eko islam jos
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada tiga sistem ekonomi yang dikenal di dunia, yakni sistem ekonomi
sosialis/komunis, sistem ekonomi kapitalis, dan sistem ekonomi islam. Dan
masing – masing sistem ini mempunyai karakteristik tersendiri.
Yang Pertama yaitu sistem ekonomi sosialis/komunis. Paham ini
muncul sebagai akibat dari paham kapitalis yang mengekploitasi manusia,
sehingga negara ikut campur cukup dalam dengan perannya yang dangat
dominan. Akibatnya adalah tidak adanya kebebasan dalam melakukan
aktivitas ekonomi bagi individu – individu melainkan untuk kepentingan
bersama, sehingga tidak diakuinya kepemilikan pribadi. Negara
bertanggung jawab dalam mendistribusikan sumber dan hasil produksi
kepada seluruh masyarakat.
Yang kedua adalah Sistem ekonomi Kapitalis. Berbeda dengan sistem
komunis, sistem ini sangat bertolak belakang dengan sistem
sosialis/komunis, di mana negara tidak mempunyai peranan utama atau
terbatas dalam perekonomian. Sistem ini sangat menganut sistem
mekanisme pasar. Sistem ini mengakui adanya tangan yang tidak kelihatan
yang ikut campur dalam mekanisme pasar apabila terjadi penyimpangan
(invisible hand). Yang menjadi cita – cita utamanya adalah adanya
pertumbuhan ekomomi, sehingga setiap individu dapat melakukan kegiatan
ekonomi dengan diakuinya kepemilikan pribadi.
Dan yang terakhir yakni sistem ekonomi Islam. Sistem ekonomi islam
hadir jauh lebih dahulu dari kedua sistem yang dimaksud di atas, yaitu pada
abad ke – 6, sedangkan kapitalis abad ke – 17, dan sosialis abad ke – 18.
Dalam sistem ekonomi Islam, yang ditekankan adalah terciptanya
pemerataan distribusi pendapatan, seperti tercantum dalam surat Al-Hasyr
ayat 7.
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
2
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota – kota maka
adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak – anak yatim, orang-
orang miskin dan orang – orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu
jangan beredar di antara orang – orang kaya saja di antara kamu. Apa yang
diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah amat keras hukumannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka munculah rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari Ekonomi Islam itu sendiri dan apa tujuannya ?
2. Apa perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi konvensional ?
3. Apasaja Prinsip – Prinsip Ekonomi Islam ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini yakni membahas tentang materi –
materi yang berhubungan dengan sistem ekonomi islam yakni :
1. Pengertian dan Tujuan Ekonomi Islam
2. Perbedaan Ekonomi Islam & Ekonomi Konvensional
3. Prinsip – Prinsip Ekonomi Islam
1.4 Metode Penulisan
1. Ke perpustakaan, penulis mengambil data dari sumber-sumber yang
berkaitan dengan Sistem Ekonomi Islam.
2. Layanan internet, penulis mengakses materi-materi yang berkenaan
dengan Sistem Ekonomi Islam melalui Web Server.
3. Deskripsi yaitu metode yang digunakan untuk melukiskan keadaan
objek atau persoalan dan tidak dimaksudkan mengambil kesimpulan
yang berlaku umum.
4. Eksposisi yaitu menjelaskan tentang pengertian-pengertian yang
terdapat dalam makalah.
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomi Islam
Sebelum kita menginjak tentang materi prinsip – prinsip sistem
ekonomi islam, perlu di ketahui apa yang di maksud dengan ekonomi islam ?
Islam merupakan agama yang sempurna, yang mengatur seluruh aspek
kehidupan alam semesta, tak ada yang tidak diatur dalam Islam, termasuk
masalah kehidupan ekonomi, Islam mempunyai aturan tersendiri tentang
ekonomi, yang sekarang kita kenal dengan Ekonomi Islam.
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi
manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan
didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun
Islam. Pengertian ekonomi Islam menurut istilah (terminologi) terdapat
beberapa pengertian menurut beberapa ahli ekonomi Islam sebagai berikut :
1. Yusuf Qardhawi memberikan pengertian ekonomi Islam adalah
ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari
Allah, bertujuan akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang
tidak lepas dari syari’at Allah.
