575
66.806
17.736
14.573
38.554
∑ (Jumlah) 0.053 325 0.983 99.998 100.000 100.000 299.998
Contoh Perhitungan :
Dipherocarpus phicata
☺ Frekuensi (F) =
=
☺ Frekuensi Relatif (FR) =
=
☺ Dominansi (D) =
☺ Dominansi Relatif (DR) =
=
☺ Nilai Penting (NP) = Den. R + FR + Dom. R
= 15.094 + 15.385 + 13. 530 = 44.009
ZONA 200 METER
Tabel 1 : Perhitungan metode poin quarter pada pengamatan hutan Pantai
Batakan
Ttk Quarter Nama Spesies Jarak Keliling r (cover) Tinggi Basal
53
(m) (m) (m) (m) Area (m)
I 0
1
2
3
4
Melaleuca cajuputi
Melaleuca cajuputi
Melaleuca cajuputi
Melaleuca cajuputi
Hibiscus tiliaceus
0
4.50
3.50
4.00
5.50
0.34
0.43
0.47
0.35
0.21
1.20
2.60
2.10
1.80
0.95
4.70
4.30
6.50
6.50
4.50
4.522
21.226
6.594
18.312
2. 833
II 0
1
2
3
4
Melaleuca cajuputi
Hibiscus tiliaceus
Melaleuca cajuputi
Melaleuca cajuputi
Melaleuca cajuputi
0
1.50
2.20
3.50
0.80
0.10
0.21
0.43
0.34
0.47
0.65
2.40
2.60
1.20
2.10
1.90
3.50
4.30
4.70
6.50
1.326
18.086
21.226
4.522
6.594
III 0
1
2
3
4
Hibiscus tiliaceus
Hibiscus tiliaceus
Hibiscus tiliaceus
Hibiscus tiliaceus
Hibiscus tiliaceus
0
6.50
11.50
5.50
5.00
0.32
0.40
0.35
0.20
0.35
1.30
3.00
2.50
1.50
2.00
2.50
4.50
2.50
2.00
3.00
5.307
28.260
19.625
7.065
12.560
IV 0
1
2
3
4
Hibiscus tiliaceus
Glyrisidia sp
Hibiscus tiliaceus
Hibiscus tiliaceus
Hibiscus tiliaceus
0
8.50
2.80
6.50
7.00
0.31
0.38
0.42
0.55
0.62
1.80
2.30
1.20
2.20
2.50
3.50
3.00
4.00
5.50
6.00
11.174
16.611
4.522
15.197
19.625
∑ (Jumlah) 78.80 37.90 245.187
☺ Jarak rata-rata =
☺ Densitas mutlak =
Tabel 2 : Perhitungan densitas dan densitas relatif untuk setiap spesies
No. Nama Spesies ∑
pohon
∑ dalam
quarter
∑ pohon/
100 m
Densitas Densitas
relatif (%)
1.
2.
Melaleuca cajuputi
Hibiscus tiliaceus
8
11
0.400
0.550
2.577
3.543
0.020
0.027
40.816
55.102
54
3. Glyrisidia sp 1 0.050 0.332 0.002 4.082
∑ (Jumlah) 20 1.000 6.452 0.049 100.000
Contoh Perhitungan :
Melaleuca cajuputi
☺ Jumlah dalam quarter =
☺ Jumlah pohon/ 100 m = Densitas mutlak X ∑ dalam quarter
= 6.442 x 0.400
= 2.577
☺ Densitas =
☺ Densitas Relatif =
=
Tabel 3 : Frekuensi, frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif, dan nilai
penting
No. Nama Spesies Densitas F Dominansi Den. R FR Dom. R N.P.
1.
2.
3.
