ekonomi syariah suatu implementasi dari sebuah ketakwaan

4
Tri Budi Prasetyo 115144030 D4-Keuangan Syariah POLBAN Ekonomi Syariah Suatu Implementasi Dari Sebuah Ketaatan Seperti yang telah kita ketahui bahwa sejatinya agama Islam tidaklah hanya mengajari manusia untuk pandai beribadah (Hablum Minalloh), tetapi juga untuk pandai bersosial (Hablum Minannas) dan berkepribadian Akhlaqul Karimah. Di dalam agama Islam kedua hal itu seharusnya saling menyebabkan sebab akibat, karena di dalam Al-Quran di sebutkan Inna sholata tanha „anil fahsa`i wal munkar (Sesungguhnya sholat itu menghindari dari perbuatan keji dan munkar)Q.S. Al-„Ankabut : 45. Bagian itulah yang terkadang tidak nampak dari orang- orang yang rajin beribadah. Sering kita dengar terkadang seseorang rajin sholat malamnya, namun dia juga rajin mencuri, terkadang seseorang itu rajin sholat berjamaah di mesjid, namun dia juga rajin mendapatkan hartanya dengan cara yang batil. Saat ini saatnya kita lebih memerhatikan sistem daripada memerhatikan komponen yang akan menjalankan sistem tersebut, karena sebaik-baik sebuah sistem tidak akan jalan bila komponen yang menjalankan belum baik dan penulis yakin bila kita berhasil melangkah untuk menemukan suatu sistem, maka syetan melangkah dua kali daripada kita untuk menemukan cara bathil dari sistem tersebut. Maka Allah SWT pun berjanji dalam Al-Quran Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebuta beriman dan bertakwa, pastilah Kami(Allah) akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”Q.S. Al-A‟roof : 96. Nah kemudian dari situlah Ekonomi Islam berawal, karena ketakwaan yang benar maka akan menghasilkan suatu hubungan sosial yang baik atau yang sering dalam agama Islam disebut Mu‟amalah. Secara istilah, Muamalah adalah segala aturan agama yang mengatur hubungan antara sesama manusia, dan antara manusia dan alam sekitarnya,tanpa memandang agama atau asal usul kehidupannya. Aturan agama yang mengatur hubungan antar sesama manusia, dapat kita temukan dalam hukum Islam tentang perkawinan, perwalian, warisan, wasiat, hibah perdagangan, perburuan, perkoperasian dan lain lain. Aturan agama yang mengatur hubungan antara manusia dan lingkungannya dapat kita temukan antara lain dalam hukum Islam tentang makanan, minuman, mata pencaharian, dan cara memperoleh rizki dengan cara yang dihalalkan atau yang diharamkan. Aturan agama yang mengatur hubunagn antara manusia dengan alam sekitarnya dapat kita jumpai seperti larangan mengganggu, merusak dan membinasakan hewan,

Upload: tri-prasetyo

Post on 02-Aug-2015

11 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekonomi syariah suatu implementasi dari sebuah ketakwaan

Tri Budi Prasetyo 115144030 D4-Keuangan Syariah POLBAN

Ekonomi Syariah Suatu Implementasi Dari Sebuah Ketaatan

Seperti yang telah kita ketahui bahwa sejatinya agama Islam tidaklah hanya mengajari

manusia untuk pandai beribadah (Hablum Minalloh), tetapi juga untuk pandai bersosial (Hablum

Minannas) dan berkepribadian Akhlaqul Karimah. Di dalam agama Islam kedua hal itu

seharusnya saling menyebabkan sebab akibat, karena di dalam Al-Quran di sebutkan “Inna

sholata tanha „anil fahsa`i wal munkar (Sesungguhnya sholat itu menghindari dari perbuatan

keji dan munkar)”Q.S. Al-„Ankabut : 45. Bagian itulah yang terkadang tidak nampak dari orang-

orang yang rajin beribadah. Sering kita dengar terkadang seseorang rajin sholat malamnya,

namun dia juga rajin mencuri, terkadang seseorang itu rajin sholat berjamaah di mesjid, namun

dia juga rajin mendapatkan hartanya dengan cara yang batil. Saat ini saatnya kita lebih

memerhatikan sistem daripada memerhatikan komponen yang akan menjalankan sistem tersebut,

karena sebaik-baik sebuah sistem tidak akan jalan bila komponen yang menjalankan belum baik

dan penulis yakin bila kita berhasil melangkah untuk menemukan suatu sistem, maka syetan

melangkah dua kali daripada kita untuk menemukan cara bathil dari sistem tersebut. Maka Allah

SWT pun berjanji dalam Al-Quran Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebuta beriman

dan bertakwa, pastilah Kami(Allah) akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan

bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan

perbuatannya.”Q.S. Al-A‟roof : 96.

