efektivitas penyerapan logam timbal (pb) pada daun

90
EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN FLAMBOYAN, MAHONI, DAN PINUS SERTA KORELASINYA TERHADAP PENCEMARAN TANAH DI KAWASAN INDUSTRI DAUR ULANG AKI BEKAS SKRIPSI RIBBIALIF WIGA FATHULLAH PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1442 H

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb)

PADA DAUN FLAMBOYAN, MAHONI, DAN PINUS

SERTA KORELASINYA TERHADAP PENCEMARAN TANAH

DI KAWASAN INDUSTRI DAUR ULANG AKI BEKAS

SKRIPSI

RIBBIALIF WIGA FATHULLAH

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1442 H

Page 2: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

i

EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb)

PADA DAUN FLAMBOYAN, MAHONI, DAN PINUS

SERTA KORELASINYA TERHADAP PENCEMARAN TANAH

DI KAWASAN INDUSTRI DAUR ULANG AKI BEKAS

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

RIBBIALIF WIGA FATHULLAH

NIM 11160960000030

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/ 1442 H

Page 3: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

ii 

EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb)

PADA DAUN FLAMBOYAN, MAHONI, DAN PINUS

SERTA KORELASINYA TERHADAP PENCEMARAN TANAH

DI KAWASAN INDUSTRI DAUR ULANG AKI BEKAS

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh RIBBIALIF WIGA FATHULLAH

NIM 11160960000008

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hendrawati, M.Si Edy Junaidi, S.P, M.Si NIP. 19720815 200312 2 001 NIP. 19750628 200112 1 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kimia

Dr. La Ode Sumarlin, M.Si NIP. 19750918 200801 1 007

Page 4: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

iii 

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Penyerapan Logam Timbal (Pb) pada Daun

Flamboyan, Mahoni, dan Pinus serta Korelasinya terhadap Pencemaran

Tanah di Kawasan Industri Daur Ulang Aki Bekas” telah diuji dan dinyatakan

LULUS pada Sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jum’at 27 November 2020. Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia.

Menyetujui, Penguji I

Nurhasni, M.Si NIP. 19740618 200501 2 005

Penguji II

Dr. Sandra Hermanto, M.Si NIP. 19750810 2005011 005

Pembimbing I

Dr. Hendrawati, M.Si NIP. 19720815 200312 2 001

Pembimbing II

Edy Junaidi, S.P, M.Si NIP. 19750628 200112 1 003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M. Env.Stud NIP. 19690404 200501 2 005

Ketua Program Studi Kimia

Dr. La Ode Sumarlin, M.Si NIP. 19750918 200801 1 007

Page 5: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

iv

PERNYATAAN DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH HASIL

KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, November 2020

Ribbialif Wiga Fathullah 11160960000008

Page 6: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

v

©Hak Cipta Milik UIN, Tahun 2020 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau

menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan UIN.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulisan

ini dalam bentuk apapun tanpa izin UIN dan Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kualitas Laboratorium Lingkungan - Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan (P3KLL - KLHK) Serpong.

Page 7: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

vi

ABSTRAK

RIBBIALIF WIGA FATHULLAH. Efektivitas Penyerapan Logam Timbal (Pb) dalam Daun Flamboyan, Mahoni, dan Pinus serta Korelasinya terhadap Pencemaran Tanah di Kawasan Industri Daur Ulang Aki Bekas. Dibimbing oleh HENDRAWATI and EDY JUNAIDI.

Industri daur ulang aki bekas banyak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia dengan komponen utama aki terbuat dari logam timbal (Pb). Tanaman flamboyan, mahoni, dan pinus merupakan tanama non pangan yang digunakan untuk fitoremediasi logam berat Pb yang merupakan limbah B3 yang mencemari lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penyerapan logam Pb pada daun flamboyan, mahoni, dan pinus serta pengaruhnya terhadap tanah yang ditanami tanaman tersebut. Metode sampling menggunakan purposive sampling area pada titik lokasi di daerah Desa Kadu Tangerang yang merupakan Kawasan industri daur ulang aki bekas. Destruksi asam pada daun mengacu pada AOAC 975.03-2005 dan tanah pada APHA 3030H-2017 menggunakan HNO3 65 % dan HClO4 70 % . Quality Control yang dilakukan meliputi linearitas, calibration check solution (CCS), presisi, dan akurasi (standard reference material dan % Recovery Spike) dengan tujuan untuk menjamin mutu hasil pengujian yang valid menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil yang didapatkan bahwa setiap jenis daun memiliki hasil uji yang berbeda nyata dengan nilai Sig. 0,012 pada uji Anova lalu efektifitas penyerapan Pb terbaik pada daun flamboyan sebesar 2568.98 ppm, efisiensi penyerapan daunnya sebesar 62 % dan efektifitas penyisihan tanahnya sebesar 25 %. Uji korelasi Pearson pada kadar Pb daun dan tanah mempunyai hubungan yang positif (+) dengan derajat hubungan korelasi lemah. Kadar Pb pada tanah yang ditanami flamboyan,mahoni, dan pinus di kawasan peleburan aki sebesar 3040,53 - 3399,44 ppm sehingga masih melebihi ambang batas World Health Organization (WHO) yaitu sebesar 400 ppm. Kata Kunci : fitoremediasi, industri daur ulang aki, daun, flamboyan, mahoni, pinus

Page 8: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

vii

ABSTRACT

RIBBIALIF WIGA FATHULLAH. The Effectiveness of Lead Metal (Pb) Absorption on Flamboyant, Mahogany, and Pine Leaves and Its Correlation to Soil Pollution in Used Battery Recycling Industrial Areas. Supervised by HENDRAWATI and EDY JUNAIDI. The recycling industry of used batteries is widely practiced in various regions in Indonesia, with the main component of batteries made of lead (Pb) metal. Flamboyant plants, mahogany, and pine are non-food plants used for phytoremediation of heavy metal Pb, which is B3 waste that pollutes the environment. This study aims to analyze the absorption of Pb in flamboyant leaves, mahogany, and pine and its effect on the soil planted with these plants. The sampling method used a purposive sampling area at a location point in the area of Kadu Village, Tangerang, which is a used battery recycling industrial area. Acid digestion in leaves refers to AOAC 975.03-2005 and soil in APHA 3030H-2017 using HNO3 65% and HClO4 70%. Quality control includes linearity, calibration check solution (CCS), precision, and accuracy (standard reference material and% Recovery Spike) to ensure the quality of valid test results using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results obtained were that each type of leaf had significantly different test results from the Sig. 0.012 in the Anova test, then the best Pb absorption effectiveness in flamboyant leaves was 2568.98 ppm, the leaf absorption efficiency was 62% and the soil removal effectiveness was 25%. Pearson's correlation test on leaf and soil Pb levels has a positive (+) relationship with the degree of weak correlation. The Pb content in the soil planted with flamboyant, mahogany, and pine in the battery smelting area was 3040.53 - 3399.44 ppm so that it still exceeds the World Health Organization (WHO) threshold of 400 ppm. Keywords: soil, leaves, lead pollution, SSA, acidic destruction.

Page 9: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

viii

KATA PENGANTAR

Tidak ada kata yang paling indah selain puji dan rasa syukur kehadirat Allah

SWT, yang menentukan segala sesuatu atas kehendak-Nya, sehingga tidak ada

segelintir jiwa manusia bahkan sebutir debu pun yang lepas dari ketetapan Allah

SWT. Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini yang berjudul “Efektivitas Penyerapan Logam Timbal (Pb) pada

Daun Flamboyan, Mahoni, dan Pinus serta Korelasinya terhadap Pencemaran

Tanah di Kawasan Industri Daur Ulang Aki Bekas” yang disusun untuk memenuhi

mata kuliah Sidang Skripsi. Adanya bantuan dan partisipasi dalam penyusunan

skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada beberapa pihak sebagai berikut.

1. Dr. Hendrawati, M.Si selaku pembimbing I yang telah memberi wawasan,

ilmu, dan bimbingan dan kemudahan dalam penulisan.

2. Edy Junaidi, S.P, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberi wawasan,

bimbingan selama pelaksanaan penelitian dan kemudahan dalam penulisan.

3. Nurhasni, M.Si selaku penguji I dan Dr. Sandra Hermanto, M.Si selaku

penguji II yang telah memberikan wawasan ilmu pengetahuan dan

kemudahan dalam penulisan.

4. Dr. La Ode Sumarlin, M.Si. selaku Ketua Program Studi Kimia Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud. selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

ix

6. Bapak Munazat dan ibu Dewi, terimakasih yang tak terbatas atas doa yang

dihaturkan, pengorbanan, dan ketulusannya dalam membentuk kepercayaan

diri saya.

7. Staff laboratorium tanah Bu Siti, Mas Bro Hisyam, Bang Onig, Mba Endah,

Ka Ness dan Ka Riris yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya

selama analisa di laboratorium Tanah.

8. Aii yang selalu mendukung, menemani, dan mendoakan saya.

9. Teman-teman yang melakukan kegiatan penelitian di KLH Didik, Pipid,

May, Miya, Ibul, dan Angkatan 2016 yang selalu mengingatkan dan

memberikan semangat.

10. Pengurus DEMA FST 2019-2020 yang selalu menemani, mendukung dan

mendoakan dengan tulus untuk kelancaran penelitian saya.

11. Ketua HIMKA, HIMAFI, HIMATIKA, HIMBIO, HIMSI, HITAM, HMJ

Agribisnis, dan HIMTI 2019-2020 yang saling mengejek dalam kebaikan

agar bersemangat untuk segera menyelesaikan kuliah.

Dalam penulisan skripsi ini penulis berusaha untuk menyajikan yang terbaik

dan penuh kepercayaan diri, tetapi dengan penuh kesadaran bahwa tiada

kesempurnaan yang mutlak pada karya manusia. Penulis berharap adanya saran dan

kritik yang bersifat membangun guna memperoleh hasil yang lebih baik.

Tangerang Selatan, November 2020

Penulis

Page 11: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

x

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 5

1.3 Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 6 1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7

2.1 Pencemaran Daur Ulang Aki (Accumulator) .............................................. 7 2.2 Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ...................... 8 2.3 Logam Berat .................................................................................................. 8

2.4 Fitoremediasi Tanaman .............................................................................. 10 2.4.1 Flamboyan ........................................................................................ 12

2.4.2 Mahoni ............................................................................................. 13 2.4.3 Pinus ................................................................................................. 14

2.5 Tanah ........................................................................................................... 15 2.6 Destruksi Asam ........................................................................................... 17

2.7 Pengendalian Mutu (Quality Control) ....................................................... 18 2.6.1 Akurasi ............................................................................................. 19

2.6.2 Presisi ............................................................................................... 20 2.6.3 Linearitas Kurva Kalibrasi ............................................................... 20 2.6.4 Standar Tengah ................................................................................ 21

2.7 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) .................................................... 21 BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 33

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 33 3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 33

Page 12: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

xi

3.2.1 Alat ................................................................................................... 33 3.2.2 Bahan ............................................................................................... 33

3.3 Diagram Alir Penelitian ............................................................................. 34 3.4 Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel ................................................... 35

3.5 Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................... 36 3.5.1 Teknik Pengambilan Sampel Daun (Sukarsono, 1998) ................... 36 3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel Tanah (Scrimgeour, 2008) ................ 36

3.6 Preparasi Sampel ........................................................................................ 37 3.6.1 Preparasi Sampel Daun (AOAC 980.03 2005) ................................ 37

3.6.2 Preparasi Sampel Tanah ................................................................... 37 3.7 Pembuatan Larutan Uji Pb ........................................................................ 37

3.7.1 Pembuatan larutan baku standar 100 ppm ....................................... 37 3.7.2 Larutan Standar Pb ........................................................................... 37

3.8 Pembuatan Spike Sampel ........................................................................... 37 3.8.1 Pembuatan Spike Sampel Daun ....................................................... 37

3.8.2 Pembuatan Spike Sampel Tanah ...................................................... 38 3.9 Destruksi Asam pada sampel Daun dan Tanah ....................................... 38

3.9.1 Penentuan Kadar Timbal (Pb) pada Daun Secara Destruksi Asam (AOAC 975.03 2005) ..................................................................................... 38 3.9.2 Penentuan Kadar Timbal (Pb) pada Tanah Secara Destruksi Asam (APHA 3030 H 2017) ..................................................................................... 38

3.10 Penentuan Kadar Air Sampel Tanah ........................................................ 39

3.11 Analisis Pengukuran Logam Pb menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) .............................................................................................. 39

3.11.1 Analisis menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom-Nyala ..... 39 3.11.2 Penetapan Pengendalian Mutu ......................................................... 40

3.11.3 Pengukuran Ekstrak Sampel Daun dan Tanah dengan AAS ........... 41 3.12 Analisis Data ................................................................................................ 42

3.12.1 Konsentrasi Timbal dalam Daun dan Tanah .................................... 42 3.12.2 Penentuan Kadar Air ........................................................................ 42 3.12.3 Penentuan Bobot Kering .................................................................. 43

3.12.4 Efisiensi Serapan Pb ........................................................................ 43 3.12.5 Efektivitas Penyisihan Pb ................................................................ 43

Page 13: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

xii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 44 4.1 Hasil Penetapan Quality Control .............................................................. 44

4.5 Hasil Uji Kandungan Logam Pb yang Terserap dalam Daun dan Terakumulasi dalam Tanah serta Korelasi antar Kedua Variabel ................ 49

4.6 Perbandingan Kadar Penyerapan Daun terhadap Penurunan Kadar Logam Pb di Tanah ............................................................................................. 52 4.7 Perbandingan Akumulasi dan Efisiensi Serapan Logam Pb pada Setiap Jenis Daun ............................................................................................................. 55 4.8 Perbandingan kadar Pb dalam tanah dengan ambang batas World Health Organization (WHO) .............................................................................. 60 BAB V ................................................................................................................... 65

PENUTUP ............................................................................................................. 65 5.1 Simpulan ...................................................................................................... 65

5.2 Saran ............................................................................................................ 66 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68

LAMPIRAN .......................................................................................................... 72

Page 14: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Daur Ulang Aki Bekas ..............................................................7

Gambar 2. Daun Flamboyan ................................................................................13

Gambar 3. Daun Mahoni ......................................................................................14

Gambar 4. Daun Pinus ..........................................................................................15

Gambar 5. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA) di P3KLL-KLHK ..............21

Gambar 6. Mekanisme Spektrofotometri Serapan Atom ....................................22

Gambar 7. Bagan Alir Penelitian .........................................................................34

Gambar 8. Lokasi Pengambilan Sampel Sekitar Pabrik .......................................35

Gambar 9. Kurva Standar Pb pada Pengukuran Daun .........................................44

Gambar 10. Kurva Standar Pb pada Pengukuran Tanah ......................................45

Gambar 11. Grafik Penurunan Kandungan Pb dalam Tanah ...............................53

Gambar 12. Grafik Persentase Efektifitas Penyisihan Tanah ...............................54

Gambar 13. Grafik Efisiensi Serapan Pb pada Daun ...........................................59

Page 15: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengujian CRM sebagai Quality Control ......................................46

Tabel 2. Hasil Pengujian Recovery Spike Sampel ................................................47

Tabel 3. Hasil Pengujian RPD pada Sampel Daun dan Tanah ..............................48

Tabel 4. Hasil Pengujian CCS pada Kurva Standar Daun dan Tanah ...................49

Tabel 5. Hasil Pengujian Kandungan Logam pada Daun dan Tanah ....................50

Tabel 6. Hasil Uji Korelasi Pearson dari aplikasi SPSS........................................52

Tabel 7. Hasil Output Uji ANOVA Satu Arah dengan SPSS ...............................56

Tabel 8. Hasil Uji Lanjut Post Hoc Test ...............................................................56

Tabel 9. Hasil Uji Lanjut Tukey HSD ...................................................................57

Tabel 10. Efisiensi Serapan Pb pada Daun Flamboyan, Mahoni, dan Pinus ........59

Page 16: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan pembuatan larutan standar campuran logam Pb 100 ppm ...... 72

Lampiran 2. Perhitungan pembuatan deret standar kurva kalibrasi 0.2 ppm, 5 ppm, 10

ppm, 15 ppm, 20 pmm ..................................................................................................... 72

Lampiran 3. Perhitungan Spike Pb untuk Sampel Daun dan Tanah ............................... 72

Lampiran 4. Perhitungan Kadar Air pada Tanah ............................................................ 74

Lampiran 5. Worksheet Perhitungan Sampel Tanah ...................................................... 75

Lampiran 6. Worksheet Perhitungan Sampel Daun ........................................................ 76

Lampiran 7. Perhitungan % Recovery SRM pada Pengukuran Daun dan Tanah ........... 77

Lampiran 8. Perhitungan % Recovery Spike Sampel Daun dan Tanah .......................... 77

Lampiran 9. Perhitungan % RPD ................................................................................... 78

Lampiran 10. Perhitungan % CCS pada Pengukuran Sampel Daun dan Tanah ............. 78

Lampiran 11. Perhitungan Kadar Air pada Sampel Tanah (SNI 06-6992.3-2004) ......... 78

Lampiran 12. Perhitungan Konsentrasi Logam Pb pada Daun dan Tanah (SNI 06-

6992.3-2004) .................................................................................................................... 79

Lampiran 13. Perhitungan Efisiensi Serapan Pb pada Daun (Hardiani, 2009) ............... 79

Lampiran 14. Perhitungan Efektivitas Penyisihan pada Tanah (Khoiriyah, 2015) ......... 79

Lampiran 15. Hasil Uji dari Aplikasi SPSS .................................................................... 79

Lampiran 16. Certificate of Analysis CRM ERA ........................................................... 81

Lampiran 17. Control Chart Akurasi dan Presisi Montana Soil P3KLL ......................... 82

Lampiran 18. Control Chart Akurasi dan Presisi Tanah P3KLL .................................... 83

Lampiran 19. Control Chart Akurasi dan Presisi Daun P3KLL..................................... 84

Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian ........................................................................... 85

Page 17: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Allah SWT menciptakan alam dengan segala keindahan dan keistimewaan.

Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi terus diciptakan manusia untuk

menunjang kehidupan. Namun, dari hasil penemuan itu banyak yang telah

melampaui batas dalam penerapannya. Salah satu teknologi tersebut ialah proses

peleburan aki bekas yang asapnya dapat menyebabkan pencemaran udara yang

melebihi ambang batas dan berbahaya untuk lingkungan terutama tempat tinggal

masyarakat. Allah SWT jelas menegaskan dampak yang akan ditimbulkan bila

manusia berbuat kerusakan, telah disebutkan pada QS Ar-Rum/30: 41:

هم اس� ل�ذ�ق

�دى الن

� اسبت

�بحر� بما ك

� وال �ب

� ال

ساد �فف

�هر ال

� ظ

هم يرجعون

�عل

�وا ل

�ذي ع مل

� بعض ال

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (Kementrian Agama, 2015).

Menurut Shihab (2001), ayat tersebut menerangkan bahwa campur tangan

manusia telah mengakibatkan kerusakan yang terjadi di daratan dan lautan. Ayat

ini sejalan dengan kondisi perkembangan zaman ini. Kerusakan yang terjadi di

daratan adalah akibat dari perbuatan manusia, seperti bahaya asap dari zat-zat hasil

pembakaran pabrik yang dominan digunakan manusia untuk bernafas dalam

menjalani kehidupan sehari-hari.

Industri daur ulang aki bekas telah banyak dilakukan dan tersebar di berbagai

tempat di Indonesia. Komponen aki sampai detik ini masih berbahan utama logam

Page 18: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

2

timbal (Pb). Aki yang sudah rusak didaur ulang dan dileburkan kembali untuk

mengambil kembali logam timbal murni. Proses daur ulang aki bekas ini jika tidak

diatur dengan penggunaan teknologi yang tepat maka akan berdampak buruk

terhadap lingkungan dan kesehatan mahluk hidup, karena logam timbal pada

dasarnya dipisahkan dengan proses peleburan, sehingga disamping menghasilkan

logam timbal murni, juga menghasilkan sisa peleburan yang berdampak buruk

terhadap lingkungan dan aktivitas manusia yaitu limbah B3 (bahan berbahaya dan

beracun) seperti partikulat debu timbal. Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari

akan diserap, disimpan dan kemudian ditampung dalam darah. Maka dari itu Pb

dapat menghambat pendengaran, pertumbuhan otak, serangan jantung, keguguran,

gangguan sistem reproduksi, kecacatan pada janin, atau bahkan dapat menimbulkan

kanker (Ebadi et al., 2005).

Aktifitas di tanah disebabkan oleh pengaruh kegiatan manusia atau mahluk

hidup lainnya. Ketika permukaan tanah telah tercemar suatu zat berbahaya atau

beracun, maka ia dapat menguap atau tersapu air hujan dan masuk ke dalam tanah.

Pencemaran yang masuk ke dalam tanah mengendap sebagai zat kimia beracun

yang dapat terpapar langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat

mencemari air tanah dan udara di sekitarnya. Pencemaran logam timbal (Pb)

menjadi masalah penting karena saat terakumulasi di tanah dapat menyebar ke

daerah sekitarnya melalui air, angin, dan penyerapan oleh tumbuhan (Chaney et al.,

1998).

Pencemaran udara di kawasan industri, khususnya kawasan Industri Desa

Kadu di daerah Kabupaten Tangerang terindikasi adanya kontaminasi logam berat

jenis timbal (Pb) yang sudah sangat memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan

Page 19: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

3

ditemukannya kadar timbal yang tinggi pada udara ambien seperti di beberapa titik

di Desa Kadu yang kadarnya bisa mencapai 3,66 μg/m3 per 24 jam dikarenakan

adanya pencemaran pabrik peleburan aki bekas (Mukhtar et al., 2014). Hasil

tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi Pb telah melampaui baku mutu sesuai PP

No 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara yaitu 2 μg/m3 per 24

jam. Berbagai sumber paparan timbal dapat terserap kedalam tubuh melalui jalur

pencernaan, pernapasan, dan kontak dengan kulit, hal ini ditandai dengan data

penelitian bahwa kadar timbal dalam darah pada anak sekolah di sekitar kawasan

industri Kadu tersebut yang mencapai rata-rata 39,18 μg/dL, sementara ambang

batas kadar timbal dalam darah menurut World Health Organization (WHO)

mengisyaratkan hanya 5 μg/dL (Budiyono et al., 2016). Pemukiman yang berada di

sekitar kawasan industri tersebut, juga ditemukan timbal pada lantai-lantai rumah

masyarakat di sekitarnya, hal ini ditandai dengan hasil penelitian kadar timbal rata-

rata pada debu lantai rumah bervariasi antara 442 – 558 μg/ft2, sedangkan pada

tanah berkisar 505 – 5066 μg/ft2 (Bobu et al., 2013) .

Penanaman pohon merupakan salah satu bentuk solusi alternatif terhadap

pencemaran udara akibat logam timbal. Walaupun saat ini dalam pemulihan

pencemaran udara dan tanah belum banyak menerapkan teknologi fitoremediasi,

namun diharapkan kedepan akan menjadi teknologi pembersih lingkungan yang

potensial dengan disokong oleh keanekaragaman hayati tanaman di Indonesia,

sehingga program pembangunan yang bekelanjutan (sustainable development)

dapat tercapai. Fitoremediasi tanaman lebih unggul karena tanaman lebih tahan

lama dibandingkan mikroorganisme pada kontaminan yang cukup tinggi dan

Page 20: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

4

mampu menyerap toksitas logam berat jauh lebih efisien tanpa merusak

pertumbuhan dari tanaman (Irawanto, 2010).

Beberapa jenis pohon yang mampu menyerap timbal yaitu pinus sebesar

700.8 ppm, flamboyan sebesar 168.1 ppm, dan mahoni sebesar 30.77 ppm

(Hindratmo et al., 2019). Fitoremediasi tanaman pangan dapat menyebabkan

pencemaran logam berat akan lebih berbahaya bagi manusia karena logam berat

yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat membahayakan tubuh dan

menyebabkan toksisitas kronis sehingga dapat merusak fungsi organ hati, ginjal,

dan kerapuhan tulang (Ratnawati & Fatmasari, 2018). Oleh dari itu ada penelitian

ini, peneliti memilih tanaman Flamboyan, Mahoni, dan Pinus karena tidak menjadi

sumber pangan di kalangan masyarakat, sehingga dapat menjadi solusi alternatif

dalam meminimalisir dan menjadi bahan rekomendasi untuk jenis tanaman yang

berpotensi menyerap timbal dari pencemaran udara sebagai buffer alami. Dengan

begitu, penelitian ini mampu menyajikan data pembuktian untuk

merekomendasikan tanaman yang dapat digunakan dalam tindakan

penanggulangan dampak pencemaran timbal, khususnya di sekitar lokasi peleburan

aki bekas, karena penelitian yang ada sampai saat ini masih banyak menilai sumber

pencemaran logam berat dari kendaraan bermotor padahal bensin yang

mengandung timbal untuk kendaraan telah dihentikan penggunaannya di Indonesia

secara keseluruhan sejak tahun 2006 (Alifandi, 2010)

Pada penelitian ini pengambilan contoh uji dilakukan dengan metode

Purposive Sampling yang pemilihan titik lokasi sesuai dengan pengetahuan yang

dimiliki oleh peneliti. Analisis sampel di laboratorium menggunakan metode

destruksi asam pada daun yang mengacu pada AOAC 975.03-2005 dan tanah pada

Page 21: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

5

APHA 3030H-2017 menggunakan instrumen Spektrofotometri Serapan Atom

Nyala (SSA). Data hasil uji dianalisis untuk mengukur kandungan Pb pada masing-

masing daun dan tanah, uji korelasi Pearson pada variable daun dan tanah, nilai

efisiensi serapan daun, nilai efektivitas penyisihan tanah, menentukan beda nyata

rata-rata penyerapan Pb pada masing-masing daun menggunakan uji ANOVA satu

arah, dan akumulasi Pb dalam tanah dibandingkan dengan ambang batas yang

ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yaitu sebesar 400 ppm.

Dengan demikian, penelitian untuk mengidentifikasi efektivitas penyerapan

kadar timbal pada daun flamboyan, mahoni, dan pinus serta pengaruhnya terhadap

tanah di kawasan industri peleburan aki bekas di Desa Kadu, Kabupaten Tangerang

ini perlu dilakukan. Selain itu, penelitian yang membahas konsentrasi timbal pada

daun dan tanah berdasarkan sumber pencemar selain kendaraan tranportasi seperti

industri peleburan aki bekas masih belum banyak dilakukan dan dikaji secara

mendalam.

1.2 Perumusan Masalah

1. Daun manakah (flamboyan, mahoni, dan pinus) yang paling efektif menyerap

logam timbal (Pb) sehingga mempengaruhi kadar yang terakumulasi didalam

tanah.

2. Apakah ada keterkaitan antara kadar timbal (Pb) yang terserap di daun dengan

yang terakumulasi di tanah yang di tanami tanaman penyerap logam tersebut.

3. Membandingkan kadar Pb dalam tanah di kawasan industri daur ulang aki

bekas yang ditanami tanaman flamboyan, mahoni, dan pinus dengan ambang

batas yang ditetapkan World Health Organization (WHO).

Page 22: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

6

1.3 Hipotesis Penelitian

1. Kandungan limbah pencemaran berupa debu timbal (Pb) yang terserap oleh

daun memiliki perbedaan dan mempengaruhi akumulasi pada tanah yang

berada di kawasan pabrik peleburan aki bekas.

2. Data yang dihasilkan terdapat korelasi antara kandungan logam timbal (Pb)

pada daun dan tanah di kawasan industri daur ulang aki bekas.

3. Kadar Pb dalam tanah di kawasan industri daur ulang aki bekas bekas yang

ditanami tanaman flamboyan, mahoni, dan pinus telah melewati ambang

batas yang ditetapkan World Health Organization (WHO).

1.4 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis efektivitas penyerapan kadar logam timbal (Pb) pada daun

flamboyan, mahoni, dan pinus serta pengaruhnya terhadap tanah yang

ditanami tanaman tersebut.

2. Mengidentifikasi hubungan antara kadar logam timbal (Pb) pada daun dan

tanah yang berada di Kawasan industri peleburan aki bekas.

3. Mengetahui kadar Pb dalam tanah di kawasan industri daur ulang aki bekas

bekas yang ditanami tanaman flamboyan,mahoni, dan pinus terhadap ambang

batas yang ditetapkan World Health Organization (WHO).

1.5 Manfaat Penelitian

Mengetahui efisiensi penyerapan daun Flamboyan, Mahoni, dan Pinus dalam

menyerap pencemaran logam timbal (Pb) di udara dan tanah, serta menganalisa

hubungan konsentrasi Pb antara tanah dan daun. Penelitian ini juga sebagai

pembuktian data bahwa pabrik peleburan aki bekas sangat mencemari lingkungan.

Page 23: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

7

Tanaman penyerap yang memiliki efesiensi penyerapan yang baik diharapkan bisa

menjadi solusi alternatif bagi pengusaha, pemerintah maupun masyarakat setempat

untuk meminimalisir masalah pencemaran lingkungan akibat debu timbal (Pb) yang

efeknya sangat membahayakan bahkan dapat meyebabkan kematian. Selain itu,

penelitian ini akan penulis rekomendasikan untuk Dinas Lingkungan Hidup dan

Kehutanan (DLHK) Kabupaten Tangerang sebagai landasan/bahan kajian untuk

menjalankan PERDA Kab.Tangerang No. 02 tahun 2010, pasal 44 tentang

Pemulihan pencemaran terkhusus untuk menangani pabrik peleburan aki bekas

yang mencemari lingkungan.

Page 24: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Daur Ulang Aki (Accumulator)

Accumulator atau Aki adalah komponen penyuplai energi dalam kendaraan

bermotor. Sampai saat ini komponen utamanya masih terbuat dari logam timbal

(Pb) dan belum ada alternatif yang mampu menggantikannya. Sebagai penyuplai

energi listrik, didalam aki timbul reaksi kimia sebagai berikut :

Anoda : Pb(s) + SO42- (aq) → PbSO4(s) + 2e-

Katoda : PbO2(s) + 4H+(aq) + SO4

2-(aq) + 2e- → PbSO4(s) + 2H2O(l)

Reaksi Sel : Pb(s) + PbO2(s) + 2H2SO4(aq) → 2PbSO4(s) + 2H2O(l)

Berikut skema cemaran dan daur ulang aki bekas pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Daur Ulang Aki Bekas (Sumber : Suseno & Hadi, 2014)

Daur ulang aki bertujuan untuk mengambil logam timbal (Pb) murni dan

plastik box, untuk dimanfaatkan kembali. Proses daur ulang dapat dilakukan oleh

Page 25: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

8

masyarakat dengan skala rumah tangga, industri kecil bahkan industri besar.

Teknologi yang digunakan juga bermacam-macam dari yang sangat sederhana

hingga teknologi tinggi, tetapi logam timbal pada dasarnya dipisahkan dengan

proses peleburan, sehingga disamping menghasilkan logam timbal murni, juga

menghasilkan sisa peleburan yang berdampak buruk terhadap lingkungan dan

aktivitas manusia (Athanasius & Bayuseno, 2009).

2.2 Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014,

limbah B3 merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan

berbahaya dan beracun karena sifat atau konsentrasinya, baik secara langsung

maupun tidak langsung dapat mencemari lingkungan. Resiko yang ditimbulkan

oleh limbah B3 yang secara langsung dibuang ke lingkungan memiliki dampak

yang sangat besar dan dapat bersifat akumulatif, sehingga dampak tersebut akan

berkelanjutan mengikuti proses pengangkutan (sirkulasi) alam dan jaring-jaring

rantai makanan. Melihat banyaknya hasil limbah B3 di industri yang cukup besar

dapat berdampak negatif bagi lingkungan sehingga untuk menghindari terjadinya

dampak akibat limbah B3 diperlukan suatu sistem pengelolaan yang terintegrasi

dan berkesinambungan.

2.3 Logam Berat

Menurut Palar (2004), Logam berat merupakan golongan logam dengan

kriteria yang sama dengan logam-logam yang lain. Perbedaanya terletak dari

pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini terakumulasi di dalam tubuh dalam

jumlah yang berlebih, karena dapat menimbulkan efek buruk terhadap fungsi tubuh.

Page 26: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

9

Pencemaran logam berat terhadap alam lingkungan merupakan suatu proses yang

erat kaitannya dengan penggunaan logam tersebut dalam aktivitas kehidupan

manusia.

Menurut Darmono (2001), faktor yang mempengaruhi logam berat masuk ke

dalam zat pencemar adalah karena adanya sifat-sifat logam yang sulit untuk terurai

(non degradable) dan mudah diabsorbsi.

Timbal (Pb)

Timbal adalah jenis logam yang lunak dan berwarna coklat kehitaman, serta

mudah dimurnikan. Dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum, dan logam ini

disimbolkan dengan Pb. Logam ini termasuk ke dalam golongan IVA pada tabel

periodik unsur kimia, selanjutnya mempunyai nomor atom 82 dengan bobot atau

berat atom 207,2 (Musriadi, 2014). Menurut Darmono (2001), produksi baterai

pada kendaraan bermotor merupakan penggunaan timbal dalam jumlah yang paling

besar saat ini. Pb merupakan salah satu logam berat yang sangat berbahaya bagi

makhluk hidup karena bersifat karsinogenik, dapat menyebabkan mutasi, terurai

dalam jangka waktu yang lama dan toksisitasnya yang tidak berubah (Yudha et al.,

2013).

Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap, disimpan dan

kemudian ditampung dalam darah. Komponen Pb organik misalnya tetraethil Pb

dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit. Pb organik dapat terabsorbsi melalui

saluran pencernaan dan pernafasan. Pb yang terhisap atau tertelan tidak semuanya

akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira 5-10% dari jumlah yang tertelan akan

diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan kira-kira 30% dari jumlah yang terhisap

Page 27: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

10

melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan dan beberapa ada yang

tertinggal di dalam tubuh tergantung ukuran partikel-partikelnya (BPLH, 2008).

