efektivitas pendidikan kesehatan tentang skabies...

139
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI PESANTREN ASHIDDIQIYAH JAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh: NABILAH FITRIYANI 1113104000025 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: lytu

Post on 02-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

SKABIES TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI

PESANTREN ASHIDDIQIYAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

NABILAH FITRIYANI

1113104000025

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang
Page 3: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

i

Page 4: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

ii

Page 5: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

iii

Page 6: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Mei 2016

Nabilah Fitriyani , NIM: 1113104000025

Efektivitas Pendidikan Kesehatan Tentang Skabies Terhadap Tingkat

Pengetahuan Santri Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

XV+ 68 halaman, 17 tabel, 2 bagan, 33 lampiran

ABSTRAK

Skabies dapat mewabah di tempat-tempat atau daerah yang padat penduduk

seperti di pesantren. Pesantren Asshiddiqiyah merupakan salah satu pesantren

dengan jumlah santri yang banyak, yaitu sekitar 700 santri sehingga dapat menjadi

tempat mewabahnya skabies. Pendidikan kesehatan diperlukan untuk memberikan

informasi tentang skabies kepada santri, karena minimnya pengetahuan juga dapat

menjadi salah satu faktor penyebab skabies. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan tentang skabies dengan media

video terhadap tingkat pengetahuan santri putera di pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperiment dengan desain

non-equievalent control group yang dilakukan pada santri putera kelas VIII

MTs.Manbaul U’lum. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling

dengan 30 responden yang terbagi menadi 15 responden kelompok kontrol dan 15

kelompok perlakuan. Hasil dari penelitian menggunakan analisis wilcoxon

menunjukkanadanya perbedaan tingkat pengetahuan yang signifikan sebelum dan

sesudah dilakukan pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan dengan nilai p

= 0.001 (p<0.05), dan hasil analisis data dengan uji mann whitney ditemukan

adanya perbedaan tingkat pengetahuan yang signifikan antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol saat post test dengan nilai p=0.002 (p<0.005) dan

nilai eta squared sebesar 0.6268 yang menunjukkan efektivitas yang besar pada

pemberian pendidikan kesehatan dengan media video. Penelitian ini diharapkan

dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya, dengan meneliti juga efektivitas

pendidikan kesehatan tentang skabies terhadap perubahan perilaku santri.

Kata kunci: Pengetahuan, Pendidikan Kesehatan, Video, Skabies, Pesantren

Referensi: 43 (2002-2012)

Page 7: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

v

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

DEPARTEMENT OF NURSING SCIENCE

SYARIF HIDAYATULLAH ISLAMIC STATE UNIVERSITY JAKARTA

Undergraduate Thesis, Mei 2017

Nabilah Fitriyani , NIM: 1113104000025

Effectiveness of Scabies Education toward Student’s Level of Knowledge at

Asshiddiqiyah Islamic Boarding School Jakarta

XV+ 68 pages, 17 tables, 2 charts, 33 attachement

ABSTRACT

Scabies usually spread widely on the overcrowding area such as islamic boarding

school. Asshiddiqiyah islamic boarding school is one of islamic boarding school

that has so many students, it’s about 700 stundents that live there, so it could be a

place for scabies to become an epidemic disease. Health education is needed to provide information about scabies to students,because not only overcrowding that

can be factor in the occurance of scabies, lack of knowledge can also be one of the

factors that can causing scabies. The purpose of this study is to find out the effect

of health education about scabies using video as the media of the health education

on the male student’s level of knowledge at Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. This

study was quasy eksperiment study with non-equivalent control group design that

had been studied on 8th grader student of Mts. Manbaul ‘Ulum The sampling

technique was using a random sampling with 30 respondents and those were

devided into 15 respondents of control group and 15 respondents of interventions

group. The analysis statistic test using wilcoxon test showed there was significant

differences between the intervention group’s pre test score and post test score with

p value = 0.001 (p<0.005) and the mann whitney test showed that there was a

differences between the intervention group’s pre-test score andthe control group

post-test score with p value = 0.002(p<0.005) and the eta squared score = 0.6268

that indicate the large effect of health education that given on this study. This

studi are expected to be developed in subsequent research, whit also examining

the effectiveness of health education about scabies toward the change of student’s

behaviour.

Keyword: Knowledge, Health Education, Video, Scabies, Pesantren

References : 43 (2002-2016)

Page 8: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nabilah Fitriyani

Tempat/Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 7 Januari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Komplek Sarana Indah Permai, Jl.Delima III

blok:C3 No.13. Kedaung-Pamulang Tangerang

Selatan

Telepon/Hp : +6287808644372

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK Pandawa 1999-2001

2. MI Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2001-2007

3. MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007-2010

4. MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010-2013

5. S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013-Sekarang

Riwayat Organisasi

1. Anggota MPK MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah 2010-2011

Page 9: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

vii

Jakarta

2. Anggota Bidang Ekstrakulikuler OSIS MA Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2011-2012

3. Ketua Ekstrakulikuler Musikalisasi Puisi MA

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2011-2012

4. Anggota Departemen Pemberdayaan Mahasiswa

Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2014-2015

5. Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan

2016-2017

6. Ketua Divisi Creative Design Kampoeng Hompimpa 2017

Page 10: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul efektifitas pendidikan kesehatan

tentang skabies terhadap tingkat pengetahuan santri pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

mengalami kesulitan dan tantangan, namun berkat pertolongan Allah serta

bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Orang tua penulis, Bapak H. Enda Ruswenda dan Ibu Hj. Nenih Romlah

yang telah mendidik, membesarkan, mencurahkan kasih sayang,

memberikan bantuan baik berupa dukungan moril maupun materiil, dan

juga selalu mendo’akan penulis dalam setiap langkah saya menuju

kesuksesan.

2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes., selaku dekan Fakultas Kedokateran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., MSc selaku Ketua Program Studi Ilmu

keperawatan dan Ibu Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB selaku Sekretaris

Page 11: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

ix

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ibu Ns. Mardiyanti., M.Kep., MDS dan Ibu Ns. Uswatun Khasanah.,

S.Kep., MNS selaku Dosen pembimbing, terimakasih sebesar-besarnya

penulis sampaikan untuk beliau karena telah meluangkan waktu dalam

membimbing dan memberi arahan kepada penulis dengan sabar selama

penysunan skripsi ini

5. Bapak Karyadi M.Kep., ph.D, selaku Dosen Pembimbing Akademik,

terimakasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing

penulis dengan sabar selama hampir 4 tahun duduk di bangku perkuliahan

6. Sahabat-sahabat terbaik yang tak pernah lelah mendengarkan keluh kesah

penulis, menyemangati penulis, dan selalu ada disaat penulis senang

maupun susah; Quwatul Mudrikatiz, Rizny Anindya, Jehan Astuti, Sarah

Kamilah, Dyah Imamah, Hanindira Anisa, Nur Nazmi, Isti Nanda,

Amanda febrianti. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik selama

delapan tahun dan tak pernah berhenti menjadi support system terbaik

dalam hidup penulis.

7. Sahabat-sahabat di bangku kuliah yang selalu menjadi tempat keluh kesah

penulis, yang selalu ada disaat susah dan senang selama penulis duduk di

bangku perkuliahan: Yuni Triwardani, Sari Purboyekti, Lisnani Hamidah,

Siti Munawaroh, Karen Maslita, Farhatun Hayati, Alin Septia, Miranti

Eka. Terimakasih telah menyemangati penulis dan berjuang bersama-sama

dalam meraih gelar Sarjana Keperawatan

Page 12: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

x

8. Sahabat-sahabat seperjuangan PSIK 2013 tercinta yang selalu mewarnai

hari-hari penulis selama duduk di bangku perkuliahan

9. Kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawtan

periode 2016. Terimakasih telah mengajarkan banyak hal kepada penulis

selama penulis berorganisasi.

10. Kakak pohon dan adik-adik pohon tercinta ka Aninda, Vigur Guevara,

Faruq Ainul, Khielva, Farel dan Tita atas semangatnya yang telah

diberikan kepada penulis

11. Serta seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran proposal skripsi ini

hingga selesai

Atas bantuan serta dukungan yang telah diberikan sekecil apapun itu,

semoga Allah SWT. Senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah.

Page 13: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL................................................................................................ xv

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xvii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

C. Tujuan .......................................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9

E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 10

BAB II .................................................................................................................. 11

Page 14: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

xii

TINJAUAN TEORI ............................................................................................ 11

A. Pendidikan Kesehatan ................................................................................ 11

1. Definisi Pendidikan Kesehatan............................................................... 11

2. Metode Pendidikan Kesehatan ............................................................... 12

3. Media Pendidikan Kesehatan ................................................................. 14

B. Skabies ....................................................................................................... 16

1. Definisi ................................................................................................... 16

2. Transmisi ................................................................................................ 17

3. Faktor-faktor penyebab skabies .............................................................. 18

4. Diagnosis ................................................................................................ 21

5. Tanda dan gejala ..................................................................................... 22

6. Patofisiologi ............................................................................................ 23

7. Pengobatan ............................................................................................. 24

8. Pencegahan ............................................................................................. 25

C. Pengetahuan ............................................................................................... 26

1. Tingkat pengetahuan .............................................................................. 27

2. Yang mempengaruhi pengetahuan ......................................................... 28

3. Kriteria tingkat pengetahuan .................................................................. 30

D. Pesantren .................................................................................................... 30

E. Penelitian terkait......................................................................................... 32

F. Kerangka teori ............................................................................................ 34

BAB III ................................................................................................................. 35

Page 15: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

xiii

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL .. 35

A. Kerangka konsep ........................................................................................ 35

B. Definisi oprasional ..................................................................................... 36

C. Hipotesis ..................................................................................................... 37

BAB IV ................................................................................................................. 39

METODE PENELITIAN ................................................................................... 39

A. Desain penelitian ........................................................................................ 39

B. Lokasi dan waktu penelitian....................................................................... 40

C. Populasi dan sampel ................................................................................... 40

D. Metode pengumpulan data ......................................................................... 42

1. Instrumen penelitian ............................................................................... 42

2. Uji Validitas dan Reliabilitas.................................................................. 44

3. Prosedur pengumpulan data ................................................................... 45

E. Pengolahan data ......................................................................................... 47

1. Teknik pengolahan data .......................................................................... 47

2. Analisa data ............................................................................................ 49

F. Etika dalam penelitian ................................................................................ 50

BAB V ................................................................................................................... 53

HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 53

Page 16: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

xiv

A. Gambaran Lokasi ....................................................................................... 53

B. Analisis Univariat....................................................................................... 54

C. Uji Normalitas ............................................................................................ 68

D. Analisis Bivariat ......................................................................................... 69

BAB VI ................................................................................................................. 73

PEMBAHASAN .................................................................................................. 73

A. Karakteristik Responden ............................................................................ 73

B. Pengaruh Video terhadap Pengetahuan Responden Mengenai Skabies .... 78

C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 82

BAB VII................................................................................................................ 83

PENUTUP ............................................................................................................ 83

A. Kesimpulan ................................................................................................ 83

B. Saran ........................................................................................................... 83

Page 17: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi operasional ............................................................................. 37

Tabel 4. 1 Kisi-kisi instrumen ...............................................................................43

Tabel 5. 1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .......................54

Tabel 5. 2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman

Mendapatkan Informasi ........................................................................ 55

Tabel 5. 3 Distribusi Krakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi .... 56

Tabel 5. 4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman

Menderita Skabies ................................................................................ 57

Tabel 5. 5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan Responden

yang Menjadi Resiko Terjadinya Penularan Skabies ........................... 58

Tabel 5. 6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Pertama Kali

terkena Skabies ..................................................................................... 59

Tabel 5. 7 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kerabat yang

Mengalami Skabies............................................................................... 59

Tabel 5. 8 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kondisi Lingkungan

yang Beresiko Pada Kejadian Skabies.................................................. 60

Tabel 5. 9 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengobatan yang

digunakan untuk Menangani Skabies ................................................... 62

Tabel 5. 10 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi Mengenai

Pengobatan............................................................................................ 63

Tabel 5. 11 Distribusi Krakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman

Kesembuhan ......................................................................................... 64

Page 18: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

xvi

Tabel 5. 12 Gambaran Rata-rata Skor Pengetahuan Pre-test dan Post-test

Responden ............................................................................................ 65

Tabel 5. 13 Gambaran Rata-rata Skor Pengetahuan Pre-Test dan Post-Test

Responden Kelompok Perlakuan.......................................................... 66

Tabel 5. 14 Gambaran Rata-rata Skor Pengetahuan Pre-Test dan Post-Test

Responden Kelompok Kontrol ............................................................. 67

Tabel 5. 15 Hasil Uji Normalitas Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah

Pendidikan Kesehatan Tentang Skabies ............................................... 68

Tabel 5. 16 Analisa Beda rerata Skor Pengetahuan Responden Sebelum dan

Sesudah diberikan PendidikanKesehatan Tentang Skabies .................. 70

Tabel 5. 17 Analisis Beda Rerata Skor Pengetahuan Kelompok Perlakuan dan

Kelompok Kontrol saat Pre-Test dan Post-Test (n=30) ....................... 71

Page 19: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Kerangka teori ..................................................................................... 34

Bagan 3. 1 Kerangka Konsep ................................................................................35

Page 20: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kulit merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit

yang masih menjadi masalah di dunia dan termasuk didalamnya Indonesia.

Penyakit kulit menyebabkan beban global dalam konteks kesehatan.

Penyakit kulit secara kolektif berada pada peringkat ke-4 yang

menyebabkan beban nonfatal terhadap kematian berdasarkan disabilitas

setiap tahunnya (Hay et al., 2014). Departemen Kesehatan RI (2013)

mengatakan prevalensi penyakit kulit di Indonesia sebesar 9%.

Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang sering

dikenal dengan sebutan kudis, kuple atau gudig pada masyarakat awam.

Skabies disebabkan oleh tungau yang bernama Sarcoptes Scabiei (Gould,

2010). Chosidow (2008) mengatakan prevalensi skabies di seluruh dunia

dilaporkan terdapat 300 juta kasus pertahunnya. Berdasarkan data dari

WHO (World Health Organization), skabies dapat mempengaruhi 1,3 juta

orang setiap saat. Departemen Kesehatan RI (2008) mengatakan di

Indonesia sendiri prevalensi terjadinya penyakit skabies sebesar 5,60-

12,95% dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit. WHO

mengungkapkan bahwa skabies dapat menyerang seluruh orang dari setiap

negara, biasanya lebih sering terjadi di negara yang beriklim tropis,

Page 21: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

2

endemik skabies, dan padat penduduk dimana juga banyak penduduk

dengan status ekonomi yang miskin.

Salah satu faktor penyebab yang berhubungan dengan skabies adalah

kepadatan lingkungan, hal ini menyebabkan kemungkinan besar bagi

penderita skabies untuk melakukan kontak langsung dengan orang lain

yang mengakibatkan terjadinya transmisi dari tungau skabies (Tyring,

2016). Faktor lain dari skabies adalah penularan melalui kontak skin-to-

skin dengan penderita, menurut Micali dan Lacarruba (2009) transmisi dari

skabies terjadi saat adanya kontak antara kulit ke kulit seperti saat

hubungan sexual. Prevalensi paling tinggi terjadi pada anak kecil dan

individu yang melakukan hubungan seksual dengan penderita skabies.

Berjabatan tangan dan penggunaan benda yang dipakai secara bersamaan

tidak cukup panjang untuk transmisi tungau skabies, biasanya terjadinya

transmisi butuh waktu selama 15-20 menit. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan Hilma dan Ghazali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kejadian skabies disalah satu pesantren di Yogyakarta tingkat pengetahuan

juga memiliki hubungan dengan kejadian skabies (Hilma & Ghazali,

2014). Berdasarkan penelitian Sianturi dan Sungkar (2014) terdapat

hubungan antara personal hygiene dengan kejadian skabies di salah satu

pesantren di Jakarta Timur.

Pesantren merupakan salah satu tempat dengan penghuni yang padat.

Hal ini dapat menjadi salah satu faktor transmisi tungau skabies diantara

santri. Pesantren Assiddiqiyah merupakan pesantren yang memiliki santri

Page 22: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

3

dengan jumlah yang banyak kurang lebih sejumlah 700 santri. Terdapat

tiga kategori santri yang berada di Asshiddiqiyah, yaitu; santri formal,

santri aitam dan santri Ma,had Aly. Santri formal sendiri adalah santri

yang berpendidikan formal yang meduduki bangku tingkat Madrasah

Tsanawiyah (SMP) dan Madrasah Aliyah (SMA), dimana selain belajar

tentang ilmu islam santri formal ini juga mengenyam pendidikan formal

seperti anak-anak sekolah pada umumnya. Sedangkan santri aitam adalah

santri yang tinggal di pesantren dan belajar tentang agama namun tidak

mengenyam bangku pendidikan formal seperti santri formal di pesantren

Asshiddiqiya. Terakhir, santri Ma’had Aly adalah santri yang telah lulus

dari pesantren dan masih tinggal di pesantren.

Jumlah total santri pria pesantren Asshiddiqiyah pada tingkat

tsanawiyah sendiri yaitu sebanyak 161 santri. Santri putra pada tingkat

tsanawiyah tidur di kamar yang memiliki luas 4x5 meter dan atau di kamar

yang berukuran 4x6 meter. Setiap kamar berisikian 15 orang atau 16 orang

santri putera. Hasil dari interview dengan Wali asuh santri putera tingkat

Tsanawiyah didapatkan bahwa santri putera tingkat tsanawiyah memiliki

kesadaran akan kerapihan dan kebersihan yang minim. Hal ini dilihat dari

kebiasaan santri dalam memakai handuk secara bersamaan, bertukar-tukar

pakaian satu sama lain, menggunakan sabun batangan secara bersama-

sama dan juga kebiasaan telanjang kaki atau tidak memakai sepatu saat

keluar kamar dan kembali dengan kaki kotor. Selain itu santri-santri itu

juga terbiasa tidur dibawah beralaskan tikar, dimana setelah tikar tersebut

Page 23: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

4

selesai digunakan akan ditumpuk menjadi satu dan apabila akan dipakai

kembali tikar tersebut dipakai secara acak (bukan oleh pemilik aslinya).

