eksperimentasi model pembelajaran kooperatif...

7
36|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929 Volume 4, No. 3, September 2018 http://www.untb.ac.id/September-2018/ EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN SISWA KELAS X SMA NEGERI DI KOTA MATARAM TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Oleh: Musmiratul Uyun Dosen Fakultas Teknik Universitas Nusa Tenggara Barat Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe TGT, NHT, atau model pembelajaran klasikal; (2) manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik, siswa dengan tipe kepribadian Sanguinis, Melankolis, Koleris atau Phlegmatis; (3) pada masing-masing model pembelajaran, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik, siswa dengan tipe kepribadian Sanguinis, Melankolis, Koleris atau Phlegmatis; (4) pada masing-masing tipe kepribadian, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe TGT, NHT, atau pembelajaran klasikal. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan rancangan faktorial 3 x 4. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri di Kota Mataram Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Pengambilan sampel dilakukan secara stratified cluster random sampling. Hasilnya adalah seluruh siswa SMA Negeri 3 Mataram mewakili kelompok tinggi, seluruh siswa SMA Negeri 2 Mataram mewakili kelompok sedang, dan seluruh siswa SMA Negeri 7 Mataram mewakili kelompok rendah. Teknik pengumpulan data meliputi metode dokumentasi untuk mendapatkan nilai matematika pada Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2017/2018 sebagai data kemampuan awal; metode tes untuk data prestasi belajar matematika siswa; dan metode angket untuk data tipe kepribadian siswa. Uji prasyarat meliputi uji normalitas populasi dengan menggunakan metode Lilliefors dan uji homogenitas variansi populasi dengan menggunakan uji Bartlett. Uji hipotesis penelitian menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT, model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dari model pembelajaran klasikal, serta model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dari model pembelajaran klasikal; (2) Siswa dengan tipe kepribadian Sanguinis, Melankolis, Koleris, maupun Phlegmatis memiliki prestasi belajar matematika yang sama; (3) Pada masing-masing model pembelajaran, siswa dengan tipe kepribadian Sanguinis, Melankolis, Koleris, maupun Phlegmatis memiliki prestasi belajar matematika yang sama; (4) Pada masing-masing tipe kepribadian, model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT, model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dari model pembelajaran klasikal, serta model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dari model pembelajaran klasikal. Kata Kunci: TGT, NHT, Tipe Kepribadian Siswa PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian integral pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan memiliki peranan penting pada zaman globalisasi karena kualitas pendidikan yang baik akan menentukan kemampuan seseorang memiliki daya saing kompetitif. Oleh karena itu, pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil maksimal. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Peran Matematika bukan hanya memberikan kemampuan dalam perhitungan-perhitungan kuantitatif, melainkan juga dalam penataan cara berpikir, terutama dalam pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis, melakukan evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah. Hal tersebut sesuai dengan Permendikbud No. 58 Tahun 2014 tentang standar isi Sekolah Menengah

Upload: nguyendang

Post on 16-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

36|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 4, No. 3, September 2018 http://www.untb.ac.id/September-2018/

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMESTOURNAMENT (TGT) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI SISTEM

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIANSISWA KELAS X SMA NEGERI DI KOTA MATARAM TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh:

