bab ii tinjauan pustaka 2.1 definisi timbal (pb)repository.sari-mutiara.ac.id/568/4/chapter...

18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Timbal (Pb) Timbal (Pb) adalah logam lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat, Pb memiliki titik lebur rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif, sehingga bisa digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan, serta mudah dimurnikan dari pertambangan. Timbal (Pb) merupakan salah satu logam berat yang sering juga disebut dengan istilah timah hitam. Timbal (Pb) pada awalnya adalah logam berat yang secara alami terdapat di dalam kerak bumi. Timbal meleleh pada suhu 328 o C (662 o F) ; titik didih 1740 o C (3164 o F) ; dan memiliki gravitasi 11,34 dengan berat atom 207,20. Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian bersifat toksik pada manusia, Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman, pernafasan, lewat kulit, lewat kontak mata, dan lewat parenteral. Orang dewasa mengabsorpsi pb sebesar 5- 15 % dari keseluruhan pb yang dicerna, sedangkan anak-anak mengabsorpsi pb lebih besar, yaitu 41,5%. Toksisitas Pb berpengaruh terhadap biosintesa haemopoietik, sistem kardiovaskuler, respirasi, syaraf, gastro-intestinal, urinaria, endokrin, reproduksi dan berperan sebagai co-faktor dalam proses karsinogenesis (Widowati Wahyu, dkk, 2008) . Gambar 2.1 Timbal 7 UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 20

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Timbal (Pb)

    Timbal (Pb) adalah logam lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat, Pb

    memiliki titik lebur rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif,

    sehingga bisa digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan, serta

    mudah dimurnikan dari pertambangan. Timbal (Pb) merupakan salah satu logam

    berat yang sering juga disebut dengan istilah timah hitam. Timbal (Pb) pada

    awalnya adalah logam berat yang secara alami terdapat di dalam kerak bumi.

    Timbal meleleh pada suhu 328o C (662

    oF) ; titik didih 1740

    oC (3164

    oF) ; dan

    memiliki gravitasi 11,34 dengan berat atom 207,20. Timbal (Pb) adalah logam

    yang mendapat perhatian bersifat toksik pada manusia, Intoksikasi Pb bisa terjadi

    melalui jalur oral, lewat makanan, minuman, pernafasan, lewat kulit, lewat kontak

    mata, dan lewat parenteral. Orang dewasa mengabsorpsi pb sebesar 5- 15 % dari

    keseluruhan pb yang dicerna, sedangkan anak-anak mengabsorpsi pb lebih besar,

    yaitu 41,5%. Toksisitas Pb berpengaruh terhadap biosintesa haemopoietik, sistem

    kardiovaskuler, respirasi, syaraf, gastro-intestinal, urinaria, endokrin, reproduksi

    dan berperan sebagai co-faktor dalam proses karsinogenesis (Widowati Wahyu,

    dkk, 2008)

    .

    Gambar 2.1 Timbal

    7

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 21

    2.2 Sifat – Sifat Timbal

    Timbal (Pb) memiliki sifat khusus seperti dibawah ini, yakni:

    1. Berwarna putih kebiru-biruan dan mengkilap.

    2. Lunak sehingga sangat mudah ditempa.

    3. Tahan asam, karat dan bereaksi dengan basa kuat.

    4. Daya hantar listrik kurang baik. (Konduktor yang buruk)

    5. Massa atom relative 207,2

    6. Memiliki Valensi 2 dan 4.

    7. Tahan Radiasi

    Selain sifat khusus di atas, timbal memiliki sifat kimia dan fisika seperti

    berikut:

    2.2.1 Sifat – Sifat Fisika

    Fasa pada suhu kamar : Padatan

    Densitas : 11, 34 g/cm3

    Titik leleh : 3280 C

    Titik didih : 17400 C

    Panas fusi : 4, 77 kJ/mol

    Panas penguapan 179,5 kJ/mol

    Kalor jenis : 26,650 J/molK

    2.2.2 Sifat – Sifat Kimia

    Bilangan oksidasi :4,2,- 4

    Elektronegativitas : 2,33 ( skala pauli )