Hasil interview dengan wali asuh mengatakan, santri putera pada

tingkat Tsanawiyah berbeda dengan santri putera pada tingkat Aliyah yang

jauh lebih memperhatikan kebersihan. Salah seorang pengajar santri

tingkat Aliyah pun mengatakan bahwa tidak banyak santri Aliyah yang

mengalami skabies, dan setiap harinya sebelum masuk kelas guru yang

merupakan lulusan dari Kesehatan Masyarakat tersebut juga mengatakan

setiap akan memlai pelajaran beliau selalau melakukan penyuluhan sedikit

yang menyampaikan tentang skabies.

Hasil dari interview dengan wali asuh didapatkan bahwa seluruh

santri putera pada tingkat tsanawiyah pernah atau sedang mengalami

skabies, kejadian skabies ini merupakan hal yang biasa terjadi pada santri,

dan hal ini sudah seperti “Label” atau identitas yang melekat pada santri.

Wali asuh pun mengatakan beberapa wali murid mengeluhkan kondisi

anaknya yang skabies, namun hal tersebut biasanya terjadi pada wali

murid yang berlatar belakang bukan santri, sedangkan wali murid yang

berlatar belakang santri biasanya tidak mengeluhkan hal ini karena hal ini

sudah dianggap hal biasa dan bukan masalah besar. Upaya dari pesantren

untuk menghadapi kasus ini biasanya dengan mengingatkan untuk lebih

meningkatkan hidup bersih, dan lebih rajin dalam rapih-rapih. Untuk

intervensi sendiri biasanya santri yang mengeluh gatal diberikan obat yang

berupa salep 2-4 dari UKS.

Page 24: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

5

Melihat begitu banyaknya santri yang mengalami skabies, dirasa

perlu untuk dilakukan pendidikan kesehatan tentang skabies. Effendy

(2003) mengungkapkan, pendidikan kesehatan adalah gabungan dari

berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip

belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu atau kelompok

yang diberikan informasi ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya

melakukan apa yang bisa dilakukan, secara berkelompok maupun

perseorangan dengan meminta pertolongan. Notoatmodjo (2003)

mengatakan dengan dilakukannya pendidikan kesehatan diharapkan terjadi

kontak antara klien dengan petugas yang memberikan penyuluhan secara

intensif sehingga setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan

dibantu penyelesaiannya dan pada akhirya klien tersebut dengan sukarela,

atas dasar kesadaran dan dengan penuh pengertian akan menerima perilaku

tersebut (mengubah perilaku).

Sesuai dengan yang penelitian yang dilakukan oleh Aminah (2015)

tentang hubungan pengetahuan dengan kejadian skabies yang hasilnya

menunjukkan adanya hubungan skabies dengan tingkat pengetahuan, hal

ini dapat dikarenakan pengetahuan seseorang memiliki peranan untuk

melakukan pencegahan, tanpa pengetahuan maka seseorang tidak akan

tahu bagaimana cara melakukan pencegahan dengan melakukan praktik

kebersihan diri yang baik untuk mencegah terjadinya skabies, selain itu

seseorang tersebut juga tidak dapat mengetahui tentang faktor-faktor apa

saja yang menyebabkan skabies (Aminah, Sibero, & Ratna, 2015). Hasil

Page 25: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

6

penelitian Hilma dan Ghazali (2014), tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian skabies di salah satu pesantren di yogyakarta

mengatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

kejadian skabies, dikarenakan pengetahuan adalah domain yang sangat

penting untuk membentuk tindakan seseorang, karena pada seseorang

setelah memiliki pengetahuan maka akan terbentuk sikap yaitu kesiapan

dan atau kesediaan untuk bertindak. Perilaku yang didasarkan oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan perilaku yang

tidak didasari oleh ilmu pengetahuan.

Pendidikan kesehatan memiliki beberapa metode, yaitu metode

perorangan kelompok dan juga massa. Dalam melakukan penyuluhan

tentunya dibutuhkan media, media ini yang nantinya akan membantu

seseorang yang akan diberikan pendidikan kesehatan menyerap

informasinya. Media-media ini dapat berupa: benda baik benda hidup,

mati, maupun benda sesungguhnya; gambar yang dapat berbentuk poster,

leaflet;gambar optik seperti foto, slide, dan film (Departemen Kesehatan

RI, 2008). Media dalam penyuluhan kepada santri nanti yang akan

digunakan adalah media audio visual berupa video. Penelitian yang

dilakukan Kumboyono (2011) tentang Perbedaan Efek Penyuluhan

Kesehatan Menggunakan Media Cetak dengan Media Audio Visual

terhadap Peningkatan Pengetahuan Pasien Tuberkulosis menunjukan

bahwa pengetahuan pasien yang diberikan melalui media audio visual

Page 26: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

7

lebih tinggi dibandingkan yang diberikan penyuluhan melalui media cetak

(Kumboyono, 2011).

Novpriati (2013) dalam penelitiannya tentang peran edukasi

menggunakan video untuk meningkatkan perilaku ibu dalam menyikat gigi

anak mengatakan bahwa video efektif dalam edukasi untuk meningkatkan

perilaku ibu dalam menyikat gigi anak. Hal ini mungkin dapat disebabkan

karena pemberian pendidikan kesehatan dengan audiovisual membuat

seseorang menggunakan dua jenis pengindraannya yaitu indra

pendengaran dan pengelihatan, dimana ketika seseorang menggunakan

lebih dari satu indranya dalam mempelajari sesuatu akan jauh lebih baik

dalam menerap informasi. Penyuluhan atau pemberian informasi yang

nantinya akan dilakukan ini di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan

santri tentang skabies serta dapat pula meningkatkan kesadaran diri santri

akan hidup bersih dan sehat, karena tingkat pengetahuan merupakan salah

satu faktor dati kejadian skabies, dan juga diharapkan dapat merubah sikap

santri terhadap hygiene sehari-hari dalam mencegah dan menangani

terjadinya skabies di pesantren.

B. Rumusan Masalah

Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan dengan survey secara

langsung dan interview dengan wali asuh putra santri tingkat SMP

pesantren Asshiddiqiyah didapatkan bahwa hampir semua santri pernah

dan sedang mengalami skabies. Menurut wali asuh santri putera

Page 27: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

8

mengatakan kesadaran santri tentang kebersihan dan perilaku hygiene

santri masih kurang, seperti menggunakan handuk secara bersamaan,

meminjam-minjam pakaian, menggunakan sabun batang secara

bersamaan, menggunakan alas tidur secara bersamaan, dan kebiasan tidak

menggunakan alas kaki saat keluar kamar dan lalu kembali ke kamar tanpa

mencuci kaki terlebih dahulu.

Melihat kejadian diatas maka dirasa perlu untuk diberikan

pendidikan kesehatan tentang sakbies sebagai intervensi terhadap santri

putera tingkat tsanawiyah di pesantren Asshiddiqiyah. Dalam pemberian

intervensi nantinya terhadap santri putra tingkat SMP Asshiddiqiyah,

peneliti ingin mengetahui adakah peningkatan pengetahuan pada santri di

pesantren Asshiddiqiyah setelah dilakukan penyeluhan terkait dengan

penyakit skabies yang dilakukan dengan media audio visua yaitu video.

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui efektifitas dari penyuluhan skabies menggunakan media

video terhadap tingkat pengetahuan santri putra madrasah tsanawiyah

tentang skabies di pesantren Asshiddiqiyah.

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik santri putera tingkat tsanawiyahpesantren

Asshiddiqiyah Jakarta.

Page 28: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

9

2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan santri putra tingkat

tsanawiyah pondok pesantren Asshiddiqiyah tentang skabies

sebelum dilakukannya penyuluhan dengan media video tentang

skabies pada santri putera tingkat tsanawiyah Asshiddiqiyah.

3. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan santri putra tingkat

tsanawiyah pondok pesantren Asshiddiqiyah tentang skabies

setelah dilakukannya penyuluhan dengan media video tentang

skabies pada santri putera tingkat tsanawiyah pondok pesantren

Asshiddiqiyah.

4. Mengidentifikasi efektifitas penyuluhan dengan media video

terhadap tingkat pengetahuan tentang skabies pada santri putera

tingkat tsanawiyah pondok pesantren Asshiddiqiyah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Institusi tempat penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk pesantren

Asshiddiqiyah dalam penggunaan media dalam memberikan

pengetahuan tentang skabies.

2. Pendidikan keperawatan

Diharapkan mampu memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan

lingkup keperawatan komunitas, terutama dikhususkan pada

penyuluhan kesehatan terhadap santri mengenai skabies.

Page 29: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

10

3. Peneliti

Dapat menjadi lahan untuk berbagi ilmu yang sudah didapat peneliti

selama masa pendidikan strata satu pada kawan-kawan santri di

pesantren Asshiddqiyah.

4. Penelitia selanjutnya

Hasil penelitrian ini dapat memberikan informasi tentang keefektivan

penyuluhan dengan media video terhadap tingkat pengetahuan dan

perubahan sikap santri untuk dapat dikembangkan untuk penelitian-

penelitian selanjutanya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk menilai

efektivitas penyuluhan kesehatan dengan media video terhadap tingkat

pengetahuan santri putera madrasah tsanawiyah tentang skabies di pondok

pesantren Asshiddiqiyah Jakarta.

Page 30: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

11

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pendidikan Kesehatan

1. Definisi Pendidikan Kesehatan

Sebagai sebuah tindakan praktis, penyuluhan adalah upaya-

upaya yang dilakukan untuk mendorong terjadinya suatu perubahan

perilaku pada individu, kelompok, komunitas, atau masyarakat agar

mereka tahu, mau, dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Tujuan dari penyuluhan sendiri adalah hidup dan kehidupan manusia

yang berkualitas dan bermartabat. Subjek telaah dari penyuluhan

adalah manusia yang merupakan bagian dari sistem sosial, sedangkan

obyek materi dari ilmu penyuluhan adalah perilaku yang dihasilkan

dari sebuah dari sebuah proses pendidikan dan atau pembelajaran, dari

proses komunikasi dan sosial (Amanah, 2007).

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan

kesehatan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan

keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan paham akan

tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran-anjuran yang

berhubungan dengan kesehatan. Seorang penyuluh haruslah

menguasai ilmu komunikasi dan menguasai pemahaman yang lengkap

tentang pesan yang akan nantinya disampaikan (Maulana, 2009).

Page 31: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

12

Tujuan dari dilaksanakannya pendidikan kesehatan adalah untuk

memodifikasi perilaku positif yang tidak terlepas dari karakakteristik

bangsa (Birawa, 2007).

2. Metode Pendidikan Kesehatan

Promosi kesehatan dapat digolongkan menjadi tiga

golongan yang digolongkan berdasarkan teknik komunikasi, sasaran

yang dicapai, dan indera penerima dari sasaran promosi.

a. Berdasarkan teknik komunikasi:

1) Metode penyuluhan langsung, dimana dalam hal ini

penyuluh secara langsung bertatap muka dengan

sasaran, seperti melalui; kunjungan rumah, pertemuan

diskusi, pertemuan di balai desa, dll.

2) Metode penyuluhan tidak langsung, dimana dalam hal

ini penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap

muka dengan sasaran dimana pesan yang disampaikan

dapat disampaikan melalui perantara atau dalam hal ini

media, seperti; melalui publikasi di media cetak,

pertunjukan, melalui iklan, dll.

b. Berdasarkan jumlah yang dicapai

1) Pendekatan perorangan, dimana penyuluh berhubungan

baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

sasaran perseorangan, antara lain: kunjungan rumah,

melalui telepon, konseling dll

Page 32: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

13

2) Pendekatan kelompok, dimana petugas yang akan

melakukan promosi berhubungan dengan sekelompok

sasaran, seperti metode pertemuan, demonstrasi,

diskusi kelompok, dll.

3) Pendekatan masal, dimana petugas promosi

menyampaikanpesannya secara sekaligus pada sasaran

yang jumlahnya sangat banyak, seperti dengan

pertemuan umum, pertunjukan kesenian, penyebaran

poster, dll.

c. Berdasarkan indera penerima

1) Metode melihat/memperhatikan, dalam hal ini pesan

akan diterima oleh sasaran melalui indera

pengelihatannya, seperti penempelan poster,

pemasangan foto, pemutaran film, dll

2) Metode pendengaran, dimana dalam hal ini pesan akan

diterima oleh sasaran melalui indera pendengarannya,

seperti penyuluhan yang dilakukan melalui radio,

pidato, ceramah, dll

3) Metode kombinasi, yaitu dimana penyuluhan

demonstrasi (dengan cara dilihat, didengar, dicium,

diraba, dan dicoba)

(Departemen Kesehatan RI, 2008)

Page 33: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

14

3. Media Pendidikan Kesehatan

Birawa (2007) mengatakan terdapat banyak media untuk

membantu dalam penyampaian pendidikan kesehatan, seperti:

a. Media cetak, dapat berupa; leaflet, booklet, foto, lembar balik

(flip chart), surat kabar, majalah, poster, jurnal

b. Media elektronik, dapat berupa; televisi, radio, video, slide,

film strip, dll

c. Media papan (Billboard)

Pada dasarnya apapun bentuk media untuk penyampaian

pendidikan kesehatan adalah baik, namun menurut Departemen

Kesehatan RI (2008), seseorang belajar melalui panca indernya, dan

setiap panca indera memiiki pengaruh berbeda pada hasil belajar

seseorang, seperti; 1% melalui rasa, 2% melalui sentuhan, 3% melalui

indera penghidu, 11% melalui pendengaran dan 83% melalui

pengelihatan. Manusia akan dapat mempelajari sesuatu dengan baik

apabila dapat menggunakan lebih dari satu inderanya. Selain itu

seseorang juga dapat mengingat lebih baik melalui; 10% membaca,

20% melalui apa yang di dengar, 30% melalui apa yang dilihat, 50%

melalui apa yang dilihat dan di dengar, 80% melalui apa yang

diucapkan, dan 90% melalui apa yang di ucapkan dan dilakukan

(Departemen Kesehatan RI, 2008)

Wahyuning dkk (2003) mengatakan, media audio visual

adalah media yang bisa didengar dan dilihat secara bersamaan. Media

Page 34: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

15

ini menggerakan indra pendengaran dan pengelihatan secara bersama.

Media audio visual dapat berupa; media drama, pementasan, film,

televisi, VCD, video, dll. Djamarah (2002) mengatakan media audio

visual adalah media yang memiliki unsur gambar dan suara, jenis dari

media audio visual ini terbagi kedalam dua jenis, yaitu mediaaudio

visual diam dan media audio visual gerak. Media audio visual diam

yaitu media audio visual yang menampilkan suara dan visual diam,

seperti film sound slide, sedangkan media audio visual gerak yaitu

media yang dapat menampilkan suara dan gambar yang bergerak

contohnya seperti film, VCD, dan video cassete.

Hasil penelitian tentang efektifitas pendidikan kesehatan

dengan media audiovisual terhadap peningkatan pengetahuan keluarga

tentang ISPA didapatkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan

sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode

audio visual (Utari, Novayelinda, & Arneliwati, 2011). Hasil

penelitian tentang pendidikan kesehatan menggunakan media audio

visual terhadap perilaku pencegahan filiaris didapatkan terjadinya

peningkatan pengetahuan dan juga perilaku melalui pendidikan

kesehatan dengan media audio visual ini (Santi, Sabrian, & Karim,

2014). Hal ini berarti bahwa dengan diberikannya penyuluhan dapat

mengubah perilaku dan juga pengetahuan, terutama apabila dilakukan

dengan media audio visual.

Page 35: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

16

B. Skabies

1. Definisi

Skabies merupakan penyakit atau infeksi yang disebabkan

oleh tungau Sarcoptes scabiei (Golant & Levitt, 2012). Tungau

skabies merupakan artropoda berukuran kecil berukuran 0.1-0.5 mm,

tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, berukuran bundar atau oval,

dan mirip dengan laba-laba yaitu memiliki kaki delapan. Tungau

skabies merupakan ektoparasit obliget, yaitu tungau ini harus berada

di luar tubuh mammalia yang merupakan hostnya untuk dapat

bertahan hidup. Tungau skabies bukan hanya single spesies, namun

terdapat beberapa macam subspesies dari tungau skabies ini

berdasarkan dari fisiologisnya nya. Tungau skabies yang sering

ditemukan pada tubuh manusia adalah Sarcoptes scabiei var hominis

yang mana hanya dapat berkembang dan bereproduksi pada manusia

saja (Michigan Department of Community Health, 2005)

Skabies atau yang dikenal juga dengan kudis, biasanya

menyerang terutama pada seseorang dengan perokonomian rendah,

pada tempat yang padat penghuni dan penuh sesak, dan juga dapat

terjadi pada semua individu pada semua usia tanpa memperhatikan

tingkat kebersihan (Golant & Levitt, 2012). Skabies juga dapat

muncul pada semua jenis kelamin, pada semua orang tanpa

memandang status sosial ekonomi, dan juga dapat terjadi pada semua

kelompok etnik. Sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris

Page 36: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

17

mendapatkan skabies biasanya terjadi di area urban dan paling sering

terjadi pada wanita dan anak-anak (Chosidow, 2006).

2. Transmisi

Michigan Departement of Community Health (2005)

mengatakan, terdapat beberapa transmisi dari tungau skabies,

diantaranya; transmisi secara langsung, dan transmisi dari lingkungan.

Transmisi secara langsung terjadi melalui sentuhan kulit langsung dari

satu individu ke individu yang lain. Tungau skabies sangat ahli dalam

merangkak ia dapat merangkak dengan kecepatan 2.5 cm – 1 inch

permenit diatas permukaan kulit, walaupun tungau skabies tidak dapat

lompat namun tungau skabies akan dapat cepat berpindah dari satu

individu ke individu lain apabila terjadi kontak lanngsung antar kulit

dua individu tersebut. Sekali bertemu dengan host baru, tungau akan

langsung mulai menggali liang dalam waktu beberapa menit.

