keefektifan model pembelajaran numbered heads …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf ·...
TRANSCRIPT
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER
TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI PENARUKAN 01 DAN 02 KABUPATEN TEGAL
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh Arni Nur Alfiati
1401409034
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini
benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik
sebagian atau keseluruhannya. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Tegal, 10 Juli 2013
Ttd
Arni Nur Alfiati
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
Di : Tegal
Tanggal : 10 Juli 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Ttd Ttd
Dra. Noening Andrijati, M.Pd Drs. H.Y. Poniyo, M.Pd
19680610 199303 2 002 19510412 198102 1 001
Mengetahui,
Koordinator PGSD UPP Tegal
Ttd
Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd
19630923 198703 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Keefektifan Model Pembelajaran Numbered Heads Together
terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Bangun Datar pada Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal, oleh Arni Nur Alfiati
1401409034, telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Penguji Skripsi
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang pada tanggal 23 Juli 2013.
PANITIA UJIAN
Ketua, Sekretaris,
Ttd Ttd
Drs. Hardjono, M.Pd. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd.
19510801 197903 1 007 19630923 198703 1 001
Penguji Utama,
Ttd
Drs. Yuli Witanto, M.Pd.
196400717 198803 1 002
Penguji Anggota 1, Penguji Anggota 2,
Ttd Ttd
Drs. H.Y. Poniyo, M.Pd Dra. Noening Andrijati, M.Pd.
19510412 198102 1 001 19680610 199303 2 002
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Q.S. Ar-Rahman: 60)
Banyak yang merasa puas bermain dengan kue lumpur padahal seharusnya
mereka membuat kue malaikat. Banyak yang membangun gubuk padahal
seharusnya mereka membangun istana (Dr. M. E. Dodd)
Ketika kita terjatuh, lihatlah di sekeliling kita banyak dinding untuk
membantu kita berdiri. Tidak ada satupun jalan yang lurus untuk menuju satu
tempat tujuan. Ada belokan, tanjakan, bahkan turunan yang curam pun akan
kita lewati (Penulis)
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Ibu dan bapak tercinta yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan.
Kedua adikku (Ardi dan Arman) yang selalu
memberikan semangat.
vi
PRAKATA
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Numbered Heads
Together terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Bangun Datar pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Negeri Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal”.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan
skripsi ini, oleh karena itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor UNNES, yang telah memberikan
kesempatan belajar kepada peneliti.
2. Drs. Hardjono, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES, yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
3. Dra. Hartati, M.Pd, Ketua Jurusan PGSD FIP UNNES, yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd, Koordinator PGSD UPP Tegal FIP UNNES,
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
5. Dra. Noening Andrijati, M.Pd, Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, saran, dan motivasi kepada peneliti, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
6. Drs. H.Y. Poniyo, M.Pd, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan, saran, dan motivasi yang sangat bermanfaat bagi peneliti demi
terselesaikannya skripsi ini.
vii
7. Para dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal Fakultas Ilmu
Pendidikan UNNES yang telah banyak membekali peneliti dengan ilmu
pengetahuan.
8. Nur Laela, S.Pd, Kepala Sekolah Dasar Negeri Penarukan 02 Kabupaten
Tegal yang telah mengijinkan peneliti melakukan penelitian.
9. Sutardi, S.Pd, Kepala Sekolah Dasar Negeri Penarukan 01 Kabupaten Tegal
yang telah mengijinkan peneliti melakukan uji coba instrumen.
10. Karyati, Guru Kelas VA SD Negeri Penarukan 02 Kabupaten Tegal yang
telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.
11. Triyana, S.Pd.SD, Guru Kelas VB SD Negeri Penarukan 02 Kabupaten Tegal
yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.
12. Teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan
UNNES Angkatan 2009 yang saling memberikan semangat dan dukungan.
13. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.
Tegal, Juli 2013
Peneliti
viii
ABSTRAK
Alfiati, Arni Nur. 2013. Keefektifan Model Pembelajaran Numbered Heads Together terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Bangun Datar pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I Dra. Noening Andrijati, M.Pd., II Drs. H.Y. Poniyo, M.Pd.
Kata Kunci: Model Pembelajaran NHT, Hasil Belajar, Motivasi.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sukar dipelajari dan tidak menarik bagi siswa SD. Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam memahami materi pelajaran dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif yang menyenangkan salah satunya yaitu tipe Numbered Heads Together (NHT). Tujuan penelitian ini yaitu menguji keefektifan model pembelajaran NHT terhadap motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas V materi sifat-sifat bangun datar antara yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran NHT dan yang dibelajarkan dengan menerapkan model konvensional.
Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan bentuk posttest-only control design. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal sejumlah 103 siswa. Sampel penelitian diambil dengan teknik simple random sampling. Sampel pada kelompok eksperimen dan kontrol masing-masing sebanyak 20 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi kuesioner, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data penelitian yaitu uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas, homogenitas, kesamaan rata-rata, dan analisis akhir. Analisis akhir (pengujian hipotesis) penelitian menggunakan uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai motivasi belajar siswa yaitu 86,25 untuk kelompok eksperimen dan 82,35 untuk kelompok kontrol. Sementara rata-rata nilai hasil belajar siswa yaitu 74,76 untuk kelompok eksperimen dan 66,43 untuk kelompok kontrol. Hasil uji hipotesis motivasi belajar siswa dengan uji-t menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,635 dan ttabel sebesar 1,686 (thitung > ttabel), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Sementara itu, hasil uji hipotesis hasil belajar siswa menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,072 dan ttabel sebesar 1,686 (thitung > ttabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran konvensional. Motivasi dan hasil belajar siswa dengan model NHT terbukti lebih baik daripada penerapan pembelajaran konvensional, sehingga guru perlu mempertimbangkan penerapan model NHT pada pelajaran matematika di SD.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................... ii
Persetujuan Pembimbing .................................................................................... iii
Pengesahan ......................................................................................................... iv
Motto dan Persembahan ..................................................................................... v
Prakata ................................................................................................................ vi
Abstrak ............................................................................................................... viii
Daftar Isi ............................................................................................................ ix
Daftar Tabel ....................................................................................................... xii
Daftar Bagan ...................................................................................................... xiv
Daftar Gambar .................................................................................................... xv
Daftar Lampiran ................................................................................................. xvi
Bab ...................................................................................................................... 1
1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 9
1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................. 10
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 11
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 12
1.5.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 12
1.5.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 12
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 13
1.6.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 13
1.6.2 Manfaat Praktis ...................................................................................... 13
2. KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 15
2.1 Landasan Teori ........................................................................................ 15
2.1.1 Belajar .................................................................................................... 15
2.1.2 Hakikat Pembelajaran ............................................................................ 19
x
2.1.3 Motivasi Belajar Siswa ........................................................................... 20
2.1.4 Hasil Belajar Siswa ................................................................................ 26
2.1.5 Karakteristik Siswa SD .......................................................................... 29
2.1.6 Pembelajaran Matematika SD ................................................................ 31
2.1.7 Model Pembelajaran ............................................................................... 40
2.1.8 Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) ..................... 48
2.1.9 Materi Pembelajaran Matematika di SD ................................................ 51
2.1.10 Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
pada Materi Bangun Datar ..................................................................... 55
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 56
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 58
2.4 Hipotesis ................................................................................................. 60
2.4.1 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 60
2.4.2 Hipotesis Statistik ................................................................................... 60
3. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 61
3.1 Populasi dan Sampel .............................................................................. 61
3.1.1 Populasi .................................................................................................. 61
3.1.2 Sampel .................................................................................................... 62
3.2 Desain Eksperimen ................................................................................. 63
3.3 Variabel Penelitian ................................................................................. 64
3.3.1 Variabel Bebas ....................................................................................... 64
3.3.2 Variabel Terikat ..................................................................................... 64
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 65
3.4.1 Kuesioner (Angket) ................................................................................ 65
3.4.2 Tes .......................................................................................................... 65
3.4.3 Dokumentasi ........................................................................................... 66
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 66
3.5.1 Lembar Kuesioner (Angket) ................................................................... 67
3.5.2 Soal Tes .................................................................................................. 71
3.6 Metode Analisis Data ............................................................................. 75
3.6.1 Deskripsi Data ........................................................................................ 75
xi
3.6.2 Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 76
3.6.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ..................................................... 79
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 81
4.1 Deskripsi Data ........................................................................................ 81
4.2 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen ......................................................... 83
4.2.1 Uji Validitas ........................................................................................... 83
4.2.2 Uji Reliabilitas ........................................................................................ 88
4.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran .................................................................... 90
4.2.4 Uji Daya Pembeda Butir Soal ................................................................ 92
4.3 Hasil Penelitian ...................................................................................... 94
4.3.1 Data Sebelum Penelitian ........................................................................ 94
4.3.2 Data Setelah Penelitian ........................................................................... 100
4.4 Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 107
4.4.1 Data Sebelum Penelitian ........................................................................ 107
4.4.2 Data Setelah Penelitian ........................................................................... 115
4.5 Analisis Akhir ........................................................................................ 118
4.5.1 Pengujian Hipotesis Motivasi Belajar Siswa ......................................... 119
4.5.2 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Siswa ............................................... 121
4.6 Pembahasan ............................................................................................ 124
5. Penutup ................................................................................................... 134
5.1 Simpulan ................................................................................................. 134
5.2 Saran ....................................................................................................... 135
Lampiran-lampiran ............................................................................................. 137
Daftar Pustaka .................................................................................................... 320
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kriteria Interpretasi Skor Motivasi ........................................................... 68
3.2 Kriteria Interpretasi Nilai r ....................................................................... 70
4.1 Paparan Data Sebelum Penelitian ............................................................. 81
4.2 Paparan Data Setelah Penelitian ............................................................... 82
4.3 Paparan Data Nilai Uji Coba Angket Motivasi Belajar ............................ 85
4.4 Hasil Uji Validitas Empiris Angket Motivasi Belajar .............................. 86
4.5 Paparan Data Skor Uji Coba Instrumen Tes pada Kelas Uji Coba .......... 87
4.6 Hasil Uji Validitas Empiris Soal Tes ........................................................ 88
4.7 Hasil Output Reliabilitas Angket (25 Soal) ............................................... 89
4.8 Hasil Output Reliabilitas Angket (17 Soal Valid) .................................... 89
4.9 Analisis Tingkat Kesukaran ....................................................................... 91
4.10 Uji Daya Pembeda Butir Soal .................................................................... 92
4.11 Soal yang Digunakan pada Angket Motivasi dan Tes Hasil Belajar ........ 93
4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Awal Siswa pada Kelompok
Eksperimen .............................................................................................. 95
4.13 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Awal Siswa pada Kelompok
Kontrol ...................................................................................................... 96
4.14 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal pada Kelompok Eksperimen
................................................................................................................... 98
4.15 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal pada Kelompok Kontrol ... 99
4.16 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa pada Kelompok
Eksperimen ............................................................................................... 101
4.17 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa pada Kelompok
Kontrol ...................................................................................................... 102
4.18 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar pada Kelompok Eksperimen
Setelah Penelitian ..................................................................................... 104
4.19 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar pada Kelompok Kontrol
Setelah Penelitian ..................................................................................... 105
xiii
4.20 Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Awal Sebelum Penelitian .............. 108
4.21 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal ......................................... 109
4.22 Hasil Uji Homogenitas Data Motivasi Awal Sebelum Penelitian ............ 110
4.23 Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal ...................................... 111
4.24 Hasil Uji-t Motivasi Awal ......................................................................... 113
4.25 Hasil Uji-t Kemampuan Awal .................................................................. 114
4.26 Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Akhir .............................................. 115
4.27 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar ................................................... 116
4.28 Hasil Uji Homogenitas Data Motivasi Akhir ............................................ 117
4.29 Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar ................................................ 118
4.30 Hasil Uji Hipotesis Data Motivasi Belajar ................................................ 120
4.31 Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa .......................................... 123
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1 Pola Kerangka Berpikir ............................................................................ 58
3.1 Paradigma Desain Penelitian .................................................................... 63
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Trapesium Siku-siku ................................................................................. 52
2.2 Trapesium Sama Kaki .............................................................................. 52
2.3 Trapesium sembarang ............................................................................... 53
2.4 Jajar Genjang ............................................................................................ 53
2.5 Belah Ketupat ........................................................................................... 54
2.6 Layang-layang .......................................................................................... 54
4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Awal Siswa pada
Kelompok Eksperimen ............................................................................ 95
4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Awal Siswa pada
Kelompok Kontrol ..................................................................................... 96
4.3 Data Motivasi Belajar Awal Siswa Sebelum Penelitian ........................... 97
4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Uji Kemampuan Awal pada
Kelompok Eksperimen ............................................................................. 98
4.5 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Uji Kemampuan Awal pada
Kelompok Kontrol .................................................................................... 99
4.6 Data Kemampuan Awal Siswa Sebelum Penelitian ................................. 100
4.7 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Belajar Siswa pada
Kelompok Eksperimen ............................................................................. 101
4.8 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Belajar Siswa pada
Kelompok Kontrol .................................................................................... 102
4.9 Data Motivasi Belajar Siswa Setelah Penelitian ....................................... 103
4.10 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
Setelah Penelitian ..................................................................................... 105
4.11 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Kelompok Kontrol
Setelah Penelitian ..................................................................................... 106
4.12 Data Hasil Belajar Siswa Setelah Penelitian ............................................ 107
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Nama Anggota Populasi Siswa Kelas V SD Negeri Penarukan 01 .. 137
2. Daftar Nama Anggota Populasi Siswa Kelas V SD Negeri Penarukan 02 .. 138
3. Daftar Anggota Sampel ............................................................................... 139
4. Daftar Hadir Siswa Kelompok Eksperimen (VB)........................................ 140
5. Daftar Hadir Siswa Kelompok Kontrol (VA) ............................................. 141
6. Kisi-kisi Soal Tes Uji Kemampuan Awal pada Materi Bangun Datar ....... 142
7. Soal Tes Kemampuan Awal ........................................................................ 144
8. Silabus Pembelajaran .................................................................................. 148
9. Pengembangan Silabus Pembelajaran Matematika ..................................... 149
10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Eksperimen ........... 152
11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Kontrol ................. 182
12. Kisi-Kisi Angket Uji Coba .......................................................................... 212
13. Angket Uji Coba Tentang Motivasi Belajar ................................................ 213
14. Lembar Validasi Penilai Ahli ...................................................................... 217
15. Tabel Pembantu Analisis Angket Motivasi Belajar Matematika ................ 221
16. Hasil Output SPSS Validitas Angket Motivasi Belajar Matematika .......... 223
17. Rekapitulasi Uji Validitas Angket Motivasi ............................................... 229
18. Hasil Output SPSS Reliabilitas Angket Motivasi (25 Soal) ....................... 230
19. Hasil Output SPSS Reliabilitas Angket Motivasi (17 Soal Valid) ............. 231
20. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Angket .......................................... 232
21. Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba Materi Bangun Datar ..................................... 233
22. Soal Tes Uji Coba ....................................................................................... 236
23. Lembar Validasi oleh Penilai Ahli .............................................................. 244
24. Tabel Pembantu Hasil Uji Coba Soal Materi Bangun Datar ...................... 259
25. Hasil Uji Coba Angket dan Soal Tes .......................................................... 261
26. Hasil Output SPSS Validitas Soal Bangun Datar ....................................... 263
27. Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba ............................................. 273
28. Rekapitulasi Validitas Setiap Indikator Soal .............................................. 275
xvii
29. Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Bangun Datar (40 Soal) ..................... 276
30. Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Bangun Datar (21 Soal Valid) ............ 277
31. Rekapitulasi Soal Tes Bangun Datar .......................................................... 278
32. Tabel Pembagian Kelompok Atas dan Bawah ............................................ 280
33. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ............................................................. 282
34. Angket Motivasi Siswa dalam Belajar Matematika .................................... 283
35. Kisi-kisi Soal Postes Materi Bangun Datar ................................................. 286
36. Soal Postes Materi Bangun Datar ............................................................... 288
37. Daftar Nilai Motivasi Awal Kelompok Eksperimen ................................... 293
38. Daftar Nilai Motivasi Awal Kelompok Kontrol ......................................... 294
39. Daftar Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen ............................ 295
40. Daftar Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ................................... 296
41. Daftar Nilai Motivasi Akhir Kelompok Eksperimen .................................. 297
42. Daftar Nilai Motivasi Akhir Kelompok Kontrol ......................................... 298
43. Daftar Nilai Postes Kelompok Eksperimen ................................................ 299
44. Daftar Nilai Postes Kelompok Kontrol ....................................................... 300
45. Hasil Output SPSS Normalitas Data Motivasi Awal .................................. 301
46. Hasil Output SPSS Normalitas Data Kemampuan Awal ............................ 304
47. Hasil Output SPSS Normalitas Data Motivasi Akhir ................................. 307
48. Hasil Output SPSS Normalitas Data Postes ................................................ 310
49. Perhitungan Manual dengan Rumus T-Test pada Pengujian Hipotesis
Motivasi Belajar Siswa ............................................................................... 313
50. Perhitungan Manual dengan Rumus T-Test pada Pengujian Hipotesis Hasil
Belajar Siswa ............................................................................................... 314
51. Dokumentasi Pada Kelompok Eksperimen ................................................. 315
52. Dokumentasi Pada Kelompok Kontrol ....................................................... 316
53. Surat Ijin Penelitian ..................................................................................... 317
54. Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba Instrumen ........................... 318
55. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................................... 319
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kaitannya dengan perkembangan individu, untuk menuju ke arah
perkembangan manusia yang optimal sesuai dengan potensi dan kemampuan yang
dimilikinya, manusia memerlukan pendidikan sebagai suatu proses dan usaha
sadar untuk lebih memanusiakan manusia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 (UUSPN 2009: 170)
menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat
mengembangkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Munib
dkk. (2007: 69) juga menjelaskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan warga negara Indonesia baik secara pribadi maupun sebagai
anggota masyarakat, mengembangkan bangsa Indonesia, dan mengembangkan
kebudayaan nasional”.
2
PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 4
menyebutkan bahwa “Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat”. Mutu pendidikan
nasional dipengaruhi oleh mutu pembelajaran dan keberhasilan pembelajaran di
kelas. Mutu atau kualitas pembelajaran sangat bergantung pada perencanaan dan
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Keberhasilan
pembelajaran di kelas dapat dipengaruhi pula oleh banyak faktor, antara lain guru,
siswa, kurikulum, lingkungan, dan sebagainya.
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi mutu pendidikan nasional
adalah guru. Pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen Pasal 1 ayat 1, disebutkan bahwa “guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Tugas guru bukan semata-
mata mengajar, tetapi lebih kepada membelajarkan siswa. Guru merupakan ujung
tombak keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru terlibat langsung
dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Seorang guru
harus mampu memberikan rangsangan belajar yang melibatkan aspek fisik,
mental, intelektual, dan emosional siswa secara maksimal dan optimal dalam
proses pembelajaran.
Selain guru, faktor lain yang mempengaruhi mutu pendidikan adalah
kurikulum. Menurut Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
3
(UUSPN 2009: 172), “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”. Sekolah perlu menyusun kurikulum yang tepat sehingga memungkinkan
para siswa melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien. Kurikulum ini
disusun berdasarkan sifat dan kegiatan belajar yang sejalan dengan tingkat
perkembangan dan pertumbuhan siswa sejak Taman Kanak-Kanak sampai
Perguruan Tinggi.
Pada jenjang pendidikan dasar khususnya Sekolah Dasar (SD), kurikulum
yang digunakan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP
digunakan untuk mengatur proses pendidikan dan kegiatan pembelajaran di
Sekolah Dasar. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat
beberapa mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa di tingkat Sekolah
Dasar. Mata pelajaran yang diberikan kepada siswa SD antara lain mencakup
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni
Budaya dan Keterampilan (SBK), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, serta
Muatan Lokal.
Matematika merupakan mata pelajaran bagi siswa SD dari kelas I sampai
dengan kelas VI. Matematika sebagai ilmu yang universal mempunyai peran
dalam memajukan daya pikir manusia dan mendasari perkembangan teknologi.
Ruseffendi (1991) dalam Heruman (2012: 1) menjelaskan bahwa “Matematika
adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
4
induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari
unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau
postulat, dan akhirnya ke dalil”. Mata pelajaran matematika perlu diberikan
kepada siswa mulai dari sekolah dasar. Hal ini dilakukan untuk membekali siswa
dengan kemampuan logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu dinamis dan kompetitif. Oleh karena itu,
pembelajaran matematika yang bermakna sangat diperlukan untuk penguasaan
matematika yang kuat.
Heruman (2012: 2) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran matematika,
diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian. Pembelajaran
yang beorientasi pada siswa harus menghafal atau mengingat fakta saja akan
membuat siswa mudah lupa terhadap materi pelajaran. Pitajeng (2006: 1)
menyatakan bahwa “belajar matematika akan efektif jika dilakukan dalam suasana
yang menyenangkan”. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan adanya situasi
dan kondisi, strategi belajar, maupun materi yang menyenangkan. Penggunaan
model pembelajaran yang bervariasi dapat membantu kemampuan berpikir siswa
dalam memahami materi pelajaran dan meningkatkan motivasi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran matematika. Siswa akan tertarik untuk terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh
dapat lebih bermakna dan tahan lama. Hal ini juga dapat membantu mengubah
persepsi siswa mengenai matematika yang sukar menjadi menyenangkan.
5
Kegiatan pembelajaran harus didasari motivasi yang baik, termasuk pada
pembelajaran matematika. Asrori (2009: 183-4) menyatakan bahwa “motivasi
sangat diperlukan bagi terciptanya proses pembelajaran di kelas secara efektif.
Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, baik dalam
proses maupun pencapaian hasil. Seorang siswa yang memiliki motivasi tinggi,
pada umumnya mampu meraih keberhasilan dalam proses maupun output
pembelajaran”. Suciati (2007: 3.10) menyatakan bahwa “ada atau tidaknya
motivasi belajar dalam diri siswa akan menentukan apakah siswa akan terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran atau bersikap pasif dan tidak peduli. Tentu
saja kedua kondisi yang berbeda ini akan menghasilkan hasil belajar yang berbeda
pula”. Dengan demikian, siswa yang memiliki motivasi tinggi diharapkan dapat
mendukung tercapainya proses pembelajaran matematika yang efektif dan mampu
memperoleh hasil belajar yang optimal.
Ruang lingkup materi pembelajaran matematika di SD mencakup aspek
bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data. Pembelajaran geometri
dalam matematika didukung dengan adanya teori belajar Van Hiele mengenai
perkembangan berpikir siswa dalam belajar geometri. Aisyah (2008: 4.4)
menjelaskan bahwa berdasarkan teori Van Hiele terdapat tiga unsur utama
pembelajaran geometri yaitu waktu, materi pembelajaran dan metode penyusun
yang apabila dikelola secara terpadu dapat mengakibatkan meningkatnya
kemampuan berpikir anak kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap yang
sebelumnya. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, kegiatan belajar siswa
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan taraf berpikirnya.
6
Salah satu materi pokok yang dibelajarkan dalam aspek geometri
matematika SD adalah Bangun Datar. Heruman (2012: 87) berpendapat bahwa
dalam pembelajaran Bangun Datar, terkadang guru langsung memberikan
informasi tentang suatu bentuk bangun datar. Hal tersebut sebenarnya kurang
efektif, karena seharusnya siswa mengalami langsung proses pengidentifikasian
berbagai bangun datar. Pengenalan bangun datar bagi siswa SD ditekankan pada
pengenalan bentuk bangun, serta analisis ciri bangun tersebut melalui
pengamatan.
Usaha untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan
tentang materi Bangun Datar dapat diwujudkan melalui pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan strategi, metode, model, maupun media pembelajaran yang
komunikatif dan interaktif. Hal ini sejalan dengan pendapat Asmani (2010: 27)
yang menjelaskan bahwa “untuk meningkatkan kualitas belajar siswa dibutuhkan
sebuah proses yang kreatif dalam pembelajaran, yakni upaya-upaya penting yang
dilakukan untuk mendayagunakan potensi kognitif dan afektif dari siswa secara
optimal, sehingga ide-ide baru dan cerdas lebih terakomodasi”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V, proses pembelajaran
matematika yang berlangsung di kelas V SD Negeri Penarukan 02 masih
tergolong pembelajaran konvensional dimana aktivitas kelas cenderung teacher
centered atau berpusat pada guru. Pada saat proses pembelajaran, guru merupakan
satu-satunya sumber belajar, siswa pasif, tidak berani untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan tentang materi pelajaran, dan tidak berani untuk
mengemukakan pendapatnya saat pembelajaran berlangsung. Pola interaksi dalam
7
proses pembelajaran cenderung masih satu arah yaitu dari guru kepada siswa. Pola
interaksi ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengingat bahan
pembelajaran dan menyampaikan bahan tersebut secara lisan kepada siswa. Guru
juga belum pernah menerapkan model pembelajaran yang bervariasi bagi siswa.
Masih banyak dijumpai siswa yang merasa kesulitan dalam memahami materi
pelajaran dan menganggap pelajaran matematika sukar dan tidak menarik. Hal ini
menyebabkan hasil belajar matematika yang diperoleh siswa masih tergolong
rendah.
Pembelajaran matematika yang hanya menggunakan model konvensional
berupa ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas dari guru saja dapat
menyebabkan motivasi belajar siswa rendah dan berdampak pada perolehan hasil
belajar siswa yang rendah pula. Berdasarkan pendapat Suciati (2007: 3.11),
motivasi siswa yang terlalu rendah juga akan membuat usaha siswa menjadi
minimal, bersikap apatis, tidak acuh, tidak bertanggung jawab, serta perhatian dan
konsentrasinya mudah terganggu oleh faktor dari luar. Sebaliknya, apabila siswa
merasa takut atau terpaksa dalam mengikuti pembelajaran, maka akan
menghasilkan hasil belajar yang semu, tidak otentik dan tidak tahan lama. Oleh
karena itu, diperlukan variasi model pembelajaran yang dapat melibatkan
partisipasi siswa secara aktif dan dapat memudahkan pemahaman siswa.
Pembelajaran yang menyenangkan untuk materi Bangun Datar dapat
diciptakan melalui adanya variasi model pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang dianggap menyenangkan dan efektif untuk diterapkan adalah
model pembelajaran kooperatif. Slavin (2005: 4) menjelaskan bahwa
8
“pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran
dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling
membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”. Belajar secara
kooperatif dapat melatih dan membiasakan siswa untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, tugas, pengalaman, dan tanggung jawab.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang menyenangkan adalah tipe
Numbered Heads Together (NHT). Trianto (2010: 86) menjelaskan bahwa
“Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi
pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional”.
Model pembelajaran NHT pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Melalui pembelajaran dengan menggunakan model ini, siswa akan mendapat
kesempatan belajar secara kelompok dan mengeluarkan pendapatnya.
Kenyataan ini didukung oleh adanya kesamaan latar belakang dan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suparto (2011) dan Ningrum (2011).
Kedua peneliti tersebut menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) dalam suatu materi pelajaran di sekolah dasar.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
9
Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) belum pernah
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran matematika di SD Negeri Penarukan 02.
Apabila model pembelajaran Numbered Heads Together diterapkan pada materi
Bangun Datar maka siswa dapat belajar secara kooperatif untuk mengenal dan
menganalisis sifat-sifat bangun datar. Penerapan model pembelajaran ini dapat
melatih tanggung jawab individu dalam kelompok dan membuat siswa tertarik
untuk ikut terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Semua siswa
dituntut untuk mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian karena siswa
harus selalu siap menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa
dapat melakukan diskusi kelompok dan terdorong untuk berani mengemukakan
pendapatnya. Dengan demikian, diharapkan motivasi siswa dalam pembelajaran
matematika akan meningkat sehingga siswa akan memperoleh hasil belajar yang
optimal baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Berdasarkan latar belakang dan didukung data empiris pada penelitian
terdahulu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian eksperimen dengan judul
“Keefektifan Model Pembelajaran Numbered Heads Together terhadap Motivasi
dan Hasil Belajar Bangun Datar pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri
Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, masih banyak permasalahan yang dijumpai
dalam proses pembelajaran matematika. Beberapa permasalahan yang dapat
diidentifikasi berdasarkan latar belakang yaitu:
10
(1) Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sukar dipelajari dan
tidak menarik bagi siswa SD.
(2) Masih banyak dijumpai siswa yang merasa kesulitan dalam memahami
materi pembelajaran matematika.
(3) Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).
(4) Siswa pasif dan kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
matematika.
(5) Guru belum menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dalam
pembelajaran matematika termasuk pada materi Bangun Datar.
(6) Rendahnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran matematika dapat
mengakibatkan hasil belajar siswa yang rendah pula.
1.3 Pembatasan masalah
Masalah yang teridentifikasi terlalu luas sehingga perlu dibatasi untuk
memperoleh kajian yang mendalam tentang keefektifan penerapan model
pembelajaran Numbered Heads Together terhadap motivasi dan hasil belajar
matematika. Pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu:
(1) Peneliti membatasi materi Bangun Datar pada materi pokok Sifat-Sifat
Bangun Datar, kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar,
di kelas V semester dua dengan alokasi waktu 8 JP (8x35 menit).
(2) Menguji keefektifan penerapan model pembelajaran Numbered Heads
Together dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas V
pada pembelajaran matematika materi pokok Sifat-sifat Bangun Datar.
11
(3) Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Penarukan
01 dan 02 Kabupaten Tegal.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu:
(1) Bagaimana motivasi siswa pada pembelajaran matematika materi Bangun
Datar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads
Together?
(2) Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi
Bangun Datar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered
Heads Together?
(3) Bagaimana motivasi siswa pada pembelajaran matematika materi Bangun
Datar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional?
(4) Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi
Bangun Datar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
konvensional?
(5) Apakah motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika materi
Bangun Datar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered
Heads Together lebih baik daripada yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran konvensional?
(6) Apakah hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi Bangun
Datar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads
12
Together lebih baik daripada yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran konvensional?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tentang “Keefektifan Model Pembelajaran Numbered
Heads Together terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Bangun Datar pada Siswa
Kelas V Sekolah Dasar Negeri Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal” ini sebagai
berikut:
1.5.1 Tujuan Umum
(1) Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di SD Negeri Penarukan
01 dan 02 serta SD lain yang memiliki karakteristik sama dengan SD
eksperimen.
(2) Mengetahui keefektifan penerapan model pembelajaran Numbered Heads
Together dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika
terutama pada materi Bangun Datar di kelas V semester 2.
1.5.2 Tujuan Khusus
(1) Untuk memperoleh informasi tentang motivasi siswa pada pembelajaran
matematika materi Bangun Datar yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together.
(2) Untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa pada
pembelajaran matematika materi Bangun Datar yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran Numbered Heads Together.
13
(3) Untuk memperoleh informasi tentang motivasi siswa pada pembelajaran
matematika materi Bangun Datar yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran konvensional.
(4) Untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa pada
pembelajaran matematika materi Bangun Datar yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran konvensional.
(5) Untuk menguji keefektifan model pembelajaran Numbered Heads
Together terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika
materi Bangun Datar di kelas V SD Negeri Penarukan 01 dan 02.
(6) Untuk menguji keefektifan model pembelajaran Numbered Heads
Together terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika
materi Bangun Datar di kelas V SD Negeri Penarukan 01 dan 02.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat baik manfaat
teoritis maupun praktis, diantaranya:
1.6.1 Manfaat Teoritis
(1) Menyediakan informasi mengenai model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT).
(2) Menambah bahan kajian untuk penelitian pengembangan.
1.6.2 Manfaat Praktis
1.6.2.1 Bagi Siswa
(1) Meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
14
(2) Meningkatnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika
terutama materi pokok Sifat-Sifat Bangun Datar.
(3) Memudahkan pemahaman siswa terhadap materi Bangun Datar, sehingga
dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
(4) Mengembangkan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa
tertarik dalam proses pembelajaran matematika.
(5) Menumbuhkan kebiasaan bekerjasama dan berkomunikasi dengan teman
dan kelompoknya.
1.6.2.2 Bagi Guru
(1) Tersedianya alternatif model pembelajaran pada mata pelajaran
matematika materi Bangun Datar.
(2) Meningkatnya keterampilan guru dalam membelajarkan materi Bangun
Datar menggunakan model pembelajaran yang inovatif.
(3) Menambah wawasan dan pengalaman tentang model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT).
(4) Memotivasi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang bervariasi.
1.6.2.3 Bagi Sekolah
Manfaat bagi SD Negeri Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal sebagai
subjek penelitian adalah hasil penelitian ini dapat dijadikan alat evaluasi dan
koreksi, terutama dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga
tercapai hasil belajar yang optimal dan meningkatkan kualitas pendidikan.
15
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
Landasan teori yang digunakan untuk membantu peneliti menyusun
penelitian yaitu belajar, hakikat pembelajaran, motivasi belajar siswa, hasil belajar
siswa, karakteristik siswa SD, pembelajaran Matematika SD, model pembelajaran,
model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), materi pembelajaran
Matematika di SD, dan penerapan model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) pada materi Bangun Datar. Berikut ini akan dipaparkan
penjelasan mengenai landasan teori tersebut.
2.1.1 Belajar
Teori belajar yang akan dijabarkan dalam kajian pustaka ini meliputi
pengertian belajar, unsur-unsur belajar, prinsip belajar, dan tujuan belajar.
2.1.1.1 Pengertian Belajar
Dalam proses pendidikan di sekolah, belajar merupakan kegiatan pokok
yang harus dilakukan setiap siswa. Gagne (1977) dalam Rifa’i dan Anni (2009:
82) menyatakan bahwa ”belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan
manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku
itu tidak berasal dari proses pertumbuhan”. Morgan et. Al (1986) dalam Rifa’i dan
Anni (2009: 82) menyatakan bahwa “belajar merupakan perubahan relatif
permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman”. Hamalik
(2008: 106) berpendapat bahwa “belajar merupakan suatu proses, dan bukan hasil
16
yang hendak dicapai semata. Proses itu sendiri berlangsung melalui serangkaian
pengalaman, sehingga terjadi modifikasi pada tingkah laku yang telah dimiliki
sebelumnya”. Pendapat lain dari Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa “belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang belajar tersebut, dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang di dalamnya
terdapat berbagai unsur yang saling berkaitan. Belajar ditunjukkan oleh adanya
perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman yang terjadi sebagai akibat dari
interaksi antara individu dengan lingkungannya dimana perubahan tersebut
berlangsung dalam waktu yang lama dan relatif permanen.
2.1.1.2 Unsur-unsur Belajar
Rifa’i dan Anni (2009: 84) menjelaskan beberapa unsur belajar, yaitu:
(1) Peserta didik (siswa)
Dalam proses belajar, rangsangan yang diterima siswa diorganisir di dalam
syaraf dan ada beberapa rangsangan yang disimpan di dalam memori.
Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang dapat
diamati seperti gerakan syaraf atau otot yang merespon rangsangan.
(2) Rangsangan
Peristiwa yang merangsang penginderaan siswa disebut stimulus. Agar
siswa mampu belajar optimal, ia harus memfokuskan pada stimulus yang
diminati.
17
(3) Memori
Memori pada diri siswa berisi berbagai kemampuan berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya.
(4) Respon
Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon. Siswa
yang sedang mengamati stimulus akan mendorong memori memberikan
respon terhadap stimulus tersebut. Respon siswa diamati pada akhir proses
belajar yang disebut dengan perubahan perilaku atau perubahan kinerja.
2.1.1.3 Prinsip Belajar
Beberapa prinsip belajar menurut Suprijono (2012: 4-5) yaitu:
(1) Belajar merupakan perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil
belajar memiliki ciri-ciri: (a) sebagai hasil tindakan rasional instrumental
yaitu perubahan yang disadari; (b) kontinu atau berkesinambungan dengan
perilaku lainnya; (c) fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup; (d)
positif atau berakumulasi; (e) aktif atau sebagai usaha yang direncanakan
dan dilakukan; (f) permanen atau tetap; (g) bertujuan dan terarah; (h)
mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
(2) Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan
tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis,
konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari
berbagai komponen belajar.
(3) Belajar merupakan bentuk pengalaman yang merupakan hasil dari
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
18
2.1.1.4 Tujuan Belajar
Menurut Sardiman (2011: 26-9) tujuan belajar ada tiga, yaitu:
(1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Ditandai dengan adanya kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berpikir merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
(2) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan suatu
keterampilan, baik yang bersifat jasmani maupun rohani.
(3) Pembentukan sikap
Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat,
didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswa sehingga diharapkan
terjadi proses internalisasi yang dapat menumbuhkan penghayatan pada
diri siswa untuk diamalkan.
Suprijono (2012: 5) juga menjelaskan bahwa tujuan belajar sebenarnya
sangat banyak dan bervariasi, mencakup:
(1) Instructional effects (tujuan instruksional), yaitu tujuan belajar yang
eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional. Tujuan
instruksional ini berbentuk pengetahuan dan keterampilan.
(2) Nurturant effects (tujuan pengiring), yaitu tujuan belajar sebagai hasil yang
menyertai tujuan belajar instruksional. Bentuknya berupa kemampuan
berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang
lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi yang diperoleh
siswa dalam suatu sistem lingkungan belajar tertentu.
19
Hardini dan Puspitasari (2012: 4) menjelaskan bahwa “proses belajar itu
terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri peserta didik”. Agar proses
belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum, maka guru
harus merencanakan dengan saksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar
yang memungkinkan perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan apa yang
diharapkan. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung
pada proses belajar yang dialami oleh siswa. Dengan demikian, belajar dapat
dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan yang ingin dicapai dan
proses berbuat melalui berbagai pengalaman belajar yang dirancang dan
dipersiapkan oleh guru untuk para siswa.
2.1.2 Hakikat Pembelajaran
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 20
(Sisdiknas 2009: 172), “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam proses
pendidikan di sekolah, tugas utama seorang guru yaitu mengajar sedangkan tugas
utama siswa yaitu belajar. Keterkaitan antara proses belajar dan mengajar inilah
yang disebut sebagai proses pembelajaran.
Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya tentang pembelajaran. Gagne
(1981) dalam Rifa’i dan Anni (2009: 192) menyatakan bahwa “pembelajaran
merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk
mendukung proses internal belajar”. Briggs (1992) dalam Rifa’i dan Anni (2009:
191) juga menjelaskan bahwa “pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang
mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu
20
memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan”.
Pendapat lain dari Rifa’i dan Anni (2009: 193) yaitu:
Pembelajaran berorientasi pada bagaimana peserta didik berperilaku, memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan serangkaian proses penyampaian pengetahuan yang didalamnya
terdapat proses komunikasi dan interaksi baik secara verbal maupun nonverbal
yang memungkinkan siswa memproses informasi nyata dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dan menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk
ingatan jangka panjang. Dengan demikian, salah satu faktor keberhasilan dalam
proses pembelajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran yang efektif agar siswa dapat mencapai penguasaan
tujuan pembelajaran.
2.1.3 Motivasi Belajar Siswa
Motivasi yang kuat dan terpelihara dalam diri siswa sangat diperlukan
dalam kegiatan belajar. Uno (2012: 9) merumuskan bahwa “motivasi merupakan
suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar
sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah
laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya”. Keller (1983) dalam
Wena (2010: 33) mendefinisikan “motivasi sebagai intensitas dan arah suatu
perilaku serta berkaitan dengan pilihan yang dibuat seseorang untuk mengerjakan
21
atau menghindari suatu tugas serta menunjukkan tingkat usaha yang
dilakukannya”. Hamalik (2011: 158) juga merumuskan “motivasi adalah
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”.
Dalam kaitannya dengan belajar, Suprijono (2012: 163) menjelaskan
bahwa:
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Dengan demikian dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan,
memelihara, dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki dapat tercapai.
Fungsi motivasi belajar menurut Suprijono (2012: 163) yaitu:
(1) Mendorong peserta didik untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong dari
setiap kegiatan belajar.
(2) Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan belajar yang
hendak dicapai.
(3) Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-kegiatan
apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran
dengan menyeleksi kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang bagi
pencapaian tujuan tersebut.
22
Menurut Sardiman (2011: 89), jenis motivasi terbagi menjadi dua, yaitu:
(1) Motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan pembelajaran,
motivasi intrinsik ini dapat dilihat dari kegiatan siswa yang dengan tekun
mengerjakan tugas-tugas karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan
belajar yang diinginkan.
(2) Motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar. Dalam kegiatan pembelajaran, misalnya
seorang siswa belajar ketika akan diadakan ulangan dengan harapan
mendapatkan nilai yang baik.
Dalam proses pembelajaran, guru diharapkan dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa. Guru perlu berusaha mencari strategi yang tepat untuk
membantu siswa belajar apapun kecenderungan jenis motivasi yang
mendorongnya belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Ali et all (2010) yang
menyatakan bahwa, “Motivation can come from various sources: Encouragement
to achieve the goals, allowing students to show their creative skills, providing
incentives and rewards to students for their achievements and also by
appreciating the success and achievements of students”. Dalam bahasa Indonesia
berarti motivasi dapat berasal dari berbagai sumber: dorongan untuk mencapai
tujuan, memungkinkan siswa untuk menunjukkan keterampilan kreatif mereka,
memberikan insentif dan penghargaan kepada siswa untuk prestasi mereka dan
juga dengan menghargai keberhasilan dan prestasi siswa.
23
Indikator motivasi belajar menurut Uno (2012: 23) dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
(1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
(2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
(3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
(4) Adanya penghargaan dalam belajar.
(5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
(6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
peserta didik dapat belajar dengan baik.
Berdasarkan teori expectancy-value (Suciati, 2007: 3.17-19), Keller
mengidentifikasi 4 indikator pembelajaran yang berpengaruh terhadap motivasi
belajar, disingkat sebagai ARCS yang meliputi:
(1) Attention (perhatian)
Guru perlu berusaha menciptakan rasa ingin tahu dan perhatian siswa pada
awal pembelajaran dan memeliharanya sampai tujuan belajar tercapai.
Menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan memancing rasa ingin
tahu, menggunakan metode dan media secara bervariasi.
(2) Relevance (relevansi, kesesuaian, kegunaan)
Berkenaan dengan aspek ini, guru dituntut untuk mengaitkan pembelajaran
dengan kebutuhan, minat, dan motif belajar siswa. Gagne dan Berliner
(1975) dalam Wena (2010: 39) mengungkapkan “jika dalam kegiatan
pembelajaran, isi pembelajaran dikaitkan dengan sesuatu yang telah
dikenal atau dipelajari sebelumnya, maka siswa akan lebih termotivasi
24
dengan belajarnya”. Dengan demikian, siswa juga merasakan relevansi
pembelajaran yang dihadapinya dengan pengalaman kehidupannya.
(3) Confidence (rasa percaya diri)
Berkenaan dengan aspek ini, guru dituntut membantu siswa
mengembangkan harapan keberhasilan dalam pembelajaran. Rasa percaya
diri siswa dapat tercermin dari tingkat keyakinan siswa terhadap
kemampuannya dalam mengerjakan tugas pembelajaran.
(4) Satisfaction (kepuasan)
Dalam hal ini, guru dituntut mengusahakan penguatan motivasi intrinsik
dan ekstrinsik pada siswa. Strategi yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kepuasan siswa diantaranya adalah menumbuhkan motivasi
intrinsik dan ekstrinsik siswa untuk belajar serta memberikan balikan
terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan kriteria yang telah
disepakati di kelas.
Menurut Suciati (2007: 3.24), “kondisi pembelajaran yang dinilai kondusif
dapat mempengaruhi sikap dan motivasi belajar”. Kondisi yang dinilai membantu
memotivasi siswa untuk belajar yaitu:
(1) Siswa mandiri untuk mengatur belajarnya
Guru dapat melibatkan siswa untuk ikut serta menentukan proses dan hasil
belajar, memberikan kepercayaan kepada siswa untuk memilih
pengetahuan yang dibutuhkan, memberikan fasilitas belajar yang
memadai, dan meminta siswa untuk mengevaluasi sendiri baik proses
maupun hasil yang dicapai.
25
(2) Kerjasama antarsiswa dalam proses pembelajaran
Selain menambah motivasi belajar siswa, pembelajaran kooperatif juga
dapat menumbuhkan kemampuan kognitif atau intelektual siswa, kepekaan
sosial, kemampuan berkomunikasi, dan memberikan kontribusi sosial.
(3) Keterlibatan orang tua dalam belajar
Motivasi anak untuk belajar tidak terlepas dari lingkungan keluarga.
Perhatian dan dukungan orang tua terhadap kemajuan belajar anak akan
meningkatkan motivasi anak untuk belajar. Lingkungan keluarga yang
mendukung keinginan siswa untuk belajar tentang pengetahuan atau
keterampilan baru, akan mempermudah tugas guru dalam mengembangkan
motivasi siswa.
Tugas seorang guru tidak hanya meningkatkan motivasi siswa, tetapi yang
lebih penting adalah menemukan, memprakarsai, dan mendorong siswa untuk
belajar. Dalam hal ini, secara lebih spesifik motivasi belajar dapat dilihat dari
karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian,
konsentrasi, dan ketekunan dalam belajar. Suciati (2007: 3.11) menjelaskan
bahwa:
Intensitas motivasi yang terlalu rendah, memadai atau terlalu kuat akan mempengaruhi usaha siswa. Apabila terlalu rendah maka usaha menjadi minimal, siswa bersikap apatis, tidak acuh dan tidak bertanggung jawab. Perhatian dan konsentrasinya mudah terganggu oleh faktor dari luar. Pada tingkat yang memadai, perilaku siswa akan ditandai dengan arah kegiatan yang jelas dan fleksibilitas cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Kondisi ini akan membantu belajar yang maksimal. Sedangkan motivasi yang terlalu kuat menghasilkan pula ketegangan (rangsangan, stres) dalam diri siswa yang tinggi terkadang justru menghambat usaha dalam belajar.
26
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
mempunyai peran yang penting dalam pembelajaran. Adanya motivasi belajar
dalam diri siswa dapat menentukan apakah siswa tersebut terlibat aktif dalam
proses pembelajaran. Kondisi ini dapat mengakibatkan hasil belajar yang dicapai
siswa akan berbeda.
Berdasarkan indikator motivasi dari Uno (2012: 23) dan Suciati (2007:
3.17-19), maka peneliti memadukan indikator yang dapat digunakan untuk
mengungkap motivasi belajar siswa antara lain:
(1) Adanya perhatian terhadap pembelajaran.
(2) Adanya rasa percaya diri untuk aktif dalam pembelajaran.
(3) Adanya kepuasan setelah mengikuti pembelajaran.
(4) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
(5) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
(6) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
(7) Adanya penghargaan dalam belajar.
(8) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
2.1.4 Hasil Belajar Siswa
Rifa’i dan Anni (2009: 85) menyatakan bahwa “hasil belajar merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan
belajar”. Slameto (2003: 5) juga menjelaskan bahwa “hasil belajar adalah pola-
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan”. Pendapat lain dari Degeng (1989) dalam Wena (2010: 6)
menyatakan bahwa “hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan
27
sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran di bawah
kondisi yang berbeda”.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan perubahan yang bersifat relatif permanen berupa kemampuan
yang ditampilkan oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang berupa
perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Individu yang telah melakukan
kegiatan belajar akan memiliki kemampuan baru dalam memberikan reaksi
terhadap rangsangan yang diberikan dalam situasi tertentu.
Slameto (2003: 5) menjelaskan bahwa merujuk pemikiran Gagne, hasil
belajar berupa:
(1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
(2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang, terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-
sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
(3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri yang meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
memecahkan masalah.
(4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
(5) Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek.
28
Benyamin S. Bloom dalam Rifa’i dan Anni (2009: 86-9) menyampaikan
tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar yaitu:
(1) Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan,
dan kemahiran intelektual.
(2) Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.
(3) Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitif merupakan ranah yang paling
sering dinilai oleh guru karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai materi pelajaran. Begitu pula pada penelitian ini hasil belajar siswa
merupakan penilaian kemampuan kognitif siswa yang diperoleh dari tes hasil
belajar.
Wena (2010: 6) menjelaskan bahwa variabel hasil pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
(1) Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian siswa, dan
terdapat empat indikator untuk mendeskripsikannya yaitu (a) kecermatan
penguasaan perilaku yang dipelajari, (b) kecepatan unjuk kerja, (c) tingkat
alih belajar, dan (d) tingkat retensi.
(2) Efisiensi pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara keefektifan
dan jumlah waktu yang dipakai siswa dan/atau jumlah biaya yang
digunakan dalam pembelajaran.
(3) Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati kecenderungan siswa
untuk tetap/terus belajar.
29
2.1.5 Karakteristik Siswa SD
Guru perlu mengetahui sifat serta karakteristik anak usia SD agar dapat
memberikan pembinaan dengan baik dan tepat sehingga dapat meningkatkan
potensi kecerdasan dan kemampuan siswa sesuai dengan kebutuhan dan harapan
orang tua pada khususnya serta masyarakat pada umumnya. Rifa’i dan Anni
(2009: 25) menjelaskan bahwa tahap perkembangan kognitif dalam teori Piaget
mencakup tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun), tahap pra-operasional (umur 2-7
tahun), tahap operasional konkret (umur 7-12 tahun), tahap operasional formal
(umur 12-18 tahun).
