efektivitas pembelajaran eksperimen terhadap hasil...

191
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR, PEMAHAMAN KONSEP, DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN GERAK HARMONIK SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016-2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh: POLYSCARPUS FEBRI HARYONO NIM: 131424051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN EKSPERIMEN TERHADAP HASIL

    BELAJAR, PEMAHAMAN KONSEP, DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X

    SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN GERAK

    HARMONIK SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016-2017

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Fisika

    Oleh:

    POLYSCARPUS FEBRI HARYONO

    NIM: 131424051

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN EKSPERIMEN TERHADAP HASIL

    BELAJAR, PEMAHAMAN KONSEP, DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X

    SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN GERAK

    HARMONIK SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016-2017

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Fisika

    Oleh:

    POLYSCARPUS FEBRI HARYONO

    NIM: 131424051

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    SKRIPSI

    EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN EKSPERIMEN TERHADAP HASIL

    BELAJAR, PEMAHAMAN KONSEP, DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X

    SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN GERAK

    HARMONIK SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016-2017

    Oleh:

    Polyscarpus Febri Haryono

    131424051

    Telah disetujui oleh:

    Dosen pembimbing

    Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. Yogyakarta,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    SKRIPSI

    EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN EKSPERIMEN TERHADAP HASIL

    BELAJAR, PEMAHAMAN KONSEP, DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X

    SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN GERAK

    HARMONIK SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016-2017

    Oleh:

    Polyscarpus Febri Haryono

    NIM: 131424051

    Telah dipertahankan di depan penguji

    Pada tanggal 24 Agustus 2017

    Dan dinyatakan memenuhi syarat

    Susunan Panitia Penguji

    Nama Lengkap Tanda Tangan

    Ketua : Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. ………………

    Sekretaris : Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S. ………………

    Anggota : Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. ………………

    Anggota : Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. ………………

    Anggota : Drs. Domi Severinus, M.Si. ………………

    Yogyakarta, 24 Agustus 2017

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sanata Dharma

    Dekan,

    Rohandi, Ph,D.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    “Apapun yang terjadi dalam perjalanan hidup apakah hal itu membuat bahagia, marah, dan

    sedih. Selesaikan apa yang telah diimpikan, direncanakan, dan dimulai”

    “saya yakin dan percaya bahwa ketika Tuhan menempatkan saya di awal perjalanan ini, Dia

    jugalah yang akan menuntun saya hingga ke akhirnya. Saya yakin bahwa Dia tidak akan

    membawa saya sejauh ini hanya untuk kegagalan”

    (St. Saturninus Adven Yora Dinata)

    Karya ini saya persembahkan kepada:

    1. Sang pembuat Karya terbesar dalam hidup saya, Tuhan Yesus

    2. Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

    3. Keluarga

    Ayah dan ibu tercinta, Bapak Yohanes Sukiyo dan Ibu Yuliana Darsinem, ke

    dua kakakku Fransisca Ernawati dan Maria Magdalena Minarti.

    4. Teman-teman pendidikan Fisika angkatan 2013 yang selalu berbagi suka dan

    duka.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

    tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

    dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 24 Agustus 2017

    Penulis

    Polyscarpus Febri Haryono

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Polyscarpus Febri Haryono

    NIM : 131424051

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

    EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN EKSPERIMEN TERHADAP HASIL

    BELAJAR, PEMAHAMAN KONSEP, DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X

    SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN GERAK

    HARMONIK SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016-2017

    Dengan demikian, saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata

    Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam

    bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

    internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada

    saya maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

    saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal: 24 Agustus 2017

    Yang menyatakan

    Polyscarpus Febri Haryono

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRAK

    Haryono, Polyscarpus Febri. 2017. Efektivitas Pembelajaran Eksperimen terhadap

    hasil belajar, pemahaman konsep, dan keaktifan siswa Kelas X SMA Negeri 2

    Yogyakarta Pada Pokok Bahasan Gerak Harmonik Sederhana Tahun

    Ajaran 2016-2017. Skripsi. Yogyakrta: Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan Dan ilmu

    Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas

    pembelajaran eksperimen terhadap prestasi belajar, pemahaman konsep, dan

    keaktifan siswa kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta pada materi gerak harmonik

    sederhana.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif dan kualitatif.

    Subyek penelitian adalah siswa kelas X MIPA 1, 4, 5, dan 6 yang terdiri dari 129

    siswa. Penelitian ini menggunakan dua kelas eksperimen dan dua kelas kontrol yang

    diberikan perlakuan yang berbeda yaitu pembelajaran eksperimen dan pembelajaran

    ceramah siswa aktif. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data yaitu: tes

    tertulis yang dilengkapi CRI (pretes dan postes). Hasil prestasi belajar berdasarkan

    pretes dan postes dianalisis secara statistic menggunakan program SPSS 22,

    pemahaman konsep siswa dianalisis dari jawaban CRI. Sedangkan keaktifan siswa

    dianalisis dari rekaman video.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa prestasi belajar dan pemahaman konsep

    pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda, namun pada keaktifan siswa

    kelas eksperimen lebih aktif dibanding dengan kelas kontrol.

    Kata kunci : pembelajaran eksperimen, prestasi belajar pemahaman konsep,

    keaktifan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRACT

    Haryono, Polyscarpus Febri. 2017. The Effectiveness of Experimental Learning to

    Student Achievement, Understanding Concept, and Activity of Class X of SMA

    Negeri 2 Yogyakarta About Simple Harmonic Motion of the academic year

    2016- 2017. Thesis. Yogyakrta: Physics Education, Department of

    Mathematics and Sciences Education, Faculty of Teacher Training and

    Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

    This research aims to know the extent to which the effectiveness of

    experimental learning to understanding the concept, activity, and achievement for

    class X of SMA Negeri 2 Yogyakarta about simple harmonic motion.

    The type of research is quantitative and qualitative experimental. The subjects

    of this research were students of class X MIPA 1,4,5, and 6 which totally of 129

    students. This research uses two experimental classes and two control classes given

    different treatment of experimental learning and active student lecture learning.

    Instruments used this research to collect data are: written tests equipped with CRI

    (pretest and postes). The results of pretest and posttest learning achievement were

    analyzed statistically using SPSS 22 program, students concept understanding was

    analyzed from CRI answer. Students activeness was analyzed from video recording.

    The results of this research showed that learning achievement and concept

    comprehension in the experimental class and control class were not different, but the

    activity of the experimental class was more active than the control class.

    Keywords: experiment learning, learning achievement, understanding of concept,

    activity

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat serta perlindungan

    yang selalu diberi pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

    judul “Efektivitas Pembelajaran Eksperimen Terhadap Hasil Belajar, Pemahaman

    Konsep, dan Keaktifan Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta Pada Pokok

    Bahasan Gerak Harmonik Sederhana Tahun Ajaran 2016-2017”. Penulisan skripsi ini

    disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan meraih

    gelar sarjana pendidikan sesuai kurikulum Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

    Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA), Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

    bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan

    terimakasih kepada:

    1. Bapak Drs. Autfridus Atmadi, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang

    mau meluangkan membimbing, memotivasi, memberi kritik serta saran yang

    berguna untuk penyusunan skripsi hingga selesai.

    2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

    3. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

    Fisika Universitas Sanata Dharma.

    4. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Akademik

    (DPA) Pendidikan Fisika 2013 yang telah bersedia memberikan semangat,

    saran, dan bimbingan selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

    5. Bapak Dr. Domi Severinus, M.Si. sebagai validator yang bersedia

    memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam pembuatan instrumen

    soal, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

    6. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam

    memperlancar surat izin penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    7. Bapak Kusworo, S.Pd., M.Hum. selaku Kepala SMA Negeri 2 Yogyakarta

    yang telah memberikan izin penelitian.

    8. Bapak Drs. Widyartanto Budi Santoso sebagai guru bidang studi fisika kelas

    X SMAN 2 Yogyakarta yang telah membentu dan memberikan masukan

    selama penelitian.

    9. Siswa kelas X MIPA 1, X MIPA 4, X MIPA 5, dan X MIPA 6 SMA Negeri 2

    Yogyakarta yang telah bersedia menjadi subyek penelitian dan membantu

    kelancaran penelitian.

    10. Kedua orang tua saya, Bapak Yohanes Sukiyo dan Ibu Yuliana Darsinem

    serta kedua kakak tercinta, Fransisca Ernawati dan Maria Magdalena Minarti

    yang selalu menjadi semangat penulis dalam hal apapun, serta memberi

    dukungan mental maupun non mental.

    11. Mbak Dian, dek Inggried Putri Mandasari yang bersedia memberi pinjaman

    kamera, handycam serta tak henti-hentinya memberi motivasi kepada penulis.

    12. Toni, Agung, Hendi, Vita, Ajeng, Feli, Seshi, Dian yang sering membantu

    peneliti ketika sedang kesulitan dalam penelitian, serta menjadi teman curhat

    tentang penyusunan skripsi.

    13. Teman-teman Pendidikan Fisika 2013 yang sering memberi masukan lewat

    diskusi, serta menjadi teman bercerita tentang kesulitan menyusun skripsi ini.