Nah kemudian dari situlah Ekonomi Islam berawal, karena ketakwaan yang benar maka

akan menghasilkan suatu hubungan sosial yang baik atau yang sering dalam agama Islam disebut

Mu‟amalah. Secara istilah, Muamalah adalah segala aturan agama yang mengatur hubungan

antara sesama manusia, dan antara manusia dan alam sekitarnya,tanpa memandang agama atau

asal usul kehidupannya. Aturan agama yang mengatur hubungan antar sesama manusia, dapat

kita temukan dalam hukum Islam tentang perkawinan, perwalian, warisan, wasiat, hibah

perdagangan, perburuan, perkoperasian dan lain lain. Aturan agama yang mengatur hubungan

antara manusia dan lingkungannya dapat kita temukan antara lain dalam hukum Islam tentang

makanan, minuman, mata pencaharian, dan cara memperoleh rizki dengan cara yang dihalalkan

atau yang diharamkan. Aturan agama yang mengatur hubunagn antara manusia dengan alam

sekitarnya dapat kita jumpai seperti larangan mengganggu, merusak dan membinasakan hewan,

Page 2: Ekonomi syariah suatu implementasi dari sebuah ketakwaan

Tri Budi Prasetyo 115144030 D4-Keuangan Syariah POLBAN

tumbuhan atau yang lainnya tanpa adanya suatu alasan yang dibenarkan oleh agama, perintah

kepada manusia agar mengadakan penelitian dan pemikiran tentang keadaan alam semesta.

Dari uraian diatas telah kita ketahui bahwa muamalah mempunyai ruang lingkup yang

luas, yang meliputi segala aspek, baik dari bidang agama, politik, ekonomi, pendidikan serta

sosial-budaya. Firman Allah dalam Al-Quran “Kami turunkan kepadamu al Qur‟an untuk

menerangkan segala sesuatu, untuk petunjuk dan rahmat serta berita gembira bagi orang-

orang islam.”Q.S. An-Nahl : 89.

Dalam ilmu ekonomi Syariah, Muamalah memiliki makna hukum yang

berkaitan dengan harta, hak milik, perjanjian, jual-beli, utang-piutang, sewa-menyewa, dan

pinjam-meminjam. Juga hukum yang mengatur keuangan serta segala hal yang merupakan

hubungan manusia dengan sesamanya, baik secara individu maupun masyarakat. Tujuannya

adalah agar tercapai suatu kehidupan yang tenteram, damai, dan bahagia serta sejahtera.

Berikut adalah beberapa larangan-larangan dalam ekonomi Syariah dan pengaruhnya

dalam perkonomian :

1. Riba (Bunga)

Dalam pengertian bahasa riba adalah Az-Ziyadah ‘tambahan’. Menurut istilah, riba

adalah pengambilan tambahan dari pokok (modal) dengan cara yang bathil. Riba

diharamkan dalam keadaan apapun dan dalam bentuk apapun. Sebagaimana telah

dijelaskan dalam Al-Quran “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

dan tinggalkanlah sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang

beriman.”Q.S. Al-Baqoroh : 278. Dalam surat tersebut Allah SWT telah tegas mengajak

kepada orang yang beriman dan bertakwa untuk meninggalkan riba. Bila di singgung ke

dalam perekonomian, penggunaan sistem riba sangatlah merusak perekonomian suatu

negara, karena tidak mencerminkan suatu perekonomian dalam sektor riil dan hanya akan

memperkayakan nasabah-nasabah kreditur. Dalam prakteknya di dalam perbankan

konvensional, nasabah debitur harus mengembalikan pinjaman modal usaha ditambah

dengan bunga (riba) yang telah ditetapkan atau di patok di awal nasabah debitur

melakukan transaksi. Tambahan bunga inilah yang tidak mencerminkan perkembangan

sektor riil, karena bagi perbankan konvensional berapapun nasabah debitur mendapatkan

keuntungan atau rugi, maka nasabah debitur harus membayar bunga yang telah

ditentukan diawal transaksi. Berbeda dengan perbankan syariah yang mempraktekan

Page 3: Ekonomi syariah suatu implementasi dari sebuah ketakwaan

Tri Budi Prasetyo 115144030 D4-Keuangan Syariah POLBAN

sistem bagi hasil yang dimana nasabah yang berlaku sebagai mudhorib (pengelola modal)

modal usaha dari shohibul mal (Bank Syariah). Di dalam akad tersebut nasabah debitur

