efektivitas pengawasan preventif komisi …digilib.unila.ac.id/23600/9/skripsi tanpa bab...

77
EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI PENGAWAS PUPUK DAN PESTISIDA (KPPP) TERHADAP DISTRIBUSI PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Skripsi) Oleh IKA MEYTASARI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: hoangkhue

Post on 02-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI PENGAWAS PUPUK

DAN PESTISIDA (KPPP) TERHADAP DISTRIBUSI PUPUK

BERSUBSIDI DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

(Skripsi)

Oleh

IKA MEYTASARI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI PENGAWAS PUPUK

DAN PESTISIDA (KPPP) TERHADAP DISTRIBUSI PUPUK

BERSUBSIDI DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Oleh

IKA MEYTASARI

Penyaluran pupuk bersubsidi seharusnya dilaksanakan secara tepat dan efektif

sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan, tetapi masalah yang terjadi adalah

penyaluran pupuk dihadapkan pada kendala keterlambatan penerimaan oleh petani

dan harga pupuk yang tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi. Oleh karena itu

diperlukan pengawasan preventif oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

(KPPP) Kabupaten Lampung Tengah.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas Pengawasan Preventif KPPP

Terhadap Ditribusi Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian

ini tipe deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas pengawasan preventif komisi

pengawas pupuk dan pestisida (KPPP) terhadap distribusi pupuk bersubsidi di

Kabupaten Lampung Tengah adalah masuk dalam efektivitas sedang. Hal ini

didasarkan pada hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa dari 32 orang

responden, terdapat sebanyak 24 (75,00%) responden yang menyatakan bahwa

efektivitas pengawasan preventif KPPP terhadap distribusi pupuk bersubsidi di

Page 3: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

Kabupaten Lampung Tengah memiliki efektivitas sedang. Efektivitas pengawasan

preventif sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik

Indonesia No.21/M-DAG/PER/6/2008 Juncto No. 07/M-DAG/PER/2/2009

tentang Pengadaan dan penyaluran Pupuk bersubsidi dan pembagian tanggung

jawab antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, yaitu

perusahaan perorangan atau badan usaha, baik berbentuk badan hukum atau bukan

badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian,

penyimpanan, penyaluran, dan penjualan pupuk bersubsidi dalam partai besar di

wilayah tanggung jawabnya untuk dijual kepada Petani dan/Kelompok Tani

melalui pengecer yang ditunjuknya. Bahwa didapatkan hasil rata-rata secara

keseluruhan adalah masuk dalam kategori sedang atau cukup efektif.

Kata Kunci: Efektivitas, Pengawasan Preventif, Pupuk Bersubsidi

Page 4: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

ABSTRACT

EFFECTIVENESS OF PREVENTIVE CONTROL OF FERTILIZERS AND

PESTICIDES SUPERVISORY COMMISSION (KPPP) DISTRIBUTION

OF FERTILIZER SUBSIDIZED IN CENTRAL DISTRICT LAMPUNG

By

IKA MEYTASARI

Subsidized fertilizer distribution should be implemented promptly and effectively

in accordance with the provisions that have been determined, but the problem that

occurs is the fertilizer distribution constraints faced delays in the receipt by

farmers and fertilizer prices are not in accordance with the highest retail price. It is

therefore necessary preventive supervision by the Fertilizer and Pesticide Control

Commission Central Lampung regency.

The purpose of this study was to determine the effectiveness of the Preventive

Monitoring KPPP Against Subsidized Fertilizer Distribution in Central Lampung

regency. This study was descriptive, with quantitative approach.

The results of this study show that the effectiveness of preventive supervision of

the supervisory commission of fertilizers and pesticides (KPPP) on the

distribution of subsidized fertilizer in Central Lampung regency is included in the

effectiveness of the medium. It is based on calculations that show that of the 32

respondents, there were 24 (75.00%) of respondents stated that the effectiveness

of preventive supervision KPPP on the distribution of subsidized fertilizer in

Page 5: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

Central Lampung regency had moderate effectiveness. The effectiveness of

preventive supervision as stipulated in the Minister of Trade of the Republic of

Indonesia Number 21 / M-DAG / PER / 6/2008 Juncto No. 07 / M-DAG / PER /

2/2009 concerning procurement and distribution of fertilizer subsidy and the

division of responsibilities between the Ministry of Commerce and Ministry of

Agriculture, which is an individual company or business entity, whether

incorporated or not a legal entity designated by the manufacturer to make a

purchase , storage, distribution, and sale of subsidized fertilizer in bulk in its area

of responsibility to be sold to farmers and / Farmer through designated retailers.

Showed that the overall average is in the category of moderate or effective

enough.

Keywords: Effectiveness, Preventive Monitoring, Subsidized Fertilizer

Page 6: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI PENGAWAS PUPUK

DAN PESTISIDA (KPPP) TERHADAP DISTRIBUSI PUPUK

BERSUBSIDI DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Oleh

IKA MEYTASARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 7: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah
Page 8: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah
Page 9: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah
Page 10: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

RIWAYAT HIDUP

Ika Meytasari dilahirkan di Kota Metro, tanggal 01 Mei 1994,

Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara, buah

hati dari pasangan Bapak Misnan S.Sos dan Ibu Nursari.

Penulis menyelesaikan pendidikan TK Aisyiyah Busthanul

Atfal Metro pada tahun 2000, dilanjutkan di Sekolah Dasar

Pertiwi Teladan Metro pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama di SMP

Negeri 1 Metro pada tahun 2009 dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1

Metro pada tahun 2012.

Selanjutnya pada tahun 2012 peneliti diterima di Universitas Lampung Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Pemerintahan Program Studi S1, dan

pada tahun 2016 peneliti menyelesaikan Program Studi S1 Jurusan Ilmu

Pemerintahan Universitas Lampung.

Page 11: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

MOTTO

Bukanlah kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membuat kita sulit, karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah

dan jangan pernah menyerah untuk mencoba, maka jangan katakan pada Allah SWT aku punya masalah, tetapi katakan pada masalah aku

punya Allah yang maha segalanya

(Imam Ali Bin Abi Tholib)

“Never Give Up, Because Great Things Take Time”

(Ika Meytasari)

Page 12: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT penguasa alam semesta, yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani,

memberikan akal dan semangat untuk senantiasa bertawakal.

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan bagi junjungan Nabi Muhammad SAW.

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

Papa dan Mama terhebat sebagai tanda bakti, hormat dan cintaku. Terimakasih atas doa dan restu

yang telah diberikan. Semoga karya sederhana ini, dapat membuat bangga dan memberikan kebahagiaan atas segala jerih dan payah yang

telah dikerjakan.

Wulan Dwi Aprilia dan Anand Faiza Berlian yang telah memberikan dukungan serta menyemangatiku

Seluruh keluarga besarku

Seluruh angkatan 2012 yang tidak dapat disebut satu persatu jangan pernah lupa akan perjuangan kita di mana tawa dan tangis

menjadi satu demi menggapai sebuah gelar “S.IP”

Almamaterku Tercinta “Universitas Lampung”

Page 13: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

SANWACANA

Bismillahirahmanirrahim.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT

karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah, Nabi Muhammad SAW,

para sahabat, keluarga serta pengikutnya.

Penulisan skripsi berjudul “Efektivitas Pengawasan Preventif Komisi Pengawas

Pupuk dan Pestisida (KPPP) terhadap Distribusi Pupuk Bersubsidi di Kabupaten

Lampung Tengah” ini merupakan syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis sadar bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap

skripsi yang sederhana ini guna lebih bermanfaat di kemudian hari.

Skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan FISIP Universitas

Lampung.

Page 14: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

2. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan dan Selaku Pembahas yang telah memberikan kritik, saran dan

tambahan, serta arahan nya yang sangat membantu dalam penelitian skripsi.

3. Bapak Drs. Sigit Krisbintoro, M.IP. selaku Sekertaris Jurusan Ilmu

Pemerintahan dan Selaku Pembimbing Utama, yang telah meluangkan

waktunya serta memberikan masukan, kritik, dan saran perbaikan yang

bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Darmawan Purba, S.IP., M.IP selaku Pembimbing Pembantu Skripsi,

yang telah banyak memberikan masukan, kritik-saran dan memotivasi serta

seringkali mengajak berdiskusi untuk membuka pikiran penulis sehingga

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini

5. Ibu Tabah Maryanah S.IP., M.Si selaku Pembimbing Akademik

6. Seluruh Dosen Pengajar, Bapak Yana Ekana, Ibu Ari Darmastuti, Ibu Feni,

Ibu Dwi, Bapak Maulana, Bapak Pitojo, Bapak Ismono, Bapak Piping, Bapak

Syafarudin, Pak Suwondo, Pak Arizka, Pak Himawan, Pak Budi Hardjo dan

Pak Budi Kurniawan, serta dosen-dosen lain, terimakasih atas wawasan ilmu

yang diberikan, mohon maaf apabila banyak hal yang kurang berkenan.

7. Seluruh staf Jurusan Ilmu Pemerintahan, Ibu Rianti, Pak Maryanto, Kyai

Adnan serta Staf FISIP Universitas Lampung yang tak dapat ditulis satu per

satu, terima kasih telah banyak membantu Penulis selama menuntut ilmu di

Jurusan Ilmu Pemerintahan.

Page 15: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

8. Para responden yang berbaik hati sudah meluangkan waktu dan tenaganya

untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan untuk penelitian ini

terima kasih sudah ikut mendukung.

9. Kedua Orang tuaku, Papa Misnan dan Mama Sari terima kasih untuk semua

cinta dan kasih sayang yang selalu papa dan mama berikan. Terima kasih

untuk segala kerja keras, doa serta motivasi papa dan mama yang selalu

mengiringi perjuanganku selama ini. Terima kasih telah menjadi sahabat

terbaikku.

10. Adikku tercinta dan satu-satunya Wulan Dwi Aprilia yang selalu menjadi

pendengar yang baik. Terima kasih untuk doa serta dukungannya ya, semangat

untuk kerja cita-citamu semoga kelak kita bisa membahagiakan mama dan

papa bersama-sama;

11. Untuk Kakak ica, terima kasih untuk dukungannya dalam segala situasi dan

kondisi selama 7 tahun ini, dari mulai masuk SMA, Kuliah, sampai akhirnya

aku bisa menyelesaikan skripsi ini, semoga dukungan ini tidak hanya sampai 7

tahun ini, tapi sampai tahun tahun selanjutnya.

12. Lebih dari sahabatku Rizky Ayuningtyas, partner berbagi susah, senang,

sedih, pahit manis kehidupan, hujan, panas sudah kita lewati bersama terima

kasih untuk canda tawa dan air mata, semoga ini selamanya.

13. Sahabatku tercinta Ferdela, Nora, dan Chynthyallen terima kasih untuk setiap

semangat dan cerita yang kalian buat dari kita masih alay masih memakai

seragam putih biru. See You On Top Guys!

Page 16: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

14. Untuk Defi Yunia Sari, Aidila Putri Yazir, Ananda Putri, Winda Dwi Astuti

Herman, Aulia Kartika Asih, Filza Arlisia, Marliyani, Adelita Rianti

M.Tsyaqib, terima kasih untuk 3.5 tahun ini, sudah menjadi sahabat yang baik

dan memberikan canda tawa di perkuliahan ini Tetap semangat ya untuk

semua perjuangan-perjuangan yang akan kita lalui di depan nanti.

15. Untuk keluarga KKN Desa Marga Jaya , Tulang Bawang 2015 terima kasih.

16. Keluarga Besar Ilmu Pemerintahan 2012 terima kasih telah menjadi bagian

keluarga yang dipertemukan melalui ilmu pendidikan jangan pernah lupa asal

usul dari mana kita berasal kawan, sahabat dan keluarga baru yang di mulai

dari sebuah rumah Ilmu Pemerintahan.

17. Terima Kasih Seluruh Keluarga Besar Ilmu Pemerintahan angkatan 2007,

2008, 2009, 2010 dan 2011 atas kebersamaan yang pernah terjalin selama

studi di kampus tercinta.

