eksplorasi agens hayat1
DESCRIPTION
teknik eksplorasi agens hayatiTRANSCRIPT
EKSPLORASI AGENS HAYATI
1. Eksplorasi Jamur Entomopatogen dengan Metode Umpan Serangga (Insect Bait Method)
Eksplorasi adalah suatu kegiatan mencari dan mengumpulkan agens hayati yang ada di
lapangan, diperlukan untuk mendapatkan sumber inokulum. Eksplorasi bertujuan mencari
sumber genetik baru yang berpotensi sebagai agens pengendalian hayati. Eksplorasi dilakukan
pada wilayah luas yang diperkirakan terdapat sumber genetik baru. Serangga yang ditemukan
terserang patogen dikoleksi dan selanjutnya dimanfaatkan untuk tahapan selanjutnya.
Eksplorasi dilakukan dengan dua metode guna mendapatkan spesies agens hayati.
Pertama, menggunakan umpan serangga (insect bait method) seperti dilakukan Hasyim &
Azwana (2003). Serangga umpan yang biasa digunakan ialah larva Tenebrio monilitor Linn.
(ulat Hongkong). Kedua mencari serangga terinfeksi jamur, bakteri, maupun virus dilapang.
Kemudian serangga terinfeksi yang ditemukan diisolasi untuk mendapatkan agens hayati yang
diinginkan.
Jamur entomopatogen dapat diperoleh dari dalam tanah menggunakan metode umpan
serangga. Umumnya serangga yang digunakan sebagai umpan adalah ulat hongkong (Tenebrio
molitor). Infeksi jamur entomopatogen terjadi akibat adanya kontak konidia melalui sistem
pernafasan serangga dan celah di antara segmen tubuh serta bagian ekor serangga.
Konidia memenetrasi kutikula serangga dengan bantuan enzim pengurai, antara lain
kitinase, lipase, amylase, fosfatase, esterase, dan protease serta racun dari golongan destruksin,
beauverisin, dan mikotoksin yang menghambat produksi energi dan protein. Akibat gangguan
dari toksin tersebut, gerakan serangga menjadi lambat, perilaku tidak tenang, kejang-kejang, dan
akhirnya mati. Setelah serangga mati jamur membentuk klamidiospor di dalam tubuh serangga,
selanjutnya tubuh serangga akan ditumbuhi oleh konidia jamur.
Alat: wadah/toples, cawan petri, pinset, kain kasa, timbangan, ayakan 600 mesh, bunsen, objek
glass, cover glass, kamera, alat tulis.
Bahan: sampel tanah, ulat hongkong instar 3, aquades steril, alkohol 70%, NaOCl 1%, media
PDA.
Metode:
1. Trapping
Menyiapkan alat dan bahan
Sampel tanah dibersihkan dari perakaran tanaman dan diayak dengan ayakan 600 mesh
Menimbang sampel tanah sebanyak 300 gr.
Sampel tanah dimasukkan ke dalam wadah
Tanah dilembabkan dengan aquades steril
Sebanyak 10 ekor ulat hongkong instar 3 dimasukkan ke dalam wadah yang berisi tanah
Wadah ditutup dengan potongan kain kasa dan disimpan ditempat gelap
Amati selama 1 minggu
2. Isolasi
Mengambil larva yang terinfeksi oleh jamur entomopatogen
Larva disterilisasi menggunakan NaOCl 1% selama 3 menit
Dibilas dengan aquades steril sebanyak 3 kali, lalu dikeringkan diatas tissue steril
Larva diisolasi pada media PDA
Diinkubasi selama 3 hari
Purifikasi untuk memperoleh biakan murni
3. Identifikasi
Menyiapkan biakan jamur entomopatogen
Mengambil sedikit media dan diletakkan diatas objek glass
Mengambil konidia jamur entomopatogen dan diletakkan diatas media pada objek glass dengan
jarum ose
Menutup dengan cover glass
Masukkan dalam cawan petri yang berisi tissue yang sudah dilembabkan
Inkubasi selama 3 hari
Amati dengan menggunakan mikroskop
2. Isolasi Bakteri dan Jamur dengan Metode Dilution Plate
Dalam mengisolasi mikroba yang terdapat di alam harus digunakan berbagai media
biakan karena tidak satupun media yang dapat menumbuhkan semua mikroba. Penentuan jumlah
mikroba menggambarkan jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam sampel dan mampu
tumbuh dalam media dengan suhu inkubasi yang digunakan. Maka dari itu, diperlukan sebuah
metode untuk isolasi (Lay, 1994).
