efikasi diri, sikap dan norma subyektif yang ...digilib.unila.ac.id/33001/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
EFIKASI DIRI, SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK
BERWIRAUSAHA
(Studi pada Mahasiswa di Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh
ILHAM MUSTOFA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
EFIKASI DIRI, SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF YANG MEMENGARUHIKEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA (Studi pada
Mahasiswa di Bandar Lampung)
OlehIlham Mustofa
Penelitian ini bertujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besarpengaruh variabel efikasi diri, sikap dan norma subyektif terhadap keputusanmahasiswa untuk berwirausaha. Jenis penelitian yang digunakan adalahkuantitatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa di Bandarlampung. Sampelmenggunakan multivariate menghasilkan 40 orang responden. Teknikpengambilan sample menggunakan kuesioner dengan skala likert, melalui teknikprobability sampling. Pengolahan data analisis regresi linier bergandamenggunakan SPSS 16. Berdasarkan hasil, nilai koefisien R2 sebesar 0,394 yangberarti bahwa pengaruh variabel efikasi diri, sikap dan norma subyektif terhadapkeputusan berwirausaha sebesar 39,4%, sedangkan 60,6% disebabkan oleh faktorlain. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian dari penelitian atas hubunganantara variabel efikasi diri, sikap dan norma subyektif didapat persamaan regresilinier sebagai berikut: y = 0,663 + 0,369 X1 + 0,381 X2 + 0,753 X3 dari variabelberikut didapat nilai t tabel dari ketiga variabel sebesar 1,688 dan nilai t hitunguntuk X1 sebesar 3,506 maka t hitung > t tabel, nilai t hitung untuk X2 sebesar2,479 maka t hitung > t tabel, dan nilai t hitung untuk X3 yaitu sebesar 2,244 makat hitung > t tabel. Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yangartinya ada pengaruh secara parsial. Berdasarkan uji f yang telah dilakukan,diperoleh nilai f tabel sebesar 2,87 dan f hitung sebesar 9,473 maka f hitung > ftabel, artinya ada pengaruh secara simultan antara variabel X dengan Y.
Kata kunci: Efikasi diri, sikap, norma subyektif dan keputusan berwirausaha.
ABSTRACT
SELF EFFICIENCY, ATTITUDE AND SUBJECTIVE NORMA WHICH AFFECTDECISION STUDENTS FOR ENTREPRENEURS (Study to Students in Bandar
Lampung)
ByIlham Mustofa
The purpose of this research is to find out how big influence of self efficacyvariable, attitude and subjective norm toward student decision toentrepreneurship. The type of research used is quantitative. The population of thisstudy were students at Bandarlampung. Samples using multivariate resulted in 40respondents. Sampling technique using questionnaire with likert scale, throughprobability sampling technique. Multiple linear regression analysis using SPSS16. Based on the result, the value of R2 coefficient of 0.394 which means that theinfluence of self efficacy variables, attitudes and subjective norms towards thedecision of entrepreneurship of 39,4%, while 60,6% caused by other factors.Based on the calculation and testing of the research on the relationship betweenself efficacy variables, subjective attitudes and norms obtained linear regressionequation as follows: y = 0.663 + 0.369 X1 + 0.753 X2 + 0.217 X3 of the followingvariables obtained t table value of three variables of 1,688 and the value of tarithmetic for X1 of 3,507 then t arithmetic> t table, the value of t arithmetic forX2 of 2,479 then t arithmetic> t table, and the value of t arithmetic for X3 that isequal to 2,244 then t arithmetic> t table. It can be concluded that Ho is rejectedand Ha accepted, which means there is partial influence. Based on the f test thathas been done, obtained the value of f table of 2.87 and f arithmetic of 9,437 thenf arithmetic> f table, meaning there is influence simultaneously between variablesX with Y.
Keywords: Self-efficacy, attitude, subjective norms and entrepreneurshipdecisions.
EFIKASI DIRI, SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK
BERWIRAUSAHA
(Studi pada Mahasiswa di Bandar Lampung)
Oleh
ILHAM MUSTOFA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Metro. Metro Utara pada
tanggal 14 januari 1996. Penulis merupakan anak pertama
dari 2 bersaudara, putra dari pasangan Imam Masykur dan
Rohati.
Penulis menempuh pendidikan Taman kanak-kanak di TK Nurul Huda
Banjarsari Metro. Dilanjutkan dengan Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Metro
Utara Kota Metro, yang diselesaikan pada tahun 2008. Pendidikan
dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Metro Utara Kota
Metro. Pada tahun 2011 penulis lulus dari SMP tersebut. Selanjutnya
penulis mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA
Negri 3 Metro Utara Kota Metro. Pendidikan SMA diselesaikan pada tahun
2014.
Pendidikan dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu perguruan
tinggi. Melalui jalur SNMPTN tahun 2014 yang diselenggarakan oleh SMA
Negeri 3 Metro. Penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di
Universitas Lampung.
Selama masa studi, penulis pernah menjadi anggota di Himpunan
Mahasiswa Administrasi Bisnis dan BIROHMA pada tahun 2014-2015.
Pada tahun 2018 penulis memperoleh kesempatan untuk melakukan
penelitian Sekripsi.
MOTTO
“Pendidikan Merupakan Perlengkapan Paling Baik Untuk HariTua”
(Aristoteles)
“Kegagalan Hanya Terjadi Bila Kita Menyerah”
(Lessing)
Jangan Samakan Dirimu Dengan Orang Lain Karena Apa Yang KamuHadapi Tidaklah Sama Dengan Mereka, Jadilah Diri Sendiri Untuk Bisa
Membuat Ceritamu Sendiri.
(Ilham Mustofa)
Nikmati Sebuah Proses Jauh Lebih Baik Dari Pada Melakukan Segala HalUntuk Mencapai Tujuanmu Dengan Cara Instan.
(Ilham Mustofa)
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Dengan Rahmat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Dengan penuh cinta dan kasing sayangku yang terdalam, akupersembahkan karya sederhana ini Kepada kedua orang tuaku:
IMAM MASYKUR
&
ROHATI
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih tiada terhingga yangtelah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan pengorbananya
yang tidak dapat kubalas hanya dengan selembar kertas bertuliskan katacinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat
mamak dan bapak bahagia karena aku sadar, selama ini belum bisamembuat yang lebih. Untuk mamak dan bapak yang selalu membuatku
termotivasi, mendoakanku, memenuhi kebutuhanku dan senantiasa tanpabosan menasihatiku menjadi lebih baik.
Terima Kasih
MAMAK
Terima Kasih
BAPAK
SANWACANA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam
yang maha pengasih lagi maha penyayang. Shalawat dan salam tak lupa semoga
selalu tercurahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW sebagai
pembawa Rahmatan Lil’Aalaamiin. Atas kehendak Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Efikasi Diri, Sikap Dan Norma
Subyektif yang Memengaruhi Keputusan Mahasiswa untuk Berwirausaha
(Studi pada Mahasiswa di Bandar Lampung)”. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat dalam rangka mencapai gelar Sarjana Administrasi Bisnis.
Segala kemampuan telah penulis curahkan untuk menyelesaikan skripsi ini,
namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan, baik yang
menyangkut dari segi isi maupun tulisannya. Untuk itu segala kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi
ini.
Penulis juga menyadari, bahwa tanpa bantuan dan dukungan serta bimbingan dari
berbagai pihak dalam hal materiil maupun sepiritual, penulisan skripsi ini tidak
akan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis
dengan segala hormat dan tulus mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu
Adminsitrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung.
2. Bapak Drs. A. Efendi., M.M selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan
arahan kepada penulis.
3. Ibu Dra. Fenny Saptiani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Pembantu
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberikan arahan kepada penulis.
4. Bapak Hartono, S.Sos., M.A selaku Dosen Pembahas yang telah
bersedia menjadi pembahas skripsi dan memberikan arahan, masukan
serta saran kepada penulis.
5. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos, M.Sc selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah bersedia memberikan arahan, masukan dan saran
kepada penulis.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.
7. Seluruh jajaran dosen di FISIP UNILA, seluruh staf Tata Usaha dan
pegawai di FISIP.
8. Para Mahasiswa dan Mahasiswi baik di Unila dan seluruh kampus
yang berada di Bandar Lampung yang telah meluangkan waktu untuk
menjadi responden dan memberikan semua informasi terkait dengan
penelitian.
9. Untuk Bapaku yang tercinta, salam hormat dan sayang untuk bapak,
yang senantiasa memberi nasehat tanpa bosan, mendukungku, juga
membiayaiku selama kuliah, sehat selalu pak doakan anakmu ini agar
menjadi orang sukses dunia akhirat, semua ini ku perjuangkan untuk
bapak.
10. Untuk mamaku tercinta, yang penuh kasih membesarkanku tanpa lelah
dari dalam kandungan hingga sampai sekarang, menjaga dan memberi
kasih sayang yang tulus kepadaku, doakan selalu anakmu ini mak agar
senantiasa dipermudah disetian jalannya.
11. Untuk adiku Humam Shabir, adik satu-satunya yang super bandel tapi
selalu menjadi teman kala dirumah, semoga adek bisa mengikuti jejak
mamasmu yang baik-baik dan jangan mengikuti jejak mamasmu yang
buruk-buruk selalu bahagiakan orantua dan menjadi anak yang baik
dek.
12. Untuk Kekasih hati dek Desi Ratna Wati dan keluarga besar terima
kasih dek yang selalu menemani dan membantu abang dari masuk
kuliah sampai lulus, trimakasih dorongan masukan untuk tidak
menyerah dalam kuliah.
13. Teman-temanku dikampus Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, dan juga
buat Arham dan Bagus yang semasa aku ngelaju di beri tempat
bersinggah dan menginap. Terimakasih buat temen-temen yang hadir
di seminarku. Untuk Esti yang bantu konsumsi seminarku, petugas
seminar dan temen KKN Padang Ratu terimakasih semua yang gak
bisa aku sebutin satu-satu.
14. Dan seluruh rekan yang telah berpartisipasi, baik langsung maupun
tidak langsung sehingga sekripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Demikianlah sanwacana ini disusun. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak. Mohon maaf atas semua kekurangannya dan semoga sekripsi ini
dapat digunakan sebagai referensi tambahan oleh berbagai pihak, selamat
membaca dan terimakasih.
