efektivitas pemberian sayur daun bangun-bangun
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PEMBERIAN SAYUR DAUN BANGUN-BANGUN
TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI
ASI DI WILAYAH PUSKESMAS KADUHEJO
KABUPATEN PANDEGALANG
BANTEN 2020
Eva Oktaviya1, Siti Syamsiah
2, Andi Julia Rifana
3
Program Studi Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional
E-mail Korespondensi : [email protected],
ABSTRAK
Latar Belakang: Produksi ASI merupakan peranan penting terhadap proses menyusui, teturtama pada bayi 0-
6 bulan. Produksi ASI yang menurun menyebabkan tingkat pemberian ASI menjadi berkurang, hal ini telah
dibuktikan bahwa 64,7 % ibu menyusui yang bekerja tidak memberikan ASI Ekslusif 2,9 %, ibu tetap berusaha
berusaha memproduksi ASI bekerja. Produksi ASI dapat terhambat oleh berbagai baik faktor internal maupun
eksternal, namun untuk meningkatkan produksi ASI terdapat beberapa terapi ditempuh baik secara farmkologi
dan non farmakologi. terapi untuk meningkatkan denga nmengkonsumsi Sayur daun bangun-bangun. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian sayur daun bangun-bangun terhadap peningktan produksi
ASI. Penelitian ini merupakan penelitian Quasy Experimental Design dengan pretest-posttest control group
design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang di Wilayah Puskesmas Kaduhejo Kabupaten
Pandeglang Banten yang telah memenuhi Kriteria Inklusi, Teknik pengambilan data menggunakan purposive
sampling .pemberian sayur daun bangun-bangun diberikan selama 14 hari dengan dosis pemberian 150
gram/hari. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji paired sampel test. Hasil Penelitian didapatkan
bahwa sayur daun bangun-bangun efektif untuk meningkatkan produksi ASI dan kenaikan berat badan bayi
sebagai outcome dengan nilai p value= 0,000< 0,05. Kandungan laktagogum pada daun bangun-bangun diyakini
memiliki kontribusi terhadap peningkatan laju sekresi ASI. Selain dari pada itu kadungan vitamin C yang
berperan sebagai immunostimulan. Penelitian ini mengkonfirmasi efektivitas pemberian sayur daun bangun-
bangun terhdap peningktan produksi ASI.
Kata kunci: ASI, Produksi ASI, Daun Bangun-bangun,
THE EFFECTIVENESS BANGUN-BANGUNLEAVE VEGETABLES ON THE INCREASING OF BREASTMILK
PRODUCTION AT THE AREA OF
KADUHEJO HEALTH CENTRE PANDEGLANG REGENCY
BANTEN IN 2020
Eva Oktaviya, SitiSyamsiah, Andi Julia Rifana
Breastmilk production plays an important role in the breastfeeding process, especially in infants 0-6 months.
Decreased breast milk production causes the rate of breastfeeding to decrease, it has been proven that 64.7% of
working breastfeeding mothers did not provide exclusive breastfeeding, 2.9%, mothers keep trying to produce
working breast milk. Breast milk production can be hampered by various internal and external factors, however
to increase milk production, several therapies are taken both pharmacologically and non-pharmacologically. A
therapy to increasebreastmil was by consuming bangunbangun leave vegetable. This study aimed to determine
the effectiveness of bangunbangunleaves vegetable to increase breast milk production. This study was a Quasy
Experimental Design with a pretest-posttest control group design. The sample in this study was 30 people at the
area of Kaduhejo Health Centre, Pandeglang Regency, Banten who had met the inclusion criteria. The data
collection technique was purposive sampling. The provision of vegetable leaves was given for 14 days with a
dose of 150 grams / day. Data processing was carried out using paired sample test. The results showed that the
bangunbangunleaf vegetable was effective for increasing breast milk production and increasing the weight of
the baby as an outcome with a p-value = 0.000 <0,05. The content of lactagogum in the bangunbangun leave is
believed to have a contribution to the increase in the rate of breast milk secretion. The content of vitamin C acts
as an immunostimulant. This study confirms the effectiveness of giving bangunbangunvegetable leaves to
increase breast milk production.