Transmisi melalui lingkungan dapat terjadi dari benda mati

ke manusia, namun peran dari benda mati terhadap transmisi tungau

belum dapat dipastikan, akan tetapi tungau skabies sendiri mampu

hidup jauh dari host nya dalam jangka waktu yang singkat. Hal ini

dapat diartikan bahwa tungau dapat menginvasi host nya melalui baju

dan seprai atau tempat tidur yang dipakai bersamaan, melalui furnitur,

dan juga dapat di transmisikan melalui karpet. Berdasarkan sebuah

penelitian tungau dapat bertahan hidup selama 2-5 hari dalam suhu

ruangan dan kelembaban ruangan. Kombinasi dari temperatur yang

Page 37: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

18

rendah dan tingginya kelembaban dapat menjadi kondisi yang optimal

untuk tungau bertahan hidup.

Skabies juga dapat bertansmisi melalui kontak seksual.

Resiko dari transmisinya meningkat dengan frekuensi lamanya kontak

antara kulit ke kulit. Tungau dapat berpindah dari satu orang ke orang

lain dalam komunitas yang dekat, terutama yang tinggal dalam satu

rumah yang dapat di transmisikan melalui aktifitas seperti

berpegangan tangan dalam waktu lama, meskipun begitu skabies tidak

dapat di transmisikan melalui kontak yang sangat singkat seperti

berjabatan tangan. (Gould, 2010)

3. Faktor-faktor penyebab skabies

Skabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh tungang

Sarcoptes scabiei yang transmisinya dapat melalui skin-to-skin atau

melalui baju, handuk, kasur yang digunakan secara bersamaan atau

bergantian (Amanda, 2010). Penyakit skabies dipengaruhi oleh

beberapa faktor, seperti faktor personal hygiene yang kurang, faktor

tingkat pendidikan, faktor tingkat pengetahuan, faktor kepadatan

lingkungan, dan faktor riwayat keluarga.

a. Faktor personal hygiene

Personal hygiene dapat diartikan sebagai menjaga tubuh,

gigi, rambut, pakaian, dan area genital kita bersih. Personal

hygiene juga merupakan salah satu cara yang dapat digunakan

untuk memutus rantai transmisi suatu penyakit. Seseorang akan

Page 38: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

19

berpenampilan indah, bersih, dan enak dipandang apabila

memiliki personal hygiene yang baik. Personal hygiene juga

merupakan gambaran hidup yang baik (Legesse W., 2014).

Penilitian Sianturi (2014) tentang hubungan praktik hygiene

dengan skabies di salah satu pesantren di jakarta timur, terdapat

hubungan antara praktik hygiene santri dengan kejadian skabies.

Penelitian ini menunjukkan kebanyakan santri yang mengalami

skabies merupakan santri yang memiliki hygiene buruk

(Sianturi, 2014). Penelitian Zeba (2012), tentang hubungan

skabies dan faktor lainnya pada pasien yang mengunjungi RS

universitas Liaquat di pakistan didapatkan adanya hubungan

antara hygiene dengan kejadian skabies, hygiene ini diukur dari

keseringan mereka mandi, mencuci baju dan menggunakan

handuk bersamaan.

b. Faktor tingkat pengetahuan

Hasil penelitian dari Aminah (2015) tentang hubungan

tingkat pengetahuan dengan kejadian skabies menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

kejadian skabies. Penelitian tersebut dilakukan pada pemulung,

dan pemulung yang memiliki pengetahuan yang baik dari hasil

penelitian tersebut tidak ada yang mengalami skabies (Aminah

et al., 2015). Hasil yang sama juga terjadi pada penelitian yang

dilakukan oleh Ratri dna Indriati (2014) tentang faktor yang

Page 39: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

20

berhubungan dengan kejadian skabies pada Nelayan di desa

Weru Lamongan, penelitian tersebut mengatakan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan

kejadian skabies (Ratri & Paskarini, 2014). Adanya hubungan

antara tingkat pengetahuan dengan kejadian sabies disebabkan

karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

untuk membentuk tindakan seseorang, pada seseorang yang

telah memiliki pengetahuan maka akan terbentuk sikap dan

kesiapan dan atau kesediaan untuk bertindak (Hilma & Ghazali,

2014).

c. Faktor tingkat pendidikan

Hasil penelitian tentang prevalensi skabies dan faktor-

faktor yang berhubungan di sebuah pesantren di Jakarta Timur

yang dilakukan pada santri madrasah tsanawiyah dan madrasah

Aliyah menunjukkan adanya hubungan antara tingkat

pendidikan dengan kejadian skabies, dimana kejadian skabies

terbanyak terjadi pada santri tingkat tsanawiyah (Ratnasari &

Sungkar, 2014). Penelitian lain juga menunjukkan adanya

hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian skabies,

yaitu penelitian mengenai prevalensi dan faktor resiko skabies

diantara populasi pasien kunjungan Teritary care hospital,

dimana angka skabies banyak terjadi pada pasien yang

melaksanakan pendidikan kurang dari lima tahun. Adanya

Page 40: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

21

hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian skabies

mungkin terjadi karena individu yang memiliki pendidikan yang

kurang biasanya kurang menyadari pentingnya personal hygiene

(Rathore & Saxena, 2013).

4. Diagnosis

Diagnosis pasti bergantung pada identifikasi dari

keberadaan tungau, telur, atau fragmen kulit telur melalui pemeriksaan

mikroskopik yang dilakukan dengan mengambil spesimen kulit yang

memiliki karakteristik spesifik seperti adanya liang atau papula dan

gelembung (Chosidow, 2006). Skabies dapat dicurigai apabila terjadi

gejala seperti: gatal, terutama pada malam hari; ruam yang simetris,

lesi pada kulit yang terjadi di tempat terjadiyna skabies. Diagnosis

harus dilakukan oleh dokter atau perawat dengan spesialis dalam

bidang drmatologi atau training kesehatan masyarakat, karena sering

terjadi kesalahan dalam mendiagnosa skabies (Gould, 2010).

Brown (2005) mengatakan, terdapat dua tipe utama lesi

kulit pada skabies yaitu skabies terowongan dan skabies ruam. Lesi

terowongan biasanya sering terjadi pada bagian telapak tangan, sela-

sela jari, pergelangan tangan dan punggung kaki, sedangkan lesi ruam

sering terjadi pada bagian umbilikus, paha dan aksila. Lesi ruam

skabies berupa erupsi papula kecil yang meradang. Selain lesi primer

yang telah disebutkan sebelumnya, dapat juga terdapat kelainan

Page 41: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

22

sekunder seperti ekskoriasi, eksematisasi dan infeksi bakteri

sekumder.

5. Tanda dan gejala

Infestasi dari skabies dapat mucul dalam tiga tipe, yaitu;

skabies klasik dan skabies hiperkeratotis. Skabies klasik biasanya

muncul pada orang yang sehat dengan sistem imun normal, dimana

pada orang yang belum pernah terkena skabies gejalanya muncul dua

sampai enam minggu setelah paparan, dan pada orang yang terkena

untuk keduakalinya (reinfestation) biasanya gejalanya muncul lebih

cepat. Gejalanya biasanya berupa gatal-gatal yang disebabkan oleh

aktivitas tungau yang sedang menggali liang. Biasanya gatal-gatal

akan semakin parah di malam hari karena aktivitas tungau yang

meningkat pada kondisi yang lembab dan panas. Menggaruk kulit

dapat menyebabkan keparahan pada lesi dan juga terjadinya infeksi

bakteri sekunder. Terowongan yang digali tungau skabies biasanya

akan terlihat jelas pada kulit yang belum di garuk dan muncul sebagai

garis yang sepanjang 1 cm berwarna ke abu-abuan. Keparahan dari

kasus skabies ini bergantung terhadap status imunitas (Gould, 2010).

Skabies inibiasanya muncul pada daerah jari-jari, pergelangan tangan,

sikut, ketiak, paha, genitalia, puting payudara, dibawah payudara dan

bokong bagian bawah (Chosidow, 2006)

Selanjutnya adalah skabies hiperkerototis yang muncul

pada individu yang memiliki imun yang immatur. Skabies ini sangat

Page 42: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

23

menular karena tungau muncul dalam jumlah yang sangat banyak.

Tipe ini biasanya disebut dengan skabies norwegian atau crusted

scabies (Gould, 2010). Skabies ini biasana muncul pada lansia,

seseorang dengan immunodeficiancy, bayi, seseorang dengan down

syndrom, dan yang sedang menggunakan kortikosteroid.(Chosidow,

2006).

Tipe skabies yag terakhir adalah atypical scabies, dimana

tipe ini merupakan tipe yang jarang terjadi. Tanda dan gejala dari tipe

ini adalah hiperpigmentasi, kulit yang bersisik, tidak terdapat pruritus

dan erupsi. Skabies ini biasanya terjadi padalansia, usia yang sangat

muda, dan immino-comproised(Michigan Department of Community

Health, 2005).

6. Patofisiologi

Seseorang mengalami gejala skabies ketika tungau

Sarcoptes scabiei masuk kedalam lapisan kulit dan membuat

terowongan di stratum korneum yang menyebabkan lesi dan tungau

betina pun bertelur. Telur yang menetas menjadi larva dalam wajtu 2-

3 hari dan larva menjadi nimfa dalam waktu 3-4 hari dan nimfa akan

menjadi tungau dewasa dalam 4-7 hari. Tungau jantan akan mati

setelah melakukan kopulasi. Diperkirakan pada sebagian infeksi hanya

terdapat 10 sampai 15 tungau. Terkadang terowongan sulit di

identifikasi.

Page 43: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

24

Terowongan tersebut biasanya berisi tungau, telur, dan

hasil metabolisme. Terowongan tersebut berwarna putih keabu-abuan

dan berkelok-kelok dangan panjang 1-10mm. Saat menggali

terowongan tungau skabies mengeluarkan sekret yang mampu

melisiskan stratum korneum. Sekret tersebut menimbulkan sensitisasi

sehingga memicu individu untuk menggaruk dan menimbulkan lesi

sekunder. Lesi sekunder tersebut berupa papul, vesikul, pustul, dan

terkadang bula. Terdapat juga lesi tersier yang berupa eksoriasi,

eksematisasi, dan piderma. Tungau hanya dapat ditemukan pada lesi

primer. Lesi primer tersebut sangat menular melalui jatuhnya krusta

yang berisikan tungau dan menyediakan makanan bagi tungau

sehingga memungkinkan tungau bertahan hidup (Syailindra &

Mutiara, 2016)

7. Pengobatan

Kesuksesan dari pengobatan pada skabies bergantung pada

indeks kasus seperti orang pertama yang teridentifikasi. Seluruh

anggota keluarga juga harus mendapatkan treatment meskipun tidak

memiliki tanda gejala. Terdapat beberapa jenis obat topikal yang

berfungsi untuk membunuh tungau seperti permethrin 5% dan

malathion 0,5%.

Permethrin 5% krim kulit. Permethrin merupakan produk

piretoid berair yang berasal dari bunga piretrum. Permethrin 5%

merupakan obat pilihan pertama di inggris. Produk ini harus

Page 44: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

25

digunakan pada seluruh tubuh dan dibilas setelah 8 sampai 12 jam

kemudian. Permethrin kurang cocok digunakan pada kulit yang rusak

atau pada infeksi sekunder dan tidak boleh digunakan pada bayi yang

usianya kurang dari 2 bulan tanpa pengaasan medis. Permethrin tidak

boleh digunakan pada individu yang alergi dengan krisan, karena

bunga piretrum sendiri merupakan famili dari krisan. Biasanya

permethrin ini digunakan dalam bentuk insektisida semprot.

Selanjutnya adalah malathion yang merupakan

organisfosfat berair yang digunakan sebagai alternatif apabila

seseorang alergi terhadap permethrin. Produk ini harus digunakan ke

seluruh tubuh dan dibilas setlah 24 jam pemakaian. Apabila kurang

dari 24 jam sudah dibilas maka harus digunakan kembali ke seluruh

tubuh dan dibilas kembali setelah 24 jam kemudian.

8. Pencegahan

Treatment pada lingkungan dapat dilakukan dengan cara

membersihkan dan mendesinfeksi lingkungan. Bagi barang-barang

yang dapat dicuci seperti sprai, handuk dan lain-lainnya hendaklah di

cuci di air yang panas dengan suhu 60°C menggunakan deterjen dan

dikeringkan pada pengering dengan setting-an suhu yang panas

selama 20 menit. Selain itu harus juga dilakukan penggantian linen

seminggu sekali.

Bagi barang-barang yang tidak bisa dicuci seperti jaket,

sepatu, scarves dapat di desinfeksi dengan tiga cara, yaitu;1) taruh

Page 45: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

26

berang tersebut di pengering dengan setingan suhu panas selama 20

menit; atau 2) segel barang dalam kantung plastik selama 7 hari di

temperatur ruangan atau di ruangan yang lebih panas; atau 3) segel

barang di dalam kantung plastik dan bekukan selama 12 jam.

Melakukan sedot debu pada karpet, jok mobil, dan pada furnitur-

furnitur juga harus dilakukan. (Michigan Department of Community

Health, 2005).

Menyetrika baju juga dapat membunuh kuman skabies

(Krishna, 2013). Ruteng (2007) mengatakan ada beebrapa hal yang

dapat dilakukan untuk meencegah terjadinya skabies, diantaranya:

a. Mandi secara teratur menggunakan sabun

b. Mencuci bantal, sprei, sarung bantal, dan selimut secara teratur

minimal 2 kali dalam semiggu

c. Menjemur kasur atau alas tidur dan bantal minimal sekali dalam

dua minggu

d. Tidak bertukar pakaian dengan orang lain

e. Menghindari kontak dengan orang-orang maupun kain serta

pakaian yang dicurigai terinfeksi tungau skabies

f. Tidak tidur berhimpitan dalam satu tempat secara bersama-sama.

C. Pengetahuan

Sunaryo (2004) mengatakan, pengetahuan adalah hasil dari tahu

yang terbentuk melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga

terhadap suatu objek tertentu. Menurut Kenneth (2005) pengetahuan

Page 46: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

27

adalah peristiwa yang menyebabkan kesadaran manusia memasuki terang

ada.

1. Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif terdapat 6

tingkatan, yaitu;

a. Tahu.

Tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah yang dapat

diartikan seperti dapat mengingat kembali suatu materi yang

sebelumnya teah dipelajari. Indikator seseorang tahu adalah ia

dapat menyebutkan, menguraikan, dan mendefinisikan serta

menyatakan.

b. Memahami

Memahami dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

menjelaskan dan menginterpretasikan suatu objek yang diketahui

dengan benar.

c. Penerapan

Penerapan adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang nyata

menggunakan hukum,rumus, metode dan situasi yang nyata.

d. Analisis

Analisis merupakan sebuah kemampuan ntuk menguraikan objek

kedalam bagian-bagian yang lebih kecil akan tetapi masih dalam

satu struktur objek tersebut dan masih terkait satu sama lain.

Page 47: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

28

Ukuran kemampuan dari analisis adalah dapat menggambarkan,

membuat bagan, membedakan, memisahkan membuat bagan proses

adopsi perilaku.

e. Sintesis

Merupakan kemampuan untuk menghubungkna bagian-bagian

dalam suatu bentuk dari keseluruan yang baru atau kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. Ukuran

kemampuan dari sintesis adalah ia dapat menyusun meringkas,

merencanakan, dan menyesuaikan suatu teori atau rumusan yang

telah ada

f. Evaluasi

Evaluasi yaitu adalah kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu objek.

(Sunaryo, 2006)

2. Yang mempengaruhi pengetahuan

Notoatmodjo (2003) mengatakan terdapat beberapa hal yang

mempengaruhi pengetahuan, yaitu:

a. Usia

Usia merupakan variabel yang diperhatikan dalam penyelidikan

epidemiologi, angka kesakitan, maupun kematian hampir

semuanya menunjukkan hubungan dengan usia. Usia

mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin

berkembang usia seseorang maka akan semakin besar pula pola

Page 48: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

29

pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin

membaik.

b. Jenis kelamin

Angka dari luar negeri menunjukkan angka kesakitan lebih tinggi

di kalangan wanita daripada kalangan pria.

c. Pendidikan

Secara umum pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan

individu sejak kecil hingga dewasa , baik dalam pendidikan formal

maupun informal, berupa interaksi individu dengan lingkungannya.

Pendidikan juga merupakan suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan didalam maupun di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Melalui pendidikan maka seseorang

cenderung mendapatkan informasi, maka makin tinggi pendidikan

seseorang makin banyak informasi yang di dapat, makin banyak

informasi yang di daoat maka semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat

d. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang

lain maka akan semakin banyak pengetahuannya.

e. Sumber informasi

Sumber informasi merupakan data yang di proses kedalam suatu

bentuk yang memiliki arti sebagai sipenerima dan memiliki nilai

Page 49: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

30

nyata dan terasa bagi keputusan mendatang. Sumber informasi

dapat berupa; media cetak, media elektronik, dan petugas

kesehatan. Informasi yang diperoleh melalui pendidikan formal

maupun informal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

3. Kriteria tingkat pengetahuan

Notoatmodjo (2008) mengatakan terdapat tiga kategori

pengetahuan:

a. Baik : hasil persentase 76% - 100%

b. Cukup : hasil persentase 56% - 75%

c. Kurang : hasil persentase <56%

D. Pesantren

Moesa (2007) mengatakan Pesantren adalah suatu lembaga

pendidikan yang ikut mempengaruhi dan menentukan proses pendidikan

nasional. Dalam buku Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah mengatakan bahwa

pesantren merupakan asrama tempat tinggal para santri. Di indonesia saat

ini terdapat ribuan pesantren yang terletak diseluruh nusantara dari sabang

sampai merauke. Pesantren sudah ada di indonesia semenjak zaman

Hindu-Budha. Tujuan dari sebuah pesantren adalah membentuk manusia

yang memiliki kesadaran tinggi bahwa ajaran islam bersifat komprehensif.

Selain itu produk pesantren juga dibagun untuk memiliki kemampuan

Page 50: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

31

yang tinggi dalam merespon tantangan dan tuntutan hidup dalam konteks

ruang dan waktu.