Bandar Lampung, 20 Agustus 2018
Penulis,
Ilham Mustofa
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................. iDAFTAR TABEL ........................................................................................ iiiDAFTAR GAMBAR ................................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. v
I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang .................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 141.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 141.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 15
II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Landasan Teori ................................................................................... 16
2.1.1 Teori Planned Behavior ........................................................... 162.1.2 Efikasi Diri ............................................................................... 182.1.3 Sikap ......................................................................................... 202.1.4 Norma Subyektif ...................................................................... 212.1.5 Pengambilan Keputusan ........................................................... 222.1.6 Definisi Kewirausahaan ........................................................... 25
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 272.3 Kerangka Berpikir .............................................................................. 292.4 Model Penelitian ................................................................................. 322.5 Hipotesis ............................................................................................. 33
III. METODE PENELITIAN3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 34
3.1.1 Variabel Bebas (Independent) .................................................. 353.1.2 Variabel Terikat (Dependent) .................................................... 35
3.2 Sumber Data ....................................................................................... 353.3 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 36
3.3.1 Objek Penelitian ....................................................................... 363.3.2 Lokasi Penelitian ...................................................................... 36
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 373.4.1 Angket atau Kuesioner ............................................................. 37
3.5 Skala Pengukuran ............................................................................... 373.6 Definisi Konseptual ............................................................................ 38
ii
3.7 Definisi Operasional ........................................................................... 403.8 Populasi dan Sampel .......................................................................... 413.9 Teknik Pengambilan Sampel .............................................................. 443.10 Teknik Pengujian Instrumen ............................................................. 45
3.10.1 Uji Validitas ........................................................................... 463.10.2 Uji Reliabilitas ......................................................................... 47
3.11 Teknik Analisis dan Pengujian ......................................................... 503.11.1 Analisis Deskriptif .................................................................. 503.11.2 Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 513.11.3 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 52
3.11.3.1 Uji Normalitas .......................................................... 523.11.3.2 Uji Multikolinearitas ............................................... 523.11.3.3 Uji Heteroskedastisitas .............................................. 53
3.12 Uji Hipotesis ..................................................................................... 543.12.1 Uji t ......................................................................................... 543.12.2 Uji f ........................................................................................ 54
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Analisis Karakteristik Responden ............................................... 56
4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................ 564.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 584.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Mahasiswa Pada Studi .... 594.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Keterangan Wirausaha ... 604.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Keluarga 61
4.2 Hasil Analisis Penelitian ...................................................................... 624.2.1 Analisis Deskriptif Kategori Variabel ........................................ 624.2.2 Efikasi Diri ................................................................................. 634.2.3 Sikap ............................................................................................ 654.2.4 Norma Subyektif ......................................................................... 674.2.5 Keputusan Berwirausaha ............................................................. 694.2.6 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................... 71
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 734.3.1 Uji Normalitas .............................................................................. 734.3.2 Uji Multikolinearitas ................................................................... 734.3.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 74
4.4 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................... 754.5 Pembahasan .......................................................................................... 78
V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 825.2 Saran ..................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tingkat Pengangguran Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan ... 62. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 283. Variabel Independent dan Dependent ............................................... 354. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 415. Hasil Uji Validitas ............................................................................ 476. Indikator Tingkat Reliabilitas .............................................................. 497. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 498. Tanggapan Responden Mengenai Efikasi Diri .................................... 639. Tanggapan Responden Mengenai Sikap .............................................. 6510. Tanggapan Responden Mengenai Norma Subyektif .......................... 6711. Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Berwirausaha .............. 6912. Rekapitulasi Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................ 7113. Hasil Uji R2 ................................................................................................................................... 7514. Perhitungan Uji t ................................................................................. 7615. Perhitungan Uji F ................................................................................ 77
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Jumlah Penduduk Negara-negara ASEAN .................................. 22. Perekonomian Indonesia dan Beberapa Negara ASEAN .......... 33. Grafik Tingkat Pengangguran Berdasarkan Pendidikan yang
Ditamatkan pada Bulan Agustus 2016 ........................................ 74. Grafik Tingkat Pengangguran Berdasarkan Pendidikan yang
Ditamatkan pada Bulan Februari 2017 ....................................... 75. Ciri-ciri Seorang Entrepreneur .................................................. 96. Theory of Planned Behavior ...................................................... 187. Model Penelitian ........................................................................ 328. Teknik Sampling
Probability Sampling dan Non Probability Sampling ............... 449. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................ 5710. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 5811. Karakteristik Responden Berdasarkan Mahasiswa pada Studi ... 5912. Karakteristik Responden Berdasarkan Keterangan
Wirausahaan ............................................................................... 6013. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Keluarga .. 6114. Grafik Variabel Efikasi Diri ........................................................ 6415. Grafik Variabel Sikap ................................................................. 6616. Grafik Variabel Norma Subyektif ............................................... 6817. Grafik Variabel Keputusan Berwirausaha .................................. 70
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kuesioner ............................................................................................ 912. Data Uji Validitas Dan Reliabilitas .................................................... 943. Validitas X1 (Efikasi Diri) .................................................................. 964. Validitas X2 (Sikap) ........................................................................... 975. Validitas X3 (Norma Subyektif) ......................................................... 986. Validitas Y (Keputusan Berwirausaha) .............................................. 997. Reliabilitas X1 (Efikasi Diri) ............................................................ 1008. Reliabilitas X2 (Sikap) ..................................................................... 1009. Reliabilitas X3 (Norma Subyektif) ................................................... 10010. Reliabilitas Y (Keputusan Berwirausaha) ........................................ 10011. Data Penelitian .................................................................................. 10112. Hasil Uji Karakteristik Responden ................................................... 10313. Hasil Uji Deskriptif Variabel ............................................................ 10414. Data Uji Kategorisasi......................................................................... 10515. Hasil Uji Deskriptif Variabel ............................................................ 10716. Hasil Uji Kategorisasi Variabel ........................................................ 10817. Pengolahan Uji Normalitas................................................................ 11018. Pengolahan Uji Multikolinieritas....................................................... 11119. Pengolahan Uji Heteroskedasitas ...................................................... 11320. Pengolahan Uji Regresi Linear Berganda.......................................... 11421. Titik Persentase Distribusi t............................................................... 11622. Titik Persentase Distribusi F.............................................................. 11723. Tabel r (Person product Moment)...................................................... 11824. Tabel Frekuensi Jawaban Responden................................................ 119
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau pengertian bahasa internasionalnya
ASEAN Economic Community merupakan sebuah kesepakatan dari negara-negara
yang masuk anggota ASEAN untuk meningkatkan kemajuan dan perkembangan
dalam bidang perekonomian seperti bidang perdagangan dan jasa. MEA telah
diberlakukan mulai tanggal 31 desember 2015. Pemberlakuan MEA membawa
implikasi pada adanya kebebasan arus barang, jasa, modal dan sumber daya
manusia untuk keluar masuk (free exit and free entry) di berbagai negara kawasan
ASEAN (Prianto, 2015).
Hambatan yang selama ini menghalangi pergerakan berbagai sumber daya dan
aktivitas ekonomi di kawasan ASEAN, seperti kebijakan tarif dan non tarif mulai
ditiadakan. Pemberlakuan ini membuat semua negara di kawasan ASEAN
memiliki peluang yang sama untuk menjadi basis kegiatan produksi barang dan
jasa. Indonesia sebelum menjadi anggota MEA banyak terdengar kegalauan
tentang kesiapannya menghadapi MEA. Meskipun demikian dari berbagai media
online kita membaca berbagai upaya dilakukan oleh Indonesia untuk
mempersiapkan diri menghadapi MEA. Pembangunan berbagai sarana
infrastruktur seperti jalan, rel kereta api, pelabuhan dan telekomunikasi terus
dikembangkan.
2
Indonesia sesungguhnya memiliki keunggulan komparatif bila dibandingkan
dengan sesama negara anggota ASEAN. Terutama berkaitan dengan jumlah
penduduk terbesar dibandingkan negara-negara ASEAN lainya ( Prianto, 2015).
Sumber Gambar: Http://Sukasosial.blogspot.com
Gambar 1. Jumlah Penduduk Negara-negara ASEAN.
Jumlah penduduk tersebut menunjukan bahwa Indonesia menempati peringkat
pertama dengan nilai 255,5 % penduduk terbanyak dibanding negara ASEAN
lainnya.
Indonesia juga kaya dengan sumber daya alam, kaya budaya dan kaya dengan
berbagai tempat-tempat yang indah dan eksotis yang bila mampu dikemas dengan
sungguh-sungguh dapat dijual dalam kegiatan pariwisata. Lokasi Indonesia yang
sangat setrategis, berada di antara dua samudra dan dua benua seharusnya juga
bisa mendukung Indonesia sebagai pusat perdagangan di kawasan ASEAN.
255.5
102.5
90.7
65.1
53.9
30.8 15.4 6.8 5.5 0.4
Jumlah Penduduk Negara-negaraASEAN
Indonesia
Filipina
Vietnam
Thailand
Myanmar
Malaysia
Kamboja
Laos
Singapura
3
Era MEA saat ini menuntut Indonesia untuk memiliki kesiapan bersaing secara
head to head dengan negara-negara ASEAN lainnya. Kekuatan perekonomian
Indonesia, dari berbagai analisis beberapa lembaga keuangan internasiaonal
memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.
Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memprediksi
indonesia akan meraih pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tertinggi di
antara enam negara utama di ASEAN pada preode 2012-2016. Ekonomi
Indonesia akan tumbuh 6,6% rata-rata, diatas rata-rata 6 negara ASEAN yang
sebesar 5,6% ( Prianto, 2015).
Sumber Gambar: matacorpora.com
Gambar 2. Perekonomian Indonesia dan Beberapa Negara ASEAN.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup bagus, selain itu Prianto (2015)
mengatakan bahwasannya Indonesia selama 5 tahun, antara 2009-2013
pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata mencapai 5,9% per tahun. Wilayah
6.1
6.36.9 6.67.2
4.65.6 5.3
7.3
4.5
5.1 4.9
14.5
5.64.8 4.6
7.8
2.54.9 4.5
6.85.9 6.7 6.3
0
2
4
6
8
10
12
14
16
2010 2011 2016 2012-2016
Perekonomian Negara ASEAN
Indonesia
Malaysia
Filipina
Singapura
Thailand
Vietnam
4
yang luas, mayoritas jumlah penduduk dalam kelompok usia produktif, dan
sumber daya alam yang melimpah maka peluang indonesia untuk menjadi
kekuatan ekonomi dunia sangat terbuka lebar.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif selama beberapa tahun terakhir
berdampak langsung terhadap meninggalnya pendapatan per kapital (IPC) dan
penurunan angka pengangguran. Peningkatan IPC dan berkurangnya angka
penganguran merupakan indikator meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan IPC berdampak pada pengeluaran konsumsi, selanjutnya berdampak
pada tumbuhnya kegiatan usaha yang mempengaruhi besarnya produk domestik
bruto (PDB). Tahun 2016 world bank melaporkan PDB Indonesia terus
meningkat, dari $857 tahun 2000 menjadi $3.603 tahun 2016, Indonesia berada
pada urutan ke 17 dari kelompok negara G20 (Prianto, 2015).
Meningkatnya IPC telah membentuk masyarakat yang masuk dalam kategori
kelompok kelas menengah (middle class economy). Populasi kelas menengah
hingga kaum elit di Indonesia pada tahun 2020 diprediksi mencapai 141 juta jiwa.
Kelompok masyarakat berpendapatan menengah inilah yang berkontribusi pada
semaraknya kegiatan konsumsi di dalam negara. Dilaporkan oleh BPS, sampai
dengan tahun 2013, kontribusi kegiatan konsumsi masyarakat bagi perkembangan
ekonomi Indonesia berada pada kisaran angka 50%. Bank Indonesia membuat
laporan senada. Jumlah kelas menengah di Indonesia telah melampaui angka 60%
dari total penduduk Indonesia dan hal ini akan menjadi penggerak konsumsi
domestik, sekaligus menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Biro Pusat Stastistik (BPS) menyatakan bahwa antara tahun 2010 sampai dengan
5
2012 konsumsi masyarakat Indonesia menyumbang pertumbuhan PDB masing-
masing sebesar 56,6%; 54,6% dan 54,8% (Sumber BPS 2013).
Meningkatnya konsumsi domestik bila tidak diimbangi dengan peningkatan
produktivitas di sektor domestik menjadi penyebab membengkaknya angka
impor. Satu permasalahan penting yang harus dijawab oleh Indonesia seiring
dengan meningkatnya jumlah kelas menengah yaitu apakah meningkatnya jumlah
kelas menengah segera diiringi dengan meningkatnya produktivitas nasional.
Data-data diatas dapat dijadikan pertimbangan pentingnya mendorong kelompok
menengah untuk memiliki life style baru di bidang kewirausahaan dan ekonomi
kreatif.
Jumlah pengusaha di Indonesia tidaklah banyak kebanyakan penduduk indonesia
masih suka bekerja pada orang lain. Indonesia membutuhkan sedikitnya 2% untuk
bisa menjadi negara maju, suatu negara bisa menjadi makmur apabila terdapat
entrepreneur sedikitnya 2% dari jumlah penduduk yang ada. Negara Indonesia
yang ingin menjadi negara maju harus meningkatkan jumlah wirausahanya 0,44
persen atau sebesar 1,108 juta orang (Rasul, 2013). Meningkatkan jumlah
wirausahawan di Indonesia tentu tidaklah mudah, banyak orang yang masih takut
untuk berwirausaha. Dunia wirausaha merupakan dunia bisnis yang penuh resiko
dan ketidakpastian, yaitu antara keberhasilan dan kegagalan mudah terjadi di
dalamnya. Masyarakat harus dapat mengantisipasi kegagalan dalam berwirausaha
dan harus pantang menyerah untuk terus mengembangkan juga berinovasi.
Masyarakat Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan lowongan pekerjaan yang
disediakan pemerintah hanya karena takut berwirausaha. Sedikitnya lapangan
6
kerja dan banyaknya masyarakat yang ingin bekerja akan menimbulkan sulitnya
mendapat perkerjaan dikarenakan persaingan yang ketat, hasilnya masyarakat
yang gagal dalam persaingan akan menjadi pengangguran. Laporan Internasional
Labour Organization (ILO) mencatat jumlah pengangguran tahun 2017 sekitar 7
juta jiwa (5,5%). Jumlah terbesar pengangguran berasal dari tamatan satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Hidayah, 2011).