Akumulasi Pb pada anak-anak usia <12 tahun dapat mengakibatkan penurunan IQ,

menghambat pendengaran, pertumbuhan otak, kecacatan, gagap, dan

kecenderungan tempramental. Sedangkan pada orang dewasa dapat menyebabkan

penyakit seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung, kerusakan paru-paru,

keguguran, gangguan sistem reproduksi, kecacatan pada janin, atau bahkan dapat

menimbulkan kanker (Ebadi et al., 2005).

2.4 Fitoremediasi Tanaman

Fitter (1991) dan Arisandi (2001) menyatakan bahwa tumbuhan mampu

menyerap ion-ion dari lingkungannya melalui dua sifat penyerapan ion, yaitu faktor

konsentrasi (kemampuan tumbuhan dalam mengakumulasi ion sampai tingkat

konsentrasi tertentu) dan perbedaan kuantitatif akan kebutuhan hara yang berbeda

pada setiap jenis tumbuhan.

Menurut Aiyen (2005) dari beberapa jenis tanaman yang telah ditemukan dan

dapat digunakan sebagai tanaman hiperakumulator ternyata secara agronomi

termasuk dalam kriteria tanaman yang syarat tumbuhnya tidak membutuhkan

nutrisi tinggi dan mudah tumbuh, dengan demikian prospek fitoremediasi sesuai

untuk dikembangkan di Indonesia. Beberapa tanaman telah menunjukkan pola

respon terhadap kehadiran konsentrasi logam yang tinggi dalam tanah. Kebanyakan

tanaman sensitif terhadap konsentrasi logam yang tinggi dan sebagian lain

mengalami resistensi, toleransi, dan akumulasi dalam jaringan akar hingga ke

Page 28: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

11

seluruh bagian tanaman seperti tunas, bunga, batang, dan daun (Muliadi et al.,

2013).

Hal ini berhubungan dengan konsentrasi pada media tanam yang juga tinggi

pada tanah. Pada media tanam menunjukan bahwa sifat logam berat lebih

cenderung mengendap. Sehingga dapat dijelaskan dari limbah pencemar yang

dipaparkan mengalami pengendapan di media tanam (tanah), kemudian dari media

tersebut pencemar diserap/diakumulasi oleh tumbuhan melalui akar dan

ditranslokasikan ke dalam tumbuhan melalui batang sampai ke daun. Menurut

Hardiani (2009) mekanisme penyerapan dan akumulasi logam berat oleh tumbuhan

terjadi pada 3 proses:

1. Penyerapan oleh akar

2. Translokasi logam dari akar ke bagian tumbuhan

3. Lokalisasi logam pada sel dan jaringan

Meskipun demikian respon tumbuhan terhadap logam berat untuk setiap jenis

tumbuhan sangat beragam dalam kemampuan tumbuhan toleran ataupun tidak

toleran terhadap keracunan unsur logam (Salisbury & Ross, 1995).

Menurut Raskin et al (1994) tumbuhan memiliki 3 strategi dasar untuk tumbuh pada

media tanam yang tercemar logam berat, yaitu:

1. Metal excluder, tumbuhan mencegah masuknya logam dari bagian aerial atau

menjaga agar konsentrasi logam tetap rendah dalam tanah

2. Metal indicator, tumbuhan mentoleransi keberadaan konsentrasi logam dengan

menghasilkan senyawa pengikat logam atau mengubah susunan logam dengan

menyimpan logam pada bagian yang tidak sensitif

Page 29: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

12

3. Metal accumulator, tumbuhan mengkonsentrat knsentrasi logam yang tinggi

pada bagian aerial tumbuhan, tumbuhan ini menyerap kadar kontaminan yang

tinggi dan diendapkan dalam akar, batang, daun atau tunas

Mengingat Indonesia kedepan masih tetap dihadapkan dengan masalah

pencemaran lingkungan sebagai akibat dari pembangunan industri maka usaha-

usaha pemulihan dan rehabilitasi lahan yang tercemar harus menjadi perhatian kita

bersama. Saat ini walaupun teknologi fitoremediasi belum banyak diterapkan dalam

pemulihan pencemaran tanah dan udara, kedepan diharapkan akan menjadi

teknologi pembersih lingkungan yang potensial dan ditunjang dengan

keanekaragaman hayati tanaman di Indonesia, sehingga program pembangunan

yang bekelanjutan (sustainable development) dapat tercapai. Fitoremediasi

tanaman lebih unggul karena tanaman lebih tahan lama dibandingkan

mikroorganisme pada kontaminan yang cukup tinggi dan mampu menyerap toksitas

logam berat jauh lebih efisien tanpa merusak pertumbuhan dari tanaman (Irawanto,

2010).

2.4.1 Flamboyan

Delonix regia merupakan spesies tanaman berbunga dalam famili fabaceae. Di

daerah tropis flamboyan ditanam sebagai pohon hias dan dalam bahasa Inggris diberi

nama Royal Poinciana atau Flamboyant. Flamboyan juga merupakan salah satu dari

beberapa pohon yang dikenal sebagai pohon api (Tjitrosoepomo, 2003).

Page 30: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

13

Gambar 2. Daun Flamboyan (sumber : dokumentasi pribadi penulis)

Flamboyan merupakan pohon dengan kanopi yang terbentuk dari cabang

yang melengkung. Tinggi pohon ini bisa mencapai 12 m, batang berwarna coklat

keabuan, daunnya memiliki bulu dipermukaannya, berbentuk menyirip rangkap dua

dengan panjang mencapai 70 cm, anak daun kisaran 20 - 40 helaian daun yang

sangat banyak, bentuknya bulat telur dengan panjang 8 - 10 mm dan ujung tumpul

(Bose et al., 1998).

2.4.2 Mahoni

Tanaman mahoni merupakan penghasil kayu keras yang biasanya

dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk dibuat perabot rumah tangga serta

barang ukiran. Pohon mahoni dapat tumbuh liar di hutan atau tempat-tempat lain

yang dekat dengan pantai dan biasanya ditanam di sekitar jalan sebagai pohon

pelindung.

Page 31: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

14

Gambar 3. Daun Mahoni (sumber : dokumentasi pribadi penulis)

Pada umumnya pohon ini memiliki tinggi 5-25 m, memiliki akar yang

tunggang, berbatang bulat, banyak cabang dan kayunya bergetah. Daun pohon

mahoni termasuk daun majemuk yang menyirip genap, helaian daun berbentuk

bulat telur, ujung dan pangkalnya runcing, tepi daun rata, bentuk tulang daun

menyirip yang dapat mencapai panjang 3-15 cm. Daun yang masih muda berwarna

merah dan lama-kelamaan akan berwarna hijau (Prasetyono, 2012).

2.4.3 Pinus

Pohon Pinus memiliki ciri khas yaitu memiliki batang utama silindris, lurus

dalam tegakan rapat serta memiliki alur yang dalam, cabang-cabang membentuk

putaran yang teratur, tinggi bebas cabang bisa mencapai 10-25 meter.

Page 32: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

15

Gambar 4. Daun Pinus (sumber: dokumentasi pribadi penulis)

Daun pinus berbentuk seperti jarum tersusun dalam berkas-berkas yang

masing-masing terdiri atas dua helai yang dapat bertahan lebih dari 2 tahun dengan

tepi daun bergerigi halus (Ningsih, 2013).

2.5 Tanah

Tanah merupakan suatu benda alam yang terdapat dipermukaan bumi yang

tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan-

bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang

merupakan medium atau tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu,

yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasi faktor-faktor iklim, jasad hidup, bentuk

wilayah dan lamanya waktu pembentukan (Yulipriyanto, 2010).

Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan

kondisi lingkungan (tanah, udara, dan air) yang merugikan kehidupan mahluk hidup

yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, limbah

Page 33: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

16

industri, minyak, logam berbahaya dan sebagainya). Hal ini salah satunya sebagai

dampak perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak

berfungsi seperti semula (Susilo, 2003).

Jika permukaan tanah telah tercemar suatu zat berbahaya atau beracun, maka

ia dapat menguap atau tersapu air hujan dan masuk ke dalam tanah. Pencemaran

yang masuk ke dalam tanah mengendap sebagai zat kimia beracun yang dapat

terpapar langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air

tanah dan udara di sekitarnya. Kontaminasi oleh logam berat timbal (Pb) menjadi

perhatian serius karena dapat menjadi potensi polusi pada permukaan tanah

maupun air tanah dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya melalui air, angin,

penyerapan oleh tumbuhan, dan bioakumulasi pada rantai makanan (Chaney et al.,

1998).

Kandungan logam dalam tanah sangat berpengaruh terhadap kandungan

logam pada tanaman yang tumbuh di atasnya, kecuali terjadi interaksi diantara

logam tersebut sehingga terjadi hambatan penyerapan logam tersebut oleh tanaman.

Akumulasi logam dalam tanaman tidak hanya tergantung pada kandungan logam

dalam tanah, tetapi juga tergantung pada unsur kimia tanah, jenis logam, pH tanah,

dan spesies tanaman (Darmono, 2001).

Keberadaan unsur logam pada tanah dapat terjadi karena berbagai hal yaitu

penggunaan bahan agrokimia (pupuk, pestisida dan fungisida), polusi (asap

industri), penggunaan bahan bakar minyak, pupuk organik, buangan limbah rumah

tangga, industri, dan pertambangan sehingga terjadi kontaminasi logam-logam pada

tanah dan tumbuh-tumbuhan (Alloway dan Ayres, 1997).

Page 34: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

17

Kandungan logam berat yang terdapat di dalam tanah juga dipengaruhi oleh

kadar air dalam tanah tanah tersebut. Semakin sedikit kadar air dalam tanah maka

keberadaan logam berat dalam tanah akan semakin meningkat karena keberadaan

mikroba tanah yang dapat menyerap logam berat menjadi semakin sedikit (Nasir et

al., 2018).

2.6 Destruksi Asam

Destruksi menurut Muchtadi (2009) merupakan tahapan preparasi yang

bertujuan untuk menghilangkan efek matriks pada sampel, maka dalam

pendestruksi hendaknya memilih zat pengoksidasi yang cocok baik untuk logam

maupun jenis makanan yang akan dianalisis. Penggunaan destruksi basah bertujuan

untuk mengurangi resiko hilangnya logam yang diakibatkan pemanasan yang

sangat tinggi. Selain itu destruksi basah tidak memerlukan waktu pemanasan yang

lama, dan menghasilkan kadar logam yang maksimal. Pada proses destruksi logam

diubah menjadi bentuk garamnya yaitu M-(NO)x yang mudah larut dalam air.

Berikut adalah reaksi yang terjadi antara sampel dengan HNO3 (Wulandari &

Sukesi, 2013)

M-(CH2O)x + HNO3 → M-(NO3)x (aq) + CO2(g) + NO(g) + H2O(l)

Penguraian bahan organik oleh asam nitrat akan menghasilkan gas CO2

yang ditandai dengan terbentuknya gelembung-gelembung gas selama proses

pemanasan. Selain itu, hasil perombakan bahan organik juga menghasilkan gas

NOx. Gas NO yang dihasilkan pada proses destruksi dapat menghasilkan gas NO2

yang berwarna merah kecoklatan, yang merupakan hasil reaksi dari oksigen.

Berikut adalah reaksi pembentukan gas NO2 dari oksigen (Wulandari & Sukesi,

2013):

Page 35: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

18

2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g)

Terbentuknya gas NO2 yang berwarna cokelat kemerahan mengindikasikan

terjadinya pemutusan ikatan logam dengan bahan organik. Secara umum proses

destruksi logam oleh asam nitrat dapat digambarkan dengan reaksi:

M(s) + 4HNO3(aq) → M(NO3)2 (aq) + 2NO2(g) + 2H2O(l)

Penambahan HClO4 sebagai campuran asam bertindak sebagai oksidator yang kuat

untuk membantu HNO3 mendekomposisi matriks organik dalam sampel.

Penambahan HClO4 dilakukan setelah HNO3 langsung sebelum pemanasan. Hal

tersebut untuk meminimalisir kemungkinan ledakan yang terjadi karena sifat dari

kedua asam yang eksplosif. Selain itu HClO4 juga berfungsi sebagai penjernih.

Adapun reaksi yang terjadi pada penambahan HClO4 adalah sebagai berikut

(Kartikasari, 2016):

Pb-(CH2O)x + HNO3 (aq) + HClO4 (l) → Pb-(NO3)x (aq) + CO2(g) + NO(g) + HClO3 (l) + H2O

Pada HClO4 akan mengalami reduksi menjadi HClO3 yang ditandai dengan

perubahan bilangan oksidasi +7 menjadi +5 sehingga bersifat oksidator. Kemudian

pada HNO3 mengalami reduksi menjadi NO2 yang ditandai dengan perubahan

bilangan oksidasi +5 menjadi +4 sehingga bersifat oksidator. Sedangkan logam akan

mengalami oksidasi yang ditandai perubahan bilangan oksidasi 0 menjadi +2 (Vogel,

1990).

2.7 Pengendalian Mutu (Quality Control)

Pengendalian mutu adalah suatu proses pengendalian dan pengawasan

dengan membandingkan hasil dan sasaran secara teratur serta menyesuaikan usaha

atau kegiatan dengan hasil pengawasan. Pengendalian mutu sebagai suatu sistem

yang efektif untuk memadukan pengembangan mutu, pemeliharaan mutu dan

Page 36: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

19

usaha-usaha perbaikan mutu. Data kualitas lingkungan yang dihasilkan dari

laboratorium telah terjamin mutu hasil pengujian yang valid sehingga dapat

dijadikan sebagai indikasi adanya pencemaran lingkungan sekaligus dalam

membuat perencanaan dan kebijakan dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Untuk mengidentifikasi dan mencari akar permasalahan yang terjadi, analisis

laboratorium harus mencatat data hasil pengujian , sehingga kecenderungan dapat

dideteksi. Aspek-aspek pengendalian mutu hasil uji analisis dilaboratorium

meliputi akurasi, presisi, MDL, calibration check solution (CCS), dan uji linearitas

kurva kalibrasi (Snyder et al., 1997).

2.6.1 Akurasi

Akurasi adalah ukuran yang menunjukan derajat kedekatan hasil analis

dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan

kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Trueness yang sering di nyatakan

sebagai akurasi merupakan perbandingan nilai rerata hasil pengulangan dengan

nilai benar dari bahan acuan bersertifikat (Certified Reference Material/CRM) yang

dinyatakan dalam presentase (Apriyanti et al., 2013). Uji akurasi dilakukan untuk

mengetahui adanya gangguan matriks didalam contoh uji terhadap pereaksi yang

digunakan atau untukmengetahui ketepatan metode pengujian yang digunakan. Uji

akurasi ini dapat menggunakan SRM. SRM (Standard Reference Material)

merupakan standard yang disertifikasi secara internasional yang nilainya tidak

dapat berubah.

Dalam metode penambahan standar pada sampel (Spike) dengan

menambahkan sejumlah analit tertentu dengan jumlah yang sudah direncanakan ke

Page 37: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

20

dalam sampel. Selisih hasil uji spike dibandingkan dengan kadar sampel yang

sebenarnya (hasil yang diharapkan). Dalam metode ini persen peroleh kembali (%

Recovery Spike) dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil

yang sebenarnya.

2.6.2 Presisi

Presisi adalah ukuran yang menunjukan derajat kesesuaian antar hasil uji

individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur

diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang

homogen. Jika pengulangan pengujian dilakukan secara duplo maka presisi

ditentukan berdasarkan nilai perbedaan presentase relative % RPD (relative percent

different).

2.6.3 Linearitas Kurva Kalibrasi

Linearitas menunjukkan kemampuan suatu metode analisis untuk

memperoleh hasil pengujian yang sesuai dengan konsentrasi analit dalam sampel

pada kisaran konsentrasi tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat

kurva kalibrasi dari beberapa larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya.

Persamaan garis yang digunakan pada kurva kalibrasi diperoleh dari metode

kuadrat terkecil, yaitu y = a + bx. Persamaan ini akan menghasilkan koefisien

korelasi (r). Koefisien korelasi inilah yang digunakan untuk mengetahui linearitas

suatu metode analisis. Penetapan linearitas minimum menggunakan lima

konsentrasi yang berbeda. Nilai koefisien korelasi yang memenuhi persyaratan

adalah lebih besar dari 0.995 (International Conference on Harmonization, 2005).

Page 38: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

21

2.6.4 Standar Tengah

Standar tengah sebagai verifikasi kalibrasi dengan menganalisis calibration

check solution (CCS) sebelum menganalisa sampel uji dengan nilai keberterimaan

(CCS < 5%) (Csuros C dan Csuros M, 2002).

2.7 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) merupakan metode analisis unsur

secara kuantitatif berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang

tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas (Skoog, 2004).

Gambar 5. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA) di P3KLL-KLHK

Prinsip dasar SSA adalah interaksi antara sampel dengan radiasi

elektromagnetik dan merupakan metode yang sangat tepat untuk analisis zat pada

konsentrasi rendah. Teknik ini adalah teknik yang paling umum dipakai untuk

analisis unsur karena didasarkan pada emisi dan absorbansi dari uap atom.