Musmiratul UyunDosen Fakultas Teknik Universitas Nusa Tenggara Barat

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) manakah yang memberikan prestasi belajarmatematika lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe TGT, NHT, atau model pembelajaran klasikal;(2) manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik, siswa dengan tipe kepribadianSanguinis, Melankolis, Koleris atau Phlegmatis; (3) pada masing-masing model pembelajaran, manakahyang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik, siswa dengan tipe kepribadian Sanguinis,Melankolis, Koleris atau Phlegmatis; (4) pada masing-masing tipe kepribadian, manakah yangmemberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe TGT, NHT,atau pembelajaran klasikal. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan rancanganfaktorial 3 x 4. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri di Kota MataramSemester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Pengambilan sampel dilakukan secara stratified cluster randomsampling. Hasilnya adalah seluruh siswa SMA Negeri 3 Mataram mewakili kelompok tinggi, seluruhsiswa SMA Negeri 2 Mataram mewakili kelompok sedang, dan seluruh siswa SMA Negeri 7 Matarammewakili kelompok rendah. Teknik pengumpulan data meliputi metode dokumentasi untuk mendapatkannilai matematika pada Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2017/2018 sebagai data kemampuan awal;metode tes untuk data prestasi belajar matematika siswa; dan metode angket untuk data tipe kepribadiansiswa. Uji prasyarat meliputi uji normalitas populasi dengan menggunakan metode Lilliefors dan ujihomogenitas variansi populasi dengan menggunakan uji Bartlett. Uji hipotesis penelitian menggunakananalisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasilpenelitian dapat disimpulkan: (1) Prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT, modelpembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dari model pembelajaran klasikal, serta model pembelajarankooperatif tipe NHT lebih baik dari model pembelajaran klasikal; (2) Siswa dengan tipe kepribadianSanguinis, Melankolis, Koleris, maupun Phlegmatis memiliki prestasi belajar matematika yang sama; (3)Pada masing-masing model pembelajaran, siswa dengan tipe kepribadian Sanguinis, Melankolis, Koleris,maupun Phlegmatis memiliki prestasi belajar matematika yang sama; (4) Pada masing-masing tipekepribadian, model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dari model pembelajaran kooperatif tipeNHT, model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dari model pembelajaran klasikal, serta modelpembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dari model pembelajaran klasikal.

Kata Kunci: TGT, NHT, Tipe Kepribadian Siswa

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan bagian integralpembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Haltersebut sesuai dengan Undang-Undang No. 20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionalyang menyebutkan bahwa pendidikan nasionalberfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yangbermartabat dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa. Pendidikan memiliki perananpenting pada zaman globalisasi karena kualitaspendidikan yang baik akan menentukankemampuan seseorang memiliki daya saingkompetitif. Oleh karena itu, pendidikan harus

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untukmemperoleh hasil maksimal.

Matematika merupakan salah satu disiplinilmu yang diajarkan di setiap jenjang pendidikanmulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.Peran Matematika bukan hanya memberikankemampuan dalam perhitungan-perhitungankuantitatif, melainkan juga dalam penataan caraberpikir, terutama dalam pembentukan kemampuanmenganalisis, membuat sintesis, melakukanevaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah.Hal tersebut sesuai dengan Permendikbud No. 58Tahun 2014 tentang standar isi Sekolah Menengah

ISSNNo.2355-9292 JurnalSangkareangMataram|37

http://www.untb.ac.id/September-2018/ Volume 4, No. 3, September 2018

Pertama (SMP), yaitu Matematika perlu diberikankepada semua siswa mulai dari sekolah dasar,untuk membekali siswa dengan kemampuanberpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatifdan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapatmemiliki kemampuan memperoleh, mengelola, danmemanfaatkan informasi untuk hidup lebih baikpada keadaan yang selalu berubah dan sangatkompetitif. Matematika dinilai dapat memberikankontribusi positif dalam memacu ilmu pengetahuandan teknologi. Oleh karena itu, Matematikamempunyai peranan penting dalam upayapeningkatan kualitas pendidikan.

Kenyataan yang sering dijumpai padaumumnya di sekolah menengah menunjukkanbahwa pembelajaran matematika diberikan secaraklasikal melalui ceramah tanpa melihatkemungkinan penerapan model lain sesuai denganmateri yang diajarkan. Akibatnya, siswa kurangberminat untuk mengikuti pelajaran yangdisampaikan guru, siswa tidak tertarik mengikutipelajaran, dan tidak adanya kesadaran akanpentingnya pelajaran matematika. Hal ini salah satupenyebab kemampuan matematika siswa rendah.Seperti penelitian yang dilakukan oleh Piyose(2012: 62) menyebutkan bahwa ”two factors havebeen highlighted in research that impedesmathematics learning: teacher content knowledgeand irrelevant teaching strategies”. Merekamenyimpulkan bahwa terdapat dua faktor yangdianggap menghambat pembelajaran matematika:pengetahuan guru dan strategi mengajar yang tidakrelevan.

