efektivitas metode pembelajaran tgt (team game … filestruktur kelas x semester i sma batik 1...

105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game Tournament) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA POWER POINT DAN DESTINASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 oleh: ENIK EKAWATI K3308004 Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2012

Upload: duongquynh

Post on 06-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game Tournament)

YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA POWER POINT DAN DESTINASI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA MATERI POKOK

STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

oleh:

ENIK EKAWATI

K3308004

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Desember 2012

Page 2: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Enik Ekawati

Nim : K3308004

Jurusan/Program studi : PMIPA/Pendidikan Kimia

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “EFEKTIVITAS METODE

PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament) YANG DILENGKAPI

DENGAN MEDIA POWER POINT DAN DESTINASI TERHADAP

PRESTASI BELAJAR KIMIA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM DAN

SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1

SURAKARTA TAHUN PELAJARA 2012/2013” ini benar-benar merupakan

hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta,

Yang membuat pernyataan

Enik Ekawati

K3308004

Page 3: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta,

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I,

Drs. H. Sugiharto,Apt.,M.S.

NIP. 19490317197603 1 002

Pembimbing II,

Endang Susilowati, S.Si., M.Si.

NIP. 19700117 200003 2 001

Page 4: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. H. Haryono, M.Pd .................

NIP. 19520423 197603 1 001

Sekretaris : Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si. .................

NIP. 19500104 197501 2 001

Anggota I : Drs. H. Sugiharto,Apt.,M.S. ..................

NIP. 19490317 197603 1 002

Anggota II : Endang Susilowati, S.Si., M.Si. ..................

NIP. 19700117 200003 2 001

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Enik Ekawati. K3308004. EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT

(Team Games Tournament) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA

POWER POINT DAN DESTINASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

KIMIA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK

UNSUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2012/2013. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode

pembelajaran TGT dilengkapi dengan media power point dan destinasi terhadap

prestasi belajar Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur siswa kelas X semester

satu SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain

penelitian Randomized Control Group Pretest-Postest Design. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran

2012/2013 yang berjumlah 9 kelas. Sampel terdiri dari 2 kelas yaitu kelas

eksperimen (pembelajaran kooperatif TGT dilengkapi media power point dan

destinasi) dan kelas kontrol (pembelajaran dengan metode konvensional (ceramah

disertai diskusi)), sampel diambil dengan teknik cluster random sampling. Data

prestasi belajar kognitif melalui metode tes, prestasi belajar afektif menggunakan

metode angket. Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis menggunakan uji t-

pihak kanan.

Berdasarkan hasil uji t-pihak kanan untuk prestasi belajar kognitif dan

afektif diperoleh thitung lebih besar dari ttabel. Untuk prestasi kognitif thitung

(2,196) > ttabel (1,668) dan untuk prestasi afektif thitung (1,782) > ttabel (1,668). Hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa metode pembelajaran Team Games

Tournament (TGT) dilengkapi dengan media power point dan destinasi efektif

untuk meningkatkan prestasi belajar Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

siswa kelas X semester satu SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.

Kata kunci : Metode Teams Games Tournament (TGT), media power point, media

destinasi, materi struktur atom dan sistem periodik unsur

Page 6: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Enik Ekawati. K3308004. EFFECTIVENESS OF TGT (Team Games

Tournament) LEARNING METHOD WITH POWER POINT AND

DESTINATION MEDIA OF CHEMISTRY LEARNING ACHIEVEMENT

IN ATOMIC STRUCTURE AND PERIODIC SYSTEM OF ELEMENTS

CLASS X SEMESTER I BATIK 1 SURAKARTA SENIOR HIGH SCHOOL

ACADEMIC YEAR 2012/2013. Minor Thesis, Faculty of Teacher Training and

Education Sebelas Maret University Surakarta, in December 2012.

The purpose of this study was to determine the effectiveness of teaching

methods TGT equipped with a power point and the destination media on learning

achievement and Atomic Structure and Periodic System of Element semester 1

class X Batik 1 Surakarta Senior High School academic year 2012/2013.

This study uses experimental research study design randomized control

group pretest-posttest design. The population in this study were students of class X

Batik 1 Surakarta Senior High School academic year 2012/2013, that consist 9

classes. The sample consisted of two classes, namely the experimental class (TGT

cooperative learning has media power point and destination) and control classes

(learning by conventional methods (lecture with discussion)), samples were taken

with a cluster random sampling technique. Data cognitive achievement through test

method, affective learning achievement using questionnaires. Data analysis

techniques for hypothesis testing using t-test on the right.

Based on t-test results on the right to learn cognitive and affective

achievement obtained thitung greater than TTable. For thitung cognitive achievement

(2.196) > ttable (1.668) and for the achievement of affective thitung (1.782) > ttable

(1.668). The results of this study concluded that learning methods Team Games

Tournament (TGT) is equipped with a power point and a destination media

effectively to improve learning achievement and Atomic Structure Elements

Periodic System semester class Batik 1 Surakarta Senior High School academic

year 2012/2013.

Keywords: Method Teams Games Tournament (TGT), media power point,

destination media, the atomic structure of matter and the periodic system of

elements

Page 7: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh

jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah

mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” QS. Al-baqarah : 216

“...sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka...” QS. Ar- Ra’d : 11

Dibalik kesulitan ada kemudahan, Allah mengetahui yang terbaik untuk hamba-

Nya.

(penulis)

Setiap kejayaan pasti ada rintangannya.

(penulis)

Page 8: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini teruntuk:

Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas doa, kasih

sayang, dan pengorbanan yang tak henti-hentinya untuk

ananda tercinta.

Teman-teman keluarga ”Wisma Kemuliaan”, terima

kasih atas dukungannya selama ini.

Sahabat-sahabatku tersayang di kimia 08.

Almamaterku.

Page 9: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

banyak rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga pada

waktu-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, saran, dorongan dan perhatian

dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Dalam

kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si., Selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D., selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Dra. Bakti Mulyani, M.Si., selaku Ketua Program Kimia Jurusan P. MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. H. Sugiharto, Apt.,MS., selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian yang luar biasa sehingga

memperlancar penulisan skripsi ini.

5. Ibu Endang Susilowati, S.Si., M.Si. selaku pembimbing II yang juga telah

memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian yang luar biasa

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak Drs. H. Literzet Sobri, M.Pd. selaku Kepala SMA Batik 1 Surakarta

yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian.

7. Ibu Ugik Sugiharti,M.Pd. selaku guru mata pelajaran kimia SMA Batik 1

Surakarta yang telah memberikan waktu mengajar kepada penulis untuk

mengadakan penelitian.

Page 10: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Siswa-siswi kelas X-2 dan X-8 SMA Batik 1 Surakarta atas bantuan dan

kerjasamanya.

9. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan fasilitas dan do’a restu

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Mahasiswa kimia angkatan 2008.

11. Teman-teman kost Kemuliaan semuanya terima kasih untuk dukungan dan

semangatnya.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih

jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Desember 2012

Penulis

Page 11: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur untuk menentukan kualitas

suatu bangsa. Namun, pendidikan di Indonesia saat ini sedang mengalami

masalah, yaitu terkait dengan mutu dan kualitas pendidikan yang masih rendah

sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

pendidikan adalah dengan mengadakan perombakan dalam kurikulum secara

berkesinambungan, mulai dari kurikulum 1968 sampai kurikulum 2004.

Kurikulum yang saat ini sedang diterapkan dan dikembangkan oleh pemerintah

adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pengembangan dari

kurikulum 2004. Dalam KTSP terjadi perubahan paradigma pembelajaran yaitu

orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih

berpusat pada murid (student centered); metodologi yang semula lebih didominasi

ekspositori berganti ke parsipatori; dan pendekatan yang semula tekstual menjadi

kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu

pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan (Komarudin, 2005

dalam Trianto 2010: 8).

Ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran IPA yang diajarkan di SMA.

Ilmu kimia pada hakekatnya merupakan pengetahuan yang berdasar pada fakta

dan produk hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli. Ilmu kimia tidaklah

stastis namun berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK). Dalam perkembangannya, ilmu kimia diarahkan pada produk

ilmiah, metode ilmiah dan sikap ilmiah yang dimiliki siswa dengan tujuan akhir

adalah peningkatan prestasi belajar siswa. Namun sebagian siswa SMA masih

menganggap pelajaran kimia sebagai pelajaran yang sulit. Menurut Arifin (1995:

220), kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada:

Page 12: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

1. Kesulitan dalam memahami istilah.

2. Kesulitan dalam memahami konsep kimia.

3. Kesulitan angka.

Oleh sebab itu, seorang guru mata pelajaran Kimia diharapkan mampu

menyajikan materi-materi kimia dengan lebih menarik dan penuh inovasi salah

satunya dengan mengembangkan metode pembelajaran sedemikian rupa sehingga

tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.

Pada pembelajaran kimia, khususnya materi pokok Struktur Atom dan

Sistem Periodik Unsur sering ditemui siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Hal tersebut sebagaimana terjadi pada siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta

dimana masih banyak siswa yang nilai ulangan pada materi Struktur Atom dan

Sistem Periodik Unsur masih dibawah KKM dengan nilai KKM adalah 75.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, bahwa nilai rata-rata

delapan kelas dari sembilan kelas masih dibawah KKM. Atau jika dilihat dari

jumlah siswa, dari total 334 jumlah siswa kelas X terdapat 174 siswa atau 52%

siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata dari sembilan kelas

adalah 66,889.

Berdasarkan hasil observasi dan data nilai siswa yang rata-rata masih di

bawah KKM menunjukkan bahwa materi Struktur Atom dan Sistem Periodik

Unsur merupakan materi yang tergolong sulit bagi siswa. Hal ini kemungkinan

dapat disebabkan karena beberapa hal, diantaranya proses pembelajaran. Dalam

proses pembelajaran, metode yang digunakan guru dalam mengajar juga

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Apabila metode pembelajaran yang

digunakan guru kurang sesuai dengan materi pelajaran sehingga prestasi belajar

siswa juga kurang maksimal.

Materi Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur merupakan materi yang

mengandung konsep-konsep yang memerlukan hafalan serta pemahaman. Metode

yang dapat digunakan untuk materi yang memiliki karakteristik banyak hafalan

antara lain adalah metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT) karena

metode ini dilengkapi dengan Games yang menarik dan memuat pertanyaan

mengenai materi Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur sehingga dapat

Page 13: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

memudahkan siswa dalam menghafal dan memahami materi Struktur Atom dan

Sistem Periodik Unsur. Selain itu, metode pembelajaran Team Games

Tournament (TGT) juga digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa karena

berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia di SMA Batik 1 Surakarta,

metode pembelajaran yang selama ini digunakan dalam materi Struktur Atom dan

Sistem Periodik Unsur adalah ceramah yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi

kelas. Namun, diskusi ini kurang efektif karena meskipun guru sudah mendorong

siswa untuk aktif dalam berdiskusi, kebanyakan siswa hanya diam menjadi

penonton sementara arena kelas dikuasai oleh beberapa siswa saja. Oleh karena

itu, metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dapat digunakan

dalam materi Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur karena metode

pembelajaran ini melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan

status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur

permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang

dalam pembelajaran Team Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat

belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja

sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Hal lain yang dapat menguatkan pemilihan metode TGT sebagai metode

dalam penelitian ini adalah berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Handayani (2010:175) yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik secara kognitif

maupun afektif. Selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan sangat disenangi siswa.

Metode pembelajaran TGT memiliki kelebihan yaitu keterlibatan siswa

lebih tinggi dalam pembelajaran tetapi, metode ini juga memiliki kelemahan yaitu

memerlukan waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, untuk mengatasi kelemahan

tersebut perlu digunakan media pembelajaran agar tujuan pembelajaran cepat

tercapai. Dalam penelitian ini digunakan media power point sehingga saat

presentasi kelas tidak memerlukan waktu yang lama. Selain itu, materi Struktur

Atom dan Sistem Periodik Unsur sebagian besar (lebih dari 50%) merupakan

materi yang abstrak sehingga diperlukan media pembelajaran yang dapat

Page 14: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

menvisualisasikan materi tersebut, seperti misalnya pada materi perkembangan

teori atom (model atom Dalton, Thomson, Rutherford,Bohr), struktur atom, dan

sistem periodik unsur.

Soo-Phing TEOH dan Tse-Kian NEO (2007) dalam jurnal

internasionalnya menyatakan bahwa penggunaan media komputer yang interaktif

sebagai media pembelajaran dapat membantu dalam transfer ilmu dan dengan

adanya interaksi maka informasi dapat terkunci dalam pikiran siswa lebih lama.

Hal ini juga menjadi salah satu dasar dalam pemilihan media power point dalam

pembelajaran. Media power point digunakan karena memiliki kelebihan yaitu

dapat menggabungkan unsur teks, warna, gambar, animasi, video dan dapat juga

diintegrasikan dengan program-progam yang lain. Sehingga power point dapat

menggabungkan unsur teks, audio, visual maupun audio-visual. Dengan kelebihan

yang dimiliki oleh media power point, diharapkan informasi yang disajikan dapat

menarik perhatian siswa sehingga materi mudah dipahami oleh siswa dan siswa

lebih termotivasi untuk belajar.

Dalam pembelajaran TGT diperlukan pembentukan kelompok yang

anggotanya heterogen. Selain itu, juga terdapat game atau permainan. Menurut

Carroll (2011) dalam jurnal internasionalnya menyatakan bahwa penggunaan

game dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan juga partisipasi siswa

dalam semua ketrampilan. Game ini digunakan agar pembelajaran lebih menarik

dan membuat siswa saling berkompetisi untuk menjadi pemenang. Game ini

dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas

dan belajar kelompok. Game yang digunakan dalam penelitian ini adalah

destinasi. Permainan Kartu Destinasi merupakan adaptasi dari permainan ular

tangga. Hanya saja pada papan permainannya hanya berisi nomor saja. Langkah

biji dihitung berdasarkan mata dadu yang muncul. Biji kemudian sampai

langkahnya pada kotak destinasi tertentu dan pemain harus menjawab soal yang

diberikan. Permainan destinasi ini dapat memacu siswa untuk berlomba-lomba

dalam mencapai finish sehingga siswa akan belajar lebih giat agar dapat

memenangkan permainan.

Page 15: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Prestasi belajar siswa pada materi struktur atom dan sistem periodik

unsur yang masih di bawah KKM kemungkinan disebabkan karena metode yang

digunakan kurang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Oleh karena itu,

diperlukan metode pembelajaran yang sesuai untuk materi struktur atom dan

sistem periodik unsur yang memiliki karakteristik banyak hafalan. Metode yang

dapat digunakan antara lain adalah metode Team Games Tournament (TGT).

Penggunaan metode Team Games Tournament (TGT) diharapkan dapat membuat

siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan permainan destinasi yang

digunakan dapat menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa untuk berlomba-

lomba menjadi yang terbaik. Sedangkan untuk mengatasi kelemahan dari metode

TGT yaitu membutuhkan waktu yang lama maka digunakanlah media power point

dalam pembelajaran. Media power point diharapkan dapat memvisualisasikan

materi Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur yang sebagian besar bersifat

abstrak dan dapat menggabungkan unsur teks dengan audio maupun audiovisual.

Jadi, dengan adanya kolaborasi dari metode pembelajaran Team Games

Tournament (TGT) yang menggunakan permainan destinasi dan dilengkapi

dengan media power point diharapkan prestasi belajar siswa akan menjadi lebih

baik. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa terhadap

metode pembelajaran yang digunakan maka perlu diukur efektivitasnya.

Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, peneliti melakukan

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran TGT

dilengkapi dengan media power point dan destinasi terhadap prestasi belajar

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur siswa kelas X semester satu SMA Batik

1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat

diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Prestasi belajar kimia pada materi struktur atom dan sistem periodik unsur di

SMA Batik 1 Surakarta masih dibawah KKM.

Page 16: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Pembelajaran kimia di SMA Batik 1 Surakarta menggunakan metode

konvensional (metode ceramah disertai diskusi).

3. Kesulitan siswa di SMA Batik 1 Surakarta dalam mempelajari materi struktur

atom dan sistem periodik unsur dimungkinkan karena siswa kurang aktif dalam

pembelajaran.

4. Media pembelajaran yang digunakan mungkin belum sesuai dengan materi

struktur atom dan sistem periodik unsur.

5. Metode TGT dilengkapi dengan power point dan destinasi diperkirakan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta pada

materi pokok struktur atom dan sistem periodik unsur.

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester satu SMA Batik 1 Surakarta

tahun ajaran 2012/2013.

2. Metode Pembelajaran

a. Metode pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen adalah

metode TGT dilengkapi dengan media power point dan destinasi.

b. Media power point digunakan saat presentasi kelas dan media destinasi

digunakan saat game pada metode pembelajaran TGT.

c. Metode pembelajaran yang digunakan pada kelas kontrol adalah metode

konvensional (metode ceramah disertai diskusi).

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang diukur adalah prestasi belajar dari aspek kognitif, dan

afektif.

4. Materi Ajar

Materi pokok Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur.

5. Efektif

Efektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah apabila peningkatan

prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode

Page 17: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

pembelajaran TGT dilengkapi dengan media power point dan destinasi lebih

tinggi daripada peningkatan prestasi belajar siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan metode pembelajaran yang biasa digunakan guru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: ”Apakah

metode pembelajaraan TGT dilengkapi dengan media power point dan destinasi

efektif untuk meningkatkan prestasi belajar Struktur Atom dan Sistem Periodik

Unsur siswa kelas X semester satu SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran

2012/2013?”

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah: Mengetahui efektivitas metode pembelajaran TGT

dilengkapi dengan media power point dan destinasi terhadap prestasi belajar

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur siswa kelas X semester satu SMA Batik

1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai

efektivitas penggunaan metode Team Games Tournament (TGT) yang dilengkapi

dengan media power point dan destinasi terhadap prestasi belajar siswa pada

materi pokok Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur.

2. Manfaat Praktis

a. Informasi mengenai implementasi pembelajaran TGT yang dilengkapi

dengan media power point dan destinasi pada materi pokok Struktur Atom

dan Sistem Periodik Unsur.

Page 18: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Inovasi kepada dunia pendidikan khususnya dalam pemilihan metode

pembelajaran yang sesuai.

c. Masukan bagi para guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat

dalam upaya memperbaiki dan memudahkan pembelajaran kimia materi

pokok Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

d. Sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu

proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran kimia.

Page 19: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Efektivitas

Berdasarkan Kamus Lengkap Bahasa Indonesia yang disusun oleh

Budiono (2005 : 142) efektif berarti ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya,

kesannya), manjur, mujarab, mempan (tentang obat); dapat membawa hasil;

berhasil guna (tentang usaha, tindakan); hal mulai berlakunya (tentang undang-

undang peraturan).

Efektivitas menunjukkan pada suatu yang mampu memberikan dorongan

atau motivasi dan bantuan dalam mencapai suatu tujuan. Efektif berarti semua

potensi dapat dimanfaatkan dan semua tujuan dapat dicapai (Margono,1993:3 ).

Dengan demikian efektivitas berarti ada efeknya (pengaruh, akibatnya ) yang

menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya suatu sasaran yang telah

ditetapkan.

Metode pembelajaran yang tepat dan efektif akan dapat menunjang

tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif. Metode yang tepat adalah metode

yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan, sedangkan metode pembelajaran

yang efektif adalah metode yang memanfaatkan semua potensi untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Tingkat efektivitas metode pembelajaran dapat

ditinjau dari prestasi belajar yang diperoleh setelah proses belajar mengajar. Hasil

yang mendekati sasaran berarti makin tinggi efektivitasnya.

Efektivitas pengajaran dapat diukur dengan tiga cara yaitu:

a. Pendekatan analisis, penelitian menentukan standar minimal yang dapat

dicapai siswa.

b. Pendekatan deskriptif, memberi tahu kepada evaluator tentang tingkat

keberhasilan yang dicapai siswa dalam belajarnya.

c. Pendekatan eksperimen, dengan cara membandingkan dua kelompok, yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan catatan kondisi kedua

kelompok yang tidak berbeda. ( Gilbert Sax dalam Arikunto, 2002:160)

Page 20: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Dari ketiga macam cara pengukuran efektivitas pengajaran diatas, penelitian ini

menggunakan pendekatan eksperimen dengan cara membandingkan dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen yang pembelajarannya menggunakan

metode TGT dilengkapi media power point dan destinasi serta kelas kontrol yang

pembelajarannya menggunakan metode ceramah disertai diskusi (metode

konvensional). Penelitian ini dikatakan efektif apabila rata-rata prestasi belajar

kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

2. Efektivitas Pembelajaran

Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah

pelaksanaan proses belajar mengajar (Sadiman, 1987 dalam Trianto 2010: 20).

Menurut Tim Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya

(1988) dalam Trianto (2010: 20), bahwa efisiensi dan efektivitas mengajar dalam

proses interaksi belajar yang baik adalah segala daya upaya guru untuk membantu

para siswa agar bisa belajar dengan baik. Untuk mengetahui keefektivan

mengajar, dengan memberika tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk

mengevaluasi berbagai aspek proses pengajaran.

Menurut Soesasmito (1988) dalam Trianto (2010: 20) suatu pembelajaran

dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektivan pengajaran,

yaitu:

a. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM.

b. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.

c. Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa

(orientasi keberhasilan belajar) diutamakan.

d. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan

struktur kelas yang mendukung butir (b), tanpa mengabaikan butir (d).

Guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu berusaha

agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran dengan

presentasi waktu belajar akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa

menggunakan teknik yang memaksa, negatif atau hukuman (Soemosasmito, 1988

dalam Trianto, 2010: 20). Selain itu, guru yang efektif adalah orang-orang yang

Page 21: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dapat menjalin hubungan simpatik dengan para siswa, menciptakan lingkungan

kelas yang mengasuh, penuh perhatian, memiliki suatu rasa cinta belajar,

menguasai sepenuhnya bidang studi mereka dan dapat memotivasi siswa untuk

bekerja tidak sekedar mencapai suatu prestasi namun juga menjadi anggota

masyarakat yang pengasih (Kardi dan Nur, 2000 dalam Trianto, 2010: 21).

3. Belajar

Manusia adalah makhluk yang mengusahakan sendiri apa yang

dipelajarinya, bukan makhluk yang telah diprogramkan sejak lahir. Untuk itu

manusia dilengkapi Tuhan dengan akal, sehingga dengan ini dia bisa

mengembangkan potensi yang dimilikinya. Belajar merupakan bentuk kegiatan

yang dapat mengembangkan potensi tersebut. Secara umum belajar dapat

diartikan sebagai usaha untuk mencari ilmu pengetahuan guna menguasai

ketrampilan tertentu.

Banyak definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli yang berhubungan

dengan belajar di antaranya:

a. Dalam The Guidance of Learning Activities W.H. Burton (1984)

mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada

diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan

individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi

dengan lingkungannya.

b. Ernest R. Hilgard dalam Introduction to Psychology mendefinisikan belajar

sebagai suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan.

c. H.C. Witherington dalam Educational Psychology menjelaskan pengertian

belajar sebagai suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pengertian.

d. Gage Berlinger mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana suatu

organisme berubah perilaku sebagai akibat dari pengalaman.

e. Harold Spears mengemukakan pengertian belajar dalam perspektifnya yang

detail. Menurut Spears belajar adalah mengamati, membaca, meniru,

mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan

Page 22: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

f. Singer (1986) mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku yang relatif

tetap yang disebabkan praktik atau pengalaman yang sampai pada situasi

tertentu.

g. Gagne (1977) berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan

perilakuyang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu

ataupun dari pembelajaran yang bertujuan/direncanakan. Pengalaman

diperoleh individu dalam interaksinya dengan lingkungan, baik yang tidak

direncanakan maupun yang direncanakan, sehingga menghasilkan perubahan

yang bersifat relatif menetap.

(Siregar dan Nara, 2010:4)

Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang didalamnya

terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah :

a. bertambahnya jumlah pengetahuan,

b. adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi,

c. ada penerapan pengetahuan,

d. menyimpulkan makna,

e. menafsirkan dan mengaitkan dengan realitas,

f. adanya perubahan sebagai pribadi,

Dari berbagai perperspektif pengertian belajar sebagaimana dijelaskan

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas dalam

mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap baik secara individu

maupun kelompok yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya atau

interaksi dengan informasi sehingga menghasilkan perubahan yang bersifat relatif

konstan.

Berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung pada bermacam-macam

faktor. Faktor-faktor yang yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua,

yaitu :

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar. Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu :

1) Faktor jasmaniah, meliputi : kesehatan dan cacat tubuh.

Page 23: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2) Faktor psikologis, meliputi : intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kamatangan dan kesiapan.

3) Faktor kelelahan, meliputi : kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

(Slameto, 2003:54-59)

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor

ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi

tiga faktor, yaitu :

1) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga pengertian orang tua

dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah, meliputi : metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa dan alat pelajaran.

3) Faktor masyarakat, meliputi : kegiatan siswa dalam masyarakat,

media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

(Slameto, 2003:60-71)

4. Teori-Teori Belajar

a. Teori Belajar Kognitivistik

Teori ini lebih menekankan proses pembelajaran daripada hasil belajar.

Bagi penganut aliran kognitivistik belajar tidak sekedar melibatkan hubungan

antara stimulus dan respons. Lebih dari itu, belajar adalah melibatkan proses

berfikir yang sangat kompleks. Menurut teori kognitivistik, ilmu pengetahuan

dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan

dengan lingkungan.

1) Teori Pemrosesan Informasi Robert M. Gagne

Salah satu teori belajar yang berasal dari psikologi kognitif adalah

teori pemrosesan informasi (Information Processing Theory) yang

dikemukakan Gagne. Menurut teori ini, belajar dipandang sebagai proses

pengolahan informasi dalam otak manusia.

Page 24: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2) Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Menurut Piaget, proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan

yakni asimilasi, akomodasi dan equilibrasi (penyeimbangan). Asimilasi

adalah proses pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang

sudah ada. Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam

situasi yang baru. Sedangkan equilibrasi adalah penyesuaian kesinambungan

antara asimilasi dan akomodasi. Proses equlibrasi merupakan proses

penyeimbangan dunia luar dan dunia dalam. Tanpa proses ini perkembangan

kognitif seseorang akan tersendat-sendat dan berjalan tidak teratur. (Siregar

dan Nara, 2010:32)

Berdasarkan tingkat pekembangan kognitif Piaget ini, sebagai

contoh untuk peserta didik pada rentang usia 11-15 tahun berada pada taraf

perkembangan operasi formal. Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan

adalah aspek-aspek perkembangan remaja. Dimana remaja mengalami tahap

transisi dari penggunaan operasi konkret ke penerapan operasi formal dalam

bernalar. Remaja mulai menyadari keterbatasan-keterbatasan pemikiran

mereka, dimana mereka mulai bergelut dalam konsep-konsep yang ada

diluar pengalaman mereka sendiri.

3) Teori Belajar Bermakna David Ausubel

Menurut ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajaran

(instructional content) sebelumnya didefinisikan dan kemudian

dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa (advance organizers).

Dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan kemajuan belajar siswa.

Advance organizers adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi

semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Advance organizers

dapat memberikan tiga macam manfaat : (1) menyediakan suatu kerangka

konseptual untuk materi yang dapat dipelajari, (2) berfungsi sebagai

jembatan yang menghubungkan antara yan sedang dipelajari dan yang akan

dipelajari, (3) dapat membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara

lebih mudah.

Page 25: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

4) Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky

Vygotsky berpendapat seperti Piaget, bahwa siswa membentuk

pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui

bahasa. Vygotsky berkeyakinan bahwa perkembangan tergantung baik pada

faktor biologis menentukan fungsi-fungsi elementer memori, atensi, persepsi

dan stimulus respon, faktor sosial sangat penting artinya bagi perkembangan

fungsi mental lebih tinggi untuk perkembangan konsep, penalaran logis dan

pengambilan keputusan.

Teori Vigotsky ini, lebih menekankan pada aspek sosial dari

pembelajaran. Menurut Vygosky bahwa proses pembelajaran akan terjadi

jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun

tugas-tugas tersebut masih berada di zone of proximal development, yakni

daerah tingkat perkembangan sedikit di atas daerah perkembangan seseorang

saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi metal yang lebih tinggi pada

umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama antar individu sebelum

fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut

(Trianto, 2010: 39).

5) Teori belajar konstruktivistik

Teori konstruktivistik memahami belajar sebagai proses

pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh pembelajar itu sendiri.

Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang guru

kepada orang lain (siswa).

5. Pembelajaran

Menurut Winkel (1991) dalam Siregar dan Nara (2010: 12) pembelajaran

adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar

siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan

terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.

Sementara Gagne (1985) dalam Siregar dan Nara (2010: 12) mendefinisikan

pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar

terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna. Menurut Miarso (1993) dalam

Page 26: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Siregar dan Nara (2010: 12) pembelajaran adalah usaha pendidikan yang

dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu

sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali.

Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan, maka

dapat disimpulkan beberapa ciri pembelajaran sebagai berikut:

a. Merupakan usaha sadar dan disengaja.

b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar.

c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.

d. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.

Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1977) dalam Siregar dan

Nara (2010: 16) mengemukakan sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru

dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut:

a. Menarik perhatian (gaining attention): hal yang menimbulkan minat siswa

dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi atau kompleks.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objective):

memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai

mengikuti pelajaran.

c. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or

prior learning): merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah

dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.

d. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus): menyampaikan

materi-materi pembelajaran yang telah direncanakan.

e. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance): memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses/alur berpikir siswa agar

memiliki pemahaman yang lebih baik.

f. Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance):siswa diminta

untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaanya terhadap

materi.

g. Memberikan balikan (providing feedback): memberitahu seberapa jauh

ketepatan performance siswa.

Page 27: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

h. Menilai hasil belajar (assessing performance): memberikan tes/tugas untuk

mengetahui seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.

i. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer):

merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan

memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktikkan apa yang

telah dipelajari.

6. Metode Ceramah

Menurut Roestiyah (2008:136) ceramah merupakan suatu cara mengajar

yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian

tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.

Menurut Bligh dalam Zaini, Munthe, dan Aryani (2007:93) bahwa sesuai

dengan bukti penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, metode ceramah

adalah metode yang tetap baik digunakan. Selanjutnya ia berpendapat :

a. Metode ceramah sama baiknya dengan metode yang lain, khususnya jika itu

digunakan untuk menyampaikan informasi akan tetapi tidak lebih baik.

b. Pada umumnya, metode ceramah tidak seefektif metode diskusi, jika

digunakan untuk menggugah pendapat siswa.

c. Jika tujuan pembelajaran adalah mengubah sikap siswa maka sebaiknya tidak

menggunakan metode ceramah.

d. Ceramah tidak efektif jika digunakan untuk mengajar keterampilan.

Menurut Zaini, Munthe, dan Aryani (2007:94) kelebihan dari metode ceramah

adalah :

a. Praktis dari sisi persiapan dan media yang digunakan.

b. Efisien dari sisi waktu dan biaya.

c. Dapat menyampaikan materi yang banyak.

d. Mendorong guru menguasai materi.

e. Lebih mudah mengontrol kelas.

f. Siswa tidak perlu persiapan.

g. Siswa dapat langsung menerima ilmu pengetahuan.

Page 28: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Metode ceramah adalah metode yang mengandalkan indera pendengaran

sebagai alat belajar yang dominan ini. Beberapa kelemahan dari metode ceramah

diantaranya adalah mudah terganggu oleh hal-hal visual dan rentan terhadap

kebisingan. Di samping itu faktor otak yang cepat melupakan informasi yang

didapat dianggap sebagai hal yang dominan. Berkaitan dengan hal ini, Bligh

dalam Zaini, Munthe, dan Aryani dkk (2007:94) menjelaskan faktor-faktor yang

menyebabkan seseorang cepat lupa, antara lain adalah:

a. Retroactive dan Proactive Interference

Yang dimaksud dengan interference adalah gangguan atau perubahan situasi

yang terjadi dalam memori otak manusia.

b. Trace Decay pada menit-menit awal

Yang dimaksud dengan trace decay adalah mudahnya otak manusia untuk

melupakan sesuatu yang dipelajari dalam hitungan menit atau bahkan detik.

c. Banyaknya informasi yang harus diingat

Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang mudah melupakan sesuatu

adalah karena dia ingin atau terpaksa belajar yang banyak.

d. Melupakan yang tidak diingini

Dalam belajar, seseorang tidak akan mengingat-ingat sesuatu yang tidak

diingini.dengan kata lain, seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar

akan lebih cepat lupa.