2. Menurut M. Akram Kan, Ekonomi Islam adalah Islamic economics
aims the study of the human falah (wel being) achieved by organizing
the resources of the eath on the basis of coopration and participation.
Secara bebas dapat diartikan bahwa ilmu ekonomi Islam bertujuan
untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang
dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar
bekerjasama dan partisipasi. Definisi yang dikemukakan Akram Kan
ini memberikan demensi normative kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat serta dimensi positif mengorganisir sumber daya alam.
3. Menurut Abdul Manan, Ekonomi Islam adalah Islamic economics is a
social science which studies the economics problems of a people
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
4
imbued with the values of Islam. Artinya Ilmu Ekonomi Islam adalah
ilmu pengetahuan social yang mempelajari masalah-masalah ekonomi
masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.
4. Menurut M. Umer Chapra, Ekonomi Islam adalah Islamic economics
was defined as that branch of knowledge which helps realize human
well-being through an allocation and distribution of scarce resources
that is in confirnity with Islamic teaching without unduly curbing
Individual freedom or creating continued macroeconomic and
ecological imbalances. Artinya Ekonomi Islam adalah sebuah
pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia
melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada
dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa
memberikan kebebasan individu atau tanpa prilaku makro ekonomi
yang berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbgangan lingkungan.
5. Menurut Muhammad Nejatullah Ash-Sidiqy Ekonomi Islam adalah is
the muslim thinke’s response to the economic challenges of their time.
In this endeavour they were aided by the Qur’an and the Sunnah as
well as by reason and experience. Artinya ekonomi Islam adalah
respon pemikir Muslim terhadap tantangan ekonomi pada masa
tententu. Dalam usaha keras ini mereka dibantu oleh al-Qur’an dan
Sunnah, akal (ijtihad) dan pengetahuan.
6. Menurut Kursyid Ahmad Ekonomi Islam adalah sebuah usaha
sistematik untuk memahami masalah-masalah ekonomi dan tingkah
laku manusia secara relasional dalam perspektif Islam.
7. Menurut Baqir Sadr, ekonomi Islam merupakan sebuah ajaran atau
doktrin dan bukan hanya ilmu ekonomi murni, sebab apa yang
terkandung dalam ekonomi Islam bertujuan memberikan solusi hidup
yang paling baik. Oleh karena itu, menurut BaqrSadr, haruslah
dibedakan antara ilmu ekonomi (science of economic) dengan doktrin
ilmu ekonomi (doctrine of economic). Dengan kata lain, Baqr Sadr
memandang ilmu ekonomi hanya sebatas mengantarkan manusia pada
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
5
pemahaman bagaimana aktifitas ekonomi berjalan. Sedangkan doktrin
ilmu ekonomi bukan hanya sekedar memberikan pemahaman pada
manusia bagaimana aktifitas ekonomi berjalan, namun lebih pada
ketercapaian kepentingan duniawi dan ukhrowi. Dari hal ini,
perbedaan pokok antara ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional
adalah terletak pada landasan filosofisnya bukan pada sainnya.
8. M. Syauqi Al-Faujani memberikan pengertian ekonomi Islam dengan
segala aktivitas perekonomian beserta aturan – aturannya yang
didasarkan kepada pokok-pokok ajaran Islam tentang ekonomi.
Dari definisi-definisi tersebut Mustafa Edwin menyimpulkan bahwa
menurut Chapra Ekonomi Islam tidak boleh terjebak oleh dikotomi
pendekatan positif dan normative. Karena sesungguhnya pendekatan itu
saling melengkapi dan bukan saling menafikan. Sedangkan menurut Manan
menyatakan bahwa Ilmu Ekonomi Islam adalah ilmu ekonomi positif dan
normative. Jika ada kecenderungan beberapa ekonomi yang sangat
mementingkan positivisme dan sama sekali tidak mengajukan pendekatan
normative atau sebaliknya, tentu sangat disayangkan.