Allah Maha Melihat semua yang ada di dunia ini, semoga Allah SWT membalas

semua kebaikan kalian, dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2016

Penulis,

Ika Meytasari

Page 17: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Efektivitas Pengawasan ......................................... 9

B. Tinjauan tentang Pengawasan ............................................................ 11

1. Pengertian Pengawasan ............................................................... 11

2. Macam-Macam Pengawasan ...................................................... 13

3. Pengawasan Preventif ................................................................. 14

4. Tujuan Pengawasan Preventif ..................................................... 15

5. Tim pengawas pupuk dan pestisida ............................................ 16

C. Tinjauan Tentang Distribusi Pupuk Bersubsidi ................................. 17

1. Pengertian Pupuk ........................................................................ 17

2. Alur Distribusi Pupuk Bersubsidi ............................................... 18

3. Tanggung jawab, Kewajiban dan Kewenangan Distributor ....... 20

4. Mekanisme Pengawasan Pupuk Bersubsidi ................................ 23

5. Dasar Hukum Pengawasan Penyaluran Pupuk Bersubsidi ......... 26

6. Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida....................................... 29

7. Fungsi Pengawas Pupuk dan Pestisida kabupaten...................... 30

D. Kerangka Pikir ................................................................................... 31

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ................................................................................... 34

B. Definisi Konseptual ........................................................................... 35

C. Definisi Operasional .......................................................................... 35

D. Populasi dan Sampel .......................................................................... 37

E. Jenis Data ........................................................................................... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 38

G. Teknik Pengolahan Data .................................................................... 39

H. Teknik Analisis Data.......................................................................... 40

Page 18: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Kabupaten Lampung Tengah .................................... 41

B. Kondisi Geografi ................................................................................. 45

C. Administrasi Pemerintahan ................................................................. 45

D. Kependudukan .................................................................................... 47

E. Kondisi Ekonomi ................................................................................ 47

F. Komisi Pengawas Pupuk Dan Pestisida (KPPP) ................................ 47

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden ............................................................................ 51

B. Efektivitas Pengawasan Preventif Komisi Pengawas Pupuk dan

Pestisida (KPPP) terhadap Distribusi Pupuk Bersubsidi

di Kabupaten Lampung Tengah .......................................................... 53

C. Analisis Data ....................................................................................... 84

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 88

B. Saran .................................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 19: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Ketersediaan Produksi (Ton) Bahan Pangan Kabupaten

Lampung Tengah Tahun 2013 dan 2014 ................................................... 2

2. Perbandingan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi dengan

Harga Beli Masyarakat Petani di Pasaran .................................................. 4

3. Data Kebutuhan Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Lampung Tengah

Tahun 2015. (Ton) .................................................................................... 5

4. Nama, luas wilayah per Kecamatan dan jumlah kelurahan di Kabupaten

Lampung Tengah ....................................................................................... 46

5. Deskripsi Responden Menurut Umur......................................................... 51

6. Deskripsi Responden Menurut Pendidikan Terakhir ................................. 52

7. Deskripsi Responden Menurut Lama Menjadi Distributor ........................ 53

8. Menjamin Kelancaran Penyaluran Pupuk dalam Waktu Maksimal 3 Hari 54

9. Jika Terjadi Keterlambatan Segera Mengkonfimasi Pengecer .................. 55

10. Bertanggung Jawab Atas Kelancaran Penyaluran Pupuk Tanpa

Pengurangan Kuantitas Pupuk ................................................................... 56

11. Menyampaikan Laporan Penyaluran dan Persediaan Pupuk

Bersubsidi di Gudang yang Dikelola ......................................................... 57

12. Menunjuk Perusahaan Perseorangan Atau Badan Usaha

Sebagai Pengecer ....................................................................................... 58

13. Menjual Pupuk Bersubsidi Dengan Harga Pupuk Urea Rp.90.000 ........... 60

14. Menjual Pupuk Bersubsidi Dengan Harga Pupuk ZA

Sebesar Rp.70.000 ...................................................................................... 60

15. Menjual Pupuk Bersubsidi Dengan Harga Pupuk NPK Phonska Sebesar

Rp.115.000 ................................................................................................. 61

16. Menjual Pupuk Bersubsidi Dengan Harga Pupuk Organic

Sebesar Rp.25.000 ...................................................................................... 62

Page 20: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

17. Memberitahukan Kepada Pengecer Mengenai Perubahan Harga .............. 63

18. Tidak Memperjualbelikan Pupuk Bersubsidi di Luar Peruntukannya ....... 64

19. Tidak Memperjualbelikan Pupuk Bersubsidi di Luar Wilayah Tanggung

Jawab .......................................................................................................... 65

20. Menetapkan Lingkup Wilayah Tanggung Jawab Penyaluran

Pupuk Bersubsidi Kepada Pengecer yang Ditunjuknya ............................ 66

21. Menyebutkan Jumlah dan Jenis Pupuk, Nama Serta Alamat,

dan Wilayah Tanggung Jawab Pengecer yang Ditunjuknya ..................... 67

22. Menyampaikan Daftar Pengecer di Wilayah Tanggung Jawabnya

Kepada Produsen ........................................................................................ 68

23. Menyampaikan Laporan Penyaluran, dan Persediaan Pupuk

Bersubsidi yang Dikuasainya Setiap Bulan Secara Berkala ..................... 69

24. Distributor Melakukan Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Kinerja

Pengecer ..................................................................................................... 71

25. Distributor Melakukan Penilaian Terhadap Kinerja Pengecer................... 72

26. Distributor Wajib Memasang Papan Nama Dengan Ukuran

1 x 1,5 Meter .............................................................................................. 72

27. Melakukan Penyaluran Pupuk Secara Langsung dalam 3 Bulan Sekali .... 73

28. Jika Penyaluran Pupuk dalam 3 Bulan Sekali Terhambat,

Segera Memberikan Konfirmasi ................................................................ 74

29. Jika Terjadi Kekurangan Kuantitas Pupuk, Bersedia

Mengganti Kekurangan .............................................................................. 75

30. Menyalurkan Pupuk Bersubsidi Kepada Pengecer yang Ditunjuk ........... 77

31. Menyalurkan Pupuk Bersubsidi Sesuai Harga Ketetapan Produsen .......... 78

32. Tidak Menjual Kepada Pedagang dan/atau Pihak Lain

yang Tidak Ditunjuk .................................................................................. 78

33. Tidak Memberikan Kuasa Pembelian Kepada Pihak Lain ........................ 79

34. Bertanggung Jawab Atas Penyampaian Pupuk Bersubsidi ........................ 81

35. Bertanggung Jawab Atas Diterimanya Pupuk Bersubsidi ......................... 81

36. Berperan Aktif Membantu Produsen Melaksanakan Penyuluhan

dan Promosi ................................................................................................ 82

Page 21: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

37. Melaksanakan Koordinasi Secara Periodik di Wilayah

Tanggung Jawabnya ................................................................................... 83

38. Efektivitas Pengawasan Preventif Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida

(KPPP) Terhadap Distribusi Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Lampung

Tengah ........................................................................................................ 86

Page 22: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Pikir ............................................................................... 1

Page 23: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara agraris yang dikenal dengan sebagian besar

penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Pertanian memang masih

mendapat perhatian besar dari pemerintah karena sektor ini memang menjadi

tumpuan utama dalam pembangunan. Pemerintah selalu berusaha untuk

meningkatkan hasil pertanian baik dengan cara intensifikasi maupun

ekstensifikasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada Tahun 2015 mencatat bahwa sekitar 35,05%

dari jumlah penduduk Indonesia adalah penduduk dengan mata pencaharian

sebagai petani (www.bps.go.id). Salah satunya yakni Provinsi Lampung. Di

provinsi yang terdiri dari 14 kabupaten/kota ini, terdapat salah satu lumbung

pangan terbesar yang dijadikan sebagai lahan produksi pertanian yakni

Kabupaten Lampung Tengah.

Lampung Tengah sebagai salah satu Kabupaten terluas di Provinsi Lampung,

memiliki jumlah penduduk mencapai 1.211.922 jiwa dengan luas wilayah

4.789,82 Km2

(BPS Kabupaten Lampung Tengah, 2013). Berdasarkan besaran

luas wilayah tersebut, maka sekitar 85,99% dari total wilayah Lampung

Tengah tersebut dijadikan sebagai wilayah pemenuhan hasil produksi

Page 24: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

2

pertanian (BPS Kabupaten Lampung Tengah, 2013). Sehingga, tidaklah

mengherankan Kabupaten Lampung Tengah menjadi salah satu lumbung

pangan terbesar di Provinsi Lampung.

Petani di kabupaten Lampung Tengah dalam penggunaan lahan tersebut,

dihadapkan pada berbagai masalah pertanian. Hal ini dibuktikan dengan

pelaksanakan pembangunan di bidang ketahanan pangan yang dirasa kurang

serius di Bumi Beguwai Jejamo Wawai ini. Berdasarkan data ketersedian

produksi bahan pangan yang dikeluarkan oleh Badan Ketahanan Pangan

setempat, ketersediaan produksi bahan pangan nampak fluktuatif di tahun

2013 dan tahun 2014. Kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel.1 Ketersediaan Produksi (Ton) Bahan Pangan Kabupaten Lampung

Tengah Tahun 2013 dan 2014

No Kelompok Pgn

Ketersediaan produksi (ton)

Keterangan Th. 2013 Th. 2014

Selisih

Jumlah

1 Padi-padian

1. Beras 419.038 476.828 57.790 Ketersediaan naik

2. Jagung 332.216 167.200 -165.016 Ketersediaan turun

2 Umbi-umbian

1. Ubi Jalar 8.979 6.710 -2.269 Ketersediaan turun

2. Ubi Kayu 2.865.875 732.430 -2.133.445 Ketersediaan turun

3 Gula 9.851 9.754 -97 Ketersediaan turun

4 Biji Berminyak 1.733 1.159 -574 Ketersediaan turun

5 Buah-buahan 30.089 31.085 196 Ketersediaan naik

6 Sayur-sayuran 90.296 100.329 10.033 Ketersediaan naik

7 Daging 110.297 116.102 58.05 Ketersediaan naik

8 Telur 4.182 4.996 814 Ketersediaan naik

9 Ikan 61.280 30.092 -31.188 Ketersediaan turun

10 Minyak & Lemak 27.310 27.108 -202 Ketersediaan turun

Sumber: Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Lampung Tengah.2015

Berdasarkan data diatas, penulis dapat melihat bahwa ternyata masih ada

beberapa kelompok pangan yang mengalami penurunan dan kenaikan yang

Page 25: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

3

fluktiatif. Terlihat pada kelompok pangan jagung terdapat penurunan produksi

yang cukup ekstrem sebesar 50% sejak tahun 2014 dan tahun 2014.

Sedangkan pada produksi kelompok pangan ubi kayu penurunan dari tahun

2013-2014 mencapai besaran 74% (Badan Ketahanan Pangan Kabupaten

Lampung Tengah, 2015).

Sederet data defisit ketersediaan produksi pangan di atas, menunjukkan bahwa

sebenarnya ada faktor penyebab yang signifikan yang mempengaruhi

lemahnya produksi pangan di Kabupaten Lampung Tengah. Penulis

menemukan bahwa masalah tersebut disebabkan karena adanya berbagai

masalah terkait dengan ketesediaan pupuk bersubsidi yang menyebabkan

aktivitas pertanian terhambat. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan sejumlah

kelompok tani di berbagai Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah yang

dilansir dari harian Tribun Lampung (Edisi 2 September 2015), yang

menyatakan bahwa ternyata banyak petani yang mengeluh sulitnya

mendapatkan pupuk di saat musim tanam, terlebih meningkatnya harga beli di

pasaran yang di atas rata-rata.

Guna melengkapi kebutuhan data, penulis telah melakukan wawancara kepada

ketua kelompok tani bernama bapak Basori di Desa Puja Asri, Kecamatan

Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah pada 21 Januari 2016 mengenai

perbandingan HET (Harga Eceran Tertinggi) pupuk dengan harga yang

beredar di pasaran. Diperoleh fakta bahwa, rentang harga beli pupuk bagi para

petani bisa mencapai dua kali lipat dari HET yang ditetapkan dalam Peraturan

Menteri Pertanian Nomor: 130/Permentan/SR.130/11/2014, Pasal 12 ayat 2,

Page 26: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

4

tentang Pengawasan dan Pelaporan Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian.

Perbandingan harga tersebut penulis tampilkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.Perbandingan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi

dengan Harga Beli Masyarakat Petani di Pasaran.