Kondisi seperti ini akan diperburuk lagi dengan adanya persaingan global, yang
menuntut masyarakat indonesia untuk dapat bersaing bersama negara lain.
Tabel 1. Tingkat PengangguranBerdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan
NOPendidikan Tinggi yang
Ditamatkan Agustus 2016 Februari 20171
Tidak/belum pernah sekolah 59,346 92,3312
Belum/tidak tamat SD 384 546,8973
SD 1,035,731 1,292,2344
SLTP 1,294,483 1,281,2405
SLTA Umum 1,950,626 1,552,8946
SLTA Kejuruan 1,520,549 1,383,0227
Diploma I,II,III/Akademi 219,736 249,7058
Universitas 567,235 606,939
Total 7,031,775 7,005,262Sumber : BPS, (sakernas) pengangguran di indonesia
7
Gambar 3. Grafik Tingkat Penganguran Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkanpada Bulan Agustus 2016
Gambar 4. Grafik Tingkat Penganguran Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkanpada Bulan Februari 2017
0
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
Monday, August 01, 2016
Tidak/belum pernah sekolah
Belum/tidak tamat SD
SD
SLTP
SLTA Umum
SLTA Kejuruan
Diploma I,II,III/Akademi
Universitas
0
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
1,600,000
1,800,000
Wednesday, February 01, 2017
Tidak/belum pernah sekolah
Belum/tidak tamat SD
SD
SLTP
SLTA Umum
SLTA Kejuruan
Diploma I,II,III/Akademi
Universitas
8
Tingkat pengangguran berdasarkan data di atas menunjukan bahwa dari beberapa
lulusan pendidikan mengalami kenaikan maupun penurunan jumlah penduduk.
Seperti lulusan SD maupun yang tidak tamat SD mengalami kenaikan, ini
disebabkan kurangnya pendidikan yang ditempuh sehingga sulit mendapat
pekerjaan. Pada jenjang lulusan SMP, SMA umum dan SMA kejuruan justru
mengalami penurunan, ini disebabkan kemungkinan dari lulusan ini sudah
memiliki cukup pendidikan dan bisa dipercaya ketika diberi pekerjaan, atau
kebanyakan mereka membuka usaha atau berwirausaha ketika tidak diterima
kerja. Selanjutnya lulusan diploma I, II, III dan sarjana justru mengalami kenaikan
dikarenakan lulusan ini cenderung menginginkan bekerja sesuai bidang jurusan
yang diambil sehingga jarang dari mereka mau berwirausaha atau berdagang
karena gengsi. Pengangguran ini akan menjadi beban pemerintah dan juga
masyarakat, sehingga dapat menghambat pembangunan nasional (BPS, 2013).
Usaha yang bisa dilakukan untuk mengurangi angka penganguran yaitu dengan
mengembangkan semangat kewirausahaan sedini mungkin melalui pendidikan
dan pengetahuan kewirausahaan yang baik. Pendidikan kewirausahaan sangat
diperlukan dan penting, anggota masyarakat dapat mengerti bagaimana
berwirausaha serta memanfaatkan secara optimal kemampuan dirinya, agar
menangkap peluang-peluang bisnis yang selalu muncul setiap saat. Melalui
pendidikan kewirausahaan, anggota masyarakat dapat memiliki pengetahuan
berusaha atau berbisnis secara mandiri, serta mampu memanfaatkan peluang yang
ada. Seorang entrepreneur apakah dia bawaan sejak lahir atau dari proses
pengembangan, pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
9
Sumber gambar 3: Buku (Pengantar Bisnis) Hardjanto 2005.
Gambar 5. Ciri-Ciri Seorang Entrepreneur.
Pengertian kewirausahaan sangat bervariasi dalam (Hardjanto, 2005), menyebut
kewirausahaan sebagai proses, yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi
baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi).
Sedangkan wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan
kesejahteraan atau kekayaan dan nilai tambah, melalui gagasan, memadukan
sumber daya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan.
(Hardjanto, 2005), mengartikan kewirausahaan sebagai seseorang yang memiliki
tindakan kreatif yang membangun nilai dari sesuatu yang tidak tampak
sebelumnya. Hal tersebut merupakan upaya pengejaran kesempatan tanpa peduli
Ciri-Ciri Seorang Entrepreneur
a. Gemar berbisnis, tegar walaupun gagal
b. Percaya diri
c. Memiliki self determination atau locusof control
d. Mengelola resiko
e. Perubahan dipandang sebagaikesempatan
f. Toleran terhadap banyak pilihan
g. Inisiatif dan memiliki need forachivement
h. Kreatif
i. Memiliki pandangan luas
j. Waktu adalah berharga
k. Memiliki motivasi yang kuat
10
terhadap sumber daya atau ketiadaan sumber daya di tengahnya. Hal ini
membutuhkan visi, kegemaran dan komitmen untuk memimpin yang lain
mencapai visi tersebut.
Kewirausahaan juga membutuhkan kemampuan untuk menghitung dan
mengambil resiko. Hardjanto (2005) mengidentifikasi bahwa seorang
entrepreneur (wirausaha) memiliki ciri inisiatif, memiliki tanggung jawab atau
wewenang dan berpandangan ke depan (berpengharapan= foresight). Schumpeter
mengatakan bahwa entrepreneur berfungsi mengkombinasikan faktor yang
produktif untuk diolah. Kombinasi faktor ini dilakukan pada kesempatan pertama
sebelum orang lain menjalankanya.
Pengertian kewirausahaan yang sederhana dapat dijelaskan bahwa kewirausahaan
merupakan wujud dari sesuatu, baik barang maupun jasa yang diciptakan oleh
pengusaha (entrepreneur) melalui proses inovasi dan kreasi. Salah satu
kesimpulan yang dapat ditarik dari berbagai pengertian tersebut, yaitu bahwa
kewirausahaan dipandang sebagai fungsi, mencakup eksploitasi peluang-peluang
yang muncul di pasar serta selalu berani menghadapi resiko untuk memperoleh
keuntungan, hal ini sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan inovatif.
Inovasi yang harus dikembangkan adalah penerapan ekonomi kreatif. Ekonomi
kreatif telah diantisipasi oleh pemerintah dengan memfokuskan pada penciptaan
barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat dan kreatifitas sebagai
kekayaan intelektual. Diharapkan dengan menerapkan ekonomi kreatif, maka
akan menciptakan insan yang kreatif dan mampu untuk menciptakan barang dan
jasa baru. Menjadi wirausahawan yang mandiri dan bisa menciptakan lapangan
pekerjaan baru.
11
Pemerintah menyadari bahwa konsep ekonomi kreatif yang ditetapkan sejak
pendidikan dasar akan mampu menciptakan insan kreatif dan menghasikan
wirausahawan tangguh dan mempunyai gagasan cemerlang. Diharapkan para
pemuda dapat menciptakan industri kreatif, produk-produk kreatif yang dapat
bersaing dengan produk luar negeri. Satuan lembaga pendidikan sudah diberikan
kewenangan untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri, sehingga pendidikan
karakter dapat menjadi bagian dari program manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah yang terimplementasikan dalam pengembangan, pelaksanaan dan
evaluasi kurikulum oleh satuan pendidikan.
Perguruan tinggi sekelas Universitas pun telah menerapkan mata kuliah
kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib yang harus di tempuh oleh mahasiswa.
Dalam mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk mau berwirausaha tentu masih
sulit, kecenderungan rasa takut akan resiko bangkrut atau mengalami kerugian
menjadi momok yang senantiasa menghantui mahasiswa untuk berwirausaha,
kecenderungan ini membuat mahasiswa hanya berharap lulus dengan nilai bagus
dan di terima kerja, baik di instansi milik negara maupun swasta.
Angka kelulusan dari sekian Universitas di Indonesia sangat banyak. Berbanding
terbalik dengan lowongan kerja yang hanya sedikit. Bahkan untuk masuk bekerja
seorang lulusan mahasiswa baik diploma maupun sarjana harus bersaing dengan
puluhan, ratusan bahkan ribuan orang agar dapat masuk kedalam lembaga
pekerjaan yang membuka lowongan. Lulusan–lulusan ini harus melalui tes
terlebih dahulu untuk bisa bekerja. Universitas harus bisa memberikan dorongan
kepada mahasiswa agar mau berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja,
12
dimana dengan berwirausaha dapat mengurangi angka pengangguran dari lulusan
perguruan tinggi.
Menumbuhkan dan memengaruhi mahasiswa untuk berwirausaha ada beberapa
faktor diantaranya efikasi diri yaitu penilaian seseorang terhadap kemampuan
dirinya sendiri untuk melakukan sesuatu dan mendapatkan hasil yang di
ingginkan. Mahasiswa harus memiliki keyakinan terhadap kemampuannya untuk
berwirausaha, saat ini hampir sebagian besar lembaga pendidikan maupun
perguruan tinggi telah membekali muridnya dengan ilmu berwirausaha, agar
mahasiswa yakin akan kemampuannya dalam memutuskan untuk berwirausaha.
Berwirausaha juga dapat dipengaruhi oleh faktor sikap atau perilaku seseorang.
Sikap menurut Lubis (2010) menyatakan bahwa definisi sikap itu merupakan
kesiapan atau kesediaan seseorang untuk bertindak yang mengarah pada perilaku.
Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau
tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap
obyek. Pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni:
a) Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulasi yang diberikan (obyek). Misalnya sikap orang
terhadap wirausaha dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu
terhadap informasi-informasi tentang kewirausahaan;
b) Merespon (responding) memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah sesuatu indikasi dari sikap;
c) Menghargai (valuing) mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskripsikan masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya
13
seorang mahasiswa mengajak kawannya untuk berwirausaha maka ini bukti
bahwa mahasiswa tersebut mempunyai sikap positif terhadap wirausaha;
d) Bertanggung Jawab (responsible) bertanggung jawab atas segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi, meskipun mendapat tentangan dari
keluarga.
Faktor berikutnya adalah norma subyektif yaitu persepsi seseorang mengenai
tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku. Dorongan dari
keluarga, teman, lembaga pendidikan atau pihak lain yang dapat mempengaruhi
mahasiswa untuk berwirausaha. Feldman (2012) menjelaskan bahwa norma
subyektif adalah persepsi tentang tekanan sosial dalam melaksanakan
kewirausahaan. Norma subyektif yaitu keyakinan individu untuk mematuhi
arahan atau anjuran orang di sekitarnya untuk turut dalam melakukan aktifitas
berwirausaha.
Theory of Planned Behavior (TPB) Ijzen (2006) bahwa sebuah perilaku dengan
keterlibatan tinggi membutuhkan keyakinan dan evaluasi untuk menumbuhkan
efikasi diri, sikap dan norma subyektif dengan intensi sebagai mediator pengaruh
berbagai faktor-faktor motivasional yang berdampak pada suatu perilaku.
Keputusan berwirausaha merupakan perilaku dengan keterlibatan tinggi (high
involvement) karena dalam mengembil keputusan akan melibatkan faktor percaya
pada kemampuan diri sendiri (efikasi diri), sikap dan dukungan lingkungan
(norma subyektif). Fokus dari Theory of Planned Behavior yaitu pada niat
seseorang dalam melakukan suatu perilaku, karena niat merupakan dasar dari
suatu perilaku. Teori ini memperkuat bahwasannya faktor efikasi diri, sikap dan
norma subyektif berpengaruh terhadap keputusan seseorang dalam berwirausaha.
14
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai:
“Efikasi Diri, Sikap dan Norma Subyektif yang Mempengaruhi Keputusan
Mahasiswa untuk Berwirausaha (Studi pada Mahasiswa di Bandar
Lampung)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dikaji
dalam proposal ini adalah:
1. Seberapa besar pengaruh efikasi diri terhadap keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha?
2. Seberapa besar pengaruh sikap terhadap keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha?
3. Seberapa besar pengaruh norma subyektif terhadap keputusan mahasiswa
untuk berwirausaha?