Abdul Manan memberikan kesimpulan tentang apa yang dimaksud
Ilmu Ekonomi Islam, yaitu ilmu yang mempelajari aktivitas atau prilaku
manusia secara actual dan empirical, baik dalam produksi, distribusi maupun
konsumsi berdasarkan Syari’at Islam yang bersumber al-Qur’an dan al-
Sunnah serta ijma ulama dengan tujuan untuk mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat. Ekonomi Islam bukan sekedar etika dan nilai yang bersifat
normative, tetapi juga bersifat positif sebab ia mengkaji aktivitas actual
manusia, problem-problem konsumen maupun produsen bukanlah raja.
Perilaku keduanya haruslah dituntun oleh kesejahteraan umum,
individual dan sosial sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Syari’at Islam.
Jangkauan ekonomi Islam mencakup bidang ekonomi yang luas sebagaimana
juga yang dibicarakan ekonomi modern. Ekonomi Islam tidak hanya
membahas tentang aspek prilaku manusia yang berhubungan dengan cara
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
6
mendapatkan uang dan membelanjakannya, tetapi juga membahas segala
aspek ekonomi yang membawa kepada kesejahteraan ummat. Konsep
kesejahteraan manusia itu sendiri tidak mungkin statis, selalu relative pada
keadaan yang berubah. Oleh karena itu konsep kesejahteraan yang
dikembangkan melalui ekonomi Islam harus terefleksi dari prinsip-prinsip
universal islam yang tetap dipandang shahih sepanjang masa. Islam mengatur
kegiatan-kegiatan memperoleh uang dan mengeluarkannya sedemikian rupa
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Ketika para pakar Ekonomi Islam membicarakan tentang ekonomi
Islam, selalu berhadapan dengan dua persoalan pokok, apakah ekonomi
syri’ah ini merupakan suatu system atau suatu ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ekonomi islam merupakan
suatu system, karena ia merupakan suatu keseluruhan yang komplek dan
saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Sebagian yang lain
mengatakan bahwa ekonomi Islam itu merupakan suatu disiplin ilmu yang
berdiri sendiri, karena ia dirumuskan secara sistematik, logis dan filosofis
sebagaimana ilmu pengetahuan.
Sehubungan dengan hal tersebut Agustianto dan Muhammad Abdul
Manan mengatakan bahwa semestinya kedua hal tersebut tidak boleh
dipertentangkan, sebab keduanya benar. Ekonomi Islam disebut sebagai
system, karena ia merupakan bagian dari suatu tatanan kehidupan yang
lengkap. Dalam konsep ekonomi Islam dikenal adanya konsep moneter,
kebijakan fiscal, produksi, distribusi dan sebagainya. Di samping itu ekonomi
Islam memiliki empat bagian yang nyata dari pengetahuan, yaitu pengetahuan
tentang wahyu qauly dan ghair qauly ijtihad dan ijma’ para ulama. Ekonomi
Islam dapat juga disebut sebagai ilmu pengetahuan, karena dirumuskan secara
sistematik, logis dan filosofis, rasional empiris dan sesuai dengan kaidah-
kaidah penelitian ilmiah.
Dan Umer Chapra juga menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi
Islam dibangun berdasarkan prinsip tauhid dan etika serta mengacu pada
tujuan syari’at (maqashidal-syari’ah) yaitu memelihara iman, hidup, nalar,
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
7
keturunan dan kekayaan. Konsep ini menjelaskan bahwa sistem ekonomi
hendaknya dibangun berawal dari suatu keyakinan (iman) dan berakhir
dengan kekayaan. Pada gilirannya tidak akan muncul kesenjangan ekonomi
atau perilaku ekonomi yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’at.
B. Tujuan Ekonomi Islam
Segala Aturan yang Allah Swt turunkan dalam sistem Islam mengarah
pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan serta menghapuskan
kejahatan, kesengsaraan, kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula
dalam hal ekonomi, tujuannya tidak lain adalah membantu manusia mencapai
kemenangan di dunia dan di akhirat.