    Energi ionisasi 1 : 715,6 kj/mo

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 22

    Energi ionisasi 2 : 1450,5 kj/mol

    Energi ionisasi 3 : 3081,5 kj/mol

    Jari – jari atom : 175 pm

    Radius ikatan kovalen : 146 pm

    Jari – jari Van Der Waals : 202 pm

    Struktur Kristal : kubik berpusat muka

    Sifat kemagnetan : diamagnetic

    Resistifitas ternal : 208 nohm.m

    Konduktifitas ternal : 35,3 W/mK

    2.3 Kegunaan Timbal

    Timbal tidak hanya sebagai senyawa beracun yang mencemari udara,

    tetapi timbal juga dapat digunakan dalam industri baterai, kabel, penyepuhan,

    pestisida, sebagai alat anti letup pada bensin, zat penyusun patri atau solder,

    sebagai formulasi penyambung pipa sehingga memungkinkan terjadinya antar air

    rumah tangga dengan Pb. Kemampuan Pb membentuk alloy dengan berbagai jenis

    logam lain sehingga bisa meningkatkan sifat metalurgi dari pb, yaitu :

    1. Pb + Sb sebagai kabel telepon

    2. Pb + As + Sn + Bi sebagai kabel listrik

    3. Pb + Ni senyawa azida sebagai bahan peledak

    4. Pb + Cr + Mo + Cl sebagai pewarnaan cat

    5. Pb + asetat untuk mengkilapkan keramik dan bahan anti api

    6. Pb + Te sebagai pembangkit listrik tenaga panas

    7. Tetrametil-Pb dan Tetraetil Pb sebagai bahan aditif pada bahan bakar

    kendaraan bermotor.

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 23

    Timbal sebagai salah satu zat yang dicampurkan ke dalam bahan bakar

    (premium dan premix), yaitu (C2H5)4 Pb atau TEL (Tetra Ethyl Lead) yang

    digunakan sebagai bahan aditif, yang berfungsi meningkatkan angka oktan

    sehingga penggunaannya akan menghindarkan mesin dari gejala “ngelitik” yang

    berfungsi sebagai pelumas bagi kerja antarkatup mesin (intake & exhaust valve )

    dengan dudukan katup valve seat serta valve guide. Keberadaan octan booster

    dibutuhkan dalam bensin agar mesin bisa bekerja dengan baik . ( Widowati

    wahyu, dkk, 2008).

    2.4 Bahaya Timbal

    Logam bersifat kumulatif. Mekanisme toksisitas pb berdasarkan organ

    yang dipengaruhinya adalah :

    1. Sistem pembentukan darah (hematopoietik), yang dapat menyebabkan

    terhambatnya pembentukan hemoglobin sehingga dapat menimbulkan

    gejala anemia.

    2. Sistem saraf yang menyebabkan gangguan saraf pusat seperti sulit berfikir

    dan mengingat, kerusakan otak besar, dan delirium.

    3. Sistem eksresi yang menyebabkan gangguan ginjal dengan gejala

    aminoasiduria, fosfaturia, glukosuria, nefropati, fibrosis danatrofi

    glomerular.

    4. Sistem saluran cerna yang menyebabkan sakit perut dan konstipasi.

    5. Sistem jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan peningkatan

    permeabilitas pembuluh darah.

    6. Sistem reproduksi yang menyebabkan kematian janin sewaktu dilahirkan.

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 24

    7. Sistem endokrin yang menyebabkan gangguan tiroid (Widowati Wahyu,

    dkk, 2008).

    Toksisitas Pb bersifat kronis dan akut. Toksisitas kronis sering dijumpai

    pada pekerja tambang dan pabrik pemurnian logam, pabrik mobil (proses

    pengecatan), pembuatan baterai, percetakan, pelapisan logam, dan pengecatan.