Keywords:breastmilk,breast milk production, bangun-bangun leaves.
PENDAHULUAN
Berdasarkan data (Riskesdas ,2018) menyatakan bahwa proporsi pola pemberian ASI
pada bayi umur 0-5 bulan di Indonesia sebanyak 37,3% ASI eksklusif, 9,3 % ASI parsial, dan
3,3% ASI pendominan. Menyusui dominan adalah menyusui bayi bayi tapi pernah
memberikan sedikit air atau minuman berbasis air misalnya teh sebagai makana/minuman
prelakteal sebelum ASI keluar. (Kemenkes, 2018)1.
Berdsarkan (Profil Kesehatan Banten 2019)2 di kabupaten Pandeglang Jumlah bayi 0-6
bulan bayi pada tahun 2019 mencapai 11,522 kelahiran sedangkan jumlah bayi 0-6 bulan
yang mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 62.1% atau sebanyak 7,152 dari jumlah 11,522
kelahiran. Hasil dari data terbut dapat dilihat bahwa cakupan ASI Eksklusif masih jauh dari
target dan masih rendah. Prevalensi ASI berdasarkan data dari Kabupaten Pandeglang
cakupan ASI di Puskesmas Kaduhejo pada tahun 2018 sebanyak 49,8% dari 349 jumlah
bayi. Berdasarkan data dari bulan Januari-Juni 2020 yaitu dari 342 jumlah bayi hanya 114
yang mendapatkan ASI secara penuh, melihat data tersebut terjadi penunuran yang drastis.(
Puskesmas Kaduhejo,2020)3.
Produksi ASI yang menurun menyebabkan tingkat pemberian ASI menjadi berkurang
hal ini telah dibuktikan bahwa 64,7% ibu menyusui yang bekerja tidak memberikan ASI
eksklusif. 29,4 % ibu tetap berusaha memproduksi ASI saat bekerja dengan cara memompa
ASI, sedangkan 70,6 % ibu tidak melakukannya dengan alasan malas, takut payudara sakit,
dan belum memahami cara memerah ASI yang benar selain itu banyak faktor yang bisa
mempengaruhi pemberian ASI terhdap bayi baik faktor eksternal dan maupun internal (Kadir,
2014)4. Selain itu kelainan anatomi fisiologi, usia, paritas, dan asupan nutrisi ibu merupakan
faktor internal yang mempengaruhi produksi ASI (Anggraenil, Nurdiati & Padmawati,
2015)5..
Produksi ASI seperti dianggap masalah yang tidak serius, karena apabila produksi ASI
bekurang kebenyakan ibu berpindah dengan menggunakn susu formula dengan begitu
cakupan ASI pada bayi menjadi rendah, sedangkan ASI merupakan makanan pertama dan
terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah, mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Prasetyono, 2009)6.
Penatalaksanaan non farmakologi atau pengobatan tradisional untuk meningkatkan
produksi ASI dalam jangka panjang dan tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya
yaitu salah satunya dengan menggunakan daun bangun-bangun sebagai laktagogum dalam
bentuk olahan secara tradisional, yaitu sebagai sayuran atau sop (Ayu P, 2019)12
. Hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan di Desa Candirejo
Kecamatan Biru – Biru Kab. Deli Serdang Tahun 2018, pada 32 responden dengan 16
kelompok intervensi dan telah membutikan, kelompok intervensi mayoritas responden
memiliki produksi ASI sangat baik (>12 kali/hari) sebanyak 10 orang (31,3%) dengan nilai P
value (0.000). (Ayu P, 2019)12
Salah satu kandungan yang terdapat dalam daun bangun adalah kandungan
laktogagum yang berfungsi meningkatkan laju sekresi dan peningkatan produksi ASI
(Santosa,2005)8. Selain itu daun bangun memiliki kandungan lain seperti antioksidan
immunoglobulin, anti hipertensi, anti radang dan kandungan vitamin C dan Vitamin B12 yang
terdapat dalam daun bangun akan membatu ibu untuk menyukupi kebutuhan nutrisi. (Duke,
2000; Mangkuji B 2018)9.
