pendahuluanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/jurnal dele.docx · web viewpenelitian ini bertujuan...

12
UJI AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN BANGUN-BANGUN (Coleus amboinicus Lour) PADA MENCIT (Mus musculus) Delefrida Sirait 1) , E.Mulyati Effendy 2) , dan Yulianita 3) 1,3) Program Studi Farmasi – Fakultas MIPA – Universitas Pakuan 2) Program Studi Biologi – Fakultas MIPA – Universitas Pakuan ABSTRAK Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, nyeri dapat dihalau atau dikurangi dengan pemberian zat-zat penghilang rasa nyeri (analgetika) tanpa menghilangkan kesadaran. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis ekstrak daun bangun-bangun yang paling efektif dan menentukan durasi waktu dengan aktivitas analgesik tertinggi dari ekstrak daun bangun-bangun pada hewan uji mencit. Metode pengujian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Hot Plate. Penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dan 5 kali pengulangan, terdiri dari (kontrol negatif) CMC-Na 0,5% dosis 0,2 mL, (kontrol positif) Asam Mefenamat dosis 1,3 mg/20g BB, (dosis I) ekstrak daun bangun-bangun dosis 14,90 mg/20g BB, (dosis II) ekstrak daun bangun-bangun dosis 29,8 mg/20g BB, dan (dosis III) ekstrak daun bangun-bangun dosis 59,6 mg/20g BB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kering daun bangun-bangun dosis 59,6 mg/20g BB (dosis III) memiliki aktivitas analgesik terbaik dengan durasi aktivitas analgesik tertinggi pada rentang waktu 56,20 detik dan memberikan aktivitas relatif sama dengan kontrol positif (K +) obat analgesika sintetik Asam Mefenamat dosis 1,3 mg/20g BB, dengan rentang waktu 61,22 detik pada hewan uji mencit (Mus musculus). Kata kunci : daun bangun-bangun, dekok, nyeri, analgetika. ABSTRACT Pain is an uncomfortable sensory and emotional feeling, pain can be dispelled or reduced by consuming painkillers (analgesic) without losing consciousness. The aim of this study is to determine the most effective dose and to determine the duration of time with the highest analgesic activity of bangun-bangun leaf extract in mice. The method that is used in this research is Hot Plate method. The study was divided into 5 treatment groups and 5 repetitions, consisting of (negative control) CMC-Na 0.5% dose 0.2 mL, (positive control) Mefenamic acid dose 1.3 mg/20g BB, (dose I) bangun-bangun leaf extract

Upload: phunghanh

Post on 25-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUANperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL DELE.docx · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis ekstrak daun bangun-bangun yang paling efektif dan menentukan

UJI AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN BANGUN-BANGUN (Coleus amboinicus Lour) PADA MENCIT (Mus musculus)

Delefrida Sirait1), E.Mulyati Effendy2), dan Yulianita3)

1,3)Program Studi Farmasi – Fakultas MIPA – Universitas Pakuan2)Program Studi Biologi – Fakultas MIPA – Universitas Pakuan

ABSTRAKNyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, nyeri dapat dihalau

atau dikurangi dengan pemberian zat-zat penghilang rasa nyeri (analgetika) tanpa menghilangkan kesadaran. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis ekstrak daun bangun-bangun yang paling efektif dan menentukan durasi waktu dengan aktivitas analgesik tertinggi dari ekstrak daun bangun-bangun pada hewan uji mencit. Metode pengujian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Hot Plate. Penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dan 5 kali pengulangan, terdiri dari (kontrol negatif) CMC-Na 0,5% dosis 0,2 mL, (kontrol positif) Asam Mefenamat dosis 1,3 mg/20g BB, (dosis I) ekstrak daun bangun-bangun dosis 14,90 mg/20g BB, (dosis II) ekstrak daun bangun-bangun dosis 29,8 mg/20g BB, dan (dosis III) ekstrak daun bangun-bangun dosis 59,6 mg/20g BB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kering daun bangun-bangun dosis 59,6 mg/20g BB (dosis III) memiliki aktivitas analgesik terbaik dengan durasi aktivitas analgesik tertinggi pada rentang waktu 56,20 detik dan memberikan aktivitas relatif sama dengan kontrol positif (K +) obat analgesika sintetik Asam Mefenamat dosis 1,3 mg/20g BB, dengan rentang waktu 61,22 detik pada hewan uji mencit (Mus musculus).Kata kunci : daun bangun-bangun, dekok, nyeri, analgetika.