Pesantren sebagai sebuah sistem mempunyai empat unsur penting

yang saling memiliki keterkaitan yaitu unsur; Kiai, santri, pondok dan

kitab. Kiai merupakan seorang pengasuh, Kiai merupakan unsur yang

paling utama dan paling menentukan dibanding unsur lainnya. Kiai adalah

seseorang yang paling bertanggung jawab dalam menetapkan sistem dalam

pesantren dan juga sekaligus yang menentukan maju tidaknya sebuah

pesantren. Unsur yang kedua adalah santri, yaitu murid yang belajar

mengenai pengetahuan keislaman kepada Kiai. Santri adalah sumber daya

manusia yang tidak hanya mendukung keberadaan pesantren namun juga

menopang intensitas pengaruh Kiai dalam masyarakat. Unsur ketiga

adalah pondok, yaitu sebuah asrama, yang didalamnya termasuk fasilitas

ibadah berupa masjid yang disediakan kiai untuk mengakomodasi para

santri. Bangunan dari pondok pesantren biasanya sederhan adan minim

fasilitas, namun di zaman sekarang banyak pesantren yang juga memiliki

fasilitas mewah. Pesantren merupakan kompleks perumahan yang meliputi

rumah kiai dan keluarganya, beberapa bangunan kamar (pondok), masjid,

ruang belajar, dan sejumlah kitab kuning. Unsur yang keempat adalah

kitab yang berisikan macam-macam mata pelajaran yang diajarkan oleh

Kiai kepada santri dan masyarakat (Moesa, 2007)

Page 51: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

32

E. Penelitian terkait

1. Hasil penelitian tentang efektifitas pendidikan kesehatan dengan media

audio visual terhadap peningkatan pengetahuan keluarga tentang ISPA

didapatkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan sebelum dan

setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode audio visual

pada kelompok eksperimen dengan value 0,001. Penelitian ini

menggunakan desain penelitian quasi experiment with control group

dengan metode yang digunakan yaitu pre-test and post-test non-

equivalent control group. Sampel dari penelitian ini berjumlah 30

responden yang terdiri dari 15 kelompok perlakuan dan 15 kelompok

kontrol dengan metode pengambilan sampel menggunakan cluster

sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari

2 bagian yaitu kuesioner tentang karakteristik responden dan tentang

pengetahuan responden terhadap ISPA (Utari et al., 2011).

2. Hasil penelelitian Umar dan Sungkar (2013) tentang efektivitas

penyuluhan terhadap pengetahuan mengenai pencegahan skabies pada

santri pondok pesantren di Jakarta Selatan ditemukan adanya

perbedaan yang signifikan pada tingkat pengetahuan santri tentang

pencegahan skabies sebelum dan sesudah diberikannya pendidikan

kesehatan dengan nilai p = 0.000 (p<0.005) dimana dapat disimpulkan

bahwa penyuluhan kesehatan ini dinilai cukup efektif. Penelitian ini

menggunakan desain pre-post study. Responden pada penelitian ini

Page 52: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

33

memiliki rata-rata usia sampel yaitu 19,70 dengan usia tertua yaitu 37

tahun dan usia termuda 13 tahun.

3. Hasil penelitian tentang pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan

video dalam pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap

perubahan pengetahuan dan sikap remaja putri, didapatkan dari hasil

penelitian ini bahwa terjadi perubahan tingkat pengetahuan dan sikap

pada kelompok responden yang diberikan perlakuan. Penelitian ini

merukapan penelitian dengan desain penelitian quasy experimental

dengan rancangan pretest-posttest control group design dimana pada

desain ini terdapat dua kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol

(Sulastri, Thaha, & Russeng, 2012).

4. Hasil penelitian dari Aminah (2015) tentang hubungan tingkat

pengetahuan dengan kejadian skabies menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian skabies dengan

hasil p-value = 0,001. Penelitian ini menggunakan metode analitik

komparatif dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan

datanya menggunakan metode total sampling.

Page 53: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

34

F. Kerangka teori

Kerangka konsep dimodifikasi dari Sianturi (2014), Aminah (2015), Notoatmodjo

(2003)), Ratnasari dan Sungkar (2014, Ratri dan Paskarini (2014).

Tingkat Pengetahuan

Praktik personal hygiene

Kelembaban

Suhu

Penyediaanair

Pajanan sinar matahari

matahari

Kebersihan kulit

Kebersihan tangan kaki

dan kuku

Kebersihan rambut

Kebersihan badan

Bagan 2. 1 Kerangka teori

Lingkungan

Kontak langsung Kontak tidak langsung

Kejadian skabies

Pengobatan:

Menggunakan salep

permethrine 5%

penatalaksanaan

Modifikasi lingkungan:

Menjemur pakaian,

seprai, bantal, kasur

/alas tidurdibawah

sinar matahari

Merendam cucian

menggunakan air

panas

Pendidikan kesehatan

Tingkat pendidikan usia

pekerjaan

Sumber informasi

Jenis kelamin

Page 54: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

35

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep

Menyusun kerangka konsep merupakan salah satu tahapan yang

paling penting dalam suatu penelitian (Nursalam, 2008). Swarjana (2012)

dalam bukunya mengatakan sebuah penelitian mutlak memerlukan sebuah

kerangka konsep,dimana menurut Swarjana kerangka konsep merupakan

model pendahuluan dari sebuah masalah penelitian, dan merupakan

refleksi dari hubungan variabel-variabel yang diteliti. Tujuan dari

kerangka konsep adalah untuk mensintesa dan membimbing atau

mengarahkan penelitian, serta merupakan panduan untuk analisis dan

intervensi.

Kerangka konsep diatas didapatkan variabel independen yaitu

pendidikan kesehatan tentang skabies, sedangkan variabel dependennya

adalah tingkat pengetahuan. Melalui kerangka konsep di atas peneliti ingin

mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan dengan media video pada

Bagan 3. 1 Kerangka Konsep

Variabel dependen:

Tingkat pengetahuan

Variabel

independen:

Pendidikan

kesehatan tentang

skabies dengan

media video

Page 55: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

36

santri putera Madrasah Tsanawiyah Manbaul Ulum tentang skabies di

pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. Variabel perancu adalah tingkat

pendidikan karena, karena tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan

tingkat pengetahuan dan kejaidan skabies. Variabel perancu disini adalah

santri yang telah mendapatkan pendidikan kesehatan pada tahun ajaran

baru 2016 kemarin, maka penanggulangannya adalah dengan mengambil

sampel hanya santri kelas 2 Tsanawiyah

B. Definisi oprasional

Definisi operasional merupakam suatu definisi ketika variabel-variabel

penelitian menjadi bersifat operasional. Definisi dari operasional tersebut

menjadikan konsep yang awalnya bersifat abstrak menjadi operasional

yang memudahkan pengukuran variabel-variabel yang di maksud (Wasis,

2008). Definisi operasional menggambarkan bagaimana konsep diukur.

Definisi ini juga menentukan aktivitas yang harus diselesaikan oleh

peneliti sebelum memberikan nilai pada konsep (Churchill, 2005).

Page 56: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

37

Tabel 3. 1 Definisi operasional

C. Hipotesis

Swarjana (2016) mengatakan, hipotesis adalah merupakan dugaan

sementara yang masih perlu diuji kebenarannya. Hipotesis menurut

Swarjana juga merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah

penelitian yang masih perlu di uji kebenarannya melalui uji hipotesis

maupun uji statistik. Bakry (2016) dalam bukunya mengatakan hipotesis

adalah pernyataan prediktif, yang mampu diuji dengan metode ilmiah,

yang menghubungkan sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel

independen.

Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat

pengetahuan setelah dilakukannya pendidikan kesehatan tentang skabies

No variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

pengukuran

1. Pendidikan

kesehatan

Proses penyampaian

informasi dengan

media video dan

poster

- - -

2. Pengetahuan Pemahaman santri

tentang informasi

yang diberikan yang

meliputi:

Faktor penularan

skabies

Tanda gejala

Perkembangan

tungau

Pengobatan dan

pengendalian

lingkungan

Kejadian

skabies

Wawancara tertutup Kuisioner dengan

skala guttman.

1. Pernyataan positif:

Nilai jawaban

benar:1

Nilai jawaban

salah: 0

2. Pernyataan negatif

Nilai jawaban

benar: 0

Nilai jawaban

salah: 1

a. Baik: hasil

persentase

76%-100%

b. Cukup: hasil

persentase

56%-75%

c. Kurang: hasil

persentase

<56%

(Nursalam,

2008)

ordinal

Page 57: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

38

pada santri putra Madrasah Tsanawiyah Manbaul Ulum di pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta.

Page 58: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment

dengan bentuk non-equivalent control group. Desain non-equivalent

control group ini sangat baik digunakan untuk evaluasi program

pendidikan kesehatan atau pelatihan. Desain ini juga baik untuk

membandingkan hasil intervensi program kesehatan. (Notoatmodjo, 2010).

Keterangan:

O1: Mengukur tingkat pengetahuan awal responden kelompok perlakuan

sebelum diberikan perlakuan kuisioner

X: Memberikan perlakuan berupa pendidikan kesehatan dengan media

video

O2: Mengukur tingkat pengetahuan responden kelompok perlakuan setelah

diberikan perlakuan dengan kuisioner

P O1 X O2

K O1 O2

Page 59: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

O1: Mengukur pengetahuan awal responden kelompok kontrol dengan

kuisioner

O2: Mengukur pengetahuan kelompok kontrol setelah kelompok perlakuan

mendapatkan perlakuan dengan kuisioner

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta.

Penelitian ini dilakukan pada santri putera Madrasah Tsanawiyah Manbaul

Ulum kelas 2 yang berjumlah 30 santri. Penelitian ini dilakukan mulai dari

bulan Februari hingga bulan Maret.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari: obyek

atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan di tarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2013). Populasi bukan hanya sekedar jumlah namun juga

meliputi karakteristik/sifat yang ada pada subyek atau obyek. Yang

menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas 2

Madrasah Tsanawiyah Manbaul Ulum pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta yang berjumlah 62 santri. Kelas 1 tidak peneliti masukan

sebagai responden karena sebelumnya kelas 1 telah mendapatkan

pendidikan kesahatan tentang skabies saat orientasi ajaran baru di

pesantren, sedangkan kelas 3 tidak dimasukkan sebagai responden

Page 60: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

karena waktu penelitian yang berdekatan dengan waktu Ujian

Nasional tingkat SMP.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi tersebut (Sugiyono, 2013).

Swarjana (2012) dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian

Kesehatan mengatakan, sampel adalah kumpulan dari individu atau

objek yang dapat diukur yang merupakan perwakilan dari sebuah

populasi. Hasan (2011) dalam bukunya mengatakan menurut pendapat

Gay dan Diehl pengambilan jumlah sampel bergantung kepada desain

penelitiannya, dan dalam desain penelitian eksperimen pengambilan

jumlah sampel minimal yaitu 15 subjek per grup, sehingga total

sampel yang diambil adalah 30 siswa, dimana 15 merupakan

kelompok yang diberikan perlakuan dan 15 siswa lainnya termasuk

kedalam kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan pada kelompok

santri yang terdiri dari santri putra MTs. Manbaul ‘Ulum kelas 2 yang

berjumlah 30 yang dibagi dalam 15 orang kelompok perlakuan yang

diambil dari kelas 8B dan 15 orang pada kelompk kontrol yang

diambil dari kelas 8A, hal ini dilakukan agar seluruh santri kelas 8

memiliki kesempatan yang sama dalam penelitian ini. Penentuan

sample pada penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling,

dengan cara mengeliminasi nama sampel yang di dapatkan dari

absensi kelas. Ada 2 orang sampel yang setelah dilakukan pengocokan

Page 61: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

namun tidak ada di tempat sehingga di lakukan pengocokkan ulang

untuk mengganti 2 orang sampel yang tidak ada tersebut

D. Metode pengumpulan data

1. Instrumen penelitian

Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner, dengan

jenis kuesioner tertutup. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang

telah disusun untuk mendapatkan data sesuai yang diinginkan oleh

peneliti (Wasis, 2008). Kuesioner tingkat pengetahuan pada

penellitian ini diambil dari kuesioner penelitian milik dr. Fita Avrista

yang berjudul “Hubungan Antara Intensitas Penyuluhan Poskestren,

Pengetahuan, Sikap dengan Praktik Pencegahan Peularan Skabies

pada Santri Putri Aliyah” tahun 2014 yang telah dilakukan uji

validitas dan reliabilitas oleh peneliti sebelumnya dan hasil uji

validitasnya dinyatakan valid dan reliabel. Pertanyaan yang digunakan

dari penelitian tersebut kemudian di modifikasi kalimatnya dan

ditambahkan beberapa pertanyaan yang diambil dari tinjauan teori

pada penelitian ini, dan ada beberapa pertanyaan yang dibuang setelah

dilakukan uji konten oleh peneliti. Peneliti teah memohon izin kepada

dr. Fita Avrista untuk menggunakan kuesionernya, dan diizinkan oleh

peneliti tersebut.

Instrumen Video pada penelitian dibuat dengan bantuan website

http://Powtoon.com untuk pembuatan animasi. Materi pada video

diambil dari tinjauan teori pada penelitian ini.

Page 62: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Tabel 4. 1 Kisi-kisi instrumen

Variabel Parameter Jumlah

Pertanyaan

No pertanyaan

Data umum

(Kuesioner A) Usia

Kelas

Informasi

Pengalaman skabies

Perilaku yang beresiko penularan

skabies

Tempat terkena skabies

Riwayat keluarga/teman yang

mengalami skabies

Kondisi ligkungan beresiko penularan

skabies

Pengobatan

Pengalaman sembuh

12 1

2

3,4

5

6

7

8

9

10,11

12

Pengetahuan

tentang skabies

(Kuesioner B)

Faktor penularan skabies

Tanda gejala

Perkembangan tungau

Pengobatan dan pengendalian

lingkungan

Kejadian skabies

20 1,7,9,11,14,15,13

5, 21,2

19, 16, 18

3,4,8,10,12,17,20,22

6

Video animasi Definisi skabies

Tanda dan gejala dari skabies

Faktor penyebab skabies

Pengobatan dan penanganan

lingkungan

Pencegahan skabies

Page 63: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas kuesioner pada penelitian ini dilakukan pada 30

responden yang merupakan santri pada pesantren Asshiddiqiyah 06

Serpong. Hasil dari uji validitas menggunakan pearson product

moment didapatkan dari 25 pertanyaan hanya 4 pertanyaan yang di

nyatakan valid, yaitu nomor 6, 9, 10, dan 11. Hasil dari uji reliabilitas

menggunakan Alpha cronbach didapatkan nilai sebesar 0.224 dimana

nilai ini kurang dari nilai R tabel yaitu 0.396 yang menunjukkan

bahwa kuesioner tidak reliabel. Setelah di lakukan uji validitas dan

reliabilitas kuesioner pertanyaan yang tidak valid di modifikasi

dengan menambahkan beberapa poin pernyataan yanag diambil dari

penelitian dr. Fita Avrista dan di modif beberapa kalimatnya, dan

setelahnya dilakukan Expert Judgement .

Expert Judgement adalah menggunakan pendapat para ahli untuk

menguji validitas konstruksi instrumen. Instrumen yang telah dibuat

dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli akan diminta pendapatnya

tentang instrumen yang telah disusun. Ahli akan memberikan

keputusan berupa: instrumen dapat digunakan tanpa perbaiakan, ada

perbaikan dan mungkin di rombak total (Sugiyono, 2012).

Pada penelitian ini isntrumen kuesioner diujikan kepada 3 ahli,

sedangkan instrumen video diujikan pada 2 ahli. Untuk penguji

kuesioner dilakukan oleh:

Page 64: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

1. dr. Aprilina Dwi S, M.Sc, Sp.KK dengan hasil instrumen

kuesioner dapat digunakan dengan syarat adanya perbaikan

2. Ratna Pelawati,M.Biomed dengan hasil instrumen kuesioner

dapat digunakan dengan syarat adanya perbaikan

3. Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed dengan hasil instrmen

kuesioner dapat digunakan dengan syarat adanya perbaikan

Instrumen video diujikan oleh 2 expert yaitu:

1. dr. Aprilina Dwi S, M.Sc, Sp.KK dengan hasil instrumen video

dapat digunakan dengan syarat adanya perbaikan

2. Ratna Pelawati,M.Biomed dengan hasil instrumen video dapat

digunakan dengan syarat adanya perbaikan.

3. Prosedur pengumpulan data

Jenis pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan data

primer. Data primer didapatkan langsung dari responden penelitian

melalui kuisioner. Kuisioner tersebut berisikan beberapa pertanyaan

untuk mengukur tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan dan juga untuk mengukur perilaku

responden sebelum dan sesudah diberikan pendidikan

kesehatantentang skabies melalui media video. Kuisioner diberikan

sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media

video.

Video yang akan diberikan sebagai pendidikan kesehatan kepada

responden merupakan video animasi yang memberikan info seputar

Page 65: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

skabies, diantaranya; definisi skabies, faktor penyebab terjadinya

skabies, tanda gejala skabies, penanganan skabies baik secara

farmakologi maupun secara pnenggulangan dalam lingkungan.

Penelitiakan mejelaskan kepada responden mengenai tujuan, manfaat

dan inform consent penelitian untuk menghindari adanya responden

yang mengundurkan diri saat berlangsungnya penelitian.

Tahap pengumpulan data sebagai berikut:

1. Peneliti mengajukan surat untuk melakukan penelitian di

Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta dan Ashhiddiqiyah serpong

untuk uji validitas dan realibilitas instrumen

2. Peneliti melakukan uji validitas dan realibilitas instrumen yang

dilakukan di Pesantren Asshiddiqiyah 06 Serpong. Setelah

dilakukan uji Validitas dan Reliabilitas, peneliti melakukan uji

konten kepada ekspert

3. Santri yang bersedia menjadi responden penelitian baik

kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan diberikan

kuisioner pre-test, dimana pre-test pada kelompok perlakuan

dilakukan di ruang multimedia dan post-tetspada kelompok

kontrol dilakukan di ruang kelas kelompok kontrol yaitu kelas

8A. Pre-test dilakukan pada waktu yang bersamaan. Pre-test

dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden

tentang skabies sebelum diberikan pendidikan kesehatan

Page 66: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

4. Responden kelompok perlakuan diberikan pendidikan

kesehatan tentang skabies melalui video mengenai skabies

setelah dilakukan pre-test. Pendidikan kesehatan ini dilakukan

di ruang multimedia pesantren Asshiddiqiyah.

