analisis pelaksanaan praktikum dan permasalahannya materi organisasi kehidupan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PERMASALAHANNYAMATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DI SMP
(Studi Deskriptif Pelaksanaan Praktikum se-Kecamatan Teluk Betung BaratKotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)
(Skripsi)
OlehLudfia Fatmawati
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DANPERMASALAHANNYA PADA MATERI ORGANISASI
KEHIDUPAN DI SMP
(Studi Deskriptif Pelaksanaan Praktikum se-Kecamatan Teluk Betung BaratKotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)
Oleh
Ludfia Fatmawati
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan praktikum materi orga-
nisasi kehidupan dan permasalahannya di SMP se-Kecamatan Teluk Betung
Barat. Penelitian ini merupakan penelitian riset eksploratori dengan pendekatan
kualitatif. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh guru IPA kelas 7 SMP yang
melaksanakan pembelajaran berbasis praktikum di Kecamatan Teluk Betung
Barat yang diambil melalui teknik purposive sampling.
Data penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil
angket tanggapan guru dan siswa serta hasil wawancara kepada guru dan siswa.
Data sekunder berupa hasil observasi tahapan pelaksanaan praktikum materi
organisasi kehidupan, dan observasi permasalahan praktikum materi organisasi
kehidupan, serta penilaian penyusunan LKS praktikum materi organisasi kehi-
dupan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis
model Miles dan Huberman.
iii
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pelaksanaan praktikum di
SMP se-Kecamatan Teluk Betung Barat memiliki kriteria sangat baik ditinjau
berdasarkan hasil angket tanggapan guru dan siswa. Dengan persentase aspek
tertinggi yaitu motivasi terhadap pelaksanaan praktikum oleh guru dan siswa
memperoleh kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil observasi tahapan pelak-
sanaan praktikum materi organisasi kehidupan di kedua SMP memiliki kriteria
baik. Hasil penilaian penyusunan LKS praktikum materi organisasi kehidupan
memiliki kriteria baik untuk kedua sekolah. Namun hasil penelitian juga menun-
jukkan terdapat kendala pada pelaksanaan praktikum di SMP Kecamatan Teluk
Betung Barat, yaitu keterbatasan alat dan bahan yang disediakan oleh labo-
ratorium. Pada tahap pelaksanaan praktikum, siswa masih kesulitan dalam meng-
gunakan alat seperti mikroskop yang masih awam bagi para siswa. Pada tahap
penutup praktikum siswa mengalami kesulitan dalam membuat kesimpulan dari
praktikum yang telah dilaksanakan.
Kata kunci: guru IPA, LKS-praktikum, materi organisasi kehidupan, pelaksanaanpraktikum, permasalahan praktikum
ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PERMASALAHANNYAMATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DI SMP
(Studi Deskriptif Pelaksanaan Praktikum se-Kecamatan Teluk Betung BaratKotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)
Oleh
LUDFIA FATMAWATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 20 November 1994 di Desa
Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung
Tengah, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara
pasangan Bapak Rubangi dengan Ibu Mardiah. Alamat
penulis yaitu di Dusun 3 Astomulyo, Kecamatan Punggur,
Kabupaten Lampung Tengah. Nomor telepon penulis yaitu 085384137785
Penulis mengawali pendidikan formal di TK Dharma Wanita Punggur pada tahun
2000-2001, SDN 2 Astomulyo yang diselesaikan pada tahun 2007, dan pada tahun
yang sama diterima di SMPN 1 Punggur, dan diselesaikan pada tahun 2010. Pada
tahun yang sama penulis diterima di SMAN Kotagajah yang diselesaikan tahun
2013.
Pada tahun 2013 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan pendidikan MIPA Program Studi pendidikan
Biologi melalui jalur undangan SNMPTN. Pada tahun 2016 penulis aktif sebagai
Asisten Praktikum Mata kuliah Fisiologi Hewan. Penulis melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 1 Sendang Agung Lampung Tengah pada
tahun 2016, serta penelitian pendidikan di SMPN 15 Bandar Lampung dan SMP
Bodhisattva untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan/S.Pd pada tahun 2017.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segalakemudahan, limpahan rahmad, rezeki, dan karunia yang Engkau berikan selama
ini. Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati.Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini untuk orang-
orang yang selalu berharga dalam hidupku:
Bapakku (Rubangi) dan Ibuku (Mardiah)Untuk bapak yang selalu berusaha dengan sepenuh hatinya demi keluarganya,
untuk bapak yang jasanya tidak akan pernah tergantikan sampai kapanpun,terimakasih bapakku atas segala perjuanganmu. Untuk ibuku yang sangat baikhati, untuk semua pengorbananmu, semua kasih sayangmu, semua doa-doamu,
semua nasehatmu, dan semua kesabaranmu untukku, untuk semua jasamuterimakasihku ibu
Adikku, Alfian Rasyid dan Zaskia HanifahUntuk adik-adikku yang menjadi alasanku untuk berjuang, terimakasih untuk
semangat yang kalian berikan. Saudara-saudaraku yang selalu menghiburku danmemberikan motivasi untukku. Terimakasih untuk segala cinta,kasih sayang yang
kalian berikan
Para Pendidikku (Guru dan Dosen)Terimakasih atas bimbingan, pembelajaran, dan kasih sayang yang diberikanpadaku hingga aku dapat memiliki kesempatan untuk memperoleh ilmu yang
sangat berharga ini.
Almamaterku tercinta..Universitas Lampung
MOTTO
“Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah
sambil memuji Rabb-mu sebelum terbit matahari dan terbenamnya”
(QS. Qaaf: 39)
“Dan sungguh kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu,
sehingga engkau menjadi puas”
(QS. Ad-Dhuha: 5)
“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu
kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat”
(Winston Chuchill)
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
FKIP Universitas Lampung. Skripsi yang berjudul “ANALISIS
PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PERMASALAHANNYA MATERI
ORGANISASI KEHIDUPAN DI SMP (Studi Deskriptif Pelaksanaan Praktikum
se-Kecamatan Teluk Betung Barat Kotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2016/2017)
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Berti Yolida, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi,
Pembimbing Akademik, dan Pembimbing I yang telah memberikan saran,
bimbingan, dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
4. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah
memberikan saran, bimbingan, dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas yang telah memberikan saran-
saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;
xii
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung yang telah mendidik dan memberikan
pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan;
7. Kepala sekolah, seluruh dewan guru, guru mitra, staf, dan siswa-siswi kelas
VII SMP Negeri 15 Bandar Lampung dan SMP Bodhisattva Teluk Betung
Barat atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;
8. Diana Nurlinggasari, Larasati D. Pertiwi, Selvina Annis, Febriyati S. Dhania,
Sri Utami, Hanna B. Simanjuntak, Rita Yanti, Esti Kurniawati, Syarifah R.
Magfiroh, Ulvi M. Jannah, dan Widiyawati yang telah menemani dan
membantu pada proses penelitian;
9. Rekan-rekan Tim Skripsi yang telah bersama-sama berjuang menyelesaikan
skripsi;
10. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, Alhamdulillahirobbil’alamiin skripsi ini telah selesai dengan baik dan
semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Aamiin.
Bandar Lampung, Juli 2017
Penulis
Ludfia Fatmawati
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 9F. Kerangka Pikir ..................................................................................... 11
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPA ................................................................................. 14B. Metode Praktikum ................................................................................ 18C. LKS-Praktikum ..................................................................................... 23
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 25B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 25C. Desain Penelitian .................................................................................. 26D. Prosedur Penelitian................................................................................ 27E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ................................................... 30F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 52B. Pembahasan .......................................................................................... 59
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 73B. Saran . ................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 75
xiv
LAMPIRAN
1. Hasil Angket Tanggapan Guru.................................................................... 792. Hasil Angket Tanggapan Siswa .................................................................. 843. Hasil Wawancara kepada Guru................................................................... 884. Hasil Wawancara kepada Siswa.................................................................. 925. Lembar Biodata Guru IPA SMP ................................................................. 966. Lembar Observasi Permasalahan Praktikum Materi Organisasi
Kehidupan ................................................................................................... 987. Lembar Observasi Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi
Kehidupan ................................................................................................... 1018. Lembar Penilaian Penyusunan LKS Praktikum Materi Organisasi
Kehidupan oleh Guru Sampel ..................................................................... 1039. Gabungan Hasil Angket Tanggapan Guru terhadap Pelaksanaan
Praktikum Materi Organisasi Kehidupan .................................................... 10510.Gabungan Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pelaksanaan
Praktikum Materi Organisasi Kehidupan .................................................... 10611.Hasil Lembar Observasi Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi
Organisasi Kehidupan ................................................................................ 10712.Hasil Lembar Penilaian Penyusunan LKS Praktikum Materi Organisasi
Kehidupan ................................................................................................... 10813.LKS-Praktikum oleh Guru .......................................................................... 10914.Foto Kegiatan Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan ....... 111
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Sebaran populasi dan sampel penelitian .............................................. 26
2. Kisi-kisi angket tanggapan guru sampel .............................................. 32
3. Kisi-kisi angket tanggapan perwakilan siswa ..................................... 33
4. Kisi-kisi wawancara kepada guru sampel ........................................... 35
5. Kisi-kisi wawancara kepada perwakilan siswa .................................... 36
6. Kriteria persentase angket tanggapan guru sampel .............................. 40
7. Tabulasi hasil angket tanggapan guru sampel...................................... 40
8. Tabulasi hasil angket tanggapan perwakilan siswa.............................. 43
9. Lembar observasi tahapan pelaksanaan praktikum materi organisasikehidupan ............................................................................................. 46
10. Lembar penilaian penyusunan LKS/LKPD-Praktikum atau penuntunpraktikum oleh guru ............................................................................. 48
11. Hasil persentase skor angket tanggapan guru terhadap pelaksanaanpraktikum materi organisasi kehidupan ............................................... 53
12. Hasil persentase skor angket tanggapan siswa terhadap pelaksanaanpraktikum materi organisasi kehidupan ............................................... 55
13. Hasil observasi tahapan pelaksanaan praktikum materi organisasikehidupan ............................................................................................. 57
14. Hasil penilaian penyusunan LKS praktikum materi organisasikehidupan oleh guru............................................................................. 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan kerangka pikir ........................................................................... 13
2. Keadaan laboratorium di SMPN 15 Bandar Lampung ........................ 111
3. Keadaan kelas di SMP Bodhisattva sebagai tempat praktikum ........... 111
4. Guru mempersiapkan alat dan bahan praktikum.................................. 112
5. Guru memberikan instruksi penggunaan alat dan bahan praktikum.... 112
6. Guru memberikan LKS praktikum kepada siswa ................................ 113
7. Guru memberikan instruksi pengerjaan LKS praktikum ..................... 113
8. Siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti praktikum ...................... 113
9. Siswa menggunakan alat dan bahan yang disediakan.......................... 114
10. Siswa mengamati dan mengumpulkan data ......................................... 114
11. Siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS.............................................. `115
12. Guru membimbing sisswa saat mengalami kesulitan .......................... 115
13. Mikroskop listrik yang digunakan di SMP Bodhisattva (a) danmikroskop cahaya yang digunakan di SMPN 15 Bandar Lampung(b) ......................................................................................................... 116
14. Siswa menyampaikan hasil praktikum di depan kelas ......................... 116
15. Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari kegiatan praktikum yangtelah dilaksanakan ................................................................................ 117
16. Guru meminta siswa mengumpulkan kembali LKS praktikum yangtelah dikerjakan .................................................................................... 117
17. Guru dan siswa menyimpan kembali alat dan bahan praktikum yangtelah selesai digunakan......................................................................... 117
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran IPA menitikberatkan pada suatu proses penelitian.