ABSTRACTPain is an uncomfortable sensory and emotional feeling, pain can be dispelled or

reduced by consuming painkillers (analgesic) without losing consciousness. The aim of this study is to determine the most effective dose and to determine the duration of time with the highest analgesic activity of bangun-bangun leaf extract in mice. The method that is used in this research is Hot Plate method. The study was divided into 5 treatment groups and 5 repetitions, consisting of (negative control) CMC-Na 0.5% dose 0.2 mL, (positive control) Mefenamic acid dose 1.3 mg/20g BB, (dose I) bangun-bangun leaf extract dose 14,90 mg/20g BB, (dose II) bangun-bangun leaf extract dose 29,8 mg/20g BB, and (dose III) bangun-bangun leaf extract dose 59,6 mg/20g BB.The results showed that dry leaves extract of bangun-bangun dose of 59.6 mg/20g BB (dose III) had the best analgesic activity with the highest duration of analgesic activity in the time span of 56.20 seconds and gave relatively the same activity as the positive control (K+) synthetic analgesic drug Mefenamat acid dose 1.3 mg/20g BB, with a time span of 61.22 seconds in mice (Mus musculus).Key words: Bangun-bangun leaves, dekok, pain, analgesic.

Page 2: PENDAHULUANperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL DELE.docx · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis ekstrak daun bangun-bangun yang paling efektif dan menentukan

PENDAHULUANMenurut masyarakat batak di

Sumatera Utara, daun bangun-bangun diyakini berkhasiat sebagai laktagogum, selain itu daun bangun-bangun juga berkhasiat sebagai pembersih rahim ibu yang baru melahirkan (uterine cleansing agent), penambah tenaga (tonikum), pengurang rasa nyeri (analgesik), penawar racun (antimikroba/antibakteri), sariawan dan batuk (Damanik et al., 2001). Daun bangun-bangun memiliki kandungan zat gizi mikro seperti magnesium, zat besi, zink, kalsium, α-tocopherol, dan β-karoten, minyak atsiri antara lain fenol, karvakrol, isopropil okresol dan sineol serta zat aktif seperti flavonoid dan glikosida (Batubara et al., 2004).

Kandungan zat aktif flavonoid pada daun bangun-bangun dapat berkhasiat sebagai pengurang rasa nyeri. Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan. Nyeri merupakan suatu perasaan subjektif pribadi, ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. Rasa nyeri merupakan suatu gejala yang berfungsiuntuk melindungi tubuh. Nyeri dapat dihalau atau dikurangi dengan pemberian zat-zat penghilang rasa nyeri (analgetika) tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay & Rahardja, 2002).

Jumlah daun bangun-bangun yang digunakan dalam pembuatan minuman adalah sebanyak 10 g daun segar yang setara dengan 750 mg berat kering. Pada penelitian yang dilakukan oleh Devi (2010) diketahui bahwa pemberian kapsul yang berisi 750 mg daun bangun-bangun kering dapat mengurangi keluhan-keluhan pada sindrom pramenstruasi. Secara khasiat dengan dosis empiris, peranan daun bangun-bangun untuk mengurangi gejala sindrom pramenstruasi sudah terbukti (Devi et al., 2010)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Rikkit (2017) dimana hasil rendemen ekstrak dekok daun bangun-bangun adalah 15,29%. Pada penelitian yang dilakukan oleh Devi (2010) daun

bangun-bangun dapat digunakan sebagai pereda nyeri pada pramenstruasi dengan diketahui dosis empirisnya. Berdasarkan hasil tersebut penulis tertarik untuk melakukan pengujian lanjutan dari ekstrak kering daun bangun-bangun secara pra-klinis dengan formulasi dosis yang sama untuk membuktikan apakah benar adanya bahwa ekstrak kering dekok daun bangun-bangun dapat memberikan efek analgesik pada hewan uji mencit .