5. Setelah diberikan pendidikan kesehatan responden dibagikan

kusioner post-test, dimana post-test pada kelompok perlakuan

dilakukan terlebih dahulu karena kelompok kontrol sedang

memasuki jam istirahat, dan post-test pada kelompok perlakuan

dilakukan di ruang multimedia. Setelah selesai jam istirahat

dilakukan post-test pada kelompok kontrol, post-test ini

dilakukan di kelas kosong. Post-test dilakukan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan responden setelah diberikan

pendidikan kesehatan tentang skabies pada kelompok

perlakuan.

E. Pengolahan data

1. Teknik pengolahan data

Agar analisispenelitian menghasiljan informasi yang benar, ada

beberapa tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui, yaitu:

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isi dari

formulir atau kuisioner apakah jawabannya sudah lengkap terisi,

jelas terbaca, relevan dengan pertanyaan, dan konsisten (Sutanto,

2006). Pada saat pengambilan data berlangsung ada beberapa

Page 67: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

responden yang lupa mengisi beberapa poin pertanyaan demografi

dalam kuesioner, dan peneliti memintanya untuk melengkapi.

b. Coding

Coding adalah kegiatan untuk merubah data dalam bentuk

angka/bilangan, misalnya untuk variabel pendidikan dilakukan

koding 1 = SD, 2 = SMP, 3 = SMA dan 4 = perguruan tinggi

(Sutanto, 2006). Pada penelitian ini koding dilakukan pada kuesioner

demografi, dan pada pengelompokkan kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol, dimana kelompok perlakuan diberikan kode 1,

dan kelompok kontrol diberikan kode 2.

c. Processing

Langkah ketiga ini dilakukan setelah semua kuisioner terisi penuh

dan benar serta telah melalui pengkodean, maka langkah selanjutnya

adalah agar data yang sudah di-entry dapat dilakukan analisis.

Pemrosesan data ini dilakukan dengan meng-entry data dari

kuisioner ke paket program komputer, seperti salah satu program

yang umum di guakan untunk meng-entry data adalah paket program

SPSS (Sutanto, 2006).

d. Cleaning

Proses cleaning atau pembersihan data adalah kegiatan pemeriksaan

kembali data yang sudah di-entry apakah terjadi kesalahan atau

tidak. Kesalahan tersebut dapat terjadi pada saat meng-entry ke

komputer (Sutanto, 2006).

Page 68: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

2. Analisa data

Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini akan dianalisa

dengan analisis univariat dan bivariat yang selanjutnya akan

diinterpretasikan lebih lanjut untuk menguji hipotesa. Untuk

menganalisa data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:

a. Analisa univariat (analisa deskriptif)

Tujuan dari analisa univariat adalah untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik pada setiap variabel penelitian.

Bentuk dari analisis ini tergantung dari jenis datanya. Untuk data

numerik digunakan nilai mean, median, dan standar deviasi.

Umumnya dalam analisis ini hanya meghasilkan distribusi frekuensi

dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Analisa pada

penelitian ini adalah karakteristik respoden berdasarkan usia, kelas,

pernah mendapatkan informasi, sumber informasi yang didapat,

selain itu juga menganalisa juga terkait tingkat pengetahuan dan

perilaku sebelum dilakuakn pendidikan kesehatan tentang skabies

dan tingkat pengetahuan dan perubahan perilakusesudah dilakuakn

pendidikan kesehatan tentang skabies.

b. Analisa bivariat

Analisis bivariat dilakukan setelah analisis univariat. Analisis

bivariat dilakuakn pada dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkorelasi. Analisis bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui normalitas pengetahuan responden, uji signifikansi

Page 69: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

perbedaan tingkat pengetahuan melalui nilai pre-test dan post-test

pada masing-masing kelompok, dan juga untuk mengetahui

perbedaan tingkat pengetahuan post-test natara kedua kelompok.

Hasil dari uji normalitas dengan Saphiro-wilk didapatkan bahwa data

tidak terdistribusi normal, sehingga pada analisis untuk mengetahui

perbedaan tingkat pengetahuan pada pre-test dan post test masing-

masing kelompok menggunakan uji wilcoxon, dan untuk mengetahui

perbedaan tingkat pengetahuan kelompok perlakuan dan kontrol

setelah dilakukan pendidikan kesehatan menggunakan analisis mann

whitney.

F. Etika dalam penelitian

Nursalam (2009) mengatakan pada umumnya prinsip etika

penelitian data dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu;

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian haruslah dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan

kepada subjek, terutama apabila menggunakan suatu tindakan

khusus. Pada penelitian ini, tidak ada hal yang membahayakan

responden

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi dari subjek dalam penelitian harus dihindarkan dari

keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan

bahwa partisipasinya dalam penelitian tidak akan digunakan untuk

Page 70: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

hal-hal yang dapat merugikan subjek. Pada penelitian ini tidak ada

hal yang merugikan responden, dan sebelunya responden telah

diberikan inform concent dan mereka memahami bahwa penelitian

ini tidak akan digunakan untuk hal yang dapat merugikan responden

c. Risiko

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan

yang berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia

a. Hak untuk bersedia/tidak bersedia menjadi responden

Subjek memiliki hak untuk memutuskan apakah mereka bersedia

menjadi subjek atau tidak tanpa adanya sangsi apapun atau akan

berakibat terhadap kesembuhannya jika subjek adalah seorang

pasien. Responden pada penelitian ini telah diberikan informed

concent dan seluruhnya bersedia untuk menjadi responden pada

penelitian ini tanpa adanya paksaan dari peneliti.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan

Peneliti harus mampu memberikan penjelasan secara rinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada subjek.

Peneliti telah menjelaskan kepada responden sebelum dilakukan

penelitian mengenai fungsi penelitian ini dan jalannya penelitian ini,

dan telah pula dijelaskan mengenai manfaat penelitian ini.

Page 71: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

c. Informed consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap mengenai

tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan, subjek juga memiliki

hak kebebasan untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini.

Informed consent diberikan sebelum dilakukan penelitian, dan

seluruh responden menyatakan kesediaannya untuk menjadi

responden.

3. Prinsip keadilan

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama,

maupun sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya

diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau

dikeluarkan dari penelitian

b. Hak dijaga kerahasiaannya

Subjek memiliki hak untuk meminta bahwa data yang diebrikan

harus dirahasiakan, maka dari itu perlu adanya tanpa nama

(anonymity) dan rahasia (Confidentiality)

Page 72: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

53

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini memaparkan hasil dari pengaruh pendidikan kesehatan

dengan menggunakan media video tentang skabies terhadap pengetahuan santri

putera Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada

tanggal 28 April 2017 di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Kebon Jeruk, Jakarta

Barat, dalam satu waktu mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 11.00

WIB. Penelitian ini mengambil responden sebanyak 30 orang, dimana 15 orang

sebagai kelompok perlakuan dan 15 orang sebagai kelompok kontrol. Responden

merupakan santri putera kelas 8 tingkat Tsanawiyah Mts. Manbaul ‘Ulum Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah Kebon Jeruk.

A. Gambaran Lokasi

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah merupakan pondok pesantren

yang padat dihuni oleh santri yang jumlahnya sekitar lebih dari 700 santri.

Santri di tingkat Tsanawiyah / SMP pada Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

sendiri berjumlah 360 santri. Santri kelas 8 di tingkat Tsanawiyah

berjumlah 116 dimana 62 diantaranya merupakan santri putera dan 54

santri puteri. Tersedia 5 kamar bagi santeri putera kelas 8 yang berisikan

15-16 orang perkamar dengan ukuran 4x5 meter dan 4x6 meter.

Hasil dari wawancara peneliti dengan salah satu ustadz di pesantren

didapatkan bahwa seluruh santri putera Madrasah Tsanawiyah pernah dan

Page 73: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

atau sedang mengalami skabies. Sumber mengatakan santri putera

memiliki kebiasaan bertukar baju atau handuk. Santri putera juga terbiasa

tidur beralaskan kasur dimana setelah digunakan untuk tidur para santri

akan menumpuknya disatukan dengan kasur santri lainnya, dan saat akan

digunakan untuk tidur kembali para santri akan mengambilnya secara

acak, dimana bisa jadi kasur atau alas tidur yang digunakan bukan milik

santri tersebut melainkan kasur milik teman santri lainnya.

B. Analisis Univariat

1. Data Demografi

Usia responden pada penelitian ini berkisar antara 12-15 tahun,

dimana menurut Depkes (2009) usia ini termasuk kedalam masa

remaja awal yaitu usia 12-16 tahun. Hasil pengelolaan data univariat

atau deskriptifakan dapat dilihat dari tabel-tabel dibawah ini. Adapun

karakterstik dari responden sebagai berikut.

Tabel 5. 1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Responden Mean Usia Min-Max

Kelompok perlakuan 13.80 12-14

Kelompok Kontrol 13.67 13-15

Rata-rata usia responden pada kelompok perlakuan ditemukan

sebesar 13.80. Usia paling kecil pada kelompok perlakuan yaitu usia

12 tahun dan yang paling besar adalah usia 14 tahun. Pada kelompok

Page 74: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

kontrol rata-rata usianya ditemukan sebesar 13.67. Responden

kelompok kontrol yang paling kecil berusia 13 tahun dan yang paling

besar berusia 15 tahun.

Tabel 5. 2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman

Mendapatkan Informasi

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frekuensi Persentase

(%)

Frekuensi Persentase (%)

Sudah

pernah

mendapatkan

informasi

12 80 15 100

Belum

pernah

mendapatkan

informasi

3 20 0 0

Total 15 100 15 100

Responden yang pernah mendapatkan informasi mengenai

skabies pada kelompok perlakuan sejumlah 12 responden (80%).

Responden yang belum pernah mendapatkan informasi pada

kelompok perlakuan sejumlah 3 responden (20%). Semua responden

(100%) pada kelompok kontrol telah mendapatkan informasi tentang

skabies.

Page 75: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Tabel 5. 3 Distribusi Krakteristik Responden Berdasarkan Sumber

Informasi

Sumber Informasi Kelpmpok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frekuensi Persentase

(%)

Frekuensi Persentase

(%)

TV 0 0 2 13.3

Ustadz/Ustadzah 12 80 13 73.3

Tenaga Kesehatan 0 0 2 73.3

Belum pernah

mendapatkan

informasi

3 20 0 0

Total 15 100 15 100

Responden pada kelompok perlakuan sejumlah 12 responden

(80%) mendapatkan informasi mengenai skabies yang bersumber dari

ustadz/ustadzah di pesantren, sedangkan 3 responden (20%) pada

kelompok kontrol belum pernah mendapatkan info sama sekali

mengenai skabies. Sebanyak 2 responden (13.3%) pada kelompok

kontrol mendapatkan informasi mengenai skabies yang bersumber

dari televisi (TV), sebanyak 13 responden (73.3%) pada kelompok

kontrol mendapatkan informasi mengenai skabies melalui

ustadz/ustadzah, dan 2 responden (13.3%) pada kelompk kontrol

mendapatkan informasi tentang skabies melalui tenaga kesehatan.

Page 76: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Tabel 5. 4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman

Menderita Skabies

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frekuensi Persentase

(%)

Frekuensi Persentase

(%)

Belum pernah 0 0 0 0

Masih / Sedang

mengalami 4 26.7 4 26.7

Pernah, satu

bulan yang lalu 5 33.3 3 20

Pernah, Lebih

dari satu bulan

yang lalu

6 40 8 53.3

Total 15 100 15 100

Pada kelompok perlakuan, responden yang masih / sedang

mengalami skabies sebanyak 4 responden (26.7%), 5 responden

(33.3%) pernah mengalami skabies satu bulan yang lalu, dan 6

responden (40%) pernah mengalami skabies lebih dari satu bulan yang

lalu. Pada kelompok kontrol, semua responden pernah mengalami

skabies. Jumlah responden yang masih atau sedang mengalami

skabies pada kelompok kontrol sejumlah 4 responden (26.7%),

sedangkan yang pernah mengalami skabies satu bulan yang lalu pada

kelompok kontrol berjumlah 3 (20%) dan yang pernah mengalami

skabies lebih dari satu bulan yang lalu sebanyak 8 responden (53.3%).

Page 77: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Tabel 5. 5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan

Responden yang Menjadi Resiko Terjadinya Penularan Skabies

R

e

s

p

o

n

Kelompok perlakuan yang sering bertukar-tukar baju dan handuk

sebanyak 10 responden (66.7%), responden yang sering tidur

berhimpitan dengan teman atau saudara yang terkena skabies

sebanyak 4 responden (26.7%), dan responden yang sering mencuci

baju di campur dengan baju milik penderita skabies sebanyak 1

responden (6.7%). Responden pada kelompok kontrol yang sering

bertukar baju dan handuk sebanyak 5 responden (33.3%), responden

yang sering tidur berhimpitan dengan teman atau saudara yang

mengalami skabies sebanyak 9 responden (60%) dan responden yang

sering mencuci baju di campur dengan baju milik penderita skabies

sebanyak 1 responden (6.7%).

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frekuensi Persentase

(%)

Frekuensi Persentase

(%)

Bertukar-tukar

baju & handuk 10 66.7 5 33.3

Tidur

berhimpitan

dengan teman /

saudara yang

mengalami kuple

/ gudig

4 26.7 9 60

Mencuci baju di

campur dengan

penderita kuple /

gudig

1 6.7 1 6.7

Total 15 100 15 100

Page 78: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Tabel 5. 6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Pertama

Kali terkena Skabies

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frekuensi Persentase

(%)

Frekuensi Persentase

(%)

Di Rumah 3 20 0 0

Di Pesantren 12 80 15 100

Total 15 100 15 100

Responden pada kelompok perlakuan yang mengalami kejadian

skabies di rumah sebanyak 3 responden (20%), sedangkan yang

terkena skabies di pesantren sebanyak 12 (80%). Responden pada

kelompok kontrol seluruhnya (100%) mengalami kejadian skabies di

pesantren.

Tabel 5. 7 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kerabat yang

Mengalami Skabies

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase

(%)

Ada, saudara di

rumah

0 0 0 0

Ada, kawan

sekamar di

pesantren

15 100 15 100

Total 15 100 15 100

Pada kelompok perlakuan terdapat 15 responden (100%)

mengatakan memiliki kawan sekamar yang terkena skabies. Pada

Page 79: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

kelompok kontrol seluruhnya (100%) mengatakan memiliki kawan

sekamar di pesantren yang mengalami skabies.

Tabel 5. 8 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kondisi

Lingkungan yang Beresiko Pada Kejadian Skabies

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frekuensi Persentase

(%)

Frekuensi Persentase

(%)

Pesantren memiliki

kamar yang

sempit, tidur

berhimpitan tanpa

menggunakan alas

tidur milik sendiri

9 60 10 66.7

Lingkungan rumah

kotor, banyak

sampah, lantai

jarang disapu,

karpet jarang di

jemur

1 6.7 1 6.7

Lingkungan

pesantren kotor,

banyak sampah,

lantai kamar jarang

di sapu, karpet/alas

tidur jarang di

jemur

5 33.3 4 26.7

Total 15 100 15 100

Responden pada kelompok perlakuan yang mengatakan kamar

pesantren yang sempit sehingga tidur berhimpitan dan tidak

menggunakan alas tidur milik sendiri adalah resiko dari penularan

skabies berjumlah 9 responden (60%), sedangkan responden yang

mengatakan lingkungan rumah yang kotor, banyak sampah, dan lantai

jarang di sapu serta karpet jarang dijemur merupakan kondisi

Page 80: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

lingkungan yang menyebabkan penularan skabies terdapat 1

responden (6.7%). Responden pada kelompok perlakuan yang

mengatakan lingkungan pesantren yang kotor, banyak sampah, lantai

kamar jarang disapu, dan karpet/alas tidur jarang di jemur yang

merupakan penyebab dari penularan skabies terdapat 5 responden

(33.3%).

Responden pada kelompok kontrol yang mengatakan kamar

pesantren yang sempit sehingga tidur berhimpitan dan tidak

menggunakan alas tidur milik sendiri adalah resiko dari penularan

skabies berjumlah terdapat 10 responden (66.7%), sedangkan

responden yang mengatakan lingkungan rumah yang kotor, banyak

sampah, dan lantai jarang di sapu serta karpet jarang dijemur

merupakan kondisi lingkungan yang menyebabkan penularan skabies

terdapat 1 orang responden (6.7%). Responden pada kelompok kontrol

yang mengatakan lingkungan pesantren yang kotor, banyak sampah,

lantai kamarjarang disapu, dan karpet/alas tidur jarang di jemur yang

merupakan penyebab dari penularan skabies terdapat 4 responden

(26.7%).

Page 81: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Tabel 5. 9 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengobatan

yang digunakan untuk Menangani Skabies

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frekuensi Persentase

(%)

Frekuensi Persentase

(%)

Menggunakan

salep yang

mengandung

permethrine 5%

3 20 10 66.7

Menggunakan

bedak calicyl 8 53.3 4 26.7

Menggunakan

salep 2-4

3 20 1 6.7

Tidak diobati 1 6.7 0 0

Total 15 100 15 100

Responden pada kelompok kontrol yang menggunakan salep

permethrine 5% sebagai pengobatan terdapat 3 responden (20%), yang

menggunakan bedak calicyl sebanyak 8 responden (53.3%), yang

menggunakan salep 2-4 sebanyak 3 responden (20%), dan yang tidak

menggunakan obat sebanyak 1 responden (6.7%). Responden pada

kelompok kontrol yang menggunakan salep permethrine 5% sebagai

pengobatan sebanyak 10 responden (66.7%), yang menggunakan

bedak calicyl sebanyak 4 responden (26.7%), dan yang menggunakan

salep 2-4 sebanyak 1 responden (6.7%).