Hal ini terjadi ketika belajar IPA mampu meningkatkan proses berpikir
siswa untuk memahami fenomena-fenomena alam. Hal ini karena IPA
berawal dari proses penemuan oleh para ahli. Dengan demikian, proses
pembelajaran IPA mengutamakan penelitian dan pemecahan masalah
(Wisudawati dan Sulistyowati, 2013: 10).
Bentuk pembelajaran yang sesuai dengan hakikat IPA adalah pembelajaran
berbasis praktikum. Praktikum adalah bagian dari pengajaran yang ber-
tujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan
dalam keadaan nyata apa yang didapat dalam teori (Suharso, 2011: 389).
Menurut Djamarah dan Zain dalam Akyuni (2010: 25), praktikum dapat
menunjang materi pelajaran. Dalam hal ini pembelajaran praktikum mem-
beri kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan membuktikan teori.
Dengan demikian, pembelajaran praktikum dapat menunjang pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran praktikum dapat menunjang materi
pelajaran.
2
Praktikum ideal dilaksanakan di laboratorium, namun dapat juga dilakukan
di tempat lain seperti halaman sekolah, kebun, lapangan, ataupun objek-
objek wisata yang berkaitan dengan materi. Namun, pada umumnya prak-
tikum dilaksanakan di laboratorium. Laboratorium merupakan tempat
untuk melaksanakan pembelajaran secara praktik yang memerlukan pe-
ralatan khusus (Barnawi, 2012: 185). Menurut Mustaji dalam Hamidah,
Sari, dan Budianingsih (2014: 52), pada pembelajaran materi Biologi
keberadaan laboratorium sangat penting. Laboratorium ialah tempat untuk
melatih siswa dalam hal keterampilan melakukan praktek, demonstrasi,
percobaan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Labora-
torium yang dimaksud disini tidak hanya berarti ruangan atau bangunan
yang dipergunakan untuk percobaan ilmiah, melainkan juga termasuk
tempat aktivitas ilmiahnya sendiri baik berupa percobaan /eksperimen,
penelitian/riset, observasi, demonstrasi yang terkait dalam kegiatan belajar
mengajar.
Pelaksanaaan praktikum yang ideal didukung dengan kemampuan guru
untuk dapat berpikir kritis dan kreatif untuk mengatasi keterbatasan alat
dan bahan yang tersedia di laboratorium. Guru harus mampu membuat
lembar kerja siswa (LKS) atau lembar kerja peserta didik (LKPD) yang
sesuai dengan kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan. Guru harus
mampu menyusun penilaian pelaksanaan praktikum. Selain itu guru juga
harus mampu mengkondisikan siswa agar minat siswa dalam mengikuti
kegiatan praktikum meningkat.
3
Pelaksanaan praktikum yang ideal didukung oleh sarana dan prasarana
yang memadai, seperti adanya laboratorium beserta alat dan bahan yang
dibutuhkan. Prasarana yang harus ada ditingkat SMP maupun SMA
menurut Permendikbud No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, yaitu adanya Laboratorium IPA.
Hal ini diperkuat dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2013 tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM) di setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP)
harus tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan
kursi yang cukup untuk siswa dan minimal satu set peralatan praktek IPA
untuk mendemonstrasikan dan eksperimen siswa (Permendikbud, 2013: 6).
Pelaksanaan praktikum diikuti dengan adanya penilaian yang dilakukan
oleh guru. Penilaian merupakan proses yang sistematis dan mencakup
kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan infor-
masi untuk menentukan seberapa jauh seorang siswa atau sekelompok
siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek
pengetahuan, sikap maupun keterampilan (Gronlund dan Linn dalam
Kusaeri dan Suprananto, 2012: 8). Pada pelaksanaan praktikum penilaian
yang digunakan adalah penilaian kinerja atau penilaian unjuk kerja.
Penilaian kinerja merupakan salah satu bentuk penilaian alternatif yang
tidak hanya menilai hasil akhir tetapi juga menilai proses atau keteram-
pilan yang ditunjukkan siswa (Meutia, Johar, dan Ahmad, 2013: 63).
Pada penelitian ini materi yang akan dipakai untuk analisis pelaksanaan
praktikum yaitu materi organisasi kehidupan. Pada materi organisasi
4
kehidupan membahas mengenai kehidupan makhluk hidup mulai dari
tingkat sel sampai tingkat organisme. Pada materi organisasi kehidupan
dipelajari mengenai struktur dan macam-macam sel, jaringan, organ,
sistem organ sampai pada organisme. Pada materi organisasi kehidupan,
kegiatan praktikum yang dilaksanakan yaitu dengan melakukan peng-
amatan terhadap suatu sel hewan atau tumbuhan melalui mikoskop. Sel
merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari suatu makhluk
hidup. Pengamatan terhadap suatu sel dilakukan untuk mengetahui struktur
penyusun sel itu sendiri dan mengetahui bagian-bagian di dalam sel,
namun karena ukuran sel yang sangat kecil maka digunakan mikroskop
untuk membantu dalam proses pengamatan. Materi organisasi kehidupan
dipilih pada penelitian ini karena materi organisasi kehidupan salah satu
materi dengan metode praktikum yang mudah dilakukan sehingga siswa
akan lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Alat dan bahan yang diguna-
kan pada praktikum materi organisasi kehidupan tersedia di laboratorium.
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu mikroskop, gelas objek, dan
gelas penutup, sedangkan bahan yang biasa digunakan adalah preparat sel
hewan atau sel tumbuhan seperti daun jadam (Rhoe discolor sp.), preparat
akar bawang merah (Alium cepa), atau preparat sel pada batang singkong.
Penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di dua SMP yang berada di
kecamatan Teluk Betung Barat pada bulan November, menunjukkan bah-
wa di sekolah-sekolah tersebut pembelajaran Biologi telah dilaksanakan
dengan praktikum. Pada salah satu sekolah yang diamati hampir semua
materi pelajaran Biologi dilalukan melalui pembelajaran berbasis prak-
5
tikum. Akan tetapi di sekolah lain yang diamati pelaksanaan praktikum
masih terbatas untuk beberapa materi pelajaran Biologi. Praktikum yang
dilaksanakan belum mencakup semua materi pelajaran Biologi yang
seharusnya dilaksanakan.
Pelaksanaan praktikum untuk materi organisasi kehidupan di sekolah-
sekolah tersebut dilaksanakan dengan melakukan pengamatan terhadap sel
daun jadam (Rhoe discolor sp.) dan sel pada akar bawang merah (Alium
cepa) menggunakan mikroskop. Pengamatan dilakukan terhadap sel
tumbuhan dan bukan hewan karena sel tumbuhan lebih mudah ditemukan
bahan untuk preparatnya. Pengamatan sel tumbuhan biasanya meng-
gunakan tumbuhan seperti daun, batang, atau akar dari suatu tumbuhan.
Selain mudah ditemukan bahannya, cara pembuatan preparat untuk sel
tumbuhan juga lebih mudah dilakukan, yaitu dengan membuat sayatan
tipis pada jaringan tumbuhan yang diinginkan sehingga diperoleh preparat
yang bisa dipakai untuk pengamatan materi organisasi kehidupan.
Sedangkan untuk mengamati sel hewan memiliki beberapa kesulitan untuk
menemukan preparat yang akan diamati, mengingat objek yang digunakan
adalah hewan, sehingga sulit untuk membuat preparat untuk pengamatan.
Praktikum pengamatan sel hewan biasanya dilakukan apabila di labo-
ratorium terdapat preparat awetan jaringan hewan, namun apabila tidak
ada preparat maka pengamatan sel hanya dapat dilakukan dengan peng-
amatan sel tumbuhan.
6
Praktikum pada materi organisasi kehidupan dilaksanakan di laboratorium
di masing-masing sekolah. Laboratorium memiliki peran penting dalam
pelaksanaan praktikum maka kelengkapan laboratorium juga menjadi hal
yang penting untuk mendukung terlaksananya kegiatan praktikum yang
ideal. Di laboratorium yang ada di setiap sekolah sudah dilengkapi dengan
peralatan yang menunjang kegiatan praktikum untuk materi organisasi
kehidupan diantaranya mikroskop. Namun untuk bahan praktikum masih
tidak tersedia di laboratorium, sehingga mengharuskan siswa membawa
sendiri bahan untuk praktikum materi organisasi kehidupan.
Hasil wawancara kepada guru Biologi di tiap sekolah menunjukkan bahwa
pembelajaran Biologi dengan praktikum dinilai lebih efektif. Bagi guru
pembelajaran Biologi yang ideal adalah dengan dilaksanakan praktikum
karena siswa dituntut untuk lebih terampil dalam berpikir serta dapat
melaksanakan dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan melak-
sanakan praktikum pada materi organsasi kehidupan yang disampaikan
akan lebih mudah diterima oleh siswa dibandingkan jika mereka melak-
sanakan pembelajaran dengan metode ceramah karena siswa dapat mem-
peroleh pengalaman langsung yaitu dengan mengamatai sel tumbuhan
secara langsung melalui mikroskop. Menurut guru Biologi dari kedua
sekolah mengatakan bahwa praktikum Biologi khususnya untuk materi
oganisasi kehidupan yang ideal adalah praktikum yang didukung dengan
fasilitas laboratorium yang memadai, yang ditinjau kelengkapan alat dan
bahan yang ada di laboratorium. Selain itu kesiapan guru dan siswa juga
menjadi faktor penting yang menjamin terlaksananya praktikum yang
7
ideal. Sedangkan wawancara terhadap beberapa siswa mengungkapkan
bahwa pembelajaran dengan praktikum pada materi organisasi kehidupan
juga lebih efektif, karena dengan melaksanakan praktikum pembelajaran
Biologi menjadi lebih nyata dan lebih menyenangkan untuk dipelajari.
Siswa dapat mengamati struktur sel secara langsung melalui mikroskop,
bukan hanya melihat dari buku. Materi yang disampaikan lebih mudah
dipahami dibandingkan jika mereka harus membaca materi yang ada di
dalam buku pelajaran.
Pelaksanaan praktikum di sekolah-sekolah tersebut masih terdapat
beberapa kendala yang dialami oleh guru dan siswa saat pelaksanaan
praktikum. Kendala yang dialami oleh guru adalah sulit untuk meng-
kondisikan siswa agar dapat bekerja sesuai dengan prosedur kerja ilmiah
yang seharusnya dilaksanakan saat melaksanakan praktikum. Kendala
yang dialami oleh siswa yaitu pada praktikum materi organisasi siswa
diharuskan dapat melakukan pengamatan melalui mikroskop, namun siswa
kelas VII masih awam dengan peralatan seperti mikroskop sehingga guru
harus membimbing siswa dalam proses pengamatan agar siswa dapat
melakukan pengamatan terhadap sel daun jadam (Rhoe discolor sp.) dan
sel pada akar bawang merah (Alium cepa) dengan baik dan benar.