Pengujian dilakukan terhadap mencit putih jantan (Mus musculus) karena mencit memiliki banyak keunggulan sebagai hewan percobaan yaitu siklus hidup yang relatif pendek, variasi sifat-sifatnya tinggi dan mudah dalam penanganannya. Berat badan bervariasi, tetapi umumnya pada umur empat minggu berat badan mencapai 18-20 g. Mencit jantan dewasa memiliki berat 20-40 g (Fransius, 2008).

METODE PENELITIANWaktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2017-Januari 2018 bertempat di Laboratorium Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor.

Alat dan Bahan PenelitianAlat yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain: pengayak (mesh 30), oven, timbangan digital (AND G-120®), kompor, tanur (Ney®), Moisture Balance (AND MX 50®), corong, Dryer (Ogawa®), hot plate, alat suntik, kandang mencit, stopwatch, tempat makan dan minum mencit, dan alat gelas laboratorium lainnya.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplisia kering daun bangun-bangun (Coleus amboinicus Lour.) yang diperoleh dari Pasar Tarutung-Sumatera Utara. Hewan uji mencit putih jantan (Mus musculus) sebanyak 30 ekor. Pelarut dan pereaksi yang digunakan pada penelitian ini meliputi Aquadestilata, Asam Mefenamat, Asam Klorida 2N, Asam Klorida Pekat, Asam galat, Besi (III) Klorida Etanol 96%, Bouchardat, dan

Page 3: PENDAHULUANperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL DELE.docx · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis ekstrak daun bangun-bangun yang paling efektif dan menentukan

Dragendorff, Gelatin 1%, Natrium klorida 10%, Natrium Asetat 1M, Metanol, Mencit (Mus musculus), Serbuk Magnesium, Pereaksi Mayer, Natrium Karbonat7,5%.

Pembuatan Serbuk Simplisia Bahan yang digunakan pada

penelitian ini adalah simplisia kering daun bangun-bangun yang diperoleh dari Pasar Tarutung, Sumatera Utara. Daun bangun-bangun diperoleh dari Sumatera Utara yang sudah dalam bentuk simplisia kering, kemudian dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung pada pagi hari sebelum jam 10 pagi dan sore hari setelah jam 3 sore lalu disortasi kering untuk pemisahan dari pengotor kemudian digrinder dan diayak menggunakan mesh 30. Serbuk simplisia ditimbang untuk mendapatkan bobot akhir simplisia, disimpan dalam wadah tertutup rapat, kering dan bersih (Rikkit, 2017).

Pembuatan Ekstrak Kering Ekstrak dibuat dengan menggunakan

metode Dekoks. Serbuk simplisia daun bangun-bangun sebanyak 1000 g dimasukkan ke dalam panci dengan aquadestilata 5000 mL (1:5). Kemudian dipanaskan di atas penangas air selama 30 menit terhitung mulai suhu mencapai 90oC sambil sesekali diaduk. Saring dalam keadaan hangat menggunakan kain batis, ditambahkan air panas secukupnya untuk ampas sisa penyaringan hingga diperoleh volume ekstrak yang dikehendaki. Lakukan proses ekstraksi sebanyak empat kali hingga diperoleh ekstrak yang diperlukan. Ekstrak cair yang diperoleh kemudian dipekatkan dan dikeringkan dengan vacuum dryer sehingga diperoleh ekstrak kering daun bangun-bangun. Karakterisasi ekstrak kering daun bangun-bangun meliputi uji kadar abu, kadar air, dan perhitungan rendemen ekstrak kering (Rikkit, 2017).

Uji Fitokimia Uji Fitokimia pada ekstrak meliputi

identifikasi flavonoid, tanin, saponin dan alkaloid secara kualitatif. Terlebih dahulu dibuat larutan pereaksi untuk senyawa-

senyawa flavonoid, tanin, saponin dan alkaloid.

