ekodrain sebagai upaya pengelolaan sumber daya air berwawasan lingkungan
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Ekodrain Sebagai Upaya Pengelolaan Sumber Daya Air Berwawasan Lingkungan
1/5
EKODRAIN SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN SUMBER
DAYA AIR BERWAWASAN LINGKUNGAN
Drainase (pematusan) merupakan upaya pengendalian limpasan air permukaan yang bersumber dari air
hujan dan hasil pemanfaatan Sumber Daya Air (domestik, rumah tangga dan industri). Sumber drainase
dari pemanfaatan SDA dapat dibedakan menjadi grey water dan black water. Untuk grey water dan black
watersebelum masuk pada sistem drainase harus melalui instalasi pengolahan air limbah. Sedangkan
untuk limpasan air permukaan yang bersumber dari air hujan dapat langsung masuk pada sistem drainase.
Dimulai dari jaringan drainase permukiman yang masuk pada jaringan drainase tersier, kemudian terkumpul
pada drainase sekunder dan bermuara pada drainase primer yaitu badan sungai.
Pada sistem drainase konvensional semua air limpasan permukaan akan secepatnya dialirkan ke sistem
drainase. Apabila sistem drainase sudah terbangun dengan baik maka debit air limpasan dapat tertampung
pada wadah drainase alami maupun buatan. Namun apabila belum terdapat sistem drainase yang baik
akan menjadi permasalahan dalam pengaliran limpasan baik dari volume tampungan mau hierarki drainase(jaringan tersier, sekunder dan primer). Meningkatnya luasan kawasan permukiman dan menurunnya
tutupan lahan yang secara alami memiliki fungsi konservasi SDA air (cacthment area) serta ditambah
permasalahan alih fungsi lahan yang merupakan daerah genangan air limpasan (perubahan fungsi
embung, rawa, badan sungai) oleh aktivitas manusia dalam hal ini pemanfaatan ruang, akan menyebabkan
permasalahan pada pengelolaan SDA secara umum (too short, too much and too waste). Kurangnya jumlah
debit air pada musim kemarau, berlebihnya debit air limpasan pada musim hujan yang menyebabkan
bencana banjir dan tanah longsor, sampai pada permasalahan tercemarnya air tanah dan air permukaan
oleh aktivitas permukiman (limbah domestik, sampah).
Saat ini konsep drainase telah mengalami perubahan dengan berkembangnya " integrated water
management in urban areas" yang cenderung untuk menahan air hujan di tempat turunnya. Beberapa
konsep drainase yang berwawasan lingkungan adalah Low Impact Development (LID) adalah sistim
drainase yang berwawasan lingkungan dan merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kondisi
alam dan hidrologi seperti kondisi awal sebelum dilakukan pembangunan. Mempertahankan serta meniru
proses alam yang ada untuk meminimalkan perubahan debit dan polutan akibat pengembangan wilayah
(Dr. Ir. Suseno Darsono, MSc, Tahun 2011). Dalam konsep drainase dengan LID memiliki lima elemen kunci
yaitu :
1. Rancangan sesuai dengan lokasi, rancangan sistem drainase LID harus menyesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi lokasi
2. Konservasi, pengawetan pada vegetasi (tutupan lahan) dan memeliharan sistem drainase alami
3. Mengalirkan air hujan ke badan air, mengatur infiltrasi pada daerah genangan air alami dan buatan
sampai pada akifer
4. Kontrol dengan skala kecil, konsep drainase ini meniru proses hidrologi awal
5. Pemeliharaan dan pendidikan, dimana dalam pemeliharaan dan pengelolaan drainase melibatkan peran
serta masyarakat sebagai subjek dan penerima manfaat
Bioretensi merupakan salah satu drainase yang berwawasan lingkungan, dimana bioretensi memilikimanfaat untuk meminimumkan limpasan permukaan dengan memperbesar kapasitas infiltrasi sesuai
dengan kondisi alam semula. Fungsi dari biorentensi adalah meminimalkan debit banjir pada pada suatu
kawasan dengan meresapkan air hujan kedalam tanah dan memanfaatkan vegetasi (tutupan lahan) yang
-
7/26/2019 Ekodrain Sebagai Upaya Pengelolaan Sumber Daya Air Berwawasan Lingkungan
2/5
ada didalamnya untuk menguapkan sebagian air limpasan melalu evapotransiprasi. Biasanya pemanfaatan
bioretensi digunakan pada kawasan permukiman, industri dan komersial (jasa), dimana koefesien limpasan
air permukaan yang besar sehingga menghasilkan debit air limpasan yang cukup besar. Hal ini memerlukan
pengolahan air limpasan permukaan dengan mempertahankan infiltrasi dan filtrasi air (meresapkan
sebanyak-banyaknya air limpasan permukaan) agar tidak terjadi genangan air dan meningkatkan kualitas
air tanah. Beberapa contoh bioretensi yaitu :
Gambar 1. Bioretensi pada Kawasan Parkir dapat dimanfaatkan sebagai median, pulau parkir dan saluran
drainase wilayah (Dr. Ir. Suseno Darsono, MSc, 2011)
Selain bioretensi dapat juga memanfaatkan saluran rumput sebagai salah satu konsep drainase LID,
dimana saluran rumput dapat meminimumkan limpasan permukaan dengan memperbesar kapasitas
infiltrasi sesuai dengan kondisi alam semula.
