eksperimentasi pembelajaran matematika dengan … · agus teguh rifa’i, s.pd, guru matematika smp...

105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA SUB POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Jenar Sragen Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Oleh : ANDELINA HENNY MAWARWATI X1304022 Pendidikan Matematika FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: doanthuy

Post on 02-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA SUB POKOK

BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI MOTIVASI

BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Jenar Sragen Tahun Ajaran 2009/2010)

SKRIPSI

Oleh :

ANDELINA HENNY MAWARWATI X1304022

Pendidikan Matematika

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA SUB POKOK

BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI MOTIVASI

BELAJAR MATEMATIKA SISWA

(Penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Jenar Sragen Tahun Ajaran 2009/2010)

SKRIPSI

Oleh:

ANDELINA HENNY MAWARWATI

NIM: X 1304022

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

ABSTRAK

Andelina Henny Mawarwati. EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMAENTS) PADA SUB POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode konvensional pada sub pokok bahasan segiempat, (2) apakah terdapat pengaruh motivasi belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa pada sub pokok bahasan segiempat, (3) apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan segiempat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jenar Sragen tahun ajaran 2009/2010 sejumlah 186 siswa. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling sejumlah 76 siswa. Sampel penelitian ini adalah kelas VII-E sejumlah 40 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-B sejumlah 36 siswa sebagai kelas kontrol. Dengan catatan bahwa pada saat tes penelitian dilaksanakan, ada 3 siswa kelas eksperimen yang berhalangan hadir sehingga hanya tinggal 37 siswa kelas eksperimen yang mengikuti tes penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode dokumentasi, metode tes dan metode angket. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Dalam penelitian ini digunakan uji keseimbangan menggunakan uji-z dan uji prasyarat yaitu, uji normalitas dengan metode Lilliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlett. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dan metode konvensional pada sub pokok bahasan segiempat. Hal ini ditunjukkan dari analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama yaitu

tabela F 3,9860 8946,0 F =<= ,pada taraf signifikansi 5%., (2) ada pengaruh motivasi belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa pada sub pokok bahasan segiempat atau dengan kata lain, motivasi belajar siswa untuk kategori tinggi, sedang maupun rendah memberikan perbedaan prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan segiempat. Hal ini ditunjukkan dari analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama yaitu Fb = 4,4785 > 3,1360 = Ftabel, pada taraf signifikansi 5%.

Page 6: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi sama baik dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang. Siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi lebih baik daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah dan siswa dengan motivasi belajar sedang mempunyai prestasi sama baik dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah., (3) tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan segiempat. Hal ini ditunjukkan dari analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama yaitu Fab = 0,2065 < 3,1360 = Ftabel, pada taraf signifikansi 5%.

Page 7: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Andelina Henny Mawarwati. EXPERIMENTATION OF MATHEMATICS LEARNING METHOD WITH COOPERATIVE TYPE IN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) SUB IN REVIEW OF QUADRILATERAL VIEWED FROM STUDENTS MOTIVATION OF LEARN MATHEMATICS. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Surakarta Sebelas maret University, July 2010. This research is aim to know: (1) whether the learning of mathematics by using methods of cooperative learning in TGT type has academic achievement more better than conventional methods in the subject sub-quadrilateral, (2) whether there is any effect of students motivation of learn mathematics on achievement students in the subject sub-quadrilateral, (3) whether there is an interaction between teaching methods and students motivation of learn mathematics on achievement in the subject sub-quadrilateral. This research is a quasi-experimental. The population in this research is students of class VII SMP Negeri 1 Jenar Sragen 2009/2010 is consist of 186 students. Samples were taken with cluster random sampling technique of 76 students. Samples are class VII-E of 40 students as a classroom experiment and class VII-B of 36 students as a control class. With a note that at the time of testing research is conducted, there were 3 experimental class students unable to attend so that only a class of 37 students who take the test experimental study. The data collection method by used of documentation, test and questionnaire methods. The analysis technique used are two-way analysis of variance with unequal cells. This research used a balance test using test-z and that is a prerequisite test, normality test using Lilliefors and Bartlett's homogeneity test method. Based on the results of this research concluded that: (1) there is no difference in mathematics achievement between TGT type of cooperative learning methods and conventional methods in the subject sub-quadrilateral. It is shown from two-way analysis of variance with unequal cells is Fa = 0,8946 < 3,9860 = Ftabel, at the significance level of 5%., (2) no influence students motivation of learn mathematics on student achievement in the subject sub-quadrilateral. Or we can say that the students motivation for the high category, medium or low to give a difference studying mathematics achievement in the subject sub-quadrilateral. It is shown from two-way analysis of variance with unequal cells is Fb = 4,4785 > 3,1360 = Ftable, at the significance level of 5%. Students with high learning motivation has the same good performance with students who have medium learning motivation. Students with high learning motivation has more better performance than students who have low learning motivation, and students with medium learning motivation has the same good performance with students who have low learning motivation, (3) there is no interaction between method of learning and students motivation of learn mathematics on achievement in the subject sub-quadrilateral. It is shown from two-way analysis of variance with

Page 8: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

unequal cells that Fab = 0,2065 < 3,1360 = Ftable, at the significance level of 5%.

Page 9: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

“Belajarlah untuk menghargai waktu, sebelum waktu itu menjadi tidak

berharga lagi untukmu...”

“Jangan takut untuk mencoba sesuatu, karena dari sanalah ilmu yang

sesungguhnya itu berada...”

“Tak selamanya yang kita inginkan adalah yang baik untuk kita dan tak

selamanya yang kita benci adalah yang buruk untuk kita...”

Page 10: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Karya yang tersusun dengan ketulusan dan kesungguhan hati ini

kupersembahkan kepada:

Ibu dan Bapakku Tercinta, terima kasih atas segala doa, kasih sayang,

perhatian dan pengorbanan yang tiada henti yang telah diberikan

kepadaku.

Adik-adikku Tersayang De’ Vita & De’ Syifa’ yang telah memberikan

keceriaan dan kebahagiaan kepadaku.

Dear Dwin Indrawan.., Thanks for everything that you give to me.

Without you, may be I cann’t finished. Luv u…

Mas Take One, yang juga telah memberi semangat dan kiriman pulsanya

membantu ban_geeeet,he…

Sahabat-sahabatku, Atik, Beny, Te2h, Erny, Rini, Uut, Yaya, Anis, Lyul

dan semua Anak Matematik FKIP UNS yang telah mengisi hari-hariku

dan memberiku canda tawa serta bantuan dan doanya..

Almamater

Page 11: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Pada Sub

Pokok Bahasan Segiempat ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa” yang

dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jenar Sragen tahun ajaran 2009/2010 sebagai

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan

Matematika Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selain karena kemudahan yang telah diberikan oleh-Nya, keberhasilan

penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

untuk menulis skripsi ini.

2. Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si, Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan izin untuk menulis skripsi ini.

3. Triyanto, S.Si, M.Si, Ketua Program Pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan izin untuk menulis skripsi ini.

4. Drs. Suyono, M.Si sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

5. Henny Ekana Ch S.Si, M.Pd, sebagai dosen pembimbing II yang telah

memberikan bantuan, bimbingan serta motivasi selama penyusunan skripsi

ini.

6. Sri Indro Purnomo, S.Pd, Kepala Sekolah SMP N 2 Jenar, Sragen yang telah

memberikan izin melakukan try out.

Page 12: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

7. Drs. H. Harifin, B.Sc.MM, Kepala SMP N 1 Jenar, Sragen yang telah

memberikan izin melakukan penelitian.

8. Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai

validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan dan bimbingan

serta meluangkan waktu untuk membantu terlaksananya penelitian.

9. Joko Triharyanto, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai

validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan dan bimbingan

serta meluangkan waktu untuk membantu terlaksananya penelitian.

10. Siswa-siswi kelas VII B dan kelas VII E SMP N 1 Jenar Sragen yang telah

membantu pelaksanaan penelitian ini.

11. Siswa-siswi kelas VII SMP N 2 Jenar Sragen yang telah membantu

pelaksanaan penelitian ini

12. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut di atas mendapatkan imbalan

dari Allah SWT. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis

pada khususnya, bagi dunia pendidikan dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

Page 13: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

ABSTRAK....................................................................................................... v

ABSTRACT..................................................................................................... vii

MOTTO .......................................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... x

KATA PENGANTAR .................................................................................... xi

DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 5

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 6

D. Perumusan Masalah ............................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 8

1. Prestasi Belajar Matematika ........................................... 8

2. Metode Pembelajaran ..................................................... 11

3. Motivasi Belajar Matematika Siswa ............................... 20

4. Tinjauan Materi Tentang Sub Pokok Bahasan

Segiempat........................................................................ 24

B. Kerangka Berpikir.................................................................. 35

C. Hipotesis ................................................................................ 38

Page 14: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB III METODOLOGI PENELITAN .................................................... 40

A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian .................................. 40

1. Tempat dan Subyek Penelitian........................................ 40

2. Waktu Penelitian............................................................. 40

B. Metode Penelitian .................................................................. 40

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.............. 41

1. Populasi ………….......................................................... 41

2. Sampel ……………........................................................ 41

3. Teknik Pengambilan Sampel .......................................... 42

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 42

1. Identifikasi Variabel........................................................ 42

a. Variabel Bebas ........................................................... 42

b. Variabel Terikat ......................................................... 43

2. Rancangan Penelitian...................................................... 43

3. Pelaksanaan Penelitian ................................................... 44

4. Metode Pengambilan Data dan Penyusunan Instrumen.. 44

a. Metode Dokumentasi .................................................. 45

b. Metode Tes ................................................................. 45

c. Metode Angket ........................................................... 47

E. Teknik Analisis Data.............................................................. 50

1. Uji Keseimbangan........................................................... 50

2. Uji Prasyarat ................................................................... 52

a................................................................................Uji

Normalitas ................................................................ 52

b. ..............................................................................Uji

Homogenitas ....................................................... ..... 52

3. Pengujian Hipotesis ........................................................ 54

4. Uji Komparasi Ganda ..................................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 61

A. Deskripsi Data........................................................................ 61

1. Data Hasil Uji Coba Instrumen ...................................... 61

Page 15: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

2. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa ........................ 63

3. Data Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa .............. 63

B. Pengujian Persyaratan Analisis.............................................. 64

1. Pengujian Persyaratan Eksperimen................................. 64

2. Persyaratan Analisis........................................................ 64

C. Pengujian Hipotesis ............................................................... 66

1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama .......... 66

2. Uji Komparasi Ganda ........................................................ 67

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................... 69

1. Hipotesis Pertama ........................................................... 69

2. Hipotesis Kedua .............................................................. 70

3. Hipotesis Ketiga.............................................................. 71

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .............................. 73

A. Kesimpulan ........................................................................... 73

B. Implikasi ................................................................................ 74

1. Implikasi Teoritis ............................................................ 75

2. Implikasi Praktis ............................................................. 75

C. Saran ...................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 77

LAMPIRAN...................................................................................................... 80

Page 16: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian...................................................................... 44

Tabel 3.2 Notasi dan Tata Letak Data ............................................................ 55

Tabel 3.3 Rataan dan Jumlah Rataan .............................................................. 55

Tabel 3.4 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama.... 58

Tabel 4.1 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Siswa Pada Sub

Pokok Bahasan Segiempat Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol .......................................................................... 63

Tabel 4.2 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas...................... 64

Tabel 4.3 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas...................... 65

Tabel 4.4 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Homogenitas .................. 65

Tabel 4.5 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama.... 66

Tabel 4.6 Rataan Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa ............................ 67

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom................. 68

Page 17: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Matematika ................................. 81

Lampiran 2 Soal Uji Coba Tes Prestasi Belajar Matematika......................... 82

Lampiran 3 Pembahasan Soal Uji Coba Tes Prestasi Belajar

Matematika ................................................................................. 87

Lampiran 4 Kunci Jawaban Uji Coba Tes Prestasi Belajar Matematika ....... 97

Lampiran 5 Lembar Jawab Uji Coba Tes Prestasi Belajar Matematika ........ 98

Lampiran 6 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa ............... 99

Lampiran 7 Uji Coba Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa..............100

Lampiran 8 Lembar Jawab Uji Coba Angket................................................105

Lampiran 9 Uji Validitas Isi Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa ......... 106

Lampiran 10 Uji Konsistensi Internal Tes Prestasi Belajar Matematika

Siswa .........................................................................................110

Lampiran 11 Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa ...........113

Lampiran 12 Uji Validitas Isi Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa ..115

Lampiran 13 Uji Konsistensi Internal Angket Motivasi Belajar Matematika

Siswa .........................................................................................119

Lampiran 14 Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa....124

Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran..........................................127

Lampiran 16 Soal Tes Prestasi Belajar Matematika .......................................141

Lampiran 17 Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Matematika......................144

Lampiran 18 Pembahasan Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar ....................145

Lampiran 19 Lembar Jawab Tes Prestasi Belajar Matematika.......................151

Lampiran 20 Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa.............................152

Lampiran 21 Lembar Jawab Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa ....156

Lampiran 22 Data Induk Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol....157

Lampiran 23 Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ......................................................................163

Lampiran 24 Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol .....................................................................167

Page 18: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Lampiran 25 Soal beserta Pembahasan Untuk Kompetisi dan Soal Beserta

Pembahasan Untuk Diskusi Pada TGT......................................169

Lampiran 26 Penghargaan Kelompok, Penghargaan Individu dan

Pembagian Meja Kompetisi ......................................................186

Lampiran 27 Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ............................................................................197

Lampiran 28 Uji Keseimbangan Awal Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ....................................................................202

Lampiran 29 Uji Homogenitas Awal Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ....................................................................204

Lampiran 30 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Matematika Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................207

Lampiran 31 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa

Kelompok Motivasi Belajar Tinggi ..........................................211

Lampiran 32 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa

Kelompok Motivasi Belajar Sedang .........................................212

Lampiran 33 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa

Kelompok Motivasi Belajar Rendah.........................................214

Lampiran 34 Uji Homogenitas Prestasi Belajar Matematika Siswa Ditinjau

Dari Metode Pembelajaran .......................................................215

Lampiran 35 Uji Homogenitas Prestasi Belajar Matematika Siswa Ditinjau

Dari Motivasi Belajar Siswa .....................................................218

Lampiran 36 Anava Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ....................................221

Lampiran 37 Uji Komparasi Ganda.................................................................227

Lampiran 38 Tabel Statistik............................................................................229

Lampiran 39 Perijinan.....................................................................................236

Page 19: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan Nasional di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 antara

lain adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

bangsa. Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2003: 3).