Data pamer Ujian nasional tahun 2018menunjukkan bahwa penguasaan kelompok materimenyelesaikan masalah program linear (sistempertidaksamaan linear) untuk tingkatkota/kabupaten pada jurusan IPA memilikipersentase yang paling rendah dibanding kelompokmateri lain. Selain itu, penguasaan kelompokmateri menyelesaikan masalah program linear(sistem pertidaksamaan linear) untuk tingkatkota/kabupaten mempunyai persentase lebih rendahdari tingkat nasional. Oleh karena itu, masihdiperlukan perbaikan kualitas pembelajaranmatematika untuk meningkatkan prestasi belajarmatematika siswa. Ini menunjukkan pemahamansiswa terhadap materi menyelesaikan masalahprogram linear (sistem pertidaksamaan linear)masih kurang.

Dengan penerapan model pembelajaran yangtepat akan membuat suasana kelas aktif,menyenangkan, kreatif, baik dalam pembelajaranindividual maupun kelompok memungkinkan siswadalam kelas dalam berpartisipasi dalammengkomunikasikan gagasannya. Salah satu modelpembelajaran yang meningkatkan semangat

kerjasama siswa adalah model pembelajaran TGT.Pada model pembelajaran kooperatif ini, siswa-siswa saling berkompetisi dengan siswa darikelompok lain agar dapat memberikan kontribusipoin bagi kelompoknya (Miftahul Huda, 2011:138). Pada model pembelajaran kooperatif TGTuntuk memastikan bahwa seluruh anggotakelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruhsiswa akan diberikan permainan akademik. Dalampermainan akademik siswa akan dibagi dalammeja-meja turnamen, dimana setiap meja turnamenterdiri dari 4 sampai 5 orang yang merupakan wakildari kelompoknya masing-masing. Dalam setiapmeja permaianan diusahakan agar tidak ada pesertayang berasal dari kelompok yang sama. Siswadikelompokkan dalam satu meja turnamen secarahomogen dari segi kemampuan, akademik, artinyadalam satu meja turnamen kemampuan setiappeserta diusahakan agar setara. Hal ini dapatditentukan dengan melihat nilai yang merekaperoleh pada saat permainan. Skor yang diperolehsetiap peserta dalam permainan akademik dicatatpada lembar pencatat skor. Skor kelompokdiperoleh dengan menjumlahkan skor-skor yangdiperoleh anggota suatu kelompok, kemudiandibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skorkelompok ini digunakan untuk memberikanpenghargaan tim berupa sertifikat denganmencantumkan predikat tertentu. Pada penelitianini, TGT terdiri dari sintaks sebagai berikut: a)Penyajian informasi akademik; b) Belajarkelompok; c) Games; d) Tournament; dan e)Penghargaan kelompok.

Penelitian yang dilakukan oleh Van Wyk(2011) menunjukkan dengan penerapan modelpembelajaran TGT adanya peningkatan sikap padasiswa yaitu sikap menghargai orang lain dankesopanan. Penelitian yang dilakukan olehCharlton et al. (2005) mengemukakan bahwapembelajaran dengan games dapat meningkatkanaktivitas belajar siswa sehingga dapat mencapaiprestasi belajar yang lebih baik dibandingkandengan prestasi belajar dengan model pembelajarankonvensional.

Alternatif model pembelajaran lain yang dapatditerapkan oleh guru adalah model pembelajarankooperatif tipe NHT. Model pembelajaran inimemberikan kesempatan kepada siswa untuk salingmembagikan ide dan mempertimbangkan jawabanyang paling tepat (Miftahul Huda, 2011: 138).Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswaterlibat aktif baik secara individual maupunkelompok, sehingga dapat menciptakan prosespembelajaran yang menyenangkan danmeningkatkan prestasi belajar. Model pembelajaranini mendorong peserta didik untuk meningkatkansemangat kerja sama dalam menyelesaikan masalahmatematika. Model pembelajaran ini dapat

38|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 4, No. 3, September 2018 http://www.untb.ac.id/September-2018/

diterapkan pada semua mata pelajaran dan untuksemua tingkatan usia peserta didik. Anita Lie(2008: 60) menjelaskan langkah-langkah dalammenerapkan model pembelajaran kooperatif tipeNHT sebagai berikut: a) Penomoran (numbering);b) Pengajuan pertanyaan (questioning); c) Berpikirbersama (head together); dan d) Pemberianjawaban (answering).