Penelitian yang terkait dengan penelitian ini antara lain: (1)Litasari,
Setiati, dan Herlina (2014: 178) bahwa guru dan siswa memberikan
tanggapan positif mengenai penerapan pembelajaran Biologi berbasis
laboratorium yang didukung dengan kesiapan guru dalam menyiapkan
8
perangkat pembelajaran serta kelengkapan sarana dan prasarana labo-
ratorium yang sesuai sehingga dengan pembelajaran berbasis praktikum
dapat meningkatkan hasil belajar siswa; dan (2) Hasruddin dan Rezeqi
(2012: 31) bahwa pelaksanaan praktikum masih dalam kategori rendah
karena kurangnya waktu untuk pelaksanaan praktikum dan keadaan
laboratorium dengan alat dan bahan yang tidak lengkap sehingga meng-
hambat pelaksanaan praktikum.
Berdasarkan fakta yang diperoleh di lapangan, masih terdapat kesenjangan
antara pembelajaran berbasis praktikum yang ideal dengan pembelajaran
berbasis praktikum yang ada di sekolah. Oleh karena itu, peneliti meng-
anggap perlu dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Pelaksanaan
Praktikum dan Permasalahannya Materi Organisasi Kehidupan di SMP
(Studi Deskriptif Pelaksanaan Praktikum se-Kecamatan Teluk Betung
Barat Kotamadya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)”. Dengan
dilakukan penelitian ini maka diharapkan mampu digunakan untuk
melakukan analisis mengenai pelaksanaan praktikum dan permasalahan-
nya pada materi organisasi kehidupan di sekolah-sekolah tersebut sehingga
memberikan gambaran mengenai pelaksanaan praktikum yang ideal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah pelaksanaan praktikum materi oganisasi kehidupan di
SMP se-Kecamatan Teluk Betung Barat?
9
2. Bagaimanakah permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan
praktikum materi oganisasi kehidupan di SMP se-Kecamatan Teluk
Betung Barat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis:
1. Pelaksanaan praktikum materi oganisasi kehidupan di SMP se-
Kecamatan Teluk Betung Barat.
2. Permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan praktikum materi
organisasi kehidupan di SMP se-Kecamatan Teluk Betung Barat.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dai penelitian ini yaitu:
1. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman sebagai calon guru Biologi, terutama dalam pelaksanaan
praktikum yang ideal dalam pembelajaran Biologi.
2. Bagi guru, dapat memberikan informasi mengenai analisis
pelaksanaan praktikum sehingga dapat dijadikan evaluasi untuk
melakanakan praktikum yang ideal pada pembelajaran Biologi.
3. Bagi sekolah, dapat memberikan informasi mengenai pelaksanaan
praktikum pada pembelajaran Biologi di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Guna menghindari kesalahpahaman pada masalah yang akan dibahas maka
peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
10
1. Analisis merupakan kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu
keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda
komponen, hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam
satu keseluruhan yang terpadu. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis pelaksanaan praktikum pada materi
organisasi kehidupan pada siswa SMP kelas VII. Aspek yang akan
dianalisis yaitu: (1) pelaksanaan praktikum materi organisasi
kehidupan serta permasalahannya; (2) motivasi guru dan siswa
terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan serta
permasalahannya; (3) evaluasi laporan hasil praktikum dan
permasalahannya pada materi organisasi kehidupan oleh guru; dan (4)
pembuatan laporan hasil praktikum dan permasalahannya pada materi
organisasi kehidupan oleh siswa.
2. Permasalahan adalah suatu ketidaksesuaian antara harapan dan
kenyataan yang terjadi. Permasalahan yang terjadi pada praktikum
materi organisasi kehidupan dan akan dilakukan analisisnya yaitu: (1)
kelengapan alat untuk praktikum; (2) kelengkapan bahan untuk
praktikum; (3) ketepatan waktu pelaksanaan praktikum; dan (4)
ketersediaan LKS/LKPD praktikum atau penuntun praktikum
organisasi kehidupan.
3. Materi pada pembelajaran biologi yang diamati dalam penelitian ini
adalah materi organisasi kehidupan di SMP kelas VII. Materi tersebut
yaitu untuk Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) pada KD
6.3 Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan
11
mulai dari tingkat sel sampai organisme. Sedangkan untuk Kurikulum
2013 yaitu pada KD 3.6 Memahami sistem organisasi kehidupan
mulai dari tingkat sel sampai organisme dan komposisi utama
penyusun sel.
4. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru IPA SMP Kecamatan
Teluk Betung Barat yang mengajar kelas VII.
F. Kerangka Pikir
Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar siswa dapat memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pada pembelajaran IPA khususnya Biologi, siswa
dituntut untuk dapat berperan secara aktif dalam pelaksanaan
pembelajarannya. Kemampuan berpikir dalam menemukan suatu hipotesis
terhadap suatu masalah pada pembelajaran IPA Biologi dapat dilakukan
dengan melaksanakan praktikum atau eksperimen, sehingga siswa dapat
memperoleh pengalaman secara langsung.
Pelaksanaan praktikum merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Pelaksanaan praktikum
Biologi membantu siswa untuk melakukan pengamatan terhadap suatu
fenomena atau masalah Biologi dan melatih kemampuan berpikir kritis
siswa. Dengan melaksanakan praktikum diharapkan siswa mampu
mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan mampu
mendapat konsep mengenai materi yang dipelajari.
12
Pelaksanaan praktikum yang dianalisis pada penelitian ini adalah pada
materi organisasi kehidupan. Praktikum materi organisasi kehidupan
biasanya berupa pengamatan terhadap sel tumbuhan atau preparat sel
hewan untuk mengetahui struktur dari sel tersebut. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan perangkat penelitian berupa
angket tanggapan dan wawancara. Angket tanggapan dan wawancara
diberikan kepada guru sampel dan perwakilan siswa. Angket tanggapan
dan wawancara yang digunakan mencakup beberapa aspek yang akan
dianalisis yaitu: (1) pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan;
(2) motivasi guru dan siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi
organisasi kehidupan; (3) evaluasi laporan hasil praktikum pada materi
organisasi kehidupan oleh guru; dan (4) pembuatan laporan hasil
praktikum dan permasalahannya pada materi organisasi kehidupan oleh
siswa.
Data yang diperoleh dari perangkat penelitian yang digunakan kemudian
dianalisis. Analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif model
Miles dan Huberman. Data yang diperoleh diolah menggunakan per-
hitungan rumus dan diterjemahkan menggunakan kriteria deskriptif se-
hingga diperoleh gambaran mengenai pelaksanaan praktikum dan per-
masalahannya materi organisasi kehidupan di SMP Kecamatan Teluk
Betung Barat tahun pelajaran 2016/2017.
13
Kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
1. Pelaksanaan
praktikum materi
organisasi
kehidupan oleh
guru.
2. Motivasi guru
terhadap
pelaksanaan
praktikum
organisasi
kehidupan
3. Evaluasi laporan
hasil praktikum
organisasi
kehidupan oleh
guru.
1. Pelaksanaan
praktikum materi
organisasi
kehidupan oleh
siswa.
2. Motivasi siswa
terhadap
pelaksanaan
praktikum materi
organisasi
kehidupan.
3. Pembuatan laporan
hasil praktikum
materi organisasi
kehidupan oleh
siswa.
Analisis Pelaksanaan
Praktikum dan
Permasalahannya
Praktikum
Guru Siswa
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPA
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-
komponen sistem pembelajaran. Konsep dan pemahaman pembelajaran
dapat dipahami dengan menganalisis aktivitas guru, siswa, bahan ajar,
media, alat, prosedur, dan proses belajar (Daryanto dan Raharjo, 2012:
30).
IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mem-
pelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian
dan ada hubungan sebab-akibatnya. IPA merupakan ilmu yang pada awal-
nya dikembangkan melalui percobaan (induktif) namun pada perkem-
bangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
teori (deduktif). Ada dua hal berkaitan yang tidak dapat dipisahkan dari
IPA yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif; dan IPA sebagai proses,
yaitu kerja ilmiah (Wisudawati dan Sulistyowati, 2013: 22).
IPA memiliki empat unsur utama didalamnya, hal tersebut sesuai dengan
pendapat Carin dan Sund dalam Wisudawati dan Sulistyowati (2013: 24),
yaitu: (1) Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, feno-
15
mena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab-akibat. Pesoalan IPA
dapat dipecahkan melalui prosedur yang bersifat open ended; (2) Proses:
proses pemecahan masalah pada memungkinkan adanya prosedur yang
runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi
penyususnan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi,
pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) Produk: IPA menghasilkan
produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; dan (4) Aplikasi: pene-
rapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Ber-
dasarkan pengertian IPA tersebut maka pembelajaran IPA adalah suatu
pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung bagi siswa terhadap suatu fenomena atau gejala alam di sekitar
agar siswa mampu mendapat gambaran secara nyata tentang keadaan
sekitarnya dan mampu menerapkan pengetahuan yang didapat dalam
kehidupan sehari-hari.
IPA berkaitan dengan cara mencari tahu melalui inquiry tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kum-
pulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-
prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA di sekolah
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitarnya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari. Pembelajaran yang secara sengaja dan terprogram memberdayakan
kemampuan berpikir diyakini akan memungkinkan para siswa menjadi
anggota masyarakat masa depan, bahkan memungkinkan para siswa
menjadi pelaku pengembangan IPA dan teknologi masa depan. Melalui
16
pendidikan IPA dan teknologi, siswa diharapkan untuk menjadi individu
yang produktif dan percaya diri yang dapat memecahkan masalah yang
mereka hadapi, berpikir kritis, menggunakan keterampilan proses ilmiah,
dan belajar dan berdaptasi dengan lingkungan mereka dengan pengetahuan
yang telah mereka peroleh (Munandar, 2015: 10-11).
Secara konsep pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar meng-
ajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan penga-
laman yang bermakna bagi siswa. Pengalaman yang bermakna pada
pembelajaran terpadu akan diperoleh melalui pemahaman tentang konsep-
konsep baru yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang telah dipahami (Majid, 2013: 19). Menurut Rosana (2013: 1),
pembelajaran IPA terpadu di SMP merupakan pembelajaran yang disa-
jikan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan (Fisika, Biologi dan
Kimia) yang semuanya didesain dalam satu kesatuan. Tujuan utama pem-
belajaran IPA terpadu adalah dipeolehnya pengalaman oleh siswa melalui
kemampuan berpikir aplikatif, rasa inguin tahu, dan sikap peduli pada
lingkungan.
Tujuan umum dari pembelajaran IPA adalah sesuai dengan enam kriteria
yaitu kognitif, isi, proses, sejarah, lingkungan, dan budaya. Menurut
Yadav dan Mishra (2013: 1-2), bahwa pembelajaran IPA mengharuskan
siswa agar mampu:
1. Mengetahui fakta dan juga prinsip dari sains dan penerapannya, dan
konsisten sesuai dengan perkembangan kognitifnya.
17
2. Memperoleh kemampuan dan memahami langkah serta proses dari
pengetahuan IPA.
3. Mengaitkan pembelajaran IPA dengan lingkungan secara menyeluruh
(lingkungan alam sekitar, benda-benda, dan manusia), dan dapat
menyadari per,asalahan yang brhubungan dengan sains, teknologi, dan
masyarakat.
4. Memperoleh pengetahuan secara teori maupun kemampuan praktik
untuk bekala dalam dunia kerja.
5. Memiliki nilai kejujuran, ketangguhan, kerjasama, peduli dalam
kehidupan, dan mampu memelihara lingkungannya.