Pembuatan Sediaan PemandingSediaan Kontrol Negatif (K-) CMC-Na 0,5%

Lumpang dipanaskan menggunakan air panas, dimasukkan 0,5 g CMC-Na, dikembangkan dengan menggunakan aquades sebanyak 30 kali berat CMC-Na pada lumpang selama 30 menit hingga terbentuk mucilago. Setelah didapat massa yang halus dan homogen, dimasukkan gelas ukur 100 mL, sisa dalam lumpang ditambahkan aquades panas digerus homogen, dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 mL, dilakukan hingga lumpang bersih (Anief, 1987).Sediaan Positif (K+) Asam Mefenamat

Lumpang dipanaskan menggunakan air panas, dimasukkan beberapa ml sediaan CMC-Na 0,5%, ditambahkan Asam Mefenamat sebanyak 500 mg/Kg BB dan digerus dan dihomogen, dimasukkan ke labu ukur 100 mL. Sisa dalam lumpang digerus dengan sediaan CMC-Na 0,5%, dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 mL, dilakukan hingga lumpang bersih. Setelah itu labu ukur ditambahkan CMC-Na 0,5% sampai batas 100 mL (Anief, 1987).

Persiapan Hewan UjiSebelum pengujian hewan uji

terlebih dahulu ditimbang dan dihitung kehomogenannya berdasarkan bobot badan dengan cara menghitung coefisien variasi (CV). Bila coefisien variasi antara 10-15 % dapat dinyatakan relatif homogen, kemudian hewan uji diaklimatisasi selama 7 hari dikandang hewan, agar beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Hewan uji diberikan pakan dan minum secara ad libitum. Pengamatan terhadap keadaan umum hewan uji, meliputi berat dan keadaan fisiknya. Mencit yang dinyatakan sehat dikelompokkan secara acak dengan jumlah lima ekor untuk tiap kelompok, sebagai ulangan. Jumlah mencit yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 25 ekor mencit jantan dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dan 5 mencit per

Page 4: PENDAHULUANperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL DELE.docx · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis ekstrak daun bangun-bangun yang paling efektif dan menentukan

kelompok sebagai ulangan. Masing-masing kelompok mendapat perlakuan ekstrak kering bangun-bangun untuk diuji aktivitas analgesiknya pada mencit. Perhitungan dosis dihitung dari rendemen ekstrak kering daun bangun-bangun.

Uji Aktivitas Analgesik Metode Hot Plate1. Perlakuan yang diberikan ada 5

perlakuan dosis yang masing-masing perlakuan terdiri dari 5 ekor mencit sebagai ulangan.

2. Pemberian zat uji dilakukan secara oral dengan menggunakan alat jarum sonde. Mencit terlebih dahulu dipuasakan selama 18 jam untuk mempercepat waktu penyerapan obat (Paramitha, 2013).

3. Pengujian analgesik menggunakan metode hot plate dengan temperatur konstan 55 ± 1oC (Gupta et al., 2003). Dilakukan uji analgesik awal dengan mencatat waktu mencit hingga memberikan respon berupa mengangkat/menjilat kaki atau melompat dengan menggunakan stopwatch.

4. Setelah uji analgesik awal, mencit diistirahatkan selama 30 menit sebelum mendapatkan perlakuan. Masing-masing kelompok mendapat perlakuan sebagai berikut:a. Kelompok I sebagai ( K(-)) yaitu

pemberian CMC-Na 0,5% dosis 0,2 mL

b. Kelompok II sebagai ( K(+)) yaitu pemberian Asam Mefenamat dosis 1,3 mg/20g BB yang dilarutkan dalam CMC-Na 0,5%.

c. Kelompok III diberi ekstrak daun bangun-bangun dosis 14,90 mg/20g BB yang dilarutkan terlebih dahulu dengan CMC-Na 0,5%.

d. Kelompok IV diberi ekstrak daun bangun-bangun dosis 29,8 mg/20g BB yang dilarutkan terlebih dahulu dengan CMC-Na 0,5%.

e. Kelompok V diberi ekstrak daun bangun-bangun dosis 59,6 mg/20g

BB yang dilarutkan terlebih dahulu dengan CMC-Na 0,5%.