Penelitian yang dilakukan oleh Haydon et al.(2010) menyatakan bahwa : Previous research hasdemonstrated that Numbered Heads Together, acooperatic learning strategy, is more effective thantraditional teacher-led instruction in academicareas such as social studies and science. Artinyabahwa Numbered Heads Together, salah satustrategi pembelajaran kooperatif, lebih efektifdaripada pengajaran tradisional dalam wilayahakademik seperti pembelajaran sosial dan sains.Maheady et al. (2006) menunjukkan bahwapenerapan model pembelajaran kooperatif tipeNHT dengan pemberian penghargaan lebih efektifdan efisien dalam meningkatkan kemampuanpeserta didik yang berdampak pada meningkatnyaprestasi belajar peserta didik dibandingkanpenerapan model pembelajaran kooperatif tipeNHT tanpa pemberian penghargaan.

Keberhasilan pembelajaran bukan hanyadipengaruhi oleh model pembelajaran, akan tetapijuga dipengaruhi oleh tipe kepribadian siswa.Kepribadian yang dimaksud adalah suatu ciri khasyang menetap pada diri seseorang dalam berbagaisituasi dan dalam berbagai kondisi, mampumembedakan antara individu yang satu denganindividu lainnya. Menurut Hiprocates dan Gelanusmembagi tipe kepribadian berdasarkan zat cairyang ada dalam tubuh seseorang. Mereka membagitipe kepribadian ke dalam empat bagian, olehLittauer (1996: 11) yaitu: Sanguinis, Melankolis,Koleris, dan Phlegmatis. Beberapa sumber yangmenjelaskan mengenai tipe kepribadianHipocrates-Galenus, menyebutkan bahawa seorangSanguinis pada umumnya memiliki tingkah lakuyang suka berbicara, penuh semangat, penuh rasaingin tahu, kreatif dan inovatif, mudah bergaul.Melankolis memiliki sifat tekun, perasa terhadaporang lain, penuh pikiran, gigih dan cermat.Seorang Koleris memiliki daya juang besar,berbakat pemimpin, dinamis, aktif, berkemauankuat, tegas, berkembang karena saingan, sedangkanPhlegmatis memiliki sifat sabar, tenang, mudahbergaul, santai, tidak mudah marah.

Dari paparan sebelumnya dilakukan penelitianyang bertujuan untuk mengetahui: (1) manakahyang memberikan prestasi belajar matematika lebihbaik, model pembelajaran kooperatif tipe TGT,NHT, atau model pembelajaran klasikal; (2)manakah yang mmpunyai prestasi belajar

matematika yang lebih baik, siswa dengan tipekepribadian Sanguinis, Melankolis, Koleris atauPhlegmatis; (3) pada masing-masing modelpembelajaran, manakah yang memberikan prestasibelajar matematika yang lebih baik, siswa dengantipe kepribadian Sanguinis, Melankolis, Kolerisatau Phlegmatis; (4) pada masing-masing tipekepribadian, manakah yang memberikan prestasibelajar matematika yang lebih baik, modelpembelajaran kooperatif tipe TGT, NHT, ataumodel pembelajaran klasikal.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitianeksperimen semu, karena terdapat beberapavariabel yang tidak mungkin untuk dikontrol secarakeseluruhan. Rancangan penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah menggunakanrancangan faktorial 3 x 4. Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negerikelas X di Kota Mataram Tahun Pelajaran2018/2019. Teknik pengambilan sampel dilakukanmelalui sampling random stratifikasi berkelompok(stratified cluster random sampling). Tahapanproses pengambilan sampel dapat dijelaskansebagai berikut: 1) mengumpulkan data rerata nilaiUN 2018 populasi penelitian yang terdiri dari 10SMA Negeri di Kota Mataram; 2) membagi 10sekolah ini menjadi 3 kelompok. Kelompok terdiriatas kelompok tinggi, kelompok sedang, dankelompok rendah; 3) dari masing-masingkelompok dipilih secara acak satu sekolah; 4) daritiap-tiap sekolah yang telah terpilih diambil secaraacak tiga kelas. Tiga kelas dari masing-masingsekolah tersebut akan menjadi 2 kelas sebagai kelaseksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.Sampel penelitian adalah siswa kelas X SMANegeri di kota Mataram, yang terdiri dari tigasekolah yaitu SMA Negeri 3 Mataram, SMANegeri 7 Mataram, SMA Negeri 2 Mataram denganjumlah sampel 338 siswa dengan rincian 106 siswapada kelompok pertama, 116 siswa pada kelompokkedua, dan 116 siswa pada kelompok ketiga.