4. Seberapa besar pengaruh efikasi diri, sikap dan norma subyektif terhadap
keputusan mahasiswa untuk berwirausaha?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh:
1. Efikasi diri terhadap keputusan mahasiswa untuk berwirausaha.
2. Sikap terhadap keputusan mahasiswa untuk berwirausaha.
3. Norma subyektif terhadap keputusan mahasiswa untuk berwirausaha.
4. Efikasi diri, sikap dan norma subyektif terhadap keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha.
15
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta menambah pengalaman
penulis dalam mengimplementasikan pengetahuan kedalam karya tulis.
2. Bagi Mahasiswa
Memberikan gambaran tentang pembuatan skripsi, khususnya yang berkaitan
dengan faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk berwirausaha.
3. Bagi Universitas
Dapat menambah dan memperkaya hasil-hasil penelitian, khususnya yang
berkaitan dengan aspek kewirausahaan.
4. Bagi Masyarakat Luas
Sebagai wacana dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan dalam berwirausaha.
16
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori of Planned Behavior
Theory of planned behavior merupakan teori yang dikembangkan oleh Ajzen
penyempurnaan dari theory of reasoned action yang dikemukakan oleh Ijzen
(2006). Fokus utama dari teori of planned behavior ini sama seperti teori
reasoned action yaitu intensi individu untuk melakukan perilaku tertentu. Intensi
dianggap dapat melihat faktor-faktor motivasi yang memengaruhi perilaku.
Intensi merupakan indikasi seberapa keras orang mau berusaha untuk mencoba
dan berapa besar usaha yang akan dikeluarkan individu untuk melakukan suatu
perilaku.
Theory of reasoned action mengatakan ada dua faktor penentu intensi yaitu sikap
individu terhadap perilaku dan norma subyektif. Sikap menurut Feldman (2012)
menyatakan bahwa definisi sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan
seseorang untuk bertindak yang mengarah pada perilaku. Sedangkan norma
subyektif adalah persepsi seseorang terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau
tidak melakukan perilaku tertentu. Teori reasoned action belum dapat
menjelaskan tingkah laku yang tidak sepenuhnya berada di bawah kontrol
17
seseorang. Theory of planned behavior satu faktor yang menentukan intensi yaitu
perceived behavioral control.
Perceived behavioral control merupakan persepsi individu terhadap kontrol yang
dimilikinya sehubungan dengan perilaku tertentu. PBC memiliki tiga faktor yaitu
sikap, norma subyektif, dan perceived behavioral control dapat memprediksi
intensi individu dalam melakukan perilaku tertentu Feldman (2012) .
1. Sikap terhadap prilaku (attitude toward behavior), yaitu penilaian individu
secara umum terhadap perilaku. Semakin positif penilaian individu terhadap
suatu prilaku. Semakin positif penilaian individu secara umum terhadap
prilaku, maka semakin besar pula kemungkinan perilaku tersebut untuk
ditampilkan.
2. Norma subyektif (subyective norm), yaitu persepsi individu terhadap nilai,
kepercayaan, maupun norma yang dipegang oleh orang-orang terdekat
(significant others) dari individu, dan seberapa jauh hal tersebut
mempengaruhi individu untuk menampilkan atau tidak menampilkan
perilaku tertentu. Bila individu yakin bahwa kebanyakan significant others
mengharapkannya untuk melakukan suatu tertentu, maka individu tersebut
cenderung akan menampilkan perilaku tersebut.
3. Kendali tingkah laku yang dipersepsikan (perceived behavioral control),
yaitu persepsi individu mengenai kemungkinan dilakukannya perilaku, yang
menjadi prediktor yang penting terhadap muncul atau tidaknya perilaku.
Individu cenderung untuk memilih perilaku yang mereka yakini bisa mereka
18
kendalikan dan kuasai. Hal ini serupa dengan self efficacy, karena baik
perceived behavioral control maupun self efficacy sama-sama menekankan
pada persepsi kemampuan yang dimiliki untuk menampilkan suatu perilaku.
Sumber: www. Theory of planned behavior.com Ijzen (2006).
Gambar 6. Theory of Planned Behavior.
2.1.2 Efikasi Diri
Efikasi diri yaitu penilaian seseorang terhadap kemampuan dirinya sendiri untuk
melakukan sesuatu dan mendapatkan hasil yang di ingginkan dirinya saat
berwirausaha.
Efikasi diri menurut King (2012):
Efikasi diri adalah keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai suatusituasi dan menghasilkan berbagai hasil positif. Lebih lanjut, King (2012)menjelaskan bahwa “efikasi diri membantu orang-orang dalam berbagaisituasi yang tidak memuaskan dan mendorong mereka untuk meyakinibahwa mereka dapat berhasil dalam usahanya’’.
Menurut Matteson (2006) efikasi diri merupakan keyakinan diri seseorang
mengenai kemampuannya untuk melakukan suatu wirausaha dengan berhasil.
Intensitas
Sikap TerhadapPerilaku
PerceivedBehavioral Control
NormaSubyektif
Perilaku
19
Faktor yang berperan penting dalam pengembangan efikasi diri seseorang adalah
pengalaman masa lalu. Jika pada masa lalu seseorang berhasil dalam
berwirausaha, seseorang akan lebih memiliki rasa percaya diri dan keyakinan
yang meningkat dalam kemampuannya untuk melaksanakan wirausaha tersebut.
efikasi diri berhubungan dengan kinerja seseorang dalam pekerjaan, pilihan karier,
pembelajaran dan pencapaian, serta kemampuan beradaptasi dengan teknologi
baru.
Bandura (2006) efikasi diri adalah mengacu pada keyakinan seseorang mengenai
kemampuannya untuk memobilisasi motivasi, sumber daya kognitif, dan tindakan
yang diperlukan agar berhasil dalam berwirausaha dalam beberapa hal. Individu
yang memiliki efikasi tinggi berfokus pada peluang yang layak dikejar dan
melihat rintangan sebagai hal yang dapat diatasi. Individu dengan efikasi diri
tinggi pasti akan mengharapkan keberhasilan dan mendapatkan yang diinginkan
serta insentif hasil yang positif saat berwirausaha.
Seseorang yang mempunyai kepercayaan bahwa orang tersebut akan menjadi
seorang entrepreneur yang sukses maka semakin besar pula keinginan orang
tersebut untuk menjadikan entrepreneurship sebagai pilihan dalam berkarier
nantinya (king, 2012). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat
disederhanakan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan pada kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang. Apabila seseorang tidak yakin dapat memproduksi hasil
yang mereka inginkan, mereka memiliki sedikit motivasi untuk bertindak.
Seseorang yang memiliki efikasi diri tinggi mempunyai potensi untuk dapat
mengubah kejadian di lingkungannya, akan lebih mungkin untuk bertindak dan
20
lebih mungkin untuk menjadi sukses daripada orang yang mempunyai efikasi diri
yang rendah.
Beberapa teori yang menjelaskan tentang efikasi diri diri maka dapat disimpulkan
bahwa efikasi diri dapat memengaruhi niat berwirausaha dari sisi internal yaitu
rasa kepercayaan diri untuk memulai suatu usaha. efikasi diri menggunakan
beberapa indikator dari uraian diatas diantaranya yaitu pengalaman masa lalu
dalam mengembangkan usaha, keyakinan diri untuk memulai wirausaha,
mempunyai keyakinan dalam menjalankan usaha, mampu melihat peluang yang
layak dikejar dalam berwirausaha, kemampuan diri untuk mengelola usaha,
kemampuan mengatasi rintangan atau resiko dalam berwirausaha.
2.1.3 Sikap
Sikap menurut Notoatmodjo (2003):
menyatakan bahwa, definisi sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaanseseorang untuk bertindak. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek. Pengetahuan sikap ini
terdiri dari berbagai tingkatan, yakni: a) menerima (receiving) diartikan bahwa
orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulasi yang diberikan (obyek).
Misalnya sikap orang terhadap wirausaha dapat dilihat dari kesediaan dan
perhatian orang itu terhadap informasi-informasi tentang kewirausahaan; b)
merespon (responding) memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah sesuatu indikasi dari sikap; c)
menghargai (valuing) mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskripsikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya
21
seorang mahasiswa mengajak kawannya untuk berwirausaha maka ini bukti
bahwa mahasiswa tersebut mempunyai sikap positif terhadap wirausaha; d)
bertanggung jawab (responsible) bertanggung jawab atas segala resiko adalah
merupakan sikap yang paling tinggi, meskipun mendapat tentangan dari keluarga.
Dalam beberapa penelitian kewirausahaan sikap berwirausaha dioperasionalkan
dalam toleransi resiko, dan berani menghadapi rintangan. Jadi sikap dapat
mempengaruhi niat seseorang untuk berwirausaha dari keputusan dia untuk
mengambil resiko atau menghindarinya. Kesimpulan teori-teori tersebut tentang
sikap yaitu kecenderungan seseorang untuk bereaksi secara efektif terhadap resiko
yang akan dihadapi didalam bisnis. Sikap juga memiliki beberapa indikator yaitu
kesedian untuk menerima informasi-informasi tentang kewirausahaan, memberi
jawaban apabila ditanya tentang kewirausahaan, mengajak orang lain untuk
berwirausaha, dan bertanggung jawab atas segala resiko yang dihadapi dalam
berwirausaha.
2.1.4 Norma Subyektif
Menurut Feldman (2012) Norma subyektif (subyective norm), yaitu persepsi
individu terhadap nilai, kepercayaan, maupun norma yang dipegang oleh orang-
orang terdekat (significant others) dari individu, dan seberapa jauh hal tersebut
mempengaruhi individu untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku
tertentu. Bila individu yakin bahwa kebanyakan significant others
mengharapkannya untuk melakukan suatu tertentu, maka individu tersebut
cenderung akan menampilkan perilaku tersebut. Norma subyektif merupakan
22
keyakinan individu terhadap lingkungan sekitarnya dan motivasi individu untuk
mengikuti norma tersebut. Aspek pokok dari norma subjektif yaitu keyakinan
akan harapan, merupakan pandangan dari pihak lain yang dianggap penting oleh
individu yang menyarankan individu untuk harus atau tidak harus berperilaku.
Norma subyektif bisa memengaruhi niat berwirausaha dari sisi eksternal berupa
dukungan akan lingkungan, baik keluarga maupun lingkungan kampus. Seseorang
akan mendapatkan semangat bila mendapatkan dukungan dari orang sekitar di
lingkungannya. Feldman (2012) menjelaskan bahwa norma subyektif adalah
persepsi tentang tekanan sosial dalam melaksanakan kewirausahaan. Norma
subyektif yaitu keyakinan individu untuk mematuhi arahan atau anjuran orang di
sekitarnya untuk turut dalam melakukan aktifitas berwirausaha.
Kesimpulan dari penjelasan norma subjektif tersebut adalah kemampuan individu
untuk mematuhi anjuran orang sekitarnya untuk turut dalam berwirausaha.
Adapun indikatornya pendukung terciptanya norma subyektif adalah keyakinan
mendapat dukungan keluarga, keyakinan dukungan teman, keyakinan dukungan
dosen, keyakinan dari pengusaha sukses, dan keyakinan dari orang yang dianggap
penting.
2.1.5 Pengambilan Keputusan
Menurut Feldman (2012) Pengambilan keputusan merupakan bagian penting dari
aktifitas individual maupun bisnis. Pengambilan keputusan merupakan pilihan-
pilihan dari dua atau lebih alternatif. Pengambilan keputusan selain mengarahkan
terhadap pencapaian tujuan, juga setiap pengambilan keputusan melibatkan
23
sejumlah resiko, jika keputusan yang diambil kurang tepat. Teori dasar
pengambilan keputusan berkisar pada pengambilan tujuh langkah pemecahan
apabila seseorang menghadapi suatu situasi problematik, yaitu:
1. Mengidentifikasikan masalah dan membuat definisinya.
2. Mengumpulkan dan mengelola data sehingga tersedia informasi yang
mutakhir, lengkap, dapat dipercaya dan tersimpan dengan baik sehingga
mudah untuk ditelusuri kembali apabila diperlukan.
3. Mengidentifikasikan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh.
4. Menganalisa dan mengkaji setiap alternatif yang telah diidentifikasi untuk
mengetahui kelebihan dan kekuranganya.