Beberapa pemikiran tokoh Islam mengenai tujuan dari ekonomi Islam
dapat dijabarkan dalam uraian sebagai berikut. Dr. Muhammad Rawasi
Qal’aji menyatakan bahwa tujuan ekonomi Islam pada dasarnya dapat
dijabarkan dalam beberapa hal, yakni :
Mewujudkan pertumbuhan ekonomi dalam Negara
Pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang bersifat
fundamental, sebab dengan pertumbuhan ekonomi negara dapat
melakukan pembangunan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan
dalam rangka menumbuhkan pertumbuhan ekonomi dalam Negara
adalah dengan jalan mendatangkan investasi.
Mewujudkan kesejahteraan manusia
Terpenuhinya kebutuhan pokok manusia dalam pandangan
Islam sama pentingnya dengan kesejahteraan manusia sebagai upaya
peningkatan spiritual. Oleh sebab itu, konsep kesejahteraan dalam
Islam bukan hanya berorientasi pada terpenuhinya kebutuhan
material-duniawi, melainkan juga berorientasi pada terpenuhinya
kesejahteraan spiritual-ukhrowi.
Mewujudkan sistem distribusi kekayaan yang adil
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
8
Dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang sudah menjadi
ketentuan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan dan kecakapan
yang berbeda-beda. Namun demikian perbedaan tersebut tidaklah
dibenarkan menjadi sebuah alat untuk mengekspliotasi kelompok lain.
Dalam hal ini kehadiran ekonomi Islam bertujuan membangun
mekanisme distribusi kekayaan yang adil ditengah-tengah kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu, Islam sangat melarang praktek
penimbunan (ikhtikar) dan monopoli sumber daya alam di
sekolompok masyarakat.
Menciptakan keseimbangan ekonomi dalam masyarakat
Keseimbangan ekonomi hanya akan dapat terwujud manakala
kekayaan tidak berputar di sekelompok masyarakat. Oleh karena itu,
dalam rangka menciptakan keseimbangan ekonomi, Islam
memerintahkan sirkulasi kekayaan haruslah merata tidak boleh hanya
berputar di sekelompok kecil masyarakat saja.
C. Perbedaan Ekonomi Islam & Ekonomi Konvensional ditinjau dari
moral dan etika
Menurut Yusuf Qardhawi, sistem ekonomi Islam tidak berbeda
dengan sistem ekonomi lainnya, dari segi bentuk, cabang, rincian, dan cara
pengaplikasian yang beraneka ragam, tapi menyangkut gambaran global yang
mencakup pokok-pokok petunjuk, kaidah-kaidah pasti, arahan-arahan prinsip
yang juga mencakup sebagian cabang penting yang bersifat spesifik ada
perbedaannya.
Hal itu karena sistem Islam selalu menetapkan secara global dalam
masalah-masalah yang mengalami perubahan karena perubahan lingkungan
dan zaman. Sebaliknya menguraikan secara rinci pada masalah-masalah yang
tidak mengalami perubahan. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Islam
merupakan sistem kehidupan yang bersifat kompreshensif, yang mengatur
semua aspek, baik dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik maupun
yang bersifat spiritual.
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
9
Dalam menjalankan kehidupan ekonomi, tentu Allah telah
menetapkan aturan-aturan yang merupakan batas-batas perilaku manusia
sehingga menguntungkan suatu individu tanpa merugikan individu yang lain.
Perilaku inilah yang harus diawasi dengan ditetapkannya aturan-aturan yang
berlandaskan aturan Islam, untuk mengarahkan individu sehingga mereka
secara baik melaksanakan aturan-aturan dan mengontrol dan mengawasi
berjalannya aturan-aturan itu.
Hal yang berbeda dengan sistem ekonomi yang lainnya adalah terletak
pada aturan moral dan etika ini. Aturan yang dibentuk dalam ekonomi islam
merupakan aturan yang bersumber pada kerangka konseptual masyarakat
dalam hubungannya dengan kekuatan tertinggi (Tuhan), kehidupan, sesama
manusia, dunia, sesama makhluk dan tujuan akhir manusia. Sedangkan pada
sistem yang lain tidak terdapat aturan-aturan yang menetapkan batas-batas
prilaku manusia sehingga dapat merugikan satu pihak dan menguntungkan
pihak lainnya. Beberapa aturan dalam ekonomi islam adalah sebagai berikut :
Segala sesuatunya adalah milik Allah, manusia diberi hak untuk
memanfaatkan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini sebagai
khalifah atau pengemban amanat Allah, untuk mengambil keuntungan
dan manfaat sebanyak-banyaknya sesuai dengan kemampuannya dari
barang-barang ciptaan Allah.