Siswa usia SD berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini,
siswa mampu berpikir secara operasional, mereka dapat menggunakan berbagai
simbol, melakukan berbagai bentuk operasional. Pada tahap ini, siswa mampu
mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkret.
Sumantri dan Syaodih (2007: 6.3) mengemukakan ada empat karakteristik
anak SD, yaitu:
(1) Senang bermain
Karakteristik ini menuntut guru untuk merancang model pembelajaran
yang memungkinkan adanya unsur permainan. Guru hendaknya
mengembangkan model pembelajaran yang serius tapi santai.
(2) Senang bergerak
Guru hendaknya merancang pembelajaran yang memungkinkan anak
berpindah atau bergerak, karena anak SD dapat duduk dengan tenang
paling lama sekitar 30 menit.
30
(3) Senang bekerja dalam kelompok
Melalui bekerja kelompok, siswa akan belajar aspek-aspek penting dalam
proses sosialisasi, seperti belajar memenuhi aturan kelompok, bekerja
sama, bertanggung jawab, dan demokrasi. Implikasinya, guru harus
merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja atau belajar
kelompok untuk menyelesaikan tugas.
(4) Senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung
Anak SD berada pada tahap berpikir operasional konkret. Dari apa yang
dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru
dengan konsep-konsep lama sesuai pengalamannya.
Suyatno (2008) juga menjelaskan bahwa pembelajaran untuk siswa SD
mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:
(1) Belajar melalui berbuat (learning by doing) yaitu siswa harus diberi
kesempatan untuk dapat mencoba hal-hal yang baru dan mengaktualisasi
dirinya secara aktif. Pada dasarnya, mereka akan lebih dapat menangkap
pelajaran jika mereka sendiri yang melakukan sehingga ingatannya akan
terbentuk dan tahan lama.
(2) Belajar melalui panca indera yaitu setiap anak termasuk siswa SD belajar
dengan melibatkan semua panca inderanya yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan, dan rasa.
(3) Belajar melalui bahasa yaitu siswa harus dilibatkan untuk dapat
menyatakan pendapatnya berdasarkan pikiran, perasaan, dan pengalaman
yang dimilikinya.
31
(4) Belajar dengan bergerak yaitu siswa harus aktif dalam pembelajaran, tidak
hanya duduk manis dan mendengarkan penjelasan guru saja. Siswa SD
juga mempunyai keterbatasan dalam berkonsentrasi. Bila mereka hanya
duduk dan diam saja, suasana yang tercipta di dalam kelas akan sangat
menjenuhkan bahkan justru dapat membuat mereka mengantuk.
Berdasarkan penjelasan mengenai karakteristik yang dimiliki oleh anak
usia SD, maka hendaknya guru menciptakan suasana pembelajaran matematika
yang bervariasi sehingga dapat mendukung terjadinya proses pembelajaran yang
efektif. Dengan demikian, diharapkan siswa mengikuti proses pembelajaran
matematika secara aktif sehingga memperoleh hasil belajar yang lebih bermakna,
tahan lama, dan dapat mencapai tujuan yang ditentukan.
2.1.6 Pembelajaran Matematika SD
Penjelasan tentang pembelajaran matematika SD meliputi hakikat
pembelajaran matematika SD, tujuan pembelajaran matematika SD, ciri-ciri
pembelajaran matematika SD, dan teori belajar Van Hielle.
2.1.6.1 Hakikat Pembelajaran Matematika SD
Matematika sebagai ilmu yang universal mempunyai peran dalam
mengembangkan dan memajukan daya pikir manusia serta mendasari
perkembangan teknologi. Ruseffendi (1991) dalam Heruman (2012: 1)
menjelaskan bahwa “Matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak
menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur
yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang
didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil”. Menurut Soedjaji
32
(2000) dalam Heruman (2012: 1), “hakikat matematika yaitu memiliki objek
tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif”.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa mulai dari
sekolah dasar. Hal ini dilakukan untuk membekali siswa dengan kemampuan
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu dinamis dan kompetitif.
Hal ini sejalan dengan pendapat Muhsetyo (2008: 1.26) yang menjelaskan
bahwa “pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga
peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari”.
Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk
berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Hal ini diperkuat dengan
adanya pendapat dari Coesamin (2012: 9) bahwa “belajar matematika berarti
proses pemerolehan pengalaman bagi siswa melalui serangkaian kegiatan yang
telah direncanakan oleh pengajar sehingga siswa memperoleh kemampuan
(kompetensi) tentang materi matematika yang dipelajarinya”.
2.1.6.2 Tujuan Pembelajaran Matematika SD
Mata pelajaran matematika seringkali dianggap sebagai mata pelajaran
yang memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada mata pelajaran lainnya.
Namun demikian, matematika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Hardini dan Puspitasari (2012:
33
160-1) menjelaskan bahwa tujuan matematika sekolah, khususnya di Sekolah
Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) agar siswa memiliki kemampuan
sebagai berikut:
(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
(2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
(4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Heruman (2012: 2) menjelaskan pula bahwa “tujuan akhir pembelajaran
matematika di SD ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai
konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari”. Dengan demikian, memahami
konsep matematika saja tidak cukup karena siswa akan memerlukan keterampilan
matematika dalam praktik kehidupan sehari-hari. Hasil pembelajaran matematika
akan tampak pada kemampuan berpikir yang matematis dalam diri siswa.
34
2.1.6.3 Ciri-ciri Pembelajaran Matematika SD
Widianto (2013) menjelaskan ciri-ciri pembelajaran matematika untuk
sekolah dasar (http://edofmath.blogspot.com) yaitu:
(1) Pembelajaran matematika menggunakan pendekatan spiral
Dengan menggunakan pendekatan spiral, konsep atau topik matematika
selalu dikaitkan dengan topik sebelumnya. Topik sebelumnya menjadi
prasyarat untuk dapat memahami dan mempelajari suatu topik matematika.
Konsep diberikan mulai dengan benda konkret kemudian konsep itu
diajarkan kembali dengan bentuk pemahaman yang lebih abstrak dan
menggunakan notasi yang lebih umum digunakan dalam matematika.
(2) Pembelajaran matematika bertahap
Materi pelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu dimulai dari
konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih sulit. Heruman
(2012: 2) menyatakan bahwa “proses pembelajaran pada fase konkret
dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya
abstrak”.
(3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif
Matematika merupakan ilmu deduktif. Namun karena sesuai tahap
perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran matematika di SD
digunakan pendekatan induktif.
(4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang konsisten artinya tidak
ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang
35
lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar jika didasarkan kepada
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang telah diterima kebenarannya.
(5) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna
Pembelajaran secara bermakna merupakan cara mengajarkan materi
pelajaran yang mengutamakan pengertian daripada hafalan. Dalam belajar
bermakna aturan-aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil tidak diberikan dalam
bentuk jadi, tetapi sebaliknya aturan-aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil
ditemukan oleh siswa melalui contoh-contoh secara induktif di SD,
kemudian dibuktikan secara deduktif pada jenjang selanjutnya.
Heruman (2012: 2-3) menjelaskan bahwa pemaparan pembelajaran yang
ditekankan pada konsep-konsep matematika harus melalui langkah-langkah yang
benar sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa, yaitu:
(1) Penanaman konsep dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru
matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.
Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus
dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan
konsep baru matematika yang abstrak.
(2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep,
yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.
(3) Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan
bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep
matematika.
36
Muhsetyo (2008: 1.26) menjelaskan pula bahwa:
Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran matematika, yang sesuai dengan (1) topik yang sedang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan intelektual peserta didik, (3) prinsip dan teori belajar, (4) keterlibatan aktif peserta didik, (5) keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, dan (6) pengembangan dan pemahaman penalaran matematis.
Selain itu, Hardini dan Puspitasari (2012: 160) menjelaskan bahwa “dalam
setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan
pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem)”. Hal ini
sejalan dengan pendapat Heruman (2012: 2) bahwa:
Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa.
Pembelajaran matematika diarahkan untuk pembentukan kepribadian dan
kemampuan berpikir yang bersandar pada hakikat matematika. Hasil
pembelajaran matematika akan tampak pada kemampuan berpikir yang matematis
dalam diri siswa, yang bermuara pada kemampuan menggunakan matematika
sebagai bahasa dan alat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
dalam kehidupannya. Oleh karena itu, pembelajaran matematika yang bermakna
sangat diperlukan untuk penguasaan matematika yang kuat.
2.1.6.4 Teori Belajar Van Hiele
Teori belajar matematika yang mendukung penelitian ini yaitu teori belajar
Van Hiele mengenai perkembangan berpikir siswa dalam belajar geometri. Aisyah
37
(2008: 4.4) menjelaskan bahwa “ tiga unsur utama pembelajaran geometri yaitu
waktu, materi pembelajaran dan metode penyusun yang apabila dikelola secara
terpadu dapat mengakibatkan meningkatnya kemampuan berpikir anak kepada
tahap yang lebih tinggi dari tahap yang sebelumnya”. Karakteristik teori belajar
Van Hiele menurut Aisyah (2008: 4.8 – 9) sebagai berikut:
(1) Belajar adalah suatu proses yang diskontinu, yaitu ada loncatan-loncatan
dalam kurva belajar yang menyatakan adanya tingkat-tingkat pemikiran
yang diskrit dan berbeda secara kualitatif.
(2) Tingkat-tingkat pemikiran berurutan dan hierarki, artinya siswa harus
menguasai sebagian besar dari tingkat yang lebih rendah. Kenaikan dari
tingkat yang satu ke tingkat berikutnya lebih banyak tergantung dari
pembelajaran daripada umur atau kedewasaan biologis.
(3) Konsep yang secara implisit dipahami pada suatu tingkat menjadi
dipahami secara eksplisit pada tingkat berikutnya.
(4) Setiap tingkat mempunyai bahasanya sendiri, mempunyai simbol
linguistiknya sendiri dan sistem relasinya sendiri yang menghubungkan
simbol-simbol itu.
Aisyah (2008: 4.2 – 4) menjelaskan pula bahwa dalam teori belajar Van
Hiele terdapat 5 pemahaman geometri yaitu:
(1) Tahap Pengenalan
Pada tahap ini, siswa baru mengenal bangun-bangun geometri seperti bola,
kubus, segitiga, persegi, dan bangun-bangun geometri lainnya. Siswa
belum dapat menyebutkan sifat dari bangun geometri yang dikenalnya.
38
(2) Tahap Analisis
Pada tahap analisis, siswa sudah dapat memahami sifat-sifat dari bangun
geometri. Siswa belum mampu mengetahui hubungan yang terkait antara
suatu bangun geometri dengan bangun geometri lainnya.
(3) Tahap Pengurutan
Pada tahap ini, siswa sudah mampu mengetahui hubungan yang terkait
antara suatu bangun geometri dengan bangun geometri lainnya. Siswa
sudah mulai mampu untuk melakukan penarikan kesimpulan secara
deduktif tetapi masih pada tahap awal (belum berkembang baik).
(4) Tahap Deduksi
Siswa sudah dapat memahami deduksi, yaitu mengambil kesimpulan
secara deduktif atau penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat
khusus.
(5) Tahap Keakuratan
Pada tahap keakuratan, siswa sudah memahami betapa pentingnya
ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.
Tahap keakuratan merupakan tahap tertinggi dalam memahami geometri
karena memerlukan tahap berpikir yang kompleks dan rumit.
Guru memegang peran penting dan istimewa untuk memperlancar
kemajuan siswa. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan yaitu siswa
memahami geometri dalam pengertian, kegiatan belajar siswa harus disesuaikan
dengan tingkat perkembangan atau taraf berpikirnya. Oleh karena itu, maka
ditetapkan fase-fase pembelajaran yang menunjukkan tujuan belajar siswa dan
39
peran guru dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan (Aisyah 2008: 4.9). Fase-
fase tersebut yaitu:
(1) Fase Informasi
Guru dan siswa menggunakan tanya jawab dan kegiatan tentang objek-
objek yang dipelajari pada tahap berpikir siswa. Tujuan dari kegiatan ini
yaitu guru mempelajari pengalaman awal siswa dan mempelajari petunjuk
yang muncul untuk menentukan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
(2) Fase Orientasi
Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat yang telah disiapkan
guru. Aktivitas ini berangsur-angsur menampakkan kepada siswa tentang
ciri-ciri, sifat, komponen dan hubungan antar komponen suatu bangun
segiempat.
(3) Fase Eksplisitasi
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa menyatakan pandangan yang
muncul mengenai struktur yang diobservasi.
(4) Fase Orientasi Bebas
Siswa menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks berupa tugas yang
memerlukan banyak langkah, dilengkapi dengan banyak cara, dan tugas
yang open-ended sehingga hubungan antar objek menjadi jelas.
(5) Fase Integrasi
Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Pada
akhir fase kelima ini, siswa mencapai tahap berpikir yang baru. Siswa siap
untuk mengulangi fase-fase belajar pada tahap sebelumnya.
40
2.1.7 Model Pembelajaran
Proses pembelajaran pada sebagian besar jenjang pendidikan, termasuk di
sekolah dasar, masih banyak didominasi oleh guru. Para guru lebih sering
mengajar dengan menggunakan ceramah dan mengharapkan siswa duduk tertib,
diam, mendengarkan, mencatat, dan hafal mengenai materi yang disampaikan. Hal
ini merupakan paradigma lama dalam proses pembelajaran dimana guru memberi
pengetahuan kepada siswa secara pasif.
Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
mengikutsertakan siswa secara aktif dalam setiap proses pembelajaran. Apabila
siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran maka diharapkan hasil
pembelajaran yang diperoleh akan meningkat dan kegiatan pembelajaran dapat
menjadi lebih bermakna. Dalam hal ini, guru dapat menerapkan model
pembelajaran yang menyenangkan di kelas.
Menurut Trianto (2011: 52), “model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Suprijono (2012: 45) juga
mengemukakan bahwa “model pembelajaran merupakan landasan praktik
pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang
dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan
implikasinya pada tingkat operasional di kelas”. Model pembelajaran dapat
diartikan pula sebagai pola yang digunakan oleh guru untuk penyusunan
kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk tentang bagaimana proses
pembelajaran di kelas.
41
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang
pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan
yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan siswa.
Model pembelajaran akan mengarahkan guru untuk merancang pembelajaran
yang membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
2.1.7.1 Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang
sering diterapkan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Pada umumnya model
pembelajaran ini lebih terpusat pada guru. Dalam model pembelajaran
konvensional, guru memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan kepada
para siswa tanpa memperhatikan prakonsepsi siswa atau gagasan-gagasan yang
telah ada dalam diri siswa sebelum mereka belajar secara formal di kelas.
Kegiatan mengajar dalam pembelajaran konvensional cenderung diarahkan
pada aliran informasi dari guru ke siswa, serta penggunaan metode ceramah
terlihat lebih dominan. Pada umumnya, guru lebih cenderung mengajar secara
klasikal menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode
ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, dan diskusi. Dalam hal ini aktivitas guru
lebih mendominasi kelas. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran cenderung
pasif, misalnya dalam hal menyampaikan pendapat atau pertanyaan tentang materi
yang belum dipahami. Pembelajaran konvensional lebih cenderung pada pelajaran
bersifat hafalan, menekankan informasi konsep, latihan soal, serta penilaiannya
masih bersifat tradisional yang menuntut pada satu jawaban yang benar.
42
Menurut Hamdani (2011: 166), ciri-ciri model pembelajaran konvensional
yaitu: (1) memfokuskan pada prestasi individu; (2) penghargaan berupa prestasi
individu; (3) setiap siswa akan saling berkompetisi dan berprinsip, “jika aku tidak
sukses, aku akan kalah dan kehilangan”; (4) dalam proses belajar, hanya sedikit
terjadi proses diskusi antarsiswa, (5) tanggung jawab yang ada berupa tanggung
jawab individu; (6) kemampuan sosial diabaikan; (7) seorang siswa akan
mengomandani dirinya sendiri dalam menyelesaikan semua tugasnya; (8) tidak
ada proses tentang cara untuk meningkatkat kualitas kerja; (9) pembentukan
kelompok tidak diperhatikan dan cenderung berupa kelompok besar (kelas).
Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus mempelajari berbagai
strategi, pendekatan, model, metode, dan media pembelajaran agar dapat
menciptakan variasi proses pembelajaran. Asmani (2010: 131) menjelaskan
bahwa “ seorang guru jangan sampai fanatik terhadap satu pendekatan, karena
siswa akan merasa bosan dan lelah. Mereka akan menganggap pembelajaran
berlangsung secara monoton, tidak menarik, dan selalu membebani pemikiran”.
Masing-masing siswa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga guru
perlu melaksanakan proses pembelajaran yang bervariasi agar dapat merangsang
semangat belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa proses
pembelajaran yang berlangsung di SD Penarukan 02 menerapkan model
pembelajaran konvensional. Hal ini dapat ditunjukkan dari kegiatan pembelajaran
yang cenderung berpusat pada guru, guru merupakan satu-satunya sumber belajar,
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran cenderung pasif, dan masih
43
menggunakan pola interaksi satu arah yaitu pemberian pengetahuan dari guru
kepada siswa.
2.1.7.2 Model Pembelajaran Kooperatif
Perkembangan model pembelajaran terus mengalami kemajuan. Sejalan
dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran yang menekankan
bahwa manusia membangun dan memaknai pengetahuan dari pengalamannya
sendiri, salah satu model pembelajaran yang banyak diterapkan oleh guru adalah
model cooperative learning.
Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal
dengan nama pembelajaran kooperatif. Johnson & Johnson (1994) dalam Isjoni
(2010: 17) menyatakan bahwa “cooperative learning adalah mengelompokkan
siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja
sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu
sama lain dalam kelompok tersebut”. Slavin (2005: 4) mengemukakan bahwa
“pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran
dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling
membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”. Isjoni (2010:
16) juga menjelaskan bahwa:
Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.
44
Berdasarkan beberapa definisi tentang model pembelajaran kooperatif,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model
pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-kelompok kecil
akan belajar dan bekerja sama untuk mempelajari materi pelajaran dan
menyelesaikan masalah demi mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran ini,
semua siswa dapat aktif belajar dan bekerja sama mempelajari sesuatu sehingga
menghasilkan pendapat yang sempurna.
Pembelajaran kooperatif ini sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk
sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan
tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Pembelajaran
kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar kelompok. Dalam pembelajaran
kooperatif, setiap anggota kelompok berinteraksi berdasarkan perannya sesuai
kemampuan masing-masing. Siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi
(sharing) pengetahuan, pengalaman, dan tanggung jawab dalam mempelajari atau
menyelasaikan suatu tugas dari guru.
Slavin (2005: 33) menyatakan bahwa “tujuan yang paling penting dari
pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan,
konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi
anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi”. Isjoni (2010: 21)
juga mengemukakan bahwa:
Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.
45
Untuk meraih tujuan, anggota kelompok harus membantu teman satu
timnya untuk membuat kelompok mereka berhasil dan yang lebih penting adalah
mendorong anggota satu kelompoknya untuk melakukan usaha maksimal. Ketika
para siswa bekerja bersama-sama untuk meraih sebuah tujuan kelompok, mereka
mengekspresikan norma-norma yang baik dalam melakukan apa pun yang
diperlukan untuk keberhasilan kelompok.
Huda (2012: 10) menyatakan bahwa “hasilnya menunjukkan bahwa siswa-
siswa yang dikondisikan dalam kerja kooperatif berada di rangking teratas sebagai
kelompok yang memiliki rasa kebersamaan (sense of centredness) yang lebih kuat
dibandingkan dengan siswa-siswa lain yang dikondisikan dalam kerja kompetitif”.
Hal ini sejalan dengan pendapat Bayraktar (2010) bahwa:
Reasons why the cooperative learning group was more successful than the control group could be that, the cooperative learning group students helped each other to learn better, motivated each other during action performances, and also worked as a group outside of the class meetings, in order to be able to better perform the actions.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah alasan mengapa kelompok pembelajaran
kooperatif lebih berhasil daripada kelompok kontrol yaitu pembelajaran
kooperatif dengan berkelompok membantu siswa satu sama lain untuk belajar
lebih baik, memotivasi satu sama lain selama melakukan penampilan, dan juga
bekerja sebagai sebuah kelompok di luar pertemuan kelas, agar dapat melakukan
penampilan yang lebih baik.
Isjoni (2010: 20) menjelaskan beberapa ciri dari cooperative learning
adalah: (1) setiap anggota memiliki peran, (2) terjadi hubungan interaksi langsung
di antara siswa, (3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya
46
dan juga teman-teman sekelompoknya, (4) guru membantu mengembangkan
keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan (5) guru hanya
berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Roger dan Johnson (1994) dalam Lie (2004: 31) mengatakan bahwa “tidak
semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning”. Untuk mencapai
hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif harus diterapkan,
yaitu:
(1) Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru dituntut untuk mampu menciptakan
suasana belajar yang mendorong siswa agar merasa saling membutuhkan
untuk mencapai tujuan. Lie (2004: 32) menyatakan bahwa “untuk
menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas
sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan
tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka”.
(2) Tanggung jawab perseorangan
Lie (2004: 33) menjelaskan bahwa “pengajar yang efektif dalam model
cooperative learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian
rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan
tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa
dilaksanakan”. Setiap siswa harus bertanggung jawab terhadap penguasaan
materi pembelajaran secara maksimal karena hasil belajar kelompok
didasari atas rata-rata nilai anggota kelompok. Dengan demikian
diharapkan mampu menumbuhkan tanggung jawab pada setiap individu.
47
(3) Tatap muka
Dalam hal ini, semua anggota kelompok berinteraksi untuk berdiskusi.
Para anggota kelompok saling menghargai perbedaan, memanfaatkan
kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing sehingga akan
memperkaya antar anggota kelompok.
(4) Komunikasi antar anggota
Dalam hal ini, keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada
kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan mengutarakan
pendapat mereka.
(5) Evaluasi proses kelompok
Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Menurut Rusman (2011: 212 – 3), pada prinsipnya ada empat tahap
prosedur pembelajaran kooperatif, yaitu:
(1) Penjelasan materi, merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi
pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok dengan tujuan
memberikan pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.
(2) Belajar kelompok, merupakan tahapan setelah guru memberikan
penjelasan materi. Siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk
sebelumnya.
(3) Penilaian, dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau
kuis secara individu ataupun kelompok.
48
(4) Pengakuan tim, merupakan penetapan tim yang paling menonjol atau
berprestasi kemudian diberikan penghargaan atau hadiah sebagai motivasi.
2.1.8 Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk melibatkan lebih banyak
siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Pietersz dan Saragih (2010:
433) mengemukakan bahwa “empat hal pokok yang terdapat pada pembelajaran
Numbered Heads together yaitu: 1) Penomoran (Numbering); 2) Pengajuan
pertanyaan (Questioning); 3) Berpikir bersama (Heads together); dan 4)
pemberian jawaban (Answering)”.
Pembelajaran dengan menggunakan model NHT diawali dengan
numbering (penomoran). Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil
dimana setiap siswa dalam setiap kelompok diberi nomor. Suprijono (2012: 92)
mengemukakan pendapatnya mengenai model pembelajaran NHT sebagai berikut:
Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Berikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan guru.
Langkah terakhir dari pembelajaran ini yaitu guru memanggil siswa yang
memiliki nomor sama dari tiap kelompok. Mereka mendapat kesempatan untuk
memberi jawaban. Berdasarkan jawaban tersebut, guru dapat mengembangkan
diskusi lebih mendalam sehingga siswa dapat menemukan jawaban pertanyaan itu
sebagai pengetahuan utuh.
49
Penerapan model pembelajaran ini dapat melatih tanggung jawab individu
dalam kegiatan kelompok dan membuat siswa tertarik untuk ikut terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Semua siswa dituntut untuk mengikuti
pembelajaran dengan penuh perhatian karena siswa harus selalu siap menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa juga terdorong untuk berani
mengemukakan pendapatnya kepada orang lain.
Trianto (2010: 86 – 7) mengemukakan ada empat fase dalam pembelajaran
NHT, yaitu:
(1) Fase 1 : Penomoran
Pada fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 3
sampai dengan 5 siswa. Setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1
sampai 5.
(2) Fase 2 : Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan pertanyaan kepada setiap kelompok. Pertanyaan dapat
bervariasi, spesifik, dan dalam bentuk kalimat tanya atau arahan.
(3) Fase 3 : Berpikir bersama
Siswa diberi kesempatan untuk menyatukan pendapatnya terhadap
jawaban atas pertanyaan yang diajukan guru dan meyakinkan tiap anggota
dalam timnya mengetahui jawaban itu.
(4) Fase 4 : Menjawab
Guru memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian siswa yang
nomornya sesuai yang dipanggil mengacungkan tangannya dan mencoba
menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
50
Suyatno (2009: 53) juga menjabarkan langkah-langkah dalam
pembelajaran NHT sebagai berikut:
(1) Mengarahkan.
(2) Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu.
(3) Memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi
untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan
nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok.
(4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa yang sama
sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas.
(5) Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan siswa.
(6) Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward.
Berpegang pada pendapat berbagai pihak, kelebihan dari model
pembelajaran NHT antara lain:
(1) Kelas menjadi benar-benar hidup dan dinamis.
(2) Setiap siswa menjadi siap semua.
(3) Munculnya jiwa kompetisi yang sehat.
(4) Setiap siswa mendapat kesempatan untuk berekspresi dan mengeluarkan
pendapatnya.
(5) Dapat melakukan diskusi kelompok dengan sungguh-sungguh.
(6) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
(7) Waktu untuk mengoreksi hasil kerja siswa lebih efektif dan efisien.
Adapun kekurangan dari model pembelajaran NHT antara lain:
(1) Adanya alokasi waktu yang panjang
51
(2) Kemungkinan nomor yang sudah dipanggil, dapat dipanggil lagi oleh guru.
(3) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together yang baik akan memberikan manfaat bagi proses pembelajaran. Suparto
(2012: 40) mengemukakan bahwa:
Manfaat pembelajaran kooperatif NHT antara lain membuat harga diri siswa lebih meningkat, konflik antar pribadi berkurang, pemahaman yang lebih mendalam, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi serta hasil belajar lebih tinggi. Tujuan pembelajaran kooperatif model NHT adalah untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik, siswa dapat menerima keragaman latar belakang temannya, dan siswa mempunyai keterampilan sosial yang mendukung proses-proses pembelajaran.
2.1.9 Materi Pembelajaran Matematika di SD
Ruang lingkup materi pembelajaran matematika di SD mencakup aspek
bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data. Salah satu materi
pokok yang dibelajarkan dalam aspek geometri matematika SD adalah Bangun
Datar. Bangun datar adalah bangun geometri yang seluruh bagiannya terletak pada
satu bidang. Heruman (2012: 87) menjelaskan bahwa “pada intinya, pengenalan
bangun datar bagi siswa Sekolah Dasar hanya ditekankan pada pengenalan bentuk
bangun, serta analisis ciri bangun tersebut melalui pengamatan”.
Materi pembelajaran dalam penelitian ini memfokuskan pada materi
pelajaran matematika kelas V semester 2, yaitu materi pokok sifat-sifat bangun
datar. Bangun datar yang dipelajari yaitu trapesium, jajar genjang, belah ketupat,
dan layang-layang. Berikut penjelasan lengkap mengenai materi bangun datar:
Standar Kompetensi : 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
52
Indikator : 6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium, jajar
genjang, belah ketupat, layang-layang.
6.1.2 Menggambar bangun datar dari sifat-sifat bangun
datar yang diberikan.
Alokasi waktu : 8 JP (8 x 35 menit)
Materi pembelajaran :
2.1.9.1 Trapesium
Trapesium termasuk jenis bangun datar segiempat dengan ciri utama
memiliki satu pasang sisi sejajar. Jenis trapesium ada 3 yaitu:
(1) Trapesium Siku-siku
Gambar 2.1 Trapesium siku-siku
Sifat trapesium siku-siku yaitu: (1) Memiliki dua sisi sejajar dan tidak
sama panjang, yaitu PQ//SR; (2) Memiliki 2 sudut siku-siku, yaitu sudut SPQ dan
sudut PSR.
(2) Trapesium Sama Kaki
Gambar 2.2 Trapesium Sama Kaki
Sifat trapesium sama kaki yaitu: (1) Memiliki dua sisi sejajar yang tidak
sama panjang, yaitu QR//PS; (2) Memiliki 2 sisi yang sama panjang, yaitu PQ =
R Q
P S
R
d
s
b
2
b
s
y
s
J
RS; (3) Mem
dan sudut PQ
(3) Trap
Sifat
sama panjan
besar.
2.1.9.2 Jajar
Jajar
berhadapan
Sifat
sama panjan
yang berhad
sudut LMN;
Jumlah sudu
miliki 2 pasa
QR = sudut Q
esium Semb
G
trapesium
ng, yaitu AD
r genjang
genjang ad
sejajar dan s
-sifat jajar g
ng, yaitu KN
dapan sama
; (3) Kedua d
ut-sudut yang
ang sudut ya
QRS.
barang
Gambar 2.3
sembarang y
D//BC, AD
dalah bangu
sama panjan
Gambar
genjang yai
N//LM, KN =
besar, yaitu
diagonal ber
g berdekatan
ang sama be
Trapesium S
yaitu: (1) M
≠ BC; (2)
un datar seg
ng.
r 2.4 Jajar G
itu: (1) Sisi-
= LM dan KL
sudut KLM
rpotongan da
n 180°.
esar, yaitu su
Sembarang
Memiliki 2 s
Memiliki s
giempat den
enjang
-sisi yang b
L//NM, KL =
M = sudut KN
an membagi
udut QPS =
sisi sejajar t
sudut yang t
ngan sisi-sis
berhadapan s
= NM; (2) S
NM dan sud
dua sama p
53
sudut RSP
tetapi tidak
tidak sama
sinya yang
sejajar dan
Sudut-sudut
dut LKN =
anjang; (4)
54
2.1.9.3 Belah Ketupat
Belah ketupat disebut juga jajar genjang yang memiliki sisi sama panjang.
Belah ketupat dibentuk dari dua buah segitiga sama kaki yang kongruen dan
alasnya berhimpitan.
Gambar 2.5 Belah Ketupat
Sifat-sifat belah ketupat yaitu: (1) Keempat sisinya sama panjang, yaitu
AB = BC = CD = AD; (2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar, yaitu sudut
BAD = sudut BCD dan sudut ABC = sudut ADC; (3) Kedua diagonal belah
ketupat merupakan sumbu simetri, yaitu diagonal AC dan BD; (4) Diagonal belah
ketupat saling berpotongan tegak lurus.
2.1.9.4 Layang-layang
Layang-layang dibentuk dari dua segitiga sama kaki yang alasnya sama
panjang dan berhimpit.
Gambar 2.6 Layang-layang
Sifat-sifat layang-layang yaitu: (1) Memiliki 2 pasang sisi sama panjang,
yaitu AD = CD dan AB = CB; (2) Memiliki sepasang sudut berhadapan yang
C
A
B D
55
sama besar, yaitu sudut DAB = sudut DCB; (3) Memiliki satu sumbu simetri,
yaitu BD; (4) Diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.
2.1.10 Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
pada Materi Bangun Datar
Penerapan pembelajaran dengan model NHT pada penelitian ini
merupakan implementasi dari langkah pembelajaran NHT yang dikemukakan oleh
Trianto (2010). Langkah-langkah pembelajaran dengan model NHT yaitu:
(1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini, guru terlebih dahulu menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), materi dan media pembelajaran. Guru juga membuat
dan menyiapkan soal evaluasi untuk siswa.
(2) Tahap Proses Pembelajaran
Pada tahap ini, guru mulai menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran.
Guru menerapkan model pembelajaran NHT pada saat elaborasi. Langkah-
langkah dari pembelajaran tersebut menurut Trianto (2010: 86 – 7) yaitu:
1) Fase 1 : Penomoran
Pada fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri
dari 3-5 siswa. Jumlah siswa kelas VB di SD Negeri Penarukan 02
adalah 24 siswa, sehingga dapat dibagi menjadi 6 kelompok dan
masing-masing kelompok terdiri atas 4 siswa. Setiap anggota
kelompok diberi nomor 1 sampai 4.
2) Fase 2 : Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan pertanyaan melalui lembar kegiatan siswa (LKS).
56
3) Fase 3 : Berpikir bersama
Siswa diberi kesempatan untuk menyatukan pendapatnya terhadap
jawaban atas pertanyaan yang diajukan guru dan meyakinkan anggota
dalam timnya mengetahui jawaban itu.
4) Fase 4 : Menjawab
Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya
sesuai yang dipanggil mengacungkan tangannya dan mencoba
menjawab pertanyaan. Hal ini dilakukan terus hingga semua siswa
dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat
giliran memaparkan jawabannya. Dengan demikian, siswa harus
selalu siap mempersiapkan jawaban ketika guru menunjuk nomor
tertentu. Hal ini akan mengefektifkan proses pembelajaran, karena
setiap siswa harus memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru.
(3) Tahap Penutup
Pada tahap ini guru mengadakan evaluasi pembelajaran. Setelah selesai,
jawaban dari soal evaluasi dibahas bersama-sama. Guru memberikan
penguatan dan tindak lanjut atas hasil kerja siswa.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan mengkaji tentang penerapan model
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) telah banyak dilakukan oleh
peneliti sebelumnya. Hasil penelitian yang relevan dan dapat mendukung
penelitian ini antara lain:
57
(1) Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Ningrum (2011) berjudul
“Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head
Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Daur Air Pada siswa
Kelas V Di SD Negeri 03 Sungapan”. Setelah dilakukan pembelajaran dan
tes akhir, rata-rata nilai hasil belajar pada kelompok kontrol yaitu 59,06
sedangkan pada kelompok eksperimen 73,81. Hasil belajar dari kelompok
eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) ternyata mengalami peningkatan yang
signifikan sehingga dikatakan penelitian tersebut berhasil.
(2) Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Suparto (2011) berjudul
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengelolaan Data
dengan Metode Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) dan
Pemberian Reinforcement Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kedungbanteng
4, Kec. Kedungbanteng, Kab. Tegal, Tahun Pelajaran 2010/1011”.
Penelitian tersebut dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
yang ditunjukkan melalui kenaikan nilai rata-rata siswa yaitu pada siklus I
yaitu 51,92 dan pada siklus II meningkat menjadi 69,42. Dengan demikian,
dari kedua peneliti terdahulu di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
58
Keberhasilan penerapan model pembelajaran NHT pada penelitian
terdahulu merupakan salah satu faktor pendukung bagi peneliti untuk melakukan
penelitian. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dan penelitian terdahulu
memiliki kesamaan pada permasalahan latar belakang dan penerapan model
pembelajaran NHT. Perbedaannya, pada penelitian ini model tersebut diterapkan
pada pembelajaran matematika materi Bangun Datar. Peneliti ingin menguji
tingkat keefektifan model pembelajaran NHT terhadap motivasi dan hasil belajar
matematika materi Bangun Datar pada siswa kelas V SD Negeri Penarukan 02.
2.3 Kerangka Berpikir
Pola kerangka berpikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagan 2.1 Pola Kerangka Berpikir
Pembelajaran Matematika di SD
Materi Bangun Datar pada kelas V
Dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
Dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional
Siswa aktif, perhatian siswa lebih tinggi, belajar secara kooperatif dengan kelompok
Siswa pasif, perhatian siswa cenderung rendah , kegiatan berpusat pada guru.
Motivasi dan hasil belajar siswa
Motivasi dan hasil belajar siswa Dibandingkan
59
Dari bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa salah satu cakupan materi
dalam pembelajaran matematika di SD yaitu materi Bangun Datar. Pada
pembelajaran Bangun Datar, umumnya guru masih mengajar menggunakan model
konvensional. Model pembelajaran ini cenderung membosankan, membuat siswa
pasif, kurang menarik sehingga perhatian siswa rendah, dan proses pembelajaran
masih berpusat pada guru. Hal ini akan berdampak pada motivasi belajar siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran. Intensitas motivasi belajar siswa selama
proses pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Pembelajaran matematika di SD hendaknya disesuaikan dengan
karakteristik dan perkembangan kognitif siswa sehingga memberi kemudahan
bagi siswa dalam belajar matematika. Pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik dan perkembangan kognitif siswa yaitu pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran inovatif agar pembelajaran lebih menarik dan
bermakna. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT).
Melalui model pembelajaran ini, siswa akan mempelajari materi Bangun
Datar secara aktif dan lebih bermakna. Penerapan model ini dapat menarik
perhatian siswa dan menuntut siswa berinteraksi dengan siswa lain sehingga siswa
dapat belajar secara aktif. Motivasi siswa dalam proses pembelajaran diharapkan
dapat meningkat sehingga siswa dapat membentuk pengetahuan dan keterampilan
yang akan mengarah pada meningkatnya hasil belajar dan tercapainya tujuan
pembelajaran. Dengan demikian, diasumsikan pembelajaran matematika yang
dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran NHT lebih efektif daripada
60
pembelajaran matematika yang dibelajarkan dengan menerapkan model
pembelajaran konvensional.
2.4 Hipotesis
Penelitian ini menguji hipotesis komparatif dua sampel dengan melakukan
pengujian pihak kanan. Hipotesis yang digunakan yaitu:
2.4.1 Hipotesis Penelitian
(1) Ho1 : Motivasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together tidak lebih baik daripada
motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
konvensional.
(2) Ha1 : Motivasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada motivasi
belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
(3) Ho2 : Hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together tidak lebih baik daripada hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
(4) Ha2 : Hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada hasil belajar
siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
2.4.2 Hipotesis Statistik
Ho = 1 2
Ha = 1 2
61
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Pembahasan mengenai populasi dan sampel akan menjelaskan besar
populasi dan penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian. Berikut ini
merupakan penjelasan mengenai populasi dan sampel yang diambil oleh peneliti.
3.1.1 Populasi
Sugiyono (2011a: 61) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD
Negeri Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal. Karakteristik yang dimiliki oleh
populasi pada penelitiannya ini diantaranya yaitu: (1) Populasi berada pada ruang
lingkup wilayah yang sama karena area sekolah berada dalam satu komplek; (2)
Mata pelajaran matematika dibelajarkan pada kisaran jam pelajaran pertama
sampai ketiga (pagi hari); (3) Selisih jumlah siswa dalam kelas tidak terpaut jauh;
serta (4) Kurikulum yang digunakan sama yaitu KTSP.
Banyaknya siswa kelas V SD Negeri Penarukan 01 yaitu 54 siswa yang
terbagi menjadi 2 kelas dimana setiap kelas terdiri atas 27 siswa. Banyaknya siswa
kelas V SD Negeri Penarukan 02 yaitu 49 siswa yang terdiri atas 25 siswa kelas
VA dan 24 siswa kelas VB. Dengan demikian, jumlah populasi seluruhnya adalah
103 siswa. Daftar anggota populasi terdapat pada Lampiran 1 dan 2.
62
3.1.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2011a: 62), “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Apa yang dipelajari dari sampel,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus representatif (mewakili). Dalam penelitian ini, sampel
diambil menggunakan teknik simple random sampling, yaitu teknik penentuan
sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
dalam populasi sehingga setiap kelas mempunyai peluang yang sama untuk
dijadikan sampel. Pengambilan sampel menggunakan teknik ini menghasilkan:
(1) SD Negeri Penarukan 02 sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri
Penarukan 01 sebagai kelas uji coba instrumen.
(2) Pada SD Negeri Penarukan 02, kelas VB sebagai kelompok eksperimen
dan kelas VA sebagai kelompok kontrol.
Berdasarkan jumlah populasi sebanyak 103 siswa, sampel yang diambil
menggunakan Tabel Krecjie dengan taraf kesalahan (α) 5%. Jumlah sampel setiap
kelas dihitung menggunakan rumus yang diadaptasi dari Sugiyono (2011b: 132)
sebagai berikut:
Si = x ΣS
Keterangan:
Si = sampel tiap kelas
N = jumlah siswa masing-masing kelas
P = jumlah populasi seluruhnya
ΣS = jumlah sampel yang diambil (sampel menurut tabel)
63
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang diambil sebanyak
84 siswa. Sampel pada kelompok eksperimen dan kontrol masing-masing
sebanyak 20 siswa. Daftar anggota sampel dapat dibaca pada Lampiran 3 dan 4.
3.2 Desain Eksperimen
Penelitian ini menggunakan quasi experimental design yang diadopsi dari
true experimental design yang sulit dilaksanakan, dengan bentuk desain posttest-
only control design. Menurut Sugiyono (2011b: 116), dalam quasi experimental
design mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Paradigma bentuk desain ini menurut Sugiyono (2011b: 114) yaitu:
Bagan 3.1 Paradigma Desain Penelitian
Keterangan :
R = kelompok eksperimen dan kontrol yang dipilih secara random
O2 = kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan model pembelajaran NHT
O4 = kelompok kontrol dengan model pembelajaran konvensional
X = perlakuan yang diberikan, yaitu model pembelajaran NHT
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random (R).
Kelas VB sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan X (pembelajaran
matematika dengan menerapkan model pembelajaran NHT) dan kelas VA sebagai
kelompok kontrol tidak diberi perlakuan X (pembelajaran matematika dengan
R X O2
R O4
64
menerapkan model konvensional). Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah
(O2:O4). Sugiyono (2011b: 114) menjelaskan “apabila terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan
yang diberikan berpengaruh secara signifikan”.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011a: 3), “variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). Penjelasannya sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Bebas (X)
Sugiyono (2011a: 4) menyatakan bahwa “variabel bebas (independen
variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas pada
penelitian ini adalah pembelajaran matematika materi Bangun Datar dengan
menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together.
3.3.2 Variabel Terikat (Y)
Sugiyono (2011a: 4) menjelaskan bahwa “variabel terikat (dependen
variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas”. Variabel terikat dari penelitian ini adalah motivasi belajar
(Y1) dan hasil belajar (Y2) siswa kelas V SD Negeri Penarukan 01 dan 02
Kabupaten Tegal pada mata pelajaran Matematika materi Bangun Datar.
65
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data meliputi kuesioner (angket), tes, dan dokumentasi untuk memperoleh data
yang mendukung penelitian. Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai teknik
pengumpulan data yang digunakan.
3.4.1 Kuesioner (Angket)
Teknik angket digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
tentang hal-hal yang berhubungan dengan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran matematika. Dalam menentukan indikator motivasi belajar siswa,
peneliti memadukan indikator motivasi belajar siswa berdasarkan teori motivasi
expectancy-value dari Keller dan indikator motivasi dari Uno.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup model
skala Likert. Sukardi (2008: 146) menjelaskan bahwa skala Likert menilai sikap
atau tingkah laku yang diinginkan oleh peneliti dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan atau pernyataan kepada responden. Kemudian responden diminta
memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah
disediakan, misalnya sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
3.4.2 Tes
Sudjana (2009: 35) menyebutkan bahwa “tes pada umumnya digunakan
untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pengajaran”. Peneliti memperoleh data dengan menggunakan tes prestasi
belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah
66
mempelajari sesuatu. Tes ini digunakan untuk menilai hasil belajar siswa pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada Standar Kompetensi (SK)
memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun, Kompetensi Dasar
(KD) mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dengan materi pokok sifat-sifat
bangun datar. Bentuk tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda dengan jumlah
soal 40 butir yang memiliki empat alternatif jawaban.
3.4.3 Dokumentasi
Sugiyono (2011b: 326) menjelaskan bahwa “dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang”. Studi dokumen ini merupakan
pelengkap dalam pengumpulan data sehingga data yang diperoleh dalam
penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Hasil dokumentasi pada penelitian ini
meliputi: (1) Daftar nama siswa kelas V di SD Negeri Penarukan 01 dan 02; (2)
Daftar skor angket dan tes pada kelas uji coba; (3) Daftar nilai kemampuan awal
siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol; (4) Daftar nilai angket
motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penelitian pada kelompok eksperimen
dan kontrol; (5) Daftar nilai postes siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol;
(6) Daftar hadir siswa selama penelitian pada kelompok eksperimen dan kontrol;
(7) Dokumentasi foto saat proses pembelajaran; serta data penelitian yang relevan.
3.5 Instrumen Penelitian
Riduwan (2011: 78) menjelaskan bahwa “instrumen penelitian digunakan
untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti”. Dalam penelitian ini, peneliti
67
menggunakan beberapa instrumen meliputi lembar kuesioner (angket), soal tes,
kisi-kisi soal dan angket, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
kunci jawaban dan pedoman penilaian. Kisi-kisi soal dan angket, silabus, dan RPP
terdapat pada lampiran. Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai instrumen
penelitian yang digunakan berupa lembar kuesioner (angket) dan soal tes.
3.5.1 Lembar Kuesioner (Angket)
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan
model skala Likert yang berisi pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh
responden. Pernyataan-pernyataan tersebut berisi tentang indikator motivasi
belajar siswa, yang meliputi: (1) adanya perhatian terhadap pembelajaran; (2)
adanya rasa percaya diri untuk aktif dalam pembelajaran; (3) adanya kepuasan
setelah mengikuti pembelajaran; (4) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (5)
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (6) adanya harapan dan cita-cita
masa depan; (7) adanya penghargaan dalam belajar; (8) adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar. Jumlah butir angket motivasi belajar sebanyak 25 butir
pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Pernyataan yang terdapat pada
butir item terdiri atas pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Cara penilaian terhadap angket dalam penelitian ini yaitu:
(1) Setiap pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban, yaitu:
1) Sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
2) Selalu, sering, jarang, tidak pernah.
(2) Responden memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan cara
memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban yang dipilih.
68
(3) Apabila pernyataan dibuat positif diberi skor sebagai berikut:
1) Jawaban sangat setuju dan selalu diberi skor 4
2) Jawaban setuju dan sering diberi skor 3
3) Jawaban tidak setuju dan jarang diberi skor 2
4) Jawaban sangat tidak setuju dan tidak pernah diberi skor 1
(4) Apabila pernyataan dibuat negatif diberi skor sebagai berikut:
1) Jawaban sangat setuju dan selalu diberi skor 1
2) Jawaban setuju dan sering diberi skor 2
3) Jawaban tidak setuju dan jarang diberi skor 3
4) Jawaban sangat tidak setuju dan tidak pernah diberi skor 4
(5) Persentase skor motivasi dihitung dengan rumus berdasarkan penjelasan
Riduwan (2011: 89), sebagai berikut:
Pm =
x 100%
Keterangan:
Pm = persentase motivasi
Sk = skor keseluruhan yang diperoleh
Σ Sm = jumlah skor maksimal
Kriteria interpretasi skor motivasi dari Yonny, dkk. (2010: 175 – 6) yaitu:
Tabel 3.1 Kriteria Interpretasi Skor Motivasi
Persentase Kriteria 75% - 100%
50% - 74,99% 25% - 49,99% 0% - 24,99%
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
69
(6) Mengadakan uji coba
Uji coba angket ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas angket tersebut. Penjelasannya sebagai berikut:
3.5.1.1 Validitas Butir Angket
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi dengan
baik atau valid. Dalam pengertian lain, validitas merupakan tingkat kesahihan
instrumen untuk dijadikan alat ukur. Validitas yang diuji dalam angket berupa
validitas konstruk dan validitas empiris. Pengujian validitas konstruk dilakukan
untuk menilai kesesuaian antara butir angket dengan aspek-aspek dari teori
motivasi yang akan diukur. Validitas konstruk butir angket diuji berdasarkan
pendapat para ahli di bidangnya. Setelah disetujui oleh para ahli, kemudian
diujicobakan pada siswa yang bukan responden penelitian yang sebenarnya yaitu
siswa kelas V di SD Negeri Penarukan 01.
Setelah data diperoleh, dilakukan pengujian validitas butir soal (item)
angket. Menurut Priyatno (2010: 91), teknik pengujian validitas dilakukan dengan
menggunakan rumus Bivariate pearson untuk mengetahui koefisien korelasi item-
total sebagai berikut:
rix = Σ Σ Σx
Σ 2 Σ 2 Σ 2 Σ 2
Keterangan:
rix = koefisien korelasi item-total
i = skor item
x = skor total
70
n = banyaknya subjek
Jika rhitung ≥ rtabel (uji dua sisi dengan signifikansi 5%) maka instrumen atau
item-item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
Jika rhitung < rtabel (uji dua sisi dengan signifikansi 5%) maka instrumen atau item-
item pernyataan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak
valid). Pengujian validitas menggunakan Statistical Product and Service Solution
(SPSS) versi 17 untuk mempermudah perhitungan tanpa mempengaruhi hasil.