Dari hasil penelitian dari Tiurlan Farida Hutajulu dan Lukman Junaidi mengatakan
bahwa Daun bangun- bangun mengandung vitamin C, vitamin B1, vitamin B12, beta-karoten,
niasin, karvakrol, kalsium, asal-asam lemak, asam oksalat, dan serat. Daun banun-bangun ini
dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI dan memiliki kandungan gizi yang tinggi,
terutama pada zat besi dan karoten. Dan didaerah batak toba setiap ibu yang melahirkan
diharuskan mengkonsumsi daun bangun-bangun ini sehingga menghasilkan ASI yang
banyak. Jika ibu menyusui mengkonsumsi daun bangun-bangun akan mempengaruhi
terhadap peningkatan kadar mineral ASI seperti: kalium, zat besi, seng dan magnesium dalam
ASI, selain itu juga dapat meningkatkan berat badan bayi (Hutajulu & Junaidi, 2013).
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian sayur
daun bangun-bangun terhdap meningkatkan produksi ASI, sehingga dapat dinilai juga hasil
dari out come dari amgka kenaikan berat badan bayi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan Quasi Eksperimen dengan Pretest and
Posttest with control group desain. Dimana bentuk desain eksperimen ini merupakan
pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini
mempunyai kelompok control, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. (Sugiyono, 2016)10
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang memiliki bayi 0-6 bulan dari
bulan Januari- Juni 2020 tanpa diberikan makanan tambahan apapun di diwilayah Puskesmas
Kaduhejo Kabupaten Pandeglang-Banten yang berjumlah 114 orang. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling, dimana tidak semua sample
memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Dimana menetapkan
pertimbangan-pertimbanagan atau kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sample-
sample yang digunakan yang ada di inklusi dan ibu menyususi memiliki bayi 0-6 bulan
dengan status hanya diberikan ASI saja tanpa diberikan tambahan makanan apapun, namun
apabila yang tidak termasuk kedalam penelitian adalah yang masuk kepada kriteria eksklus.
Sampel pada penelitian ini adalah ibu menyusui yang memiliki bayi 0-6 bulan yang hanya
memberikan ASI saja sebanyak 30 orang yang terdiri dari 15 responden kelompok intervensi
dan 15 responden lainnya kelompok kontrol dengan kriteria inklusi penelitian 1. Ibu yang
hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman tambahan apapun, 2. Bersedia
menjadi responden, 3.Bayi tidak diberikan susu formula selama penelitian, 4.Tidak memiliki
masalah pada putting , 5.Ibu memilki bayi 0-6 bulan.Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling. Pemberian sayur daun bangun-bangun diberikan pada ibu menyusui
selama 14 hari berturut-turut dengan memberikan 150 gram daun bangun-bangun, dengan
dosis 400 ml / 1 cup diberikan pada pagi hari selama 14 hari. Sedangkan pada kelompok
kontrol diberikan susu ultra rasa coklat kemasan 250ml/hari, dan dierikn selama 14 hari.
Peneliti melakukan pengambilan data dengan melakukan wawancara terlebih dahulu.
Pengukuran produksi ASI dilakukan dengan lembar observasi untuk mengukur tingkat
intensitass menyusui pada ibu dari mulai sebelum diberikan intervensi dan selesai pemberian
intervensi serta melakukan penimbangan berat badan pada bayi,. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan uji Paired Simple test pada derajat kepercayaan 95%. P value < 0,05
dinyatakan signifikan. Data dianalisis dengan menggunakan program software SPSS 22.0.