Komponen kunci pada metode SSA adalah sistem (alat) yang dipakai untuk

menghasilkan uap atom dalam sampel.

Page 39: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

22

Gambar 6. Mekanisme Spektrofotometri Serapan Atom

(sumber : web.nmsu.edu)

Cara kerja SSA adalah berdasarkan atas penguapan larutan sampel,

kemudian logam yang terkandung didalamnya diubah menjadi atom bebas dalam

SSA adalah atomizer. Larutan unsur mula-mula disedot kedalam nebulizer yang

berfungsi untuk mengubah larutan aerosol yaitu butiran-butiran cair yang sangat

halus, yang terdispersi dalam udara. Selanjutnya larutan diubah dalam bentuk kabut

(tetesan-tetesan yang amat halus dalam fasa gas atau aerosol didalam spray

chamber) yang berfungsi untuk membuat campuran yang homogen dari gas oksidan

dan bahan bakar aerosol. Kemudian dengan tambahan gas terjadilah campuran yang

homogen sesaat sebelum dimasukan kedalam burner. Atom tersebut mengabsorbsi

radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda (Hollow Cathode

Lamp) yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan

radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya

(Darmono, 1995).

Kekurangan spektrofotometri serapan atom adalah kurang sensitif untuk

pengukuran sampel bukan logam dan adanya gangguan-gangguan (interference)

adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan pembacaan serapan unsur yang

Page 40: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

23

dianalisis menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan

konsentrasinya dalam sampel. Menurut Khopkar (1990) gangguan-gangguan yang

dapat terjadi dalam SSA adalah sebagai berikut:

1) Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang mana dapat mempengaruhi

banyaknya sampel yang mencapai nyala.

2) Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah/banyaknya atom yang terjadi

di dalam nyala akibat disosiasi senyawa-senyawa yang tidak sempurna dan ionisasi

atom-atom di dalam nyala.

3) Gangguan oleh serapan yang disebabkan bukan oleh serapan atom yang

dianalisis; yakni serapan oleh molekul-molekul yang tidak terdisosiasi di dalam

nyala.

4) Gangguan oleh penyerapan non-atomik (non-atomic absorption).

Page 41: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan November 2019 di Pusat Penelitian dan

Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan-Kementrian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan (P3KLL-KLHK) Serpong, Tangerang Selatan.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Peralatan yang digunakan dalam sampling adalah sekop, box, gunting, plastik

dan peralatan dalam penelitian adalah timbangan analitik OHAUS PAJ 1003,

spatula, pipet volumetri, pipet mikro 1-5 mL, gelas piala 250 mL, labu ukur 50 mL,

kaca arloji, corong, penagas listrik, cawan porselin, desikator, kertas saring

whatman 0,45 µm, mortar, botol polyetilen, dan oven. Instrumen yang digunakan

dalam pembacaan kandungan logam Pb yaitu spektrofotometer serapan atom nyala

Hitachi Z-2300.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah dan

daun flamboyan (Delonix regia), mahoni (Swietenia macrophylla), dan pinus

(Pinus merkusii). larutan standar Pb 1000 ppm Merck, air suling deionisasi bebas

CO2 /ASTM (D1193-91) tipe 2, CRM ERA 282-500, Montana II Soil 2711a, batu

didih, HNO3 (1:9), HNO3 0,02N, HNO3 Pekat 65% , dan HClO4 pekat 70% .

Page 42: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

34

3.3 Diagram Alir Penelitian

v

Gambar 7. Bagan Alir Penelitian

Destruksi Asam dengan HNO3 65% dan HClO4 70%

Konsentrasi Pb Tanah

Efisiensi Serapan Daun

Konsentrasi Pb Daun

Uji

Removal Effectiviaty Tanah

Analisa Pengukuran Kadar Pb dengan AAS Z-2300 flame

Tanah Daun

Penentuan Lokasi dan Pengambilan

Sampel

pencacahan daun dan pengeringan pada suhu 80oC selama 24 jam

Pemisahan tanah dari batuan dan tanaman kering

Penentuan Kadar Air

Pengukuran Quality Control

dan Sampel

Penambahan Spike

Larutan Sampel Daun & Tanah

Analisis Data

Ambang Batas

Uji Korelasi

Page 43: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

35

3.4 Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel

Lokasi pengambilan sampel ialah di Desa Kadu, Kecamatan Curug,

Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Lokasi sampel dipilih berdasarkan metode

purposive sampling yang mana untuk pemilihan titik pengambilan sampel memiliki

ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian berdasarkan pengetahuan yang

dimiliki oleh peneliti, sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan

penelitian (Gilbert, 1987).

Gambar 8. Lokasi Pengambilan Sampel Sekitar Pabrik

Berikut gambaran dimana lokasi pengambilan sampel berada di sekitar

pemukiman dan kawasan industri. Pabrik daur ulang aki ditandakan dengan warna

merah, lalu titik pengambilan sampel daun flamboyan, mahoni, dan pinus beserta

Page 44: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

36

tanahnya ditandai warna hijau, dan titik pengambilan sampel tanah tanpa tanaman

ditandai warna kuning.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

3.5.1 Teknik Pengambilan Sampel Daun (Sukarsono, 1998)

Daun yang diambil adalah daun yang telah membuka sempurna, berwarna

hijau, menempati posisi kedua atau ketiga dari ujung dan pangkal ranting pohon.

Sampel daun diambil 5 sampel untuk setiap jenis pohon dengan kode sampel

flamboyan (f1, f2, f3, f4, f5), mahoni (m1, m2, m3, m4, m5), pinus (p1, p2, p3, p4,

p5) dengan total daun sebanyak 15 sampel. Kemudian dimasukan kedalam plastik

lalu dimasukan kedalam box pendingin dengan suhu ± 4o C untuk dibawa ke

Laboratorium.

3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel Tanah (Scrimgeour, 2008)

Tanah disekitar pohon digemburkan dengan sekop lalu dipindahkan lapisan

atas tanah pada 4 sisi pohon secara berhati-hati dengan kedalaman 0 – 20 cm dari

permukaan tanah menggunakan sekop stainless steel yang sudah bersih. Sampel

tanah diambil 5 sampel untuk setiap jenis tanah yang ditanami dengan kode sampel

flamboyan (f1, f2, f3, f4, f5), mahoni (m1, m2, m3, m4, m5), pinus (p1, p2, p3, p4,

p5) dan tanah tanpa tanaman sebagai kontrol (t1, t2, t3, t4, t5) dengan total tanah

sebanyak 20 sampel. Kemudian dimasukan kedalam plastik lalu dimasukan

kedalam box pendingin dengan suhu ± 4o C untuk dibawa ke Laboratorium.

Page 45: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

37

3.6 Preparasi Sampel

3.6.1 Preparasi Sampel Daun (AOAC 980.03 2005)

Daun masing-masing pohon dicuci serta dibersihkan dari debu yang

menempel di daun dengan aquades DHL < 2 μS/cm, dikeringkan sampel dengan

udara pada suhu ruang, Dipotong sampel kecil-kecil lalu homogenkan, kemudian

dimasukan kedalam oven pada suhu 80o C selama 24 jam, Sampel digerus sampai

halus dengan Mortar, lalu disimpan dalam botol polietilen bertutup.

3.6.2 Preparasi Sampel Tanah

Sampel tanah dipisahkan tanah dari kerikil, akar atau sisa daun kering

dengan spatula setelah itu tanah diaduk agar tidak menggumpal.

3.7 Pembuatan Larutan Uji Pb

3.7.1 Pembuatan larutan baku standar 100 ppm

Dipipet 10 mL larutan induk standar logam Pb (1000 ppm) ke dalam labu

ukur 100 mL kemudian ditambahkan larutan HNO3 0,02N sampai tanda tera.

3.7.2 Larutan Standar Pb

Deret standar proporsional dibuat dengan rentang konsentrasi sesuai dengan

acuan standar APHA 2017 pada tabel 3111A-I yaitu 1-20 ppm. Larutan baku

standar Pb 0,2 ppm ditambahkan sebagai konsentrasi terendah sesuai dengan APHA

3030H 2017.

3.8 Pembuatan Spike Sampel

3.8.1 Pembuatan Spike Sampel Daun

Dipipet 0.2 mL larutan standar Pb 100 ppm kedalam beaker glass 250 mL

yang sudah berisi 1 g sampel daun sebelum didestruksi.

Page 46: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

38

3.8.2 Pembuatan Spike Sampel Tanah

Dipipet 0,5 mL larutan standar Pb 100 ppm kedalam beaker glass 250 mL

yang sudah berisi 1 gr sampel tanah sebelum didestruksi.

3.9 Destruksi Asam pada sampel Daun dan Tanah

3.9.1 Penentuan Kadar Timbal (Pb) pada Daun Secara Destruksi Asam (AOAC

975.03 2005)

Sebanyak 1 gram daun hasil preparasi dimasukan kedalam beaker glass 250

mL, 10 mL HNO3 Pekat ditambahkan kedalam beaker glass kemudian ditutup

dengan kaca arloji dam didiamkan selama 24 jam. Kemudian ditambahkan 25 mL

akuadest dan 3 – 5 butir batu didih. dan dipanaskan diatas penangas listrik hingga

volume larutan setengah dari volume awal dengan suhu penangas 105o C.

Selanjutnya diangkat dan didinginkan, ditambahkan 5 mL HNO3 Pekat dan 2 mL

HClO4 Pekat. Contoh uji dipanaskan kembali hingga timbul asap putih dan larutan

menjadi lebih jernih. Pemanasan dilanjutkan sampai volume ± 5 mL. Contoh uji

didinginkan kemudian disaring, filtrat ditempatkan pada labu ukur 50 mL dan

ditambahkan akuades sampai tanda tera.

3.9.2 Penentuan Kadar Timbal (Pb) pada Tanah Secara Destruksi Asam (APHA

3030 H 2017)

Sebanyak 1 gram contoh uji dimasukan kedalam beaker glass 250 mL,

kemudian ditambahkan 25 mL akuadest dan 3 – 5 butir batu didih. 5 mL HNO3

Pekat ditambahkan kedalam beaker glass kemudian ditutup dengan kaca arloji dan

dipanaskan diatas penangas listrik hingga volume larutan setengah dari volume

awal dengan suhu penangas 105o C. Selanjutnya diangkat dan didinginkan,

Page 47: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

39

ditambahkan 5 mL HNO3 Pekat dan 2 mL HClO4 Pekat. Contoh uji dipanaskan

kembali hingga timbul asap putih dan larutan menjadi lebih jernih. Pemanasan

dilanjutkan sampai volume ± 5 mL. Contoh uji didinginkan kemudian disaring,

filtrat ditempatkan pada labu ukur 50 mL dan ditambahkan akuades sampai tanda

tera.

3.10 Penentuan Kadar Air Sampel Tanah

Cawan Porselin bersih dan kering yang akan digunakan ditimbang dan dicatat

beratnya. 5 gram contoh uji tanah dimasukan kedalam cawan porselin yang telah

ditimbang. Contoh uji dipanaskan dalam oven pada suhu 105o C selama 2 jam,

setelah itu dimasukan kedalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang dan

dicatat berat cawan. Pengulangan kerja dilakukan hingga dicapai berat yang

konstan yaitu dengan perbedaan penimbangan <4% (Sheppard & Addison, 2008).

3.11 Analisis Pengukuran Logam Pb menggunakan Atomic Absorption

Spectroscopy (AAS)

3.11.1 Analisis menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom-Nyala

Pertama diputar tuas tabung gas asetylene (C2H2) dan kompresor dinyalakan

sebagai pemompa analit, pada komputer dibuka aplikasi Zeeman AAS dan

dipastikan lampu katoda logam berat yang ingin dianalisis sesuai dengan nomor

letaknya, pada aplikasi Zeeman AAS dipilih menu select element dan working

mode, lalu pilih unsur yang akan dianalisis dengan mengklik langsung simbol

unsur, dan disesuaikan dengan urutan nomor lampu katoda, saat muncul tampilan

condition setting, diatur parameter yang dianalisis dengan mengatur fuel flow,

measurement, concentration, number of sample, unit concentration, number of

standard, standard list, dan Absorbansi logam Pb diukur dengan AAS pada panjang

Page 48: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

40

gelombang 283,3 nm (Szkoda & Żmudzki, 2005). Pada aplikasi Zeeman AAS

diklik ikon bergambar burner/pembakar, atau pada alat AAS ditekan tombol start,

setelah api menyala alat siap digunakan untuk mengukur logam (Csuros C and

Csuros M, 2002).

3.11.2 Penetapan Pengendalian Mutu

Kurva Standar dibuat dengan grafik antara Konsentrasi (C) dengan

Absorbansi (A) yang akan membentuk garis liner atau garis lurus melewati titik nol.

Larutan standar 0 ; 0,2 ; 6 ; 10 ; 15 ; 20 ppm diabsorbansi hingga membentuk kurva

linear yang sesuai (dengan r > 0.995) (ICH , 2005).

SRM (Standard Reference Material) merupakan standard yang disertifikasi

secara internasional yang tidak dapat diubah-ubah lagi nilainya dalam hal ini

menggunakan CRM ERA 282-500 dan SRM Montana Soil 2771a dengan nilai

keberterimaan masuk dalam rentang nilai sertifikat.

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑆𝑆 = 𝑥𝑥µ

𝑥𝑥 100 % ……………………………. (1)

Keterangan :

µ= nilai benar atau nilai acuan dalam CRM

x= rata-rata hasil pengujian

Standar tengah sebagai verifikasi kalibrasi dengan menganalisis calibration

check solution (CCS) sebelum menganalisa sampel uji dengan nilai keberterimaan

(CCS < 5%) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

𝐶𝐶𝐶𝐶𝑆𝑆 = 𝐶𝐶1−𝐶𝐶2𝐶𝐶1

× 100 %……………………………. (2)

Keterangan :

CCS = Calibration Check Solution

Page 49: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

41

C1 = Konsentrasi Standar Target

C2 = Konsentrasi Hasil Uji

Blanko adalah larutan yang mempunyai perlakuan yang sama dengan analit

tetapi tidak mengandung komponen analit. Tujuan pembuatan larutan blanko

adalah untuk mengetahui besarnya serapan oleh zat yang bukan analit. Larutan

analit adalah larutan yang dianalisis, dalam hal ini adalah timbal (Pb).

Sampel dan spike diabsorbansi, Selisih hasil uji spike dibandingkan dengan

kadar yang sebenarnya (hasil yang diharapkan) lalu dibandingkan dengan rentang

Control Chart akurasi Tanah dan Daun. Perhitungan menggunakan rumus sebagai

berikut :

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑅𝑅 = 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾.𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆−𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾.𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾.𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝐾𝐾𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆

𝑥𝑥 100 %……………..…. (3)

Pengulangan pengujian dilakukan secara duplo maka presisi ditentukan

berdasarkan nilai perbedaan presentase relative % RPD (relative percent different)

lalu dibandingkan dengan nilai keberterimaan pada Control Chart presisi Tanah.

Rumus yang digunakan yaitu :

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = 𝑥𝑥1−𝑥𝑥2𝑥𝑥

𝑥𝑥 100 %………………………………. (4)

Keterangan : %RPD = perbedaan presentase relative

x1 = hasil pengujian pertama

x2 = hasil pengujian kedua,

x = rata-rata hasil uji pertama dan kedua

3.11.3 Pengukuran Ekstrak Sampel Daun dan Tanah dengan AAS

Diukur sampel dengan memasukan selang penyedot kedalam larutan sampel,

lalu alat AAS akan mendeteksi otomatis, begitupun dengan sampel selanjutnya.

Page 50: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

42

Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dan klik ikon print untuk

mendapatkan data dalam bentuk hardcopy.

3.12 Analisis Data

3.12.1 Konsentrasi Timbal dalam Daun dan Tanah

Menurut Arisusanti & Purwani, (2013), potensi tanaman sebagai remidiator

dilakukan dengan menghitung akumulasi logam berat dengan menggunakan Atomic

Absorption Spectrophotometer (AAS), serta menghitung konsentrasi logam timbal

dalam daun dan tanah berdasarkan SNI 06-6992.3-2004 sebagai berikut :

𝐶𝐶𝑥𝑥 = 𝐶𝐶 𝑥𝑥 𝑉𝑉 𝑥𝑥 𝑓𝑓𝑆𝑆𝐵𝐵

…………………………………. (5)

Keterangan :

Cx : Konsentrasi logam timbel dalam daun/tanah (ppm); C : Konsentrasi logam timbel dari dari kurva kalibrasi (μg/mL); V : Konsentrasi volume akhir (mL) Fp : Faktor pengenceran (bila tidak ada pengenceran, maka fp =1) B : Berat kering contoh uji (g)

Data yang dikumpul diolah secara manual dengan bentuk tabel dan grafik.

Data yang telah disajikan dan diintrepretasikan, kemudian dianalisis permasalahan

yang telah ditentukan. Untuk menganalisa data tersebut, digunakan Analysis of

Variance (ANOVA) satu arah untuk mengetahui letak beda nyata antar variabel

digunakan uji lanjut Post Hoc dengan tingkat kepercayaan 95 % dan keduanya

dilakukan menggunakan program komputer SPSS versi 26.