6. Melatih keobjektivitasan sains, berpikir kritis, dan dan terbebas dari
rasa takut dan ketidakadilan.
Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) menghendaki agar setiap
guru secara profesional merancang dan menerapkan metode pembelajaran
sehingga siswa merasa senang belajar agar dapat meningkatkan ke-
mampuan belajarnya. Demikian halnya dengan pelajaran IPA. Guru se-
harusnya memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai materi,
bukan sekedar menerangkan materi secara lisan tanpa adanya kegiatan
memperagakan materi. Dalam proses mencari tahu, pembelajaran IPA
Terpadu dirancang untuk mengembangkan kera ilmiah dan sikap ilmiah
siswa. Hal ini menuntut kemampuan guru menyediakan dan mengelola
pembelajaran melalui suatu metode penunjang agar siswa mengalami
seluruh tahapan pembelajaran yang bermuatan keterampilan proses, sikap
ilmiah, dan penguasaan konsep (Dahyana, 2014: 201).
18
B. Metode Praktikum
Kegiatan IPA berawal dari proses pengamatan dan pencatatan baik ter-
hadap gejala-gejala alam pada umumnya maupun percobaan-percobaan
yang dilakukan dalam laboratoium. Dari hasil pengamatan atau observasi
tersebut manusia berusaha untuk merumuskan konsep-konsep, prinsip-
prinsip, hukum, dan teori (Purnama, 2010: 145).
Salah satu kegiatan dalam pembelajaran IPA adalah pelaksanaan kegiatan
praktikum. Praktikum merupakan kegiatan yang efektif dan dapat mening-
katkan kecakapan siswa jika diterapkan pada pembelajaran IPA oleh guru.
Praktikum dapat membantu siswa untuk melihat fenomena di sekitar serta
melihat hubungannya dan memberikan wawasan tentang pengetahuan
alam sekitar. Praktikum yang baik dapat membantu siswa agar berpan-
dangan positif terhadap pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan
minat belajar siswa terhadap IPA (Helliar dan Harisson, 2011: 15-16).
Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA
adalah pembelajaran berbasis penemuan agar siswa mendapat pengalaman
secara langsung mengenai suatu gejala IPA di sekitarnya melalui proses
IPA secara ilmiah.
Praktikum adalah sebuah pembelajaran yang sering dilakukan dalam pem-
belajaran IPA. Menurut Romlah dalam Pertiwi (2013: 47), pada dasarnya
praktek atau praktikum merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar
mengajar yang dimaksudkan untuk memantapkan penguasaan materi yang
bersifat aplikatif. Melalui kegiatan praktikum yang terbimbing serta
19
penggunaan sarana dan prasarana praktikum yang optimal dalam pelak-
sanaan praktikum, maka diharapkan dapat mencapai tujuan pembela-
jarannya dengan baik. Dengan melaksanakan praktikum diharapkan siswa
mampu memahami materi yang dipelajari dengan baik. Karena siswa
bukan hanya membaca materi melalui buku namun melakukan percobaan
atau penemuan untuk menguji suatu teori yang telah dipelajari.
Praktikum merupakan bagian penting dalam pembelajaran IPA. Dengan
pembelajaran IPA akan membawa siswa dalam suatu situasi dimana
mereka bisa memahami peran mereka sendiri. Beberapa kegiatan prak-
tikum bertujuan agar siswa dapat mengamati suatu objek, benda, atau
peristiwa, dan mengkajinya. Kegiatan lain pada praktikum bertujuan agar
siswa mampu memahami gagasan dalam IPA yang digunakan untuk men-
jelaskan apa yang mereka amati. Untuk beberapa kegiatan praktikum,
berpikir sama pentingnya dengan melakukan suatu kegiatan. Praktikum
hanya akan berjalan apabila siswa bekerja dan berpikir. Dengan kemam-
puan untuk mengerjakan praktik dan kemampuan berpikir kritis terhadap
suatu gejala, maka akan tercipta suatu kegiatan praktikum yang baik
(Millar dan Abrahams, 2009: 59-61).
Tujuan praktikum IPA-Biologi di sekolah adalah: (1) melatih kete-
rampilan-keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa/mahasiswa; (2)
memberi kesempatan untuk menerapkan dan mengintegrasikan penge-
tahuan dan keterampilan yang dimilikinya secara nyata dalam praktek; (3)
membuktikan sesuatu secara ilmiah (scientific inquiry); dan (4) meng-
20
hargai ilmu dan keterampilan yang dimiliki. Sedangkan manfaat praktikum
pada bidang IPA-Biologi: (1) praktikum mengembangkan motivasi be-
lajar: (i) ada dorongan memperoleh pengetahuan dan kemampuan (sebagai
motivasi intrinsik), dan (ii) rasa ingin tahu dan bisa menemukan penge-
tahuan melalui eksplorasi terhadap alam; (2) praktikum mengembangkan
keterampilan dasar bereksperimen, yang meliputi: mengamati, meng-
estimasi, mengukur, dan memanipulasi; (3) praktikum menjadi wahana
belajar pendekatan ilmiah, yaitu: (i) belajar ilmiah untuk menjadi scientist,
(ii) mengumpulkan pola hubungan antar data , sehingga menemukan teori
untuk merasionalisasi (model praktikum induktif, yaitu dari fakta ke
generalisasi), (iii) mengawali percobaan dengan berhipotesis, menguji
hipotesis, observasi dan bereksperimen (model praktikum verifikasi), (iv)
discovery: merumuskan masalah, merancang eksperimen, merakit alat,
melakukan pengukuran, menginterpretasi data, mengkomunikasikan
(model praktikum discovery/penemuan), dan (v) kegiatan ilmiah yang
dibangkitkan sejak kecil untuk mengembangkan bakat, minat, dan kete-
rampilan, sehingga dapat menyimpulkan secara intuitif; dan (4) praktikum
menunjang pemahaman materi pelajaran: (i) siswa/mahasiswa dapat mem-
buktikan teori, menemukan teori/mengeludisasi teori, dan (ii) membentuk
konsep dan prinsip (Munandar, 2015: 5-6).
Berdasarkan pendapat Rustaman dalam Munandar (2015: 6) ada tiga
bentuk praktikum di sekolah yaitu:
1. Latihan, bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dasar, seperti
menggunakan indera mata untuk melakukan observasi mikroskopis,
21
bekerja secara aman di laboratorium, menggunakan peralatan dengan
tepat, dan melaksanakan praktikum dengan benar.
2. Penyelidikan, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan untuk
memecahkan masalah. Siswa bekerja seperti ilmuwan, mengidentifikasi
masalah, merumuskan masalah, merancang cara terbaik untuk meme-
cahkan masalah, menerapkannya dalam kegiatan praktikum, meng-
analisis dan mengevaluasi hasilnya. Dengan praktikum ini memberi
kesempatan kepada siswa untuk belajar divergent thingking dan
memanipulasi variabel.
3. Pengalaman belajar, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman materi
pelajaran. Praktikum jenis ini dapat terwujud apabila siswa diberi
kesempatan untuk memahami fenomena alam dengan menggunakan
inderanya (peraba, pengecap, pembau, penglihat, dan pendengar).
Metode praktikum dilakukan siswa setelah guru memberikan arahan, aba-
aba, dan petunjuk untuk melaksanakannya. Metode praktikum membantu
siswa dalam pelaksanaan praktikum yang memiliki banyak fungsi, di-
antaranya untuk menemukan fakta-fakta dalam suatu teori dan menum-
buhkan keterampilan pada diri siswa. Metode praktikum mengajarkan
siswa untuk dapat bekerja mandiri dalam penggunaan alat yang ada di
laboratorium (Aqib, 2013: 114). Pada kegiatan praktikum digunakan alat-
alat dan bahan-bahan yang masih belum diketahui oleh siswa, sehingga
guru perlu memberikan petunjuk dan pengarahan sebelum melaksanakan
praktikum agar siswa dapat menggunakan alat dan bahan sesuai prosedur.
Dengan penggunaan alat-alat tertentu saat praktikum maka siswa dapat
22
meningkatkan keterampilannya dalam penggunaan alat dan dapat me-
nambah pengalaman belajar siswa.
Tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam kegiatan praktikum menurut
Tesch dan Duit dalam Widodo (2006: 150) yaitu:
1. Tahap pendahuluan: Tahap ini memegang peranan penting untuk
mengarahkan siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan. Termasuk
dalam tahap ini adalah mengaitkan kegiatan yang akan dilakukan oleh
siswa serta memotivasi siswa.
2. Tahap kerja: Tahap ini sesungguhnya merupakan tahap inti pelak-
sanaan dari kegiatan praktikum. Pada tahap inilah siswa mengerjakan
tugas-tugas praktikum, misalnya merangkai alat, mengukur, dan
mengamati.
3. Tahap penutup: setelah pelaksanaan ini tidak brart bahwa kegiatan
praktikum telah usai. Pada tahap penutup hasil pengamatan dikomu-
nikasikan, didiskusikan, dan ditarik kesimpulan.
Praktikum pada umumnya dilaksanakan di laboratorium. Kelengkapan
sarana dan prasarana serta pengelolaan laboratorium yang baik menjadi
faktor penting yang harus diperhatikan agar praktikum dapat terlaksana
dengan baik. Menurut Suyanta dalam Chodijah (2016: 22) manajemen
laboratorium adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu labo-
ratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa fak-
tor yang saling berkaitan. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih,
dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan
23
baik jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik.
Pengelolaan laboratorium yang baik dapat menunjang terlaksananya ke-
giatan praktikum yang ideal yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana Prasarana SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, maka
seluruh sekolah wajib memiliki laobratorium IPA termasuk Biologi. Oleh
karena itu, baik SMP/MTs maupun SMA/MA negeri dan swasta dengan
status SSN (Sekolah Standar Nasional) dengan akreditasi A telah memiliki
sarana prasarana laboratorium Biologi yang memadai sesuai sarana dan
prasarana laboratorium IPA-Biologi pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA (Munandar, 2015: 14).
C. Lembar Kerja Siswa (LKS)-Praktikum
Praktikum erat kaitannya dengan LKS-praktikum karena dalam pelak-
sanaan praktikum digunakan LKS sebagai penuntun siswa dalam melak-
sanakan praktikum. Menurut Prastowo dalam Fauziah dan Alatas (2016:
2), LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas
yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pem-
belajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada kompe-
tensi dasar yang harus dicapai. Tujuan penggunaan LKS memudahkan
siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan, meningkatkan
penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan, melatih kemandiriran
24
belajar siswa, dan memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada
siswa.
LKS membantu siswa memperoleh informasi tentang materi yang dipe-
lajari. LKS juga mampu memberikan stimulus kepada siswa sehingga
siswa mampu mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki saat
melaksanakan praktikum. Bagi guru LKS juga dapat digunakan sebagai
acuan untuk memandu pelaksanaan kegiatan praktikum. Menurut
Sudaryono dalam Abdurrohim, Feronika, dan Bahriah (2016: 199), fungsi
LKS sebagai acuan untuk memandu pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dan juga alat penilaian proses dalam pembelajaran. Penilaian proses dapat
diartikan sebagai penilaian proses pembelajaran yang sedang berlangsung,
yang menekankan pada aktivitas dan kreativitas siswa dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap untuk mencapai suatu tujuan.