Melaleuca cajuputi
Hibiscus tiliaceus
Glyrisidia sp
0.020
0.027
0.002
50
100
25
0.211
0.361
0.042
40.816
55.102
4.082
28.571
57.143
14.286
34.365
58.795
6.840
103.752
171.040
25.208
55
∑ (Jumlah) 0.049 175 0.614 100.000 100.000 100.000 300.000
Contoh Perhitungan :
Melaleuca cajuputi
☺ Frekuensi (F) =
=
☺ Frekuensi Relatif (FR) =
= %
☺ Dominansi (D) =
☺ Dominansi Relatif (DR) =
=
☺ Nilai Penting (NP) = Den. R + FR + Dom. R
= 40.816 + 28.571 + 34.365
= 103.752
Tabel Parameter Lingkungan
56
No Parameter Kisaran
1
2
3
4
5
6
7
pH tanah
Suhu udara (oC)
Kelembaban tanah (%)
Kelembaban udara (%)
Kecepatan angin (m/s)
i. Maksimum
ii. Minimum
Intensitas cahaya (Lux)
Suhu tanah (oC)
5,9 – 6,4
28 – 30
65 – 85
82 – 86
2,4 – 3,79
0,45 – 2,3
170 – 185
25 - 27
V. ANALISA DATA
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data tumbuhan sebanyak 7
spesies pada zona 0 m ini yaitu: Caesalpinia pulcherrima, Melaleuca cajuputi,
Terminalia catapa, Glyrisidia sp, Morinda sp, Psidium guajava, Hibiscus
tiliaceus. Setelah dilakukan perhitungan terhadap data yang diperoleh dapat
diketahui bahwa daerah tersebut (pada zona 0 meter) didominasi oleh Terminalia
catapa karena memiliki nilai dominansi tertinggi yaitu sebesar 0.883 dari jumlah
total dominansi 2.012, dengan kata lain tumbuhan Terminalia catapa ini memiliki
penguasaan area yang lebih besar dari jenis tumbuhan yang lain. Sedangkan jika
dilihat dari besarnya nilai penting (NP), tumbuhan Caesalpinia pulcherrima lebih
mempunyai peranan penting dibandingkan dengan Terminalia catapa dan
tumbuhan lainnya karena memiliki nilai penting terbesar yaitu 77.800. Nilai
frekuensi tertinggi pada vegetasi kawasan ini ditempati beberapa spesies yaitu
50% meliputi Caesalpinia pulcherrima, Melaleuca cajuputi, Terminalia catapa,
Glyrisidia sp, Morinda sp. Dari hasil pengamatan dapat diketahui juga bahwa
hutan yang diamati tidak sepenuhnya alami, karena ada sebagian tumbuhan yang
ditanam oleh manusia untuk dimanfaatkan baik kayu maupun buahnya.
Untuk tumbuhan Hibiscus tiliaceus memiliki nilai dominansi terendah
yaitu 0.008 dari total dominansi 2.012, sehingga penguasaan area tanaman ini
57
sangat kecil dari tanaman lainnya. Selain itu tumbuhan ini juga memiliki peranan
yang sedikit dalam lingkungan karena memiliki nilai penting terendah, yaitu
hanya 12.897 dari 300.000
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data tumbuhan sebanyak 9
spesies pada zona 100 m ini yaitu: Dipherocarpus phicata, Hibiscus tiliaceus,
Melaleuca cajuputi, Bacaorea sp, Nelium ovalus, Mangifera indica, Psidium
guajava, Ketapang, Caesalpinia pulcherrima. Setelah dilakukan perhitungan
terhadap data yang diperoleh dapat diketahui bahwa daerah tersebut (pada zona
100 meter) didominasi oleh Mangifera indica karena memiliki nilai dominansi
tertinggi yaitu sebesar 0.320 dari jumlah total dominansi 0.983, dengan kata lain
tumbuhan Mangifera indica ini memiliki penguasaan area yang lebih besar dari
jenis tumbuhan yang lain. Selain itu, jika dilihat dari besarnya nilai penting (NP),
tumbuhan Mangifera indica lebih mempunyai peranan penting dibandingkan
dengan tumbuhan lainnya karena memiliki nilai penting terbesar yaitu 66.806.
Nilai frekuensi tertinggi pada vegetasi kawasan ini ditempati beberapa spesies
yaitu 50% meliputi Dipherocarpus phicata, Melaleuca cajuputi, Bacaorea sp,
Mangifera indica. Dari hasil pengamatan dapat diketahui juga bahwa hutan yang
diamati tidak sepenuhnya alami, karena ada sebagian tumbuhan yang ditanam
oleh manusia untuk dimanfaatkan baik kayu maupun buahnya.
Untuk tumbuhan Psidium guajava memiliki nilai dominansi terendah yaitu
0.006 dari total dominansi 0.983, sehingga penguasaan area tanaman ini sangat
kecil dari tanaman lainnya. Ditinjau dari segi nilai penting, maka tumbuhan
Ketapang memiliki peranan yang sedikit dalam lingkungan karena memiliki nilai
penting terendah, yaitu hanya 14.573 dari 299.998.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data tumbuhan sebanyak 3
spesies pada zona 200 m ini yaitu: Melaleuca cajuputi, Hibiscus tiliaceus,
Glyrisidia sp. Setelah dilakukan perhitungan terhadap data yang diperoleh dapat
diketahui bahwa daerah tersebut (pada zona 200 meter) didominasi oleh Hibiscus
tiliaceus karena memiliki nilai dominansi tertinggi yaitu sebesar 0.361 dari jumlah
total dominansi 0.614, dengan kata lain tumbuhan Hibiscus tiliaceus ini memiliki
penguasaan area yang lebih besar dari jenis tumbuhan yang lain. Selain itu, jika
58
dilihat dari besarnya nilai penting (NP), tumbuhan Hibiscus tiliaceus ini lebih
mempunyai peranan penting dibandingkan dengan tumbuhan lainnya karena
memiliki nilai penting terbesar yaitu 171.040. Nilai frekuensi tertinggi pada
vegetasi kawasan ini ditempati spesies Hibiscus tiliaceus yaitu 100%, berarti
tumbuhan ini dapat ditemukan pada tiap-tiap titik sampel. Dari hasil pengamatan
dapat diketahui juga bahwa hutan yang diamati tidak sepenuhnya alami, karena
ada sebagian tumbuhan yang ditanam oleh manusia untuk dimanfaatkan baik kayu
maupun buahnya.