Proses isolasi bakteri bertujuan untuk mendapatkan kultur murni, yaitu kultur yang hanya
terdiri dari satu jenis bakteri maupun jamur. Dari tahap isolasi ini diharapkan akan didapatkan
satu strain patogen serangga. Proses isolasi bakteri patogen serangga menggunakan mekanisme
Dilution Plate, diadopsi dari teknik isolasi yang dilakukan oleh Djauhari dan Sastrahidayat
(2007) yang mengisolasi mikroorganisme lain dengan proses sebagai berikut:
Gambar 2. Isolasi dengan metode pengenceran
Secara sederhana proses ini dilakukan dengan memasukkan tanah dan diencerkan pada
aquades tertentu hingga pengenceran yang diinginkan. Suspensi hasil pengenceran kemuadian
ditanam pada media pertumbuha utuk bakteri dan jamur. Proses pegenceran ini juga dapat
dilakukan pada tanah gambut. Beberapa jamur yang didapatkan dari proses pengenceran ialah
Aspergillus sp., Fusarium sp., Penicilium chysogenum, dan Mucor sp (Saragih, 2008).
Alat
- mikrotube 1,5 ml
- mikropipet
- tip
- timbangan analitik
- laminar air flow cabinet
- bunsen
- alkohol 70%
Bahan
- sampel tanah
- aquades steril
- nutrient agar
- potato dextrose agar (PDA)
Prosedur Pelaksanaan
- menimbang tanah sampel yang akan digunakan sebanyak 1 gram dengan menggunakan
timbangan analitik
- dalam melaksanakan semua kegiatan pengenceran dilakukan pada kondisi aseptis dimana
tangan, alat dan lingkungan harus bebas dan telah disemprot dengan menggunakan
alkohol 70%. Kegiatan dilution plate dilakukan di dalam LAFC
- memasukkan 1 gram tanah ke dalam mikrotube yang berisi aquades steril sebanyak 1000
µl dan dihomogenkan. Setelah itu, digunakan metode dilution plate 10-7dengan
menggunakan mikrotube untuk mendapatkan bakteri patogen serangga dan 10-3 untuk
mendapatkan jamur patogen serangga.
- Kemudian hasil larutan yang telah homogen diambil dengan menggunakan mikropipet
sebanyak 0,1 ml ke dalam tabung reaksi yang berisi aquades steril sebanyak 9 ml dan
seterusnya hingga pada tabung reaksi yang ketujuh untuk bakteri dan ketiga untuk jamur.
- dari larutan pengenceran yang ketujuh, dilakukan penanaman bakteri dengan
memasukkan larutan tersebut sebanyak 1 ml ke dalam media NA (Natrium Agar) dan
pada tabung ketiga diambil 1 ml dan ditanam pada media PDA (Potato Dextrose Agar)
- setelah koloni-koloni petogen serangga tumbuh tumbuh, maka dilakukan purifikasi
menggunakan jarum ose untuk mendapatkan satu spesies atogen serangga. Pada tahap
terakhir dilakukan identifikasi patogen serangga sesuai karakteristik.
Penanaman suspensi dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu pour plate dan spread plate.
a) Metode tuang (pour plate)
Pada metode tuang ini media yang digunakan media cair dengan suhu 450 C.
Tahapan yang dilakukan ialah dengan memasukkan suspensi pengenceran sebanyak 0,1
ml terlebih dahulu ke dalam cawan petri dan ditambahkan media cair. Cawan petri
kemudian digoyang membentuk angka delapan.
b) Metode sebar (spread plate)
Metode sebar dilakukan ketika media yang digunakan ialah media yang telah ditung
dalam cawan petri dan mengeras. Suspensi pengenceran sebanyak 0,1 ml dimasukkan ke
dalam cawan petri dan diratakan dengan menggunakan stick L.
Purifikasi Bakteri dan Jamur
Pemurnian (purifikasi) dilakukan pada setiap koloni bakteri dan jamur yang dianggap
berbeda berdasarkan morfologi makroskopis meliputi warna dan bentuk koloni. Purifikasi
dilakukan untuk mendapatkan kultur murni bakteri dan jamur yag diinginkan. Proses purifikasi
ini dicocokkan dengan morfologi makroskopisya. Masing-masing mikroorganisme tersebut
diambil dengan jarum ose, kemudian ditumbuhkan lagi pada cawan petri yang berisi natrium
agar (NA) untuk bakteri dan Potato Dextrose Agar (PDA) untuk jamur. Dari beberapa koloni
jamur yang tumbuh pada cawan petri, jika terdapat koloni yang memiliki ciri makro sama maka
diambil salah satu koloni untuk dipurifikasi.
Pemurnian jamur dilakukan dengan menggambil koloni dengan menggunakan jarum ose
dan diletakkan di tengah pada media baru. Hal ini berguna untuk memisahkan koloni-koloni
jamur dan agar miselium tumbuh dengan baik. Pemurnian bakteri dilakukan dengan
menggunakan ose dan di streak pada media baru. Bakteri akan tumbuh pada 1 x 24 jam
sedangkan jamur kurang lebih 3 hari.
Alat
- ose
- alkohol 70%
- laminar air flow cabinet
- bunsen
Bahan
- media pertumbuhan NA dan PDA
- hasil isolasi
Prosedur Pelaksanaan
- mengambil 1 ose koloni bakteri dan ditanam pada media NA
- mengambil 1 ose koloni jamur dan ditanam pada media PDA