Usaha mencapai keberhasilan pembangunan dalam bidang pendidikan bukan

hanya merupakan tanggung jawab dari pemerintah semata, melainkan juga seluruh

masyarakat termasuk di dalamnya adalah guru. Berbicara tentang pendidikan tidak akan

terlepas dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada proses perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi sangat dijiwai oleh matematika sebagai ilmu dasar (basic

science). Matematika merupakan kunci utama dari pengetahuan-pengetahuan lain yang

dipelajari di sekolah. Tujuan dari pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah adalah menekankan pada penataan nalar dan pembentukan kepribadian

(sikap) siswa agar dapat menerapkan atau menggunakan matematika dalam kehidupannya

(Soedjadi, 2000: 42). Dengan demikian, matematika menjadi mata pelajaran yang sangat

penting dalam pendidikan dan wajib dipelajari pada setiap jenjang pendidikan.

Objek dasar yang dipelajari matematika adalah bersifat abstrak yang meliputi:

fakta, konsep, operasi atau aturan dan prinsip. Oleh karena itu, banyak individu yang

mempunyai pandangan bahwa pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang

sulit. Hal ini terlihat dari banyaknya individu yang bersikap pesimis dalam menyelesaikan

masalah matematika dan kurang termotivasi untuk mempelajarinya. Sikap-sikap tersebut

tentunya akan mempengaruhi hasil yang akan mereka capai dalam belajar nanti.

Prestasi belajar matematika siswa, rata-rata lebih rendah bila dibandingkan

dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaraan yang lain. Seperti halnya

Page 20: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dengan siswa SMP Negeri 1 Jenar Sragen, dimana nilai ulangan harian

matematika siswa kelas VII tahun pelajaran 2009/2010, masih ada sekitar 37%

yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang

ditentukan oleh sekolah yaitu 60, sehingga guru lebih sering memberikan remedial

daripada pengayaan. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa lebih

sering terlihat pasif. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat

apa yang guru tulis di papan tulis. Akibatnya, siswa tidak dapat mengoptimalkan

potensi yang ada pada dirinya. Hal ini seharusnya menjadikan periksa bagi guru,

apakah metode pembelajaran yang diterapkan sudah sesuai dengan materi atau

belum. Untuk itu, dalam mengajarkan matematika seorang guru harus mampu

menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk setiap materi yang akan

diajarkan karena metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru seharusnya dapat menguasai

bermacam-macam metode pembelajaran sehingga dapat memilih metode yang

tepat untuk suatu materi yang akan disampaikannya.

Salah satu faktor penyebab kesulitan siswa dalam belajar matematika

kemungkinan adalah metode mengajar guru yang kurang sesuai dengan kondisi siswa

maupun pokok bahasan yang disampaikan. Banyak metode mengajar yang dapat

digunakan dalam pengajaran matematika, tetapi tidak setiap metode dapat diterapkan

dalam setiap pokok bahasan. Oleh karena itu, pemilihan metode mengajar sangatlah

penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Namun pada

kenyataannya masih banyak guru menggunakan metode pembelajaran yang masih

konvensional dan kurang bervariasi seperti, metode ekspositori pada setiap pokok

bahasan. Dalam metode ekspositori, guru lebih dominan dibandingkan siswa. Meskipun

sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengerjakan latihan

soal sendiri, keaktifan siswa belum begitu nampak. Hal ini dikarenakan belum adanya

kegiatan yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk menjadi lebih aktif, dapat berfikir

kritis dan kreatif serta mudah memahami materi yang diterima. Karena itu, penggunaan

metode ekspositori pada sub pokok bahasan segiempat yang menuntut siswa dapat

berpikir kritis dan kreatif serta membutuhkan pemahaman konsep yang cukup tinggi

dimungkinkan menyebabkan prestasi belajar matematika siswa kurang optimal.

Pemilihan metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang

Page 21: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

disampaikan, tujuan pengajaran, waktu yang tersedia dan banyaknya siswa serta hal-hal

yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Sub Pokok Bahasan Segiempat yang diberikan kepada siswa kelas VII semester

genap Sekolah Menengah Pertama merupakan salah satu sub pokok bahasan yang sukar

di mata pelajaran matematika. Hal tersebut menyebabkan nilai rata-rata ulangan harian

pada sub pokok bahasan ini umumnya rendah, seperti halnya pada SMP Negeri 1 Jenar

Sragen tahun pelajaran 2008/2009 yaitu sekitar 58. Sub pokok bahasan ini berhubungan

dengan logika dan menuntut pemikiran yang kompleks. Oleh karena itu, sub pokok

bahasan ini membutuhkan pemahaman dan penguasaan konsep serta ketelitian.

Terkait dengan masalah kesulitan siswa di atas, maka di dalam pembelajaran

matematika, khususnya pada SMP Negeri 1 Jenar Sragen perlu diterapkan suatu metode

pembelajaran yang dapat membangkitkan dan melibatkan keaktifan siswa dalam kegiatan

belajar mengajar. Salah satu metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dalam

pembelajaran adalah metode pembelajaran kooperatif, dimana metode tersebut

menempatkan siswa dalam kelompok kerja. Salah satu tipe metode pembelajaran

kooperatif adalah tipe TGT (Teams Games Tournaments). Hal yang mendasari peneliti

memilih metode pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah karena selain menyenangkan

juga dapat menciptakan suasana kompetisi baik antar individu maupun antar team. Dalam

hal ini, peneliti beranggapan bahwa jika suasana belajar kondusif serta menyenangkan,

siswa akan mudah memahami konsep yang diberikan oleh guru dan dapat menanamkan

konsep tersebut pada dirinya sehingga tujuan pembelajaran dapat terwujud dengan

optimal. Oleh karena itu, metode pembelajan kooperatif tipe TGT tepat diterapkan pada

siswa SMP Negeri 1 Jenar Sragen kelas VII yang sudah terbiasa menerima pelajaran

dengan menggunakan metode konvensional.

Dalam metode TGT ini, siswa diarahkan dalam kegiatan belajar berkelompok dan

bekerjasama dalam memecahkan masalah pemahaman materi serta berkompetisi dengan

teamnya secara menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan. Metode ini

memunculkan interaksi antar siswa. Siswa dengan kemampuan lebih tinggi, diarahkan

untuk membantu siswa yang berkemampuan lebih rendah di dalam kelompoknya,

sehingga seluruh anggota dalam kelompok tersebut dapat memahami materi yang

diajarkan.

Page 22: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Selain itu, rendahnya prestasi belajar matematika siswa tidak mutlak disebabkan

oleh metode mengajar yang kurang sesuai dalam proses pembelajaran. Tetapi ada faktor

lain yang mempengaruhi keberhasilan belajar matematika, diantaranya adalah motivasi

belajar matematika siswa.

Motivasi merupakan pendorong dan penggerak individu yang dapat

menimbulkan dan memberikan arah bagi individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu untuk mencapai tujuannya. Standar nilai baik nilai ketuntasan belajar maupun

kelulusan yang ditetapkan secara nasional yang harus dicapai oleh siswa dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan berprestasi. Akan tetapi, pada umumnya

di dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi belajar siswa cenderung meningkat apabila

mereka diminta mengerjakan tugas yang mereka bisa, dan akan terjadi hal sebaliknya jika

tugas yang diberikan terasa sulit. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan prestasi belajar

siswa. Jadi, motivasi merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan, dimana tujuan

tersebut menyangkut suatu kebutuhan. Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar

tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Jadi, motivasi belajar

matematika siswa adalah dorongan dan penggerak dari dalam diri siswa yang dapat

menimbulkan dan memberikan arah untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar tentang

matematika dalam mencapai tujuannya.

Motivasi yang tinggi pada siswa, akan menuntun siswa untuk mau berperan aktif

dalam proses belajar mengajar. Hal itu tentunya dapat menjadikan siswa paham terhadap

setiap sub pokok bahasan yang diberikan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

Dengan demikian, untuk memperoleh prestasi belajar yang maksimal pada materi

segiempat dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT harus

didukung dengan motivasi belajar matematika siswa yang tinggi.

Bertolak dari uraian di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian pada

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jenar Sragen, apakah pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode konvensional pada sub

pokok bahasan segiempat dan juga apakah motivasi belajar matematika siswa

mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan segiempat.

Page 23: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Identifikai Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar yang baik adalah yang berorientasikan

pada keaktifan dan kekreatifan siswa karena pada dasarnya setiap siswa mempunyai

potensi untuk berkembang. Tetapi pada kenyataannya masih banyak siswa yang

cenderung pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini disebabkan oleh proses

pembelajaran yang masih konvensional yakni guru mendominasi kegiatan belajar

mengajar sementara siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang diberikan

oleh gurunya tanpa berusaha berkembang secara aktif. Akibatnya, siswa akan sulit

mengembangkan potensi pada dirinya. Oleh karena itu, perlu dikaji lebih lanjut

apakah penggunaan metode pembelajaran dapat mempengaruhi prestasi belajar

matematika siswa.

2. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok

bahasan segiempat, disebabkan karena kurangnya motivasi mereka dalam belajar.

Terkait dengan hal ini, dapat diteliti apakah motivasi belajar matematika siswa

berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa.

3. Perbedaan motivasi belajar siswa pada setiap metode pembelajaran dapat

menyebabkan perbedaan prestasi belajar siswa. Sebaliknya, setiap metode

pembelajaran untuk tingkat kategori motivasi belajar siswa yang berbeda juga dapat

menyebabkan perbedaan prestasi belajar siswa. Hal ini karena dalam belajar

khususnya matematika materi segiempat dibutuhkan pemikiran yang kritis dan kreatif

serta pemahaman yang cukup tinggi. Sehingga baik motivasi belajar maupun metode

pembelajarn saling menunjang prestasi belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, agar permasalahan yang dikaji dalam

penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari apa yang menjadi tujuan

dilaksanakannya penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:

Page 24: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada metode

kooperatif tipe TGT untuk kelas eksperimen dan metode konvensional untuk kelas

kontrol.

2. Motivasi belajar matematika siswa yang dimaksud adalah dorongan dan penggerak

dari dalam diri siswa yang dapat menimbulkan dan memberikan arah untuk

melakukan aktivitas-aktivitas belajar tentang matematika dalam mencapai tujuannya.

3. Prestasi belajar matematika siswa yang dimaksudkan adalah prestasi belajar siswa

pada sub pokok bahasan segiempat (jajar genjang, persegi panjang, dan persegi) yang

dicapai setelah proses belajar mengajar.

4. Siswa dalam penelitian ini dibatasi pada siswa SMP Negeri 1 Jenar kelas VII

semester II tahun ajaran 2009/2010.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka permasalahan

yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe TGT menghasilkan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik

jika dibandingkan dengan metode konvensional pada sub pokok bahasan segiempat?

2. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar matematika siswa terhadap prestasi

belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan segiempat?

3. Apakah terdapat interaksi antara metode mengajar dengan motivasi belajar

matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok

bahasan segiempat?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui metode pembelajaran mana yang menghasilkan prestasi belajar

yang lebih baik antara metode kooperatif tipe TGT dan metode konvensional dalam

pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan segiempat.

Page 25: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh motivasi belajar matematika siswa

terhadap prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan segiempat.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan

motivasi belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada

sub pokok bahasan segiempat.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan masukan kepada guru ataupun calon guru matematika dalam

menentukan metode mengajar yang tepat, yang dapat digunakan sebagai alternatif

metode mengajar dalam proses belajar mengajar dalam upaya peningkatan kualitas

pendidikan khususnya dalam sub pokok bahasan segiempat.

2. Memberikan informasi kepada guru ataupun calon guru untuk lebih memperhatikan

motivasi belajar matematika siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar

matematika siswa, khususnya pada pokok bahasan segiempat.

3. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian eksperimentasi metode

TGT yang lainnya.

Page 26: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Prestasi Belajar Matematika

a. Pengertian Prestasi

Pengertian prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 895) adalah

hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Dalam

pengertian ini, prestasi merupakan suatu hasil dari sebuah usaha yang telah dilaksanakan

menurut batas kemampuan. Prestasi merupakan akhir dari usaha yang melalui proses

pendidikan dan pelatihan tertentu. Prestasi yang dicapai sering mendatangkan

konsekuensi-konsekuensi berupa imbalan-imbalan yang bersifat material, psikologis, dan

sosial. Hal ini hampir sama dengan pernyataan W.S Winkel (1996: 391) yang

menyatakan bahwa, “Prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai”. Sementara itu,

Zainal Arifin (1990: 3) juga menyatakan bahwa, “Prestasi adalah hasil dari kemampuan,

ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi merupakan bukti atau hasil yang

telah dicapai setelah diadakan usaha sebaik-baiknya sesuai batas kemampuan dari batas

usaha tersebut.

b. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak akan terlepas dari kehidupan

manusia. Seseorang yang telah belajar akan mengalami perubahan tingkah laku

baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun dalam sikap. Perubahan

tingkah laku dalam aspek pengetahuan yaitu dari tidak mengerti menjadi

mengerti, dari bodoh menjadi pintar. Perubahan tingkah laku dalam aspek

ketrampilan yaitu tidak bisa menjadi bisa, dari tidak trampil menjadi trampil.

Sedangkan perubahan tingkah laku dalam sikap yaitu dari ragu-ragu menjadi

yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Winkel (1996: 53) bahwa, “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

8

Page 27: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai-

sikap. Perubahan ini bersifat relarif konstan dan berbekas”.

Pengertian lain tentang belajar juga diberikan oleh ahli diantaranya adalah

pengertian menurut psikologis. Slameto (1995: 2) menyatakan bahwa, “Belajar ialah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungan”.

Selain itu, definisi belajar menurut Sumadi Suryabrata (Gino, H. J., Suwarni, Suripto, Maryanto, Sutijan ,1999: 15) menyebutkan bahwa ada tiga ciri yang khas pada aktivitas manusia, sehingga aktivitas tersebut disebut sebagai kegiatan “belajar” yakni:

1) Aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pelajar (individu yang belajar) (Behavioral Changes) baik aktual maupun potensial.

2) Perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

3) Perubahan itu terjadi karena usaha.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

aktifitas yang dilakukan oleh individu yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang

berupa pengetahuan (aspek kognitif), sikap (aspek afektif), ketrampilan (aspek

psikomotor), pada diri individu tersebut berkat adanya interaksi antara individu dengan

individu atau individu dengan lingkungannya. Di dalam belajar terkandung suatu aktifitas

yang dilakukan dengan segenap panca indra untuk memahami arti dari hubungan-

hubungan kemudian menerapkan konsep-konsep yang dihasilkan ke situasi yang nyata.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Berdasarkan pengertian prestasi dan belajar tersebut di atas, prestasi belajar

merupakan suatu hasil usaha yang dicapai seseorang dalam penguasaan pengetahuan,

sikap serta ketrampilan berkat pengalaman dan latihan yang terus menerus dalam waktu

tertentu yang dinyatakan dalam perubahan tingkah laku. Prestasi belajar dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1999: 787) adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran ditunjukkan dengan nilai tes atau

angka nilai yang diberikan guru.