    Paparan Pb secara kronis bisa mengakibatkan kelelahan, kelesuan, gangguan

    iritabilitas, gangguan gastrointestinal, kehilangan libido, infertilitas pada laki-

    laki, gangguan menstruasi serta aborsi spontan pada wanita, depresi, sakit kepala,

    sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu dan sulit tidur.

    Toksisitas akut bisa terjadi jika Pb masuk kedalam tubuh seseorang

    melalui makanan atau menghirup gas Pb dalam aktu yang relatif pendek dengan

    dosis atau kadar relatif tinggi. Gejala dan tanda-tanda klinis akibat paparan Pb

    secara akut menimbulkan beberapa gejala, antara lain :

    1. Gangguan gastrointestinal, seperti keram perut, kolik, dan biasanya

    diawali dengan sembelit, mual, muntah-muntah, dan sakit perut yang

    hebat.

    2. Gangguan neurologi berupa ensefalopati seperti sakit kepla, binggung atau

    pikiran kacau, sering pingsan dan koma.

    3. Gangguan fungsi ginjal, oliguria, dan ginjal yang akut bisa berkembang

    dengan cepat.

    2.5 Sumber Pencemaran Timbal

    Pencemaran lingkungan oleh timbal kebanyakan berasal dari aktivitas

    manusia yang mengekstrasi dan mengeksploitasi logam tersebut. Timbal

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 25

    digunakan untuk berbagai kegunaan terutama sebagai bahan perpipaan, bahan

    aditif untuk bensin, baterai, pigmen, amunisi. Sumber pencemaran Pb dapat juga

    berasal dari sumber alami yaitu pencemaran dari erupsi debu gunung berapi.

    2.6 Toksisitas Timbal

    Toksisitas timbal bergantung pada tempat dimana manusia melakukan

    aktivitas bekerja dan menghabiskan waktu pada lokasi dimana mereka hidup dan

    biasanya bersifat toksisitas kronis terutama pada orang dewasa. Prevalensi

    terjadinya sangat bervariasi dan erat hubungannya dengan jenis pekerjaannya.

    Orang dewasa mengabsorpsi pb sebesar 5 - 15 % dari keseluruhan pb yang

    dicerna, sedangkan anak-anak mengabsorpsi pb lebih besar, yaitu 41,5%. Timbal

    (Pb) adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia, yang bisa berasal dari

    tindakan mengonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi dari udara, debu

    yang tercemar pb, kontak lewat kulit, lewat mata, dan lewat parenteral.

    Logam Pb tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga bila makanan

    dan minuman tercemar Pb dikonsumsi maka tubuh akan mengeluarkannya. Di

    dalam tubuh manusia, Pb bisa menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam

    pembentukan hemoglobin (Hb) dan sebagian kecil pb diekskresikan lewat urin

    atau feses karena sebagian terikat oleh protein, sedangkan sebagian lagi

    terakumulasi dalam ginjal, kuku, jaringan lemak, dan rambut. Waktu paruh timbal

    (Pb) dalam eritrosit adalah selama 35 hari, dalam jaringan ginjal dan hati selama

    40 hari, sedangkan waktu paruh dalam tulang adalah selama 30 hari. Tingkat

    ekskresi Pb melalui sistem urinaria adalah sebesar 76%, gastrointestinal 16%, dan

    rambut,kuku, serta keringat sebesar 8%. (Widowati Wahyu,dkk, 2008).

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 26

    2.7 Sungai

    Gambar 2.3 Sungai

    Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara

    terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Pada beberapa kasus,

    sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum

    menemukan badan air lainnya. Melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi

    air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang

    besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata

    air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk

    membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan saluran dengan

    dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Pengujung sungai di mana sungai

    bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.

    Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai

    umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah

    tanah, dan di beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air,

    sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Kemanfaatan

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

    https://id.wikipedia.org/wiki/Hujanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Daratanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Lauthttps://id.wikipedia.org/wiki/Danauhttps://id.wikipedia.org/wiki/Mata_airhttps://id.wikipedia.org/wiki/Mata_air

  • 27

    terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,

    sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya

    potensial untuk dijadikan objek wisata sungai.