5. Setelah perlakuan pemberian zat uji mencit diistirahatkan selama ± 15 menit untuk proses distribusi obat ke dalam tubuh (Turner, 1965 ; Sumardiyanta, 1999)

6. Setelah istirahat selama 15 menit, mencit dilakukan uji analgesik diatas hot plate dengan temperatur konstan 55 ± 1oC untuk setiap 5 kelompok mencit. Pengamatan respon diamati dan dicatat waktu hingga mencit memberikan respon berupa mengangkat/menjilat kaki atau melompat.

7. Jika pengamatan selesai, pengumpulan data dilakukan dan diolah dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASANObjek penelitian yang digunakan

pada penelitian ini adalah simplisia kering daun bangun-bangun sebanyak 40 kg yang diperoleh dari Pasar Tarutung, Sumatera Utara. Hasil rendemen serbuk simplisia daun bangun-bangun yang diperoleh adalah 10,01%, sehingga diperoleh susut pengeringan serbuk simplisia daun bangun-bangun berkisar 89,99%.

Gambar 1. Serbuk Simplisia Daun Bangun-bangun

Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekok karena salah satu keuntungan dari ekstraksi ini adalah proses ekstraksi dapat dilakuan dengan jumlah simplisia yang cukup banyak dengan waktu yang relatif cepat sehingga memudahkan proses penyarian. Ekstrak kering daun bangun-bangun yang diperoleh sebanyak 535,49 g, sehingga rendemen ekstrak kering yang dihasilkan 15,29%.

Page 5: PENDAHULUANperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL DELE.docx · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis ekstrak daun bangun-bangun yang paling efektif dan menentukan

Gambar 2. Ekstrak Kering Daun Bangun-bangun

Hasil Uji FitokimiaHasil uji fitokimia yang telah

dilakukan diperoleh hasil ekstrak daun bangun-bangun mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin dan tannin. Hasil uji fitokimia sama dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ekstrak daun bangun-bangun mengandung saponin, tanin, flavonoid dan alkaloid (Annisa, 2015).

Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Kering Daun Bangun-bangun

Senyawa Kimia KesimpulanFlavonoid +

Tanin +Saponin +Alkaloid +

Keterangan : - = Tidak mengandung senyawa tersebut+ = Mengandung senyawa tersebut

Hasil Uji Aktivitas AnalgesikSebelum melakukan perlakuan

hewan uji mencit diaklimatisasi selama 14 hari yang bertujuan hewan uji dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Hasil aklimatisasi yang telah dilakukan selama 14 hari memiliki nilai Coefisien Variasi sebesar 10,10% dan disimpulkan bahwa hewan uji dapat dinyatakan homogen.

Hasil pengamatan aktivitas analgesik selisih waktu (durasi) diperoleh dari nilai rata-rata waktu sesudah perlakuan dikurangi nilai rata-rata sebelum perlakuan. Dapat dilihat pada Lampiran 9. Dari hasil tersebut diperoleh selisih waktu (durasi) tertinggi terlihat pada kontrol positif (K+) obat sintetik Asam Mefenamat 51,71 detik. Asam Mefenamat bekerja dengan cara menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga memberikan efek analgesik. Pada sediaan ekstrak yang memiliki selisih waktu (durasi) tertinggi terlihat pada dosis 59,6 mg/20g BB yang memberikan aktivitas farmakologi relatif sama dengan obat sintetik 48,81 detik. Hal ini dikarenakan konsentrasi/jumlah obat mencapai reseptor dapat dikatakan memenuhi dosis dalam tubuh.

waktu tertinggi aktivitas analgesik0

10

20

30

40

50

60

Kontrol Negatif; 6,56

Kontrol Positif; 51,31

Dosis 1; 19,28

Dosis 2; 25,69

Dosis 3; 48,81

Wak

tu (d

etik)