Teknik pengumpulan data yang dilakukandalam penelitian ini, yaitu: metode dokumentasi,angket dan tes. Metode dokumentasi digunakanuntuk memperoleh data nilai matematika siswapada UN Tahun Pelajaran 2018 untuk ujikeseimbangan. Angket digunakan untukmengetahui tipe kepribadian siswa. Angket yangdigunakan diadopsi dari buku Personality Pluskarangan Florence Littauer, yang disesuaikan untuksiswa sekolah menengah. Tes ini mempunyai 40kriteria kepribadian siswa, masing-masing kriteriakepribadian terdapat 4 pilihan pernyataan yangdapat dipilih sesuai dengan karakter kepribadiansiswa. Tes yang digunakan berbentuk pilihan gandauntuk mengetahui nilai prestasi belajar matematika

ISSNNo.2355-9292 JurnalSangkareangMataram|39

http://www.untb.ac.id/September-2018/ Volume 4, No. 3, September 2018

siswa. Sebelum digunakan untuk mengambil datadalam penelitian, instrumen tes diuji terlebihdahulu. Instrumen angket dengan uji validitas isi.Untuk instrumen tes, uji tersebut meliputi ujivaliditas isi, perhitungan daya beda dan indekskesukaran serta uji reliabilitas. Sementara untukmenganalisis data dalam penelitian digunakan ujihipotesis. Uji hipotesis dalam penelitian inimeliputi: (1) Uji Normalitas menggunakan metodeLilliefors, (2) Uji Homogenitas menggunakanmetode Bartlett, (3) Uji Keseimbanganmenggunakan Analisis Variansi (Anava) satu jalandengan sel tak sama, (4) Analisis Variansi (Anava),dan (5) Uji Lanjut Anava menggunakan metodeScheffe’.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Penelitian

1. Uji Keseimbangan Kemampuan AwalHasil analisis uji normalitas dengan Lilliefors

untuk setiap kelompok dengan tingkat signifikansidapat dilihat dari Tabel 1.

Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Normalitas DataKemampuan Awal

No Kelompok Lmaks L0.05;n Keputusan Uji

1 TGT 0,0560 0,0823 H0 tidak ditolak

2 NHT 0,0687 0,0823 H0 tidak ditolak

3 Klasikal 0,0701 0,0823 H0 tidak ditolak

Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwadata pada setiap kelompok berasal dari populasiyang berdistribusi normal. Selanjutnya untuk ujihomogenitas diperoleh kurang daridengan maka H0 tidak ditolak.Berarti variansi populasi kelompok TGT, kelompokNHT, dan kelompok klasikal sama sehingga dapatdisimpulkan bahwa sampel berasal dari populasiyang homogen.

Dari hasil uji keseimbangan dengan anava satujalan dengan taraf signifikansi 0,05 dapat dilihatdari Tabel 2.

Tabel 2. Rangkuman Analisis Variansi Satu Jalandengan Sel Sama

Berdasarkan Tabel 3 dapat disimpulkan bahwadengan taraf signifikansi 5% populasi padakelompok TGT, kelompok NHT, dan kelompokklasikal mempunyai kemampuan awal matematikasama.

2. Uji Persyaratan AnalisisHasil analisis uji normalitas dengan Lilliefors

untuk setiap kelompok dengan tingkat signifikansidapat dilihat dari Tabel 3.

Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas DataPrestasi Belajar Matematika

Berdasarkan Tabel 3 dapat disimpulkanbahwa data pada setiap kelompok berasal daripopulasi yang berdistribusi normal. Selanjutnyauntuk uji homogenitas variansi yang digunakanadalah uji Bartlett dengan tingkat signifikansi

. Rangkuman hasil penelitian untuk ujihomogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas

No Kelompok2 hit

ung

2 tab

el

Kesimpulan

1 ModelPembelajaran

5,501 5,991 H0 tidakditolak

2 TipeKepribadian

0,886 7,815 H0 tidakditolak

Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan bahwasampel dari masing-masing kelompok berasal daripopulasi yang memiliki variansi sama.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian inimenggunakan analisis variansi dua jalan dengan seltak sama. Hasil pengujian anava disajikan dalamTabel 5.Tabel 5. Rangkuman Analisis variansi