    2.8 Erupsi Gunung Sinabung

    Gambar 2.4 Erupsi Gunung Sinabung

    Erupsi adalah proses meletusnya gunung berapi, yakni keluarnya material

    gunung berapi seperti lahar dan abu yang disertai lepasnya gas-gas ke permukaan

    bumi. Erupsi umumnya terjadi melalui saluran magma dan retakan di gunung

    yang sudah terbentuk sebelumnya. Erupsi vulkanik terjadi ketika magma di dalam

    kulit bumi menjadi lengketan dan membentuk cerobong naik pada celah utama

    saluran. Gas-gas di dalam magma bertekanan semakin tinggi sehingga mendesak

    kulit bumi sampai terjadi letusan. Keluarnya magma sangat dipengaruhi oleh

    besarnya tekanan di dalam perut bumi. Bila tekanannya sangat tinggi dan saluran

    keluarnya tersumbat, ledakan yang hebat akan menyertai keluarnya lahar. Makin

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

    https://id.wikipedia.org/wiki/Irigasi

  • 28

    rendah tekanan di dalam perut bumi, makin pelan proses keluarnya lahar. Sesudah

    proses erupsi berhenti biasanya terbentuk kawah dengan lubang berbentuk corong

    di puncak gunung.

    Salah satu gunung yang juga erupsi adalah Gunung Sinabung. Gunung

    Sinabung adalah satu dari 127 gunung api yang ada di Indonesia. Gunung

    Sinabung berada di dataran tinggi Karo Sumatra Utara dengan puncaknya

    mencapai 2.451 meter di atas permukaan laut. Dalam catatan letusan gunung api

    yang ada pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) ,

    Gunung Sinabung tidak menunjukan aktivitasnya dalam kurun waktu tahun 1600.

    Kondisi ini yang menjadikan Gunung Sinabung Tipe B dan bukanlah gunung

    yang menjadi prioritas dalam pengamatan sebelum terjadi letusan tahun 2010.

    Diawali pada 27 Agustus 2010, Gunung Sinabung mengeluarkan asap dan abu

    vulkanik dan diikuti dengan erupsi magnetik pada 29 Agustus 2010. Erupsi

    magnetik ditandai dengan adanya lava pijar yang keluar dari dalam perut Gunung

    Sinabung.

    2.9 Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

    Spektrofotometer Serapan Atom digunakan untuk analisis kuantitatif

    unsur-unsur logam dalam jumlah sekelumit (trace) dan sangat sekelumit

    (ultratrace). Cara analisis ini memberikan kadar total unsur logam dalam suatu

    sampel dan tidak tergantung pada bentuk molekul dari logam dalam sampel

    tersebut. Cara ini cocok untuk analisi kelumit logam karena mempunyai

    kepekaan yang tinggi, pelaksanaannya relatif sederhana dan interferensinya

    sedikit. Metode spektrofotometer serapan atom berprinsip pada absorpsi energi

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 29

    cahaya oleh atom netral pada panjang gelombang tertentu tergantung pada sifat

    unsurnya. Dengan menyerap suatu energi, maka atom akan memperoleh energi

    sehingga suatu atom pada keadaan dasar dapat ditingkatkan energinya ke tingkat

    eksitasi.

    Spektrofotometer Serapan Atom elektrotermal pertama kali diperkenalkan

    pada awal tahun 1970. Secara umum alat memiliki tingkat sensitivitan yang tinggi

    karena seluruh sampel diatomisasi dalam periode yang singkat. Sensitivitas dan

    batas deteksinya ialah 20 hingga 1000 kali lebih baik dibandingkan dengan flame

    emission spectrofotometry. Selain itu volume sampel yang dibutuhkan relatif

    sedikit, yaitu biasanya ± 0,5-10 μL. Sedangkan peralatan yang dibutuhkan pada

    analisis elektrotermal ini adalah sama dengan peralatan pada metode absorpsi

    nyala. Sebagian besar instrumen didesain secara modern sehingga perubahan tipe

    atomisasi ke tipe lain merupakan persoalan yang relatif mudah.