Page 28: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Menurut Djamarah dan Azwan Zain (1994: 23) prestasi belajar adalah hasil

yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu

sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar. Perubahan yang dicapai merupakan kemajuan

yang diperoleh individu yang tidak hanya mencakup pengetahuan, tetapi juga berupa

kecakapan atau keterampilan, dan ini dinyatakan sesudah hasil penilaian.

Sedang Zainal Arifin (1990: 3) menyatakan bahwa, “Prestasi belajar merupakan

suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah manusia karena sepanjang rentang

kehidupannya, manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang kamampuannya masing-

masing”. Zainal Arifin juga mengemukakan bahwa prestasi belajar mempunyai beberapa

fungsi utama, antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)

anak didik.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah

hasil dari usaha yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar yang dinyatakan dalam

bentuk angka, huruf, maupun simbol. Di dalam penelitian ini prestasi belajar dinyatakan

dalam bentuk angka.

d. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 723) disebutkan bahwa,

“Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan

prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”.

Purwoto (2003: 12-13) mengemukakan bahwa, “Matematika adalah pengetahuan tentang

pola keteraturan pengetahuan tentang struktur yang terorganisasi mulai dari unsur-unsur

yang tidak didefinisikan ke unsur-unsur yang didefinisikan ke aksioma dan postulat dan

akhirnya ke dalil”.

Sedangkan R. Soejadi (2000: 11) mengemukakan bahwa ada beberapa definisi dari matematika, yaitu sebagai berikut:

Page 29: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik.

2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan

dengan bilangan. 4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah

tentang ruang dan bentuk. 5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. 6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah

cabang ilmu pengetahuan eksak tentang bilangan, kalkulasi, penalaran, logik, fakta-fakta

kuantitatif, masalah ruang dan bentuk, aturan-aturan yang ketat, dan pola keteraturan

serta tentang struktur yang terorganisir. Berdasarkan pengertian prestasi belajar dan

matematika yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

matematika adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses belajar matematika yang

menghasilkan perubahan pada diri seseorang berupa penguasaan, ketrampilan, dan

kecakapan baru yang dinyatakan dengan symbol, angka, atau, huruf.

2. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang

mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Guru harus mampu memilih

metode pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

Metode pembelajaran yang dikemukakan oleh Slameto (1995: 65) adalah suatu

cara atau jalan yang harus dilakukan dalam mengajar. Menurut Muhibbin Syah (1995:

201) bahwa “Metode pembelajaran adalah cara yang berisi prosedur baku untuk

melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya penyajian materi pelajaran kepada

siswa”. Hal ini berarti, di dalam metode pembelajaran terdapat langkah-langkah kegiatan

pembelajaran yang telah disusun untuk mempermudah proses belajar mengajar.

Sedangkan arti metode pembelajaran menurut Purwoto (2003: 65) antara lain:

1) Metode pembelajaran adalah suatu cara mengajarkan topik tertentu agar proses dari pengajaran tersebut berhasil dengan baik.

2) Metode pembelajaran adalah cara-cara yang tepat dan serasi dengan sebaik-baiknya, agar guru berhasil dalam mengajarnya, agar mengajar mencapai tujuannya atau mengenai sasarannya.

Page 30: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3) Metode pembelajaran adalah cara mengajar yang umum yang dapat diterapkan atau dipakai untuk semua bidang studi.

Dari bebrapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode mengajar

adalah suatu cara atau teknik yang dipakai guru untuk menyajikan bahan pengajaran

kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.

b. Metode Pembelajaran Konvensional

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 467) dinyatakan bahwa

“Konvensional adalah tradisional”, selanjutnya tradisional sendiri diartikan sebagai

“Sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan

adat kebiasaan yang ada secara turun temurun”. Oleh karena itu metode konvensional

dapat juga disebut metode tradisional. Dari pengertian di atas, disimpulkan bahwa metode

konvensional adalah suatu pembelajaran dimana proses belajar mengajar dilakukan

dengan cara yang tradisional, yaitu dalam penyampaian pelajaran guru masih

mengandalkan metode ceramah dan metode ekspositori.

Dalam pembelajaran matematika, metode konvensional yang paling sering

dipakai adalah metode ekspositori karena selain memberikan materi, guru juga

memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan siswa. Metode konvensional dalam

penelitian ini adalah metode ekspositori, guru memegang peranan utama untuk

menentukan isi dan urutan langkah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa

sehingga tidak bisa begitu saja dikatakan jelek. Dalam pembelajaran matematika, metode

ini mempunyai banyak kekuatan dan kelemahan. Adapun kekuatan dan kelemahannya

menurut Purwoto (2003 : 67) adalah sebagai berikut:

Kekuatannya:

• Dapat menampung kelas yang besar, tiap murid mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan dan karenanya biaya yang diperlukan relatif murah.

• Bahan pelajaran/keterangan dapat diberikan secara lebih urut oleh guru, konsep-konsep yang disajikan secara hierarki akan memberikan fasilitas belajar bagi siswa.

• Isi silabus dapat diselesaikan dengan lebih mudah, karena guru tidak harus menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.

• Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu tidak menghambat dilaksanakannya pelajaran.

Page 31: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Kelemahannya:

• Pelajaran berjalan membosankan siswa dan siswa menjadi pasif dan tidak berkembang.

• Kepadatan konsep-konsep yang diberikan hanya akan membuat siswa tidak mampu menguasai materi pelajaran.

• Pengetahuan yang didapat dari metode ini mudah terlupakan. • Ceramah menyebabkan belajar siswa menjadi ‘Belajar menghafal’ yang tidak

menyebabkan timbulnya pengertian.

c. Metode Pembelajaran Kooperatif

Semua metode mengajar ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan

dan struktur penghargaan (reward). Struktur tugas mengacu pada jenis-jenis tugas

kognitif dan sosial yang memerlukan model pengajaran dan pelajaran yang berbeda.

Struktur tujuan dan hadiah dua-duanya mengacu pada tingkat kooperasi atau kompetensi

yang dibutuhkan siswa untuk mencapai tujuan dan hadiah mereka. Metode pembelajaran

kooperatif menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur tugas,

tujuan dan hadiah.

Menurut Slavin (1997), pembelajaran kooperatif merupakan metode

pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan

heterogen. Siswa bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar.

Menurut Nur (2001:25), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran

dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil mempelajari suatu materi, menerima

pendapat dan mengisi kekurangan siswa yang lain. Pada pembelajaran ini, siswa

belajar dalam kelompok dengan tingkat kemampuan, jenis kelamin, serta latar

belakang yang berbeda-beda.

Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok

kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang heterogen kemampuan, jenis kelamin,

suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut

adalah untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.

Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk

mencapai ketuntasan belajar.

Page 32: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri:

1) Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.

2) Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

3) Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin maka diupayakan agar dalam tiap kelompokpun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula.

4) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. (Depdiknas,

2005: 14)

Unsur-unsur yang perlu ditanamkan kepada siswa pada pembelajaran kooperatif

adalah sebagai berikut:

1) Para peserta didik harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.

2) Para peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

3) Para peserta didik harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama.

4) Para peserta didik harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara para anggota kelompok.

5) Para peserta didik akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

6) Para peserta didik berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh ketrampilan bekerja sama selama belajar.

7) Para peserta didik akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

(Linda, L., 1994)

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat tiga tujuan penting yaitu:

1) Hasil belajar akademik Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap keragaman Pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.

3) Pengembangan ketrampilan sosial

Page 33: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa. Ketrampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif antara lain: berbagi tugas, aktif bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.

(Depdiknas,

2005: 15)

Keuntungan penggunaan pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut:

1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan,

informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.

3) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

komitmen.

4) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai

perspektif.

5) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih

baik.

6) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamain, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan

orientasi tugas.

d. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments)

Teams Games Tournaments (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David

De Vries dan Keith Edwards. Prinsip model TGT ini pada dasarnya sama dengan model

tipe STAD, yang berbeda hanyalah cara mengetahui kemampuan siswanya saja. Dalam

TGT diakhiri dengan permainan / turnamen yang pesertanya perwakilan dari masing-

masing kelompok.

Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap

kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja

sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif

dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan

menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap

terbuka, ramah, lembut, dan santun.

Page 34: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Dalam TGT, para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat

orang yang heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim

mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran (Slavin,

2008). Secara umum, pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang

terdiri atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Games Tournaments

dimasukkan sebagai tahapan review setelah siswa bekerja dalam tim.

TGT memiliki dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan.

Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan

dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain,

tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh membantu,

memastikan telah terjadi tanggung jawab individual. Permainan TGT berupa pertanyaan-

pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan

mengambil sebuah kartu dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan

angka yang tertera. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa untuk menyumbangkan

skor-skor maksimal buat kelompoknya. Turnamen ini juga dapat digunakan sebagai

review materi pelajaran.

Dalam Implementasinya, secara teknis Slavin (2008) mengemukakan empat

langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang merupakan siklus regular

dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:

• Step 1: Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran. • Step 2: Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka

untuk menguasai materi. • Step 3: Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan

yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta (kompetisi dengan tiga peserta).

• Step 4: Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model TGT dapat

diilustrasikan sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan materi pembelajaran ke siswa secara klasikal (paling

sering menggunakan model pembelajaran langsung).

Page 35: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri

dari 4 – 6 siswa yang heterogen, baik dari segi kemampuan, agama, jenis

kelamin atau lainnya).

3) Dilanjutkan diskusi kelompok untuk penguatan materi (saling membantu

untuk memperdalam materi yang sudah diberikan).

4) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mengirimkan wakil-wakilnya

duduk dalam setiap meja turnamen guna bertanding melawan anggota

kelompok lainnya.

Komposisi setiap meja turnamen dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Page 36: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Perangkat turnamen:

Satu set lembar tournament (soal dan jawaban)

Satu set skor tournamet

Satu set kartu nomor yang bersesuaian dengan nomor soal

Pelaksanaan turnamen:

1. Melakukan drawing kartu untuk menentukan pembaca pertama (pembaca

pertama adalah yang memperoleh nomor terbesar)

2. Pembaca pertama mengocok kartu-kartu dan mengambil kartu teratas

3. Pembaca membaca dengan keras soal sesuai dengan nomor yang terambil

4. Kesempatan pertama menjawab soal kuis turnamen diberikan kepada

pembaca, selanjutnya giliran menjawab bagi anggota kelompok yang lain searah

putaran jarum jam. siswa yang ada di sebelah kiri atau kanannya (penantang

pertama) punya opsi untuk menantang dan memberikan jawaban yang berbeda.

Kalau tidak menjawab boleh diliwati.

5. Penantang kedua boleh menantang kalau mempunyai jawaban yang berbeda,

kalau tidak menantang boleh melewatinya. Akan tetapi, penantang harus hati-hati

karena mereka harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkan ke dalam

kotak (jika ada) apabila jawaban mereka salah.

6. Jika semua penantang telah lewat penantang kedua mengecek jawaban dan

membacanya dengan keras. Pembaca atau penantang yang memperoleh jawaban

yang benar dapat menyimpan kartunya.

7. Putaran berikutnya, posisinya berubah, penatang pertama menjadi pembaca,

penantang kedua, menjadi penantang kedua.

8. Kegiatan ini dilakukan sampai kartu di meja habis

Page 37: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

9. Skor individu diperoleh dari banyaknya kartu yang diperoleh.

5) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan jumlah dari hasil

perolehan skor dari masing-masing meja turnamen.

Slavin (2008), melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh

pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara implisit

mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran TGT, sebagai berikut:

• Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional.

• Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.

• TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka.

• TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)

• Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak.

• TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain.

Sebuah catatan yang harus diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran

TGT adalah bahwa nilai kelompok tidaklah mencerminkan nilai individual siswa.

Dengan demikian, guru harus merancang alat penilaian khusus untuk

mengevaluasi tingkat pencapaian belajar siswa secara individual.

3. Motivasi Belajar Matematika Siswa

Setiap manusia pada dasarnya berbuat sesuatu karena adanya dorongan

oleh suatu motivasi tertentu. Menurut Sadirman (1987: 100), motivasi berpangkal

dari kata motif yang dapat diartikan daya penggerak yang ada di dalam diri

seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu

tujuan.

Page 38: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Mc. Donald (Sadirman, 1987: 73) mengemukakan motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengetian tersebut,

terdapat tiga elemen penting tentang motivasi yaitu :

(1) Motivasi mengawali terjadinya suatu perubahan energi pada diri setiap

individu manusia.

(2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang.

(3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Jadi motivasi merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan, dimana tujuan

tersebut menyangkut dengan kebutuhan.

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin

melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka ia akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu (Sadirman, 1987: 75). Jadi

motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah

tumbuh di dalam diri seseorang.

Menurut French (1986 dalam Riva’i, 2000: 3) motivasi adalah dorongan

yang ada di dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu dan

disamping itu motivasi juga merupakan keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak

yang berasal dari dalam diri manusia. Selanjutnya Crowl, Kaminsky and Podell

(1997 dalam Riva’i, 2000: 3) menyatakan bahwa motivasi adalah kondisi

fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengukur

tindakannya dengan cara tertentu.

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi

merupakan penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan hal yang

diinginkan dalam mencapai suatu tujuan. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai

rancangan atau kehendak untuk menuju keberhasilan dan

mengelakkan/menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain, motivasi adalah

proses menghasilkan tenaga oleh suatu keperluan yang di arahkan untuk mencapai

suatu tujuan (Anonim, 2006: 5).

Page 39: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang pendidikan.

Siswa memerlukan motivasi untuk menggerakkan dirinya untuk mencapai

keberhasilan yang lebih cemerlang. Salah satu motivator bagi siswa adalah guru.

Guru yang dapat menciptakan kondisi belajar yang baik dapat memotivasi siswa

untuk belajar dengan baik dan berkembang secara optimal. Pelajar yang

mempunyai motivasi untuk belajar bagi pencapaian tujuannya, mereka akan

mendengar dan memberikan perhatian sepenuhnya pada pelajaran yang diberikan

oleh guru. Mereka aktif di dalam dan di luar kelas, mudah bertindak dan

menerima teguran serta arahan dari guru. Mereka suka memberikan pandangan

dan pendapat dalam kelas. Pelajar-pelajar yang demikian ini memiliki penggerak

dari dalam dirinya untuk mencapai kecermelangan akademik dan juga dalam

hidup secara keseluruhannya (Anonim, 2006: 4).