3.5.1.2 Reliabilitas Butir Angket
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur. Untuk
menguji reliabilitas angket yang digunakan untuk mengumpulkan data, peneliti
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha menurut Arikunto (2010a: 109) yaitu:
r11 = ) 1 Σσσ
}
Keterangan:
r11 = reliabilitas yang dicari
Σσ i = jumlah varians skor tiap-tiap item
σ t = varians total
Pengujian reliabilitas angket menggunakan bantuan program SPSS versi
17. Selanjutnya hasil r11 dikonsultasikan dengan kriteria interpretasi nilai r
menurut Arikunto (2010b: 319) yaitu:
Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Nilai r
Besarnya nilai r Interpretasi
71
Antara 0,801 sampai dengan 1,00 Antara 0,601 sampai dengan 0,800 Antara 0,401 sampai dengan 0,600 Antara 0,201 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat rendah (Tak berkorelasi)
3.5.2 Soal Tes
Instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa berupa lembar soal posttest
yang diujikan di akhir kegiatan pembelajaran. Bentuk instrumen ini berupa 40
soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Pembuatan soal tes
didasarkan pada kompetensi dasar dan dijabarkan melalui kisi-kisi soal dengan
jumlah 15 butir indikator soal. Kisi-kisi dan soal tes uji coba dapat dibaca pada
Lampiran 21 dan 22.
Sebelum soal diujikan kepada siswa, soal ditelaah oleh penilai ahli untuk
diuji validitas kontennya dengan menggunakan lembar validasi oleh penilai ahli.
Melalui uji validitas konten ini, penilai ahli akan memberikan rekomendasi
tentang kelayakan soal dari segi isinya. Apabila ada kekurangan maka segera
dilakukan revisi sesuai dengan kebutuhan.
3.5.2.1 Uji Validitas Butir Soal
Menurut Sudjana (2009: 12), “validitas berkenaan dengan ketetapan alat
penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang
seharusnya dinilai”. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas
tinggi. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Pengujian validitas butir soal dilakukan dengan menggunakan validitas isi
(konten) dan validitas empiris.
72
3.5.2.1.1 Validitas Isi (Konten)
Sugiyono (2011a: 353) menjelaskan bahwa “untuk instrumen yang
berbentuk tes, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan”. Dalam hal ini alat ukur dikatakan valid apabila item sebagai alat ukur
telah mencerminkan konsep perilaku yang diukur dan memiliki tingkat kesesuaian
dengan konstruksi teoritiknya. Pengujian validitas konten dilakukan dengan
menilai kesesuaian butir soal dengan kisi-kisi soal. Proses pengujian validitas
konten melibatkan penilai ahli dengan menggunakan lembar validasi penilai ahli.
3.5.2.1.2 Validitas Empirik
Menurut Arikunto (2010a: 66), “sebuah instrumen dapat dikatakan
memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman”. Untuk
mengetahui validitas empirisnya, peneliti menyebarkan instrumen tersebut kepada
responden yang bukan responden sesungguhnya, yaitu siswa kelas V di SD Negeri
Penarukan 01. Setelah instrumen diisi oleh responden dan terkumpul kembali,
peneliti menentukan validitasnya menggunakan rumus korelasi product moment
dari Karl Pearson (Arikunto, 2010a: 72) yaitu:
=
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel x dan y
= banyaknya siswa uji coba
ΣX = jumlah skor tiap butir soal
73
ΣY = jumlah skor total
ΣXY = jumlah perkalian antara skor tiap butir soal dengan skor kuadrat
ΣX² = jumlah skor tiap butir soal kuadrat
ΣY² = jumlah skor total kuadrat
Setelah diperoleh nilai selanjutnya nilai dikonsultasikan dengan
nilai . Dengan taraf signifikansi 5% (taraf kepercayaan 95%), soal dikatakan
valid jika dan soal tidak valid jika . Uji validitas butir soal
pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 17.
3.5.2.2 Reliabilitas Butir Soal
Reliabilitas merupakan kemantapan alat ukur sehingga alat ukur tersebut
dapat diandalkan atau memiliki keajegan hasil (Poerwanti, 2008: 4.38). Soal tes
dikatakan reliabel apabila soal tersebut dapat dipercaya dan konsisten (ajeg).
Untuk mengetahui reliabilitas instrumen pada butir soal, peneliti menggunakan
rumus Kuder dan Richardson (KR-21) menurut Arikunto (2010a: 103) yaitu:
r11 = ) 1 M M
}
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
n = banyaknya item soal
M = mean atau rerata skor soal
S2t = standar deviasi dari tes total
Besar r11 dikonsultasikan dengan harga kritik product moment dengan
menggunakan taraf signifikansi 5%. Jika r11 > rtabel, maka perangkat tes
74
dinyatakan reliabel dan jika r11 < rtabel, maka perangkat tes dinyatakan tidak
reliabel. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS
versi 17.
3.5.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran
Menurut Sudjana (2009: 135), “persoalan yang penting dalam melakukan
analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang
yang termasuk mudah, sedang, dan sukar”. Arikunto (2010a: 208) menjelaskan
bahwa untuk menganalisis tingkat kesukaran soal digunakan rumus:
P
Keterangan:
P = Tingkat kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab benar
Js = Jumlah seluruh peserta tes
Tingkat kesukaran soal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,30 berarti sukar
Soal dengan 0,30 P 0,70 berarti sedang
Soal dengan P 0,70 berarti mudah
3.5.2.4 Analisis Daya Beda
Menurut Arikunto (2010a: 211), “daya pembeda soal adalah kemampuan
suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Daya beda soal dihitung
menggunakan rumus daya beda soal menurut Arikunto (2010a: 213) yaitu:
75
D = PA PB
Keterangan:
D = daya beda soal
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
JA = banyaknya siswa pada kelompok atas
JB = banyaknya siswa pada kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Untuk menafsirkan hasilnya, digunakan kriteria berikut:
D = 0,00 – 0,20 : soal jelek (poor)
D = 0,21 – 0,40 : soal cukup (satisfactory)
D = 0,41 – 0,70 : soal baik (good)
D = 0,71 – 1,00 : soal baik sekali (excellent)
D = negatif, semuanya tidak baik (sebaiknya soal yang mempunyai nilai D negatif
sebaiknya dibuang saja).
3.6 Metode Analisis Data
Proses analisis data yang diperoleh selama penelitian berlangsung
dilakukan dengan menggunakan berbagai metode analisis data. Penjelasan
mengenai metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini akan
dipaparkan sebagai berikut:
76
3.6.1 Deskripsi Data
Deskripsi data dari penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran
secara umum mengenai penyebaran data penelitian yang diperoleh sehingga lebih
mudah dipahami. Data yang diperoleh berupa nilai kemampuan awal, skor
motivasi belajar, dan hasil belajar siswa. Data hasil penelitian yang akan
dipaparkan meliputi nilai rata-rata, median, skor minimal, skor maksimal, rentang,
varians, dan standar deviasi data.
Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti menggunakan analisis data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka.
Sementara data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata, kalimat, atau
gambar. Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu nilai motivasi belajar
matematika dan hasil belajar materi Bangun Datar yang diperoleh siswa kelas VB
(kelompok eksperimen) dan siswa kelas VA (kelompok kontrol) di SD Negeri
Penarukan 02. Data kualitatifnya berupa deskripsi atau penjelasan rinci mengenai
data motivasi belajar matematika dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri
Penarukan 02 pada saat proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
NHT pada materi Bangun Datar.
3.6.2 Uji Prasyarat Analisis
Riduwan (2011: 119) menjelaskan bahwa apabila peneliti menggunakan
analisis parametrik maka harus dilakukan pengujian prasyarat analisis terhadap
asumsi-asumsinya seperti uji normalitas dan uji homogenitas. Uji prasyarat
analisis penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan
rata-rata. Penjelasannya sebagai berikut:
77
3.6.2.1 Uji Normalitas
Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel
yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal. Untuk itu, sebelum peneliti
menggunakan teknik statistik parametris, maka kenormalan data harus diuji
terlebih dahulu. Bila data tidak normal, maka statistik parametris tidak dapat
digunakan, untuk itu perlu digunakan statistik nonparametris.
Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan melihat nilai pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan
keputusan dan penarikan simpulan diambil pada taraf signifikansi 5%. Apabila
nilainya di atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan normal, namun apabila
nilainya di bawah 0,05 maka distribusi data dinyatakan tidak normal. Peneliti
melakukan uji normalitas ini dengan menggunakan bantuan program SPSS versi
17.
3.6.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki terpenuhi tidaknya sifat
homogen pada varians antar kelompok. Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah kedua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol) memiliki kemampuan yang setara setelah masing-masing kelompok
memperoleh perlakuan yang berbeda.
Priyatno (2010: 35) menjelaskan bahwa uji kesamaan varian
(homogenitas) dengan menggunakan F test (Levene’s Test). Uji ini dilakukan
dengan melihat perbedaan varians kelompoknya sebagai prasyarat dilakukannya
uji t-test (Independent Sample T Test). Pengambilan keputusan dalam uji
78
homogenitas diambil dengan taraf signifikansi (α) 5%. Jika α > 0,05 maka
variannya sama (homogen), dan jika α < 0,05 maka variannya berbeda (tidak
homogen). Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS versi 17.
3.6.2.3 Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan
siswa pada dua kelas yang digunakan sebagai subjek penelitian. Apabila rata-rata
nilai kedua kelas tidak berbeda jauh, maka penelitian dapat dilakukan. Uji
kesamaan rata-rata dilakukan terhadap nilai motivasi belajar awal dan tes
kemampuan awal siswa kelas VA dan VB.
Rumus yang digunakan untuk menguji kesamaan dua rata-rata yaitu
rumusan t-test menurut Sugiyono (2011b: 259):
1 12
1 1
Keterangan:
= rata-rata sampel 1 (kelompok eksperimen)
= rata-rata sampel 2 (kelompok kontrol)
= simpangan baku sampel 1 (kelompok eksperimen)
= simpangan baku sampel 2 (kelompok kontrol)
= varians sampel 1 (kelompok eksperimen)
= varians sampel 2 ( kelompok kontrol)
79
Uji kesamaan rata-rata dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan
Independent Samples T Test pada SPSS versi 17. Kriteria pengujian berdasarkan
uji dua pihak dengan melihat nilai signifikansi yang diperoleh. Jika > 0,05,
berarti kemampuan kedua kelompok sampel setara dan tidak ada perbedaan
kemampuan yang signifikan.
3.6.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
Berdasarkan rumusan hipotesis di atas, disebutkan bahwa ada tidaknya
perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah
adanya perlakuan penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT) pada materi Bangun Datar pada kelas eksperimen. Oleh sebab itu, analisis
untuk menguji hipotesis tersebut yaitu analisis komparatif. Rumusan t-test yang
digunakan untuk menguji hipotesis dua sampel (Sugiyono 2011b: 259 ) yaitu:
1 12
1 1
Keterangan:
= rata-rata sampel 1 (kelompok eksperimen)
= rata-rata sampel 2 (kelompok kontrol)
= simpangan baku sampel 1 (kelompok eksperimen)
= simpangan baku sampel 2 (kelompok kontrol)
= varians sampel 1 (kelompok eksperimen)
= varians sampel 2 ( kelompok kontrol)
80
Dalam uji pihak kanan berlaku ketentuan, bila harga thitung berada pada daerah
penerimaan Ho (thitung ≤ ttabel), maka Ho diterima dan Ha ditolak (Sugiyono
2011a: 104).
Jika uji normalitas data menunjukkan data tersebut normal, maka analisis
diteruskan dengan uji homogenitas. Jika data yang diuji ternyata berdistribusi
tidak normal maka analisis akhir cukup menggunakan uji nonparametris yaitu
uji U Mann Whitney. Kedua rumus U Mann Whitney digunakan dalam
perhitungan karena diperlukan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil.
Harga U yang lebih kecil tersebut digunakan untuk pengujian dan dibandingkan
dengan U tabel. Kedua rumus tersebut menurut Sugiyono (2011a: 153) yaitu:
Rumus 1 : U1 = n1 n2 + ( )1
11
21 Rnn−
+
Rumus 2 : U2 = n1 n2 + ( )2
22
21
Rnn
−+
Keterangan :
n1 : jumlah sampel 1
n2 : jumlah sampel 2
U1 : jumlah peringkat 1
U2 : jumlah peringkat 2
R1 : jumlah rangking pada sampel n1
R1 : jumlah rangking pada sampel n2
Dalam pengujian satu pihak, berlaku ketentuan jika harga Uhitung lebih kecil dari
Utabel maka H0 ditolak dan Ha diterima (Sugiyono 2011a: 156).
81
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data
Deskripsi data yang disajikan dari hasil penelitian ini memberikan
gambaran secara umum mengenai penyebaran data penelitian yang diperoleh
sehingga lebih mudah dipahami. Data yang diperoleh berupa hasil angket
motivasi belajar dan data hasil belajar (posttest) siswa sebagai berikut:
Tabel 4.1 Paparan Data Sebelum Penelitian
No Kriteria Data Motivasi Belajar Siswa Uji Kemampuan Awal Kelompok
EksperimenKelompok
Kontrol Kelompok
Eksperimen Kelompok
Kontrol 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Rata-rata Median Nilai terendah Nilai tertinggi Rentang Varians Standar deviasi
81,76 82,35 75,00 91,18 16,18 16,71 4,09
81,10 81,61 55,88 92,65 36,77 69,51 8,34
63,75 60,00 35,00 95,00 60,00 347,04 18,63
61,00 60,00 35,00 95,00 60,00 256,84 16,03
Berdasarkan paparan data pada Tabel 4.1, dapat dijelaskan bahwa nilai
rata-rata motivasi belajar siswa pada kelompok eksperimen yaitu 81,76 dan nilai
rata-rata motivasi belajar siswa pada kelompok kontrol yaitu 81,10. Selisih rata-
rata nilai motivasi belajar pada kedua kelompok tersebut yaitu 0,66 sehingga
dapat dikatakan selisih nilai motivasi kedua kelompok tidak terpaut jauh.
Nilai rata-rata kemampuan awal pada kelompok eksperimen yaitu 63,75
dan nilai rata-rata kemampuan awal pada kelompok kontrol yaitu 61,00. Selisih
82
nilai rata-rata kemampuan awal pada kedua kelompok tersebut yaitu 2,75
sehingga dapat dikatakan selisih nilai kemampuan awal tidak terpaut jauh.
Setelah dilakukan penelitian pada pembelajaran matematika materi
Bangun Datar dengan menerapkan model NHT pada kelompok eksperimen dan
menerapkan model konvensional pada kelompok kontrol, diperoleh data berikut:
Tabel 4.2 Paparan Data Setelah Penelitian
No Kriteria Data Motivasi Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa Kelompok
EksperimenKelompok
Kontrol Kelompok
Eksperimen Kelompok
Kontrol 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Rata-rata Median Nilai terendah Nilai tertinggi Rentang Varians Standar deviasi
86,25 86,02 77,94 94,12 16,18 22,85 4,78
82,35 82,35 75,00 92,65 17,65 20,94 4,58
74,76 71,43 52,38 95,24 42,86 157,79 12,56
66,43 66,67 47,62 90,48 42,86 165,83 12,88
Berdasarkan paparan data pada Tabel 4.2, dapat dijelaskan bahwa nilai
rata-rata motivasi belajar siswa pada kelompok eksperimen yaitu 86,25 dan nilai
rata-rata motivasi belajar siswa pada kelompok kontrol yaitu 82,35. Nilai motivasi
tertinggi pada kelompok eksperimen yaitu 94,12 sedangkan pada kelompok
kontrol yaitu 92,65. Selisih rata-rata nilai motivasi belajar pada kedua kelompok
tersebut yaitu 3,9.
Nilai rata-rata hasil belajar pada kelompok eksperimen yaitu 74,76 dan
nilai rata-rata hasil belajar pada kelompok kontrol yaitu 66,43. Nilai hasil belajar
tertinggi pada kelompok eksperimen yaitu 95,24 sedangkan pada kelompok
kontrol yaitu 90,48. Selisih nilai rata-rata hasil belajar pada kedua kelompok
tersebut yaitu 8,33.
83
4.2 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengukur dan mendapatkan
instrumen yang baik dalam penelitian. Instrumen angket dan soal tes materi
Bangun Datar yang akan diujikan kepada siswa terlebih dahulu diuji validitas dan
reliabilitasnya. Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan di kelas VA dan
VB SD Negeri Penarukan 01 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, dengan
jumlah 46 siswa. Pemilihan kelas uji coba didasarkan pada syarat bahwa uji coba
instrumen dilakukan pada tingkat kelas yang sama dengan kelas penelitian dan di
luar kelas yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Instrumen yang
diujicobakan berupa soal berbentuk angket motivasi dengan jumlah 25 soal dan
memiliki 4 alternatif jawaban serta soal tes materi Bangun Datar dengan bentuk
pilihan ganda sejumlah 40 soal dan memiliki 4 alternatif jawaban. Berikut ini
merupakan beberapa uji prasyarat instrumen, antara lain:
4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi dengan
baik atau valid. Dalam pengertian lain, validitas merupakan tingkat kesahihan
instrumen untuk dijadikan alat ukur. Peneliti melakukan uji validitas data sebelum
dan sesudah uji coba soal, untuk menganalisis validitas internal (konstruk dan
konten) dan validitas eksternal (empiris) pada soal yang akan digunakan. Untuk
lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut.
4.2.1.1 Uji Validitas Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan
model skala Likert yang berisi pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh
84
responden. Pernyataan tersebut mengacu pada indikator motivasi belajar siswa
yang dipadukan berdasarkan teori motivasi expectancy-value dari Keller (Suciati
2007: 3.17-19) dan indikator motivasi dari Uno (2012: 23).
4.2.1.1.1 Uji Validitas Konstruk dan Empiris Angket
Sebelum angket diujicobakan, perlu dilakukan pengujian validitas
konstruknya. Dalam uji validitas ini, instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek
yang akan diukur dengan berlandaskan teori motivasi. Pengujian validitas
konstruk ini dikonsultasikan dengan para penilai yang ahli di bidangnya melalui
lembar validasi (Lampiran 14). Peneliti menyusun angket yang berjumlah 25 soal
dan memiliki 4 alternatif jawaban.
Berdasarkan hasil penilaian dari penilai ahli, instrumen angket dinyatakan
sudah layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian dalam pengambilan
data. Setelah dinilai validitas konstruknya, soal diujicobakan pada kelas VA dan
VB di SD Negeri Penarukan 01 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal pada
tanggal 26 April 2013 (Kelas VA) dan 27 April 2013 (Kelas VB).
4.2.1.1.2 Pengujian Validitas Instrumen Angket
Untuk mengetahui koefisien validitas angket, peneliti melakukan
pengujian validitas dengan menggunakan rumus Bivariate pearson (Korelasi
Pearson Product Moment) untuk mengetahui koefisien korelasi item-total.
Analisis ini dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing skor item dengan
skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan skor item. Item-item
pernyataan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item
tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengukur apa yang ingin diukur.
85
Pengujian validitas ini dilakukan terhadap skor angket motivasi belajar
siswa setelah instrumen angket diujicobakan di kelas uji coba. Setelah dilakukan
uji coba angket, diperoleh data nilai angket motivasi belajar siswa pada kelas uji
coba sebagai berikut.
Tabel 4.3 Paparan Data Nilai Uji Coba Angket Motivasi Belajar
No Kriteria Data Kelas Uji Coba 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jumlah siswa Skor rata-rata Median Skor terendah Skor tertinggi Rentang Varians Standar deviasi
46 78,30 79,00 63,00 93,00 30,00 35,10 5,93
Berdasarkan nilai uji coba angket motivasi belajar siswa, maka dilakukan
perhitungan nilai uji validitas instrumen angket dengan menggunakan rumus
Bivariate pearson. Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan
bantuan program SPSS versi 17.
Pengambilan keputusan uji validitas dengan signifikansi 0,05 dan uji dua
sisi. Untuk batasan rtabel dengan jumlah responden (n) = 46 didapat nilai rtabel
sebesar 0,291. Priyatno (2010: 91) menjelaskan apabila rhitung ≥ rtabel maka
instrumen atau item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan valid) dan apabila rhitung < rtabel maka instrumen atau item pernyataan
tidak berkorelasi signifikan (dinyatakan tidak valid). Jadi, soal dikatakan valid
jika rhitung ≥ 0,291. Hasil uji validitas menunjukkan ada 17 butir item angket yang
valid. Simpulan nomor butir soal yang valid dan tidak valid terdapat pada tabel
berikut ini:
86
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Empiris Angket Motivasi Belajar
Butir Soal Valid Tidak Valid No 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 14,
17, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24. 7, 10, 11, 13, 15, 16, 18, dan 25
Soal yang valid telah memenuhi seluruh indikator dari motivasi belajar
Matematika.
4.2.1.2 Uji Validitas Soal Tes
Dalam penelitian ini, variabel lain yang hendak diukur yaitu hasil belajar
siswa. Untuk mengukur hasil belajar siswa, peneliti menggunakan soal tes pilihan
ganda sejumlah 40 butir soal dengan 4 alternatif jawaban. Pembuatan soal tes
didasarkan pada kompetensi dasar dan dijabarkan melalui kisi-kisi soal.
4.2.1.2.1 Uji Validitas Konten dan Empiris Instrumen Soal
Sebelum soal diujikan pada siswa, soal ditelaah terlebih dahulu oleh tim
ahli untuk diuji validitas kontennya. Hasil dari uji coba kemudian dilakukan
analisis, untuk kemudian dilakukan revisi sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini
alat ukur dikatakan valid apabila item sebagai alat ukur telah mencerminkan
konsep perilaku yang diukur dan memiliki tingkat kesesuaian dengan kisi-kisinya.
Untuk pengujian validitas konten dilakukan dengan cara menilai kesesuaian butir-
butir soal dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Proses pengujian
validitas konten melibatkan penilai yang ahli di bidangnya. Pengujian validitas ini
dengan menggunakan lembar penilaian validitas yang terdapat pada Lampiran 23.
Berdasarkan hasil penilaian dari penilai ahli, instrumen dinyatakan sudah
layak digunakan sebagai instrumen penelitian untuk pengambilan data. Setelah
dinilai validitas konten dan empirisnya, soal diujicobakan pada kelas VA dan VB
87
di SD Negeri Penarukan 01 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal pada tanggal
26 April 2013 (Kelas VA) dan 27 April 2013 (Kelas VB).
4.2.1.2.2 Pengujian Validitas Instrumen Soal Tes
Untuk mengetahui nilai validitas dari instrumen soal tes, peneliti
menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson. Pengujian
validitas dengan rumus ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor tiap item
dengan skor total. Setelah dilakukan uji coba soal, diperoleh data nilai hasil
belajar siswa pada kelas uji coba. Data nilai hasil belajar siswa di kelas uji coba
dapat dibaca pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Paparan Data Skor Uji Coba Instrumen Soal Tes pada Kelas Uji Coba
No Kriteria Data Kelas Uji Coba 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jumlah siswa Skor rata-rata Median Skor terendah Skor tertinggi Rentang Varians Standar deviasi
46 18,09 18,00 7,00 28,00 21,00 23,37 4,83
Berdasarkan nilai hasil belajar matematika siswa di kelas uji coba, maka
dilakukan uji validitas instrumen dengan menggunakan rumus korelasi product
moment. Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan bantuan
program SPSS versi 17. Pengambilan keputusan uji validitas dengan signifikansi
0,05 dan uji dua sisi. Untuk batasan rtabel dengan jumlah responden (n) = 46
didapat nilai rtabel sebesar 0,291. Priyatno (2010: 91) menjelaskan apabila rhitung ≥
rtabel maka instrumen atau item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor
total (dinyatakan valid) dan apabila rhitung < rtabel maka instrumen atau item
88
pernyataan tidak berkorelasi signifikan (dinyatakan tidak valid). Hasil output dan
rekap data validitas hasil belajar siswa menggunakan SPSS 17 dapat dibaca pada
Lampiran 26 dan 27.
Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS 17, dari 40
soal uji coba diperoleh soal yang valid sebanyak 21 butir dan soal yang tidak valid
sebanyak 19 butir. Simpulan nomor butir soal yang valid dan tidak valid yaitu:
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Empiris Soal Tes
Butir Soal Valid Tidak Valid No 1, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 13, 14, 22,
23, 25, 26, 27, 29, 31, 33, 35, 36, 37, dan 40.
2, 7, 8, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 28, 30, 32, 34, 38, dan 39.
Butir soal yang valid tersebut telah memenuhi seluruh indikator soal.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur. Setelah
dilakukan pengujian validitas, item soal yang valid dihitung reliabilitasnya.
Pengujian reliabilitas juga dilakukan pada seluruh soal sehingga dapat diketahui
perbedaan antara nilai r yang dimiliki seluruh soal dan nilai r yang dimiliki oleh
soal yang valid.
4.2.2.1 Uji Reliabilitas Instrumen Angket
Pengujian reliabilitas angket yang digunakan untuk mengumpulkan data
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Untuk mempermudah perhitungan tanpa
mempengaruhi hasil, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 17.
Pengambilan keputusan uji validitas dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi.
Hasil output SPSS reliabilitas angket motivasi belajar siswa sebagai berikut:
89
Tabel 4.7 Hasil Output Reliabilitas Angket (25 soal)
Reliability StatisticsCronbach's
Alpha N of Items .674 25
Berdasarkan hasil uji reliabilitas dari 25 item angket, diperoleh nilai
cronbach’s alpha sebesar 0,674. Menurut Sekaran dalam Priyatno (2010: 98),
reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan
di atas 0,8 adalah baik. Apabila mengacu pada pendapat tersebut, nilai reliabilitas
0,674 masih belum dapat diterima sehingga setelah diuji validitasnya maka item-
item yang gugur dibuang dan item yang tidak gugur dimasukkan ke dalam uji
reliabilitas (Priyatno 2010: 98). Oleh karena itu, peneliti juga menghitung kembali
nilai reliabilitas dari 17 soal yang valid. Hasil uji reliabilitas dari 17 soal valid
dapat dibaca pada tabel berikut ini.
Tabel 4.8 Hasil Output Reliabilitas Angket (17 soal valid)
Reliability StatisticsCronbach's
Alpha N of Items .791 17
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha dengan
bantuan SPSS 17, diperoleh nilai r11 dari 17 item yang valid yaitu 0,791. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai reliabilitas 0,791 dapat diterima. Selanjutnya nilai r11
dikonsultasikan dengan kriteria interpretasi nilai r menurut Arikunto (2010a: 319)
sebagai berikut: nilai r11 antara 0,801 – 1,00 maka reliabilitas tinggi; nilai r11
90
antara 0,601 – 0,800 maka reliabilitas cukup; nilai r11 antara 0,401 – 0,600 maka
reliabilitas agak rendah; nilai r11 antara 0,201 – 0,400 maka reliabilitas rendah;
dan nilai r11 antara 0,000 – 0,200 maka reliabilitas sangat rendah (tidak
berkorelasi). Dengan demikian, nilai r11 = 0,791 menunjukkan bahwa item angket
memenuhi kriteria cukup reliabel.
4.2.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Soal tes
Pengujian reliabilitas instrumen soal tes menggunakan rumus Kuder dan
Richardson (KR-21). Pengujian reliabilitas dilakukan pada seluruh soal dan soal
yang valid. Nilai reliabilitas dikonsultasikan dengan harga kritik product moment
dengan taraf signifikansi 0,05. Jika r11 > rtabel, maka perangkat tes dikatakan
reliabel. Hasil perhitungan reliabilitas terdapat pada Lampiran 29 dan 30.
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-
21) diperoleh data perbandingan rhitung sebesar 0,7455 lebih besar dari rtabel sebesar
0,433. Dengan demikian, dari hasil rhitung dibanding rtabel diperoleh rhitung > rtabel,
maka semua butir soal yang valid dinyatakan sudah reliabel.
4.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran
Pengujian tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui tingkat
kesukaran instrumen soal tes. Analisis tingkat kesukaran dilakukan dengan
membandingkan banyaknya jumlah siswa yang menjawab benar pada setiap butir
soal dengan jumlah peserta tes.
Harga tingkat kesukaran yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan
ketentuan menurut Sudjana (2009: 137), yaitu: soal dengan P 0,30 berarti sukar;
soal dengan 0,30 P 0,70 berarti sedang; dan soal dengan P 0,70 berarti
91
mudah. Berdasarkan hasil perhitungan manual dengan menggunakan Ms. Excel,
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.9 Analisis Tingkat Kesukaran
No Soal B Js P Kriteria No
Soal B Js P Kriteria
1 41 46 0,89 Mudah 21 45 46 0,98 Mudah 2 19 46 0,41 Sedang 22 20 46 0,43 Sedang 3 31 46 0,67 Sedang 23 15 46 0,33 Sedang 4 31 46 0,67 Sedang 24 20 46 0,43 Sedang 5 27 46 0,59 Sedang 25 25 46 0,54 Sedang 6 19 46 0,41 Sedang 26 22 46 0,48 Sedang 7 3 46 0,07 Sukar 27 22 46 0,48 Sedang 8 29 46 0,63 Sedang 28 34 46 0,74 Mudah 9 33 46 0,72 Mudah 29 23 46 0,50 Sedang 10 33 46 0,72 Mudah 30 28 46 0,61 Sedang 11 16 46 0,35 Sedang 31 17 46 0,37 Sedang 12 14 46 0,30 Sukar 32 10 46 0,22 Sukar 13 22 46 0,48 Sedang 33 28 46 0,61 Sedang 14 13 46 0,28 Sukar 34 16 46 0,35 Sedang 15 7 46 0,15 Sukar 35 22 46 0,48 Sedang 16 25 46 0,54 Sedang 36 25 46 0,54 Sedang 17 11 46 0,24 Sukar 37 15 46 0,33 Sedang 18 11 46 0,24 Sukar 38 16 46 0,35 Sedang 19 10 46 0,22 Sukar 39 11 46 0,24 Sukar 20 12 46 0,26 Sukar 40 11 46 0,24 Sukar
Keterangan:
P : Tingkat kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab benar
Js : Jumlah seluruh peserta tes
Warna baris biru menandakan soal sudah valid dan reliabel.
Berdasarkan analisis tingkat kesukaran soal, dari 21 soal terdapat 3 butir
soal kategori mudah, 16 butir soal kategori sedang, dan 2 butir soal kategori sukar.
92
4.2.4 Uji Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dangan siswa yang
berkemampuan rendah (Arikunto 2010a: 211). Karena jumlah siswa uji coba
kurang dari 100 siswa (kelompok kecil), maka kelompok siswa tersebut dibagi
menjadi 2 yaitu 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah sesuai dengan
jumlah skor soal atau jawaban benar yang diperoleh.
Berdasarkan hasil perhitungan manual menggunakan Ms. Excel, diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 4.10 Uji Daya Pembeda Butir Soal
No Soal PA PB D Kriteria No
Soal PA PB D Kriteria
1 1,00 0,78 0,22 Cukup 21 1,00 0,96 0,04 Jelek 2 0,52 0,30 0,22 Cukup 22 0,65 0,22 0,43 Baik 3 0,83 0,52 0,30 Cukup 23 0,43 0,22 0,22 Cukup 4 0,78 0,57 0,22 Cukup 24 0,35 0,52 -0,17 Tidak baik5 0,83 0,35 0,48 Baik 25 0,70 0,39 0,30 Cukup 6 0,57 0,26 0,30 Cukup 26 0,61 0,35 0,26 Cukup 7 0,09 0,04 0,04 Jelek 27 0,65 0,30 0,35 Cukup 8 0,74 0,52 0,22 Cukup 28 0,74 0,74 0,00 Tidak baik 9 0,91 0,52 0,39 Cukup 29 0,61 0,39 0,22 Cukup 10 0,87 0,57 0,30 Cukup 30 0,65 0,57 0,09 Jelek 11 0,52 0,17 0,35 Cukup 31 0,57 0,17 0,39 Cukup 12 0,35 0,26 0,09 Jelek 32 0,17 0,26 -0,09 Tidak baik 13 0,65 0,30 0,35 Cukup 33 0,74 0,48 0,26 Cukup 14 0,43 0,13 0,30 Cukup 34 0,35 0,35 0,00 Tidak baik 15 0,13 0,17 -0,04 Tidak baik 35 0,61 0,35 0,26 Cukup 16 0,57 0,52 0,04 Jelek 36 0,70 0,39 0,30 Cukup 17 0,30 0,17 0,13 Jelek 37 0,43 0,22 0,22 Cukup 18 0,17 0,30 -0,13 Tidak baik 38 0,43 0,26 0,17 Jelek 19 0,17 0,26 -0,09 Tidak baik 39 0,30 0,17 0,13 Jelek 20 0,30 0,22 0,09 Jelek 40 0,39 0,09 0,30 Cukup
93
Keterangan:
D : daya beda soal
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (diperoleh dari
banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
dibanding banyak peserta kelompok atas)
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (diperoleh dari
banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
dibanding banyak peserta kelompok bawah)
Warna baris biru menandakan soal tersebut sudah valid dan reliabel.
Nilai daya pembeda yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan
ketentuan menurut Arikunto (2010a: 218) sebagai berikut: D = 0,00 – 0,20 soal
jelek (poor); D = 0,21 – 0,40 soal cukup (satisfactory); D = 0,41 – 0,70 soal baik
(good); D = 0,71 – 1,00 soal baik sekali (excellent); dan D = negatif, semuanya
tidak baik (soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja).
Berdasarkan Tabel 4.10, terdapat 7 butir soal kategori daya beda tidak
baik, 9 butir soal kategori daya beda jelek, 22 butir soal kategori daya beda cukup,
dan 2 butir soal kategori daya beda baik. Soal yang dapat digunakan sebagai
instrumen minimal harus memiliki daya beda cukup.
Dengan demikian, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tabel 4.11 Soal yang Digunakan pada Angket Motivasi dan Tes Hasil Belajar
No Jenis Instrumen Nomor butir soal yang digunakan Jumlah butir soal
1.
2.
Angket
Soal Tes
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24. 1, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 13, 14, 22, 23, 25, 26, 27, 29, 31, 33, 35, 36, 37, dan 40.
17
21
94
4.3 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Penarukan 02 Kecamatan
Adiwerna Kabupaten Tegal. Hasil penelitian merupakan rekap data dari motivasi
belajar dan hasil belajar siswa selama penelitian berlangsung, yaitu pada hari
Senin, Rabu, dan Jumat tanggal 1, 3, 10, 13, 15, dan 17 Mei 2013. Pembelajaran
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing sebanyak 3 kali
pertemuan.
Data penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram distribusi
frekuensi. Dasar pengelompokan kelas interval pada tabel distribusi frekuensi
dihitung menggunakan rumus Sturges (Sugiyono 2011a: 34 – 5). Deskripsi data
hasil penelitian dipaparkan secara rinci sebagai berikut.
4.3.1 Data Sebelum Penelitian
Data sebelum penelitian berupa data motivasi belajar siswa dan nilai uji
kemampuan awal siswa. Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan analisis data
sebelum penelitian. Penjelasannya sebagai berikut:
4.3.1.1 Data Motivasi Belajar Siswa (Motivasi Awal)
Penilaian motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
menggunakan angket tertutup model skala Likert dengan berpedoman pada kisi-
kisi angket motivasi belajar yang dipadukan dari indikator teori motivasi. Hasil
penilaian dari nilai motivasi awal siswa diambil dari jumlah skor motivasi yang
diperoleh setiap siswa dibagi dengan jumlah skor maksimal.
Berdasarkan nilai angket motivasi sebelum perlakuan, diperoleh data
sebagai berikut:
95
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Awal Siswa pada Kelompok Eksperimen
No Kelas Kelas Interval Frekuensi
1 2 3 4 5 6
75,00 – 77,70 77,71 – 80,41 80,42 – 83,12 83,13 – 85,83 85,84 – 88,54 88,55 – 91,25
3 4 7 4 1 1
Jumlah 20
Berdasarkan Tabel 4.12, dibuat diagram distribusi frekuensi berikut ini:
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Awal Siswa pada Kelompok Eksperimen
Berdasarkan Tabel 4.12 dan Gambar 4.1, dapat diketahui bahwa pada
kelompok eksperimen, yang mendapat nilai motivasi antara 75,00 sampai 77,70
sebanyak 3 siswa, nilai motivasi antara 77,71 sampai 80,41 sebanyak 4 siswa,
nilai motivasi antara 80,42 sampai 83,12 sebanyak 7 siswa, nilai motivasi antara
83,13 sampai 85,83 sebanyak 4 siswa, nilai motivasi antara 85,84 sampai 88,54
sebanyak 1 siswa, dan nilai motivasi antara 88,55 sampai 91,25 sebanyak 1 siswa.
012345678
74.995 77.705 80.415 83.125 85.835 88.545 91.255
Frek
uens
i
Kelas Interval
96
Distribusi frekuensi data nilai angket motivasi awal pada kelompok
kontrol yaitu:
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Awal Siswa pada Kelompok Kontrol
No Kelas Kelas Interval Frekuensi
1 2 3 4 5 6
55,88 – 62,01 62,02 – 68,15 68,16 – 74,29 74,30 – 80,43 80,44 – 86,57 86,58 – 92,71
1 0 2 3 10 4
Jumlah 20
Berdasarkan Tabel 4.13, dibuat diagram distribusi frekuensi berikut ini:
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Awal Siswa pada Kelompok Kontrol
Berdasarkan Tabel 4.13 dan Gambar 4.2, dapat diketahui bahwa pada
kelompok kontrol, yang mendapat nilai motivasi antara 55,88 sampai 62,01
sebanyak 1 siswa, nilai motivasi antara 68,16 sampai 74,29 sebanyak 2 siswa,
nilai motivasi antara 74,30 sampai 80,43 sebanyak 3 siswa, nilai motivasi antara
0
2
4
6
8
10
12
55.875 62.015 68.155 74.295 80.435 86.575 92.715
Frek
uens
i
Kelas Interval
8
9
p
t
d
k
a
t
m
p
s
4
k
B
80,44 sampa
92,71 sebany
Berd
penelitian p
terendah 75,
dan nilai t
kelompok ek
angket moti
tersebut yai
memiliki ke
perbedaan y
sebelum pen
Gam
4.3.1.2 Data
Data
kemampuan
Bangun Dat
ai 86,57 seb
yak 4 siswa.
dasarkan dist
ada kelomp
,00, sedangk
terendah 55
ksperimen 8
ivasi belajar
itu 0,66. H
mampuan y
yang cukup
nelitian ditun
mbar 4.3 Data
a Kemampua
a awal yan
n awal siswa
tar. Nilai ke
banyak 10 s
.
tribusi freku
pok eksperim
kan pada kel
5,88. Semen
81,76 dan un
r awal sisw
Hal ini men
ang sama da
signifikan.
njukkan pada
a Motivasi B
an Awal
ng digunaka
a yang dipe
emampuan a
020406080
100
KeloKelo
siswa, dan n
ensi nilai an
men, diperol
lompok kon
ntara rata-ra
ntuk kelas ko
wa sebelum
nunjukkan b
ari segi moti
Diagram d
a Gambar 4.
Belajar Awal
an dalam
eroleh dari n
awal tersebu
81.76 81
mpok Ekspempok Kontr
nilai motivas
ngket motiva
leh nilai ter
ntrol diperole
ata nilai an
ontrol 81,10
penelitian p
bahwa kedu
ivasi belajar
data motiva
3 berikut ini
l Siswa Sebe
penelitian
nilai uji kem
ut dianalisis
1.10
erimenrol
si antara 86,
asi awal sisw
rtinggi 91,18
eh nilai terti
ngket motiv
0. Selisih rat
pada kedua
ua kelompo
r awal karen
asi belajar a
i:
elum Penelit
ini berupa
mampuan aw
s dengan tuj
97
,58 sampai
wa sebelum
8 dan nilai
inggi 92,65
vasi untuk
ta-rata nilai
kelompok
ok tersebut
a tidak ada
awal siswa
tian
hasil uji
wal materi
juan untuk
98
mengetahui kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak. Data
nilai kemampuan awal siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini:
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal pada Kelompok Eksperimen
No Kelas Nilai Interval f (frekuensi)
1 2 3 4 5 6
35 – 44 45 – 54 55 – 64 65 – 74 75 – 84 85 – 95
2 5 4 1 4 4
Jumlah 20
Berdasarkan Tabel 4.14, dapat dibuat diagram distribusi frekuensi nilai uji
kemampuan awal pada kelompok eksperimen sebelum penelitian sebagai berikut:
Gambar 4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal pada Kelompok Eksperimen
Berdasarkan Tabel 4.14 dan Gambar 4.4, dapat diketahui bahwa pada
kelas eksperimen yang mendapatkan nilai kemampuan awal antara nilai 35 sampai
44 sebanyak 2 siswa, nilai 45 sampai 54 sebanyak 5 siswa, nilai 55 sampai 64
0
1
2
3
4
5
6
34.5 44.5 54.5 64.5 74.5 84.5 95.5
Frek
uens
i
Kelas Interval
99
sebanyak 4 siswa, nilai 65 sampai 74 sebanyak 1 siswa, nilai 75 sampai 84
sebanyak 4 siswa, dan nilai 85 sampai 95 sebanyak 4 siswa.
Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal kelompok kontrol yaitu:
Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal pada Kelompok Kontrol
No Kelas Nilai Interval f (frekuensi) 1 2 3 4 5 6
35 – 44 45 – 54 55 – 64 65 – 74 75 – 84 85 – 95
3 4 4 5 2 2
Jumlah 20
Berdasarkan Tabel 4.15, dapat dibuat diagram distribusi frekuensi nilai uji
kemampuan awal pada kelompok kontrol sebelum penelitian sebagai berikut:
Gambar 4.5 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal pada Kelompok Kontrol
Berdasarkan Tabel 4.15 dan Gambar 4.5, pada kelas kontrol, yang
mendapatkan nilai kemampuan awal antara nilai 35 sampai 44 sebanyak 3 siswa,
nilai 45 sampai 54 sebanyak 4 siswa, nilai 55 sampai 64 sebanyak 4 siswa, nilai
0
1
2
3
4
5
6
34.5 44.5 54.5 64.5 74.5 84.5 95.5
Frek
uens
i
Kelas Interval
6
s
p
t
a
r
k
t
a
s
4
h
k
b
65 sampai 7
sampai 95 se
Berd
penelitian, p
tertinggi 95
awal untuk
rata-rata nila
kelompok t
tersebut mem
ada perbeda
sebelum pen
Ga
4.3.2 Data
Data
hasil belaja
kelompok k
berikut ini.
4 sebanyak
ebanyak 2 si
dasarkan dis
pada kelom
,00 dan nila
kelompok e
ai angket m
ersebut yait
miliki kemam
aan yang cu
nelitian ditun
ambar 4.6 D
a Setelah Pe
a yang diper
ar siswa set
kontrol. Penj
5 siswa, nila
iswa.
tribusi freku
mpok eksper
ai terendah
eksperimen
otivasi belaj
tu 2,75. Ha
mpuan yang
ukup signifi
njukkan pada
ata Kemamp
enelitian
roleh setelah
telah diberi
elasan meng
020406080
100
KeloKelo
ai 75 sampai
uensi nilai
rimen dan k
35,00. Sem
63,75 dan u
jar awal sisw
al ini menu
g sama dari s
fikan. Diagra
a Gambar 4.
puan Awal S
h penelitian
perlakuan
genai data s
63.75 61
mpok Ekspempok Kontr
i 84 sebanya
kemampuan
kelompok k
mentara rata-
untuk kelas
wa sebelum
unjukkan ba
segi kemamp
am data ke
6 berikut ini
Siswa Sebelu
berupa data
pada kelom
setelah pene
1.00
erimenrol
ak 2 siswa, d
n awal sisw
kontrol dipe
-rata nilai k
kontrol 61,
penelitian p
ahwa kedua
puan awal ka
emampuan a
i:
um Penelitia
a motivasi b
mpok ekspe
litian akan d
100
dan nilai 85
wa sebelum
roleh nilai
kemampuan
00. Selisih
pada kedua
kelompok
arena tidak
awal siswa
n
belajar dan
erimen dan
dipaparkan
101
4.3.2.1 Data Motivasi Belajar Siswa
Setelah perlakuan diberikan pada masing-masing kelas eksperimen dan
kelas kontrol, siswa mengisi angket motivasi belajar matematika seperti saat
sebelum perlakuan diberikan. Berdasarkan nilai angket motivasi setelah
perlakuan, diperoleh data motivasi belajar siswa dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa pada Kelompok Eksperimen
No Kelas Kelas Interval Frekuensi
1 2 3 4 5 6
77,94 – 80,64 80,65 – 83,35 83,36 – 86,06 86,07 – 88,77 88,78 – 91,48 91,49 – 94,19
1 5 4 5 2 3
Jumlah 20
Berdasarkan Tabel 4.16 tersebut, selanjutnya dapat dibuat diagram
distribusi frekuensi sebagai berikut:
Gambar 4.7 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Belajar Siswa pada Kelompok Eksperimen
0
1
2
3
4
5
6
77.935 80.645 83.355 86.065 88.775 91.485 94.195
Frek
uens
i
Kelas Interval
102
Berdasarkan Tabel 4.16 dan Gambar 4.7, dapat diketahui bahwa pada
kelompok eksperimen, yang mendapat nilai motivasi antara 77,94 sampai 81,13
sebanyak 1 siswa, nilai motivasi antara 81,14 sampai 84,33 sebanyak 5 siswa,
nilai motivasi antara 84,34 sampai 87,53 sebanyak 4 siswa, nilai motivasi antara
87,54 sampai 90,73 sebanyak 5 siswa, nilai motivasi antara 90,74 sampai 93,93
sebanyak 2 siswa, dan nilai motivasi antara 93,94 sampai 97,13 sebanyak 3 siswa.
Distribusi frekuensi data nilai angket motivasi kelompok kontrol yaitu:
Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa pada Kelompok Kontrol
No Kelas Kelas Interval Frekuensi
1 2 3 4 5 6
75,00 – 77,94 77,95 – 80,89 80,90 – 83,84 83,85 – 86,79 86,80 – 89,74 89,75 – 92,69
4 5 5 4 1 1
Jumlah 20
Berdasarkan Tabel 4.17, dibuat diagram distribusi frekuensi berikut:
Gambar 4.8 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Belajar Siswa pada Kelompok Kontrol
0
1
2
3
4
5
6
74.995 77.945 80.895 83.845 86.795 89.745 92.695
Frek
uens
i
Kelas Interval
k
s
n
8
s
p
t
d
k
a
y
s
b
Berd
kelompok k
sebanyak 4
nilai motiva
83,85 samp
sebanyak 1 s
Berd
penelitian p
terendah 77
dan nilai t
kelompok ek
angket moti
yaitu 3,90. H
segi motiva
belajar siswa
G
dasarkan Tab
kontrol, yan
siswa, nilai
asi antara 80
ai 86,79 se
siswa, dan n
dasarkan dist
ada kelomp
,94 sedangk
terendah 75
ksperimen 8
ivasi belajar
Hal ini menu
asi belajar s
a setelah pen
Gambar 4.9 D
bel 4.17 da
ng mendapa
i motivasi a
0,90 sampai
ebanyak 4 s
nilai motivasi
tribusi frekue
pok eksperim
kan pada kel
5,00. Semen
86,25 dan un
r siswa setel
unjukkan bah
etelah diber
nelitian ditun
Data Motiva
0
20
40
60
80
100
KeloKelo
an Gambar
at nilai mot
antara 77,95
83,84 seban
siswa, nilai
i antara 89,7
ensi nilai an
men, diperol
lompok kont
ntara rata-ra
ntuk kelas ko
lah penelitia
hwa kedua k
ri perlakuan
njukkan pad
asi Belajar S
86.25 82
mpok Ekspempok Kontr
4.8, dapat d
ivasi antara
sampai 80,
nyak 5 siswa
motivasi an
75 sampai 92
ngket motiva
leh nilai ter
trol diperole
ata nilai an
ontrol 82,35
an pada ked
kelompok m
n tertentu. D
a Gambar 4.
Siswa Setelah
2.35
erimenrol
diketahui ba
a 75,00 sam
,89 sebanya
a, nilai moti
ntara 86,80
2,69 sebanya
si belajar sis
rtinggi 94,12
eh nilai terti
ngket motiv
5. Selisih rat
dua kelompo
memiliki perb
Diagram dat
.9 berikut in
h Penelitian
103
ahwa pada
mpai 77,94
ak 5 siswa,
vasi antara
dan 89,74
ak 1 siswa.
swa setelah
2 dan nilai
nggi 92,65
vasi untuk
ta-rata nilai
ok tersebut
bedaan dari
ta motivasi
i:
104
4.3.2.2 Data Hasil Belajar Siswa
Peneliti memperoleh data nilai hasil belajar siswa dengan menggunakan
tes prestasi belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes prestasi atau tes formatif ini
digunakan untuk menilai hasil belajar matematika materi pokok Sifat-sifat Bangun
Datar terutama sub materi sifat-sifat trapesium, jajar genjang, layang-layang, dan
belah ketupat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Soal yang digunakan
untuk tes formatif ini merupakan soal yang sudah teruji validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya bedanya. Soal tes formatif terdiri atas 21 soal pilihan
ganda dengan 4 alternatif jawaban.
Pada kelas eksperimen, dari nilai hasil belajar diperoleh nilai rata-rata
kelas yaitu 74,76, standar deviasi 12,56, nilai tertinggi yaitu 95,24, dan nilai
terendah yaitu 52,38. Distribusi frekuensi data nilai hasil belajar pada kelas
ekperimen setelah penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar pada Kelompok Eksperimen Setelah Penelitian
No Kelas Interval Frekuensi 1. 2. 3. 4. 5. 6.