No Jenis Pupuk Harga Eceran

Tertinggi (HET)

Harga jual di

pasaran

Kenaikan

harga

dalam %

(persen)

1 Urea Rp. 90.000 Rp. 135.000 30%

2 ZA Rp. 70.000 Rp. 140.000 100%

3 NPK Phonska Rp. 115.000 Rp. 220.000 95%

4 Organik Rp. 25.000 Rp. 50.000 100%

Sumber: Data diolah penulis, 2015

Berdasarkan data dan informasi awal di atas, penulis menilai bahwa tingginya

harga beli pupuk bersubsidi di pasaran yang semakin mencekik maka

menyebabkan produktivitas di bidang pangan di Kabupaten Lampung Tengah

menurun. Selain masalah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang tidak sesuai,

petani di Kabupaten Lampung Tengah juga mengeluhkan lambannya

pendistribusian pupuk bersubsidi. Bapak Basori mengungkapkan distribusi

pupuk bersubsidi yang disalurkan ke kelompok tani sering terlambat sehingga

banyak petani yang tidak mendapatkan jatah pupuk subsidi tepat waktu, dan

apabila pendistribusian pupuk bersubsidi tidak tepat waktu maka produksi

yang dihasilkan tidak akan maksimal.

Sesuai dengan uraian dari tabel diatas, dengan rentang harga pupuk yang

cukup jauh dibandingkan dengan harga eceran yang sudah ditetapkan oleh

pemerintah, maka hal tersebut akan sangat menyulitkan para petani di

Kabupaten Lampung Tengah untuk bisa mendapatkan pupuk bersubsidi.

Terlebih kebutuhan pupuk bersubsidi di kabupaten Lampung Tengah yang

Page 27: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

5

sangat besar dan belum bisa terpenuhi hingga saat ini. Hal tersebut dibuktikan

dalam tabel berikut ini:

Tabel 3. Data Kebutuhan Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Lampung Tengah

Tahun 2015. (Ton)

No Jenis Pupuk Jumlah alokasi Jumlah yang

dibutuhkan Defisit %

1 Urea 52.781 93.671 40.890 44%

2 Sp 36 8.292 36.484 28.192 77%

3 ZA 3.914 25.815 21.901 84%

4 Npk Phonska 31.014 80.605 49.591 61%

5 Organik 7.282 15.088 7.806 51%

Sumber: Haluanlampung.com, 2015

Berdasarkan tabel di atas, penulis dapat melihat bahwa jumlah alokasi pupuk

dengan jumlah kebutuhan pupuk yang di butuhkan para petani di Kabupaten

Lampung Tengah masih jauh dari cukup. Terlihat pada jenis pupuk ZA yang

masih mengalami kekurangan jumlah pupuk bersubsidi sebesar 84%. Selain

itu jumlah kekurangan pupuk yang sangat ekstrem juga terjadi pada pupuk

jenis Sp36 yaitu sebesar 77%.

Adapun urgensi penelitian ini terkait krusialitas keberadaan pupuk dalam

meningkatkan produktivitas dan produksi komoditas pertanian dalam rangka

mewujudkan ketahanan pangan nasional. Penulis berasumsi bahwa sangat di

butuhkan pengawasaan secara efektif oleh pihak terkait yaitu Komisi

Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten Lampung Tengah

sebagai pihak yang paling berwenang dalam pengelolaan pupuk bersubsidi.

Hal tersebut diharapkan akan menjaga ketabilan harga dan ketersediaan pupuk

bersubsidi serta mencegah terjadinya penyimpangan dan peredaran pupuk

Page 28: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

6

bersubsidi yang tidak terkendali dan pada akhirnya berdampak pada lemahnya

pertanian dan perekonomian Kabupaten Lampung Tengah.

Pengawasan yang dilakukan oleh Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida

(KPPP) sebenarnya pun telah tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 130/Permentan/SR.130/11/2014 tentang pengawasan dan Pelaporan

Pupuk bersubsidi untuk Sektor Pertanian dalam Pasal 14 ayat (1)

menyebutkan bahwa:

“Pelaksana Subsidi Pupuk wajib melakukan pemantauan dan

pengawasan terhadap pengadaan dan penyaluran Pupuk Bersubsidi

dari Lini I sampai Lini IV sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Perdagangan tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk

Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian yang berlaku serta melakukan

pengawalan terhadap penyaluran Pupuk Bersubsidi dari Lini IV ke

Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani.”.

Hal tersebut juga sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2011

tentang perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 tentang

Penetapan Pupuk Bersubsidi Sebagai Barang dalam Pengawasan.

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dilakukan Adhiyatma

(2011), yang berjudul: Efektivitas Pengawasan Bidang Perdagangan dalam

Negeri Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Lampung Terhadap Peredaran Lpg 3kg Non SNI di Masyarakat Kota Bandar

Lampung Tahun 2011. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengawasan

oleh Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan perdagangan Provinsi Lampung terhadap peredaran LPG

3kg Non SNI di masyarakat Kota Bandar Lampung pada Tahun 2011 telah

terlaksana secara efektif.

Page 29: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

7

Pengawasan tersebut meliputi: (1) Teknis pengawasan, dilakukan oleh para

petugas pengawas UPTD Balai pengawasan dan Sertifikasi mutu Barang

sebagai pelaksana lapangan untuk mengawasi adanya LPG 3kg Non SNI yang

berpotensi membahayakan masyarakat yang dilakukan secara berkala dan

secara khusus. (2) Tata cara pengawasan, yaitu dilakukan dengan langkah-

langkah pembelian sampel, pengamatan kasat mata, pengkodean, pengiriman

sampel ke laboratorium yang telah terakreditasi, tabulasi dan analisa hasil uji,

pelaporan, evaluasi dan tindak lanjut atas hasil pengawasan yang dilakukan

petugas. (3) Hasil pengawasan, yaitu hasil pengawasan terhadap peredaran

LPG 3kg Non SNI di masyarakat oleh petugas pengawas UPTD Balai

pengawasan dan Sertifikasi mutu Barang.

Berdasarkan uraian permalahan di atas maka peneliti melaksanakan penelitian

dalam Skripsi yang berjudul “Pengawasan Preventif Komisi Pengawas Pupuk

dan Pestisida (KPPP) terhadap Distribusi Pupuk Bersubsidi untuk Mayarakat

di Kabupaten Lampung Tengah”

B. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang masalahan rumusan masalah penelitian ini adalah

“Bagaimana Efektivitas Pengawasan Preventif Komisi Pengawas Pupuk dan

Pestisida (KPPP) Terhadap Ditribusi Pupuk Bersubsidi di Kabupaten

Lampung Tengah?.”

Page 30: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

8

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui Pengawasan Preventif Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida

(KPPP) Terhadap Ditribusi Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Lampung Tengah.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran, informasi, dan pengetahuan dalam khasanah Ilmu Pemerintahan

khususnya yang berkaitan dengan Efektivitas Pengawasan Preventif

Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KPPP) Terhadap Distribusi Pupuk

Bersubsidi di Kabupaten Lampung Tengah.

2. Secara Praktis

Bagi instansi terkait, hasil penelitian ini diharapkan memberikan

sumbangan pemikiran, masukan-masukan bagi Aparatur Pemerintah

Kabupaten, khususnya Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KPPP)

dalam memperbaiki proses Pengawasan terhadap Distribusi Pupuk

Bersubsidi di Kabupaten Lampung Tengah.

Page 31: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Efektivitas Pengawasan

Menurut Hasibuan (2002: 120):

”Efektivitas adalah tercapainya sasaran atau tujuan-tujuan dari suatu

instansi yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam efektivitas terkandung

makna berdaya tepat atau berhasil guna untuk menyebutkan bahwa sesuatu

itu telah berhasil dilaksanakan secara sempurna, secara tepat dan target

telah tercapai. Selain itu terkandung makna efisiensi, yaitu berdaya guna

untuk menunjukkan bila suatu tindakan atau usaha sudah efektif dan

ekonomis, baru dikatakan efisisen”

Efektivitas merupakan suatu pencapaian hasil pekerjaan yang memiliki tujuan,

sumber daya manusia pelaksana dan pengawas, jangka waktu, sumber dana

dan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dalam artian bahwa hasil

pekerjaan yang diperoleh sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Efektivitas

berkaitan erat dalam kemampuan sumber daya manusia memanfaat potensi

yang ada. Efektivitas menunjukkan hasil pekerjaan yang diraih secara optimal

dengan ciri yaitu adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan hasil kerja

secara berkesinambungan.

Menurut Andrian (2001:12):

”Efektivitas adalah pekerjaan yang dilaksanakan dan berhasil mencapai

tujuan yang telah ditetapkan dalam pekerjaan tersebut, dengan

memberdayakan seluruh potensi sumberdaya manusia maupun

sumberdaya dana yang ada. Efektivitas merupaakn pencapaian tujuan atau

hasil yang dikehendaki dengan mempertimbangkan faktor-faktor tenaga,

waktu, pikiran dan alat-alat yang dikeluarkan”

Page 32: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

10

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 119), efektif didefinisikan

sebagai usaha atau tindakan yang ada efeknya, yaitu akibat, pengaruh, serta

dampaknya, serta dapat memberikan hasil dan berhasil guna.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu pencapaian hasil

pekerjaan sesuai dengan ketentuan atau perencanaan yang telah ditetapkan

atau terwujudnya ketercapaian tujuan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

Menurut Kusnadi (2002:265):

”Efektivitas pengawasan adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa

suatu pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan kegiatan bisa berdaya

guna dan berhasil guna, sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

sebelumnya. Semua aktifitas organisasi harus diawasi dengan pengawasan

yang baik, efektif dan efisien yang harus dilakukan secara sistematis.

Pengawasan yang sistematis akan memberikan hasil yang optimal”

Menurut Kusnadi dkk (2002:266), pengawasan yang efektif sangat bermanfaat

bagi suatu organisasi karena akan berdampak pada hal-hal sebagai berikut:

a. Pengukuran kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, pengaturan

dan hukum yang berlaku.

b. Menjaga sumber daya yang dimiliki organisasi.

c. Pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi.

d. Dipercayainya informasi dan keterpaduan informasi dalam organisasi.

e. Kinerja yang sedang berlangsung dan kemudian membandingkan kinerja

aktual dengan standar serta meningkatkan tingkat penyimpangan dan

kemudian mencari solusi yang tepat.

Menurut Sondang P. Siagian (2005: 152), agar pengawasan terselenggara

dengan efektif dan berhasil maka diperlukan berbagai instrumen, seperti:

a. Standar hasil yang direncanakan untuk dicapai

Merupakan target-target yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan yang

harus dijadikan pegangan dalam seluruh kegiatan operasional.

Page 33: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

11

b. Anggaran

Anggaran merupakan instrumen pengawasan karena dengan mudah

diketahui jumlah dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan tertentu

misalnya peralatan yang diperlukan dan pembayaran upah dan gaji.

c. Data-data statistik

Analisis statistik dari berbagai segi operasional satu oeganisasi merupakan

alat pengawasan yang sangat penting bagi manajemen.

d. Laporan

Laporan digunakan sebagai instrumen pengawasan jika pengawasan yang

dilakukan jarak jauh, laporan dapat berbentuk laporan tertulis dan dapat

juga laporan lisan.

e. Auditing

Auditing merupakan usaha verifikasi yang sistematis dan ditujukan pada

berbagai segi operasional dan organisasi, auditing dapat ditujukan pada

bidang kepegawaian, bidang logistik, dan bidang finansial

f. Observasi langsung

Penggunaan observasi langsung dapat dilaksanakan sebagai teknik

pengawasan yakni:

1) Para manajer melihat secara langsung pelaksanaan kegiatan-kegiatan

operasional yang diselenggarakan oleh para bawahannya.

2) Bersifat psikologis dalam artian bawahan akan merasa diperhatikan

oleh atasannya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa pengawasan

yang efektif merupakan fungsi yang harus dilakukan dalam suatu manajemen.

Pengawasan dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan,

penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak

sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan. Jadi maksud

pengawasan adalah untuk memastikan hal yang telah direncanakan dan

diorganisasikan berjalan sebagaimana mestinya atau tidak.

B. Tinjauan tentang Pengawasan

1. Pengertian Pengawasan

Adanya berbagai jenis pembangunan di lingkungan pemerintah menuntut

penanganannya yang lebih serius agar tidak terjadi penyelewengan

wewenang yang dapat mengakibatkan kerugian baik bagi keuangan

Page 34: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

12

pemerintah dan terhadap masyarakat. Pengawasan betujuan agar

pelaksanaannya berjalan dengan baik. Secara umum pengawasan diartikan

sebagai suatu kegiatan administrasi yang bertujuan mengadakan evaluasi

terhadap pekerjaan yang sudah diselesaikan, apakah sesuai dengan rencana

atau tidak.