    Gambar 2.5 Spektrofotometer Serapan Atom (SSA

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 30

    2.9.1 Keunggulan/kelebihan metode SSA

    1. Spesifik

    2. Batas limit (deteksi) rendah

    3. Dari satu larutan yang sama, beberapa unsur berlainan dapat diukur

    4. Pengukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan contoh

    5. Dapat diaplikasikan kepada banyak jenis unsur dalam banyak jenis contoh

    6. Batas kadar yang dapat ditentukan sangat luas

    2.9.2 Kelemahan metode SSA

    1. Kurang sempurnanya preparasi sampel, seperti : proses destruksi yang

    kurang sempurna tingkat keasaman blangko dan sampel tidak sama.

    2. Gangguan kimia berupa : disosiasi tidak sempurna, terbentuknya senyawa

    refraktori.

    2.9.3 Komponen – Komponen (Spektrofotometer Serapan Atom) SSA

    1. Sumber Sinar

    Sumber radiasi SSA adalah Hallow Cathode Lamp (HCL). Setiap

    pengukuran dengan SSA kita harus menggunakan Hallow Cathode Lamp

    khusus misalnya akan menentukan konsentrasi tembaga dari suatu

    cuplikan. Maka kita harus menggunakan Hallow Cathode khusus. Hallow

    Cathode akan memancarkan energi radiasi yang sesuai dengan energi yang

    diperlukan untuk transisi elektron atom.

    Hallow Cathode Lamp terdiri dari katoda cekung yang silindris yang terbuat dari

    unsur yang sama dengan yang akan dianalisis dan anoda yang terbuat dari

    tungsten. Dengan pemberian tegangan pada arus tertentu, logam mulai memijar

    dan dan atom-atom logam katodanya akan teruapkan

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 31

    dengan pemercikan. Atom akan tereksitasi kemudian mengemisikan radiasi pada

    panjang gelombang tertentu

    2. Sumber atomisasi (Nyala)

    Sumber atomisasi dibagi menjadi dua yaitu sistem nyala dan sistem tanpa

    nyala. Kebanyakan instrumen sumber atomisasinya adalah nyala dan

    sampel diintroduksikan dalam bentuk larutan. Sampel masuk ke nyala

    dalam bentuk aerosol. Aerosol biasa dihasilkan oleh nebulizer (pengabut)

    yang dihubungkan ke nyala oleh ruang penyemprot (chamber spray).

    Jenis nyala yang digunakan secara luas untuk pengukuran analitik adalah

    udara-asetilen dan nitrous oksida-asetilen. Dengan kedua jenis nyala ini,

    kondisi analisis yang sesuai untuk kebanyakan analit dapat ditentukan

    dengan menggunakan metode-metode emisi, absorbsi dan juga

    fluorosensi, yaitu:

    a. Nyala udara asetilen

    Biasanya menjadi pilihan untuk analisis mengunakan SSA. Temperatur

    nyalanya yang lebih rendah mendorong terbentuknya atom netral dan

    dengan nyala yang kaya bahan bakar pembentukan oksida dari banyak

    unsur dapat diminimalkan.

    b. Nitrous oksida-asetilen

    Dianjurkan dipakai untuk penentuan unsur-unsur yang mudah

    membentuk oksida dan sulit terurai. Hal ini disebabkan karena

    temperatur nyala yang dihasilkan relatif tinggi. Unsur-unsur tersebut

    adalah: Al, B, Mo, Si, So, Ti, V, dan W.

