efektifitas pelayanan publik melalui data pokok …
TRANSCRIPT
EFEKTIFITAS PELAYANAN PUBLIK MELALUI DATA POKOK
PENDIDIK NOMOR UNIT PENDIDIKAN DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI
SELATAN
Di susun dan usulkan oleh
RINDIANI ULFA
Stambuk 105640225415
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
Efektifitas Pelayanan Publik Melalui Data Pokok Pendidik Nomor Unit
Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Di Dinas Pendidikan Provinsi
Sulawesi Selatan
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Pemerintahan
Disusun dan Diajukan Oleh
RINDIANI ULFA
105640225415
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Rindiani Ulfa
Nomor Stambuk : 105640225415
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain atau telah di tulis/dipublikasikan oleh orang lain atau
plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya apabila di kemudian
hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
sesuai dengan aturan yang berlaku.
Makassar, 21 Agustus 2020
Yang menyatakan
Rindiani Ulfa
v
ABSTRAK
Rindiani ulfa, 2020, Efektifitas Pelayanan Publik Melalui Data Pokok
Pendidik Unit Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Di Dinas Pendidikan
Provinsi Sulawesi Selatan(Dibimbing oleh Abdul Mahsyar dan Hamrun)
Teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pemerintahan akan
meningkatkan efesiensi, efektivitas, transparasi dan akuntabilitas penyelengaraan
pemerintah yang baik (good govenance) dan pemerintahan yang bersih(clien
government). Data Pokok Pendidikan (Dapodik) merupakan sistem informasi
pengolahan data pendidikan yang digunakan oleh setiap operator sekolah
pendidikan.Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran bagaimana sistem
berjalan pada sistem yang telah ada dan memberikan beberapa usulan untuk
penambahan fitur. Berdasarkan pada uraian permasalahan diatas, peneliti tertarik
untuk mengkaji secara mendalam tentang Efektifitas Pelayanan Publik Melalui
Data Pokok Pendidik (DAPODIK) Unit Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Di
Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Efektivitas Pelayanan Publik
Melalui Data pokok Pendidik Unit Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Dinas
Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif yakni memberikan gambaran secara objektif terkait
bagaimana keadaan sebenarnya objek yang diteliti, dan tipe penelitian yang
digunakan adalah tipe fenomenologi. Adapun sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder dengan jumlah
Informan sebanyak 7 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan
metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Reduksi data, Penyajian data, dan Penarikan
kesimpulan. Pengabsahan data yang digunakan adalah Triangulasi sumber,
Triangulasi teknik dan Triangulasi waktu. Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa efektivitas pelayanan publik melalui data pokok pendidik
unit pendidikan di dinas pendidikan provinsi Sulawesi Selatan menujukan bahwa
pelayanan di dinas pendidikan untuk mencapai keefektifitasan menggunakan tiga
faktor yaitu faktor ketepatan waktu, faktor kecermatan, Gaya pemberian
pelayanan dalam hal ini pelayanan di dinas pendidikan provinsi Sulawesi selatan
sudah efektif dalam melakukan pelayanan tetapi dalam ketepatan waktu hadir
pada saat jam kantor tidak efektif dalam kehadiran karena masih ada staf pegawai
yang kurang berperang aktif hadir pada saat jam kerja.
Kata kunci: Efektivitas, Pelayanan Publik, Data Pokok Pendidik
vi
KATA PENGANTAR
Tiada kata indah yang patut di ucapkan seorang hamba kepada Sang
Pencipta atas segala cinta kasih-Nya yang tak terhingga dan nikmat-Nya yang tak
berujung sehingga kita mampu melewati hari-hari yang penuh makna, dan
memberi kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Efektivitas Pelayanan Publik Melalui Data Pokok Pendidik Unit Pendidikan Dan
Tenaga Kependidikan Di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan” Fakultas
Ilmu Sosial dan Imu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar ini.
Penulisan skripsi ini guna bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan dari program studi Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Saya menyadari bahwa untuk
menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini tidaklah mudah, namun saya
meyadari begitu banyak pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Abdul Mahsyar M,Si selaku
pembimbing I dan Bapak Hamrun S,Ip M,Si selaku pembimbing II, yang
senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Selanjutnya pada kesempatan ini, tak lupa penulis mengucapkan
penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuannya terutama kepada:
vii
1. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP, M.Si dan bapak Ahmad Harakan, S.IP, M.Hi
selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Segenap Dosen serta staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi bekal ilmu
pengetahuan dan pelayanan kepada penulis selama menempuh pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, UPTD Pengelolaan Daur
Ulang Sampah Bank Sampah Pusat Kota Makassar yang telah membantu
saya dalam memberikan informasi terkait penelitian ini.
6. Teman-teman dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan
(HIMJIP).
7. Saudara dari awal masuk kampus sampai sekarang IP.E sekaligus teman
kelas dari semister 1 sampai semester 8.
8. Teman-teman angkatan 2015 SMA Negeri 1 kajuara.
9. Teman-teman angkatan 2015 “MASEDDI”.
10. Teman-teman Ukm seni dan budaya talas.
11. Teman-teman Kepmi Bone Komisariat Taro Ada Taro Gau.
12. Teman-teman kepmi Bone Dpc kajura.
viii
13. Teman-teman Rumah Berbagi Asa.
14. Teman-teman Rumah Tari Makassar
15. Teman-teman angkatanku di kepmi Tatg Rahmatia Sos, Andi Reski SE,
Sulaeman SE, Asmin SE, A.Rahmat SE.
16. Teman-temanku , Ika maharani Asti, Desti Damayanti, Ikbal warimin, Andi
Nugraha sugandi Guntur, Jumaidil.
17. Saudara saya Inri nofita Sari, S.IP, Hasrianti S.,Sos mensupport dan
mendukung setiap langkah penulis.
18. Saudara saya yang selalu membantu saya Sumartini dan A. Inri Astina
19. Otta sebagai teman sahabat yang selalu membantu saya terimah kasih tak
terhingga.
20. Keluarga penulis yang telah memberikan support dalam penulisan skripsi.
Ucapan terima kasih yang teristimewa dan terdalam penulis kepada kedua
orang tua tercinta Ibunda Hasni Anwar dan Rosdiana dan Ayah Ridwan dan H.
A. Wasnawir, karena semua usaha penulis tidak berarti apa-apa tanpa adanya
pengorbanan dan dorongan semangat yang sangat luar biasa dari beliau yang
selalu suka rela melakukan segala hal, memberikan doa yang tulus, motivasi,
nasehat serta bimbingan dan membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang.
Terima kasih juga untuk saudara sedarah penulis yang selalu menyayangi dan
memberi semangat untuk terus melanjutkan pendidikan setinggi mungkin.
Teriring doa semoga Allah SWT menjadikan pengorbanan dan kebaikan itu
sebagai cahaya penerang di dunia maupun di akhirat kelak.
ix
Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca guna menambah Khasanah Ilmu Pengetahuan
terutama yang berkaitan dengan Ilmu Pemerintahan.
Billahi Fii Sabililhaq Fastabiqul Khairat
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Makassar, 21 Agustus 2020
Penulis
RINDIANI ULFA
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................i
Halaman Persetujuan ......................................................................................ii
Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................................iii
Abstrak .......................................................................................................iv
Kata Pengantar .................................................................................................v
Daftar Isi .......................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu ..............................................................................8
B. Konsep Efektivitas ..................................................................................8
C. Pelayanan Publik ...................................................................................14
D. Data Pokok Pendidik ...............................................................................20
E. Nomor Unit Pendidikan dan Tenaga Pendidikan ....................................21
F. Kerangka Pikir .......................................................................................23
G. Fokus Penelitian .....................................................................................24
H. Deskripsi Fokus Penelitian .....................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................26
B. Jenis dan Tipe Penelitian ........................................................................26
C. Sumber Data ...........................................................................................26
D. Informan Penelitian ................................................................................27
E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................28
F. Teknik Analisis Data ..............................................................................29
G. Keabsahan Data ......................................................................................29
BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Deskripsi Obyek Penelitian ....................................................................32
xi
B. Efektifvitas Pelayanan Publik Melalui Data Pokok Pendidikan
(DAPODIK) Unit Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Di Dinas
Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan ....................................................42
a. Faktor Ketetapan Waktu...................................................................43
b. Faktor Kecermatan ..........................................................................47
c. Gaya Pemberian Pelayanan .............................................................51
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Efektivitas Pelayanan Data Pokok
Pendidik Unit Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Di Dinas
Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan ....................................................54
a. Faktor Pendukung ............................................................................54
b. Faktor Penghambat ...........................................................................56
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................58
B. Saran .......................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat,
begitupun dengan perubahan teknologi dapat terjadi beberapa kali dalam
waktu kurang dari satu tahun. Perebuhan yang mendasar di bidang teknologi
informasi dan komunikasi telah menyebabkan perubahan yang mendasar
pula pada berbagai aspek, misalnya saja dalam hal cara berkomunikasi.
Informasi telah menjadi komoditi yang sangat berharga dan menentukan
untuk mencapai keberhasilan pada saat ini. Teknologi informasi dan
komunikasi dapat di gunakan untuk menunjang sistem operasional dan
manajerial dari berbagai kegiatan insitusi yang didalamnya termasuk
kegiatan pemerintahan.
Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang semakin pesat
menuntut lembaga-lembaga pemerintahan untuk meningkatkan kinerjanya.
Semakin berkembangnya nilai budaya suatu bangsa, maka secara otomatis
pola pikir masyarakatnya pun semankin maju. Kemajuan ini tidak hanya
terjadi di kota-kota besar, tetapi mulai merambah ke kota kecil fenomena
yang sedang menjadi tren saat ini yaitu pengunaan Elektroni Goverment( e-
goverment) dalam mendukung kinerja pemerintah. Elektroni Goverment(e-
goverment) adalah penggunaan teknologi informasi oleh badan-badan
pemerintah yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan hubungan
dengan warga Negara, pelaku bisnis dan lembaga-lembaga pemerintahan
2
yang lain faktanya yaitu setiap pemerintah daerah memiliki situs masing-
masing, begitupun dengan sistem informasinya. penyelenggraan
pemerintahan yang dinamis dan tanggap akan mampu di laksanakan secara
cepat dan cepat sasaran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bagi setiap
masyarakat untuk mengakses informasi merupakan hal yang paling penting
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat
merupakan bentuk penyesuaian dalam rangka mewujudkan pelayanan
primer kepada masyarakat. Penggunaan teknologi dan sistem informasi juga
untuk mewujudkan praktek dalam penyelengraan pemerintah supaya lebih
efektif dan efesien, sehingga akuntabilitas pemerintah meningkat.
Teknologi dan informasi akan menjadi kekuatan yang sangat
menentukan. Saat ini hal-hal yang berkaitan dengan teknologi dan informasi
telah dirasakan sebagai kebutuhan yang utama, oleh karena itu perhatian
terdapat dua hal ini sedang di tingkatkan di segala bidang, sebab apabila
tertinggal maka sudah dapat dipastikan bahwa kelemahan dalam bidan
teknologi dan informasi akan mempunyai dampak yang tidak
menguntungkan di berbagai bidan. Peranan teknologi komputer sangat
penting khususnya bagi perusaahan baik perusahaan swastamaupun instansi
pemerintah. Sistem-sistem yang berbasis komputer akan sangat membantu
pekerjaan yang ada dalam setiap pemberian pelayanan dan pengolahan data
kegiatan perusahan yang di lakukan sehari-hari, seperti pada dinas
pendidikan provinsi sulawesi selatan.
3
Teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pemerintahan
akan meningkatkan efesiensi, efektivitas, transparansi dan akuntasbilitas
penyelengaraan pemerintah yang baik (good govenance) dan pemerintahan
yang bersih (clien goverment) meningkatkan pelayanan publik yang efektif
dan efisien intruksi presiden no 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan
pengembangan bangunan e-goverment yang salah satu tujuannya untuk
memperbaiki kwalitas pelayanan, maka masing-masing daerah dituntut
untuk produktif lagi dalam bekerja, guna meningkatkan kepuasan konsumen
atau masyarakat. Efektivitas pelayanan publik didukung oleh tingkat usaha
yang dilakukan aparatur dalam mewujudkan profesionalisme kerja secara
berkesenimbungan sesuai dengan tuntutan tugas.
Perkembangan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat
menuntut instansi pemerintah maupun swasta untuk memperoleh informasi
dengan cepat dan akurat. Penerapan sistem informasi menjadi alternatif
pemecahannya. Sistem informasi yang mendukung membuat kinerja suatu
instansi akan terlaksana dengan baik dan dapat menangani berbagai
pengolahan data dengan menggunakan teknologi informasi.