Pengawasan lebih diarahkan kepada upaya untuk melakukan koreksi

terhadap penyimpangan dalam pelaksanaan rencana-rencana yang telah

ditetapkan. Suatu sistem pengawasan dalam penyelenggaraan

pemerintahan diperlukan guna memberikan perlindungan hukum baik bagi

warga, masyarakat, bagi badan atau pejabat tata usaha negara.

Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sondang P. Siagian (1980:135) bahwa

“Suatu proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan

organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang

sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan sebelumnya”.

Menurut W.H Newman dalam Handayaningrat (1994:21):

“Pengawasan dimaksudkan untuk mengetahui bahwa hasil

pelaksanaan pekerjaan sedapat mungkin sesuai dengan rencana.Hal

ini menyangkut penentuan standar. Artinya memperbandingkan

antara kenyataan dengan standar dan bila perlu mengadakan

koreksi atau pembetulan apabila pelaksanaannya menyimpang

daripada rencana”.

H. Bohari (1995:4) mengemukakan pengertian pengawasan yaitu:

“Suatu upaya agar apa yang telah direncanakan sebelumnya

diwujudkan dalam waktu yang telah ditentukan serta untuk

mengetahui kelemahan-kelemahan dan kesulitan-kesulitan dalam

pelaksanaan tadi sehingga berdasarkan pengamatan-pengamatan

tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya demi

tercapainya wujud semula”.

Page 35: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

13

Sarwoto (1991:94), mengemukakan pengertian pengawasan yakni

“kegiatan manajemen yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan

terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang

dikehendaki”. Sedangkan Terry dalam Sarwoto (1991:65) berpendapat

bahwa “Controlling” sebagai pengamatan agar tugas-tugas yang telah

direncanakan,dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan rencana dan bila

terdapat penyimpangan diadakan tindakan-tindakan perbaikan”.

Berdasarkan pengertian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa,

pengawasan adalah proses mengamati, membandingkan tugas pekerjaan

yang dibebankan kepada aparat pelaksana dengan standar yang ditentukan

atau ditetapkan dalam rencana yang sistematis dengan tindakan kooperatif

serta kolektif guna menghindari penyimpangan demi tujuan tertentu.

2. Macam-macam Pengawasan

Macam-macam pengawasan menurut Handayaningrat (1994:144) adalah

sebagai berikut:

a. Pengawasan dari dalam

Pengawasan dari dalam adalah pengawasan yang dilakukan oleh

aparat/unit pengawasan yang dibentuk dalam organisasi itu sendiri.

Aparat/unit ini bertindak atas nama pimpinan organisasi. Aparat/unit ini

bertugas mengumpulkan segala data dan informasi yang diperlukan

oleh pimpinan organisasi. Data dan informasi ini digunakan pimpinan

untuk menilai pelaksanaan pekerjaan dan menilai kebijaksanaan

pimpinan. Dengan demikian pimpinan dapat meninjau kembali

kebijaksanaan yang telah dikeluarkan dan melakukan tindakan-

tindakan perbaikan terhadap pelaksanaan pekerjaan.

b. Pengawasan dari luar

Pengawasan dari luar adalah pengawasan yang dilakukan oleh

aparat/unit pengawasan dari luar organisasi itu. Aparat atau unit

pengawasan dari luar organisasi itu adalah aparat pengawasan yang

bertindak atas nama atasan dari pimpinan organisasi itu, atau bertindak

atas nama pimpinan organisasi itu karena permintaannya.

Page 36: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

14

c. Pengawasan Preventif

Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum

rencana itu dilaksanakan. Maksud daripada pengawasan preventif ini

adalah untuk mencegah terjadinya kekeliruan atau kesalahan dalam

pelaksanaan. Pengawasan preventif dapat dilakukan dengan usaha-usaha

sebagai berikut:

1) Menentukan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan sistem

prosedur, hubungan dan tata kerja.

2) Membuat manual/pedoman sesuaidenganperaturan-peraturan yang

telah ditetapkan.

3) Menentukan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggungjawabnya.

4) Mengorganisasikan segala macam kegiatan, penempatan pegawai

dan pembagian pekerjaannya

5) Menentukan sistem pemeriksaan, koordinasi dan pelaporan.

6) Menetapkan sanksi-sanksi terhadap orang yang menyimpang dari

peraturan yang telah ditetapkan.

d. Pengawasan Represif

Pengawasan represif adalah pengawasan yang dilakukan setelah adanya

pelaksanaan pekerjaan.Maksud diadakannya pengawasan represif ialah

untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

3. Pengawasan Preventif

Porter (1992:177) mengatakan bahwa:

“tipe pengawasan preventif sangat diperlukan karena dapat

menghentikan timbulnya permasalahan. Para pendesain sistem harus

menekankan pengendalian mereka pada pengawasan preventif. Adalah

lebih ekonomis dan lebih baik bagi hubungan antara manusia untuk

mencegah suatu permasalahan sebelum timbul daripada mendeteksi

dan mengkoreksi permasalah setelah terjadi.Pengawasan preventif

meliputi standar, desain formulir, formulir-formulir yang dinomori

(dinomori terlebih dahulu secara tercetak ), dokumentasi, kata-kata

sandi, konsistensi operasi.”

Menurut Sopanah (2003) pengawasan dapat dilakukan pengawasan

langsung maupun tidak langsung serta preventif dan represif. Pengawasan

langsung dilakukan secara pribadi dengan cara mengamati, meneliti,

memeriksa, mengecek sendiri ditempat pekerjaan serta meminta langsung

dari pelaksana dengan cara inspeksi, sedangkan pengawasan tidak langsung

Page 37: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

15

dilakukan dengan mempelajari laporan yang diterima dari pelaksana.

Pengawasan preventif dilakukan melalui preaudit yaitu sebelum pekerjaan

dimulai.

Menurut Refrisond (1999:120), pengawasan preventif adalah pengawasan

yang dilakukan sebelum dimulainya pelaksanaan suatu kegiatan, atau

sebelum terjadinya pengeluaran keuangan negara. Pengawasan preventif

pada dasarnya dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan-

penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan. Widjaja (2002:95) mengatakan

bahwa pengawasan preventif pada umumnya tidak dilakukan oleh unit-unit

pengawasan yang telah ditetapkan. Pengawasan preventif ini biasanya

berbentuk prosedur yang harus ditempuh dalam melaksanakan kegiatan.

Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

pengawasan preventif merupakan suatu tindakan pengawasan yang untuk

mencegah permasalahan sebelum timbul. Pada dasarnya pengawasan

preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan yang

berkaitan dengan keuangan negara. Pengawasan preventif biasanya

berbentuk prosedur atau standar yang harus dilaksanakan dalam sebuah

kegiatan.

4. Tujuan Pengawasan Preventif

Suatu kegiatan pengawasan memiliki tujuan agar segala bentuk kegiatan

berjalan dan terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain dapat memberikan kepastian

apakah pekerjaan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana, instruksi,

Page 38: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

16

ketentuan/aturan serta kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya

pengawasan preventif dilakukan agar pemerintah daerah tidak mengambil

kebijakan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Refrisond (1999:123), mengungkapkan bahwa tujuan pengawasan preventif

secara terperinci adalah sebagai berikut:

a. Mencegah terjadinya tindakan-tindakan yang menyimpang dari dasar

yang telah ditentukan.

b. Memberi pedoman bagi terselenggaranya pelaksanaan kegiatan yang

efisien dan efektif.

c. Menentukan sasaran dan tujuan yang akan dicapai.

d. Menentukan kewenangan dan tanggung jawab sebagai instansi

sehubungan dengan tugas yang harus dilaksanakan.

Tujuan pengawasan preventif terutama untuk mencegah terjadinya

penyimpangan pada pelaksanaan anggaran.

5. Tim Pengawas Pupuk dan Pestisida

Berdasarkan Peraturan Bupati Lampung Tengah Nomor 08 Tahun 2014

tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Bupati Lampung Tengah

Nomor 07 Tahun 2007 tentang Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida

Kabupaten Lampung Tengah dan pedoman pembentukan Komisi Pengawas

Pupuk Dan Pestisida, Tim Pengawas Pupuk dan Pestisida adalah Penyidik

Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Pupuk dan Pestisida serta petugas Pengawas

Pupuk dan Pestisida yang berasal dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan,

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Asisten Daerah, Kepolisian dan

Kejaksaan Negeri yang ditetapkan melalui Keputusan Sekda Selaku Ketua

Page 39: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

17

Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida provinsi/kabupaten/kota. 6 Tim

pengawas Pupuk dan Pestisida dalam melaksanakan tugasnya mengacu

kepada Keputusan Menteri Pertanian tentang Pengawasan Pupuk dan

Keputusan Menteri Pertanian tentang Pengawasan Pestisida, dan

bertanggung jawab kepada Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KPPP)

sesuai dengan wilayah tugasnya.

C. Tinjauan tentang Distribusi Pupuk

1. Pengertian Pupuk Bersubsidi

Pupuk bagi para petani menjadi jaminan untuk bisa mengasilkan tanaman

yang tumbuh subur dan hasilnya berlimpah.Salah satu penyebab kegagalan

dalam penyuburan tanah dengan menggunakan pupuk ialah salah

pupuk.Pupuk yang digunakan khususnya pupuk buatan adalah bahan-

bahan kimia yang diramu sedemikian rupa meniru zat yang dikandung

oleh tanah.

Menurut Lampiran II angka I, Keputusan Gubernur Lampung Nomor

G/056/B.IV/HK/2009 tentang Pembentukan Komisi Pengawas Pupuk dan

Pestisida Provinsi Lampung, Pupuk adalah bahan kimia atau organisme

yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman

secara langsung atau tidak langsung.

Pupuk adalah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik

maupun anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara

dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman

dalam keadaan faktor keliling atau lingkungan yang baik.Pupuk adalah

Page 40: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

18

material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk

mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Pupuk berbeda dari suplemen. Menurut Pasal 6

Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2001 tentang Pupuk Budidaya

Tanaman ditegaskan bahwa pupuk yang diproduksi dalam negeri atau

diimpor, sebelum diedarkan dan digunakan di Indonesia harus didaftarkan

kepada Menteri Pertanian untuk memperoleh nomor pendaftaran.

Cara pemakaian, dosis, dan khasiat pupuk bagi tanaman harus diketahui

sebelum digunakan untuk memupuk. Sesuai Pasal 37 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 12 tahun 1992, bahwa pupuk yang diedarkan di Indonesia

harus memenuhi ketentuan standar mutu dan terjamin efektivitasnya serta

harus diberi label. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan

pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti

hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme.

Dalam pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material

suplemen.Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan

tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat

makanan.Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya

bagi tumbuhan.

2. Alur Distribusi Pupuk Bersubsidi.

Alur distribusi pupuk bersubsidi didasarkan pada Peraturan Menteri

Perdagangan Republik Indonesia No.21/M-DAG/PER/6/2008 Juncto No.

07/M-DAG/PER/2/2009 tentang Pengadaan dan penyaluran Pupuk

Page 41: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

19

bersubsidi dan pembagian tanggung jawab antara Kementerian

Perdagangan dan Kementerian Pertanian dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pupuk diproduksi oleh perusahaan di Lini I, yakni lokasi gudang

pupuk di wilayah pabrik dari masing-masing produsen atau di wilayah

pelabuhan tujuan untuk pupuk impor. Dari Lini I, pupuk dikirim ke

lokasi gudang produsen di wilayah ibukota provinsi dan atau Unit

Pengantongan Pupuk (UPP) atau di luar pelabuhan (Lini II).

2. Setelah pupuk di kemas dalam kantong, maka pupuk dikirim ke lokasi

gudang produsen dan/atau distributor wilayah kabupaten /kota yang

dirujuk atau ditetapkan oleh produsen (Lini III). Distributor adalah

perusahaan perorangan atau badan usaha, baik berbentuk badan hukum

atau bukan badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk

melakukan pembelian, penyimpanan, penyaluran, dan penjualan pupuk

bersubsidi dalam partai besar di wilayah tanggung jawabnya untuk

dijual kepada Petani dan/Kelompok Tani melalui pengecer yang

ditunjuknya.

3. Setelah dari distributor, pupuk kemudian dijual kepada petani dan/atau

kelompok tani melalui pengecer yang ditunjuk (Lini IV). Pengecer

Resmi yang selanjutnya disebut Pengecer adalah perseorangan,

kelompok tani, dan badan usaha baik yang berbentuk badan hukum

atau bukan berbadan hukum yang berkedudukan di kecamatan

dan/atau desa yang ditunjuk oleh distributor dengan kegiatan pokok

melakukan penjualan pupuk bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya

sevara langsung kepada petani dan/atau kelompok tani.