40|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 4, No. 3, September 2018 http://www.untb.ac.id/September-2018/

Kesimpulannya adalah sebagai berikut: a)Model pembelajaran berpengaruh terhadap prestasibelajar matematika siswa; b) Tipe kepribadiansiswa tidak berpengaruh terhadap prestasi belajarmatematika siswa; c) Tidak ada interaksi antaramodel pembelajaran dan tipe kepribadian terhadapprestasi belajar matematika siswa.

4. Uji Lanjut Anava

Rerata masing-masing sel dan reratamarginal dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rerata masing-masing sel dan RerataMarginal

Berdasarkan Tabel 6 diperoleh bahwa H0A

ditolak, berarti tidak semua model pembelajaranmemberikan pengaruh yang sama terhadap prestasibelajar matematika siswa. Karena modelpembelajaran memiliki tiga nilai maka perludilakukan uji lanjut anava dengan menggunakanmetode Scheffe’. Berikut disajikan rangkumanperhitungan uji lanjut rerata antar baris dalamTabel 7.

Tabel 7. Hasil Uji Komparasi Rerata Antar Baris

No H0 Fobs 2F0,05;2,299 Keputusan

1 1. = 2. 14,18 6 H0 ditolak

2 1. = 3. 58,31 6 H0 ditolak

3 2. = 3. 14,85 6 H0 ditolak

Berdasarkan Tabel 6 dan 7 dapat ditarikkesimpulan sebagai berikut: 1) Prestasi belajarmatematika siswa yang menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe TGT tidak sama baikdengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.Karena rerata prestasi belajar matematika siswapada pembelajaran menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggidibandingkan model pembelajaran kooperatif tipeNHT, maka disimpulkan bahwa prestasi belajarsiswa yang dikenai model pembelajaran kooperatiftipe TGT lebih baik dibandingkan prestasi belajarmatematika siswa yang dikenai modelpembelajaran kooperatif tipe NHT. 2) Prestasibelajar matematika siswa yang menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipe TGT tidaksama baik dengan model pembelajaran klasikal.

Karena rerata prestasi belajar matematika siswapada pembelajaran menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggidibandingkan model pembelajaran klasikal, makadisimpulkan bahwa prestasi belajar matematikasiswa yang dikenai model pembelajaran kooperatiftipe TGT lebih baik dibandingkan prestasi belajarsiswa yang dikenai model pembelajaran klasikal. 3)Prestasi belajar matematika siswa yangmenggunakan model pembelajaran kooperatif tipeNHT tidak sama baik dengan model pembelajaranklasikal. Karena rerata prestasi belajar matematikasiswa pada pembelajaran menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggidibandingkan model pembelajaran klasikal, makadisimpulkan bahwa prestasi belajar matematikasiswa yang dikenai model pembelajaran kooperatiftipe NHT lebih baik dibandingkan prestasi belajarsiswa yang dikenai model pembelajaran klasikal.

b. Pembahasan

Berdasarkan Tabel 6 diperoleh bahwa H0A

ditolak, berarti tidak semua model pembelajaranmemberikan pengaruh yang sama terhadap prestasibelajar matematika siswa. Hasil dari penarikankesimpulan pada Tabel 7 dan 8 sesuai denganperumusan hipotesis yang menyatakan bahwamodel pembelajaran kooperatif tipe TGTmemberikan prestasi belajar matematika lebih baikdari model pembelajaran kooperatif tipe NHT,model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baikdari model pembelajaran klasikal, dan modelpembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik darimodel pembelajaran klasikal. Hasil penelitian inisejalan dengan hasil penelitian yang dilakukanAgus Margono (2014) menunjukkan bahwapembelajaran dengan menggunakan modelkooperatif tipe TGT menghasilkan prestasi belajarlebih baik jika dibandingkan dengan menggunakanmodel kooperatif tipe NHT ditinjau dari kecerdasanemosional siswa. Hasil penelitian ini juga sejalandengan hasil penelitian yang dilakukan NovianaDini Rahmawati (2011) menunjukkan bahwapembelajaran materi SPLDV dengan menggunakanmodel kooperatif tipe TGT menghasilkan prestasibelajar matematika yang lebih baik dibandingkandengan prestasi belajar yang menggunakan modelkooperatif tipe NHT ditinjau dari aktivitas belajar.