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 32

    Prinsip dari SSA, larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-unsur di

    dalam sampel diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung atom unsur-

    unsur yang dianalisis. Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh

    nyala, tetapi kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan

    dasar (ground state). Atom-atom ground state ini kemudian menyerap radiasi

    yang diberikan oleh sumber radiasi yang terbuat dari unsur-unsur yang

    bersangkutan. Panjang gelombang yang dihasilkan oleh sumber radiasi adalah

    sama dengan panjang gelombang yang diabsorbsi oleh atom dalam nyala.

    c. Monokromator

    Monokromator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan

    radiasi yang tidak diperlukan dari spektrum radiasi lain yang dihasilkan

    oleh Hallow Cathode Lamp.

    d. Detektor

    Detektor merupakan alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi

    listrik, yang memberikan suatu isyarat listrik berhubungan dengan daya

    radiasi yang diserap oleh permukaan yang peka.

    e. Sistem pengolah

    Sistem pengolah berfungsi untuk mengolah kuat arus dari detektor

    menjadi besaran daya serap atom transmisi yang selanjutnya diubah

    menjadi data dalam sistem pembacaan.

    f. Sistem pembacaan (Reader)

    Sistem pembacaan merupakan bagian yang menampilkan suatu angka

    atau gambar yang dapat dibaca oleh mata.

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 33

    2.10 Destruksi Basah dan Destruksi Kering

    2.10.1 Destruksi Basah

    Destruksi basah adalah proses perombakan logam organik dengan

    menggunakan asam kuat, baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi

    menggunakan zat oksidator sehingga dihasilkan logam anorganik bebas. Destruksi

    basah sangat sesuai untuk penentuan unsur-unsur logam yang mudah menguap.

    Pelarut- pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain asam

    nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4), asam perklorat (HClO4) dan asam klorida

    (HCl). Pelarut-pelarut tersebut dapat digunakan secara tunggal maupun campuran.

    Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan

    jernih pada larutan destruksi, yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang

    ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah

    berjalan dengan baik. Senyawa-senyawa garam yang terbentuk setelah destruksi

    merupakan senyawa garam yang stabil dan disimpan selama beberapa hari. Pada

    umumnya pelaksanaan kerja destruksi basah dilakukan dengan menggunakan

    metode Kjeldhal. Metode destruksi basah lebih baik daripada cara kering karena

    tidak banyak bahan yang hilang dengan suhu pengabuan yang sangat tinggi. Hal

    ini merupakan salah satu faktor mengapa cara basah lebih sering digunakan oleh

    para peneliti. Di samping itu destruksi dengan cara basah biasanya dilakukan

    untuk memperbaiki cara kering yang biasanya memerlukan waktu yang lama.

    Sifat dan karakteristik asam pendestruksi yang sering digunakan antara

    lain:

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 34

    1. Asam sulfat pekat sering ditambahkan ke dalam sampel untuk

    mempercepat terjadinya oksidasi. Asam sulfat pekat merupakan bahan

    pengoksidasi yang

    kuat. Meskipun demikian waktu yang diperlukan untuk mendestruksi masih cukup

    lama.

    2. Campuran asam sulfat pekat dengan kalium sulfat pekat dapat

    dipergunakan untuk mempercepat dekomposisi sampel. Kalium sulfat

    pekat akan menaikkan titik didih asam sulfat pekat sehingga dapat

    mempertinggi suhu destruksi sehingga proses destruksi lebih cepat.

    3. Campuran asam sulfat pekat dan asam nitrat pekat banyak digunakan

    untuk mempercepat proses destruksi. Kedua asam ini merupakan oksidator

    yang kuat. Dengan penambahan oksidator ini akan menurunkan suhu

    destruksi sampel yaitu pada suhu 350oC, dengan demikian komponen yang

    dapat menguap atau terdekomposisi pada suhu tinggi dapat dipertahankan

    dalam abu yang berarti penentuan kadar abu lebih baik.

    4. Asam perklorat pekat dapat digunakan untuk bahan yang sulit mengalami

    oksidasi, karena perklorat pekat merupakan oksidator yang sangat kuat.

    Kelemahan dari perklorat pekat adalah sifat mudah

    meledak (explosive) sehingga cukup berbahaya, dalam penggunaan harus

    sangat hati-hati.