    Penulis menyadari skripsi ini tidak lepas dari berbagai kekurangan. Penulis

    mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan skripsi yang akan ditulis.

    Sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang

    pendidikan dan penerapan dilapangan serta bias dikembangkan lagi lebih lanjut.

    Yogyakarta, Maret 2017

    Polyscarpus Febri Haryono

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................... iv

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... v

    HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............................................ vi

    ABSTRAK ................................................................................................................. vii

    ABSTRACT ............................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ................................................................................................ ix

    DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi

    BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

    1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

    1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

    1.4. Manfaat penelitian ....................................................................................... 5

    1.5. Sistematika penulisan ................................................................................... 5

    BAB 2 LANDASAN TEORI ...................................................................................... 7

    2.1 Pengertian Belajar ........................................................................................ 7

    2.2 Prestasi Belajar ............................................................................................. 8

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    2.3 Pengertian pembelajaran ............................................................................. 9

    2.4 Pengertian Konstruktivisme ........................................................................ 9

    2.5 Konsep ......................................................................................................... 10

    2.6 Pemahaman Konsep ................................................................................... 12

    2.7 Teori Perubahan Konsep ........................................................................... 13

    2.8 Pembelajaran eksprimen dan pembelajaran ceramah ........................... 15

    2.8.1 Pembelajaran Eksperimen ................................................................. 15

    2.8.2 Pembelajaran Ceramah ...................................................................... 16

    2.9 Keaktifan Belajar ....................................................................................... 17

    2.9.1 Pengertian Keaktifan Belajar ............................................................ 17

    2.9.2 Indikator Keaktifan Belajar............................................................... 18

    2.10 Gerak Harmonik Sederhana ..................................................................... 18

    2.10.1 Gaya pemulih dan Persamaan Gerak ............................................... 18

    2.10.2 Periode Gerak Harmonik Sederhana ................................................ 23

    2.10.3 Hukum Hooke untuk susunan pegas ................................................. 25

    BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 28

    3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 28

    3.2 Rancangan Penelitian ................................................................................. 28

    3.3 Subyek dan Obyek penelitian .................................................................... 29

    3.4 Tempat dan waktu penelitian .................................................................... 30

    3.5 Variabel penelitian ..................................................................................... 31

    3.6 Perlakuan .................................................................................................... 31

    3.6.1 Kelas Eksperimen ............................................................................... 31

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    3.6.2 Kelas kontrol ....................................................................................... 32

    3.7 Instrumen .................................................................................................... 32

    3.7.1 Instrumen Pembelajaran .................................................................... 32

    3.7.2 Tes tertulis ........................................................................................... 33

    3.8 Validitas ....................................................................................................... 37

    3.9 Analisis data ................................................................................................ 37

    BAB 4 DATA DAN ANALISIS DATA ................................................................... 45

    4.1. Deskripsi Penelitian .................................................................................... 45

    4.2. Data dan Analisis Data ............................................................................... 48

    4.2.1. Prestasi Belajar Siswa ......................................................................... 48

    4.2.2. Keaktifan Siswa ................................................................................... 73

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 78

    5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 78

    5.2. Saran ............................................................................................................ 79

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 80

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3. 1 Rincian Jumlah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................ 30

    Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Dan Format Soal Uraian Pretes dan Post Test ........................................ 33

    Tabel 3. 3 Indikator Keaktifan Siswa ...................................................................................... 37

    Tabel 3. 4 Kriteria Penilaian Soal ........................................................................................... 38

    Tabel 3. 5 Kriteria Pengelompokkan Siswa Berdasarkan CRI. .............................................. 38

    Tabel 3. 6 Persentase Tingkat Pemahaman Konsep ................................................................ 39

    Tabel 3. 7 pemberian skor untuk masing-masing butir soal pretes dan postes ....................... 39

    Tabel 4. 1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 46

    Tabel 4. 2 Nilai Pretes dan Postes kelas eksperimen dan kontrol ........................................... 49

    Tabel 4. 3 perbandigan pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol ........................................ 51

    Tabel 4. 4 Perbandingan pretes dan postes pada kelas eksperimen ........................................ 53

    Tabel 4. 5 Perbandingan pretes dan postes pada kelas kontrol ............................................... 55

    Tabel 4. 6 Perbandingan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol ...................................... 56

    Tabel 4. 7 Hasil Keseluruhan Rata-rata Persentase Jumlah Siswa Miskonsepsi, Tidak Paham,

    Paham Sebagian, dan Paham Konsep Pretes Kelas Kontrol. .................................................. 58

    Tabel 4. 8 Hasil Keseluruhan Rata-rata Persentase Jumlah Siswa Miskonsepsi, Tidak Paham,

    Paham Sebagian, dan Paham Konsep Postes Kelas Kontrol. .................................................. 60

    Tabel 4. 9 Hasil Keseluruhan Rata-rata Persentase Jumlah Siswa Miskonsepsi, Tidak Paham,

    Paham Sebagian, dan Paham Konsep Pretes Kelas Eksperimen. ........................................... 62

    Tabel 4. 10 Hasil Keseluruhan Rata-rata Siswa Miskonsepsi, Tidak Paham, Paham Sebagian,

    dan Paham Konsep Postes Kelas Eksperimen. ....................................................................... 65

    Tabel 4. 11 Tabel Frekuensi Terlaksananya Indikator Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen dan

    Kelas Kontrol .......................................................................................................................... 77

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4. 1Siswa kelas X MIPA 1 menulis hipotesis awal tentang eksperimen gerak

    harmonik sederhana pada bandul ............................................................................................ 67

    Gambar 4. 2Siswa kelas X MIPA 4 menulis hipotesis awal tentang eksperimen gerak

    harmonik sederhana pada bandul ............................................................................................ 67

    Gambar 4. 3 Siswa kelas X MIPA 1 melakukan eksperimen gerak harmonik sederhana pada

    bandul ...................................................................................................................................... 68

    Gambar 4. 4 Siswa kelas X MIPA 4 melakukan eksperimen gerak harmonik sederhana pada

    bandul ...................................................................................................................................... 68

    Gambar 4. 5 Siswa kelas X MIPA 4 mempresentasikan hasil eksperimen gerak harmonik

    sederhana pada bandul ............................................................................................................ 69

    Gambar 4. 6 Siswa kelas X MIPA 1 mempresentasikan hasil eksperimen gerak harmonik

    sederhana pada bandul ............................................................................................................ 69

    Gambar 4. 7 Siswa kelas X MIPA 1 menulis hipotesis awal tntang eksperimen gerak

    harmonik sederhana pada pegas .............................................................................................. 70

    Gambar 4. 8 Siswa kelas X MIPA 4 menulis hipotesis awal tntang eksperimen gerak

    harmonik sederhana pada pegas .............................................................................................. 70

    Gambar 4. 9 Siswa kelas X MIPA 4 melakukan eksperimen gerak harmonik sederhana pada

    pegas ....................................................................................................................................... 71

    Gambar 4. 10 Siswa kelas X MIPA 1 melakukan eksperimen gerak harmonik sederhana pada

    pegas ....................................................................................................................................... 71

    Gambar 4. 11 Siswa kelas X MIPA 1 mempresentasikan hasil eksperimen gerak harmonik

    sederhana pada pegas .............................................................................................................. 72

    Gambar 4. 12 Siswa kelas X MIPA 4 mempresentasikan hasil eksperimen gerak harmonik

    sederhana pada pegas .............................................................................................................. 72

    Gambar 4. 13 Siswa mengajukan pertanyaan kepada peneliti ................................................ 74

    Gambar 4. 14 Siswa mengajukan pertanyaan kepada peneliti ................................................ 74

    Gambar 4. 15 Siswa menjawab pertanyaan ............................................................................ 75

    Gambar 4. 16 Siswa menjawab pertanyaan dari peneliti ........................................................ 75

    Gambar 4. 17 Siswa mengerjakan latihan soal ....................................................................... 76

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557508file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557508file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557509file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557509file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557510file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557510file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557511file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557511file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557512file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557512file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557513file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557513file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557514file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557514file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557515file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557515file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557516file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557516file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557517file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557517file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557518file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557518file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557519file:///G:/Revisi/Polyscarpus%20Febri%20Haryono%20_131424051_Space%202.docx%23_Toc491557519

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian ....................................................................... 82

    Lampiran 2 Surat Perizinan Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 83

    Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .............................................. 84

    Lampiran 4 RPP Kelas Eksperimen ........................................................................................ 85

    Lampiran 5 RPP Kelas Kontrol .............................................................................................. 95

    Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa .......................................................................................... 105

    Lampiran 7 Soal Pretes dan Soal Postes ............................................................................... 109

    Lampiran 8 Validasi Soal Pretes dan Soal Postes ................................................................. 120

    Lampiran 9 Contoh hasil Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ............................................ 131

    Lampiran 10 Contoh Hasil Pretes dan Postes Kelas Kontrol ................................................ 139

    Lampiran 11 Contoh Lembar Kerja Siswa ........................................................................... 147

    Lampiran 12 Hasil Analisis Persentase Pemahaman Siswa .................................................. 152

    Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian ................................................................................... 174

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Mata pelajaran fisika dimasukan dalam kurikulum pendidikan di

    Indonesia mulai dari pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

    (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tenaga pendidik (guru) tentunya

    mempersiapkan metode belajar dalam kegiatan belajar mengajar pada mata

    pelajaran fisika di dalam maupun di luar kelas. Beberapa metode pembelajaran

    yang sering digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran adalah metode

    pembelajaran ceramah, demonstrasi, eksperimen, menggunakan media

    pembelajaran seperti presentasi power point dan pembelajaran berbasis

    multimedia. Penggunaan metode pembelajaran bertujuan untuk mendukung

    penyampaian materi di dalam kelas agar materi tersebut dapat dipahami oleh

    peserta didik.

    Menurut prinsip-prinsip konstruktivisme (Suparno, 1997: 49) pengetahuan

    dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun secara sosial.

    Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan

    keaktifan murid sendiri untuk menalar. Murid aktif mengkontruksi terus-menerus,

    sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci,

    lengkap serta sesuai dengan konsep ilmiah. Guru sekedar membantu menyediakan

    sarana dan situasi agar proses kontruksi siswa berjalan mulus. Dari prinsip-prinsip

    tersebut terlihat jelas bahwa suatu konsep yang lengkap didapat oleh peran aktif

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    siswa itu sendiri mengkonstruksi pengetahuannya yang dibantu oleh lingkungan

    sekitar siswa.

    Namun, dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru lebih

    memegang peran lebih banyak dibanding dengan siswa. Guru dipandang maha

    tahu segalanya, sehingga siswa seperti memahami penjelasan guru secara tidak

    cermat. Hal ini mungkin menjadi salah satu penyebab dari pemahaman konsep

    siswa yang kurang tepat, pemahaman konsep yang salah, dan tidak tahu konsep.

    Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas siswa memiliki konsep atau

    pengetahuan yang dimilikinya melalui pengalamannya sehari-hari, sehingga

    ketika pembelajaran berlangsung siswa dapat membuat hipotesis-hipotesis

    tentang materi yang akan diterimanya di kelas. Konsep yang dimiliki siswa bisa

    searah atau bertentangan dengan konsep yang benar.

    Untuk membantu peserta didik menambah konsep, merubah konsep, dan

    memahami konsep dibutuhkan metode pembelajaran yang memacu peserta didik

    lebih tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan guru serta melatih

    kreatifitas siswa. Salah satu cara yang efektif adalah dengan menggunakan

    pembelajaran eksperimen. Eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak

    siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori

    yang sudah dibicarakan itu memang benar (Suparno, 2007: 77). Metode

    eksperimen dibedakan menjadi dua yaitu eksperimen yang terencana atau

    terbimbing dan eksperimen bebas (Suparno, 2007: 78). Ketika siswa menemukan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    pengetahuan itu sendiri, pengetahuan tersebut akan bertahan lama di dalam

    ingatan siswa.

    Hasil penelitian Septiasih (2011) menunjukkan bahwa pemahaman siswa

    kelas VII SMP Karitas Ngaklik Sleman menggunakan metode eksperimen

    terbimbing pada konsep kalor dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

    Sedangkan, hasil penelitian yang dilakukan Pamungkas (2015) tentang efektivitas

    metode eksperimen bebas dan eksperimen terbimbing terhadap keaktifan dan

    prestasi belajar siswa kelas X SMAN 2 Ngaklik dalam materi pembiasan cahaya

    pada lensa, menyatakan bahwa penerapan metode eksperimen terbimbing lebih

    efektif untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas X SMAN 2

    Ngaklik daripada metode eksperimen bebas.

    Uraian di atas melatarbelakangi penulis melakukan penelitian tentang

    “EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN EKSPERIMEN TERHADAP HASIL

    BELAJAR, PEMAHAMAN KONSEP, DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS

    X SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN GERAK

    HARMONIK SEDERHANA TAHUN AJARAN 2016-2017”. Dengan

    menerapkan pembelajaran eksperimen diharapkan siswa dapat menambah konsep,

    merubah konsep, dan memahami konsep untuk memecahkan soal tanpa takut

    kurang paham konsep bahkan tidak tahu konsep.

    1.2.Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

    permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    1.2.1. Sejauhmana efektivitas pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar siswa

    kelas X IPA SMA Negeri 2 Yogyakarta pada mata pelajaran fisika pokok

    bahasan gerak harmonik sederhana?

    1.2.2. Adakah perbedaan peningkatan pemahaman konsep siswa pada pokok

    bahasan gerak harmonik sederhana antara yang diajarkan dengan

    pembelajaran eksperimen dan yang diajarkan dengan pembelajaran ceramah

    siswa aktif?

    1.2.3. Apakah ada perbedaan keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada

    kelas eksperimen dan kelas kontrol?

    1.3.Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

    1.3.1. Pengaruh pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA

    SMA Negeri 2 Yogyakarta pada mata pelajaran fisika pokok bahasan gerak

    harmonik sederhana

    1.3.2. Perbedaan peningkatan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan gerak

    harmonik sederhana antara yang diajarkan dengan menggunakan metode

    pembelajaran eksperimen dan yang diajarkan dengan metode pembelajaran

    ceramah siswa aktif.

    1.3.3. Perbedaan keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen

    dan kelas kontrol

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    1.4.Manfaat penelitian

    1.4.1. Bagi dosen, guru, dan calon guru

    Manfaat bagi dosen, guru, dan calon guru adalah sebagai alternatif model

    pembelajaran fisika yang dapat membantu mengubah konsep siswa yang salah

    atau kurang lengkap menjadi benar atau lengkap.

    1.4.2. Bagi siswa

    Model pembelajaran ini memberikan pengalaman baru dalam strategi belajar

    siswa yang dapat menantang pemikiran siswa melakukan perubahan konsep

    kearah yang lebih benar.

    1.5.Sistematika penulisan

    Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian

    pendahuluan, bagian isi, dan bagian akhir skripsi:

    1.5.1. Bagian pendahuluan laporan:

    Bagian ini terdiri dari halaman judul, pengesahan, motto dan

    persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, serta daftar

    gambar.

    1.5.2. Bagian isi terdiri dari:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

    masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

    penulisan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan untuk

    permasalahan yang ada pada penelitian ini.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab in berisi tentang uraian jenis penelitian, subjek penelitian,

    tempat dan waktu penelitian, treatmen yang akan diberikan

    pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, instrumen yang akan

    digunakan, validitas instrumen, dan teknik analisis data.

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisi hasil analisis data dan pembehasan.

    BAB V KESIMPULAN

    Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

    1.5.3. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pengertian Belajar

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Kosasih, 2014: 1) belajar

    diartikan sebagai usaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan, kepandaian, atau

    keterampilan. Sementara itu buku pedoman pelaksanaan kurikulum SD, SLTP,

    dan SMA (Kosasih, 2014: 1) belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan

    sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber lain. W.H

    Burton (dalam Siregar dan Hartini 2011: 4) mengemukakan bahwa belajar adalah

    proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara

    individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya. Menurut Harold

    Spears (dalam Siregar dan Hartini 2011: 4) belajar adalah mengamati, membaca,

    meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan.

    Menurut Slameto (dalam Djamarah, 2011: 13) belajar adalah suatu proses usaha

    yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

    baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

    interaksi dengan lingkungannya.

    Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

    proses perubahan tingkah laku, sikap, pengetahuan, kepribadian atau keterampilan

    setelah terjadinya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan

    lingkungannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    2.2 Prestasi Belajar

    Nana Sudjana (dalam Pamungkas 2015: 25) mendefinisikan prestasi

    belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar

    dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

    psikomotorik. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, prestasi belajar

    merupakan hasil dari proses pembelajaran yang terjadi di sekolah. Prestasi belajar

    siswa dapat menunjukan seberapa jauh siswa memahami pelajaran melalui nilai

    yang didapatnya. Proses adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam mencapai

    tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

    dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana 2016:

    22).

    Menurut Djamarah (dalam Pamungkas 2015: 26), ada beberapa faktor

    yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu yang berasal dari dalam (internal) dan

    faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor internal berasal dari dalam diri

    siswa meliputi faktor fisiologis (kondisi jasmani) dan psikologis (minat,

    intelegensi, motivsi, bakat, dan sikap). Faktor eksternal berasal dari luar diri siswa

    meliputi lingkunan fisik, instrumen, dan sosial. Metode mengajar yang dipakai

    guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai siswa. Dengan kata lain,

    metode yang dipakai guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses

    belajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    2.3 Pengertian pembelajaran

    Menurut Winkel (dalam Siregar, Evelina dan Hartini, 2010: 12)

    pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung

    proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang

    berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian interen yang berlangsung dialami

    siswa. Menurut Gagne (dalam Siregar, 2010: 12) pembelajaran adalah

    seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung

    beberapa proses belajar yang sifatnya internal. Lebih lanjut Gagne

    mengemukakan suatu definisi pembelajaran yang lebih lengkap: Pembelajaran

    dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang

    sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses

    internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar. Miarso (dalam Siregar,

    2010: 12-13) menyatakan bahwa pembelajaran adalah usaha pendidikan yang

    dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu

    sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali.

    Dari pengertian yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan

    bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dilakukan secara sengaja,

    dirancang sebelum proses dilaksanakan, dan pelaksanaannya terkendali untuk

    mengaktifkan proses belajar siswa.

    2.4 Pengertian Konstruktivisme

    Filsafat konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat

    pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi (Suparno, 2007: 8). Menurut

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Suparno (2001: 122) teori konstruktivisme menjelaskan pengetahuan seseorang

    adalah bentukan (konstruksi) orang itu sendiri. Menurut von Glasersfeld (dalam

    suparno, 1997: 18) konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang

    menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.

    Dalam proses konstruksi itu, menurut Von Glasersfeld, diperlukan beberapa

    kemampuan sebagai berikut: (1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan

    membali pengalaman, (2) kemampuan membandingkan, mengambil keputusan

    (justifikasi) mengenai persamaan dan perbedaan, dan (3) kemampuan untuk lebih

    menyukai pengalaman yang satu dari pada yanag lain.

    Von Glasersfeld dan Kitchener (dalam Suparno, 1997: 21), menyatakan

    bahwa gagasan konstruktivisme mengenai pengetahuan adalah:

    1. Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi

    selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subyek.

    2. Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu

    untuk pengetahuan.

    3. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi

    membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dalam berhadapan dengan

    pengalaman seseorang.

    2.5 Konsep

    Konsep adalah benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi, atau ciri-

    ciri yang memiliki ciri khas dan yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu

    tanda atau simbol (Ausubel et al, dalam Berg, 1991: 8). Menurut Berg (1991)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi

    antar manusia dan memungkinkan manusia berfikir. Menurut Rosser (dalam

    Dahar, 2011: 62), konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek,

    kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Flavell

    (dalam Dahar, 2011: 62-63) menyarankan bahwa konsep-konsep dapat berbeda

    dalam tujuh dimensi, yaitu sebagai berikut.

    1. Atribut. Setiap konsep memiliki sejumlah atribut yang berbeda. Contoh-

    contoh konsep harus mempunyai atribut yang relevan; termasuk juga atribut

    yang tidak relevan. Atribut dapat berupa fisik, seperti warna, tinggi, bentuk,

    atau dapat juga berupa fungsional.

    2. Struktur. Struktur menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut-

    atribut itu. Berikut tiga macam struktur yang dikenal.

    a. Konsep konjungtif, yaitu konsep yang didalamnya terdapat dua atau lebih

    sifat sehingga dapat memenuhi syarat sebagai contoh konsep.

    b. Konsep disjungtif, adalah konsep yang didalamnya satu dari dua atau lebih

    sifat harus ada.

    c. Konsep relasional, menyatakan hubungan tertentu antara atribut konsep.

    3. Keabstrakan. Konsep-konsep dapat dilihat dan konkret atau konsep itu terdiri

    atas konsep-konsep lain.

    4. Keinklusifan. Ini ditujukan pada jumlah contoh yang terlibat dalam konsep itu.

    5. Generalitas atau keumuman. Bila diklasifikasikan, konsep dapat berbeda

    dalam posisi super ordinat atau subordinatnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    6. Ketepatan. Ketepatan suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan

    aturan untuk membedakan contoh dengan noncontoh suatu konsep.

    7. Kekuatan. Kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju

    bahwa konsep itu penting.

    Vygotsky (dalam Suparno, 1997: 52) membedakan dua macam konsep:

    konsep spontan dan konsep ilmiah. Konsep spontan diperoleh siswa dari

    kehidupan sehari-hari dan konsep ilmiah diperoleh dari pelajaran di sekolah.

    Kedua konsep itu saling berhubungan terus menerus. Apa yang dipelajari siswa

    dalam sekolah mempengaruhi perkembangan konsep yang diperoleh dalam

    kehidupan sehari-hari dan sebaliknya.

    2.6 Pemahaman Konsep

    Salah satu tujuan belajar mengajar adalah usaha agar siswa memahami

    konsep (Kartika Budi, 1992: 114). Untuk dapat memutuskan apakah seseorang

    memahami konsep atau tidak, diperlukan kriteria atau indikator-indikator yang

    menunjukkan pemahaman tersebut. Kartika Budi (1992: 114) menyatakan

    beberapa indikator yang menunjukan pemahaman seseorang akan suatu konsep

    antara lain:

    1. Dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan

    kalimat sendiri.

    2. Dapat menjelaskan makna dari konsep yang bersangkutan kepada orang lain.

    3. Dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum.

    4. Dapat menerapkan konsep untuk:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    a. Menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus

    b. Untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara

    praktis.

    c. Memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu

    sistem bila kondisi tertentu terpenuhi.

    5. Dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat.

    6. Dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang saling

    berkaitan.

    7. Dapat membedakan konsep yang benar dengan konsepsi yang salah, dan dapat

    membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok

    bahasan.

    2.7 Teori Perubahan Konsep

    Menurut Posner dkk. (dalam Suparno, 1997: 50-51), dalam proses belajar

    ada proses perubahan konsep yang mirip dengan yang ada dalam filsafat sains.

    Tahap pertama perubahan konsep itu disebut asimilasi dan tahap kedua

    akomodasi. Dengan asimilasi siswa menggunakan konsep-konsep yang telah

    mereka punyai untuk berhadapan dengan fenomen yang baru. Dengan akomodasi

    siswa mengubah konsepnya yang tidak cocok lagi dengan fenomen baru yang

    mereka hadapi. Akomodasi disebut juga perubahan konsep secara radikal.

    Supaya terjadi perubahan radikal atau akomodasi, dibutuhkan beberapa

    keadaan seperti berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    1. Harus ada ketidakpuasan terhadap konsep yang telah ada, siswa mengubah

    konsepnya jika mereka yakin bahwa konsep mereka yang lama tidak dapat

    digunakan lagi untuk menelaah situasi, pengalaman, dan gejala yang baru.

    2. Konsep yang baru harus dapat dimengerti, rasional, dan dapat memecahkan

    persoalan atau fenomen baru.

    3. Konsep baru harus masuk akal, dapat memecahkan dan menjawab persoalan

    yang terdahulu, dan juga konsisten dengan teori-teori atau pengetahuan yang

    sudah ada sebelumnya.

    4. Konsep baru harus berdaya guna bagi perkembangan penelitian dan penemuan

    yang baru.

    Banyak pendidik sains menggunakan data anomali untuk memacu

    perubahan konsep pada anak (Chinn, dalam Suparno, 1997: 51). Mereka

    menyediakan data-data dan percobaan-percobaan yang memberikan data berbeda

    dengan keyakinan anak atau prediksi anak. Namum, data anomali kadang juga

    gagal mendorong perubahan konsep karena para ilmuwan dan siswa kadang

    menemukan cara untuk mengabaikan data-data yang berlawanan tersebut (Chinn,

    dalam Suparno, 1997: 51). Menurut Chinn (dalam Suparno, 1997: 51) ada

    beberapa cara orang bereaksi terhadap data anomali: (1) mengabaikan dan

    menolaknya, (2) mengecualikan data itu dari teori yang telah ada, (3) mengertikan

    kembali data itu, (4) mengertikan kembali data itu dengan sedikit perubahan, dan

    (5) menerima data itu dan mengubah teori atau konsep sebelumnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    2.8 Pembelajaran eksprimen dan pembelajaran ceramah

    2.8.1 Pembelajaran Eksperimen

    Eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk

    melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang

    sudah dibicarakan memang benar (Suparno, 2007: 77). Metode eksperimen

    dibedakan menjadi dua yaitu eksperimen yang terencana atau terbimbing dan

    eksperimen bebas (Suparno, 2007: 78).

    Dalam banyak pembelajaran fisika di SMA dan SMP, eksperimen

    dipilih adalah eksperimen yang terencana. Alasan utama adalah dengan model

    eksperimen terbimbing, hasilnya akan lebih cepat selesai dan lebih teratur

    terarah tidak mudah bingung (Suparno, 2007: 78).

    Menurut Suparno (2007: 78) dengan eksperimen terbimbing seluruh

    jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan

    oleh siswa. Langkah-langkah yang harus dibuat siswa, peralatan yang harus

    digunakan, apa yang harus diamati dan diukur semuanya sudah ditentukan

    sejak awal. Maka siswa tidak bingung tentang langkah-langkah yang akan

    dibuat. Data yang harus dikumpulkan dan kesimpulan nama yang akan dituju

    mereka cukup jelas. Tentu hasil kesimpulan tergantung data yang mereka

    lakukan. Biasanya ada petunjuk langkah-langkah yang harus dilaksanakan

    oleh siswa, adal lembar kerja (LKS lembar kerja siswa).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    2.8.2 Pembelajaran Ceramah

    Menurut Suparno (2007: 160) model ceramah adalah model

    pembelajaran di mana guru sendiri menerangkan dengan kata-kata,

    menjelaskan prinsip atau bahkan fisika kepada siswa. Biasanya siswa hanya

    mendengarkan apa yang diceramahkan oleh guru. Kadang guru sambil

    ceramah menjelaskan dengan menulis di papan tulis, sehingga dapat lebih

    pelan-pelan menerangkan prinsip fisika kepada siswa.

    Menurut Asih Wisudawati dan Eka Sulistyowati (dalam Wisudawaati,

    2014: 144-145) metode ceramah mempunyai kelebihan dan juga kekurangan.

    Kelebihan metode ini adalah:

    1. Metode ceramah sangat baik untuk materi yang belum tersedia dalam

    bentuk hard copy sehingga dapat dilaksanakan disekolah-sekolah yang

    keterbatasan buku-buku ajar.

    2. Guru mampu mengontrol materi yang akan diberikan.

    3. Guru dapat merencanakan waktu penyampaian materi sesuai dengan

    waktu yangtelah ditetapkan pada kurikulum.

    4. Guru dapat menyampaikan materi dalam waktu singkat.

    5. Dapat digunakan dalam kelas besar.

    6. Metode ceramah dapat digunakan dengan baik untuk tingkat kognisi

    dan/atau tingkat rendah.

    7. Metode ceramah lebih praktis, ekonomis, dan efisien.

    Kekurangan pembelajaran dengan metode ceramah adalah:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    1. Metode ceramah memaksakan peserta didik untuk menjaga konsentrasinya

    dengan menggunakan indera telinga yang terbatas.

    2. Metode caramah membuat peserta didik terganggu oleh hal-hal visual.

    3. Metode ceramah membuat peserta didik sulit menentukan gagasan guru

    yang bersifat analisis, sintetis, kritis, dan evaluatife.

    4. Metode ceramah membuat peserta didik cenderung diperlakukan sama

    rata oleh guru.

    5. Metode ceramah membuat guru cenderung bersifat otoriter.

    6. Metode ceramah membuat kelas monoton.

    7. Metode ceramah membuat kelas doktriner.

    8. Metode ceramah yang disampaikan oleh guru yang tidak pandai bertutur

    kata akan membuat kelas menjadi membosankan.

    2.9 Keaktifan Belajar

    2.9.1 Pengertian Keaktifan Belajar

    Dalam interaksi edukatif guru harus berusaha agar anak didik aktif dan

    kreatif secara optimal (Syaiful Bahri Djamarah, dalam Suganda 2013: 13).

    Guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing dan anak bimbing yang

    lebih aktif-kreatif dalam belajar. Kegiatan belajar anak didik di kelas harus

    sesuai dengan prinsip mengaktifkan anak didik dalam belajar (Suganda, 2013:

    13).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    2.9.2 Indikator Keaktifan Belajar

    Penilaian proses belajar mengajar adalah melihat sejauh mana

    keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Nana

    Sudjana (2009: 6), keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:

    a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,

    b. Terlibat dalam pemecahan masalah,

    c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami

    persoalan yang dihadapinya,

    d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan

    masalah,

    e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,

    f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya,

    g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis,

    h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya

    dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

    2.10 Gerak Harmonik Sederhana

    2.10.1 Gaya pemulih dan Persamaan Gerak

    Mari perhatikan gerak benda m yang dihubungkan dengan ujung pegas

    bebas yang mendatar pada suatu bidang yang licin (gesekan diabaikan). Telah

    di ketahui bahwa ketika pegas diberi simpangan x (ditarik/ditekan sejauh x),

    pegas akan memberikan gaya sebesar F = kx.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Posisi keseimbangan benda m adalah posisi ketika pegas belum ditarik

    atau ditekan. Pada posisi keseimbangan, simpangan x = 0, sehingga gaya

    pegas F = -kx = 0.

    Gambar 2.1: Gerak Harmonik Sederhana Pada Pegas

    Pada gambar 2.1, benda m ditarik sejauh x ke kanan sehingga

    simpangan adalah x = +x, dan otomatis gaya pegas F = -kx. Gaya pegas F = -

    kx berarah ke kiri sehingga cenderung menggerakan benda m ke kiri jika

    benda m dibebaskan (tidak ditahan). Benda bergerak ke kiri melalui titik

    kesetimbangannya. Pada posisi tersebut x = 0, dan otomatis F = -kx = 0.

    Tampak bahwa pada posisi keseimbangan tidak bekerja gaya pegas (sebab F =

    0). Akan tetapi pada posisi x = 0, benda m telah memiliki kecepatan dalam

    arah ke kiri sehingga benda m terus bergerak ke kiri. Begitu simpangan x

    negatif (ke kiri), maka pada benda m bekerja gaya pegas F = -kx ke arah

    kanan. Gaya pegas yang berlawanan arah dengan simpangan memperlambat

    gerak gerak benda hingga akhirnya berhenti sesaat dititik terjauh kiri di mana

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    x = -A dan otomatis gaya pegas F = -kx = kA yang positif (berarah ke kanan)

    akan menggerakkan benda ke kanan untuk kembali melalui titik

    kesetimbangannya. Demikian seterusnya, benda bergerak bolak balik di

    sekitar titik keseimbangannya. Gerak seperti itu disebut gerak harmonik

    sederhana (GHS).

    2.10.1.1 Gaya pemulih

    Apa yang menyebabkan benda m pada ujung pegas mendatar

    melakukan gerak harmonik sederhana? Dari penjelasan dengan bantuan

    gambar 2.1, diketahui bahwa gerak bolak-balik benda m disebabkan pada

    benda m bekerja gaya pegas F = -kx. Gaya pegas selalu sebanding dengan

    simpangan x dan juga selalu berlawanan arah dengan arah simpangan x.

    Maksudnya, ketika simpangan x berarah ke kanan dari titik keseimbangan

    (nilai x positif), maka gaya pegas F = -kx berarah ke kiri (nilai F negatif), dan

    ketika simpangan x berarah ke kiri dari titik keseimbangan (nilai x positif),

    maka gaya pegas bernilai positif. nah, gaya yang besarnya sebanding dengan

    simpangan dan selalu berlawanan arah dengan arah simpangan (posisi)

    disebut gaya pemulih. Gaya pemulih selalu menyebabkan benda bergerak

    bolak-balik di sekitar titik keseimbangan (gerak harmonik sederhana). Gaya

    pemulih selalu berlawanan dengan simpangan benda dari titik kesetimbangan

    benda.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    2.10.1.2 Persamaan Gerak Harmonik Sederhana

    Perhatikan kembali gambar 2.1. Ketika pegas diregangkan ke kanan

    sejauh x atau tertekan ke kiri sejauh x, satu-satunya gaya yang bekerja pada

    benda m adalah

    F = -kx, sedangkan menurut hukum II Newton, F = ma. Dengan demikian,

    ma = -kx

    (2-1)

    Dengan x sebagai posisi, telah diketahui bahwa percepatan, a, adalah

    turunan kedua dari x, sehingga

    Bagi kedua ruas persamaan dengan m,

    (2-2)

    Persamaan 2 adalah persamaan diferensial homogen orde kedua. Secara

    sistematis, persamaan seperti itu memiliki penyelesaian yang berbentuk

    fungsi sinusoidal, yaitu

    x(t) = A sin (ωt + θ0) atau

    x(t) = A cos (ωt + θ0)

    dengan

    A = amplitudo atau simpangan maksimum (m),

    ω = frekuensi sudut (rad/s)

    θ = ωt + θ0 = sudut fase (rad)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    θ0 = θ(t = 0) = sudut fase awal (rad).

    Anda boleh memilih persamaan simpangan sebagai x(t) = A sin (ωt + θ0) atau

    x(t) = A cos (ωt + θ0). Hal terpenting yang perlu anda lakukan adalah

    langsung menentukan sudut fase awal θ0, yang diperoleh dari kondisi awal.

    Misalnya persamaan simpangan sebagai

    Persamaan simpangan x(t) = A sin (ωt + θ0) (2-3)

    Maka sudut θ0 diperoleh dari kondisi awal

    x(t = 0) = A sin (ω . 0 + θ0) atau

    Persamaan kondisi awal x(t = 0) = A sin θ0 (2-4)

    Misalnya benda m mulai bergerak dari titik kesetimbangan (berarti x = 0)

    maka sudut θ0 diperoleh persamaan kondisi awal,

    x(t) = A sin (ωt + θ0)

    x(t = 0) = A sin (0 + θ0)

    Oleh karena saat x(t = 0) benda berada di x = 0, maka 0 = A sin θ0, sehingga

    θ0 = 0, dan persamaan simpangan menjadi

    x(t) = A sin (ωt + 0)

    x(t) = A sin ωt

    Bagaimana jika benda m mulai bergerak dari titik terjauh sebelah kanan,

    berarti x = +A, maka sudut θ0 diperoleh dari persamaan kondisi awal

    x(t) = A sin (ωt + θ0)

    x(t = 0) = A sin (0 + θ0)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Oleh karena saat x(t = 0) benda di x = +A, maka A = A sin θ0, sin θ0 = 1 =

    sehingga θ0 = dan persamaan simpangan menjadi

    x(t) = A sin (ωt + )

    2.10.2 Periode Gerak Harmonik Sederhana

    Mari kita tentukan periode gerak harmonik sederhana dari benda m

    pada ujung pegas mendatar gambar 2.2.

    Gambar 2.2

    Periode ini juga berlaku untuk benda m pada ujung pegas vertikal

    pada ujung pegas vertikal seperti pada gambar 2. Dapatkah anda

    menjelaskannya?

    Seperti telah anda ketahui bahwa penyelesaian dari persamaan (2-2) adalah

    x(t) = A sin (ωt + θ0), maka

    (2-5a)

    (2-5b)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Karena x = A sin (ωt + θ0), maka

    Percepatan GHS a = (2-6)

    Subtitusi a = ke dalam persamaan (4-1), ma + kx = 0, memberikan

    m( + kx = 0

    m = kx

    2.10.2.1 Frekuensi dan periode pada pegas

    Frekuensi sudut (2-7)

    selanjutnya, periode gerak harmonik sederhana benda pada ujung pegas

    mendatar atau tegak yang bergetar dapat diturunkan dari , yaitu

    Periode (2-8)

    2.10.2.2 Frekuensi dan periode pada bandul

    Frekuensi sudut (2-9)

    selanjutnya, periode gerak harmonik sederhana bandul dapat diturunkan dari

    , yaitu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Periode (2-10)

    2.10.3 Hukum Hooke untuk susunan pegas

    2.10.3.1 Susunan seri pegas

    Prinsip susunan seri beberapa pegas adalah sebagai berikut.

    1. Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar. Gaya ini sama besar

    dengan yang dialami oleh pegas pengganti.

    F1 = F2 = F

    2. Pertambahan penjang pegas pengganti seri x. Sama dengan total

    pertambahan panjang tiap-tiap pegas.

    ∆x = ∆x1 + ∆x2

    Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri

    beberapa pegas, dapat dicari hubungan antara tetapan gaya pegas

    pengganti Ks dengan persamaan sebagai berikut.

    Dan dapat juga dinyatakan, bahwa tetapan gaya pegas pengganti untuk

    banyak pegas yang tidak identik, yaitu:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Jika n pegas tersebut identik, dengan tiap-tiap pegas mempunyai tetapan

    gaya pegas k, maka

    2.9.3.2 Susunan paralel pegas

    Prinsip susunan paralel beberapa pegas adalah sebagai berikut.

    1. Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya tarik pada tiap-

    tiap pegas (F1 = F2).

    2. Pertambahan panjang tiap pegas sama besar, dan pertambahan panjang ini

    sama besar dengan pertambahan panjang pegas pengganti

    ∆x = ∆x1 = ∆x2

    Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan paralel

    beberapa pegas, dapat dicari hubungan antara tetapan pegas pengganti (kp)

    dengan tetapan gaya setiap pegas (k1 dan k2) yaitu:

    Kp = k1 + k2

    Dapat juga dinyatakan, bahwa tetapan gaya pegas pengganti untuk banyak

    pegas yang tidak identik, yaitu:

    Kp = k1 + k2 …

    Jika n pegas tersebut identik, dengan setiap pegas mempunyai tetapan

    gaya pegas k, maka:

    Kp = nk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    2.9.3.3 Susunan seri-paralel

    Pada susunan seri paralel, sistem pegas terdiri atas berbagai pegas yang

    disusun secara seri dan paralel. Untuk menghitung besar konstanta pegas

    totalnya (ktotal), maka terlebih dahulu hitung k paralel k1 dan k2, dengan

    menggunakan persamaan berikut. Setelah diperoleh kp maka susunan pegas

    berubah menjadi seri yaitu

    .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    BAB 3

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.

    Dikatakan penelitian kuantitatif karena data yang diperoleh untuk prestasi belajar

    siswa dalam bentuk skor dan dianalisis secara statistik. Penelitian kuantitatif

    adalah desain riset yang menggunakan data berupa skor atau angka, lalu

    menggunakan analisis dengan statistik (Suparno, 2007: 135). Dikatakan penelitian

    kualitatif karena peneliti menjelaskan gambaran keaktifan siswa selama penelitian

    secara deskriptif dan data dianalisis secara kualitatif.

    Pada penelitian ini, peneliti mengukur efektivitas pembelajaran yang

    diawali dengan konflik kognitif diukur dari peningkatan pemahaman siswa

    terhadap materi atau peningkatan hasil belajar. Efektivitas pembelajaran

    eksperimen diukur dengan menggunakan soal pilihan ganda. Soal uraian berisi

    tentang konsep-konsep yang ada pada materi yang akan diteliti. Selain

    menggunakan soal pilihan ganda, peneliti menggunakan kelas kontrol yang

    menggunakan pembelajaran ceramah interaktif. Kelas kontrol tersebut berfungsi

    untuk menjadi pembanding hasil belajar dengan kelas eksperimen.

    3.2 Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian yang digunakan adalah pretes-postes control group

    (kelas kontrol dan kelas eksperimen). Design ini menggunakan dua kelas sebagai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    subyek penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen

    adalah kelas yang diberi perlakuan menggunakan pembelajaran eksperimen,

    sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang diberi perlakuan menggunakan

    pembelajaran ceramah. Rancangan penelitian yang digunakan adalah sebagai

    berikut:

    Kelas Eksperimen Q1 X1 Q1’

    -----------------------------------------------------

    Kelas Kontrol Q2 X2 Q2’

    Keterangan:

    Q1 = Pretes kelas eksperimen

    X1 = pembelajaran dengan metode pembelajaran eksperimen

    Q1’ = postes kelas eksperimen

    Q2 = Pretes kelas kontrol

    X2 = pembelajaran dengan metode ceramah interaktif

    Q2’ = postes kelas kontrol

    3.3 Subyek dan Obyek penelitian

    3.3.1 Populasi Penelitian

    Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIPA SMA Negeri

    2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 257 siswa yang terbagi

    menjadi 8 kelas paralel.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    3.3.2 Subyek Penelitian

    Subyek penelitian ini dipilih 4 kelas dari 8 kelas paralel dengan cara

    penentuan oleh guru fisika. Subyek penelitian yang disarankan oleh guru

    fisika adalah kelas X MIPA 1, X MIPA 4, X MIPA 5, dan X MIPA 6 dengan

    rincian siswa sebagai berikut:

    Tabel 3. 1 Rincian Jumlah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

    Kelas Jumlah siswa Kelas Jumlah Siswa

    X MIPA 1 33 X MIPA 5 32

    X MIPA 4 32 X MIPA 6 32

    4.3.3. Obyek Penelitian

    Obyek penelitian ini adalah efektivitas pembelajaran eksperimen

    terhadap prestasi belajar, pemahaman konsep, dan keaktifan siswa pada

    pelajaran fisika untuk materi gerak harmonik sederhana.

    3.4 Tempat dan waktu penelitian

    Tempat penelitian : SMA Negri 2 Yogyakarta. Jl. Bener No.30, Bener, Tegalrejo,

    Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55243,

    Indonesia

    Waktu penelitian : April-Mei 2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    3.5 Variabel penelitian

    Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran eksperimen sedangkan

    variabel terikatnya adalah hasil belajar, pemahaman konsep dan keaktifan siswa.

    3.6 Perlakuan

    Dalam penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan berupa pembelajaran

    eksperimen dan pembelajaran ceramah siswa aktif.

    3.6.1 Kelas Eksperimen

    Kelas X MIPA 1 dan X MIPA 4 adalah kelas eksperimen. Kelas ini

    menggunakan metode pembelajaran eksperimen. Proses pembelajaran

    eksperimen adalah sebagai berikut:

    3.6.1.1 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

    3.6.1.2 Menyajikan pertanyaan atau Masalah: guru membimbing siswa

    mengidentifikasi masalah dan menyampaikan tujuan yang ingin

    dicapai.

    3.6.1.3 Membuat hipotesis: siswa diberi kesempatan untuk menuliskan

    hipotesis yang relevan dengan permasalahan, sesuai dengan

    pengetahuan awal yang dimilliki siswa.

    3.6.1.4 Melakukan eksperimen: siswa melakukan eksperimen sesuai dengan

    LKS yang dibuat oleh guru.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    3.6.1.5 Mempresentasikan hasil eksperimen: salah satu kelompok diminta

    untuk menyampaikan hasil eksperimen, sedangkan yang lainya

    mendengarkan dan bertanya ketika ada yang kurang dipahami.

    3.6.1.6 Berdasarkan hasil eksperimen dan hipotesis awal siswa, guru

    membimbing siswa untuk menarik suatu kesimpulan yang digunakan

    untuk memperbaiki dan menambah konsepsi siswa.

    3.6.2 Kelas kontrol

    Kelas X MIPA 5 dan X MIPA 6 adalah kelas kontrol. Kelas ini

    menggunakan metode pembelajaran yang biasa dilakukan atau metode

    ceramah interaktif. Kelas kontrol dimaksudkan sebagai pembanding terhadap

    kelas eksperimen, sehingga dapat dilihat apakah ada perbedaan antara kelas

    eksperimen dan kelas kontrol.

    3.7 Instrumen

    Dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen, yaitu:

    3.7.1 Instrumen Pembelajaran

    Agar lebih jelas dalam proses belajar mengajar maka dalam pembelajaran

    memerlukan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dibuat sesuai

    dengan kurikulum sekolah tempat penelitian berlangsung, kurikulum yang

    digunakan adalah kurikulum 2013. Dalam penelitian ini terdapat dua RPP

    yaitu RPP untuk kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran

    eksperimen, RPP dan LKS konflik kognitif ini terdapat pada lampiran 5.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Sedangkan RPP untuk kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran

    ceramah, RPP terdapat pada lampiran 6.

    3.7.2 Tes tertulis

    Tes tertulis ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu

    3.7.2.1 Pretes

    Pretes dilaksanakan sebelum siswa masuk ke materi yang akan

    dipelajari. Pretes dilakukan untuk melihat pemahaman awal tentang konsep

    yang ada di materi yang akan di pelajari. Aspek-aspek yang akan diukur

    seperti yang dituliskan dalam kisi-kisi soal yang dijabarkan pada indikator.

    Soal pretes ini terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Pada tabel 3.2 dapat dilihat

    kisi-kisi soal uraian yang digunakan sebagai berikut:

    Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Dan Format Soal Uraian Pretes dan Post Test

    Materi Konsep Indikator pencapaian

    pemahaman konsep

    No. Soal

    Pretes

    No. Soal

    Posttes

    Gerak

    harmonik

    sederhana

    Pengertian gerak

    harmonik

    sederhana

    1. Siswa dapat

    menjelaskan konsep

    gerak harmonik

    sederhana.

    1 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Materi Konsep Indikator pencapaian

    pemahaman konsep

    No. Soal

    Pretes

    No. Soal

    Posttes

    Gaya pemulih pada

    pegas dan bandul

    1. Mendefinisikan

    pengertian gaya

    pemulih.

    2. Menentukan

    arah gaya

    pemulih pada

    pegas dan

    bandul

    3. Menentukan

    besarnya gaya

    pemulih pada

    bandul dan

    pegas.

    1. Siswa dapat

    mendefinisikan

    pengertian gaya

    pemulih.

    2. Siswa dapat

    menentukan arah gaya

    pemulih pada pegas

    dan bandul

    3. Siswa dapat

    menentukan besarnya

    gaya pemulih pada

    bandul dan pegas.

    2,3,4,5,8,

    9

    2,3,4,5,8,

    9

    Frekuensi dan

    periode pada pegas

    dan bandul

    1. Mendefinisikan

    frekuensi pada

    pegas dan

    bangul yang

    bergerak

    harmonik

    sederhana

    1. Siswa dapat

    mendefinisikan

    frakuensi pada pegas

    dan bandul yang

    bergerak harmonik

    sederhana

    6,7,10,11 6,7,10,11

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Materi Konsep Indikator pencapaian

    pemahaman konsep

    No. Soal

    Pretes

    No. Soal

    Posttes

    2. Mendefinisikan

    periode pada

    pegas dan

    bandul yang

    bergerak

    harmonik

    sederhana

    3. Menerapkan

    persamaan

    frekuensi dan

    periode untuk

    menyelesaikan

    soal.

    2. Siswa dapat mendefinisikan periode

    pada pegas dan bandul

    yang bergerak

    harmonik sederhana

    3. Siswa dapat menerapkan persamaan

    frekuensi dan periode

    untuk menyelesaikan

    soal.

    6,7,10,11 6,7,10,11

    Menentukan dan

    menerapkan

    persamaan gerak

    harmonik

    sederhana untuk

    menyelesaikan soal

    Siswa dapat menentukan

    dan menerapkan

    persamaan gerak harmonik

    sederhana untuk

    menyelesaikan soal

    13,14,15,

    16,17

    13,14,15,

    16,17

    Menghitung periode

    dari sistem pegas

    (seri, paralel, dan

    seri-paralel)

    Siswa dapat Menghitung

    periode dari sistem pegas

    (seri, paralel, dan seri-

    paralel).

    12,18,19,

    20

    12,18,19,

    20

    Dalam penelitian ini tes pilihan ganda yang disertai skala CRI

    (Certainty of Response Index). CRI berfungsi untuk memberikan derajat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    kepastian mereka dalam menyelesaikan dan memanfaatkan konsep gerak

    harmonik sederhana. Jika skala CRI rendah (skala 2-3), ini menunjukan

    bahwa jawaban lebih dijelaskan dengan kira-kira, baik jawaban itu benar atau

    salah. Dengan demikian, menunjukan kekurangan pengetahuan siswa tersebut.

    Jika skala CRI tinggi (1) responden ini menunjukan kepercayaan yang tinggi

    pada hukum dan metode yang digunakan untuk sampai pada jawaban. Kalau

    jawaban itu benar, ini menunjukan kebenaran menerapkan pengetahuannya

    dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Kalau jawaban itu salah,

    ini menunjukan kesalahan menerapkan pengetahuannya dalam menyelesaikan

    persoalan yang dihadapinya.

    3.7.2.2 Postes

    Dilaksanakan sesudah penyampaian materi menggunakan

    pembelajaran eksperimen selesai secara keseluruhan. Bertujuan untuk

    mengetahui apakah pemahaman konsep siswa berubah dari pemahaman

    konsep awal siswa.

    3.7.2.3 Observasi

    Dalam penelitian ini, observasi dilakukan peneliti dengan cara

    mengamati keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, baik

    kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana

    siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar di kelas. Sarana observasi

    yang digunakakn adalah rekaman video untuk melihat keaktifan siswa selama

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    mengikuti kegiatan belajar mengajar. Peneliti membuat indikator keaktifan

    belajar seperti pada tabel 3.3 berikut:

    Tabel 3. 3 Indikator Keaktifan Siswa

    No Indikator Keaktifan

    1 Siswa bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami

    persoalan yang dihadapi.

    2 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa

    maupun guru.

    3 Siswa membaca sumber tertentu.

    4 Siswa mampu melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah

    yang sejenis.

    3.8 Validitas

    Validitas mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur

    apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan (valid untuk). Menurut

    Suparno (2010: 67-68) validitas menunjuk pada kesesuaian, penuh arti,

    bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan.

    Penelitian ini menggunakan validitas isi atau content validity.

    Content validity adalah mengukur apakah isi dari instrumen yang akan

    digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur (Suparno, 2010:

    68). Soal-soal yang digunakan diuji validitasnya dengan uji experts judgment

    yaitu menggunakan pendapat atau penilaian dari para ahli.

    3.9 Analisis data

    Data utama dalam penelitian ini adalah dari soal pretes dan postes. Soal

    pretes diberikan untuk mengukur pemahaman konsep awal siswa. Sedangkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    postes diberikan setelah perlakuan diberikan kepada masing-masing kelas untuk

    mengukur pemahaman konsep siswa. Soal tersebut berupa tes pilihan ganda

    dengan menggunakan lembar jawaban model CRI kepada siswa. Pada skala CRI

    ini siswa diberi gambaran mengenai tingkat keyakinan siswa terhadap jawaban

    yang dipilihnya. Analisis keyakinan siswa menggunakan skala CRI, dengan skala

    1-3. Skala paling rendah adalah 1 (yakin), skala lebih tinggi berikutnya adalah 2

    (ragu-ragu), dan skala berikutnya adalah 3 (tidak yakin).

    Untuk mengetahui siswa yang memiliki keyakinan (sangat paham), siswa

    mengalami kurang yakin (kurang paham) dan siswa yang mengalami miskonsepsi

    digunakan ketentuan sebagai berikut:

    3.9.1 Penskoran pretes dan postes

    Tabel 3. 4 Kriteria Penilaian Soal

    Bentuk soal Nilai Keterangan

    Pilihan Ganda 1 Jika jawaban benar

    0 Jika jawaban salah

    Tabel 3. 5 Kriteria Pengelompokkan Siswa Berdasarkan CRI.

    No Kriteria CRI

    Jawaban

    Yakin

    (1)

    Ragu-ragu

    (2)

    Tidak yakin

    (3)

    1 Benar Paham Paham

    Sebagian

    Tidak

    Paham

    2 Salah Miskonsepsi Tidak

    Paham

    Tidak

    Paham

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Untuk kategori miskonsepsi berdasarkan jawaban CRI subyek secara individu

    dipersentasekan menggunakan rumus:

    Keterangan: P = persentase

    f = jumlah siswa (paham, paham sebagian, tidak paham, dan

    miskonsepsi)

    n = jumlah siswa

    Sedangkan presentase tingkat pemahaman konsep dapat dikelompokkan

    menjadi beberapa kategori seperti tabel dibawah ini:

    Tabel 3. 6 Persentase Tingkat Pemahaman Konsep

    Persentase (%) Kategori

    0-30 Rendah

    31-60 Sedang

    61-100 Tinggi

    Tabel 3. 7 pemberian skor untuk masing-masing butir soal pretes

    dan postes

    Kriteria No. Soal

    Pre Test

    No. Soal

    Post

    Test

    Skor

    Setiap

    Soal

    Skor

    maksimum

    Pengertian gerak harmonik

    sederhana

    1 1 1 1

    Gaya pemulih pada pegas

    dan bandul

    2,3,4,5,8,

    9

    2,3,4,5,8,

    9

    1 6

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Kriteria No. Soal

    Pre Test

    No. Soal

    Post

    Test

    Skor

    Setiap

    Soal

    Skor

    maksimum

    Frekuensi dan periode

    pada pegas dan bandul

    6,7,10,11

    6,7,10,11

    1 4

    Menentukan dan

    menerapkan persamaan

    gerak harmonik sederhana

    untuk menyelesaikan soal

    13,14,15,

    16,17

    13,14,15,

    16,17

    1 5

    Menghitung periode dari

    sistem pegas (seri, paralel,

    dan seri-paralel)

    12,18,19,

    20

    12,18,19,

    20

    1 4

    Jumlah skor 20

    Dengan mengguunakan ketentuan seperti pemberian skor diatas, ditentukan:

    Skor yang diperoleh setiap siswa:

    Nilai =

    3.9.2 Analisis Pretes dan Postes Menggunakan SPSS

    Untuk mmengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada materi

    gerak harmonik sederhana, maka peneliti menggunakan pretes dan postes

    pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun statistik yang digunakan

    untuk menganalisa pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

    adalah menggunakan uji t.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    a. Untuk menguji apakah kelas eksperimen dan kelas eksperimen dan kelas

    kontrol sama dalam hal prestasi awal tentang gerak harmonik sederhana,

    maka digunakan uji t untuk dua grup independen. Oleh karena itu,

    hipotesis yang digunakan adalah:

    Ho: Tidak ada perbedaan prestasi awal antara kelas eksperimen dan

    kelas kontrol.

    Ha: Terdapat perbedaan prestasi awal antara kelas eksperimen dan

    kelas kontrol.

    Jika harga sig (2-tailed) > α = 0,05 maka Ha ditolak. Artinya,

    tidak ada perbedaan prestasi awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas

    kontrol pada materi gerak harmonik sederhana. Jika harga (2-tailed) < α =

    0,05 maka Ho ditolak. Artinya, ada perbedaan prestasi belajar siswa pada

    kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi gerak harmonik

    sederhana.

    b. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan prestasi belajar pada kelas

    eksperimen, maka digunakan uji t untuk kelompok yang dependen. Uji t

    dependen ini biasa digunakan untuk menguji satu kelompok yang diuji

    dua kali. Oleh karena itu, pretes dan postes kelas eksperimen dianalisis

    dengan uji t ini. Oleh karena itu, hipotesis yang digunakan adalah:

    Ho: Tidak ada perbedaan peningkatan prestasi belajar siswa

    menggunakan metode pembelajaran eksperimen.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Ha: Terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar siswa

    menggunakan metode pembelajaran eksperimen

    Jika harga sig (2-tailed) > α = 0,05 maka Ha ditolak. Artinya,

    tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa menggunakan metode

    pembelajaran pada materi gerak harmonik sederhana. Jika harga sig (2-

    tailed) < α = 0,05 maka Ho ditolak. Artinya, ada perbedaan prestasi

    belajar siswa menggunakan metode pembelajaran eksperimen pada

    materi gerak harmonik sederhana.

    c. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan prestasi belajar pada kelas

    kontrol, maka digunakan uji t untuk kelompok yang dependen. Uji t

    dependen ini biasa digunakan untuk menguji satu kelompok yang diuji

    dua kali. Oleh karena itu, pretes dan postes kelas kontrol dianalisis

    dengan uji t ini. Oleh karena itu, hipotesis yang digunakan adalah:

    Ho: Tidak ada perbedaan peningkatan prestasi belajar siswa

    menggunakan metode pembelajaran ceramah siswa aktif.

    Ha: Terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar siswa

    menggunakan metode pembelajaran ceramah siswa aktif.

    Jika harga sig (2-tailed) > α = 0,05 maka Ha ditolak. Artinya,

    tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa menggunakan metode

    pembelajaran ceramah siswa aktif pada materi gerak harmonik

    sederhana. Jika harga sig (2-tailed) < α = 0,05 maka Ho ditolak. Artinya,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    ada perbedaan prestasi belajar siswa menggunakan metode pembelajaran

    ceramah siswa aktif pada materi gerak harmonik sederhana.

    d. Untuk mengetahui apakah prestasi belajar siswa tentang materi gerak

    harmonik sederhana pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol,

    maka digunakan uji t untuk kelompok yang independen.

    Ho: Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa pada kelas

    eksperimen dan kelas kontrol.

    Ha: Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa pada kelas

    eksperimen dan kelas kontrol.

    Jika harga sig (2-tailed) > α = 0,05 maka Ha ditolak. Artinya,

    tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan

    kelas kontrol pada materi gerak harmonik sederhana. Jika harga sig (2-

    tailed) < α = 0,05 maka Ho ditolak. Artinya, ada perbedaan prestasi

    belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi gerak

    harmonik sederhana.

    3.9.3 Analisis Keaktifan Belajar siswa

    Keaktifan siswa diamati dari kegiatan belajar mengajar dikelas,

    adapun observasi yang dilakukan meliputi aktifitas individu maupun

    kelompok. Data keaktifan yang diperoleh masih dalam bentuk rekaman video.

    Video tersebut dideskripsikan dalam bentuk tulisan. Untuk mengetahui

    efektivitas metode pembelajaran eksperimen dan metode pembelajaran

    ceramah siswa aktif terhadap keaktifan siswa, peneliti menganalisis observasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    kegiatan belajar mengajar secara kualitatif. Kemudian keaktifan siswa dalam

    kelas eksperimen dibandingkan dengan keaktifan kelas kontrol serta dibuat

    kesimpulan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    BAB 4

    DATA DAN ANALISIS DATA

    4.1.Deskripsi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Yogyakarta pada tanggal 28 April –

    20 Mei 2017. Kelas X MIPA SMA Negeri 2 Yogyakarta terbagi menjadi 8 kelas

    paralel. Subjek penelitian terdiri dari 4 kelas paralel yaitu peserta didik kelas X

    MIPA 1, X MIPA 4, X MIPA 5, dan X MIPA 6. Jumlah peserta didik setiap kelas

    adalah 32 orang namun untuk kelas X MIPA 1 terdiri dari 33 peserta didik.

    Peneliti menggunakan 2 kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas X MIPA 1

    dan kelas X MIPA 4, sedangkan untuk kelas kontrol juga terdiri dari 2 kelas yatiu

    kelas X MIPA 5 dan X MIPA 6. Pada kelas eksperimen, peneliti menggunakan

    pembelajaran eksperimen yang diawali konflik kognitif, sedangkan kelas kontrol

    menggunakan pembelajaran ceramah siswa aktif. Jadwal pelajaran fisika kelas X

    MIPA dilaksanakan dua kali pertemuan dalam satu minggu (3 x 45 menit).

    Kegiatan pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    Tabel 4. 1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

    No Kelas

    Jumlah Waktu

    pelaksanaan Kegiatan

    Siswa Hadir Tidak

    hadir

    1 X

    MIPA

    1

    33 26 7 28 April 2017

    (10.15 – 11.00)

    - Perkenalan

    - Pretes

    33 24 9 29 April 2017

    (7.15 – 8.45)

    - Peneliti

    memberikan

    petunjuk

    penggunaan LKS.

    - Eksperimen

    terbimbing gerak

    harmonik sederhana

    pada bandul dan

    pegas.

    33 24 9 5 Mei 2017

    (10.15 – 11.00)

    - Persentase

    eksperimen gerak

    harmonik pada

    bandul.

    33 26 7 12 Mei 2017

    (10.15 – 11.00)

    - Latihan soal tentang

    gerak harmonik

    pada bandul

    33 31 2 13 Mei 2017

    (7.15 – 8.45)

    - Peserta didik

    mempresentasikan

    hasil eksperimen

    gerak harmonik

    pada pegas

    - Latihan soal.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    No Nama

    Jumlah Waktu

    Pelaksanaan Kegiatan Siswa Hadir Tidak

    Hadir

    33 24 9 20 Mei 2017

    (7.15 – 8.45)

    - Postes

    2 X

    MIPA

    4

    32 26 6 28 April 2017

    (8.45 – 10.15)

    - Perkenalan

    - Pretes

    32 28 4 5 Mei 2017

    (8.45 – 10.45)

    - Peneliti

    memberikan

    petunjuk

    penggunaan LKS.

    - Eksperimen

    terbimbing gerak

    harmonik sederhana

    pada bandul dan

    pegas.

    32 29