Page 42: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

20

3. Tanggung Jawab, Kewajiban, dan Kewenangan Distributor

Berdasarkan Pedoman Pengawasan Pupuk Bersubsidi Tahun 2012

dijelaskan bahwa tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan distributor

adalah sebagai berikut:

1. Distributor wajib menjamin kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi

berdasarkan prinsip 6 (enam) tepat yaitu tepat jenis, jumlah, harga,

tempat, waktu, dan mutu diwilayah tanggung jawabnya,

2. Distributor bertanggung jawab atas kelancaran penyaluran pupuk

bersubsidi dari Lini III sampai dengan Lini IV di wilayah tanggung

jawabnya sesuai dengan prinsip 6 (enam) tepat yaitu tepat jenis, jumlah,

harga, tempat, waktu, dan mutu;

3. Distributor wajib menjual pupuk bersubsidi kepada Pengecer dengan

harga tebus memperhitungkan HET dan melaksanakan pengangkutan

sampai dengan gudang Lini IV Pengecer;

4. Distributor dilarang memperjualbelikan pupuk bersubsidi di luar

peruntukannya dan/atau diluar wilayah tanggung jawabnya.

5. Distributor bertanggung jawab atas penyampaian dan diterimanya

pupuk bersubsidi oleh Pengecer yang ditunjukannya pada saat

pembelian sesuai dengan jumlah dan jenis serta nama dan alamat

Pengecer yang bersangkutan.

6. Distributor menyalurkan pupuk bersubsidi hanya kepada Pengecer yang

ditunjuk sesuai dengan harga yang ditetapkan Produsen;dan

7. Distributor dilarang melaksanakan penjualan pupuk bersubsidi kepada

pedagang dan/atau pihak lain yang tidak ditunjuk sebagai Pengecer.

Page 43: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

21

8. Distributor dilarang memberikan kuasa untuk pembelian pupuk

bersubsidi kepada pihak lain, kecuali kepada petugas distributor yang

bersangkutan yang dibuktikan dengan surat kuasa dari pengurus/atau

Pimpinan Distributor yang bersanngkutan.

9. Distributor berperan aktif membantu Produsen melaksanakan

penyuluhan dan promosi.

10. Distributor melakukan pembinaan, pengawasan, dan penilaian terhadap

kinerja Pengecer dalam melaksanakan penjualan pupuk bersubsidi

kepada Petani dan/atau Kelompok Tani di wilayah tanggung jawabnya

serta melaporkan hasil pengawasan dan penilaiannya tersebut kepada

Produsen yang menunjuknya;

11. Distributor wajib memasang papan nama dengan ukuran 1 x 1,5 meter

sebagai Distributor pupuk oleh produsen diwilayah tanggung jawabnya;

12. Distributor melaksanakan koordinasi secara periodik dengan isntansi

terkait di wilayah tanggung jawabnya.

13. Distributor wajib menyampaikan laporan penyaluran dan persediaan

pupuk bersubsidi di gudang yang dikelolanya, secara periodik setiap

akhir bulan kepada Produsen dengan tembusan kepada instansi terkait

sesuai dengan laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III

Perturan ini;

14. Dalam pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi distributor menunjuk

perusahaan perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan

hukum atau bukan badan hukum sebagai Pengecer setelah mendpaatkan

persetujuan dari Produsen dengan wilayah tanggung jawab penyaluran

Page 44: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

22

pupuk bersubsidi di kecamatan /Desa tertentu berdasarkan kepada

SPJB.

15. Distributor menetapkan lingkup wilayah tanggung jawab penyaluran

pupuk bersubsidi kepada Pengecer yang ditunjuknya.

16. Dalam melakukan pembelian pupuk bersubsidi, Distributor harus

menyebutkan jumlah dan jenis pupuk, nam serta alamat, dan wilayah

tanggung jawab pengecer yang ditunjuknya.

17. Distributor harus menyampaikan daftar Pengecer di wilayah tanggung

jawabnya kepada Produsen yang merujuknya dengan tembusan kepada

Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida kabupaten/Kota setempat, Dinas

Pertanian, dan Dinas Perindagkop.

18. Distributor wajib menyampaikan laporan penyaluran, dan persediaan

Pupuk Bersubsidi yang dikuasainya setiap bulan secara berkala kepada

Produsen dengan tembusan kepada Dinas Provinsi dan Kabuptaen/Kota

setempat yang membidangi perdagangan dan membidangi Pertanian

dan Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KPPP) Tingkat

Kabupaten/Kota setempat.

19. Dalam hal pengecer yang bersangkutan tidak dapat melalksanakan

penyaluran pupuk bersubsidi diwilayah tanggung jawabnya. Distributor

dapat melakukan penyaluran pupuk bersubsidi secara langsung untuk

jangka waktu tertentu kepada Petani dan/atau Kelompok Tani

berdasarkan RDKK dengan harga tidak melampui HET, setelah

berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kabupaten/Kota setempat yang

membidangi pertanian.

Page 45: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

23

4. Mekanisme Pengawasan Pupuk Bersubsidi.

Produsen wajib melakukan pemantaun dan pengawasan terhadap

penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi dari Lini I sampai Lini IV

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan tentang

Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian yang

berlaku. Sedangkan pengawasan terhadap penyaluran, penggunaan dan

harga pupuk bersubsidi dilakukan oleh Komisi Pengawas Pupuk dan

Pestisida (KPPP). KPPP Provinsi/Kabupaten adalah wadah koordinasi

instani lintas sektor yang dibentuk oleh Keputusan Gubernur/Bupati untuk

melakukan pengawasan terhadap penyaluran, penggunaan, dan harga

pupuk bersubsidi di wilayah Provinsi/Kabupaten. KPPP Kabupaten/kota

dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh penyuluh.

Mekanisme penyampaian laporan pengawasan diatur dalam Permentan No.

06 Tahun 2011, yakni:

1. KPPP di Kabupaten/Kota wajib menyampaikan laporan pemantauan

dan pengawasan ppupuk bersubsidi di wilayah kerjanya kepada

Bupati/Walikota.

2. Bupati/Walikota menyampaikan laporan hasil pemantauan dan

pengawasan pupuk bersubsidi kepada Gubernur.

3. KPPP di Provinsi wajib menyampaikan laporan hasil pemantauan dan

pengawasan pupuk bersubsidi kepada Gubernur.

4. Gubernur menyampaikan laporan hasil pemantauan dan pengawasan

pupuk bersubsidi kepada Menteri Pertanian.

Page 46: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

24

Permendag Nomor 21/M-DAG/PER/6/2008 Pasal 16 mengatur tentang

pengawasan distribusi pupuk sebagai berikut:

1. Pengawasan terhadap pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi

meliputi jenis, jumlah, mutu, harga eceran tertinggi Pupuk Bersubsidi

serta waktu pengadaan dan penyaluran

2. Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan sebagai berikut:

1. Produsen wajib melakukan pemantauan dan pengawasan

pelaksanaan pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi dari Lini I

sampai dengan Lini IV sesuai dengan prinsip 6 (enam) tepat yaitu

tepat jenis, jumlah, harga, tempat, waktu, dan mutu di masing-

masing wilayah tanggung jawabnya;

2. Gubernur/Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam pengawasan

atas pelaksanaan pengadaan dan penyaluran Pupuk Bersubsidi di

wilayah administrasi pemerintahannya.

3. Komisi pengawas Pupuk dan Pestisida di tingkat Provinsi yang

ditetapkan oleh Gubernur, wajib melakukan pemantauan dan

pengawasan pelaksanaan pengadaan, penyaluran dan penggunaan

Pupuk Bersubsidi di wilayah kerjanya serta melaporkannya kepada

Gubernur dengan tembusan kepada Produsen penanggung jawab

wilayah.

4. Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida di tingkat Kabupaten/Kota

yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota, wajib melakukan

pemantauan dan pengawasan pelaksanaan penyaluran dan

Page 47: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

25

penggunaan Pupuk bersubsidi di wilayah kerjanya serta melaporkan

kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Produsen

penanggung jawab wilayah;

5. Guna menghindari terjadinya kelangkaan pupuk, Gubernur dn

Bupati/Walikota melalui Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida

berkewajiban membantu kelancaran pelaksanaan pengadaan dan

penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah kejanya;

6. Tim Pengawas Pupuk Bersubsidi Tingkat Pusat wajib melakukan

pemantauan dan pengawasan terhadap pengadaan dan penyaluran

pupuk bersubsidi dari Lini I sampai dengan Lini IV serta

melapporkannya kepada Menteri Perdagangan, Menteri

Perindustrian, dan Menteri Pertanian; dan

7. Apabila dianggap perlu, direktur jenderal perdagangan dalam negeri

atau Pejabat yang ditunjuk dapat melakukan pengawasan langsung

atas pelaksanaan pengadaan dan penyaluran Pupuk Bersubsidi.

3. Kewenangan melakukan klarifikasi terhadap adanya indikasi

penyimpangan atas ketentuan peraturan perundang-undangan yang

mengatur pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi oleh Produsen,

Distribusi, dan Pengecer Resmi dilakukan oleh Pejabat Departemen

Perdagangan, atau Tim Pengawas Pupuk Bersubsidi Tingkat Pusat atau

Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi perdagangan

atau pejabat yang ditunjuk, atau Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida

Provinsi/Kabupaten/Kota.

Page 48: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

26

4. Dalam hal adanya bukti kuat mengarah pelanggaran yang dapat

dikenakan sanksi tindak pidana ekonomi, Pejabat sebagaimana di

maksud pada ayat (3) dapat menggunkan bantuan aparat penegak

hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Dasar Hukum Pengawasan Penyaluran Pupuk Bersubsidi.

Ketentuan pupuk bersubsidi yang dilaksanakan dan Harga Ecer Tertinggi

(HET) setiap tahun diataur oleh Menteri Pertanian yang dituangkan dalam

Peraturan Menteri Pertanian. Subsidi pupuk dilakukan untuk membantu

meringankan beban petani dalam membiayai usaha taninya. Selain

persoalan biaya, petani juga memang menghadapi persoalan kemampuan

dalam mengadopsi teknologi pemupukan untuk peningkatan produktivitas.

Sehingga diperlukan terobosan program untuk mengatasi hal ini sebagai

upaya peningkatan komoditas pertanian untuk ketahanan pangan yang

berkelanjutan.

Upaya yang selama ini dilakukan pemerintah untuk mendukung

peningkatan produktivitas hasil pertanian melalui teknologi pemupukan

adalah program pupuk bersubsidi. Program ini secara filosofis menjadi

bagian upaya negara untuk pemenuhan hak atas pekerjaan warga yang

layak sebagaimana tertulis dalam Konstitusi maupun undang-undang. Ada

pun pengertian Pupuk Bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan

penyalurannya ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang

ditetapkan di penyalur resmi di Lini IV (lokasi gundang atau kios pengecer

Page 49: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

27

di wilayah Kecamatan atau Desa yang ditunjuk atau ditetapkan oleh

Distributor).

Menurut Pasal 2 ayat (3) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15

Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun

2005 tentang Penetapan Pupuk Bersubsidi Sebagai Barang Dalam

Pengawasan, dengan Peraturan Presiden ini, Pupuk Bersubsidi ditetapkan

sebagai barang dalam pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 8 Prp Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang-Barang

dalam Pengawasan. Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri dari Urea, SP 36, ZA dan NPK.Pengawasan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) mencakup pengadaan dan penyaluran, termasuk jenis, jumlah,

mutu, wilayah pemasaran dan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk

bersubsidi, serta waktu pengadaan dan penyaluran.

Menurut pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Perindustrian Republik

Indonesia Nomor 16/M-IND/PER/3/2013 pengertian pupuk bersubsidi

adalah barang dalam pengawasan yang pengadaann dan penyallurannya

mendapat subsidi dari pemerintah untuk kebutuhan kelompok tani dan/atau

petani di sektor pertanian dan tataniagakan dengan harga sesuai Harga

Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah dibidang

pertanian yang meliputi pupuk Urea, SP-36, NPK Phonska, ZA, dan

organik.