3.12.2 Penentuan Kadar Air

𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑅𝑅 𝐴𝐴𝑆𝑆𝑅𝑅 = 𝐴𝐴 − 𝐵𝐵𝐴𝐴 𝑥𝑥 100 %……………………………..…. (7)

Keterangan :

A : Berat contoh uji sebelum dipanaskan (g)

B : Berat contoh uji setelah dipanaskan (g)

Page 51: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

43

3.12.3 Penentuan Bobot Kering

𝐵𝐵𝑅𝑅𝐵𝐵𝑅𝑅𝐵𝐵 𝐾𝐾𝑅𝑅𝑅𝑅𝑆𝑆𝐾𝐾𝐾𝐾 = 𝐵𝐵𝑅𝑅𝐵𝐵𝑅𝑅𝐵𝐵 𝑆𝑆𝐾𝐾𝑆𝑆𝑆𝑆𝑅𝑅𝑆𝑆 − ( 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑅𝑅 𝐾𝐾𝑆𝑆𝑅𝑅 × 𝐵𝐵𝑅𝑅𝐵𝐵𝑅𝑅𝐵𝐵 𝑆𝑆𝐾𝐾𝑆𝑆𝑆𝑆𝑅𝑅𝑆𝑆 )

3.12.4 Efisiensi Serapan Pb

Menghitung efisiensi serapan Pb dalam daun terhadap tanah dengan

menggunakan rumus sebagai berikut Hardiani (2009) :

𝐸𝐸𝐸𝐸𝑆𝑆𝐸𝐸𝑆𝑆𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸𝑆𝑆 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑅𝑅𝐾𝐾𝑆𝑆𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑅𝑅𝐵𝐵 = 𝐶𝐶𝑥𝑥 𝐷𝐷𝑆𝑆𝐷𝐷𝐾𝐾𝐶𝐶𝑥𝑥 𝑇𝑇𝑆𝑆𝐾𝐾𝑆𝑆ℎ 𝐴𝐴𝐴𝐴𝑆𝑆𝑆𝑆

𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑥𝑥 100%……………… (6)

Keterangan :

Cx Daun : Konsentrasi logam timbal dalam daun

Cx Tanah Awal : Konsentrasi logam timbal pada tanah awal

3.12.5 Efektivitas Penyisihan Pb

Efektivitas fitoremediasi dapat dilihat dari besarnya nilai Removal Efectivity

(efektifitas penyisihan) logam berat dalam tanah yang dapat dihitung menggunakan

rumus menurut Khoiriyah (2015) :

𝑅𝑅𝐸𝐸 = 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑆𝑆𝐾𝐾𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝐾𝐾𝑆𝑆 𝑆𝑆𝐴𝐴𝑆𝑆𝑆𝑆−𝑆𝑆𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸𝑅𝑅𝐾𝐾𝐵𝐵𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸𝑆𝑆 𝑆𝑆𝑆𝑆ℎ𝑆𝑆𝑆𝑆𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑆𝑆𝐾𝐾𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝐾𝐾𝑆𝑆 𝑆𝑆𝐴𝐴𝑆𝑆𝑆𝑆

× 100 % ……………………. (8)

Page 52: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis efektifitas penyerapan logam timbal (Pb) pada daun flamboyan,

mahoni, dan pinus dilakukan dengan mengukur konsentrasi Pb pada daun dan

menganalisa pengaruh penyerapan daun terhadap tanah dikawasan industri daur

ulang aki. Pengambilan sampel dilakukan pada kawasan pabrik peleburan aki bekas

di Desa Kadu, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang. Penentuan lokasi sampel

pada penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling area dimana

penentuan titik lokasi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti yaitu

berada di sekitar pabrik peleburan aki bekas yang dibuktikan dengan hasil

penelitian sebelumnya.

4.1 Hasil Penetapan Quality Control

1. Kurva Linearitas

Gambar 9. Kurva Standar Pb pada Pengukuran Daun

y = 0.0117x + 0.0025R² = 0.9986

-0.05

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

-5 0 5 10 15 20 25

Abso

rban

si

Konsentrasi

Page 53: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

45

Gambar 10. Kurva Standar Pb pada Pengukuran Tanah

Rekomendasi dari ICH, dalam menguji linearitas setidaknya 5 tingkat

konsentrasi yang harus digunakan dan linearitas tercapai ketika nilai dari coefficient

of determination (r2) ≥ 0,997 atau r ≥ 0,9985. Slope dari regresi linear akan

memberikan gambaran tentang sensitivitas. (Chan et al., 2004). Dari 5 analit Pb

yang digunakan sesuai standar APHA 2017 pada tabel 3111A-I yaitu 0.2, 5, 10, 15,

dan 20 ppm sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh ICH yaitu sekurang-

kurangnya 5 konsentrasi dan hasil coefficient of determination (r2) = 0,9986 atau r

= 0,9993 untuk daun dan coefficient of determination (r2) = 0,9983 atau r = 0,9992

untuk tanah. Hasil r = 0,9993 daun dan r= 0,9992 tanah telah menunjukkan nilai

koefisien korelasi sudah memenuhi persyaratan yaitu lebih besar dari 0.995 (ICH,

2005). Kisaran linear dari kurva diatas yaitu 0,2-20 μg/mL dan dapat disimpulkan

hasil uji linearitas telah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh ICH dan instrumen

yang digunakan memberikan respon yang linear terhadap konsentrasi analit.

2. Akurasi

Data akurasi dilaporkan berupa persen perolehan kembali (% Recovery).

Akurasi berkaitan dengan sistematik random atau biasa dikenal dengan kesalahan

yang diketahui karena kesalahan ini dapat ditentukan dan diperbaiki. Sistematic

y = 0.0119x + 0.0032R² = 0.9983

-0.05

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

-5 0 5 10 15 20 25

Abso

rban

si

Konsentrasi

Page 54: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

46

error secara umum dalam penelitian laboratorium ada tiga yaitu kesalahan pada

peralatan yang digunakan misalnya timbangan yang tidak terkalibrasi, kesalahan

pada operator dan kesalahan prosedur. Hal pertama dengan menghitung %

Recovery dari SRM (Standard Reference Material) dalam hal ini menggunakan

CRM ERA 282-500 dan SRM Montana Soil 2771a dengan nilai keberterimaan

masuk dalam rentang nilai sertifikat.

Tabel 1. Hasil Pengujian CRM sebagai Quality Control No Analit Hasil Pengujian Nilai Keberterimaan Pb % Recovery

1 SRM pada pengukuran Daun

0,7550 µg/L

0,7515119-0,7584881 µg/mL 100,0 %

2 SRM pada pengukuran Tanah 0,7554 µg/L

0,7515119-0,7584881 µg/mL 99,9470 %

3 Montana Soil pada pengukuran Tanah

1404,32 mg/kg

1390-1410 µg/g

99,6925 %

Pada Lampiran 9 hasil uji penetapan analit SRM pada pengukuran daun

sebesar 0,7550 µg/L yang telah masuk kedalam rentang nilai keberterimaan dengan

% Recovery sebesar 100 %, pengukuran tanah sebesar 0,7554 µg/L juga telah

masuk kedalam rentang nilai keberterimaan dengan % Recovery sebesar 99,9740

% dan SRM Montana Soil 1404,32 mg/kg juga telah masuk kedalam rentang nilai

keberterimaan dengan % Recovery sebesar 99,6925 %. Dengan demikian analit

SRM telah memenuhi nilai keberterimaan Pb yang artinya telah memenuhi

persyaratan karena SRM merupakan standar yang disertifikasi secara internasional

dan tidak dapat diubah-ubah lagi nilainya.

Kemudian Metode Spiked sampel digunakan dengan melihat kadar analit

dalam matriks tanpa adanya penambahan adisi dan kadar analit dalam matriks

dengan penambahan larutan baku Pb (diketahui kadarnya), campuran tersebut

dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan (kadar

Page 55: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

47

yang sebenarnya). Dalam metode penambahan baku, sampel dianalisis lalu

sejumlah analit tertentu yang diperiksa ditambahkan ke dalam sampel dicampur dan

dianalisis lagi dan Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya

(hasil yang diharapkan).

Tabel 2. Hasil Pengujian Recovery Spike Sampel

No Sampel % Recovery Spike Control Chart

Akurasi Logam Pb Daun

Control Chart Akurasi Logam

Pb Tanah 1 Daun F4 107,95% UCL 121,15 UCL 121,23

2 Tanah F4 100,17% UWL 112,82 UWL 113,69

3 Tanah T2 119,66% LWL 74,49 LWL 83,51 LCL 71,16 LCL 75,97

Dalam hal ini sampel daun F4, tanah F4 dan tanah f2 dilakukan spike dengan

perhitungan pada Lampiran 10. Hasil uji spike sampel daun menghasilkan %

Recovery Spike sebesar 107,95 %, tanah tanaman menghasilkan % Recovery Spike

sebesar 100,17 %, dan tanah kontrol menghasilkan % Recovery Spike sebesar

119,66 %. Dengan demikian semua sampel menghasilkan nilai % Recovery Spike

yang memenuhi rentang nilai Batas Kendali Atas (UCL), Batas Peringatan Atas

(UWL), Batas Peringatan Bawah (LWL), dan Batas Kendali Bawah (LCL) pada

Control Chart Akurasi Logam Pb Daun dan Tanah P3KLL-KLHK yang artinya

sudah memenuhi standar dan sesuai hasil yang diharapkan.

3. Presisi

Presisi merupakan pengulangan pengujian yang bertujuan mengukur

keragaman nilai hasil pengujian terhadap contoh uji yang sama dari seorang analis

dengan menggunakan metode pengujian dan peralatan tertentu. Bagan kendali

presisi digunakan untuk melihat konsistensi analis, kestabilan peralatan serta

Page 56: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

48

tingkat kesulitan metode pengujian yang digunakan, karena presisi merupakan

tingkat kedekatan hasil–hasil pengukuran ulang suatu rangkaian hasil pengujian

diantara hasil-hasil itu sendiri.

Tabel 3. Hasil Pengujian RPD pada Sampel Daun dan Tanah

No Analit % RPD Control Chart Presisi Logam Pb Daun

Control Chart Presisi Logam Pb Tanah

1 Sampel Daun F4 0,1013 UCL 11,252 UCL 9,15 2 Spike Daun F4 1,1186 UWL 8,708 UWL 7,29 3 Montana Soil 2771a 0,6936 4 Sampel Tanah F4 0,0299 5 Spike Tanah F4 0,3834 6 Sampel Tanah T2 0,0311 7 Spike Tanah T2 0,4613

Pada sampel yang dilakukan spike dihasilkan nilai presisi karena dilakukan

duplo. Pada Tabel 3 dan perhitungan di Lampiran 11 diketahui bahwa nilai % RPD

pada pengujian Pb pada daun tidak lebih dari 11,25 % sebagaimana yang ditetapkan

dalam Control Chart Presisi Logam Pb Daun P3KLL-KLHK dan pada tanah tidak

lebih dari 9,15 %. Sebagaimana ditetapkan pula dalam Control Chart Presisi Logam

Pb Tanah P3KLL-KLHK yang artinya hasil uji telah memenuhi standar,

mempunyai presisi yang baik, dan data yang dihasilkan dapat diterima.

4. Calibration Check Solution

Standar tengah dari rentang kurva kalibrasi sebagai verifikasi kalibrasi

dengan menganalisis calibration check solution (CCS) sebelum menganalisa

sampel uji dengan nilai keberterimaan sesuai dengan konsentrasi standar tengah.

Page 57: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

49

Tabel 4. Hasil Pengujian CCS pada Kurva Standar Daun dan Tanah

No Analit %CCS Syarat Keterangan

1 Larutan Std 10 ppm kurva Daun 2,4 <5% Memenuhi

2 Larutan Std 10 ppm kurva Tanah 2,8 <5% Memenuhi

Dari hasil pengukuran Standar tengah pada kurva standar pengukuran daun

dengan perhitungan pada Lampiran 12 menghasilkan %CCS sebesar 2,4% dan

tanah menghasilkan %CCS sebesar 2,8% yang telah memenuhi syarat

keberterimaan (CCS < 5%). Dengan demikian, artinya alat masih dalam keadaan

yang stabil dan baik dalam melakukan pengukuran sehingga bisa dilanjut untuk

melakukan pengukuran sampel.

4.5 Hasil Uji Kandungan Logam Pb yang Terserap dalam Daun dan

Terakumulasi dalam Tanah serta Korelasi antar Kedua Variabel

1. Hasil Kandungan Logam Pb dalam Daun dan Tanah

Polutan Pb yang tersebar di udara akan menempel pada permukaan daun. di

antara jaringan yang ada di dalam tubuh tanaman, daun merupakan bagian yang

paling kaya akan unsur-unsur kimia, dengan demikian kemungkinan akumulasi

unsur pb di dalam jaringan daun lebih besar. Menurut Koeppe dan Miller dalam

Siringiringo (2000) kemampuan tanaman dalam menjerap timbal sangat

dipengaruhi keadaan permukaan daun tanaman. Daun yang mempunyai bulu

(pubescent) atau daun yang permukaannya kesat (berkerut) mempunyai

kemampuan yang lebih tinggi dalam menjerap timbal, dari pada daun yang

mempunyai permukaan lebih licin dan rata. Hal yang sama juga dinyatakan oleh

Page 58: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

50

Strakman dalam Siringiringo (2000) bahwa kemampuan daun tanaman menjerap

suatu polutan dipengaruhi oleh karakteristik morfologi daun, seperti ukuran dan

bentuk daun, adanya rambut pada permukaan daun dan juga tekstur daun.

Tabel 5. Hasil Pengujian Kandungan Logam pada Daun dan Tanah

Penanaman Kandungan Logam Pb µg/g

Tanah Daun

Awal Akhir Flamboyan 4129.76 3091.29 2568.98 Mahoni 4129.76 3040.53 500.95 Pinus 4129.76 3399.44 1482.29

Pada tabel 5 hasil uji penyerapan Pb yang terbesar terdapat pada daun

flamboyan dengan total 2568,98 ppm sejalan dengan pernyataan Hendrasarie

(2007) bahwa daun yang mempunyai bulu (pubescent) pada permukaan atau daun

yang permukaannya kesat (berkerut) mempunyai kemampuan yang lebih tinggi

dalam menjerap timbel, daripada daun yang mempunyai permukaan lebih licin.

Lalu selanjutnya pada daun pinus dengan total 1482.29 ppm yang terserap oleh

daun, sejalan dengan yang disampaikan Inayah et al (2010) daun yang berbentuk

jarum mempunyai stomata lebih banyak daripada daun lebar, sehingga tanaman

berdaun jarum lebih efektif dalam menjerap Pb di udara dibandingkan tanaman

berdaun lebar. Penjelasan yang sama dikemukakan oleh Wedling dalam Antari dan

Sundra (2002) yang menyatakan penyerapan Pb pada daun terjadi karena partikel

Pb di udara masuk ke dalam daun melalui proses penyerapan pasif. Masuknya

partikel Pb ke dalam jaringan daun sangat dipengaruhi oleh ukuran dan jumlah dari

stomata. Sedangkan kandungan Pb yang terkecil terdapat pada perlakuan

penanaman mahoni dengan total 500.95 ppm. Daun mahoni menyerap logam Pb

lebih sedikit, sejalan dengan pernyataan Anisa (2019) bahwa kerapatan stomata

Page 59: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

51

daun mahoni meningkat pada lokasi-lokasi yang mempunyai kandungan polutan

yang tinggi sehingga daun tidak dapat menyerap logam dengan maksimal. Ukuran

stomata yang lebih besar (panjang 10 µm dan lebar 2-7 µm) daripada ukuran

partikel Pb (kurang dari 4 µm) memungkinkan Pb masuk ke dalam jaringan daun

melalui stomata begitupun sebaliknya jika ukuran partikel Pb lebih besar daripada

ukuran stomata daun. (Baker & Allen 1978, diacu dalam Jihan 2005).

Kadar logam Pb yang tidak terdeteksi selain di tanah dan daun kemungkinan

berada di bagian tanaman lain (akar, batang, bunga atau biji) atau tanaman

mengalami phytodegradation atau phytotransformation ini merupakan proses

ketika tanaman menguraikan rantai molekul kompleks logam menjadi lebih

sederhana yang kemungkinan berguna bagi tumbuhan itu sendiri (Irwanto, 2010).

Phytovolatization adalah proses menarik dan transpirasi zat kontaminan oleh

tumbuhan dalam bentuk yang telah menjadi larutan terurai untuk selanjutnya di

uapkan ke atmosfir. Proses rhyzodegradation yaitu penguraian zat-zat kontaminan

oleh aktivitas mikrobia yang berada di sekitar perakaran tanaman yang juga menjadi

alasan tidak terdeteksinya logam Pb (Irwanto, 2010). Kemungkinan lain seperti

ikut menguapnya logam dalam sampel bersamaan dengan air atau zat dan senyawa

lainnya pada saat destruksi asam, juga tidak homogennya tanah dikarenakan saat

pengambilan sampel tanah, tanah tidak diaduk dengan baik sehingga logam Pb

tidak ditemukan secara merata dalam tanah sehingga tanah yang terambil tidak

mengandung terlalu banyak logam ini dapat dipertimbangkan sebagai alasan

tingginya kadar logam Pb yang hilang pada tanah (Yusuf dkk., 2014).