52,38 – 59,52 59,53 – 66,67 66,68 – 73,82 73,83 – 80,97 80,98 – 88,12 88,13 – 95,27
2 5 4 3 2 4
Jumlah 20
Berdasarkan Tabel 4.18, dapat dibuat diagram distribusi frekuensi nilai
hasil belajar kelompok eksperimen setelah penelitian sebagai berikut:
105
Gambar 4.10 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Setelah Penelitian
Berdasarkan Tabel 4.18 dan Gambar 4.10, dapat diketahui bahwa pada
kelompok eksperimen, yang mendapat nilai hasil belajar antara 52,38 sampai
59,52 sebanyak 2 siswa, nilai antara 59,53 sampai 66,67 sebanyak 5 siswa, nilai
antara 66,68 sampai 73,82 sebanyak 4 siswa, nilai antara 73,83 sampai 80,97
sebanyak 3 siswa, nilai antara 80,98 dan 88,12 sebanyak 2 siswa, dan nilai antara
88,13 sampai 95,27 sebanyak 4 siswa.
Pada kelas kontrol, diperoleh nilai rata-rata kelas yaitu 66,43, standar
deviasi 12,88, nilai tertinggi yaitu 90,48, dan nilai terendah yaitu 47,62. Distribusi
frekuensi data nilai hasil belajar pada kelas kontrol setelah penelitian yaitu:
Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar pada Kelompok Kontrol Setelah Penelitian
No Kelas Interval Frekuensi 1. 2. 3. 4. 5. 6.
47,62 – 54,76 54,77 – 61,91 61,92 – 69,06 69,07 – 76,21 76,22 – 83,36 83,37 – 90,51
4 5 4 3 2 2
Jumlah 20
0
1
2
3
4
5
6
52.375 59.525 66.675 73.825 80.975 88.125 95.275
Frek
uens
i
Kelas Interval
106
Berdasarkan Tabel 4.19, selanjutnya dapat dibuat diagram distribusi
frekuensi nilai hasil belajar kelompok kontrol setelah penelitian sebagai berikut:
Gambar 4.11 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Kelompok Kontrol Setelah Penelitian
Berdasarkan Tabel 4.19 dan Gambar 4.11, dapat diketahui bahwa pada
kelompok kontrol, yang mendapat nilai hasil belajar antara 47,62 sampai 54,76
sebanyak 4 siswa, nilai antara 54,77 sampai 61,91 sebanyak 5 siswa, nilai antara
61,92 sampai 69,06 sebanyak 4 siswa, nilai antara 69,07 sampai 76,21 sebanyak 3
siswa, nilai antara 76,22 dan 83,36 sebanyak 2 siswa, dan nilai antara 83,37
sampai 90,51 sebanyak 2 siswa.
Berdasarkan distribusi frekuensi nilai hasil belajar siswa setelah penelitian
pada kelompok eksperimen, diperoleh nilai tertinggi yaitu 95,24, dan nilai
terendah yaitu 52,38, sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai tertinggi
yaitu 90,48, dan nilai terendah yaitu 47,62. Sementara rata-rata nilai hasil belajar
untuk kelompok eksperimen 74,76 dan untuk kelas kontrol 66,43. Selisih rata-rata
nilai hasil belajar siswa setelah penelitian pada kedua kelompok tersebut yaitu
8,33. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan
0
1
2
3
4
5
6
47.615 54.765 61.915 69.065 76.215 83.365 90.515
Frek
uens
i
Kelas Interval
d
s
4
p
m
d
d
y
k
4
n
d
dari segi has
siswa setelah
4.4 Uji P
Sebe
prasyarat pa
menentukan
digunakan u
diperoleh se
yang diuji y
kelas VA da
4.4.1 Data
Uji p
normalitas, h
dipaparkan s
sil belajar se
h penelitian
Gambar 4.1
Prasyarat
elum melaku
ada data yan
n langkah ber
untuk meng
ebelum perla
yaitu data n
an VB SD N
a Sebelum P
prasyarat ya
homogenitas
sebagai berik
etelah diberi
ditunjukkan
12 Data Hasi
t Analisis
ukan penguji
ng telah dipe
rikutnya dal
guji hipotesi
akuan diberik
ilai angket
egeri Penaru
Penelitian
ang dilakuka
s, dan kesam
kut:
7
020
4060
80100
KeloKelo
perlakuan t
n pada Gamb
il Belajar Sis
ian akhir, m
eroleh. Uji p
am mengana
is. Uji pras
kan dan data
motivasi be
ukan 02 pada
an pada dat
maan rata-rat
74.7666
mpok Ekspempok Kontr
ertentu. Dia
bar 4.12 berik
swa Setelah
maka peneliti
prasyarat an
alisis data ha
syarat dilaku
a setelah per
elajar dan ni
a materi Ban
ta sebelum p
ta. Hasil ana
6,43
erimenrol
gram data h
kut ini:
Penelitian
i melakukan
nalisis dilaku
asil penelitia
kukan pada
rlakuan diber
ilai hasil be
ngun Datar.
penelitian m
alisis uji pras
107
asil belajar
n pengujian
ukan untuk
an sebelum
data yang
rikan. Data
lajar siswa
meliputi uji
syarat akan
108
4.4.1.1 Uji Normalitas Data Awal
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Jika analisis menggunakan statistik parametris, maka
persyaratan normalitas harus terpenuhi. Jika data tidak berdistribusi normal, maka
analisis akhir menggunakan statistik nonparametris. Uji normalitas data
menggunakan Uji Lilliefors dengan melihat nilai pada Kolmogorov-Smirnov
dengan bantuan program SPSS versi 17.
4.4.1.1.1 Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Awal
Uji normalitas data motivasi awal digunakan untuk mengetahui data
motivasi belajar awal siswa berdistribusi normal atau tidak. Output hasil uji
normalitas data motivasi awal siswa sebelum penelitian yang dihitung dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 17 ditunjukkan pada Tabel 4.19
berikut:
Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Awal Sebelum Penelitian
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
motivasi kelas eksperimen .143 20 .200* .967 20 .697
motivasi kelas kontrol .152 20 .200* .895 20 .033a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan uji normalitas yaitu data
berdistribusi normal jika Significance Kolmogorov-Smirnova lebih dari 0,05
(Priyatno 2010: 73). Pada Tabel 4.20, dapat diketahui bahwa signifikansi data
motivasi awal kelas eksperimen sebesar 0,200 dan data kelas kontrol sebesar
109
0,200. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data motivasi awal pada kedua kelas
tersebut berdistribusi normal karena nilai signifikansinya lebih dari 0,05.
4.4.1.1.2 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal
Uji normalitas pada data kemampuan awal digunakan untuk mengetahui
data kemampuan awal siswa berdistribusi normal atau tidak. Berikut ini output
hasil uji normalitas data kemampuan awal dengan bantuan SPSS versi 17:
Tabel 4.21 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kemampuan awal kelas
eksperimen
.131 20 .200* .937 20 .215
kemampuan awal kelas kontrol .104 20 .200* .972 20 .806a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan uji normalitas yaitu data
berdistribusi normal jika Significance Kolmogorov-Smirnova lebih dari 0,05
(Priyatno 2010: 73). Pada Tabel 4.21, dapat diketahui bahwa signifikansi data
kemampuan awal kelas eksperimen sebesar 0,200 dan data kelas kontrol sebesar
0,200. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data kemampuan awal pada kedua kelas
tersebut berdistribusi normal karena signifikansinya lebih dari 0,05. Setelah
diketahui data berdistribusi normal, dilakukan pengujian homogenitas data.
4.4.1.2 Uji Homogenitas Data Awal
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian data sama atau tidak.
Uji homogenitas dilakukan apabila data berdistribusi normal, jika berdistribusi
110
tidak normal maka tidak perlu menghitung homogenitas data. Pengujian
homogenitas data menggunakan Independent Samples Test dengan melihat nilai
signifikansi pada kolom lavene’s test. Kriteria pengujian dengan membandingkan
nilai signifikansi F yang terdapat pada kolom Levene's Test for Equality of
Variances dengan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai signifikansi uji F > 0,05, maka
data dapat dinyatakan homogen, namun jika nilai signifikansi uji F < 0,05, maka
data tidak homogen (Priyatno 2010: 34). Uji homogenitas dilakukan dengan
bantuan program SPSS versi 17.
4.4.1.2.1 Hasil Uji Homogenitas Data Motivasi Awal
Uji homogenitas data motivasi awal digunakan untuk mengetahui
kesamaan varian (homogenitas) data motivasi awal siswa. Setelah data dianalisis
dengan menggunakan program SPSS versi 17, diperoleh output data sebagai
berikut:
Tabel 4.22 Hasil Uji Homogenitas Data Motivasi Awal Sebelum Penelitian
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
F Sig.
Nilai Angket Motivasi Awal
Equal variances assumed 3.009 .091
Equal variances not assumed
Berdasarkan Tabel 4.22, diketahui bahwa nilai signifikansi pada kolom
Levene's Test for Equality of Variances yaitu 0,091. Karena nilai signifikansi
0,091 > 0,05, maka disimpulkan bahwa data motivasi awal siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebelum penelitian memiliki varian sama
(homogen).
111
4.4.1.2.2 Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal
Uji homogenitas data kemampuan awal digunakan untuk mengetahui
kesamaan varian (homogenitas) kemampuan awal siswa. Setelah data dianalisis
dengan bantuan program SPSS versi 17, diperoleh output data sebagai berikut:
Tabel 4.23 Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
F Sig.
Nilai Kemampuan Awal Equal variances assumed 1.524 .225
Equal variances not assumed
Berdasarkan Tabel 4.23, diketahui bahwa nilai signifikansi pada kolom
Levene's Test for Equality of Variances yaitu 0,225. Karena nilai signifikansi
0,225 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data kemampuan awal siswa pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varian sama (homogen).
4.4.1.3 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Data Awal (Uji-t)
Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui kesamaan kemampuan
awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian kesamaan rata-rata
menggunakan Independent Samples Test atau uji-t dengan bantuan program SPSS
versi 17. Data dinyatakan memiliki kesamaan rata-rata apabila nilai α > 0,05 pada
kolom t-test for Equality of Means. Berikut ini merupakan hasil analisis uji-t pada
data sebelum eksperimen:
4.4.1.3.1 Uji Kesamaan Rata-rata Data Motivasi Awal
Analisis uji-t untuk menguji kesamaan rata-rata data motivasi awal yaitu:
112
(1) Hipotesis
Ho = tidak terdapat perbedaan hasil motivasi awal antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol ( 1 2).
Ha = terdapat perbedaan hasil motivasi awal antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol ( 1 2).
Keterangan:
1 = rata-rata nilai motivasi awal kelas eksperimen
2 = rata-rata nilai motivasi awal kelas kontrol
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
(3) Uji Statistik
Uji statistik untuk menguji kesamaan nilai rata-rata motivasi awal
menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria keputusan pada uji-t yaitu jika thitung ≤ ttabel atau nilai signifikansi >
0,05, maka Ho diterima dan jika thitung > ttabel atau nilai signifikansi < 0,05,
maka Ho ditolak (Priyatno 2010: 36). Untuk uji dua pihak dengan df
(derajat kebebasan) = n – 2 atau 40 – 2 = 38, harga ttabel = 2,024 (Priyatno
2010: 112).
(5) Hitungan
Hasil output SPSS 17 uji-t ditunjukkan pada kolom t test for equality of
means pada tabel dibawah ini pada kolom sig. (2 tailed).
113
Tabel 4.24 Hasil Uji-t Motivasi Awal
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-tailed)
Nilai Angket
Motivasi Awal
Equal variances assumed .318 38 .752
Equal variances not assumed .318 27.637 .753
(6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan output SPSS versi 17 pada Tabel 4.24, pada kolom t-test for
Equality of Means diketahui nilai signifikansi yang diperoleh sebesar
0,752 (lebih dari 0,05). Dilihat dari nilai thitung, diperoleh nilai thitung yaitu
0,318 < 2,024 atau thitung < ttabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Ho tidak
ditolak atau Ha tidak diterima. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan
hasil motivasi awal antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
4.4.1.3.2 Uji Kesamaan Rata-rata Data Kemampuan Awal
Berikut ini analisis uji-t untuk menguji kesamaan rata-rata pada data uji
kemampuan awal:
(1) Hipotesis
Ho = tidak terdapat perbedaan nilai kemampuan awal antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol ( 1 2).
Ha = terdapat perbedaan nilai kemampuan awal antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol ( 1 2).
Keterangan:
1 = rata-rata nilai kemampuan awal kelas eksperimen
2 = rata-rata nilai kemampuan awal kelas kontrol
114
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
(3) Uji Statistik
Uji statistik untuk menguji kesamaan rata-rata nilai kemampuan awal yaitu
menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria keputusan pada uji-t ini yaitu jika thitung ≤ ttabel atau nilai
signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan jika thitung > ttabel atau nilai
signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak (Priyatno 2010: 36). Untuk uji dua
pihak dengan df (derajat kebebasan) = n – 2 atau 40 – 2 = 38, diketahui
harga ttabel = 2,024 (Priyatno 2010: 112).
(5) Hitungan
Hasil output SPSS versi 17 uji-t ditunjukkan pada kolom t test for
equality of means pada kolom sig. (2 tailed).
Tabel 4.25 Hasil Uji-t Kemampuan Awal
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-tailed)
Nilai Kemampuan
Awal
Equal variances assumed .500 38 .620
Equal variances not assumed .500 37.171 .620
(6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan output SPSS versi 17 pada Tabel 4.25, pada kolom t-test for
Equality of Means dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yang diperoleh
sebesar 0,620 (lebih dari 0,05). Dilihat dari nilai thitung, diperoleh nilai
115
thitung yaitu 0,500 < 2,024. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Ho tidak ditolak
dan Ha tidak diterima. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan nilai
kemampuan awal antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
4.4.2 Data Setelah Penelitian
Analisis data setelah penelitian meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas terhadap data motivasi dan hasil belajar matematika siswa. Hasil
analisis data setelah penelitian akan dipaparkan sebagai berikut.
4.4.2.1 Hasil Uji Normalitas Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa
Uji normalitas data setelah penelitian melalui langkah yang sama seperti
uji normalitas data sebelum penelitian, yaitu menggunakan bantuan program
SPSS versi 17 melalui uji Liliefors. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila
α > 0,05 pada kolom Kolmogorof-Smirnov. Berikut penjelasan selengkapnya
mengenai uji normalitas data setelah penelitian.
4.4.2.1.1 Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar Siswa
Output hasil uji normalitas data motivasi belajar siswa setelah penelitian
yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS versi 17 ditunjukkan pada
Tabel 4.26 berikut:
Tabel 4.26 Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Akhir
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
motivasi kelas eksperimen .144 20 .200* .942 20 .262
motivasi kelas kontrol .124 20 .200* .966 20 .661a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
116
Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan uji normalitas yaitu data
berdistribusi normal jika Significance Kolmogorov-Smirnova lebih dari 0,05
(Priyatno 2010: 73). Pada Tabel 4.26, dapat diketahui bahwa signifikansi data
motivasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebesar 0,200.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa data motivasi akhir pada kedua kelas tersebut
berdistribusi normal.
4.4.2.1.2 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika Siswa
Uji normalitas pada data hasil belajar digunakan untuk mengetahui kondisi
data hasil belajar siswa berdistribusi normal atau tidak. Setelah data dianalisis
dengan bantuan program SPSS versi 17, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.27 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nilai postes kelas eksperimen .155 20 .200* .957 20 .477
nilai postes kelas kontrol .143 20 .200* .952 20 .397a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan uji normalitas tersebut yaitu
data berdistribusi normal jika Significance Kolmogorov-Smirnova lebih dari 0,05
(Priyatno 2010: 73). Pada Tabel 4.27, dapat diketahui bahwa signifikansi data
hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,200 dan data kelas kontrol sebesar 0,200.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar pada kedua kelas tersebut
berdistribusi normal. Setelah diketahui data berdistribusi normal, dilakukan
pengujian homogenitas data.
117
4.4.2.2 Hasil Uji Homogenitas Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa
Uji homogenitas data setelah penelitian dilakukan melalui langkah yang
sama seperti uji homogenitas data sebelum penelitian, yaitu menggunakan
bantuan program SPSS versi 17 melalui uji Independent Sampel T Test. Data
dinyatakan homogen atau memiliki varian yang sama apabila α > 0,05 pada
kolom Levene’s Test for Equality of Variances. Berikut penjelasan selengkapnya
mengenai uji homogenitas data setelah penelitian pada data motivasi dan hasil
belajar siswa.
4.4.2.2.1 Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar Siswa
Uji homogenitas data motivasi akhir digunakan untuk mengetahui
kesamaan varian (homogenitas) motivasi belajar akhir siswa. Setelah data
dianalisis dengan bantuan program SPSS versi 17, diperoleh data homogenitas
sebagai berikut:
Tabel 4.28 Hasil Uji Homogenitas Data Motivasi Akhir
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
F Sig.
Nilai angket
motivasi
Equal variances assumed .186 .668
Equal variances not assumed
Berdasarkan output hasil pengujian homogenitas pada Tabel 4.28,
diketahui bahwa nilai signifikansi pada kolom Levene's Test for Equality of
Variances yaitu 0,668. Karena nilai signifikansi 0,668 lebih besar dari 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa data nilai angket motivasi belajar siswa tersebut
memiliki varian sama (homogen).
118
4.4.2.2.2 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Matematika Siswa
Uji homogenitas data hasil belajar digunakan untuk mengetahui kesamaan
varian (homogenitas) data hasil belajar matematika siswa. Setelah data dianalisis
dengan bantuan program SPSS versi 17, diperoleh data homogenitas berikut:
Tabel 4.29 Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
F Sig.
Nilai Postes Equal variances assumed .001 .975
Equal variances not assumed
Berdasarkan Tabel 4.29 di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi pada
kolom Levene's Test for Equality of Variances yaitu 0,975. Karena nilai
signifikansi 0,975 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data hasil
belajar siswa memiliki varian sama (homogen).
4.5 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data yang diperoleh,
diketahui data berdistribusi normal dan homogen. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan uji Independent Samples T Test. Pada uji homogenitas
dapat diketahui bahwa data homogen, sehingga hasil uji hipotesis pada output
hasil perhitungan SPSS dapat dilihat pada kolom Equal variances assumed. Jika
pada uji homogenitas diketahui data tidak homogen, maka hasil uji hipotesis dapat
dilihat pada kolom Equal variances not assumed. Jika thitung ttabel atau α < 0,05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Namun, jika thitung ≤ ttabel atau α > 0,05, maka
119
Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan df = n1 + n2 – 2 = 20 + 20 - 2 = 38 dan α =
5%, untuk uji dua pihak diketahui harga ttabel = 2,024 dan uji satu pihak diketahui
harga ttabel = 1,686 (Priyatno 2010: 112). Berikut penjelasan selengkapnya
mengenai uji hipotesis yang dilakukan pada data motivasi dan hasil belajar siswa.
4.5.1 Pengujian Hipotesis Motivasi Belajar Siswa
Setelah data motivasi belajar siswa dinyatakan berdistribusi normal dan
homogen, langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis akhir. Pengujian hipotesis
dilakukan untuk mengetahui keputusan yang diperoleh terhadap jawaban
sementara (hipotesis). Hasil analisis uji-t data motivasi belajar siswa yaitu:
(1) Hipotesis
Ho = Motivasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together tidak lebih baik daripada
motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran konvensional ( 1 2).
Ha = Motivasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada
motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran konvensional ( 1 2).
Keterangan:
1 = rata-rata nilai motivasi akhir kelas eksperimen
2 = rata-rata nilai motivasi akhir kelas kontrol
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α= 0,05.
120
(3) Uji Statistik
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis motivasi belajar
siswa adalah menggunakan uji-t dengan program SPSS versi 17 (uji dua
pihak) dan perhitungan manual dengan rumus t-test (uji pihak kanan).
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho diterima jika thitung ≤ ttabel atau Ho
ditolak jika thitung > ttabel. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
dan jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
(5) Hitungan
Pada perhitungan uji-t, peneliti menggunakan bantuan SPSS untuk uji dua
pihak, dilanjutkan perhitungan manual menggunakan rumus t-test untuk
uji pihak kanan. Hasil output uji-t ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.30 Hasil Uji Hipotesis Data Motivasi Belajar
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference Lower Upper
Nilai angket motivasi
Equal variances assumed 2.634 38 .012 3.89800 1.47973 .90245 6.89355
Equal variances not assumed 2.634 37.928 .012 3.89800 1.47973 .90226 6.89374
Berdasarkan Tabel 4.30, motivasi belajar matematika siswa tertera di
kolom t test for equality of means nilai thitung sebesar 2,634. Sementara itu
untuk menentukan ttabel yaitu dengan mencari nilai signifikansi di tabel t
121
dicari pada α = 0,05. Karena akan uji dua pihak, maka 0,05:2 = 2,5% (uji
dua pihak) dengan derajat kebebasan (df) = 38. Dengan pengujian 2 pihak
(signifikansi 0,025) hasil yang diperoleh untuk ttabel sebesar 2,024
(Priyatno 2010: 112). Dengan demikian, diperoleh thitung > ttabel.
Setelah pengujian dengan bantuan SPSS, dilakukan perhitungan manual
menggunakan rumus t-test (Sugiyono 2011b: 259) seperti pada Lampiran
49. Berdasarkan perhitungan manual, diperoleh nilai thitung = 2,635. Pada
uji pihak kanan, diperoleh nilai ttabel yaitu 1,686 (Priyatno 2010: 112).
(6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan perhitungan SPSS (uji 2 pihak) tersebut diperoleh 2,634 >
2,024 (thitung > ttabel) dan signifikansi 0,012 < 0,05. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan motivasi belajar antara siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran Numbered Heads Together dan siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
Selanjutnya dari uji pihak kanan dengan perhitungan manual diperoleh
nilai t = 2,635 > 1,686 (thitung > ttabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan uji pihak kanan, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
Numbered Heads Together lebih baik daripada motivasi belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
4.5.2 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Siswa
Setelah data hasil belajar siswa dinyatakan berdistribusi normal dan
homogen, langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis akhir data hasil belajar:
122
(1) Hipotesis
Ho = Hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together tidak lebih baik daripada
hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
konvensional ( 1 2).
Ha = Hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
konvensional ( 1 2).
Keterangan:
1 = rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen
2 = rata-rata nilai hasil belajar kelas kontrol
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α= 0,05.
(3) Uji Statistik
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis hasil belajar siswa
adalah menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS versi 17 (uji dua
pihak) dan perhitungan manual dengan rumus t-test (uji pihak kanan).
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho diterima jika thitung ≤ ttabel atau Ho
ditolak jika thitung > ttabel. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
dan jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
123
(5) Hitungan
Pada perhitungan uji-t, peneliti menggunakan bantuan SPSS untuk uji dua
pihak, dilanjutkan perhitungan manual menggunakan rumus t-test untuk
uji pihak kanan. Hasil output uji-t data hasil belajar siswa ditunjukkan
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.30 Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference Lower Upper
Nilai postes
Equal variances assumed 2.072 38 .045 8.33400 4.02260 .19067 16.47733
Equal variances not assumed 2.072 37.977 .045 8.33400 4.02260 .19050 16.47750
Berdasarkan output SPSS versi 17 pada Tabel 4.30, hasil belajar
matematika siswa tertera di kolom t test for equality of means nilai thitung
sebesar 2,072. Sementara itu untuk menentukan ttabel yaitu dengan mencari
nilai signifikansi di tabel t dicari pada α = 0,05. Karena akan uji 2 pihak
maka 0,05 : 2 = 2,5% (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) = 38.
Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi 0,025) hasil yang diperoleh untuk
ttabel sebesar 2,024 (Priyatno 2010: 112). Dengan demikian diperoleh thitung
> ttabel.
Setelah pengujian dengan bantuan program SPSS versi 17, dilakukan
perhitungan manual dengan menggunakan rumus t-test (Sugiyono 2011b:
259) untuk uji pihak kanan seperti pada Lampiran 50. Berdasarkan
124
perhitungan manual menggunakan rumus t-test tersebut, diperoleh nilai
thitung = 2,072. Pada uji pihak kanan, nilai ttabel yaitu 1,686 (Priyatno 2010:
112).
(6) Kesimpulan dan Penafsiran
Dari perhitungan SPSS (uji 2 pihak) diperoleh 2,072 > 2,024 (thitung > ttabel)
dan signifikansi 0,045 < 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together dan siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran konvensional.
Kemudian dilakukan uji pihak kanan dengan perhitungan manual
menggunakan rumus t-test diperoleh 2,072 > 1,686 (thitung > ttabel) sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan uji pihak kanan, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik
daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
konvensional.
4.6 Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Untuk menguji keefektifan model
pembelajaran Numbered Heads Together terhadap motivasi dan hasil belajar
siswa pada pembelajaran matematika materi bangun datar dibandingkan dengan
model pembelajaran konvensional; (2) Untuk memperoleh informasi tentang
motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi bangun
125
datar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together
dan model pembelajaran konvensional; dan (3) Untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi bangun datar antara yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together dan model
pembelajaran konvensional.
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Penarukan 01
dan 02 Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 103 siswa yang
terdiri dari 54 siswa kelas V SD Negeri Penarukan 01 dan 49 siswa kelas V SD
Negeri Penarukan 02. Sementara sampel penelitian diambil dengan teknik simple
random sampling yang menghasilkan SD Negeri 02 Penarukan sebagai SD
eksperimen dan SD Negeri Penarukan 01 sebagai SD uji coba instrumen. Pada SD
Negeri Penarukan 02, kelas VB sebagai kelompok eksperimen dan kelas VA
sebagai kelompok kontrol. Banyaknya sampel ditentukan menggunakan Tabel
Krecjie dengan taraf kesalahan (α) 5%. Berdasarkan jumlah siswa setiap kelas,
maka jumlah sampel sebanyak 84 siswa yang terdiri atas 44 siswa kelas uji coba
dan 20 siswa pada masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Desain yang digunakan pada penelitian ini yatu quasi experimental design
yang diadopsi dari true experimental design yang sulit dilaksanakan, dengan
bentuk posttest only control group design. Dalam desain ini terdapat dua
kelompok yang dipilih secara random. Kelompok eksperimen diberi perlakuan
melalui pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan atau
menerapkan pembelajaran matematika dengan model konvensional. Variabel yang
126
diteliti yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together,
motivasi, dan hasil belajar siswa.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan motivasi dan hasil
belajar siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah
mendapatkan perlakuan yang berbeda pada pembelajaran matematika materi
bangun datar. Perbedaan perlakuan yang diberikan terletak pada model
pembelajaran yang diterapkan. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok
eksperimen menggunakan model pembelajaran NHT, sedangkan pada kelompok
kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional.
Pembelajaran matematika di SD Negeri Penarukan 02 Kecamatan
Adiwerna Kabupaten Tegal proses pembelajaran matematika yang berlangsung di
kelas V SD Negeri Penarukan 02 cenderung masih teacher centered atau berpusat
pada guru. Pada saat proses pembelajaran, guru merupakan satu-satunya sumber
belajar, siswa pasif, tidak berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan tentang
materi pelajaran, dan tidak berani untuk mengemukakan pendapatnya saat
pembelajaran berlangsung. Pola interaksi dalam proses pembelajaran cenderung
masih satu arah yaitu dari guru kepada siswa. Guru juga belum pernah
menerapkan model pembelajaran yang bervariasi bagi siswa. Masih banyak
dijumpai siswa yang merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan
menganggap pelajaran matematika sukar dan tidak menarik. Hal ini menyebabkan
motivasi dan hasil belajar siswa yang kurang optimal. Oleh karena itu, diperlukan
variasi model pembelajaran yang dapat melibatkan partisipasi siswa secara aktif
dan memudahkan pemahaman siswa.
127
Selama pembelajaran matematika dengan menggunakan model NHT, yang
perlu diperhatikan adalah pengondisian kelas. Kondisi pada kelompok eksperimen
ini tentunya akan lebih ramai karena siswa harus berdiskusi dengan teman
sekelompok yang sudah ditentukan guru secara heterogen. Antusiasme siswa
meningkat pada saat guru akan memanggil nomor siswa yang harus menjawab
pertanyaan. Ketika terjadi perbedaan pendapat antara satu kelompok dengan
kelompok lainnya, maka guru harus bertindak menjadi penengah. Setelah guru
dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran, siswa mengerjakan
soal evaluasi yang berkaitan dengan materi pelajaran. Hal ini sejalan dengan
pendapat Isjoni (2010: 20) yang menjelaskan beberapa ciri dari cooperative
learning adalah: (1) setiap anggota memiliki peran, (2) terjadi hubungan interaksi
langsung di antara siswa, (3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas
belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, (4) guru membantu
mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan (5) guru
hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Kelebihan model pembelajaran NHT ini nampak pada proses pembelajaran
di kelas eksperimen. Siswa di kelas eksperimen yang diberi perlakuan penerapan
model pembelajaran NHT cenderung lebih aktif dibandingkan siswa di kelas
kontrol yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Selain itu,
antusiasme dan tingkat perhatian siswa pada saat guru menjelaskan materi
pelajaran juga lebih tinggi di kelas eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan
dan partisipasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa harus
selalu siap menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
128
Pada tahap awal penelitian, peneliti menyusun instrumen berupa angket
dan soal tes. Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup
model skala Likert berisi 25 butir pernyataan yang harus dijawab oleh responden.
Sementara untuk soal tes yang digunakan yaitu 40 butir soal pilihan ganda dengan
empat alternatif jawaban. Pembuatan soal tes berdasarkan pada kompetensi dasar
yang dijabarkan melalui kisi-kisi soal dengan jumlah 15 butir indikator soal.
Sebelum diujicobakan, instrumen angket dan soal tes diuji validitas dan
reliabilitasnya. Pengujian validitas angket berupa validitas konstruk dengan
lembar validasi penilai ahli dan validitas empiris setelah angket diujicobakan.
Berdasarkan nilai uji coba angket motivasi belajar siswa, maka dilakukan
perhitungan nilai uji validitas instrumen angket dengan menggunakan rumus
Bivariate pearson dengan taraf signifikansi 0,05 (uji dua sisi). Untuk batasan rtabel
dengan jumlah responden (n) = 46 didapat nilai rtabel sebesar 0,291. Priyatno
(2010: 91) menjelaskan apabila rhitung ≥ rtabel maka instrumen atau item pernyataan
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid) dan apabila rhitung <
rtabel maka instrumen atau item pernyataan tidak berkorelasi signifikan (dinyatakan
tidak valid). Jadi, soal dikatakan valid jika rhitung ≥ 0,291. Hasil uji validitas
menunjukkan ada 17 butir angket yang valid.
Uji reliabilitas angket dilakukan perhitungan menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha dengan bantuan SPSS 17. Nilai r11 dari 17 item yang valid
yaitu 0,791. Selanjutnya nilai r11 dikonsultasikan dengan kriteria interpretasi nilai
r menurut Arikunto (2010: 319) dan nilai r11 = 0,791 menunjukkan bahwa item
angket memenuhi kriteria cukup reliabel.
129
Pengujian validitas soal tes dengan menggunakan validitas isi (konten) dan
validitas empiris. Pengujian validitas konten menggunakan dengan lembar
validasi penilai ahli. Setelah soal tes diujicobakan, maka peneliti melakukan uji
validitas empiris dengan menggunakan rumus korelasi product moment.
Pengambilan keputusan uji validitas dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi.
Untuk batasan rtabel dengan jumlah responden (n) = 46 didapat nilai rtabel sebesar
0,291. Priyatno (2010: 91) menjelaskan apabila rhitung ≥ rtabel maka instrumen atau
item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid) dan
apabila rhitung < rtabel maka instrumen atau item pernyataan tidak berkorelasi
signifikan (dinyatakan tidak valid). Berdasarkan perhitungan data, dari 40 soal uji
coba diperoleh soal yang valid sebanyak 21 butir dan soal yang tidak valid
sebanyak 19 butir.
Uji reliabilitas soal tes menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-
21). Berdasarkan perhitungan manual, diperoleh data perbandingan rhitung sebesar
0,7455 dan rtabel sebesar 0,433. Dengan demikian diperoleh rhitung > rtabel, sehingga
disimpulkan semua butir soal yang valid dinyatakan sudah reliabel. Selain diuji
validitas dan reliabilitas, soal tes tersebut diuji pula tingkat kesukaran dan daya
bedanya. Berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen, maka soal yang digunakan
untuk postes sejumlah 21 soal.
Pada awal pertemuan, peneliti memberikan angket motivasi dan
mengadakan tes kemampuan awal untuk mengetahui kesamaan motivasi dan
kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pembelajaran pada kelompok eksperimen dimulai dengan pemberian penjelasan
130
tentang materi bangun datar dengan menggunakan media gambar bangun datar.
Pemberian penjelasan awal ini diharapkan mampu menggali pengetahuan siswa.
Pada kegiatan inti, dilakukan kegiatan diskusi kelompok kecil yang terdiri
dari 4 siswa dan masing-masing siswa harus memakai nomor kepala. Diskusi
kelompok ini mendukung siswa menjadi lebih aktif dan berusaha menjawab
pertanyaan yang diberikan guru. Tugas guru pada saat diskusi kelompok yaitu
memberikan bimbingan dan pengarahan apabila siswa mengalami kesulitan. Guru
juga memantau kelompok agar semua anggota dapat bekerja sama menyelesaikan
tugas dengan baik. Diskusi kelompok pada model pembelajaran NHT lebih
bermakna karena setelah diskusi kelompok selesai, guru memanggil siswa untuk
menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kepala yang dipanggil. Hal ini
membuat siswa menjadi lebih siap menjawab pertanyaan guru.
Pada akhir pertemuan, peneliti memberikan angket motivasi belajar dan
mengadakan tes hasil belajar atau tes formatif untuk memperoleh data nilai
motivasi dan hasil belajar siswa. Setelah diperoleh data motivasi dan hasil belajar
siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian dilakukan uji
hipotesis menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS (uji 2 pihak) dan
perhitungan manual menggunakan rumus t-test (uji pihak kanan).
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan bantuan program SPSS versi
17, untuk data motivasi belajar siswa diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,634 > 2,024
(thitung > ttabel) dan signifikansi 0,012 < 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat
perbedaan motivasi belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together dan siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran konvensional. Selanjutnya dari uji pihak kanan dengan
131
perhitungan manual menggunakan rumus t-test (Sugiyono 2011b: 259) diperoleh
nilai t = 2,635 > 1,686 (thitung > ttabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada motivasi
belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
Sementara untuk data hasil belajar diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,072 >
2,024 dan signifikansi 0,045 < 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
Numbered Heads Together dan siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran konvensional. Kemudian dilakukan uji pihak kanan dengan
perhitungan manual menggunakan rumus t-test diperoleh 2,072 > 1,686 (thitung >
ttabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan
model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) lebih baik daripada hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran
konvensional. Hasil ini memperkuat hasil penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya oleh beberapa peneliti yang menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran NHT efektif terhadap materi tertentu pada mata pelajaran
matematika.
Peneliti memilih model pembelajaran NHT karena model pembelajaran
NHT memiliki beberapa kelebihan. Sesuai dengan pendapat Trianto (2010: 82)
bahwa melalui pembelajaran model NHT, siswa akan lebih banyak terlibat dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman
132
mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Penerapan model pembelajaran ini dapat
melatih tanggung jawab individu dalam kelompok dan membuat siswa tertarik
untuk ikut terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Semua siswa
dituntut untuk mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian karena siswa
harus selalu siap menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa
dapat melakukan diskusi kelompok dengan sungguh-sungguh dan terdorong untuk
berani mengemukakan pendapatnya kepada orang lain. Hal ini sejalan dengan
pendapat Suparto (2012: 40) yang menyatakan bahwa “tujuan pembelajaran
kooperatif model NHT adalah untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas
akademik, siswa dapat menerima keragaman latar belakang temannya, dan siswa
mempunyai keterampilan sosial yang mendukung proses-proses pembelajaran”.
Terlepas dari kelebihan dan hasil uji hipotesis yang memuaskan dari
penerapan model pembelajaran NHT pada pembelajaran matematika materi
bangun datar, peneliti juga menghadapi beberapa kendala dalam menerapkan
model pembelajaran NHT. Kendala-kendala tersebut antara lain:
(1) Penyesuaian model pembelajaran dengan kondisi kelas
Pembelajaran yang telah berlangsung di kelas eksperimen cenderung
menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini membuat peneliti
harus benar-benar menguasai model pembelajaran NHT dan mampu
memberikan pengarahan dengan jelas tentang apa saja yang akan
dilaksanakan pada saat pembelajaran kepada semua siswa. Peneliti juga
perlu memantau aktivitas siswa saat pelaksanaan diskusi kelompok
sehingga setiap anggota kelompok dapat berpartisipasi dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan.
133
(2) Membutuhkan alokasi waktu yang panjang
Pembelajaran dengan menerapkan model NHT membutuhkan waktu yang
cukup banyak untuk melaksanakan fase-fase NHT, yaitu mulai dari fase
penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama, dan menjawab.
Terbatasnya waktu yang tersedia membuat fase menjawab kurang
maksimal karena hanya beberapa siswa saja yang ditunjuk untuk
menjawab pertanyaan guru.
(3) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
Keterbatasan waktu pembelajaran membuat tidak semua anggota
kelompok dipanggil oleh guru untuk menjawab pertanyaan. Bahkan,
kemungkinan nomor yang sudah dipanggil dapat dipanggil lagi oleh guru.
Untuk menghindari kekurangan ini, guru harus mempersiapkan terlebih
dahulu nomor-nomor siswa yang akan dipanggil untuk menjawab
pertanyaan. Hal ini diharapkan dapat meminimalisasi kemungkinan
dipanggilnya nomor siswa yang sama.
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu
pula dengan model pembelajaran NHT. Adanya kelebihan dan kekurangan dalam
penelitian ini, mengharuskan guru lebih menguasai model pembelajaran NHT dan
melakukan persiapan yang matang sebelum menerapkan NHT dalam
pembelajaran. Dengan demikian, kendala dalam pelaksanaan di kelas dapat
diminimalisasi dan diharapkan penerapan model pembelajaran ini akan membantu
tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal.
134
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Hasil penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri Penarukan 02 Kabupaten
Tegal menunjukkan bahwa:
(1) Rata-rata nilai motivasi belajar siswa selama mengikuti pembelajaran
matematika materi bangun datar yaitu 86,25 untuk kelompok eksperimen
dan 82,35 untuk kelompok kontrol. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan motivasi belajar siswa pada materi bangun datar antara
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT) dan motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran konvensional.
(2) Rata-rata hasil belajar siswa pada materi bangun datar yaitu 74,76 untuk
kelompok eksperimen dan 66,43 untuk kelompok kontrol. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi
bangun datar antara yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) dan hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
(3) Hasil uji hipotesis motivasi belajar siswa menggunakan rumus
Independent Sample T Test melalui bantuan program SPSS versi 17
menunjukkan bahwa thitung = 2,634 dan signifikansi sebesar 0,012. Hal ini
135
berarti thitung > ttabel, yaitu 2,634 > 2,024 dan signifikansi kurang dari 0,05,
yaitu 0,012 < 0,05. Selanjutnya dari uji pihak kanan dengan perhitungan
manual menggunakan rumus t-test (Sugiyono 2011b: 259) diperoleh nilai
thitung = 2,635 > 1,686 (thitung > ttabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika
siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads
Together lebih baik daripada motivasi belajar siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran konvensional.
(4) Hasil uji hipotesis hasil belajar siswa menggunakan rumus Independent
Sample T Test melalui bantuan program SPSS versi 17 menunjukkan
bahwa thitung = 2,072 dan signifikansi sebesar 0,045. Hal ini berarti thitung >
ttabel, yaitu 2,072 > 2,024 dan signifikansi kurang dari 0,05, yaitu 0,045 <
0,05. Kemudian dilakukan uji pihak kanan dengan perhitungan manual
menggunakan rumus t-test diperoleh nilai thitung = 2,072 > 1,686 (thitung >
ttabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan
dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT) lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
menerapkan model pembelajaran konvensional.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut:
136
(1) Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
perlu disosialisasikan dan dijadikan alternatif dalam pembelajaran
matematika di sekolah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa.
(2) Guru dapat memadukan model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT) dengan model pembelajaran lainnya, sehingga model pembelajaran
NHT dapat lebih menarik dan tetap disesuaikan dengan kondisi siswa
serta karakteristik mata pelajaran dan materi pelajaran.
(3) Guru perlu melakukan perencanaan yang matang sebelum menerapkan
model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), sehingga dalam
pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
137
Lampiran 1
DAFTAR NAMA ANGGOTA POPULASI
SISWA KELAS V SD NEGERI PENARUKAN 01
No NIS Siswa Kelas VA NIS Siswa Kelas VB 1 3792 Adi Yuli Mulyadi 3756 Abdhul Lathif 2 3794 Ainun Tri Khasanah 3758 Agus Untung 3 3795 Ali Akbar Rafsan J. 3780 Rehan Setiawan 4 3796 Almas Nisrina Zaen 3782 Sella Sekarwati 5 3797 Anisa Laelia Putri 3825 Abdul Aday Roby 6 3799 Defi Apriliyani 3826 Abdul Aziz 7 3800 Dinda Putri Febriani 3828 Aris Feri Prasetyo 8 3801 Difara Berliana A. 3829 Devi Mulyanti 9 3802 Dwi Anisa Putri 3830 Djungrotun Nisyah 10 3803 Dwi Novia Wulandari 3831 Erika Dwi Mahmudah 11 3804 Dwi Suci Ramadhani 3833 Vinken Kandela 12 3805 Fadila Dwi Mulyani 3834 Ismi Maulia Safitri 13 3806 Fajar Aji Prasetyo 3836 Khaerul Anam 14 3809 Hendri Dwi Pratama 3837 Linda Astuti 15 3810 Hilda Aini Tsuroya 3838 Mochamad Muzaeni 16 3811 Intan Putri Anggini 3840 Nisa Febriyani 17 3812 Karisma Nur Pitaloka 3842 Noni Widiasari 18 3813 Magrisa Amelia N.K. 3843 Puput Sri Wulandari 19 3815 Muh. Nur Faizal 3844 Putri Nur Apriliani 20 3817 Muh. Rega Saputra 3845 Roasih 21 3818 Nafisah Fatimah A. 3846 Slamet Rianto 22 3819 Sela Novita 3847 Susi Indrisari 23 3820 Septi Sismorowati 3848 Tiara Nurul Lestari 24 3821 Shela Maharani 3849 Uneszah Nurul M. 25 3822 Silva Arizki 3850 Anisa Hartanti 26 3824 Titi Nur Azizah 3888 Alfin Septrian Felani 27 3965 Cherlyandra Nur A. 3938 Apriliani
Jumlah 27 27
138
Lampiran 2
DAFTAR NAMA ANGGOTA POPULASI
SISWA KELAS V SD NEGERI PENARUKAN 02
No NIS Siswa Kelas VA NIS Siswa Kelas VB 1 2547 M. Fathi Al Fajri 2492 Ahmad Dulatif 2 2555 Reza Aditia 2545 Khoerun 3 2575 Rita Wulandari 2550 Moh. Abdul Saefulloh 4 2598 Aghnia Veila P. 2565 Bambang Mega Kusuma 5 2600 Akhmad Gufron 2572 Moh. Afif Maulana 6 2601 Akbar Saefulloh 2584 Tri Setya Wibowo 7 2602 Dewi Ayu Lestari 2586 Viki Adam 8 2603 Dimas Tsani Hab. 2599 Akmal Nur Maulana 9 2604 Desti Aulia M. 2607 Fais Akbar Ezzamam 10 2605 Dwiky Oktavian 2613 M. Furqon 11 2606 Dava Ihza Zarkars 2624 Tri Susandi 12 2608 Farel Zayyan A. W. 2627 Adi Saputro 13 2609 Ikhsan Arifda F. 2629 Anggun Citra Pesona 14 2610 Iven Garaldi 2631 Burhanudin 15 2611 Intan Putri R. 2635 Fifian Wulandari 16 2616 Nanda Tri W. 2637 Moh. Nuriman 17 2617 Nur Imam Santoso 2639 Nur Fauziah 18 2620 Rica Novita 2643 Tri Wulan Anggraeni 19 2621 Ridho Ikhsan M. 2644 Zharotul Fuadah 20 2622 Syahrul Romadhon 2697 Karina Nurul Fadillah 21 2623 Septiana Galuh 2649 Fita Afiatun 22 2625 Umi Kholilah 2489 Agil Pratama 23 2626 Widia Indah 2542 Iqsan Haqi Saputra 24 2775 Dwi Bagus Maulana 2612 Riko Faozi 25 2777 Moh. Rifki Septiadi
Jumlah 25 24
Tegal, 18 Mei 2013
139
Lampiran 3
DAFTAR ANGGOTA SAMPEL
SISWA KELAS V SD NEGERI PENARUKAN 02
No NIS Kelompok Eksperimen (VB) L/P NIS Kelompok Kontrol
(VA) L/P
1 2545 Khoerun L 2547 M. Fathi Al Fajri L 2 2550 Moh. Abdul Saefulloh L 2598 Aghnia Veila P. P 3 2565 Bambang Mega Kusuma L 2600 Akhmad Gufron L 4 2572 Moh. Afif Maulana L 2601 Akbar Saefulloh L 5 2584 Tri Setya Wibowo L 2602 Dewi Ayu Lestari P 6 2586 Viki Adam L 2604 Desti Aulia M. P 7 2599 Akmal Nur Maulana L 2605 Dwiky Oktavian L 8 2607 Fais Akbar Ezzamam L 2606 Dava Ihza Zarkars L 9 2624 Tri Susandi L 2608 Farel Zayyan A. W. L
10 2627 Adi Saputro L 2609 Ikhsan Arifda F. L 11 2629 Anggun Citra Pesona P 2610 Iven Garaldi L 12 2631 Burhanudin L 2611 Intan Putri R. P 13 2635 Fifian Wulandari P 2617 Nur Imam Santoso L 14 2639 Nur Fauziah P 2620 Rica Novita P 15 2643 Tri Wulan Anggraeni P 2621 Ridho Ikhsan M. L 16 2644 Zharotul Fuadah P 2622 Syahrul Romadhon L 17 2697 Karina Nurul Fadillah P 2625 Umi Kholilah P 18 2649 Fita Afiatun P 2626 Widia Indah P 19 2489 Agil Pratama L 2775 Dwi Bagus Maulana L 20 2612 Riko Faozi L 2777 Moh. Rifki Septiadi L
Tegal, 18 Mei 2013
L
N
Lampiran 4
DAF
No NIS
1 2492 2 2545 3 2550 4 2565 5 2572 6 2584 7 2586 8 2599 9 2607
10 2613 11 2624 12 2627 13 2629 14 2631 15 2635 16 2637 17 2639 18 2643 19 2644 20 2697 21 2649 22 2489 23 2542 24 2612
Jumlah
FTAR HAD
Nam
Ahmad DuKhoerun Moh. AbduBambang MMoh. Afif MTri Setya WViki AdamAkmal NurFais Akbar M. Furqon Tri SusandiAdi SaputroAnggun CitBurhanudinFifian WulaMoh. NurimNur FauziaTri Wulan AZharotul FuKarina NurFita AfiatunAgil PratamIqsan Haqi Riko Faozi
DIR SISWA
ma Siswa
latif
ul SaefullohMega KusumMaulana
Wibowo m r Maulana Ezzamam
i o tra Pesona n andari man ah Anggraeni uadah rul Fadillahn
ma Saputra
24
KELOMPO Tangga13/5
1 √ √ √
ma √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 24
OK EKSPE
al/Pertemuan15/5 17/5
2 3√ √√ √√ √√ √I √√ √√ √√ √√ √√ √I √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √22 24
Tegal, 1
ERIMEN (V
n Kete5 S - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
18 Mei 2013
140
VB)
erangan
I A - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 0
3
L
N
Lampiran 5
DA
No NIS
1 2547 2 2555 3 2575 4 2598 5 2600 6 2601 7 2602 8 2603 9 2604
10 2605 11 2606 12 2608 13 2609 14 2610 15 2611 16 2616 17 2617 18 2620 19 2621 20 2622 21 2623 22 2625 23 2626 24 2775 25 2777
Jumlah
AFTAR HA
Nama
M. Fathi AReza AditiaRita WulanAghnia VeiAkhmad GuAkbar SaefDewi Ayu LDimas TsanDesti AuliaDwiky OktDava Ihza ZFarel ZayyaIkhsan ArifIven GaraldIntan Putri Nanda Tri WNur Imam Rica NovitaRidho IkhsSyahrul RoSeptiana GUmi KholilWidia IndaDwi BagusMoh. Rifki
2
ADIR SISW
a Siswa
l Fajri a ndari ila P. ufron fulloh Lestari ni Hab. a M. tavian Zarkars an A. W. fda F. di R. W. Santoso a an M.
omadhon aluh lah
ah Maulana Septiadi 25
WA KELOM
Tanggal3/5 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 25
MPOK KON
l/Pertemuan10/5 15/5
2 3 √ √ √ √ I I √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ I I √ √ √ √ √ √ √ √ I I √ √ √ √ √ √ √ √ 22 22
Tegal, 1
NTROL (VA
Keter
S I- -- -- 2- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- 2- -- -- -- -- 2- -- -- -- -0 6
18 Mei 2013
141
A)
rangan
I A - - - - 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - 6 0
3
142
Lampiran 6 KISI-KISI SOAL TES UJI KEMAMPUAN AWAL
PADA MATERI BANGUN DATAR
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Bangun Datar
Jenis Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Memahami Sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
No Kompetensi Dasar Indikator soal
Ranah Kognitif yang Diukur Nomor Butir Soal
C1 C2 C3 M Sd Sl M Sd Sl M Sd Sl
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 6.1
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
1. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar persegi, segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, dan segitiga sembarang.