Berdasarkan Tabel 6 dapat disimpulkan bahwatidak terdapat pengaruh tipe kepribadian siswaterhadap prestasi belajar matematika siswa. Berartisiswa dengan tipe kepribadian Sanguinis,Melankolis, Koleris, maupun Phlegmatis memilikiprestasi belajar matematika yang sama. Hasilpenelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Desty Septianawati (2018) padasiswa SMP menyimpulkan bahwa siswa dengan

ISSNNo.2355-9292 JurnalSangkareangMataram|41

http://www.untb.ac.id/September-2018/ Volume 4, No. 3, September 2018

tipe kepribadian Sanguinis, Melankolis, Koleris,maupun Phlegmatis memiliki prestasi belajarmatematika yang sama selain itu penelitian yangdilakukan oleh Heni Mularsih (2010) yangmenyebutkan tidak ada perbedaan yang signifikanantara hasil belajar siswa yang berkepribadianekstrover dan introvert.

Berdasarkan Tabel 5 dapat disimpulkan bahwatidak terdapat interaksi antara model pembelajarandan tipe kepribadian siswa terhadap prestasi belajarsiswa pada materi sistem persamaan danpertidaksamaan linear, maka hal ini berlaku untuktiap kategori model pembelajaran. Artinya, untuktiap-tiap model pembelajaran baik itu modelpembelajaran TGT, NHT maupun modelpembelajaran klasikal, siswa dengan siswa dengantipe kepribadian Sanguinis, Melankolis, Koleris,maupun Phlegmatis memiliki prestasi belajarmatematika yang sama. Hasil ini tidak sesuaidengan hasil penelitian yang dilakukan oleh HeniMularsih (2010) bahwa terdapat interaksi antarastrategi pembelajaran dan tipe kepribadian siswa.Hal ini mungkin saja terjadi karena perbedaan teoritipe kepribadian yang digunakan dan matapelajaran yang berbeda.

Berdasarkan Tabel 5 diperoleh dapatdisimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antaramodel pembelajaran dan tipe kepribadian siswaterhadap prestasi belajar matematika siswa. Berartiumtuk tiap-tiap kategori tipe kepribadian, prestasibelajar matematika siswa yang menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baikdari model pembelajaran kooperatif tipe NHT,model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baikdari model pembelajaran klasikal, serta modelpembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik darimodel pembelajaran klasikal.

PENUTUP

Berdasarkan analisis data dari penelitian yangdilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)Prestasi belajar matematika siswa yangmenggunakan model pembelajaran kooperatif tipeTGT lebih baik dari model pembelajaran kooperatiftipe NHT, model pembelajaran kooperatif tipe TGTlebih baik dari model pembelajaran klasikal, sertamodel pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baikdari model pembelajaran klasikal; (2) Siswadengan tipe kepribadian Sanguinis, Melankolis,Koleris, maupun Phlegmatis memiliki prestasibelajar matematika yang sama; 3) Pada tiap-tiapkategori model pembelajaran, siswa dengan tipekepribadian Sanguinis, Melankolis, Koleris,maupun Phlegmatis memiliki prestasi belajarmatematika yang sama; 4) Pada tiap-tiap kategoritipe kepribadian, prestasi belajar matematika siswayang menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT lebih baik dari model pembelajarankooperatif tipe NHT, model pembelajarankooperatif tipe TGT lebih baik dari modelpembelajaran klasikal, serta model pembelajarankooperatif tipe NHT lebih baik dari modelpembelajaran klasikal.