Page 50: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

28

Pupuk bersubsidi merupakan pupuk yang diproduksi dan/atau diimpor oleh

produsen dalam negeri dan/atau yang diimpor oleh produsen PT. Pupuk

Sriwijaya Palembang, PT. Pupuk Kalimantan Timur, PT. Pupuk Kujang,

PT. Pupuk Iskandar Muda yang memproduksi pupuk anorganik. Harga

Eceran Tertinngi selanjtnya disebut (HET) adalah harga tertinggi pupuk

bersubsidi dalam kemasan 50 kg, 40 kg atau 20 kg di Lini IV yang dibeli

secara tunai oleh kelompok tani dan/atau petani sesuai dengan ketentuan

yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan

Pemerintahan di bidang Pertanian. Produksi pupuk bersubsidi wajib diberi

pewarnaan dengan spectrum warna sebagai berikut:

a. Jenis pupuk urea dengan warna merah muda.

b. Jenis pupuk Amonium Sulfat (ZA) dengan warna orange.

Pewarnaan pupk bersubsidi sebagaimana diatas tidak mengurangi mutu

sesuai dengan Standar Nasiona Indonesia yang diberlakukan secara wajib.

Guna menghindari dan mencegah distribusi pupuk bersubsidi diluar

peruntukannya, maka pada kemasan/kantong pupuk bersubsidi ditulis

“Pupuk Bersubsidi Pemerintah/Barang Dalam Pengawasan” dan untuk

pupuk urea bersubsidi di beri warna berbeda dengan pupuk non subsidi

yaitu warna merah muda sedangkan pupuk urea non subsidi warna putih.

Kemampuan penyerapan pupuk bersubsidi di masing-masing wilayah tidak

terlepas dari kondisi agroklimat dan musim yang terjadi, sehingga

penyerapan pupuk dapat diatas atau dibawah alokasi yang ditetapikan.

Apabila terjadi peningkatan kebutuhan pupuk bersubsidi di wilayah tertentu,

Page 51: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

29

produsen dapat menambah alokasi kebutuhan sebesar maksimal 20% dari

alokasi wilayah dimaksud. Sebagai pengganti kebutuhan pupuk bersubsidi

di wilayah yang mengalami kekurangan, pasokan dapat dilakukan dengan

merelokasi pupuk dari wilayah lainnya yang penyerapannya kurang dari

alokasi yang sudah ditetapkan dengan ketetapan Pemerintah.

6. Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida

Pengadaan dan penyaluran Pupuk dan Pestisida di wilayah provinsi hingga

kabupaten, agar pelaksanaannya dapat berjalan tertib dan lancar serta untuk

terjaminnya ketersediaan pupuk baik jumlah, mutu, jenis maupun harganya

perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian oleh Komisi Pengawasan

Pupuk dan Pestisida pada tingkat Provinsi dengan ditetetapkannya

Keputusan Gubernur Lampung Nomor G/056/B.IV/Hk/ 2009 tentang

Pembentukan Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida Provinsi Lampung.

Pengaturan pada di tingkat Kabupaten berdasarkan Peraturan Bupati

Lampung Tengah Nomor 08 Tahun 2014 tentang Perubahan keempat atas

peraturan Bupati Lampung Tengah Nomor 07 tahun 2007 tentang Komisi

Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten Lampung Tengah dan

keputusan ini berlaku pada tanggal 02 Januari 2014.

Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan perizinan pertanian sebagai

pintu masuk dan keluarnya izin pendaftaran Pupuk dan Pestisida sesuai

dengan tupoksinya melakukan Koordinasi Perizinan Pupuk dan Pestisida

dengan Instansi terkait. Dua hal yaitu pada pupuk ada subsidi pemerintah

Page 52: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

30

dan pestisida ada bahaya yang dapat timbul akibat peredaran, penyimpanan

dan penggunaan.Dalam Pengawasan Pupuk dan Pestisida dibentuk wadah

yang menghimpun seluruh stakeholder yang terlibat. Wadah tersebut

dinamakan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida.

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan No. 15/M-Dag/Per/4/2013 Bab I

Ketentuan Umum Pasal 1 huruf 22 yang dimaksud dengan Komisi

Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) baik provinsi maupun

kabupaten/kota adalah salah satu wadah koordinasi intansi terkait dalam

pengawasan Pupuk dan Pestisida yang dibentuk oleh gubernur untuk

tingkat Kabupaten/Kota yang terdiri dari unsur-unsur pemerintah daerah

dan dinas terkait dengan ketua komisi ditetapkan adalah Sekretaris Daerah.

7. Fungsi Pengawas Pupuk dan Pestisida Kabupaten

Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida pada tingkat kabupaten mempunyai

fungsi sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan kegiatan masing-masing instansi/unit kerja terkait

yang melakukan pengawasan atau pemantauan terhadap Pupuk dan

Pestisida yang meliputi pengadaan, peredaran, mutu, harga, jumlah,

penyimpangan, penyaluran, dan efek samping yang ditimbulkan

terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya.

b. Mengadakan pembinaan terhadap usaha masyarakat dan stake holder di

bidang pupuk dan pestisida.

c. Melakukan pengawasan pembinaan terhadap kegiatan masyarakat yang

berhubungan dengan produksi, penyimpangan, peredaran,

Page 53: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

31

pemanfaatan/penggunaan Pupuk dan Pestisida sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

d. Mengidentifikasi, memantau jenis, mutu Pupuk dan Pestisida yang

beredar dipasaran serta dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap

tanaman, manusia, dan lingkungan hidup.

D. Kerangka Pikir

Pentingnya peranan pupuk dalam upaya peningkatan produktifitas dan mutu

hasil komoditas pertanian menjadikan pupuk sebagai sarana produksi yang

sangat strategis bagi petani. Kebijakan pemberian subsidi pupuk untuk sektor

pertanian dimaksudkan untuk membantu petani untuk membeli pupuk sesuai

dengan kebutuhannya dengan harga yang dapat terjangkau. Namun dalam

perjalananya, dalam hal pendistribusian dan Penetapan Harga Eceran

Tertinggi (HET) untuk penjualan pupuk yang disubsidi oleh pemerintah

kepada para penyalur dan pengecer masih saja “dipermainkan” oleh beberapa

pihak yang tidak bertanggung jawab.

Banyak para petani di Kabupaten Lampung Tengah pada saat musim tanam

yang mengeluhkan sulitnya untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, sulitya

mendapatkan pupuk bersubsidi, mengakibatkan melonjaknya Harga Eceran

Tertinggi (HET) Pupuk bersubsidi yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor: 130/Permentan/SR.130/11/2014 tentang pengawasan dan

Pelaporan Pupuk bersubsidi untuk Sektor Pertanian. Jika hal ini terus terjadi

akan berdampak pada rendahnya produksi pertanian dan bukan tidak mungkin

para petani akan kehilangan mata pencariannya.

Page 54: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

32

Untuk mengatasi hal tersebut maka di butuhkan controlling atau pengawasan

oleh pihak terkait yaitu Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KPPP).

Pengawasan diartikan sebagai suatu kegiatan administrasi yang bertujuan

untuk mengandalkan evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan apakah

sesuai dengan rencana atau tidak.

Pengawasan yang dilakukan oleh Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida

(KPPP) dalam distribusi pupuk bersubsidi mengacu pada Pedoman

Pengawasan Pupuk Bersubsidi Tahun 2012 yang meliputi 19 aspek tanggung

jawab, kewajiban, dan kewenangan distributor. Pengawasan tersebut

dilakukan dalam mengawasi pelaksanaan distribusi pupuk bersubsidi. Apakah

pengawasan yang dilakukan oleh Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida

(KPPP) berjalan efektif dan atau tidak.

Sebanyak 19 aspek tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan distributor

tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam instrumen pengawasan menurut

Sondang P. Siagian (2005: 152), yaitu Standar Hasil yang direncanakan untuk

dicapai, anggaran, data statistik, Laporan, Auditing, Observasi langsung.

Untuk memudahkan penggambaran alur pikir peneliti, maka peneliti dapat

menggambarkan skema alur pikir penelitian ke dalam kerangka penelitian

secara gamblang, seperti di bawah ini:

Page 55: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

33

Gambar.1 Kerangka Pikir Penelitian

Pengawasan Preventif Distribusi Pupuk

Bersubsidi oleh KPPP

Instrumen Pengawasan Distribusi Pupuk Bersubsidi

1. Standar Hasil yang direncanaka untuk dicapai

2. Anggaran

3. Data statistik

4. Laporan

5. Auditing

6. Observasi langsung

Efektif Tidak

Efektif

Efektivitas

Cukup

Efektif

Page 56: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

34

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendy (2002: 5), penelitian

deskriftif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan mendeskripsikan apa-

apa yang saat ini berlaku, di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,

mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi.

Pendekatan kuantitatif adalah analisis data hasil penelitian yang dilakukan

dengan perhitungan rumus dan angka-angka atau analisis statistik.

Menurut Nazir (2003: 54), metode penelitian deskriptif merupakan suatu

metode penelitian yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,

serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,

termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-

pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-

pengaruh dari suatu fenomena, metode penelitian deskriptif juga ingin

mempelajari berbagai norma atau standar.

Berdasarkan pengertian di atas maka tipe penelitian deskriptif kuantitatif

digunakan dengan pertimbangan bahwa dengan tipe ini akan tergambar secara

jelas kategori atau tingkat efektivitas Pengawasan Preventif Komisi Pengawas

Pupuk dan Pestisida (KPPP) Terhadap Distribusi Pupuk Bersubsidi di

Kabupaten Lampung Tengah, berdasarkan data kuisioner penelitian yang

disebarkan kepada responden dan dihitung secara statistik.

Page 57: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

35

B. Definisi Konseptual

Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendy (2002: 66), definisi

konseptual adalah pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga

memudahkan peneliti untuk mengoperasikan konsep tersebut di lapangan.

Definisi konseptual mengenai Efektivitas Pengawasan Preventif Komisi

Pengawas Pupuk dan Pestisida (KPPP) terhadap Distribusi Pupuk Bersubsidi

di Kabupaten Lampung Tengah adalah suatu upaya pengawasan yang bersifat

pencegahan oleh Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KPPP) dalam rangka

memastikan pelaksanaan distribusi berjalan secara berjalan efektif sesuai

dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

C. Definisi Operasional

Menurut Singarimbun dan Effendi (2002: 68), definisi operasional atau

operasionalisasi variabel adalah petunjuk bagaimana suatu variabel diukur,

dengan membaca definisi operasional dalam penelitian maka akan diketahui

baik buruknya variabel. Berdasarkan pengertian ini maka definisi operasional

Efektivitas Pengawasan Preventif Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida

terhadap Distribusi Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Lampung Tengah adalah:

1. Menjamin kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi sampai kepada

pengecer dalam waktu maksimal 3 hari

2. Bertanggung jawab atas kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi kepada

pengecer tanpa pengurangan kuantitas pupuk

3. Menjual pupuk bersubsidi kepada Pengecer dengan harga tebus

memperhitungkan HET sesuai dengan jenisnya yaitu Urea Rp.90.000, ZA

Page 58: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

36

sebesar Rp.70.000, NPK Phonska yaitu Rp.115.000 dan organic sebesar

Rp.25.000.

4. Tidak memperjualbelikan pupuk bersubsidi di luar peruntukannya

dan/atau diluar wilayah tanggung jawabnya.

5. Bertanggung jawab atas penyampaian dan diterimanya pupuk bersubsidi

oleh Pengecer

6. Menyalurkan pupuk bersubsidi hanya kepada Pengecer yang ditunjuk

sesuai dengan harga yang ditetapkan Produsen

7. Tidak melaksanakan penjualan pupuk bersubsidi kepada pedagang

dan/atau pihak lain yang tidak ditunjuk sebagai Pengecer.

8. Tidak memberikan kuasa untuk pembelian pupuk bersubsidi kepada pihak

lain

9. Berperan aktif membantu Produsen melaksanakan penyuluhan dan

promosi.

10. Melakukan pembinaan, pengawasan, dan penilaian pada kinerja Pengecer

11. Distributor wajib memasang papan nama dengan ukuran 1 x 1,5 meter

12. Melaksanakan koordinasi secara periodik dengan instansi terkait (Dinas

Pertanian, Perkebunan) di wilayah tanggung jawabnya.

13. Menyampaikan laporan penyaluran dan persediaan pupuk bersubsidi di

gudang yang dikelolanya

14. Menunjuk perusahaan perseorangan atau badan usaha, baik yang

berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum sebagai Pengecer

15. Menetapkan lingkup wilayah tanggung jawab penyaluran pupuk

bersubsidi kepada Pengecer yang ditunjuknya.

Page 59: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

37

16. Menyebutkan jumlah dan jenis pupuk, nam serta alamat, dan wilayah

tanggung jawab pengecer yang ditunjuknya.