Allah telah menetapkan batas-batas tertentu terhadap prilaku manusia
sehingga menguntungkan individu tanpa mengorbankan hak-hak
individu lainnya.
Semua manusia tergantung pada Allah, sehingga setiap orang
bertanggung jawab atas pengembangan masyarakat dan atas lenyapnya
kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi.
Status kekalifahan berlaku umum untuk setiap manusia, namun tidak
berarti selalu punya hak yang sama dalam mendapatkan keuntungan.
Kesamaan hanya dalam kesempatan, dan setiap individu dapat
menikmati keuntungan itu sesuai dengan kemampuannya.
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
10
Individu-individu memiliki kesamaan dalam harga dirinya sebagai
manusia. Hak dan kewajiban ekonomi individu disesuaikan dengan
kemampuan-kemampuan yang dimilikinya dan dengan peranan-peranan
normatif masing-masing dalam struktur sosial.
Dalam Islam, bekerja dinilai sebagai kebaikan dan kemalasan dinilai
sebagai kejahatan. Ibadah yang paling baik adalah bekerja dan pada saat
yang sama bekerja merupakan hak dan sekaligus kewajiban.
Kehidupan adalah proses dinamis menuju peningkatan. Allah menyukai
orang yang bila dia mengerjakan sesuatu melakukannya dengan cara
yang sangat baik.
Suatu kebaikan dalam peringkat kecil secara jelas dirumuskan. Setiap
muslim dihimbau oleh sistem etika (akhlak) Islam untuk bergerak
melampaui peringkat minim dalam beramal saleh.
Mekanisme pasar dalam masyarakat muslim tidak boleh dianggap
sebagai struktur atomistis, tapi akumulasi dan konsentrasi produksi mungkin
saja terjadi, selama tidak melanggar prinsip-prinsip kebebasan dan kerjasama.
Dari segi teori nilai, dalam ekonomi Islam tidak ada sama sekali
pemisahan antara manfaat normatif suatu mata dagangan dan nilai
ekonomisnya. Semua yang dilarang digunakan, otomatis tidak memiliki nilai
ekonomis.
Jika berbicara tentang nilai dan etika dalam ekonomi islam, terdapat
empat nilai utama yaitu Rabbaniyyah (ketuhanan), Akhlak, Kemanusiaan, dan
Pertengahan. Nilai-nilai ini menggambarkan keunikan yang utama bagi
ekonomi islam, bahkan dalam kenyataannya merupakan kekhasan yang
bersifat menyeluruh yang tampak jelas pada segala sesuatu yang berlandaskan
ajaran islam. Atas dasar itu, sangat nyata perbedaannya dengan sistem
ekonomi lainnya.
D. Prinsip – Prinsip Ekonomi Islam
Thomas Khun menyatakan bahwa setiap sistem ekonomi mempunyai
inti paradigma. Inti paradigma ekonomi Islam bersumber dari Al-Quran dan
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
11
Sunnah. Ekonomi Islam mempunyai sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani dan
Insani. Disebut Ekonomi Rabbani karena sarat dengan arahan dan nilai-nilai
Ilahiyah. Sedangkan ekonomi Insani karena ekonomi ini dilaksanakan dan
ditujukan untuk kemakmuran manusia. (Qardhawi).
Menurut Yusuf Qardhawi (2004), ilmu ekonomi Islam memiliki tiga
prinsip dasar yaitu tauhid, akhlak, dan keseimbangan. Dua prinsip yang
pertama kita sama-sama tahu pasti tidak ada dalam landasan dasar ekonomi
konvensional. Prinsip keseimbangan pun, dalam praktiknya, justru yang
membuat ekonomi konvensional semakin dikritik dan ditinggalkan orang.