5. Menjatuhkan pilihan pada satu alternatif yang tampaknya terbaik dalam arti
mendatangkan manfaat paling besar, sesuai dengan asas maksimisasi, atau
mengakibatkan kerugian yang paling kecil sesuai dengan asas minimisasi.
6. Melaksanakan keputusan yang diambil.
7. Menilai apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan dan rencana
atau tidak.
Kondisi-kondisi yang dihadapi wirausahawan dalam mengambil keputusan antara
lain sebagai berikut:
1. Kondisi kepastian sepenuhnya, kondisi ini hampir tidak pernah ditemui.
Kondisi ini, wirausahawan mengetahui dengan pasti hasil dari keputusan
yang diambilnya, karena ia memiliki semua informasi dan fakta. Contohnya
adalah pemilihan kredit di bank, kita dapat mengetahui dengan pasti jumlah
uang yang harus kita kembalikan ke bank karena kita tahu dengan pasti
24
tingkat suku bunga di bank. Tetapi apakah tidak ada kemungkinan bahwa
kondisi politik tiba-tiba terguncang sehingga dapat mempengaruhi suku
bunganya.
2. Kondisi ketidak pastian sepenuhnya, kondisi ini adalah kebalikan dari
kondisi sebelumnya. Pada kondisi ini, wirausahawan sama sekali tidak tahu
hasil dari keputusan yang diambilnya. Hal ini terjadi mungkin tidak adanya
data empiris yang berkaitan dengan keputusan yang diambil tersebut.
3. Kondisi resiko, kondisi resiko terletak diantara ke dua kondisi diatas,
kondisi resiko terjadi apabila wirausahawan hanya memiliki sedikit
informasi mengenai hasil dari keputusan tersebut dilaksanakan.
4. Alat bantu dalam pengambilan keputusan dua perangkat yang populer
digunakan dalam mengambil keputusan:
1) Teori probilitas, Teori ini dapat menunjukan besarnya kemungkinan
akan terjadinya sebuah kemungkinan, dengan bantuan dari perangkat
itu diharapkan seseorang wirausahawan dapat memperkirakan
alternatif-alternatif yang memiliki nilai yang paling mungkin untuk
dipilih, rumus probilitas adalah: EV=I. P
Dimana:
EV= Expected value (nilai yang diharapkan)
I= Pendapatan yang dihasilkan
P= Besarnya kemungkinan untuk memperoleh pendapatan.
2) Pohon keputusan adalah sebuah bagan yang dapat menggambarkan
dari tiap-tiap keputusan yang diambil oleh wirausaha, setiap
keputusan tersebut disusun sedemikian rupa sesuai dengan tingkatan-
25
tingkatan tertentu dari keputusan tersebut, bisa jadi keputusan yang
diambil merupakan keputusan yang ditentukan dari urutan yang
berupa keputusan umum dan dipecah-pecah menjadi keputusan yang
bersifat lebih khusus.
2.1.6 Definisi Kewirausahaan
Menurut Leornardus (2009) Kewirausahaan adalah suatu usaha menciptakan nilai
tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru
dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Kewirausahaan merupakan wujud
dari sesuatu, baik barang maupun jasa yang diciptakan oleh pengusaha
(entrepreneur) melalui proses inovasi dan kreasi.
Wirausaha adalah keberanian, keutamaan serta kepercayaan dalam memenuhi
kebutuhan serta memecahkan permasalahan ekonomi dengan kekuatan yang ada
pada diri sendiri dalam berwirausaha. Dari pengertian diatas bisa disederhanakan
bahwa pengertian wirausaha tidak hanya bersifat partikelir saja, tetapi
mengandung makna memiliki sifat keberanian, keuletan dan ketabahan dalam
menjalankan suatu aktivitas dengan mengandalkan pada kemampuan atau
kekuatan diri sendiri, untuk menciptakan barang atau jasa, berwirausaha juga
untuk mendapat pendapatan yang lebih baik.
Pengertian kewirausahaan diantaranya yaitu, Kasmir (2011) menyebut
kewirausahaan sebagai proses, yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi
baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi).
Sedangkan wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan
26
kesejahteraan/kekayaan dan nilai tambah, melalui peneloran dan penetasan
gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi
kenyataan.
Timmons, et al (1994), mengartikan kewirausahaan sebagai seseorang yang
memiliki tindakan kreatif yang membangun nilai dari sesuatu yang tidak tampak
sebelumnya. Hal tersebut merupakan upaya pengejaran kesempatan tanpa peduli
terhadap sumber daya atau ketiadaan sumber daya di tengahnya. Hal ini
membutuhkan visi, kegemaran dan komitmen untuk memimpin yang lain
mencapai visi tersebut. Kewirausahaan juga membutuhkan kemampuan untuk
menghitung dan mengambil resiko.
Schumpeter (2012) mengidentifikasi bahwa seorang entrepreneur (wirausaha)
memiliki ciri:
inisiatif, memiliki tanggung jawab atau wewenang dan berpandangan kedepan (berpengharapan= foresight). Schumpeter mengatakan bahwaentrepreneur berfungsi mengkombinasikan faktor yang produktif untukdiolah. Kombinasi faktor ini dilakukan pada kesempatan pertama sebelumorang lain menjalankanya.
Sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang wirausahawan adalah sebagai berikut:
1. Suka terhadap tantangan-tantangan yang membawa dirinya pada keinginan
untuk mencoba tantangan tersebut.
2. Resiko bukan faktor yang paling dipertimbangkan dalam melakukan
sesuatu.
3. Kepercayaan akan kemampuan diri melebihi dorongan dari orang lain.
4. Berani menerima kegagalan dan menjadikan kegagalan itu sebagai
pembimbing utama.
5. Suka dan dapat bergaul dengan orang lain.
27
6. Berorientasi ke masa depan.
Ciri-ciri seorang entrepreneur:
1. Gemar berbisnis, tegar walaupun gagal.
2. Percaya diri.
3. Memiliki self determination atau locus of control.
4. Mengelola resiko.
5. Perubahan dipandang sebagai kesempatan.
6. Toleransi terhadap banyak pilihan.
7. Inisiatif dan memiliki need for achivement.
8. Kreatif.
9. Memiliki pandangan luas.
10. Waktu adalah berharga.
11. Memiliki motovasi yang kuat.
Kesimpulan seseorang untuk berwirausaha adalah menjalankan suatu aktivitas
dengan mengandalkan pada kemampuan atau kekuatan diri sendiri, untuk
menciptakan barang atau jasa melalui proses inovasi dan kreasi. Adapun indikator
pendorongnya yaitu kepercayaan dalam memenuhi kebutuhan hidup melalui
wirausaha, menciptakan nilai tambah untuk memenangkan persaingan dalam
berwirausaha, memecahkan permasalahan ekonomi dengan berwirausaha dan
mendapat pendapatan yang lebih baik.
2.2 Penelitian Terdahulu
Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan oleh penulis.
28
Tabel 2. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Hasil1 Rasul Djuharis
(2013)Education ofCharacter,CreativeEconomy, andEntrepreneurshipin ActiveLearning in Smk
Berdasarkan hasil studi danpembahasan, jadi dapat ditarikkesimpulannya bahwa kebijakanpendidikan karakter, pendidikanekonomi kreatif dan pendidikankewirausahaan telah dipahami danharus ditindaklanjuti secara bertahapdan berkesinambungan oleh sebagianbesar instansi pendidikan di daerah,baik tingkat provinsi, kabupaten/kotamaupun oleh satuan pendidikan.
2 WijayaUntung Teddy(2014)
PengaruhPengetahuanKewirausahanDan KonsepDiri TerhadapMinatBerwirausaha
bahwa ada pengaruh positif dansignifikan antara pengetahuankewirausahaan serta prestasi belajardalam mata pelajaran kewirausahaandengan minat berwirausaha.
3 Rosmiati,Donny TeguhSantosa Juniar,Munawar(2015)
Sikap,Motovasi, danMinatBerwirausahaMahasiswa
Variabel sikap, motivasi dan minattidak berpengaruh signifikan terhadapmahasiswa berwirausaha. dikarenakanpada pengambilan sampel mahasiswabelum memahami berwirausaha.
4 Prianto Agus(2015)
UnrgensiPenguatanBudayaWirausahaUntukMeningkatkanDaya SaingIndonesia di EraMEA.
Indonesia harus berupaya keras untukmeningkatkan budaya wirausaha.Untuk Peningkatan produktifitas dankemampuan menciptakan produkberkualitas akan digerakan oleh parapewirausaha. Pelaku usaha harusmengetahui , juga memahami, danmengerti berbagai konsekuensihadirnya era MEA. Kualitaskewirausahaan pada sebuah negaraberkaitan erat dengan kemampuanseseorang memanfaatkan IT untukmembangun jejaring usaha.
5 Burhanudin(2015)
Aplikasi Theoryof PlannedBehavior padaIntensiMahasiswauntukBerwirausaha
Hasil pengujian menunjukkan bahwahipotesis 1, 2, 3, dan 4 terdukungbahwa variabel sikap terhadap perilakuberpengaruh positif mempengaruhiintensi mahasiswa menjadi pengusaha,norma subjektif berpengaruh positifpada intensi mahasiswa menjadipengusaha, dan kontrol perilaku yangmana dirasakan berpengaruh positifpada intensi mahasiswa menjadipengusaha.
Sumber : Jurnal 2013-2016
29
Penelitian terdahulu kebanyakan membahas tentang pengaruh faktor terhadap
intensi berwirausaha dengan kata lain penelitian berfokus pada niatan seseorang
untuk berwirausaha.
Perbedaan antara penelitian ini adalah bahwa penulis mengembangkan penelitian
dengan lebih lanjut ke tingkat action untuk berwirausaha atau meneliti seorang
mahasiswa yang telah berwirausaha, tidak hanya berfokus pada niatan/intensi
saja.
2.3 Kerangka Berpikir
Tingginya angka pengangguran di Indonesia saat ini merupakan permasalahan
krusial yang dihadapi bangsa. Pengangguran dapat menurunkan daya beli
masyarakat dan dapat meningkatkan angka kriminalitas. Daya beli masyarakat
yang rendah menjadikan kegiatan jual beli menjadi lesu karena tidak semua
produk terserap di pasar. Ini dapat menjadi penghalang untuk memajukan
Indonesia dalam Era MEA. Selain permasalahan di bidang ekonomi dan MEA,
pengangguran juga menjadi masalah bagi dunia pendidikan. Hal ini karena angka
pengangguran tersebut kebanyakan berasal dari kalangan terdidik mulai dari
lulusan jenjang menengah hingga perguruan tinggi.
Peningkatan angka pengangguran di kalangan terdidik menunjukan bahwa
kualitas pendidikan di negara Indonesia masih terbilang rendah karena ketidak
mampuan lulusan terserap di dunia kerja. Selain itu, jumlah lapangan kerja
tersedia tidak sebanding dengan jumlah lulusan yang ada sehingga terjadi
30
ketimpangan yang tinggi. Permasalahan tersebut jika tidak diatasi maka akan
menimbulkan permasalahan baru yaitu menurunnya taraf hidup masyarakat.
Universitas sebagai salah satu perguruan tinggi yang menyiapkan lulusannya
untuk siap bekerja tentunya memiliki peranan penting dalam mengurangi jumlah
pengangguran terdidik di Indonesia. Perubahan mind set (pola pikir) dalam
pembelajaran kewirausahaan diupayakan untuk menumbuhkan jiwa
kewirausahaan mahasiswa sehingga nantinya setelah lulus kuliah tidak cenderung
untuk menjadi pencari kerja tetapi dapat menciptakan lapangan kerja baik mandiri
maupun bekerjasama dengan orang lain. Tumbuhnya jiwa kewirausahaan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, penelitian ini berupaya untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi mahasiswa untuk berwirausaha. Berdasarkan teori planned
of behavior ada tiga faktor yang mempengaruhi seseorang berwirausaha yaitu
efikasi diri, sikap dan norma subyektif ketiga faktor tersebut baik secara simultan
maupun parsial saling mempengaruhi satu sama lain terhadap keputusan
mahasiswa unruk berwirausaha.