Berdasarkan pada kebutuhan tersebut, pada tahun 2006 Biro
Perencanaan Kerja sama Luar Negeri (PKLN) Depdiknas mulai
menganalisa hambatan program perencanaan pendidikan di lingkungan
Depdiknas, yaitu belum adanya data referensi yang terpusat, banyaknya pula
data antara satu dan yang lain yang belum terhubung, dan metode
pengumpulan data yang masih manual, sehingga perlu adanya pemutakhiran
4
metode pengumpulan data dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK). Oleh sebab itu, dibangun pusat referensi sistem
pendataan terbaru berskala nasional yang mencakup sekolah, peserta didik,
dan PTK. Dimana proses pengelolaan datanya mengacu pada sistem
perbankan, yaitu dilakukan secara terpusat.
Sistem Informasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik) adalah sistem
informasi yang menangani data sekolah seperti tenaga kependidikan, peserta
didik, periodik, sanitasi, rombongan belajar dan data sarana prasarana
sekolah. Sistem ini dibangun dalam rangka data yang berkualitas dan data
ini nantinya akan menentukan kebijakan pemerintah pusat dalam
menentukan seperti halnya rasio tenaga kependidikan, syarat untuk
menentukan tunjangan profesi pendidik (TFG), Biaya Operasional Sekolah
(BOS) dan masih banyak bijakan-kebijakan pusat yang nantinya akan
melakukan pengambilan datanya dari aplikasi Dapodik, maka dari itu satuan
pendidik harus melakukan Input Data maupun update data sesuai dengan
bukti fisik yang ada ke dalam Aplikasi Dapodik untuk mendapatkan data
yang akurat cepat, lengkap, valid dan up to date.
Operator Sekolah berperan penting dalam melakukan pendataan dan
sekaligus pengguna dari aplikasi Dapodik tersebut. Dari ke tahun aplikasi
ini terus dikembangkan dari hanya sebatas merekapitulasi data siswa dan
guru menjadi aplikasi yang bertambah fungsinya, misalkan penambahan
fitur nilai raport, menambahkan data pembelajaran, hingga data sarana dan
prasarana. Dengan sistem informasi tersebut, berbagai macam proses
5
pendataan di sekolah dapat dijadikan sebagai langkah konkret Kementerian
demi mewujudkan basis data tunggal untuk tata kelola pendidikan yang
terpadu.
Seluruh sekolah di bawah Kementerian Pendidikan Dasar dan
Menengah berstatus Negeri kini telah menggunakan sistem informasi ini
dan telah menjadi bagian dari basis data tunggal dari Kementerian Dasar
dan Menengah. Pada saat ini Aplikasi Data Pokok Pendidikan sudah sangat
membantu akan tetapi penulis mengusulkan beberapa usulan untuk aplikasi
tersebut yang kemudian diharapkan dapat memberikan fungsi aplikasi
menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Sistem Informasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik) merupakan
sistem informasi pengolahan data pendidikan yang digunakan oleh setiap
operator sekolah pendidikan.Tujuan penelitian ini adalah memberikan
gambaran bagaimana sistem berjalan pada sistem yang telah ada dan
memberikan beberapa usulan untuk penambahan fitur. Dalam hal ini kita
dapat melihat keluhan dari PTK kepada pemerintah yang tidak memiliki
profesional dalam kerja, pelayanan di katakan efektif apabila PTK
mendapatkan kemudahan, kelancaran, kepuasan, ketika melakukan
pelayanan.
Sesuai amanat peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor
79 tahun 2015 tentang DAPODIK, pendataan pendidikan meliputi
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data. Semua tahapan pendataan
melibatkan pengelola data mulai dari tingkat satuan pendidikan, dinas
6
pendidikan kabupaten/kota/provinsi, PP/BP PAUD dan Dikmas dan pusat
(kementerian pendidikan dan kebudayaan).
Keterlibatan pengelola data mempengaruhi kuantitas maupun kualitas
data yang terjaring dalam aplikasi DAPOPAUDDikmas. Untuk itu,
dilakukan analisis terkait kualifikasi pengelola data serta pemahaman
pengelola data terkait pengelolaan DAPODIK tingkat satuan pendidikan,
dinas pendidikan kabupaten/kota, dan PP/BP PAUD dan Dikmas. Analisis
ini dikhususkan membahas pengelolaan data jenjang pendidikan nonformal
yaitu satuan pendidikan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM), dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP).
Pemerintah kota dalam hal ini berperang aktif dalam merumuskan,
pengelolah pelayanan data pokok pendidik di dinas pendidikan provinsi
sulawesi selatan, namun terkadang pengaplikasian dilapangan tidak sesuai
dengan yang diharapkan berdasarkan pada uraian permasalahan diatas,
peneliti tertarik untuk mengkaji secara mendalam tentang kondisi delamatis
tersebut dengan mengangkat judul “Efektifitas Pelayanan Publik Melalui
Data Pokok Pendidik (DAPODIK) Unit Pendidikan Dan Tenaga
Kependidikan Di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan”
B. Rumusan Masalah
Dari ulasan singkat mengenai latar belakang masalah yang telah
dipaparkan diatas, maka penulisan dapat merumuskan suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
7
1. Bagaimana efektivitas pelayanan publik melalui data pokok pendidik
unit pendidikan dan tenaga kependidikan di dinas pendidikan provinsi
Sulawesi selatan ?
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat dan mendukung dalam
pelayanan data pokok pendidik unit pendidikan dan tenaga
kependidikan di dinas pendidikan provinsi Sulawesi selatan ?
C. Tujuan penelitian
Sehubung dengan rumusan masalah penelitian ini, maka dapat
ditetapkan tujuan penelitian, yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pelayanan publik melalui
data pokok pendidik unit pendidikan dan tenaga kependidikan di dinas
pendidikan provinsi Sulawesi selatan.
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat dan
mendukung dalam pelayanan data pokok pendidik unit pendidikan dan
tenaga kependidikan di dinas pendidikan provinsi Sulawesi selatan.
D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya penelitian ini di harapkan ada manfaat yang dapat di
ambil bagi semua pihak yang berkepentingan adapun manfaat yang di
peroleh dari peneitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
Manfaat dari segi akademis diharapkan hasil dari penelitian ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan penulis terutama yang berkaitan
dengan teori tentang efektivitas program dan sebagai bahan referensi bagi
8
mereka yang berkeinginan untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada
bidang yang sama.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dan referensi bagi pemerintah khususnya di Dinas Pendidikan dalam
mengefektifkan pelayanan publik melalui sistem informasi managemen
nomor unit pendidikan dan tenaga kependidikan di dinas pendidikan kota
makassar.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
No Nama Tahun Judul Tujuan Penelit
1 Wahyuni, N.,
Jasticia, M. I. A., &
Nugraha, F. M
2018 Analisis
Perbandingan Sistem
Data Pokok
Pendidikan
(Dapodik) Tingkat
SMK. J-Sim: Jurnal
Sistem Informasi,
Untuk mengetahui
bagaimana Analisis
Perbandingan Sistem Data
Pokok Pendidikan
(Dapodik) Tingkat SMK. J-
Sim: Jurnal Sistem
Informasi,
B. Konsep Efektifitas
Efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya sarana dan prasarana
dalam jumlah tertentu dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang
dijalankannya Menurut sondang dalam Pratama (2017).
Efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana prasarana dalam
jumlah tertentuyang secara sadar sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.
yaitu:pendektan sistem, pendekatan konstisue-strategis, dan pendekatan
nilai-nilai bersaing. Efektifitas program dapat di rumuskan sebagai tingkat
perwujudan sasaran yang menunjukan sejauh mana sasaran program yang
telah di tetapkan. Akbar (2017).
10
Sedangkan Gibson dalam Lestari (2017). Mengartikan efektifitas
adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu,
kelompok dan organisasi. Makin dekat prestasi mereka terhadap prestasi
yang diharapkan (standar), maka makin lebih efektif dalam menilai mereka.
Pendapat diatas didukung pula oleh Wursanto dalam Lestari (2017). bahwa
efektifitas adalah pencapaian tujuan atau hasil dikehendaki tanpa
menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya, fikiran alat dan lain-alat
yang telah dikeluarkan/ digunakan.
Efektivitas adalah ukuran berhasil atau tidaknya suatu organisasi
mencapai tujuannya, apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan ,
maka organisasi tersebut dikatakan efektif. Mardiasno dalam Lestari
(2017).
Menurut Stress dalam Yasin (2017). Efektivitas merupakan suatu
kegiatan dari faktor pencapaian tujuan yang memandang bahwa efektivitas
berhubungan dengan pencapaian tujuan bersama bukan pencapaian tujuan
pribadi. Sejalan dengan itu Stress dalam Yasin (2017). Mengungkapkan
bahwa efektivitas adalah bagaimana organisasi melaksanakan seluruh tugas
pokoknya atau mencapai sasaran.
Menurut Hidayat dalam Marlina (2017). Efektivitas adalah suatu
ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan
waktu) telah tercapai. Di mana makin besar persentase target yang dicapai,
makin tinggi efektivitasnya.
11
Menurut Ravianto dalam Sari (2019). Efektivitas adalah seberapa
baik pekerjaan yang dilakuan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran
sesuai dengan yang diharapkan. Artinya apabila suatu pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya, mauun
mutunya, maka dapat ddikatakan efektif.
Aspek-aspek efektifitas berdasarkan pendapat Muasaroh dalam
Wulandari, (2018). Efektifitas dapat dijelaskan bahwa efektifitas suatu
program dapat di lihat dari aspek-aspek antara lain:
1. Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga di katakan efektifitas jika
melaksanakan tugas atau fungsinya, begitu juga suatu program
pembelajaran akan efektif jika tugas dan fugsinya dapat di laksanakan
dengan baik dan beserta didik belajar dengan baik.
2. Aspek rencana atau program, yang di maksud dengan rencana atau
program di sini adalah rencana pembelajaran yang terprogram jika
seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau program di
katakan efektif.
3. Aspek ketentuan atau peraturan, efektifitas suatu program juga dapat
di lihat dari berfungsi atau tidaknya aturan yang telah di buat dalam
rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatanya aspek ini
mencakup aturan-aturan baik yang berhubungan dengan pserta didik,
jika aturan ini di laksanakan dngan baik berarti ketentuan atau aturan
telah berlaku secara efektif; dan.
12
4. Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan di katakan
efektif dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut
dapat di capai.
Menurut Siagian dalam Marsurian (2017). Berpendapat bahwa ada
beberapa kriteria yang dapat di gunakan untuk mengukur efektifitas kerja
dari organisasi yang memberikan pelayanan:
1. Pertama, faktor waktu disini maksudnya adalah ketepatan waktu dan
kecepatan waktu dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi
pelayanan. Hanya saja penggunaan ukuran tepat tidaknya atau cepat
tidaknya pelayanan yang diberikan berbeda dari satu orang ke orang
lain. Terlepas dari penilaian subjektif yang demikian, yang jelas ialah
faktor waktu dapat di jadikan sebagai salah satu ukuran efektifitas
kerja
2. Kedua, faktor kecermatan, faktor kecermatan dapat di jadikan ukuran
untuk menilai tingkat efektifitas kerja organisasi yang memberikan
pelayanan. Faktor kecermatan disini adalah faktor ketelitian dari
pemberi pelayan kepada masyarakat. Masyarakat akan cenderung
tidak memberikan nilai terlalu tinggi kepda pemberi pelayanan,
apabila terjadi banyak kesalahan dalam proses pelayanan, meskipun
diberikan dalam waktu yang singkat
3. Ketiga, faktor gaya pemberian pelayanan merupakan salah satu ukuran
lain yang dapat dan biasanya digunakan dalam mengukur efektifitas
kerja. Yang dimaksud gaya disini adalah cara dan kebiasaan pemberi
13
pelayanan alam memberikan jasa kepada masyarakat. Bisa saja
masyarakat tidak sesuai dengan gaya yang oleh pelayanan. Jika
berbicara dengan suatu hal yang menyangkut kesesuaian,
sesungguhnya apa yang dibicarakan termaksud hal yang tidak terlepas
kaitanya dengan nilai-nilai sosial yang di anut oleh orang yang
bersangkutan.
Sedangkan menurut Steers dalam Watiah (2011). Efektivitas
digolongkan dalam 3 (tiga) model, yaitu :
1. Model optimasi tujuan, penggunaan model optimasi bertujuan
terhadap efektivitas organisasi memungkinkan diakuinya bahwa
organisasi yang berbeda mengejar tujuan yang berbeda pula. Dengan
demikian nilai keberhasilan atau kegagalan relatif dari organisasi
tertentu harus ditentukan dengan membandingkan hasil-hasil dengan
tujuan organisasi.
2. Prespektif sistem, memusatkan perhatiannya pada hubungan antara
komponen-komponen baik yang berbeda didalam maupun yang
berada diluar organisasi. Sementara komponen ini secara bersama-
sama mempengaruhi keberhasilan atau keberhasilan organisasi. Jadi
model ini memusatkan perhatiannya pada hubungan sosial organisasi
lingkungan.