Dalam kaitannya dengan kelemahan metode ceramah ini, Zaini, Munthe,

dan Aryani (2007: 96) merangkum beberapa kelemahan dari metode ceramah

yaitu sebagai berikut:

a. Membosankan.

b. Siswa tidak aktif.

c. Informasi hanya satu arah.

d. Feed back relative rendah.

e. Menggurui dan melelahkan.

f. Kurang melekat pada ingatan siswa.

g. Kurang terkendali baik waktu maupun materi.

h. Monoton.

Page 29: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

i. Tidak mengembangkan kreativitas siswa.

j. Menjadikan siswa hanya sebagai objek didik.

k. Tidak merangsang siswa untuk membaca.

7. Metode Diskusi

Menurut Soekartawi (1995:18) diskusi adalah cara lain dalam proses belajar

mengajar. Dengan diskusi diharapkan siswa dapat berpartisipasi penuh dalam

pelajaran yang diberikan. Walaupun demikian, cara diskusi yang baik kadang-

kadang juga sulit dilakukan di kelas, antara lain disebabkan adanya monopoli dari

peserta diskusi atau peserta tidak siap melakukan diskusi tersebut. Cara ini juga

tidak efektif kalau pesertanya sangat pasif dan tidak berusaha melakukan inisiatif,

walaupun sebenarnya potensial untuk berkontribusi dalam diskusi tersebut.

Sebaliknya, mereka yang suka berbicara sering memonopoli diskusi padahal

sebenarnya mereka tidak atau kurang memahami tentang yang didiskusikan.

Menurut Roestiyah (2008:5) diskusi adalah salah satu teknik belajar

mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini

proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar

pengalaman, informasi, memecahkan masalah. Karp dan Yoels (2002) dalam

Isjoni (2011, 19) menyatakan bahwa strategi yang paling sering dilakukan untuk

mengaktifkan siswa adalah dengan diskusi kelas. Namun, dalam kenyataannya,

strategi ini tidak efektif karena meskipun guru sudah mendorong siswa untuk aktif

dalam berdiskusi, kebanyakan siswa hanya diam menjadi penonton sementara

arena kelas dikuasai oleh beberapa siswa saja.

Kelebihan dari metode diskusi adalah :

a. Dapat mempertinggi partisipasi siswa secara individual.

b. Merupakan pendekatan yang demokratis.

c. Memperluas pandangan.

d. Menghayati kepemimpinan bersama-sama.

e. Membantu mengembangkan kepemimpinan.

f. Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.

Page 30: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Namun demikian, metode ini juga ada kelemahan seperti:

a. Kadang-kadang bias terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut masalah

yang dipecahkan.

b. Dalam diskusi menghendaki pembuktian logis, yang tidak terlepas dari fakta-

fakta.

c. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.

d. Peserta mendapat informasi yang terbatas.

e. Mungkin dikuasai orang-orang yang suka berbicara.

8. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi

belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa

anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk

memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan

belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan.

Menurut Davidson dan Warsham (1992) dalam Isjoni (2011: 28)

mengatakan pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

mengelompokkan siswa untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang

berefektivitas yang mengintegrasikan ketrampilan sosial yang bermuatan

akademik.

Menurut Jarolimek dan Parker (1993) dalam Isjoni (2011: 36)

mengatakan keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif adalah :

a. Saling ketergantungan yang positif.

b. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.

c. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

d. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.

e. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.

f. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi

yang menyenangkan.

Page 31: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Kelemahan model kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam

(intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu:

a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang disamping itu

memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.

b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan

fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

c. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik

permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan.

d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan

siswa yang lain menjadi pasif.

Sementara untuk faktor dari luar erat kaitannya dengan kebijakan

pemerintah, yaitu seringnya terjadi perubahan kurikulum, selain itu pelaksanaan

tes yang terpusat seperti UAN sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas

cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan perolehan NEM. Sebenarnya, apabila

guru telah berperan baik sebagai fasilitator, motivator, mediator maupun sebagai

evaluator, maka kelemahan yang ditemukan dalam pembelajaran kooperatif ini

dapat diatasi. Sehingga peran guru sangat penting dalam menciptakan suasana

kelas yang kondusif agar pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana

(Isjoni, 2011, 18).

9. Team Games Tournament (TGT)

Team Games Tournament yang mula-mula dikembangkan oleh David

DeVries dan Keith Edwards, merupakan model pembelajaran kooperatif John

Hopkins yang pertama. TGT merupakan presentasi guru dan kerja tim yang sama

seperti pada STAD. Namun, mengganti kuis dengan turnamen atau lomba

mingguan. Dalam lomba itu siswa berkompetisi dengan anggota tim lain agar

dapat menyumbangkan poin pada skor tim mereka (Nur, 2011 : 8).

Page 32: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Ada 5 komponen utama dalam TGT yaitu :

a. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam

penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau

dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas

siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang

disampaikan guru karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat

kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan

skor kelompok.

b. Kelompok (team)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang

anngotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras

atau etnis. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama

teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota

kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal saat game.

c. Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk

menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar

kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana

bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab

pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar

pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan

siswa untuk turnamen mingguan.

d. Turnamen

Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap

unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah

mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke

dalam beberapa meja turnamen. Siswa dengan prestasi tertinggi pertama

dikelompokkan pada meja turnamen I, siswa dengan prestasi tertinggi kedua

pada meja turnamen II dan seterusnya.

Page 33: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

e. Team Recognize (penghargaan kelompok)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-

masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor

memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team”

jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai

40-45 dan “God Team” apabila rata-ratanya 30-40 (A’la, 2011 : 105).

Menurut A’la (2011: 105) kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:

1) Melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,

2) Melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya,

3) Mengandung unsur-unsur permainan dan reinforcement di dalamnya,

4) Memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks dan menyenangkan,

5) Menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan

belajar.

Metode pembelajaran TGT mempunyai kelebihan dan kekurangan. Yang

merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain lebih meningkatkan

pemberian waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam, proses

belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa, mendidik siswa untuk

berlatih bersosialisasi dengan orang lain, motivasi belajar lebih tinggi, hasil

belajar lebih baik, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

Sedangkan kelemahan TGT antara lain adalah sulitnya pengelompokan

siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis, waktu yang

dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang

telah ditetapkan, masih adanya siswa yang berkemampuan tinggi kurang terbiasa

dan sulit memberikan penjelasan pada siswa lain.

10. Prestasi Belajar

Dalam dunia pendidikan, proses pendidikan yaitu kegiatan belajar

mengajar merupakan kegiatan yang paling penting. Dapat dikatakan berhasil

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses kegiatan

belajar mengajar yang dilakukan siswa sebagai anak didik. Untuk mengetahui

seberapa jauh pengetahuan siswa terhadap suatu pelajaran maka dilakukan

Page 34: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

penilaian. Dalam proses pendidikan penilaian memegang peranan penting, karena

dengan penilaian yang disajikan dalam bentuk angka-angka dapat digunakan

sebagai pengukur keberhasilan prestasi belajar siswa.

Istilah prestasi belajar menurut Sudjana (2005:22) adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Pendapat ini dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa baik yang berbentuk kognitif, afektif maupun

psikomotor setelah melakukan pembelajaran. Berdasarkan definisi tersebut, maka

prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai siswa setelah mengikui

kegiatan belajar mengajar yang berupa kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotor.

Dalam mata pelajaran kimia, prestasi belajar siswa dinilai berdasarkan

tiga aspek. Ketiga aspek tersebut adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

a. Aspek kognitif

Menurut Arifin (1995: 24) aspek kognitif dapat berupa pengetahuan

dan ketrampilan intelektual yang terdiri dari produk ilmiah dan proses ilmiah.

Produk ilmiah meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,

generalisasi, teori dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan

proses ilmiah meliputi pengamatan, pemahaman, aplikasi, analisis dan

evaluasi.

b. Aspek Afektif

Aspek afektif berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat

penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Karakteristik afektif peserta

didik meliputi sikap, minat, konsep atau organisasi. Minat adalah suatu

disposisi yang terorganisasi melalui pengalaman yang mendorong seseorang

untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman dan ketrampilan untuk

tujuan atau pencapaian. Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu

terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya.

Nilai adalah suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan

atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap jelek. Moral berkaitan

Page 35: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

dengan perasaan salah satu benar terhadap kebahagiaan orang lain, perasaan

terhadap yang dilakukan diri sendiri atau keyakinan agama seseorang.

c. Aspek Psikomotor

Menurut Arifin (1995: 25) aspek psikomotor menyangkut

ketrampilan motorik atau manipulasi objek. Pengukuran keberhasilan pada

aspek ketrampilan ditunjukkan pada ketrampilan dalam merangkai alat,

ketrampilan kerja dan ketelitian dalam mendapatkan hasil.

11. Media

a. Pengertian media pembelajaran menurut beberapa ahli :

Menurut Schramm, 1977 media adalah teknologi pembawa pesan

(informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sedangkan

menurut Briggs media adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi

pembelajaran

b. Peran dan kegunaan media pembelajaran

Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua cara,

yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan

sendiri oleh siswa. Media yang digunakan sebagai alat bantu mengajar disebut

dependent media. Sebagai alat bantu, efektivitas media ini sangat tergantung pada

cara dan kemampuan guru untuk menerangkan suatu konsep.

Media belajar yang dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar

mandiri disebut independent media. Media ini dirancang, dikembangkan dan

diproduksi secara sistematik, serta dapat menyalurkan informasi secara terarah

untuk mencapai tujuan instruksional tertentu (Wibawa dan Mukti, 2001 :14).

c. Karakteristik Media

Usaha pengklasifikasian media untuk mengungkapkan karakteristik atau

ciri-ciri khas suatu media berbeda menurut tujuan atau maksud

pengelompokannya. Untuk tujuan-tujuan praktis di bawah ini akan dibahas

Page 36: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

karakteristik beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar

mengajar khususnya di Indonesia.

1) Media Grafis

Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain

media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima

pesan.

2) Media Audio

Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera

pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-

lambang auditif baik verbal maupun non-verbal.

3) Media Proyeksi Diam

Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafik dalam

arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Selain itu, bahan-bahan

grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam.

Beberapa jenis media proyeksi diam antara lainfilm bingkai (slide), film

rangkai (film strip), overhead proyektor, proyektor opaque, tachitoscope,

microprojection dengan microfilm. Selain itu, menurut Sadiman, dkk

(2009: 75) permainan dan simulasi juga dimasukkan dalam media

proyeksi diam.

Permainan adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu

sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan

tertentu pula.

Setiap permainan harus mempunyai empat komponen utama yaitu :

(a) Adanya pemain.

(b) Adanya lingkungan dimana pemain berinteraksi.

(c) Adanya aturan-aturan main.

(d) Adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Menurut Carroll (2011) dalam jurnal internasionalnya menyatakan bahwa

penggunaan game dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan

juga partisipasi siswa dalam semua ketrampilan. Game ini digunakan agar

Page 37: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pembelajaran lebih menarik dan membuat siswa saling berkompetisi untuk

menjadi pemenang. Game ini dirancang untuk menguji pengetahuan yang

didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Salah satu jenis

permainan adalah permainan destinasi. Destinasi merupakan jenis

permainan kartu. Penggunaan permainan Kartu Destinasi dalam

pembelajaran Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur diharapkan dapat

membangkitkan minat dan semangat siswa dalam mempelajari materi

tersebut. Permainan Kartu Destinasi merupakan adaptasi dari permainan

ular tangga. Hanya saja pada papan permainannya hanya berisi nomor

saja. Langkah biji dihitung berdasarkan mata dadu yang muncul. Peserta

akan mendapatkan soal yang harus dijawab dengan benar agar dapat

melangkah ke kotak destinasi tertentu (sesuai dengan mata dadu yang

muncul). Peserta yang menjadi pemenang adalah peserta yang tercepat

mencapai finish. Pada permainan ini didesain untuk menguji pengetahuan

yang dicapai siswa dan disusun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang

relevan dengan materi dan latihan soal.

4) Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang tidak hanya dapat dilihat atau

didengar saja melainkan dapat melihat sekaligus mendengarkan sesuatu

yang divisualisasikan. Salah satu media audio visual adalah multimedia.

Menurut Duffy, Mc. Donald dan Mizell (2003) dalam Anitah (2008: 60)

multimedia merupakan kombinasi multiple media dengan satu jenis media

sehingga terjadi keterpaduan secara keseluruhan. Multimedia saat ini

sinonim dengan format computer-based yang mengkombinasikan teks,

grafis, audio, bahkan video ke dalam satu penyajian digital tunggal

(software multimedia) dan koheren. Salah satu software yang dapat

digunakan sebagai media dalam pembelajaran adalah power point.

Program presentasi power point saat ini banyak digunakan di sekolah-

sekolah dan universitas. Aplikasi ini banyak digemari karena mudah dan

praktis, selain itu aplikasi ini memiliki kelebihan dibandingkan aplikasi

lainnya (Setyawan, 2009: 6.4). Microsoft Power Point merupakan software

Page 38: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

yang mampu menampilkan program multimedia yang menarik, mudah

dalam pembuatan dan penggunaannya, serta relatif murah. Microsoft

Power Point memiliki kemampuan untuk menggabungkan berbagai unsur

media seperti teks, warna, gambar, grafik serta animasi (Jens, 2006: 9)

Presentasi menggunakan media power point merupakan suatu media yang

interaktif dan dapat menarik perhatian siswa. Menurut Soo-Phing TEOH

(2007: 6) dalam jurnal internasionalnya menyatakan penggunaan media

komputer yang interaktif sebagai media pembelajaran dapat membantu

dalam transfer ilmu dan dengan adanya interaksi maka informasi dapat

terkunci dalam pikiran siswa lebih lama.

12. Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

a. Struktur Atom

1). Model Atom Dalton

Masa modern kimia diawali sejak proposal John Dalton tentang teori atom

dalam bukunya “New system of chemical philosophy” 1808. Jauh sebelum Dalton

sebenarnya beberapa teori telah diajukan oleh ilmuwan Yunani Leucippos yang

dilanjutkan oleh Democritos pada abad ketiga sebelum Masehi. Akan tetapi teori

Dalton ini sangat melengkapi dan lebih cocok, sehingga teori ini mampu

menumbuhkan ilmu kimia.

Gambar 2.1. John Dalton

Page 39: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Pada tahun 1808, John Dalton (Gambar 2.1.) seorang ahli kimia bangsa

Inggris mengemukakan gagasannya tentang atom sebagai partikel penyusun

materi. Model atom menurut Dalton dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Menurut teori atom Dalton:

1. Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi.

2. Atom suatu unsur yang sama mempunyai bobot yang sama, sedang unsur

yang berbeda atomnya akan berbeda pula, yang berarti mempunyai bobot

berbeda.

3. Senyawa dikatakan sebagai hasil dari penggabungan atom-atom yang tidak

sama dengan perbandingan bobot yang proporsional dengan bobot atom

yang bergabung itu.

4. Reaksi kimia hanya melibatkan penata ulangan atom-atom sehingga tidak

ada atom yang berubah akibat reaksi kimia.

Gambar 2.2. Model atom Dalton

Kata atom sebenarnya berasal dari bahasa Latin atomos, yang berarti tidak

terbelahkan.

2). Model Atom Thomson

Penemuan elektron atas jasa J. J Thomson dan R. Millikan pada tahun-tahun

pertama abad ke-20 memberikan bukti ketidaksempurnaan model atom Dalton. J.

J Thomson merinci model atom Dalton yang mengemukakan, bahwa di dalam

atom terdapat elektron-elektron yang tersebar secara merata dalam “bola”

bermuatan positif. Keadaannya mirip roti kismis. Kismis (diumpamakan sebagai

elektron) tersebar dalam seluruh bagian dari roti (diumpamakan sebagai bola

bermuatan positif). Model atom Thomson dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Page 40: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 2.3. Model atom Thomson

3). Struktur Atom

Menjelang abad ke-19 dengan ditemukan adanya elektron dan gejala

radioaktivitas, maka atom bukan lagi partikel yang tidak dapat dibagi-bagi lagi,

melainkan atom itu mengandung sejumlah partikel subatomik. Partikel-partikel

utama yang dimaksud ialah elektron, proton, dan netron.

a). Elektron

Bila suatu muatan listrik dilewatkan melalui tabung Geisler (Gambar 2.4.)

yang berisi gas dengan tekanan sangat rendah, maka akan diemisikan seberkas

sinar dari katoda. Sinar ini biasa disebut sinar katoda yang ditemukan oleh

Plucker (1859) dan diteliti oleh Hittorf (1869) dan William Crookes (1879 –

1885).

Gambar 2.4. Tabung Geisler untuk Percobaan Pembuktian sinar katoda

Sinar ini bergerak lurus meninggalkan katoda dengan kecepatan tinggi dan

dapat menimbulkan bayangan kabur bila diberi tabir, dapat dibelokkan oleh

medan magnet dan medan listrik. Thomson (1897) berhasil menentukan harga

Page 41: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

perbandingan e/m, yaitu perbandingan muatan listrik dengan massa. Akhirnya

Stoney (1874) memberikan nama partikel itu sebagai elektron yang selalu

dikandung oleh semua materi dengan harga e/m yang sama. Harga e/m yang

terbesar dimiliki oleh atom hidrogen. Diperoleh harga e = 1,602 x 10-19 C dan m

= 9,11 x 10-34 g.

b). Proton

Oleh karena elektron merupakan penyusun atom yang bermuatan negatif,

berarti materi harus mengandung penyusun lain yang bermuatan positif. Hal ini

dibuktikan oleh Goldstein (1886) dan Wien yang juga disebut sinar terusan atau

sinar kanal. Partikel positif ini terjadi karena tabrakan antara partikel gas dalam

tabung dengan elektron berenergi besar yang bergerak dari katoda ke anoda dalam

tabung gas (Gambar 2.5.).

Gambar 2.5. Tabung Sinar Katoda untuk Pembuktian sinar positif

Dari berbagai eksperimen diperoleh dua perbedaan terpenting dari pengukuran

e/m terhadap elektron.

a. Perbandingan muatan/massa untuk ion positif berbeda, jika gas dalam

tabung berbeda. Pada massa pengukuran e/m elektron diperoleh harga

yang sama apapun jenis gas yang terdapat di dalamnya.

b. Harga muatan/massa untuk ion positif jauh lebih kecil dari harga untuk

elektron. Fakta ini menunjukkan bahwa ion positif terbentuk dari gas yang

terdapat dalam tabung dan massanya lebih besar dari massa elektron.

Diperoleh hasil, bahwa harga e/m untuk sinar terusan hidrogen

lebih besar dari e/m untuk elektron. Dari sini dipostulatkan, bahwa H+

adalah suatu partikel dasar atom yang besar muatannya sama dengan

Page 42: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

muatan elektron tetapi tandanya berlawanan.

c). Netron

Rutherford (1920) meramalkan bahwa kemungkinan besar di dalam inti

terdapat partikel dasar yang tidak bermuatan. Akan tetapi karena netralnya, maka

partikel ini sukar dideteksi. Selanjutnya tahun 1932 James Chadwick dapat

menemukan netron. Dari reaksi inti, partikel α dengan massa 4 dapat ditangkap

oleh boron (Ar= 11) menghasilkan nitrogen (Ar = 14) dan netron dengan massa 1.

Reaksi inti ini ditunjukkan oleh persamaan : 2He4 + 5B

11 → 7N

14 + 0n

1

Dengan demikian maka partikel elektron, proton dan netron merupakan penyusun

dasar suatu materi. Rangkaian percobaan Rutherford dapat dilihat pada Gambar

2.6. dan 2.7.

Gambar 2.6. Percobaan Penembakan sinar α pada lempeng emas oleh

Rutherford

Gambar 2.7. Penembakan sinar α pada lempeng emas

Page 43: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Sifat-sifat partikel-partikel dasar penyusun atom yang dikemukan di atas dapat

ditabulasikan berikut ini.

Tabel 2.1. Beberapa sifat partikel dasar penyusun atom

Catatan: ses = satuan elektrostatis

C = Coulomb

4). Model Atom Rutherford dan Kelemahannya

Rutherford mengajukan teori atomnya, yaitu:

a. Sebagian besar atom berupa ruang kosong, sehingga semua massa atom

terpusat pada inti atom yang sangat kecil.

b. Atom disusun dari:

1) Inti atom yang bermuatan positif.

2) Elektron-elektron yang bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom.

c. Seluruh proton terpusat di dalam inti atom.

d. Banyaknya proton di dalam inti sama dengan jumlah elektron yang

mengelilingi inti atom, sehingga atom bersifat netral.

Gambar 2.8. Ernest Rutherford

Page 44: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Dari teorinya, Rutherford (Gambar 2.8) memodelkan atom sebagaimana

pada sistem tata surya, yaitu elektron-elektron bergerak mengelilingi inti atom

seperti planet-planet mengitari matahari. Sebagai contoh, atom hidrogen

mempunyai inti yang bermuatan +1, maka muatan ini diimbangi oleh 1 elektron

yang mengitari inti. Model atom Rutherford dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9. Model Atom Rutherford

Satu keberatan dari postulat Rutherford adalah selama elektron bergerak

dalam suatu orbit, maka ada percepatan menuju ke pusat, elektron ini secara

kontinyu mengemisikan radiasi dan secara berangsur-angsur akan melepaskan

energi yang akhirnya akan jatuh ke dalam inti (Gambar 2.10.). Hal ini adalah tidak

mungkin terjadi karena atom itu stabil lagi pula model ini tidak dapat memperoleh

data dari penelitian spektrum atom unsur-unsur.

Gambar 2.10. Elektron yang bergerak melingkar suatu saat akan jatuh ke

inti karena memancarkan energy

5). Model Atom Bohr

Tahun 1913 Bohr (Gambar 2.11.) mengusulkan suatu model atom yang

dapat dijelaskan melalui spektra hidrogen. Ia menerima konsep ini seperti yang

diusulkan oleh Rutherford,akan tetapi dengan menerapkan teori kuantum radiasi

Page 45: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

seperti yang dikembangkan oleh Planck dan Einstein dalam menerangkan sifat-

sifat sistem planet elektron. Model atom Bohr dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.11. Niels Bohr

Postulat Bohr berbunyi:

a. Elektron dalam suatu atom bergerak mengitari sekeliling inti pada orbit

tertentu. Setiap orbit mempunyai tingkat energi tertentu dan energi suatu

elektron adalah tetap selama berada pada orbitnya. Elektron yang berada

pada tingkat ini disebut tingkat stasioner dan setiap tingkat energi

dinamakan tingkat energi atau kulit. Elektron pada tingkat energi ini tidak

meradiasikan energi.

Gambar 2.12. Model Atom Bohr

b. Emisi dan absorpsi energi dalam bentuk radiasi hanya dapat dihasilkan

jika suatu elektron pindah dari tingkat stasioner ke tingkat lainnya.

c. Energi tidak diemisikan atau diabsorpsi secara pelan-pelan, tetapi dalam

satuan/paket hʋ (disebut kuantum), dengan h adalah tetapan Planck dan ʋ

adalah frekuensi energi yang diradiasikan.

d. Lebih jauh tingkat energi dari inti, maka lebih besar pula energinya.

Page 46: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Energi diabsorpsi bila elektron melompat dari orbit bagian dalam ke orbit

yang lebih luar. Energi akan diemisikan bila elektron bergerak dari orbit

yang luar ke orbit yang lebih dalam, seperti terlihat pada Gambar 2.13.

Besarnya kuantum yang diemisikan atau diabsorpsikan dapat ditentukan

dari tingkat energi elektron mula-mula dan tingkat akhir setelah mencapai

keadaan stasioner. Bila E2 dan E1 masing-masing adalah tingkat energi

awal dan akhir, sedang ʋ adalah frekuensi maka:

∆E = E1 – E2 = hʋ

e. Energi yang ada pada setiap orbit dipengaruhi oleh kondisi di mana

momentum anguler (L = m.v.r) elektron yang bergerak dalam orbitnya

mempunyai nilai tertentu yang secara sederhana merupakan kelipatan dari

h/2π.

Dengan L = momentum Anguler, m = massa elektron, v = kecepatan, r =

jari-jari orbit, h = tetapan Planck, dan = orbit yang ditempati elektron (1, 2,

3, …… atau sesuai huruf K, L, M, … …. ).

Gambar 2.13. Perpindahan elektron dalam atom hidrogen

(Sugiarto, 2004:7-16)

Ketika tak ada yang mengeksitasi, elektron hidrogen berada pada

tingkat energi pertama − tingkat yang paling dekat dengan inti. Tetapi

jika anda memberikan energi pada atom, elektron akan tereksitasi ke

tingkat energi yang lebih tinggi − atau bahkan dilepaskan dari atom.

Misalkan suatu elektron tereksitesi ke tingkat energi ketiga.

Elektron akan cenderung melepaskan energi lagi dengan kembali ke

tingkat yang lebih rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yang

K L

M

N

Page 47: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

berbeda. Elektron dapat turun, kembali lagi ke tingkat pertama, atau turun

ke tingkat kedua − dan kemudian, pada lompatan kedua, turun ke tingkat

pertama. Jadi kektika electron dalam keadaan tereksitasi, electron

memiliki beberapa cara untuk kembali ke keadaan ground state.

b. Sistem Periodik Unsur

1). Pengelompokan Unsur-Unsur dan Perkembangannya

Pengetahuan berbagai sifat fisis dan kimia yang dimiliki oleh unsur dan

senyawanya telah banyak dikumpulkan oleh para ahli sejak dahulu. Akan tetapi

pengetahuan tadi masih merupakan fakta-fakta yang terpisah-pisah, sehingga

untuk mempermudah mempelajari, memahami, serta mengingat maka diperlukan

penyusunan berdasarkan kesamaan atau kemiripan sifat-sifatnya.

Tabel Sistem Periodik merupakan suatu cara untuk menyusun dan

mengklasifikasi unsur-unsur, dimana unsur-unsur yang mirip sifatnya diletakkan

pada kelompok yang sama. Dengan melihat Tabel Sistem Periodik, para kimiawan

dalam sekejap dapat menginformasikan unsur-unsur mana yang mempunyai

kemiripan sifat.

Pengelompokan unsur-unsur yang paling awal dan sederhana berdasarkan

sifat-sifatnya adalah menjadi kelompok logam dan nonlogam.

Tabel 2.2. Sifat Logam dan Non-logam

Logam Nonlogam

mempunyai kilap logam

dapat ditempa

dapat diulur menjadi kawat

mengahantar panas dan listrik

Pada umumnya berupa

tidak mengkilap

tidak dapat menghantar

panas atau listrik

pada ummnya berupa gas

atau cairan

Lavoisier dalam bukunya (1789) mencatat 16 unsur logam dan 7 unsur bukan

logam saat itu, yaitu:

Page 48: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Johann W. Dobereiner (1817) adalah orang pertama yang menemukan

adanya hubungan antara sifat unsur dan massa atom relatifnya. Temuan

Dobereiner adalah:

Jika tiga unsur yang sama sifatnya disusun secara berurutan menurut

bertambahnya massa atom relatifnya, maka:

o Massa atom relatif unsur yang kedua merupakan rata-rata massa atom

relatif unsur pertama dan ketiga.

o Sifat lain unsur yang kedua menunjukkan sifat antara yang pertama dan

ketiga.

Selanjutnya kelompok tiga unsur ini disebut “triade”. Mari kita perhatikan contoh

berikut.

Tabel 2.3. Triade Dobereiner

Triade Massa Atom

Relatif

Massa Atom Relatif

Unsur Kedua

Li

Na

K

6,940

22,997

39,100

6,940 + 39,100

2= 23,02

Ca

Sr

Ba

40,08

87,63

137,36

40,08 + 137,36

2= 88,72

Page 49: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Meskipun triade Dobereiner ini masih jauh dari sempurna, namun temuan

ini mendorong orang untuk menyusun daftar unsur-unsur lebih lanjut sesuai

dengan sifat-sifatnya.

John Newlands (1865) menemukan hubungan lain antara sifat unsur

dengan massa atom relatif, sesuai dengan hukum yang disebutnya “hukum oktaf”.

Ia menyusun unsur-unsur ke dalam kelompok tujuh unsur dan setiap unsur

kedelapan mempunyai sifat yang mirip dengan unsur pertama, unsur kesembilan

mirip dengan unsur kedua, dan seterusnya.

Tabel 2.4. Daftar Newlands

Kelemahannya ialah:

Tidak memperhitungkan letak unsur-unsur yang belum ditemukan

Terdapat banyak pasangan unsur yang terpaksa ditempatkan pada satu

posisi daftar.

Begeyer de Chancourtois, adalah orang pertama yang berhasil memperoleh

suatu penyusunan unsur secara periodik berdasarkan fakta bahwa jika unsur-unsur

disusun menurut penurunan massa atom, diperoleh secara periodik unsur yang

sifatnya mirip.

Page 50: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

De Chancourtois menggunakan harga massa atom relatif dalam garis lilitan

sebuah silinder tegak. Dibaginya permukaan badan silinder menjadi enambelas

bagian yang sama dengan garis yang sejajar dengan sumber silinder, berdasarkan

massa atom relatif oksigen-16. Kurva dialurkan dari dasar silinder ke atas dengan

sudut 45o. Kurva ini disebut “Telluric Screw” dan pada garis vertikal terdapat

unsur-unsur yang mirip sifatnya.

Gambar 2.14. “Telluric screw” de Chancourtois

2). Sistem Periodik Pendek

Julius Lothar Meyer (1870 dari Jerman) menemukan hubungan yang

lebih jelas antara sifat unsur dan massa atom relatif. Ia menemukan keperiodikan

sifat unsur-unsur, jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatif.

Dalam mempelajari keperiodikan unsur-unsur ia lebih menekankan pada sifat-

sifat fisika.

Meyer membuat grafik dengan mengalurkan volume atom unsur terhadap

massa atom relatif. Volume atom unsur diperoleh dengan cara membagi massa

atom relatif dengan kerapatan unsur. Grafik menunjukkan bahwa unsur-unsur

yang sifatnya mirip terletak pada bagian grafik yang mirip bentuknya. Misalnya

Na, K, Rb terdapat di puncak grafik, ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara

sifat unsur dengan massa atom relatifnya.

Di Rusia Mendeleyev (Gambar 2.15.) juga menyusun satu daftar seperti

yang dilakukan Meyer yang terdiri dari 65 unsur yang telah dikenal pada masa itu.

Page 51: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Selain dari sifat fisika, ia menggunakan sifat-sifat kimia untuk menyusun daftar

unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif.

Gambar 2.15. Dimitry Mendeleyev

Tabel Sistem Periodik Mendeleyev yang telah disempurnakan (1871)

terdiri atas golongan (lajur tegak) dan periode (deret mendatar).

Keuntungan Tabel Periodik Mendeleyev dalam memahami sifat unsur ialah:

1. Sifat kimia dan sifat fisika unsur dalam satu golongan berubah secara

teratur.

2. Dapat meramal sifat unsur yang belum diketemukan, yang akan mengisi

tempat kosong dalam daftar.

3. Tabel ini tidak mengalami perubahan setelah penemuan unsur-unsur gas

mulia.

Kelemahan Tabel Periodik Mendeleyev:

1. Panjang periode tidak sama.

2. Triade besi (Fe, Co, dan Ni), triade platina ringan (Ru, Rh, dan Pd), dan

triade platina (Os, Ir, dan Pt) dimasukkan ke dalam golongan VIII.

3. Selisih massa atom relatifnya antara dua unsur yang berurutan tidak teratur

(antara –1 dan +4), sehingga sukar untuk meramal unsur-unsur yang

belum ditemukan.

Page 52: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 2.5. Tabel Sistem Periodik Mendeleyev

3). Golongan, Periode, dan Konfigurasi Elektron dalam Sistem Periodik

Panjang

Henry Mosely melakukan percobaan menggunakan berbagai logam

sebagai antikatoda pada tabung sinar X. Moseley menyimpulkan bahwa ada

perubahan yang teratur dari energi sinar X sesuai dengan perubahan nomor atom

dan bukan massa atom relatif.

Berikut kita pelajari Tabel Sistem Periodik sederhana, yaitu mulai nomor

atom 1 (hidrogen) sampai nomor atom 20 (kalsium) seperti ditunjukkan gambar

16. Kedua puluh unsur ini termasuk unsur-unsur utama dan nomor golongannya

dibubuhi huruf A (Gambar 2.17). Unsur-unsur yang terletak pada lajur tegak

disebut golongan. Golongan-golongan diberi nomor I, II, III, dan seterusnya.

Misalnya Golongan II terdiri dari unsur-unsur berilium, magnesium, dan kalsium.

Unsur-unsur dalam deret mendatar disebut periode. Misalnya, delapan unsur-

unsur mulai natrium sampai argon terletak dalam periode.

Page 53: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Perhatikan pula struktur elektron unsur-unsur dalam gambar 16. Unsur-

unsur tersebut mempunyai pola yang sama. Dari litium sampai neon, banyaknya

elektron pada kulit terluar bertambah dari periode 1 sampai 8. Kemudian terulang

lagi pada periode berikutnya dari natrium pada periode 1 sampai argon pada

periode 8.

Dalam setiap golongan, banyaknya elektron pada kulit terluar setiap unsur

selalu sama sesuai nomor golongannya. Misalnya, fluor dan klor keduanya

merupakan unsur-unsur yang terletak pada golongan VII, maka kedua unsur

tersebut memiliki 7 elektron pada kulit terluarnya. Struktur elektron sangat

penting untuk memahami sifat-sifat unsur pada Tabel Sistem Periodik.

Konfigurasi electron untuk 20 unsur pertama dapat dilihat pada Gambar 2.16.

Page 54: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Gam

bar

2.1

6.

Konfi

gura

si e

lektr

on 2

0 u

nsu

r per

tam

a dal

am S

iste

m P

erio

dik

44

Page 55: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Gambar 2.17. Sistem Periodik bentuk panjang

Unsur-unsur utama yang terdiri dari delapan golongan dikenal dengan nama-nama

tertentu sebagai berikut (Tabel 2.7)

Tabel 2.6. Nama Golongan Unsur Utama

Lambang

Golongan

Nama Golongan Elektron

Valensi

IA

IIA

IIIA

IVA

VA

VIA

VIIA

VIIIA atau 0

Golongan Alkali

Golongan Alkali Tanah

Golongan Boron

Golongan Karbon

Golongan Nitrogen

Golongan Oksigen

Golongan Halogen

Golongan Gas Mulia

1

2

3

4

5

6

7

8

Page 56: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

4). Sifat Keperiodikan Unsur

Yang dimaksud dengan sifat-sifat periodik ialah bahwa ada hubungan

antara sifat-sifat suatu unsur dengan letaknya pada Tabel Sistem Periodik. Sifat-

sifat ini berubah dan berulang secara periodik, sesuai dengan perubahan nomor

atom dan konfigurasi elektron. Berikut kita bahas tentang: jari-jari atom, energi

ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, dan kelogaman.

a) Jari-jari atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron pada kulit

terluar. Dikenal pula jari-jari ion positif dan jari-jari ion negatif.

Untuk unsur-unsur segolongan:

Jari-jari atom makin ke bawah makin besar. Karena jumlah kulit yang

dimiliki atom semakin banyak, maka kulit terluar semakin jauh dari inti

atom.

Untuk unsur-unsur seperiode:

Jari-jari atom semakin pendek dari kiri ke kanan. Sekalipun jumlah

kulitnya sama, tetapi banyaknya proton bertambah sehingga elektron-

elektron terluar tertarik lebih dekat ke arah inti.

Hubungan antara nomor atom dengan jari-jari atom digambarkan

dalam grafik berikut (Gambar 2.18).

Gambar 2.18. Hubungan nomor atom dengan jari-jari atom

Jari-jari ion positif:

Jika suatu atom melepaskan elektron sehingga terbentuk ion positif

(kation),

Page 57: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Pada kation jumlah proton lebih banyak daripada elektron dan

mempunyai konfigurasi elektron yang stabil seperti pada gas mulia.

Tabel 2.7. Perbandingan atom dan kationnya

Jari-jari kation ini lebih kecil daripada jari-jari atomnya. Hal ini

disebabkan lepasnya elektron terluar mengakibatkan kulitnya berkurang.

Tabel 2.8. Ukuran jari-jari atom dan kationnya

Jari-jari ion negatif

Jika suatu atom menangkap elektron sehingga terbentuk ion negatif

(anion),

Pada anion jumlah elektron lebih banyak daripada proton dan mempunyai

konfigurasi elektron yang stabil seperti pada gas mulia.

Page 58: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 2.9. Perbandingan atom dan anionnya

Jari-jari anion ini lebih besar daripada jari-jari atomnya.

Sebab tambahan elektron ini mengakibatkan terjadi tolak-menolak

antar elektron di kulit terluar.

Tabel 2.10. Perbandingan jari-jari atom dan anionnya

b) Energi ionisasi

Untuk melepas elektron terluar dari suatu atom dalam wujud gas

diperlukan energi. Energi minimum yang diperlukan ini disebut energi

ionisasi pertama.

Selain itu dikenal pula energi ionisasi kedua, ketiga, dan seterusnya.

Energi ionisasi kedua, berarti energi minimum yang diperlukan untuk

melepas elektron kedua dari suatu ion yang bermuatan +1. Besarnya energi

ionisasi 20 unsur pertama tampak pada Tabel 2.11 berikut.

Page 59: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 2.11. Harga Energi Ionisasi 20 Unsur Pertama (kJ. mol-1)

Secara umum disimpulkan, bahwa:

Semakin besar energi ionisasi, semakin sukar atom itu melepaskan

elektron terluarnya. Jadi, semakin stabil atom tersebut.

Energi ionisasi unsur-unsur dalam satu golongan dari atas ke bawah

berkurang dan dalam satu periode dari kiri ke kanan bertambah besar.

Page 60: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 2.19 berikut menunjukkan hubungan antara nomor atom dengan

energi ionisasi pertama

Gambar 2.19. Hubungan Nomor Atom dengan Energi Ionisasi Pertama

c) Afinitas Elektron

Jika suatu atom dalam wujud gas menerima elektron, maka

dilepaskan energi. Energi yang dilepas ini disebut afinitas elektron.

Masih banyak atom-atom yang belum diketahui harga afinitas

elektronnya, karena penentuan harga afinitas elektron secara langsung sulit

dilakukan.

Unsur-unsur yang mudah membentuk ion negatif disebut unsur yang

elektronegatif. Harga afinitas elektron kurang menunjukkan sifat

keperiodikan, sehingga sering digunakan skala keelektronegatifan.

d) Keelektronegatifan

Keelektronegatifan merupakan ukuran kemampuan suatu atom untuk

menarik elektron dalam ikatannya. Besarnya harga keelektronegatifan

bersifat relatif antara suatu atom dengan atom lain. Linus Pauling (1932)

memberi harga tertinggi pada fluor (4) karena paling mudah membentuk

ion negatif. Beberapa harga keelektronegatifan unsur-unsur utama

disajikan dalam Tabel 2.13 berikut.

Page 61: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 2.12. Harga Keelektronegatifan Beberapa Unsur Utama

e) Sifat kelogaman

Unsur-unsur dalam sistem periodik juga dikelompokkan menjadi

logam dan non-logam (Gambar 2.20). Batas antara logam dan non-logam

tidak begitu jelas karena ada beberapa unsur yang dapat memilik sifat

logam maupun non-logam, unsur-unsur ini termasuk kelompok semi

logam atau metalloid. Unsur-unsur metaloid terletak pada batas garis

tangga diagonal, yaitu B, Si, Ge, As, Sb, dan Te. Sebelah kiri batas garis

diletakkan unsur-unsur logam, sedang unsur-unsur logam terletak di

sebelah kanan.

Page 62: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Gambar 2.20. Letak Unsur-unsur Logam dan Non-logam

dalam Sistem Periodik

(Sugiarto, 2004:21-38)

13. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Micheal M. van Wyk (2011) dalam jurnal

internasionalnya yang berjudul The Effects of Teams-Games-Tournaments on

Achievement, Retention, and Attitudes of Economics Education Students.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan efek dari pembelajaran

kooperatif dengan metode Teams-Games-Tournaments ( TGT) pada prestasi,

daya ingat, dan sikap siswa dimana TGT sebagai metode mengajar. Desain

penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest, quasi-experimental.

Instrumen Pengumpulan data, tes kognitif, afektif, tes daya ingat siswa. Hasil

menunjukkan bahwa hasil tes prestasi kognitif untuk kelas eksperimen

(menggunakan metode TGT) adalah 52.99, sedangkan untuk kelas kontrol

(menggunakan metode ceramah) adalah 50.13. Ini menjelaskan bahwa kelas

yang menggunakan metode TGT memiliki prestasi yang lebih tinggi daripada

kelas yang menggunakan metode ceramah. Sedangkan untuk tes daya ingat

siswa pada kedua kelas menghasilkan hasil yang sama. Kelas eksperimen

memberikan sikap yang positif ke arah pembelajaran TGT sebagai metode

pembelajaran untuk pendidikan ekonomi.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Handayani KD (2010) yang berjudul

Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Untuk

Page 63: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi

Kabupaten Pasuruan Pada Materi Keragaman Bentuk Muka Bumi. Penelitian

ini merupakan penelitian tindakan kelas. Hasil analisis data menunjukkan

bahwa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif TGT siswa

sangat pasif, namun setelah diterapkan model pembelajaran TGT, tampak

peningkatan aktivitas belajar siswa baik pada siklus I, siklus II , dan

siklus III. Sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif TGT aktivitas

siswa rendah, rata-rata klasikal hanya mencapai 63,65. Namun setelah

dilaksanakan tindakan, siklus I, rata-rata klasikal naik menjadi 79,70;

Siklus II rata-rata klasikal 84,19 dan Siklus III 87.64. Itu berarti

terdapat peningkatan sebesar 37,7%. Model pembelajaran kooperatif TGT

dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik secara kognitif maupun

afektif. Selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa dan sangat disenangi siswa.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Masdiana Sinambela (2009) yang berjudul

Model Belajar Teams Games Tournament (TGT) untuk Mengefektifkan

Perkuliahan Toksikologi. Hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan

metode TGT memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan

pembelajaran sebelumnya yang hanya menggunakan metode ceramah dan

resitasi, ini berarti metode pembelajaran TGT efektif jika diterapkan dalam

perkuliahan toksikologi.

d. Penelitian yang dilakukan oleh Belinda Soo-Phing TEOH and Dr.Tse-Kian

NEO (2007) dalam jurnal internasionalnya yang berjudul Interactive

Multimedia Learning: Students’ Attitudes and Learning Impact In An

Animation Course. Hasil penelitian ini adalah penggunaan media komputer

yang interaktif sebagai media pembelajaran dapat membantu dalam transfer

ilmu dan dengan adanya interaksi maka informasi dapat terkunci dalam

pikiran siswa lebih lama.

Page 64: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori dapat disusun

kerangka berfikir sebagai berikut: Pada pembelajaran kimia di SMA Batik 1

Surakarta khususnya pada materi pokok Struktur Atom dan Sistem Periodik

Unsur, prestasi belajar siswa pada materi ini masih dibawah KKM. Hal ini

mungkin dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan

karakteristik siswa dan materi. Metode pembelajaran yang selama ini digunakan

pada materi struktur atom dan sistem periodik unsur adalah ceramah disertai

diskusi. Pembelajaran lebih dominan berlangsung dalam satu arah walaupun

ketika diskusi berlangsung dalam dua arah. Akan tetapi, diskusi ini dirasa masih

kurang efektif karena kebanyakan siswa masih cenderung pasif. Hal ini dapat

dilihat dari diskusi yang hanya diikuti oleh beberapa siswa yang aktif berpendapat

sementara siswa yang lain hanya diam menjadi penonton. Selain itu kegiatan

pembelajarannya monoton sehingga siswa cenderung merasa bosan. Penyampaian

informasi juga hanya secara audio sehingga informasi yang diperoleh siswa

tersimpan di pikiran siswa dalam waktu yang kurang lama.

Oleh karena itu diperlukan metode yang sesuai dengan materi struktur

atom dan sistem periodik unsur dan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam

proses pembelajaran yang sekaligus memberikan kesempatan bagi siswa untuk

dapat berinteraksi dengan siswa lainnya dalam sebuah kelompok. Salah satu

alternatif metode yang dapat diterapkan yaitu metode pembelajaran kooperatif

Team Games Tournament (TGT). Metode TGT dapat digunakan dalam materi

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur karena materi ini banyak mengandung

konsep-konsep yang berupa hafalan dan sedikit yang berupa hitungan. Dengan

metode TGT pembelajaran akan lebih dominan berlangsung dalam dua arah

sehingga diharapkan siswa akan menjadi lebih aktif. Selain itu, kegiatan

pembelajaran bervariasi, yaitu dengan adanya permainan destinasi. Permainan ini

diadaptasi dari permainan ular tangga. Dengan adanya permainan ini siswa akan

berlomba-lomba untuk dapat memenangkan game tersebut. Di sisi lain, dengan

adanya pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan suatu bentuk latihan soal bagi

siswa untuk banyak berlatih menjawab pertanyaan sehingga siswa dapat

Page 65: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

memahami pelajaran dengan baik dan suasana pembelajaran menjadi

menyenangkan Sedangkan untuk mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran

dan untuk mengoptimalkan pembelajaran TGT maka digunakan media power

point yang dapat menarik minat siswa karena bentuk aplikasinya yang lebih

interaktif. Dengan adanya media power point, informasi dapat disampaikan

dalam bentuk audio-visual sehingga informasi yang diperoleh siswa dapat

tersimpan dalam pikiran siswa dalam waktu yang lebih lama. Dengan adanya

kolaborasi antara metode pembelajaran TGT menggunakan permainan destinasi

dengan media power point yang bersifat audiovisual maka diharapkan dapat

membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan dapat meningkatkan

peran aktif siswa dalam pembelajaran serta diharapkan informasi yang tersimpan

dalam pikiran siswa akan bertahan dalam waktu yang lebih lama sehingga

pembelajaran menjadi lebih efektif.

Berdasarkan latar belakang masalah , kajian teori dan kerangka berfikir

diatas maka dapat diprediksi bahwa Metode pembelajaran Team Games

Tournament (TGT) dilengkapi dengan media power point dan destinasi efektif

untuk meningkatkan prestasi belajar Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

siswa kelas X semester satu SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.

Adapun alur pemikiran dalam penelitian ini digambarkan pada Gambar 2.21

sebagai berikut :

Page 66: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Gambar 2.21. Skema Kerangka Berfikir

Prestasi belajar

struktur atom dan

SPU rendah

Prestasi belajar

struktur atom dan

SPU rendah

Prestasi belajar

struktur atom dan

SPU tinggi

Prestasi belajar

struktur atom dan

SPU lebih tinggi

Metode TGT dengan

destinasi dilengkapi media

power point

Informasi lebih dominan

terjadi dua arah

- Diprediksi siswa menjadi

aktif

Bervariasi

- Diprediksi suasana

belajar menjadi

menyenangkan

Penyampaian informasi

secara audio-visual

- Diprediksi informasi

tersimpan di pikiran

siswa dalam waktu yang

lebih lama

Metode ceramah disertai

diskusi

Informasi lebih dominan

terjadi satu arah

- Diprediksi siswa

cenderung pasif

Monoton

- Diprediksi suasana

belajar cenderung

membosankan

Penyampaian informasi

secara audio

- Diprediksi informasi

tersimpan di pikiran

siswa dalam waktu

yang kurang lama

Metode TGT dengan destinasi dilengkapi media power point lebih

efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi

struktur atom dan SPU dari pada metode ceramah disertai diskusi

Page 67: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

C. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori dan kerangka berfikir di

atas maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

“Metode pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dilengkapi dengan

media power point dan destinasi efektif untuk meningkatkan prestasi belajar

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur siswa kelas X semester satu SMA Batik

1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013”.

Page 68: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Batik 1 Surakarta dengan subyek

penelitian siswa-siswa kelas X semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-

tahap pelaksanaannya sebagai berikut:

Kegiatan

Bulan

Feb Maret April Mei Juni Juli Agst-

Sept

Okt-

selesai

Pengajuan Judul

Permohonan Ijin

Penyusunan Proposal

Pengajuan proposal

penelitian

Penyusunan dan uji

instrument

Seminar proposal

Pengambilan data

Analisis data

Penyusunan laporan

Gambar 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian

B. Rancangan/Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Eksperimen ini berupa

pembelajaran dengan menggunakan metode TGT dilengkapi dengan media power

point dan destinasi. Pada penelitian ini menggunakan dua kelas, satu sebagai kelas

Page 69: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

kontrol dan yang satu sebagai kelas eksperimen. Dari penelitian ini siswa yang

diperlakukan sebagai kelas kontrol adalah kelas siswa yang dikenai metode

ceramah disertai diskusi. Sedangkan kelas eksperimen adalah kelas siswa yang

dikenai metode TGT dilengkapi dengan media power point dan destinasi. Pada

akhir eksperimen kedua kelas tersebut diukur hasil belajarnya dengan

menggunakan alat ukur yang sama, yaitu tes kognitif bentuk objektif, angket

afektif.

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest

Posttest Control Group Design. Menurut Sugiyono (2007: 76) dalam desain ini

terdapat dua kelas yang dipilih secara random. Untuk mengetahui keadaan awal

siswa digunakan nilai hasil pretest dan nilai siswa pada semester sebelumnya.

Pada akhir eksperimen kedua kelompok diberikan tes, hasilnya kemudian

dibandingkan, dengan rancangan penelitian seperti pada Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1. Pola Penelitian

Pretest Perlakuan Posttest

Kelas eksperimen T1 Xa T2

Kelas kontrol T1 Xb T2

Keterangan :

TI : Hasil pretest

T2 : Hasil posttest

Xa : Perlakuan dengan metode TGT dilengkapi dengan media power point

dan destinasi

Xb : Perlakuan dengan metode ceramah disertai diskusi

Rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Memberikan pretest TI pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

untuk mengukur rata-rata prestasi belajar siswa sebelum diberi perlakuan.

2. Memberikan perlakuan Xa pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran

dengan metode TGT dilengkapi dengan media power point dan destinasi.

3. Memberikan perlakuan Xb pada kelompok kontrol berupa pembelajaran

dengan metode ceramah disertai diskusi.

Page 70: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4. Memberikan posttest T2 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

untuk mengukur rata-rata prestasi belajar yang siswa setelah diberi perlakuan

Xa dan Xb.

5. Menentukan selisih nilai antara T1 dan T2 (prestasi belajar) pada kelompok

eksperimen untuk mengukur rata-rata selisih nilai pretest dan posttest.

6. Menentukan selisih nilai antara T1 dan T2 (prestasi belajar) pada kelompok

kontrol untuk mengukur rata-rata selisih nilai pretest dan posttest.

7. Membandingkan prestasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

menentukan perbedaan yang timbul, jika ada sebagai akibat perlakuan.

8. Menerapkan uji statistik yang sesuai untuk menentukan apakah perbedaan

tersebut signifikan, yaitu dengan uji-t pihak kanan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2007: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester satu Sekolah

Menengah Atas (SMA) Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari

9 kelas.

2. Sampel Penelitian

Sugiyono (2007: 81) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sesuai dengan pendapat tersebut

maka sampel dari penelitian ini adalah dua kelas dari sembilan kelas yang ada

dalam populasi. Pembagian kedua kelas tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kelas eksperimen yang diberi pembelajaran dengan metode TGT dilengkapi

dengan media power point dan destinasi.

b. Kelas kontrol yang diberi pembelajaran dengan metode ceramah disertai

diskusi

Page 71: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sistem Cluster Random Sampling, yaitu penelitian sampel dimana yang dipilih

secara random bukan individual, tetapi kelompok-kelompok. Menurut Budiyono

(2003: 37) dalam pengambilan sampel dengan cara ini, kluster-kluster yang ada

dianggap homogen (sama antara satu dengan yang lainnya). Dari sembilan kelas

yang menjadi populasi terdapat lima kelas yang homogen dan berdistribusi

normal. Uji normalitas dan homogenitas menggunakan nilai UAN mata pelajaran

IPA. Kemudian dari lima kelas tersebut diacak dan diambil dua kelas sebagai

sampel dimana satu kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas yang lain sebagai

kelas kontrol. Sebelumnya sampel juga di uji T-Matching yang menyatakan

bahwa rata-rata nilai UAN mata pelajaran IPA kelas eksperimen sama dengan

kelas kontrol.

E. Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007: 38) variabel adalah sesuatu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Variabel Bebas

Sugiyono (2007: 39) mengatakan bahwa variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan variabel terikat. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran TGT yang dilengkapi

media power point dan destinasi

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

prestasi belajar kimia materi pokok Struktur atom dan sistem periodik unsur

ranah kognitif dan afektif.

Page 72: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi teknik

wawancara, tes dan angket yang masing-masing secara singkat diuraikan sebagai

berikut :

a. Teknik Wawancara

Sugiyono (2007: 137 menyatakan bahwa wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.

Wawancara dilakukan dengan guru mata pelajaran kimia untuk

mengetahui kondisi kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas dan prestasi

belajar siswa. Wawancara dilakukan sebelum proses pelaksanaan penelitian.

b. Teknik Tes

Arikunto (2002: 127) menyatakan bahwa tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,

pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok. Data yang diperoleh digunakan untuk mengukur hasil belajar

siswa ranah kognitif, sebelum diujikan kepada siswa soal tersebut

diujicobakan kepada kelompok uji coba. Hasil ujicoba digunakan untuk

analisis item.

c. Teknik Angket

Menurut Sugiyono (2007 : 142) angket merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan tipe angket tertutup. Sugiyono

mengatakan bahwa angket tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan

jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu

alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Angket dalam

penelitian ini digunakan untuk mengambil data tentang prestasi belajar siswa

pada ranah afektif. Bentuk angket yang digunakan adalah bentuk ceklist, yaitu

Page 73: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

bentuk dimana pengisi angket tinggal memberi tanda cek (v) pada kolom yang

disediakan.

F. Validitas Instrumen Penelitian

a. Instrumen Tes

Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar ranah kognitif. Langkah-

langkah penyusunan instrument tes adalah sebagai berikut:

1) Proses spesifikasi data

Ditekankan pada penyusunan konsep yang menjadi pusat perhatian, kemudian

menentukan indikator.

2) Penyusunan kisi-kisi tes

Dari variabel dan indikator yang telah dirumuskan dapat dibuat kisi-kisi tes.

Kisi-kisi tes dapat diperoleh pedoman penyusunan item pertanyaan maupun

pernyataan beserta jumlahnya sehingga keseluruhan aspek dapat tercakup.

3) Penyusunan item tes

Dari kisi-kisi tes yang telah dibuat, disusun item soal/tes.

4) Uji coba soal

Instrumen tes yang baik adalah instrumenyang telah diujicobakan kepada

kelas lain kemudian baru diterapkan pada kelas pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Instrumen tes yang baik dapat diketahui dengan terlebih dahulu

mencari taraf kesukaran, daya pembeda, validitas, dan realibitasnya.

5) Perbaikan soal tes

Setelah mengetahui kualitas soal tes dari perhitungan taraf kesukaran, daya

pembeda, validitas, dan realibitasnya, maka soal yang masih berkualitas

rendah perlu didrop dan digantikan dengan soal tes yang lain.

a) Uji validitas

Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

validitas isi dan validitas item/butir.

Page 74: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

(1). Validitas Isi

Validitas adalah kesesuaian suatu hal yang diukur dengan alat

ukurnya, suatu instrumen yang valid akan mempunyai validitas tinggi.

Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas keseluruhan butir

soal adalah formula dari Gregory (2007:123). Pada formula Gregory

diperlukan 2 orang panelis untuk memeriksa kecocokan antara

indikator dengan butir-butir instrument, dalam bentuk menilai relevan

atau kurang relevan masing-masing indikator butir bila dicocokkan

dengan butir-butirnya. Formula Gregory adalah sebagai berikut :

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑒𝑛𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑖𝑑𝑖𝑡𝑦 (𝐶𝑉) =𝐷

𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 𝐷

Keterangan :

A : Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis

B : Jumlah item yang kurang relevan menurut Panelis I dan relevan

menurut Panelis II

C : Jumlah item yang kurang relevan menurut Panelis II dan relevan

menurut Panelis I

D : Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis

Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0.700 maka analisis dapat

dilanjutkan.

Pada soal kognitif telah dilakukan uji validitas dengan menggunakan

formula Gregory dan diperoleh harga CV sebesar 0,95 sehingga

analisis dapat dilanjutkan.

(2). Validitas Item

Validitas dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran, keshahihan,

atau keabsahan. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika tes

tersebut dapat dengan tepat, benar, shahih atau absah mengungkap

atau mengukur apa yang seharusnya diukur lewat tes tersebut. Dalam

Page 75: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

penelitian, validitas yang diuji adalah validitas butir soal atau

validitas item. Penelitian ini menggunakan tes objektif bentuk pilihan

ganda, dimana setiap butir soal yang dijawab benar diberi skor 1

(satu), sedangkan untuk setiap jawaban salah diberi skor 0 (nol).

Rumus yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal yaitu

korelasi point biserial sebagai berkut:

q

p

SD

MMr

t

tp

pbi

Keterangan :

rpbi : koefisien korelasi biserial

Mp : skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh siswa, untuk butir item

yang bersangkutan telah dijawab dengan betul.

Mt : skor rata-rata dari skor total

SDt : standar deviasi dari skor total

p : proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item yang

sedang diuji validitas itemnya

q : proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item yang

sedang diuji validitas itemnya (q=1-p)

Kriteria pengujian:

Jika r pbi ≥ r tabel maka soal dinyatakan valid

Jika r pbi < r tabel maka soal dinyatakan tidak valid

Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5%.

(Sudijono, 2008: 185)

Penentuan validitas didasarkan pada harga rhitung yang melampaui

harga kritik (rtabel) sebesar 0,329. Ringkasan hasil uji validitas soal kognitif

setelah dilakukan tryout dapat dilihat pada Tabel 3.2, sedangkan analisis

hasil uji validitas soal kognitif dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran

24.

Page 76: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 3.2 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Validitas

Soal pada Aspek Kognitif

Jenis Soal Jumlah Soal Kriteria

Kognitif 40 Valid Invalid

31 9

b) Uji Reliabitas

Kata “reliabilitas” sering diartikan sebagai keajegan atau kemantapan.

Sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan reliabil jika hasil-hasil

pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara

berulang kali terhadap subjek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil

yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil selama aspek yang diukur

dalam diri subjek memang belum berubah. Realibilitas dapat dicari dengan

menggunakan rumus yang ditemukan oleh Kuder dan Richardson.

Menurut Kuder dan Richardson, cara menentukan reliabilitas tes itu adalah

lebih tepat apabila dilakukan secara langsung terhadap butir-butir item tes

yang bersangkutan (Sudijono, 2008: 252).

Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes bentuk objektif digunakan

rumus KR20 sebagai berikut:

r11 =

2

1

2

1

S

PQS

1n

n

Keterangan :

r11 : koefisien reliabilitas tes

n : jumlah item dalam instrumen

St2 : varian total

P : jumlah siswa yang menjawab dengan benar butir item yang

bersangkutan

Q : 1-P

Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian dikonsultasikan

dengan r product moment. Apabila harga r1 > rtabel maka tes instrumen tersebut

adalah reliabel.

Page 77: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut :

> 0,70 = reliabilitas tinggi

< 0,70 = reliabilitas rendah

Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian kognitif terangkum dalam

Tabel 3.3. Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian kognitif yang

lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 24.

Tabel 3.3 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji

Reliabilitas Soal pada Aspek Kognitif

Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Kognitif 40 0,915 Tinggi

c) Tingkat kesukaran

Taraf kesukaran suatu soal ditunjukkan dengan indeks kesukaran. Indeks

kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu

soal. Pengujian tingkat kesukaran soal dari Anas Sudijono (2008: 372) sebagai

berikut:

P = JS

B

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar

JS : Jumlah seluruh siswa

Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:

0,00 – 0,30 = soal tergolong sukar

0,31 – 0,70 = soal tergolong sedang

0,71 – 1,00 = soal tergolong mudah

(Depdiknas, 2009: 9).

Page 78: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Hasil uji coba taraf kesukaran soal penilaian kognitif terangkum

dalam Tabel 3.4. Hasil uji taraf kesukaran instrumen soal penilaian kognitif

yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 24.

Tabel 3.4 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Taraf

Kesukaran Soal pada Aspek Kognitif

Jenis soal

Jumlah Soal

Taraf Kesukaran Soal

Mudah Sedang Sukar

Kognitif 40 14 15 11

d) Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi

(D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah sebagai berikut :

Keterangan :

D = indeks diskriminasi

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA =

banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

itu dengan benar

= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar (P sebagai indeks kesukaran)

= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut :

BA

B

B

A

A PPJ

B

J

BD

A

AA

J

BP

B

BB

J

BP

Page 79: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

D : 0,00 - 0,20 : jelek (poor)

D : 0,20 - 0,40 : cukup (satisfactory)

D : 0,40 - 0,70 : baik (good)

D : 0,70 - 1,00 : baik sekali (exellent)

D : negatif : tidak baik (butir soal dibuang )

(Arikunto, 2005: 211-218)

Hasil uji coba daya pembeda instrumen soal penilaian kognitif

yang dilakukan terangkum dalam Tabel 3.5. Hasil uji daya pembeda soal

yang lebih rinci bisa dilihat pada Lampiran 24.

Tabel 3.5 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Daya

Pembeda Soal pada Aspek Kognitif

Jenis

Soal

Jumlah

Soal

Kriteria

Baik

Sekali

Baik Cukup Jelek Jelek

Sekali

Kognitif 40 3 15 12 6 4

b. Instrumen Angket

Angket digunakan untuk mengambil data tentang prestasi belajar ranah

afektif. Data yang diperoleh dari ujicoba angket digunakan untuk mengetahui

validitas dan realibilitas angket. Angket yang telah tersusun ini kemudian

digunakan untuk mengukur sikap siswa terhadap pelajaran kimia. Sebelum

menyusun angket terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang mencerminkan isi

kajian teori. Konsep alat ukur ini berisi kisi-kisi angket. Konsep selanjutnya

dijabarkan dalam variabel dan indikator yang disesuaikan dengan tujuan penilaian

yang hendak dicapai, selanjutnya indikator ini digunakan sebagai pedoman dalam

menyusun item-item angket.

Ada lima macam instrument aspek afektif yaitu instrument minat, sikap,

konsep diri, nilai, dan moral.

1) Instrumen minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat peserta

didik terhadap mata ajar.

Page 80: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

2) Instrumen sikap bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap

suatu obyek, misal mata ajar.

3) Instrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan

diri sendiri.

4) Instrumen nilai bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan individu.

5) Instrumen moral bertujuan untuk mengungkap moral individu.

Bentuk angket yang dgunakan dalam penelitian ini adalah bentuk ceklist

yaitu bentuk angket dimana pengisi angket tinggal member tanda cek (v) pada

kolom yang disediakan. Alternatif jawaban tiap item ada lima. Untuk item positif

skor yang diberikan skor yang diberikan mulai dari 4 sampai 0. Keterangan

penyekorannya ditunjukkan pada Tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.6. Pensekoran Aspek Afektif

Skor untuk aspek yang

dinilai

Skor

Pernyataan positif (+) Pernyataan negatif (-)

SS (Sangat Setuju) 4 1

S (Se

tuju)

3 2

TS (Tidak Setuju) 2 3

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4

(Depdiknas, 2008: 16)

Keterangan

Jumlah nilai 121 - 160 sangat baik (A)

Jumlah nilai 81 - 120 baik (B)

Jumlah nilai 41 - 80 cukup (C)

Jumlah nilai ≤ 40 kurang (D)

Instrument angket perlu diuji untuk mengetahui validitas dan realibilitas angket.

1) Validitas

a. Validitas Isi

Validitas adalah kesesuaian suatu hal yang diukur dengan alat

ukurnya, suatu instrumen yang valid akan mempunyai validitas tinggi.

Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas keseluruhan butir

Page 81: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

soal adalah formula dari Gregory (2007:123). Pada formula Gregory

diperlukan 2 orang panelis untuk memeriksa kecocokan antara

indikator dengan butir-butir instrument, dalam bentuk menilai relevan

atau kurang relevan masing-masing indikator butir bila dicocokkan

dengan butir-butirnya. Formula Gregory adalah sebagai berikut :

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑒𝑛𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑖𝑑𝑖𝑡𝑦 (𝐶𝑉) =𝐷

𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 𝐷

Keterangan :

A : Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis

B : Jumlah item yang kurang relevan menurut Panelis I dan relevan

menurut Panelis II

C : Jumlah item yang kurang relevan menurut Panelis II dan relevan

menurut Panelis I

D : Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis

Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0.700 maka analisis dapat

dilanjutkan.

Pada soal afektif telah dilakukan uji validitas dengan menggunakan

formula Gregory dan diperoleh harga CV sebesar 0,825 sehingga

analisis dapat dilanjutkan.

b. Validitas Item

Validitas dari instrumen angket ini adalah validitas konstruksi atau

konsep. Validitas konstruksi adalah validitas yang menunjukkan

sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan konsep

yang seharusnya menjadi isi suatu tes atau alat pengukur tersebut.

Validitas konstruksi inipun akan mudah ditentukan pada tes hasil

belajar yang sungguh-sungguh direncanakan dengan baik oleh seorang

guru, khususnya apabila ditaati langkah merumuskan tujuan

instruksional dan visualisasi kisi-kisi sebagai langkah-langkah

Page 82: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

perencanaan tes buatan guru. Apabila isi item-item yang merupakan

suatu kesatuan suatu tes benar-benar sesuai dengan suatu konsep atau

konstruksi yang seharusnya menjadi isinya, maka dikatakan tes

tersebut memiliki validitas konstruksi yang tinggi. Untuk menghitung

validitas butir soal angket digunakan rumus Pearson Product Moment

sebagai berikut:

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan:

rxy = koefisien validitas

N = jumlah subyek

X = skor butir item soal yang dijawab benar

Y = skor total

(Widoyoko, 2009: 137)

Acuan penilaian validitas dari butir soal atau item adalah:

0,91 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,71 – 0,90 : Tinggi (T)

0,41 – 0,70 : Cukup (C)

0,21 – 0,40 : Rendah (R)

Negatif – 0,20 : Sangat Rendah (SR)

kriteria item soal dinyatakan valid jika rxy ≥ rtabel. Sedangkan kriteria

item dinyatakan tidak valid jika rxy < rtabel.

Penentuan validitas didasarkan pada harga rhitung yang melampaui

harga kritik (rtabel) sebesar 0,329. Ringkasan hasil uji validitas angket afektif

setelah dilakukan tryout dapat dilihat pada Tabel 3.7, sedangkan analisis

hasil uji validitas angket afektif dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran

26.

Page 83: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 3.7 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Validitas

Soal pada Aspek Afektif

Jenis Soal Jumlah Soal Kriteria

Afektif 40 Valid Invalid

40 -

2) Realibilitas

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan rumus Koefisien Alpha yaitu

sebagai berikut:

2

t

2

11S

S1

1-n

nr

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas tes

n = jumlah item

∑S2 = jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item

St2 = Varian total

kriteria reliabilitasnya adalah :

> 0,70 : reliabilitas tinggi

< 0,70 : reliabilitas rendah

Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian afektif terangkum dalam

Tabel 3.8. Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian afektif yang

lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 26.

Tabel 3.8 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji

Reliabilitas Soal pada Aspek Afektif

Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Afektif 40 0,951 Tinggi

c. Media Pembelajaran (Power Point)

Instrumen yang digunakan untuk menvaliditas media pembelajaran

dalam penelitian ini disusun berdasarkan indikator yang disesuaikan dengan

Page 84: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

kriteria media yang baik, selanjutnya indikator ini digunakan sebagai pedoman

dalam menyusun item-item angket, meliputi tiga jenis sesuai dengan peran dan

posisi responden dalam evaluasi media, antara lain :

1. Instrumen untuk Ahli Materi

Digunakan untuk memperoleh data berupa kualitas media ditinjau dari

kebenaran konsep dan isi pembelajaran.

2. Instrumen untuk Ahli Media

Digunakan untuk memperoleh data berupa kualitas tampilan, pemrograman,

keterbacaan menyampaikan konten tertentu.

3. Instrumen untuk Teman Sejawat.

Digunakan untuk memperoleh data guna menganalisa daya tarik dan ketepatan

materi yang diberikan kepada siswa.

Instrumen validitas media pembelajaran berupa angket, jenis angket yang

digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan skor. Setiap

pernyataan diberi pilihan bobot 1, 2, 3, dan 4, yang diuraikan sebagai berikut:

Layak : 4

Cukup layak : 3

Kurang layak : 2

Tidak layak : 1

Data yang diperoleh melalui angket dianalisis dengan teknik analisis

deskriptif dimana keputusan media layak atau tidak untuk digunakan dalam

penelitian dapat diketahui dari kesimpulan yang diberikan oleh responden setelah

pengisian angket, yakni:

1. Layak untuk digunakan tanpa revisi

2. Layak untuk digunakan dengan revisi sesuai saran

3. Tidak layak digunakan

d. Media Pembelajaran (Destinasi)

Instrumen yang digunakan untuk menvaliditas media pembelajaran

dalam penelitian ini disusun berdasarkan indikator yang disesuaikan dengan

kriteria media yang baik, selanjutnya indikator ini digunakan sebagai pedoman

Page 85: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

dalam menyusun item-item angket. Aspek yang dinilai meliputi tampilan, teknik

penggunaan dan kemanfaatan. Menggunakan dua panelis yang merupakan ahli

media dan materi.

Instrumen validitas media pembelajaran berupa angket, jenis angket yang

digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan skor. Setiap

pernyataan diberi pilihan bobot 1, 2, 3, 4 dan 5, yang diuraikan sebagai berikut:

1 (sangat tidak baik) dengan simbol (STB)

2 (tidak baik) dengan simbol (TB)

3 (cukup) dengan simbol (C)

4 (baik) dengan simbol (B)

5 (sangat baik) dengan simbol (SB)

Data yang diperoleh melalui angket dianalisis dengan teknik analisis deskriptif

dimana keputusan media layak atau tidak untuk digunakan dalam penelitian dapat

diketahui dari kesimpulan yang diberikan oleh responden setelah pengisian

angket, yakni:

1. Layak untuk digunakan tanpa revisi

2. Layak untuk digunakan dengan revisi sesuai saran

3. Tidak layak digunakan

G. Analisis Data

1. Uji Prasarat Analisis

Data yang diperlukan dianalisis dengan menggunakan uji t–pihak kanan.

Oleh karena itu perlu dipenuhi uji prasyarat analisisnya yaitu uji normalitas dan

uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Uji ini

digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak.

Metode Lilliefors digunakan dengan prosedur :

1). Hipotesis

Page 86: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Ho : sampel berasal dari populasi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi normal

2). Statistik Uji

L = max ii ZSZF

Dengan:

Z berdistribusi N (0,1)

F(Zi) = P(Z ≤ Zi)

S(Zi) = proporsi cacah Z ≤ Zi terhadap seluruh Zi

3). Taraf Siginifikansi ( ) = 0,05

4). Daerah Kritik (DK)

DK = { L L > Lα:n atau L < -Lα:n} dengan n adalah ukuran sampel.

5). Keputusan Uji

Ho ditolak Jika Lhitung DK.

6). Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi normal jika H0 diterima.

b) Sampel tidak berasal dari populasi normal jika H0 ditolak

(Budiyono, 2009: 169-170)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu sampel

berasal dari populasi yang homogen atau tidak, untuk mengetahui homogenitas

varians digunakan uji Bartlett. Rumus uji Bartlett adalah sebagai berikut:

χ2 2

jj slogf -RKG log fC

2,303

dengan :

χ2 ~ χ

2 (k – 1)

k = banyaknya populasi = banyaknya sampel

f = N – k =

k

j

jf1

= derajat kebebasan untuk RKG = N – k

fj = derajat kebebasan untuk Sj2 = ni – 1

j = 1, 2, …, k

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

Page 87: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

f

1

f

1

1) -3(k

1 1 C

j

dan

j

j

f

SS RKG

serta

2

jj

j

2

jj

2

j s1nn

XXSS

dimana 1n

SSs

j

jj

2

kriteria :

χ2 < χ

2tabel, maka sampel berasal dari populasi yang homogen

χ2 ≥ χ

2tabel, maka sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.

(Budiyono, 2009: 175-177)

c. Uji t-Matching

Uji t- matching bertujuan untuk mencari kesetaraan antara dua sampel

dalam penelitian.

1) Menentukan Hipotesis

Ho; µ1 = µ2 = tidak ada perbedaan antara rata-rata nilai semester I kelas

eksperimen I dan kelas eksperimen II.

H1; µ1 ≠ µ2 = ada perbedaan antara rata-rata nilai semester I kelas

eksperimen I dan kelas eksperimen II.

2) Komputasi

3) Daerah Kritik

α =0,05 dk = n1+ n2 -2

4) Kriteria Uji

Ho diterima jika t hitung< t tabel (Budiyono, 2009: 156)

Page 88: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

2. Uji Hipotesis

Teknik analisis data untuk uji hipotesis digunakan “Uji t” yaitu uji t pihak

kanan dengan kriteria :

Ho : 1 2

H1 : 1 > 2

Keterangan :

Ho = Prestasi belajar siswa pada pengajaran kimia dengan metode TGT

dilengkapi dengan media power point dan destinasi lebih rendah atau

sama dengan prestasi belajar siswa pada pengajaran kimia dengan metode

ceramah disertai diskusi.

H1 = Prestasi belajar siswa pada pengajaran kimia dengan metode TGT

dilengkapi dengan media power point dan destinasi lebih tinggi dari pada

prestasi belajar siswa pada pengajaran kimia dengan metode ceramah

disertai diskusi.

1μ = nilai rata-rata kelas eksperimen

2μ = nilai rata-rata kelas kontrol

Kriteria : Terima Ho jika thit < ttab

Tolak Ho jika thit > ttab

Rumus yang digunakan adalah :

21

21

n

1

n

1S

XX t

2)nn(

1)s-(n 1)s-(n S

21

2

22

2

11gab

Page 89: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Keterangan :

X : Mean nilai

Sgab : Simpangan baku

n : Jumlah sampel

(Sudjana, 2005:239)

Page 90: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Pada penelitian ini data yang didapatkan berupa nilai pretest dan postest

siswa pada pembelajaran kimia materi struktur atom dan sistem periodik unsur.

Hasil pretes yang digunakan adalah pretest prestasi kognitif. Hasil postest yang

digunakan adalah postest prestasi kognitif dan postest prestasi afektif siswa.

Sedangkan untuk selisih nilai posttest dan pretes adalah selisih dari postest dan

pretes dari prestasi kognitif.

1. Pencapaian Hasil Pretest Siswa Materi Pokok Struktur Atom dan Sistem

Periodik Unsur.

Data penelitian mengenai hasil pretest prestasi belajar siswa materi pokok

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur kelas eksperimen pada kelas X-2 dan

kelas kontrol pada kelas X-8 SMA Batik 1 Surakarta dengan sampel sebanyak 76

siswa, selengkapnya dapat dilihat di lampiran data induk kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Sedangkan deskripsi data penelitian hasil pretest secara ringkas

disajikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Pretest Materi Pokok Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

No Uraian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1.

Rata-rata hasil pretest aspek

kognitif

26,930 27,105

2. Pencapaian Hasil Postest Siswa Materi Pokok Struktur Atom dan Sistem

Periodik Unsur.

Data penelitian mengenai hasil postest prestasi belajar siswa materi pokok

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur kelas eksperimen pada kelas X-2 dan

kelas kontrol pada kelas X-8 SMA Batik 1 Surakarta dengan sampel sebanyak 76

siswa, selengkapnya dapat dilihat di lampiran data induk kelas eksperimen dan

Page 91: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

kelas kontrol. Sedangkan deskripsi data penelitian mengenai hasil postest secara

ringkas disajikan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil Postest Materi Pokok Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

No Uraian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1.

2.

Rata-rata hasil postest aspek

kognitif

Rata-rata hasil postest aspek

afektif

77,105

120,658

71,228

116,289

3. Selisih Nilai Posttest dan Pretest Siswa Materi Pokok Struktur Atom dan

Sistem Periodik Unsur.

Prestasi belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dari selisih nilai

posttest dan pretest materi pokok Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur kelas

eksperimen pada kelas X-2 dan kelas kontrol pada kelas X-8 SMA Batik 1

Surakarta dengan sampel sebanyak 76 siswa, selengkapnya dapat dilihat di

lampiran data induk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan deskripsi data

penelitian mengenai selisih nilai postest dan pretest siswa secara ringkas disajikan

dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Perbandingan Hasil Perhitungan Prestasi Belajar Aspek Kognitif Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol.

No Uraian Kelas Eksperimen 1 Kelas Kontrol

1.

Rata-rata prestasi belajar

aspek kognitif

50,175 44,123

Data penelitian dipaparkan dalam set distribusi frekuensi. Hal ini

dilakukan untuk mempermudah dalam pengamatan hasil penelitian. Distribusi

frekuensi aspek kognitif yang diperoleh untuk kelas eksperimen disajikan pada

Tabel 4.4 dan aspek afektif pada Tabel 4.5. Sedangkan untuk kelas kontrol,

distribusi frekuensi aspek kognitif disajikan pada Tabel 4.6 dan aspek afektif pada

Tabel 4.7.

Page 92: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif Materi Pokok

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur untuk Kelas Eksperimen.

Interval Nilai Tengah Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

23 – 30 26,5 1 2,63

31 – 38 34,5 4 2,63

39 – 46 42,5 12 31,58

47 – 54 50,5 9 23,68

55 – 62 58,5 7 18,42

63 – 70 66,5 4 10,53

71 – 78 74,5 1 2,63

Gambar 4.1. Histogram Prestasi Belajar Aspek Kognitif Materi Pokok Struktur

Atom dan Sistem Periodik Unsur untuk Kelas Eksperimen.

Data distribusi frekuensi prestasi belajar aspek kognitif untuk kelas

eksperimen yang ditunjukkan pada Tabel 4.4 mempunyai rentang antara 23

sampai 77. Jumlah kelas interval sebanyak 7 kelas dan panjang intervalnya

sebesar 8. Dari tabel distribusi frekuensi pada Tabel 4.4 dan histogram prestasi

belajar materi pokok Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur kelas eksperimen

pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa frekuensi terbanyak pada interval 39 – 46

dengan frekuensi 12.

Page 93: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Afektif Materi Pokok

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur untuk Kelas Eksperimen.

Interval Nilai Tengah Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

102 – 108 105 5 13,16

109 – 115 112 9 23,68

116 – 122 119 9 23,68

123 – 129 126 7 18,42

130 – 136 133 4 10,53

137 – 143 140 4 10,53

Gambar 4.2. Histogram Prestasi Belajar Aspek Afektif Materi Pokok Struktur

Atom dan Sistem Periodik Unsur untuk Kelas Eksperimen.

Data distribusi frekuensi prestasi belajar aspek afektif untuk kelas

eksperimen yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 mempunyai rentang antara 102

sampai 142. Jumlah kelas interval sebanyak 6 kelas dan panjang intervalnya

sebesar 7. Dari tabel distribusi frekuensi pada Tabel 4.5 dan histogram prestasi

belajar aspek afektif materi pokok Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur kelas

eksperimen pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa frekuensi terbanyak pada

interval 109 - 115 dengan frekuensi 9 dan pada interval 116 - 122 dengan

frekuensi 9. Untuk nilai maksimal dari aspek afektif adalah 160, seperti dijelaskan

pada Lampiran 15.B.

Page 94: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek kognitif Materi Pokok

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur untuk Kelas Kontrol.

Interval Nilai Tengah Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

16 – 24 20 2 5,26

25 – 33 29 7 18,42

34 – 42 38 10 26,31

43 – 51 47 5 13,15

52 – 60 56 12 31,58

61 – 69 65 2 5,26

Gambar 4.3. Histogram Prestasi Belajar Aspek Kognitif Materi Pokok Struktur

Atom dan Sistem Periodik Unsur untuk Kelas Kontrol.