Mc. Clelland (1977 dalam Riva’i, 2000: 3) menyatakan dalam kegiatan belajar mengajar motivasi sangat penting karena motivasi berfungsi sebagai: 1) Energizer, yaitu motor penggerak yang mendorong siswa untuk berbuat

sesuatu misalnya belajar. 2) Directedness, yakni menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang ingin

dicapai. 3) Patterning, yakni menyelesaikan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

Seperti yang dikemukakan oleh Mc. Donald (Sadirman. 1987: 73),

motivasi dirangsang oleh suatu tujuan dan tujuan tersebut menyangkut dengan

kebutuhan. Berdasarkan Riva’i (2000: 4), Mc. Clelland (1977) menyatakan bahwa

motivasi dapat didasarkan pada tiga jenis kebutuhan, yaitu :

(1) Kebutuhan berprestasi.

(2) Kebutuhan afiliasi.

(3) Kebutuhan akan kekuasaan.

Pada situs tuanmat.tripot.com (Anonim, 2006: 6) dijelaskan tentang hirarki

kebutuhan menurut Maslow yaitu sebagai berikut:

1) Physiological needs (kebutuhan fisiologi) Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang paling asas yaitu

kebutuhan fisik seseorang, seperti makanan, minuman, tempat tinggal. Dalam konteks pendidikan, siswa yang mendapat kurang makanan tidak dapat

Page 40: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

memusatkan perhatian sepenuhnya terhadap pelajaran mereka. Dengan kata lain bila kebutuhan ini tidak dipenuhi maka kesehatan pelajar terganggu sehingga dapat menyebabkan motivasi dan minat belajar siswa berkurang. Hadiah dan materi juga merupakan kebutuhan fisik akan prestasi yang dicapai oleh siswa.

2) Safety needs (kebutuhan akan rasa aman/keselamatan) Siswa memerlukan keselamatan dari guru yaitu dalam bentuk disiplin.

Keselamatan di dalam kelas dapat dijamin jika seorang guru bertindak konsisten. Guru juga perlu bersikap toleransi terhadap para siswanya. Dengan perasaan aman pada diri siswa, siswa dapat memusatkan perhatian sepenuhnya dalam belajar.

3) Social needs (kebutuhan sosial) Hubungan yang baik antar anggota kelas dan juga guru sangat

diperlukan untuk membantu lancarnya proses belajar mengajar. Suatu keadaan misalnya perkelahian atau perselisihan dapat mengganggu kestabilan emosi dan perhatian siswa. Keadaan ini menjadi lebih menegangkan bila guru bersikap tidak baik atau memarahi mereka. Situasi ini menyebabkan siswa seolah-olah tidak disukai, tidak dihargai, atau tidak dipedulikan oleh guru maupun teman-temannya. Akhirnya keinginan, minat, dan juga motivasi siswa untuk belajar akan pudar dan lenyap.

4) Esteem needs (kebutuhan akan harga diri) Rasa dihargai pada setiap individu sangat mempengaruhi motivasinya

dalam melakukan sesuatu. Siswa yang merasa diterima oleh lingkungan kelas atau rumah cenderung dapat meningkatkan prestasinya dibanding dengan siswa yang merasa dirinya tidak diterima. Siswa yang diterima akan merasa diri mereka dihargai, dikasihi dan bernilai. Oleh karena itu mereka akan dapat berinteraksi secara positif dalam belajar. Guru perlu menyediakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas siswa agar mereka dapat hidup berdampingan. Faktor yang penting ialah kebutuhan ini dapat dipenuhi apabila seseorang mempunyai keyakinan diri, kebebasan, perhatian, dan penilaian dari orang lain.

5) Self Actualization (kebutuhan aktualisasi diri) Setiap individu memiliki ciri-ciri yang unik. Dengan keunikan tersebut

seorang individu dapat berpendapat dan menganggap dirinya istimewa. Anggapan itu berdasarkan pada kepekaan dan kesadaran tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Kesadaran tersebut juga timbul dengan melihat reaksi individu lain dalam pergaulan, sosialisasi, dan interaksi dengan individu lain. Aktualisasi diri adalah peringkat paling tinggi dari kebutuhan seseorang setelah peringkat bawah terpenuhi. Menurut Atan Long (1976 dalam Anonim, 2006: 5) pemenuhan akan kebutuhan penyempurnaan diri atau aktualisasi diri

Page 41: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

ini merupakan pemenuhan keseluruhan dari kebutuhan manusia. Ini berarti jika seseorang telah memenuhi kebutuhan ini maka ia juga telah memenuhi kebutuhan untuk estetika; ia merasa telah mendapatkan makna hidup dengan sepenuhnya; ia dapat menerima keadaan diri orang lain; ia merasa gembira dengan nikmat hidup; dan telah menggunakan keahliannya secara maksimal. Apabila seorang siswa berusaha mengaktualisasikan diri atau mencapai penyempurnaan diri, maka mereka harus belajar tekun, sungguh-sungguh, dan melipatgandakan usaha melalui arah yang tegas dan berdisiplin.

Berdasarkan teori Maslow, Sadirman (1987: 80) mengemukakan bahwa

motivasi selalu bersangkutan dengan beberapa kebutuhan berikut: 1) Kebutuhan fisiologi seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat, dan

sebagainya. 2) Kebutuhan akan keamanan (security), yakni rasa aman, bebas dari rasa takut

dan kecemasan. 3) Kebutuhan akan cinta dan kasih ; rasa diterima dalam suatu masyarakat atau

golongan (keluarga, sekolah, kelompok). 4) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat

dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi. Dengan kata lain, kebutuhan untuk berusaha ke arah kemandirian dan aktualisasi diri.

Berdasarkan penyebab timbulnya suatu motivasi (Suryabrata, 2004: 72), maka motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) Motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya karena adanya

perangsang dari luar, misalnya karena akan diadakan ujian; syarat untuk melamar pekerjaan dan sebagainya sehingga seseorang berusaha dengan giat melakukan sesuatu.

2) Motivasi instrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya dengan tanpa dirangsang dari luar. Dengan kata lain, dorongan tersebut sudah ada dalam diri individu, misalnya kegemaran, dan sifat diri akan mempengaruhi apa-apa yang akan dikerjakannya.

Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang/siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan

belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat dicapai, (Sardiman,

A.M. 1992, hal 75-76). Dari beberapa pengertian motivasi yang diutarakan di atas

dan pengertian motivasi belajar menurut Sardiman, dapat ditarik kesimpulan

Page 42: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

bahwa motivasi belajar merupakan keseluruhan penggerak/dorongan dari dalam

diri seseorang untuk belajar dan berusaha demi mencapai tujuan yang

diinginkannya. Dengan demikian motivasi belajar dapat mendorong usaha-usaha

pencapaian hasil belajar yang maksimal termasuk dalam bidang matematika.

4. Tinjauan Materi Tentang Sub Pokok Bahasan

Segiempat

Segiempat merupakan salah satu sub pokok bahasan yang diberikan pada kelas

VII semester II. Dalam penelitian ini materi Segiempat yang akan diberikan hanya terdiri

dari jajar genjang, persegi panjang, dan persegi.

a. Jajar genjang

1. Definisi

Jajar genjang adalah suatu segiempat yang sisi-sisinya sepasang-sepasang

sejajar. (M.A.De Baan dan J.C. Bos, 1975: 8)

2. Sifat-sifat jajar genjang

gambar 1

Perhatikan gambar 1 di atas!

a) Jajar genjang ABCD diputar setengah putaran pada O, maka:

AB → CD

Jadi, AB = CD dan AB ⁄⁄ CD

D

C B

ACB

A D

o

Page 43: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Pada setiap jajar genjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.

Pada setiap jajar genjang, sudut-sudut yang berhadapan sama besar.

BC → DA

Jadi, BC = DA dan BC ⁄⁄ DA

Karena AB # CD dan BC # DA, maka dapat disimpulkan bahwa:

b) Jajar genjang ABCD diputar setengah putaran pada O, maka:

ABC → CDA. Jadi, ABC = CDA

BAD → DBC. Jadi, BAD = DCB

Karena ABC = CDA dan BAD = DCB, maka dapat disimpulkan

bahwa:

gambar 2

C

BA

D

Page 44: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Perhatikan gambar 2 di atas!

c) Pada jajar genjang ABCD gambar 2, AB ⁄⁄ CD dan AD ⁄⁄ BC.

Karena AB ⁄⁄ CD dan A dengan D maupun B dengan C merupakan

sudut dalam sepihak, maka:

A + D = 180º

B + C = 180º

Karena AD ⁄⁄ BC dan A dengan B maupun C dengan D merupakan

sudut dalam sepihak, maka:

A + B = 180º

Page 45: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Pada setiap jajar genjang, jumlah besar sudut-sudut yang berdekatan adalah 180º.

Kedua diagonal pada setiap jajar genjang, saling membagi dua sama panjang.

C + D = 180º

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa:

d) Jajar genjang ABCD diputar setengah putaran pada O, maka:

gambar 3

Perhatikan gambar 3 di atas!

OA → OC

Jadi, OA = OC.

OB → OD

Jadi, OB = OD.

Karena OA = OC dan OB = OD, maka dapat disimpulkan bahwa:

DC

B AC

BA

D

o

Page 46: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Untuk setiap jajar genjang dengan alas a, tinggi t dan luas L, maka selalu berlaku:

L = a x t atau L = at

(M. Cholik A., 2004: 73)

3. Luas jajar genjang

Gambar (i) adalah jajar genjang dengan alas a dan tinggi t kemudian dipotong

seperti ditunjukkan pada gambar (ii) dan selanjutnya dirangkai seperti gambar (iii).

a a

(i) (ii) (iii)

Luas bangun (i) sama dengan luas bangun (iii), sehingga luas jajar genjang (i) = a x

t.

(M.Cholik A.,2004: 77)

b. Persegi panjang

1. Definisi

Persegi panjang adalah suatu jajar genjang yang satu sudutnya siku-siku.

(M.A.De Baan dan J.C. Bos, 1975: 11)

t t t

Page 47: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2. Sifat-sifat persegi panjang

Akibatnya:

1) Persegi panjang keempat sudutnya siku-siku.

2) Semua sifat jajar genjang berlaku untuk persegi

panjang.

a) Sifat sisi-sisi persegi panjang

gambar 4 gambar 5

letak (1) letak (2)

Pada letak (1), persegi panjang ABCD dibalik menurut sumbu simetri PQ,

maka:

A menempati B, ditulis A → B.

D menempati C, ditulis D → C.

AD → BC.

Jadi AD = BC

Pada letak (2), persegi panjang ABCD dibalik menurut sumbu simetri RS,

maka:

A menempati D, ditulis A → D.

B menempati C, ditulis B → C.

AD → BC.

Q

P

BA

A B

C D

D C

RCS

BAD

CB

DA

Page 48: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dalam setiap persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang.

Dalam setiap persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan sejajar.

Jadi AB = DC

Karena AD = BC dan AB = DC, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Selanjutnya perhatikan gambar berikut!

Ubin-ubin yang berbentuk persegi panjang dapat digeser sepanjang baris ke

kanan atau ke kiri dan sepanjang lajur ke atas atau ke bawah. Hasil ini

menunjukkan bahwa dalam persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan selalu

mempunyai jarak yang tetap. Karena jarak sisi-sisi yang berhadapan tetap,

maka dikatakan sisi-sisi yang berhadapan sejajar.

(M.Cholik A.,2004: 57)

b) Sifat sudut-sudut persegi panjang

Berdasarkan pada letak (1) pada gambar 4 dan letak (2) gambar 5 di

atas dapat dinyatakan tentang besar sudut-sudut suatu persegi panjang sebagai

berikut:

A menempati B, ditulis A → B

Page 49: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

C menempati D, ditulis C → D

Jadi, A = B ………… (1)

C = D ………… (2)

A menempati D, ditulis A → D

B menempati C, ditulis B → C

Dalam setiap persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan sejajar.

Jadi, A = D ………… (3)

Page 50: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Dalam setiap persegi panjang, tiap-tiap sudutnya sama besar.

B = C ………… (4)

Dari bentuk persamaan (1) smpai (4), dapat disimpulkan hal sebagai berikut:

A = B = C = D

(M.Cholik A.,2004: 57)

c) Sifat diagonal-diagonal persegi panjang

Letak (3) Letak (4)

Pada letak (4), persegi panjang ABCD dibalik menurut sumbu PQ, maka:

A → B

C → D

AC → BD

Jadi, AC = BD

Q

P

BB

A A

C C

D D

Q

P

BA

AB

CD

DC

Page 51: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Diagonal-digonal dalam setiap persegi panjang sama panjang.

Dengan demikian dapat disimpulkan hal sebagai berikut:

Untuk menyelidiki sifat diagonal lainnya, perhatikan gambar berikut ini!

Letak (5) letak (6) letak (7)

Pada letak (6), persegi panjang ABCD diputar putaran pada pusat O, maka:

O → O

A → C

OA → OC

Jadi, OA = OC

Pada letak (7), persegi panjang ABCD diputar putaran pada pusat O, maka:

O → O

B → D

OB → OD

Jadi, OB = OD

Karena OA = OC dan OB = OD, maka dapat disimpulkan hal sebagai berikut:

O

BB

A A

CC

D D

O

BD

AC

CA

DB

O

B D

A C

C A

D B

Page 52: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Diagonal-digonal dalam setiap persegi panjang, berpotongan dan saling membagi

dua sama panjang.

Dari sifat-sifat di atas, maka pada persegi panjang

ABCD disamping dapat dinyatakan:

AC = BD

OA = OC

OB = OD

Karena AC = BD, sedangkan OA = OC dan OB = OD, maka:

OA = OC = OB = OD (M.Cholik A., 2004: 58)

3. Keliling persegi panjang

Keliling persegi panjang adalah jumlah panjang semua sisi persegi panjang.

(M.Cholik A., 2004: 66)

Rumus keliling persegi panjang:

Perhatikan gambar dibawah!

Keliling persegi panjang ABCD = AB + BC + CD + DA

Karena AB = CD dan BC = AD, maka:

Keliling persegi panjang ABCD = 2 x AB + 2 x BC.

AB disebut panjang dan BC disebut lebar.

O

BA

CD

l

p BA

C D

Page 53: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

K = 2p +2l atau K = 2 (p + l)

L = p x l

Jadi, keliling persegi panjang ABCD = 2 x panjang + 2 x lebar

Jika panjang = p cm, lebar = l cm, dan keliling = K cm, maka:

Rumus keliling persegi panjang adalah:

(M.Cholik A., 2004: 67)

4. Luas persegi panjang

Rumus luas persegi panjang = panjang x lebar.

Jika panjang = p cm, lebar = l cm dan luas = L cm2, maka:

Rumus luas persegi panjang adalah:

(M.Cholik A., 2004: 70)

c. Persegi

1. Definisi

Persegi ialah suatu segi empat yang semua sisinya sama panjang dan satu sudutnya

siku-siku. (M.A.De Baan dan J.C. Bos, 1975: 14)

Akibatnya:

1) Persegi, keempat sudutnya siku-siku.