1. Pengaruh efikasi diri terhadap keputusan berwirausaha
Efikasi diri sangat dibutuhkan bagi seorang wirausahawan. Efikasi diri adalah
kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Atau dengan kata lain, kondisi motivasi seseorang yang lebih
didasarkan pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif
benar. Efikasi diri mempunyai peran penting terhadap keputusan
berwirausaha, dengan adanya efikasi diri yang kuat maka seseorang akan
31
semakin yakin dengan apa yang dia lakukan dan tidak ada keraguan ketika
melakukan tindakan untuk berwirausaha.
2. Pengaruh sikap terhadap keputusan berwirausaha
Sikap merupakan afeksi atau perasaan terhadap sebuah rangsangan. Ketika
individu dihadapkan pada suatu peluang usaha maka Sikap berperilaku
berpengaruh dalam memutuskan untuk mengambil peluang tersebut dan
memulai membuka usaha atau berwirausaha.
3. Pengaruh norma subyektif terhadap keputusan berwirausaha.
Seorang wirausahawan mempunyai norma subyektif agar lebih yakin dan
semangat untuk memulai membuka usaha. Norma subyektif adalah keyakinan
individu untuk mematuhi arahan atau anjuran orang disekitarnya. Sedangkan
menurut para ahli norma subyektif merupakan produk dan persepsi tentang
tekanan sosial dalam melaksanakan perilaku tertentu. Norma subyektif
mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan intensi berwirausaha
karena norma subyektif merupakan bentuk dukungan dari lingkungan sekitar
dalam konteks ini adalah dukungan untuk berwirausaha.
32
2.4 Model Penelitian
Model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
H1
H2
H3
H4
Gambar 7. Model Penelitian.
Berdasarkan gambar model penelitian di atas, dapat dijelaskan bahwa diduga
terdapat pengaruh yang signifikan antara efikasi diri, sikap dan norma subyektif
terhadap keputusan mahasiswa untuk berwirausaha baik secara parsial maupun
simultan (bersama-sama). Efikasi diri, sikap dan norma subyektif merupakan
variabel independen sedangkan keputusan berwirausaha adalah variabel
dependen.
NormaSubyektif
(X3)
KeputusanBerwirausaha
(Y)
Sikap(X2)
Efikasi Diri(X1)
33
2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara yang masih harus dicari
kebenarannya dengan melakukan pengujian. Berdasarkan masalah pokok dan
tujuan penelitian, maka hipotesis yang dikemukakan adalah:H 1 : Efikasi diri berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha.H 1 : Efikasi diri tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa
untuk berwirausaha.H 2 : Sikap berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha.H 2 : Sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha.H 3 : Norma subyektif berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa
untuk berwirausaha.H 3 : Norma subyektif tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
mahasiswa untuk berwirausaha.H 4 : Efikasi diri, sikap dan norma subyektif secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha.H 4 : Efikasi diri, sikap dan norma subyektif secara simultan (bersama-sama)
tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha.
34
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penyusunan skripsi ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif menurut Martono (2016) yaitu suatu metode penelitian yang
bertujuan menggambarkan fenomena atau gejala sosial secara kuantitatif dan
menjelaskan bagaimana fenomena juga gejala sosial yang terjadi di masyarakat
saling berhubungan satu sama lain. Penelitian kuantitatif lebih berdasarkan pada
data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.
Secara sederhana, yang dimaksud penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
pertama, melibatkan lima komponen informasi ilmiah, yaitu teori, hipotesis,
observasi, generalisasi empiris, dan penerimaan atau penolakan hipotesis.
Kedua, mengandalkan adanya populasi dan teknik penarikan sempel. Ketiga,
menggunakan kuesioner untuk pengumpulan datanya. Keempat, menggunakan
variabel-variabel penelitian dalam analisis datanya. Kelima, berupaya
menghasilkan kesimpulan secara umum, baik untuk populasi atau sampel yang
diteliti.
Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu independen dan dependen.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
35
3.1.1 Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas menurut Martono (2016) yaitu suatu variabel yang
mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain,
pada umumnya berada pada urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu. biasanya
dilambangkan dengan variabel X. Penelitian ini menggunakan efikasi diri, sikap,
dan norma subyektif sebagai variabel bebasnya.
3.1.2 Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat menurut Martono (2016) merupakan variabel yang diakibatkan
atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Biasanya dilambangkan dengan variabel
Y.
Tabel 3. Variabel Independent dan Dependent
No Variabel Independent (X) Variabel Dependent (Y)
1 Efikasi diri2 Sikap Keputusan berwirausaha
3 Norma subyektif
3.2 Sumber Data
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan
objek penelitian, yaitu dengan mengumpulkan informasi mengenai teori
pendukung. Teori tersebut diperoleh dari berbagai sumber literatur seperti buku,
jurnal, teks, dan berbagai situs online yang mendukung. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah bersifat kuantitatif karena dinyatakan dengan angka-
angka yang menunjukan nilai terhadap besaran variabel yang diwakilinya.
36
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Data
primer diperoleh dari kuesioner yang disebarkan. Data responden sangat
diperlukan untuk mengetahui langsung tanggapan responden mengenai
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Responden dalam penelitian ini adalah
mahasiswa dari beberapa Universitas di Bandar Lampung yang sedang atau
pernah berwirausaha
3.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini terdiri atas:
3.3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian Menurut Arikunto (2013) adalah variabel atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Objek penelitian ini adalah mahasiswa
di Bandar Lampung yang sedang atau pernah berwirausaha.
3.3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah di lingkup Unila, UBL, Umitra, Ibi
Darmajaya, Teknokrat, ITERA, UIN, Malahayati, Polinela dan Poltekes pada
tanggal 25 April 2018.
37
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan menurut Sugiyono (2013) teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
penelitian adalah mendapatkan data. Pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa
metode penelitian adalah cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik angket atau kuesioner.
3.4.1 Angket atau Kuesioner
Teknik angket adalah memberikan pertanyaan-pertanyaan terstruktur dan terinci
terhadap informasi informan yang terlibat langsung dalam peristiwa/keadaan
yang diteliti.
Menurut Suyanto (2011), angket (self-administered questionnaire) adalah teknik
pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan
untuk diisi sendiri oleh responden. Responden atau istilah lain informan adalah
orang yang memberikan tanggapan (respon) atau menjawab atas pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan.
3.5 Skala Pengukuran
Penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala
sosial. Penelitian ini, kuesioner disusun dengan menggunakan skala likert
dengan skor sebagai berikut:
38
1) Sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1
2) Tidak setuju (TS) diberi skor 2
3) Ragu-ragu (R) diberi skor 3
4) Setuju (S) diberi skor 4
5) Sangat setuju (SS) diberi skor 5
3.6 Definisi Konseptual
Definisi konseptual menurut Singarimbun dan Efendi (2008) yaitu pemaknaan
dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk
mengoperasikan konsep tersebut yang ada dilapangan. Tujuan konsep adalah
untuk menyederhanakan pemikiran dengan cara menggabungkan sejumlah
peristiwa dibawah suatu judul umum. Definisi konseprual dalam penelitian ini
yaitu:
1) Efikasi Diri
Efikasi diri dapat mempengaruhi niat berwirausaha dari sisi internal yaitu
rasa kepercayaan diri untuk memulai suatu usaha. Efikasi diri menggunakan
beberapa indikator dari uraian diatas diantaranya yaitu, pengalaman masa
lalu dalam mengembangkan usaha, keyakinan diri untuk memulai usaha,
mempunyai keyakinan dan menjalankan usaha, mampyu melihat peluang
yang layak dikejar dalam beriwausaha, kemampuan diri untuk mengelola
usaha, kemampuan mengatasi rintasan dalam berwirausaha, King (2012).
39
2) Sikap
Sikap yaitu kecenderungan seseorang untuk bereaksi secara efektif terhadap
resiko yang akan dihadapi didalam bisnis. Sikap juga memiliki beberapa
indikator yaitu kesediaan untuk menerima informasi-informasi tentang
kewirausahaan memberikan jawaban apabila ditanya tentang
kewirausahaan, bertanggung jawab atas segala resiko yang dihadapi dalam
berwirausaha, Notoatmojo (2003).
3) Norma Subyektif
Norma subjektif adalah kemampuan individu untuk mematuhi anjuran orang
sekitarnya untuk turut dalam berwirausaha. Adapun indikatornya
pendukung terciptanya norma subyektif adalah keyakinan mendapat
dukungan keluarga, keyakinan dukungan teman, keyakinan dukungan
dosen, keyakinan dari pengusaha sukses, dan keyakinan dari orang yang
dianggap penting, Feldman (2012).
4) Kewirausahaan
Berwirausaha adalah menjalankan suatu aktivitas dengan mengandalkan
pada kemampuan atau kekuatan diri sendiri, untuk menciptakan barang atau
jasa melalui proses inovasi dan kreasi. Adapun indikator pendorongnya
yaitu menciptakan nilai tambah untuk memenangkan persaingan dalkam
berwirausaha, kepercayaan dalam memenuhi kebutuhan hidup melalui
wirausaha, memecahkan permasalahan ekonomi dengan berwirausaha, dan
mendapat pendapatan yang lebih baik, Feldman (2012).
40
3.7 Definisi Operasional
Definisi operasional menurut (Sugiyono, 2013) penentuan kontrak atau sifat
yang akan dipelajari sehingga menjadi fariabel yang dapat diukur.
Definisi operasional tidaklah mungkin ditetapkan jika konsep itu tidak merujuk
sama sekali pada suatu realitas tertentu. Harus diingat bahwa konsep yang
mempunyai rujukan empiris ini masih harus dipandang sebagai konsep yang
belum sepenuhnya operasional. Penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan
oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan
peneliti yang lain untuk melakukan replikasi (pengulangan) pengukuran dengan
cara yang sama, atau mencoba untuk mengembangkan pengukuran construct
yang lebih baik. Construct adalah hal-hal yang sulit diukur. Seperti pengukuran
tahapan manusia yang sifatnya subyektif, seperti mengenai perasaan, sikap,
perilaku, kepuasan dan persepsi.
41
Tabel 4. Devinisi Operasional Variabel
No Variabel Indikator
Independent1 Efikasi diri
(X1) Pengalaman masa lalu dalam mengembangkan
usaha. Keyakinan diri untuk memulai wirausaha. Mempunyai keyakinan dalam menjalankan
usaha. Mampu melihat peluang yang layak dikejar
dalam berwirausaha. Kemampuan diri untuk menegelola usaha. Kemampuan mengatasi rintangan berwirausaha.
2 Sikap(X2)
Bersedia untuk menerima informasi-informasitentang kewirausahaan.
Memberikan jawaban apabila ditanya tentangkewirausahaan.
Mengajak orang lain untuk berwirausaha. Bertanggung jawab atas segala resiko yang
dihadapi dalam berwirausaha.
3 NormaSubyektif(X3)
Keyakinan mendapat dukungan keluarga. Keyakinan dukungan teman. Keyakinan dukungan dosen. Keyakinan dukungan dari pengusaha sukses. Keyakinan dari orang yang dianggap penting.
Dependen4 Keputusan
Berwirausaha(Y)
Menciptakan nilai tambah untuk memenangkanpersaingan dalam berwirausaha.
Kepercayaan dalam memenuhi kebutuhan hidupmelalui wirausaha.
Memecahkan permasalahan ekonomi denganberwirausaha.
Mendapat pendapatan yang lebih baik.
3.8 Populasi dan Sample
Populasi (population) secara etimologi dapat diartikan penduduk atau orang
banyak yang memiliki sifat universal. Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
42
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013).
Populasi bukan hanya orang, tetapi benda-benda alam yang lainnya yang dapat
dijadikan subjek atau objek penelitian, populasi juga tidak sekedar jumlah yang
ada pada subjek atau objek penelitian, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subjek atau objek penelitian.
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan, bahwa populasi
merupakan jumlah keseluruhan dari subjek atau unit analisa yang akan diteliti
dalam penelitian. Maka populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di
Bandar Lampung yang sedang dan pernah berwirausaha.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2013).
Rascoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan untuk
menentukan ukuran sampel:
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 orang adalah jumlah yang
layak bagi peneliti.
2. Jika ukuran sampel dipecah dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior,
dan sebagainya), minimal sampel yang dipergunakan adalah 30 orang untuk
setiap kategori.
3. Apabila peneliti menggunakan multivariate (termasuk ke dalam analisis
regresi berganda). Ukuran sampel yang sebaiknya digunakan 10x lebih
besar dari jumlah variabel dalam penelitian.