17. Menyampaikan daftar Pengecer di wilayah tanggung jawabnya kepada

Produsen

18. Menyampaikan laporan penyaluran, dan persediaan Pupuk Bersubsidi

yang dikuasainya setiap bulan secara berkala

19. Melakukan penyaluran pupuk bersubsidi secara langsung dalam jangka 3

bulan sekali kepada Petani dan/atau Kelompok Tani

Operasionalisasi variabel ini selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk

menyusun kuisioner penelitian.

D. Populasi dan Sampel

Menurut Singarimbun dan Effendi (2002: 108), populasi adalah jumlah

keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Berdasarkan definisi

tersebut, maka populasi penelitian ini adalah 32 distributor pupuk bersubsidi

di Kabupaten Lampung Tengah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

Perdagangan Republik Indonesia No.21/M-DAG/PER/6/2008 Juncto No.

07/M-DAG/PER/2/2009 tentang Pengadaan dan penyaluran Pupuk bersubsidi

dan pembagian tanggung jawab antara Kementerian Perdagangan dan

Kementerian Pertanian, yaitu perusahaan perorangan atau badan usaha, baik

berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang ditunjuk oleh

Produsen untuk melakukan pembelian, penyimpanan, penyaluran, dan

penjualan pupuk bersubsidi dalam partai besar di wilayah tanggung jawabnya

untuk dijual kepada Petani dan/Kelompok Tani melalui pengecer yang

ditunjuknya. Seluruh populasi dijadikan sampel penelitian (total sampling).

Page 60: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

38

E. Jenis Data

Jenis data penelitian ini meliputi :

1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian.

Kegiatan yang dilakukan adalah turun lapangan dan menyebarkan

kuisioner kepada 32 Distributor pupuk di Kabupaten Lampung Tengah.

2. Data Sekunder adalah data tambahan yang diperoleh dari berbagai sumber

atau referensi yang terkait dengan penelitian, seperti buku, majalah, atau

literatur lain. Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan studi

dokumentasi tentang Kabupaten Lampung Tengah dan Komisi Pengawas

Pupuk dan Pestisida

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Kuisioner, dilakukan untuk mengumpulkan data primer, dengan cara

memberikan kuisioner kepada responden yang telah dilengkapi dengan

alternatif jawaban untuk memudahkan responden dalam menjawab dan

memudahkan pengolahan dan analisis data. Kegiatan yang penulis lakukan

selama penelitian adalah menyebarkan kuisioner kepada 32 Distributor

pupuk di Kabupaten Lampung Tengah dan selanjutnya menarik kembali

kuisioner tersebut untuk dilakukan tahap pengolahan data.

2. Dokumentasi, dilakukan untukmengumpulkan data sekunder dari berbagai

sumber, seperti buku atau literatur, arsip atau dokumen yang berkaitan

dengan permasalahan dalam penelitian ini. Kegiatan yang penulis lakukan

selama penelitian adalah mengambil data tentang Kabupaten Lampung

Tengah dan Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida.

Page 61: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

39

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah data yang diperoleh dari lapangan terkumpul, maka tahap selanjutnya

adalah dengan mengolah data yang ada tersebut. Adapun teknik yang

digunakan dalam pengolahan data pada penelitian ini adalah:

1. Editing, adalah memeriksa kembali data yang telah diperoleh, mengenai

kesempurnaan jawaban atau kejelasan penulisan. Kegiatan yang penulis

lakukan selama penelitian adalah memeriksa jawaban responden pada

kuesioner untuk mengetahui kejelasan dan kelengkapan jawaban

responden pada pertanyaan yang diajukan.

2. Koding, adalah memberi kode-kode tertentu pada jawaban di daftar

pertanyaan untuk memudahkan pengolahan data. Kegiatan yang penulis

lakukan selama penelitian adalah memberikan kode pada jawaban

responden dengan menggunakan Skala Interval. Menurut Singarimbun dan

Effendi (2002: 87), skala interval adalah skala data yang jarak antar

datanya bernilai sama. Dalam penelitian ini Jawaban A diberi kode 3,

Jawaban B diberi kode 2 dan Jawaban C diberi kode 1. Selanjutnya hasil

koding disajikan pada Lampiran 2 skripsi.

3. Tabulating, adalah merumuskan data dalam tabel setelah diklasifikasikan

berdasarkan kategori yang sama, lalu disederhanakan dalam tabel tunggal.

Kegiatan yang penulis lakukan selama penelitian adalah menyajikan data

jawaban responden pada kuisioner ke dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi sebagaimana terdapat pada Bab V mengenai Hasil Penelitian dan

Pembahasan.

Page 62: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

40

H. Teknik Analisis Data

Analisa data kuantitatif yang digunakan adalah dengan model tabulasi tunggal,

yaitu membagi kategori-kategori yang telah ditentukan pada tabel frekuensi,

untuk dihitung dengan membuat persentase, dengan rumus sebagai berikut:

100xN

FP

Keterangan:

P = Persentase jawaban

F = Frekuensi nilai yang diperoleh dari seluruh item

N = Jumlah responden

(Suharsimi Arikunto, 2000: 123)

Untuk mengkategorikan efektivitas pengawasan preventif Komisi Pengawas

Pupuk dan Pestisida (KPPP) Terhadap Ditribusi Pupuk Bersubsidi di

Kabupaten Lampung Tengah, ke dalam kategori efektif, Cukup efektif dan

tidak efektif, digunakan rumus:

I = K

NRNT

Keterangan:

I = interval

NT = Nilai Tertinggi

NT = Nilai Terendah

K = Kategori Jawaban

(Suharsimi Arikunto, 2000: 126)

Kegiatan yang dilakukan adalah merekap jawaban responden dari kuisioner ke

dalam tabel jawaban, selanjutnya melakukan perhitungan dengan rumus di

atas dan menyajikan hasil perhitungan ke dalam tabel tunggal sebagaimana

disajikan pada Bab V dalam penelitian ini.

Page 63: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Kabupaten Lampung Tengah

Uraian sejarah singkat Lampung Tengah terdiri dari beberapa waktu yakni:

1. Zaman Pemerintahan Belanda

Wilayah Kabupaten Lampung Tengah yang sekarang ini, pada zaman

pemerintahan Belanda merupakan Onder Afdeling Sukadana yang

dikepalai oleh Seorang Controleur berkebangsaan Belanda dan dalam

pelaksanaannya dibantu oleh seorang Demang Bangsa Pribumi/Indonesia,

yaitu:

a. Onder Distrik Sukadana

b. Onder Distrik Labuhan Maringgai

c. Onder Distrik Gunung Sugih

Masing-masing Onder Distrik dikepalai oleh seorang Asisten Demang

yang berkedudukan sebagai pembantu Demang untuk mengkoordinir

Pesirah. Masingmasing Onder Distrik terdiri dari marga-marga yaitu:

a. Onder Distrik Sukadana terdiri dari Marga Sukadana, Marga Tiga,

Marga Nuban, Marga Unyai Way Seputih.

b. Onder Distrik Labuhan Maringgai terdiri dari Marga Melinting, Marga

Sekampung Ilir, Marga Sekampung Udik, Marga Subing Labuhan.

Page 64: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

42

c. Onder Distrik Gunung Sugih terdiri dari Marga Unyi, Marga Subing,

Marga Anak Tuha, Marga Pubian.

2. Zaman Jepang (1942-1945)

Wilayah Kabupaten Lampung Tengah pada waktu tata Pemerintahan

Jepang adalah Wilayah Bun Shu Metro dan Bun Shu Metro terbagi dalam

beberapa Gun Shu, Marga- Marga dan kampung-kampung. Bun Shu

dikepalai oleh seorang Bun Shu Cho dan Gun Shu dikepalai oleh Gun Shu

Cho, sedangkan Marga dikepalai oleh Marga Cho, dan kampong dikepalai

oleh seorang kepala kampung.

3. Zaman Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka dan dengan berlakunya peraturan peralihan

pasal 2 UUD 1945, maka Bun Shu Metro berubah menjadi Kabupaten

Lampung Tengah yang dikepalai oleh seorang Bupati. Bupati pertama

Kabupaten Lampung Tengah adalah Burharuddin dengan masa jabatan

tahun 1945-1948.

4. Masa Pemerintahan Negeri (1953-1975)

Dengan dibubarkannya Pemerintahan Marga sebagai gantinya dibentuk

Pemerintahan Negeri. Pemerintahan Negeri terdiri dari seorang Kepala

Negeri dan Dewan Negeri.

Page 65: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

43

Kepala Negeri dipilih oleh Dewan Negeri dan para Kepala Kampung. Pada

masa ini di Kabupaten Lampung Tengah terdapat Sembilan Negeri, yaitu:

1. Negeri Trimurjo dengan pusat pemerintahan di Simbarwaringin

2. Negeri Metro dengan pusat pemerintahan di Metro

3. Negeri Pekalongan dengan pusat pemerintahan di Pekalongan

4. Negeri Tribawono dengan pusat pemerintahan di Banarjoyo

5. Negeri Sekampung dengan pusat pemerintahan di Sumbergede

6. Negeri Sukadan dengan pusat pemerintahan di Sukadana

7. Negeri Labuhan Maringgai dengan pusat pemerintahan di Labuhan

Maringgai

8. Negeri Way Seputih dengan pusat pemerintahan di Gunung Sugih

9. Negeri Seputih Barat dengan pusat pemerintahan di Padang Ratu.

Dalam praktek sistem Pemerintahan Negeri tersebut dirasakan adanya

kurang keserasian dengan Pemerintahan Kecamatan dan keadaan ini

menyulitkan tugas Pemerintah. Oleh karena itu Gubernur Kepala Daerah

Tingkat 1 Lampung mulai tahun 1972 mengambil kebijaksanaan secara

bertahap menghapus Pemerintahan Negeri dengan jalan tidak mengangkat

lagi Kepala Negeri yang telah habis masa jabatannya.

Secara bertahap Pemerintahan Negeri di Lampung Tengah dihapus,

sedangkan hak dan kewajiban Pemerintahan Negeri beralih kepada

Pemerintahan Kecamatan setempat. Menurut beberapa pengamat secara

yuridis hapusnya Pemerintahan Negeri setelah berlakunya Undang-

Undang Nomor 5 tahun 1979 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Desa.

Page 66: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

44

5. Pemekaran Wilayah Kabupaten Lampung Tengah

Sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah Provinsi Lampung untuk

melaksanakan pemekaran wilayah/daerah sebagai bentuk tindak lanjut

dari:

a. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung Nomor:

G/340/B.I/HK/1993 tanggal 6 Agustus 1993, tentang Pembentukan

Panitia Pelaksana Rencana Pembentukan Daerah Tingkat II di Provinsi

Daerah Tingkat I Lampung.

b. Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lampung Tengah Nomor

188.45/652/01/1993 tanggal 18 Agustus 1993 tentang Renstra Penataan

dan Pengembangan Pemerintahan di Daerah Kabupaten Daerah Tingkat

II Lampung Tengah.

c. Hasil rapat panitia pelaksana rencana pembentukan Kabupaten Daerah

Tingkat II di Provinsi daerah Tingkat I Lampung di Bandar Lampung

tanggal 31 Agustus 1993.

d. Surat Perintah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lampung Tengah

Nomor: B/Sprint-159/01/1994 tanggal 13 Desember 1994 tentang Tim

Pelaksana Teknis Penyiapan Rencana Pembentukan Daerah Tingkat II

dalam Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Tengah.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tanggal 20 April

1999, maka Kabupaten Lampung Tengah secara resmi dimekarkan

menjadi 3 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Lampung Timur, Kota Metro

dan Kabupaten Lampung Tengah sendiri. Dampak dari pemekaran wilayah

Page 67: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

45

tersebut maka Ibukota Kabupaten Lampung Tengah yang semula berpusat

di Metro dipindahkan di Gunung Sugih.

B. Kondisi Geografi

Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu Kabupaten yang ada di

Provinsi Lampung. Ibu Kota dari Kabupaten Lampung Tengah adalah

Gunung Sugih. Kabupaten Lampung Tengah meliputi areal daratan seluas

4789, 82 km2 , terletak dibagian tengah Provinsi Lampung yang berbatasan

dengan: a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang dan

Lampung Utara; b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran

c. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur dan Kota

Metro d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus dan

Lampung Barat.

Secara geografis, Kabupaten Lampung Tengah terletak pada kedudukan 1040

35’ Bujur Timur sampai 1050 50” Bujur Timur dan 40 30’ Lintang Selatan

sampai 40 15’ Lintang Selatan.