2) Persegi yang disebut segi empat beraturan.

3) Pada persegi berlaku sifat-sifat belah ketupat

maupun persegi panjang.

2. Sifat-Sifat Persegi

a) Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.

b) Diagonalnya sama panjang.

Page 54: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

c) Diagonalnya berpotongan membagi dua sama panjang.

Untuk selanjutnya akan diselidiki sifat-sifat lainnya yang dimiliki oleh persegi.

Pada gambar di atas, persegi ABCD dibalik menurut diagonal AC, maka:

A A C C

B D B D

AB AD CB CD

Jadi, AB = AD …(1) Jadi, CB = CD …(2)

Pada gambar di atas, persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD, maka:

A C A C

B B D D

AB CB AD CD

Jadi, AB = CB …(3) Jadi, AD = CD …(4)

D A

C B

B A

C D

B C

A D

B A

C D

Page 55: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Sisi-sisi dalam setiap persegi sama panjang.

Dari hasil-hasil tersebut didapat:

AB = AD ...………………………………………(1)

AD = CD ……………………………….....(4)

CD = CB …………………………...(2)

Jadi, AB = AD = CD = CB

Pada gambar di atas, persegi ABCD dibalik menurut diagoal AC maka:

BAC DAC

Jadi, BAC = DAC

D A

C B

B A

C D

Page 56: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

ACB ACD

Jadi, ACB = ACD

Karena BAC = DAB dan ACB = ACD, maka diagonal AC membagi A

dan C menjadi dua bagian yang sama besar.

Pada gambar di atas, persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD, maka:

B C

A D

B A

C D

Page 57: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

ABD CBD

Jadi, ABD = CBD

ADB CDB

Jadi, ADB = CDB

Karena ABD = CBD dan ADB = CDB, maka diagonal BD membagi B

dan D menjadi dua bagian yang sama besar.

Page 58: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Sudut-sudut dalam setiap persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-

diagonalnya, sehingga diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri.

Pada gambar di atas, persegi ABCD diputar putaran dengan pusat O, maka:

DOC AOD DOC AOD

Jadi, DOC = AOD. Jadi, DOC = AOD.

BOA COB AOD BOA

Jadi, BOA = COB. Jadi, AOD = BOA.

O C B

D A

B A

C D

Page 59: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Diagonal-diagonal setiap persegi berpotongan membentuk sudut siku-siku.

Persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang.

Dari hasil-hasil di atas dapat disimpulkan bahwa:

AOD = DOC = COB = BOA

AOD + DOC + COB + BOA = 3600 (satu putaran penuh)

Jadi, AOD = DOC = COB = BOA =

= 900 (sudut siku-siku)

Berdasarkan sifat-sifat persegi, maka dapat dinyatakan hal sebagai berikut:

(M.Cholik A., 2004: 62)

3. Keliling Persegi

Keliling persegi adalah jumlah panjang semua sisi persegi.

Page 60: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Rumus keliling persegi adalah:

K 4

Rumus untuk luas setiap persegi adalah:

L L 2

(M.Cholik A., 2004: 66)

Rumus keliling persegi:

Perhatikan gambar di samping!

Keliling persegi ABCD = AB + BC + CD + DA.

Karena AB = BC = CD = DA maka:

Keliling persegi ABCD = 4 × AB.

Jika panjang sisi AB = s cm dan keliling persegi = K cm, maka:

(M.Cholik A., 2004: 68)

4. Luas Persegi

Rumus luas persegi:

Pada gambar di samping, daerah yang berwarna

hitam menunjukkan luas persegi ABCD. Karena

persegi memiliki ukuran panjang dan lebar yang

sama, yang selanjutnya disebut sisi maka:

Rumus luas persegi = sisi x sisi

Jika panjang sisi = s cm dan luas = L cm2, maka:

s A B

CD

s A B

CD

Page 61: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

(M.Cholik A., 2004: 70)

B. Kerangka Berpikir

Prestasi belajar matematika siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam

proses belajar matematika sehingga terdapat perubahan dalam pemikiran serta tingkah

lakunya. Prestasi belajar matematika siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya

adalah metode pembelajaran dan motivasi belajar matematika siswa tersebut.

Dalam proses belajar mengajar, terjadi interaksi antara guru dan siswa, yaitu

melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan yaitu kegiatan belajar siswa dan

kegiatan mengajar guru. Belajar pada hakikatnya adalah aktivitas yang membuat

perubahan tingkah laku yang bersifat permanen dan kontinu serta mencakup aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan mengajar adalah suatu proses mengatur,

mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa untuk menumbuhkan dan

mendorong siswa melakukan proses belajar. Guru harus mampu melaksanakan tugasnya

dengan mengatur dan menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk

melaksanakan kegiatan belajar. Dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai dan

siswa memperoleh prestasi belajar yang tinggi.

Dalam proses belajar mengajar, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran

yang tepat dan sesuai dengan materi atau bahan pelajaran akan membantu siswa dalam

menstransfer segala sesuatu yang disampaikan oleh guru sehingga prestasi belajar siswa

tinggi. Sebaliknya, pemilihan metode pembelajaran yang tidak tepat dapat menghambat

tercapainya tujuan mengajar. Oleh karena itu, seorang guru harus mengetahui metode

pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok yang akan diberikan.

Matematika bukanlah pelajaran yang dapat dipelajari dengan menghafal saja.

Seperti sub pokok bahasan segiempat, sangat membutuhkan pemahaman dan penguasaan

konsep. Selama belajar, jika siswa hanya menghafal prosedur penyelesaian soal, maka

tidak ada kebermaknaan dalam belajar matematika. Oleh karena itu, diperlukan suatu

Page 62: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

metode pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan siswa akan kebermaknaan

matematika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat dua macam metode pembelajaran yang dibahas dalam penelitian ini,

yaitu : metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Pembelajaran dengan metode konvensional adalah pembelajaran yang didominasi oleh

guru sebagai sumber informasi, sedangkan siswa tidak dituntut aktif, hanya

memperhatikan, membuat catatan, dan mengerjakan latihan seperlunya. Metode

pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan metode pembelajaran yang dapat

digunakan dalam pembelajaran matematika agar bisa menjadi lebih bermakna. Dengan

menggunakan metode ini pada sub pokok bahasan segiempat siswa lebih mudah

memahami konsep dasar yang berkaitan dengan segiempat. Dengan mengaitkan

segiempat dengan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari maka siswa akan

termotivasi untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan

penerapannya dalam permasalahan yang dihadapi. Hal tersebut akan sangat membantu

siswa dalam memahami konsep-konsep dasar dari materi tersebut sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika karena siswa mengetahui akan makna belajar.

Jadi, bila dibandingkan dengan metode konvensional, metode pembelajaran kooperatif

tipe TGT dapat diharapkan akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik pada

pembelajaran matematika sub pokok bahasan segiempat.

Selain pemilihan metode pembelajaran, guru juga perlu menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa termotivasi untuk belajar secara

optimal. Dengan pengalaman belajar yang menyenangkan, diharapkan siswa mampu

memperoleh pemahaman konsep yang melekat pada dirinya.

Prestasi belajar siswa terutama dalam pembahasan ini yaitu pada sub pokok

bahasan segiempat belum tentu sama. Perbedaan ini salah satunya dipengaruhi oleh

motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa merupakan penggerak dari dalam diri

seseorang / siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang diinginkannya dalam mencapai

suatu tujuan. Motivasi belajar siswa dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu motivasi

belajar tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang motivasi belajarnya tinggi selalu semangat

mengerjakan soal-soal latihan dan biasanya mereka adalah anak yang pandai. Siswa

dengan tingkat motivasi belajar sedang hanya semangat mengerjakan soal-soal latihan

yang tidak terlalu sulit dan biasanya mempunyai prestasi yang cukup baik. Sedangkan

Page 63: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

siswa dengan tingkat motivasi belajar rendah biasanya mempunyai prestasi yang agak

tertinggal dari siswa yang tingkat motivasi belajarnya tinggi atau sedang. Hal ini

dikarenakan, siswa yang tingkat motivasi belajarnya rendah, hanya semangat

mengerjakan soal-soal latihan yang mudah.

Pada metode pembelajaran konvensional maupun kooperatif tipe TGT, prestasi

belajar siswa dalam pembahasan ini yaitu pada sub pokok bahasan segiempat yang

motivasi belajarnya tinggi lebih baik daripada siswa yang motivasi belajarnya sedang atau

rendah. Sedangkan siswa yang motivasi belajarnya sedang lebih baik prestasi belajarnya

daripada siswa yang motivasi belajarnya rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan karena

siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi memiliki semangat mengerjakan soal-soal,

misalnya saat kegiatan belajar mengajar maupun saat ulangan. Sedangkan siswa yang

motivasi belajarnya sedang atau rendah kurang bersemangat dalam mengerjakan soal-soal

saat kegiatan belajar-mengajar maupun saat ulangan.

Dari pemikiran-pemikiran di atas, dapat digambarkan kerangka berpikir dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Metode Pembelajaran

Motivas Belajar Siswa

Prestasi Belajar

Gambar 1. Paradigma Penelitian

Page 64: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir yang dikemukakan di atas, maka dalam penelitian

ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments)

menghasilkan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik jika dibandingkan

dengan metode konvensional pada pembelajaran matematika sub pokok bahasan

segiempat.

2. Terdapat pengaruh motivasi belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar

matematika siswa pada sub pokok bahasan segiempat.

3. Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi belajar matematika

siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan segiempat.

Page 65: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian

1. Tempat dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jenar Sragen pada kelas VII

semester II tahun pelajaran 2009/2010. Sedangkan uji coba tes maupun angket

dilaksanakan di SMP Negeri 2 Jenar Sragen pada kelas VII semester II tahun pelajaran

2009/2010

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

a. Tahap Persiapan

1) Bulan Maret 2010 : pengajuan judul skripsi.

2) Bulan Maret 2010 : pengajuan proposal skripsi.

3) Bulan Maret 2010 : pengajuan instrumen penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2010 dengan perincian sebagai

berikut:

1. Pelaksanaan eksperimen metode pembelajaran dilaksanakan pada bulan April

2010.

2. Pelaksanaan uji coba instrumen dilaksanakan pada bulan April 2010.

c. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan

1) Bulan April 2010 - Juni 2010 : pengolahan data hasil penelitian.

2) Bulan Juni 2010 - selesai : penyusunan laporan.

Page 66: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental semu (quasi-

experimental research). Hal tersebut berkenaan dengan peneliti tidak mungkin

mengontrol semua variabel yang relevan. Seperti yang dikemukakan Budiyono (2003: 82)

bahwa “Tujuan eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan

perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya

dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi

semua variabel yang relevan”.

Pada penelitian ini yang dilakukan adalah membandingkan prestasi belajar dari

kelompok yang diberi perlakuan dengan metode pembelajaran tipe TGT dengan

kelompok yang diberi pelajaran dengan menggunakan metode konvensional pada sub

pokok bahasan segiempat.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Suharsimi Arikunto (2002: 108) menyatakan bahwa “Populasi adalah

keseluruhan subyek penelitian”, sehingga dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa

populasi merupakan keseluruhan subyek atau individu yang memiliki karakteristik

tertentu yang hendak diteliti. Dalam penelitian ini, populasi adalah semua siswa kelas

VII SMP Negeri 1 Jenar Sragen tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 5 kelas dengan

jumlah siswa 186.

2. Sampel

Dalam penelitian, tidak selalu perlu untuk meneliti semua subyek dalam populasi,

karena selain membutuhkan biaya yang besar juga memerlukan waktu yang lama. Untuk

itu, dengan mengambil sebagian subyek suatu populasi atau sering disebut dengan

pengambilan sampel diharapkan hasil penelitian yang didapat sudah dapat

menggambarkan populasi yang bersangkutan. Sesuai dengan pendapat Suhassimi

Arikunto (2002: 109) bahwa, ”Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Page 67: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Hasil penelitian dari sampel ini akan digunakan untuk melakukan generalisasi terhadap

populasi yang ada. Dari populasi yang ada didapatkan dua kelas sebagai sampel dari kelas

VII yang ada di SMP Negeri 1 Jenar Sragen yaitu kelas VII-E dengan 40 siswa sebagai

kelas eksperimen dan kelas VII-B dengan 36 siswa sebagai kelas kontrol.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

cluster random sampling. Dalam cluster random sampling, dengan cara memandang

populasi sebagai kelompok-kelompok. Dalam hal ini kelas dipandang sebagai satuan

kelompok kemudian tiap kelas diberi nomor untuk diacak dengan undian. Undian tersebut

dilaksanakan satu tahap dengan dua kali pengambilan. Nomor kelas yang keluar pertama

sebagai kelompok eksperimen dan nomor kelas yang keluar berikutnya ditetapkan

sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel secara acak pada populasi dimaksudkan

agar setiap kelas pada populasi dapat terwakili.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Identifikasi Variabel

Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:

a. Variabel Bebas

1) Metode Pembelajaran

a) Definisi Operasional

Metode Pembelajaran adalah pola menjadikan orang belajar

dimana di dalamnya terdapat interaksi belajar mengajar antara guru dan

siswa, dengan siswa yang lebih banyak melakukan aktivitas sedangkan guru

hanya membimbing dan menyediakan situasi yang kondusif dalam proses

itu. Metode pebelajaran kooperatif tipe TGT (a1) dilakukan pada kelas

eksperimen dan metode pembelajaran konvensional (a2) dilakukan pada

kelas kontrol.

Page 68: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

b) Skala Pengukuran: skala nominal dengan 2 kategori yaitu metode

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan metode pembelajaran

konvensional.

c) Indikator: Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses

belajar mengajar pada sub pokok bahasan segiempat.

d) Simbol: A

2) Motivasi Belajar

a) Definisi Operasional

Motivasi belajar merupakan keseluruhan penggerak/dorongan dari

dalam diri seseorang untuk belajar dan berusaha demi mencapai tujuan yang

diinginkannya.

b) Skala Pengukuran: skala interval yang diubah ke skala ordinal yang

terdiri dari tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

Tinggi (b1) : gab gabX X S≥ +

Sedang (b2) : gab gab gab gabX S X X S− < < +

Rendah (b3) : gab gabX X S≤ −

Ket: Sgab = standar deviasi gabungan

gabX = rataan skor gabungan (seluruh siswa)

X = skor total siswa

c) Indikator: skor angket motivasi belajar siswa.

d) Simbol: B

b. Variabel terikat

Variable terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika siswa.