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Bivariat
Tabel.4.5 Uji Efektivitas Pemberian Sayur Daun Bangun-Bangun Terhadap Produksi ASI Dan Berat
Badan Bayi Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pada Kelompok Perlakukan di Wilayah Puskesmas
Kaduhejo Kabupaten
Pandeglang Banten Tahun 2020
Produksi
ASI N Mean Std Sig.2tailed
sebelum 15 2,60 0,632 0,000
sesudah 15 7,80 0,775 0,000
Berat Badan
bayi N Mean Std Sig.2tailed
sebelum 15 609,33 1511,133 0,000
sesudah 15 6443,33 1594374
Berdasarkan data dari tabel didapatkan rata-rata produksi ASI sebelum
diberikan intervensi adalah 2,60 dengan standar deviasi 0,632 dan rata-rata produksi
ASI pada kelompok kontrol 2,00 dengan standar devisiasi 0,655. Pengukuran berat
badan bayi pada kelompok intervensi adalah 6093,3 dengan standar devisiasi 1511,1
Hasil uji statistik didapatkan nilai p Value 0,000, dengan demikian H0 ditolak yang
berarti pemberian sayur daun bangun-bangun efektif untuk meningkatkan produksi ASI
dan nilai Outcome dapat meningkatkan berat badan bayi.
PEMBAHASAN
1. Efektivitas Pemberian Sayur Daun Bangun-Bangun terhadap Produksi ASI Dan
Berat Badan Bayi Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pada Kelompok Perlakukandi
Wilayah Puskesmas Kaduhejo Kabupaten Pandeglang Banten Tahun 2020
Hasil Berdasarkan hasil analisis bivariat dilaporkan bahwa dari 15 responden yang
diberikan sayur daun bangun-bangun selama 14 hari dari total keseluruhan 30 responden
mengalami kenaikan produksi ASI hal ini dapat dibuktikan dengan hasil uji statistik
didapatkan nilai p Value 0,000 <0,05, dengan demikian H0 ditolak yang berarti
pemberian sayur daun bangun-bangun efektif untuk meningkatkan produksi ASI dan
nilai Outcome dapat meningkatkan berat badan bayi.
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa sayur daun bangun mengandung
laktagogum yang sangat dibutuhkan oleh ibu menyusui kandungan laktagogum yang
akan diserap tubuh akan memeprcepat laju sekresi ASI sehingga produksi ASI menjadi
lebih meningkat (Santoso,2005)8.
Air Susu Ibu (ASI) yang diproduksi setelah melahirkan pada hari pertama adalah
berupa kolostrum dengan volume 10 – 100 cc, dan pada hari ke 2 sampai ke 4 akan
meningkat dengan volume sekitar 150 – 300ml/24 jam. Produksi ASI setelah 10 hari dan
seterusnya melahirkan sampai bayi berusia tiga bulan atau disebut dengan ASI matur,
ASI dapat berproduksi sekitar 300 - 800ml/hari, dan ASI akan terus meningkat pada hari
atau minggu seterusnya (Rini Yuli Astutik, 2014)11
Peningkatan produksi ASI setelah diberikan daun bangun-bangun dibuktikan
oleh hasil penelitian (Putri Ayu, 2019)12
yang menyatakan adanya pengaruh peningkatan
produksi ASI setelah diberikan daun bangun-bangun yaitu dari nilai (>12 kali/hari)
sebanyak 10 orang (31,3%) dan minoritas produksi ASI responden baik ( 8-12 kali/hari)
sebanyak 6 orang (18,8%). Dengan dengan hasil uji statistik menunjukkan nilai p=
0,000< 0,05. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna antara sebelum
diberikan sayur daun bangun-bangun dan setelah dilakukan sayur daun bangun-bangun.