2
8 20
17
2. Siswa dapat menyebutkan nama bangun datar persegi panjang, persegi, segitiga sama sisi, dan belah ketupat berdasarkan identifikasi jumlah sisi, dan titik sudut benda atau gambar yang diamati.
1 4 10
5
3. Siswa dapat menentukan bagian sisi dan sudut dari bangun datar trapesium, jajar genjang, segitiga sama kaki, dan layang-layang yang diamati.
6 15 13 18
143
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 4. Siswa dapat menentukan sifat bangun datar segitiga
siku-siku, segitiga sembarang, persegi panjang, dan trapesium melalui benda atau gambar yang diamati.
3 14 12 16
5. Siswa dapat memecahkan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan bangun datar persegi panjang, segitiga sama kaki, dan persegi.
7 11
9 19
Jumlah Butir Soal 5 10 5 Persantase Tingkat Kesukaran (Mudah, Sedang, dan Sulit) 25% mudah 50% sedang 25% sulit
Keterangan : C1 = ingatan, C2 = pemahaman, C3 = penerapan
M= mudah, Sd= sedang, Sl= Sulit
144
Lampiran 7 SOAL TES KEMAMPUAN AWAL
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V/2
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar
Standar Kompetensi : 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun.
Kompetensi Dasar : 6.1. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
Alokasi Waktu : 35 menit
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat !
1. Benda pada gambar di bawah ini berbentuk bangun ....
a. persegi
b. persegi panjang
c. trapesium
d. jajar genjang
2. Berikut ini yang merupakan salah satu sifat persegi yaitu ....
a. mempunyai tiga sisi yang sama panjang
b. mempunyai satu pasang sisi saling sejajar dan berhadapan
c. mempunyai empat sisi yang sama panjang
d. mempunyai satu sudut siku-siku
3. Sifat yang dimiliki oleh bangun datar di bawah ini yaitu ....
a. mempunyai satu sudut siku-siku
b. mempunyai satu sudut lancip
c. mempunyai satu sudut tumpul
d. mempunyai dua sudut siku-siku
4. Keempat pojoknya berbentuk siku-siku dan keempat sisinya sama panjang
adalah sifat bangun ....
a. persegi c. trapesium
b. persegi panjang d. jajar genjang
145
5. Toni mempunyai mainan berbentuk segitiga. Ketiga sisi mainan sama
panjang. Ketiga sudutnya sama besar. Mainan Toni tersebut berbentuk ....
a. segitiga siku-siku c. segitiga sama kaki
b. segitiga sembarang d. segitiga sama sisi
6. Sisi yang sejajar pada bangun di samping yaitu ....
a. AB dan AD
b. AB dan CD
c. AD dan BC
d. BC dan CD
7. Sebuah persegi panjang mempunyai ukuran panjang 8 cm dan lebar 5 cm.
Luas persegi panjang tersebut yaitu ....
a. 40 cm2 c. 44 cm2
b. 42 cm2 d. 48 cm2
8. Sifat khusus yang dimiliki oleh segitiga sama kaki yaitu ....
a. ketiga sisinya tidak sama panjang
b. ketiga sisinya sama panjang
c. mempunyai dua sisi yang sama panjang
d. mempunyai satu sudut siku-siku
9. Perhatikan gambar di bawah ini.
A Bila besar sudut ABC adalah 650, maka besar sudut
BAC yaitu ....
a. 450 c. 550
b. 500 d. 600
10. Nama bangun datar di bawah ini yaitu ....
a. jajar genjang
b. trapesium
c. layang-layang
d. belah ketupat
A B
D C
B C
11. Paman m
keliling
a. 104
b. 106
12. Sifat ya
13. Berdasa
14. Berikut
15. Pada ga
16. Bangun
D
B
A
memiliki seb
tanah terseb
4 m
6 m
ang dimiliki o
arkan gamba
ini merupak
ambar di baw
n pada gamba
C
C
A
bidang tanah
but yaitu ....
oleh bangun
a.
b.
c.
d.
ar di bawah i
a.
b.
c.
d.
kan sifat dari
a.
b.
c.
d.
wah ini, sisi y
a.
b.
c.
d.
ar di bawah
a.
b.
c.
d.
B
h berbentuk
c.
d.
n datar di baw
panjang sis
besar sudut
mempunya
panjang ket
ini, sudut yan
sudut ABC
sudut BCD
sudut DAB
sudut DAB
i bangun pad
mempunya
mempunya
keempat sis
sisi yang be
yang sama p
AB dan AC
AB dan BC
AC dan BC
AB, AC, da
ini mempun
sisi yang be
mempunya
keempat su
keempat sis
persegi den
108 m
110 m
wah ini yaitu
si AB = panj
t CAB = bes
ai satu sudut
tiga sisinya b
ng sama bes
C dan sudut B
D dan sudut A
B dan sudut B
B dan sudut A
da gambar di
ai empat buah
ai empat titik
sinya sama p
erhadapan sa
panjang yaitu
C
C
C
an BC
nyai sifat ....
erhadapan sa
ai satu pasang
udutnya mem
sinya sama p
ngan panjang
u ....
ang sisi BC
sar sudut AB
lancip
berbeda
sar yaitu ....
BCD
ADC
BCD
ABC
i bawah ini,
h sisi
k sudut yang
panjang
ama panjang
u ....
ama panjang
g sisi yang s
mbentuk sudu
panjang
146
g sisi 26 m.
BC
kecuali ....
siku-siku
g
g
sejajar
ut lancip
147
17. Berikut ini yang merupakan sifat dari segitiga sama sisi yaitu ....
a. mempunyai dua buah sisi yang sama panjang
b. memiliki sebuah sudut siku-siku
c. panjang ketiga sisinya berbeda-beda
d. mempunyai tiga buah sudut yang sama besar
18. Perhatikan gambar di bawah ini. Sudut yang sama besar yaitu ....
a. sudut DAB dan sudut ABC
b. sudut ADC dan sudut ABC
c. sudut DAB dan sudut DCB
d. sudut ABC dan sudutDCB
19. Sebuah persegi panjang mempunyai ukuran panjang 15 cm dan luasnya 90
cm2. Ukuran lebar persegi panjang tersebut yaitu ....
a. 5 cm c. 7 cm
b. 6 cm d. 8 cm
20. Sifat dari segitiga sembarang yaitu ....
a. panjang ketiga sisinya berbeda
b. ketiga sisinya sama panjang
c. mempunyai dua sisi yang sama panjang
d. mempunyai satu sudut siku-siku
Kunci Jawaban Soal Tes Uji Kemampuan Awal
1. b 11. a
2. c 12. d
3. a 13. c
4. a 14. c
5. d 15. a
6. b 16. b
7. a 17. d
8. c 18. c
9. b 19. b
10. d 20. a
148
Lampiran 8
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Penarukan 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V (Lima)/2 (Dua)
Standar Kompetensi : 6. Memahami Sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.
Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
1. Sifat-sifat bangun datar
1. Melakukan diskusi kelompok untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segitiga, persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, lingkaran, belah ketupat, layang-layang.
2. Latihan dengan fasilitas soal
1. Menyebutkan sifat-sifat bangun datar segitiga, persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, lingkaran, belah ketupat, layang-layang.
2. Menggambar bangun datar dari sifat-sifat bangun datar yang diberikan.
Kinerja
15 jp x 35 menit
1. Buku pelajaran Matematika SD Kelas 5
2. Buku lain yang sesuai
149
Lampiran 9
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Penarukan 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V (Lima)/2 (Dua)
Standar Kompetensi : 6. Memahami Sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.
Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Media Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Sifat-sifat
bangun datar
(trapesium,
jajar genjang,
belah ketupat,
layang-
layang)
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Menyiapkan kondisi
siswa, kelas, dan media.
b. Memberikan apersepsi
berkaitan dengan materi.
2. Kegiatan inti
a. Menggali pengetahuan
siswa tentang bangun
1. Menyebutkan sifat-
sifat bangun datar
trapesium, jajar
genjang, belah
ketupat, layang-
layang.
2. Menggambar bangun
datar dari sifat-sifat
Gambar
rumah,
kawat yang
dibentuk
bangun
datar
persegi dan
persegi
1. Tes
Tertulis
(setiap
akhir
pembela-
jaran)
2. Tes
formatif
8 jp x 35 menit
(3xpertemuan)
1. Astuti, Lusia
Tri dan P.
Sunardi. 2009.
Matematika 5:
Untuk Sekolah
Dasar kelas V.
Jakarta: Pusat
Perbukuan,
150
datar (trapesium, jajar
genjang, belah ketupat,
layang-layang) dengan
media kawat berbentuk
persegi dan persegi
panjang dan bangun datar
dari kertas manila.
b. Membagi siswa menjadi
5 kelompok dan setiap
anggota kelompok diberi
nomor.
c. Guru mengajukan
pertanyaan kepada siswa
melalui LKS.
d. Siswa menyatukan
pendapatnya melalui
diskusi kelompok.
e. Guru memanggil salah
satu nomor untuk
bangun datar yang
diberikan.
panjang,
layang-
layang,
kertas
manila yang
dibentuk
bangun datar
trapesium,
jajar
genjang,
belah
ketupat,
layang-
layang.
Departemen
Pendidikan
Nasional.
2. Sumanto, Heni
Kusumawati,
dan Nur Aksin.
2008. Gemar
matematika 5:
Untuk Kelas V
SD/MI.
Jakarta: Pusat
Perbukuan,
Departemen
Pendidikan
Nasional.
151
menjawab soal.
f. Menggambar bangun
datar sesuai dengan sifat-
sifat yang telah diketahui.
3. Kegiatan Penutup
a. Menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah
dipelajari bersama.
b. Melakukan evaluasi
pembelajaran dengan
mengerjakan Soal
Evaluasi (kuis).
c. Tes formatif pada
pertemuan terakhir materi
pokok bangun datar.
152
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Model Pembelajaran Numbered Heads Together pada Kelas Eksperimen
Oleh:
Arni Nur Alfiati
NIM 1401409034
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIT PELAKSANA PROGRAM TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
153
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELOMPOK EKSPERIMEN
Sekolah : SD Negeri Penarukan 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VB/II
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar
Waktu : 3 x 35 menit (Pertemuan 1)
Pelaksanaan : Senin, 13 Mei 2013
A. STANDAR KOMPETENSI
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
B. KOMPETENSI DASAR
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
C. INDIKATOR
6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium dan jajar genjang.
6.1.2 Menggambar bangun datar trapesium dan jajar genjang dari sifat-sifat
bangun datar yang diberikan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru tentang bangun datar trapesium
dan jajar genjang, siswa dapat menyebutkan bagian-bagian sisi dan titik
sudut dari bangun datar trapesium dan jajar genjang.
2. Melalui diskusi kelompok dengan model pembelajaran NHT, siswa dapat
mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar trapesium dan jajar genjang
berdasarkan bentuk sisi dan sudutnya.
3. Setelah mengamati demonstrasi guru, siswa dapat menggambar bangun
datar trapesium dan jajar genjang.
Karakter yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, kerjasama, tekun,
toleransi, ketelitian, jujur, percaya diri, menghargai pendapat orang lain.
EE. MATER
1. Tra
Tra
mem
a.
b.
c.
2. Jaja
Jaja
berh
RI PEMBE
Sifat-Sifat
apesium
apesium term
miliki satu p
Trapesium
Trapesium
Trapesium
ar genjang
ar genjang a
hadapan seja
ELAJARAN
Bangun Da
masuk jenis
pasang sisi se
siku-siku, s
sama kaki,
sembarang,
adalah bangu
ajar dan sam
N
atar Trapes
bangun da
ejajar. Jenis
ifat-sifat trap
1) mem
sama
2) mem
SPQ
sifat-sifat tra
1) mem
sama
2) mem
yaitu
3) mem
besar
sudut
sudut
sifat-sifat tr
1) mem
panja
2) mem
Sudu
un datar seg
ma panjang. S
a. sisi-s
panja
sisi K
sisi K
ium dan Ja
atar segiemp
trapesium ad
pesium siku
iliki dua s
a panjang, ya
iliki 2 sudut
dan sudut P
apesium sam
iliki dua si
a panjang, ya
iliki 2 sisi
PQ = RS
iliki 2 pasa
r, yaitu:
t QPS = sudu
t PQR = QR
rapesium sem
iliki 2 sisi se
ang, yaitu AD
iliki sudut y
ut BAD ≠ AB
giempat den
Sifat-sifat jaj
sisi yang berh
ang
KN // sisi LM
KL // sisi NM
ajar Genjan
pat dengan
da 3 yaitu:
-siku yaitu:
sisi sejajar
aitu sisi PQ /
t siku-siku, y
SR
ma kaki yaitu
isi sejajar y
aitu QR // PS
yang sama
ang sudut y
ut RSP
RS
mbarang yai
ejajar tetapi
D // BC, AD
ang tidak sa
BC ≠ BCD ≠
ngan sisi-sisi
jar genjang y
hadapan seja
M, KN = LM
M, KL = NM
154
g
ciri utama
dan tidak
// sisi SR
yaitu sudut
u:
yang tidak
S
a panjang,
yang sama
itu:
tidak sama
D ≠ BC
ama besar.
≠ CDA
inya yang
yaitu:
ajar sama
M
M
155
b. sudut-sudut yang berhadapan sama besar
sudut KLM = sudut KNM
sudut LKN = sudut LMN
c. kedua diagonal berpotongan dan membagi dua sama panjang
d. jumlah sudut-sudut yang berdekatan 180°
F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
1. Metode Pembelajaran:
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi kelompok
d. Demonstrasi
2. Model Pembelajaran: Numbered Heads Together
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (3 x 35 menit)
1. Kegiatan Awal (± 5 menit)
a. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa.
b. Guru memberi salam “Selamat pagi anak-anak?”.
c. Guru melakukan presensi dengan bertanya kepada siswa, “siapa teman
kalian yang tidak masuk hari ini?”. (disiplin)
d. Guru mengondisikan siswa secara fisik dan psikis untuk menerima
pembelajaran serta menyiapkan buku pelajaran, media, dan lembar
tugas siswa.
e. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan sebuah gambar dan
bertanya kepada siswa, “Perhatikan gambar rumah berikut ini.
Berbentuk apakah bagian atap pada rumah tersebut?”.
f. Guru memberi penguatan untuk jawaban siswa yang benar.
(menghargai pendapat orang lain)
g. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
156
2. Kegiatan Inti (± 80 menit)
a. Eksplorasi (25 menit)
1) Guru menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan selembar
kertas yang berbentuk persegi panjang, lalu melipat salah satu
sisinya secara tidak sejajar dengan sisi lainnya kemudian
memotong lipatan tersebut seperti gambar berikut:
2) Guru menunjukkan kawat yang berbentuk persegi panjang kepada
siswa, kemudian mendorong salah satu sudut persegi panjang
tersebut ke dalam, sehingga terbentuk bangun jajar genjang.
3) Guru dan siswa bersama-sama menganalisis ciri-ciri bangun
trapesium dan jajar genjang, dengan pertanyaan pengiring:
Berapa jumlah sisi yang dimiliki bangun tersebut?
Bagaimana panjang masing-masing sisinya?
Bagaimana bentuk masing-masing sudutnya?
Apakah bentuknya sama dengan bangun persegi panjang?
Catatlah ciri-ciri dari bangun trapesium dan jajar genjang
tersebut. (tekun, ketelitian)
4) Guru mendemonstrasikan cara menggambar trapesium dan jajar
genjang.
b. Elaborasi (50 menit)
1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen dengan
masing-masing anggota kelompok 4 siswa. Setiap anggota
kelompok diberi nomor antara 1-4.
2) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa melalui lembar
kegiatan siswa.
157
3) Siswa diberi kesempatan untuk menyatukan pendapatnya
terhadap jawaban atas lembar kerja yang diberikan guru dan
meyakinkan anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.
(kerjasama, toleransi)
4) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang
nomornya sesuai yang dipanggil mengacungkan tangannya dan
mencoba menjawab pertanyaan. (percaya diri, tanggung jawab)
c. Konfirmasi (5 menit)
1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
diketahui oleh siswa.
2) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman tentang materi
yang dipelajari.
3) Guru memberikan penguatan pada siswa.
3. Kegiatan Akhir (± 20 menit)
a. Guru meminta siswa kembali ke tempat duduknya semula.
b. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran.
c. Siswa mengerjakan soal evaluasi/kuis. (jujur)
d. Guru menganalisis hasil evaluasi dan menyampaikannya kepada
siswa.
e. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menutup pelajaran.
H. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran
a. Gambar rumah
b. Kawat berbentuk persegi panjang
c. Contoh bangun trapesium dan jajar genjang
2. Sumber Belajar
a. Astuti, Lusia Tri dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5: Untuk Sekolah
Dasar kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
I
b.
I. PENILA
1. Pros
a. T
b. T
2. Jeni
3. Ben
4. Instr
a. L
b. S
5. Kun
6. Skor
Skor
Sumanto,
Matem
Depart
AIAN PEM
sedur Penilai
Tes proses (
Tes akhir (ad
is Penilaian
ntuk Tes
rumen Penil
LKS (terlam
Soal Evalua
nci Jawaban
r Penilaian
r jawaban se
Heni Kus
matika 5: Un
temen Pendi
MBELAJAR
ian :
ada pada keg
da pada kegi
: Tes t
: Tes u
laian :
mpir)
si (terlampir
: Terla
:
esuai dengan
umawati, d
ntuk Kelas V
idikan Nasio
RAN
giatan inti)
iatan akhir)
tertulis
uraian
r)
ampir
n pedoman p
x 100
dan Nur A
V SD/MI. Jak
onal.
penskoran.
Aksin. 200
karta: Pusat P
Tegal, 10 M
158
8. Gemar
Perbukuan,
Mei 2013
M
K
M
W
P
2
K
2
3
Mata Pelajar
Kelas/Semes
Materi Poko
Waktu
Petunjuk Pen
1. Tulis nam
2. Kerjakan
Kerjakan soa
1. Perhatik
2. Perhatik
3. Perhatik
E
H
ran :
ster :
ok :
:
ngisian:
ma kelompok
soal berikut
al-soal berik
kan trapesium
kan trapesium
kan bangun t
F
LEMBAR
Matematika
VB/II
Sifat-sifat B
20 menit
k dan nama a
t secara berk
kut ini denga
m PQRS di b
a. Si
b. Su
c. Tr
m EFGH di
a. sis
b. Sis
c. Su
d. Su
e. Tra
trapesium di
a. Si
b. Ga
G
KEGIATAN
a
Bangun Data
anggota pad
kelompok de
an teman sek
bawah ini. T
isi PQ sejaja
udut SPQ = s
rapesium PQ
bawah ini. T
i EF sejajar
si EH = sisi .
udut EFG sam
udut FGH sam
apesium EFG
i bawah ini.
isi AD sejaja
ambar disam
Nama Nama 1. 2. 3. 4.
N SISWA
ar Trapesium
a kolom yan
engan cermat
kelompokmu
Tentukan:
r dengan ....
sudut .... = ..
QRS merupak
Tentukan:
dengan ....
....
ma besar den
ma besar den
GH merupak
Tentukan:
ar dengan ....
mping merup
KelompokAnggota
m dan Jajar G
ng disediakan
t.
u.
.. 0
kan trapesiu
ngan sudut ..
ngan sudut .
kan trapesium
.
pakan trapesi
: :
159
Genjang
n.
um .... (skor: 20)
...
...
m .... (skor: 25)
ium .... (skor: 5)
160
4. Perhatikan jajar genjang ABCD. Jika AB = 15 cm, BC = 10 cm, dan sudut
ADC = 800, tentukan:
a. Panjang AD = ... cm
b. Panjang DC = ... cm
c. Besar sudut ABC = sudut ... = ... 0
d. Besar sudut BCD = sudut ... = ... 0
(skor: 20)
5. Gambarlah sebuah jajar genjang KLMN dengan ketentuan panjang sisi-
sisinya 3 cm dan 5 cm serta sudut yang dibentuk kedua sisi tersebut yaitu 300.
(skor: 30)
A B
C D
161
KISI-KISI SOAL EVALUASI (KUIS)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Penarukan 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VB/II
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar Trapesium dan Jajar Genjang
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis soal No. Soal
Ranah Kognitif Skor C1 C2 C3
Md Sd Sk Md Sd Sk Md Sd Sk Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
1. Disajikan sebuah bangun trapesium. Siswa dapat menyebutkan jumlah sisi bangun trapesium.
Uraian 1a √ 10
2. Siswa dapat menyebutkan dua sisi yang sama panjang dari bangun trapesium.
Uraian 1b √ 10
3. Siswa dapat menjelaskan sudut yang sama besar pada bangun trapesium.
Uraian 1c √ 10
4. Disajikan sebuah bangun jajar genjang. Siswa dapat menentukan berapa pasang sisi yang sejajar.
Uraian 2a √ 10
162
5. Siswa dapat menentukan sisi yang sama panjang
Uraian 2b √ 10
6. Siswa dapat menentukan sudut yang sama besar.
Uraian 2c √ 10
7. Siswa dapat menggambar bangun trapesium siku-siku.
Uraian 3 √ 20
8. Siswa dapat mengambar bangun jajar genjang
Uraian 4 √ 20
JUMLAH 8 2 4 2 100 Persentase tingkat kesukaran soal 25% mudah 50% sedang 25% sulit
Keterangan :
C1 : Kognitif 1 (Ingatan)
C2 : Kognitif 2 (Pemahaman)
C3 : Kognitif 3 (Penerapan)
Md : Mudah
Sd : Sedang
Sk : Sukar
163
LEMBAR SOAL EVALUASI (KUIS)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VB/II
Materi Pokok : Matematika
Waktu : 10 menit
Petunjuk Pengisian:
1. Tulis nama, no. absen, dan kelas pada kolom yang disediakan.
2. Kerjakan soal berikut secara individu dengan cermat.
Jawablah soal berikut ini dengan cermat.
1. Perhatikan gambar berikut ini.
a. Berapakah jumlah sisi pada bangun tersebut?
b. Sisi yang sama panjang yaitu sisi ... dan ...
c. Jelaskan dua pasang sudut yang sama besar!
(skor: 30)
2. Perhatikan gambar berikut ini.
a. Ada berapa pasang sisi yang sejajar?
b. Jelaskan sisi apa saja yang sama panjang!
c. Jelaskan dua pasang sudut yang sama besar!
(skor: 30)
3. Buatlah sebuah trapesium siku-siku PQRS dengan ketentuan panjang sisi-sisi
yang sejajar 5 cm dan 4 cm, serta jarak kedua sisi tersebut 3 cm.
(skor: 20)
4. Buatlah jajar genjang KLMN dengan panjang sisi KL = MN = 4 cm dan
panjang sisi LM = KN = 3 cm. Sudut yang dibentuk kedua sisi tersebut 700.
(skor: 20)
A B
C D
G H
I J
Nama : No. Absen : Kelas :
164
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENILAIAN
A. Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa
1. Pada trapesium PQRS:
a. Sisi PQ sejajar dengan sisi SR
b. Sudut SPQ = Sudut PSR = 900
c. Trapesium PQRS merupakan trapesium siku-siku
(skor: 20)
2. Pada trapesium EFGH:
a. sisi EF sejajar dengan sisi HG
b. Sisi EH = sisi FG
c. Sudut EFG sama besar dengan sudut FEH
d. Sudut FGH sama besar dengan sudut EHG
e. Trapesium EFGH merupakan trapesium sama kaki
(skor: 25)
3. a. Sisi AD sejajar dengan sisi BC
b. Trapesium ABCD merupakan trapesium sembarang (skor: 5)
4. Pada jajar genjang ABCD:
a. Panjang AD = 10 cm
b. Panjang DC = 15 cm
c. Besar sudut ABC = sudut ADC = 800
d. Besar sudut BCD = sudut DAB = 1000
(skor: 20)
5. Menggambar trapesium sembarang GHIJ.
(skor: 30)
Nilai jumlah perolehan skor skor maksimal x 100
165
B. Kunci Jawaban Soal Evaluasi (Kuis)
1. Pada trapesium ABCD:
a. Jumlah sisi = 4
b. Sisi yang sama panjang yaitu sisi AD dan BC
c. Dua pasang sudut yang sama besar, yaitu:
Sudut DAB = sudut ABC
Sudut ADC = sudut BCD
(skor: 30)
2. Pada jajar genjang GHIJ:
a. Sisi yang sejajar ada 2 pasang
b. Dua pasang sisi yang sama panjang, yaitu:
Sisi GH = sisi IJ
Sisi GJ = sisi HI
c. Dua pasang sudut yang sama besar, yaitu:
Sudut GHI = sudut GJI
Sudut HGJ = sudut HIJ
(skor: 30)
3. Membuat sebuah trapesium siku-siku PQRS dengan ketentuan panjang
sisi-sisi yang sejajar 5 cm dan 4 cm, serta jarak kedua sisi tersebut 3 cm.
(skor: 20)
4. Membuat jajar genjang KLMN dengan panjang sisi KL = MN = 4 cm
dan panjang sisi LM = KN = 3 cm. Sudut yang dibentuk kedua sisi
tersebut 700.
(skor: 20)
Nilai jumlah perolehan skor skor maksimal x 100
166
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELOMPOK EKSPERIMEN
Sekolah : SD Negeri Penarukan 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VB/II
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar
Waktu : 2 x 35 menit (Pertemuan 2)
Pelaksanaan : Rabu, 15 Mei 2013
A. STANDAR KOMPETENSI
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
B. KOMPETENSI DASAR
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
C. INDIKATOR
6.1.3 Menyebutkan sifat-sifat bangun datar belah ketupat dan layang-layang.
6.1.4 Menggambar bangun datar belah ketupat dan layang-layang dari sifat-
sifat bangun datar yang diberikan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru tentang bangun datar belah
ketupat dan layang-layang, siswa dapat menyebutkan bagian-bagian sisi
dan titik sudut dari bangun datar belah ketupat dan layang-layang.
2. Melalui diskusi kelompok dengan model pembelajaran NHT, siswa dapat
mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar belah ketupat dan layang-layang
berdasarkan bentuk sisi dan sudutnya.
3. Setelah mengamati demonstrasi guru, siswa dapat menggambar bangun
datar belah ketupat dan layang-layang.
Karakter yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, kerjasama, tekun,
toleransi, ketelitian, jujur, percaya diri, menghargai pendapat orang lain.
167
E. MATERI PEMBELAJARAN
Sifat-Sifat Bangun Datar Belah Ketupat dan Layang-layang
3. Belah Ketupat
Belah ketupat disebut juga sebagai jajar genjang yang memiliki
semua sisi sama panjang. Belah ketupat juga dibentuk dari dua buah
segitiga sama kaki yang kongruen dan alasnya berhimpitan. Sifat-sifat
belah ketupat yaitu:
a. Semua sisinya sama panjang
AB = BC = CD = AD
b. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
Sudut BAD = sudut BCD
Sudut ABC = sudut ADC
c. Kedua diagonal belah ketupat merupakan
sumbu simetri. Diagonalnya yaitu AC dan
BD.
d. Diagonal belah ketupat saling berpotongan
tegak lurus.
4. Layang-layang
Layang-layang dibentuk dari dua segitiga sama kaki yang
alasnya sama panjang dan berhimpit . Sifat-sifat layang-layang yaitu:
a. memiliki 2 pasang sisi sama panjang.
sisi AD = sisi CD
sisi AB = sisi CB
b. Memiliki sepasang sudut berhadapan yang
sama besar.
sudut DAB = sudut DCB
c. Memiliki satu sumbu simetri, yaitu BD.
d. Diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.
C
A
B D
168
F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
1. Metode Pembelajaran:
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi kelompok
d. Demonstrasi
2. Model Pembelajaran: Numbered Heads Together
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 2 (2 x 35 menit)
1. Kegiatan Awal (± 5 menit)
a. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa.
b. Guru memberi salam “Selamat pagi anak-anak?”.
c. Guru melakukan presensi dengan bertanya kepada siswa, “siapa teman
kalian yang tidak masuk hari ini?”. (disiplin)
d. Guru mengondisikan siswa secara fisik dan psikis untuk menerima
pembelajaran serta menyiapkan buku pelajaran, media, dan lembar
tugas siswa.
e. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan sebuah layang-
layang dan bertanya kepada siswa, “apakah kalian pernah bermain
layang-layang? Bagaimanakah bentuk layang-layang?
f. Guru memberi penguatan untuk jawaban siswa yang benar.
(menghargai pendapat orang lain)
g. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (± 50 menit)
a. Eksplorasi (15 menit)
1) Guru memancing pengetahuan siswa dengan menunjukkan kawat
yang berbentuk persegi, kemudian mendorong salah satu sudut
persegi tersebut ke dalam, sehingga terbentuk bangun belah
ketupat.
169
2) Guru menunjukkan bentuk layang-layang kepada siswa dan
meminta siswa mengamati bangun tersebut.
3) Guru dan siswa bersama-sama menganalisis ciri-ciri bangun belah
ketupat dan layang-layang, dengan pertanyaan pengiring:
Berapa jumlah sisi yang dimiliki bangun tersebut?
Bagaimana panjang masing-masing sisinya?
Bagaimana bentuk masing-masing sudutnya?
Apakah bentuknya sama dengan bangun persegi panjang?
Catatlah ciri-ciri dari bangun belah ketupat dan layang-layang
tersebut. (tekun, ketelitian)
4) Guru mendemonstrasikan cara menggambar belah ketupat dan
layang-layang.
b. Elaborasi (30 menit)
1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen dengan
masing-masing anggota kelompok 4 siswa. Setiap anggota
kelompok diberi nomor antara 1-4.
2) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa melalui lembar
kegiatan siswa.
3) Siswa diberi kesempatan untuk menyatukan pendapatnya
terhadap jawaban atas lembar kerja yang diberikan guru dan
meyakinkan anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.
(kerjasama, toleransi)
4) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang
nomornya sesuai yang dipanggil mengacungkan tangannya dan
mencoba menjawab pertanyaan. (percaya diri, tanggung jawab)
c. Konfirmasi (5 menit)
1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
diketahui oleh siswa.
170
2) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman tentang materi
yang dipelajari.
3) Guru memberikan penguatan pada siswa.
3. Kegiatan Akhir (± 15 menit)
a. Guru meminta siswa kembali ke tempat duduknya semula.
b. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran.
c. Siswa mengerjakan soal evaluasi/kuis. (jujur)
d. Guru menganalisis hasil evaluasi dan menyampaikannya kepada
siswa.
e. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menutup pelajaran.
H. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran
a. Kertas manila yang dibentuk bangun belah ketupat dan layang-layang
b. Kawat berbentuk persegi
2. Sumber Belajar
a. Astuti, Lusia Tri dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5: Untuk Sekolah
Dasar kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
b. Sumanto, Heni Kusumawati, dan Nur Aksin. 2008. Gemar
matematika 5: Untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
I. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Prosedur Penilaian :
a. Tes proses (ada pada kegiatan inti)
b. Tes akhir (ada pada kegiatan akhir)
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Tes : Tes uraian
4. Instrumen Penilaian :
a. LKS (terlampir)
b. S
5. Kun
6. Skor
Skor
Soal Evalua
nci Jawaban
r Penilaian
r jawaban se
si (terlampir
: Terla
:
esuai dengan
r)
ampir
n pedoman p
x 100
penskoran.
Tegal, 13 M
171
Mei 2013
172
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VB/II
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar Belah Ketupat dan Layang-layang
Waktu : 20 menit
Petunjuk Pengisian:
1. Tulis nama kelompok dan nama anggota pada kolom yang disediakan.
2. Kerjakan soal berikut secara berkelompok dengan cermat.
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan teman sekelompokmu.
1. Perhatikan belah ketupat ABCD di bawah ini. Jika sudut ABC = 1200, maka:
a. Sisi AB sejajar dengan sisi ....
b. Sisi AD sejajar dengan sisi ....
c. Besar sudut ADC = sudut .... = .... 0
d. Besar sudut BCD = sudut .... = .... 0
(skor: 30)
2. Perhatikan layang-layang ABCD di bawah ini. Jika sudut DAB = 1000 dan
sudut ADC = 1100, tentukan:
a. Sisi AD = sisi ....
b. Sisi AB = sisi ....
c. Besar sudut DCB = sudut .... = .... 0
d. Besar sudut ABC = ....
(skor: 20)
3. Gambarlah sebuah belah ketupat dengan panjang diagonal 4 cm. (skor 25)
4. Gambarlah sebuah layang-layang dengan panjang diagonal 3 cm dan 5 cm. (skor: 25)
C
A
B D
Nama Kelompok : Nama Anggota : 1. 2. 3. 4.
173
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Satuan Pendidikan : SD Negeri Penarukan 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VB/II
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar Belah Ketupat dan Layang-layang
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis soal No. Soal
Ranah Kognitif Skor C1 C2 C3
Md Sd Sk Md Sd Sk Md Sd Sk Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
1. Disajikan sebuah bangun belah ketupat. Siswa dapat menyebutkan jumlah sisi bangun belah ketupat.
Uraian 1a √ 10
2. Siswa dapat menyebutkan sisi yang sama panjang dari bangun belah ketupat.
Uraian 1b √ 10
3. Siswa dapat menjelaskan sudut yang sama besar pada bangun belah ketupat.
Uraian 1c √ 10
4. Disajikan sebuah bangun layang-layang. Siswa dapat menentukan jumlah sisi yang sama panjang.
Uraian 2a √ 10
174
5. Siswa dapat menjelaskan sisi yang sama panjang
Uraian 2b √ 10
6. Siswa dapat menentukan sudut yang sama besar.
Uraian 2c √ 10
7. Siswa dapat menggambar bangun belah ketupat.
Uraian 3 √ 20
8. Siswa dapat mengambar bangun layang-layang.
Uraian 4 √ 20
JUMLAH 8 2 4 2 100 Persentase tingkat kesukaran soal 25% mudah 50% sedang 25% sulit
Keterangan :
C1 : Kognitif 1 (Ingatan)
C2 : Kognitif 2 (Pemahaman)
C3 : Kognitif 3 (Penerapan)
Md : Mudah
Sd : Sedang
Sk : Sukar
175
LEMBAR SOAL EVALUASI (KUIS)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VB/II
Materi Pokok : Matematika
Waktu : 10 menit
Petunjuk Pengisian:
1. Tulis nama, no. absen, dan kelas pada kolom yang disediakan.
2. Kerjakan soal berikut secara individu dengan cermat.
Jawablah soal berikut ini dengan cermat.
1. Perhatikan gambar berikut ini.
a. Berapakah jumlah sisi pada bangun tersebut?
b. Sebutkan sisi-sisi yang sama panjang!
c. Jelaskan sudut apa saja yang sama besar!
(skor: 30)
2. Perhatikan gambar berikut ini.
a. Ada berapa pasang sisi yang sama panjang?
b. Jelaskan sisi apa saja yang sama panjang!
c. Ada berapa pasang sudut yang sama besar?
Jelaskan!
(skor: 30)
3. Gambarlah sebuah belah ketupat PQRS dengan panjang diagonalnya 4 cm.
(skor: 20)
4. Gambarlah layang-layang KLMN dengan panjang diagonal 4 cm dan 6 cm.
(skor: 20)
C
A
B D
Nama : No. Absen : Kelas :
176
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENILAIAN
A. Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa
1. Pada belah ketupat ABCD:
a. Sisi AB sejajar dengan sisi DC
b. Sisi AD sejajar dengan sisi BC
c. Besar sudut ADC = sudut ABC = 1200
d. Besar sudut BCD = sudut BAD = 600
(skor : 30)
2. Pada layang-layang ABCD:
a. Sisi AD = sisi CD
b. Sisi AB = sisi CB
c. Besar sudut DCB = sudut DAB = 1000
d. Besar sudut ABC = 500
(skor: 20)
3. Menggambar sebuah belah ketupat dengan panjang diagonal 4 cm.
(skor: 25)
4. Menggambar layang-layang dengan panjang diagonal 3 cm dan 5 cm.
(skor: 25)
Nilai jumlah perolehan skor
skor maksimal x 100
B. Kunci Jawaban Soal Evaluasi
1. Pada belah ketupat ABCD:
a. Jumlah sisi = 4
b. Sisi-sisi yang sama panjang, yaitu:
sisi AB = sisi BC = sisi CD = sisi AD
c. Sudut yang sama besar, yaitu:
Sudut ABC = sudut ADC
Sudut BCD = sudut BAD
(skor: 30)
177
2. Pada layang-layang ABCD:
a. 2 pasang sisi yang sama panjang
b. Sisi yang sama panjang yaitu:
sisi AD = sisi DC
sisi AB = sisi BC
c. 1 pasang sudut yang sama besar, yaitu sudut DAB = sudut DCB
(skor: 30)
3. Menggambar sebuah belah ketupat PQRS dengan panjang diagonalnya 4
cm.
(skor: 20)
4. Menggambar layang-layang KLMN dengan panjang diagonal 4 cm dan 6
cm.
(skor: 20)
Nilai jumlah perolehan skor skor maksimal x 100
178
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SD Negeri Penarukan 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VB/II
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar
Waktu : 3 x 35 menit (Pertemuan 3)
Pelaksanaan : Jumat, 17 Mei 2013
A. STANDAR KOMPETENSI
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
B. KOMPETENSI DASAR
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
C. INDIKATOR
6.1.5 Menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium, jajar genjang, belah
ketupat, layang-layang.
6.1.6 Menggambar bangun datar trapesium, jajar genjang, belah ketupat,
dan layang-layang dari sifat-sifat bangun datar yang diberikan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru tentang bangun datar belah, siswa
dapat menyebutkan bagian-bagian sisi dan titik sudut dari bangun datar
trapesium, jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang.
2. Melalui model pembelajaran NHT yang diterapkan guru, siswa dapat
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang trapesium, jajar genjang, belah
ketupat, dan layang-layang berdasarkan bentuk sisi dan sudut pada
bangun tersebut.
3. Melalui demonstrasi guru, siswa dapat menggambar bangun datar
trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang.
179
Karakter yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, kerjasama, tekun,
toleransi, ketelitian, jujur, percaya diri, menghargai pendapat orang lain.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Bangun Datar Trapesium, Jajar Genjang, Belah Ketupat, dan Layang-layang
(Pemantapan materi pertemuan 1 dan 2)
F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
1. Metode Pembelajaran:
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi kelompok
d. Demonstrasi
2. Model Pembelajaran: Numbered Heads Together
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 3 (3 x 35 menit)
1. Kegiatan Awal (± 5 menit)
a. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa.
b. Guru memberi salam “Selamat pagi anak-anak?”.
c. Guru melakukan presensi dengan bertanya kepada siswa, “siapa teman
kalian yang tidak masuk hari ini?”. (disiplin)
d. Guru mengondisikan siswa secara fisik dan psikis untuk menerima
pembelajaran.
e. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan sebuah gambar dan
bertanya kepada siswa, “Masih ingatkah kalian tentang bangun
trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang? Bentuk
bangun datar apakah ini?”
f. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
180
2. Kegiatan Inti (± 95 menit)
a. Eksplorasi (5 menit)
1) Guru menjelaskan sekilas tentang materi bangun datar trapesium,
jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang. (tekun)
2) Guru menunjukkan berbagai bentuk bangun datar seperti
trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang.
3) Guru memberikan soal tes formatif kepada siswa.
b. Elaborasi (85 menit)
1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen dengan
masing-masing anggota kelompok 4 siswa. Setiap anggota
kelompok diberi nomor antara 1-4.
2) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa.
3) Siswa diberi kesempatan untuk menyatukan pendapatnya atas
pertanyaan yang diberikan guru dan meyakinkan anggota dalam
timnya mengetahui jawaban itu. (kerjasama, toleransi)
4) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang
nomornya sesuai yang dipanggil mengacungkan tangannya dan
mencoba menjawab pertanyaan. (percaya diri, tanggung jawab)
5) Siswa mengerjakan soal tes formatif sesuai dengan
kemampuannya sendiri. (jujur, ketelitian)
c. Konfirmasi (5 menit)
1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
diketahui oleh siswa.
2) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman tentang materi
yang dipelajari.
3) Guru memberikan penguatan kepada siswa. (menghargai
pendapat orang lain)
3. Kegiatan Akhir (± 5 menit)
a. Guru memberikan ulasan tentang beberapa soal formatif.
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menutup pelajaran.
H
I
H. MEDIA
1. Med
Con
laya
2. Sum
a. A
b. S
I. PENILA
1. Pros
2. Jeni
3. Ben
4. Instr
5. Kun
6. Skor
A DAN SUM
dia Pembela
ntoh bangun
ang.
mber Belaja
Astuti, Lusia
Dasar
Pendid
Sumanto, H
matem
Depart
AIAN PEM
sedur Penilai
is Penilaian
ntuk Tes
rumen Penil
nci Jawaban
r Penilaian
MBER BEL
ajaran
n trapesium,
ar
a Tri dan P.
kelas V.
dikan Nasion
Heni Kusu
matika 5: Un
temen Pendi
MBELAJAR
ian : Poste
: Tes t
: Tes p
laian : Soal
: Terla
:
LAJAR
jajar genja
Sunardi. 20
Jakarta:
nal.
umawati, d
ntuk Kelas V
idikan Nasio
RAN
es
tertulis
pilihan gand
Hasil Belaja
ampir
x 100
ang, belah k
009. Matema
Pusat Per
an Nur A
V SD/MI. Jak
onal.
da
ar (terlampir
0
ketupat, dan
atika 5: Unt
rbukuan, D
Aksin. 2008
karta: Pusat P
r)
Tegal, 15 M
181
n layang-
tuk Sekolah
Departemen
8. Gemar
Perbukuan,
Mei 2013
182
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Model Pembelajaran Konvensional pada Kelas Kontrol
Oleh:
Arni Nur Alfiati
NIM 1401409034
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIT PELAKSANA PROGRAM TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SD Negeri Penarukan 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VA/II
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar
Waktu : 3 x 35 menit (Pertemuan 1)
Pelaksanaan : Jumat, 3 Mei 2013
A. STANDAR KOMPETENSI
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
B. KOMPETENSI DASAR
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
C. INDIKATOR
6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium dan jajar genjang.
6.1.2 Menggambar bangun datar trapesium dan jajar genjang dari sifat-sifat
bangun datar yang diberikan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi sifat
bangun datar trapesium dan jajar genjang.
2. Melalui pemberian latihan soal dari guru, siswa dapat memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan bangun datar trapesium dan jajar
genjang.
3. Setelah mengamati demonstrasi guru, siswa dapat menggambar bangun
datar trapesium dan jajar genjang.
Karakter yang diharapkan: Disiplin, tanggung jawab, kerjasama, tekun,
toleransi, ketelitian, jujur, percaya diri, menghargai pendapat orang lain.
EE. MATER
1. Trap
Tra
mem
a.
b.
c.
2. Jaja
Jaja
berh
RI PEMBE
Sifat-Sifat
pesium
apesium term
miliki satu p
Trapesium
Trapesium
Trapesium
ar genjang
ar genjang a
hadapan seja
ELAJARAN
Bangun Da
masuk jenis
pasang sisi se
siku-siku, s
sama kaki,
sembarang,
adalah bangu
ajar dan sam
N
atar Trapes
bangun da
ejajar. Jenis
ifat-sifat trap
1) mem
sama
2) mem
SPQ
sifat-sifat tra
1) mem
sama
2) mem
yaitu
3) mem
besar
sudut
sudut
sifat-sifat tr
1) mem
panja
2) mem
Sudu
un datar seg
ma panjang. S
ium dan Ja
atar segiemp
trapesium ad
pesium siku
iliki dua s
a panjang, ya
iliki 2 sudut
dan sudut P
apesium sam
iliki dua si
a panjang, ya
iliki 2 sisi
PQ = RS
iliki 2 pasa
r, yaitu:
t QPS = sudu
t PQR = QR
rapesium sem
iliki 2 sisi se
ang, yaitu AD
iliki sudut y
ut BAD ≠ AB
giempat den
Sifat-sifat jaj
ajar Genjan
pat dengan
da 3 yaitu:
-siku yaitu:
sisi sejajar
aitu sisi PQ /
t siku-siku, y
SR
ma kaki yaitu
isi sejajar y
aitu QR // PS
yang sama
ang sudut y
ut RSP
RS
mbarang yai
ejajar tetapi
D // BC, AD
ang tidak sa
BC ≠ BCD ≠
ngan sisi-sisi
jar genjang y
184
g
ciri utama
dan tidak
// sisi SR
yaitu sudut
u:
yang tidak
S
a panjang,
yang sama
itu:
tidak sama
D ≠ BC
ama besar.
≠ CDA
inya yang
yaitu:
185
b. sisi-sisi yang berhadapan sejajar sama panjang
sisi KN // sisi LM, KN = LM
sisi KL // sisi NM, KL = NM
c. sudut-sudut yang berhadapan sama besar
sudut KLM = sudut KNM
sudut LKN = sudut LMN
d. kedua diagonal berpotongan dan membagi dua sama panjang
e. jumlah sudut-sudut yang berdekatan 180°
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Pemberian tugas
5. Demonstrasi
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (3 x 35 menit)
1. Kegiatan Awal (± 5 menit)
a. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa.
b. Guru memberi salam “Selamat pagi anak-anak?”.
c. Guru melakukan presensi dengan bertanya kepada siswa, “siapa teman
kalian yang tidak masuk hari ini?”. (disiplin)
d. Guru mengondisikan siswa secara fisik dan psikis untuk menerima
pembelajaran serta menyiapkan buku pelajaran, media, dan lembar
tugas siswa.
e. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan sebuah gambar dan
bertanya kepada siswa, “Perhatikan gambar rumah berikut ini.
Berbentuk apakah bagian atas pada rumah tersebut?”
f. Guru memberi penguatan untuk jawaban siswa yang benar.
186
g. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (± 80 menit)
a. Eksplorasi (25 menit)
1) Guru menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan selembar
kertas yang berbentuk persegi panjang, lalu melipat salah satu
sisinya secara tidak sejajar dengan sisi lainnya kemudian
memotong lipatan tersebut seperti gambar berikut:
2) Guru menunjukkan kawat yang berbentuk persegi panjang kepada
siswa, kemudian mendorong salah satu sudut persegi panjang
tersebut ke dalam, sehingga terbentuk bangun jajar genjang.
3) Guru dan siswa bersama-sama menganalisis ciri-ciri bangun
trapesium dan jajar genjang, dengan pertanyaan pengiring:
Berapa jumlah sisi yang dimiliki bangun tersebut?
Bagaimana panjang masing-masing sisinya?
Bagaimana bentuk masing-masing sudutnya?
Apakah bentuknya sama dengan bangun persegi panjang?
Catatlah ciri-ciri dari bangun trapesium dan jajar genjang
tersebut. (tekun, ketelitian)
4) Guru mendemonstrasikan cara menggambar trapesium dan jajar
genjang.
2. Elaborasi (50 menit)
1) Guru memberikan contoh soal mengenai materi sifat-sifat bangun
datar trapesium dan jajar genjang serta cara penyelesaiannya.
187
2) Guru memberikan soal latihan mengenai materi sifat-sifat bangun
datar trapesium dan jajar genjang. (ketelitian)
3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal dengan teman
sebangkunya. (kerjasama, toleransi)
4) Guru membuka diskusi kelas untuk membahas hasil pekerjaan
siswa. (menghargai pendapat orang lain)
3. Konfirmasi (5 menit)
1) Guru bersama siswa mencocokan jawaban soal latihan yang telah
dikerjakan.
2) Guru menunjuk siswa secara acak untuk maju ke depan kelas dan
menuliskan hasil jawabannya. (percaya diri, tanggung jawab)
3) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
diketahui oleh siswa.
4) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman tentang materi
yang dipelajari.
5) Guru memberikan penguatan pada siswa.
3. Kegiatan Akhir (± 20 menit)
a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran.
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi. (jujur)
c. Guru menganalisis hasil evaluasi dan menyampaikannya pada siswa.
d. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menutup pelajaran.
H. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran
a. Gambar rumah
b. Kawat berbentuk persegi panjang
c. Contoh bangun trapesium dan jajar genjang
2. Sumber Belajar
a. Astuti, Lusia Tri dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5: Untuk Sekolah
Dasar kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
I
b. S
I. PENILA
1. Pros
a. T
b. T
2. Jeni
3. Ben
4. Instr
a. L
b. S
5. Kun
6. Skor
Skor
Sumanto, H
Matem
Depart
AIAN PEM
sedur Penilai
Tes proses (
Tes akhir (ad
is Penilaian
ntuk Tes
rumen Penil
LTS (terlam
Soal Evalua
nci Jawaban
r Penilaian
r jawaban se
Heni Kusu
matika 5: Un
temen Pendi
MBELAJAR
ian :
ada pada keg
da pada kegi
: Tes t
: Tes u
laian :
mpir)
si (terlampir
: Terla
:
esuai dengan
umawati, d
ntuk Kelas V
idikan Nasio
RAN
giatan inti)
iatan akhir)
tertulis
uraian
r)
ampir
n pedoman p
x 100
an Nur A
V SD/MI. Jak
onal.
penskoran.
Aksin. 2008
karta: Pusat P
Tegal, 1 Me
188
8. Gemar
Perbukuan,
ei 2013
M
K
M
W
P
3
4
K
2
3
Mata Pelajar
Kelas/Semes
Materi Poko
Waktu
Petunjuk Pen
3. Tulis nam
4. Kerjakan
Kerjakan soa
1. Perhatik
2. Perhatik
3. Perhatik
E
H
ran :
ster :
ok :
:
ngisian:
ma kelompok
soal berikut
al-soal berik
kan trapesium
kan trapesium
kan bangun t
F
LEMBA
Matematika
VA/II
Sifat-sifat B
20 menit
k dan nama a
t secara berk
kut ini denga
m PQRS di b
a. Si
b. Su
c. Tr
m EFGH di
a. sis
b. Sis
c. Su
d. Su
e. Tra
trapesium di
a. Si
b. Ga
G
AR TUGAS
a
Bangun Data
anggota pad
kelompok de
an teman sek
bawah ini. T
isi PQ sejaja
udut SPQ = s
rapesium PQ
bawah ini. T
i EF sejajar
si EH = sisi .
udut EFG sam
udut FGH sam
apesium EFG
i bawah ini.
isi AD sejaja
ambar disam
Nama 1. 2. 3.
SISWA
ar Trapesium
a kolom yan
engan cermat
kelompokmu
Tentukan:
r dengan ....
sudut .... = ..
QRS merupak
Tentukan:
dengan ....
....
ma besar den
ma besar den
GH merupak
Tentukan:
ar dengan ....
mping merup
Anggota
m dan Jajar G
ng disediakan
t.
u.
.. 0
kan trapesiu
ngan sudut ..
ngan sudut .
kan trapesium
.
pakan trapesi
:
189
Genjang
n.
um ....
(skor: 20)
...
...
m ....
(skor: 25)
ium ....
(skor: 5)
190
4. Perhatikan jajar genjang ABCD. Jika AB = 15 cm, BC = 10 cm, dan sudut
ADC = 800, tentukan:
a. Panjang AD = ... cm
b. Panjang DC = ... cm
c. Besar sudut ABC = sudut ... = ... 0
d. Besar sudut BCD = sudut ... = ... 0
(skor: 20)
5. Gambarlah sebuah jajar genjang KLMN dengan ketentuan panjang sisi-
sisinya 3 cm dan 5 cm serta sudut yang dibentuk kedua sisi tersebut yaitu 300.
(skor: 30)
A B
C D
191
KISI-KISI SOAL EVALUASI (KUIS)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Penarukan 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VA/II
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar Trapesium dan Jajar Genjang
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis soal No. Soal
Ranah Kognitif Skor C1 C2 C3
Md Sd Sk Md Sd Sk Md Sd Sk Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
1. Disajikan sebuah bangun trapesium. Siswa dapat menyebutkan jumlah sisi bangun trapesium.
Uraian 1a √ 10
2. Siswa dapat menyebutkan dua sisi yang sama panjang dari bangun trapesium.
Uraian 1b √ 10
3. Siswa dapat menjelaskan sudut yang sama besar pada bangun trapesium.
Uraian 1c √ 10
4. Disajikan sebuah bangun jajar genjang. Siswa dapat menentukan berapa pasang sisi yang sejajar.
Uraian 2a √ 10
192
5. Siswa dapat menentukan sisi yang sama panjang
Uraian 2b √ 10
6. Siswa dapat menentukan sudut yang sama besar.
Uraian 2c √ 10
7. Siswa dapat menggambar bangun trapesium siku-siku.
Uraian 3 √ 20
8. Siswa dapat mengambar bangun jajar genjang
Uraian 4 √ 20
JUMLAH 8 2 4 2 100 Persentase tingkat kesukaran soal 25% mudah 50% sedang 25% sulit
Keterangan :
C1 : Kognitif 1 (Ingatan)
C2 : Kognitif 2 (Pemahaman)
C3 : Kognitif 3 (Penerapan)
Md : Mudah
Sd : Sedang
Sk : Sukar
193
LEMBAR SOAL EVALUASI (KUIS)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VA/II
Materi Pokok : Matematika
Waktu : 10 menit
Petunjuk Pengisian:
1. Tulis nama, no. absen, dan kelas pada kolom yang disediakan.
2. Kerjakan soal berikut secara individu dengan cermat.
Jawablah soal berikut ini dengan cermat.
1. Perhatikan gambar berikut ini.
a. Berapakah jumlah sisi pada bangun tersebut?
b. Sisi yang sama panjang yaitu sisi ... dan ...
c. Jelaskan dua pasang sudut yang sama besar!
(skor: 30)
2. Perhatikan gambar berikut ini.
a. Ada berapa pasang sisi yang sejajar?
b. Jelaskan sisi apa saja yang sama panjang!
c. Jelaskan dua pasang sudut yang sama besar!
(skor: 30)
3. Buatlah sebuah trapesium siku-siku PQRS dengan ketentuan panjang sisi-sisi
yang sejajar 5 cm dan 4 cm, serta jarak kedua sisi tersebut 3 cm.
(skor: 20)
4. Buatlah jajar genjang KLMN dengan panjang sisi KL = MN = 4 cm dan
panjang sisi LM = KN = 3 cm. Sudut yang dibentuk kedua sisi tersebut 700.
(skor: 20)
A B
C D
G H
I J
Nama : No. Absen : Kelas :
194
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENILAIAN
A. Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa
1. Pada trapesium PQRS:
a. Sisi PQ sejajar dengan sisi SR
b. Sudut SPQ = Sudut PSR = 900
c. Trapesium PQRS merupakan trapesium siku-siku
(skor: 20)
2. Pada trapesium EFGH:
a. sisi EF sejajar dengan sisi HG
b. Sisi EH = sisi FG
c. Sudut EFG sama besar dengan sudut FEH
d. Sudut FGH sama besar dengan sudut EHG
e. Trapesium EFGH merupakan trapesium sama kaki
(skor: 25)
3. a. Sisi AD sejajar dengan sisi BC
b. Trapesium ABCD merupakan trapesium sembarang (skor: 5)
4. Pada jajar genjang ABCD:
a. Panjang AD = 10 cm
b. Panjang DC = 15 cm
c. Besar sudut ABC = sudut ADC = 800
d. Besar sudut BCD = sudut DAB = 1000
(skor: 20)
5. Menggambar trapesium sembarang GHIJ.
(skor: 30)
Nilai jumlah perolehan skor skor maksimal x 100
195
B. Kunci Jawaban Soal Evaluasi (Kuis)
1. Pada trapesium ABCD:
a. Jumlah sisi = 4
b. Sisi yang sama panjang yaitu sisi AD dan BC
c. Dua pasang sudut yang sama besar, yaitu:
Sudut DAB = sudut ABC
Sudut ADC = sudut BCD
(skor: 30)
2. Pada jajar genjang GHIJ:
a. Sisi yang sejajar ada 2 pasang
b. Dua pasang sisi yang sama panjang, yaitu:
Sisi GH = sisi IJ
Sisi GJ = sisi HI
c. Dua pasang sudut yang sama besar, yaitu:
Sudut GHI = sudut GJI
Sudut HGJ = sudut HIJ
(skor: 30)
3. Membuat sebuah trapesium siku-siku PQRS dengan ketentuan panjang
sisi-sisi yang sejajar 5 cm dan 4 cm, serta jarak kedua sisi tersebut 3 cm.
(skor: 20)
4. Membuat jajar genjang KLMN dengan panjang sisi KL = MN = 4 cm
dan panjang sisi LM = KN = 3 cm. Sudut yang dibentuk kedua sisi
tersebut 700.
(skor: 20)
Nilai jumlah perolehan skor skor maksimal x 100
196
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SD Negeri Penarukan 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VA/II
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar
Waktu : 2 x 35 menit (Pertemuan 2)
Pelaksanaan : Jumat, 10 Mei 2013
A. STANDAR KOMPETENSI
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
B. KOMPETENSI DASAR
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
C. INDIKATOR
6.1.3 Menyebutkan sifat-sifat bangun datar belah ketupat dan layang-layang.
6.1.4 Menggambar bangun datar belah ketupat dan layang-layang dari sifat-
sifat bangun datar yang diberikan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi
sifat bangun datar belah ketupat dan layang-layang.
2. Melalui pemberian latihan soal dari guru, siswa dapat memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan bangun datar belah ketupat dan
layang-layang.
3. Setelah mengamati demonstrasi guru, siswa dapat menggambar bangun
datar belah ketupat dan layang-layang.
Karakter yang diharapkan: Disiplin, tanggung jawab, kerjasama, tekun,
toleransi, ketelitian, jujur, percaya diri, menghargai pendapat orang lain.
197
E. MATERI PEMBELAJARAN
Sifat-Sifat Bangun Datar Belah Ketupat dan Layang-layang
3. Belah Ketupat
Belah ketupat disebut juga sebagai jajar genjang yang memiliki
sisi sama panjang. Belah ketupat juga dibentuk dari dua buah segitiga
sama kaki yang kongruen dan alasnya berhimpitan. Sifat-sifat belah
ketupat yaitu:
a. Semua sisinya sama panjang
AB = BC = CD = AD
b. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
Sudut BAD = sudut BCD
Sudut ABC = sudut ADC
c. Kedua diagonal belah ketupat merupakan sumbu
simetri. Diagonalnya yaitu AC dan BD.
d. Diagonal belah ketupat berpotongan tegak lurus.
4. Layang-layang
Layang-layang dibentuk dari dua segitiga sama kaki yang
alasnya sama panjang dan berhimpit . Sifat-sifat layang-layang yaitu:
a. memiliki 2 pasang sisi sama panjang.
sisi AD = sisi CD
sisi AB = sisi CB
b. Memiliki sepasang sudut berhadapan yang sama
besar yaitu sudut DAB = sudut DCB
c. Memiliki satu sumbu simetri, yaitu BD.
d. Diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Pemberian tugas
4. Diskusi
C
A
B D
198
5. Demonstrasi
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 2 (2 x 35 menit)
1. Kegiatan Awal (± 5 menit)
a. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa.
b. Guru memberi salam “Selamat pagi anak-anak?”.
c. Guru melakukan presensi dengan bertanya kepada siswa, “siapa teman
kalian yang tidak masuk hari ini?”. (disiplin)
d. Guru mengondisikan siswa secara fisik dan psikis untuk menerima
pembelajaran serta menyiapkan buku pelajaran, media, dan lembar
tugas siswa.
e. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan sebuah layang-
layang dan bertanya kepada siswa, “apakah kalian pernah bermain
layang-layang? Bagaimanakah bentuk layang-layang?
f. Guru memberi penguatan untuk jawaban siswa yang benar.
g. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (± 50 menit)
a. Eksplorasi (15 menit)
1) Guru memancing pengetahuan siswa dengan menunjukkan kawat
yang berbentuk persegi, kemudian mendorong salah satu sudut
persegi tersebut ke dalam, sehingga terbentuk bangun belah
ketupat.
2) Guru menunjukkan bentuk layang-layang kepada siswa dan
meminta siswa mengamati bangun tersebut.
3) Guru dan siswa bersama-sama menganalisis ciri-ciri bangun belah
ketupat dan layang-layang, dengan pertanyaan pengiring:
199
Berapa jumlah sisi yang dimiliki bangun tersebut?
Bagaimana panjang masing-masing sisinya?
Bagaimana bentuk masing-masing sudutnya?
Apakah bentuknya sama dengan bangun persegi panjang?
Catatlah ciri-ciri dari bangun belah ketupat dan layang-layang
tersebut. (tekun, ketelitian)
4) Guru mendemonstrasikan cara menggambar belah ketupat dan
layang-layang.
b. Elaborasi (30 menit)
1) Guru memberikan contoh soal mengenai materi sifat-sifat bangun
datar belah ketupat dan layang-layang serta cara penyelesaiannya.
2) Guru memberikan soal latihan mengenai materi sifat-sifat bangun
datar belah ketupat dan layang-layang. (ketelitian)
3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal dengan teman
sebangkunya. (kerjasama, toleransi)
4) Guru membuka diskusi kelas untuk membahas hasil pekerjaan
siswa. (menghargai pendapat orang lain)
c. Konfirmasi (5 menit)
1) Guru bersama siswa mencocokan jawaban soal latihan yang telah
dikerjakan.
2) Guru menunjuk siswa secara acak untuk maju ke depan kelas dan
menuliskan hasil jawabannya. (percaya diri, tanggung jawab)
3) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
diketahui oleh siswa.
4) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman tentang materi
yang dipelajari.
5) Guru memberikan penguatan pada siswa.
4. Kegiatan Akhir (± 15 menit)
a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran.
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi. (jujur)
200
c. Guru menganalisis hasil evaluasi dan menyampaikannya kepada
siswa.
d. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menutup pelajaran.
H. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran
a. Kertas manila yang dibentuk bangun datar belah ketupat dan layang-
layang
b. Kawat berbentuk persegi
2. Sumber Belajar
a. Astuti, Lusia Tri dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5: Untuk Sekolah
Dasar kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
b. Sumanto, Heni Kusumawati, dan Nur Aksin. 2008. Gemar
matematika 5: Untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
I. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Prosedur Penilaian :
a. Tes proses (ada pada kegiatan inti)
b. Tes akhir (ada pada kegiatan akhir)
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Tes : Tes uraian
4. Instrumen Penilaian :
a. LTS (terlampir)
b. Soal Evaluasi (terlampir)
5. Kunci Jawaban : Terlampir
6. Skor Penilaian :
Skor jawaban sesuai dengan pedoman penskoran.
x 100
Tegal, 8 Me
201
ei 2013
202
LEMBAR TUGAS SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VA/II
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar Belah Ketupat dan Layang-layang
Waktu : 20 menit
Petunjuk Pengisian:
1. Tulis nama kelompok dan nama anggota pada kolom yang disediakan.
2. Kerjakan soal berikut secara berkelompok dengan cermat.
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan teman sekelompokmu.
1. Perhatikan belah ketupat ABCD di bawah ini. Jika sudut ABC = 1200, maka:
a. Sisi AB sejajar dengan sisi ....
b. Sisi AD sejajar dengan sisi ....
c. Besar sudut ADC = sudut .... = .... 0
d. Besar sudut BCD = sudut .... = .... 0
(skor: 30)
2. Perhatikan layang-layang ABCD di bawah ini. Jika sudut DAB = 1000 dan
sudut ADC = 1100, tentukan:
a. Sisi AD = sisi ....
b. Sisi AB = sisi ....
c. Besar sudut DCB = sudut .... = .... 0
d. Besar sudut ABC = ....
(skor: 20)
3. Gambarlah sebuah belah ketupat dengan panjang diagonal 4 cm. (skor 25)
4. Gambarlah sebuah layang-layang dengan panjang diagonal 3 cm dan 5 cm. (skor: 25)
C
A
B D
Nama Anggota : 1. 2. 3.
203
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Satuan Pendidikan : SD Negeri Penarukan 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VA/II
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar Belah Ketupat dan Layang-layang
B. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis soal No. Soal
Ranah Kognitif Skor C1 C2 C3
Md Sd Sk Md Sd Sk Md Sd Sk Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
1. Disajikan sebuah bangun belah ketupat. Siswa dapat menyebutkan jumlah sisi bangun belah ketupat.
Uraian 1a √ 10
2. Siswa dapat menyebutkan sisi yang sama panjang dari bangun belah ketupat.
Uraian 1b √ 10
3. Siswa dapat menjelaskan sudut yang sama besar pada bangun belah ketupat.
Uraian 1c √ 10
4. Disajikan sebuah bangun layang-layang. Siswa dapat menentukan jumlah sisi yang sama panjang.
Uraian 2a √ 10
204
5. Siswa dapat menjelaskan sisi yang sama panjang
Uraian 2b √ 10
6. Siswa dapat menentukan sudut yang sama besar.
Uraian 2c √ 10
7. Siswa dapat menggambar bangun belah ketupat.
Uraian 3 √ 20
8. Siswa dapat mengambar bangun layang-layang.
Uraian 4 √ 20
JUMLAH 8 2 4 2 100 Persentase tingkat kesukaran soal 25% mudah 50% sedang 25% sulit
Keterangan :
C1 : Kognitif 1 (Ingatan)
C2 : Kognitif 2 (Pemahaman)
C3 : Kognitif 3 (Penerapan)
Md : Mudah
Sd : Sedang
Sk : Sukar
205
LEMBAR SOAL EVALUASI (KUIS)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VA/II
Materi Pokok : Matematika
Waktu : 10 menit
Petunjuk Pengisian:
1. Tulis nama, no. absen, dan kelas pada kolom yang disediakan.
2. Kerjakan soal berikut secara individu dengan cermat.
Jawablah soal berikut ini dengan cermat.
1. Perhatikan gambar berikut ini.
a. Berapakah jumlah sisi pada bangun tersebut?
b. Sebutkan sisi-sisi yang sama panjang!
c. Jelaskan sudut apa saja yang sama besar!
(skor: 30)
2. Perhatikan gambar berikut ini.
a. Ada berapa pasang sisi yang sama panjang?
b. Jelaskan sisi apa saja yang sama panjang!
c. Ada berapa pasang sudut yang sama besar?
Jelaskan!
(skor: 30)
3. Gambarlah sebuah belah ketupat PQRS dengan panjang diagonalnya 4 cm.
(skor: 20)
4. Gambarlah layang-layang KLMN dengan panjang diagonal 4 cm dan 6 cm.
(skor: 20)
C
A
B D
Nama : No. Absen : Kelas :
206
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENILAIAN
A. Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa
1. Pada belah ketupat ABCD:
a. Sisi AB sejajar dengan sisi DC
b. Sisi AD sejajar dengan sisi BC
c. Besar sudut ADC = sudut ABC = 1200
d. Besar sudut BCD = sudut BAD = 600
(skor : 30)
2. Pada layang-layang ABCD:
a. Sisi AD = sisi CD
b. Sisi AB = sisi CB
c. Besar sudut DCB = sudut DAB = 1000
d. Besar sudut ABC = 500
(skor: 20)
3. Menggambar sebuah belah ketupat dengan panjang diagonal 4 cm.
(skor: 25)
4. Menggambar layang-layang dengan panjang diagonal 3 cm dan 5 cm.
(skor: 25)
Nilai jumlah perolehan skor
skor maksimal x 100
B. Kunci Jawaban Soal Evaluasi
1. Pada belah ketupat ABCD:
a. Jumlah sisi = 4
b. Sisi-sisi yang sama panjang, yaitu:
sisi AB = sisi BC = sisi CD = sisi AD
c. Sudut yang sama besar, yaitu:
Sudut ABC = sudut ADC
Sudut BCD = sudut BAD
(skor: 30)
207
2. Pada layang-layang ABCD:
a. 2 pasang sisi yang sama panjang
b. Sisi yang sama panjang yaitu:
sisi AD = sisi DC
sisi AB = sisi BC
c. 1 pasang sudut yang sama besar, yaitu sudut DAB = sudut DCB
(skor: 30)
3. Menggambar sebuah belah ketupat PQRS dengan panjang diagonalnya 4
cm.
(skor: 20)
4. Menggambar layang-layang KLMN dengan panjang diagonal 4 cm dan 6
cm.
(skor: 20)
Nilai jumlah perolehan skor skor maksimal x 100
208
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SD Negeri Penarukan 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VA/II
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar
Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Pelaksanaan : Rabu, 15 Mei 2012
A. STANDAR KOMPETENSI
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
B. KOMPETENSI DASAR
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
C. INDIKATOR
6.1.5 Menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium, jajar genjang, belah
ketupat, layang-layang.
6.1.6 Menggambar bangun datar dari sifat-sifat bangun datar yang diberikan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan sifat-
sifat bangun datar trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-
layang.
2. Melalui demonstrasi guru, siswa dapat menggambar bangun datar
trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang.
3. Siswa mengerjakan tes formatif untuk mengukur hasil belajar siswa pada
materi Bangun Datar.
Karakter yang diharapkan:
Disiplin, tanggung jawab, kerjasama, tekun, toleransi, ketelitian, jujur,
percaya diri, menghargai pendapat orang lain.
209
E. MATERI PEMBELAJARAN
Bangun Datar Trapesium, Jajar Genjang, Belah Ketupat, dan Layang-layang
(Pemantapan materi pertemuan 1 dan 2)
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
4. Diskusi
5. Penugasan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 3 (3 x 35 menit)
1. Kegiatan Awal (± 5 menit)
a. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa.
b. Guru memberi salam “Selamat pagi anak-anak?”.
c. Guru melakukan presensi dengan bertanya kepada siswa, “siapa teman
kalian yang tidak masuk hari ini?”. (disiplin)
d. Guru mengondisikan siswa secara fisik dan psikis untuk menerima
pembelajaran serta menyiapkan buku pelajaran, media, dan lembar
tugas siswa.
e. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan sebuah gambar dan
bertanya kepada siswa, “Masih ingatkah kalian tentang bangun
trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang?”
f. Guru memberi penguatan untuk jawaban siswa yang benar.
g. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (± 95 menit)
a. Eksplorasi (5 menit)
1) Guru menjelaskan sekilas tentang materi bangun datar trapesium,
jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang. (tekun)
210
2) Guru menunjukkan berbagai bentuk bangun datar trapesium, jajar
genjang, belah ketupat, dan layang-layang.
3) Guru memberikan pertanyaan kepada kelompok siswa tentang
materi bangun datar sebagai pemantapan materi.
4) Guru membagikan lembar soal tes formatif kepada siswa.
b. Elaborasi (85 menit)
1) Siswa mengamati bangun datar yang ditunjukkan oleh guru.
2) Kelompok siswa menyebutkan sifat-sifat bangun datar. (percaya
diri)
3) Kelompok siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru
tentang materi bangun datar. (tanggung jawab, toleransi)
4) Siswa mengerjakan soal sesuai dengan kemampuannya sendiri.
(ketelitian, jujur)
c. Konfirmasi (5 menit)
1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
diketahui oleh siswa.
2) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman tentang materi
yang dipelajari. (kerjasama)
3) Guru memberikan penguatan kepada siswa. (menghargai
pendapat orang lain)
3. Kegiatan Akhir (± 5 menit)
a. Guru memberikan ulasan tentang beberapa soal formatif.
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menutup pelajaran.
H. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran
Contoh trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang.
2. Sumber Belajar
a. Astuti, Lusia Tri dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5: Untuk Sekolah
Dasar kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
I
b. S
I. PENILA
1. Pros
2. Jeni
3. Ben
4. Instr
5. Kun
6. Skor
Sumanto, H
matem
Depart
AIAN PEM
sedur Penilai
is Penilaian
ntuk Tes
rumen Penil
nci Jawaban
r Penilaian
Heni Kusu
matika 5: Un
temen Pendi
MBELAJAR
ian : Poste
: Tes t
: Tes p
laian : Soal
: Terla
:
umawati, d
ntuk Kelas V
idikan Nasio
RAN
es
tertulis
pilihan gand
Hasil Belaja
ampir
x 100
an Nur A
V SD/MI. Jak
onal.
da
ar (terlampir
0
Aksin. 2008
karta: Pusat P
r)
Tegal, 13 M
211
8. Gemar
Perbukuan,
Mei 2013
212
Lampiran 12
KISI-KISI ANGKET UJI COBA
Dalam menyusun butir-butir pernyataan angket, peneliti mengembangkan
indikator dari teori motivasi. Uraian lebih lengkap terdapat pada tabel berikut ini:
Kisi-kisi Instrumen Motivasi belajar siswa
Variabel Indikator Motivasi Belajar No Butir
Pernyataan positif
Pernyataan negatif
Motivasi Adanya perhatian terhadap pembelajaran.
2, 24 20
Adanya rasa percaya diri untuk aktif dalam pembelajaran.
5 10, 18
Adanya kepuasan setelah mengikuti pembelajaran.
3, 9 23
Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
6, 12 7
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
4, 8 16, 19
Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
11, 14, 17 -
Adanya penghargaan dalam belajar.
15, 22 13
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
1, 21, 25 -
Jumlah 17 8
213
Lampiran 13
ANGKET UJI COBA TENTANG MOTIVASI BELAJAR
Petunjuk pengisian angket :
1. Tulislah nama dan nomor anda pada lembar jawaban.
2. Bacalah secara cermat pernyataan yang telah tersedia.
3. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang dianggap benar di lembar
jawaban.
4. Jawablah dengan jujur sesuai dengan pendapatmu tanpa pengaruh orang lain.
5. Jawaban angket ini tidak mempengaruhi nilai.
6. Periksa kembali sebelum angket diserahkan.
7. Rambu-rambu jawaban:
a. Alternatif jawaban terdiri dari :
1) Sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
2) Selalu, sering, jarang, tidak pernah.
b. Keterangan:
1) Selalu : lebih dari 5 kali dalam sebulan
2) Sering : 3 sampai 5 kali dalam sebulan
3) Jarang : 1 sampai 2 kali dalam sebulan
4) Tidak pernah : 0 kali dalam sebulan
*) dalam sebulan, ada 8 kali pelajaran matematika
Tuliskan pendapatmu dengan memberikan tanda silang (X) pada lembar jawaban.
1. Saya merasa tertarik dengan mata pelajaran matematika yang sedang
berlangsung di kelas.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
2. Saya memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran
matematika.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
214
3. Matematika adalah pelajaran yang menyenangkan bagi saya.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
4. Hal-hal yang saya pelajari dalam pelajaran matematika bermanfaat bagi saya.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
5. Saya bersemangat untuk mengikuti pelajaran matematika di sekolah.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
6. Saya merasa tertantang untuk berfikir ketika mendapat tugas matematika.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
7. Bila menjumpai soal matematika yang sulit, saya merasa malas mengerjakan.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Saya mencoba menyelesaikan soal matematika yang ada di buku walaupun
tidak diperintah oleh guru.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
9. Saya merasa bangga apabila dapat menyelesaikan soal matematika.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
10. Jika jawaban saya berbeda dengan jawaban teman dalam mengerjakan tugas
matematika, saya mengganti jawaban supaya sama dengan jawaban teman.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
11. Saya berusaha meraih nilai yang lebih bagus dari temanku dalam ulangan
matematika.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
215
12. Saya berusaha menjawab soal matematika dengan benar pada saat ulangan.
a. Selalu c. Jarang
b. pering d. Tidak pernah
13. Saya berbicara sendiri dengan teman sebangku apabila mengikuti pelajaran
matematika.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Saya berkeinginan mendapatkan nilai 100 dalam ulangan matematika di
kelas.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
15. Saya merasa bangga jika saya mendapat prestasi bagus dalam pelajaran
matematika.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
16. Saya belajar matematika jika orang tua mengingatkan untuk belajar.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
17. Saya ingin menjadi siswa yang pintar dalam pelajaran matematika.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
18. Saya lebih suka mencontoh pekerjaan rumah teman dari pada mengerjakan
sendiri di rumah.
a. Selalu c. Jaraang
b. Sering d. Tidak pernah
19. Saya merasa bosan dengan pekerjaan rumah yang diberikan guru.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
20. Saya tidak suka mendengarkan penjelasan guru tentang materi matematika.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
216
21. Saya senang apabila guru meminta bekerja kelompok untuk menyelesaikan
tugas matematika.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
22. Saya senang apabila guru memberikan pujian saat saya dan teman-teman
mengerjakan tugas matematika dengan baik.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
23. Saya tidak suka mengikuti pelajaran matematika di sekolah.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
24. Saya siap menjawab apabila guru bertanya tentang materi pelajaran
matematika.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
25. Saya penasaran apabila guru membawa benda-benda tertentu pada saat
pelajaran matematika.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
Jujur dan Percaya Diri Sendiri
217
Lampiran 14
LEMBAR VALIDASI PENILAI AHLI
Nama Penilai : Dra. Noening Andrijati, M.Pd.
Pekerjaan : Dosen Pembimbing I
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-
butir angket motivasi siswa dalam belajar matematika, berilah tanda cek (√) pada
kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka beri tanda
cek (√) pada kolom Ya. Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka
beri tanda cek (√) pada kolom Tidak.
Kriteria telaah:
A. Butir pernyataan sesuai dengan indikator.
B. Hanya ada satu jawaban yang paling tepat.
C. Pernyataan dirumuskan dengan singkat dan jelas.
D. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
E. Pernyataan dan pilihan jawaban menggunakan bahasa yang komunikatif.
F. Pernyataan tidak menggunakan bahasa yang berlaku di daerah setempat.
No Butir Soal
A B C D E F
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √ √
218
No Butir Soal
A B C D E F Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
8 √ √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √ √
11 √ √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √ √
13 √ √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √ √
15 √ √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √ √
17 √ √ √ √ √ √
18 √ √ √ √ √ √
19 √ √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √ √
23 √ √ √ √ √ √
24 √ √ √ √ √ √
25 √ √ √ √ √ √
Catatan : Soal sudah layak untuk diujicobakan
Tegal, 24 April 2013
Penilai
Dra. Noening Andrijati, M.Pd
NIP 19680610 199303 2 002
219
LEMBAR VALIDASI PENILAI AHLI
Nama Penilai : Drs. HY. Poniyo, M.Pd.
Pekerjaan : Dosen Pembimbing II
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-
butir angket motivasi siswa dalam belajar matematika, berilah tanda cek (√) pada
kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka beri tanda
cek (√) pada kolom Ya. Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka
beri tanda cek (√) pada kolom Tidak.
Kriteria telaah:
A. Butir pernyataan sesuai dengan indikator.
B. Hanya ada satu jawaban yang paling tepat.
C. Pernyataan dirumuskan dengan singkat dan jelas.
D. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
E. Pernyataan dan pilihan jawaban menggunakan bahasa yang komunikatif.
F. Pernyataan tidak menggunakan bahasa yang berlaku di daerah setempat.
No Butir Soal
A B C D E F
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √ √
220
No Butir Soal
A B C D E F
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
9 √ √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √ √
11 √ √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √ √
13 √ √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √ √
15 √ √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √ √
17 √ √ √ √ √ √
18 √ √ √ √ √ √
19 √ √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √ √
23 √ √ √ √ √ √
24 √ √ √ √ √ √
25 √ √ √ √ √ √
Catatan : Soal sudah layak untuk diujicobakan.
Tegal, 24 April 2013
Penilai
Drs. HY. Poniyo, M.Pd
NIP 19510412 198102 1 001
221
Lampiran 15
TABEL PEMBANTU ANALISIS ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
Kode Siswa
Nomor Soal Skor Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
siswa1 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 69 siswa2 3 4 3 4 4 2 4 2 3 3 3 4 2 3 4 2 4 4 3 4 4 2 3 4 2 80 siswa3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 1 77 siswa4 2 4 3 4 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 1 4 4 3 2 2 78 siswa5 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 84 siswa6 3 4 2 3 2 3 3 1 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 79 siswa7 3 4 2 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 82 siswa8 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 1 3 4 1 3 4 2 4 4 4 4 4 3 84siswa9 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 88 siswa10 3 2 2 3 2 3 2 2 2 4 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 3 2 74 siswa11 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 1 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 85 siswa12 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 80 siswa13 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 73 siswa14 3 4 3 3 2 4 1 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 2 82 siswa15 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 2 4 3 3 4 1 4 3 2 4 2 2 2 70siswa16 3 2 2 3 2 2 2 2 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 1 2 4 4 3 2 3 72 siswa17 3 2 3 2 2 2 3 2 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 69 siswa18 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77 siswa19 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 2 3 4 3 2 3 1 2 3 2 2 2 3 63 siswa20 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 1 4 4 1 4 3 3 4 3 3 4 4 4 84 siswa21 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 85 siswa22 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 93 siswa23 2 4 2 3 3 4 2 3 3 3 4 4 2 4 4 2 4 3 2 2 3 3 2 3 3 74
222
Kode Siswa
Nomor Soal Skor Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
siswa24 3 4 2 3 4 4 1 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 2 81siswa25 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 3 4 3 2 3 3 1 80 siswa26 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 76 siswa27 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 73 siswa28 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 3 4 3 4 4 2 4 2 3 2 3 3 4 3 2 80 siswa29 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 76 siswa30 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 92siswa31 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 1 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 73 siswa32 4 3 4 4 4 3 1 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 1 1 4 4 1 4 3 80 siswa33 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 2 3 2 3 3 2 2 3 74 siswa34 3 3 2 4 2 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 77 siswa35 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 4 3 1 4 4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 2 75 siswa36 3 4 4 3 4 2 1 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 1 4 4 4 4 2 4 1 75 siswa37 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 2 1 81 siswa38 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 2 2 4 3 1 4 4 77 siswa39 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 79 siswa40 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 81 siswa41 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 69 siswa42 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 1 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 79 siswa43 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 1 4 1 4 2 4 3 3 82 siswa44 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 1 4 3 4 4 1 4 2 3 4 4 3 4 3 3 84 siswa45 3 4 2 4 2 2 3 3 4 3 4 4 1 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 80 siswa46 4 3 4 4 3 3 3 4 4 1 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 78 Skor 142 158 137 162 146 138 116 129 159 144 163 161 120 174 172 111 170 138 137 136 152 147 139 139 114 3604
223
Lampiran 16
HASIL OUTPUT SPSS VALIDITAS ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
Correlations item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13item1 Pearson Correlation 1 .080 .533** .312* .244 .055 .163 .169 .461** .027 -.153 .133 .188
Sig. (2-tailed) .597 .000 .035 .102 .715 .280 .261 .001 .859 .311 .379 .212N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item2 Pearson Correlation .080 1 .149 .328* .526** .205 -.059 .221 .214 .058 -.045 .392** -.201Sig. (2-tailed) .597 .323 .026 .000 .172 .695 .140 .154 .703 .766 .007 .179N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item3 Pearson Correlation .533** .149 1 .355* .511** .038 .058 .241 .431** .005 -.166 .023 .058Sig. (2-tailed) .000 .323 .015 .000 .803 .701 .107 .003 .974 .271 .881 .703N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item4 Pearson Correlation .312* .328* .355* 1 .413** .103 .233 .378** .489** .045 .193 .370* .019Sig. (2-tailed) .035 .026 .015 .004 .496 .120 .010 .001 .764 .199 .011 .899N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item5 Pearson Correlation .244 .526** .511** .413** 1 .147 -.154 .425** .116 -.076 -.156 .263 -.170Sig. (2-tailed) .102 .000 .000 .004 .331 .306 .003 .443 .616 .302 .077 .260N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item6 Pearson Correlation .055 .205 .038 .103 .147 1 -.288 .157 .096 .036 .000 .214 .238Sig. (2-tailed) .715 .172 .803 .496 .331 .052 .298 .524 .811 1.000 .153 .112N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item7 Pearson Correlation .163 -.059 .058 .233 -.154 -.288 1 -.131 .148 .251 -.048 .000 .082Sig. (2-tailed) .280 .695 .701 .120 .306 .052 .386 .327 .092 .753 1.000 .588N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item8 Pearson Correlation .169 .221 .241 .378** .425** .157 -.131 1 .270 -.311* .094 .117 -.318*
Sig. (2-tailed) .261 .140 .107 .010 .003 .298 .386 .070 .035 .534 .437 .031N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item9 Pearson Correlation .461** .214 .431** .489** .116 .096 .148 .270 1 -.036 .158 .375* .056Sig. (2-tailed) .001 .154 .003 .001 .443 .524 .327 .070 .812 .295 .010 .713N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
224
item10 Pearson Correlation .027 .058 .005 .045 -.076 .036 .251 -.311* -.036 1 -.104 .087 -.229Sig. (2-tailed) .859 .703 .974 .764 .616 .811 .092 .035 .812 .492 .566 .126N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item11 Pearson Correlation -.153 -.045 -.166 .193 -.156 .000 -.048 .094 .158 -.104 1 .136 -.052Sig. (2-tailed) .311 .766 .271 .199 .302 1.000 .753 .534 .295 .492 .369 .729N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item12 Pearson Correlation .133 .392** .023 .370* .263 .214 .000 .117 .375* .087 .136 1 -.081Sig. (2-tailed) .379 .007 .881 .011 .077 .153 1.000 .437 .010 .566 .369 .591N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item13 Pearson Correlation .188 -.201 .058 .019 -.170 .238 .082 -.318* .056 -.229 -.052 -.081 1Sig. (2-tailed) .212 .179 .703 .899 .260 .112 .588 .031 .713 .126 .729 .591 N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item14 Pearson Correlation .091 -.051 -.016 .216 -.018 .203 -.053 .003 .234 .158 .294* .243 .006Sig. (2-tailed) .547 .739 .918 .150 .905 .177 .725 .983 .118 .295 .047 .104 .971N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item15 Pearson Correlation .004 .016 .117 .115 .136 .000 -.111 -.094 .041 .036 .203 .380** .018Sig. (2-tailed) .977 .917 .439 .445 .368 1.000 .461 .535 .787 .810 .176 .009 .904N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item16 Pearson Correlation -.155 -.270 -.303* -.213 -.244 -.113 -.149 -.177 -.187 -.400** .367* -.113 .302*
Sig. (2-tailed) .304 .069 .041 .156 .103 .454 .324 .239 .214 .006 .012 .455 .041N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item17 Pearson Correlation .190 .258 .041 .342* .194 .165 .017 .258 .401** -.178 .113 .330* .027Sig. (2-tailed) .207 .083 .789 .020 .196 .272 .911 .083 .006 .238 .457 .025 .857N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item18 Pearson Correlation -.151 -.074 -.172 .140 -.199 .194 .229 -.249 .087 .427** .288 .155 .092Sig. (2-tailed) .317 .624 .254 .353 .184 .195 .126 .095 .564 .003 .053 .303 .541N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item19 Pearson Correlation .059 .178 .259 .128 .042 .070 .196 -.008 .069 .147 .113 -.063 -.046Sig. (2-tailed) .696 .235 .082 .398 .780 .643 .192 .960 .649 .329 .454 .677 .759N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item20 Pearson Correlation .009 .176 -.102 .184 -.086 .221 .129 -.152 .081 .232 -.037 .076 -.023Sig. (2-tailed) .955 .242 .502 .221 .571 .140 .394 .313 .591 .120 .810 .618 .877N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
225
item21 Pearson Correlation .220 .229 -.038 .198 .239 .102 -.273 .209 .042 -.094 .090 .428** .023Sig. (2-tailed) .142 .126 .804 .187 .110 .500 .066 .163 .783 .532 .552 .003 .878N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item22 Pearson Correlation .074 .274 .008 .187 .259 .196 -.344* .248 .206 -.245 .204 .211 .019Sig. (2-tailed) .625 .066 .957 .214 .082 .192 .019 .097 .170 .100 .173 .158 .898N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item23 Pearson Correlation .164 .232 .193 .340* .180 .182 .238 .208 .321* .217 .159 .240 -.090Sig. (2-tailed) .275 .121 .198 .021 .231 .226 .111 .166 .030 .148 .290 .108 .551N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item24 Pearson Correlation .229 .241 .081 .244 .265 .265 -.096 .340* .130 .033 .070 .430** -.058Sig. (2-tailed) .125 .106 .593 .102 .075 .075 .525 .021 .391 .826 .645 .003 .703N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item25 Pearson Correlation .274 .017 -.019 .026 .006 .174 .018 .279 .045 -.101 -.086 .000 -.046Sig. (2-tailed) .065 .909 .899 .863 .967 .247 .904 .060 .767 .503 .568 1.000 .761N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
Skortotal Pearson Correlation .454** .469** .364* .676** .425** .447** .152 .340* .562** .144 .273 .570** .110Sig. (2-tailed) .002 .001 .013 .000 .003 .002 .314 .021 .000 .339 .066 .000 .468N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
226
Correlations item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25 skortotal item1 Pearson Correlation .091 .004 -.155 .190 -.151 .059 .009 .220 .074 .164 .229 .274 .454**
Sig. (2-tailed) .547 .977 .304 .207 .317 .696 .955 .142 .625 .275 .125 .065 .002N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item2 Pearson Correlation -.051 .016 -.270 .258 -.074 .178 .176 .229 .274 .232 .241 .017 .469**
Sig. (2-tailed) .739 .917 .069 .083 .624 .235 .242 .126 .066 .121 .106 .909 .001N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item3 Pearson Correlation -.016 .117 -.303* .041 -.172 .259 -.102 -.038 .008 .193 .081 -.019 .364*
Sig. (2-tailed) .918 .439 .041 .789 .254 .082 .502 .804 .957 .198 .593 .899 .013N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item4 Pearson Correlation .216 .115 -.213 .342* .140 .128 .184 .198 .187 .340* .244 .026 .676**
Sig. (2-tailed) .150 .445 .156 .020 .353 .398 .221 .187 .214 .021 .102 .863 .000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item5 Pearson Correlation -.018 .136 -.244 .194 -.199 .042 -.086 .239 .259 .180 .265 .006 .425**
Sig. (2-tailed) .905 .368 .103 .196 .184 .780 .571 .110 .082 .231 .075 .967 .003N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item6 Pearson Correlation .203 .000 -.113 .165 .194 .070 .221 .102 .196 .182 .265 .174 .447**
Sig. (2-tailed) .177 1.000 .454 .272 .195 .643 .140 .500 .192 .226 .075 .247 .002N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item7 Pearson Correlation -.053 -.111 -.149 .017 .229 .196 .129 -.273 -.344* .238 -.096 .018 .152Sig. (2-tailed) .725 .461 .324 .911 .126 .192 .394 .066 .019 .111 .525 .904 .314N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item8 Pearson Correlation .003 -.094 -.177 .258 -.249 -.008 -.152 .209 .248 .208 .340* .279 .340*
Sig. (2-tailed) .983 .535 .239 .083 .095 .960 .313 .163 .097 .166 .021 .060 .021N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item9 Pearson Correlation .234 .041 -.187 .401** .087 .069 .081 .042 .206 .321* .130 .045 .562**
Sig. (2-tailed) .118 .787 .214 .006 .564 .649 .591 .783 .170 .030 .391 .767 .000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item10 Pearson Correlation .158 .036 -.400** -.178 .427** .147 .232 -.094 -.245 .217 .033 -.101 .144Sig. (2-tailed) .295 .810 .006 .238 .003 .329 .120 .532 .100 .148 .826 .503 .339N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item11 Pearson Correlation .294* .203 .367* .113 .288 .113 -.037 .090 .204 .159 .070 -.086 .273
227
Sig. (2-tailed) .047 .176 .012 .457 .053 .454 .810 .552 .173 .290 .645 .568 .066N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item12 Pearson Correlation .243 .380** -.113 .330* .155 -.063 .076 .428** .211 .240 .430** .000 .570**
Sig. (2-tailed) .104 .009 .455 .025 .303 .677 .618 .003 .158 .108 .003 1.000 .000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item13 Pearson Correlation .006 .018 .302* .027 .092 -.046 -.023 .023 .019 -.090 -.058 -.046 .110Sig. (2-tailed) .971 .904 .041 .857 .541 .759 .877 .878 .898 .551 .703 .761 .468N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item14 Pearson Correlation 1 .287 .152 .517** .123 .251 -.026 .004 .219 .221 .016 -.146 .382**
Sig. (2-tailed) .053 .314 .000 .417 .092 .864 .978 .143 .139 .918 .333 .009N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item15 Pearson Correlation .287 1 .064 .132 .115 -.016 .083 .240 -.045 .146 .085 -.078 .272Sig. (2-tailed) .053 .672 .382 .446 .915 .584 .108 .764 .332 .576 .606 .068N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item16 Pearson Correlation .152 .064 1 -.071 -.103 -.022 -.172 -.096 .177 -.131 -.216 -.113 -.149Sig. (2-tailed) .314 .672 .640 .498 .886 .253 .526 .239 .385 .149 .453 .325N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item17 Pearson Correlation .517** .132 -.071 1 -.100 .200 .019 .178 .226 .073 .251 -.124 .440**
Sig. (2-tailed) .000 .382 .640 .508 .182 .900 .237 .130 .628 .092 .412 .002N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item18 Pearson Correlation .123 .115 -.103 -.100 1 -.064 .315* .000 -.107 .165 .137 -.158 .280Sig. (2-tailed) .417 .446 .498 .508 .674 .033 1.000 .480 .273 .363 .295 .059N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item19 Pearson Correlation .251 -.016 -.022 .200 -.064 1 .371* -.035 .162 .323* .187 -.394** .375*
Sig. (2-tailed) .092 .915 .886 .182 .674 .011 .818 .283 .029 .214 .007 .010N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item20 Pearson Correlation -.026 .083 -.172 .019 .315* .371* 1 -.018 .083 .387** .202 -.278 .360*
Sig. (2-tailed) .864 .584 .253 .900 .033 .011 .907 .584 .008 .179 .061 .014N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item21 Pearson Correlation .004 .240 -.096 .178 .000 -.035 -.018 1 .238 .140 .415** .015 .354*
Sig. (2-tailed) .978 .108 .526 .237 1.000 .818 .907 .111 .353 .004 .921 .016N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item22 Pearson Correlation .219 -.045 .177 .226 -.107 .162 .083 .238 1 -.008 .241 .027 .385**
228
Sig. (2-tailed) .143 .764 .239 .130 .480 .283 .584 .111 .959 .107 .861 .008N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item23 Pearson Correlation .221 .146 -.131 .073 .165 .323* .387** .140 -.008 1 .115 -.123 .575**
Sig. (2-tailed) .139 .332 .385 .628 .273 .029 .008 .353 .959 .448 .414 .000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item24 Pearson Correlation .016 .085 -.216 .251 .137 .187 .202 .415** .241 .115 1 .093 .542**
Sig. (2-tailed) .918 .576 .149 .092 .363 .214 .179 .004 .107 .448 .539 .000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
item25 Pearson Correlation -.146 -.078 -.113 -.124 -.158 -.394** -.278 .015 .027 -.123 .093 1 .039Sig. (2-tailed) .333 .606 .453 .412 .295 .007 .061 .921 .861 .414 .539 .799N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
skortotal Pearson Correlation .382** .272 -.149 .440** .280 .375* .360* .354* .385** .575** .542** .039 1Sig. (2-tailed) .009 .068 .325 .002 .059 .010 .014 .016 .008 .000 .000 .799 N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Soal yang valid berjumlah 17 butir, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24.
229
Lampiran 17
REKAPITULASI UJI VALIDITAS ANGKET MOTIVASI rtabel = 0,291
taraf signifikansi 0,05 n= 46
Nomor Item Pearson Correlation (r11) Kriteria
1 0,454 Valid 2 0,469 Valid 3 0,364 Valid 4 0,676 Valid 5 0,425 Valid 6 0,447 Valid 7 0,152 Tidak valid 8 0,340 Valid 9 0,562 Valid 10 0,144 Tidak valid 11 0,273 Tidak valid 12 0,570 Valid 13 0,110 Tidak valid 14 0,382 Valid 15 0,272 Tidak valid 16 -0,149 Tidak valid 17 0,440 Valid 18 0,280 Tidak valid 19 0,375 Valid 20 0,360 Valid 21 0,354 Valid 22 0,385 Valid 23 0,575 Valid 24 0,542 Valid 25 0,039 Tidak valid
Berdasarkan hasil uji validitas angket motivasi belajar Matematika, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Dari 25 butir soal yang diujicobakan diperoleh:
a. 17 soal yang valid, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 14, 17, 19,
20, 21, 22, 23, dan 24.
b. 8 soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 7, 10, 11, 13, 15, 16, 18, dan 25.
2. 17 soal yang valid telah memenuhi seluruh indikator dari motivasi belajar.
230
Lampiran 18
HASIL OUTPUT SPSS RELIABILITAS ANGKET MOTIVASI (25 SOAL)
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 46 100.0
Excludeda 0 .0
Total 46 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.674 25
Selanjutnya, hasil r11 dikonsultasikan dengan kriteria interpretasi skor motivasi
belajar siswa berdasarkan Arikunto (2010: 319) sebagai berikut:
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,801 sampai dengan 1,00 Tinggi Antara 0,601 sampai dengan 0,800 Cukup Antara 0,401 sampai dengan 0,600 Agak rendah Antara 0,201 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (Tak berkorelasi)
Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,674 menunjukkan bahwa soal yang valid
memenuhi kriteria cukup reliabel.