Beberapa hal yang perlu peneliti sarankan,yaitu: (1) Dalam pembelajaran matematika tidaksemua materi efektif disampaikan dengan modelpembelajaran klasikal. Oleh karena itu, perluadanya pemilihan model yang tepat dengan materi.Pada penelitian ini menghasilkan modelpembelajaran kooperatif tipe TGT maupun NHTlebih efektif daripada model pembelajaran klasikal,sehingga guru disarankan menerapkan modelpembelajaran kooperatif tipe TGT atau NHT untukpembelajaran di kelas terutama pada materi sistempersamaan dan pertidaksamaan linear. (2) Selaindari model pembelajaran yang digunakan, gurujuga dapat memperhatikan masing-masing karaktersiswa, salah satunya tipe kepribadian siswa sepertipada penelitian ini. Pada masing-masing tipekepribadian, guru disarankan menerapkan modelpembelajaran kooperatif tipe TGT agar lebih efektifdan menghasilkan prestasi belajar matematika lebihbaik. (3) Kepada para peneliti lain dapatmelanjutkan penelitian ini mengenai pengaruhmodel pembelajaran kooperatif tipe TGT dan NHT,serta kaitannya dengan tipe kepribadian siswaterhadap prestasi belajar matematika siswa di SMAdengan memperbaiki instrumen penelitian terhadaptipe kepribadian siswa agar didapat hasil yang lebihbaik.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Margono. 2014. Eksperimentasi ModelPembelajaran Kooperatif Tipe TeamsGames Tournament (TGT) dan NumberedHeads Together (NHT) Pada MateriPokok Operasi Bentuk Aljabar Ditinjaudari Kecerdasan Emosional Siswa KelasVII SMP Negeri Kota Yogyakarta TahunPelajaran 2013/2014. Tesis. Surakarta:UNS.

Anita Lie. 2008. Mempraktekkan CooperativeLearning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta:Grasindo.

Charlton, B., Williams, R. L dan McLaughlin, T.F.2005. Educational Games: A Techniqueto Accelerate the Acquisition of ReadingSkills of Children with LearningDisabilities. International Journal ofSpecial Education. Volume 20, Number2, page 66-72.

42|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 4, No. 3, September 2018 http://www.untb.ac.id/September-2018/

Desty Septianawati. 2018. Efektivitas PenerapanPendekatan Matematika Realistik (PMR)dan Pendekatan Quantum Learning (QL)Ditinjau dari Tipe Kepribadian Siswa(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP SeKabupaten Lampung Timur SemesterGanjil Tahun Pelajaran 2012/2018).Tesis. Surakarta: UNS.

Feza-Piyose, N. 2012. Language: A CulturalCapital For Conceptualizing MathematicsKnowledge. Human Sciences ResearchCouncil, South Africa. InternationalElectronic Journal of MathematicsEducation, Vol. 7, No. 2, pp. 67-79.

Haydon, T., Maheady, L. Dan Hunter, W. 2010.Effects of Numbeed Heads Together onthe Daily Quiz Scores and On-TaskBehavior of Students with Disabilities.Journal of Behavioral Education,19(3),222-239.

Heni Mularsih. 2010. Strategi Pembelajaran, TipeKepribadian Dan Hasil Belajar BahasaIndonesia Pada Siswa Sekolah MenengahPertama. Makara, Sosial Humaniora,Vol. 14, No. 1, 65-79. Diunduh darihttp://journal.ui.ac.id/index.php/humanities/article/viewFile/573/569pada 14 Juli 2018.

Littauer, F. 1996. Personality Plus: (KepribadianPlus). Jakarta: Binarupa Aksara.

Maheady, L., Michielli-Pendl, J., Harper, G. F. danMallette, B. 2006. The Effects ofNumbered Heads Together With andWithout an Incentive Package on theScience Test Performance of a DiverseGroup of Sixth Graders. Journal ofBehavioral Education, Vol. 15, No. 1, 25-39.

Miftahul Huda. 2011. Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Noviana Dini Rahmawati. 2011. EksperimentasiModel Pembelajaran Kooperatif TipeTeams Games Tournament (TGT) danNumbered Heads Together (NHT) padaMateri Sistem Persamaan Linear DuaVariabel Ditinjau dari Aktivitas BelajarSiswa SMP Negeri se-KAbupatenGrogoban. Tesis. Surakarta: UNS.

Kemendikbud. 2014. Peraturan MenteriPendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum2013 Sekolah Menengah Pertama.Jakarta: Kementrian PendidikanNasional.

Van Wyk, M. M. 2011. The Effects of Teams-Games-Tournaments on Achievement,Retention, and Attitudes of EconomicsEducation Students. Journal Soc Sci,26(3), 183-193