Peneliti dapat mengansumsikan bahwa penurunan Produksi ASI pada ibu yaitu dengan
intensitas menyusui.
Hasil penelitian yang didapatkan peneliti juga menemukan rata-rata produksi ASI
sesudah diberikan intervensi adalah 7,80 dengan standar deviasi 0,775 dan rata-rata
produksi ASI pada kelompok kontrol 5,13 dengan standar devisiasi 0,990. Hasil uji
statistik didapatkan nilai p Value 0,000, yang berarti pemberian sayur daun bangun-
bangun efektif untuk meningkatkan produksi ASI dan nilai Outcome dapat meningkatkan
berat badan bayi.
Selama 14 hari penelitian intervensi pemberian sayur daun bangun-bangun
diberikan 1 kali sehari sebanyak 150 gram kepada 30 orang responden. Dengan hasil
setelah diberikan pemberian sayur daun bangun-bangun pada responden intervensi
mengalami peningkatan produk ASI. Sedangkan 15 responden pada kelompok kontrol
yang tidak diberikan sayur, daun bangun-bangun dan hanya diberikan susu ultra rasa
coklat dengan kemasan 250 ml/hari dan tidak ada peningkatan produksi ASI.
Penelitian ini sejalan dengan penelitan sebelumnya yang dilakukan oleh (B
Lovita, 2018)13
tentang pengaruh seduhan teh daun jinten/bangun-bangun di Desa
Selayang Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
yang dilakukan kepada 20 responden dengan menunjukkan bahwa hasil perhitungan
diperoleh nilai rata-rata pengukuran berat badan 400 dan nilai rata-rata pengukuran berat
badan responden sedangkan tanpa diberi daun bangun-bangun 180. Terjadi perubahan
nilai rata-rata pengukura p value = 0,000 (p value < 0,05) sehingga H0 ditolak, artinya
terdapat perbedaan yang signifikan, sehingga ada pengaruh daunbangun-bangun terhadap
produksi ASI di desa Selayang Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kecamatan Selesai
Kabupaten Langkat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mengkonsumsi sayur
daun bangun-bangun yang memiliki kandungan mengandung minyak atsiri (0,043% pada
daun segar atau 0,2% pada daun kering). Minyak atsiri dari daun Bangun-bangun selain
berdaya antiseptika ternyata juga mempunyai aktivitas tinggi melawan infeksi cacing ,
vitamin C, vitamin B1, vitamin B12, beta karotin, niasin, karvakrol, kalsium, asam-asam
lemak, asam oksalat, dan serat. Senyawa-senyawa tersebut berpotensi terhadap
bermacam-macam aktivitas biologik, misalnya antioksidan, diuretik, analgesik,
mencegah kanker, antitumor, antivertigo, immunostimulan, antiradang, antiinfertilitas,
hipokolesterolemik, hipotensif, serta memiliki kandungan laktogagum yang berfungsi
meningkatkan laju sekresi dan peningkatan produksi ASI sehingga intensitas menyusi
menjadi lebih meningkat.
Menurut asumsi peneliti mengkonsumsi sayur daun bangun dapat meningkatkan
produksi ASI apabila dikonsumsi secara secara konsisten selama 14 hari dengan dosis
yang sama yaitu 150 gram/hari sehingga ada peningktan produksi ASI dari sebelumnya.