Gambar 3. Histogram Waktu Tertinggi Aktivitas Analgesik Ekstrak Kering Daun Bangun-bangun

Selisih waktu analgesik disajikan pula pada Tabel 2 yang memperlihatkan

hasil nilai selisih waktu yang diikuti huruf superskrip. Data hasil aktivitas analgesik

Page 6: PENDAHULUANperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL DELE.docx · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis ekstrak daun bangun-bangun yang paling efektif dan menentukan

dianalisis menggunakan aplikasi SPSS 17.0 untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang bermakna antara aktivitas analgesika kelompok senyawa uji ekstrak daun bangun-bangun dibandingkan dengan kelompok kontrol CMC-Na, dan kelompok pembanding Asam Mefenamat terhadap panas dengan cara diberikan rangsangan panas pada metode Hot Plate. Nilai selisih waktu merupakan nilai yang dimasukkan ke dalam uji ANOVA dan dilakukan uji lanjut Duncan. Dari hasil uji statistik

menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun bangun-bangun sangat nyata pengaruhnya sebagai analgesik (P<0,01). Setelah diuji lanjut Duncan menunjukkan bahwa semua perlakuan sangat berbeda nyata dengan kontrol negatif dan pemberian ekstrak kering daun bangun-bangun dosis 59,6 mg/20g BB menunjukkan pengaruh yang paling efektif sebagai analgesik dan relatif sama pengaruhnya dengan Asam Mefenamat sebagai kontrol positif (K+).

Tabel 2. Hasil Aktivitas Analgesik Ekstrak Kering Daun Bangun-bangun (Coleus amboinicus L.) pada Mencit (Mus musculus).

PerlakuanRataan Waktu Sebelum

Perlakuan (detik)Rataan Waktu Sesudah

Perlakuan (detik)Selisih Waktu

(detik)(K -) 7,81 14,37 6,56a

(K +) 9.51 61,22 51,71d

(D1) 9,97 29,19 19,21b

(D2) 7,45 33,54 25,09c

(D3) 7,39 56,20 48,81d

Keterangan : Angka yang diikuti huruf superkrip yang tidak sama pada baris atau kolom menunjukkan pengaruh yang sangat nyata sebagai analgesik (P<0,01) antar perlakuan.

Lamanya durasi efek farmakologi tergantung pada lamanya obat di dalam reseptor. Pada penelitian uji analgesik, penyerapan obat dalam tubuh hingga pengujian analgesika diberi waktu distribusi obat kedalam tubuh selama ± 15 menit hal ini karenakan faktor perbedaan spesies antara manusia dan mencit yakni perbedaan metabolise mencit dan manusia (Turner, 1965 ; Sumardiyanta, 1999). Dalam waktu yang begitu singkat saja dapat memberikan efek farmakologi yang dapat dinyatakan cukup baik. Pemberian ekstrak kering daun bangun-bangun yang memiliki kandungan senyawa flavonoid dan alkaloid. Flavonoid bekerja sebagai analgesik dengan cara menghambat enzim siklooksigenase dan lipoksigenase sehingga mencegah sintesis prostaglandin dan menanggulangi peradangan dan anti nyeri (Lenny, 2006). Alkoloid menghambat peradangan dan mempercepat penyembuhan dan mengatur pertumbuhan sel normal (Setya & Samara, 2016). Melihat banyak faktor yang dapat

mempengaruhi, dapat disimpulkan bahwa adanya spesifitas individual terhadap induksi nyeri yang diberikan dan respon mencit terhadap pemberian obat dan ekstrak pun berbeda-beda, sehingga hasil data pengamatan berbeda-beda setiap mencit walaupun dalam kelompok perlakuan yang sama, namun pada keselurahan rata-rata hasil pengamatan menunjukan respon sesuai dengan yang diharapkan dari masing-masing kelompok.