1) Definisi operasional: prestasi belajar matematika adalah hasil usaha siswa

dalam proses belajar matematika yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka,

huruf yang menyatakan hasil yang sudah dicapai siswa dalam periode tertentu

Page 69: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

yang datanya diperoleh dari tes prestasi belajar siswa pada sub pokok bahasan

segiempat.

2) Skala pengukuran: skala interval.

3) Indikator: nilai tes prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan

segiempat.

.

2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2 x 3, dengan maksud untuk

mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Motivasi Belajar (B)

Metode Pembelajaran (A)

Tinggi

(b1)

Sedang

(b2)

Rendah

(b3)

Kooperatif tipe TGT (a1) ab11 ab12 ab13

Metode Konvensional (a2) ab21 ab22 ab23

dengan:

a1 : Metode Kooperatif tipe TGT

a2 : Metode Konvensional

b1 : Motivasi Tinggi

b2 : Motivasi Sedang

b3 : Motivasi Rendah

3. Pelaksanaan Penelitian

Page 70: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Sebelum diadakan eksperimen, antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

diuji keseimbangannya terlebih dahulu berdasarkan nilai ujian tengah semester II

kelas VII mata pelajaran matematika. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah

kedua kelas yang akan diteliti dalam keadaan seimbang atau tidak.

Dalam penelitian ini, kedua kelompok yang dibandingkan diasumsikan sama

dalam semua segi yang sesuai dan hanya berbeda dalam penggunaan model

pembelajaran. Pada akhir eksperimen, kedua kelompok diukur dengan soal-soal tes

yang sama. Hasil pengukuran tersebut digunakan sebagai data eksperimen, kemudian

data yang diperoleh diolah dan hasilnya dibandingkan dengan tabel uji statistiknya.

4. Metode Pengambilan Data dan Penyusunan Instrumen

Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah:

a. Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 206), “…., metode dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”

Pada penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui daftar

nama, dan nomor presensi siswa. Selain itu untuk mendapatkan data tentang nilai ujian

tengah semester II kelas VII mata pelajaran matematika yang digunakan untuk uji

keseimbangan.

b. Metode Tes

Suharsimi Arikunto (2002: 198) menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok”. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan.

Selanjutnya dijelaskan bahwa, “Tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur

pencapaian seorang setelah mempelajari sesuatu”.

Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

prestasi belajar siswa pada sub pokok bahasan segiempat. Instrumen ini menggunakan tes

prestasi belajar. Adapun langkah-langkah membuat tes terdiri dari:

Page 71: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1) Membuat kisi-kisi tes

2) Menyusun butir-butir tes

3) Menguji validitas butir-butir tes

4) Mengadakan uji coba tes

5) Menguji konsistensi dan reliabilitas tes

6) Revisi butir-butir tes dan menetapkannya sebagai instrumen tes

Uji coba tes, dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen tes yang telah

dibuat telah memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik, yaitu validitas isi,

konsistensi internal, dan reliabilitas.

Pada penelitian ini, uji coba tes dilakukan di SMP N 2 Jenar Sragen pada siswa

kelas VII tahun ajaran 2009/2010 berdasarkan kesamaan karakteristik antara subjek uji

coba dan subjek sampel penelitian.

Analisis item soal meliputi validitas isi, konsistensi internal, dan uji reliabilitas.

1) Uji Validitas Isi

Budiyono (2003: 59) menyatakan bahwa, “Untuk menilai apakah instrumen

mempunyai validitas isi yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah melalui experts

judgment (penilaian yang dilakukan oleh para pakar)”. Dalam hal ini para penilai (yang

sering disebut subject-matter experts), menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh

pengembang tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi

(substansi) yang akan diukur. Langkah berikutnya, para penilai menilai apakah masing-

masing butir tes yang telah disusun cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang

ditentukan. Cara ini sering disebut relevance ratings (penilaian berdasarkan relevansi).

Dalam penelitian ini bisa dikatakan mempunyai validitas isi, jika validator setuju

dengan semua kriteria-kriteria dalam validasi.

2) Uji Konsistensi Internal

Uji konsistensi internal ini digunakan untuk mengetahui tingkat daya pembeda.

Sebuah instrumen tentu terdiri dari sejumlah butir-butir instrument. Semua butir harus

mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Budiyono

(2003: 65) menyatakan bahwa, “Konsistensi internal masing-masing butir dilihat dari

korelasi antara skor butir-butir tersebut dengan skor totalnya”.

Page 72: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Untuk mengetahui konsistensi internal setiap butir soal ke-i digunakan rumus

korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut:

)Y)(Y)(nX)(X(n

Y)X)((XYnr

2222xy

∑∑∑∑∑ ∑ ∑

−−

−=

Keterangan :

xyr : indeks konsistensi internal untuk butir ke-

i

n : banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen)

X : skor untuk butir ke-i (dari subyek uji coba)

Y : skor total (dari subyek uji coba)

Soal dikatakan konsisten jika rxy ≥ 0,3 dan jika rxy <

0,3 maka soal dikatakan tidak konsisten dan harus didrop

(dibuang).

(Budiyono, 2003: 65)

3) Uji Reliabilitas

Menurut Budiyono (2003: 65), “Suatu Instrumen disebut reliabel apabila hasil

pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut

dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-orang yang

berlainan pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan (tetapi mempunyai

kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan”. Untuk

menguji reliabilitas instrumen tes belajar matematika yang berbentuk tes obyektif,

perhitungan indeks reliabilitasnya menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20), yaitu

sebagai berikut:

−= ∑

2t

ii2

t11 s

qps1n

nr

dengan :

Page 73: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

r11 : indeks reliabilitas instrumen

n : banyaknya butir instrumen

pi : proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke-i

qi : 1- p i , i : 1, 2, …N

2ts : variansi total

(Budiyono,

2003: 69)

Soal dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik jika r11 > 0,7. (Budiyono, 2003:

71)

Dalam penelitian ini, instrument dikatakan mempunyai indeks reliabilitas yang

baik jika r11 > 0,7.

c. Metode Angket

Definisi angket sama dengan definisi kuesioner. Suharsimi Arikunto (2002: 202)

mendefinisikan, “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal

lain yang ia ketahui”.

Dalam penelitian ini, metode angket digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai motivasi belajar siswa. Jawaban-jawaban angket menunjukkan motivasi belajar

siswa.

Prosedur pemberian skor berdasarkan motivasi belajar matematika siswa, yaitu:

1) Untuk instrumen positif

a) Jawaban a, skor 4 menunjukkan motivasi belajar matematika sangat baik pada

tingkat tertentu.

b) Jawaban b, skor 3 menunjukkan motivasi belajar matematika baik pada tingkat

tertentu.

Page 74: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

c) Jawaban c, skor 2 menunjukkan motivasi belajar matematika kurang baik pada

tingkat tertentu.

d) Jawaban d, skor 1 menunjukkan motivas belajar matematika tidak baik pada

tingkat tertentu.

2) Untuk instrumen negatif

a) Jawaban a, skor 1 menunjukkan motivasi belajar matematika tidak baik pada

tingkat tertentu.

b) Jawaban b, skor 2 menunjukkan motivasi belajar matematika kurang baik

pada tingkat tertentu.

c) Jawaban c, skor 3 menunjukkan motivasi belajar matematika baik pada tingkat

tertentu..

d) Jawaban d, skor 4 menunjukkan motivasi belajar matematika sangat baik

pada tingkat tertentu.

Setelah selesai penyusunan item soal, angket diuji cobakan pada siswa SMP 2

Jenar kelas VII tahun ajaran 2009/2010 untuk mengetahui apakah angket yang dibuat

memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik, yaitu validitas isi, konsistensi internal, dan

reliabilitas.

1) Uji Validitas Isi

Budiyono (2003: 59) menyatakan bahwa, “Untuk menilai apakah instrumen

mempunyai validitas isi yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah melalui experts

judgment (penilaian yang dilakukan oleh para pakar)”. Dalam hal ini para penilai (yang

sering di sebut subject-matter experts), menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh

pengembang tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi

(substansi) yang akan diukur. Langkah berikutnya, para penilai menilai apakah masing-

masing butir tes (angket) yang telah disusun cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi-

kisi yang ditentukan. Cara ini sering disebut relevance ratings (penilaian berdasarkan

relevansi). Dalam penelitian ini bisa dikatakan mempunyai validitas isi, jika validator

setuju dengan semua kriteria-kriteria dalam validasi.

2) Uji Konsistensi Internal

Page 75: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Untuk menguji konsistensi internal instrumen angket motivasi belajar

matematika siswa digunakan rumus yang sama dengan instrumen tes yaitu

menggunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson:

)Y)(Y)(nX)(X(n

Y)X)((XYnr

2222xy∑∑∑∑

∑ ∑ ∑−−

−=

Keterangan :

xyr : indeks konsistensi internal untuk butir ke-i

n : banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen)

X : skor untuk butir ke-i (dari subyek uji coba)

Y : skor total (dari subyek uji coba)

Dalam penelitian ini, soal dikatakan konsisten jika rxy ≥ 0,3 dan jika rxy < 0,3

maka soal dikatakan tidak konsisten dan harus didrop

(dibuang).

(Budiyono,

2003: 65)

3) Uji Reliabilitas

Menurut Budiyono (2003: 65), “Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil

pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut

dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-orang yang

berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu

yang berlainan”. Untuk menguji reliabilitas instrumen angket motivasi belajar

matematika siswa, penghitungan indeks reabilitasnya menggunakan rumus Alpha yaitu:

Page 76: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

r 11 =

−∑

2t

2i

s

s1

1nn

dengan

r 11 : indeks relibilitas instrumen

n : banyaknya butir instrumen

s 2i : variansi belahan ke-i,i = 1,2,…,k (k ≤ n)

: variansi butir ke-i,i = 1,2,…,n

s 2t : variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba

(Budiyono,

2003: 70)

Dalam penelitian ini, angket motivasi belajar matematika siswa dikatakan

mempunyai reliabilitas yang baik jika r11> 0,7 .

(Budiyono,

2003: 71)

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Keseimbangan

Uji ini dilakukan pada saat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol belum

dikenai perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut

seimbang. Secara statistik, apakah terdapat perbedaan mean yang berarti dari dua sampel

yang independen. Statistik ujinya adalah uji-Z. Sebelum dilakukan perhitungan, diuji

terlebih dahulu apakah kedua kelompok berdistribusi normal.

Page 77: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

a. Hipotesis

Ho : µ1 = µ2 (kedua populasi memiliki kemampuan awal sama)

H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua populasi memiliki kemampuan awal berbeda)

b. Taraf Signifikansi (α ) = 0,05

c. Statistik Uji yang digunakan :

n

n

)X - X( Z

2

22

1

21

21

σσ+

= ∼ N (0,1)

dengan ( )1)-n(n

XXn

222 ∑∑ −

=σ)

Keterangan :

1X : rata-rata nilai ujian tengah semester II kelas VII mata pelajaran matematika

kelompok eksperimen

2X : rata-rata nilai ujian tengah semester II kelas VII mata pelajaran matematika

kelompok kontrol

21σ : variansi dari kelompok eksperimen

22σ : variansi dari kelompok kontrol

n1 : ukuran sampel kelompok eksperimen

n2 : ukuran sampel kelompok kontrol

d. Daerah kritik

DK : { Z | Z < -Zα /2 atau Z > Zα /2}

e. Keputusan Uji

H0 ditolak jika Z ∈ DK

f. Kesimpulan

a. Kedua populasi memiliki kemampuan awal sama jika H0 diterima.

Page 78: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

b. Kedua populasi memiliki kemampuan awal berbeda jika H0 ditolak

(Budiyono, 2004:

156)

2. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari populasi

distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors

dengan prosedur :

1) Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Statistik Uji

L = max ( ) ( )ii ZSZF −

dengan :

( )iZF : ( )iZZP ≤ , Z ~ N(0,1)

iZ : skor standar

( )s

XXZ i

i−

=

s : variansi

( )iZS : proporsi cacah Z ≤ iZ terhadap seluruh cacah iZ

iX : skor responden

3) Taraf Siginifikansi (α ) = 0,05

4) Daerah Kritik (DK)

DK = { L | L > Lα:n } dengan n adalah ukuran sampel.

5) Keputusan Uji

Ho ditolak Jika Lhitung ∈ DK.

Page 79: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

6) Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika Ho diterima.

b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 ditolak.

(Budiyono, 2004: 170-171)

b. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai

variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett

dengan statistik uji Chi kuadrat dengan prosedur sebagai berikut:

1) Hipotesis

Ho : 21σ = 2

2σ =… = 2kσ dengan k = 2 pada metode pembelajaran,

k = 3 pada motivasi belajar

H1 : Paling tidak ada satu 22ji σσ ≠ dengan i ≠ j

2) Statistik Uji yang digunakan :

= ∑

=

k

1j

2jj

2 logSf -RKG log fc

2,203χ

dengan:

21)(k

2 χ~χ −

k : banyaknya populasi.

f : derajat kebebasan untuk RKG : N – k

N : banyaknya data amatan (ukuran)

fj : nj – 1 = derajat kebebasan untuk 2jS ; j = 1,2, …, k

nj : banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

+= ∑ f

1 - f1

1) -3(k 1 1 c

j

Page 80: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

j

i

fSS

RKG Σ

Σ= :

( )j

2j2

jj nX

XSS ∑∑ −= ; j

j2j f

SSS =

3) Taraf Signifikansi (α ) = 0,05

4) Daerah Kritik (DK)

DK = { 2χ | 2χ > α2χ : k-1}

5) Keputusan Uji

Ho ditolak Jika 2χ hitung ∈ DK

6) Kesimpulan

a) Populasi-populasi homogen jika H0 diterima.

b) Populasi-populasi tidak homogen jika H0 ditolak.

(Budiyono, 2004: 176-177)

3. Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak

sama digunakan untuk menguji signifikasi perbedan efek dua faktor A dan B serta

interaksi AB terhadap variable terikat. Model dari analisis variansi dua jalan dengan sel

tak sama adalah sebagai berikut:

jiijk βαµX ++= + (αβ )ij +εijk

dengan :

Xijk : data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j

µ : rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean)

αi : efek baris ke-i pada variabel terikat

βj : efek kolom ke-j pada variabel terikat

(αβ)ij : kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat

εijk : error yang berdistribusi N (0,σ 2)

i : 1, 2, …, p ; p : cacah baris (A)

Page 81: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

j : 1, 2, …, q ; q : cacah kolom (B)

k : 1, 2, …, nij ; nij : cacah data amatan pada setiap sel ij

(Budiyono, 2004:

207)

Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua jalan

dengan sel tak sama, yaitu :

a. Hipotesis

1) H0A : αi = 0 untuk setiap i = 1, 2, … p (tidak ada pengaruh metode

pembelajaran terhadap prestasi belajar matamatika)

H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol (ada perbedaan efek antar baris

terhadap variabel terikat)

2) H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, … q (tidak ada perbedaan efek antar kolom

terhadap variabel terikat)

H1B : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol (ada perbedaan efek antar

kolom terhadap variabel terikat)

3) H0AB : (αβ)ij = 0 untuk setiap i = 1, 2, … p dan j = 1, 2, … q (tidak ada

interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat)

H1AB : paling sedikit ada satu (αβ)ij yang tidak nol (ada interaksi baris dan

kolom terhadap variabel terikat).