(mudhorib/pengelola modal) ketika mengembalikan modal usaha kepada bank syariah

ditambah dengan bagi hasil untuk bank syariah atas keuntungan atau kerugian yang telah

ditentukan di awal transaksi. Dalam akad seperti ini sangat diperlukannya kejujuran dan

kesungguhan nasabah debitur dalam mengelola modal yang telah diberikan oleh bank

syariah, karena bisa saja nasabah debitur melakukan penipuan laporan keuangan ketika

membagikan bagi hasil kepada bank syariah agar bagi hasil yang diberikan kepada bank

syariah atau ketidak sungguh-sungguhan mudhorib dalam mengelola modal usaha yang

telah diberikan oleh bank syariah. Dua hal tersebutlah yang menjadi kendala besar bagi

perbankan syariah ketika akan memberikan modal usaha kepada nasabah debitur, selain

di satu sisi kebanyakan calon nasabah debitur banyak belum memahami tata cara

pelaporan laporan keuangan. Oleh karena itulah penulis menyarankan kepada para pelaku

bisnis perbankan syariah untuk tidak hanya memberikan modal usaha dalam bentuk mal

(uang modal), tetapi juga memberikan modal usaha dalam bentuk bathiniyyah (keimanan

dan ketakwaan). Karena penulis berkeyakinan bahwa apa yang telah Allah SWT katakan

dalam Q.S. Al-A’roof : 96 yang menjadi penyebab suatu kemajuan atau kemunduran

perekonomian suatu Negara.

2. Berlebihan (Isyrof) dan Monopoli atau Penimbunan (Ihtikar)

Kata isyraf berasal dari bahasa Arab berarti bersuka ria sampai melewati batas. Secara

istilah, melampaui batas (berlebihan) dapat dimaknai sebagai tindakan yang dilakukan

seseorang di luar kewajaran ataupun kepatutan karena kebiasaan yang dilakukan untuk

memuaskan kesenangan diri secara berlebihan. Atau dalam Al-Quran dikatakan “Hai

anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan

minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang berlebih-lebihan.”Q.S. Al-A‟roof : 31. Sedangkan monopoli atau ihtikar

artinya menimbun barang agar yang beredar di masyarakat berkurang, lalu harganya naik.

Yang menimbun memperoleh keuntungan besar, sedang masyarakat dirugikan. Menurut

Adimarwan Monopoli secara harfiah berarti di pasar hanya ada satu penjual. Adapun

alam sebuah hadits nabi Muhammad SAW dikatakan “Barangsiapa menimbun barang,

maka ia berdosa.”H.R. Muslim. Dua hal penulis satukan, karena kedua hal ini saling

Page 4: Ekonomi syariah suatu implementasi dari sebuah ketakwaan

Tri Budi Prasetyo 115144030 D4-Keuangan Syariah POLBAN

baerkaitan, apabila seseorang melakukan perbuatan isyrof, maka secara tidak langsung

dia telah menyebabkan kelanggkaan atau secara tidak langsung telah melakukan

penimbunan baik dengan cara dia membeli suatu barang yang kemudian tidak

memproduktifkannya/tidak menggunakannya atau mengkonsumsi suatu barang yang

berlebihan. Adapun dampak perilaku tersebut dalam ekonomi adalah sangat jelas

mempengaruhi permintaan barang yang selanjutnya akan meningkatkan harga barang.

Sehingga barang tersebut tidak dapat dinikmati oleh orang-orang miskin. Sekarang

pertanyaanya dikemanakan uang orang-orang yang kaya bila semua kebutuhannya telah

terpenuhi, namun uang tersebut masih tersisa?. Jawabannya adalah di investasikan

kepada orang-orang yang membutuhkan modal atau apabila tidak dapat mencari orang-

orang yang membutuhkan modal untuk usaha, bisa di investasikan ke lembaga-lembaga

keuangan syariah yang sebagaimana filosofi dari berdirinya lembaga keuangan adalah

menghubungkan orang-orang yang memeliki kelebihan uang kepada orang-orang yang

membutuhkan modal untuk usaha. Apabila praktek tersebut telah berjalan dengan lancer,

maka inflasi bisa diturunkan serta pendapatan perkapita akan meningkat dan ketimpangan

pendapatan perkapita akan semakin kecil yang dikarenakan uang-uang orang kaya yang

tersisa setelah digunakan untuk memebuhi kebutuhan pokoknya saja dikonversi menjadi

modal-modal usaha bagi para orang-orang yang membutuhkan modal usaha.

Sebenarnya masih banyak lagi apabila semua hukum-hukum di bidang muamalah yang di

taati akan berdampak positif terhadap perkonomian. Namun penulis membatasi dalam 2 hal

diatas, karena 2 hal tersebutlah yang paling sering terjadi di lingkungan sekitar kita. Oleh karena

itu marilah kita sama-sama membangun ekonomi syariah, karena selain kebaikan-kebaikan di

dunia yang akan kita dapat, tetapi kita juga akan mendapatkan kebaikan-kebaikan diakhirat

sebagaimana janji Allah SWT dalam Al-Quran “Jika kalian menolong agama Allah, maka Allah

akan menolongmu”Q.S. Muhammad : 7.