Dengan menggunakan LKS sebagai instrumen penilaian proses dapat
membantu guru dalam melakukan penilaian terhadap proses kerja dan
hasil kerja siswa, seperti hasil diskusi kelompok atau kegiatan eksperimen.
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2017 di SMP
Kecamatan Teluk Betung Barat Kotamadya Bandar Lampung yaitu SMPN
15 Bandar Lampung dan SMP Bodhisattva Bandar Lampung pada tahun
pelajaran 2016/2017.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru IPA SMP Kecamatan
Teluk Betung Barat Kotamadya Bandar Lampung yang mengajar kelas VII
berjumlah 4 orang, dan sampel pada penelitian ini adalah guru IPA SMP
kelas VII yang melaksanakan praktikum materi organisasi kehidupan
berjumlah 3 orang yaitu di SMPN 15 Bandar Lampung berjumlah 2 orang
dan SMP Bodhisattva berjumlah 1 orang. Pengambilan sampel ini
dilakukan dengan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel ini
didasari atas petimbangan-pertimbangan tertentu dan dengan tujuan-tujuan
tertentu yang dikehendaki oleh peneliti sesuai dengan maksud
dilakukannya riset. Sampel yang diambil sesuai dengan kriteria yang
ditentukan oleh peneliti (Triyono, 2013: 152). Hasil riset pada
penyampelan yang menggunakan teknik purposive sampling tidak tepat
26
untuk digeneralisasi, melainkan berupa deskripsi tentang berbagai hal yang
ditemukan dari penelaah kasus (Ali dan Asrori, 2014: 24).
Tabel 1. Persebaran Populasi dan Sampel Guru dalam Penelitian
No. Nama Sekolah Populasi Sampel Kurikulum
1. SMPN 15 Bandar Lampung 3 2 Kurikulum 2013
2. SMP Bodhisattva 1 1 KTSP
Total 4 3
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain riset
eksploratori. Desain riset eksploratori ini. bersifat awal dan tidak
digunakan untuk mencari kesimpulan akhir. Desain eksploratori besifat
awal berfungsi untuk menjelaskan dan mendefinisikan suatu masalah.
Penelitian yang menggunakan desain ini adalah survei yang dilakukan
oleh ahli, studi kasus, analisis data sekunder dan riset yang menggunakan
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif hanya bersifat mendeskripsi-
kan makna data atau fenomena yang dapat ditangkap oleh peneliti, dengan
menunjukkan bukti-buktinya. Pada pendekatan kualitatif interaksi antara
peneliti dengan objek penelitian merupakan proses interaktif dan tidak
terpisahkan bahkan partisipasif. Penelitian ini dilakukan untuk men-
dapatkan gambaran secara jelas mengenai profil pelaksanaan praktikum
dan permasalahannya pada materi organisasi kehidupan di SMP Keca-
matan Teluk Betung Barat Kotamadya Bandar Lampung.
27
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahapan, yaitu tahap prapenelitian
dan tahap pelaksanaan penelitian. Berikut langkah-langkah dari tahapan
tersebut:
1. Prapenelitian
Tahap prapenelitian dilaksanakan melalui kegiatan berikut:
a. Melakukan pendataan SMP di Kecamatan Teluk Betung Barat
Kotamadya Bandar Lampung.
b. Membuat surat izin observasi yang diserahkan ke dekanat sebagai
surat pengantar ke sekolah tempat dilaksanakan penelitian.
c. Melakukan observasi ke sekolah yang dipilih untuk dijadikan
tempat berlangsungnya penelitian untuk memperoleh informasi
mengenai jumlah populasi guru IPA yang mengajar kelas VII.
Total populasi guru IPA SMP kelas VII berjumlah 4 orang.
d. Melakukan penetapan sampel guru IPA SMP kelas VII yang
melaksanakan pembelajaran praktikum materi organisasi
kehidupan pada penelitian di setiap sekolah di Kecamatan Teluk
Betung Barat menggunakan teknik sampling jenuh. Total sampel
guru IPA kelas VII yang melaksanakan praktikum materi
organisasi kehidupan berjumlah 3 orang.
e. Menentukan jumlah perwakilan siswa SMP kelas VII dari masing-
masing sekolah. Penentuan jumlah perwakilan siswa di SMPN 15
Bandar Lampung didasari dengan teknik two stage cluster
sampling menurut Nazir (2005: 315) yaitu dengan mengambil
28
sebanyak 30% dari populasi siswa kelas VII untuk mengisi angket
dan 10% dari populasi siswa kelas VII untuk wawancara. Jumlah
populasi siswa kelas VII di SMPN 15 Bandar Lampung sebanyak
224 orang. Perwakilan siswa di SMPN 15 Bandar Lampung untuk
mengisi angket yaitu sebanyak 68 orang, sedangkan perwakilan
siswa untuk melakukan wawancara yaitu sebanyak 7 orang.
Namun untuk penentuan jumlah perwakilan siswa di SMP
Bodhisattva berdasarkan pada teknik sampling jenuh berdasarkan
Sugiyono (2008: 68), karena jumlah populasi siswa kelas VII di
SMP tersebut realtif kecil yaitu sebanyak 18 orang. Sehingga
semua anggota populasi siswa kelas VII dijadikan perwakilan
siswa.
f. Merancang instrumen penelitian berupa angket tanggapan, daftar
wawancara guru, serta angket tanggapan dan daftar wawancara
siswa tentang pelaksanaan praktikum dan permasalahannya pada
materi organisasi kehidupan.
g. Melakukan konsultasi mengenai instrumen yang telah dibuat
kepada dosen pembimbing.
2. Pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui kegiatan berikut:
a. Melakukan dokumentasi berupa foto kegiatan persiapan,
pelaksanaan, dan penutup praktikum pada materi organisasi
kehidupan yang dilakukan oleh guru IPA kelas VII.
29
b. Melakukan dokumentasi berupa foto keadaan ruangan
laboratorium IPA di masing-masing sekolah.
c. Mengamati kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan penutup pada
praktikum materi organisasi kehidupan yang sedang berlangsung
menggunakan lembar pengamatan tahapan pelaksanaan praktikum
sesuai tabel 9 pada halaman 46 .
d. Mencatat permasalahan yang terjadi pada saat praktikum materi
organisasi kehidupan menggunakan lembar observasi sesuai
Lampiran 6 pada halaman 98.
e. Memberikan instrumen berupa angket tanggapan mengenai
pelaksanaan praktikum Biologi dan permasalahannya kepada guru
sampel dan perwakilan siswa kelas VII sebanyak 30% untuk
SMPN 15 Bandar Lampung berjumlah 68 orang dan 18 orang
untuk SMP Bodhisattva setelah pelaksanaan praktikum materi
organisasi kehidupan.
f. Melakukan wawancara kepada guru sampel dan perwakilan siswa
kelas VII sebanyak 10% untuk SMPN 15 Bandar Lampung
berjumlah 7 orang dan 2 orang untuk SMP Bodhisattva yang
dijadikan sebagai sampel setelah pelaksanaan praktikum pada
materi orgnanisasi kehidupan.
g. Meminta perangkat pembelajaran pada guru IPA yaitu berupa LKS
atau LKPD praktikum/penuntun praktikum materi organisasi
kehidupan dan meminta guru untuk mengisi lembar biodata guru
IPA.
30
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
1. Jenis data
Data pada penelitian ini adalah berupa data kualitatif mengenai: (1)
pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan; (2) motivasi guru
dan siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehi-
dupan; (3) evaluasi laporan hasil praktikum materi organisasi kehi-
dupan oleh guru; dan (4) pembuatan laporan hasil praktikum materi
organisasi kehidupan oleh siswa. Data pada penelitian ini terdiri atas
data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan
langsung di sekolah menggunakan instrumen seperti (1) angket; dan
(2) wawancara. Data sekunder diperoleh dari: (1) hasil dokumentasi
yang diperoleh saat observasi menggunakan instrumen yaitu: (a)
lembar observasi tahapan pelaksanaan praktikum materi organisasi
kehidupan; (b) lembar observasi permasalahan praktikum materi
organisasi kehidupan; dan (c) lembar penilaian penyusunan LKS
praktikum materi organisasi kehidupan; dan (2) perangkat pem-
belajaran yang diperoleh dari guru yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS)
atau Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) praktikum/penuntun
praktikum materi organisasi kehidupan; dan (3) biodata guru IPA
SMP.
2. Teknik pengambilan data
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan
triangulasi instrumen, yaitu penggunaan beberapa instrumen untuk
mengumpulkan data penelitian kemudian dilakukan pengecekan
31
terhadap data tersebut. Teknik pengambilan data yang digunakan
yaitu:
a. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe angket
tertutup. Angket ini disusun oleh peneliti dengan melakukan
beberapa modifikasi dari angket penelitian terkait kemudian
dikonsultasikan kepada pembimbing yang memahami penelitian
ini. Angket tipe ini adalah tipe angket dengan pilihan jawaban yang
telah disediakan dalam angket, misalnya jawaban “ya” atau
“tidak”. Angket tanggapan guru diberikan kepada guru sampel.
Angket tanggapan guru bertujuan untuk mengetahui beberapa
aspek yaitu: (1) pelaksanaan praktikum pada materi organisasi
kehidupan oleh guru; (2) motivasi guru sampel terhadap
pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan; serta (3)
evaluasi laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan oleh
guru sampel. Sedangkan angket tanggapan siswa diberikan pada
perwakilan siswa kelas VII sebanyak 30% untuk SMPN 15 Bandar
Lampung yaitu berjumlah 68 orang dan 18 orang untuk SMP
Bodhisattva. Angket tanggapan siswa bertujuan untuk mengetahui
beberapa aspek yaitu: (1) pelaksanaan praktikum materi organisasi
kehidupan oleh siswa; (2) motivasi siswa terhadap pelaksanakan
praktikum materi organisasi kehidupan; serta (3) pembuatan
laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan oleh siswa.
32
Tabel kisi-kisi angket tanggapan yang digunakan dalam penelitian
dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Tanggapan Guru Sampel terhadap
Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan
No Aspek Deskripsi
Nomos Soal
Total Skor
maksimal positif negatif
1. Pelaksanaan
praktikum
materi
organisasi
kehidupan
oleh guru
a. Waktu
pelaksanaan
praktikum
1, 8, 22 11, 26,
21 6 6
b. Bahan ajar 23, 18,
27 4, 7, 19 6 6
c. Tata cara
atau panduan
pelaksanaan
praktikum
6 24 2 2
d. Peran guru
dalam
pelaksanaan
praktikum
5, 10 31, 13 4 4
e. Ketersediaan
alat dan
bahan
12, 16 9, 32 4 4
f. Kesesuaian
praktikum
dengan
materi
14, 28 2, 17 4 4
g. Penilaian
pelaksanaan
praktikum
25, 29,
30 3, 20, 15 6 6
2. Motivasi guru
terhadap
pelaksanaan
praktikum
materi
organisasi
kehidupan
h. Keinginan
dari dalam
diri guru
8 2 2 2
i. Keinginan
dari dalam
diri siswa
4 7 2 2
j. Keinginan
dari
lingkungan
1, 5 3, 6 4 4
3. Evaluasi
laporan hasil
praktikum
materi
organisasi
kehidupan
k. Waktu
pengumpula
n laporan
19 13 2 2
l. Isi laporan
siswa 11, 9 6, 16 4 4
m. Peran guru
IPA 1, 3, 4,
5, 15
12, 8,
18, 17,
20
10 10
n. Penulisan
laporan 7 14 2 2
o. Penilaian
laporan
hasil
10 2 2 2
33
No Aspek Deskripsi
Nomos Soal
Total Skor
maksimal positif negatif
praktikum
Total 30 30 60 60
Sumber: dimodifikasi dari Widoyoko (2012: 203-205).