KESIMPULAN DAN SARAN1. Ekstrak kering daun bangun-bangun

dosis 59,6 mg/20g BB (D3) memiliki aktivitas analgesik terbaik dan memberikan aktivitas relatif sama dengan kontrol positif (K +) pada hewan uji mencit (Mus musculus)

2. Ekstrak kering daun bangun-bangun dosis 59,6 mg/20g BB (D3) menunjukkan hasil durasi aktivitas analgesik tertinggi pada rentang waktu 56,20 detik tidak berbeda nyata dengan kontrol positif obat analgesika sintetik

Page 7: PENDAHULUANperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL DELE.docx · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis ekstrak daun bangun-bangun yang paling efektif dan menentukan

Asam Mefenamat dosis 1,3 mg/20g BB, dengan rentang waktu 61,22 detik.

SaranPenelitian ini perlu dilanjutkan

dengan membuat sediaan farmasetika seperti sediaan tablet.

DAFTAR PUSTAKA

Annisa N, Muslim. 2015. Analisis Fitokimia Simplisia Daun Jinten (Coleus amboinicus Lour.) Pada Tempat Tumbuh Yang Berbeda. Departemen Konservasi Sumber daya Hutan Dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Bogor : Institut Pertanian Bogor

Batubara, I., V. Mirtaningtyas., A. Setyawan., A. Haryati dan I. Nurmala. 2004. Angka Unsur-unsur penting (P, K, Ca, Mg dan Fe) flavonoid daun torbangun (Coleus amboinicus Lour) sebagai gambaran daun torbangun dalam kesehatan masyarakat. Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB.

Damanik, R., N. Damanik., Z. Daulay., R. Saragih.2001. Consumption of Bangun-bangun leaves (Coleus amboinicus Lour) to increase breast milk production among Bataknese women in North Sumatera Island, Indonesia. Asia Pac J Clin Nutr; 10(4): S67.

Devi, M., H. Syarief., R. Danamik., A. Sulaeman., B. Setiawan., R. Dewi. 2010. Suplementasi Kapsul Serbuk Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) untuk Menanggulangi Keluhan Sindrom Pramenstruasi pada Remaja Putri. Disertasi Sekolah Pasca Sarjana. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Fransius, P.S., Mangaratua. 2008. Penampilan Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang Diberi Daun Torbangun Kering. Program Studi Teknologi Produksi Ternak Fakultas

Peternakan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Gupta, M., U.K. Mazumder., R.S. Kumar dan T.S. Kumar. 2003. Studies on Anti-inflammatory, Analgesic and Antipyretic Properties of Methanol Extract of Caesalpinia bonducella leaves in Experimental Animal Models. Iranian J. Pharmacology & Therapeutics. Calcutta, India: Razi Institute for Drug Research.

Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoida Fenilpropanoida dan Alkaloida. Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara: Medan.

Paramitha, I. 2013. Efek Analgetik Ekstrak Air Tempuyung (Sonchus arvensis L.) pada Mencit Dengan Metode Geliat. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rikkit. 2017. Formulasi Sediaan Tablet Dan Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak Daun Bangun-bangun (Coleus amboinicus L.). Skripsi. FMIPA Farmasi. Bogor: Universitas Pakuan.

Setya, S.C dan Jusa Samara B. 2016. Uji Perbandingan Efektivitas Analgesik Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) dengan Asam Mefenamat pada Mencit. Jurnal Farmakologi. Cirebon: Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati.

Sumardiyanta, E. 1999. Efek Analgetik Infus Umbi Teki Pada Mencit. Skripsi. Yogyakarta: FKH UGM.

Turner, R.A. 1965. Screening Methods in Pharmacology. New York: Academic Press.

Wilmana, P.F., S. Gan. 2007. Analgesik – Antipiretik Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid & Obat Gangguan Sendi lainnya. Farmakologi & Terapi. Edisi V. Jakarta: Bagian Farmakologi Falkultas Kedokteran

Page 8: PENDAHULUANperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/JURNAL DELE.docx · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis ekstrak daun bangun-bangun yang paling efektif dan menentukan

Universitas Indonesia. Hal: 47, 225, 226.