43
4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen yang
ketat, penelitian yang tepat dengan ukuran sampel antara 10 sampai 20.
Ukuran sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau
kesalahan yang diinginkan peneliti. Tingkat kesalahan peneliti sosial
maksimal adalah 5% (0,05). Pada penelitian ini populasi yang digunakan
belum diketahui disebabkan peneliti mengambil sasaran responden
mahasiswa di Bandar Lampung yang sedang dan pernah berwirausaha dari
berbagai Universitas yang ada, maka tidak diketahui apakah dalam satu
Universitas semua mahasiswa berwirausaha. Karena populasi yang ingin
digunakan belum diketahui dan peneliti menggunakan multivariate (dalam
analisis regresi linier berganda), maka ukuran sampel yang digunakan
adalah 10 x dari jumlah variabel, dimana jumlah variabel 4 x 10 = 40. Jadi
jumlah sampel jadi penelitian ini masing-masing sebanyak 40 responden
dari mahasiswa yang sedang dan pernah berwirausaha, maka jumlah
keseluruhan yaitu 40 responden.
\
44
3.9 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan.
Gambar 8. Teknik sampling Probability Sampling dan Non ProbabilitySampling Sumber: Metode Penelitian (Hikmat, 2011)
Berdasarkan pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan teknik probability
sampling, menggunakan metode proportionate stratified random sampling.
Metode ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen
Teknik Sampling
Probability Sampling
- Simple random
sampling
- Proportionate
stratified
random sampling
- Disproportionate stratified
random sampling
- Area (cluster)
sampling (menurut
daerah)
Non ProbabilitySampling
- Sampling sistematis
- Sampling kuota
- Sampling insidental
- Purposive sampling
-Sampling jenuh
-Snowball sampling
45
(tidak ada kesamaan) dan berstrata secara proporsional (Hikmat, 2011). Jumlah
sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut dan diambil
secara proporsional. Sasaran responden dalam penelitian ini adalah:
Mahasiswa dari beberapa Universitas di Bandar Lampung yang saat ini
sedang berwirausaha.
Mahasiswa dari beberapa Universitas di Bandar Lampung yang saat ini
pernah berwirausaha.
3.10 Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian adalah perangkat untuk menggali data primer dari
responden sebagai sumber data terpenting dalam sebuah penelitian survei.
Menurut Sugiyono (2013) instrumen penelitian adalah suata alat yang digunakan
untuk mengukur variabel penelitian. Instrumen penelitian harus dapat berfungsi
dengan baik, oleh karena itu harus valid dan reliabel.
Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur,
dan dikatakan reliabel apabila dapat mengukur variabel secara mantap.
Pembuatan instrumen penelitian merupakan satu mata rantai dalam kegiatan
penelitian setelah peneliti merumuskan secara jelas dan tegas permasalahan dan
tujuan penelitian. Dari instrumen penelitian akan diperoleh rangkaian jawaban
responden yang akan menjadi data untuk diolah, ditabulasi, dianalisis statistik,
analisis teoritis, uji hipotesis (jika ada) dan akhirnya diperoleh kesimpulan dari
penelitian itu. Pengujian ini ada 2 yaitu uji validitas dan reliabilitas:
46
3.10.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu
daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini
pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas
sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji validitasnya. Validitas
adalah suatu kebenaran dan kejujuran sebuah deskripsi, kesimpulan, penjelasan,
tafsiran, dan segala jenis laporan (Hikmat, 2011). Validitas menggambarkan
tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur tingkat validitas suatu
kuesioner, peneliti menggunakan teknik korelasi product moment dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
= n∑xy − (∑x)(∑y)[n∑ x − (x) ][n∑ y − (∑ y )]Keterangan:
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
n : Banyaknya sampel (jumlah responden)
X : Skor setiap item
Y : Skor total
Validitas dalam penelitian ini terdiri dari variabel X1 efikasi diri, X2 sikap, X3
Norma Subyektif dan variabel Y keputusan berwirausaha. Validitas instrumen
pada variabel bebas (independent) yaitu effikasi diri terdiri dari 6 pertanyaan,
sikap terdiri dari 4 pertanyaan, yang terakhir yaitu norma subyektif terdiri dari 5
pertanyaan dan validitas pada variabel keputusan berwirausaha atau variabel
terikat ( dependent ) terdiri dari 4 item pertanyaan.
47
Menurut Priyatno (2010) jika semua item yang mencapai koefisien korelasi
minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Untuk pembahasan ini
dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan kriteria menggunakan r
kritis pada taraf signifikansi 0,05 atau 5% sesuai dengan ukuran standar yang
sering digunakan dalam penelitian. Pengujian ini menggunakan SPSS 16.0. Hasil
uji validitas item-item penelitian dapat di lihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Hasil Uji Validitas
Variabel Item r r Kondisi Sign KeteranganPertanyaan
hitung Tabel
Efikasi Diri Item 1 0,575 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
X1 Item 2 0,783 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
Item 3 0,820 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
item 4 0,757 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
item 5 0,830 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
Item 6 0,773 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
Sikap Item 7 0,659 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
X2 Item 8 0,802 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
Item 9 0,870 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
item 10 0,848 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
Norma Item 11 0,457 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
Subyektif Item 12 0,394 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
X3 Item 13 0,436 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
Item 14 0,452 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
Item 15 0,375 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
Keputusan Item 16 0,611 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
Berwirausaha Item 17 0,768 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
Y Item 18 0,926 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
Item 19 0,649 0,361 r hitung > r tabel 0,000 Valid
Sumber: Data diolah, 2018
3.10.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi
responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk
48
pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun suatu bentuk
kuesioner.
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu
hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau
lebih (Umar, 2005). Dalam penelitian untuk menguji realibilitas digunakan
rumus croncbach’s alpha, yaitu mencari reliabilitas instrumen yang skornya
rentang atara beberapa nilai yaitu misalnya 0-10 atau dalam bentuk skala 1-5 dan
seterusnya (Umar, 2005).
Rumus:
= − 1 1 − ∑σσKeterangan:
= Reliabilitas Instrumen
K = Banyaknya jumlah pertanyaan
∑σ = Jumlah varian pertanyaanσ = Jumlah varian total
Dimana varian dapat dicari menggunakan rumus:
= ∑X (∑x)nnKeterangan:
N = Jumlah sampel
X = Nilai skor yang dipilih
49
Adapun indikator yang digunakan dalam menentukan besarnya nilai reliabilitas
yaitu sebagai berikut.
Tabel 6. Indikator Tingkat Reliabilitas
Nilai Reliabilitas (α) Tingkat Reliabilitas0,00 s.d 0,20 Kurang Reliabel
> 0,20 s.d 0,40 Agak Reliabel> 0,40 s.d 0,60 Cukup Reliabel> 0,60 s.d 0,80 Reliabel> 0,80 s.d 1,00 Sangat Reliabel
Sumber: SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Terapan Triton (2005)
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumusan Alpha Cronbach
dengan bantuan SPSS 16. Peneliti melakukan uji reliabilitas terhadap masing-
masing instrumen variabel efikasi diri, sikap, norma subyektif dan keputusan
berwirausaha dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Koefisioner
reliabilitas ditunjukan oleh Alpha Cronbach. Semakin besar nilai alphanya maka
semakin tinggi reliabilitasnya, atau sebaliknya. Selanjutnya indeks reliabilitas
diinterprestasikan dengan menggunakan interprestasi r untuk menyimpulkan
bahwa alat ukur yang digunakan cukup atau reliabel. Dari hasil analisis dengan
bantuan SPSS 16, didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Keterangan
Efikasi Diri (X1)Sikap (X2)Norma Subyekti (X3)KeputusanBerwirausaha(Y)
0,7860,7920,549
0,793
ReliabelReliabel
Cukup Reliabel
Reliabel
Sumber: Data diolah, 2018
50
3.11 Teknik Analisis dan Pengujiannya
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel
dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti dan melakukan
penghitungan untuk menjawab rumusan masalah.
1) Editing
Analisis yang dilakukan dengan memeriksa kembali data-data yang ada baik
dari kejelasan kata-kata, kejelasan tulisan, dan sesuai atau tidak dengan
jawaban yang diperoleh.
2) Coding
Analisis dilakukan dengan memisahkan masing-masing data yang telah
sesuai dengan kategorinya, sehingga dapat dikelompokan dalam variabel.
3) Tabulasi data
Analisis dilakukan dengan mengelompokan jawaban-jawaban yang serupa
dengan teliti dan teratur. Kegiatan ini dilaksanakan sampai dengan terwujud
tabel-tabel yang selanjutnya digunakan untuk menganalisis data yang
diperoleh.
3.11.1 Analisis Deskriptif
Statistik deskripsi memberikan gambaran suatu data yang di lihat dari nilai rata-
rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis
dan skewness (Sugiyono, 2013). Cara pengkategorian data tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Tinggi = mean + 1 SD ≤ X
51
b. Sedang = mean – 1SD ≤ X < mean + 1SD
c. Rendah = X < mean – 1SD
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
3.11.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh efikasi diri,
sikap, norma subyektif terhadap keputusan mahasiswa untuk berwirausaha.
Analisis regresi linier berganda digunakan bermaksut untuk meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependent, bila dua atau lebih
variabel independent sebagai faktor prediktor dimanipulasi. Analisis regresi
ganda akan dilakukan apabila jumlah variabel independentnya minimal 2
(Sugiyono, 1999). Rumus regresi linier berganda adalah:= + + +Keterangan :
Y = Keputusan berwirausaha
α = Konstanta
b1 = Koefisien regresi dari efikasi diri
b2 = Koefisien regresi dari sikap
b3 = Koefisien regresi dari Norma subyektif
X1 = Efikasi diri
X2 = Sikap
X3 = Norma subyektif
52
3.11.3 Uji Asumsi Klasik
Pengujian prasyarat analisis dilakukan sebelum pengujian hipotesis yang
meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedestisitas.
3.11.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala
ordinal, interval atau rasio, model yang baik adalah distribusi normal atau
mendekati normal (Priyatno, 2010). Untuk mengujinya akan digunakan alat uji
normalitas, yaitu dengan melihat Normal P-P Plot of Regression Standarized
Residual. Dasar pengambilan keputusan yaitu:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dan garis diagonal tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.11.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Menurut Priyatno (2010) multikolinearitas
adalah keadaan terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna
antar variabel independen dan model regresi. Untuk mendeteksi adanya
multikolinearitas dapat dilakukan dengan mencari besarannya Variance
Infaction Faktor (VIF) dan nilai toleransi-nya. Tolerance mengukur variabilitas
independen yang dipilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
53
Nilai cut-off yang umum dipakai adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan
VIF ≥ 10. Bila hasil regresi memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10, maka dapat
disimpulkan tidak ada multikolinearitas dalam model regresi.
3.11.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji
heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus
dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya masalah Heteroskedastisitas
(Priyatno, 2010). Dasar pengembalian keputusannya adalah:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang), maka telah terjadi
Heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
54
3.12 Uji Hipotesis
3.12.1 Uji t
Uji statistik t dimaksudkan untuk menguji keberhasilan koefisien regresi secara
parsial. Uji t ini menggunakan tingkat kepercayaan 95% (α=5%) dan derajat
kebebasan dk= (n –k -1) dimana k= jumlah regresi. Dimana t tabel diperoleh dari
daftar tabel distribusi t dengan α= 0,05
Kriteria uji adalah sebagai berikut:
Tolak H jika t ≥ t db = (n –k -1)
Tolak H jika t ≤ t db = (n –k -1)
Apabila H ditolak berarti diagram jalur tidak mengalami perubahan, tetapi
apabila H diterima, maka perlu diadakan perhitungan baru mengenai koefisien
jalur dengan menghilangkan jalur yang tidak mempunyai arti. Pengujian
hipotesis maupun perhitungan-perhitungan dalam penelitian ini menggunakan
bantuan program SPSS 16.
3.12.2 Uji f
Pengujian hipotesis yaitu dengan menggunakan uji f, pada tingkat kepercayaan
95% (5%), dengan derajat kebebasan df (k-1) (n-k).
Jika f hitung ≤ tabel maka H diterima, dan H ditolak,
Jika f hitung ≥ tabel maka H ditolak, dan H diterima.