Tabel 3. Kisi-kisi Angket Tanggapan Perwakilan Siswa terhadap
Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan
No. Aspek Deskripsi
Nomos Soal
Total Skor
maksimal positif negatif
1. Pelaksanaan
praktikum
materi
organisasi
kehidupan
A. Waktu
pelaksanaan
praktikum
1 12 2 2
B. Peran guru
dalam
pelaksanaan
praktikum
2, 9,
11
8, 14,
20
6 6
C. Ketersediaan
alat dan
bahan
3, 13,
15
10, 7,
19
6 6
D. Kesesuaian
praktikum
dengan
materi ajar
4, 5 17, 16 4 4
E. Tempat
pelaksanaan
praktikum
6 18 2 2
2. Motivasi
siswa
terhadap
pelaksanaan
praktikum
materi
organisasi
kehidupan
F. Keinginan
dari dalam
diri siswa
1, 5 2, 9 4 4
G. Keinginan
dari
lingkungan
10, 12 3, 6 4 4
H. Rasa ingin
tahu siswa
4, 8 14, 13 4 4
I. Kesiapan
siswa
7, 15 11, 16 4 4
3. Pembuatan
laporan
hasil
praktikum
materi
organisasi
kehidupan
J. Pembuatan
laporan
praktikum
3, 6, 7 5, 12, 9 6 6
K. Penilaian
laporan
praktikum
1, 10,
11
13, 8,
14
6 6
L. Kendala
pembuatan
laporan
15, 16 2, 4 4 4
34
No. Aspek Deskripsi
Nomos Soal
Total Skor
maksimal positif negatif
praktikum
Total 26 26 52 52
Sumber: dimodifikasi dari Widoyoko (2012: 203-205).
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengambilan data
menggunakan daftar pertanyaan yang diberikan oleh peneliti
kepada narasumber. Wawancara pada penelitian ini dilakukan
kepada guru sampel dan perwakilan siswa. Hasil wawancara
dengan narasumber digunakan sebagai data pendukung terhadap
data angket yang diberikan. Wawancara kepada guru sampel
bertujuan untuk mengetahui: (1) pelaksanaan praktikum pada
materi organisasi kehidupan; (2) motivasi guru terhadap
pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan; dan (3)
evaluasi laporan hasil praktikum pelaksanaan materi organisasi
kehidupan oleh guru. Sedangkan wawancara kepada siswa
diberikan kepada perwakilan siswa kelas VII sebanyak 10% untuk
SMPN 15 Bandar Lampung yaitu berjumlah 7 orang sedangkan
untuk SMP Bodhisattva sebanyak 2 orang. Wawancara kepada
siswa bertujuan untuk mengetahui: (1) pelaksanaan praktikum
materi organisasi kehidupan; (2) motivasi siswa terhadap
pelaksanakan praktikum materi organisasi kehidupan; dan (3)
pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan
oleh siswa. Tabel kisi-kisi wawancara yang digunakan dalam
35
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5 sebagai
berikut:
Tabel 4. Kisi-kisi Wawancara kepada Guru Sampel terhadap
Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Aspek Nomor Soal
Pertanyaan Total
1. Pelaksanaan praktikum
materi organisasi
kehidupan oleh guru.
a. Waktu
Pelaksanaan
Praktikum 5, 6, 7, 8, 9
17
b. Bahan ajar 11, 12
c. Tata cara atau
panduan
pelaksanaan
praktikum
10
d. Peran guru
dalam
pelaksanaan
praktikum
13
e. Ketersediaan
alat dan bahan 1, 2, 3, 4
f. Kesesuaian
praktikum
dengan materi 14
g. Penilaian
pelaksanaan
praktikum 15, 16, 17
2.
Motivasi guru terhadap
pelaksanaan praktikum
materi organisasi
kehidupan
h. Keinginan dari
dalam diri guru 18
2 i. Keinginan dari
lingkungan 19
3.
Evaluasi laporan hasil
praktikum materi
organisasi kehidupan
oleh guru
j. Isi laporan
siswa 23, 24
8
k. Peran Guru IPA 20, 21, 22
l. Penilaian
laporan hasil
praktikum
25, 26, 27
Total 27
Sumber: dimodifikasi dari Widoyoko (2012: 108-109).
36
Tabel 5. Kisi-kisi Wawancara kepada Perwakilan Siswa terhadap
Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi Kehidupan
No. Aspek yang Diamati Deskripsi Aspek Nomor Soal
Pertanyaan Total
1. Pelaksanaan praktikum
materi organisasi
kehidupan oleh siswa.
a. Waktu
pelaksanaan
praktikum
1,
10
b. Peran guru
dalam
pelaksanaan
praktikum
2, 3, 4,
c. Ketersediaan
alat dan
bahan
7, 8,
d. Kesesuaian
praktikum
dengan materi
ajar
9, 10,
e. Tempat
pelaksanaan
praktikum
5, 6,
2. Motivasi siswa terhadap
pelaksanaan praktikum
materi organisasi
kehidupan
f. Keinginan
dari dalam
diri
11, 12, 16, 19
10
g. Keinginan
dari
lingkungan
13,
h. Rasa ingin
tahu siswa 14, 17, 18
i. Kesiapan
siswa
15, 20
3. Pembuatan laporan
hasil praktikum materi
organisasi kehidupan
j. Pembuatan
laporan 21, 23, 27, 30
11
k. Penilaian
laporan
22, 24, 25, 26,
28, 29, 31
Total 31
Sumber: dimodifikasi dari Widoyoko (2012: 108-109).
c. Observasi
Teknik pengambilan data melalui observasi dilakukan dengan
mengamati pelaksanaan praktikum untuk mendokumentasikan
pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan dalam bentuk
foto. Observasi juga dilakukan untuk mendapatkan data
menggunakan instrumen yaitu: (a) lembar observasi tahapan
37
pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan; dan (b)
lembar observasi permasalahan praktikum materi organisasi
kehidupan. Saat melakukan observasi, peneliti juga meminta
perangkat pendukung seperti: (1) LKS/LKPD-Praktikum atau
penuntun praktikum materi organisasi kehidupan; dan (2) biodata
guru IPA SMP.
F. Teknik Analisis Data
1. Angket
Data yang diperoleh dari angket tanggapan guru dan siswa tentang
pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan kemudian akan
dianalisis secara deskriptif menggunakan teknik analisis data kualitatif
model Miles dan Huberman. Teknik analisis data kualitatif model
Miles dan Huberman dilakukan melalui tiga kegiatan yaitu reduksi
data dengan melakukan pengolahan data hasil angket tanggapan;
model data dengan melakukan interpretasi data hasil yang telah diolah;
dan penarikan/verifikasi kesimpulan dengan melakukan pendeskrip-
sian untuk mencari makna dari interpretasi data yang telah dilakukan
sehingga dapat memberikan gambaran tentang pelaksanaan praktikum
dan permasalahannya. Dengan melakukan analisis data kualitatif
model Miles dan Huberman tersebut memberikan interpretasi data
yang lebih bermakna dibandingkan dengan data yang berupa angka.
Berikut ini prosedur analisis data angket tanggapan tentang
pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan :
38
a. Angket Tanggapan Guru Sampel
1. Mengolah data dari angket tanggapan guru terhadap: (1)
pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan; (2)
motivasi guru terhadap pelaksanaan praktikum materi
organisasi kehidupan; dan (3) evaluasi laporan hasil praktikum
materi organisasi kehidupan oleh guru. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis menggunakan analisis data kualtatif model
Miles dan Huberman.
Angket tanggapan guru terhadap pelaksanaan praktikum yang
telah diisi oleh guru sampel, kemudian dikumpulkan untuk
dilakukan analisis. Pernyataan pada angket tanggapan guru
terhadap: (1) pelaksanaan praktikum materi organisasi
kehidupan berisi 32 pernyataan yang terdiri dari 16 pernyataan
positif dan 16 pernyataan negatif; (2) motivasi guru terhadap
pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan berisi 8
pernyataan yang terdiri dari 4 pernyataan positif dan 4
pernyataan negatif; dan (3) evaluasi laporan hasil praktikum
materi organisasi kehidupan berisi 20 pernyataan yang terdiri
dari 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif. Data yang
diperoleh dari pernyataan-pernyataan pada angket tersebut
dianalisis menggunakan analisis data kualtatif model Miles dan
Huberman (item pernyataan pada angket tanggapan guru
terlampir pada lampiran 1 halaman 79).
39
2. Membuat skor angket tanggapan guru sampel. Masing-masing
butir pernyataan pada angket tanggapan guru sampel akan
mendapat skor berupa angka kemudian akan dihitung.
Pernyataan positif dijawab “ya” mendapat skor 1 dan
pernyataan negatif dijawab “tidak” mendapatkan skor 1. Skor
pada pernyataan guru terhadap: (1) pelaksanaan praktikum
materi organisasi kehidupan berjumlah 32 skor; (2) pada
pernyataan guru terhadap motivasi terhadap pelaksanaan
praktikum materi organisasi kehidupan berjumlah 8 skor; dan
(3) skor pada pernyataan guru terhadap evaluasi laporan hasil
praktikum materi organisasi kehidupan berjumlah 20.
3. Menghitung persentase skor angket tanggapan guru sampel
terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan
dengan menggunakan rumus:
%
Keterangan : n = skor yang diperoleh guru sampel; N = skor
total yang seharusnya diperoleh guru sampel; dan % =
persentase kegiatan praktikum yang dilaksanakan oleh guru
sampel (dimodifikasi dari Trianto, 2015: 256).
4. Menghitung persentase rata-rata untuk setiap aspek, dengan
rumus:
Persentase rata-rata=
Sumber: dimodifikasi dari Sudjana (2005: 205).
40
5. Menginterpretasikan persentase angket tanggapan guru sampel
untuk mengetahui pelaksanaan praktikum materi organisasi
kehidupan oleh guru sampel
Tabel 6. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Guru Sampel
No. Kriteria Persentase (%)
1. Sangat baik 81 – 100
2. Baik 61 – 80
3. Cukup baik 41 – 60
4. Kurang baik 21– 40
5. Sangat kurang baik 0-20
Sumber: dimodifikasi dari Widoyoko (2012: 111-115).
6. Membuat tabulasi data pada angket tanggapan guru
berdasarkan kriteria yang telah dibuat pada Tabel 2 halaman
32. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai
frekuensi, persentase, dan kriteria persentase dari setiap
jawaban sesuai dengan pernyataan yang terdapat pada angket
tanggapan guru sampel.
Tabel 7. Tabulasi Hasil Angket Tanggapan Guru Sampel
Responden
(Guru)
Persentase Deskripsi Aspek
(%) Rata-rata Kriteria
1 2 3 Dst.
1 +
-
2 +
-
3 +
-
4 +
-
Dst. +
-
Keterangan: (+) : pernyataan positif; (-) : pernyataan negatif
(dimodifikasi dari Rahayu dalam Nurmala, 2014: 37).