231
Lampiran 19
HASIL OUTPUT SPSS RELIABILITAS ANGKET MOTIVASI (17 SOAL VALID)
Reliability
Case Processing Summary N %
Cases Valid 46 100.0
Excludeda 0 .0
Total 46 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.791 17
Selanjutnya, hasil r11 dikonsultasikan dengan kriteria interpretasi skor motivasi
belajar siswa berdasarkan Arikunto (2010: 319) sebagai berikut:
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,801 sampai dengan 1,00 Tinggi Antara 0,601 sampai dengan 0,800 Cukup Antara 0,401 sampai dengan 0,600 Agak rendah Antara 0,201 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (Tak berkorelasi)
Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,791 menunjukkan bahwa soal yang valid
memenuhi kriteria cukup reliabel dan nilai r11 dari 17 soal yang valid lebih tinggi
daripada nilai r11 dari 25 soal yang diujicobakan.
232
Lampiran 20
REKAPITULASI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET
Nomor Item Kriteria Validitas Kriteria Reliabilitas
1 Valid Reliabel 2 Valid Reliabel 3 Valid Reliabel 4 Valid Reliabel 5 Valid Reliabel 6 Valid Reliabel 7 Tidak valid Tidak reliabel 8 Valid Reliabel 9 Valid Reliabel 10 Tidak valid Tidak reliabel 11 Tidak valid Tidak reliabel 12 Valid Reliabel 13 Tidak valid Tidak reliabel 14 Valid Reliabel 15 Tidak valid Tidak reliabel 16 Tidak valid Tidak reliabel 17 Valid Reliabel 18 Tidak valid Tidak reliabel 19 Valid Reliabel 20 Valid Reliabel 21 Valid Reliabel 22 Valid Reliabel 23 Valid Reliabel 24 Valid Reliabel 25 Tidak valid Tidak reliabel
Berdasarkan hasil rekapitulasi, maka peneliti menggunakan 17 soal valid sebagai
postes untuk mengukur tingkat motivasi siswa dalam belajar Matematika yaitu
soal nomor nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24.
233
Lampiran 21
KISI-KISI SOAL TES UJI COBA MATERI BANGUN DATAR
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Bangun Datar
Jenis Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Memahami Sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
No Kompetensi Dasar Indikator Soal Ranah kognitif yang di ukur
Nomor butir soal C1 C2 C3
M Sd Sl M Sd Sl M Sd Sl1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121. 6.1 Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun datar.
1. Siswa dapat menyebutkan nama bangun datar berdasarkan gambar yang diamati.
1 21
2. Siswa dapat menyebutkan salah satu sifat bangun datar jajar genjang.
2 22
3. Siswa dapat menyebutkan salah satu sifat bangun datar layang-layang.
3 23
4. Siswa dapat menyebutkan nama bangun datar trapesium sembarang dan belah ketupat berdasarkan sifat sudutnya.
4 24
5. Siswa dapat menyebutkan nama bangun datar belah ketupat dan trapesium siku-siku berdasarkan sifat sisi dan sudutnya.
5 25
234
3 4 5 6 7 8 9 10 11 126. Siswa dapat menjelaskan tentang sifat sisi atau sudut
bangun datar jajar genjang dan layang-layang. 6
267
27
7. Disajikan gambar bangun trapesium PQRS atau layang-layang ABCD. Siswa dapat menentukan sisi yang sama panjang atau sejajar dan sudut yang sama besar.
8 289
29
8. Disajikan gambar belah ketupat KLMN. Siswa dapat menentukan sudut yang sama besar dengan salah satu sudut yang disebutkan.
1030
9. Disajikan pernyataan mengenai sifat-sifat bangun datar trapesium sama kaki dan trapesium siku-siku, siswa dapat menentukan bangun datar yang dimaksud.
1131
10. Disajikan gambar atau pernyataan tentang bangun datar jajar genjang, trapesium, dan belah ketupat. siswa dapat menentukan mana yang termasuk sifat dan bukan sifat dari bangun tersebut.
1333
1232
11. Siswa dapat menjelaskan persamaan antara bangun datar trapesium dan jajar genjang serta bangun datar belah ketupat dan layang-layang.
1434
12. Siswa dapat menjelaskan perbedaan antara bangun datar trapesium dan jajar genjang serta bangun datar belah ketupat dan layang-layang.
1535
13. Disajikan sebuah gambar bangun trapesium sembarang ABCD dan trapesium siku-siku PQRS. Siswa dapat menghitung panjang salah satu sisi yang ditentukan.
1636
1 2
235
3 4 5 6 7 8 9 10 11 1214. Disajikan sebuah gambar bangun jajar genjang ABCD.
Siswa dapat menghitung panjang salah satu sisi yang ditentukan.
17 37
15. Disajikan sebuah gambar belah ketupat ABCD, layang-layang ABCD, dan trapesium PQRS. Siswa dapat menghitung besar salah satu sudut pada bangun datar tersebut.
18 38 19 39
2040
Jumlah Butir Soal 10 20 10 Persentase Tingkat Kesukaran Soal (Mudah, Sedang, Sulit) 25% mudah 50% sedang 25% sulit
Keterangan :
C1 = Pengetahuan (ingatan)
C2 = Pemahaman
C3 = Penerapan
M = Mudah
Sd = Sedang
Sl = Sulit
1 2
236
Lampiran 22
SOAL TES UJI COBA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V/2
Materi Pokok : Bangun Datar
Standar Kompetensi : 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
Alokasi Waktu : 70 menit
PETUNJUK PENGISIAN:
1. Tulislah nama dan nomor absen pada lembar jawab yang disediakan.
2. Bacalah secara cermat setiap soal.
3. Jawablah soal secara individu.
4. Periksa kembali jawabanmu sebelum lembar jawab dikumpulkan.
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat !
1. Gambar di bawah ini merupakan contoh bangun datar ....
a. trapesium
b. jajar genjang
c. layang-layang
d. belah ketupat
2. Berikut ini yang merupakan sifat jajar genjang yaitu ....
a. mempunyai satu pasang sisi saling sejajar dan berhadapan
b. mempunyai empat sisi yang sama panjang
c. mempunyai empat sudut yang sama besar
d. mempunyai satu sudut siku-siku
3. Salah satu sifat yang dimiliki oleh bangun layang-layang yaitu ....
a. keempat sisinya sama panjang
b. memiliki dua pasang sisi yang sama panjang
c. panjang keempat sisinya berbeda-beda
d. sisi yang sejajar tidak sama panjang
237
4. Bangun datar yang memiliki empat sudut yang besarnya berbeda-beda yaitu
....
a. belah ketupat c. trapesium sembarang
b. jajar genjang d. trapesium sama kaki
5. Bangun datar yang memiliki empat sisi yang sama panjang dan sudut yang
berhadapan sama besar yaitu ....
a. jajar genjang c. trapesium
b. layang-layang d. belah ketupat
6. Sifat sudut yang dimiliki oleh jajar genjang yaitu ....
a. mempunyai sudut siku-siku
b. semua sudutnya sama besar
c. sudut yang berhadapan sama besar
d. sudut yang bersebelahan sama besar
7. Layang-layang memiliki ... pasang sudut yang sama besar.
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
8. Perhatikan bangun trapesium di samping.
Sisi yang sejajar dengan sisi PQ yaitu sisi ....
a. QR c. PS
b. SR d. RQ
9. Perhatikan bangun di bawah ini.
Sudut yang sama besar dengan sudut DAB
yaitu sudut....
a. ABC c. ADC
b. DCB d. ABD
10. Perhatikan gambar belah ketupat KLMN berikut ini.
Sudut BCD sama besar dengan sudut ....
a. BAD c. ADC
b. ABC d. CDA
C
A
B D
238
11. Fikri mempunyai sebuah mainan yang mempunyai empat sisi. Dua sisi
diantaranya sama panjang dan dua pasang sudutnya sama besar. Mainan Fikri
tersebut berbentuk ....
a. belah ketupat c. trapesium siku-siku
b. trapesium sembarang d. trapesium sama kaki
12. Sifat yang tidak dimiliki oleh bangun di bawah ini yaitu ....
a. memiliki dua garis diagonal
b. sudut yang berhadapan sama besar
c. sisi yang sejajar tidak sama panjang
d. sisi yang sejajar sama panjang
13. Perhatikan pernyataan berikut ini.
A. sisi yang berhadapan sama panjang
B. semua sisinya sama panjang
C. sudut yang berhadapan sama besar
D. jumlah sudut yang berdekatan 900
Yang merupakan sifat jajar genjang yaitu pernyataan ....
a. A dan B c. B dan C
b. A dan C d. B dan D
14. Berikut ini yang merupakan persamaan dari sifat bangun datar trapesium dan
jajar genjang yaitu ....
a. semua sudutnya sama besar
b. sudut yang berhadapan sama besar
c. memiliki sisi yang sejajar
d. semua sisinya sama panjang
15. Belah ketupat yaitu mempunyai sifat ... yang tidak dimiliki oleh layang-
layang.
a. memiliki sisi yang sama panjang
b. sudut yang berhadapan sama besar
c. memiliki sisi yang sejajar
d. kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus
239
16. Perhatikan gambar bangun trapesium berikut ini.
Jika diketahui panjang sisi AD = 12 cm,
panjang AE = 1 cm, dan FD = 3 cm, maka
panjang sisi BC yaitu ....
a. 5 cm c. 7 cm
b. 6 cm d. 8 cm
17. Perhatikan bangun jajar genjang ABCD berikut ini.
Jika diketahui panjang AD = panjang EC = 7
cm, dan panjang DE = AD, maka panjang
AB yaitu ....
a. 9, 5 cm c. 11,5 cm
b. 10,5 cm d. 12,5 cm
18. Perhatikan bangun belah ketupat ABCD berikut ini.
Jika besar sudut BAD adalah 850, maka besar
sudut ABC yaitu ....
a. 750 c. 950
b. 850 d. 1050
19. Perhatikan bangun layang-layang ABCD berikut ini.
Jika besar sudut DAB = 1000 dan sudut ADC
= 1150, maka besar sudut ABC yaitu ....
a. 450 c. 550
b. 500 d. 600
20. Perhatikan gambar bangun trapesium PQRS berikut ini.
Jika diketahui besar sudut QRS = 500, maka
besar sudut PQR yaitu ....
a. 1000 c. 1200
b. 1100 d. 1300
F E
A B
C D E
C
A
B D
240
21. Gambar di bawah ini merupakan contoh bangun datar ....
a. trapesium
b. jajar genjang
c. layang-layang
d. belah ketupat
22. Berikut ini yang merupakan sifat jajar genjang yaitu ....
a. mempunyai empat sudut yang sama besar
b. mempunyai empat sudut yang tidak sama besar
c. mempunyai dua buah sudut siku-siku
d. sudut yang berhadapan sama besar
23. Salah satu sifat yang dimiliki oleh bangun layang-layang yaitu ....
a. keempat sudutnya sama besar
b. sudut yang berhadapan sama besar
c. besar keempat sudutnya berbeda-beda
d. mempunyai sepasang sudut yang sama besar
24. Bangun datar yang mempunyai sifat sudut-sudut yang berhadapan sama besar
yaitu ....
a. belah ketupat c. trapesium
b. jajar genjang d. layang-layang
25. Bangun datar yang memiliki empat sisi yang panjangnya berbeda-beda dan
memiliki dua sudut siku-siku yaitu ....
a. belah ketupat c. trapesium sembarang
b. layang-layang d. trapesium siku-siku
26. Sifat sisi yang dimiliki oleh jajar genjang yaitu ....
a. keempat sisinya sama panjang
b. sisi yang berhadapan tidak sejajar
c. sisi yang sejajar panjangnya berbeda
d. sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang
27. Pada bangun jajar genjang terdapat ... pasang sudut yang sama besar.
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
241
28. Perhatikan bangun trapesium di samping.
Sisi QR sama panjang dengan sisi ....
a. PS c. PQ
b. SR d. RQ
29. Perhatikan bangun di bawah ini.
Sudut DAC sama besar dengan sudut....
a. BAC c. BCA
b. BCA d. DCA
30. Perhatikan gambar belah ketupat KLMN berikut ini.
Sudut ABC sama besar dengn sudut ....
a. BAD c. ADC
b. ABC d. CDA
31. Sebuah kertas memiliki sepasang sisi yang sejajar dan dua sudutnya
membentuk sudut 900. Kertas tersebut berbentuk bangun ....
a. jajar genjang
b. trapesium sembarang
c. trapesium siku-siku
d. trapesium sama kaki
32. Sifat yang tidak dimiliki oleh bangun di bawah ini yaitu ....
a. mempunyai sepasang sisi sejajar
b. keempat sudutnya berjumlah 1800
c. sudut yang berhadapan tidak sama besar
d. mempunyai sudut siku-siku
33. Perhatikan pernyataan pada tabel berikut ini.
1 Keempat sisinya tidak sama panjang 2 Mempunyai sisi yang sama panjang 3 Keempat sudutnya tidak sama besar 4 Sudut yang berhadapan sama besar
C
A
B D
Q P
S R
242
Pernyataan yang menunjukkan sifat belah ketupat yaitu ....
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 2 dan 4
34. Salah satu sifat bangun belah ketupat yaitu mempunyai sifat ... yang juga
dimiliki oleh layang-layang.
a. memiliki panjang sisi yang sama
b. sudut yang berhadapan sama besar
c. memiliki sisi yang sejajar
d. kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus
35. Jajar genjang memiliki sifat ... sama besar yang tidak dimiliki oleh trapesium.
a. semua sudutnya c. sudut yang berdekatan
b. sudut yang berhadapan d. semua sisinya
36. Perhatikan gambar bangun trapesium berikut ini.
Jika diketahui PQST adalah bangun persegi
dengan panjang sisi 5 cm dan panjang TR
adalah 3 cm, maka panjang sisi SR yaitu ....
a. 5 cm c. 7 cm
b. 6 cm d. 8 cm
37. Perhatikan bangun jajar genjang ABCD berikut ini.
Jika diketahui panjang AB = panjang CD = 8
cm, dan panjang AD = CD, maka panjang
sisi BC yaitu ....
a. 5 cm c. 7 cm
b. 6 cm d. 8 cm
38. Perhatikan bangun belah ketupat ABCD berikut ini.
Jika besar sudut ABC adalah 1000, maka besar
sudut BCD yaitu ....
a. 600 c. 800
b. 700 d. 900
C
A
B D
T
A B
C D
243
39. Perhatikan bangun layang-layang ABCD berikut ini.
Jika besar sudut BAD = 950 dan besar sudut
ABC = 550, maka besar sudut ADC yaitu ....
a. 950 c. 1150
b. 1050 d. 1250
40. Perhatikan gambar bangun trapesium PQRS berikut ini.
Jika diketahui besar sudut PQR = 1300, maka
besar sudut QRS yaitu ....
a. 500 c. 700
b. 600 d. 800
KUNCI JAWABAN SOAL TES UJI COBA
1. a 11. d 21. c 31. c
2. a 12. c 22. d 32. b
3. b 13. b 23. d 33. d
4. c 14. c 24. a 34. d
5. d 15. c 25. d 35. b
6. c 16. d 26. d 36. d
7. a 17. b 27. b 37. b
8. b 18. c 28. a 38. c
9. b 19. a 29. d 39. c
10. a 20. d 30. c 40. a
244
Lampiran 23
LEMBAR VALIDASI OLEH PENILAI AHLI
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar
Kelas/Semester : V/2
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa kisi-kisi dan butir-butir soal tes pembelajaran matematika,
berilah tanda cek (√), jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah dan tanda silang (x), jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria
telaah pada kolom yang tersedia.
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal
dalam kisi-kisi. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
245
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,
jelas, dan tegas. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.
√ - - - - - - √ √ √ - √ - - - √ √ √ √ √
11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan
pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
246
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan
sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal
dalam kisi-kisi. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
247
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,
jelas, dan tegas. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.
√ - - - - - - √ √ √ - √ - - - √ √ √ √ √
11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan
pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
248
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan
sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Catatan: Semua butir soal sudah layak diujicobakan.
Tegal, 24 April 2013
Penilai Ahli,
Dra. Noening Andrijati, M.Pd.
NIP 19680610 199303 2 002
249
LEMBAR VALIDASI OLEH PENILAI AHLI
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar
Kelas/Semester : V/2
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa kisi-kisi dan butir-butir soal tes pembelajaran matematika,
berilah tanda cek (√), jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah dan tanda silang (x), jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria
telaah pada kolom yang tersedia.
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal
dalam kisi-kisi. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
250
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,
jelas, dan tegas. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.
√ - - - - - - √ √ √ - √ - - - √ √ √ √ √
11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan
pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
251
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan
sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal
dalam kisi-kisi. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
252
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,
jelas, dan tegas. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.
√ - - - - - - √ √ √ - √ - - - √ √ √ √ √
11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan
pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
253
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan
sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Catatan: Semua butir soal sudah layak diujicobakan.
Tegal, 24 April 2013
Penilai Ahli,
254
LEMBAR VALIDASI OLEH PENILAI AHLI
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar
Kelas/Semester : V/2
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa kisi-kisi dan butir-butir soal tes pembelajaran matematika,
berilah tanda cek (√), jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah dan tanda silang (x), jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria
telaah pada kolom yang tersedia.
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal
dalam kisi-kisi. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
255
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,
jelas, dan tegas. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.
√ - - - - - - √ √ √ - √ - - - √ √ √ √ √
11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan
pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
256
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan
sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal
dalam kisi-kisi. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
257
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,
jelas, dan tegas. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.
√ - - - - - - √ √ √ - √ - - - √ √ √ √ √
11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan
pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
258
No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan
sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Catatan: Semua butir soal sudah layak diujicobakan.
Tegal, 24 April 2013
Penilai Ahli,
Triyana, S.Pd.SD
NIP 19651022 199403 1 005
259
Lampiran 24
TABEL PEMBANTU ANALISIS UJI COBA SOAL PILIHAN GANDA MATERI BANGUN DATAR
Kode Siswa
Nomor Soal Skor Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
siswa1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 19 siswa2 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 18 siswa3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 28 siswa4 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 11 siswa5 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 23 siswa6 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 18siswa7 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 16siswa8 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 18 siswa9 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 27 siswa10 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 21 siswa11 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 22 siswa12 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 22 siswa13 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 19 siswa14 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 20 siswa15 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 19 siswa16 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 15 siswa17 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 14 siswa18 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 14 siswa19 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 12siswa20 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 15 siswa21 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 22 siswa22 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 15 siswa23 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 21 siswa24 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 18 siswa25 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 14
260
Kode Siswa
Nomor Soal Skor Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
siswa26 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 21 siswa27 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 18 siswa28 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 15 siswa29 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 22 siswa30 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 19 siswa31 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 18 siswa32 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 15 siswa33 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 17 siswa34 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 24 siswa35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 10 siswa36 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 7 siswa37 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 25 siswa38 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 15siswa39 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 11siswa40 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 18 siswa41 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 24 siswa42 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 17 siswa43 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 11 siswa44 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 28 siswa45 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 23 siswa46 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 13
skor soal 41 19 31 31 27 19 3 29 33 33 16 14 22 13 7 25 11 11 10 12 45 20 15 20 25 22 22 34 23 28 17 10 28 16 22 25 15 16 11 11 832
261
Lampiran 25
HASIL UJI COBA ANGKET DAN SOAL TES BANGUN DATAR
KELAS VA SD NEGERI PENARUKAN 01
No NIS Siswa Kelas VA Skor Motivasi Skor Tes 1 3792 Adi Yuli Mulyadi 69 18 2 3794 Ainun Tri Khasanah 80 18 3 3795 Ali Akbar Rafsan J. 77 28 4 3796 Almas Nisrina Zaen 78 12 5 3797 Anisa Laelia Putri 84 23 6 3799 Defi Apriliyani 79 18 7 3800 Dinda Putri Febriani - - 8 3801 Difara Berliana A. 82 17 9 3802 Dwi Anisa Putri 84 18 10 3803 Dwi Novia Wulandari 88 27 11 3804 Dwi Suci Ramadhani 74 21 12 3805 Fadila Dwi Mulyani 85 22 13 3806 Fajar Aji Prasetyo 80 22 14 3809 Hendri Dwi Pratama 73 19 15 3810 Hilda Aini Tsuroya 82 20 16 3811 Intan Putri Anggini 70 19 17 3812 Karisma Nur Pitaloka 72 15 18 3813 Magrisa Amelia N.K. 69 14 19 3815 Muh. Nur Faizal 77 14 20 3817 Muh. Rega Saputra 63 12 21 3818 Nafisah Fatimah A. 84 15 22 3819 Sela Novita 85 22 23 3820 Septi Sismorowati 93 15 24 3821 Shela Maharani 74 21 25 3822 Silva Arizki 81 18 26 3824 Titi Nur Azizah 80 12 27 3965 Cherlyandra Nur A. 76 21
Keterangan : Siswa kelas VA yang mengikuti tes uji coba sebanyak 26 siswa
262
HASIL UJI COBA ANGKET DAN SOAL TES BANGUN DATAR
KELAS VB SD NEGERI PENARUKAN 01
No NIS Siswa Kelas VB Skor Motivasi Skor Tes 1 3756 Abdhul Lathif 73 18 2 3758 Agus Untung - - 3 3780 Rehan Setiawan 80 15 4 3782 Sella Sekarwati - - 5 3825 Abdul Aday Roby 76 21 6 3826 Abdul Aziz 92 19 7 3828 Aris Feri Prasetyo 73 18 8 3829 Devi Mulyanti 77 15 9 3830 Djungrotun Nisyah - - 10 3831 Erika Dwi Mahmudah 74 17 11 3833 Vinken Kandela 77 24 12 3834 Ismi Maulia Safitri 75 10 13 3836 Khaerul Anam 75 7 14 3837 Linda Astuti - - 15 3838 Mochamad Muzaeni 81 25 16 3840 Nisa Febriyani 77 15 17 3842 Noni Widiasari - - 18 3843 Puput Sri Wulandari 79 11 19 3844 Putri Nur Apriliani 81 18 20 3845 Roasih 69 24 21 3846 Slamet Rianto - - 22 3847 Susi Indrisari 79 17 23 3848 Tiara Nurul Lestari - - 24 3849 Uneszah Nurul M. 82 11 25 3850 Anisa Hartanti 84 28 26 3888 Alfin Septrian Felani 80 23 27 3938 Apriliani 78 13
Keterangan : Siswa kelas VB yang mengikuti tes uji coba sebanyak 20 siswa
263
Lampiran 26 HASIL OUTPUT SPSS VALIDITAS SOAL UJI COBA MATERI BANGUN DATAR
Correlations soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 soal6 soal7 soal8 soal9 soal10soal11 soal12 soal13 soal14 soal15 soal16 soal17 soal18 soal19 soal20
soal1 Pearson Correlation
1 -.133 .204 .502** .133 .293* -.191 .022 .091 .246 -.038 -.073 .334* .064 -.046 -.040 .032 -.132 .015 .048
Sig. (2-tailed) .380 .174 .000 .380 .048 .204 .885 .547 .099 .801 .632 .023 .672 .759 .794 .833 .383 .923 .749N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal2 Pearson Correlation
-.133 1 .113 .018 .255 .283 .315* .093 .232 -.062 -.056 -.075 .169 .356* -.232 .060 -.263 .047 -.121 .004
Sig. (2-tailed) .380 .456 .903 .087 .057 .033 .537 .120 .683 .710 .620 .261 .015 .120 .693 .077 .755 .423 .977N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal3 Pearson Correlation
.204 .113 1 .110 .264 -.170 .184 .236 .284 -.025 .119 .158 -.077 .025 -.222 .480** .173 -.154 .142 -.009
Sig. (2-tailed) .174 .456 .468 .076 .259 .222 .114 .055 .871 .433 .295 .612 .871 .139 .001 .252 .308 .347 .952N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal4 Pearson Correlation
.502** .018 .110 1 .076 .018 -.192 .140 .078 .078 -.076 .057 .202 .128 -.093 -.172 .173 -.154 .254 -.009
Sig. (2-tailed) .000 .903 .468 .617 .903 .201 .354 .605 .605 .615 .707 .179 .398 .540 .253 .252 .308 .088 .952N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal5 Pearson Correlation
.133 .255 .264 .076 1 -.014 .043 -.093 .258 .356* .242 -.021 .184 .134 .110 -.060 .056 -.047 -.200 .197
Sig. (2-tailed) .380 .087 .076 .617 .928 .778 .537 .084 .015 .105 .891 .220 .374 .469 .693 .710 .755 .182 .190N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal6 Pearson Correlation
.293* .283 -.170 .018 -.014 1 -.043 .002 .134 .036 -.056 .117 .523** .356* -.110 -.029 -.160 -.160 -.228 .105
Sig. (2-tailed) .048 .057 .259 .903 .928 .778 .990 .374 .811 .710 .439 .000 .015 .469 .849 .289 .289 .127 .488N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal7 Pearson Correlation
-.191 .315* .184 -.192 .043 -.043 1 .202 -.030 -.030 .177 .017 -.077 .225 -.112 .065 -.148 -.148 .074 -.157
Sig. (2-tailed) .204 .033 .222 .201 .778 .778 .178 .844 .844 .240 .913 .613 .132 .459 .666 .326 .326 .624 .298N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal8 Pearson Correlation
.022 .093 .236 .140 -.093 .002 .202 1 .020 -.080 .086 .017 .102 -.020 -.052 -.069 .007 .007 -.033 -.263
264
Sig. (2-tailed) .885 .537 .114 .354 .537 .990 .178 .897 .595 .568 .911 .500 .897 .732 .650 .964 .964 .826 .077N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal9 Pearson Correlation
.091 .232 .284 .078 .258 .134 -.030 .020 1 .142 .053 -.005 .214 .179 -.137 .297* .012 .125 .097 -.067
Sig. (2-tailed) .547 .120 .055 .605 .084 .374 .844 .897 .346 .727 .976 .153 .233 .363 .045 .935 .406 .523 .659N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal10 Pearson Correlation
.246 -.062 -.025 .078 .356* .036 -.030 -.080 .142 1 .053 -.005 .214 .287 .131 -.091 .125 .012 -.020 -.067
Sig. (2-tailed) .099 .683 .871 .605 .015 .811 .844 .595 .346 .727 .976 .153 .053 .384 .549 .406 .935 .893 .659N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal11 Pearson Correlation
-.038 -.056 .119 -.076 .242 -.056 .177 .086 .053 .053 1 .013 .032 .048 .199 .028 .233 .126 -.164 .086
Sig. (2-tailed) .801 .710 .433 .615 .105 .710 .240 .568 .727 .727 .932 .834 .749 .185 .854 .120 .406 .277 .570N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal12 Pearson Correlation
-.073 -.075 .158 .057 -.021 .117 .017 .017 -.005 -.005 .013 1 -.255 .109 -.280 .322* .072 .072 .110 .037
Sig. (2-tailed) .632 .620 .295 .707 .891 .439 .913 .911 .976 .976 .932 .087 .469 .059 .029 .633 .633 .469 .805N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal13 Pearson Correlation
.334* .169 -.077 .202 .184 .523** -.077 .102 .214 .214 .032 -.255 1 .172 .321* -.171 .075 -.027 -.294* .125
Sig. (2-tailed) .023 .261 .612 .179 .220 .000 .613 .500 .153 .153 .834 .087 .252 .029 .256 .618 .861 .048 .408N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal14 Pearson Correlation
.064 .356* .025 .128 .134 .356* .225 -.020 .179 .287 .048 .109 .172 1 -.131 .091 -.012 -.012 .137 -.043
Sig. (2-tailed) .672 .015 .871 .398 .374 .015 .132 .897 .233 .053 .749 .469 .252 .384 .549 .935 .935 .362 .776N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal15 Pearson Correlation
-.046 -.232 -.222 -.093 .110 -.110 -.112 -.052 -.137 .131 .199 -.280 .321* -.131 1 -.219 .046 -.096 -.223 -.114
Sig. (2-tailed) .759 .120 .139 .540 .469 .469 .459 .732 .363 .384 .185 .059 .029 .384 .143 .760 .527 .136 .451N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal16 Pearson Correlation
-.040 .060 .480** -.172 -.060 -.029 .065 -.069 .297* -.091 .028 .322* -.171 .091 -.219 1 .309* -.100 .060 .048
Sig. (2-tailed) .794 .693 .001 .253 .693 .849 .666 .650 .045 .549 .854 .029 .256 .549 .143 .037 .508 .693 .754N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
265
soal17 Pearson Correlation
.032 -.263 .173 .173 .056 -.160 -.148 .007 .012 .125 .233 .072 .075 -.012 .046 .309* 1 .044 .075 .015
Sig. (2-tailed) .833 .077 .252 .252 .710 .289 .326 .964 .935 .406 .120 .633 .618 .935 .760 .037 .771 .619 .920N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal18 Pearson Correlation
-.132 .047 -.154 -.154 -.047 -.160 -.148 .007 .125 .012 .126 .072 -.027 -.012 -.096 -.100 .044 1 -.172 .015
Sig. (2-tailed) .383 .755 .308 .308 .755 .289 .326 .964 .406 .935 .406 .633 .861 .935 .527 .508 .771 .253 .920N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal19 Pearson Correlation
.015 -.121 .142 .254 -.200 -.228 .074 -.033 .097 -.020 -.164 .110 -.294* .137 -.223 .060 .075 -.172 1 -.313*
Sig. (2-tailed) .923 .423 .347 .088 .182 .127 .624 .826 .523 .893 .277 .469 .048 .362 .136 .693 .619 .253 .034N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal20 Pearson Correlation
.048 .004 -.009 -.009 .197 .105 -.157 -.263 -.067 -.067 .086 .037 .125 -.043 -.114 .048 .015 .015 -.313* 1
Sig. (2-tailed) .749 .977 .952 .952 .190 .488 .298 .077 .659 .659 .570 .805 .408 .776 .451 .754 .920 .920 .034N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal21 Pearson Correlation
.427** -.178 .214 .214 -.125 .125 .039 .195 -.094 -.094 .109 .099 .143 -.238 .063 .163 .084 .084 -.283 .089
Sig. (2-tailed) .003 .237 .153 .153 .408 .408 .795 .195 .536 .536 .471 .514 .344 .112 .677 .280 .581 .581 .057 .558N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal22 Pearson Correlation
.165 .066 -.045 -.045 .201 .422** .124 -.055 .161 .161 .188 .182 .126 .326* -.005 -.253 -.080 .022 .069 -.022
Sig. (2-tailed) .272 .664 .768 .768 .180 .003 .413 .715 .285 .285 .210 .225 .404 .027 .972 .090 .595 .883 .647 .886N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal23 Pearson Correlation
.243 -.018 .088 .286 .018 .358* .004 -.044 .231 .128 -.021 .044 .448** .078 .093 -.014 -.173 -.173 .083 .220
Sig. (2-tailed) .104 .903 .560 .054 .903 .014 .979 .772 .123 .398 .889 .772 .002 .605 .540 .926 .252 .252 .583 .141N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal24 Pearson Correlation
-.116 .244 -.045 .049 .023 -.023 -.054 -.146 .161 -.034 -.364* -.199 .038 -.161 -.005 -.077-.389** -.389** .069 .078
Sig. (2-tailed) .441 .102 .768 .747 .878 .878 .721 .332 .285 .823 .013 .185 .801 .285 .972 .613 .008 .008 .647 .606N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal25 Pearson Correlation
-.040 .237 -.079 .107 .206 .148 .065 .022 .394** .200 .028 -.058 .266 .091 -.098 -.051 -.100 .002 -.152 .147
266
Sig. (2-tailed) .794 .113 .602 .478 .169 .325 .666 .887 .007 .182 .854 .703 .074 .549 .518 .734 .508 .988 .314 .330N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal26 Pearson Correlation
.195 -.008 .109 .109 .273 .081 .100 .192 .021 .118 .215 -.066 .129 .172 .079 -.346* -.129 .075 .023 -.073
Sig. (2-tailed) .195 .960 .471 .471 .067 .594 .510 .201 .890 .436 .152 .664 .394 .252 .602 .019 .394 .618 .880 .629N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal27 Pearson Correlation
.195 -.096 .109 .109 .273 .169 -.253 -.078 .118 .214 .032 .123 .303* -.021 .079 .004 .075 -.027 -.083 .125
Sig. (2-tailed) .195 .525 .471 .471 .067 .261 .090 .605 .436 .153 .834 .414 .041 .890 .602 .980 .618 .861 .585 .408N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal28 Pearson Correlation
.111 -.105 .009 -.096 .004 .297* -.044 .161 -.043 .177 -.086 .070 .073 .043 .114 -.048 -.131 -.247 .073 -.098
Sig. (2-tailed) .464 .488 .952 .524 .977 .045 .774 .287 .776 .240 .570 .643 .629 .776 .451 .754 .385 .098 .629 .517N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal29 Pearson Correlation
.210 .221 .139 -.046 .221 .044 -.088 -.225 .241 .241 .000 .000 -.087 .048 -.061 .393** .051 -.051 .000 .000
Sig. (2-tailed) .162 .140 .356 .760 .140 .771 .561 .132 .106 .106 1.000 1.000 .565 .750 .689 .007 .737 .737 1.000 1.000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal30 Pearson Correlation
.006 .039 -.083 .012 .051 -.051 -.149 -.060 .189 .189 -.256 -.147 -.035 -.090 -.156 .070 .136 -.177 -.009 .071
Sig. (2-tailed) .967 .795 .585 .935 .736 .736 .323 .691 .208 .208 .086 .329 .818 .551 .299 .644 .367 .239 .951 .641N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal31 Pearson Correlation
.123 .181 .244 -.044 .185 .181 .163 .120 .180 .180 .008 .277 -.012 .020 -.074 .069 .099 -.112 -.185 -.147
Sig. (2-tailed) .417 .229 .102 .772 .219 .229 .280 .428 .230 .230 .957 .063 .938 .897 .627 .650 .514 .457 .218 .329N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal32 Pearson Correlation
.015 .093 .142 .142 .121 -.121 .288 -.033 -.137 -.020 -.053 -.005 -.294* .020 -.223 -.152 -.172 .075 -.022 -.193
Sig. (2-tailed) .923 .538 .347 .347 .423 .423 .053 .826 .362 .893 .727 .974 .048 .893 .136 .314 .253 .619 .883 .199N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal33 Pearson Correlation
.292* -.142 .392** .012 .051 .130 .031 .217 .288 .090 -.163 .046 .233 .009 -.032 .338* .032-.386** -.009 -.031
Sig. (2-tailed) .049 .348 .007 .935 .736 .390 .836 .148 .052 .551 .280 .760 .120 .955 .831 .021 .834 .008 .951 .839N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
267
soal34 Pearson Correlation
.108 -.242 -.174 .119 -.036 .129 -.008 -.103 -.048 -.048 .042 .112 -.151 .048 -.182 -.247 -.088 .126 .168 -.018
Sig. (2-tailed) .473 .105 .249 .433 .811 .393 .958 .497 .749 .749 .783 .458 .317 .749 .225 .098 .559 .406 .263 .905N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal35 Pearson Correlation
.334* .169 .016 .109 .008 .434** .100 .192 .118 .214 .032 -.160 .129 .172 -.163 -.084 -.129 -.231 .023 -.073
Sig. (2-tailed) .023 .261 .915 .471 .960 .003 .510 .201 .436 .153 .834 .287 .394 .252 .278 .581 .394 .123 .880 .629N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal36 Pearson Correlation
.101 .060 .200 .200 .029 .326* .065 .022 .200 .200 -.064 .322* .004 .284 -.219 .124 .207 .002 .060 -.052
Sig. (2-tailed) .506 .693 .182 .182 .849 .027 .666 .887 .182 .182 .674 .029 .980 .055 .143 .412 .168 .988 .693 .732N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal37 Pearson Correlation
.094 .076 .088 -.011 .018 .264 .004 .148 .128 .025 -.021 .145 .077 .078 -.295* -.014 .045 -.064 .083 -.096
Sig. (2-tailed) .535 .617 .560 .943 .903 .076 .979 .325 .398 .871 .889 .338 .612 .605 .047 .926 .767 .674 .583 .524N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal38 Pearson Correlation
.108 .036 .119 .021 .149 -.056 -.008 -.103 -.048 .053 .042 .211 -.151 .150 -.182 .028 -.088 .233 .168 .086
Sig. (2-tailed) .473 .811 .433 .889 .323 .710 .958 .497 .749 .727 .783 .159 .317 .320 .225 .854 .559 .120 .263 .570N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal39 Pearson Correlation
.032 .047 -.262 -.045 .056 .151 .058 .112 -.101 -.101 .019 -.149 .075 -.012 -.096 -.100 -.075 .044 -.172 .015
Sig. (2-tailed) .833 .755 .078 .767 .710 .317 .700 .457 .505 .505 .902 .322 .618 .935 .527 .508 .619 .771 .253 .920N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal40 Pearson Correlation
.196 -.160 .173 .281 .160 -.056 .058 .112 .012 .012 .126 .183 -.027 -.012 -.096 .002 -.075 -.075 .199 .131
Sig. (2-tailed) .192 .289 .252 .058 .289 .710 .700 .457 .935 .935 .406 .223 .861 .935 .527 .988 .619 .619 .185 .385N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
skortotal Pearson Correlation
.459** .271 .391** .333* .477** .483** .124 .174 .506** .415** .168 .235 .392** .413** -.185 .154 .086 -.106 .035 .082
Sig. (2-tailed) .001 .069 .007 .024 .001 .001 .411 .247 .000 .004 .264 .116 .007 .004 .219 .308 .571 .483 .820 .586N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
268
Correlations soal21 soal22 soal23 soal24 soal25 soal26 soal27 soal28soal29 soal30 soal31 soal32 soal33 soal34 soal35 soal3
6 soal37 soal38 soal39 soal40 Skortotal
soal1 Pearson Correlation
.427** .165 .243 -.116 -.040 .195 .195 .111 .210 .006 .123 .015 .292* .108 .334* .101 .094 .108 .032 .196 .459**
Sig. (2-tailed) .003 .272 .104 .441 .794 .195 .195 .464 .162 .967 .417 .923 .049 .473 .023 .506 .535 .473 .833 .192 .001N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal2 Pearson Correlation
-.178 .066 -.018 .244 .237 -.008 -.096 -.105 .221 .039 .181 .093 -.142 -.242 .169 .060 .076 .036 .047 -.160 .271
Sig. (2-tailed) .237 .664 .903 .102 .113 .960 .525 .488 .140 .795 .229 .538 .348 .105 .261 .693 .617 .811 .755 .289 .069N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal3 Pearson Correlation
.214 -.045 .088 -.045 -.079 .109 .109 .009 .139 -.083 .244 .142 .392** -.174 .016 .200 .088 .119 -.262 .173 .391**
Sig. (2-tailed) .153 .768 .560 .768 .602 .471 .471 .952 .356 .585 .102 .347 .007 .249 .915 .182 .560 .433 .078 .252 .007N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal4 Pearson Correlation
.214 -.045 .286 .049 .107 .109 .109 -.096 -.046 .012 -.044 .142 .012 .119 .109 .200 -.011 .021 -.045 .281 .333*
Sig. (2-tailed) .153 .768 .054 .747 .478 .471 .471 .524 .760 .935 .772 .347 .935 .433 .471 .182 .943 .889 .767 .058 .024N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal5 Pearson Correlation
-.125 .201 .018 .023 .206 .273 .273 .004 .221 .051 .185 .121 .051 -.036 .008 .029 .018 .149 .056 .160 .477**
Sig. (2-tailed) .408 .180 .903 .878 .169 .067 .067 .977 .140 .736 .219 .423 .736 .811 .960 .849 .903 .323 .710 .289 .001N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal6 Pearson Correlation
.125 .422** .358* -.023 .148 .081 .169 .297* .044 -.051 .181 -.121 .130 .129 .434** .326* .264 -.056 .151 -.056 .483**
Sig. (2-tailed) .408 .003 .014 .878 .325 .594 .261 .045 .771 .736 .229 .423 .390 .393 .003 .027 .076 .710 .317 .710 .001N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal7 Pearson Correlation
.039 .124 .004 -.054 .065 .100 -.253 -.044 -.088 -.149 .163 .288 .031 -.008 .100 .065 .004 -.008 .058 .058 .124
Sig. (2-tailed) .795 .413 .979 .721 .666 .510 .090 .774 .561 .323 .280 .053 .836 .958 .510 .666 .979 .958 .700 .700 .411N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal8 Pearson Correlation
.195 -.055 -.044 -.146 .022 .192 -.078 .161 -.225 -.060 .120 -.033 .217 -.103 .192 .022 .148 -.103 .112 .112 .174
Sig. (2-tailed) .195 .715 .772 .332 .887 .201 .605 .287 .132 .691 .428 .826 .148 .497 .201 .887 .325 .497 .457 .457 .247
269
N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46soal9 Pearson
Correlation -.094 .161 .231 .161 .394** .021 .118 -.043 .241 .189 .180 -.137 .288 -.048 .118 .200 .128 -.048 -.101 .012 .506**
Sig. (2-tailed) .536 .285 .123 .285 .007 .890 .436 .776 .106 .208 .230 .362 .052 .749 .436 .182 .398 .749 .505 .935 .000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal10 Pearson Correlation
-.094 .161 .128 -.034 .200 .118 .214 .177 .241 .189 .180 -.020 .090 -.048 .214 .200 .025 .053 -.101 .012 .415**
Sig. (2-tailed) .536 .285 .398 .823 .182 .436 .153 .240 .106 .208 .230 .893 .551 .749 .153 .182 .871 .727 .505 .935 .004N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal11 Pearson Correlation
.109 .188 -.021 -.364* .028 .215 .032 -.086 .000 -.256 .008 -.053 -.163 .042 .032 -.064 -.021 .042 .019 .126 .168
Sig. (2-tailed) .471 .210 .889 .013 .854 .152 .834 .570 1.000 .086 .957 .727 .280 .783 .834 .674 .889 .783 .902 .406 .264N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal12 Pearson Correlation
.099 .182 .044 -.199 -.058 -.066 .123 .070 .000 -.147 .277 -.005 .046 .112 -.160 .322* .145 .211 -.149 .183 .235
Sig. (2-tailed) .514 .225 .772 .185 .703 .664 .414 .643 1.000 .329 .063 .974 .760 .458 .287 .029 .338 .159 .322 .223 .116N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal13 Pearson Correlation
.143 .126 .448** .038 .266 .129 .303* .073 -.087 -.035 -.012 -.294* .233 -.151 .129 .004 .077 -.151 .075 -.027 .392**
Sig. (2-tailed) .344 .404 .002 .801 .074 .394 .041 .629 .565 .818 .938 .048 .120 .317 .394 .980 .612 .317 .618 .861 .007N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal14 Pearson Correlation
-.238 .326* .078 -.161 .091 .172 -.021 .043 .048 -.090 .020 .020 .009 .048 .172 .284 .078 .150 -.012 -.012 .413**
Sig. (2-tailed) .112 .027 .605 .285 .549 .252 .890 .776 .750 .551 .897 .893 .955 .749 .252 .055 .605 .320 .935 .935 .004N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal15 Pearson Correlation
.063 -.005 .093 -.005 -.098 .079 .079 .114 -.061 -.156 -.074 -.223 -.032 -.182 -.163 -.219 -.295* -.182 -.096 -.096 -.185
Sig. (2-tailed) .677 .972 .540 .972 .518 .602 .602 .451 .689 .299 .627 .136 .831 .225 .278 .143 .047 .225 .527 .527 .219N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal16 Pearson Correlation
.163 -.253 -.014 -.077 -.051 -.346* .004 -.048 .393** .070 .069 -.152 .338* -.247 -.084 .124 -.014 .028 -.100 .002 .154
Sig. (2-tailed) .280 .090 .926 .613 .734 .019 .980 .754 .007 .644 .650 .314 .021 .098 .581 .412 .926 .854 .508 .988 .308N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal17 Pearson .084 -.080 -.173 -.389** -.100 -.129 .075 -.131 .051 .136 .099 -.172 .032 -.088 -.129 .207 .045 -.088 -.075 -.075 .086
270
Correlation Sig. (2-tailed) .581 .595 .252 .008 .508 .394 .618 .385 .737 .367 .514 .253 .834 .559 .394 .168 .767 .559 .619 .619 .571N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal18 Pearson Correlation
.084 .022 -.173 -.389** .002 .075 -.027 -.247 -.051 -.177 -.112 .075 -.386** .126 -.231 .002 -.064 .233 .044 -.075 -.106
Sig. (2-tailed) .581 .883 .252 .008 .988 .618 .861 .098 .737 .239 .457 .619 .008 .406 .123 .988 .674 .120 .771 .619 .483N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal19 Pearson Correlation
-.283 .069 .083 .069 -.152 .023 -.083 .073 .000 -.009 -.185 -.022 -.009 .168 .023 .060 .083 .168 -.172 .199 .035
Sig. (2-tailed) .057 .647 .583 .647 .314 .880 .585 .629 1.000 .951 .218 .883 .951 .263 .880 .693 .583 .263 .253 .185 .820N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal20 Pearson Correlation
.089 -.022 .220 .078 .147 -.073 .125 -.098 .000 .071 -.147 -.193 -.031 -.018 -.073 -.052 -.096 .086 .015 .131 .082
Sig. (2-tailed) .558 .886 .141 .606 .330 .629 .408 .517 1.000 .641 .329 .199 .839 .905 .629 .732 .524 .570 .920 .385 .586N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal21 Pearson Correlation
1 -.170 .104 -.170 -.137 .143 -.156 -.089 -.149 -.120 .114 .079 .186 .109 .143 .163 -.214 -.204 .084 .084 .096
Sig. (2-tailed) .259 .493 .259 .365 .344 .301 .558 .323 .429 .450 .604 .216 .471 .344 .280 .153 .174 .581 .581 .525N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal22 Pearson Correlation
-.170 1 -.049 -.062 .011 .477** .214 .122 .000 -.105 .328* -.037 .074 .372* .302* .276 .325* .096 .022 .022 .498**
Sig. (2-tailed) .259 .747 .685 .940 .001 .154 .421 1.000 .485 .026 .807 .624 .011 .042 .064 .027 .525 .883 .883 .000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal23 Pearson Correlation
.104 -.049 1 .045 .172 -.109 .077 .202 .046 -.107 -.244 -.254 .083 -.021 -.016 .172 .011 -.021 -.064 .262 .298*
Sig. (2-tailed) .493 .747 .768 .253 .471 .612 .178 .760 .477 .102 .088 .585 .889 .915 .253 .943 .889 .674 .078 .044N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal24 Pearson Correlation
-.170 -.062 .045 1 .188 -.050 -.050 .022 -.088 .254 .055 -.037 .254 -.180 .302* -.165 -.049 -.272 -.183 -.080 -.025
Sig. (2-tailed) .259 .685 .768 .212 .743 .743 .886 .562 .089 .715 .807 .089 .231 .042 .274 .747 .067 .223 .595 .868N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal25 Pearson Correlation
-.137 .011 .172 .188 1 .004 .179 .052 .218 .070 .159 -.046 .070 -.339* .091 .036 -.107 -.064 -.100 .207 .318*
Sig. (2-tailed) .365 .940 .253 .212 .980 .235 .732 .145 .644 .291 .761 .644 .021 .547 .811 .478 .674 .508 .168 .031
271
N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46soal26 Pearson
Correlation .143 .477** -.109 -.050 .004 1 -.133 .073 -.087 -.302* .169 .128 .054 .215 .303* .179 .077 .032 .075 .075 .338*
Sig. (2-tailed) .344 .001 .471 .743 .980 .380 .629 .565 .041 .263 .395 .720 .152 .041 .235 .612 .834 .618 .618 .022N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal27 Pearson Correlation
-.156 .214 .077 -.050 .179 -.133 1 .073 .174 .054 .259 .023 .143 -.151 .042 -.084 .262 .397** -.027 .381** .419**
Sig. (2-tailed) .301 .154 .612 .743 .235 .380 .629 .247 .720 .083 .880 .342 .317 .783 .581 .078 .006 .861 .009 .004N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal28 Pearson Correlation
-.089 .122 .202 .022 .052 .073 .073 1 .396** .132 .045 -.167 .234 -.086 .271 -.048 .308* -.086 -.131 -.015 .259
Sig. (2-tailed) .558 .421 .178 .886 .732 .629 .629 .006 .381 .769 .267 .118 .570 .068 .754 .038 .570 .385 .920 .082N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal29 Pearson Correlation
-.149 .000 .046 -.088 .218 -.087 .174 .396** 1 .267 .135 -.211 .089 -.274 .087 -.044 .139 .274 .051 .153 .355*
Sig. (2-tailed) .323 1.000 .760 .562 .145 .565 .247 .006 .073 .371 .160 .556 .066 .565 .773 .356 .066 .737 .310 .016N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal30 Pearson Correlation
-.120 -.105 -.107 .254 .070 -.302* .054 .132 .267 1 .152 -.117 -.004 -.069 .233 -.109 -.107 -.069 -.073 .032 .080
Sig. (2-tailed) .429 .485 .477 .089 .644 .041 .720 .381 .073 .312 .437 .979 .648 .120 .471 .477 .648 .631 .834 .598N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal31 Pearson Correlation
.114 .328* -.244 .055 .159 .169 .259 .045 .135 .152 1 .252 .245 -.181 .259 .159 .332* .008 -.007 .099 .466**
Sig. (2-tailed) .450 .026 .102 .715 .291 .263 .083 .769 .371 .312 .092 .101 .229 .083 .291 .024 .957 .964 .514 .001N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal32 Pearson Correlation
.079 -.037 -.254 -.037 -.046 .128 .023 -.167 -.211 -.117 .252 1 -.225 .168 .128 .166 .083 .058 -.048 .075 .023
Sig. (2-tailed) .604 .807 .088 .807 .761 .395 .880 .267 .160 .437 .092 .132 .263 .395 .271 .583 .703 .750 .619 .877N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal33 Pearson Correlation
.186 .074 .083 .254 .070 .054 .143 .234 .089 -.004 .245 -.225 1 -.163 .054 -.109 .273 -.163 .032 .136 .350*
Sig. (2-tailed) .216 .624 .585 .089 .644 .720 .342 .118 .556 .979 .101 .132 .280 .720 .471 .067 .280 .834 .367 .017N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal34 Pearson .109 .372* -.021 -.180 -.339* .215 -.151 -.086 -.274 -.069 -.181 .168 -.163 1 -.060 .303* .174 -.054 .019 -.088 .006
272
Correlation Sig. (2-tailed) .471 .011 .889 .231 .021 .152 .317 .570 .066 .648 .229 .263 .280 .694 .041 .249 .721 .902 .559 .969N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal35 Pearson Correlation
.143 .302* -.016 .302* .091 .303* .042 .271 .087 .233 .259 .128 .054 -.060 1 .266 .077 -.060 -.027 -.027 .447**
Sig. (2-tailed) .344 .042 .915 .042 .547 .041 .783 .068 .565 .120 .083 .395 .720 .694 .074 .612 .694 .861 .861 .002N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal36 Pearson Correlation
.163 .276 .172 -.165 .036 .179 -.084 -.048 -.044 -.109 .159 .166 -.109 .303* .266 1 .172 -.064 -.202 -.100 .391**
Sig. (2-tailed) .280 .064 .253 .274 .811 .235 .581 .754 .773 .471 .291 .271 .471 .041 .074 .253 .674 .177 .508 .007N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal37 Pearson Correlation
-.214 .325* .011 -.049 -.107 .077 .262 .308* .139 -.107 .332* .083 .273 .174 .077 .172 1 -.119 .154 .045 .375*
Sig. (2-tailed) .153 .027 .943 .747 .478 .612 .078 .038 .356 .477 .024 .583 .067 .249 .612 .253 .433 .308 .767 .010N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal38 Pearson Correlation
-.204 .096 -.021 -.272 -.064 .032 .397** -.086 .274 -.069 .008 .058 -.163 -.054 -.060 -.064 -.119 1 .233 .447** .216
Sig. (2-tailed) .174 .525 .889 .067 .674 .834 .006 .570 .066 .648 .957 .703 .280 .721 .694 .674 .433 .120 .002 .150N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal39 Pearson Correlation
.084 .022 -.064 -.183 -.100 .075 -.027 -.131 .051 -.073 -.007 -.048 .032 .019 -.027 -.202 .154 .233 1 .283 .043
Sig. (2-tailed) .581 .883 .674 .223 .508 .618 .861 .385 .737 .631 .964 .750 .834 .902 .861 .177 .308 .120 .057 .776N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
soal40 Pearson Correlation
.084 .022 .262 -.080 .207 .075 .381** -.015 .153 .032 .099 .075 .136 -.088 -.027 -.100 .045 .447** .283 1 .384**
Sig. (2-tailed) .581 .883 .078 .595 .168 .618 .009 .920 .310 .834 .514 .619 .367 .559 .861 .508 .767 .002 .057 .008N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
skortotal Pearson Correlation
.096 .498** .298* -.025 .318* .338* .419** .259 .355* .080 .466** .023 .350* .006 .447**.391** .375* .216 .043 .384** 1
Sig. (2-tailed) .525 .000 .044 .868 .031 .022 .004 .082 .016 .598 .001 .877 .017 .969 .002 .007 .010 .150 .776 .008N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Soal yang valid berjumlah 21 butir, yaitu soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 13, 14, 22, 23, 25, 26, 27, 29, 31, 33, 35, 36, 37, dan 40.