Menurut peneliti meskipun pada kelompok kontrol tidak diberikan intervensi berupa
sayur daun bangun sebagian produksi ASI menjadi meningkat karena responden
mengkonsumsi banyak sayuran dan buah yang banyak mengandung vitamin dan serat
sehingga cukup mengandung gizi yang diperlukan, istirahat yang cukup serta tidak
menggunakan alat kontrasepsi yang dapat menghambat laju produksi ASI
KESIMPULAN
Hasil yang didapatkan pada kelompok intervensi mengalami peningkatan produksi ASI
dengan nilai rata-rata 2,60 meingkat menjadi 7,80. Hasil uji analisis bivariat menunjukan
nilai p-Value 0,000 < 0,05 sehingga Peneliti mengkonfirmasi bahwa sayur daun bangun
efektif untuk meningkatkan produksi ASI dan dapat meningkatkan berat badan bayi sebagai
hasil dari outcome pada produksi ASI yang meningkat. Sehingga pemberian sayur daun
bangun-bangun dapat dinilai efektif untuk meningkatkatkan produksi ASI sehingga dengan
produksi ASI yang meningkat maka intesitas menyusui akan ikut meningkat sehingga
menghasilkan peningkatan berat badan bayi yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan RI. Infodatin ASI . Pusat Data dan Informasi RI 2018 Agustus
1-7; Hal 3-4
2. Dinas Kesehatan Provinsi Banten. Presentasi Bayi yang Mandapat ASI Eksklusif Pofil
kesehatan Povisnsi Banten 2019 Maret 05 ; hal 46
3. Puskesmas Kaduhejo . (2020). Data ASI Eksklusif di Wilayah Kecamatan Kaduhejo.
Pandeglang: Puskesmas Kaduhej
4. Kadir,N.A. Menelusuri Akar Maslah Rendahnya Persentase Pemberian ASI Eksklusif di
Indonesia. Jurnal Al-Hikmah. 2014 Maret 24 ; vol XV(1):106-110
5. Anggraenil,Nurdianti, Padmawati. Keberhasilan Ibu Bekerja Meberikan ASI Eksklusif.
Jurnal Gizi dan Dietik Indonesia. 2015 Mei ; Vol.III(2):69-76
6. Prasetyono, DS. 2009, Buku pintar ASI eksklusif: pengenalan, praktik, dan kemanfaatan-
kemanfaatannya, DIVA Press, Yogyakarta.
7. SD Rumetor 2008. Suplementasi Daun Bangun–Bangun (Coleus amboinicus Lour) dan
Zinc Vitamin E untuk Memperbaiki Metabolisme dan Produksi Susu Kambing Peranakan
Etawah.Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 2008;Vol.13(3): 2-8
8. Santosa CM , Hertiani T. Kandungan senyawa kimia dan efek ekstrak air Daun Bangun-
bangun (Coleus amboinicus,L.) pada aktivitas fagositosis netrofil tikus putih (Rattus
norvegicus. Jurnal Majalah Farmasi Indonesia. 2005; Vol 16(3):141-148.
9. B Mangkuji . Pengaruh Seduhan Teh Daun Bangun-Bangun Terhadap Produksi Asi Di
Desa Selayang Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kecamatan Selesai Kabupaten
Langkat Tahun 2018.Jurnal Ilmiah PANMED. 2018:Vol13(1):18
10. Prof.Dr.Sugiyono, 2016 Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
11. Astutik RY, S.M. 2014. Payudara dan Laktasi. Jakarta: Salemba
12. Ayu P. 2019 Pengaruh Pemberian Daun Bangun – Bangun (Coleus Ambonicus Lour )
Terhadap Produksi Asi Di Desa Candirejo Kecamatan Biru – Biru Kab. Deli Serdang
Tahun 2018. Jurnal Kebidanan Kestra (JKK);Vol.I(2):1-6
13. B Lovita. Pengaruh Seduhan Teh Daun Bangun-Bangun Terhadap Produksi Asi Di Desa
Selayang Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Tahun 2018. Jurnal Ilmiah PANNMED 2018 Agustus ;Vol. XIII(1):17-18
14. Hutajulu, tiurlan farida, & junaidi, lukman. Uji Organoleptik Modifikasi Gizi Biskuit
Tepung Kacang Hijau Dan Daun Bangun Bangun Sebagai Makanan Tambahan Ibu
Menyusui 2019. 3235-9132-1-PB.pdf. Jurnal Riset Industri 2019;Vol VII(1), 15–24.