41
b. Angket Tanggapan Siswa
1. Mengolah data angket tanggapan siswa terhadap: (1) pelaksanaan
praktikum materi organisasi kehidupan; (2) motivasi siswa
terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan; dan
(3) pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi
kehidupan oleh siswa. Data yang diperoleh dari angket kemudian
dianalisis menggunakan analisis data kualtatif model Miles dan
Huberman.
Angket tanggapan siswa terhadap pelaksanaan praktikum yang
telah diisi oleh perwakilan siswa, kemudian dikumpulkan untuk
dilakukan analisis data. Angket tanggapan siswa terhadap: (1) pe-
laksanaan praktikum materi organisasi kehidupan berisi 20
pernyataan yang terdiri dari 10 pernyataan positif dan 10
pernyataan negatif; (2) motivasi siswa terhadap pelaksanaan
praktikum materi organisasi kehidupan berisi 16 pernyataan yang
terdiri dari 8 pernyataan positif dan 8 pernyataan negatif; dan (3)
pembuatan laporan hasil praktikum materi organisasi kehidupan
yang berisi 16 pernyataan yang terdiri dari 8 pernyataan positif
dan 8 pernyataan negatif. Data yang diperoleh dari pernyataan-
pernyataan pada angket dianalisis menggunakan analisis data
kualtatif model Miles dan Huberman (item pernyataan pada
angket tanggapan siswa terlampir pada lampiran 2 halaman 84).
42
2. Menentukan skor pada angket tanggapan siswa. Masing-masing
butir pernyataan pada angket tanggapan guru sampel mendapat
skor berupa angka kemudian dihitung. Pernyataan positif dijawab
“ya” mendapatkan skor 1, sedangkan pernyataan negatif dijawab
“tidak” mendapat skor 1. Skor pada pernyataan siswa terhadap:
(1) pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan berjumlah
20 skor; (2) motivasi terhadap pelaksanaan praktikum materi
organisasi kehidupan berjumlah 16 skor; dan (3) pembuatan
laporan akhir praktikum materi organisasi kehidupan berjumlah
16 skor.
3. Menghitung persentase skor angket tanggapan siswa terhadap
pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan dengan
menggunakan rumus:
%
Keterangan : n = skor yang diperoleh siswa sampel; N = skor total
yang seharusnya diperoleh siswa sampel; dan % = persentase
kegiatan praktikum yang dilaksanakan oleh siswa sampel
(dimodifikasi dari Trianto, 2015: 256).
4. Menghitung persentase rata-rata untuk setiap aspek, dengan
menggunakan rumus:
Persentase rata-rata=
Sumber: dimodifikasi dari Sudjana (2005: 205).
43
5. Menginterpretasikan persentase angket tanggapan siswa untuk
mengetahui pelaksanaan praktikum oleh perwakilan siswa
(merujuk pada Tabel 6 halaman 40).
6. Membuat tabulasi data pada angket tanggapan siswa sesuai
dengan kriteria yang dibuat pada tabel 3 halaman 33, tabulasi data
bertujuan untuk memberi gambaran mengenai frekuensi dan
persentase dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
Tabel 8. Tabulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa
Responden
(Siswa)
Persentase Deskripsi Aspek
(%) Rata-rata Kriteria
1 2 3 Dst.
1 +
-
2 +
-
3 +
-
4 +
-
Dst. +
-
Keterangan: (+) : pernyataan positif; (-) : pernyataan negatif
(dimodifikasi dari Rahayu dalam Nurmala, 2014: 37).
2. Wawancara
Setelah meakukan wawancara dengan narasumber dan diperoleh data,
kemudian data hasil wawancara dianalisis secara deskriptif
menggunakan teknik crosscheck (pencocokan) dengan angket
tanggapan guru dan siswa. Wawancara bertujuan untuk melengkapi
gambaran yang diperoleh dari analisis data angket. Wawancara
memberikan bukti terhadap informasi yang diberikan responden
44
setelah melakukan pengisisan angket untuk menunjukkan kesesuaian
data yang diperoleh dari angket.
a. Wawancara kepada guru sampel
Mengolah data hasil wawancara kepada guru sampel terhadap: (1)
pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan; (2) motivasi
guru terhadap pelaksanaan praktikum materi organisasi
kehidupan; dn (3) evaluasi laporan hasil praktikum materi
organisasi kehidupan oleh guru. Data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif dengan teknik croscheck (pencocokan).
Daftar pertanyaan pada wawancara kepada guru sampel terdiri
dari 27 pertanyaan. Penilaian wawancara dibagi menjadi 3 aspek
yaitu: (1) pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan
berjumlah 17 pertanyaan; (2) motivasi guru terhadap
pelaksanakan praktikum materi organisasi kehidupan berjumlah 2
pertanyaan; serta (3) evaluasi hasil praktikum materi organisasi
kehidupan oleh guru berjumlah 8 pertanyaan (item pertanyaan
terlampir pada lampiran 3 halaman 88).
b. Wawancara kepada siswa
Mengolah data hasil wawancara kepada perwakilan siswa
terhadap: (1) pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan;
(2) motivasi siswa terhadap pelaksanaan praktikum materi
organisasi kehidupan; dan (3) pembuatan laporan hasil praktikum
materi organisasi kehidupan oleh siswa. Data yang diperoleh
45
dianalisis secara deskriptif dengan teknik croscheck
(pencocokan).
Data hasil wawancara kepada perwakilan siswa diperoleh dari 31
daftar pertanyaan. Penilaian wawancara dibagi menjadi 3 aspek
yaitu: (1) pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan
berjumlah 10 pertanyaan; (2) motivasi siswa terhadap
pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan berjumlah 10
pertanyaa; serta (3) pembuatan laporan hasil praktikum materi
organisasi kehidupan oleh siswa berjumlah 11 pertanyaan (item
pertanyaan terlampir pada lampiran 4 halaman 92).
3. Observasi Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi Organisasi
Kehidupan
Pelaksanaan praktikum diamati dengan melihat kompetensi dasar pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013
materi organisasi kehidupan, kemudian dilakukan observasi menggunakan
lembar observasi yang berisi tentang aspek-aspek tahapan pelaksanaan
praktikum. Observasi dilakukan secara langsung pada saat pelaksanaan
praktikum materi organisasi kehidupan sedang dilakukan.
a. Membuat lembar observasi tahapan pelaksanaan praktikum materi
organisasi kehidupan.
Tabel 9. Lembar Observasi Tahapan Pelaksanaan Praktikum Materi
Organisasi Kehidupan
No. Tahapan Langkah-langkah Terlaksana
(1)
Tidak
(0)
1. Persiapan a. Guru mempersiapkan
tempat pelaksanaan
praktikum
46
No. Tahapan Langkah-langkah Terlaksana
(1)
Tidak
(0)
b. Guru mempersiapkan alat
praktikum
c. Guru mempersiapkan
bahan praktikum
d. Guru memberikan
intruksi penggunaan alat
praktikum
e. Guru memberikan
intruksi penggunaan
bahan praktikum
f. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
mengenain instruksi yang
telah disampaikan
g. Guru menjelaskan tujuan
praktikum kepada siswa
h. Guru memberikan
motivasi kepada siswa
i. Guru memberikan LKS-
praktikum kepada siswa
Jumlah
2. Pelaksanaan j. Siswa menggunakan alat
yang disediakan
k. Siswa menggunakan
bahan yang disediakan
l. Siswa melaksanakan
kegiatan praktikum,
seperti:
a) mengamati
b) mengumpulkan data
c) mendiskusikan
d) mengerjakan LKS-
praktikum yang telah
diberikan oleh guru
e) menyimpulkan hasil
praktikum
m. Guru melakukan
observasi untuk menilai
pelaksanaan praktikum
yang dilakukan siswa
Jumlah
3. Penutup n. Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan
LKS-praktikum yang
telah dikerjakan
o. Guru dan siswa
mendiskusikan masalah-
47
No. Tahapan Langkah-langkah Terlaksana
(1)
Tidak
(0)
masalah yang terjadi
selama kegiatan
praktikum
p. Guru dan siswa membuat
kesimpulan dari kegiatan
praktikum yang telah
dilaksanakan
q. Guru memeriksa
kebersihan dan kondisi
alat
r. Guru menyimpan
kembali semua
perlengkapan yang telah
digunakan
s. Guru meminta siswa
untuk membuat laporan
praktikum materi
organisasi kehidupan
Jumlah
Sumber: dimodifikasi dari Byarlina dalam Hidayati (2012: 11-12).
b. Menghitung persentase skor tahapan pelaksanaan praktikum materi
organisasi kehidupan yang dilakukan oleh guru dan siswa
menggunakan rumus sebagai berikut:
Setiap langkah pada lembar observasi yang terlaksana mendapat skor
1 dan jika langkah tidak terlaksana mendapat skor 0.
% %
Keterangan: % = persentase keterlaksanaan tahapan praktikum oleh
guru dan siswa, n = skor yang diperoleh guru dan siswa dalam
pelaksanaan tahapan praktikum, N = skor maksimal dalam
pelaksanaan tahapan praktikum oleh guru dan siswa (dimodifikasi dari
Trianto, 2015: 256).
48
c. Membuat kriteria penilaian tahapan pelaksanaan praktikum materi
organissi kehidupan oleh guru dan siswa (merujuk pada Tabel 6
halaman 40).
4. Lembar Kerja Siswa (LKS)/Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Praktikum atau Penuntun Praktikum Materi Organisasi
Kehidupan
LKS/LKPD-Praktikum atau penuntun praktikum materi organisasi
kehidupan dianalisis secara deskriptif dengan teknik crosscheck
(pencocokan) yang berguna untuk melengkapi gambaran yang
diperoleh dari analisis tahapan pelaksanaan praktikum.
a. Membuat lembar penilaian penyusunan LKS/LKPD-Praktikum atau
penuntun praktikum oleh guru
Tabel 10. Lembar penilaian penyusunan LKS/LKPD-Praktikum atau
penuntun praktikum oleh guru
No Aspek yang dinilai Penilaian
Ya (1) Tidak (0)
1 Format penyusunan
a. Menuliskan Judul
b. Menuliskan Tujuan
c. Mencantumkan Petunjuk pengerjaan
d. Mencantumkan Kolom identitas siswa
e. Mencantumkan Alat dan bahan
f. Mencantumkan Prosedur percobaan
g. Menyediakan ruang yang cukup pada LKS
sehingga siswa dapat menulis atau
menggambar sesuatu
h. Menyediakan ruang untuk siswa menulis
kesimpulan
Jumlah
2
Keterbacaan
a. Menggunakan tata bahasa yang sesuai
dengan EYD
b. Menggunakan kalimat yang tidak
menimbulkan ambiguitas
c. Menggunakan susunan kalimat yang efektif
d. Menggunakan font dan ukuran huruf yang
49
No Aspek yang dinilai Penilaian
Ya (1) Tidak (0)
mudah dibaca
e. Mengusahakan keserasian perbandingan
besarnya huruf dengan gambar/grafik/tabel
Jumlah
3. Kemenarikan
a. Tata letak bagian-bagian LKS teratur dan
padu
b. Jarak antar bagian LKS proporsional
c. Menggunakan variasi jenis dan ukuran font
secara serasi
Jumlah
4.