Untuk tumbuhan Glyrisidia sp memiliki nilai dominansi terendah yaitu
0.042 dari total dominansi 0.614, sehingga penguasaan area tanaman ini sangat
kecil dari tanaman lainnya. Selain itu tumbuhan ini juga memiliki peranan yang
sedikit dalam lingkungan karena memiliki nilai penting terendah, yaitu hanya
25.208 dari 300.000.
Dari hasil pengukuran parameter lingkungan, untuk pH tanah berkisar
antara 5,9 – 6,4. Hal ini menunjukkan bahwa tanah tersebut bersifat asam.
Menurut Agustina (1990), nilai pH optimum untuk pertumbuhan sebagian besar
tanaman pada pH 6 – 7. Tumbuhan yang terdapat pada semua zona (zona 0 m,
100 m, 200 m) dapat tumbuh pada pH di luar kisaran optimum karena memiliki
toleransi yang tinggi terhadap pH yang rendah. Suhu udara berkisar antara 28 –
30oC. Tumbuh-tumbuhan yang langsung terkena sinar matahari mempunyai batas-
batas toleransi dengan suhu optimal 20 – 30oC (Fitter dan Hay, 1998). Berarti
suhu pada kawasan tersebut masih dalam kondisi batas-batas toleransi tumbuhan,
sehingga tumbuhan tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan suhu
tanahnya mempunyai kisaran antara 25 - 27 oC.
Intensitas cahaya berkisar antara 170 – 185 lux. Tidaklah umum diketahui
bahwa sinar matahari dapat membatasi apabila intensitas penuh, demikian pula
pada intensitas rendah (Odum, 1998).
Kelembaban tanah mempunyai kisaran antara 65 – 85%. Menurut Odum
(1998) kelembaban yang sejalan dengan temperatur dan sinar matahari
mempunyai peranan dalam mengatur kegiatan-kegiatan organisme dan dalam
membatasi penyebarannya. Selain itu juga mempengaruhi pembentukan tanah,
59
humus, kehidupan di dalam tanah dan perkecambahan biji (Mas’ud, 1984).
Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 82 – 86%. Odum (1998)
mengatakan bahwa kelembaban udara optimum berkisar antara 80 – 98%. Hal ini
menunjukkan bahwa kawasan tersebut mempunyai kelembaban udara yang
optimum.
Kecepatan angin maksimum berkisar antara 2,4 – 3,79 m/s sedangkan
kecepatan angin minimum berkisar antara 0,45 – 2,3 m/s. Hardjosuwarno (1990)
menjelaskan bahwa masing-masing spesies tumbuhan mampu hidup baik dan
berhasil memperbanyak diri kalau tumbuhan dalam kisaran kondisi lingkungan
tertentu (misalnya kecepatan angin). Menurut Polunin (1990). Kecepatan angin
membantu dalam hal pemencaran suatu tumbuhan sehingga spesies-spesies
tumbuh.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan :
1. Pada zona 0 m, tumbuhan Terminalia catapa memiliki peranan yang lebih
besar dibandingkan dengan tanaman lainnya jika dilihat dari fungsinya bagi
lingkungan sekitar hutan. Sedangkan jika dilihat dari manfaatnya bagi
masyarakat sekitar maka tumbuhan Caesalpinia pulcherrima memiliki
peranan yang lebih besar.
2. Pada zona 100 m, tumbuhan Mangifera indica memiliki peranan yang lebih
besar dibandingkan dengan tanaman lainnya, baik dilihat dari fungsinya bagi
lingkungan sekitar hutan maupun manfaatnya bagi masyarakat sekitar.
3. Pada zona 200 m, tumbuhan Hibiscus tiliaceus memiliki peranan yang lebih
besar dibandingkan dengan tanaman lainnya, baik dilihat dari fungsinya bagi
lingkungan sekitar hutan maupun manfaatnya bagi masyarakat sekitar.
4. Berdasarkan pengukuran parameter lingkungan dapat diketahui bahwa semua
tumbuhan yang ditemukan pada zona 0 m, 100 m, 200 m dapat hidup dengan
baik pada kisaran pH antara 5,9 – 6,4, suhu udara 28-30 0C, kelembaban tanah
65–85%, kelembaban udara 82- 86%, kecepatan angina maksimum berkisar
antara 2,4-3,79 m/s dan kecepatan angin minimum antara 0,45-2,3 m/s,
60
intensitas cahaya antara 170-185 Lux, dan suhu tanah berkisar antara 25-27 0C.
61