3. Tekanan pada perilaku, dalam model ini, efektivitas organisasi dilihat
dari hubungan antara apa yang diinginkan organisasi. Jika keduanya
14
relatif homogen, kemungkinan untuk meningkatkan prestasi
keseluruhan organisasi sangat besar.
Kemudian, empat faktor yang mempengaruhi efektivitas, yang
dikemukakan oleh Steers dalam Watiah (2011). Peneliti uraikan sebagai
berikut :
4. Karakteristik Organisasi adalah hubungan yang sifatnya relatif tetap
seperti susunan sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi.
Struktur merupakan cara yang unik menempatkan manusia dalam
rangka menciptakan sebuah organisasi. Dalam struktur, manusia
ditempatkan sebagai bagian dari suatu hubungan yang relatif tetap
yang akan menentukan pola interaksi dan tingkah laku yang
berorientasi pada tugas.
5. Karakteristik Lingkungan mencakup dua aspek. Aspek pertama adalah
lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada di luar batas
organisasi dan sangat berpengaruh terhadap organisasi, terutama
dalam pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan. Aspek kedua
adalah lingkungan intern yang dikenal sebagai iklim organisasi yaitu
lingkungan yang secara keseluruhan dalam lingkungan organisasi.
6. Karakteristik Pekerja merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap efektivitas. Di dalam diri setiap individu akan ditemukan
banyak perbedaan, akan tetapi kesadaran individu akan perbedaan itu
sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Jadi apabila
15
suatu organisasi menginginkan keberhasilan, organisasi tersebut harus
dapat mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan organisasi.
7. Karakteristik Manajemen adalah strategi dan mekanisme kerja yang
dirancang untuk mengkondisikan semua hal yang ada di dalam
organisasi sehingga efektivitas tercapai. Kebijakan dan praktek
manajemen merupakan alat bagi pimpinan untuk mengarahkan setiap
kegiatan guna mencapai tujuan organisasi. Dalam melaksanakan
kebijakan dan praktek manajemen harus memperhatikan manusia,
tidak hanya mementingkan strategi dan mekanisme kerja saja.
Mekanisme ini meliputi penyusunan tujuan strategis, pencarian dan
pemanfaatan atas sumber daya, penciptaan lingkungan prestasi, proses
komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan, serta
adaptasi terhadap perubahan lingkungan inovasi organisasi.
C. Pelayanan publik
Pelayanan pada dasarnya adalah cara melayani, membantu,
menyikapi, mengurus, menyelesaikan keperluan kebutuhan seseorang atau
sekelompok orang. Dan kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut
pemenuhan suatu hak. Seperti yang dilaksanakan pada instansi pemerintah
di pusat, daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka
upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan perundang – undangan. Seperti yang dikemukakan
oleh Kurniawan dalam Cahyadi (2016). “ Pelayanan publik adalah
16
pemberian pelayanan ( melayani) keperluan orang lain atau masyarakat
yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang telah ditetapkan” Jadi pelayanan yang diberikan
oleh pemerintah haruslah mendahulukan kepentingan masyarakat dengan
waktu yang singkat, mudah serta dapat memberikan rasa puas bagi
masyarakat yang menikmati layanan itu.
Pendapat lain Seperti yang dijelaskan Kotler dalam Mahsyar (2011).
Pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu
kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya
tidak terikat pada suatu produk secara fisik”
1. Pengertian Pelayanan
Istilah pelayanan dalam bahasa inggris adalah “service”. Moenir
dalam Sari (2014). Mendifinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang
dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu
dimana tingkat pemuasannya hanya dapat di rasakan oleh orang yang
melayani atau di layani, tergantung kepada kemampuan penyediaan jasa
dalam memenuhi harapann pengguna.
Pelayanan pada berlangsung secara rutin dan berkesinambungan,
meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyararakat. Proses yang
dimaksud dilakukan sehubung dengan saling memenuhi kebutuhan antara
penerima dan pemberi pelayanan.
Selanjutnya Moenir dalam dalam Sari (2014). Menyatakan bahwa
proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain yang langsung
17
inilah yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah
kegiatan yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa
yang di pelukan orang lain. Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa
pelayanan adalah aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara
penerima dan pemberi pelayananyang menggunakan peralatan berupa
organisasi atau lembaga perusahaan.
Menurut pasalong dalam Podungge (2010). Pelayanan pada dasarnya
di definisikan sebagai efektifitas seorang, sekelompok atau organisasi baik
secara langsung untuk memenuhi kebutuhan dengan demikian pelayan
publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh
penyelenggara negara.
2. Pengertian Pelayan Publik
Dalam kamus bahasa indonesia, pelayanan di rumuskan sebagai
berikut : Suasti (2018).
a. Pelayanan adalah perihal cara melayani
b. Pelayanan adalah kemudahan yang di berikan sehubungan dengan jual
beli barang dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang di terima seseorang
dalam hubungannya dengan pensegahan dan pengobatan suatu
gangguan kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum).
Pengertian publik menurut Syafi’ie dalam Ramdani (2016). yaitu :
“sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan,
18
sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasrkan nilai-nilai norma yang
mereka miliki’’.
Sinambella dalam Ramdani (2016). Mendefinisika publik sebagai
berikut: “kata publik sebenarnya sudah diterima menjadi bahasa Indonesia
baku menjadi publik yang berarti umum, orang banyak, ramai”.
3. Unsur-unsur pelayanan publik
Dalam proses kegiatan pelayanan publik terdapat beberapa faktor atau
ungsur yang mendukung jalanya kegiatan. Menurut Moenir dalam
Katsirotul (2017). Unsur-unsur tersebut antara lain :
a. Sistem prosedur dan metode yaitu di dalam pelayan publik perlu
adanya sistem informasi prosedur dan metode yang mendukung
kelancaran dalam memberikan pelayanan.
b. Personil, tertama ditekankan pada perilaku aparatur; dalam pelayanan
publik aparatur pemerintah selaku personil pelayanan harus
profesional, disiplin dan terbuka terhadap kritik dari pelanggang atau
masyarakat.
c. Sarana prasarana dalam pelayanan publik diperlukan pealatan dan
ruang kerja serta fasilitas pelayanan publik. Misalnya ruang tunggu,
tempat parker yang memadai.
d. Masyarakat sebagai pelanggan dalam pelayanan publik masyarakat
sebagai pelanggan sangalah heterogen baik tingkat pendidikan
maupun perilakunya.
4. Azaz, prisip dan standar pelayanan publik
19
Secara toritis tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah
memuaskan masyarakat. Untuk mecapai kepuasan itu di tuntut kualitas
pelayanan publik yang profesial, kemudian Sinambela dalam Tobing
(2017). mengemukakan azaz-azaz dalam pelayanan publik tercermin dari:
a. Transparansi bersifat terbuka, muda dan dapat diakses oleh semua
pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta
mudah dimengerti.
b. Akuntanbilitas dapat dipertangung jawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
c. Partipisatif mendorong peran serta masyarakat dalam penyelengaraan
pelayan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan
harapan masyrakat.
d. Keamanan hak tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku,
agama, ras, golongan, gender dan status ekonomi.
e. Keseimbangan hak dan kewajiban pemberi dan penerima pelayanan
publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Dalam proses kegiatan pelayanan diatur juga mengenai prinsip
pelayanan sebagai pegangan dalam mendukung, jalannya kegiatan. Adapun
prinsip pelayanan publik Menurut Ibrahim dalam Katsirotul
(2017). Terdapat enam prinsip-prinsip pelayanan publik diantaranya:
a. Persamaan keuntungan dan logika usaha Pelanggan merasakan
kualitas pelayanan sehingga memberikan keuntungan.
20
b. Kewenangan dalam pengambilan keputusan Pengambilan keputusan
harus didesentralisasikan sedapat mungkin antara organisasi dan
pelanggan.
c. Fokus perorganisasian Organisasi harus terstruktur dan berfungsi,
sehingga tujuan utama untuk menggerakkan sumber-sumber dapat
mendukung garis depan operasionalManajemen pelayanan publik
d. Kontrol/Pengawasan Pemimpin dan pengawasan harus
memperhatikan dorongan semangat dan dukungan kepada setiap
karyawan.
e. Sistem penghargaan/ganjaran Wujud kualitas yang dirasakan
pelanggan merupakan fokus dari sistem penghargaan/ganjaran.
f. Fokus pengukuran Kepuasan pelanggan dengan kualitas pelayanan
harus menjadi fokus dan pengukuran yang ingin dicapai.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka pelayanan maka publik
dapat disimpulkan sebagai pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat
oleh penyelengaraan negara. Moenir dalam Katsirotul (2017). Berpendapat
bahwa pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada publik,
dapat dilakukan dengan cara.
a. Memberikan kemudahan dan pengusuran hal-hal yang dianggap
penting
b. Memberikan pelayanan secara wajar
c. Memberikan perlakuan yang sama tampa pilih kasih
d. Bersikap jujur dan terus terang.
21
D. Data pokok pendidik (Dapodik)
Dapodik adalah sistem pendataan skala nasional yang terpadu, dan
merupakan sumber data utama pendidikan nasional, yang merupakan bagian
dari Program perancanaan pendidikan nasional dalam mewujudkan
insan Indonesia yang Cerdas dan Kompetitif. Karena tanpa perencanaan
pendidikan yang matang, maka seluruh program yang terbentuk dari
perencanaan tersebut akan jauh dari tujuan yang diharapkan. Untuk
melaksanakan perencanaan pendidikan, maupun untuk melaksanaan
program-program pendidikan secara tepat sasaran, dibutuhkan data yang
cepat, lengkap, valid, akuntabel dan terus up to date. Dengan ketersediaan
data yang cepat, lengkap, valid, akuntabel dan up to date tersebut, maka
proses perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi kinerja program-
program pendidikan nasional dapat dilaksanakan dengan lebih terukur, tepat
sasaran, efektif, efisien dan berkelanjutan. Sehubungan dengan hal
tersebut, Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan suatu
sistem pendataan skala nasional yang terpadu dan disebut dengan Data
Pokok Pendidikan (Dapodik).
Dapodik ini dikelola oleh biro PKLN sampai tanggal 30 Maret 2010
diserahterimakan kepada PSP Balitbang. Data pokok pendidikan awalnya
dapat diakses melalui situs dapodik. Orang yaitu data sejak tahun 2006
sampai 2011. Untuk data tahun 2012 tidak tersedia di situs dapodik.org
karena situs tersebut telah ditutup sejak 1 Januari 2012. Berdasarkan surat
22
edaran dari Kemdiknas no. 1980/P3/TP/2011 tanggal 14 September
2011 data NPSN dan NISN hanya dapat diakses melalui situs kemdiknas.
Sistem Aplikasi Dapodik adalah aplikasi penjaring data pokok
pendidikan pada kelompok jenjang pendidikan dasar di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Entitas data
pokok tersebut meliputi sekolah termasuk sarana dan prasarana, Pendidik
dan Tenaga Kependidikan (PTK),Peserta Didik dan Proses Pembelajaran di
dalam rombongan belajar (Rombel).
Berdasarkan Instruksi Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun
2011 serta Surat Edaran Menteri mengenai aplikasi pendataan di lingkungan
Kemendikbud, dinyatakan bahwa Aplikasi Dapodikdasmen merupakan
aplikasi resmi yang digunakan untuk menjaring data pokok pendidikan
dasar. Data dari Aplikasi Dapodikdasmen akan digunakan sebagai acuan
data dalam programprogram Kemendikbud di tingkat pendidikan dasar
seperti pemberian Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM), tunjangan guru,
Ujian Nasional, dan programprogram lainnya. Oleh karena itu sekolah harus
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pendataan Dapodikdasmen
E. Nomor unit pendidikan dan tenaga kependidikan
NUPTK adalah nomor unit pendidikan dan tenaga kependidikan yang
digunakan untuk pendataan dan data yang diperlukan berupa nama, alamat,
tanggal lahir, nomor KTP, status kepegawaian, tempat bekerja dan
lainyayang menjadi persyartaan untuk pengisian formulir. Menurut Ditjen
23
PMPTK depnikasi mengatakan sebagai berikut “NUPTK (nomor unit
pendidikan dan tenaga kependidikan) menurut ditjen PMPTK Depdiknas
adalah nomor identitas yang bersifat unik untuk seluruh PKT (pendidik dan
tenaga kependidikan) yang berada di sekolah baik PNS maupun non PNS.
NUPTK terdiri dari 16 angka yang bersifat tetap karna NUPTK yang di
miliki PTK tidak akan berubah meskipun yang bersangkutan telah pindah
tempat mengajar atau terjadi perubahan dataperiwat nya. Purnama (2011).