Isi
a. Materi pada LKS sesuai dengan KD
b. Kegiatan dalam LKS sesuai dengan
kompetensi yang harus dicapai pada KD
c. Kegiatan dalam LKS sesuai dengan strategi
pembelajaran dalam RPP
d. Gambar/tabel/grafik/ yang dicantumkan
bermakna/berfungsi
Jumlah
5.
Kegiatan dalam LKS mampu mengakomodasi proses belajar IPA yang
sesuai dengan keterampilan proses sains terpadu, yaitu mengarahkan siswa
untuk:
a) Merumuskan hipotesis
b) Menentukan variabel
c) Melakukan eksperimen/ penyelidikan
d) Mengintepretasikan data
Jumlah
Sumber: dimodifikasi dari Winsi (2014: 38)
b. Menghitung persentase skor LKS/LKPD-Praktikum atau penuntun
praktikum dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Penilaian LKS/LKPD-Praktikum atau penuntun praktikum jika
sesuai dengan aspek yang dinilai maka mendapat skor 1 dan yang
tidak sesuai dengan aspek mendapat skor 0.
%
Keterangan: % = persentase kemampuan guru dalam menyusun
LKS/LKPD-Praktikum atau penuntun praktikum, n = skor yang
50
diperoleh guru dalam menyusun LKS/LKPD-Praktikum atau
penuntun praktikum, N = skor maksimal dalam menyusun
LKS/LKPD-Praktikum atau penuntun praktikum yang dilakukan
oleh guru (dimodifikasi dari Trianto, 2015: 256).
c. Membuat kriteria penilaian kemampuan guru dalam menyusun
LKS/LKPD-Praktikum atau penuntun praktikum (merujuk pada
Tabel 6 halaman 40).
5. Lembar Observasi Permasalahan Praktikum pada Materi
Organisasi Kehidupan
Lembar observasi permasalahan praktikum materi organisasi kehidupan
dianalisis menggunakan analisis deskriptif guna mengetahui
permasalahan yang terjadi pada saat praktikum materi organisasi
kehidupan. Permasalahan pada praktikum yang dihadapi oleh guru
ditinjau dari beberapa indikator permasalahan yaitu: (1) kelengkapan
alat untuk melaksanakan praktikum materi organisasi kehidupan; (2)
kelengkapan bahan untuk melaksanakan praktikum materi organisasi
kehidupan; (3) ketepatan waktu pelaksanaan paktikum materi organisasi
kehidupan; dan (4) ketersediaan LKS/LKPD-Praktikum atau penuntun
praktikum materi organisasi kehidupan, terlampir pada lampiran 6
halaman 98.
6. Biodata Guru IPA
Biodata guru IPA memuat tentang: (a) jenjang pendidikan sarjana yang
pernah di tempuh; (b) pengalaman mengajar; dan (c) pelatihan yang
pernah diikuti. Data yang diperoleh dari biodata guru IPA merupakan
data pendukung dari penelitian ini yang digunakan untuk memperkuat
51
deskripsi dari data utama yang berasal dari angket tanggapan dan
wawancara. Biodata guru IPA SMP yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif. (item pertanyaan terlampir pada lampiran 5 halaman 96).
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan pada siswa
kelas VII SMP se-Kecamatan Teluk Betung Barat Kotamadya Bandar
Lampung tahun pelajaran 2016/2017 adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan praktikum materi organisasi kehidupan memiliki kriteria
sangat baik ditinjau berdasarkan hasil angket tanggapan guru dan
siswa. Dengan persentase aspek tertinggi yaitu motivasi terhadap
pelaksanaan praktikum oleh guru dan siswa memperoleh kriteria
sangat baik.
2. Permasalahan dalam pelaksanaan praktikum materi organisasi kehi-
dupan yaitu kurang tersedianya alat dan bahan yang disediakan oleh
laboratorim untuk menunjang kegiatan praktikum. Pada tahap pelak-
sanaan praktikum, siswa masih kesulitan dalam menggunakan alat
seperti mikroskop yang masih awam bagi para siswa. Pada tahap pe-
nutup praktikum siswa mengalami kesulitan dalam membuat kesim-
pulan dari praktikum yang telah dilaksanakan.
.
74
B. Saran
Guna kepentingan dalam penelitian, maka penulis menyarankan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Dalam menganalisis pelaksanaan praktikum sebaiknya peneliti men-
dokumentasikan melalui video agar setiap tahapan pada praktikum
tergambar secara jelas.
2. Untuk menganalisis permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan
praktikum sebaiknya lembar observasi permasalahan diisi oleh guru
dan siswa bukan hanya oleh peneliti.
3. Agar mendapatkan gambaran yang lebih representatif mengenai
analisis pelaksanaan praktikum dan permasalahannya sebaiknya
penelitian dilakukan dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih
banyak hingga minimal 30 sampel.
4. Sebaiknya penelitian juga menggunakan sampel guru yang tidak
melaksanakan praktikum agar mendapat gambaran mengenai
permasalahan yang terjadi antara praktikum yang terlaksana dan
praktikum yang tidak terlaksana.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrohim., T. Feronika., dan E.S Bahriah. 2016. Pengembangan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi
Hidrolisis Garam. JPPI. 2(2): 197-212. UIN Syarif Hodayatullah.
Jakarta. 16 hlm.
Akyuni. 2010. Efektivitas Pembelajaran Praktikum Kimia Materi Pokok Reaksi
Kimia dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP IPA
(Islam Plus Assalamah) Ungaran. Skripsi. Fakultas Tarbiyah IAIN Wali
Songo. Semarang. 162 hlm.
Ali, M. dan M. Asrori. 2014. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bumi
Aksara. Jakarta. 354 hlm.
Aqib, Z. 2013. Model-Model, Media, Strategi Pembelajaran Konstekstual
(Inovatif). Yrama Widya. Bandung. 144 hlm.
Barnawi. 2012. Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta. 266 hlm.
Chodijah, S. 2016. Analisis Pelaksaan Praktikum pada Pembelajaran Biologi
Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Seputih Raman Kabupaten Lampung
Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Universitas Lampung.
Bandar Lampung. 102 hlm.
Dahyana. 2014. Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Terpadu di SMP Negeri 3
Makassar. Jurnal Nalar Pendidikan. 2 (2): 200-206.
Daryanto dan M, Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Gava Media.
Yogyakarta. 256 hlm.
Fauziah, R. dan F. Alatas. 2016. Pengaruh Lembar Kerja Siswa Berbasis Mind
Map terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Fluida Statis.
Jurnal Edusains. 8(1): 1-8. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. 8 hlm.
Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 252 hlm.
76
Hamidah A, E.N Sari, dan R.S Budianingsih. 2014. Persepsi Siswa tentang
Kegiatan Praktikum Biologi di Laboratorium SMA Negeri se-Kota
Jambi. Jurnal Sainmatika. 8 (1): 49-59. Universitas Jambi. Jambi. 11
hlm.
Hasruddin dan S. Rezeqi. 2012. Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi dan
Permasalahannya di SMA Negeri Sekabupaten Karo. Jurnal Tabularasa
Pps Unimed. 9(1): 17-32. Universitas Medan. Medan. 16 hlm.
Helliar, A. T. dan T. G Harrison. 2011. The Role of School Technicians in
Promoting Science Through Practical Work. Acta Didactica Napocensia.
4(2-3): 15-20.
Hidayati, N. 2012. Penerapan Metode Praktikum dalam Pembelajaran Kimia
untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa pada
Materi Pokok Keseimbangan Kimia Kimia Kelas XI SMK Diponegoro
Banyuputih Batang. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Walisongo.
Semarang. 133 hlm.
Kusaesari dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Graha
Ilmu. Yogyakarta. 240 hlm.
Litasari K.N, N. Setiati, dan L. Herlina. 2014. Profil Pembelajaran Biologi
Berbasis Laboratorium dan Implikasinya Terhadap Hasil Belajar Siswa
di SMA Negeri Se-Kabupaten Semarang. Unnes Journal Of Biology
Education. 3(2):172-179. Universitas Negri Semarang. Semarang. 8 hlm.
Majid, A. 2013. Strategi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 392
hlm.
Millar, R dan I. Abrahams. 2009. Practical Work: Make It More Effective.
International Journal of Education. 91(334): 59-64.
Meutia, H., R. Johar., dan A. Ahmad. 2013. Kemampuan Mahasiswa Calon Guru
Menerapkan Penilaian Kinerja untuk Menilai Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Matematika. Jurnal Peluang. 1(2): 61-70. Unsyiah Banda
Aceh. Banda Aceh.10 hlm.
Munandar, K. 2015. Pengenalan Laboratorium. Refika Aditama. Bandung. 167
hlm.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor. 544 hlm.
Nurmala. 2014. Pengaruh Penerapan Metode Socratic Circles Disertai Media
Gambar Terhadap Aktivitas dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada
Mater Pokok Pencemaran Lingkungan.Skripsi. Universitas Lampung.
Bandar Lampung. 57 hlm.
77
Pertiwi, R. I. 2013. Persepsi Mahasiswa tentang Penyelenggaraan Praktikum pada
Pendidikan Tinggi Terbuka Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka Jarak
Jauh. 4(1): 45-56. Universitas Terbuka. Tanggerang. 12 hlm.
Permendikbud. 2013. Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 60
hlm.
Pinilih, F. W, R. Budiharti, dan E. Y Ekawati. 2013. Pengembangan Instrumen
Penilaian Produk pada Pembelajaran IPA untuk Siswa SMP. Jurnal
Pendidikan Fisika. 1(2): 23-27. UNS. Surakarta. 5 hlm.
Purnama, H. 2010. Ilmu Ilmiah Dasar. Rineka Cipta. Jakarta. 301 hlm.
Rosana, D. 2013. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran IPA Secara Terpadu.
FMIPA UNY. Yogyakarta. 21 hlm.
Santrock, J. W. 2011. Psikologi Pendidikan. Salemba Humanika. Jakarta. 494
hlm.
Sardiman, A. M. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo
Persada. Jakara. 236 hlm.
Singh, K. 2011. Study of Achievement Motivation in Relation to Academic
Achievement of Student. International Journal of Educational Planning
and Administration. 1 (2): 161-171. Singhania University. India
Sudjana. 2005. Metode Statistika. PT Tarsito. Bandung. 508 hlm.
Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. 390 hlm.
Suharso. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Widya Karya. Semarang. 704
hlm.
Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi aksara. Jakarta. 289 hlm.
Triyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Ombak. Yogyakarta. 322 hlm.
Widodo, A dan V. Ramdaningsih. 2006. Analisis Kegiatan Praktikum Biologi di
SMP dengan Menggunakan Video. Jurnal UPI Metalogika. 9(2): 146-
158. 16 hlm.
Widoyoko, E. P. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta. 254 hlm.
Widyawati dan Novianti. 2016. Pengembangan Rubrik Asesmen Keterampilan
Proses Sains pada Pembelajaran IPA SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Fisika Al-Biruni. 5(1):131-140. 10 hlm.
78
Winsi, A. 2014. Profil Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Dalam
Membuat LKS IPA Jenjang SMP. (Skripsi). Universitas Lampung.
BandarLampung. 76 hlm.
Wisudawati, A. W., dan E. Sulistyowati. 2013. Metodologi Pembelajaran IPA.
Bumi Aksara. Jakarta. 280 hlm.
Yadav, B. dan S. K. Mishra. 2013. A Study of th Impact of Laboratory Approach
on Achievement and Process Skill in Science Among is Standard
Students. International Journal of Scientific and Research Publications.
3(1): 1-6.