Page 82: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Tabel 5. 10 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi

Mengenai Pengobatan

Sumber

Informasi

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frekuensi Persentase

(%)

Frekuensi Persentase

(%)

Dari tenaga

kesehatan

3 20 6 40

Dari

Ustadz/ustadzah

11 73.3 9 60

Dari tetangga 1 6.7 0 0

Total 15 100 15 100

Responden pada kelompok perlakan yang mendapatkan info

tentang pengobatan dari tenaga kesehatan sebanyak 3 responden

(20%). Responden yang mendapatkan informasi tentang pengobatan

melalui ustadz / ustadzah pada kelompok perlakuan sebanyak 11

responden (73.3%) dan yang mendapatkan informasi dari tetangga

terdapat 1 responden (6.7%). Responden pada kelompok kontrol yang

mendapatkan informasi pengobatan dari tenaga kesehatan sebanyak 6

responden (40%) dan yang mendapatkan informasi dari ustadz /

ustadzah sebanyak 9 responden (60%)

Page 83: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Tabel 5. 11 Distribusi Krakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman

Kesembuhan

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frekuensi Persentase

(%)

Frekuensi Persentase

(%)

Pernah sembuh 1x 2 13.3 3 20

Pernah sembuh 2x 7 46.7 6 40

Pernah sembuh 3x 2 13.3 2 13.3

Pernah sembuh 4x 0 0 1 6.7

Pernah sembuh >

4x

2 13.3 2 13.3

Belum Pernah

sembuh

2 13.3 1 6.7

Total 15 100 15 100

Responden pada kelompok perlakuan yang pernah mengalami

kesembuhan sebanyak satu kali berjumlah 2 responden (13.3%),

responden yang pernah mengalami kesembuhan dua kali sebanyak 7

responden (46.7%), yang pernah mengalami kesembuhan tiga kali

sebanyak 2 responden (13.3%), yang pernah mengalami kesembuhan

sebanyak lebihdari 4 kali berjumlah 2 responden (13.3%), dan

responden yang belum pernah mengalami kesembuhan sebanyak 2

responden (13.3%). Responden pada kelompok kontrol yang pernah

mengalami kesembuhan satu kali sebanyak 3 responden (20%),

responden yang pernah mengalami kesembuhan dua kali sebanyak 6

responden (40%), yang pernah mengalami kesembuhan tiga kali

sebanyak 2 responden (13.3%), yang pernah mengakami kesembuhan

empat kali sebanyak 1 responden (6.7%), yang pernah mengalami

kesembuhan lebih dari empat kali sebanyak 2 responden (13.3%), dan

Page 84: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

responden yang belum pernah sembuh sama sekali sebanyak 1

responden (6.7%).

2. Pengetahuan Responden

Perbedaan pengetahuan santri pada kelompok perlakuan sebelum

dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 5. 12 Gambaran Rata-rata Skor Pengetahuan Pre-test dan Post-test

Responden

Responden

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Median Std.

Deviasi

(SD)

Min-

Max

Median Std.

Deviasi

(SD)

Min-Max

Pre-Test 16.00 .986 15-19 17.00 2.615 11-20

Post-Test 19.00 1.387 17-22 15.00 2.748 11-20

Hasil analisis rata-rata pengetahuan santri pada kelompok

perlakuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang skabies

adalah 16.60, dengan nilai minimum 15 dan nilai maksimum 19. Nilai

tengah pre-test pada kelompok perlakuan adalah 16.00 dengan standar

deviasi 0.986. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang skabies,

nilai rata-rata responden kelompok perlakuan meningkat 2.47 yaitu

menjadi 19.07 dengan nilai minimum 17 dan nilai maksimum 22.

Nilai tengah turut meningkat sebanyak 3.00 yaitu menjadi 19.00 dan

standar deviasi meningkat menjadi 1.387.

Page 85: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Hasil dari analisis rata-rata pengetahuan santri pada kelompok

kontrol sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang skabies

adalah 16.13 dengan nilai minimum 11 dan maksimum 20. Nilai

tengah pada kelompok kontrol sebelum diberikan pendidikan

kesehatan yaitu 17.00 dengan standar deviasi 2.615. Setelah diberikan

pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan, nilai rata-rata pada

kelompok kontrol menjadi 15.87 dengan nilai minimum yang masih

sama yaitu 11 dan nilai maksimum yang juga masih sama yaitu 20.

Nilai tengah kelompok kontrol setelah diberikannya pendidikan

kesehatan tentang skabies pada kelompok perlakuan menjadi 15.00

dan nilai standar deviasi menjadi 2.748.

Gambaran pengetahuan santri putera responden kelompok

perlakuan tentang skabies dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. 13 Gambaran Rata-rata Skor Pengetahuan Pre-Test dan Post-Test

Responden Kelompok Perlakuan

Karakteristik

Pengetahuan

Pre-Test Post-Test

Frekuensi Persentase

(%)

Frekuensi Persentase

(%)

Baik 7 46.7 15 100

Cukup 8 53.3 0 0

Kurang 0 0 0 0

Total 15 100 15 100

Page 86: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Tabel 5.13 menunjukkan, responden yang memiliki pengetahuan

baik terdapat 7 responden (46.7%). Responden dengan tingkat

pengetahuan cukup sebanyak 8 responden (53.3%). Setelah diberikan

pendidikan kesehatan tentang skabies, responden yang memiliki

pengetauan baik sejumlah 15 responden (100%), artinya terjadi

peningkatan pengetahuan responden setelah di berikan pendidikan

kesehatan tentang skabies.

Gambaran pengetahuan santri putera responden kelompok

perlakuan tentang skabies dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. 14 Gambaran Rata-rata Skor Pengetahuan Pre-Test dan Post-Test

Responden Kelompok Kontrol

Karakteristik

Pengetahuan

Pre-Test Post-Test

Frekuensi Persentase

(%)

Frekuensi Persentase

(%)

Baik 8 53.3 7 46.7

Cukup 6 40 7 46.7

Kurang 1 6.7 1 6.7

Total 15 100 15 100

Tabel 5.14 menunjukkan, responden pada kelompok kontrol yang

memiliki pengetahuan baik sebanyak 8 responden (53.3%), yang

memilki pengetahuan cukup sebanyak 6 responden (40%), dan yang

memiliki pengetahuan kurang sebanyak 1 responden. Setelah

dilakukan pendidikan kesehatan tentang skabies pada kelompok

Page 87: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

perlakuan dan dilakukan post-test pada kelompok kontrol, responden

yang memiliki pengetahuan baik menurun menjadi 7 responden

(46.7%), responden yang dengan pengetahuan cukup menjadi 7

responden (46.7%), dan responden yang memilik pengetahuan kurang

tetap terdapat 1 responden (6.7%). Artinya pada kelompok kontrol

terjadi penurunan pengetahuan dari sebanyak 6.7%.

C. Uji Normalitas

Hasil dari Uji Normalitas responden sebelum dan sesudah

pendidikan kesehatan dengan media video tentang skabies dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 5. 15 Hasil Uji Normalitas Pengetahuan Responden Sebelum dan

Sesudah Pendidikan Kesehatan Tentang Skabies

Shapiro-Wilk

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

df Sig. df Sig.

Pre-Test 15 .027 15 .533

Post-Test 15 .440 15 .332

Tabel 5.16 menunjukkan hasil Uji Normalitas pada tabel diatas

mengguakan uji Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas diatas diperoleh nilai

pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok

perlakuan sebesar 0.027 dan pada kelompok kontrol sebesar 0.533, dan

setelah di berikan pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan tentang

Page 88: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

skabies hasilnya pada kelompok perlakuan menjadi 0.440 dan pada

kelompok kontrol menjadi 0.332. Berdasarkan keterangan diatas dapat

disimpulkan bahwa data kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tidak terdistribusi

normal (p<0.05), karena pada nilai pengetahuan kelompok perlakuan

sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 0.027 (p<0.05) dimana

artinya data tidak terdistribusi normal. Kesimpulan dari hasil uji normalitas

diatas adalah untuk menganalisis perbedaan nilai pre-test dan post-test

pada masing-masing kelompok dilakukan menggunakan uji wilcoxon.

Untuk menganalisa perbedaan nilai post-test antara kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol dilakukan dengan uji mann whitney.

D. Analisis Bivariat

1. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Video terhadap

Nilai Pengetahuan Responden Kelompok Perlakuan dan

Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan

Kesehatan

Analisa perbedaan rerata nilai pengetahuan tentang skabies pada

santri putera kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Page 89: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Tabel 5. 16 Analisa Beda rerata Skor Pengetahuan Responden Sebelum dan

Sesudah diberikan PendidikanKesehatan Tentang Skabies

Nilai Pengetahuan Alpha (α) Nilai (p) Eta Squared

Kelompok Perlakuan 0.05 .001 0.6268

Kelompok Kontrol 0.05 .854 -

Berdasarkan tabel 5.17 diatas didapatkan Nilai p pada kelompok

perlakuan didapatkan sebesar 0.001, hal ini berarti lebih kecil dari

nilai α 0.05 (p<0.05), maka dapat disimpulkan adanya perbedaan

pengetahuan yang signifikan pada kelompok perilaku sebelum dan

sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang skabies. Dengan nilai

p<0.05 pada kelompok perlakuan, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pendidikan kesehatan tentang skabies yang disampaikan dengan

media video memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan pengetahuan responden kelompok yang diberikan

perlakuan. Pada kelompok kontrol didapatkan nilai p sebesar 0.854,

dimana nilai ini lebih besar dari α 0.05 (p>0.05), maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perubahan pengetahuan yang

signifikan pada kelompok kontrol baik sebelum maupun sesudah

diberikannya pendidikan kesehatan tentang skabies pada kelompok

perlakuan.

Berdasarkan nilai Eta Squared pada penelitian ini didapatkan hasi

0.6268, dengan nilai standar perhitungan eta squared yaitu jika eta

squared 0.1 = efek kecil, 0.3 = efek cukup, dan 0.5 = efek besar

(Cohen,1988). Hasil penelitian eta squared pada penelitian ini lebih

Page 90: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

dari 0.5, maka dapat disimpulkan bahwa pedidikan kesehatan

menggunakan media video memiliki efek yang besar pada tingkat

pengetahuan responden yang diberikan perlakuan.

2. Analisa Beda rerata Nilai Pengetahuan Responden Kelompok

Perlakuan dan Kelompok Kontrol saat Post-Test

Analisa beda rerata skor pengetahuan pada kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol padasaat post-test dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 5. 17 Analisis Beda Rerata Skor Pengetahuan Kelompok Perlakuan

dan Kelompok Kontrol saat Pre-Test dan Post-Test (n=30)

Nilai Pengetahuan

Pre-Test Post-Test

Mean Rank Nilai p Mean Rank Nilai p

Kelompok Pelakuan 15.57

P = 0.966

20.47

P = 0.002

Kelompok Kontrol 15.43 10.53

Tabel 5.18 hasil analisis dari uji Mann Whitney menunjukkan skor

pengetahuan saat pre-test antara kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol menunjukkan nilai p = 0.966 (p>0.05) dimana hasil ini

menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan yang

signifikan pada kedua kelompok sebelum dilakukan pendidikan

kesehatan. Hasil uji mann whitney menunjukkan skor pengetahuan

post-test antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

menunjukkan nilai p = 0.002 (p<0.05) artinya terdapat perbedaan

tingkat pengetahuan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan

Page 91: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

kelompok kontrol setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada

kelompok perlakuan.

Page 92: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

73

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini memaparkan tentang hasil penelitian tentang efektifitas

pendidikan kesehatan dengan media video tentang skabies pada santri putra di

pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. Hasil penelitian ini akan di bandingkan dengan

teori atau penelitian sebelumnya. Bab ini juga akan membahas mengenai

kekurangan atau keterbatasan pada penelitian ini.

A. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan pada santri putera kelas 8 tingkat MTs.,

dimana pada penelitian ini usia responed berada di antara usia 12 sampai

15 tahun. Rata-rata responden pada penelitian ini baik pada perlakuan

kontrol maupun klompok kontrol berusia 14 tahun. Usia 13-20 tahun

menurut Potter & Perry (2003) termasuk kedalam usia remaja. Remaja

pada usianya berpartisipasi dalam kesehatan yang berkaitan dengan

melakukan perawatan diri sendiri, oleh karenanya promosi kesehatan

sangat tepat dilakukan pada usia ini karena pada usia remaja mereka akan

mencoba peran baru, mulai menstabilkan identitas mereka, dan nilai serta

perilaku yang didapatkan dari gaya hidup orang dewasa akan tercakup

didalam nya (Potter & Perry, 2003)

Usia responden dikaitkan dengan kejadian skabies berdasarkan

usia. Berdasarkan kejadian skabies, Rathore dan Saxena (2013) pada

penelitiannya mengenai prevalensi dan faktor resiko skabies pada sebuah

Page 93: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

rumah sakit dengan Tertiary Care didapatkan kejadian skabies paling

banyak terjadi pada responden yang berusia 11-20 tahun. Lassa dkk.

(2011) dalam penelitiannya tenta epidemiologi dan prevalensi dari skabies

di Inggris didapatkan bahwa pada penelitian tersebut skabies banyak

terjadi pada usia 10 sampai 19 tahun. Williams dkk. (2008) dalam bukunya

yang berjudul Evidence-Based Dermatology menerangkan bahwa dalam

beberapa studi ditemukan prevalensi skabies paling tinggi pada usia

remaja dan pada usia anak sekolah. Penelitian Zeba dkk., (2012)

menemukan skabies terjadi lebih sering pada anak kecil dibandingkan

dengan orang dewasa, hal ini kemungkinan berkaitan dengan rendahnya

tingkat imun anak atau karena seringnya terjadi kontak kulit dengan orang

tua.

Karakteristik berdasarkan informasi yang sudah didapat

menunjukkan bahwa 80% responden pada kelompok perlakuan dan 100%

responden pada kelompok kontrol pernah mendapatkan pengetahuan

tentang skabies, dengan sumber informasi paling banyak pada kedua

kelompok adalah dari ustadz/ustadzah di pesantren. Sumber informasi

merupakan salah satu dari faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan (Notoatmodjo,2003). Sumber informasi yang telah didapat

oleh para responden inilah yang mungkin menyebabkan rata-rata nilai

pengetahuan pre-test kelompok perlakuan dan kelompok kontrol rata-rata

memiliki pengetahuan yang cukup. Setelah dilakukan pendidikan

kesehatan oleh peneliti pada kelompok perlakuan didapatkan terjadi

Page 94: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

peningkatan tingkat pengetahuan menjadi seluruh responden kelompok

perlakuan memiliki pengetahuan yangbaik. Hal tersebut menunjukkan

bahwasannya sumber informasi dapat mempengaruhi pengetahuan.

Penelitian ini menggunakan media video dimana media video ini

menggunakan 2 indera pada responden yaitu indera pendengaran dan

indera pengelihatan, hal ini menjadikan pendidikan kesehatan lebih efektif

karena menggunakan lebih dari 1 indera.

Karakteristik kebiasaan responden yang beresiko terhadap

penularan skabies secara tidak langsung, dikaitkan dengan faktor penyebab

skabies yaitu faktor personal hygiene. Penelitian ini menunjukkan bahwa

66.7% responden pada kelompok perlakuan dan 33.3 % responden pada

kelompok kontrol sering bertukar-tukar baju atau handuk dengan kawan

atau saudara. Penelitian Sholihah dkk., (2015) tentang hubungan

pengetahuan, sanitasi lingkungan, dan personal hygiene dengan kejadian

skabies di kalimantan didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan

anatara personal hygiene dengan kejadian skabies, dengan nilai p value =

0.000 (p<0.05). Penelitian diatas juga sejalan dengan penelitian Chairiya

dkk., (2013) tentang hubungan personal hygiene dengan kejadian skabbies

di pondok pendidikan islam di padang, ditemukan adanya hubungan antara

personal hygiene dengan kejadian skabies dengan nilai p=0.000 (p<0.005)

Karakteristik responden selanjutnya adalah terkait dengan

lingkungan tempat tinggal yang menjadi faktor resiko penularan skabies.

Kelompok kontrol pada penelitian ini 60% diantaranya mengatakan bahwa

Page 95: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

sering tidur berhimpitan dengan teman / saudara yang menderita skabies,

dan hal tersebut juga dialami oleh 26,7% responden pada kelompok

kontrol. Pada kelompok perlakuan didapatkan 80% diantaranya

mengatakan mengalami skabies saat di pesantren, dan 100% responden

pada kelompok kontrol juga mengatakan hal yang sama, selain itu 60%

responden pada kelompok perlakuan dan 66.7% responden pada kelompok

kontrol mengatakan bahwa pesantren memiliki kamar yang sempit

sehingga tidur berhimpitan. Hal diatas berkaitan dengan penelitian Zeba

dkk., (2014), dalam penelitiannya zeba dkk mengatakan banyak studi

terdahulu yang mencatat adanya hubungan antara kepadatan penghuni

dengan kejadian skabies. Baker dkk (2004) dalam bukunya mengatakan,

kontak personal seperti berpelukan dan berbagi tempat tidur dapat menjadi

media transmisi bagi tungau skabies. Saat santri tidur berhimpitan maka

akan ada kemungkinan terjadinya kontak personal atau kontak dari kulit ke

kulit yang dapat menjadi media transmisi tungau skabies.

Tiak hanya kepadatan penghuni saja, namun adanya santri lain di

kamar yang mengalami skabies dapat menjadi resiko penularan yang besar

di pesantren, ditambah para santri juga memiliki kebiasaan menggunakan

alas tidur secara bersamaan. Kondisi lingkungan yang seperti ini dapat

menjadi faktor tidak langsung dari penularan skabies. Menjaga lingkungan

seperti membersihkan karpet menggunakan penyedot debu, menjemur alas

tidur, menggunakan kasur milik sendiri harus dilakukan oleh santri dan

dipantau oleh wali asuh agar, hal tersebut merupakan bentuk dari

Page 96: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

modifikasi lingkungan agar dapat mencegah terjadinya skabies atau

mencegah gejadian berulang dan menurunkan angka kejadian skabies.