Format NUPTK meliputi, identitas PTK, mengajar sekolah lain,
riwayat pendidikan formal, riwayat pendidikan non formal, riwayat
pwndidikan sebelumnya, riwayat pekerja(non buruh), keluarga, karya tulis,
peningkatan profesi, pengharggan, kesejateraan dan perlindungan (asuransi),
beasiswa, penulisan buku, worshop, seminar atau lokakarya,
penataran/diklat, tes kebahasaan, hasil ujian dan nilai UAN dari
matapelajaaran yang di ajarkan 3 tahun trakhir , imformasi dan tunjangan
lainnya. Sedangkan menurut lembaga pengjaminan mutu pendidikan
sulawesi selatan adalah “NUPTK nomor unit pendidikan dan tenaga
kependidikan adalah nomor yangdi berikan di setiap indifidu yang sedang
bekerja sebagai pendidik dan tenaga kependidikan formal dan non formal
yang bersifat unik( PTK yang memiliki satu NUPTK secara nasional.
Purnama (2011).
Jadi NUPTK merupakan kode pengenalan guru yang bersifat unik dan
membedakan satu guru dengan guru lainnya yang bertujuan untuk
mendukung pemerintah ( Depdiknas)dalam menyediakan data yang lengkap
24
akurat dan mutakhir berdasarkan identifikasi melalui kepemilikan NUPTK
oleh setiap indifidu PTK agar dapat menunjang berbagai pelaksanaan
program dan kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan dan tenaga
kependidikan. Purnama (2011).
E. Kerangka berfikir
Berdasarkan masalah yang di teliti yakni study Efektifivitas pelayanan
publik melalui data pokok pendidik nomor unit pendidikan dan tenaga
kependidikan didinas pendidikan provinsi sulawesi selatan yang menjadi
fokus penelitian adalah mencari sumber data melalui observasi dan
wawancara secara langsung didinas pendidikan provinsi sulawesi selatan
sebagai indikator penelitian faktor ketepatan waktu faktor kecermatan faktor
pemberian layanan setelah indikator pelayanan ini ketehaui tahap
selanjutnya adalah efektivitas pelayanan publik data pokok pendidik nomor
unit pendidikan dan tenaga kependidikan di dinas pendidikan provinsi
sulawesi selatan.
Peneliti mengambil beberapa indikator untuk mendiskripsikan
efektivitas pelayanan publik melalui data pokok pendidik nomor unit
pendidikan dan tenaga kependidikan di dinas pendidikan kota makassar.
Untuk sebagai bahan acuan PTK kepada pemerintah dalam pemberian
pelayanan, adapun yang menjadi indikator pelayanan sebagaimana di lihat
dari bagang berikut ini :
25
Bagan Kerangka Pikir
Bagan Kerangka Pikir
F. Fokus Penelitian
fokus dalam penelitian ini berfungsi mengarahkan peneliti dalam
menetapkan secara jelas apa yang semestinya diteliti. adapun fokus dalam
penelitian mengenai Efektifitas pelayanan publik melalui data pokok
pendidik nomor unit pendidikan dan tenaga kependidikan di dinas
pendidikan kota Makassar peneliti menggunakan indikator-indikator
efektifitas pelayanan publik menurut Siagian dalam Marsurian (2017).
G. Deskripsi fokus penelitian
Adapun gambaran dari fokus penelitian ini adalah:
1. Faktor ketepatan waktunya untuk mengetahui bagaimana ketepatan
waktu peleyanan pemerintah terhadap PTK
Efektivitas pelayanan publik melalui data pokok pendidik
nomor unit pendidikan dan tenaga kependidikan
Ada beberapa kriteria untuk
mengukur Efektifitas Marsurian
(2017).
A. Faktor Ketepatan Waktu
B. Faktor Kecermatan
C. Faktor Gaya Pemberian
Pelayanan
Faktor Pendukung:
1. Internet
2. Komputer
Faktor Penghambat
1. Sdm
2. Waktu
Untuk mencapai pelayanan yang efektif
26
2. Faktor kecermatan ukuran untuk menilai tingkat efektifitas kerja
pegawai
3. Faktor gaya pemberian, dalam mengukur efektifitas kerja pegawai
dalam melayani PTK untuk mengambil NUPTK.
4. Faktor Pendukung adalah kegiatan yang melatarbelakangi pelaksanaan
program NUPTK.
5. Faktor penghambat adalah keseluruhan kondisi yang menjadi
penghambat dalam pelaksanaan program NUPTK.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan lokasi penelitian
Waktu dalam penelitian dilakukan sejak tanggal 22 Juli sampai dengan 18
September dengan dengan informan sebanyak 9 orang informan. Lokasi penelitian
ini bertempat di kantor dinas pendidikan provinsi sulawesi selatan jalan Perintis
Raya, tentang efektifitas pelayanan publik melalui data pokok pendidik nomor
unit pendidikan dan tenaga kependidikan di dinas pendidikan kota Makassar.
B. Jenis dan tipe penelitian
Jenis dan tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Jenis penelitian ini adalah kualitatif yakni mendikripsikan tentang
efektifitas pelayanan publik melalui data pokok pendidik di dinas
pendidikan provinsi sulawesi selatan, maka di butuhkan informasi
mendalam melalui pendiskripsian berdasarkan ungkapan maupun
bahasa masing-masing informan sehingga dapat di ungkap makna
sebenarnya dari informasi yang di peroleh.
2. Tipe penelitian Tipe penelitian ini adalah fenomenologi yang di
maksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai
masalah yang diteliti berdasarkan efektifitasnya pelayanan
pemerintah.
C. Sumber data
Sumber data adalah tempat di mana peneliti memperoleh data yang
diperlukan selama melaksanakan penelitian. Didalam pelaksanaan penelitian
28
di butuhkan data sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian. Adapun
sumber data pada penelitian yaitu:
1. Data primer
Data primer merupakan sumber data utama yang di gunakan untuk
menjaring berbagai data dan infornasi yang terkait dengan focus yang dikaji.
Hal ini dilakukan melalui metode wawancara dan observasi.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan sumber data pendukung yang diperlukan
untuk melengkapi data primer yang dikumpulkan.Hal ini dilakukan sebagai
upaya penyusuaian dengan kebutuhan data lapangan data sekunder terutama
diperoleh melalui dokumentasi.
D. Informan penelitian
Adapun teknik penentuan informan dalam penelitian ini berdasarkan
purposive sampling atau sengaja memilih orang-orang yang dapat di anggap
dapat memberikan informasi yang akurat sesuai yang di maksud penelitian
yaitu tentang, Informan penelitian adalah orang yang benar-benar
mengetahui atau orang yang terlibat langsung dalam permasalahan
penelitian. pemilihan informan ini diambil dengan pertimbangan tertentu.
dengan mempertimbangkan bahwa orang yang dipilih sebagai informan ini
merupakan orang yang mengetahui tentang data pokok pendidik nomor unit
pendidikan dan tenaga kependidikan di dinas kota makassar sehingga
peneliti dapat memperoleh informasi yang valid.
Adapun yang akan dijadikn informan dalam penelitian ini adalah:
29
Tabel 1. Informan peneltian
No. Inisial Instansi Jabatan
1. HR DINAS PENDIDIKAN SEKERTARIS
2. ND SLB CENRAWASI STAF OPERATOR
2. AB SMPN.1.PINRANG STAF OPERATOR
3. HJ SMAN.1.MAKASSAR STAF OPERATOR
4. MT DINAS PENDIDIKAN STAF OPERATOR
5. JM DINAS PENDIDIKAN STAF OPERATOR
6. FT SMAN.1.MAKASSAR STAF OPERATOR
7. SN SD 089 MASAMBA STAF OPERATOR
8. SP SMAN.1.KAJUARA STAF OPERATOR
E. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan tahap yang paling menentukan dalam
pelaksanaan penelitian ini. untuk memperoleh data yang valid dan juga
relevan di lapangan maka harus didukung oleh prosedur pengumpulan data
yang benar maka digunakan teknik antara lain :
1. wawancara
wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
topik tertentu. wawancara ini sendiri memiliki tujuan yaitu untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dan pihak yang
diwawancarai diminta pendapat dan juga ide-idenya.
30
2. Observasi
Oservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan
mengamati langsung dilapangan untuk melihat bagaimana suatu kejadian
atau peristiwa itu.
3. Studi literatur
Studi literatur merupakan teknik pengumpulan data dengan atau
melalui teks-teks tertulis maupun berupa softcopy edition, seperti buku,
artikel, jurnal, surat kabar dll.
F. Tehnik analisis data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menjawab rumusan
masalah maka menggunakan analisis deskriptif kualitatif.adapun langkah -
langkah tersebut sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses yang dilakukan melalui seleksi,
pemfokusan data ,penyederhanaan dll sehingga memudahkan penarikan
kesimpulan.
2. Display data
Dalam penelitian ini berusaha menyusun data yang relevan .sehingga
menjadi sesuatu yang dapat disampulkan dan memiliki makna tertentu.
G. Pengabsahan data
Menurut sugiyono (2012), data penelitian yang dikumpulkan harapkan
dapat menghasilkan penelitian yang bermutu atau data kredibel, oleh karena
itu peneliti melakukan pengabsahan data dengan berbagai hal berikut :
31
1. Perpanjang masa penelitian
Peneliti akan melakukan perpanjang masa pengamatan jika data yang
di kumpulkan dianggap belum cukup, maka dari itu peneliti dengan
melakukan pengumpulan data, pengamatan dan wawancara kepada
informan baik dalam bentuk pengecekan data maupun mendapatkan data
yang belum di peroleh sebelumnya.
2. Pencermatan pengamatan
Data yang di peroleh peneliti dilokasi penelitian akan di amatoi secara
cermat untuk memperoleh data yang bermakna. Oleh karena itu, peneliti
akan memperhatikan dengan secara cermat apa yang terjadi dilapangan
sehingga dapat memperoleh data yang sesungguhnya.
3. Triagulasi
Untuk memperoleh keperluan triagulasi maka dilakukan tiga cara
yaitu:
a. Triagulasi sumber yaitu pengumpulan data yang di lakukan dengan
cara mengecek pada sumber lain keabsahan data yang telah di peroleh
sebelumnya.
b. Triagulasi teknik yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari satu
sumber dengan menggunakan bermacam-macam cara atau teknik
tertentu untuk diuji keakuratan dan ketidak akuratnya.Triagulasi
waktu yaitu triagulasi waktu berkenang dengan waktu pengambilan
32
data yang berbeda agar data yang di peroleh lebih akuratdan kredibel
dari setiap wawancara yang telah di lakukan pada informan
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Kantor Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan
Latar belakang terbentuknya kantor Dinas Pendidikan Sulawesi
Selatan yaitu pada masa terbentuknya Negara Indonesi Timur (NIT) yang
dikepalai oleh menteri pengajaran yang bernama Katoppo. Kantor wilayah
pada waktu itu bertempat di gedung SMA Candra Kirana yang sekarang
berada di jalan Sungai Tangka. Pada tahun 1946-1950, Departemen
pendidikan Pengajar dan Kebudayaan berubah menjadi Inspektur
Pendidikan Daerah Sulawesi Selatan yang dikepalai oleh Azis Nompo.
Berdasarkan keputusan menteri penddidikan dan kebudayaan nomor
:09/MPK/1991 tanggal 17 Februaru 1991, jabatan kepala kantor wilayah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan
diserahterimakan dari Drs. Aminuddin Mahmud kepada Drs. Abdul
Djabbar. Selanjutnya, keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
nomor : 217/C/1993 pergantian jabatan kepala kantor Wilayah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulaweesi Selatan pada tanggal 4
Januari 1994 dari Drs. Abdul Djabbar diganti oleh Drs. Amiruddin Maula
yang sebelumnya menjabat sebagai kepala kantor Wilayah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur. Kemudian jabatan
kepala kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
34
Sulawesi Selatan diserah terimakan dari Drs. Aminuddin Maula kepada Ir.
H. M. Arifin Thalib.
a. Visi dan Misi
Visi Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan adalah suatu
gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan oleh cita
dan cita yang diinginkan diwujudkan yaitu :
“Terwujudnya Layanan Pendidikan yang Berkualitas dan Terjangkau”
Visi tersebut mencerminkan aspirasi cita-cita sebagai berikut :
1. Pendidikan yang bermutu adalah penddidikan yang memiliki
keunggulan dalam proses pembelajaran di sekolah dan memiliki hasil
belajar yang memaddai.
2. Pendidikan bagi semua anak usia sekolah pada tingkat pendidikan
dasar dan mengandung komitmen yang kuat untuk memberikan
kesempatan kepada semua anak usia sekolah dan memperoleh
pembelajaran pendidikan yang memadai.
3. Memiliki daya saing yang tinggi ditingkat daerah pendidikan yang
inovatif dam kompetitif.
Untuk tercapainya visi tersebut, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi
Selatan mempunyai Misi. Misi ialah sesuatu yang harus diemban maupun
dilaksanakan sesuai visi yang telah ditetapkan agar Dinas Pendidikan dapat
berjalan dan terlaksaana dengan baik. Misi tersebut yaitu :
1. Mempercepat ketuntasan program wajib program wajib belajar,
program pendidikan universal
35
2. Memfasilitasi pengembangan system pembelajaran yang bermakna
(berkualitas dan berkarakter).
3. Menyediakan dan memfasilitasi sara dan prasarana pendidikan untuk
mencapai standaar nasional pendidikan.
4. Memfasilitasi bantuan subsiddi untuk keterjangkauan layanan
pendidikan untuk semua jenjang.
5. Mengelola manajemen pendidikan secara akuntabel, professional dan
bertanggung jawab.
b. Tugas pokok dan Fungsi pada Dinas Pendidikan Provinsi
Sulawesi Selatan
Tugas pokok dari tiap bagian pada Dinas Pendidikan Provinsi
Sulawesi Selatan, yaitu:
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas Pendidikan mempunyai tugas menkoordinasi
penyusunan perencanaan dan mengevaluasi kegiatan Dinas Pendidikan serta
merumuskan kebijakan teknis bidang pendapatan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
2. Wakil Kepala Dinas
Wakil Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Kepala Dinas di
bidang tugasnya dan pengawassan internet serta kedinasan lainnya.
3. Bagian Tata Usaha
a. Sub Baguan Program
36
Sub Bagian Program di pimpin oleh Kepala Bidan yang mempunyai
tugas pengumpulan data, menganalisa, penyajian daan penyimpanan
anggaran dinas statistic pendidikan serta menyelenggarakan identifikasi,
perumusan dan penyusunan pembangunan pendidikan.
b. Sub Bagian Kepegawaian
Sub Bagian Kepegawaian di pimpin oleh Kepala Sub Bagian yang
mempunyai tugas melakukan penyiapan, penyusunan bahan rencaana
kebutuhan dan pengembangan pegawai, mitasi, kenaikan pangkat dan
pengelolaan administrasi kepegawaian.
c. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang
mempunyai tugas mengelola administrasi keuangan meliputi penyusunan
anggaran, penggunaan anggaran, pembukuan, pertanggung jawaban dan
laporan keuangan.
d. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang
mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan dinas meliputi surat-
menyurat, kearsipan, pengadaan, ekspedisi, administrasi perjalanan dinas,
perlengkapan, pemeliharaan dan urusan rumah tangga dinas.
4. Bagian Sarana dan Orassarana
a. Seksi Pengadaan Sarana dan Prasarana
Seksi Pengadaan Sarana dan Prasarana sekolah ddipimpin oleh
seorang kepala seksi yang mempunyai tugas melaksanakan dan menyimpan
37
bahan dan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan teknis di bidang
pengadaan sarana sekolah.
b. Seksi Perawatan Sarana Sekolah
Seksi Perawatan Sarana Sekolah dipimpin oleh seorang kepala seksi
yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pembinaan teknis
perawatan sarana dan prasarana sekolah.
c. Seksi Penyediaan Buku, Alata Peraga dan Modul
Seksi Penyediaan Buku, Alat Peraga dan Modul dipimpin oleh
seorang kepala seksi yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pembinaan teknis serta melakukan analisis kebutuhan penyediaan sarana
dan prasarana sekolah serta perawatan dan prassarana sekolah.
d. Seksi Pembukuan Sarana/Prasarana Pendidikan
Seksi Pembukuan Sarana/Prasarana Pendidikan dipimpin oleh seorang
kepala seksi yang mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, menyusun
pedoman pembukuan sarana dan prasarana sekolah.
5. Sub Dinas Pendidikan Agama dan Pendidikan Dasar
a. Seksi Kurikulum Agama dan Pendidikan Dasar
Seksi pendidikan agama dan ppendidikan dasar dipimpin oleh seorang
kepala seksi yang mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis,
pelaksanaan dan pembinaan di bidang kurikulum agama dan pendidikan
dasar.
38
b. Seksi Pengembangan Tenaga Kependidikan Agama dan Dikdas
Seksi pengembangan tenaga kependidikan agama dan Dikdas
dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai tugas melaksanakan
perumusan petunjuk pelaksanaan dan pembinaan di bidang pengembangan
tenaga kependidikan agama dan pendidikan dasar.
c. Seksi Pembinaan Manajemen Sekolah
Seksi pembinaan manajemen sekolah dipimpin oleh seorang kepala
seksi yang mempunyai tugas perumusan dan manajemen sekolah meliputi
struktur organisasi, mekanisme kerja, pemahaman visi sekolah serta
pendidikan.
d. Seksi Penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa
Seksi penyelenggaraan pendidikan luar biasa dipimpin oleh seorang
kepala seksi yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
kebijaksanaan teknis program pengembangan dan pembinaan kualitas
pendidikan luar sekolah dan pendidikan terpadu.
6. Sub Dinas Pendidikan Menengah Atsas (Dikmentas)
a. Seksi Kurikulum
Seksi kurikulum dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai
tugas melaksanakan kebijaksanaan teknis perumusan dan penyusunan
pedoman pelaksanaan diterminasi kurikulum dan kelender pendidikan bagi
SMA.
b. Seksi Pengembangan Tenaga Kependidikaan
39
Seksi pengembangan tenaga kependidikan dipimpin oleh seorang
kepala seksi yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan.
c. Seksi Pembinaan Manajemen Sekolah
Seksi pembinaan manajemen sekolah dipimpin oleh seorang kepala
seksi yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan kebijaksanaan
teknis di bidang manajemen sekolah.
d. Seksi Pendidikan Luar Biasa (SLB)
Seksi pendidikan luar biasa dipimpin oleh seorang kepala seksi yang
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan kebijaksanaan teknis di
bidang pendidikan luar biasa.
7. Sub Dinas Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur)
a. Seksi Kepemudaan
Seksi kepemudaan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan kebijaksanaan di bidang
kepemudaan.
b. Seksi Olahraga
Seksi olahraga dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai
tugas melaksanakan perumusan dan kebijaksanaan teknis di bidang
pendidikan olahraga.
c. Seksi Pembinaan dan Pengembangan
Seksi pembinaan dan pengembangan dipimpin oleh seorang kepala
seksi yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan kebijaksanaan
40
teknis di bidang pembinaan dan pengembangan generasi mudah dan
kesenian.
d. Seksi Pendidikan Kesenian
Seksi pendidikan kesenian dipimpin oleh seorang kepala seksi yang
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan kebijaksanaan teknis di
bidang pendidikan kesenian daerah organisasi pendidikan kesenian
masyarakat.
8. Sub Dinas Pendidikan Luar Sekolah
a. Seksi Sarana dan Tenaga Teknis
Seksi sarana dan tenaga teknis dipimpin oleh seorang kepala seksi
yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan kebijaksanaan teknis
di bidang sarana dan tenaga teknis.
b. Seksi Pendidikan Luar Sekolah
Seksi pendidikan luar sekolah dipimpin oleh seorang kepala seksi
yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan kebijaksanaan teknis
di bidang pendidikan luar sekolah.
c. Seksi Pelatihan dan Penataran
Seksi pelatihan dan penataran dipimpin oleh seorang kepala seksi
yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan kebijaksanaan teknis
di bidang pelatihan dan penataran dan pendidikan luar sekolah, non
pendidikan luar sekolah dan kemassyarakatan.
d. Seksi Keterampilan Perempuan
41
Seksi keterampilan perempuan dipimpin oleh seorang kepala seksi
yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan kebijaksanan teknis di
bidang keterampilan pendidikan.
9. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD)
10. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 4.1 Struktur organisasi Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
42
Gambar 4.2 Data sekolah Dapodik
43
B. Efektifvitas Pelayanan Publik Melalui Data Pokok Pendidikan
(DAPODIK) Unit Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Di Dinas
Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.
Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dalam pelayanan sistem
Informasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik) adalah sistem informasi yang
menangani data sekolah seperti tenaga kependidikan, peserta didik,
periodik, sanitasi, rombongan belajar dan data sarana prasarana sekolah.
Penerapan sistem informasi Dapodik juga mampu terhubung langsung
dengan Dinas Pendidikan dengan adanya sistem jaringan pendidikan skala
nasional yang disebut dengan Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional)
sehingga data dapat lebih cepat sampai dan keamanannya juga lebih terjaga.
Untuk dapat mengukur tingkat efektivitas pada suatu sistem informasi
dibutuhkan suatu model atau metode yang tepat agar dapat memberikan
hasil yang akurat terhadap subjek yang diteliti. Dengan adanya pelayanan
yang berbasis online ini dapat memudahkan PTK dalam melaksanakan
tugasnya dalam pengelolahan data sekolah masing-masing.
Mengacu pada konsep efektivitas, bahwa efektifitas adalah suatu
upaya pengukuran keberhasilan suatu pegawai dalam melaksanakan
pelayanan terdapap PTK saat melayani, terdapat 3 item penting untuk
44
mengukur efektivitas pelayanan (1) faktor ketepatan waktu (2) faktor
kecermatan (3) gaya pemberian pelayanan, hasil pengkajian terhadap ketiga
hal tersebut sebagai berikut:
1. Faktor Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu di sini menjelaskan tentang bagaimana tingkat
ketepatan waktu pegawai dalam melayani PTK yang ada pada saat jam kerja
karena ketepatan waktu sangatlah penting untuk bisa membuat PTK
mendapatkan kepuasan dalam mendapatkan pelayanan, ketepatan waktu
juga mengajarkan kita agar disiplin dalam bekerja Kehadiran rutin dan tepat
waktu dapat menunjukkan bahwa karyawan memiliki etika kerja yang baik.
Ketepatan waktu bukan hanya tentang tiba di kantor pada waktu yang tepat
setiap pagi, namun juga tidak terlambat kembali ke kantor saat jam istirahat,
hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan sala satu operator
sekolah dari instansi Dinas pendidikan provinsi Sulawesi selatan tentang
ketepatan waktu.
“ketepatan waktu pegawai dalam melayani PTK yang saya perhatikan
dan saya lihat sudah memenuhi dan sudah baik, mereka memasuki
jam masuk kantor sudah tepat waktu jam kerja mereka 07;30 ten
mereka sudah hadir memenuhi tugas mereka sebagai pekerja yang
baik mereka melayani pegawai sangatlah ramah ketepatan waktu
selesai pekerjaan yang mereka kerjakan sesuai dengan apa yang
mereka butuhkan misalnya PTK memiliki banyak masalah datanya
otomatis pekerjaannya juga sedikit lama, tetapi waktu selesai
mengerjakannya tepat waktu kamu bolehlah menilai sebagai peneliti
bagiamana kehadiran mereka atau bagaimana ketepatan waktunya
pegawai dalam mengerjakan tugasnya selama melayani
PTK”(wawancara dengan HR 7 Oktober 2020).
45
Berdasarkan hasil wawancara di atas ketepatan waktu pegawai selama
jam kantor mereka sudah mengikuti prosedur masuk jam kantor yaitu jam
07;30 ten mereka sudah ada mereka hadir dan siap melayani PTK yang
memiliki masalah dengan datanya. Hal ini juga d lihat dari salah operator
sekolah dari instansi SLB Cendrawasi terkait tentang ketepataan waktu
sebagai berikut:
“Kalau berbicara soal ketepatan waktu di sini hanya ada 1 orang yang
standbay melayani PTK padahal di dinas pendidikan ini ada 4 operator
pelayanan tetapi hanya 1 orang saja yang ada siap, Pegawai staf dalam
hal kehadiran masih ada ada yang tidak tepat waktu hadir dalam
melaksanakan tugasnya mungkin karena ada kerjaannya yang
sehingga dia tidak masuk untuk kerja, Solusi saya untuk staf di sani
agar menambahkan sumber saya manusia karena hanya ada 1 staf saja
yang standbay di sana” (wawancara dengan ND pada tanggal 20
Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas pemerintah harus lebih
memperhatikan sumber daya manusianya karena karena sangat tidak cukup
melayani PTK yang ada saat ingin konsultasi butuh waktu yang lama karena
hanya ada 1 orang saja yang standbay. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
wawancara salah satu operator sekolah instansi SMPN. 1. Pinrang terkait
tentang ketepataan waktu sebagai berikut:
“Kalau ketepatan waktunya pegawai staf dalam melayani sangat baik
dan itu tergantung jaringan biasanya, Kalau ketepatan waktunya staf
biasanya datang di waktu yang tidak tepat dan kami biasanya
menunggu sangat lama padahal di sana ada 4 orang operator bagian
ini dan hanya 1 orang saja yang biasanya datang, Solusinya itu tepat
waktu dalam melaksanakan tugas dan tepat waktu datang untuk kerja
karena sering terlambat dan di mohon untuk menambahkan personil
operator supaya tidak kewelahan dalam melakukan pelayanan”
(wawancara dengan AB pada tanggal 20 Agustus 2020).
46
Berdasarkan hasil wawancara di atas kalau masalah ketepatan waktu
staf staf dalam menyeselesaikan tugasnya dalam melayani sangat baik tapi
ketepatan waktu kehadiran pegawai tidak tepat dan kami biasanya
menunggu sangat lama padahal ada 4 bangku di sana dan hanya 1 orang
yang tepat waktu. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara dari salah
satu operator dari instansi SMAN. 1. Makassar terkait tentang ketepataan
waktu sebagai berikut:
“Kalau ketepatan waktunya dalam melayani baik Ketepatan
kehadirannya pun ini juga baik Solusinya yaitu dalam melakukan
pekerjaan agar tidak menunda-nundanya” (wawancara dengan HJ
pada tanggal 24 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas ketepatan waktu melayani dan
ketepatan waktu kehadiran sudah baik tetapi ketika melakukan pekerjaan
selalu menunda-nundanya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara
dari salah satu operator dari instansi Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi
Selatan terkait tentang ketepataan waktu sebagai berikut:
“ketepatan waktu operator pelayanan terhadap PTK di layani dengan
cepat dan tepat, berbicara dengan ketepatan waktu pegawai dalam jam
kerja sudah tepat waktu pukul 07:30 pegawai staf operator sudah siap
melayani PTK dengan senang hati, keteptan waktu hadir pegawai
kantor sudah sangat tepat waktu, solusi bagi staf kayaknya sudah tidak
ada karena staf sudah memenuhi kinerjanya sebagai pegawai yang
tepat dan tepat” (wawancara dengan MT pada tanggal 26 Agustus
2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas ketepatan waktu pegawai dalam
melayani sudah cukup memuaskan untuk PTK karena sudah memenuhi jam
kerja pegawai yang bagaimana mestinyaa ketepatan waktu dalam melayani
juga sudah sangat baik untuk sistem pelayanannya. Hal tersebut dapat
47
dilihat dari hasil wawancara dari salah satu operato dari instansi Dinas
Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan terkait tentang ketepataan waktu
sebagai berikut:
“saya sebagai operator yang melayani PTK 07:30 saya sudah di kantor
dan siap untuk bekerja sebagai mana mestinya tugas fungsiku di
kantor ini saat saya melayani PTK saya berusaha untuk selesai tepat
waktu cepat dan akurat, kehadiran pegawai sangat ontime”
(wawancara dengan JM pada tanggal 26 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas ketepatan waktu pegawai sudah
sangat tepat waktu karena jam 07:30 pegawai sudah ada di kantor
melaksankan masing-masing tugas dan fungsinya. Hal tersebut dapat dilihat
dari hasil wawancara dari salah satu operator dari instansi SMAN. 1.
Makassar terkait tentang ketepataan waktu sebagai berikut:
“ketepatan waktu pegawai di sini sangatlah tidak tepat waktu, dalam
hal melayani ketepatan waktunya sudah sangat tepat cepat tetapi
ketepatan kehadiran sangatlah tidak baik, ada yang tepat waktu tetapi
Cuma hanya ada satu orang dan setiap saya ke sini saya hanya melihat
orang ini tersebut hanya dia saja yang melayani ada juga satu orang
tapi bukan bagian staf di sini dia hanya mengamati kami dan
membantu kami jika ada yang ingin kami tanyakan, solusi bagi
pegawai perbanyak staf SDM ndi bagian operator karena kasihan yang
satu orang ini kewelahan satu orang banding banyaknya yang mau di
layani sangatlah kewelahan” (wawancara dengan FTpada tanggal 27
Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas ketepatan waktu pegawai dalam
melayani sudah cukup baik Cuma pada saat ketepatan waktu kehadiran
pegawai pada jam kantor hanya satu orang saja yang datang dan hanya itu
saja orangnya dari empat operator di kantor dinas provinsi Sulawesi Selatan
sehingga membuat staf yang satu ini kewelahan dalam melayani PTK. Hal
48
tersebut dilihat dari wawancara dengan operator sekolah dari instansi SD
089 Masamba terkait tentang ketepataan waktu sebagai berikut:
“ketepatan waktu pegawai dalam melayani PTK sudah sangat tepat
waktu, kehadiran pegawai dalam kehadiran jam kantor selama pademi
covid-19 ada staf melakukan jam kerja bergantian, solusi bagi staf
pegawai sudah tidak ada karena sudah tepat waktu” (wawancara
dengan SN pada tanggal 27 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas ketepatan waktu pegawai dalam
melayani PTK sudah cukup memuaskan untuk parah PTK yang sedang
memiliki masalah dengan datanya. Hal tersebut dilihat dari wawancara
dengan dari instansi SMAN. 1. Kajuara terkait tentang ketepataan waktu
sebagai berikut:
“sudah tepat waktu dalam melayani PTK karena sudah ada absen
teknologi yang membuat semua staf tepat waku dalam melaksakan
tugasnya sebagai staf operator yang baik” (wawancara dengan SP
pada tanggal 28 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas ketepatan waktu pegawai dalam
melayani PTK sudah tepat waktu karena sudah menggunakan alat teknologi
canggih yaitu Absen digital yang bisa membuat staf tepat waktu hadir ke
kantor.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
ketepatan waktu pegawai dalam tingkat kehadiran dan melani PTK ada
berbagai macam pendapat ada yang mengatakan bahwa kurang efektif
dalam tingkat kehadiran tetapi efektif dalam melayani karena dilihat dari
tingkat pelayanan pegawai staf dalam melayani sudah sangat memuaskan
PTK, tetapi kurang dalam tingkat kehadiran pegawai stafnya yang hanya
satu orang saja yang selalu hadir untuk melaksanakan kewajiban kerjanya
49
kenapa demikian, karena kurangnya sumber daya manusia yang ada di sana
untuk melakukan pelayan sedangkan ada empat kursi oprerator tetapi hanya
ada satu orang saja yang berperang aktif, karna munculnya covid-19 juga
merupakan salah satu alasan staf pegawai tidak hadir dan jadwal kehadiran
pegawai bergiliran dan memiliki jadwal masing-masing dan jam kerja yang
sudah di tentukan, maka dari itu faktor ketepatan waktu di sini tidak Efektif.
2. Faktor Kecermatan
Faktor kecermatan adalah faktor ketelitian dari pemberi pelayanan
kepada PTK, dapat dijadikan ukuran untuk menilai tingkat efektivitas kerja
pegawai yang memberikan pelayanan faktor kecermatan disini bagaimana
ketelitian dari pemberi pelayanan kepada PTK, ketelitian pegawai dalam
melayani staf pegawai dapat di katakan efektif apabila sudah tidak keluhan
yang di dapatkan dari PTK, ketelitian pegawai dalam melayani PTK yang
berbasis pengelolahan data ketelitian disini dilihat supaya tidak ada lagi
kesalahan meskipun memberikan pelayanan yang singkat tapi harus teliti
dan di cermati dengan baik terlebih dahulu. Hal tersebut dilihat dari hasil
wawancara dengan salah satu operator sekolah dari instansi SLB
Cendrawasi terkait tentang faktor kecermatan sebagai berikut.
“kinerja pegawai dalam melayani sangat baik dan teliti dalam
melayani kami, hasil kerja yang yang kami dapatkan sangat
memuaskan karena ketelitian pegawai stafnya dalam memberikan
kami pelayanan yang baik ramah sopan dan santun selama melayani
kami,sebelum kami selesai dan tuntas kami tidak di biarkan beranjak
dari tempat pokonya itu semua data yang kami bawah harus selesai
dan selesai supaya kami katanya tidak bolak balik ke kantor dan
membuang tenaga yang banyak untuk itu” (wawancara dengan ND
pada tanggal 20 Agustus 2020).
50
Berdasarkan hasil wawancara di atas ketelitian pegawai dalam
melayani stafnya sudah sangat teliti karena sebelum selesai pegawai
memintah PTK mengulang-ngulang terus menerus data yang mereka bawah
supaya tidak ada keselahan lagi. Hal ini juga salah satu PTK staf operator
dari instansi SMPN. 1. Pinrang berpendapat terkait tentang faktor
kecermatan sebagai berikut:
“ketelitian staf dalam melayani sudah teliti dan terstruktur gaya
penyajiannya juga sudah baik, semua keluhan yang kami bawah dari
sekolah dan kami bertanya kepada staf semua di jawab dan di bantu
oleh staf yang ada di sana” (wawancara dengan AB pada tanggal 20
Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas staf pegawai sudah memenuhi
kewajibanya sebagai pelayanan publik yang bai kepada PTK sudah
memberikan tingkat kepuaan kepada PTK. Hal ini juga salah satu operator
sekolah dari instansi SMAN. 1. Makassar berpendapat terkait tentang faktor
kecermatan sebagai berikut:
“pegawai yang saya dapatkan di sini baik semua dan teliti dalam
mengerjakan sesuatu komunikasi yang kami dapatkan baik pengerjaan
data yang terstruktur dan tertatah dengan baik dari ujung sampai ujung
lagi semuanya di perhatikan dengan jeli dan dicermati” (wawancara
dengan HJ pada tanggal 24 Agustus 2020).
Berdsarkan hasil wawancara di atas pegawai dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya sudah cukup baik dan terstruktur dengan baik karena
dapat memberikan tingkat kenyamanan untuk PTK sehinga PTK tidak
mendapatkan kewelahan lagi. Hal ini juga dilihat dari hasil wawancara staf
pegawai operator Dinas pendidikan terkait tentang faktor kecermatan
sebagai berikut:
51
“pelayanan yang kami berikan sangat optimal pelayan yang ramah
yang santun, teliti dalam pemberian pelayanan dan menjelaskan
semua bagaimana jalur-jalur yang harus di tempuh PTK, pelayanan
yang ada di sini sangat efektif dan tepat dalam memberikan
pelayanan, karena tujuan kami sebagai operator yang harus memenuhi
semua kewelahan dan ketidak bisanya PTK dalam mengelolah data
dan kami yang harus memberitahukanya bagaimana yang semestinya
yang dia lakukan” (wawancara dengan MT pada tanggal 26 Agustus
2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas pegawai staf sudah memenuhi
tugas funsinya sebagai pengarah yang baik kepada PTK sebagaimana tugas
dan fungsinya untuk membantu PTK yang sedang mengalami kesusahan
untuk mengelolah datanya. Hal ini juga dapat kita lihat dari salah satu
wawancara dengan staf pegawai operator dinas pendidikan terkait tentang
faktor kecermatan berikut wawancaranya:
“kami sebagai pemberi pelayanan kepada staf sangatlah kami cermati
PTK yang kami layani memberitahu terlebih dahulu apa keluhan yang
mereka dapatkan apa yang tidak bisa dia kerjakan apa yang membuat
mereka kemari, seperti apa yang mereka tidak tau kerjakan kami
melayaninya dengan seratus persen ikhlas, setelah mereka menayakan
kami apa itu keluhanya kami mengarahkannya untuk memberitahu
kami apa yang bisa kami bantu setelah kami membatunya kami selalu
mengecek terus menerus data yang mereka komplainkan supaya tidak
ada kesalahan lagi dan mengajarkan mereka cara-cara yang harus
mereka kerjakan” (wawancara dengan JM pada tanggal 26 Agustus
2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas pegawai staf sangat teliti dan
cermat dalam melakukan pelayananya terhadap PTK memberitahu PTK
bagaimana yang semestinya di lakukan PTK memberitahukan cara atau
langka-langka apa yang harus mereka tempuh agar data yang mereka proses
akan berjalan dengan baik. Hal ini juga di lihat dari salah satu wawancara
52
dengan staf operator dari instansi SMAN 1 Kajuara terkait tentang faktor
kecermatan berikut wawancaranya:
“staf disini bisa saja dalam melakukan tugasnya karena hanya ada satu
saja selalu ada biasanya kami di pimpong kanang kiri entah ini itu ono
itu yang melayani kami ketelitianya biasa saja bagaimana semestinya
tugas yang harus memang teliti karena mana mungkin mau pulang
balik sana sini kan yang mau mereka layani bukan Cuma tingkat smp
sma saja banyak semua data pokok yang ada di sulawesi selatan ini,
yang namanya teliti bukan Cuma satu orang saja yang menjadi
operator banyak kan ada empat kursi kenapa cuman satu orang saja
yang melakukan tugasnya sebagai operator ini bisa di katakan tidak
efektif pelayananya mereka kepada kami dapat di katakan apabila
pelayananya satu banding yang melayani kami memang yang satu staf
ini terstruktur caranya melayani kan tapi mereka yang tiga sudah dan
mengerjakan tugas dan funsinya dong dan memberatkan kami
menunggu dengan antrian yang sangat panjang yang seharusnya sudah
selesai dengan cepat dan tertata tetapi karena Cuma satu operator
kewelahan dan PTK yang satu belum selesai data yang ingin di
kelolah pindah lagi kan tidak teliti jadinya” (wawancara dengan FT
pada tanggal 27 Agustus 2020).