273
Lampiran 27
REKAPITULASI UJI VALIDITAS SOAL TES UJI COBA rtabel = 0,291
taraf signifikansi 0,05 n= 46
Nomor Item
(1) Pearson Correlation (r11)
(2) Validitas
(3) 1 0,459 Valid 2 0,271 Tidak valid 3 0,391 Valid 4 0,333 Valid 5 0,477 Valid 6 0,483 Valid 7 0,124 Tidak valid 8 0,174 Tidak valid 9 0,506 Valid 10 0,415 Valid 11 0,168 Tidak valid 12 0,235 Tidak valid 13 0,392 Valid 14 0,413 Valid 15 -0,185 Tidak valid 16 0,154 Tidak valid 17 0,086 Tidak valid 18 -0,106 Tidak valid 19 0,035 Tidak valid 20 0,082 Tidak valid 21 0,096 Tidak valid 22 0,498 Valid 23 0,298 Valid 24 -0,025 Tidak valid 25 0,318 Valid 26 0,338 Valid 27 0,419 Valid 28 0,259 Tidak valid 29 0,355 Valid 30 0,080 Tidak valid 31 0,466 Valid 32 0,023 Tidak valid 33 0,350 Valid 34 0,006 Tidak valid 35 0,447 Valid
274
(1) (2) (3) 36 0,391 Valid 37 0,375 Valid 38 0,216 Tidak valid 39 0,043 Tidak valid 40 0,384 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas soal tes hasil belajar materi Bangun Datar, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Dari 40 butir soal yang diujicobakan diperoleh:
a. 21 soal yang valid, yaitu soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 13, 14, 22, 23,
25, 26, 27, 29, 31, 33, 35, 36, 37, dan 40.
b. 19 soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 2, 7, 8, 11, 12, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 24, 28, 30, 32, 34, 38, dan 39.
2. 21 soal yang valid telah memenuhi seluruh indikator soal.
275
Lampiran 28
REKAPITULASI VALIDITAS SETIAP INDIKATOR SOAL
No Indikator Soal No Butir Soal Kriteria Keputusan
1 1 21
Valid Tidak valid
2 2 22
Tidak valid Valid
3 3 23
Valid Valid
4 4 24
Valid Tidak valid
5 5 25
Valid Valid
6
6 26 7 27
Valid Valid
Tidak valid Valid
7
8 28 9 29
Tidak valid Tidak valid
Valid Valid
8 10 30
Valid Tidak valid
9 11 31
Tidak valid Valid
10
12 32 13 33
Tidak valid Tidak valid
Valid Valid
11 14 34
Valid Tidak valid
12 15 35
Tidak valid Valid
13 16 36
Tidak valid Valid
14 17 37
Tidak valid Valid
15
18 38 19 39 20 40
Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid
Valid
Jumlah soal yang valid ada 21 soal dan telah memenuhi setiap indikator soal.
276
Lampiran 29
HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL BANGUN DATAR (40 SOAL)
Diketahui:
n = 40
M = 18,09
S2t = 23,37
Maka dapat dihitung reliabilitasnya yaitu:
1 1
40
40 1 118,09 40 18,09
40 23,37
4039 1
18,09 21,9140 23,37
1,03 1177,25934,80
1,03 1 0,19
1, 03 0,81
0,834
277
Lampiran 30
HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL BANGUN DATAR (21 SOAL VALID)
Diketahui:
n = 21
M = 10,76
S2t = 17,89
Maka dapat dihitung reliabilitasnya yaitu:
1 1
21
21 1 110,76 21 10,76
21 17,87
2120 1
10,76 10,2421 17,87
1,05 1110,18375,27
1,05 1 0,29
1, 05 0,71
0,7455
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-
21) diperoleh data perbandingan r hitung sebesar 0, 7455 lebih besar dari r tabel
sebesar 0,433. Dengan demikian, dari hasil r hitung dibanding r tabel diperoleh r hitung
> r tabel, maka semua butir soal yang valid dinyatakan sudah reliabel.
278
Lampiran 31
REKAPITULASI SOAL BANGUN DATAR
No Soal Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran Daya Beda 1 Valid Reliabel mudah cukup 2 Tidak valid Tidak Reliabel sedang cukup 3 Valid Reliabel sedang cukup 4 Valid Reliabel sedang cukup 5 Valid Reliabel sedang baik 6 Valid Reliabel sedang cukup 7 Tidak valid Tidak Reliabel sukar jelek 8 Tidak valid Tidak Reliabel sedang cukup 9 Valid Reliabel mudah cukup 10 Valid Reliabel mudah cukup 11 Tidak valid Tidak Reliabel sedang cukup 12 Tidak valid Tidak Reliabel sukar jelek 13 Valid Reliabel sedang cukup 14 Valid Reliabel sukar cukup 15 Tidak valid Tidak Reliabel sukar tidak baik 16 Tidak valid Tidak Reliabel sedang jelek 17 Tidak valid Tidak Reliabel sukar jelek 18 Tidak valid Tidak Reliabel sukar tidak baik 19 Tidak valid Tidak Reliabel sukar tidak baik 20 Tidak valid Tidak Reliabel sukar jelek 21 Tidak valid Tidak Reliabel mudah jelek 22 Valid Reliabel sedang baik 23 Valid Reliabel sedang cukup 24 Tidak valid Tidak Reliabel sedang tidak baik 25 Valid Reliabel sedang cukup 26 Valid Reliabel sedang cukup 27 Valid Reliabel sedang cukup 28 Tidak valid Tidak Reliabel mudah tidak baik 29 Valid Reliabel sedang cukup 30 Tidak valid Tidak Reliabel sedang jelek 31 Valid Reliabel sedang cukup 32 Tidak valid Tidak Reliabel sukar tidak baik 33 Valid Reliabel sedang cukup 34 Tidak valid Tidak Reliabel sedang tidak baik 35 Valid Reliabel sedang cukup
279
No Soal Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran Daya Beda 36 Valid Reliabel sedang cukup 37 Valid Reliabel sedang cukup 38 Tidak valid Tidak Reliabel sedang jelek 39 Tidak valid Tidak Reliabel sukar jelek 40 Valid Reliabel sukar cukup
Dari 40 butir soal yang diujicobakan, terdapat 21 soal yang dapat digunakan
sebagai instrumen postes, yaitu soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 13, 14, 22, 23, 25,
26, 27, 29, 31, 33, 35, 36, 37, dan 40.
280
Lampiran 32
PEMBAGIAN KELOMPOK ATAS DAN BAWAH Tabel Kelompok Atas
Kode Siswa
Nomor Soal Skor Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
siswa1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 19 siswa2 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 18 siswa3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 28 siswa5 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 23 siswa6 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 18 siswa8 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 18 siswa9 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 27 siswa10 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 21 siswa11 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 22 siswa12 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 22 siswa13 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 19 siswa14 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 20 siswa15 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 19 siswa21 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 22 siswa23 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 21 siswa26 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 21 siswa29 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 22 siswa30 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 19 siswa34 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 24 siswa37 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 25 siswa41 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 24 siswa44 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 28 siswa45 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 23 Jumlah 23 12 19 18 19 13 2 17 21 20 12 8 15 10 3 13 7 5 4 7 23 15 10 8 16 14 15 17 14 15 13 4 17 8 14 16 10 10 7 9 503
281
Tabel Kelompok Bawah
Kode Siswa
Nomor Soal Skor Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
siswa4 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 11 siswa7 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 16 siswa16 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 15 siswa17 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 14 siswa18 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 14 siswa19 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 12 siswa20 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 15 siswa22 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 15 siswa24 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 18 siswa25 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 14 siswa27 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 18 siswa28 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 15 siswa31 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 18 siswa32 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 15 siswa33 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 17 siswa35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 10 siswa36 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 7 siswa38 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 15 siswa39 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 11 siswa40 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 18 siswa42 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 17 siswa43 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 11 siswa46 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 13 jumlah 18 7 12 13 8 6 1 12 12 13 4 6 7 3 4 12 4 6 6 5 22 5 5 12 9 8 7 17 9 13 4 6 11 8 8 9 5 6 4 2 329
282
Lampiran 33
KISI-KISI ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
Dalam menyusun butir-butir pernyataan angket, peneliti mengembangkan
indikator dari teori motivasi. Setelah diperoleh hasil uji coba instrumen angket,
maka peneliti menyimpulkan bahwa terdapat 17 soal yang akan diberikan kepada
siswa dalam kegiatan postest. Uraian lebih lengkap terdapat pada tabel berikut ini:
Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Matematika
Variabel Indikator Motivasi Belajar No Butir
Pernyataan positif
Pernyataan negatif
Motivasi Adanya perhatian terhadap pembelajaran.
2, 17 13
Adanya rasa percaya diri untuk aktif dalam pembelajaran.
5 -
Adanya kepuasan setelah mengikuti pembelajaran.
3,8 16
Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
6, 9 -
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
4, 7 12
Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
10, 11 -
Adanya penghargaan dalam belajar.
15 -
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
1, 14 -
Jumlah 14 3
283
Lampiran 34
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA
Petunjuk pengisian angket :
1. Tulislah nama dan nomor anda pada lembar jawaban.
2. Bacalah secara cermat pernyataan yang telah tersedia.
3. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang dianggap benar di lembar
jawaban.
4. Jawablah dengan jujur sesuai dengan pendapatmu tanpa pengaruh orang lain.
5. Jawaban angket ini tidak mempengaruhi nilai.
6. Periksa kembali sebelum angket diserahkan.
7. Rambu-rambu jawaban:
a. Alternatif jawaban terdiri dari :
1) Sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
2) Selalu, sering, jarang, tidak pernah.
b. Keterangan:
1) Selalu : lebih dari 5 kali dalam sebulan
2) Sering : 3 sampai 5 kali dalam sebulan
3) Jarang : 1 sampai 2 kali dalam sebulan
4) Tidak pernah : 0 kali dalam sebulan
*) dalam sebulan, ada 8 kali pelajaran matematika
Tuliskan pendapatmu dengan memberikan tanda silang (X) pada lembar jawaban.
1. Saya merasa tertarik dengan mata pelajaran matematika yang sedang
berlangsung di kelas.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
2. Saya memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran
matematika.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
284
3. Matematika adalah pelajaran yang menyenangkan bagi saya.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
4. Hal-hal yang saya pelajari dalam pelajaran matematika bermanfaat bagi saya.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
5. Saya bersemangat untuk mengikuti pelajaran matematika di sekolah.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
6. Saya merasa tertantang untuk berfikir ketika mendapat tugas matematika.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
7. Saya mencoba menyelesaikan soal matematika yang ada di buku walaupun
tidak diperintah oleh guru.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Saya merasa bangga apabila dapat menyelesaikan soal matematika.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
9. Saya berusaha menjawab soal matematika dengan benar pada saat ulangan.
a. Selalu c. Jarang
b. pering d. Tidak pernah
10. Saya berkeinginan mendapatkan nilai 100 dalam ulangan matematika di
kelas.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
11. Saya ingin menjadi siswa yang pintar dalam pelajaran matematika.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
285
12. Saya merasa bosan dengan pekerjaan rumah yang diberikan guru.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
13. Saya tidak suka mendengarkan penjelasan guru tentang materi matematika.
c. Selalu c. Jarang
d. Sering d. Tidak pernah
14. Saya senang apabila guru meminta bekerja kelompok untuk menyelesaikan
tugas matematika.
c. Sangat setuju c. Tidak setuju
d. Setuju d. Sangat tidak setuju
15. Saya senang apabila guru memberikan pujian saat saya dan teman-teman
mengerjakan tugas matematika dengan baik.
c. Selalu c. Jarang
d. Sering d. Tidak pernah
16. Saya tidak suka mengikuti pelajaran matematika di sekolah.
c. Selalu c. Jarang
d. Sering d. Tidak pernah
17. Saya siap menjawab apabila guru bertanya tentang materi pelajaran
matematika.
c. Selalu c. Jarang
d. Sering d. Tidak pernah
Jujur dan Percaya Diri Sendiri
286
Lampiran 35
KISI-KISI SOAL POSTEST MATERI BANGUN DATAR
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Bangun Datar
Jenis Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Memahami Sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
No Kompetensi Dasar Indikator Soal Ranah kognitif yang di ukur
Nomor butir soal C1 C2 C3
M Sd Sl M Sd Sl M Sd Sl 1. 6.1 Mengidentifikasi sifat-
sifat bangun datar.
1. Siswa dapat menyebutkan nama bangun datar berdasarkan gambar yang diamati.
1
2. Siswa dapat menyebutkan salah satu sifat bangun jajar genjang. 10 3. Siswa dapat menyebutkan salah satu sifat bangun layang-
layang. 2
11
4. Siswa dapat menyebutkan nama bangun datar trapesium sembarang berdasarkan sifat sudutnya.
3
5. Siswa dapat menyebutkan nama bangun belah ketupat dan trapesium siku-siku berdasarkan sifat sisi dan sudutnya.
4 12
6. Siswa dapat menjelaskan tentang sifat sisi atau sudut bangun datar jajar genjang.
5 1314
287
7. Disajikan gambar bangun layang-layang ABCD. Siswa dapat menentukan sudut yang sama besar.
6 15
8. Disajikan gambar belah ketupat KLMN. Siswa dapat menentukan sudut yang sama besar dengan salah satu sudut yang disebutkan.
7
9. Disajikan pernyataan mengenai sifat-sifat bangun trapesium siku-siku, siswa dapat menentukan bangun datar yang dimaksud.
16
10. Disajikan gambar atau pernyataan tentang bangun jajar genjang dan belah ketupat. Siswa dapat menentukan mana yang termasuk sifat dari bangun tersebut.
8 17
11. Siswa dapat menjelaskan persamaan antara bangun datar trapesium dan jajar genjang.
9
12. Siswa dapat menjelaskan perbedaan antara bangun datar jajar genjang dan trapesium.
18
13. Disajikan sebuah gambar bangun trapesium siku-siku PQRS. Siswa dapat menghitung panjang salah satu sisi yang ditentukan.
19
14. Disajikan sebuah gambar bangun jajar genjang ABCD. Siswa dapat menghitung panjang salah satu sisi yang ditentukan.
20
15. Disajikan sebuah gambar trapesium PQRS. Siswa dapat menghitung besar salah satu sudut pada bangun tersebut.
21
Jumlah Butir Soal 7 11 3
Keterangan : C1 = ingatan, C2 = pemahaman, C3 = penerapan
M= mudah, Sd= sedang, Sl= Sulit
288
Lampiran 36
SOAL POSTEST MATERI BANGUN DATAR
Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V/2 Materi Pokok : Bangun Datar Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Alokasi Waktu : 70 menit Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat !
1. Gambar di bawah ini merupakan contoh bangun datar ....
a. trapesium
b. jajar genjang
c. layang-layang
d. belah ketupat
2. Salah satu sifat yang dimiliki oleh bangun layang-layang yaitu ....
a. keempat sisinya sama panjang
b. memiliki dua pasang sisi yang sama panjang
c. panjang keempat sisinya berbeda-beda
d. sisi yang sejajar tidak sama panjang
3. Bangun datar yang memiliki empat sudut yang besarnya berbeda yaitu ....
a. belah ketupat c. trapesium sembarang
b. jajar genjang d. trapesium sama kaki
4. Bangun datar yang memiliki empat sisi yang sama panjang dan sudut yang
berhadapan sama besar yaitu ....
a. jajar genjang c. trapesium
b. layang-layang d. belah ketupat
5. Sifat sudut yang dimiliki oleh jajar genjang yaitu ....
a. mempunyai sudut siku-siku
b. semua sudutnya sama besar
c. sudut yang berhadapan sama besar
d. sudut yang bersebelahan sama besar
289
6. Perhatikan bangun di bawah ini.
Sudut yang sama besar dengan sudut DAB
yaitu sudut....
a. ABC c. ADC
b. DCB d. ABD
7. Perhatikan gambar belah ketupat KLMN berikut ini.
Sudut BCD sama besar dengan sudut ....
a. BAD c. ADC
b. ABC d. CDA
8. Perhatikan pernyataan berikut ini.
A. sisi yang berhadapan sama panjang
B. semua sisinya sama panjang
C. sudut yang berhadapan sama besar
D. jumlah sudut yang berdekatan 900
Yang merupakan sifat jajar genjang yaitu pernyataan ....
a. A dan B c. B dan C
b. A dan C d. B dan D
9. Berikut ini yang merupakan persamaan dari sifat bangun datar trapesium dan
jajar genjang yaitu ....
a. semua sudutnya sama besar
b. sudut yang berhadapan sama besar
c. memiliki sisi yang sejajar
d. semua sisinya sama panjang
10. Berikut ini yang merupakan sifat jajar genjang yaitu ....
a. mempunyai empat sudut yang sama besar
b. mempunyai empat sudut yang tidak sama besar
c. mempunyai dua buah sudut siku-siku
d. sudut yang berhadapan sama besar
C
A
B D
290
11. Salah satu sifat yang dimiliki oleh bangun layang-layang yaitu ....
a. keempat sudutnya sama besar
b. sudut yang berhadapan sama besar
c. besar keempat sudutnya berbeda-beda
d. mempunyai sepasang sudut yang sama besar
12. Bangun datar yang memiliki empat sisi yang panjangnya berbeda-beda dan
memiliki dua sudut siku-siku yaitu ....
a. belah ketupat
b. layang-layang
c. trapesium sembarang
d. trapesium siku-siku
13. Sifat sisi yang dimiliki oleh jajar genjang yaitu ....
a. keempat sisinya sama panjang
b. sisi yang berhadapan tidak sejajar
c. sisi yang sejajar panjangnya berbeda
d. sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang
14. Pada bangun jajar genjang terdapat ... pasang sudut yang sama besar.
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
15. Perhatikan bangun di bawah ini.
Sudut DAC sama besar dengan sudut....
a. BAC c. BCA
b. BCA d. DCA
16. Sebuah kertas memiliki sepasang sisi yang sejajar dan dua sudutnya
membentuk sudut 900. Kertas tersebut berbentuk bangun ....
a. jajar genjang
b. trapesium sembarang
c. trapesium siku-siku
d. trapesium sama kaki
291
17. Perhatikan pernyataan pada tabel berikut ini.
1 Keempat sisinya tidak sama panjang 2 Mempunyai sisi yang sama panjang 3 Keempat sudutnya tidak sama besar 4 Sudut yang berhadapan sama besar
Pernyataan yang menunjukkan sifat belah ketupat yaitu ....
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 2 dan 4
18. Jajar genjang memiliki sifat ... sama besar yang tidak dimiliki oleh trapesium.
a. semua sudutnya c. sudut yang berdekatan
b. sudut yang berhadapan d. semua sisinya
19. Perhatikan gambar bangun trapesium berikut ini.
Jika diketahui PQST adalah bangun persegi
dengan panjang sisi 5 cm dan panjang TR
adalah 3 cm, maka panjang sisi SR yaitu ....
a. 5 cm c. 7 cm
b. 6 cm d. 8 cm
20. Perhatikan bangun jajar genjang ABCD berikut ini.
Jika diketahui panjang AB = panjang CD = 8
cm, dan panjang AD = CD, maka panjang
sisi BC yaitu ....
a. 5 cm c. 7 cm
b. 6 cm d. 8 cm
21. Perhatikan gambar bangun trapesium PQRS berikut ini.
Jika diketahui besar sudut PQR = 1300, maka
besar sudut QRS yaitu ....
a. 500 c. 700
b. 600 d. 800
T
A B
C D
292
Kunci Jawaban Soal Postest Materi Bangun Datar
1. a 11. d 21. a
2. b 12. d
3. c 13. d
4. d 14. b
5. c 15. d
6. b 16. c
7. a 17. d
8. b 18. b
9. c 19. d
10. d 20. b
293
Lampiran 37
DAFTAR NILAI MOTIVASI AWAL KELOMPOK EKSPERIMEN
No Nama Siswa Skor Motivasi
Nilai Motivasi
Kriteria Motivasi
1 Khoerun 53 77,94 Sangat tinggi 2 Moh. Abdul Saefulloh 58 85,29 Sangat tinggi 3 Bambang Mega Kusuma 56 82,35 Sangat tinggi 4 Moh. Afif Maulana 53 77,94 Sangat tinggi 5 Tri Setya Wibowo 52 76,47 Sangat tinggi 6 Viki Adam 54 79,41 Sangat tinggi 7 Akmal Nur Maulana 55 80,88 Sangat tinggi 8 Fais Akbar Ezzamam 51 75,00 Sangat tinggi 9 Tri Susandi 52 76,47 Sangat tinggi 10 Adi Saputro 62 91,18 Sangat tinggi 11 Anggun Citra Pesona 60 88,24 Sangat tinggi 12 Burhanudin 56 82,35 Sangat tinggi 13 Fifian Wulandari 58 85,29 Sangat tinggi 14 Nur Fauziah 57 83,82 Sangat tinggi 15 Tri Wulan Anggraeni 55 80,88 Sangat tinggi 16 Zharotul Fuadah 56 82,35 Sangat tinggi 17 Karina Nurul Fadillah 56 82,35 Sangat tinggi 18 Fita Afiatun 56 82,35 Sangat tinggi 19 Agil Pratama 54 79,41 Sangat tinggi 20 Riko Faozi 58 85,29 Sangat tinggi
Jumlah dan Rata-rata 1112 81,76 Sangat tinggi
294
Lampiran 38
DAFTAR NILAI MOTIVASI AWAL KELOMPOK KONTROL
No Nama Siswa Skor Motivasi
Nilai Motivasi
Kriteria Motivasi
1 M. Fathi Al Fajri 55 80,88 Sangat tinggi 2 Aghnia Veila P. 58 85,29 Sangat tinggi 3 Akhmad Gufron 38 55,88 Sangat tinggi 4 Akbar Saefulloh 62 91,18 Sangat tinggi 5 Dewi Ayu Lestari 57 83,82 Sangat tinggi 6 Desti Aulia M. 49 72,06 Tinggi 7 Dwiky Oktavian 57 83,82 Sangat tinggi 8 Dava Ihza Zarkars 56 82,35 Sangat tinggi 9 Farel Zayyan A. W. 55 80,88 Sangat tinggi 10 Ikhsan Arifda F. 61 89,71 Sangat tinggi 11 Iven Geraldi 50 73,53 Tinggi 12 Intan Putri R. 63 92,65 Sangat tinggi 13 Nur Imam Santoso 57 83,82 Sangat tinggi 14 Rica Novita 56 82,35 Sangat tinggi 15 Ridho Ikhsan M. 55 80,88 Sangat tinggi 16 Syahrul Romadhon 53 77,94 Sangat tinggi 17 Umi Kholilah 53 77,94 Sangat tinggi 18 Widia Indah 54 79,41 Sangat tinggi 19 Dwi Bagas Maulana 63 92,65 Sangat tinggi 20 Moh. Rifki Septiadi 51 75,00 Sangat tinggi
Jumlah dan Rata-rata 1103 81,10 Sangat tinggi
295
Lampiran 39
DAFTAR NILAI KEMAMPUAN AWAL KELOMPOK EKSPERIMEN
NO NIS NAMA SISWA SKOR TOTAL NILAI 1 2545 Khoerun 12 60,00 2 2550 Moh. Abdul Saefulloh 19 95,00 3 2565 Bambang Mega K 9 45,00 4 2572 Moh. Afif Maulana 13 65,00 5 2584 Tri Setya Wibowo 15 75,00 6 2586 Viki Adam 9 45,00 7 2599 Akmal Nur Maulana 8 40,00 8 2607 Fais Akbar Ezzamani 9 45,00 9 2624 Tri Susandi 10 50,00 10 2627 Adi Saputro 16 80,00 11 2629 Anggun Citra Pesona 18 90,00 12 2631 Burhanudin 18 90,00 13 2635 Fifian Wulandari 17 85,00 14 2639 Nur Fauziah 12 60,00 15 2643 Tri Wulan Anggraeni 15 75,00 16 2644 Zharotul Fuadah 16 80,00 17 2697 Karina Nurul Fadillah 7 35,00 18 2649 Fita Afiatun 11 55,00 19 2489 Agil Pratama 10 50,00 20 2612 Liko Faozi 11 55,00
JUMLAH 1275,00 RATA-RATA KELAS 63,75 NILAI TERTINGGI 95,00 NILAI TERENDAH 35,00
296
Lampiran 40
DAFTAR NILAI KEMAMPUAN AWAL KELOMPOK KONTROL
NO NIS NAMA SISWA SKOR TOTAL NILAI 1 2547 M. Fathi Al Fajri 8 40,00 2 2598 Aghnia Veila P. 12 60,00 3 2600 Akhmad Gufron 8 40,00 4 2601 Akbar Saefulloh 7 35,00 5 2602 Dewi Ayu Lestari 16 80,00 6 2604 Desti Aulia M. 13 65,00 7 2605 Dwiky Oktavian 14 70,00 8 2606 Dava Ihza Zarkars 17 85,00 9 2608 Farel Zayyan A. W. 16 80,00 10 2609 Ikhsan Arifda F. 10 50,00 11 2610 Iven Garaldi 13 65,00 12 2611 Intan Putri R. 19 95,00 13 2617 Nur Imam Santoso 13 65,00 14 2620 Rica Novita 14 70,00 15 2621 Ridho Ikhsan M. 12 60,00 16 2622 Syahrul Romadhon 11 55,00 17 2625 Umi Kholilah 10 50,00 18 2626 Widia Indah 9 45,00 19 2775 Dwi Bagas Maulana 10 50,00 20 2777 Moh. Rifki Septiadi 12 60,00
JUMLAH 1220,00 RATA-RATA KELAS 61,00 NILAI TERTINGGI 95,00 NILAI TERENDAH 35,00
297
Lampiran 41
DAFTAR NILAI MOTIVASI AKHIR KELOMPOK EKSPERIMEN
No Nama Siswa Skor Motivasi
Nilai Motivasi
Kriteria Motivasi
1 Khoerun 59 86,76 Sangat tinggi 2 Moh. Abdul Saefulloh 62 91,18 Sangat tinggi 3 Bambang Mega Kusuma 55 80,88 Sangat tinggi 4 Moh. Afif Maulana 58 85,29 Sangat tinggi 5 Tri Setya Wibowo 56 82,35 Sangat tinggi 6 Viki Adam 59 86,76 Sangat tinggi 7 Akmal Nur Maulana 57 83,82 Sangat tinggi 8 Fais Akbar Ezzamam 53 77,94 Sangat tinggi 9 Tri Susandi 59 86,76 Sangat tinggi 10 Adi Saputro 64 94,12 Sangat tinggi 11 Anggun Citra Pesona 64 94,12 Sangat tinggi 12 Burhanudin 60 88,24 Sangat tinggi 13 Fifian Wulandari 62 91,18 Sangat tinggi 14 Nur Fauziah 60 88,24 Sangat tinggi 15 Tri Wulan Anggraeni 55 80,88 Sangat tinggi 16 Zharotul Fuadah 56 82,35 Sangat tinggi 17 Karina Nurul Fadillah 57 83,82 Sangat tinggi 18 Fita Afiatun 57 83,82 Sangat tinggi 19 Agil Pratama 56 82,35 Sangat tinggi 20 Riko Faozi 64 94,12 Sangat tinggi
Jumlah dan Rata-rata 1182 86,25 Sangat tinggi
298
Lampiran 42
DAFTAR NILAI MOTIVASI AKHIR KELOMPOK KONTROL
No Nama Siswa Skor Motivasi
Nilai Motivasi
Kriteria Motivasi
1 M. Fathi Al Fajri 57 83,82 Sangat tinggi 2 Aghnia Veila P. 57 83,82 Sangat tinggi 3 Akhmad Gufron 56 82,35 Sangat tinggi 4 Akbar Saefulloh 55 80,88 Sangat tinggi 5 Dewi Ayu Lestari 58 85,29 Sangat tinggi 6 Desti Aulia M. 51 75,00 Sangat tinggi 7 Dwiky Oktavian 60 88,24 Sangat tinggi 8 Dava Ihza Zarkars 59 86,76 Sangat tinggi 9 Farel Zayyan A. W. 57 83,82 Sangat tinggi 10 Ikhsan Arifda F. 56 82,35 Sangat tinggi 11 Iven Geraldi 52 76,47 Sangat tinggi 12 Intan Putri R. 63 92,65 Sangat tinggi 13 Nur Imam Santoso 59 86,76 Sangat tinggi 14 Rica Novita 58 85,29 Sangat tinggi 15 Ridho Ikhsan M. 55 80,88 Sangat tinggi 16 Syahrul Romadhon 55 80,88 Sangat tinggi 17 Umi Kholilah 52 76,47 Sangat tinggi 18 Widia Indah 55 80,88 Sangat tinggi 19 Dwi Bagas Maulana 54 79,41 Sangat tinggi 20 Moh. Rifki Septiadi 51 75,00 Sangat tinggi
Jumlah dan Rata-rata 1120 82,35 Sangat tinggi
299
Lampiran 43
DAFTAR NILAI POSTES KELOMPOK EKSPERIMEN
NO NIS NAMA SISWA SKOR TOTAL NILAI 1 2545 Khoerun 14 66,67 2 2550 Moh. Abdul Saefulloh 19 90,48 3 2565 Bambang Mega K. 19 90,48 4 2572 Moh. Afif Maulana 12 57,14 5 2584 Tri Setya Wibowo 11 52,38 6 2586 Viki Adam 15 71,43 7 2599 Akmal Nur Maulana 15 71,43 8 2607 Fais Akbar Ezzamani 14 66,67 9 2624 Tri Susandi 17 80,95 10 2627 Adi Saputro 15 71,43 11 2629 Anggun Citra Pesona 20 95,24 12 2631 Burhanudin 18 85,71 13 2635 Fifian Wulandari 20 95,24 14 2639 Nur Fauziah 18 85,71 15 2643 Tri Wulan Anggraeni 13 61,90 16 2644 Zharotul Fuadah 16 76,19 17 2697 Karina Nurul Fadillah 13 61,90 18 2649 Fita Afiatun 15 71,43 19 2489 Agil Pratama 14 66,67 20 2612 Liko Faozi 16 76,19
JUMLAH 1495,24 RATA-RATA KELAS 74,76 NILAI TERTINGGI 95,24 NILAI TERENDAH 52,38
300
Lampiran 44
DAFTAR NILAI POSTES KELOMPOK KONTROL
NO NIS NAMA SISWA SKOR TOTAL NILAI 1 2547 M. Fathi Al Fajri 14 66,67 2 2598 Aghnia Veila P. 11 52,38 3 2600 Akhmad Gufron 10 47,62 4 2601 Akbar Saefulloh 13 61,90 5 2602 Dewi Ayu Lestari 16 76,19 6 2604 Desti Aulia M. 14 66,67 7 2605 Dwiky Oktavian 13 61,90 8 2606 Dava Ihza Zarkars 19 90,48 9 2608 Farel Zayyan A. W. 17 80,95 10 2609 Ikhsan Arifda F. 18 85,71 11 2610 Iven Garaldi 16 76,19 12 2611 Intan Putri R. 17 80,95 13 2617 Nur Imam Santoso 10 47,62 14 2620 Rica Novita 13 61,90 15 2621 Ridho Ikhsan M. 16 76,19 16 2622 Syahrul Romadhon 10 47,62 17 2625 Umi Kholilah 14 66,67 18 2626 Widia Indah 12 57,14 19 2775 Dwi Bagas Maulana 14 66,67 20 2777 Moh. Rifki Septiadi 12 57,14
JUMLAH 1328,57 RATA-RATA KELAS 66,43 NILAI TERTINGGI 90,48 NILAI TERENDAH 47,62
301
Lampiran 45
HASIL OUTPUT SPSS NORMALITAS DATA MOTIVASI AWAL
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
motivasi kelas eksperimen 20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%motivasi kelas kontrol 20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
motivasi kelas eksperimen Mean 81.7630 .91413
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 79.8497
Upper Bound 83.6763
5% Trimmed Mean 81.6156
Median 82.3500
Variance 16.713
Std. Deviation 4.08809
Minimum 75.00
Maximum 91.18
Range 16.18
Interquartile Range 6.61
Skewness .431 .512
Kurtosis .149 .992
motivasi kelas kontrol Mean 81.1020 1.86426
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 77.2001
Upper Bound 85.0039
5% Trimmed Mean 81.8617
Median 81.6150
Variance 69.509
Std. Deviation 8.33723
Minimum 55.88
Maximum 92.65
Range 36.77
Interquartile Range 6.98
Skewness -1.275 .512
Kurtosis 3.460 .992
302
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
motivasi kelas eksperimen .143 20 .200* .967 20 .697
motivasi kelas kontrol .152 20 .200* .895 20 .033a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. motivasi kelas eksperimen
303
motivasi kelas kontrol
304
Lampiran 46
HASIL OUTPUT SPSS NORMALITAS DATA KEMAMPUAN AWAL
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kemampuan awal kelas eksperimen
20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%
kemampuan awal kelas kontrol 20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
kemampuan awal kelas eksperimen
Mean 63.7500 4.16557
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 55.0314
Upper Bound 72.4686
5% Trimmed Mean 63.6111
Median 60.0000
Variance 347.039
Std. Deviation 18.62900
Minimum 35.00
Maximum 95.00
Range 60.00
Interquartile Range 33.75
Skewness .218 .512
Kurtosis -1.299 .992
kemampuan awal kelas kontrol Mean 61.0000 3.58359
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 53.4995
Upper Bound 68.5005
5% Trimmed Mean 60.5556
Median 60.0000
Variance 256.842
Std. Deviation 16.02629
Minimum 35.00
Maximum 95.00
Range 60.00
Interquartile Range 20.00
Skewness .342 .512
Kurtosis -.364 .992
305
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kemampuan awal kelas eksperimen
.131 20 .200* .937 20 .215
kemampuan awal kelas kontrol .104 20 .200* .972 20 .806
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
kemampuan awal kelas eksperimen
306
kemampuan awal kelas kontrol
307
Lampiran 47
HASIL OUTPUT SPSS NORMALITAS DATA MOTIVASI AKHIR
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
motivasi kelas eksperimen 20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%motivasi kelas kontrol 20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
motivasi kelas eksperimen Mean 86.2490 1.06884
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 84.0119
Upper Bound 88.4861
5% Trimmed Mean 86.2733
Median 86.0250
Variance 22.848
Std. Deviation 4.77999
Minimum 77.94
Maximum 94.12
Range 16.18
Interquartile Range 8.10
Skewness .329 .512
Kurtosis -.778 .992
motivasi kelas kontrol Mean 82.3510 1.02332
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 80.2092
Upper Bound 84.4928
5% Trimmed Mean 82.1872
Median 82.3500
Variance 20.944
Std. Deviation 4.57642
Minimum 75.00
Maximum 92.65
Range 17.65
Interquartile Range 5.51
Skewness .176 .512
Kurtosis .034 .992
308
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
motivasi kelas eksperimen .144 20 .200* .942 20 .262
motivasi kelas kontrol .124 20 .200* .966 20 .661a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
motivasi kelas eksperimen
309
motivasi kelas kontrol
310
Lampiran 48
HASIL OUTPUT SPSS NORMALITAS DATA POSTES
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
nilai postes kelas eksperimen 20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%nilai postes kelas kontrol 20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
nilai postes kelas eksperimen Mean 74.7620 2.80887
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 68.8830
Upper Bound 80.6410
5% Trimmed Mean 74.8678
Median 71.4300
Variance 157.795
Std. Deviation 12.56163
Minimum 52.38
Maximum 95.24
Range 42.86
Interquartile Range 19.04
Skewness .151 .512
Kurtosis -.872 .992
nilai postes kelas kontrol Mean 66.4280 2.87951
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 60.4011
Upper Bound 72.4549
5% Trimmed Mean 66.1367
Median 66.6700
Variance 165.832
Std. Deviation 12.87757
Minimum 47.62
Maximum 90.48
Range 42.86
Interquartile Range 19.05
Skewness .147 .512
Kurtosis -.861 .992
311
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nilai postes kelas eksperimen .155 20 .200* .957 20 .477nilai postes kelas kontrol .143 20 .200* .952 20 .397
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
nilai postes kelas eksperimen
312
nilai postes kelas kontrol
313
Lampiran 49
PERHITUNGAN MANUAL DENGAN RUMUS T-TEST PADA PENGUJIAN HIPOTESIS MOTIVASI BELAJAR SISWA
Perhitungan manual menggunakan rumus t-test pada pengujian motivasi
belajar siswa sebagai berikut:
Diketahui:
= 86,25
= 82,35
= 22,85
= 20,94
= 20
Maka:
1 12
1 1
86,25 82,35
20 1 22,85 20 1 20,9420 20 2
120
120
3,9434,15 397,86
382
20
3,9832,01
38 0,1
3,921,895 0,1
3,9√2,19
3,91,48
2,635
314
Lampiran 50
PERHITUNGAN MANUAL DENGAN RUMUS T-TEST PADA PENGUJIAN HIPOTESIS HASIL BELAJAR SISWA
Perhitungan manual menggunakan rumus t-test pada pengujian motivasi
belajar siswa sebagai berikut:
Diketahui:
= 74,76
= 66,43
= 157,79
= 165,83
= 20
Maka:
1 12
1 1
74,76 66,43
20 1 157,79 20 1 165,8320 20 2
120
120
8,33
2998,01 3150,7738
220
8,336148,78
382
20
8,33161,81 0,1
8,33√16,18
8,334,02
2,072
315
Lampiran 51
DOKUMENTASI PENELITIAN PADA KELOMPOK EKSPERIMEN
PEMBELAJARAN DENGAN MODEL NHT
Gambar 6. Suasana postes
Gambar 5. Fase menjawab
pertanyaan
Gambar 4. Fase berpikir bersama
Gambar 3. Fase mengajukan
pertanyaan melalui LKS
Gambar 1. Penjelasan materi
Gambar 2. Fase penomoran
316
Lampiran 52
DOKUMENTASI PENELITIAN PADA KELOMPOK KONTROL
PEMBELAJARAN DENGAN MODEL KONVENSIONAL
Gambar 4. Suasana postes
Gambar 3. Membimbing kelompok kecil
Gambar 1. Penjelasan materi
Gambar 2. Menggambar bangun datar
317
Lampiran 53 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Gedung Gd A2 Lt. , Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: 024-8508019
Laman: http;//fip.unnes.ac.id, surel: No. : 128/UN37.1.1.9/LK/2013 Lamp : ..................... Hal : Ijin Penelitian Kepada Yth. Kepala SD N Penarukan 01 dan 02 Di SD N Penarukan 01 dan 02 Dengan Hormat, Bersama ini, kami mohon ijin pelaksanaan penelitian untuk menyusun skripsi/tugas akhir oleh mahasiswa sebagai berikut: Nama : ARNI NUR ALFIATI NIM :1401409034 Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Topik : KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED
HEADS TOGETHER TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PENARUKAN 01 DAN 02 KABUPATEN TEGAL
Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. Semarang, 25 April 2013 A.n. Dekan Koordinator PGSD Tegal,
Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd NIP 19630923 198703 1 001
L
YU NNTJFUJ
T BPDd
Lampiran 54
Yang bertanUPTD Dikp
Nama NIM Tempat, tangJurusan Fakultas UniversitasJudul Skrips
Tanggal uji
Bahwa namaPenarukan 0Demikian sudipergunaka
4
DINU
Alamat : Jl.
nda tangan dora Kecama
ggal lahir
si
coba instrum
a tersebut di01 untuk pemurat keterangan sebagaima
PEMERNAS PENDIDUPTD DIKP
SD NERaya Penaru
SURAT Nomor
di bawah iniatan Adiwern
: ARNI: 14014: Tegal,: Pendid: Ilmu P: Unive: Keefe
TogethBanguNegeri
men: 26 dan
i atas telah mmbuatan Skrigan ini sayaana mestinya
RINTAH KADIKAN PE
PORA KECEGERI PEukan Kec. Ad
KETERA
r : 800/ 024 /
i Kepala Sekna Kabupate
I NUR ALFI409034 , 29 Desembdikan Guru SPendidikan ersitas Negerektifan Modher terhadaun Datar padi Penarukan 27 April 20
melaksanakanipsi.
a buat dengaa.
ABUPATENEMUDA DACAMATAN ENARUKdiwerna Kab.
ANGAN / 2013
kolah Dasarn Tegal men
IATI
ber 1991 Sekolah Das
ri Semarang del Pembelajap Motivasida Siswa K01 dan 02 K13
n pendidikan
an sebenar –
N TEGAL AN OLAHRA
ADIWERNKAN 01
Tegal Telp (0
r Negeri Pennerangkan:
sar (PGSD)
(UNNES) aran Numbei dan Has
Kelas V SekoKabupaten T
n di kelas V
– benarnya u
318
AGA NA
0283)322001
narukan 01
ered Heads sil Belajar olah Dasar egal
SD Negeri
untuk dapat
L
YNNJ MNNJFU TSt Dm
Lampiran 55
Yang bertanNama NIP Jabatan
MenerangkaNama NIM Jurusan Fakultas Universitas
Telah melakSekolah Dastanggal 29 A
Demikian smestinya.
5
DINU
SEKAlamat : J
nda tangan di
an bahwa :
ksanakan Pesar Negeri PApril 2013 sa
urat keteran
PEMERNAS PENDIDUPTD DIKP
KOLAH DAJl. Raya Pen
SURAT Nomo
i bawah ini :: Nurlae: 19630: Kepal
: ARNI: 14014: Pendid: Ilmu P: Unive
enelitian Ekenarukan 02ampai denga
ngan ini dib
RINTAH KADIKAN PE
PORA KECASAR NEarukan – Ad
KETERA
or : 800/ V / 2
: ela, S.Pd.
0311 198403a Sekolah
I NUR ALFI409034 dikan Guru SPendidikan ersitas Neger
ksperimen s2 Kecamatanan 25 Mei 20
buat untuk
ABUPATENEMUDA DACAMATAN EGERI PE
diwerna – Te
ANGAN 2013
3 2 004
IATI
Sekolah Das
ri Semarang
sebagai bahan Adiwerna K013.
dapat diper
N TEGAL AN OLAHRA
ADIWERNENARUKA
egal Telp (02
sar
(UNNES)
an skripsi dKabupaten T
rgunakan se
319
AGA NA AN 02 283) 446242
di kelas V Tegal mulai
ebagaimana
320
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nyimas, dkk. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Ali, Zulfikar, Ijaz Ahmad Tatlah, and Muhammad Saeed. 2011. Motivation and
student’s behavior: A tertiary level study. Academic Journals. 3(2). 29-32. Online. Available online at http://www.academicjournals.org/ijpc/PDF/Pdf 2011/Feb/Ali%20et%20al.pdf [diakses 22/12/2012]
Arikunto, Suharsimi. 2010a. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. _____. 2010b. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta. Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif.
Jogjakarta: Diva Press. Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Astuti, Lusia Tri dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5: Untuk Sekolah Dasar kelas
V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Bayraktar, Ghokhan. 2011. The effect of cooperative learning on students’
approach to general gymnastics course and academic achievements. Academic Journals. 6(1). 62-71 Online. Available online at http://www.academicjournals.org/err/PDF/Pdf% 202011/Jan/Bayraktar.pdf [accessed 22/12/2012]
Coesamin. 2012. Pendidikan Matematika SD 2. Lampung: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. _____. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hardini, Isriani, dan Dewi Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu
(Teori, Konsep dan Implementasi). Yogyakarta: Familia (Group Relasi Inti Media)
321
Heruman. 2012. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan
Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. 2010. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta. Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Muhsetyo, Gatot. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka. Munib, Achmad. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press. Ningrum, Cipta Diana. 2011. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Daur Air Pada siswa Kelas V Di SD Negeri 03 Sungapan. Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Pietersz, Ferry, dan Horasdia Saragih. 2010. Pengaruh Penggunaan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Pencapaian Matematika Siswa di SMP Negeri 1 Cisarua. Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010. 432-438.
Pitajeng. 2006. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Penerbit MediaKom. Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: CV Alfabeta. Rifa’i, Achmad, dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Unnes Press. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
322
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik.
Diterjemahkan oleh Narulita Yusron. 2011. Bandung: Nusa Media Suciati, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2011a. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. _____. 2011b. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Universitas Terbuka. Suparto. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
Pengelolaan Data dengan Metode Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) dan Pemberian Reinforcement Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kedungbanteng 4, Kec. Kedungbanteng, Kab. Tegal, Tahun Pelajaran 2010/2011. Jurnal Pendidikan Oktadika. No. 8. 39-44
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suyatno. 2008. Mengajar dengan Permainan. Online. Diunduh dari
http://garduguru.blogspot.com/2008/05/mengajar-dengan-permainan.html [diakses 6/2/2013].
_____. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka. Tim Penyusun. 2009. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri
Semarang 2009. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
323
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
_____. 2011. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen. 2006. Semarang: Diperbanyak oleh CV Duta Nusindo. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2009. Diperbanyak oleh CV Duta Novindo Pustaka Mandiri.
Uno, Hamzah B. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wena, Made. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Widianto, Sih Mirmo. 2013. Ciri-ciri Pembelajaran Matematika di SD.
Diunduh dari http://edofmath.blogspot.com/2013/03/ciri-ciri-pembelajaran matematika-di.html [diakses 6/02/2013]
Yonny, Acep, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Familia.