    5. Aqua regia yaitu campuran asam klorida pekat dan asam nitrat pekat

    dengan perbandingan volume 3:1 mampu melarutkan logam-logam mulia

    seperti emas dan platina yang tidak larut dalam HCl pekat dan HNO3

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 35

    pekat. Reaksi yang terjadi jika 3 volume HCl pekat dicampur dengan 1

    volume HNO3 pekat:

    3 HCl(aq) + HNO3(aq)

    Cl2(g) + NOCl(g) + 2H2O(l)

    Gas klor (Cl2) dan gas nitrosil klorida (NOCl) inilah yang mengubah logam

    menjadi senyawa logam klorida dan selanjutnya diubah menjadi kompleks

    anion yang stabil yang selanjutnya bereaksi lebih lanjut dengan Cl-.

    2.10.2 Destruksi Kering

    Destruksi kering merupakan perombakan organik logam di dalam sampel

    menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle

    furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam

    destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini

    sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis. Untuk menentukan

    suhu pengabuan dengan sistem ini terlebih dahulu ditinjau jenis logam yang akan

    dianalisis. Bila oksida-oksida logam yang terbentuk bersifat kurang stabil, maka

    perlakuan ini tidak memberikan hasil yang baik. Untuk logam Fe, Cu, dan Zn

    oksidanya yang terbentuk adalah Fe2O3, FeO, CuO, dan ZnO. Semua oksida

    logam ini cukup stabil pada suhu pengabuan yang digunakan. Oksida-oksida ini

    kemudian dilarutkan ke dalam pelarut asam encer baik tunggal maupun campuran,

    setelah itu dianalisis menurut metode yang digunakan.

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 36

    2.11 Kerangka Konsep

    Gambar 2.11 Kerangka Konsep

    2.12 Tabel SNI 01-3553 2006 Badan Standardisasi Nasional 2009

    Tabel 2.1 SNI 01-3553 2006

    No Parameter Satuan Satuan Kadar

    maksimum

    keterangan

    A Fisika

    1 Bau - - Tak Berbau

    2 TDS mg/l 1,000

    3 Kekeruhan NTU 5

    4 Rasa - -

    5 Suhu oC Tak Berasa

    6 Warna Skala TCU 15

    B Kimia Organik

    1 Air Raksa Ppm 0.001

    2 Alumunium Ppm 0,2

    3 Arsen Ppm 0,05

    4 Barium Ppm 1,0

    5 Besi Ppm 0,3

    6 Flourine Ppm 0,5

    7 Cadmium Ppm 0,005

    8 Kesadahan Ppm 500

    9 Klorida Ppm 250

    10 Kromium Valensi 6 Ppm 0,05

    11 Mangan ppm 0,1

    12 Natrium Ppm 200

    13 Perak Ppm 0,05

    Uji Laboraturium

    Metode SSA

    Variabel Bebas

    Air sungai

    Variabel Terikat

    Kadar Pb

    Kadar Pb tidak memenuhi

    syarat SNI 01-3553 2006

    ( >0,05 ppm)

    Kadar Pb memenuhi

    syarat SNI 01-3553 2006

    ( 0,05 ppm)

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA

  • 37

    No Parameter Satuan Satuan Kadar

    maksimum

    Keterangan

    14 Ph Ppm 6,5-8,5

    15 Selenium Ppm 0,01 Batas Max

    dan Min

    16 Seng Ppm 5

    17 Sianida Ppm 0,1

    18 Sulfat Ppm 400

    19 Silfide sebagai H2S Ppm 0,005

    20 Tembaga Ppm 1,0

    21 Timbal Ppm 0,05

    C Kimia Organik

    1 Aldrin dan dieldrin Ppm 0,0007

    2 Benzena Ppm 0,01

    3 Benzo (a) Pyrene Ppm 0,00001

    4 Chlordane (total

    isomer)

    Ppm 0,0003

    5 Chlordane Ppm 0,03

    6 2,4 – D Ppm 0,10

    7 DDT Ppm 0,03

    8 Detergen Ppm 0,5

    9 1,2 - Dichloroethane Ppm 0,0003

    Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 2009

    UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONEISA