efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing …digilib.unila.ac.id/57246/3/skripsi tanpa bab...

69
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Bintang Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019) (Skripsi) Oleh AGNIS PINASTI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Bintang

Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019)

(Skripsi)

Oleh

AGNIS PINASTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

Page 2: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Bintang

Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019)

Oleh

AGNIS PINASTI

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas model pem-

belajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masa-

lah matematis siswa. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1

Tanjung Bintang semester genap tahun pelajaran 2018/2019 yang terdistribusi

dalam tujuh kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII A dan VII B yang

dipilih dengan teknik cluster random sampling. Desain yang digunakan adalah

the randomized pretest-posttest control group design. Data penelitian diperoleh

melalui tes uraian pada materi perbandingan. Analisis data penelitian ini menggu-

nakan uji mann-withney u dan uji proporsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti

model pembelajaran inkuiri terbimbing tidak lebih dari siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional, namun proporsi siswa yang memiliki kemampuan

pemecahan masalah matematis terkategori baik pada kelas yang mengikuti model

pembelajaran inkuiri terbimbing mencapai lebih dari 60% dari jumlah siswa.

Kata kunci: efektivitas, inkuiri terbimbing, pemecahan masalah matematis

Page 3: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Bintang

Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019)

Oleh

AGNIS PINASTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 4: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung
Page 5: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung
Page 6: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung
Page 7: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 6 Mei 1997. Penulis adalah anak

bungsu dari pasangan Bapak Amin Rivai, B.Sc. (Alm) dan Ibu Ummi Hidayati,

S.Pd., memiliki tiga orang kakak bernama Fariz Fathoni Hakka, Titis Pangesti,

dan Idqo Sukhamdhani Adam.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Tridharma Jatibaru

pada tahun 2003, pendidikan dasar di SD Negeri 1 Jatibaru pada tahun 2009,

pendidikan menengah pertama di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun

2012, dan pendidikan menengah atas di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada

tahun 2015. Melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SBMPTN) pada tahun 2015, penulis diterima di Universitas Lampung sebagai

mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT)

di Desa Pampangan, Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus dan

menjalani Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3 Cukuh Balak,

Kabupaten Tanggamus tahun 2018.

Page 8: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi kampus diantaranya

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta) pada tahun 2015 sampai

2017 dan Forum Keluarga Besar Mahasiswa Pendidikan Matematika (Medfu)

pada tahun 2015 sampai 2019.

Page 9: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

Moto

“Kerjakan dengan Ikhlas dan Selalu Bahagia”

Page 10: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

Persembahan

Segala puji bagi Allah Subhanahuwata’ala, Dzat Yang Maha Sempurna.

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Uswatun Hasanah

Rasulullah Muhammad Shallallahu ’alaihi wassalam.

Ku persembahkan karya ini sebagai tanda cinta dan kasih sayangku kepada:

Papaku tercinta Alm. Amin Rivai dan Mamaku tercinta Ummi Hidayati, yang

membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang, yang memberi semangat,

dan selalu mendoakan setiap waktu untuk keberhasilan putrinya sehingga

putrinya ini yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik

untuk hamba-Nya.

Kakak-kakakku (Mas Ais, Kak Lia, Mbak Titis, Bang Aris, Mas Adam, dan Mbak

Ade) dan keponakan-keponakanku (Adel, Athar, Barra, dan Sakha), yang telah

memberikan doa, dukungan, semangat, saran, dan hiburan di kala penat.

Para pendidik yang telah mengajar dan mendidik dengan penuh kesabaran.

Semua sahabat yang selalu ada dalam suka maupun duka, memberikan semangat

dan doa. Terima kasih untuk selalu ada dan melukiskan bahagia.

Almamater Universitas Lampung tercinta.

Page 11: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

ii

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat

diselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah atas manusia yang

akhlaknya paling mulia, yang telah membawa perubahan luar biasa, menjadi

uswatun hasanah di muka bumi ini, yaitu Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa (Studi pada

Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Bintang Semester Genap Tahun Pelajaran

2018/2019)” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang

tulus ikhlas kepada:

1. Papaku tercinta (Alm. Amin Rivai) yang tak sempat melihat setiap

kelulusanku dan Mamaku terkasih (Ummi Hidayati) yang selalu ada untuk

mendoakan, memberi dukungan, motivasi, yang selalu mengingatkan untuk

selalu beribadah serta yang menjadi semangatku untuk menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Page 12: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

iii

2. Kakak-kakakku Mas Ais, Kak Lia, Mbak Titis, Abang Aris, Mas Adam, dan

Mbak Ade yang selalu mendukung dan memotivasi untuk menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

3. Keponakanku Adel, Athar, Barra, dan Sakha yang selalu ada untuk

menghibur di sela-sela mengerjakan skripsi.

4. Ibu Dra. Rini Asnawati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik

sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

membimbing, memberikan perhatian, motivasi, semangat, serta kritik dan

saran yang membangun selama penulis menempuh pendidikan di Unila dan

dalam penyusunan skripsi sehingga skripsi ini selesai dan menjadi lebih baik.

5. Bapak Agung Putra Wijaya, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan

sumbangan pemikiran, perhatian, motivasi, semangat, serta kritik dan saran

yang membangun kepada penulis selama penyusunan skripsi sehingga skripsi

ini selesai dan menjadi lebih baik.

6. Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah

memberikan masukan, kritik, dan saran yang membangun kepada penulis

sehingga skripsi ini selesai dan menjadi lebih baik.

7. Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika FKIP Unila yang telah memberikan bantuan kepada penulis

dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP

Unila beserta jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis

dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Page 13: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

iv

9. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung beserta jajaran dan staf yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

10. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika FKIP Unila yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

11. Bapak Drs. Siswo Maruto Adi, selaku Guru Mitra yang telah banyak

membantu dalam pelaksanaan penelitian.

12. Ibu Dra. Mariani, M.Pd.I., selaku Kepala SMP Negeri 1 Tanjung Bintang

beserta wakil kepala sekolah, dewan guru, dan karyawan yang telah memberi

kemudahan selama penelitian.

13. Siswa/siswi kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Bintang semester genap tahun

pelajaran 2018/2019, khususnya siswa kelas VII A dan VII B yang telah

bekerja sama dan memberikan pengalaman berharga selama penelitian.

14. Lia Putri Novita Sari, teman sekamar yang selalu menemani, menyemangati,

dan memberi bantuan untuk penulis menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

15. Amelia Kesumawati yang telah menemani peneliti selama perkuliahan sejak

menjadi mahasiswa baru.

16. Sahabat-sahabatku sekaligus suhu-suhuku di Generasi Muda yang kalau gak

drama gak asik Amelia Kesumawati, Lulu Sekardini, Kartika Kurniawati,

Yulia Pratiwi, Lia Putri Novita Sari, dan Ridwan Saputra yang selama ini

menyemangati, memberikan hiburan yang super receh, mengajariku

mengerjakan skripsi, dan memotivasi di kala sedang putus asa dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Page 14: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

v

17. Teman-teman seperjuangan, GEOMED 2015 atas kebersamaannya selama ini

dalam menuntut ilmu serta semua bantuan yang telah diberikan. Semoga

kebersamaan kita selalu menjadi kenangan yang terindah.

18. Kakak tingkatku angkatan 2013 dan 2014 serta adik tingkatku angkatan 2016,

2017, dan 2018 atas kebersamaanya.

19. Teman sekaligus keluarga selama 40 hari: Besta, Dina, Linda, Ratna, Nanda,

Selvi, Galih, Dendi, dan Devan, yang telah menemani dalam suka duka,

memberikan kenangan tak terlupakan, memberikan pengalaman baru, dan

bersama menghadapi kerasnya kehidupan KKN dan PPL (tangkil, jengkol,

dan naik turun bukit).

20. Teman-teman kosan Tia, Mbak Liza, Mbak Aya, Mbak Lulu, Arlin, Della,

Fifi, Cynthia, dan Yana yang selama ini telah mewarnai hari-hari di kosan.

21. Pak Liyanto, Pak Mariman, dan Mbak Elin atas bantuan dan perhatiannya

selama ini.

22. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, 23 Mei 2019Penulis

Agnis Pinasti

Page 15: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. iix

I.III. PENDAHULUAN ............................................................................ 01A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 01B. Rumusan Masalah......................................................................... 07C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 07D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 07

II.II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 09A. Kajian Teori .................................................................................. 09B. Definisi Operasional ..................................................................... 20C. Kerangka Pikir .............................................................................. 21D. Anggapan Dasar............................................................................ 24E. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 24

III.I METODE PENELITIAN................................................................ 26A. Populasi dan Sampel ..................................................................... 26B. Desain Penelitian .......................................................................... 26C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian................................................... 27D. Data dan Teknik Pengumpulan Data ............................................ 29E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 30F. Teknik Analisis Data..................................................................... 35

IV.I. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 45A. Hasil Penelitian ............................................................................. 45B. Pembahasan................................................................................... 50

V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 58A. Simpulan ....................................................................................... 58B. Saran ............................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 59

LAMPIRAN............................................................................................... 63

Page 16: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing............................ 12

2.2 Tahapan Pembelajaran Konvensional................................................ 15

3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 27

3.2 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis .. 30

3.3 Interpretasi Koefisien Reliabilitas...................................................... 32

3.4 Interpretasi Indeks Daya Pembeda..................................................... 33

3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran.......................................................... 34

3.6 Hasil Uji Coba Instrumen Tes............................................................ 35

3.7 Hasil Uji Normalitas Data Awal Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis........................................................................................... 36

3.8 Hasil Uji Homogenitas Data Awal Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis .......................................................................................... 37

3.9 Hasil Uji Normalitas Data Gain Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis........................................................................................... 40

3.10 Kategori Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa yangMengikuti Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ....................... 44

4.1 Data Awal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ................. 45

4.2 Data Akhir Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis................. 46

4.3 Data Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis .................. 47

4.4 Hasil Uji Hipotesis Pertama............................................................... 48

4.5 Pencapaian Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. 50

Page 17: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Hasil Pekerjaan Siswa Pertama.......................................................... 5

1.2 Hasil Pekerjaan Siswa Kedua ............................................................ 5

1.3 Hasil Pekerjaan Siswa Ketiga ............................................................ 6

Page 18: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN ....................................................... 063

A.1 Silabus Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing............................ 063

A.2 Silabus Pembelajaran Konvensional................................................ 069

A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model InkuiriTerbimbing....................................................................................... 075

A.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional .............. 095

A.5 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) .............................................. 115

B. PERANGKAT TES................................................................................. 151

B.1 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis......................................................................................... 151

B.2 Soal Pretest-Posttest ........................................................................ 153

B.3 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa dan Kunci Jawaban.............................................. 155

B.4 Validitas Isi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis......................................................................................... 162

C. ANALISIS DATA.................................................................................... 164

C.1 Analisis Reliabilitas Tes Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis......................................................................................... 164

C.2 Analisis Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Butir Soal TesKemampuan Pemecahan Masalah Matematis ................................. 166

C.3 Skor Pretest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis............. 169

Page 19: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

x

C.4 Uji Normalitas Data Awal Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa yang Mengikuti Model Pembelajaran InkuiriTerbimbing....................................................................................... 173

C.5 Uji Normalitas Data Awal Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Konvensional...... 175

C.6 Uji Homogenitas Data Awal Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa .............................................................................. 177

C.7 Uji Perbedaan Data Awal Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa .............................................................................. 179

C.8 Data Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswayang Mengikuti Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .............. 182

C.9 Data Gain Kemampuan Pemecahan Masalah MatematisSiswa yang Mengikuti Pembelajaran Konvensional........................ 183

C.10 Uji Normalitas Data Gain Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa yang Mengikuti Model Pembelajaran InkuiriTerbimbing....................................................................................... 184

C.11 Uji Normalitas Data Gain Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Konvensional...... 186

C.12 Peringkat Peningkatan Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa .............................................................................. 188

C.13 Uji Hipotesis Pertama Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa .............................................................................. 190

C.14 Skor Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ........... 193

C.15 Uji Normalitas Data Akhir Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa yang Mengikuti Model Pembelajaran InkuiriTerbimbing....................................................................................... 197

C.16 Kategori Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswayang Mengikuti Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .............. 199

C.17 Uji Hipotesis Kedua Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa ............................................................................. 201

C.18 Pencapaian Awal Indikator Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa .............................................................................. 203

Page 20: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

xi

C.19 Pencapaian Akhir Indikator Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa .............................................................................. 208

D. TABEL-TABEL STATISTIK................................................................ 213

D.1 Tabel Uji Liliefors............................................................................ 213

D.2 Tabel Distribusi z............................................................................. 214

D.3 Tabel Distribusi t.............................................................................. 215

E. LAIN-LAIN.............................................................................................. 216

E.1 Surat Izin Penelitian Pendahuluan ................................................... 216

E.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Pendahuluan..... 217

E.3 Surat Izin Penelitian......................................................................... 218

E.4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .......................... 219

Page 21: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu bangsa dikategorikan maju dapat diukur dari kualitas sumber daya

manusianya. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2009: 6) bahwa

keberhasilan pembangunan suatu bangsa diukur melalui peningkatan kualitas

sumber daya manusia (SDM). Salah satu indikator penentuan kualitas SDM

adalah tingkat pendidikan. Pendidikan adalah sektor terpenting untuk

meningkatkan kualitas SDM. Hal ini sejalan dengan pendapat Suntoro (2009: 1)

bahwa pendidikan mempunyai peranan yang menentukan bagi perkembangan dan

perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara sebab

dari situlah akan tercipta SDM yang berkualitas.

Pendidikan terdiri dari pendidikan formal, nonformal, dan informal. Hal ini

sesuai dengan UU nomor 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 yang menyatakan bahwa

jalur pendidikan terdiri dari pendikan formal, nonformal, dan informal.

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah yang

memiliki jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan

menengah, sampai pendidikan tinggi. Pendidikan di sekolah dilakukan melalui

kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran. Mata pelajaran yang

diberikan di sekolah cukup banyak, mulai mata pelajaran wajib hingga mata

Page 22: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

2

pelajaran tambahan. Dari beberapa mata pelajaran tersebut, mata pelajaran

matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib. Pernyataan tersebut

sejalan dengan UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 37 bahwa salah satu pembelajaran yang wajib ada di kurikulum pendidikan

dasar dan menengah adalah pembelajaran matematika. Menurut Suherman dkk

(2003: 57), pembelajaran matematika merupakan proses dimana siswa secara aktif

mengkonstruksi pengetahuan matematika. Oleh karena itu, pembelajaran

matematika menjadi salah satu pembelajaran yang sangat penting diberikan

kepada siswa.

Pembelajaran matematika di sekolah memiliki beberapa tujuan. Menurut

Wardhani (2008: 2), tujuan mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar

siswa memahami konsep matematis, menggunakan penalaran, memecahkan

masalah, mengkomunikasikan gagasan, dan memiliki sikap menghargai kegunaan

matematika dalam kehidupan. Dari rumusan tujuan pembelajaran matematika

tersebut, kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan salah satu

kemampuan penting untuk dimiliki siswa pada kegiatan pembelajaran

matematika.

Pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematis tidak didukung oleh

penguasaan siswa Indonesia yang masih rendah. Hal ini diperoleh dari hasil studi

Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2015. Menurut

OECD (2016: 4), rata-rata skor prestasi matematika siswa Indonesia berdasarkan

studi PISA yaitu 386 yang berada pada posisi 62 dari 70 negara. Rata-rata skor

tersebut tergolong rendah dibandingkan dengan rata-rata skor yang ditetapkan

Page 23: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

3

oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) yaitu

490. Aspek pada matematika yang diukur dalam PISA yaitu kemampuan

pemecahan masalah (problem solving), kemampuan penalaran (reasoning), dan

kemampuan komunikasi (communication).

Rendahnya rata-rata skor PISA siswa Indonesia dapat terjadi karena beberapa

penyebab. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Karimah dan Fuad

(2017: 30), penyebab rendahnya rata-rata skor PISA Indonesia yaitu siswa

melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal PISA. Kesalahan tersebut terjadi

karena siswa tidak mampu merencanakan solusi dan menentukan metode yang

akan digunakan untuk meyelesaikan soal, sehingga siswa tidak dapat melakukan

prosedur atau langkah-langkah yang tepat dalam menyelesaikan soal. Menurut

Nisa dan Rejeki (2017: 1), terdapat empat jenis kesalahan siswa Indonesia dalam

mengerjakan PISA yaitu kesalahan pemahaman sebesar 10,97%, kesalahan

transformasi sebesar 4,52%, kesalahan keterampilan memproses sebesar 40,56%,

dan kesalahan menuliskan jawaban akhir sebesar 63,87%. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa pada keterampilan memproses dan menuliskan jawaban

akhir menjadi kesalahan yang dominan. Kedua aspek tersebut termasuk ke dalam

aspek kemampuan pemecahan masalah. Dengan demikian, rendahnya rata-rata

skor matematika siswa Indonesia karena kemampuan pemecahan masalah

matematis masih tergolong rendah.

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang masih belum berkembang

juga ditemukan pada siswa SMP Negeri 1 Tanjung Bintang. Berdasarkan hasil

wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP

Page 24: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

4

Negeri 1 Tanjung Bintang pada 2 Oktober 2018 diketahui bahwa kurikulum yang

digunakan adalah Kurikulum 2013 revisi namun belum dapat diterapkan dengan

baik. Berdasarkan hasil pengamatan pada 4 Oktober 2018, proses pembelajaran

yang selama ini digunakan oleh guru adalah pembelajaran ekspositori yang dalam

penelitian ini disebut dengan pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran

matematika, guru cenderung menjelaskan materi dan contoh soal kemudian

meminta siswa untuk mengerjakan soal pada buku paket kemudian dibahas

bersama sehingga mengakibatkan siswa cenderung pasif dalam pembelajaran.

Hal tersebut mengakibatkan saat mengerjakan soal latihan, siswa kesulitan

menyelesaikan soal-soal tersebut. Ini disebabkan karena siswa tidak mampu

menguraikan permasalahan atau idenya terhadap suatu masalah yang diberikan.

Setelah selesai mengerjakan soal siswa pun tidak melakukan pemeriksaan kembali

dari hasil yang telah didapat. Hal ini terlihat dari salah satu contoh latihan soal

yang dikerjakan siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Tanjung Bintang, yaitu

“Diketahui harga 1 kg buah apel dua kali harga 1 kg buah salak. Jika ibu membeli

2 kg buah apel dan 5 kg buah salak maka ibu harus membayar Rp135.000,00.

Jika seseorang membeli 3 kg buah apel dan 4 kg buah salak, berapakah ia harus

membayar?”

Berikut ini adalah beberapa contoh hasil pekerjaan siswa yang mengerjakan soal

tersebut. Terdapat beberapa indikator kemampuan pemecahan masalah yang

belum dicapai oleh sebagian besar siswa dalam mengerjakan soal latihan yaitu

dalam memahami masalah, merencanakan penyelesaian permasalahan,

menyelesaikan rencana penyelesaian, serta memeriksa kembali dan menarik

kesimpulan.

Page 25: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

5

Gambar 1.1. Hasil Pekerjaan Siswa Pertama

Pada Gambar 1.1, siswa belum memahami masalah yang diberikan. Siswa tidak

menuliskan apa saja yang diketahui pada soal. Sebanyak 17,25% siswa melakukan

kesalahan seperti Gambar 1.1.

Gambar 1.2. Hasil Pekerjaan Siswa Kedua

Pada Gambar 1.2, siswa belum mampu merencanakan penyelesaian permasalahan.

Sebanyak 30,125% siswa melakukan kesalahan seperti Gambar 1.2.

Page 26: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

6

Gambar 1.3. Hasil Pekerjaan Siswa Ketiga

Pada Gambar 1.3, siswa sudah benar dalam penggunaan rumus penyelesaian

sehingga jawaban yang diberikan benar. Namun, siswa tidak memeriksa kembali

pekerjaannya dan menyimpulkan jawaban dari penyelesaian yang dikerjakan.

Sebanyak 28,5% siswa menjawab seperti Gambar 1.3. Hasil latihan soal sebagian

besar siswa menunjukkan bahwa siswa belum menguasai indikator kemampuan

pemecahan masalah matematis. Dengan demikian, dari hasil latihan soal terlihat

secara umum kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Tanjung Bintang masih tergolong rendah. Oleh karena itu dibutuhkan

suatu model pembelajaran yang mampu untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa.

Salah satu model pembelajaran yang diduga mampu meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa adalah pembelajaran inkuiri terbimbing. Model

pembelajaran inkuiri terbimbing ini adalah salah satu model yang disarankan oleh

Kurikulum 2013 revisi. Model pembelajaran ini memberikan peluang kepada

siswa utuk menemukan penyelesaian dari masalah yang diberikan. Oleh karena

itu, dari penemuan tersebut siswa dapat menemukan pemecahan yang tepat untuk

permasalahan. Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri terbimbing

Page 27: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

7

mempermudah siswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematis dari apa yang telah dipelajarinya. Oleh karena itu, model pembelajaran

inkuiri terbimbing dianggap dapat memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa.

Berdasarkan masalah-masalah pembelajaran yang telah diuraikan khususnya me-

ngenai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing

untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran

inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji efektivitas model pembelajaran

inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mate-

matis siswa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini memberikan informasi dalam pendidikan matematika berkai-

tan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing serta hubungannya dengan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Page 28: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

8

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang salah satu model pembelajaran

yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Selain itu, dapat menjadi bahan pertimbangan pada penelitian berikutnya yang

sejenis di masa yang akan datang.

Page 29: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Model pembelajaran inkuiri memiliki popularitas dalam penelitian internasional,

kurikulum pendidikan serta proses pembelajaran. Menurut Suryani (2012: 43),

inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta atau terlibat mencari

informasi, mengajukan pertanyaan dan melakukan penyelidikan. Sejalan dengan

itu, Pedaste dkk (2012: 82) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri adalah proses

menemukan konsep baru, dengan siswa merumuskan hipotesis dan kemudian

mengujinya dengan melakukan eksperimen dan atau melakukan pengamatan.

Menurut Shoimin (2014: 85), model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian

kegiatan pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa untuk memiliki

pengalaman belajar dalam menemukan konsep-konsep materi berdasarkan

masalah yang diajukan. Oleh karena itu, model pembelajaran inkuiri adalah

kegiatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif mencari informasi,

mengajukan pertanyaan dan melakukan penyelidikan agar siswa dapat

menemukan sendiri konsep-konsep yang ada pada setiap pembelajaran.

Model pembelajaran inkuiri yang telah dibahas merupakan model pembelajaran

inkuiri yang masih bersifat umum. Menurut Fathurrohman (2015: 106), ada

Page 30: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

10

beberapa macam model pembelajaran inkuiri lainnya yaitu, modified inquiry

(inkuiri modifikasi), free inquiry (inkuiri bebas), inquiry role approach, invitation

into inquiry, pictorial riddle, synectics lesson, value clarification dan guided

inquiry (inkuiri terbimbing).

Penelitian ini menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing karena

didasarkan oleh sampel yang belum pernah mengikuti model pembelajaran

inkuiri. Menurut Schalk dkk (2018: 35), dalam pembelajaran inkuiri terbimbing

siswa terlibat secara aktif dan mandiri dalam membuat, menguji serta

mengevaluasi hipotesis. Guru berperan sebagai pemberi petunjuk yang meng-

arahkan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang disusun dalam lembar kerja

yang diberikan kepada siswa. Menurut Fathurrohman (2015: 106), pembelajaran

inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya

guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa saat

melakukan kegiatan-kegiatan. Selain itu, menurut Rismawati dkk (2017: 14)

model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah suatu model pembelajaran dimana

guru menyediakan bimbingan kepada siswa dengan memberikan pertanyaan awal

tentang konsep-konsep yang akan dipelajari dan mengarahkannya ke dalam suatu

topik diskusi. Oleh karena itu, siswa yang memiliki kemampuan rendah tetap

mampu mengikuti kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan dan siswa

yang mempunyai kemampuan tinggi tidak memonopoli kegiatan pembelajaran.

Pelaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing diharapkan dapat menjadi

efektif jika mengikuti suatu tahapan. Langkah-langkah kegiatan model inkuiri

menurut Sanjaya (2009: 200) sebagai berikut.

Page 31: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

11

a. Orientasi

Pada tahap ini, guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang kondusif. Guru mengkondisikan siswa agar siap melaku-

kan proses pembelajaran.

b. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah yang membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoa-

lan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu.

c. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.

Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.

d. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan

untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran dengan model

inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting

dalam pengembangan intelektual.

e. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai

dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.

f. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Page 32: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

12

Adapun tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Gulo (Trianto,

2014: 83) diinterpretasikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

No. Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa1. Mengajukan

pertanyaanataupermasalahan

Guru menyajikan masalah danmembimbing siswamengidentifikasi masalah.

Siswa mendapatpermasalahan danmengidentifikasimasalah tersebut.

2. Merumuskanhipotesis

Guru memberikan kesempatanpada siswa untuk curah pendapatdalam membuat hipotesis. Gurumembimbing siswa dalammenentukan hipotesis yangrelevan dengan permasalahan danmemprioritaskan hipotesis manayang menjadi prioritaspenyelidikan.

Siswa memberikanpendapat danmenentukan hipotesisyang relevan denganpermasalahan.

3. Mengumpul-kan data

Guru membimbing siswamendapatkan informasi atau data-data melalui percobaan maupuntelaah literatur.

Siswa melakukanpercobaan maupuntelaah literatur untukmendapatkan data-dataatau informasi.

4. Menganalisisdata

Guru memberi kesempatan padatiap kelompok untukmenyampaikan hasil pengolahandata yang terkumpul

Siswa mengumpulkandan menganalisis dataserta menyampaikanhasil pengolahan datayang terkumpul.

5. Membuatkesimpulan

Guru membimbing siswa dalammembuat kesimpulan

Siswa membuatkesimpulan

Dikutip dari Gulo (Trianto, 2014: 83)

Berdasarkan Tabel 2.1, tahapan yang dilakukan dapat dijabarkan sebagai berikut.

Pada tahap pertama, guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah yang

terdapat pada LKPD yang diberikan. Melalui LKPD, siswa dapat mengembang-

kan potensinya untuk dapat memecahkan suatu permasalahan yang terjadi. Tahap

kedua, siswa dituntut untuk dapat mencurahkan pendapatnya dalam bentuk

Page 33: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

13

hipotesis dengan bimbingan guru. Tahap selanjutnya, siswa mengumpulkan data

yang diperlukan dari sumber yang telah disediakan. Tahap keempat, siswa

menguji hipotesis dan menganalisis data yang telah diperoleh serta menyampaikan

hasil diskusinya dengan presentasi. Tahap akhir, guru membimbing siswa

membuat kesimpulan dari hasil diskusinya.

Berdasarkan uraian tersebut, model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan

model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah sampai

membuat kesimpulan dengan bimbingan guru melalui eksperimen dan observasi.

Selanjutnya pada penelitian ini, tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang

digunakan adalah tahapan milik Gulo, yaitu 1) mengajukan pertanyaan atau

permasalahan, 2) merumuskan hipotesis, 3) mengumpulkan data, 4) menganalisis

data, dan 5) membuat kesimpulan.

2. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang masih menggunakan cara

lama dengan guru sebagai pusat pembelajaran. Menurut Alwi (2007: 576),

konvensional adalah tradisonal, tradisional dapat diartikan sebagai sikap dan cara

berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat

kebiasaan yang ada secara turun menurun. Oleh karena itu, pembelajaran

konvensional dapat dikatakan sebagai pembelajaran tradisional. Sejalan dengan

itu, Djamarah dan Zain (2014: 97) menyatakan bahwa pembelajaran konvensional

adalah pembelajaran tradisional dimana guru lebih banyak menerapkan ceramah.

Pembelajaran ini telah dilakukan sejak dulu sebagai alat komunikasi lisan antara

guru dan siswa dalam proses belajar dan pembelajaran. Pada pembelajaran ini,

Page 34: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

14

siswa akan mudah bosan dan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru

mudah dilupakan. Guru selalu menguasai jalannya kegiatan pembelajaran. Hal ini

menyebabkan siswa menjadi pasif saat kegiatan pembelajaran. Menurut

Khoirullah dkk (2016: 6), pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang

sudah biasa dilakukan oleh guru di kelas, pembelajaran berlangsung terpusat pada

guru sebagai pusat informasi, dan siswa hanya menerima materi secara pasif.

Selain itu, Hamiyah dan Jauhar (2014: 168) mengungkapkan pembelajaran

konvensional berpusat pada guru dan hampir seluruh kegiatan pembelajaran

dikendalikan penuh oleh guru. Guru menjelaskan semua materi pada siswa.

Siswa mencatat hal-hal penting dan bertanya jika ada yang belum dipahami. Pada

pembelajaran ini, siswa sebagai objek belajar atau hanya sebagai pendengar dan

penerima informasi secara pasif. Dengan demikian, pembelajaran konvensional

adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dengan guru sebagai pusat

pembelajaran (teacher centered) dan siswa hanya sebagai penerima informasi

secara pasif.

Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini berupa pembela-

jaran ekspositori yang didominasi oleh guru sebagai sumber tunggal. Guru tidak

hanya memberikan materi tetapi juga memberikan contoh soal dan latihan soal

kepada siswa. Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dan mencatat hal-hal

penting dari materi yang diberikan oleh guru. Siswa dapat bertanya jika kurang

paham dan dapat mengerjakan latihan soal secara individu atau berdiskusi dengan

kelompok. Adapun tahapan pembelajaran konvensional menurut Kardi dan Nur

(Mudhofir dan Rusydiyah, 2016: 4) disajikan pada Tabel 2.2.

Page 35: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

15

Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Konvensional

No. Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa1. Menyampikan

tujuan danmempersiap-kan siswa

Guru menjelaskan tujuan pembe-lajaran, informasi latar belakang,pentingnya pelajaran,mempersiapkan siswa untuk belajar.

Siswa mendengarkan danmelakukan persiapan.

2. Mendemons-trasikanpengetahuandanketerampilan.

Guru mendemonstrasikanketerampilan dengan benar, ataumenyajikan informasi tahap demitahap.

Siswa mendengarkan.

3. Membimbingpelatihan

Guru merencanakan dan memberikanbimbingan pelatihan awal.

Siswa mengajukanpertanyaan.

4. Mengecekpemahaman danmemberikanumpan balik

Mengecek apakah siswa telahberhasil melakukan tugas denganbaik, memberi umpan balik.

Siswa menjawabpertanyaan-pertanyaandari guru.

5. Memberikankesempatanuntuk pelatihanlanjutan danpenerapan

Guru mempersiapkan kesempatanmelakukan pelatihan lanjutan,dengan perhatian khusus padapenerapan kepada situasi lebihkompleks dari kehidupan sehari-hari.

Siswa menerima tugasdari guru untuk pertemuanselanjutnya

Dikutip dari Kardi dan Nur (Mudhofir dan Rusydiyah, 2016: 4)

Berdasarkan Tabel 2.2, langkah-langkah yang dilakukan dapat dijabarkan sebagai

berikut. Pada tahap pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mem-

persiapkan siswa untuk belajar. Tahap kedua, siswa memperhatikan penjelasan

yang disampaikan guru mengenai materi yang diberikan. Siswa dapat bertanya

kepada guru apabila ada yang belum dipahami dari penjelasan materi yang

diberikan, serta mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru. Tahap ketiga,

siswa secara mandiri mengerjakan contoh soal untuk melatih pengetahuan awal

yang telah dimiliki. Tahap keempat, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan

kepada siswa sebagai umpan balik. Tahap akhir, guru memberikan tugas kepada

siswa mengenai materi yang telah dipelajari.

Page 36: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

16

3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Dalam menyelesaikan persoalan matematis diperlukan kemampuan berpikir ting-

kat tinggi. Kemampuan tersebut salah satunya adalah kemampuan pemecahan ma-

salah. Menurut Effendi (2012: 3), kemampuan pemecahan masalah matematis

adalah kemampuan yang dimiliki siswa untuk melatih agar terbiasa menghadapi

berbagai permasalahan, baik masalah dalam matematika, masalah dalam bidang

studi lain ataupun masalah dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks.

Menurut Robert L Solso (Mawaddah dan Anisah, 2015: 167), pemecahan masalah

adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan solusi

atau jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Kemampuan pemecahan

masalah matematis berarti kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat melatih

siswa untuk menyelesaikan masalah matematis.

Masalah matematis yang terdapat pada soal matematika memiliki ciri pemecahan

masalah. Menurut Ruseffendi (2005: 336), ciri dari soal atau tugas dalam bentuk

memecahkan masalah adalah ada tantangan dalam materi penugasan dan masalah

tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan prosedur yang sudah diketahui oleh

penjawab atau pemecah masalah. Menurut Suherman dkk (2003: 92), suatu masa-

lah memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya

akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dilakukan untuk menyele-

saikannya. Jika suatu masalah diberikan kepada seorang siswa dan siswa tersebut

langsung mengetahui cara menyelesaikannya dengan benar, maka soal tersebut

tidak dapat dikatakan sebagai masalah.

Page 37: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

17

Agar suatu soal dapat dikatakan sebagai masalah maka harus memiliki syarat.

Menurut Suyitno (2006: 5), suatu soal dikatakan sebagai masalah bagi siswa jika

memenuhi beberapa syarat yaitu, siswa memiliki pengetahuan awal untuk

mengerjakan soal tersebut, diperkirakan siswa mampu mengerjakan soal tersebut,

siswa belum tahu algoritma atau cara menyelesaikan soal tersebut, serta siswa

mau dan berkehendak menyelesaikan soal tersebut. Setelah soal dapat dikatakan

sebagai masalah, soal tersebut dapat diberikan kepada siswa agar siswa dapat

memecahkannya.

Memecahkan masalah dapat dilakukan dengan mudah jika telah mengetahui

langkah-langkahnya. Polya (Suherman, 2003: 91) menjelaskan empat langkah

yang harus dilakukan dalam memecahkan masalah yaitu, (1) memahami masalah,

pada aspek ini yang harus dicantumkan siswa meliputi apa yang diketahui dan apa

yang ditanya, (2) merencanakan penyelesaian permasalahan, aspek yang harus

dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi urutan langkah penyelesaian dan

mengarahkan pada jawaban yang benar, (3) menyelesaikan rencana penyelesaian,

aspek yang harus dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi pelaksanaan cara

yang telah dibuat dan kebenaran langkah yang sesuai dengan cara yang dibuat,

dan (4) memeriksa kembali dan menarik kesimpulan. Aspek yang harus

dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi penyimpulan jawaban yang

diperoleh dengan benar atau memeriksa jawaban yang tepat. Ketika langkah-

langkah tersebut dilaksanakan maka akan mudah memecahkan suatu masalah.

Berdasarkan uraian tersebut, kemampuan pemecahan masalah dapat diartikan

sebagai kemampuan yang menunjukkan proses berpikir yang terarah secara

Page 38: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

18

sistematis dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematis untuk

menghasilkan gagasan, ide dengan cara memahami masalah, merencanakan

penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah dan melakukan pengecekan

kembali terhadap jawaban yang didapatkan.

4. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas memiliki kata dasar efektif yang merupakan kata serapan dari bahasa

inggris yaitu effective. Menurut Alwi (2007), efektif berarti ada efeknya (akibat-

nya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab (tentang obat), dapat memba-

wa hasil dan berhasil guna (tentang usaha, tindakan) serta mulai berlaku (tentang

undang-undang, peraturan). Sementara, menurut Siagian (2001: 24) efektivitas

adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu

yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang

atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Menurut Arikunto (2006: 51), efektivitas

adalah taraf tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan. Sesuai dengan

pendapat Adisasmita (2011: 170), efektivitas adalah suatu keadaan dimana tujuan

yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil memuaskan. Berdasarkan pendapat

tersebut, efektivitas adalah tingkat keberhasilan suatu kegiatan yang diukur

dengan konsep yang telah ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Efektivitas dalam penelitian ini berhubungan dengan pembelajaran. Menurut

Trianto (2014: 19), pembelajaran pada hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang

guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang diharap-

kan. Sejalan dengan itu, Fathurrohman (2015:16) menyatakan bahwa pembelaja-

ran adalah proses interaksi siswa dengan guru, dimana guru membantu siswa agar

Page 39: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

19

dapat belajar dengan baik. Dengan demikian, pembelajaran adalah proses mem-

bantu siswa untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan kepada siswa

agar belajar dengan baik.

Efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pem-

belajaran. Menurut Saefuddin dan Berdiati (2014: 34), pembelajaran efektif ada-

lah apabila tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan berhasil diterapkan dalam

pembelajaran. Pembelajaran efektif dapat tercapai jika dapat memberikan penga-

laman baru, membentuk kompetensi dan mengantarkan siswa ke tujuan yang ingin

dicapai secara optimal. Menurut Haryoko (2009: 3), efektivitas pembelajaran se-

cara konseptual dapat diartikan sebagai perlakuan dalam proses pembelajaran

yang memiliki ciri-ciri suasana yang dapat berpengaruh, atau hal yang berkesan

terhadap penampilan dan keberhasilan usaha atau tindakan yang berpengaruh ter-

hadap hasil belajar siswa. Depdiknas (2009: 4) menyatakan bahwa kriteria keber-

hasilan pembelajaran salah satunya ialah siswa menyelesaikan serangkaian tes,

baik tes formatif, tes sumatif, maupun tes keterampilan yang mencapai tingkat ke-

berhasilan rata-rata 60%. Dengan demikian, pembelajaran dikatakan efektif jika

tujuan pembelajaran dapat tercapai dan memiliki kriteria-kriteria keberhasilan

dalam belajar.

Berdasarkan uraian tersebut, efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan

dari suatu proses interaksi antar siswa dan siswa dengan guru dalam pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pada penelitian ini, model

pembelajaran inkuiri terbimbing dikatakan efektif ditinjau dari kemampuan peme-

cahan masalah matematis apabila peningkatan kemampuan pemecahan masalah

Page 40: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

20

matematis siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih

tinggi dari yang mengikuti pembelajaran konvensional dan proporsi siswa yang

memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis terkategori baik lebih dari

60% dari jumlah siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing.

B. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini yaitu:

1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

menekankan pada kemampuan siswa dalam memperoleh informasi dengan cara

bereksperimen dan melakukan observasi untuk dapat memecahkan suatu

permasalahan. Dalam pelaksanaannya, guru ikut membimbing dalam kegiatan-

kegiatan tersebut. Tahapan pembelajaran ini yaitu mengajukan pertanyaan atau

permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data,

dan membuat kesimpulan.

2. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa dilakukan

oleh guru dengan guru sebagai pusat pembelajaran (teacher centered) dan

siswa hanya sebagai penerima informasi secara pasif. Pembelajaran konvensio-

nal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pembelajaran ekspositori. Lang-

kah pembelajaran ini yaitu menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa,

mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, membimbing pelatihan,

mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, serta memberikan

kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.

Page 41: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

21

3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan yang me-

nunjukkan proses berpikir yang terarah secara sistematis dalam menyelesaikan

suatu permasalahan matematis untuk menghasilkan gagasan, ide dengan cara

memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, menyelesaikan ma-

salah dan melakukan pengecekan kembali terhadap jawaban yang didapatkan.

4. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas pembelajaran merupakan ukuran keberhasilan dari suatu proses in-

teraksi antar siswa dengan guru dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan. Pada penelitian ini, model pembelajaran inkui-

ri terbimbing dikatakan efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah

matematis apabila (1) peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi

daripada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional dan (2) proporsi siswa yang memiliki

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa terkategori baik lebih dari

60% dari jumlah siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing.

C. Kerangka Pikir

Penelitian tentang efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa terdiri dari satu

variabel bebas dan satu variabel terikat. Model pembelajaran merupakan variabel

bebas, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah

matematis.

Page 42: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

22

Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan pe-

mecahan masalah matematis siswa adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Pada model ini, siswa diharuskan menemukan informasi berupa ilmu pengetahuan

baru yang didapat dari eksperimen dan observasi. Model pembelajaran inkuiri

terbimbing juga dapat melatih kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

dengan mengikuti tahapan yang digunakan pada model pembelajaran inkuiri

terbimbing.

Tahap pertama pada pembelajaran inkuiri terbimbing adalah mengajukan perta-

nyaan atau permasalahan. Pada tahap ini, siswa diberikan persoalan yang berkait-

an dengan fenomena sehari-hari yang berisi uraian suatu permasalahan yang

disajikan di dalam LKPD. Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah

yang terdapat pada LKPD. Pada tahap ini, siswa diminta memahami masalah

yang diberikan. Siswa dituntut untuk menentukan apa yang diketahui, ditanya,

syarat-syarat yang dapat dipenuhi dan menyatakan kembali masalah asli dalam

bentuk yang lebih operasional. Pengalaman belajar ini dapat mengembangkan

kemampuan siswa dalam melihat suatu permasalahan dan merumuskan masalah

Tahap kedua pada pembelajaran inkuiri terbimbing adalah merumuskan hipotesis.

Pada tahap ini, siswa merumuskan hipotesis berdasarkan permasalahan relevan

yang diberikan dengan bantuan guru. Siswa kembali memahami masalah dengan

memperhatikan syarat-syarat pada tahap pertama yang diberikan untuk merumus-

kan hipotesis. Pengalaman belajar ini dapat mengembangkan kemampuan siswa

dalam memahami masalah.

Page 43: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

23

Tahap ketiga pada pembelajaran inkuiri terbimbing adalah mengumpulkan data.

Guru membimbing siswa mencari sumber-sumber lain untuk mendapatkan

informasi atau data-data melalui percobaan maupun telaah. Selain itu, siswa dapat

merencanakan penyelesaian dengan menyusun strategi yang dapat dipakai untuk

memecahkan masalah. Siswa akan mendiskusikan informasi atau data-data serta

strategi yang telah disusun dalam kelompoknya. Pengalaman belajar ini dapat

mengembangkan kemampuan siswa dalam merencanakan penyelesaian.

Tahap keempat pada pembelajaran inkuiri terbimbing adalah menganalisis data

atau menguji hipotesis. Siswa dituntut untuk merakit semua informasi yang dida-

patnya menjadi data yang valid. Pada tahap ini, siswa menguji hipotesis sesuai

rencana penyelesaian dengan menggunakan prosedur yang urut dan jelas serta me-

ngarah pada jawaban yang benar. Siswa dituntut untuk dapat menghubungkan,

mencatat dan menyampaikan hasil olah data yang telah terkumpul. Pengalaman

belajar ini dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masa-

lah sesuai rencana.

Tahap kelima pada pembelajaran inkuiri terbimbing adalah membuat kesimpulan.

Setelah siswa melewati setiap tahap, guru bersama siswa membuat kesimpulan

dari hasil diskusi yang telah dilakukan. Hasil yang didapat diperiksa kembali atau

diuji kebenarannya agar kesimpulan yang diperoleh benar. Pengalaman belajar ini

dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam menguji kebenaran jawaban.

Berbeda dengan pembelajaran konvensional, guru masih banyak terlibat dalam

memberikan materi pembelajaran di dalam kelas. Siswa hanya memperhatikan

penjelasan materi yang diberikan oleh guru, kemudian siswa diberikan latihan

Page 44: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

24

untuk dikerjakan. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa dalam pembelajaran konvensional kurang berkembang dengan baik. Mela-

lui model pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa mampu menemukan sendiri

solusi permasalahan secara bertahap dengan bantuan guru. Selain itu, melalui

pembelajaran yang efektif terdapat lebih dari 60% siswa yang mengikuti model

pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki kemampuan pemecahan masalah mate-

matis terkategori baik. Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri terbimbing

diduga efektif meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

D. Anggapan Dasar

Anggapan dasar pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Semua siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Bintang memperoleh materi

yang sama dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing belum pernah diterapkan di SMP

Negeri 1 Tanjung Bintang sebelum penelitian diadakan.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pertanyaan dalam rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya,

maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Hipotesis Umum

Model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan kemam-

puan pemecahan masalah matematis siswa.

Page 45: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

25

2. Hipotesis Khusus

Terdapat hipotesis khusus dalam penelitian ini yaitu:

a. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada

peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional.

b. Proporsi siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis

terkategori baik lebih dari 60% dari jumlah siswa yang mengikuti model

pembelajaran inkuiri terbimbing.

Page 46: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

26

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tanjung Bintang semester genap

tahun pelajaran 2018/2019. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Tanjung Bintang semester genap tahun pelajaran 2018/2019 yang

terdistribusi secara merata baik dari segi jumlah sebanyak 224 siswa maupun

kemampuan matematis siswa dalam tujuh kelas dari VII A sampai VII G.

Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster random

sampling yaitu mengambil dua kelas sampel secara acak dari beberapa kelompok

tertentu. Berdasarkan teknik pengambilan sampel, terpilihlah dua kelas secara

acak yaitu kelas VII A dan VIIB sebagai sampel. Kelas VII A sebagai kelas

eksperimen yaitu kelas yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing

dan kelas VII B sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang mengikuti pembelajaran

konvensional. Banyaknya siswa pada setiap kelas adalah 29 siswa.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) yang

terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya adalah

model pembelajaran sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan pemecahan

masalah matematis. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah the

Page 47: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

27

randomized pretest-posttest control group design. Pada penelitian ini, diadakan

dua kali pengambilan data yaitu pretest dan posttest. Pretest dilakukan sebelum

diberikan perlakuan untuk mendapatkan data awal kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa. Posttest dilakukan setelah diberikan perlakuan untuk

mendapatkan data akhir kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Garis

besar pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

KelompokPerlakuan

Pretest Pembelajaran PosttestEksperimen (R) O1 X O2

Kontrol (R) O1 C O2

Diadaptasi dari Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012: 268)

Keterangan :R = Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol secara acak (random)O1 = pretest kemampuan pemecahan masalah matematisO2 = posttest kemampuan pemecahan masalah matematisX = Model pembelajaran inkuiri terbimbingC = Model pembelajaran konvensional

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan perencanaan sebelum diadakannya penelitian,

yaitu:

a. Melakukan observasi untuk melihat karakteristik populasi penelitian.

Observasi ini dilakukan pada hari Kamis, 4 Oktober 2018 dengan Bapak Drs.

Siswo Maruto Adi selaku guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 1

Tanjung Bintang. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data populasi kelas

Page 48: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

28

VII yang terdistribusi secara merata ke dalam tujuh kelas dan diajar oleh dua

orang guru matematika.

b. Menentukan materi pembelajaran yang dibahas dalam penelitian yaitu materi

perbandingan.

c. Menyusun proposal penelitian.

d. Membuat perangkat pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

e. Membuat instrumen tes yang digunakan dalam penelitian.

f. Mengonsultasikan bahan ajar dan instrumen dengan dosen pembimbing dan

guru bidang studi matematika.

g. Melakukan uji coba instrumen tes. Uji coba ini dilakukan pada 11 Januari 2019

di kelas VIII A dan pengujian validitas isi dilakukan oleh guru mitra. Data

yang diperoleh dari uji coba pada kelas VIII A diolah dengan bantuan Software

Microsoft Excel 2010 untuk menguji reliabilitas, daya pembeda dan tingkat

kesukaran butir soal.

h. Menentukan sampel penelitian. Penentuan ini dilakukan pada 12 Januari 2019

menggunakan teknik cluster random sampling, dipilih kelas VII A dan VII B

sebagai sampel penelitian. Setelah itu, dilakukan pengundian untuk

menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil

pengundian, kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai

kelas kontrol.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah melakukan tahap perencanaan, peneliti melakukan kegiatan sebagai

berikut.

Page 49: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

29

a. Mengadakan pretest kemampuan pemecahan masalah matematis pada kelas

eksperimen pada 14 Januari 2019 dan kelas kontrol pada 16 Januari 2019.

b. Melaksanakan pembelajaran selama lima pertemuan dimulai dari 14 Januari

2019 sampai dengan 30 Januari 2019 dengan menggunakan model pembelajar-

an inkuiri terbimbing pada kelas VII A dan model pembelajaran konvensional

pada kelas VII B.

c. Mengadakan posttest kemampuan pemecahan masalah matematis pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada 31 Januari 2019.

3. Tahap Penutup

Setelah melakukan tahap pelaksanaan, peneliti melakukan kegiatan sebagai

berikut.

a. Menganalisis data pretest dan posttest yang diperoleh dari kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

b. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

c. Menyusun laporan penelitian yang berisi kesimpulan dan hasil penelitian.

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa. Data kemampuan pemecahan masalah matematis

merupakan data kuantitatif yang didapat dari skor pretest dan skor posttest.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes.

Tes dilakukan sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran.

Page 50: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

30

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes untuk

mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Instrumen tes yang

digunakan dalam penelitian ini berupa soal uraian dengan materi perbandingan

yang berjumlah 4 butir soal yang diberikan kepada siswa secara individu sebelum

dan setelah materi selesai diajarkan. Instrumen tes yang diberikan kepada kelas

eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Pedoman penskoran kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa dimodifikasi dari Rahmat (2015: 110), dapat

dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

No Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal/masalah Skor

1. Memahami Masalah

Tidak menuliskan yang diketahui danditanyakan dari soal

0

Menuliskan diketahui dan ditanyakan dari soaltetapi tidak tepat

Menuliskan salah satu saja apa yang diketahuiatau ditanyakan dari soal

1

Menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakandari soal tetapi salah satunya salah

2

Menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakandari soal dengan benar dan tepat

3

Skor Maksimum 3

2.MerencanakanPenyelesaianpermasalahan

Tidak ada rencana strategi 0Ada strategi tetapi kurang relevan 1Menuliskan model matematika tetapi hanyasebagian yang benar

2

Menuliskan model matematika dengan benardan lengkap

3

Skor Maksimum 3

3.Menyelesaikanrencana penyelesaian

Tidak ada penyelesaian

Menuliskan penyelesaian masalah tidaklengkap, tidak tepat, dan jawaban tidak benar

0

Menuliskan penyelesaian masalah tidaklengkap tetapi jawaban benar

1

Menuliskan penyelesaian masalah denganlengkap dan tepat tetapi jawaban tidak benar

2

Page 51: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

31

No Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal/masalah SkorMenuliskan penyelesaian masalah denganlengkap, tepat, dan jawaban benar

3

Skor Maksimum 3

4.Memeriksa kembalidan menarik kesim-pulan

Tidak memeriksa kembali dan tidak menarikkesimpulan

0

Tidak memeriksa kembali tetapi menarikkesimpulan dengan benar

Memeriksa kembali dan menarik kesimpulantetapi tidak tepat

1

Memeriksa kembali jawaban dan menarikkesimpulan tetapi salah satunya tidak tepat

2

Memeriksa kembali dan menarik kesimpulandengan tepat dan benar

3

Skor Maksimum 3Dimodifikasi dari Rahmat (2015: 110)

Setelah perangkat tes tersusun, perangkat tersebut diujicobakan untuk mengetahui

kelayakan soal tersebut untuk digunakan. Menurut Arikunto (2011: 57), ciri-ciri

tes yang baik adalah apabila instrumen tes valid, reliabel, memiliki daya pembeda

butir soal minimal baik, dan tingkat kesukaran butir soal minimal sedang.

1. Validitas

Validitas instrumen penelitian ini didasarkan pada validitas isi. Validitas isi dari

tes kemampuan pemecahan masalah matematis diketahui dengan cara menilai

kesesuaian isi yang terkandung dalam tes dengan indikator kemampuan pemecah-

an masalah matematis. Suatu tes dikategorikan valid jika butir-butir soal tes

sesuai dengan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis dan indikator

pencapaian kompetensi yang diukur. Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan

kisi-kisi tes yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan dengan kemam-

puan bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar cek (checklist). Peng-

ujian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan oleh guru mitra. Hasil validasi

oleh guru mitra menunjukkan bahwa tes yang digunakan untuk mengambil data

Page 52: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

32

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa telah dinyatakan valid.

Pengujian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.4. Dengan demikian, ins-

trumen dapat diujicobakan kepada siswa di luar sampel. Uji coba dilakukan pada

kelas VIII A SMP Negeri 1 Tanjung Bintang dengan pertimbangan kelas tersebut

telah menempuh materi yang diujicobakan. Data yang diperoleh dari uji coba pada

kelas VIII A selanjutnya diolah dengan bantuan Software Microsoft Excel 2010

untuk menguji reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal.

2. Reliabilitas

Menurut Sudijono (2011: 208), untuk mencari koefisien reliabilitas (r11) soal tipe

uraian menggunakan rumus Alpha yang dirumuskan sebagai berikut.

= − 1 1 − ∑Keterangan:r11 = Koefisien reliabilitas tesn = Banyaknya butir soal yang dikeluarkan dalam tes∑ = Jumlah varians skor tiap soal

= Varians total

Koefisien reliabilitas suatu instrumen tes diinterpretasikan berdasarkan pendapat

Sudijono (2011: 209) seperti dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas (r11) Interpretasir11 < 0,70 Rendahr11 ≥ 0,70 Tinggi

Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,79 yang

berarti instrumen tes yang digunakan memiliki reliabilitas tinggi. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.1.

Page 53: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

33

3. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat

membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan

rendah. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa

yang memperoleh nilai tertinggi hingga siswa yang memperoleh nilai terendah.

Kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok

atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah).

Menurut Arifin (2012: 146), rumus yang digunakan untuk daya pembeda adalah:

DP = KA − KBKeterangan :

DP : indeks daya pembeda suatu butir soalKA : rata-rata skor suatu butir soal dari kelompok atasKB : rata-rata skor suatu butir soal dari kelompok bawahSkor maks : skor maksimum suatu butir soal

Indeks daya pembeda butir soal yang digunakan menurut Arifin (2012: 146)

diinterpretasikan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Interpretasi Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Interpretasi0,39 < DP ≤ 1,00 Sangat baik0,29 < DP ≤ 0,39 Baik0,19 < DP ≤ 0,29 Cukup-1,00 ≤ DP ≤ 0,19 Kurang Baik

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh bahwa indeks daya pembeda soal nomor

1, 2, 3, dan 4 berturut-turut 0,39, 0,36, 0,32 dan 0,37. Hal ini menunjukkan

bahwa daya pembeda butir soal memiliki kriteria baik. Oleh karena itu, semua

butir soal dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran C.2.

Page 54: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

34

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir

soal. Suatu butir soal dikatakan baik jika memiliki tingkat kesukaran sedang,

yaitu tidak terlalu sukar, dan tidak terlalu mudah. Seperti yang dikemukakan

Lestari dan Yudhanegara (2015: 224) untuk menghitung tingkat kesukaran suatu

butir soal digunakan rumus:

= ̅Keterangan:

TK = Tingkat kesukaran suatu butir soal̅ = Rata-rata skor jawaban siswa pada suatu butir soalSMI = Skor maksimum ideal, yaitu skor maksimum tiap butir soal

Tingkat kesukaran butir soal yang digunakan menurut Lestari dan Yudhanegara

(2015: 224) diinterpretasikan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran InterpretasiTK = 0,00 Sangat Sukar

0,00 < TK ≤ 0,30 Sukar0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang0,70 < TK < 1,00 Mudah

TK = 1,00 Sangat Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh bahwa tingkat kesukaran soal nomor 1,

2, 3, dan 4 berturut-turut 0,54; 0,55; 0,66; dan 0,29. Hal ini menunjukkan bahwa

butir soal nomor 1, 2, dan 3 memiliki tingkat kesukaran sedang dan nomor 4

memiliki tingkat kesukaran sukar. Oleh karena itu, semua butir soal dapat

digunakan untuk mengumpulkan data. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran C.2. Hasil uji coba disajikan pada Tabel 3.6.

Page 55: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

35

Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Instrumen Tes

NoSoal

Validitas Reliabilitas DayaPembeda

TingkatKesukaran

Keputusan

1

Valid0,79

(Tinggi)

0,39 (Baik)0,54

(Sedang)

Layakdigunakan

2 0,36 (Baik)0,55

(Sedang)

3 0,32 (Baik)0,66

(Sedang)4 0,37 (Baik) 0,29 (Sukar)

Dari Tabel 3.6 diketahui bahwa soal tes kemampuan pemecahan masalah

matematis pada penelitian ini telah memenuhi kriteria reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembeda yang ditentukan serta dinyatakan valid. Dengan

demikian, soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis layak digunakan

untuk mengumpulkan data.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Awal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data awal berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Dalam

penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilliefors dengan taraf

signifikan α = 0,05. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

H0 : sampel data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Prosedur pengujian menggunakan uji Lilliefors menurut Sudjana (2005: 466)

adalah sebagai berikut.

Page 56: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

36

a. Mengubah data awal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

menjadi bilangan baku z menggunakan rumus = ̅b. Menghitung peluang ( ) = ( ≤ )c. Menghitung proporsi , , … . . , yang lebih kecil atau sama dengan . Jika

proporsi ini dinyatakan oleh ( ), maka

( ) = , , … . . , ≤d. Menghitung selisih ( ) − ( ) kemudian menentukan harga mutlaknya

e. Mengambil nilai yang paling besar diantara nilai-nilai mutlak selisih tersebut.

Melambangkan nilai terbesar dengan L0

Kriteria uji, H0 ditolak jika > . Untuk hal lainnya, H0 diterima. Dengan

diambil dari daftar tabel uji Lilliefors untuk taraf nyata ∝ = 0,05.

Hasil uji normalitas data awal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dan siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional disajikan dalam Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Hasil Uji Normalitas Data Awal Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis

Kelas Keputusan Uji KesimpulanInkuiri Terbimbing

0,133 0,161H0 diterima Berdistribusi

NormalKonvensional

0,140 0,161H0 diterima Berdistribusi

Normal

Berdasarkan uji normalitas pada Tabel 3.7, diketahui bahwa data awal

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdistribusi normal.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.4 dan Lampiran C.5.

Page 57: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

37

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians dalam

kedua sampel tersebut sama atau tidak sama. Rumusan hipotesis untuk uji ini

adalah:

H0 : kedua kelompok populasi memiliki varians yang sama

H1 : kedua kelompok populasi memiliki varians yang tidak sama

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas menurut Sudjana (2005:

249) adalah:

=Kriteria pengujian yang digunakan adalah tolak H0 jika ≥ ( , ) dalam

hal lainnya H0 diterima. ( , ) diperoleh dari perhitungan menggunakan

bantuan Software Microsoft Excel 2010. dengan taraf signifikan α = 0,05 dan

derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan derajat kebebasan pembilang dan

penyebut. Hasil perhitungan uji homogenitas data awal kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa disajikan dalam Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Hasil Uji Homogenitas Data Awal Kemampuan PemecahanMasalah Matematis

Kelas Varians FKeputusan

Uji Kesimpulan

Inkuiri Terbimbing 16,0251,122 2,130 H0 diterima

Kedua kelompokpopulasi memilikivarians yangsamaKonvensional 17,973

Page 58: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

38

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 3.8, kedua kelompok populasi memiliki

varians yang sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.6.

c. Uji Perbedaan Data Awal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Untuk menguji perbedaan data awal dilakukan uji kesamaan dua rata-rata satu

pihak (uji-t) dengan hipotesis sebagai berikut.

H0 : ≤ (data awal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing tidak lebih dari

data awal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional)

H1 : > (data awal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi

daripada data awal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional)

Menurut Sudjana (2005: 239), pengujian hipotesis dilakukan dengan mengguna-

kan uji kesamaan dua rata-rata (uji-t) sebagai berikut.= dengan = ( ) ( )Keterangan:

: rata-rata data awal kemampuan pemecahan masalah matematis kelaseksperimen

: rata-rata data awal kemampuan pemecahan masalah matematis kelaskontrol

n1 : banyaknya siswa kelas eksperimenn2 : banyaknya siswa kelas kontrol

: varians pada kelas eksperimen: varians pada kelas kontrol: varians gabungan

Page 59: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

39

Pada taraf signifikansi 5% dengan = ( + − 2 dan peluang (1 − ), H0

diterima jika < ( )( ), untuk harga t lainnya H0 ditolak.

Berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata satu pihak (uji-t) diperoleh= 5,16 dan ( , )( ) = 1,67. Karena nilai > ( , )( ). Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran C.7. Hal ini menunjukkan bahwa data awal kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri

terbimbing lebih tinggi daripada data awal kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dengan demikian,

untuk menguji hipotesis penelitian digunakan data gain kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa.

2. Hipotesis Pertama

Besarnya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada

kelas inkuiri terbimbing dan kelas konvensional dihitung menggunakan rumus

gain ternormalisasi (normalized gain) menurut Hake (1998 : 64) sebagai berikut.

= − −Hasil perhitungan data gain kemampuan pemecahan masalah matematis

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.5 dan C.6. Sebelum melakukan

pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas

dan homogenitas.

Page 60: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

40

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data gain berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Uji normalitas

dilakukan dengan prosedur yang sama dengan uji normalitas pada data awal

kemampuan pemecahan masalah matematis. Hasil uji normalitas data gain

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti model

pembelajaran inkuiri terbimbing dan siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional disajikan dalam Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Hasil Uji Normalitas Data Gain Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis

Kelas Keputusan Uji KesimpulanInkuiri Terbimbing

0,162 0,161H0 ditolak Tidak Berdistribusi

NormalKonvensional

0,111 0,161H0 diterima Berdistribusi

Normal

Berdasarkan uji normalitas pada Tabel 3.9, diketahui bahwa data gain siswa yang

mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing tidak berdistribusi normal dan

data gain siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional berdistribusi normal.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.10 dan Lampiran C.11.

b. Uji Hipotesis Pertama

Setelah melakukan uji normalitas diketahui data gain kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing

tidak berdistribusi normal dan data gain kemampuan pemecahan masalah

Page 61: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

41

matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional berdistribusi normal,

sehingga uji yang digunakan adalah uji Mann-Whitney U.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui median peningkatan kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing

lebih tinggi dari siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hipotesis

yang digunakan sebagai berikut.

H0 : Median peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing tidak lebih tinggi

dari median peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

H1 : Median peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi

daripada median peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

Menurut Siregar (2015: 394), langkah pertama untuk menguji data peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah skor-skor pada kedua

kelompok sampel harus diurutkan dalam peringkat. Selanjutnya, dapat digunakan

rumus sebagai berikut. = + ( )− ∑= + ( )− ∑

Keterangan:U1 = Jumlah peringkat 1U2 = Jumlah peringkat 2n1 = banyaknya sampel pada kelas eksperimen

Page 62: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

42

n2 = banyaknya sampel pada kelas kontrolR1 = Ranking ukuran sampel ke 1R2 = Ranking ukuran sampel ke 2U = min(U1, U2)

Statistik U yang digunakan adalah U yang nilainya lebih kecil, karena sampel

lebih dari 20, maka digunakan pendekatan kurva normal dengan mean = .

Standar deviasi dalam bentuk: = ( )Nilai baku dihitung dengan: =Pada taraf signifikan α = 0,05, kriteria pengujian yang digunakan adalah terima H0

Jika < , dan tolak H0 jika ≥ , . , dapat dilihat pada

tabel distribusi normal.

3. Hipotesis Kedua

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data akhir berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Uji normalitas

dilakukan dengan prosedur yang sama dengan uji normalitas pada data awal

kemampuan pemecahan masalah matematis. Berdasarkan perhitungan uji

normalitas data akhir kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diperoleh

nilai L0 = 0,131 dan Ltabel = 0,161. Berdasarkan kriteria pengujian H0 diterima

karena < . Dengan demikian, data akhir kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.15.

Page 63: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

43

b. Uji Hipotesis Kedua

Uji proporsi dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa proporsi siswa yang

memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis terkategori baik lebih dari

60% dari jumlah siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Telah diketahui bahwa data akhir kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing berdistribusi

normal, maka uji proporsi yang digunakan adalah statistik z dengan hipotesis

sebagai berikut.

H0 : ≤ 0,6 (proporsi siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah

matematis terkategori baik tidak lebih dari 60% dari jumlah siswa

yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing)

H1 : > 0,6 (proporsi siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah

matematis terkategori baik lebih dari 60% dari jumlah siswa yang

mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing)

Dalam penelitian ini, interpretasi kategori kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa menurut Arifin (2012: 299) ditentukan berdasarkan penilaian

acuan norma (PAN), maka digunakan nilai rata-rata ( ̅) dan simpangan baku (s).

Berdasarkan data akhir kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing diperoleh ̅ = 29,41 dan s =6,93. Kategori kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti

model pembelajaran inkuiri terbimbing diinterpretasikan pada Tabel 3.10.