Data distribusi frekuensi prestasi belajar aspek kognitif untuk kelas kontrol

yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 mempunyai rentang antara 16 sampai 67. Jumlah

kelas interval sebanyak 6 kelas dan panjang intervalnya sebesar 9. Dari tabel

distribusi frekuensi pada Tabel 4.6 dan histogram prestasi belajar aspek kognitif

materi pokok Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur kelas kontrol pada

Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa frekuensi terbanyak pada interval 52 – 60 dengan

frekuensi 12.

Page 95: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Afektif Materi Pokok

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur untuk Kelas Kontrol.

Interval Nilai Tengah Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

99 – 106 102.5 6 15,79

107 – 114 110,5 15 39,47

115 – 122 118,5 7 18,42

123 – 130 126,5 6 15,79

131 – 138 134,5 1 2,63

137 – 146 142,5 3 78,95

Gambar 4.4. Histogram Prestasi Belajar Aspek Afektif Materi Pokok Struktur

Atom dan Sistem Periodik Unsur untuk Kelas Kontrol.

Data distribusi frekuensi prestasi belajar aspek afektif untuk kelas kontrol

yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 mempunyai rentang antara 99 sampai 142.

Jumlah kelas interval sebanyak 6 kelas dan panjang intervalnya sebesar 8. Dari

tabel distribusi frekuensi pada Tabel 4.7 dan histogram prestasi belajar materi

pokok Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur kelas kontrol pada Gambar 4.4

dapat dilihat bahwa frekuensi terbanyak pada interval 107 – 114 dengan frekuensi

15.

Page 96: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Untuk lebih dapat membandingkan prestasi belajar siswa pada kelas

eksperimen dan kontrol, maka kedua data tersebut dijadikan satu dalam sebuah

sebuah histogram perbandingan prestasi belajar, yaitu untuk aspek kognitif pada

Gambar 4.5. dan untuk aspek afektif pada Gambar 4.6.

Gambar 4.5. Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Aspek Kognitif Materi

Pokok Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur untuk Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol.

Gambar 4.6. Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Aspek Afektif Materi Pokok

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur untuk Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol.

Page 97: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum melaksanakan analisis uji-t pihak kanan untuk menguji hipotesis

penelitian perlu dilakukan uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas

dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Dalam

pengujian normalitas ini menggunakan uji Lilliefors dengan rumus yang telah

disebutkan dalam bab III. Hasil uji normalitas prestasi belajar aspek kognitif siswa

disajikan pada Tabel 4.8, prestasi afektif pada Tabel 4.9.

Tabel 4.8. Hasil uji Normalitas Prestasi Belajar Aspek Kognitif Siswa Materi

Pokok Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur.

No Uji Normalitas Jumlah

sampel

Harga L Kesimpulan

Berdistribusi Tabel Hitung

1. Kelas Eksperimen 38 0,1437 0,1115 Normal

2. Kelas Kontrol 38 0,1437 0,1133 Normal

Tabel 4.9. Hasil uji Normalitas Prestasi Belajar Aspek Afektif Siswa Materi

Pokok Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur.

No Uji Normalitas Jumlah

sampel

Harga L Kesimpulan

Berdistribusi Tabel Hitung

1. Kelas Eksperimen 38 0,1437 0,0868 Normal

2. Kelas Kontrol 38 0,1437 0,1357 Normal

Berdasarkan hasil di atas, maka untuk setiap kelompok siswa diperoleh

harga Lhitung yang lebih kecil dari Ltabel pada taraf signifikansi 5%. Dengan

demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu sampel

berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini, uji

homogenitas yang digunakan adalah uji Bartlet dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil uji homogenitas ini secara lengkap pada lampiran uji homogenitas dan telah

diringkas pada Tabel 4.10.

Page 98: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Tabel 4.10. Hasil Uji Homogenitas Prestasi Belajar Siswa Materi Pokok Struktur

Atom dan Sistem Periodik Unsur

No Uji Homogenitas Jumlah

Sampel

Harga X2 Kesimpulan

Hitung Tabel

1. Prestasi Kognitif 76 0,002 3,841 Homogen

2. Prestasi Afektif 76 0,0001 3,841 Homogen

Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tiap variabel diperoleh

harga statistik uji yang tidak melebihi harga kritik (x2

hitung < x2

tabel). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa sampel pada penelitian berasal dari populasi

yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis ini dilakukan dengan uji-t pihak kanan.

H0 : Rata-rata prestasi belajar siswa kelas eksperimen lebih rendah atau sama

dengan rata-rata prestasi belajar siswa kelas kontrol.

H1 : Rata-rata prestasi belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-

rata prestasi belajar siswa kelas kontrol.

Uji t-pihak kanan untuk selisih nilai kognitif yang menunjukkan prestasi

belajar kognitif antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada

lampiran dan hasilnya dirangkum pada tabel 4.11.

Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Uji-t Pihak Kanan untuk Prestasi Belajar Aspek

Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol.

Kelas Rata-rata Variansi T

Eksperimen 50,2 127,29 2,196

Kontrol 44,1 166,03 2,196

Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 2,196 setelah dikonsultasikan

dengan tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5% (0,05) didapat harga t tabel =

1,668. Jadi keputusan uji = thitung > ttabel (2,196 >1,668). Kesimpulan = H0 ditolak.

Dengan demikian rata-rata prestasi belajar aspek kognitif siswa kelas eksperimen

lebih tinggi daripada rata-rata prestasi belajar aspek kognitif siswa kelas kontrol.

Jadi, ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Team Games Tournament

Page 99: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

(TGT) dilengkapi dengan media power point dan destinasi efektif untuk

meningkatkan prestasi belajar Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur siswa

daripada metode pembelajaran konvensional (metode ceramah disertai diskusi).

Uji t-pihak kanan untuk nilai afektif yang menunjukkan prestasi belajar

aspek afektif antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada

Lampiran 35 dan hasilnya dirangkum pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Hasil Perhitungan Uji-t Pihak Kanan untuk Prestasi Belajar Aspek

Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

Kelas Rata-rata Variansi T

Eksperimen 120,7 112,45 1,782

Kontrol 116,3 119,18 1,782

Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 1,782 setelah dikonsultasikan

dengan tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5% (0,05) didapat harga t tabel =

1,668. Jadi keputusan uji = thitung > ttabel ( 1,782 > 1,668 ). Kesimpulan = H0

ditolak. Dengan demikian rata-rata prestasi belajar aspek afektif siswa kelas

eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata prestasi belajar aspek afektif siswa

kelas kontrol. Jadi, ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Team Games

Tournament (TGT) dilengkapi dengan media power point dan destinasi efektif

untuk meningkatkan prestasi belajar Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

siswa daripada metode pembelajaran konvensional (metode ceramah disertai

diskusi).

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Dari data induk penelitian yang dapat dilihat pada Lampiran 31 dapat

dilihat bahwa rata- rata nilai pretest siswa kelas eksperimen pada aspek kognitif

adalah 26,930 sedangkan kelas kontrol adalah 27,105. Hasil pengujian

homogenitas menunjukkan bahwa kedua sampel setara (untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran 32. Dari hasil pretest menunjukkan bahwa rata-rata nilai

pretes untuk kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol. Hal ini

menunjukkan bahwa pengetahuan awal yang dimiliki siswa sebelum menerima

pelajaran pada kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol. Sedangkan

Page 100: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

rata- rata nilai postest kelas eksperimen 77,105 dan untuk kelas kontrol 71,228

yang terdapat pada Lampiran 31. Dari rata- rata nilai pretest – postest diatas maka

dapat dilihat rata- rata selisih nilainya, yaitu pada kelas eksperimen mengalami

peningkatan sebesar 50,175 sedangkan pada kelas kontrol adalah 44,123. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan kemampuan yang hampir sama ternyata dengan

perlakuan yang berbeda maka diperoleh hasil yang berbeda pula.

Dari histogram perbandingan prestasi belajar baik kognitif maupun afektif

untuk kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa secara garis besar

frekuensi siswa pada kelas kontrol yang lebih banyak daripada kelas ekperimen

terdapat pada interval-interval awal sedangkan pada interval akhir frekuensi siswa

pada kelas kontrol lebih sedikit daripada kelas ekperimen. Ini berarti, pada kelas

kontrol frekuensi siswa lebih banyak memperoleh nilai yang rendah sedangkan

pada nilai yang tinggi frekuensi yang banyak justru pada kelas eksperimen. Jadi,

ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai pada kelas eksperimen lebih tingga

daripada kelas kontrol.

Dari hasil analisis uji t-pihak kanan yang ditunjukkan pada Tabel 4.11,

prestasi belajar siswa untuk aspek kognitif pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol diperoleh harga t hitung = 2,196 lebih besar dari harga t tabel = 1,668,

sehingga dapat disimpulkan prestasi belajar untuk aspek kognitif pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Untuk prestasi belajar aspek afektif siswa yang ditunjukkan pada Tabel

4.12, rata- rata nilai postest kelas eksperimen adalah 120,658 dan pada kelas

kontrol adalah 116,289. Dari hasil analisis uji t-pihak kanan, prestasi belajar

siswa untuk aspek afektif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh

harga t hitung = 1,782 lebih besar dari harga t tabel = 1.668, sehingga dapat

disimpulkan prestasi belajar untuk aspek afektif siswa pada kelas eksperimen

lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Aspek afektif menyangkut sikap, minat,

konsep diri, nilai dan moral dari siswa. Seorang siswa akan sulit mencapai

keberhasilan studi yang optimal apabila siswa tersebut tidak memiliki minat pada

pelajaran tersebut. Dari sini dapat diketahui bahwa kompetensi siswa pada aspek

Page 101: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

afektif menjadi penunjang keberhasilan pada aspek pembelajaran yang lain, yaitu

kognitif.

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa prestasi siswa pada kelas kontrol

lebih rendah daripada kelas eksperimen. Hal ini dapat disebabkan karena

pembelajaran yang dilakukan dalam kelas kontrol lebih banyak ceramah daripada

diskusi sehingga siswa merasa bosan mempelajari materi Struktur Atom dan

Sistem Periodik Unsur dan kurang memahami serta mendalami materi. Disini

keaktifan siswa pun kurang terlihat karena pembelajaran cenderung berpusat pada

guru (teacher centered). Siswa dengan kondisi seperti itu prestasi belajarnya

cenderung rendah karena kesulitan dalam memahami materi belum bisa teratasi.

Dalam model ceramah siswa kebanyakan mendengarkan dan mencatat sehingga

suasana kelas menjadi pasif. Hanya sebagian kecil dari siswa yang berani bertanya

ketika diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Daya

tahan siswa untuk mendengarkan pelajaran sangat terbatas, akibatnya siswa yang

memiliki ketrampilan mendengarkan rendah cepat merasa bosan dan terpecah

perhatiannya. Pada saat diskusi juga hanya beberapa siswa saja yang aktif

sehingga diskusi kurang efektif.

Pembelajaran kooperatif TGT merupakan salah satu bentuk pembelajaran

yang didasarkan pada teori belajar konstruktivisme. Dalam pembelajaran

konstruktivisme, kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, disini siswa

membangun sendiri pengetahuannya. Dalam TGT terdapat kelompok yang

heterogen sehingga seorang siswa yang lebih pandai dapat membantu siswa lain

yang kurang pandai dalam suatu kelompok. Metode pembelajaran TGT akan

memotivasi siswa sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan

lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif.

Micheal M. van Wyk (2011) dalam jurnal internasionalnya menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah metode instruksional yang menyediakan

kesempatan kepada siswa yang heterogen untuk mengembangkan ketrampilannya

dalam interaksi kelompok dan untuk bekerjasama dengan teman kelompoknya.

Selain itu, dalam penelitiannya, Micheal M. van Wyk menyimpulkan bahwa

siswa yang pembelajarannya menggunakan metode TGT memiliki prestasi belajar

Page 102: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

yang lebih baik daripada yang menggunakan metode ceramah. Dengan demikian,

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Micheal M. van Wyk

karena penelitian ini juga menyimpulkan bahwa metode pembelajaran TGT

dilengkapi media power point dan destinasi efektif untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa daripada menggunakan metode konvensional (metode ceramah

disertai diskusi).

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks

disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan

sehat dan keterlibatan belajar. Belinda Soo-Phing TEOH and Dr.Tse-Kian NEO

(2007) dalam jurnal internasionalnya menyatakan bahwa penggunaan media

komputer yang interaktif sebagai media pembelajaran dapat membantu dalam

transfer ilmu dan dengan adanya interaksi maka informasi dapat terkunci dalam

pikiran siswa lebih lama. Hal inilah yang mendorong peneliti menggunakan media

power point sebagai media dalam pembelajaran kimia pada materi Struktur Atom

dan Sistem Periodik Unsur. Selain itu, materi Struktur Atom dan Sistem Periodik

Unsur pun ada yang bersifat abstrak sehingga dengan adanya media power point

siswa memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang Struktur Atom dan tidak

sekedar membayangkan.

Carroll (2011) dalam jurnal internasionalnya menjelaskan bahwa

penggunaan game dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan juga

partisipasi siswa dalam semua ketrampilan. Sehingga dalam pembelajaran TGT

dilakukan pembentukan kelompok yang anggotanya heterogen yang kemudian

diadakan game atau permainan. Permainan yang dilakukan adalah permainan

destinasi. Permainan ini dirancang untuk meningkatkan motivasi siswa, melatih

kerjasama dan membuat siswa berlomba-lomba menjadi yang terbaik.

Berdasarkan seluruh analisis di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran

dengan metode TGT dilengkapi media power point dan destinasi dapat membantu

siswa dalam memahamkan konsep Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur. Hal

ini terbukti dengan prestasi belajar siswa pada kelas eksperimen baik dari aspek

kognitif dan afektif lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Oleh karena itu, dapat

Page 103: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

diambil kesimpulan bahwa penggunaan Metode pembelajaran Team Games

Tournament (TGT) dilengkapi dengan media power point dan destinasi efektif

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi Struktur Atom dan Sistem

Periodik Unsur.

Page 104: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran

TGT dilengkapi media power point dan destinasi efektif untuk meningkatkan

prestasi belajar Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur siswa kelas X semester

satu SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Hal ini terlihat dari

peningkatan prestasi belajar untuk kelas eksperimen (50,175) lebih besar daripada

kelas kontrol (44,123). Selain itu, berdasarkan hasil uji t-pihak kanan untuk

prestasi belajar kognitif dan afektif diperoleh thitung lebih besar dari ttabel. Untuk

prestasi kognitif thitung (2,196) lebih besar daripada ttabel (1,668) dan untuk prestasi

afektif thitung (1,782) lebih besar daripada ttabel (1,668).

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dikemukakan

implikasi secara teoritis dan praktis.

1. Implikasi Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar

pengembangan penelitian selanjutnya dan dapat digunakan untuk mengadakan

upaya bersama antara guru, orang tua dan siswa serta pihak sekolah lainnya agar

dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar kimia secara

maksimal.

2. Implikasi Praktis

Secara praktis berdasarkan hasil penelitian, metode pembelajaran TGT

dilengkapi media power point dan destinasi efektif digunakan untuk

meningkatkan prestasi belajar kimia siswa pada materi yang memiliki banyak

konsep dan sebagian bersifat abstrak, seperti pada materi Struktur Atom dan

Sistem Periodik Unsur.

Page 105: EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Game … fileSTRUKTUR KELAS X SEMESTER I SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 d Pendidikan Program Pendidikan Kimia Matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka disarankan sebagai berikut:

1. Kepada Guru kimia dalam menyampaikan pelajaran kimia, khususnya pada

materi Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur, bila dimungkinkan dapat

menggunakan dua pilihan metode yaitu metode TGT dilengkapi media power

point dan destinasi serta metode konvensional (metode ceramah disertai

diskusi) maka guru hendaknya memilih metode TGT dilengkapi media power

point dan destinasi karena metode ini lebih efektif.

2. Kepada siswa hendaknya memberikan respon yang baik terhadap guru dalam

menyajikan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran TGT

dilengkapi media power point dan destinasi sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan metode

pembelajaran TGT pada materi pokok yang lain dengan mengaitkan aspek-

aspek yang belum diungkapkan dan dikembangkan