Page 60: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

52

2. Hasil Uji Korelasi Kandungan Pb dalam Daun dan Tanah

Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel daun dan tanah

serta jenis derajat hubungan antara daun dan tanah menggunakan uji Korelasi

Pearson dengan aplikasi SPSS seperti tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Korelasi Pearson dari aplikasi SPSS

Correlations Pb Daun Pb Tanah

Pb Daun Pearson Correlation 1 0.305 Sig. (2-tailed) - 0.270

N 15 15

Pb Tanah Pearson Correlation 0.305 1 Sig. (2-tailed) 0.270 -

N 15 15

Dari hasil uji korelasi Pearson pada Lampiran 17 menghasilkan nilai Pearson

Correlation yang positif (+) yaitu sebesar 0,305. Sesuai dengan pedoman derajat

hubungan bahwa nilai Pearson Correlation 0,21 – 0,40 = korelasi lemah

(Sujarweni, 2014). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan Pb daun dan

tanah memiliki hubungan yang positif (+) dengan derajat hubungan korelasi lemah

yang berarti memiliki hubungan yang berkorelasi tetapi tidak terlalu signifikan.

4.6 Perbandingan Kadar Penyerapan Daun terhadap Penurunan Kadar

Logam Pb di Tanah

Pencemaran udara yang mengandung partikel Pb yang besar akan jatuh

ketanah sedangkan partikel yang lebih kecil akan melayang lebih lama dan akhirnya

jatuh kepermukaan daun atau ke tanah. Dengan demikian, tingkat sebaran polutan

beragam antar tanah yang tertutupi daun dan tidak, lalu jumlah dan morfologi daun

yang beragam antara jenis tanaman. Oleh dari itu, berikut pengaruh penanaman

Page 61: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

53

terhadap penurunan konsentrasi logam pada media tanah, dapat dilihat pada

Gambar 11.

Gambar 11. Grafik Penurunan Kandungan Pb dalam Tanah Hasil pengujian kandungan logam berat dalam tanah yang mengalami

penurunan terbesar terdapat pada tanah yang di tanami oleh tanaman mahoni yaitu

sebesar 3040,53 ppm, lalu disusul dengan tanah yang ditanami flamboyan yaitu

sebesar 3091.29 ppm, sedangkan tanah yang mengalami penurunan terkecil

terdapat pada tanah yang di tanami oleh tanaman pinus yaitu sebesar 3399,44 ppm.

Penurunan konsentrasi ini dapat diakibatkan oleh perpindahan logam secara difusi

dan osmosis dimana massa zat pada media dengan konsentrasi yang tinggi (tanah)

akan berpindah ke media dengan konsentrasi yang rendah (tanaman). Penurunan

konsentrasi logam dalam tanah yang ditanami tanaman flamboyan. Mahoni, dan

pinus disebabkan oleh proses perpindahan logam dan kemampuan tanaman dalam

menyerap logam berat. Logam berat yang terkandung dalam tanah yang tidak

ditanami tanaman mempunyai nilai yang tinggi, sedangkan yang ditanami tanaman

mempunyai nilai yang lebih rendah dan pada setiap jenis tanaman mempunyai

karakteristik yang berbeda sehingga terdapat selisih yang cukup signifikan antara

4129.76 4129.76 4129.76

3091.29 3040.533399.44

0.00500.00

1000.001500.002000.002500.003000.003500.004000.004500.00

Flamboyan Mahoni Pinus

KON

SEN

TRAS

I PB

(PPM

)

TANAH

Tanah Awal

Tanah Akhir

Page 62: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

54

setiap jenis tanaman tersebut. Hal ini membuktikan logam berat yang ada dalam

tanah dapat diserap dengan baik oleh tanaman (Yusuf & Arsyad, 2014).

Berdasarkan Gambar 11 dan Tabel 5 sebelumnya dapat diketahui bahwa

terdapat pengaruh jenis tanaman terhadap penurunan kadar logam Pb dalam tanah.

Analisis lebih lanjut dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan tanaman dalam

menyerap kadar logam berat atau efektifitas fitormediasinya dengan pengaruh

perbedaan perlakuan. Efektivitas fitoremediasi dapat dilihat dari besarnya nilai

Removal Efectivity (efektifitas penyisihan) logam berat dalam tanah. Berdasarkan

Tabel 1 dapat dihitung efektifitas penyisihan kadar logam pada proses fitoremediasi

tanah tercemar menggunakan rumus menurut Khoiriyah et al (2015).

Gambar 12. Grafik Persentase Efektifitas Penyisihan Tanah Berdasarkan Tabel 5 serta Gambar 11 dan Gambar 12 selain menunjukkan

kemampuan daun flamboyan, mahoni, dan pinus dalam menyerap logam timbal,

juga menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap pemberian perlakuan

penanaman dalam menurunkan kadar logam dalam tanah. Pada Lampiran 16

penurunan kadar logam Pb terbaik terdapat pada Penanaman Mahoni dengan nilai

25%26%

18%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

Tanah Flamboyan Tanah Mahoni Tanah Pinus

%RE

Page 63: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

55

sebesar 3040,31 dengan efektivitas penyisihan sebesar 26%, lalu disusul pada

penanaman flamboyan dengan nilai sebesar 3091,29 ppm dengan efektivitas

penyisihan sebesar 25%, sedangkan penurunan kadar logam Pb tanah terkecil

terdapat pada penanaman pinus dengan kadar logam sebesar 3399,44 ppm dan

efektivitas penyisihan sebesar 18%. Penyisihan konsentrasi Pb pada semua reaktor

terjadi karena proses fitoremediasi yaitu adanya proses rhizodegradasi. Logam

berat Pb diuraikan oleh mikroorganisme dalam tanah yang diperkuat dengan zat-

zat keluaran akar (eksudat), yaitu gula, alkohol, asam. Eksudat ini merupakan

makanan mikroorganisme yang menguraikan polutan maupun biota tanah lainnya.

Faktor ini menjadikan tanaman berperan sebagai metal excluder yaitu tumbuhan

mencegah masuknya logam dari bagian aerial atau menjaga agar konsentrasi logam

tetap rendah dalam tanah (Ghosh & Singh, 2005).

4.7 Perbandingan Akumulasi dan Efisiensi Serapan Logam Pb pada Setiap

Jenis Daun

Penyerapan daun flamboyan, mahoni, dan pinus terhadap logam timbal

dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) yang kemudian

dilanjutkan dengan uji Post Hoc dan uji Tukey HSD, untuk melihat ada tidaknya

antar perbedaan perlakuan antar jenis daun pada tingkat kepercayaan 95%.

Berdasarkan perhitungan dengan SPSS tersebut dapat dilihat kemampuan daun

flamboyan, mahoni, dan pinus dalam menyerap logam Pb secara keseluruhan dan

dapat diketahui jika terdapat perbedaan nyata kandungan Pb antar jenis daun. Syarat

dasar dalam analisis ANOVA adalah jika nilai signifikansi (Sig) > 0,05 maka rata-

rata tidak berbeda nyata, sedangkan jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka rata-

Page 64: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

56

rata berbeda nyata. Berikut ini adalah hasil uji ANOVA berdasarkan hasil nilai

penyerapan Pb pada sampel daun.

Tabel 7. Hasil Output Uji ANOVA Satu Arah dengan SPSS

Sum of Squares df Mean

Square F Sig.

Between Groups 10701116.947 2 5350558.474 6.470 0.012

Within Groups 9923712.688 12 826976.057

Total 20624829.635 14

Berdasarkan hasil output ANOVA diatas, diketahui nilai signifikansi (sig)

pada ketiga jenis daun dalam menyerap Pb sebesar 0,012 < 0,05 yang berarti dapat

disimpulkan bahwa rata-rata ketiga jenis daun tersebut berbeda nyata dalam

menyerap Pb yang tercemar diudara. Selanjutnya untuk menguji perbandingan atau

perbedaan rata-rata antar daun dalam menyerap Pb secara signifikan atau tidak

signifikan bisa kita lihat pada table 8.

Tabel 8. Hasil Uji Lanjut Post Hoc Test

Sig.

95% Confidence Interval

(I) Leaf Mean Difference (I-J)

Std. Error

Lower Bound

Upper Bound

Flamboyan Mahoni 2068.03000* 575.14383 0.010 533.6247 3602.4353 Pinus 1086.68400 575.14383 0.184 -447.7213 2621.0893

Mahoni Flamboyan -2068.03000* 575.14383 0.010 -3602.4353 -533.6247

Pinus -981.34600 575.14383 0.243 -2515.7513 553.0593

Pinus Flamboyan -1086.68400 575.14383 0.184 -2621.0893 447.7213

Mahoni 981.34600 575.14383 0.243 -553.0593 2515.7513 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Berdasarkan hasil pengujian Post Hoc Test angka perbedaan rata-rata untuk

penyerapan Pb pada daun flamboyan dengan mahoni adalah 2068,03 dengan

perbedaan rata-rata penyerapan Pb berkisar antara 533,62 (Lower Bound) sampai

Page 65: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

57

dengan 3602,44 (Upper Bound) pada tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil

uji diatas diketahui nilai Sig sebesar 0,010 < 0,05 yang berarti dapat disimpulkan

bahwa perbedaan rata-rata penyerapan Pb secara deskriptif antara kedua jenis daun

tersebut berbeda nyata. Lalu perbedaan rata-rata penyerapan Pb pada daun

flamboyan dengan pinus adalah 1086,68 dengan kisaran antara -447,72 (Lower

Bound) sampai 2621,90 (Upper Bound) pada tingkat kepercayaan 95%.

Berdasarkan hasil uji diatas diketahui nilai Sig sebesar 0,184 < 0,05 yang berarti

dapat disimpulkan bahwa perbedaan rata-rata penyerapan Pb secara deskriptif

antara kedua jenis daun tersebut tidaklah signifikan. Sementara itu, perbedaan rata-

rata penyerapan Pb pada daun pinus dengan mahoni adalah 981,37 dengan kisaran

antara -553,60 (Lower Bound) sampai 2515,75 (Upper Bound) pada tingkat

kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil uji diatas diketahui nilai Sig sebesar 0,243 <

0,05 yang berarti dapat disimpulkan bahwa perbedaan rata-rata penyerapan Pb

secara deskriptif antara kedua jenis daun tersebut tidaklah signifikan. Selanjutnya

untuk melihat kesamaan rata-rata penyerapan Pb dilakukan uji lanjut Tukey HSD

seperti tabel 9.

Tabel 9. Hasil Uji Lanjut Tukey HSD

Leaf N Subset for alpha = 0.05

1 2 Mahoni 5 500.946 - Pinus 5 1482.292 1482.292

Flamboyan 5 - 2568.976 Sig. - 0.243 0.184

Berdasarkan hasil pengujian Tukey HSD pada subset 1 terdapat data

penyerapan Pb mahoni dan pinus 0,243 ≥ 0,05 yang artinya rata-rata penyerapan

kedua jenis daun tersebut secara signifikan adalah sama. Pada subset 2 terdapat data

Page 66: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

58

penyerapan pinus dan flamboyant 0,184 ≥ 0,05 yang artinya rata-rata penyerapan

Pb kedua jenis daun tersebut secara signifikan adalah sama. Dalam uji One Way

ANOVA ini dapat disimpulkan bahwa pada pengujian 3 jenis daun dengan masing-

masing 5 kali ulangan disimpulkan bahwa rata-rata ketiga jenis daun tersebut

berbeda nyata dalam menyerap Pb yang tercemar diudara. Setelah dilakukan uji

lanjut menghasilkan rata-rata penyerapan Pb pada daun flamboyan dengan mahoni

saja yang mempunyai nilai berbeda secara signifikan, sedangkan pada daun

flamboyan dengan pinus atau mahoni dengan pinus rata-rata mempunyai nilai

penyerapan Pb yang tidak signifikan. Dengan demikian, variabel daun dalam

menyerap Pb hanya berpengaruh secara signifikan pada daun flamboyan dan

mahoni. Tetapi secara statistik kandungan Pb yang terserap pada daun flamboyan,

mahoni, dan pinus memiliki perbedaan. Perbedaan ini diduga karena banyaknya

faktor yang mempengaruhi kandungan Pb dalam daun, seperti jangka waktu

tanaman kontak dengan Pb, kandungan Pb dalam tanah, morfologi dan fisiologi

daun, umur daun, faktor yang mempengaruhi areal serta jenis tanaman di sekeliling

daun tersebut (Sukarsono, 1998).

Jika dilihat dari total kadar penyerapan Pb pada ketiga jenis daun tersebut,

nilai pada daun flamboyan memang lebih tinggi dari daun lainnya yaitu sebesar

2568,98 ppm dalam menyerap logam Pb dan nilai penyerapan daun mahoni yang

terendah yaitu sebesar 500,95 ppm. Hasil ini akan dibahas lebih lanjut bersamaan

dengan efisiensi serapan logam Pb yang juga dapat dihitung untuk mengetahui

informasi yang menggambarkan kemampuan tanaman dalam menyerap logam Pb.

Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 67: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

59

Tabel 10. Efisiensi Serapan Pb pada Daun Flamboyan, Mahoni, dan Pinus

Penanaman Kandungan Logam Pb µg/g

Tanah Awal Daun Flamboyan 4129.76 2568.98 Mahoni 4129.76 500.95 Pinus 4129.76 1482.29

Kenaikan konsentrasi logam Pb dalam daun yang diperoleh, kemudian

digunakan untuk menghitung nilai efektifitas penyerapan Pb dalam daun yang

bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif daun dalam menyerap Pb.

Gambar 13. Grafik Efisiensi Serapan Pb pada Daun Berdasarkan Gambar 13 dengan perhitungan terlampir pada Lampiran 15

terlihat bahwa efisiensi serapan logam Pb tertinggi terdapat pada penanaman

flamboyan sebesar 62 %, lalu pada penanaman pinus sebesar 36 % dan terendah

pada penanaman mahoni sebesar 12 %. Hal ini menunjukkan bahwa penanaman

flamboyan memiliki peran terbaik dalam menyerap logam Pb yang ada dikawasan

industri, lalu disusul pada penanaman pinus yang memiliki peran cukup baik dalam

menyerap logam pb. Tingginya efisiensi serapan logam Pb pada penanaman

flamboyan dan pinus didukung dengan hasil akumulasi logam Pb pada daun yang

62%

12%

36%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Flamboyan Mahoni Pinus

%Ef

isien

si Se

rapa

n Pb

Daun

Page 68: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

60

tinggi. Sedangkan penanaman mahoni memiliki tingkat efisiensi serapan logam Pb

terendah diantara daun lain. Dari hasil penelitian, walaupun efektivitas penyisihan

tertinggi ada pada tanah tanaman mahoni sebesar 26 % tapi hanya memiliki

efisiensi serapan daun sebesar 12 % sehingga diyakini terdapat banyak logam Pb

yang terakumulasi dibagian tanaman lain atau hilang karena proses

phytodegradation, phytovolatization, rhyzodegradation, atau menguapnya logam

bersamaan dengan air atau zat dan senyawa lainnya pada saat destruksi asam.

Berbeda dengan nilai efisiensi serapan daun flamboyan yang terlihat lebih baik

karena memiliki efektivitas penyisihan tanah sebesar 25 % dan juga memiliki

efisiensi serapan daun sebesar 62 % sehingga dinyatakan bahwa penyerapan daun

flamboyan secara signifikan membantu meminimalisir pencemaran dengan

menyerap logam Pb.

4.8 Perbandingan kadar Pb dalam tanah dengan ambang batas World

Health Organization (WHO)

Hasil pengujian akumulasi logam pb pada tanah yang ditanami tanaman

flamboyan, mahoni, dan pinus mengandung logam Pb rata rata 3040,33 – 3399,44

ppm. Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ambang batas aman

pada tanah yaitu maksimal 400 ppm (Sukandarrumidi et al., 2018). Oleh dari itu

dapat disimpulkan bahwa kadar Pb dalam tanah disekitar pabrik peleburan aki

bekas melebihi ambang batas aman, sehingga tanah tidak baik digunakan untuk

aktivitas pertanian atau perkebunan yang menghasilkan pangan dimasyarakat, dan

air tanah (sumur) yang berada disekitaran pabrik tersebut kemungkinan bisa sangat

berbahaya.

Page 69: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

65

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian efektivitas penyerapan logam timbal (Pb) dalam

daun flamboyan, mahoni, dan pinus serta pengaruhnya terhadap tanah di kawasan

industri daur ulang aki bekas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Setiap jenis daun memiliki hasil uji yang berbeda nyata dengan nilai Sig. 0,012

< 0,05 pada uji ANOVA, hasil uji lanjut rata-rata penyerapan Pb pada daun

flamboyan dengan mahoni saja yang mempunyai nilai berbeda secara signifikan

sehingga efektivitas penyerapan Pb terbaik terdapat pada daun flamboyan

dengan kandungan sebesar 2568.98 ppm, efisiensi penyerapan daun sebesar 62

% dan Akumulasi Pb dalam tanah dari 4129.76 ppm menjadi 3091.29 ppm

sehingga efektifitas penyisihan tanahnya sebesar 25 %.