Berdasarkan wawancra di atas ketidak cukupnya pegawai dan tidak
kehadiranya pegawai dalam melakukan tugasnya sebgai operator dapat
menghabat pekerjaan yang lainya yang harusnya bisa cepat dan teliti tetapi
karena Cuma satu orang membuat pelayanan tidak efektif. Hal ini dilihat
juga dari wawancara dengan dari instansi SD 089 Masamba terkait tentang
faktor kecermatan sebagai berikut:
“pelayanan di dinas pendidikan saat ini sudah sangat teliti karena
sudah membuat PTK nyaman dalam mendapatkan pelayanan karena
staf sangat ramah dan cermat saat melakukan pelayanan pelayanan di
disdik ini efektif dan tepat dan cermat memberikan pelayanan-
pelayanan yang sebagaimana mestinya memberikan pelayanan”
(wawancara dengan SN pada tanggal 27 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas ketelitian staf dalam melayani
sudah memuaskan PTK, dan semua PTK sudah mendapatkan kepuasan
mendapatkan pelayanan merupakan keberhasilan dalam melaksanakan tugas
53
dan fungsinya. Hal ini juga dilihat dari hasil wawancara dengan dari instansi
SMAN 1 Kajuara terkait tentang faktor kecermatan sebagai berikut:
“ketelitian pegawaian saat melayani sangat bagus apalagi operator,
mereka selalu senyum sapa salam melayani mereka sangat teliti dalam
bekerja terstruktur dengan rapi melayani kami dengan baik hati dan
sopan” (wawancara dengan SP pada tanggal 28 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas sangatlah ramah kepada PTK
dan selalu senyum sapa teliti dalam mengerjakan sesuatu, semua yang
mereka berikan kepada mereka terstruktur dengan baik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
ketelitian pegawai dalam mengerjakan tugasnya sangat teliti dan cermat
mereka mengerjakan tugas dan funsi sebagaimana mesti tugasnya masing-
masing, dalam mengerjakan sesuatu mereka juga sangat terstrukur dan rapi
tertata sebagaimana mestinya, pegawai staf juga selama pelayanan
barlansung pegawai selalu senyum ramah dan baik hati, dari hasil ini
wawancara gaya pemberian pelayanan bisa di katakan Efektif.
3. Gaya pemberian pelayanan
Gaya pemberian pelayanan merupakan salah satu ukuran lain yang
dapat dan biasanya di gunakan dalam mengukur efektifitas kerja. Yag di
maksud dengan gaya di sini adalah cara dan kebiasaan pemberi pelayanan
dalam memberikan jasa pelayanan kepada PTK bisa saja PTK merasa tidak
sesuai dengan gaya pelanggan yang berikan oleh pemberi pelayanan. Jika
berbicara tentang suatu hal yang menyangkut kesesuaian, sesungguhnya apa
yang dibicarakan termaksud hal yang tidak terlepas kaitanya dengan nilai-
nilai sosial yang di anut oleh oramg yang bersangkutan. Hal ini dilihat dari
54
hasil wawancara dari instansi SLB Cendrawasi terkait tentang gaya
pemberian pelayanan sebagai berikut:
“gaya pemberian pelayanan staf sangat baik merupakan gaya
pemberian pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada kami
maka dari itu staf disini sangat ramah selama memberikan pelayanan
kepada kami mereka selalu senyum sapa dan rama hambatan yang
selalu saya dapatkan cuma cuman selalu di pimpong kanang kiri
karena Cuma satu orang saja yang standbay” (wawancara dengan NR
pada tanggal 20 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas gaya pemberian pelayanan diatas
sudah cukup bagi PTK, mereka selama memberikan pelayanan PTK sudah
puas karena sudah terstruktur, cuman kebiasan karena selalu mapimpong
PTK. Hal ini dilihat dari hasil wawancara dengan dari instansi SMPN 1
Pinrang terkait tentang gaya pemberian pelayanan sebagai berikut:
“gaya pemberian pelayanan di disdik kurang baik, karena kurang
stafnya, gaya pemberian pelayanannya juga sudah cukup teliti, gaya
pemberian pelayanan sudah baik, baiknya harus menambah sumber
daya manusianya kurang staf pengurusnya, pelayanannya sangat biasa
saja, ndak ada yang spesial, gaya pemberi pelayanannya sudah
terstruktur” (wawancara dengan AB 20 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas gaya pemberian pelayanannya
sudah terstruktur dengan baik dan rapi, PTK mendapatkan pelayanan yang
cukup baik dan terstruktur . Hal ini juga di lihat dari salah satu wawancara
dengan staf operator SMAN 1 Makassar terkait tentang gaya pemberian
pelayanan sebagai berikut:
“gaya pemberian pelayanannya sudah baik, cuman itu saja harusnya
biasakan jangan menunda-nunda pekerjaan perbanyak komunikai
bersama PTK keterbukaan dan disiplin, gaya pemberian pelayananya
sudah baik dan terstruktur” (wawancara dengan HJ pada tanggal 24
Agustus 2020).
55
Berdasarkan hasil wawancara PTK dan staf harus memperbanyak
komunikas dan tidak menunda-nunda pekerjaanya, tetapi gaya pemberian
pelayananya sudah terstruktur dan baik. Hal ini dilihat dari wawancara salah
satu staf pegawai operator Dinas pendidikan terkait tentang gaya pemberian
pelayanan sebagai berikut:
“gaya pemberian pelayanan di sini kami usahakan gaya pemberian
yang kami berikan sudah sangat optimal dan terstruktur dan tertata
dengan baik kami berusaha memberikan pelayanan yang baik dan
ramah kepada PTK proses pemberian pelayanan kami terutama
memberitahukan apa yang menjadi keluhan PTK kepada kami
kemudian kami sebisa mungkin dan seberusaha bagaiaman yang
mestinya kami kerjakan sebagai staf yang kerja, gaya pemberian
pelayanan kami sangat terstrukutr”(wawancara dengan MT pada
tanggal 26 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas staf pegawai sudah mengerjakan
tugasnya sebagaimana tugas dan fungsinya, mereka melayani PTK apa yang
menjai keluhan PTK itu sendiri. Hal ini juga dilihat dari salah satu
wawancara staf operator dinas pedidikan terkait tentang gaya pemberian
pelayanan sebagai berikut:
“gaya pemberian pelayanan kami yaitu mengarahkan aturan yang
sebagaimana kami kerjakan dan kami berusaha untuk agar PTK tidak
ada yang komplain kepada kami karena ketidak nyamanan kami
selama melayani, kami berusaha memberikan pelayanan yang baik
kepada PTK agar kami sama-sama puas mendapatkan hasil kerja, PTK
puas kami memberikan pelayanan yang baik dan kami puas bisa
memberikan mereka dan mendapatkan pelayanan”(wawancara dengan
JR pada tanggal 26 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas staf melaksanakan tugasnya
sebagaimana mestinya memberikan dan melaksanakan kewajibannya
sebagai pelayan kepada PTK dan berusaha agar PTK mendapatkan hasil
data dengan baik dan tepat waktu. Hal ini dilihat dari hasil wawancara
56
dengan operator sekolah SMAN 1 Makassar terkait tentang gaya pemberian
pelayanan sebagai berikut:
“gaya pemberian pelayanan yang berikan staf pegawai sudah baik dan
terstruktur dan baik mereka selalu senyum sapah ramah dan santun
kepada kami” (wawancara dengan FT pada tanggal 27 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas mereka sudah memenuhi
kewajibannnya sebagai pelaksana tugas dan fungsinya mereka. Hal ini
dilihat juga dari wawancara dengan operator sekolah SD 089 Masamba
terkait tentang gaya pemberian pelayanan sebagai berikut:
“gaya pemberian pelayanan sangat ramah, gaya pemberian pelayanan
yang sangat santun, sangat memuaskan, mereka melayani kami
dengan sangat terstrukutur dan baik, dan saya tidak perna
mendapatkan hambatan selama saya melakukan pelayanan, karena
mereka memberikan kami gaya pelayanan yang cukup bagi kami”
(wawancara dengan SN pada tanggal 27 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas pelayanan yang mereka berikan
sudah memberikan kepuasaan kepada PTK sehingga PTK tidak
mendapatkan kendala apapun itu, dan pelayanan yang mereka berikan sudah
terstruktur. Hal ini jyga dilihat dari hasil wawancara dengan dari instansi
SMAN 1 kajuara terkait tentang gaya pemberian pelayanan sebagai berikut:
“gaya pemberian pelayanan yang di berikan kepada kami dari staf
pegawai sudah cuku baik, alangka bagusnya ketika pegawai
menyediakan kotak saran kedapa kami PTK agar kami bisa juga
berpendat kepada staf yang ada di sana, gaya pemberian pelayanan
mereka juga sudah terstruktur denga baik dan mereka selalu ramah
dan santun kepada kami, pelayanan di sini sangatt bagus juga apaalagi
opratornya membimbing dan memberitahu kami dari yang kami tidak
tau menjadi tau” (wawawncara dengan SP pada tanggal 28 Agustus
2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas PTK sudah puas dengan apa
yang mereka dapatkan dari pelayanan yang ada dinas pendidikan dan bisa di
57
katakan efektif karena gaya pemberian pelayanan yang mereka berikan
sudah terstruktur dan tertata dengan rapi mereka melayani PTK sangat
sopan ramah dan santun dan juga dapat memberikan kepuasan kepada PTK,
staf pegawai sudah melaksanakan tugas dan funsinya sebagai pelayanan
yang baik dan sopan. Maka dari itu gaya pemberian pelayanan yang staf
pegawai berikan sudah efektif.
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Efektivitas Pelayanan Data Pokok
Pendidik Unit Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Di Dinas
Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
1. Faktor pendukung
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelayanan kepada PTK
dalam pengelolahan data pokok pendidik unit pendidikan dan tenaga
kependidikan.
a. Internet
Faktor yang mendukung dalam efektifitas pelayanan dalam
pengelolahan data pokok pendidik unit pendidikan di dinas pendidikan
provinsi Sulawesi Selatan yaitu internet Sebagaimana hasil wawancara yang
dilakukan dengan staf operator dinas pendidikan provinsi Sulawesi Selatan
mengatakan bahwa:
“melihat dari pengelolahan data base ini menggunakan internet di sini
internet sangat membantu kami untuk mengaplikasikan aplikasi data
pokok, membantu PTK yang ada di luar kabupaten agar tidak bolak
balik lagi mkassar kecuali ada yang tidak mereka mengerti baru
mereka berkunjung ke kantor kami, internet ini sangat membatu kami
karena sudah tidak manual lagi dalam mengelolah data sudah
terstruktur dengan baik dan rapi, di dalam aplikasi ini juga membantu
PTK menyimpan datanya dengan aman gampang dalam pengelolahan
58
tinggal membuka internet masuk webnya dan mengikuti semua
langka-langka yang di minta dan akan muncul semua yang mereka
ingin buka” (wawancara dengan JM pada tanggal 20 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara diatas internet dapat memudahkan PTK
karena adanya internet mereka sudah tidak susah lagi dalam mengeleolah
datanya karena sudah ada internet mereka juga tidak repot-repot mengelolah
nya dengan manual lagi karena sudah ada aplikasi data pokok tersebut. Hal
ini juga di lihat dari staf pegawai dinas pendidikan mengatakan bahwa:
“internet pada saat ini sangat membantu lancarnya semua aplikasi ini
karena bantuan internetlah yang membuat data-data sekolah tersimpan
dengan rapi dan tertatah, sehingga sekolah tidak perlu menyimpan
data lagi dengan manual yang kebiasaan tercecer sekarang Dapodik
ini sangat membantu PTK, karena adanya internet semua berjalan
dengan baik-baik saja”(wawancara dengan HR 7 Oktober 2020).
Berdasarkan hasil wawancara internet dapat memudahkan semua
PTK, karena dapat memperlancar jalannya PTK dalam mengelolah berkas
sekolah masing-masing dan tidak membuat PTK berpusing-pusing pada saat
mengelolah berkasnya karena sudah tertata dengan baik dan lancar.
b. Komputer
Di era globalisasi seperti sekarang ini manusia di tuntut lebih
memahami teknologi komunikasi yang memudahkan kinerja dari sebuah
lembaga. Seperti komputer, sebuah perangkat keras yang terdapat di
beberapa instansi termasuk lembaga pendidikan. Ketersediaan komputer
merupakan salah satu sarana yang memberikan kemudahan bagi pengelola
data PTK dalam melakukan peningkatan pelayanan dalam bidang
pendidikan utamanya pengolahan data.