Dengan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
55
H 1 : Efikasi diri berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa
untuk berwirausaha.H 1 : Efikasi diri tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa
untuk berwirausaha.H 2 : Sikap berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha.H 2 : Sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa
untuk berwirausaha.H 3 : Norma subyektif berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa
untuk berwirausaha.H 3 : Norma subyektif tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
mahasiswa untuk berwirausaha.H 4 : Efikasi diri, sikap dan norma subyektif secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha.H 4 : Efikasi diri, sikap dan norma subyektif secara simultan (bersama-sama)
tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha.
82
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis, mengenai efikasi diri, sikap
dan norma subyektif yang mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha (studi pada mahasiswa di Bandar Lampung). Dapat diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Pengaruh Secara Parsial dan Simultan
1. Dapat disimpulkan bahwa variabel yang pertama yaitu efikasi diri (X1)
secara parsial berpengaruh terhadap keputusan berwirausaha mahasiswa di
Bandarlampung. Hal ini ditunjukkan melalui hasil perhitungan uji t, dan
didapat hasil pembulatan (3,5%) variabel efikasi diri mempengaruhi
keputusan berwirausaha mahasiswa di Bandar Lampung. Ada pernyataan
yang memiliki keragu-raguan paling besar adalah (Saya memiliki
keyakinan diri untuk memulai wirausaha) yaitu sebanyak 20% menjawab
ragu-ragu, faktor yang membuat ragu seperti pengalaman masa lalu yang
dialami mereka saat berwirausaha mereka pernah bangkrut susah dalam
mengembangkan usaha dan juga tidak ada modal. Faktor berikut membuat
responden ragu apakah dia yakin untuk memulai usaha lagi. Berdasarkan
83
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan
efikasi diri terhadap keputusan berwirausaha. Jadi, mahasiswa yang
mempunyai tingkat efikasi diri atau kepercayaan diri yang tinggi akan
mendorong keputusan untuk berwirausaha, karena mahasiswa akan
semakin yakin dengan kemampuanya dan akan hilang rasa takut ketika
membuka usaha.
2. Variabel yang kedua yaitu sikap (X2) pada variabel ini didapatkan hasil
perhitungan uji t yaitu (2,5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
terdapat pengaruh signifikan sikap terhadap keputusan mahasiswa
berwirausaha. Ada pernyataan yang paling banyak keragu-raguan adalah
pernyataan ketiga yaitu (Saya mampu mengajak orang lain untuk
berwirausaha) sebanyak 10% menjawab rau-ragu ,yang membuat orang
lain menolak untuk ikut berwirausaha karena mereka tidak cukup modal,
adanya pengalaman masa lalu saat berwirausaha mereka bangkrut, ajakan
responden kurang menarik dan tidak bisa meyakinkan orang untuk ikut
berwirausaha dan juga kurang adanya minat berwirausaha, mereka lebih
memilih bekerja.
3. Variabel independen terakhir adalah norma subyektif (X3), melalui
perhitungan uji t, didapat hasil sebesar (2,2%). Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan secara parsial terdapat pengaruh signifikan norma
subyektif terhadap keputusan berwirausaha hipotesis ketiga diterima. Ada
pernyataan yang dijawab ragu-ragu paling besar adalah item (Para dosen
mendukung saya untuk berwirausaha) yaitu sebesar 20% menjawab ragu-
84
ragu, yang membuat ragu adalah kurangnya dukungan dosen untuk
membuat mahasiswa mau berwirausaha. Karena dalam mata kuliah
kewirausahaan dosen lebih suka memberikan teori dari pada peraktik. Jadi,
jika norma subyektif atau dukungan lingkungan sekitar kuat maka
mahasiswa akan semakin yakin untuk berani berwirausaha.
4. Melalui perhitungan uji F dapat disimpulkan bahwa efikasi diri, sikap dan
norma subyektif secara simultan berpengaruh terhadap keputusan
berwirausaha mahasiswa di Bandar Lampung. Koefisien determinasi
39,4% variabel efikasi diri, sikap dan norma subyektif dapat menjelaskan
variabel keputusan berwirausaha, sisanya disebabkan faktor lain. Semakin
tinggi pengaruh efikasi diri, sikap dan norma subyektif maka akan
semakin besar tingkat keputusan mahasiswa untuk berwirausaha,
begitupun sebaliknya.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh, maka
saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan uraian kesimpulan dari ketiga variabel X ada beberapa masalah
atau keragu-raguan dalam item pernyataan dalam kuesioner yang memiliki
tingkat keraguan paling besar adalah pada variabel sikap yaitu (Saya mampu
mengajak orang lain untuk berwirausaha) sebanyak 10 % untuk bisa membuat
mahasiswa tidak ragu sebaiknya dalam mengajak mahasiswa lain
berwirausaha dengan meyakinkan orang itu melalui ajakan yang menarik juga
85
mampu memberi bukti keberhasilan kita dalam berwirausaha, supaya
mahasiswa lain tertarik mengikuti kita berwirausaha. Dan dapat menciptakan
semakin banyak wirausahawan muda untuk mengurangi angka pengangguran
dan meningkatkan lapangan kerja baru dari para wirausahawan muda.
2. Penelitian ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan dengan menambahkan
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha. Karena dapat di lihat dari nilai koefisien determinasi bahwa
39,4% memberi pengaruh terhadap variabel efikasi diri, sikap dan norma
subyektif terhadap keputusan berwirausaha mahasiswa di Bandarlampung
sedangkan sisanya 60,6% sisanya disebabkan oleh faktor-faktor lain.
86
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Arikunto, Suharsini. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Basrowi & Soenyono. 2007. Metode Analisisn Data Sosial. Kediri: PustakaUtama.
Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial, Dasar-Dasar dan Aplikasi.Jakarta: Rajawali Pers.
Feldman, R.S. (2012). Pengantar Psikologi: Understanding Psychology edisi 10,Terjemahan Petty Gina Gayatri, Putri Nurdina Sofyan. Jakarta: SalembaHumanika.
Hardjanto, Imam & Amirullah. 2005. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hikmat, DR. Mahi M. 2011. Metode Penelitian: Dalam Perspektif IlmuKomunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Schumpeter, Joseph A. 2012. Capitalism Socialisme & Democracy. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Kasmir. 2011. Kewirausahaan. (edisi revisi). Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Kerlinger. 2001. Psikologi Komunikasi Remaja. Bandung: Rosdakarya
King, L., A. (2012). Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif Buku 2.Jakarta: Salemba Empat.
Kristiansen, S., & Indarti, N., 2003. Determinants of Entrepreneurial Intention:The Case of Norwegian Students. International Journal of BusinessGadjah Mada.
Leornardus, Saiman. 2009. Kewirausahaan: Teori, Praktek, dan Kasus-Kasus.Jakarta. Salmenba Empat.
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat
87
Martono, Nanang. 2016. Metode Penelitian Sosial: Konsep-Konsep Kunci.Jakarta: Rajawali Pers.
Metteson, Ivancevich, dan Konopaske. 2006. Perilaku Manajemen danOrganisasi. Alih Bahasa Gina Gania. Jakarta: Erlangga.
Notoatmodjo S, 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu PerilakuKesehatan. Jakarta: Rineke Cipta.
Priyatno, Azwar. 2010. Paham Analisis Statistika Data dengan SPSS.Yogyakarta: MediaKom.
Siagian. 1997. Teori dan Peraktek Pengambilan Keputusan. Jakarta:PT. Toko Gunung Agung.
Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofiyan 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta.LP3ES.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna & Endrayanto, Poly. 2012. Stastistika untuk Penelitian,Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suyanto, Bagong & Sutinah. 2011. Metode Penelitian Sosial: Berbagai AlternatifPendekatan. Jakarta: Perenada Media Group.
Tempo. 2013. Kelas Menengah Indonesia akan Melonjak 25%. Tersedia diwww.tempo.com. Diakses pada 20 Oktober 2017.
Timmson, J.A. 1994. New Venture Creation: Entrepreneur for the and MediumEntrepsi and Breakthroungh, Greece.
Triton. 2005. SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Terapan. Yogyakarta: ANDI.
Uma, Sekaran 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Edisi 4. Jakarta.Salemba 4.
Umar, Husein. 2002. Metode Riset Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Jurnal:
Andika Manda & Iskandarsyah Madjid. (2012). “Analisis Pengaruh Sikap, NormaSubyektif dan Efikasi Diri terhadap Intensi Berwirausaha pada MahasiswaFakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (Studi Pada Mahasiswa FakutasEkonomi Universitas Syiah Kuala. Jurnal Ilmiah Mahasiswa EkonomiAkuntansi. 1(1). Tersedia di http://eprints.ums.ac.id/NASKAH%20PUBLI
88
ASI-bentar%20soraya.pdf. Diakses pada 27 Desember 2017.Astuti and Martdianty (2012). “Students” Entrepreneurial Intentions By Using
Theory Of Planned Behavior” The Case in Indonesia. The South EastAsian Journal Management. Vol. 06, 65-142
Bandura, A. (2006). Guide For Construting Self- Efficacy Scales. In F. Pajares, &T. Urdan(Eds.) Self- Efficacy Beliefs of Adolescents, 5, 307-337. Greenwich,CT: Information Age Publishing.
Burhanudin. 2015. Aplikasi Theory of Planned Behavior pada Intensi Mahasiswauntuk Berwirausaha. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. 6(1): 60-72. Tersedia di(Online). Diakses pada 11 Desember 2017.
Cahyadi, Luh Diah Citraresmi. 2014. Analisis Faktor yang MempengaruhiPenyerapan Tenaga Kerja Industri Kreatif di Kota Denpasar. E-JurnalEkonomi Dan Bisnis Universitas Udayana. Bali. Diakses pada 14 Desember2017.
Hidayah, Tamriati. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat atauItensi Kewirausahaan Mahasiswa STIE Mandala Jember. Jurnal Jember.(Online). Diakses pada 15 Desember 2017.
Ijzen, I. (2006). Bhavioral Intervension Based on the Theory of Planned Behavior.Tersedia di: http://www-unix.oit.umass.edu/~aizen/pdf/tpb.intervention.pdfdiakses pada 12 maret 2018.
Islamylia & Evi Mutia. 2016. Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, KontrolPerilaku, Motivasi Spiritual terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi dalamMemilih Konsentrasi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi UniversitasSyiah Kuala. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi. 1(1). (Online).Diakses pada 27 Desember 2017.
Prianto, Agus. 2015. Urgensi Penguatan Budaya Wirausaha untuk MeningkatkanDaya Saing Indonesia di Era MEA. Jurnal Ekonomi. 11(1). (Online).Diakses pada 01 Januari 2018.
Rahardjo, Bambang. Negara Asean Beserta Jumlah Penduduk. Bloger. Tersediahttp://Sukasosial.blogspot.com/2015/12/negara-asean-beserta-jumlah-penduduk.html?m=1. Diakses pada 03 Oktober 2017.
Rasul, Djuharis. 2013. Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Ekonomi Kreatif, danKewirausahaan dalam Belajar Aktif di SMK. Jurnal Pendidikan danKebudayaan. 19(1).(Online). Diakses pada 14 Januari 2018.
Rosmiati, Munawar & Junias, Donny Teguh Santosa. 2015. Sikap, Motivasi, danMinat Berwirausaha Mahasiswa. Jurnal NTT. 17(1). (Online). Diakses pada14 Januari 2018.
89
Satria, Dias and Ayu Prameswari. 2011. Strategi Pengembangan Industri Kreatifuntuk Meningkatkan Daya Saing Pelaku Ekonomi Lokal. Jurnal AplikasiManajemen. Malang. 9(1). (Online). Diakses pada 25 Januari 2018.
Wijaya, Untung Teddy. 2014. Pengetahuan Kewirausahaan dan Konsep DiriTerhadap Minat Berwirausaha. Jurnal Yogyakarta. 2( 2). (Online). Diaksespada 19 Januari 2018.
Sumber Lain:
BPS. 2013. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Tersedia di www.bps.co.id.Diakses pada 11 Desember 2017.
Matacorpora. 2014. Gambaran Perekonomian Indonesia 2004-2016. Tersedia dihttp://matacorpora.com/index.php?route=product/category&path=65_103.Diakses pada 05 Oktober 2017.