Gambar 2. Drainase dengan menggunakan saluran rumput (Dr. Ir. Suseno Darsono, MSc, 2011)
Sistem drainase berkelanjutan dengan tidak menggangu siklus hidrologi alami dan ramah terhadap
lingkungan (bersih dari pemcemaran limbah pada dan cair) yang sering disebut Ekodrain. Merupakan salah
satu pemanfaatan sistem drainase pada kawasan perkotaan yang berfungsi mengelola/mengendalikan air
permukaan (limpasan air hujan) sehingga tidak menimbulkan masalah genangan, banjir, dan kekeringan
bagi masyarakat, dan bermanfaat bagi kelestarian lingkungan hidup. Terdapat perubahan paradigma sistem
drainase konvensional dari sistem drainase pematusan menuju draianse ramah lingkungan / ekodrain.
Prinsip dari ekodrain adalah memperbaiki kualitas air pada sistem drainase, menurunkan beban drainase
dan melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan prasarana drainase (Dr. Suripin, Tahun 2011).
-
7/26/2019 Ekodrain Sebagai Upaya Pengelolaan Sumber Daya Air Berwawasan Lingkungan
3/5
Gambar 3. Perubahan Paradigma Drainase
Salah satu penerapan dalam sistem ekodrainase adalah menyimpan air hujan dengan fasilitas pemanen air
hujan (PAH), dimana fasiltas PAH dibagi menjadi dua yaitu tipe simpanan dan tipe resapan. Potensi air
hujan di Indonesia cukup besar antara 2.000 4.000 mm/tahun, apabila diterapkan pemanenan air dapat
memberikan manfaat antara lain :
- sebagai sumber air bersih untuk permukiman (air baku) dan air pertanian (irigasi pada embung)
- pengisian air tanah
- menurunkan beban drainase dari debit banjir limpasan permukaan
- menurunkan koefisien regim sungai (krs)
- memperbaiki siklus hidrologi
Beberapa penerapan pemanenan air hujan yang dapat dimanfaatkan secara sederhana :
-
7/26/2019 Ekodrain Sebagai Upaya Pengelolaan Sumber Daya Air Berwawasan Lingkungan
4/5
Gambar 4. Pemanenan air Hujan pada perumahan dengan bak tampungan (Dr. Suripin,2011)
Gambar 5. Pemanenan air Hujan pada perumahan dengan menggunakan sumur resapan (Meneg LH
Suripin dan Kurniani, 2004)
Gambar 6. Pemanenan air Hujan pada perumahan dengan menggunakan biopori (Kamir R. Brata, IPB)
Konsep ekodrain yang merupakan pengelolaan drainase dengan berwawasan lingkungan diharapkan
mampu menjawab permasalahan dalam pengelolaan Sumber Daya Air khususnya pada sektor drainase.
Pada masa depan permasalahan dalam pengelolaan drainase antara lain banjir, kerusakan lingkungan dan
perubahan tata guna lahan, meningkatnya kebutuhan air bersih berbanding dengan menurunnya kualitas
air tanah serta rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase dapat ditanggulangi dengan
penanganan sistem drainase yang berwawasan lingkungan (ekodrain). Pada akhirnya akan tercipta
kawasan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.
Sumber :
- EKO-DRAINASE, Materi Materi Diseminasi dan Sosialiasasi Keteknikan Bidang PLP Tahun 2011, Dr.
-
7/26/2019 Ekodrain Sebagai Upaya Pengelolaan Sumber Daya Air Berwawasan Lingkungan
5/5
Suripin.
- Drainase, Materi Diseminasi dan Sosialiasasi Keteknikan Bidang PLP Tahun 2011, Dr. Ir. Suseno
Darsono, MSc.
- Teknik Pembuatan Lubang Resapan Biopori Untuk Konservasi Tanah dan Air Serta Penanggulangan
Sampah Kamir R. Brata Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.