Karakteristik responden berdasarkan penggunaan obat, didapatkan

bahwa 20% pada kelompok perlakuan dan 66,7% responden pada

kelompok kontrol menggunakan salep yang mengandung permethrine 5%

untuk mengobati skabies. Permethrine merupakan anti skabies yang paling

poten dibandingkan dengan preparat sulfur dan juga gameksan (Vindita

Mentari, 2014). UKS pesantren Asshiddiqiyah biasa memberikan obat

pada santri saat mengeluh gatal yaitu dengan salep 2-4, dimana salep ini

merupakan salep yang mengandung sulfur. Vindita (2014) pada laporan

studi kasusnya mengenai anak berusia 2,5 tahun yang mengalami skabies

didapatkan bahwa dengan menggunakan salep 2-4 tersebut tidak efektif

dalam menyembuhkan skabies nya. Ketidakefektifan dalam pengobatan

dapat menjadi salah satu penyebab kejadian skabies berulang.

Analisis karakteristik pada penelitian ini yang berkaitan dengan

pengalaman kesembuhan responden menunjukkan bahwa seluruh

responden pernah mengalami kesembuhan, namun kambuh kembali

dengan rata-rata mengalami kesembuhan sebanyak 2 kali. Banyak faktor

yang menyebabkan berulangnya kembali kejadian skabies, seperti

inadekuatnya pengobatan (Zeba, Shaikh, Memon, & Khoharo, 2014)

Page 97: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

B. Pengaruh Video terhadap Pengetahuan Responden Mengenai Skabies

Pengetahuan tentang skabies sangat penting, karena kurangnya

pengetahuan masarakat tentang skabies dapat menjadi faktor penyebab,

selain itu bahaya dari penyakit skabies dapat dianggap biasa saja oleh

masyarakat apabila kurang pengetahuan (Aminah dkk, 2015). Penyuluhan

kesehatan adalah pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan

menyebarkan pesan dan juga menanamkan keyakinan sehingga

masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan paham, tetapi juga mu dan dapat

melakukan anjuran-anjuran yang berhubungan dengan kesehatan

(Maulana, 2009). Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk memodifikasi

perilaku positif yang tidak terlepas dari karakteristik bangsa (Birawa,

2007).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan

pengetahuan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol sebelum di lakukannya pendidikan kesehatan tentang skabies pada

kelompok perlakuan dengan nilai p = 0.966 (p>0.05). Hal tersebut

menunjukkan meskipun kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berada

pada kelas yang berbeda yaitu kelompok kontrol berasal dari kelas 8A dan

kelompok perlakuan berasal dari kelas 8B dan pembagian kelas

berdasarkan pada nilai kognitif dan afektif dimana kelas 8A terdiri dari

santri yang memiliki nilai kognitif dan afektif lebih baik dari kelas 8B

namun tingkat pengetahuan kedua kelompok tentang skabies homogen

atau sama pada saat pre-test dan tidak mempengaruhi hasil penelitian.

Page 98: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan nilai rata-rata

pengetahuan responden kelompok perlakuan sebelum dan sesudah

dilakukan pendidikan kesehatan, dimana rata-rata nilai kelompok

perlakuan sebelum dilakuakan pendidikan kesehatan adalah 16.60 dan

meningkat menjadi 19.07 setelah diberikan pendidikan kesehatan, dimana

didapatkan nilai p = 0.001 (p<0.05) yang menunjukkan adanya perbedaan

signifikan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan

kesehatan pada kelompok perlakuan, hal ini menunjukan bahwa

pendidikan kesehatan pada penelitian ini memiliki pengaruh pada tingkat

pengetahuan responden kelompok perlakuan. Tujuan diberikannya

pengetahuan adalah supaya seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi

tahu, dan dapat pula mengubah sikap seseorang dan perilaku seseorang.

Seperti contohnya, seseorang yang tadinya tidak tahu apa yang

menyebabkan kejadian skabies menjadi tahu, dan mulai mengubah sikap

serta perilaku agar dapat mencegah kejadian tersebut.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian Utari dkk,

(2011) yang menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan setelah di

berikan pendidikan kesehatan tentang ISPA pada kelompok eksperimen

peelitian. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Umar (2013)

tentang efektivitas penyuluhan terhadap pengetahuan mengenai

pencegahan skabies pada santri, dimana terjadi peingkatan yang signifikan

dengan nilai p=0.000 (p<0.05) setelah diberikan pendidikan kesehatan,

dimana pada penelitian ini penyuluhan diberikan dengan ceramah.

Page 99: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Penelitian ini menggunakan video sebagai media pendidikan

kesehatan, dimana media ini menggunakan lebih dari satu penginderaan

responden yaitu melalui pengelihatan dan pendengaran (audiovisual).

Hasil penelitian ini didapatkan nilai responden pada kelompok perlakuan

setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan media video menunjukkan

bahwa seluruh responden memiliki pengetahuan yang baik, dan juga

terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang signifikan setelah dilakukan

pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

dengan nilai p = 0.002 (p<0.05) yang menunjukkan bahwa pendidikan

kesehatan tentang skabies dengan media video berpengaruh terhadap

peningkatan pengetahuan responden. Hal ini juga dibuktikan dengan nilai

eta squared pada penelitian ini sebesar 0.6268 yang menunjukkan bahwa

media video memiliki efek yang besar pada peningkatan pengetahuan.

Informasi dan pedidikan kesehatan diberikan melalui media.

Terdapat beberapa media yang dapat diguakan untukpemberian informasi

seperti media cetak yang berupa leaflet, booklet; media elektronik seperti

televisis, radio, video; serta media papan seperti billboard (Birawa, 2007).

Departemen kesehatan RI (2008) mengatakan bahwasannya seseorang

belajar melalui pengindraan, dan setiap panca indera memiliki pengaruh

yang berbeda terhadap hasil belajar seseorang seperti; 1 % melalui rasa,

2% melalui sentuhan, 3% melalui indera penghidu, 11% melalui

pendengaran dan 83% melalui pengelihatan. Manusia akan dapat

mempelajari sesuatu lebih baik jika menggunakan lebih dari satu

Page 100: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

penginderaan, dan manusia akan lebih baik dalam mengingat 105 melalui

membaca, 20% melalui apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50%

melalui apa yang dilihat dan didengar, 80% melalui apa yang diucapakan

dan 90% melalui apa yang diucapkan dan dilakukan. Penelitian ini

menggunakan video, sehingga responden pada kelompok perlakuan

mendapatkan pengetahuan melalui 2 indera, yaitu indera pengelihatan dan

indera pendengaran, seperti yang telah disampaikan diatas bahwa sumber

informasi yang didapatkan melalui apa yang dilihat dan apa yang didengar

50 % lebih baik bagi manusia dalam mempelajari sesuatu.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang Utari dkk (2011)

tentang efektifitas pendidikan kesehatan dengan media audiovisual

terhadap peningkatan pengetahuan keluarga tentang ISPA, dimana

didapatkan terjadinya peningkatan pengetahuan setelah dilakukan

pendidikan kesehatan dengan metode audio visual pada kelompok

eksperimen dengan nilai p = 0.001 (p<0.05). Febriana dkk (2011) pada

penelitiannya tentang efektifitas pengguaa media video utuk meningkatka

kemampuan mengenal bahaya HIV/AIDS bagi remaja tunarungu

megatakan bahwa hasil dari penelitian tersebut menujukkan bahwa media

video efektif untuk meigkatkan kemampuan mengenal bahaya HIV/AIDS

pada remaja tunarungu.

Pendidikan kesehatan dengan video memiliki kekurangan juga,

karena hanya 50% lebih baik untuk manusia dalam mempelajari sesuatu.

Akan lebih melakukan pendidikan kesehatan yang selain dengan indra

Page 101: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

pengelihatan dan pendengaran juga digunakan dengan melakukan sesuatu,

contohnya seperti drama atau roleplay yang 90% metode yang baik dalam

pembelajaran. Penerapan perilaku hygiene yang baik dalam kehidupan

sehari-hari, seperti dengan memberikan peraturan bagi para santri untuk

hidup bersih juga dibutuhkan untuk tindak lanjut setelah diberikannya

pendidikan kesehatan.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Tempat penelitian pada kelompok perlakuan dilaksanakan pada

ruangan yang terdapat jendela terbuka sehingga saat suara dari luar

kelas dapat terdengar dari dalam. Penelitian pada kelompok kontrol

dilakukan di ruangan kelas, sehingga siswa yang bukan merupakan

responden juga ada di dalam kelas dan mengganggu responden yang

sedang mengisi kuesioner.

2. Pengisian kuesioner pada kelompok kontrol saat pre-test bertabrakan

dengan waktu istirahat, sehingga banyak siswa yang ingin buru-buru

selesai mengerjakan kuesioner agar dapat cepat-cepat istirahat.

3. Kelompok responden perlakuan dan kelompok responden kontrol

berasal dari kelas yang berbeda, dimana penentuan kelas di pesantren

ditentukan berdasarkan nilai akademik dan kognitif siswa.

Page 102: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

83

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan responden pada kelompok perlakuan sebelum

diberikan pendidikan kesehatan yaitu 46.7% memiliki pengetahuan

baik, 53.3% memiliki pengetahuan yang cukup. Kelompok kontrol

didapatkan nilai pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan

kesehatan tentang skabies pada kelompok perlakuan 53.3% memiliki

pengetahuan baik, 40% dengan pengetahuan cukup dan 6.7% dengan

pengetahuan kurang.

2. Tingkat pengetahuan responden pada kelompok perlakuan setelah

diberikan pendidikan kesehatan yaitu 100% memiliki tingkat

pengetahuan yang baik. Kelompok kontrol didapatkan pengetauan

setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentag skabies pada kelompok

perlakuan 46.7% memiliki pengetahuan baik, 46.7% memiliki

pengetahuan cukup dan 6.7% memiliki pengetahuan kurang.

3. Pendidikan kesehatan dengan media video efektif dalam

meningkatkan pengetahuan santri tentang skabies dengan nilai eta

squared 0.6268 yang berarti media video memiliki efek yang besar.

B. Saran

1. Bagi institusi pendidikan keperawatan

Page 103: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

84

Institusi diharapkan dapat mengembangkan kurikulum pendidikan

mengenai promosi kesehatan, khususnya promosi kesehatan terkait

dengan skabies yang sering terjadi dipesantren. Promosi kesehatan

dapat disampaikan dengan penggunaan metode promosi kesehatan

yang lebih menarik dan dapat lebih dipahami oleh siswa dan siswi

2. Bagi sekolah

Pesantren Asshiddiqiyah diharapkan dapat menjalin kerjasama

yang lebih baik dengan puskesmas terdekat agar dapat dilakukan

penyuluhan kesehatan mengenai peyakit skabies yang serig terjadi di

pesantren. Organisasi ekstrakulikuler seperti PMR juga diperlukan

agar mendapatkan pelatihan-pelatihan sehingga nantidapat terbentuk

kader dari santri yang akan menjadi penggerak atau contoh bagi santri

lainnya untuk hidup bersih, dan menjaga lingkungan. Selain itu

dibutuhkan juga penyediaan pengobatan seperti salep permethrine 5%

di unit kesehatan sekolah dan juga butuh pemeriksaan berkala pada

santri yang mengalami skabies.

3. Bagi pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan terdekat (Puskesmas) diharapkan dapat

mengadakan promosi kesehatan secara berkala dan berkelanjutan pada

penyakit skabies pada santri dipesantren Asshiddiqiyah. Promosi

kesehatan yang berkala ini diperlukan sehubungan dengan banyaknya

santri yang menderita skabies. Pemeriksaan secara berkala juga perlu

dilakukan. Puskesmas juga dapat bekerjasama dalam membentuk

Page 104: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

85

organisai ekstrakulikuler disekolah seperti PMR atau membuat kader-

kader santri agar para santri berperan aktif serta dapat menjadi

penggerak untuk bidak kesehatan disekolah

4. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti sampai kepada

perubahan sikap atau perilaku setelah diberikan pendidikan kesehatan

dan juga dapat menggunakan media yang lebih atraktif dan menarik

untuk penilitian selanjutnya.

Page 105: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

DAFTAR PUSTAKA

Amanda, O. (2010). Diagnosis and management. Best Practice Journal, (19), 12–

16. Retrieved from

http://www.bpac.org.nz/BPJ/2009/february/docs/bpj19_scabies_pages_12-

16.pdf

Aminah, P., Sibero, H. T., & Ratna, M. G. (2015). Hubungan tingkat pengetahuan

dengan kejadian skabies 1), 4, 54–59. Retrieved from

juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/.../610/614%0A

Azwar, Saifuddin. 2008. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Belajar

Bakry, U.S. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi Hubungan Internasional.

Jogjakarta: Depublish

Birawa, A.B.P. 2007. Ilmu dan Aplikasi Bag 4 Pendidikan Lintas Bidang:

Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Grasindo

Budiman & Riyanto.A. 2013. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dalam

Sikap dan Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Chosidow, O. (2006). Scabies.

Chruchill, G.A. 2005. Dasar-dasar Riset Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Danim, Sudarwan. 2003. Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi. Jakarta:

EGC

Departemen Kesehatan RI. (2008). Metode dan media promosi kesehatan 1. Field

Book, 1–11.

Djamarah, Syaiful B., Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

RinekaCipta

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Ed.9.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Golant, a. K., & Levitt, J. O. (2012). Scabies: A Review of Diagnosis and

Management Based on Mite Biology. Pediatrics in Review, 33(1), e1–e12.

https://doi.org/10.1542/pir.33-1-e1

Page 106: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Gould, D. (2010). Prevention, control and treatment of scabies. Nursing Standard

(Royal College of Nursing (Great Britain) : 1987), 25(9), 42–6.

https://doi.org/10.7748/ns2010.11.25.9.42.c8076

Hay, R. J., Johns, N. E., Williams, H. C., Bolliger, I. W., Dellavalle, R. P.,

Margolis, D. J., … Naghavi, M. (2014). The Global Burden of Skin Disease

in 2010: An Analysis of the Prevalence and Impact of Skin

Conditions.Journal of Investigative Dermatology, 134(6), 1527–1534.

https://doi.org/10.1038/jid.2013.446

Hilma, U., & Ghazali, L. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian

Skabies di Pondok Pesantren Mlangi Nogotirto Gamping Sleman

Yogyakarta. Jkki, 6(3), 148–157.

Kumboyono. (2011). Perbedaan Efek Penyuluhan Kesehatan Menggunakan

Media Cetak Dengan Media Audio Visual Terhadap Peningkatan

Pengetahuan Pasien Tuberkulosis. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 7

(1)(1), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Legesse W., A. A. (2014). Personal Hygiene: For Health Extensions

WOrkers.Lecture Notes USAID, (9), 58–59.

https://doi.org/10.2105/AJPH.13.11.962-a

Maulana, H.D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC

Micali, Lacarruba. 2009. DermatoscopyinClinical Practice: Beyond Pigmented.

Italy: Informa Healthcare.

Michigan Department of Community Health. (2005). Scabies Prevention and

Control Manual, (May).

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta

Nugraheni, D. N., & Maliya, A. (2000). Pengaruh Sikap Tentang Kebersihan Diri

Terhadap Timbulnya Skabies ( Gudik ) Pada Santriwati Di Pondok

Pesantren Al- Muayyad Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 180–188. Retrieved from

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3683/DWI

NURLIANA - ARINA MALIYAFix bgt.pdf?sequence=1

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian

Keperawatan Ed.2. Jakarta: Salemba Medika

Putu Fani Yustisa, I Ketut Aryana, I. N. G. S. (2012). Efektivitas Penggunaan

Page 107: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Media Cetak Dan Media Siswa Sd. Jurnal Kesehatan Lingkungan, (3), 29–

39.

Rathore, P., & Saxena, P. (2013). Prevalence & Risk Factors for Scabies among

OPD Population of Tertiary Care Hospital Praveen Rathore Praveer Saxena

Global Research Analysis, 2(11), 189–190.

Ratnasari, A. F., & Sungkar, S. (2014). Prevalensi Skabies dan Faktor-faktor

yang Berhubungan di Pesantren X, Jakarta Timur The Prevalence of Scabies

and Its Related Factors in Pesantren X, East Jakarta. Prevalensi Skabies,

7(1).

Ratri, C. ., & Paskarini, I. (2014). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Scabies pada Nelayan di Desa Weru Kecamatan Paciran Kabupaten

Lamongan. The Indonesian Journal of Occupational Safety, Health and

Environment, 1(1), 132–143.

Santi, S. M., Sabrian, F., & Karim, D. (2014). Efektifitas Pendidikan Kesehatan

Menggunakan Media Audiovisual Terhadap Perilaku Pencegahan Filariasis.

Jom Psik, 1(2), 1–8.

Setyaningrum, I.Y. 2013. Skabies Penyakit Kulit yang Terabaikan: Prevalensi,

Tantangan, dan Pendidikan Sebagai Solusi Pencegahan.

http://jurnal.fkip.uns.ac.id. Diakses pada 29-11-2016 11.00 WIBAmanah, S.

(2007). Makna Penyuluhan dan Transformasi Perilaku Manusia. Jurnal

Penyuluhan IPB, 3(1), 63–67. Retrieved from

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/view/2152/1182

Sianturi, I. & S. S. (2014). The Relationship between Hygiene Practices and

Scabies Infestation in a Boarding School in East Jakarta.eJKI,2, 91–95.

Siregar. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta:EGC

Sulastri, Thaha, R. M., & Russeng, S. S. (2012). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan

Menggunakan Video Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri ( Sadari )

Terhadap Perubahan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Di Sman 9

Balikpapan Tahun 2012 Health Effect Using Video Extension of Breast Self

Examination ( Bse ) Know. SADARI FOUNDATION, (5).

https://doi.org/Sulasih

Swarjana, I.K. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Penerbit Andi

Swarjana, I.K. 2016. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Penerbit Andi

Syailindra, F., & Mutiara, H. (2016). Skabies.Majority, 5(April), 37–42.