C. Administrasi Pemerintahan

Secara administratif, Kabupaten Lampung Tengah dibagi menjadi 28

Kecamatan serta 307 kampung/kelurahan (termasuk UPT). Berikut adalah

nama-nama Kecamatan yang ada di Lampung Tengah disertai luas wilayah

dan jumlah kelurahan per Kecamatan.

Page 68: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

46

Tabel 4. Nama, luas wilayah per Kecamatan dan jumlah kelurahan di

Kabupaten Lampung Tengah

Sumber: Data Dokumentasi Kabupaten Lampung Tengah, 2015

Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah adalah 4.789,82 km2. Kabupaten

Lampung Tengah merupakan Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di

Provinsi Lampung. Dari data diatas menunjukkan bahwa Kecamatan yang

memiliki wilayah yang paling luas adalah wilayah Kecamatan Bandar Mataram

dengan luas 1 055,28 km2. Sementara itu, Kecamatan Bumi Ratu Nuban

merupakan Kecamatan yang paling sempit wilayahnya hanya seluas 65,14 km2 .

Page 69: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

47

D. Kependudukan

Penduduk Lampung Tengah berdasarkan sensus penduduk tahun1971, 1980,

1990, 200 dan 2010 masing-masing sebanyak 997. 349 jiwa, 1.690.947 jiwa,

1.901.630 jiwa, 1.059.795 jiwa dan 1.170.717 jiwa. Pertumbuhan penduduk

pada periode 1971-1980 sekitar 5,97 persen per tahun turun menjadi 1,18

persen per tahun pada periode 1980-1990. Pertumbuhan penduduk tersebut

kembali mengalami penurunan pada periode 1990-2000 dan 2000-2010

masing-masing sekitar 0,85 persen per tahun dan 1,05 persen per tahun. Pada

tahun 2012 jumlah penduduk Lampung Tengah berjumlah 1. 192 958 jiwa

sehingga laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000-2012 mencapai 1,14

persen.

E. Kondisi Ekonomi

Kondisi perekonomian Kabupaten Lampung Tengah cenderung mengalami

fluktuatif dari tahun 2012-2015. Pada tahun 2012 laju pertumbuhan PDRB

atas dasar harga konstan sebesar 5,10 persen. Angka ini menurun pada tahun

2013 menjadi 5,88 persen. Pada tahun 2014 kembali turun menjadi 5,75

persen. Tahun 2015 pertumbuhan PDRB Lampung Tengah naik menjadi 6,37

persen.

F. Komisi Pengawas Pupuk Dan Pestisida (KPPP)

1. Profil Komisi Pengawas Pupuk Dan Pestisida (KPPP)

Profil komisi pengawas pupuk dan pestisida (KPPP) merupakan

pengawasan pengadaan, peredaran, penggunaan pupuk dan pestisida

dilaksanakan secara terkordinasi antara pusat dan daerah, antar instansi

Page 70: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

48

terkait dibidang pupuk dan pestisida. Komisi Pengawasan Pupuk dan

Pestisida (KPPP) baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota

merupakan wadah koordinasi pengawasan pupuk dan pestisida yang

dibentuk oleh Gubernur/Bupati/Walikota. Dengan keterlibatan instansi

terkait dibidang pupuk dan pestisida dalam komisi pengawasan tersebut

diharapkan permasalahan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida

yang terjadi di daerah dapat diatasi secara cepat dan tepat.

Disamping melalui peran Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida baik

Provinsi maupun Kabupaten/Kota, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

akan sangat mendukung dalam mengatasi permasalahan pupuk dan

pestisida terutama dalam penyelesaian tindak kasus pidana dibidang pupuk

dan pestisida, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 59 ayat (1)

Undang-Undang No12 tahun 1992 tentang Sistem Budiadaya Tanaman.

Melalui Kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

(KPPP) baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, diharapkan kinerja KPPP

baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota tersebut dapat lebih optimal

sehingga pupuk dan pestisida yang beredar lebih terjamin ketersediaan dan

kualitasnya sehingga tidak merugikan pengguna dan kelestarian

lingkungan serta mendukung Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional.

2. Dasar Hukum

a. UU Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

b. PP Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,

Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida

Page 71: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

49

c. PP Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pupuk Budidaya Tanaman

d. Perpres Nomor 15 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan

Presiden No 77 tahun 2005 Penetapan Pupuk Bersubsidi sebagai

Barang Dalam Pengawasan.

e. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 237/Kpts/OT.210/4/ 2003 tentang

Pedoman Pengawasan Pengadaan, Peredaran dan Penggunaan Pupuk

An-Organik

f. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 28/ Permentan/ SR.130/ 5/2009

tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah

g. Kepmentan Nomor 238/Kpts/OT.210/4/2003 tentang Pedoman

Penggunaan Pupuk An-Organik

h. Kepmentan Nomor 239/Kpts/OT.210/4/2003 tentang Pengawasan

Formula Pupuk An-Organik.

i. MoU Depdag, Depperin, Deptan dan Kemeneg BUMN dengan

Kepolisian Negara dan Kejagung tentang Pelaksanaan Pengawasan

Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi.

j. Permentan Nomor 107/Permentan/SR.140/9/2014 tentang Pengawasan

Pestisida

k. Permentan Nomor 38/Permentan/SR.320/7/2015 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/SR.140/8/2011

tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pupuk An-Organik

l. Permentan Nomor 39/Permentan/SR.330/7/2015 tentang Pendaftaran

Pestisida

Page 72: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

50

3. Maksud, Tujuan dan Sasaran

a. Maksud

Penyusunan Pedoman Peningkatan Kinerja Komisi Pengawasan Pupuk

dan Pestisida dimaksudkan menjadi acuan bagi tim Komisi

Pengawasan Pupuk dan Pestisida di daerah.

b. Tujuan

Tujuan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida adalah untuk

melakukan pengawasan terhadap peredaran dan penggunaan pupuk

dan pestisida secara terpadu antar instansi terkait dibidang pupuk dan

pestisida baik ditingkat Pusat, Propinsi maupun Kabupaten/Kota.

c. Sasaran

Sasaran yang akan dicapai adalah:

1) Terciptanya koordinasi pengawasan pupuk dan pestisida antar

instansi terkait

2) Tersedianya informasi jenis pupuk dan pestisida yang beredar di

masing-masing daerah

3) Tersedianya informasi mutu pupuk dan pestisida yang beredar di

seluruh Indonesia.

4) Terciptanya koordinasi penyelidikan kasus pupuk dan pestisida

antara PPNS Pupuk dan Pestisida dengan Korwas Polda

5) Tersosialisasikannya Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang

Sistem Budidaya Tanaman baik dilingkungan aparat pengawas

pupuk dan pestisida maupun pelaku usaha dibidang pupuk dan

pestisida.

Page 73: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan hasil

bahwa efektivitas pengawasan preventif Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida

(KPPP) terhadap distribusi pupuk bersubsidi di Kabupaten Lampung Tengah

adalah masuk dalam kategori cukup efektif atau efektivitas sedang. Hal ini

didasarkan pada hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa dari 32 orang

responden, terdapat sebanyak 24 (75,00%) responden yang menyatakan bahwa

efektivitas pengawasan preventif KPPP terhadap distribusi pupuk bersubsidi di

Kabupaten Lampung Tengah adalah cukup efektif.

Efektivitas pengawasan preventif sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

Perdagangan Republik Indonesia No.21/M-DAG/PER/6/2008 Juncto No. 07/M-

DAG/PER/2/2009 tentang Pengadaan dan penyaluran Pupuk bersubsidi dan

pembagian tanggung jawab antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian

Pertanian, yaitu perusahaan perorangan atau badan usaha, baik berbentuk badan

hukum atau bukan badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan

pembelian, penyimpanan, penyaluran, dan penjualan pupuk bersubsidi dalam

partai besar di wilayah tanggung jawabnya untuk dijual kepada Petani

dan/Kelompok Tani melalui pengecer yang ditunjuknya. Bahwa didapatkan hasil

rata-rata secara keseluruhan adalah masuk dalam kategori cukup efektif.

Page 74: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

89

B. Saran

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten Lampung Tengah

hendaknya meningkatkan pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi secara

lebih intensif dengan cara turun langsung ke lapangan guna memantau

pelaksanaan penyaluran pupuk, khususnya dalam hal ketepatan waktu

penyaluran dan kesesuaian harga sesuai harga eceran tertinggi bagi para

petani.

2. Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten Lampung Tengah

disarankan untuk membuat kesepakatan bersama (memorandum of

understanding) mengenai penyaluran pupuk bersubsidi dengan para

distributor, bersubsidi sehingga di masa yang akan datang penyaluran pupuk

menjadi lebih tepat waktu dan tepat sasaran.

Page 75: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdullah Maryati, Lukman Hakim. 2011. Laporan Penelitian Peta Masalah

Pupuk Bersubsidi Di Indonesia. Pattiro : Jakarta Selatan.

Andrian, Irianto. 2001. Panduan Pengembangan Organisasi. Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Metode Penelitian, Sutau Pendekatan Praktek.

Tarsito. Bandung. Yogyakarta.

Bohari. H. 1995. Pengawasan Keuangan Negara. Rajawali press: Jakarta.

Hadari, Nawawi. 1994. Pengawasan Melekat di Lingkungan Aparatur

Pemerintah. Erlangga.

Handayaningrat, Soewarno. 1994. Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan

Manajemen. Haji masagung: Jakarta.

Hasibuan, Malayu.S.P. 2002. Organisasi dan Manajemen. Rajawali Press.

Jakarta

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Salemba Humanika: Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 1996. Sistem Administrasi

Negara Republik Indonesia. PT. Toko Gunung Agung. Jakarta.

Lubis, Ibrahim. 1985. Pengawasan dan Pengawasan Proyek Dalam Manajemen.

Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nazir, M. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nurmayani. 2009. Hukum Administrasi Daerah. Universitas Lampung: Bandar

Lampung.

Porter, Thomas. 1992. EDP pengendalian dan Auditing. Erlangga: Jakarta.

Page 76: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

Revrisond, Baswir. 1999. Akuntansi Pemerintahan Indonesia. BPFEE:

Yogyakarta.

Sarwoto. 1991. Dasar-Dasar Organisasi Manajemen. Galia: Jakarta.

Siagian, Sondang. 2005. Fungsi-Fungsi Manajerial. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2002. Metode Penelitian Survey. LP3ES.

Jakarta.

Sopanah. 2003. Pengawasan Terhadap Keuangan Daerah. Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit

Alfabeta: Bandung.

Sumarji Gatot Irianto. 2013. Pedoman Pembentukan Komisi Pengawas Pupuk dan

Pestisida (KPPP). Direktur Jendral Prasarana Dan Sarana Pertanian.

Sondang P. Siagian. 1980. Administrasi Pembangunan. Gunung Agung: Jakarta

Widjaja, Gunawan. 2002. Pengelolaan Harta Kekayaan Negara. PT. Raja

Grafindo:Jakarta.

Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 130/Permentan/SR.130/11/2014

Peraturan Bupati Lampung Tengah Nomor 08 Tahun 2014

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2011 Tentang perubahan

atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 Tentang Penetapan Pupuk

Bersubsidi Sebagai Barang Dalam Pengawasan.

Keputusan Gubernur Lampung Nomor G/056/B.IV/HK/2009 tentang

Pembentukan Komisi Pengawas Pupuk Dan Pestisida Provinsi Lampung

Media

Haluan lampung. 2015. Kuota pupuk bersubsidi jauh dari cukup. diakses dalam

http://haluanlampung.com/index.php/daerah/lampung-tengah/9815-kuota-

pupuk-subsidi-jauh-dari-cukup pada 2 Februari 2016 pukul 15.14 WIB

Tribun Lampung, 2 september 2015

Page 77: EFEKTIVITAS PENGAWASAN PREVENTIF KOMISI …digilib.unila.ac.id/23600/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen untuk melakukan pembelian, ... wilayah

Teras Lampung. 2015. Pembangunan Sektor Pertanian di Lampung Tengah:

Meningkatkan Produksi, Menjaga Ketahanan Pangan, diakses dalam

http://www.teraslampung.com/2015/08/pembangunan-sektor-pertanian-di-

lampung pada 7 November 2015 pukul 20.45 WIB.

Badan Pusat Statistik , 2013, Jumlah Petani Menurut Sektor/Subsektor dan Jenis

Kelamin Tahun 2013, diakses dalam

http://st2013.bps.go.id/dev/st2013/index.php/site/tabel?tid=23&wid=0, pada

1 Februari 2016 Pukul 14.35 WIB

Data

BPS Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2013.

BPS Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2013.

Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Lampung Tengah 2015.