(Budiyono, 2004:

211)

b. Komputasi

1) Notasi dan Tata Letak Data

Tabel 3.2 Data Amatan, Rataan, dan Jumlah Kuadrat Deviasi

B

A

b1 b2 b3

Page 82: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

a1

n11

∑ X11k

X 11

211X k∑

C11

SS11

n12

∑ X12k

X 12

212X k∑

C12

SS12

n13

∑ X13k

X 13

213X k∑

C13

SS13

a2

n21

∑ X21k

X 21

221X k∑

C21

SS21

n221

∑ X22k

X 22

222X k∑

C22

SS22

n1231

∑ X23k

X 23

223X k∑

C23

SS23

Tabel 3.3 Rataan dan Jumlah Rataan

B A

b1 b2 b3 Total

a1 11AB 12AB 13AB A1

a2 21AB 22AB 23AB A2

Total B1 B2 B3 G

Sel abij memuat: Xij1; Xij2; …;Xijn

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan notasi-notasi

sebagai berikut :

nij : ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

: cacah data amatan pada sel ij

: frekuensi sel ij

Page 83: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

hn : rataan harmonik frekuensi seluruh sel

=

ji, ij

h

n1

pqn

N : cacah seluruh data amatan

∑=

ji,ijnN

SSij : jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

ij

2

kijk

k

2ijkij n

XXSS

−=∑

ijAB : rataan pada sel ij = ij

kijk

n

X∑

Ai : Jumlah rataan pada baris ke-i =∑j

ijAB

Bi : Jumlah rataan pada kolom ke-j = ∑i

ijAB

G : Jumlah rataan semua sel = ∑ji,

ijAB = ∑∑ =j

ji

i BA

Rerata Harmonik frekuensi seluruh sel

∑=

ji, ij

h

n1

pqn

Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3), (4)

dan (5) sebagai berikut :

Page 84: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

pqG 2

)1( = ∑=j

j

pB 2

)4(

∑=

jiijSS

,

)2( ∑=ji

ijAB,

2)5(

∑=

i

i

qA2

)3(

2) Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima jumlah

kuadrat, yaitu :

JKA = hn { (3) – (1) }

JKB = hn { (4) – (1) }

JKAB = hn { (1) + (5) - (3) – (4)}

JKG = (2)

JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

dengan :

JKA = jumlah kuadrat baris

JKB = jumlah kuadrat kolom

JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara baris dan

JKG = jumlah kuadrat galat

JKT = jumlah kuadrat total

3) Derajat kebebasan (dk) untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah

:

dkA = p – 1

dkB = q – 1

dkAB = (p – 1) (q – 1)

Page 85: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dkT = N – 1

dkG = N – pq

4) Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing diperoleh

rataan kuadrat berikut

dkAJKA RKA =

dkBJKB RKB =

dkABJKAB RKAB =

dkGJKG RKG =

c. Statistik Uji

- Untuk H0A adalah RKGRKAFa =

- Untuk H0B adalah RKGRKBFb =

- Untuk H0AB adalah RKG

RKABFab =

d. Taraf Signifikansi (α) = 0,05

e. Daerah Kritik

1) Daerah kritik untuk Fa adalah DK { Fa | Fa > F pqN1,pα, −− }

2) Daerah kritik untuk Fb adalah DK { Fb | Fb > F pqN1,q:α −− }

3) Daerah kritik untuk Fab adalah DK { Fab | Fab > F pqN1),1)(q(p:α −−− }

f. Keputusan Uji

Ho ditolak jika Fhit ∈ DK

Tabel 3.4 Rangkuman Analisis

Sumber jk dk Rk Fhit F α

Page 86: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

A(baris) JkA dkA RkA Fa F pqN1,pα, −−

B(kolom) JkB dkB RkB Fb F pqN1,q:α −−

AB JkAB dkAB RkAB Fab F pqN1),1)(q(p:α −−−

Galat JkG dkG RkG - -

Total JkT dkT - - -

(Budiyono, 2004: 212-213)

4. Uji Komparasi Ganda

Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari analisis variansi apabila hasil analisis

variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Untuk uji lanjutan setelah

analisis variansi digunakan metode Scheffe.

Statistik Uji

a. Komparasi rataan tiap baris

Karena dalam penelitian ini hanya terdapat 2 variabel maka jika H0A ditolak

tidak perlu dilakukan komparasi pasca anava antar baris. Untuk mengetahui model

pembelajaran manakah yang lebih baik cukup dengan membandingkan besarnya rerata

marginal dari masing-masing model pembelajaran. Jika rataan marginal untuk model

pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih besar dari rataan marginal untuk model

pembelajaran konvensional berarti model pembelajaran kooperatif tipe TGT dikatakan

lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional atau sebaliknya.

b. Komparasi rataan antar kolom

( )

+

−=−

.j.i

2.j.i

.j.i

n1

n1RKG

XXF

F.i-.j = nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

.iX = rerata pada kolom ke-i

.jX = rerata pada kolom ke-j

Page 87: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

n.i = ukuran sampel kolom ke-i

n.j = ukuran sampel kolom ke-j

dengan daerah kritik DK = {F | F > (q-1)F qpN1,q:α −− }

c. Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama

Fij-kj =

+

kjij

2kjij

n1

n1RKG

)XX(

Fij-kj = nilai Fobspada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan pada sel kj

ijX = rerata pada sel ij

kjX = rerata pada sel kj

RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

nij = ukuran sel ij

nkj = ukuran sel kj

dengan daerah kritik Dk = {Fij Fij.kj > (pq-1)F pqN1,:pqα −− }

d. Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama

Fij-ik =

+

ikij

2ikij

n1

n1RKG

)XX(

Fij-ik = nilai Fhit pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

ijX = rerata pada sel ij

X ik = rerata pada sel kj

RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

nij = ukuran sel ij

nkj = ukuran sel kj

dengan daerah kritik Dk = {Fij Fij.ik > (p-1)F pqN1,:pα −− }

(Budiyono, 2004: 214-215)

Page 88: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Page 89: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 61

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini meliputi data skor uji coba tes prestasi belajar

matematika pada sub pokok bahasan segiempat dan data uji coba angket motivasi belajar

matematika siswa, data skor prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan

segiempat dan data angket motivasi belajar matematika siswa dari masing-masing

kelompok sampel penelitian.

Setelah data-data terkumpul, selanjutnya data tersebut akan diuji. Berikut ini

diberikan uraian mengenai data-data tersebut.

1. Data Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen yang diujicobakan dalam penelitian ini berupa angket untuk

mengungkapkan data mengenai motivasi belajar dan tes prestasi belajar matematika siswa

pada sub pokok bahasan segiempat.

a. Hasil uji coba tes prestasi belajar

1) Validitas isi uji coba tes prestasi

Tes prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan segiempat

terdiri dari 25 butir soal. Melalui dua orang validator, yaitu dua orang guru SMP

Negeri 1 Jenar Sragen, diperoleh bahwa 25 butir tes prestasi dinyatakan valid

secara validitas isi karena memenuhi kriteria yang diberikan setelah dilakukan

beberapa revisi. (Hasil validasi dapat dilihat pada Lampiran 9).

2) Konsistensi internal uji coba tes prestasi

Tes prestasi yang diuji cobakan terdiri dari 25 soal tes obyektif. Dari

hasil uji konsistensi internal menggunakan rumus korelasi produk moment

diperoleh 14 soal yang valid, sebab rhit dari 14 soal tersebut lebih besar dari rtab =

0,3. Sedang 11 soal tidak valid karena rhit dari 11 soal tersebut kurang dari rtab =

Page 90: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

0,3. (Perhitungan konsistensi internal tes prestasi belajar matematika siswa pada

sub pokok bahasan segiempat disajikan pada Lampiran 10).

3) Reliabilitas uji coba tes prestasi

Dengan menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20), diperoleh r11 =

0,791225461. Karena r11 = 0,791225461 > 0,7 maka soal tes prestasi belajar

dikatakan reliabel.

Dari persyaratan tersebut diperoleh 14 soal dari 25 soal yang dapat

digunakan untuk penelitian. (Perhitungan reliabilitas tes prestasi belajar

matematika siswa pada sub pokok bahasan segiempat disajikan pada Lampiran

11).

b. Hasil uji coba angket motivasi belajar matematika siswa

1) Validitas isi uji coba angket

Angket motivasi belajar siswa terdiri dari 40 butir soal. Melalui dua

orang validator, yaitu dua orang guru SMP Negeri 1 Jenar Sragen diperoleh

bahwa 40 butir soal angket dinyatakan valid secara validitas isi karena memenuhi

kriteria yang diberikan setelah dilakukan beberapa revisi. (Hasil validasi dapat

dilihat pada Lampiran 12).

2) Konsistensi internal angket

Angket yang diuji cobakan terdiri dari 40 butir soal. Dari hasil uji

konsistensi internal dengan menggunakan rumus korelasi produk moment

diperoleh 24 butir yang konsisten sebab rhit dari 24 butir tersebut lebih besar dari

rtab = 0,3. Sedang 16 butir tidak valid sebab rhit 16 soal tersebut kurang dari rtab =

0,3. (Perhitungan konsistensi internal angket motivasi belajar matematika siswa

disajikan pada Lampiran 13).

3) Reliabilitas uji coba angket

Dengan menggunakan rumus Alpha, diperolah r11 = 0,881997. Karena r11

= 0,881997 > 0,7 maka angket dikatakan reliabel.

Page 91: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Dari persyaratan tersebut diperoleh 24 soal angket dari 40 soal angket

yang dapat digunakan untuk penelitian. (Perhitungan reliabilitas angket motivasi

belajar matematika siswa disajikan pada Lampiran 14).

2. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa

Berdasarkan data prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan

segiempat dicari ukuran tendensi sentralnya yang meliputi rerata ( X ), median (Me),

modus (Mo) dan ukuran penyebaran dispersi yang meliputi jangkauan (J) dan deviasi

standar (s) yang dirangkum pada Tabel 4.1 berikut. (Perhitungan prestasi belajar

matematika disajikan pada Lampiran 22).

Tabel 4.1 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Siswa Pada Sub Pokok Bahasan

Segiempat Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.

Ukuran Tendensi Sentral Ukuran Dispersi Kelompok

X Mo Me Skor min Skor maks J s

Eksperimen 63,2430 73,33 66,67 20 93,33 73,33 17,3288

Kontrol 70,0000 80,00 70,00 20 100 80,00 18,4816

Keterangan : X : rataan J : jangkauan

Mo : modus s : standar deviasi

Me : median

3. Data Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa

Data tentang motivasi belajar matematika siswa diperoleh dari angket tentang

motivasi belajar matematika siswa, selanjutnya data tersebut dikelompokkan dalam tiga

Page 92: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

kategori berdasarkan rata-rata gabungan ( gabX ) dan standar deviasi gabungan (sgab). Dari

hasil perhitungan kedua kelompok, diperoleh gabX = 66,4932 dan sgab = 10,3335.

Penentuan kategorinya adalah sebagai berikut: tinggi jika gabgab sXX +≥ ,

sedang jika gabgabgabgab sXXsX +<<− , rendah jika gabgab sXX −≤ , sehingga

untuk skor yang kurang dari atau sama dengan 56,1597 dikategorikan rendah, skor antara

56,1597 dan 76,8267 dikategorikan sedang, dan skor lebih dari atau sama dengan 76,8267

dikategorikan tinggi.

Berdasarkan data yang telah terkumpul, dalam kelas eksperimen terdapat 6 siswa

yang termasuk kategori tinggi, 24 siswa yang termasuk kategori sedang dan 7 siswa yang

termasuk kategori rendah. Sedangkan untuk kelas kontrol terdapat 7 siswa yang termasuk

kategori tinggi, 24 siswa yang termasuk kategori sedang, dan 5 siswa yang termasuk

kategori rendah. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24).

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Pengujian Persyaratan Eksperimen

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel mempunyai

kemampuan awal sama atau tidak. Sebelum diuji keseimbangan, masing-masing sampel

terlebih dahulu diuji apakah berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas

kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.2 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas

Sampel Lhit Ltab Keputusan Uji

1. Kelompok Eksperimen 0,1400 0,1401 H0 tidak ditolak

2. Kelompok Kontrol 0,1073 0,1477 H0 tidak ditolak

Dari tabel tampak bahwa harga Lhit untuk masing-masing sampel tidak melebihi

harga Ltab, sehingga H0 tidak ditolak yang berarti masing-masing sampel tersebut berasal

Page 93: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

dari populasi yang berdistribusi normal. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 27).

Hasil uji keseimbangan dengan menggunakan uji-z diperoleh zobs = 0,4676.

Karena zobs = 0,4676 DK∉ = {z | z < – 1,960 atau z > 1,960}, maka H0 tidak ditolak. Hal

ini berarti kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari dua populasi yang

memiliki kemampuan awal sama. Akibatnya dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan

awal kedua kelompok tersebut dalam keadaan seimbang. (Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 28).

2. Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Untuk melakukan uji normalitas masing-masing sampel digunakan pendekatan

Lilliefors. Dengan menggunakan pendekatan Lilliefors diperoleh harga statistik uji untuk

taraf signifikan 0,05 pada masing-masing sampel sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas

Sumber Lmaks Ltab Keputusan Uji

1. Kelompok Eksperimen 0,1127 0,1457 H0 tidak ditolak

2. Kelompok Kontrol 0,0756 0,1477 H0 tidak ditolak

3. Motivasi Belajar Tinggi 0,1068 0,2340 H0 tidak ditolak

4. Motivasi Belajar Sedang 0,1069 0,1279 H0 tidak ditolak

5. Motivasi Belajar Rendah 0,1294 0,2420 H0 tidak ditolak

Dari tabel tampak bahwa harga L = Maksimal {| F (zi) - S (zi) |} pada kelompok

eksperimen, kelompok kontrol, motivasi belajar tinggi, motivasi belajar sedang, motivasi

belajar rendah tidak melebihi harga Ltab, sehingga H0 tidak ditolak. Hal ini berarti masing-

Page 94: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

masing sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30, 31, 32, dan 33).

b. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen

atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas. Dalam penelitian ini digunakan metode

Bartlett untuk uji homogenitas yang hasilnya disajikan pada Tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Homogenitas

Sumber 2obsχ 2

tabelχ Keputusan Uji

Metode Pembelajaran 0,1389 3,8410 H0 tidak ditolak

Motivasi Belajar Siswa 0,3281 5,9910 H0 tidak ditolak

Nilai statistik uji dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 2obsχ

= 0,1389 sedangkan 2tabelχ untuk tingkat signifikansi 0,05 adalah 2

1;05,0χ = 3,8410.