Page 64: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

44

Tabel 3.10 Kategori Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswayang Mengikuti Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Interpretasi Jumlah SiswaSangat Tinggi 3

Tinggi 5Sedang 14Rendah 5

Sangat Rendah 2

Siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis terkategori baik

adalah yang memiliki kriteria kemampuan pemecahan masalah matematis sedang,

tinggi, dan sangat tinggi atau skor akhir yang dimiliki siswa lebih dari 25,95. Hal

ini didasarkan pendapat Jusmawati dkk (2015: 36), salah satu kriteria

keefektivitan pembelajaran adalah rata-rata hasil belajar minimal berada pada

kategori sedang. Pada penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah skor akhir

kemampuan pemecahan masalah matematis. Dengan demikian, siswa yang

memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis terkategori baik adalah 22

orang. Kategori kemampuan pemecahan masalah matematis selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran C.17.

Menurut Sudjana (2005: 234), pengujian hipotesis dilakukan dengan mengguna-

kan uji statistik z sebagai berikut. = −0,60,6 (1−0,6)Keterangan:

x : Banyaknya siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah matematisterkategori baik

n : Jumlah sampel

Page 65: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

58

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa

peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti

model pembelajaran inkuiri terbimbing tidak lebih dari peningkatan kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Namun, proporsi siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis

terkategori baik pada kelas yang mengikuti model pembelajaran inkuiri

terbimbing mencapai lebih dari 60% dari jumlah siswa. Hal ini menunjukkan

model pembelajaran inkuiri terbimbing tidak efektif untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII SMP Negeri 1

Tanjung Bintang semester genap tahun pelajaran 2018/2019.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, disarankan kepada praktisi pendidikan yang

ingin mengimplementasikan model pembelajaran inkuiri terbimbing hendaknya

memberikan waktu kepada siswa untuk beradaptasi dengan model pembelajaran

inkuiri terbimbing sebelum dilaksanakannya proses pembelajaran dan memperha-

tikan pengelolaan kelas serta efisiensi waktu dalam setiap tahapan model pembe-

lajaran inkuiri terbimbing agar proses pembelajaran berjalan secara optimal.

Page 66: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

59

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.Graha Ilmu, Yogyakarta. 212 hlm.

Alwi, H. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta. 704 hlm.

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Direktorat Jenderal PendidikanIslam Kementerian Agama RI, Jakarta. 430 hlm.

Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara,Jakarta. 356 hlm.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta, Bandung. 224 hlm.

Bidari, Masgusti Dinda. 2017. Efektivitas Model Pembelajaran Guided InquiryDitinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Matmatis Siswa. JurnalPendidikan Matematika Unila. Vol. 5 No. 8. (Online). (http://jurnal.fkip.unila.ac.id), diakses 25 Februari 2019.

Depdiknas. 2003. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional. Jakarta.

_________. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pusat Kurikulum,Balitbang Depdiknas, Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2014. Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta, Jakarta. 226 hlm.

Effendi, Leo Adhar. 2012. Pembelajaran Matematika dengan Metode PenemuanTerbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan PemecahanMasalah Matematis Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan. Hal. 1-10.Vol. 13 No. 2. (Online). (http://jurnal.upi.edu/file/Leo_Adhar.pdf), diakses 1Mei 2018.

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif AlternatifDesain Pembelajaran yang Menyenangkan. Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.244 hlm.

Page 67: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

60

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., dan Hyun, H. H. 2012. How to Design andEvaluate Research in Education 8th Edition. McGraw-Hill, New York. 642hlm.

Hake, Richard R. 1998. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: ASix-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for IntroductoryPhysics Courses. (Online), (http://www.montana.edu), diakses 20September 2018.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Bandung. 242hlm.

Hamiyah, Nur dan Jauhar, Muhammad. 2014. Strategi Belajar Mengajar di Kelas.Prestasi Pustaka, Jakarta. 294 hlm.

Haryoko, Sapto. 2009. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual SebagaiAlternatif Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi Elektro Vol. 5No. 1 Maret 2009. Sulawesi Selatan: Universitas Negeri Makasar.

Jusmawati, Upu, Hamzah, dan Darwis, Muhammad. 2015. Efektivitas PenerapanModel Berbasis Masalah Setting Kooperatif dengan Pendekatan Saintifikdalam Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 11 Makasar.Jurnal Daya Matematis. Hal. 30-40 Vol 3 No. 1 (Online),(http://ojs.unm.ac.id/JDM/article/view/1314). diakses 9 April 2019.

Karimah, Aminatul dan Fuad, Yusuf. 2017. Analisis Kesalahan Siswa dalamMenyelesaikan Soal PISA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. Hal. 24-31 Vol. 1 No.6 (Online), (http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id), diakses 12November 2018.

Khoirullah, E.M., Yarmaidi, dan Utami, R.K.S. 2016. Perbedaan Hasil BelajarSiswa dengan Menggunakan Pembelajaran Concept Sentence danKonvensional. Jurnal Penelitian Geografi. Hal. 6 Vol. 3 No. 8 (Online),(http://jurnal. fkip.unila.ac.id), diakses 9 Oktober 2018.

Lestari, K.E. dan Yudhanegara, M.R. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika.Refika Aditama, Bandung. 384 hlm.

Mawaddah, Hana dan Anisah, Siti. 2015. Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa Pada Pembelajaran Matematika dengan MenggunakanModel Pembelajaran Generatif (Generatif Learning) di SMP. JurnalPendidikan Matematika. Vol. 3 No. 2 Hal. 167 (Online),(http://portalgaruda.org), diakses 14 November 2018.

Mudhofir, Ali dan Rusydiyah, Evi Fatimatur. 2016. Desain PembelajaranInovatif. PT. Raja Grafindo Perada, Jakarta. 176 hlm. (Online),(http://digilib.uinsby.ac.id/6464), diakses 8 Oktober 2018.

Page 68: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

61

Nisa, Maryam Khoirun dan Rejeki, Sri. 2017. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIIdalam Memecahkan Soal Matematika Model PISA Konten Quantity.Prosiding Sempoa : Seminar Nasional, Pameran Alat Peraga, danOlimpiade Matematika. Vol. 1 (Online), (https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/8807/24.%20Makalah%20Revisi_Maryam.pdf?sequence=1&isAllowed=y).

Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia (EdisiRevisi). Rineka Cipta, Jakarta. 180 hlm.

OECD. 2016. Program for International Student Assessment (PISA) Result fromPISA 2015. (Online), (http://oecd.org/pisa/Pisa-2015-Indonesia.pdf), diakses18 April 2018. 8 hlm.

Pedaste, M., Mäeots, M., Leijen, Ä., dan Sarapuu, S. 2012. ImprovingStudents’inquiry Skills Through Reflection and Self-Regulation Scaffolds.Technology, Instruction, Cognition and Learning. Hal. 81–95 No. 9.(Online), (http://refhub.elsevier.com/S1747-938X(15)00006-8/sr0285),diakses 14 November 2018.

Rahmat, Aulia. 2015. Efektivitas Guided Inquiry Learning Ditinjau dariKemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Skripsi. UniversitasLampung, Bandarlampung. 120 hlm.

Rismawati, Sinon, I.L.S., Yusuf, I., dan Widyaningsih, S.W. 2017. PenerapanModel Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) TerhadapKeterampilan Proses Sains Peserta Didik di SMK Negeri 02 Manokwari.Jurnal Pendidikan. Vol. 8 No. 1. (Online), (https://journal.unilak.ac.id),diakses 20 September 2018.

Ruseffendi, E.T. 2005. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. PT. Tarsio, Bandung. 301 hlm.

Saefuddin, Asis dan Berdiati, Ika. 2014. Pembelajaran Efektif. PT RemajaRosdakarya, Bandung. 196 hlm.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran yang Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Kencana Prenada, Jakarta. 310 hlm.

Schalk, L., Edelsbrunner, P.A., Deiglmayr, Schumacher, R., dan Stern, E. 2018.Improved Application of the Control-of-Variables Strategy as a CollateralBenefit of Inquiri-Based Physics Education in Elementary School. Learningand Instruction. Hal. 34-45 Vol. 59. (Online), (https://doi.org/10.1016/j.learninstruc.2018.09.006), diakses 14 November 2018.

Shoimin, Aris.2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz Media, Yogyakarta. 240 hlm.

Page 69: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/57246/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Tanjung

62

Siagian, P. Sondang. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara,Jakarta. 230 hlm.

Siregar, Syofian. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi PerbandinganPerhitungan Manual dan SPSS. Prenadamedia Group, Jakarta. 548 hlm.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta. 504 hlm.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. PT. Tarsito Bandung, Bandung. 508 hlm.

Suherman, E., Turmudi, Suryadi, D., Herman T., Suhendra, Prabawanto, S.,Nurjanah, dan Rohayati, A. 2003. Strategi Pembelajaran MatematikaKontemporer (Edisi Revisi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.324 hlm.

Suntoro, Agus. 2009. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika MenggunakanPendekatan Konstruktivistik dengan Multimedia Komputer Ditinjau dariAktivitas Belajar Siswa Kelas VIII. Tesis. Universitas Negeri Surakarta,Surakarta. 237 hlm.

Suryani, N. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Ombak, Yogyakarta. 209 hlm.

Suyitno, Amin. 2006. Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannyadi Sekolah. Universitas Negeri Semarang, Semarang. 100 hlm.

Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. PrenadamediaGroup, Jakarta. 330 hlm.

Wardhani, Sri. 2008. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTsuntuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. DepartemenPendidikan Nasional Direktorat Pusat Pengembangan dan PemberdayaanPendidikdan Tenaga Kependidikan Matematika, Yogyakarta. 50 hlm.