59
“Salah satu aspek utama yang mendukung program ini adalah
ketersediaan perangkat komputer. Hampir seluruh kegiatan di bidang
apapun itu tidak bisa lepas dari perangkat komputer. Semua data
kependidikan di input, di olah melalui komputer yang kemudian lebih
memudahkan operator sekolah dalam mempersiapkan data. Terlebih
untuk sekarang banyak aplikasi yang ada di komputer bisa di
manfaatkan dan memudahkan para pelaksana dalam menjalankan
program PTK tersebut. (wawawncara dengan SP pada tanggal 28
Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas salah satu perangkat yang
memudahkan para operator dalam menjalankan program PTK adalah
ketersediaan perangkat keras komputer. Dimana seluruh data sekolah dapat
mudah di kelola dengan ketersediaan komputer. Sehingga di harapkan para
operator sekolah semua dapat memahami cara mengoprasikan komputer
beserta aplikasi-aplikasi di dalamnya.
2. Faktor penghambat
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelayanan kepada PTK
dalam pengelolahan data pokok pendidik unit pendidikan dan tenaga
kependidikan.
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Faktor yang menghabat berjalannya pelayanan sehingga tidak
mendapatkan pelayanan yang efektif yaitu sumber daya manusia. Hal ini di
katakan oleh PTK sebagai berikut:
“faktor yang menghabat selama berlansungnya ini pelayanan yaitu
sumber daya manusia yang hanya ada satu orang yang tepat waktu
hadir pada saat jam kantor padahal di sana ada empat orang staf
operator yang bekerja tetapi cuma satu orang berperang aktif sehingga
menghabat kami karena Cuma satu orang yang hadir itupun bukan
60
Cuma saya yang mau di layani ada banyak PTK yang mau di layani di
sana” (wawancara dengan AB pada tanggal 20 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas PTK sumber daya manusia staf
pegawai tidak mencukupi mereka untuk melayani PTK yang ada di sana
karena cuman ada satu PTK yang hadir di sana selalu siap dan kelihatanya
mereka kewelahan karena cuman 1 orang saja yang melayani. Hal ini juga
di lihat dari wawancara sebagai berikut:
“adapun faktor penghambatnya di sini yaitu sumber daya manusia
yang kurangpada saat melayani kami karena cuman ada satu orang
saja yang melayani kami pada saat jam kerja jadi kami butuh waktu
lama menunggu pengantrian para PTK yang lain mana ada belum
selesai satu ada lagi satu mau di perbaiki” (wawancara dengan NR
pada tanggal 20 Agustus 2020).
b. Waktu
Faktor yang menghabat berjalannya pelayanan sehingga tidak
mendapatkan pelayanan yang efektif yaitu waktu hal ini juga di katakan
oleh PTK:
“waktu juga merupakan salah faktor yang menghabat jalannya suatu
pekerjaan karena waktu adalah segalanhya mana lagi staf pegawai
tidak tepat waktu hadir melaksanakan pekerjaanya sebagai melayani
PTK sudah tidak tepat hadir dalam melayani sudah tidak cukup juga
sumber daya manusiannya, waktu melayani memang sudah teliti tapi
waktunya menunggu sangat lama”(wawancara dengan SR pada
tanggal 24 Agustus 2020).
Berdasarkan hasil wawancara di atas waktu kehadiran pegawai sangat
tidak tepat waktu dan itu menjadi faktor penghambatnya memang teliti saata
melayani tetapi waktu juga sangat lama. Jam kerja pegawai sangat lama
mereka lambat hadir di kantor mereka ada 4 orang staf operator tetapi
mereka yang hadir hanya satu orang saja
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah diperoleh dan diolah pada pembahasan
bab sebelumnya, adapun kesimpulan pada penlitian ini adalah sebagai
berikut. Efektivitas pelayanan publik melalui data pokok pendidik unit
pendidikan unit pendidikan dan kependidikan di dinas pendidikan provinsi
Sulawesi Selatan 3 indikator yaitu:
1. Ketepatan waktu pegawai dalam tingkat kehadiran dan melani PTK
ada berbagai macam pendapat ada yang mengatakan bahwa kurang
efektif dalam tingkat kehadiran tetapi efektif dalam melayani karena
dilihat dari tingkat pelayanan pegawai staf dalam melayani sudah
sangat memuaskan PTK, tetapi kurang dalam tingkat kehadiran
pegawai stafnya yang hanya satu orang saja yang selalu hadir untuk
melaksanakan kewajiban kerjanya kenapa demikian, karena
kurangnya sumber daya manusia yang ada di sana untuk melakukan
pelayan sedangkan ada empat kursi oprerator tetapi hanya ada satu
orang saja yang berperang aktif, karna munculnya covid-19 juga
merupakan salah satu alasan staf pegawai tidak hadir dan jadwal
kehadiran pegawai bergiliran dan memiliki jadwal masing-masing dan
jam kerja yang sudah di tentukan, maka dari itu faktor ketepatan
waktu di sini tidak Efektif
62
2. Ketelitian pegawai dalam mengerjakan tugasnya sangat teliti dan
cermat mereka mengerjakan tugas dan funsi sebagaimana mesti
tugasnya masing-masing, dalam mengerjakan sesuatu mereka juga
sangat terstrukur dan rapi tertata sebagaimana mestinya, pegawai staf
juga selama pelayanan barlansung pegawai selalu senyum ramah dan
baik hati, dari hasil ini wawancara gaya pemberian pelayanan bisa di
katakan Efektif
3. Gaya Pemberi Layanan adalah PTK sudah puas dengan apa yang
mereka dapatkan dari pelayanan yang ada dinas pendidikan dan bisa
di katakan efektif karena gaya pemberian pelayanan yang mereka
berikan sudah terstruktur dan tertata dengan rapi mereka melayani
PTK sangat sopan ramah dan santun dan juga dapat memberikan
kepuasan kepada PTK, staf pegawai sudah melaksanakan tugas dan
funsinya sebagai pelayanan yang baik dan sopan. Maka dari itu gaya
pemberian pelayanan yang staf pegawai berikan sudah efektif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas dan hasil analisis pada bab-
bab sebelumnya maka peneliti memberikan saran yaitu:
1. Staf pegawai harusnya lebih tepat waktu hadir pada jam kerja agar
PTK sudah tidak menunggu lagi karena lebih baik menunggu 10 menit
dari pada terlambat 5 menit.
2. Staf pegawai sudah sangat teliti selama melayani semogah bisa di
pertahankan ketelitian dan kecermatanya selama melayani.
63
3. Harusnya staf pegawai di tambahkan sumber daya manusianya karena
sedikit sekali pegawai staf yang ada sana saat melayani ada empat
kursi operator dan hanya satu orang yang ada selalu siap.
64
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. I. (2017). Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Pajak Bumi Dan
Bangunan Perkotaan Dan Pedesaan (Pbb P-2) Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Provinsi Sumatera Selatan (Doctoral Dissertation, Politeknik
Negeri Sriwijaya).
Andoyo, A., & Rianto, R. (2017). Program aplikasi nilai siswa pada smk
muhammadiyah pringsewu sebagai penunjang pengambilan keputusan
siswa berprestasi menggunakan visual basic 6.0. Jurnal TAM (Technology
Acceptance Model), 5, 58-65.
Cahyadi, A. (2016). Penerapan Good Governance Dalam Pelayanan Publik
(Studi Tentang Kualitas Pelayanan Elektronik Kartu Tanda Penduduk
Berbasis Good) Governance Di Kecamatan Sukolilo Surabaya. Jpap:
Jurnal Penelitian Administrasi Publik, 2(02).
Dengen, N., & Hatta, H. R. (2009). Perancangan Sistem Informasi Terpadu
Pemerintah Daerah Kabupaten Paser. Informatika Mulawarman: Jurnal
Ilmiah Ilmu Komputer, 4(1), 47-54.
Dewi Anggadini, S. (2013). Analisis sistem informasi manajemen berbasis
komputer dalam proses pengambilan keputusan. Majalah Ilmiah UNIKOM.
Katsirotul, I. (2017). Pelayanan Bidang Rumah Tangga Perusahaan Pada Perum
Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah (Doctoral Dissertation,
Diponegoro University).
Kotadjin, P., Senduk, J. J., & Marsabessy, S. (2016). Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Perpustakaan Di Perpustakaan Daerah Kabupaten Halmahera
Utara. ACTA DIURNA KOMUNIKASI, 5(4).
Lestari, M. (2017). Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Pada
Gabungan Kelompok Tani Makmur Bersama Di Desa Suka Ramai
Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar (Doctoral Dissertation,
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).
Mahsyar, A. (2011). Masalah Pelayanan Publik di Indonesia dalam Perspektif
Administrasi Publik. Otoritas: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 1(2).
Marlina, S. (2017). Efektifitas Pelayanan Publik Di Puskesmas Rawat Inap Sawoo
Kabupaten Ponorogo (Studi Pada Pengguna Jamkesmas) (Doctoral
Dissertation, Universitas Muhammadiyah Ponorogo).
65
Marsurian, R. (2017). Efektivitas Pelayanan Publik Pada Kantor Desa
Penyasawan Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar (Doctoral
Dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).
Podungge, R. (2010). Peran Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Kualitas
Pelayanan Bidang Kesehatan. Jurnal Inovasi, 7(01).
Pratama, A. S. (2017). Analisis Tingkat Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Dan
Kemandirian Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan (Doctoral
Dissertation, Politeknik Negeri Sriwijaya).
Priyanti, D., & Iriani, S. (2013). Sistem Informasi Data Penduduk Pada Desa
Bogoharjo Keccamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. IJNS-Indonesian
Journal on Networking and Security, 2(4).
Purnama Ariesta Nurlestari, M. (2011). Efektivitas Pelayanan Publik Melalui
Sistem Informasi Manajemen Nomor Unik Pendidikan Dan Tenaga
Kependidikan (SIM NUPTK) Di Dinas Pendidikan Kota Bandung (Doctoral
dissertation, Universitas Komputer Indonesia).
Ramdani, G. P. (2016). Kualitas Pelayanan Publik Bidang Administrasi
Kependudukan Di Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur (Doctoral
Dissertation, Perpustakaan).
Sagirani, T. (2006). Sistem informasi manajemen.
Sari, R. R. (2019). Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan
(Pbb) Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Pad) Di Kabupaten
Bojonegoro (Doctoral Dissertation, Universitas Bojonegoro).
Sari, W. Y. (2014). Analisis Pelaksanaan Pelayanan Transportasi pada Angkutan
Trans Metro kota Pekanbaru (Doctoral dissertation, Universitas Islam
Negeri Riau Sultan Syarif Kasim Riau).
Suasti, Y. (2018). Analisis Pola Dan Jangkauan Pelayanan Publik Di Kecamatan
Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu-Riau. Jurnal Buana, 2(4), 1-8.
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta cv.
Tobing, H. (2017). Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Arsip Statis Pada
Bale Panyawangan Diorama Kabupaten Purwakarta Di Dinas Kearsipan
Dan Perpustakaan Kabupaten Purwakarta (Doctoral Dissertation,
Perpustakaan).
Watiah, M. (2011). Efektivitas Pembinaan Dinas Pengelolaan Pasar Terhadap
Pedagang Kaki Lima di Kota Bandar Lampung.
66
Widowati, E., & Achjari, D. (2004). Pengukuran Konsep Efektivitas Sistem
Informasi: Penelitian Pendahuluan. In Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi (SNATI).
Wulandari, P. (2018). Efektifitas Pelaksanaan Metode Bernyanyi Dalam
Perkembangan Kognitif Anak Kelompok B Di Raudhatul Athfal Ibnu Sina 2
Pekanbaru (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau).
Yasin, A. F. N. (2017). Analisis efektifitas penerapan absensi finger print dan
pemberian motivasi terhadap kinerja karyawan (studi kasus pada BMT
Mitra Hasanah Semarang) (Doctoral dissertation, UIN Walisongo).
67
L
A
M
P
I
R
A
N
68
69
70
71
72
73
74
75
76
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Rindiani Ulfa lahir di Boku pada
tanggal 04 November 1997 dari pasangan suami istri Bapak
Ridwan dan Ibu Hasni Anwar. Peneliti adalah anak pernama
dari 3 bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di
Jln.Landak baru No 37.
Pendidikan yang ditempuh oleh peneliti yaitu SDN 263
Awang Tangka 2009, SMPN 1 Kajuara lulus tahun 2012, SMAN 1 Kajuara lulus
tahun 2015. Dan pada tahun 2015 mulai mengikuti program S1 Ilmu
Pemerintahan Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan
penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai mahasiswa program S1
Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyelesaikan studi nya dengan
persyaratan skiripsi yang berjudul Efektifita Pelayanan Publik Melalui Data
Pokok Pendidik Nomor Unit Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Di Dinas
Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.