2. Hubungan kadar logam Pb yang terserap oleh daun dan terakumulasi didalam

tanah dengan uji korelasi Pearson mempunyai hubungan yang positif (+)

dengan derajat hubungan korelasi lemah.

3. Kadar logam Pb yang terdeteksi pada tanah yang ditanami tanaman

flamboyan,mahoni, dan pinus di kawasan industri peleburan aki sebesar

3040,53 - 3399,44 ppm sehingga masih melebihi ambang batas yang ditetapkan

WHO yaitu sebesar 400 ppm.

Page 70: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

66

5.2 Saran

Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan, ada beberapa hal yang perlu

dilakukan untuk memperbaiki dan mengembangkan penelitian sebelumnya, antara

lain :

1. Perlu dilakukan analisis pada bagian tanaman lain sepeti akar, batang,

bunga, dan biji untuk mengetahui total fitoremediasi penyerapan Pb pada

setiap bagian tanaman flamboyan, mahoni, dan pinus.

2. Perlu dilakukan analisis kandungan Pb pada udara ambien dengan sampling

pada hari yang bersamaan untuk mengetahui alur pencemaran Pb serta

korelasi semua variabel mulai dari sumbernya yaitu udara yang terserap

oleh daun, batang, bunga, dan akumulasi Pb dalam tanah yang terserap oleh

akar dan biji.

3. Karena dihasilkan kandungan Pb yang terakumulasi ditanah sangat tinggi

dan melebihi ambang batas WHO, perlu dilakukan analasis pada air tanah

(sumur) di lingkungan masyarakat yang kemungkinan sangat berbahaya jika

kandungannya tinggi.

4. Tindakan pemulihan bisa dengan melakukan penanaman secara masif jenis-

jenis pohon potensial dalam menyerap polutan timbal. Selain tindakan

pemulihan, pengurangan risiko pencemaraan timbal dapat dilakukan dengan

menghentikan atau memperketat standar operasional prosedur atau regulasi

pada aktivitas-aktivitas yang dapat menjadi sumber pencemar timbal, dan

mengedukasi seluruh lapisan masyarakat yang terdampak akan bahaya

pencemaran timbal.

Page 71: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

67

5. Stakeholder industri harus meningkatkan kualitas teknologi dalam proses

daur ulang aki bekas agar asap dan sisa peleburan tidak mencemari

lingkungan, seperti meningkatkan kualitas penyaringan asap pada proses

peleburan, atau menyediakan tempat khusus untuk menampung sisa

peleburan.

Page 72: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

68

DAFTAR PUSTAKA

Aiyen DSA. (2005). Ilmu Remediasi Untuk Atasi Pencemaran Tanah di Aceh dan Sumatera [diakses 2 Nov 2019]. (Peneliti Fitoremediasi Dosen pada Fakultas Pertanian Universitas Tadulako). Tersedia pada: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/04/ilpeng/1592821

AOAC. 2005. Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemist. AOAC Inc. Washington.

Alifandi A. (2010). Bensin Timbal [diakses 18 Nov 2019]. Tersedia pada: https://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus_bensintimbal /2010/03/100325

Alloway BJ, & Ayres DJ. (1997). Chemical Principles of Environmental Pollution 2nd. UK: Blackie Academic & Professional.

Andani S, & Purbayanti ED. (1981). Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: UGM Press.

Andriani N, Moh AB, dan Hasniar. (2018). Nutrien N-P di Perairan Pesisir Pangkep, Sulawesi Selatan. Journal of Chemical Information and Modeling, 10(9), 135–141. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Apriyanti D, Indria SV, & Dianinayati SY. (2013). Pengkajian Metode Analisis Amonia Dalam Air Dengan Metode Salicylate Test Kit. Jurnal Ecolab, 7(2), 60–70. https://doi.org/10.20886/jklh.2013.7.2.60-70

Arisandi P. (2001). Mangrove jenis apiapi (Avicennia marina) alternatif pengendalian pencemaran logam berat pesisir. Lembaga Kajian Ekologi Dan Konservasi Lahan Basah [diakses 24 Nov 2019]. Tersedia pada: http//www.teranet.or.id

Arisusanti RJ & Purwani KI. (2013). Pengaruh Mikoriza Glomus fasciculatum terhadap Akumulasi Logam Timbal (Pb) pada Tanaman Dahlia pinnataha. Journal Sains dan Seni Pomits. 2(2), 2337-3520

Athanasius, & Bayuseno. (2009). Evaluasi Proses Daur Ulang Accu Bekas serta Kualitas Produk Timbal. Rotasi Pascasarjana Universitas. 11, 15–19., 11, 15–19.

Bobu FR, Noor JAE, & Bunawas B. (2013). Pengukuran konsentrasi timbal (Pb) dalam debu di rumah penduduk kawasan Desa Kadu, Kecamatan Curug, Tangerang – Banten. Brawijaya Physics Student Journal, 1(1), 1–6.

Bose TP, Das, & Maiti G. (1998). Trees of the World. Vol. I.Regional Plant Resource CentreFitter. A. H. and Hay, R. K. M. (1991). Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: UGM Press. Orissa.

BPLH. (2008). Laporan kegiatan Pengendalian Pencemaran Udara di Kota Bandung. Bandung: BPLH Kota Bandung.

Page 73: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

69

Budiyono B, Haryanto B, Hamonangan E, & Hindratmo B. (2016). Korelasi Timbal Dalam Darah Dan Tingkat Kecerdasan (Majemuk) Siswa Sekolah Dasar Di Sekitar Peleburan Aki Bekas Di Kabupaten Tangerang Dan Kabupaten Lamongan. Jurnal Ecolab, 10(1), 41–47. https://doi.org/10.20886/jklh.2016.10.1.41-47

Chan CC, Lam H, Lee YC, & Zhang XM. (2004). Analytical Method Validation and Instrument Performance Verification. Wiley-Interscience, 303. https://doi.org/https://doi.org/10.1021/op0498159

Chaney R, Brown S, & Angle J. (1998). Soil-root interface: Food chain contamination and ecosystem health. Am 3:9-11.

Csuros M, & Csuros C. (2002). Environmental Sampling and Analysis for Metals. In A CRC Press Company. Lewis Publisher.

Darmono. (1995). Logam dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup. Jakarta: UI Press.

Darmono. (2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran : Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta: UI Press.

Ebadi AG, Zare S, Mahdavi M, & Babaee M. (2005). Study and Measurement of Pb, Cd, Cr and Zn in Green Leaf of Tea Cultivated in Gillan Province of Iran. 4, 270–272. https://doi.org/10.3923/pjn.2005.270.272

Ghosh M, & Singh S. (2005). A Review on Phytoremediation of Heavy Metals and Utilization of Its By-products. Applied Ecology and Environmental Research, 3. https://doi.org/10.15666/aeer/0301_001018

Hardiani H. (2009). Potensi Tanaman Dalam Mengakumulasi Logam Cu pada Media Tanah Terkontaminasi Limbah Padat. 44(1), 27–40.

Hendrasarie, N. (2007). Kajian Efektifitas Tanaman Dalam Menjerap Kandungan Pb Di Udara. Jurnal Rekayasa Perencanaan, 3(2), 1–15.

International Conference on Harmonization [ICH]. (2005). Validation of Analytical Procedures: Text and Methodology Q2 (R1). www.ich.org

Hindratmo B, Junaidi E, Masitoh S, & Fauzi R. (2019). Kemampuan 11 ( Sebelas ) Jenis Tanaman dalam Menyerap Logam Berat Timbel ( Pb ). 11, 29–38.

I, R., P.B.A.N, K., S, D., & D, S. (1994). Bioconcentration of Heavy Metal by Plants. Biotechnology, 5(Current opinion), 285–290.

Irawanto R. (2010). Fitoremediasi Lingkungan Dalam Tanaman Bali. UPT Balai Konserasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi. Jurnal LIPI, 2(4), 29–35.

Kartikasari M. (2016). Analisis Logam Timbal (Pb) Pada Buah Apel (Pylus Malus L.) Dengan Metode Destruksi Basah Secara Spektrofotomerti Serapan Atom [skripsi]. Malang (ID): Universitas Islam Negeri Malang Khoiriyah A, Samang L, & Zubair A. (2015). Fitoremediasi Tanah Tercemar

Page 74: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

70

Logam Cd dan Pb dengan Menggunakan Tanaman Akar Wangi. Jurnal Universitas Hasanuddin Makasar. Makasar, 9(2),57-69

Khopkar. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik diterjemahkan oleh Saptorahardjo (pp. 274–287). Surabaya: Airlangga Press.

Muchtadi. (2009). Destruksi Basah dan Kering. Makasar: UNHAS Press.

Mukhtar R, Lahtiani S, Hamonangan E, & Wahyudi H. (2014). Kajian Baku Mutu Logam Berat di Udara Ambien Sebagai Bahan Masukan Lampiran PP41 / 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Ecolab, 8(1).

Muliadi M, Liestianty D, Yanny & Sumarna S. (2013). Fitoremediasi: Akumulasi dan Dstribusi Logam Berat Nikel, Cadmmium dan Chromium dalam Tanaman Ipomea reptana. https://doi.org/10.13140/2.1.4222.2726

Musriadi. (2014). Akumulasi Logam Temabga ( Cu ) dan Timbal ( Pb ) pada Karang Acropora formosa dan Acropora hyacinthus di Pulau Samalona, Barranglompo dan Bonebatang, Jurnal Universitas Hasanuddin Makasar. 56.

Ningsih DH. (2013). Klasifikasi dan Deskripsi Pinus merkusii. Malang: UMM Press

Palar H. (2004). Pencemaran dan toksikologi logam berat. Jakarta: Rineka Cipta.

Prasetyono DS. (2012). Daftar Tanaman Obat Ampuh di Sekitar Kita. Yogyakarta: Flash Books.

Ratnawati R, & Fatmasari RD. (2018). Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Timbal (Pb) Menggunakan Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata) dan Jengger Ayam (Celosia plumosa). Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan, 3(2), 62–69. https://doi.org/10.29080/alard.v3i2.333

Kementrian Agama RI. (2015). Al-Quran Terjemahan. Jakarta: CV Darus Sunnah.

Salisbury F & Ross C. (1995). Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Press.

Scrimgeour C. (2008). Soil Sampling and Methods of Analysis (Second Edition). Edited by M. R. Carter and E. G. Gregorich. Boca Raton, Fl, USA: CRC Press (2008), pp. 1224, £85.00. ISBN-13: 978-0-8593-3586-0. In Experimental Agriculture (Second, Vol. 44, Issue 3). CRC Press. https://doi.org/10.1017/s0014479708006546

Sheppard SC, & Addison JA. (2008). Soil Sample Handling and Storage. In M. R. Carter & E. G. Gregorich (Eds.), Soil Sampling and Methods of Analysis (second Edition) (Second, pp. 63–65). CRC Press.

Shihab MQ. (2001). Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.

Skoog D. (2004). Fundamental of Analytical Chemistry, 9th Ed. Brooks. USA: Cool.

Page 75: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

71

Snyder LR, Kirkland J, & Glajch J. (1997). Practical HPLC Method Development Second Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Sukandarrumidi, Rakhman AN, & Maulana FW. (2018). Geotoksikologi : Usaha Menjaga Keracunan Akibat Bencana Geologi. Yogyakarta: UGM Press.

Sukarsono. (1998). Dampak Pencemaran Udara Terhadap Tumbuhan di Kebun Raya Bogor. Bogor: IPB Press.

Suseno & Hadi P. (2014). Studi Evaluasi Proses Solidifikasi Limbah B-3 dari Limbah Padat (Slag) Industri Daur Ulang Aki Bekas pada Media Pasir Semen. Jurnal Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim. Semarang, 5, 14–19.

Susilo YEB. (2003). Menuju Keselarasan Lingkungan Memahami Sikap Teologis

Manusia Terhadap Pencemaran Lingkungan. Surabaya: Averroes.

Szkoda J, & Żmudzki J. (2005). Determination of lead and cadmium in phosphoric acid by graphite furnace atomic absorption spectrometry. Bull Vet Inst Pulawy, 49(5), 89–92.

Tjitrosoepomo, G. (2003). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Vogel RM. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro (G. Svehla (ed.)). Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

Wiratna Sujarweni. (2015). SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Wulandari EA, & Sukesi. (2013). Preparasi Penentuan Kadar Logam Pb , Cd dan Cu dalam Nugget Ayam Rumput Laut Merah (Eucheuma cottonii). Jurnal Sains Dan Seni Pom Its, 2(2), 12–14.

Yudha GP, Noli ZA, & Idris DM. (2013). Pertumbuhan Daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd) dan Akumulasi Logam Timbal (Pb). Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.), 2(2), 83–89.

Yulipriyanto H. (2010). Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Yogyakarta :Graha Ilmu.

Yusuf M, & Arsyad A. (2014). Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Pb dan Cd Dengan Menggunakan Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata). Jurnal Universitas Hasanuddin, 69–73.

Page 76: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

72

LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan pembuatan larutan standar campuran logam Pb 100 ppm

V1 x M1 = V 2 x M2

V1 = Volume larutan yang akan dibuat

M1 = Konsentrasi larutan yang akan dibuat

V 2 = Volume larutan yang akan dicari

M2 = Konsentrasi yang terbaca dari larutan baku

V1 x M1 = V 2 xM 2

100 x 100 = V2 x 1000

10.0001000

= V2

10 mL = V2

Lampiran 2. Perhitungan pembuatan deret standar kurva kalibrasi 0.2 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 pmm

Contoh perhitungan 0,2 ppm :

V1 x M1 = V 2 x M2

100 x 0,2 = V2 x 100

20100

= V2

0,2 mL = V2

Lampiran 3. Perhitungan Spike Pb untuk Sampel Daun dan Tanah

Spike Pb 0,4 ppm untuk Daun :

V1 xM1 = V 2 xM2

50 x 0.4 = V2 x 100

20100

= V2

0,2 mL = V2

Page 77: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

73

Spike Pb 0,4 ppm untuk Tanah :

V1 x M1 = V 2 xM2

50 x 1 = V2 x 100

50100

= V2

0,5mL = V2

Page 78: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

74

Lampiran 4. Perhitungan Kadar Air pada Tanah

No.

Jenis Contoh

CawanCawan + sam

pelBasahI

IIRata2

1Sam

pel F121.5086

5.004426.5130

25.964525.9624

25.960.008

4.45490.1098

10.98132

Sampel F2

17.44445.0026

22.447021.6785

21.683121.68

-0.0214.2364

0.153215.3160

3Sam

pel F319.2883

5.004024.2923

23.673023.6701

23.670.012

4.38330.1241

12.40514

Sampel F4

17.90775.0032

22.910922.2972

22.304622.30

-0.0334.3932

0.121912.1922

5Sam

pel F518.0096

5.005323.0149

22.398822.3925

22.400.028

4.38610.1237

12.37196

Sampel M

119.1782

5.004524.1827

23.472823.4702

23.470.011

4.29330.1421

14.21127

Sampel M

217.6191

5.004922.6240

21.888921.8805

21.880.038

4.26560.1477

14.77158

Sampel M

317.3612

5.007722.3689

21.673721.6686

21.670.024

4.31000.1393

13.93359

Sampel M

417.4795

5.003422.4829

21.807621.8002

21.800.034

4.32440.1357

13.570810

Sampel M

517.3926

5.002722.3953

21.647821.6382

21.640.044

4.25040.1504

15.037911

Sampel P1

18.12765.0044

23.132022.6008

22.600522.60

0.0014.4731

0.106210.6177

12Sam

pel P220.0990

5.004725.1037

24.667224.6642

24.670.012

4.56670.0875

8.751813

Sampel P3

18.79875.0078

23.806523.1639

23.159223.16

0.0204.3629

0.128812.8789

14Sam

pel P417.5432

5.005222.5484

21.941421.9403

21.940.005

4.39770.1214

12.138415

Sampel P5

17.81865.0060

22.824622.1146

22.110222.11

0.0204.2938

0.142314.2269

16Spike F4

17.90775.0032

22.910922.2595

22.259022.2593

0.00224.3516

0.130213.0247

17T1

21.50655.0055

26.512025.0884

25.078925.08

0.0383.5772

0.285428.5356

18T2

17.25065.0046

22.255220.8994

20.896620.90

0.0133.6474

0.271227.1191

19T3

17.47905.0005

22.479521.2082

21.208121.21

0.0003.7292

0.254225.4245

20T4

18.12675.0083

23.135022.1420

22.136722.14

0.0244.0127

0.198819.8800

21T5

17.35935.0015

22.360821.1645

21.163321.16

0.0063.8046

0.239323.9308

22T2 Spike

17.48625.0064

22.492621.0994

21.099021.10

0.0023.6130

0.278327.8324

Berat Basah Awal (gram)

Cawan + SampelK

ering%

RSDSam

pelKering (B)

KA

%KA

SampelBasah (A

)