Page 108: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Tyring, S.K. 2016. Tropical Dermatology 2nd Ed. London: Elsevier

Utari, W., Novayelinda, R., & Arneliwati. (2011). Efektifitas Pendidikan

Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Keluarga Tentang Infeksi

Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Riau, 1–7. Retrieved from

jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/download/3489/3385

Vindita Mentari, S. K. (2014). A 2,5 years old boy with scabies.Medula Unila,

3(September), 143–150.

Zeba, N., Shaikh, D. M., Memon, K. N., & Khoharo, H. K. (2014). Scabies in

Relation to Hygiene and Other Factors in Patients Visiting Liaquat

University Hospital , Sindh , 3(8), 2012–2015.

Wahyuning, dkk. 2003. Mengkomunikasikan Moral Kepada Anak. Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo

Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC

Yusuf, L.N, Syamsu & Nurihsan. 2006. Teori Kepribadian. Bandung: Rosda

Page 109: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang
Page 110: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang
Page 111: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang
Page 112: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang
Page 113: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang
Page 114: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang
Page 115: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang
Page 116: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang
Page 117: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

LEMBAR PERSETUJUAN KUESIONER PENELITIAN EFEKTIFITAS

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES TERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI PUTRA DI PESANTREN

ASSHIDDIQIYAH JAKARTA

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Salam sejahtera

Nama : Nabilah Fitriyani

NIM : 1113104000025

Saya Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sarif Hidayatullah Jakarta Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan sedang melaksanakan

penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan

Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan

penelitian. Untuk itu saya harap dengan segala kerendahan hati agar kiranya saudara bersedia

meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan yang nantinya akan saya tanyakan.

Kerahasiaan jawaban saudara akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti.

Pertanyaan ini saya harap dapat saudara jawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan

apa yang dipertanyakan, sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik bagi

penelitian ini.

Saya ucapkan terimakasih atas bantuan dan partisipasi saudara dalam pengisian

kuesioner ini.

Apakah saudara bersedia menjadi responden?

YA/TIDAK

Jakarta, 2017

( )

Page 118: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Kuesioner Pengetahuan Santri Putra MTs. Manba’ul Ulum tentang Skabies

Tanggal :

Nomor Responden :

Petunjuk pengisian kuesioner !

1. Nomor responden diisi oleh peneliti

2. Tulislah tanggal pengisian kuesioner

3. Berikan tanda (x) pada jawaban yang anda pilih pada pertanyaan di bawah

4. Jawaban yang dapat dipilih pada nomer 4,6,9,11 dapat dijawab lebih dari

satu jawaban

A. Data Umum

1. Nama lengkap :

2. Usia :

3. Sudah pernah mendapat informasi tentang kuple/gudig sebelumnya?

( )sudah ( )belum

4. Sumber informasi yang didapat:

( )koran ( )Internet

( )Tv ( )Ustadz/Ustadzah

( )buku pelajaran ( )Petugas kesehatan

5. Kapan anda pernah mengalami kuple/gudig (jika pernah lanjut ke

pertanyaan nomor 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12) ?

( ) Belum Pernah

( ) Masih / sedang mengalami

( ) Pernah, sebulan yang lalu

( ) Pernah, lebih dari sebulan yang lalu

6. Menurut Saudara, kebiasaan apa yang menyebabkan saudara

mengalami kuple / gudig ?

( ) Bertukar baju & handuk

( ) Tidur berhimpitan dengan saudara / teman yang mengalami

kuple/gudig

POST-TEST

Page 119: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

( ) Mencuci baju di campur dengan penderita kuple/gudig

7. Dimana anda terkena kuple/gudig ?

( )Rumah ( )Pesantren

8. Apakah ada saudara/keluarga serumah atau teman di pesantren yang

mengalami kuple/gudig ?

( ) Tidak ada ( ) Ada, keluarga di rumah

( ) Ada, kawan sekamar di pesantren

9. Bagaimanakah kondisi rumah / pesantren yang menjadi tempat

penularan kuple/gudig ?

( ) Rumah memiliki kamar yang sempit sehingga tidur secara bersama-

sama

( ) Pesantren memiliki ruangan yang sempit dan tidur bersama-sama

secara berhimpitan tanpa menggunakan kasur milik sendiri

( ) Lingkungan rumah kotor, lantai jarang disapu, kasur dan karpet

jarang dijemur

( ) Lingkungan pesantren kotor, banyak sampah, lantai kamar jarang

disapu, karpet/alas tidur jarang dijemur.

10. Saat mengalami kuple/gudig, bagaimana cara saudara mengobatinya ?

( ) Menggunakan obat yang mengandung permethrine 5% (contoh:

Scabimite, scabicid, dll)

( ) Menggunakan bedak Calicyl

( ) Menggunakan salep 2-4 (salep yang mengandung sulfur)

( ) Tidak menggunakan obat

( ) Lainnya, sebutkan .................................

11. Dari mana saudara mendapatkan informasi pengobatan tersebut ?

( ) Dari tenaga kesehatan (contoh: dokter, perawat)

( ) Dari Ustadz / Ustadzah

( ) Dari tetangga

Page 120: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

12. Apakah saudara pernah mengalami kesembuhan ? Jika pernah berapa

kali?

( ) Pernah, ........ kali ( ) Belum pernah

Page 121: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

B. Pengetahuan

Petunjuk pengisian !

Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang menurut anda paling benar pada

salah satu kolom pilihan jawaban: Benar (B), salah (S)

No Pernyataan B S

1 Kuple/gudig dapat menular melalui berpegangan

tangan dengan penderita dalam waktu yang lama

2 Kuple/gudig hanya dapat terjadi pada telapak tangan

dan pada punggung kaki

3 Kuple/gudig dapat diobati dengan salep permethrine

5% yang dioleskan dari Leher kebawah dan

digunakan 1 minggu sekali

4 Salep Permethrine 5% yang telah dioleskan

keseluruh badan didiamkan selama 8-12 jam dan

tidak boleh terkena air

5 Kuple/gudig tidak menyebabkan luka yang berbentuk

terowongan kecil dan kemerahan pada kulit

6 kuple/gudig hanya terjadi pada anak kecil

7 Air bersih merupakan media penularan penyakit

kuple/gudig

8 Karpet, sofa, dan bangku, harus dibersihkan dengan

menggunakan vacum cleaner (Penyedot debu) untuk

menghindari penularan tungau kuple/gudig

9 kuple /gudig dapat menular melalui makan bersama

10 Merendam baju dengan air panas yang baru mendidih

tidak dapat mematikan kutu gudig/kuple

11 Kuple tidak akan menular apabila bertukar-tukar

pakaian dan handuk

12 Menjemur alas tidur dan bantal 2 minggu sekali bisa

Page 122: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

mencegah terjadinya kuple/gudig

No. Pernyataan B S

13 Kuple/gudig sering terjadi pada orang-orang yang

tinggal di tempat berpenghuni penuh/padat seperti di

pesantren

14 Kuple/gudig tidak menular apabila tidur pada kasur

yang sama dengan penderita kuple/gudig

15 Mencampur cucian baju milik sendiri dengan milik

teman yang menderita kuple/gudig akan

menyebabkan penularan kuple/gudig

16 Kamar yang kurang pencahayaan sinar matahari

dapat mempermudah perkembangan kutu skabies

17 Kuple/gudig akan sembuh sendiri tanpa pengobatan

18 Pakaian atau handuk kering dan bersih dapat

dijadikan tempat berkembang tungau kuple/gudig

19 Tungau yang menyebabkan kuple/gudig dapat

bertahan hidup pada suhu yang panas

20 Kuple/gudig tidak dapat disembuhkan hanya dengan

mandi setiap hari

21 Kuple/gudig sering menyebabkan gatal terutama

pada malam hari

22 kuple/gudig tidak memiliki hubungan dengan

kebersihan lingkungan sekitar

Page 123: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

ANALISIS UNIVARIAT

A. Kelompok Perlakuan

No

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 1 6,7 6,7 6,7

2 1 6,7 6,7 13,3

3 1 6,7 6,7 20,0

4 1 6,7 6,7 26,7

5 1 6,7 6,7 33,3

6 1 6,7 6,7 40,0

7 1 6,7 6,7 46,7

8 1 6,7 6,7 53,3

9 1 6,7 6,7 60,0

10 1 6,7 6,7 66,7

11 1 6,7 6,7 73,3

12 1 6,7 6,7 80,0

13 1 6,7 6,7 86,7

14 1 6,7 6,7 93,3

15 1 6,7 6,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

Page 124: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Descriptives

Statistic Std. Error

usia Mean 13,80 ,145

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 13,49

Upper Bound 14,11

5% Trimmed Mean 13,89

Median 14,00

Variance ,314

Std. Deviation ,561

Minimum 12

Maximum 14

Range 2

Interquartile Range 0

Skewness -2,919 ,580

Kurtosis 8,388 1,121

pengalamaninfo

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sudah 12 80,0 80,0 80,0

Belum 3 20,0 20,0 100,0

Total 15 100,0 100,0

sumberinfo

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 3 20,0 20,0 20,0

Ustadz/Ustadzah 12 80,0 80,0 100,0

Total 15 100,0 100,0

Page 125: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

pengalamankuple

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Masih / sedang mengalami 4 26,7 26,7 26,7

Pernah, sebulan yang lalu 5 33,3 33,3 60,0

Pernah, lebih dari sebulan

yang lalu 6 40,0 40,0 100,0

Total 15 100,0 100,0

penyebabkuple

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bertukar baju & handuk 10 66,7 66,7 66,7

Tidur berhempitan dengan

saudara / teman yang

mengalami kuple / gudig

4 26,7 26,7 93,3

Mencuci baju dicampur

dengan penderita

kuple/gudig

1 6,7 6,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

tempatkenakuple

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rumah 3 20,0 20,0 20,0

Pesantren 12 80,0 80,0 100,0

Total 15 100,0 100,0

Page 126: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

kerabatygkenakuple

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada, kawan sekamar di

pesantren 15 100,0 100,0 100,0

kondisilingkungan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pesantren memiliki kamar

yang sempit dan tidur

berhimpitan tanpa

menggunakan kasur milik

sendiri

9 60,0 60,0 60,0

lingkungan rumah kotor,

banyak sampah, lantai

jarang di sapu, karpet jarang

dijemur

1 6,7 6,7 66,7

lingkungan pesantren kotor,

banyak sampah, lantai

kamar jarang disapu,

karpet/alas tidur jarang

dijemur

5 33,3 33,3 100,0

Total 15 100,0 100,0

pengobatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Mengguakan obat yang

mengandung permethirne

5%

3 20,0 20,0 20,0

Menggunakan bedak calicyl 8 53,3 53,3 73,3

Menggunakan salep 2-4

(salep yang mengandung

sulfur)

3 20,0 20,0 93,3

Tidak menggunakan obat 1 6,7 6,7 100,0

Page 127: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Total 15 100,0 100,0

sumberinfopengobatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Dari tenaga kesehatan 3 20,0 20,0 20,0

dari ustadz/ustadzah 11 73,3 73,3 93,3

dari tetangga 1 6,7 6,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

pengalamansembuh

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pernah 11 73,3 73,3 73,3

belum pernah 4 26,7 26,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

pernahberapakali

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid satu kali 2 13,3 13,3 13,3

dua kali 7 46,7 46,7 60,0

tiga kali 2 13,3 13,3 73,3

lebih dari empat kali 2 13,3 13,3 86,7

belum pernah sembuh 2 13,3 13,3 100,0

Total 15 100,0 100,0

Statistics

total_pretsperla

kuan Total_posttest

N Valid 15 15

Missing 0 0

Mean 16,60 19,07

Median 16,00 19,00

Std. Deviation ,986 1,387

Page 128: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Minimum 15 17

Maximum 19 22

cut_pre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 7 46,7 46,7 46,7

cukup 8 53,3 53,3 100,0

Total 15 100,0 100,0

Statistics

Cut_post

N Valid 15

Missing 0

Mean 1,00

Median 1,00

Std. Deviation ,000

Minimum 1

Maximum 1

Cut_post

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 15 100,0 100,0 100,0

B. Kelompok kontrol

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 13 6 40,0 40,0 40,0

14 8 53,3 53,3 93,3

Page 129: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

15 1 6,7 6,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

pengalamaninfo

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sudah 15 100,0 100,0 100,0

sumberinfo

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tv 2 13,3 13,3 13,3

Ustadz/Ustadzah 11 73,3 73,3 86,7

Petugas Kesehatan 2 13,3 13,3 100,0

Total 15 100,0 100,0

pengalamankuple

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Masih / sedang mengalami 4 26,7 26,7 26,7

Pernah, sebulan yang lalu 3 20,0 20,0 46,7

Pernah, lebih dari sebulan

yang lalu 8 53,3 53,3 100,0

Total 15 100,0 100,0

penyebabkuple

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bertukar baju & handuk 5 33,3 33,3 33,3

Tidur berhempitan dengan

saudara / teman yang

mengalami kuple / gudig

9 60,0 60,0 93,3

5 1 6,7 6,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

Page 130: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

tempatkenakuple

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pesantren 15 100,0 100,0 100,0

kerabatygkenakuple

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada, kawan sekamar di

pesantren 15 100,0 100,0 100,0

kondisilingkungan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pesantren memiliki kamar

yang sempit dan tidur

berhimpitan tanpa

menggunakan kasur milik

sendiri

10 66,7 66,7 66,7

lingkungan rumah kotor,

banyak sampah, lantai

jarang di sapu, karpet jarang

dijemur

1 6,7 6,7 73,3

lingkungan pesantren kotor,

banyak sampah, lantai

kamar jarang disapu,

karpet/alas tidur jarang

dijemur

4 26,7 26,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

pengobatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 131: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Valid Mengguakan obat yang

mengandung permethirne

5%

10 66,7 66,7 66,7

Menggunakan bedak calicyl 4 26,7 26,7 93,3

Menggunakan salep 2-4

(salep yang mengandung

sulfur)

1 6,7 6,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

sumberinfopengobatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Dari tenaga kesehatan 6 40,0 40,0 40,0

dari ustadz/ustadzah 9 60,0 60,0 100,0

Total 15 100,0 100,0

pengalamansembuh

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pernah 13 86,7 86,7 86,7

belum pernah 2 13,3 13,3 100,0

Total 15 100,0 100,0

pernahberapakali

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid satu kali 3 20,0 20,0 20,0

dua kali 6 40,0 40,0 60,0

tiga kali 2 13,3 13,3 73,3

empat kali 1 6,7 6,7 80,0

lebih dari empat kali 2 13,3 13,3 93,3

belum pernah sembuh 1 6,7 6,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

Page 132: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Statistics

Cut_prettestkont

rol

Cut_Posttestkon

trol

N Valid 15 15

Missing 0 0

Mean 1,53 1,60

Median 1,00 2,00

Std. Deviation ,640 ,632

Range 2 2

Minimum 1 1

Maximum 3 3

Cut_prettestkontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 8 53,3 53,3 53,3

Cukup 6 40,0 40,0 93,3

Kurang 1 6,7 6,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

Cut_Posttestkontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 7 46,7 46,7 46,7

Cukup 7 46,7 46,7 93,3

Kurang 1 6,7 6,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

UJI NORMALITAS

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Page 133: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

total_pretsperlakuan Perlakuan ,262 15 ,007 ,863 15 ,027

Kontrol ,163 15 ,200* ,951 15 ,533

Total_posttest Perlakuan ,186 15 ,173 ,944 15 ,440

Kontrol ,181 15 ,199 ,936 15 ,332

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Page 134: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

total_pretsperlakuan Based on Mean 11,736 1 28 ,002

Based on Median 6,931 1 28 ,014

Based on Median and with

adjusted df 6,931 1 20,696 ,016

Based on trimmed mean 11,540 1 28 ,002

Total_posttest Based on Mean 12,600 1 28 ,001

Based on Median 7,887 1 28 ,009

Based on Median and with

adjusted df 7,887 1 22,526 ,010

Based on trimmed mean 12,803 1 28 ,001

Page 135: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

UJI BIVARIAT

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

total_pretsperlakuan Perlakuan Mean 16,60 ,254

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 16,05

Upper Bound 17,15

5% Trimmed Mean 16,56

Median 16,00

Variance ,971

Std. Deviation ,986

Minimum 15

Maximum 19

Range 4

Interquartile Range 1

Skewness ,971 ,580

Kurtosis 1,425 1,121

Kontrol Mean 16,13 ,675

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 14,69

Upper Bound 17,58

5% Trimmed Mean 16,20

Median 17,00

Variance 6,838

Std. Deviation 2,615

Minimum 11

Maximum 20

Range 9

Interquartile Range 4

Skewness -,444 ,580

Kurtosis -,683 1,121

Total_posttest Perlakuan Mean 19,07 ,358

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 18,30

Upper Bound 19,83

5% Trimmed Mean 19,02

Page 136: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Median 19,00

Variance 1,924

Std. Deviation 1,387

Minimum 17

Maximum 22

Range 5

Interquartile Range 2

Skewness ,420 ,580

Kurtosis ,110 1,121

Kontrol Mean 15,87 ,710

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 14,34

Upper Bound 17,39

5% Trimmed Mean 15,91

Median 15,00

Variance 7,552

Std. Deviation 2,748

Minimum 11

Maximum 20

Range 9

Interquartile Range 5

Skewness -,126 ,580

Kurtosis -1,215 1,121

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

total_pretsperlakuan Perlakuan 15 15,57 233,50

Kontrol 15 15,43 231,50

Total 30

Total_posttest Perlakuan 15 20,47 307,00

Kontrol 15 10,53 158,00

Total 30

Page 137: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang

Test Statisticsa

total_pretsperla

kuan Total_posttest

Mann-Whitney U 111,500 38,000

Wilcoxon W 231,500 158,000

Z -,043 -3,130

Asymp. Sig. (2-tailed) ,966 ,002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,967b ,001b

a. Grouping Variable: Kelompok

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

total_pretsperlakuan Perlakuan 15 15,57 233,50

Kontrol 15 15,43 231,50

Total 30

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

total_pretsperlakuan Perlakuan 15 15,57 233,50

Kontrol 15 15,43 231,50

Total 30

Page 138: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang
Page 139: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SKABIES …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37278/1/NABILAH... · Salah satu jenis penyakit kulit adalah skabies atau yang