Karena 2obsχ = 0,1389 < 2

1;05,0χ = 3,8410 maka H0 tidak ditolak. Hal ini berarti kedua

kelompok tersebut homogen.

Nilai statistik uji dari kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi, sedang, dan

rendah adalah 2obsχ = 0,3281 sedangkan 2

tabelχ untuk tingkat signifikansi 0,05 adalah

22;05,0χ = 5,991. Karena 2

obsχ = 0,3281 < 22;05,0χ = 5,991 maka H0 tidak ditolak. Hal ini

berarti kedua kelompok tersebut homogen. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 34 dan 35).

C. Pengujian Hipotesis

Page 95: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama disajikan pada

Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Sumber JK dk RK Fobs Ftabel Kep. Uji

A 275,5952 1 275,5952 0,8946 3,9860 H0A tidak ditolak

B 2759,4235 2 1379,7118 4,4785 3,1360 H0B ditolak

AB 127,2436 2 63,6218 0,2065 3,1360 H0AB tidak ditolak

Galat 20641,2155 67 308,0778 - - -

Total 23803,4778 72 - - - -

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa,

1. Pada efek utama baris (A), H0A tidak ditolak.

Hal ini berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dan metode konvensional

pada sub pokok bahasan segiempat.

2. Pada efek utama kolom (B), H0B ditolak.

Hal ini berarti ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai

motivasi belajar matematika tinggi, motivasi belajar matematika sedang, dan motivasi

belajar matematika rendah pada sub pokok bahasan segiempat. Dengan kata lain

terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa.

3. Pada efek utama interaksi (AB), H0AB tidak ditolak.

Page 96: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi

belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa pada sub pokok bahasan

segiempat.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 36).

2. Uji Komparasi Ganda

Tabel 4.6 Rataan Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa

Motivasi Belajar Siswa

Metode Pembelajaran Tinggi Sedang Rendah

Rataan

Marginal

Metode TGT 72,2200 62,7779 57,1429 63,2430

Metode Konvensional 79,0457 70,0004 57,3340 70,0000

Rataan Marginal 75,8954 66,3892 57,2225 -

Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari analisis variansi apabila hasil analisis

variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Tujuannya untuk mengetahui

beda rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom, dan setiap pasangan sel. Namun

karena baik H0A maupun H0AB tidak ditolak maka tidak perlu dilakukan uji komparasi

ganda. Sedangkan H0AB ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi antar kolom, yaitu

sebagai berikut:

Uji Komparasi Antar Kolom

Dari anava dua jalan dengan sel tak sama yang terangkum dalam Tabel 4.5

diperoleh bahwa H0B ditolak. Ini berarti ada perbedaan prestasi belajar matematika dari

ketiga kategori motivasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan segiempat.

Karena variabel motivasi belajar matematika siswa mempunyai tiga kategori (tinggi,

sedang, dan rendah), maka uji komparasi ganda antar kolom perlu dilakukan untuk

Page 97: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan kolom sehingga dapat diketahui motivasi

belajar matematika siswa manakah yang mungkin memberi prestasi belajar matematika

lebih baik atau sama baiknya pada sub pokok bahasan segiempat. Setelah dilakukan

perhitungan dengan metode Scheffe diperoleh hasil uji komparasi ganda antar kolom

yang terangkum pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom

Komparasi Fhit Ftabel Keputusan Kesimpulan

µ.1 vs µ.2 3,0006 6,2720 tidak ditolak tidak ada perbedaan rataan

µ.1 vs µ.3 7,0623 6,2720 ditolak ada perbedaan rataan

µ.2 vs µ.3 2,6184 6,2720 tidak ditolak tidak ada perbedaan rataan

Keterangan : µ.1 : rataan siswa yang mempunyai kedisiplinan belajar tinggi

µ.2 : rataan siswa yang mempunyai kedisiplinan belajar sedang

µ.3 : rataan siswa yang mempunyai kedisiplinan belajar rendah

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 37)

Berdasarkan uji pasca anava tersebut dapat disimpulkan secara rinci bahwa:

1. H0 tidak ditolak karena Fhit = 3,0006 < 6,2720. Hal ini berarti tidak terdapat

perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan motivas belajar tinggi

dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang pada sub pokok bahasan

segiempat.

2. H0 ditolak karena Fhit = 7,0623 > 6,2720. Hal ini berarti ada perbedaan prestasi

belajar matematika antara siswa dengan motivasi belajar tinggi dengan siswa yang

mempunyai motivasi belajar rendah pada sub pokok bahasan segiempat.

3. H0 tidak ditolak karena Fhit = 2,6184 < 6,2720. Hal ini berarti tidak terdapat

perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan motivasi belajar sedang

Page 98: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah pada sub pokok bahasan

segiempat.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Hipotesis Pertama

Dari perhitungan anava dua jalan dengan sel tak sama pada Tabel 4.5 diperoleh

tabela F 3,9860 8946,0 F =<= , maka H0A tidak ditolak sehingga tidak perlu dilakukan uji

pasca anava. Dengan tidak ditolaknya H0A berarti tidak terdapat perbedaan prestasi

belajar matematika antara metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dan metode

pembelajaran konvensional pada sub pokok bahasan segiempat. Dengan kata lain dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

TGT tidak lebih baik daripada metode pembelajaran konvensional pada sub pokok

bahasan segiempat.

Tidak dipenuhinya hipotesis pertama mungkin disebabkan oleh banyak faktor,

diantaranya yaitu:

1) Siswa belum bisa menyesuaikan diri dengan adanya penerapan metode pembelajaran

kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran karena masih terbiasa dengan pembelajaran

menggunakan metode konvensional,

2) Kurangnya alokasi waktu untuk pembelajaran dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe TGT karena perlu mengkondisikan siswa ke dalam kelompok-

kelompok dan dalam membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok serta

melakukan kompetisi masih perlu bimbingan lebih,

3) Peneliti kurang mampu membimbing semua kelompok saat kegiatan diskusi

berlangsung,

4) Siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan

guru,

5) Saat diskusi kelompok berlangsung seringkali terdapat siswa yang kurang

bersemangat, hanya diam saja tanpa mau membicarakan kesulitannya dalam

memahami materi yang diberikan oleh guru.

Page 99: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Selain faktor-faktor di atas mungkin masih ada faktor lain di luar kegiatan

belajar-mengajar yang tidak terkontrol oleh peneliti.

2. Hipotesis Kedua

Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh

Fb = 4,4785 > 3,1360 = Ftabel, maka H0B ditolak sehingga perlu dilakukan uji pasca anava.

Dengan ditolaknya H0B berarti terdapat perbedaaan prestasi belajar matematika siswa

ditinjau dari motivasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan segiempat.

Berdasarkan uji pasca anava diperoleh F1-2 = 3,0006; F1-3 = 7,0623; F2-3 =

2,6184; DK = { 2720,6>FF }, sehingga dapat disimpulkan bahwa:

a. Siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika tinggi dengan siswa yang

mempunyai motivasi belajar matematika sedang memiliki prestasi belajar yang sama.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar

matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan

siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika sedang.

b. Siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika tinggi dan siswa dengan

motivasi belajar matematika rendah secara signifikan memiliki prestasi belajar

matematika yang berbeda. Karakteristik perbedaan tersebut sesuai dengan

karakteristik perbedaan rataan marginalnya. Dari Tabel 4.6 diperoleh rataan marginal

prestasi belajar matematika siswa kelompok motivasi belajar tinggi sama dengan

75,8954 dan rataan prestasi belajar matematika siswa kelompok motivasi belajar

rendah sama dengan 57,2225. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai

motivasi belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang lebih

baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika

rendah.

c. Siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika sedang dengan siswa yang

mempunyai motivasi belajar matematika rendah memiliki prestasi belajar

matematika yang sama. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa siswa yang

mempunyai motivasi belajar matematika sedang memiliki prestasi belajar

matematika yang sama baiknya dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar

matematika rendah.

Page 100: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

3. Hipotesis Ketiga

Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh

Fab = 0,2065 < 3,1360 = Ftabel, maka H0AB tidak ditolak sehingga tidak perlu dilakukan uji

pasca anava. Dengan tidak ditolaknya H0AB berarti tidak terdapat interaksi antara metode

pembelajaran dan motivasi belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika

siswa pada sub pokok bahasan segiempat.

Siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe TGT maupun siswa yang diberi pengajaran dengan metode pembelajaran

konvensional memiliki prestasi yang sama baik untuk tiap kategori motivasi belajar

matematika tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang mempunyai motivasi belajar

matematika tinggi memiliki prestasi yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai

motivasi belajar matematika sedang dan rendah baik untuk pengajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT maupun dengan metode

pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada

interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar matematika siswa terhadap

prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan segiempat.

Tidak adanya interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi belajar

mungkin dikarenakan siswa kurang memiliki motivasi dalam mengikuti kegiatan belajar

matematika dan kurang serius dalam mengisi angket motivasi belajar matematika. Selain

itu adanya variabel bebas lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini, yang

memberikan pengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar matematika siswa yang tidak

terkontrol oleh peneliti.

Page 101: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Page 102: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu pada

perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a. Secara umum, tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara metode

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan metode konvensional pada sub pokok bahasan

segiempat. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe TGT sama baiknya dengan metode

pembelajaran konvensional pada sub pokok bahasan segiempat.

Tidak dipenuhinya hipotesis pertama mungkin disebabkan oleh banyak faktor,

diantaranya yaitu:

1) Siswa belum bisa menyesuaikan diri dengan adanya penerapan metode

pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran yang sebelumnya masih

terbiasa dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional.

2) Kurangnya alokasi waktu untuk pembelajaran dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe TGT karena perlu mengkondisikan siswa ke dalam kelompok-

Page 103: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

kelompok dan dalam membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok serta dalam

kompetisi masih perlu bimbingan lebih.

3) Peneliti kurang mampu membimbing semua kelompok saat kegiatan diskusi

berlangsung.

4) Siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan oleh guru.

5) Saat diskusi kelompok berlangsung, seringkali terdapat siswa yang kurang

bersemangat, hanya diam tanpa mau membicarakan kesulitannya dalam

memahami materi yang diberikan oleh guru.

Selain faktor-faktor di atas, mungkin masih ada faktor lain di luar kegiatan belajar-

mengajar yang tidak terkontrol oleh peneliti.

b. Secara umum, motivasi belajar siswa untuk kategori tinggi, sedang maupun rendah

memberikan perbedaan prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan

segiempat.

1) Siswa dengan motivasi belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar

matematika sama baik dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar

matematika sedang pada sub pokok bahasan segiempat.

2) Siswa dengan motivasi belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar

matematika lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar matematika rendah

pada sub pokok bahasan segiempat.

3) Siswa dengan motivasi belajar matematika sedang mempunyai prestasi belajar

matematika sama baik dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar

matematika rendah pada sub pokok bahasan segiempat.

c. Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dan

motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan

segiempat. Siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe TGT maupun siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode

pembelajaran konvensional mempunyai prestasi yang sama untuk tiap kategori

motivasi belajar siswa, baik kategori tinggi, sedang, maupun rendah. Siswa yang

mempunyai motivasi belajar matematika tinggi memiliki prestasi yang lebih baik

daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika sedang dan rendah baik

73

Page 104: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

untuk pengajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT

maupun dengan metode pembelajaran konvensional.

B. Implikasi

Berdasar atas kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian ini, maka penulis

akan menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun secara praktis

dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika.

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT menghasilkan prestasi belajar

yang tidak lebih baik dari pembelajaran matematika dengan menggunakan metode

pembelajaran konvensional. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor baik dari

dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa di luar kegiatan belajar-mengajar. Meskipun

pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

TGT menghasilkan prestasi belajar yang tidak lebih baik dari pembelajaran matematika

dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional namun ada beberapa kelebihan

metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Adapun kelebihan tersebut yaitu, dalam

metode pembelajaran kooperatif tipe TGT terdapat penghargaan kelompok dan

penghargaan individu dimana hal tersebut dapat membantu membangkitkan motivasi

siswa dalam belajar dan bersaing secara sehat. Selain itu dalam metode pembelajaran

kooperatif tipe TGT siswa dapat belajar untuk bekerjasama untuk kepentingan bersama.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi

belajar tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa

yang mempunyai motivasi belajar sedang. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi

mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

mempunyai motivasi belajar rendah. Dan siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang

mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa yang

mempunyai motivasi belajar rendah. Bertolak dari hal tersebut guru harus memperhatikan

motivasi belajar siswa sehingga dapat memberikan perlakuan yang tepat untuk siswa

yang mempunyai motivasi belajar tinggi, sedang, maupun rendah sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

Page 105: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · Agus Teguh Rifa’i, S.Pd, guru matematika SMP N 1 Jenar Sragen sebagai validator dalam penelitian ini yang telah memberikan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan

calon guru dalam upaya peningkatan kualitas proses belajar-mengajar dan prestasi belajar

matematika siswa. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses

belajar mengajar, guru dapat memilih metode yang tepat, efektif dan efisien serta

memperhatikan motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar

matematika siswa pada sub pokok bahasan segiempat.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas maka ada beberapa saran yang

ditujukan pada guru, calon guru dan peneliti lain sebagai berikut:

a. Kepada kepala sekolah hendaknya menghimbau kepada guru agar guru mau

menerapkan dan menggunakan metode-metode pembelajaran yang dapat

membangkitkan keaktifan siswa dalam belajar. Selain itu seorang kepala sekolah juga

harus menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran proses belajar

mengajar.

b. Kepada guru dan calon guru bidang studi matematika khususnya untuk Sekolah

Menengah Pertama (SMP) hendaknya menggunakan metode yang tepat dalam

menyampaikan materi pelajaran matematika.

c. Kepada peneliti lain, mungkin dapat melakukan penelitian dengan peninjauan lain

misalnya kemampuan awal, minat belajar, kreativitas belajar, aktivitas belajar, gaya

belajar, tingkat intelegensi dan lain-lain agar lebih dapat mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar. Selain itu peneliti lain dapat meneliti pengaruh

metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada sub pokok bahasan lain selain sub

pokok bahasan segiempat.

d. Kepada siswa hendaknya meningkatkan semangat dan intensitas belajar matematika

baik di sekolah maupun di luar sekolah, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar

matematikanya.