Page 79: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

75

Lampiran 5. Worksheet Perhitungan Sampel Tanah

Jenis contoh : TanahBahan pem

banding : SRM M

ontana SoilM

etode : IK-08/B/P3K

LLD

ikerjakan oleh/paraf : Ribbi /Tanggal penerim

aan : 26/09/2019D

iperiksa oleh/paraf : Siti/T anggal pengerjaan : 30/09/2019

Keterangan : Sam

pel kelti Pb

Jenis R

PDcontoh

III

III

III

Rata-rata

%1

SRM M

ontana0.2525

0.25220.018

0.24800.2477

0.04460.0449

3.473.49

1399.451409.19

1404.320.69

2SRM

ERA0.0123

0.760.76

0.75543

Std 100.1260

10.2810.2800

10.28004

BLANK

O-0.0011

0.00-0.0036

-0.00365

Sampel F1

1.00210.1098

0.89214

0.209517.26

3869.713869.71

6Sam

pel F21.0028

0.15320.8492

40.1822

14.993529.16

3529.167

Sampel F3

1.00150.1241

0.87734

0.170514.01

3192.883192.88

8Sam

pel F41.0025

1.00280.1219

0.88030.8805

40.1258

0.125810.26

10.262330.19

2329.492329.84

0.039

Sampel F5

1.00350.1237

0.87934

0.213111.15

2534.832534.83

10Sam

pel M1

1.00390.1421

0.86122

0.206617.03

1976.821976.82

11Sam

pel M2

1.00410.1477

0.85584

0.225418.60

4345.754345.75

12Sam

pel M3

1.00260.1393

0.86294

0.152112.47

2889.092889.09

13Sam

pel M4

1.00190.1357

0.86594

0.162813.36

3085.683085.68

14Sam

pel M5

1.00510.1504

0.85404

0.151412.41

2905.312905.31

15Sam

pel P11.0033

0.10620.8968

40.1792

14.733285.11

3285.1116

Sampel P2

1.00590.0875

0.91794

0.193315.92

3467.833467.83

17Sam

pel P31.0013

0.12880.8723

40.1417

11.602658.36

2658.3618

Sampel P4

1.00590.1214

0.88384

0.202816.72

3782.533782.53

19Sam

pel P51.0036

0.14230.8608

40.1988

16.373803.36

3803.3620

Spike F41.0025

1.00320.1302

0.87190.8725

40.1367

0.136411.18

11.152564.43

2554.622559.53

0.3821

T11.0066

0.28540.7194

40.1972

19.005281.08

5281.0822

T21.0052

1.00640.2712

0.73260.7335

40.1726

0.172916.61

16.634533.17

4534.594533.88

0.0323

T31.0021

0.25420.7473

40.1988

19.165127.65

5127.6524

T41.0063

0.19880.8062

40.1512

14.523600.63

3600.6325

T51.0077

0.23930.7665

40.0849

8.072105.54

2105.5426

T2 Spike1.0048

1.00530.2712

0.73230.7327

40.1825

0.183417.57

17.664797.16

4819.344808.25

0.46

No

Bobot C

ontoh (g)K

AB

obot Kering

FpA

bsorbansiK

ons. (µg/mL

)H

asil uji (µg/g)

Page 80: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

76

Lampiran 6. Worksheet Perhitungan Sampel Daun

Jenis contoh : D

aunBahan pem

banding : SRM M

ontana SoilM

etode : IK-08/B/P3K

LLD

ikerjakan oleh/paraf : Ribbi /Tanggal penerim

aan : 26/09/2019D

iperiksa oleh/paraf : Siti/Tanggal pengerjaan : 30/09/2019

Keterangan : Sam

pel kelti Pb

Jenis R

PDcontoh

III

III

III

Rata-rata

%1

SRM ERA 282-500

0.01130.755

0.75500.7550

2Standar 10 ppm

0.122810.2400

10.240010.2400

3BLAN

KO

0.0002-0.0020

-0.0020-0.0020

4Sam

pel F11.0021

1.00214

0.133211.12

2219.342219.34

5Sam

pel F21.0022

1.00225

0.243120.48

5107.515107.51

6Sam

pel F31.0022

1.00224

0.149212.19

2432.652432.65

7Sam

pel F41.0020

1.00211.0020

1.00212

0.13130.1312

10.9610.95

1093.811092.71

1093.260.10

8Sam

pel F51.0022

1.00221

0.237139.93

1992.121992.12

9Sam

pel M1

1.00191.0019

10.0872

7.19358.82

358.8210

Sampel M

21.0017

1.00171

0.139911.69

583.26583.26

11Sam

pel M3

1.00141.0014

10.0759

6.25311.81

311.8112

Sampel M

41.0022

1.00221

0.221818.64

929.95929.95

13Sam

pel M5

1.00191.0019

10.0781

6.43320.89

320.8914

Sampel P1

1.00241.0024

20.1862

15.631559.26

1559.2615

Sampel P2

1.00161.0016

20.1370

11.451142.67

1142.6716

Sampel P3

1.00181.0018

20.1293

10.791076.56

1076.5617

Sampel P4

1.00121.0012

20.1997

16.781675.49

1675.4918

Sampel P5

1.00181.0018

20.2330

19.611957.48

1957.4819

Spike F41.0011

1.00131.0011

1.00132

0.13700.1355

11.4411.32

1142.741130.03

1136.391.12

No

Bobot C

ontoh (g)K

AB

obot Kering

FpA

bsorbansiK

ons. (µg/mL

)H

asil uji (µg/g)

Page 81: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

77

Lampiran 7. Perhitungan % Recovery SRM pada Pengukuran Daun dan Tanah

CRM ERA 282-500 pada pengukuran daun :

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑆𝑆 =𝑥𝑥µ

𝑥𝑥 100 %

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑆𝑆 =0,7550 ug/mL

0.7550 𝑥𝑥 100 %

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑆𝑆 = 100 %

CRM ERA 282-500 pada pengukuran tanah :

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑆𝑆 =𝑥𝑥µ

𝑥𝑥 100 %

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑆𝑆 =0,7550 ug/mL

0.7554 𝑥𝑥 100 %

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑆𝑆 = 99.9470 %

SRM Montana Soil 2711A pada pengukuran tanah :

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑆𝑆 =𝑥𝑥µ 𝑥𝑥 100 %

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑆𝑆 =1400 mg/kg

1404,32 𝑥𝑥 100 %

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑆𝑆 = 99.6925 %

Lampiran 8. Perhitungan % Recovery Spike Sampel Daun dan Tanah

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑅𝑅 =𝐾𝐾𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸. 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑅𝑅 − 𝐾𝐾𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸. 𝑆𝑆𝐾𝐾𝑆𝑆𝑆𝑆𝑅𝑅𝑆𝑆

𝐾𝐾𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸. 𝑆𝑆𝐵𝐵𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑅𝑅 𝑥𝑥 100 %

𝐾𝐾𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸. 𝑆𝑆𝐵𝐵𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑅𝑅 =𝐾𝐾𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸. 𝑆𝑆𝐾𝐾𝑅𝑅𝑙𝑙𝐵𝐵𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑆𝑆𝐾𝐾𝐾𝐾𝑙𝑙𝑆𝑆 𝑥𝑥 𝑉𝑉 𝑅𝑅𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝐾𝐾𝑆𝑆𝐵𝐵𝐾𝐾𝑆𝑆𝐵𝐵𝐾𝐾ℎ 𝑥𝑥 𝐹𝐹𝑆𝑆

𝑅𝑅𝐾𝐾𝐵𝐵𝐾𝐾2 𝐵𝐵𝑅𝑅𝐵𝐵𝑅𝑅𝐵𝐵 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑅𝑅𝑆𝑆𝐾𝐾𝐾𝐾

Spike Sampel Daun :

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑅𝑅 =1136,39 − 1091,68

39,9521 𝑥𝑥 100 %

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑅𝑅 = 107.95 %

Spike Sampel Tanah :

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑅𝑅 =2559,52 − 2329,84

229,2968 𝑥𝑥 100 %

Page 82: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

78

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑅𝑅 = 100.17 %

Spike Sampel Tanah Tanpa Tanaman:

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑅𝑅 =4808,25 − 4533.88

229.2968 𝑥𝑥 100 %

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑅𝑅 = 119.66 %

Lampiran 9. Perhitungan % RPD

Contoh pada sampel daun F8 :

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =𝑥𝑥1 − 𝑥𝑥2

𝑥𝑥 𝑥𝑥 100 %

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =1093,81 − 1092,71

1093,26 𝑥𝑥 100 %

% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = 0,1013 %

Lampiran 10. Perhitungan % CCS pada Pengukuran Sampel Daun dan Tanah

𝐶𝐶𝐶𝐶𝑆𝑆 =𝐶𝐶1 − 𝐶𝐶2𝐶𝐶1 × 100 %

Perhitungan standar tengah 10 ppm pada kurva pengukuran daun :

𝐶𝐶𝐶𝐶𝑆𝑆 =10 − 10.24

10 × 100 %

𝐶𝐶𝐶𝐶𝑆𝑆 = 2,4 %

Perhitungan standar tengah 10 ppm pada kurva pengukuran daun :

𝐶𝐶𝐶𝐶𝑆𝑆 =10 − 10.28

10 × 100 %

𝐶𝐶𝐶𝐶𝑆𝑆 = 2,8 %

Lampiran 11. Perhitungan Kadar Air pada Sampel Tanah (SNI 06-6992.3-2004)

𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑅𝑅 𝐴𝐴𝑆𝑆𝑅𝑅 =𝐴𝐴 − 𝐵𝐵𝐴𝐴

Contoh sampel tanah F1 :

𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑅𝑅 𝐴𝐴𝑆𝑆𝑅𝑅 𝐹𝐹1 =5.0044 − 4.4549

5.0044

𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑅𝑅 𝐴𝐴𝑆𝑆𝑅𝑅 𝐹𝐹1 = 0.1098

Page 83: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

79

Lampiran 12. Perhitungan Konsentrasi Logam Pb pada Daun dan Tanah (SNI 06-6992.3-2004)

𝐶𝐶𝑥𝑥 =𝐶𝐶 𝑥𝑥 𝑉𝑉 𝑥𝑥 𝐸𝐸𝑆𝑆

𝐵𝐵

Contoh pada sampel daun F1 :

𝐶𝐶𝑥𝑥 = 11.12 𝐷𝐷𝑢𝑢

𝑆𝑆𝑚𝑚𝑥𝑥 50 𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑥𝑥 4

1.0021 𝐾𝐾

𝐶𝐶𝑥𝑥 = 2219.34 𝑙𝑙𝐾𝐾/𝐾𝐾

Lampiran 13. Perhitungan Efisiensi Serapan Pb pada Daun (Hardiani, 2009)

𝐸𝐸𝐸𝐸𝑆𝑆𝐸𝐸𝑆𝑆𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸𝑆𝑆 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑅𝑅𝐾𝐾𝑆𝑆𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑅𝑅𝐵𝐵 =𝐶𝐶𝑥𝑥 𝑅𝑅𝐾𝐾𝑙𝑙𝐾𝐾

𝐶𝐶𝑥𝑥 𝑇𝑇𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾ℎ 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐾𝐾𝑆𝑆 𝑙𝑙𝐾𝐾/𝐾𝐾 𝑥𝑥 100%

Contoh efisiensi serapan pb pada daun flamboyan :

𝐸𝐸𝐸𝐸𝑆𝑆𝐸𝐸𝑆𝑆𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸𝑆𝑆 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑅𝑅𝐾𝐾𝑆𝑆𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑅𝑅𝐵𝐵 =2568.984129.76 𝑙𝑙𝐾𝐾/𝐾𝐾 𝑥𝑥 100%

𝐸𝐸𝐸𝐸𝑆𝑆𝐸𝐸𝑆𝑆𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸𝑆𝑆 𝑆𝑆𝑅𝑅𝑅𝑅𝐾𝐾𝑆𝑆𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑅𝑅𝐵𝐵 = 62 %

Lampiran 14. Perhitungan Efektivitas Penyisihan pada Tanah (Khoiriyah, 2015)

𝑅𝑅𝐸𝐸 = 𝐾𝐾𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸𝑅𝑅𝐾𝐾𝐵𝐵𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸𝑆𝑆 𝐾𝐾𝐴𝐴𝐾𝐾𝑆𝑆 − 𝑆𝑆𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸𝑅𝑅𝐾𝐾𝐵𝐵𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸𝑆𝑆 𝐾𝐾𝑆𝑆ℎ𝑆𝑆𝑅𝑅

𝐾𝐾𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸𝑅𝑅𝐾𝐾𝐵𝐵𝑅𝑅𝐾𝐾𝐸𝐸𝑆𝑆 𝐾𝐾𝐴𝐴𝐾𝐾𝑆𝑆 × 100 %

Contoh perhitungan efektifitas penyisihan tanah flamboyan :

𝑅𝑅𝐸𝐸 = 4129.76 − 3091.29

4129.76 × 100 %

𝑅𝑅𝐸𝐸 = 25 %

Lampiran 15. Hasil Uji dari Aplikasi SPSS

a. Tabel Hasil Uji Anova

ANOVA

Sum of Squares df Mean

Square F Sig.

Between Groups 10701116.947 2 5350558.474 6.470 0.012

Within Groups 9923712.688 12 826976.057

Total 20624829.635 14

Page 84: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

80

b. Tabel Hasil Uji Lanjut Post Hoc Test

Sig.

95% Confidence Interval

(I) Daun Mean

Difference (I-J)

Std. Error Lower Bound Upper Bound

Flamboyan Mahoni 2068.03000* 575.14383 0.010 533.6247 3602.4353 Pinus 1086.68400 575.14383 0.184 -447.7213 2621.0893

Mahoni Flamboyan -

2068.03000* 575.14383 0.010 -3602.4353 -533.6247

Pinus -981.34600 575.14383 0.243 -2515.7513 553.0593

Pinus Flamboyan -

1086.68400 575.14383 0.184 -2621.0893 447.7213

Mahoni 981.34600 575.14383 0.243 -553.0593 2515.7513 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

c. Tabel Hasil Uji Lanjut Tukey HSD

Daun N Subset for alpha = 0.05

1 2 Mahoni 5 500.946

Pinus 5 1482.292 1482.292 Flamboyan 5 2568.976

Sig. 0.243 0.184

d. Tabel Hasil Uji Pearson Correlations

Correlations Pb Daun Pb Tanah

Pb Daun

Pearson Correlation

1 0.305

Sig. (2-tailed)

0.270

N 15 15

Pb Tanah

Pearson Correlation

0.305 1

Sig. (2-tailed)

0.270

N 15 15 Derajat Keeratan Hubungan pada Uji Korelasi (Sujarweni. 2014) •Nilai Koefisien Korelasi 0,00 - 0,20 berarti hubungan sangat lemah •Nilai Koefisien Korelasi 0,21 - 0,40 berarti hubungan lemah •Nilai Koefisien Korelasi 0,41 - 0,70 berarti hubungan kuat •Nilai Koefisien Korelasi 0,71 - 0,90 berarti hubungan sangat kuat •Nilai Koefisien Korelasi 0,91 - 0,99 berarti hubungan kuat sekali •Nilai Koefisien Korelasi 1 berarti hubungan sempurna

Page 85: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

81

Lampiran 16. Certificate of Analysis CRM ERA

Perhitungan :

𝑆𝑆𝑅𝑅𝐵𝐵𝐾𝐾𝑆𝑆 =𝑙𝑙𝐾𝐾𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝐵𝐵𝐾𝐾𝑆𝑆𝐾𝐾𝑆𝑆𝐵𝐵𝑅𝑅

100 × 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝐵𝐵𝑆𝑆𝐸𝐸𝑆𝑆𝑅𝑅𝐾𝐾 𝑅𝑅𝐾𝐾𝑆𝑆𝑙𝑙𝑅𝑅 = 𝑋𝑋

𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝐵𝐵𝑆𝑆𝐸𝐸𝑆𝑆𝑅𝑅𝐾𝐾 𝑅𝑅𝐾𝐾𝑆𝑆𝑙𝑙𝑅𝑅 ± 𝑋𝑋 = 𝑅𝑅𝑅𝑅𝐾𝐾𝐵𝐵𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝐾𝐾𝑆𝑆𝑆𝑆𝐾𝐾𝑆𝑆 𝐶𝐶𝑅𝑅𝑆𝑆

𝐿𝐿𝑅𝑅𝐾𝐾𝐾𝐾 (𝑅𝑅𝐵𝐵) =0,462100

× 755 = 3,4881

755 ± 3,4881 = 751,5119 − 758,4881 ug/g

Page 86: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

82

Lampiran 17. Control Chart Akurasi dan Presisi Montana Soil P3KLL

Akurasi

Presisi

Page 87: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

83

Lampiran 18. Control Chart Akurasi dan Presisi Tanah P3KLL

Akurasi

Presisi

Page 88: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

84

Lampiran 19. Control Chart Akurasi dan Presisi Daun P3KLL

Akurasi

Presisi

Page 89: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

85

Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian

Proses Pengambilan Sampel Proses Pengambilan Sampel

Page 90: EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN

86

Preparasi Sampel Penimbangan Sampel

Proses Destruksi Asam Penyaringan Sampel

Sampel Pengukuran Sampel dengan AAS