Ekonomi islam dikatakan memiliki dasar sebagai ekonomi Insani karena
sistem ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia.
Saringan moral bertujuan untuk menjaga kepentingan diri tetap berada
dalam batas-batas kepentingan sosial dengan mengubah preferensi individual
sesuai dengan prioritas sosial dan menghilangkan atau meminimalisasikan
penggunaan sumber daya untuk tujuan yang akan menggagalkan visi sosial,
yang akan meningkatkan keserasian antara kepentingan diri dan kepentingan
sosial. (Nasution dkk).
Sedangkan menurut Chapra, disebut sebagai ekonomi Tauhid.
Keimanan mempunyai peranan penting dalam ekonomi Islam, karena secara
langsung akan mempengaruhi cara pandang dalam membentuk kepribadian,
perilaku, gaya hidup, selera,dan preferensi manusia, sikap-sikap terhadap
manusia, sumber daya dan lingkungan.
Karakteristik Ekonomi Islam bersumber pada Islam itu sendiri yang
meliputi tiga asas pokok. Ketiganya secara asasi dan bersama mengatur teori
ekonomi dalam Islam, yaitu asas akidah, akhlak, dan asas hukum
(muamalah).
Dengan mengacu kepada aturan Ilahiah, maka setiap perbuatan
manusia mempunyai nilai moral dan ibadah. Pada paham naturalis, sumber
daya menjadi faktor terpenting dan pada pada paham monetaris menempatkan
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
12
modal financial sebagai yang terpenting. Dalam ekonomi Islam sumber daya
insanilah yang terpenting.
Berikut ini adalah penjelasan tentang prinsip – prinsip dasar ekonomi
islam menurut Yusuf Qardhawi :
Prinsip tauhid
Tauhid dalam ajatan Islam merupakan suatu hal yang sangat
fundamental dan bahkan misi utama para Rasul Allah kepada umat
manusia adalah dalam rangka penyampaian (tabliq) dalam ajaran
Tauhid, yaitu menghimbau manusia untuk mengakui kedaulatan Tuhan
serta berserah diri kepada-Nya, sekaligus sebagai tujuan utama
kenabian. Para Nabi dan Rasul diutus dimuka bumi ini dalam rangka
mengajak umat manusia untuk bersikap mengEsakan Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW dalam rangka mendakwahkan Islam,
ajaran Tauhid merupakan ajaran dasar yang pertama kali ditanamkan
pada diri umatnya, sebelum syariah maupun ajaran lainya. Prinsip
tauhid dalam ekonomi Islam sangat esensial, sebab prinsip ini
mengajarkan kepada manusia agar dalam hubungan kemanusiannya ,
sama pentingnya dengan hubungan dengan Allah.
Dalam arti manusia dalam melakukan aktivitas ekonominya
didasarkan pada keadilan sosial yang bersumber kepada Al-Qur’an.
Prinsip Tauhid juga berkaitan erat dengan aspek kepemilikan dalam
Islam. Kepemilikan dalam Islam berbeda dengan kepemilikan yang ada
dalam sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Setiap kepemilikan dari
hasil pendapatan yang tidak selaras dengan prinsip tauhid merupakan
hubungan yang tidak Islami, karena konsep kepemilikan mutlak hanya
dimiliki oleh Allah SWT, sedangkan kepemilikan oleh manusia bersifat
relatif.
Prinsip keseimbangan
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
13
Kegiatan ekonomi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip
kesimbangan. Kesimbangan yang dimaksud bukan hanya berkaitan
dengan keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi, tetapi
juga berkaitan dengan keseimbangan kebutuhan individu dan kebutuhan
kemasyarakatan (umum). Islam menekankan keselarasan antara lahir
dan batin, individu dan masyarakat. Pencapaian kesejahteraan dunia dan
akhirat dilakukan secara bersama – sama.
Oleh sebab itu, sumber daya ekonomi harus diarahkan untuk
mencapai kedua kesejahteraan tersebut. Islam menolak secara tegas
umat manusia yang terlalu rakus dengan penguasaan materi dan
menganggapnya sebagai ukuran keberhasilan ekonomi, sebagaimana
tujuan ekonomi dalam system ekonomi kapitalisme dan sosialisme.
Melupakan salah satu aspek kesejahteraan di atas berarti menutup jalan
kepada pencapaian kesejahteraan yang sejati.
Keseimbangan dalam ekonomi Islam juga mengandung makna
kesimbangan dalam mendistrbusikan kekayaan yang dimiliki Negara
dari hasil pendapatan Negara seperti zakat, sedekah, ganimah (harta
rampasan perang), fai (harta rampasan perang tidak melalui
peperangan), kharaj (pajak atas daerah yang taklukan dalam perang),
ushr (zakat tanaman), dan sebagainya.
Prinsip Keadilan
Keadilan adalah salah satu prinsip yang penting dalam
mekanisme perekonomian Islam. Bersikap adil dalam ekonomi tidak
hanya didasarkan pada ayat-ayat Al-Qur’an atau Sunnah Rasul, tetapi
juga berdasarkan pada pertimbangan hukum alam, dimana alam
diciptakan berdasarkan atas prinsip keseimbangan dan keadilan. Adil
dalam ekonomi bisa diterapkan dalam penentuan harga, kualitas
produk, perlakuan terhadap pekerja, dan dampak yang timbul dari
berbagai kebijakan ekonomi yang dikeluarkan.
Keadilan dalam pembangunan ekonomi masyarakat penting
untuk diwujudkan. Ibnu Taimiyah sampai mengatakan bahwa “Tuhan
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
14
akan mendukung pemerintah yang adil walaupun kafir, dan Tuhan tidak
mendukung pemerintahan yang zalim walaupun Islam“. Pemerintahan
yang tidak menegakkan keadilan dalam prinsip pembangunan dan
tatanan sosial kemasyarakatannya, mustahil dapat berkembang.
Sebaliknya menurut Ibnu Khaldum, apabila dalam masyarakat prinsip
keadilan tidak diterapkan, yang berlaku adalah penindasan dan
eksploitasi antara sesama manusia, maka pembangunan dalam suatu
masyarakat akan terhambat.
Dan berikut ini adalah penjelasan dari pendapat Yusuf Qardhawi tentang
prinsip – prinsip dasar ekonomi islam :
1) Ekonomi Rabbaniyyah
Ekonomi Rabbaniyyah bermakna ekonomi islam sebagai
ekonomi ilahiah. Pada ekonomi kapitalis semata-mata berbicara tentang
materi dan keuntungana terutama yang bersifat individual, duniawi dan
kekinian. Islam mempunyai cara, pemahaman, nilai-nilai ekonomi yang
berbeda dengan ekonomi Barat buatan manusia yang sama sekali tidak
mengharapkan ketenangan dari Allah dan tidak mempertimbangkan
akhirat sama sekali. Seorang muslim ketika menanam, bekerja, ataupun
berdagang dan lain-lain adalah dalam rangka beribadad kepada Allah.
Ketika mengkonsumsi dan menikmati berbagai harta yang baik
menyadari itu sebgai rezki dari Allah dan nikmat-Nya, yang wajib
disyukuri sebagai mana dalam firman Allah surat Saba ayat 15.
Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di
tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di
sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki
yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang
Maha Pengampun”.
Seorang muslim tunduk kepada aturan Allah, tidak akan
berusaha dengan sesuatu yang haram, tidak akan melakukan yang riba,
tidak melakukan penimbunan, tidak akan berlaku zalim, tidak akan
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
15
menipu, tidak akan berjudi, tidak akan mencuri, tidak akan menyuap
dan tidak akan menerima suap. Seorang muslim tidak akan melakukan
pemborosan, dan tidak kikir.
2) Ekonomi akhlak
Dalam hal ini tidak adanya pemisahan antara kegiatan ekonomi
dengan akhlak. Islam tidak mengizinkan umatnya untuk mendahulukan
kepentingan ekonomi di atas pemeliharaan nilai dan keutamaan yang
diajarkan agama. Kegiatan yang berkatian dengan akhlak terdapat pada
langkah-langkah ekonomi, baik yang berkaitan dengan produksi,
distribusi, peredaran, dan konsumsi. Seorang muslim terikat oleh iman
dan akhlak pada setiap aktivitas ekonomi yang dilakukannya, baik
dalam melakukan usaha, mengmebangkan maupun menginfakkan
hartanya.
3) Ekonomi kemanusiaan
Merupakan kegiatan ekonomi yang tujuan utamanya adalah
merealisasikan kehidupan yang baik bagi umat manusia dengan segala
unsur dan pilarnya. Selain itu bertujuan untuk memungkinkan manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya yang disyariatkan. Manusia adalah
tujuan kegiatan ekonomi dalam pandangan islam, sekaligus merupakan
sarana dan pelakunya dengan memanfaatkan ilmu yang telah diajarkan
Allah kepadanya dan anugerah serta kemampuan yang diberikan-Nya.
Nilai kemanusaian terhimpun dalam ekonomi islam seperti nilai
kemerdekaan dan kemuliaan kemanusiaan, keadilan, dan menetapkan
hukum kepada manusia berdasarkan keadilan tersebut, persaudaraan,
dan saling mencintai dan saling tolong menolong di antara sesama
manusia. Nilai lain, menyayangi seluruh umat manusia terutama kaum
yang lemah. Di antara buah dari nilai tersebut adalah pengakuan islam
atas kepemilikan pribadi jika diperoleh dari cara-cara yang dibenarkan
syariat serta menjalankan hak-hak harta.
4) Ekonomi pertengahan
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
16
yaitu nilai pertengahan atau nilai keseimbangan. Pertengahan
yang adail merupakan ruh dari ekonomi Islam. Dan ruh ini merupakan
perbedaan yang sangat jelas dengan sistem ekonomi lainnya. Ruh dari
sistem kapitalis sangat jelas dan nampak pada pengkultusan individu,
kepentingan pribadi, dan kebebasannya hampir-hampir bersifat mutlak
dalam pemilikan, pengembangan, dan pembelanjaan harta. Ruh sistem
ekonomi komunis tersermin pada prasangka buruk terhadap individu
dan pemasungan naluri untuk memiliki dan menjadi kaya. Komunis
memandang kemaslahatan masyarakat, yang diwakili oleh Negara,
adalah di atas setiap individu dan segala sesuatu.
Ciri khas pertengahan ini tercermin dalam keseimbangan yang adil
yang ditegakkan oleh islam di antara individu dan masyarakat, sebagai mana
ditegakkannya dalam berbagai pasangan lainnya, seperti dunia – akhirat,
jasmani – rohani, akal – rohani, idealism – fakta dan lain sebagainya.
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Ekonomi Islam
tidak boleh terjebak oleh dikotomi pendekatan positif dan normative. Karena
sesungguhnya pendekatan itu saling melengkapi dan bukan saling menafikan.
Jika ada kecenderungan beberapa ekonomi yang sangat mementingkan
positivisme dan sama sekali tidak mengajukan pendekatan normative atau
sebaliknya.
Jadi, apa yang dimaksud dengan Ilmu Ekonomi Islam yaitu ilmu yang
mempelajari aktivitas atau prilaku manusia secara actual dan empirical, baik
dalam produksi, distribusi maupun konsumsi berdasarkan Syari’at Islam yang
bersumber al-Qur’an dan al-Sunnah serta ijma’ ulama dengan tujuan untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Ekonomi Islam bukan sekedar etika
dan nilai yang bersifat normative, tetapi juga bersifat positif sebab ia
mengkaji aktivitas actual manusia, problem-problem konsumen maupun
produsen bukanlah raja.
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”
18
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Dr. Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Robbani
Press, Jakarta, 2004
Internet on – line
Mustafa Edwin Nasution, Jangan Pinggirkan Studi Ekonomi Syariah, Republika
online, Senin, 07 Nopember 2005
http://akuntansi.uad.ac.id/forum/index.php?topic=50.0
http://www.fshuinsgd.ac.id/2012/03/paradigma-ekonomi-islam-oleh-ahmad-
hasan-ridwan/
SITI NUR FA’IZAH (1162097) “SISTEM EKONOMI ISLAM”