efektifitas konsep animation endorser storytelling

46
i EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER, STORYTELLING ADVERTISING, SERTA BRAND ATTITUDE REMAJA DAN IBU-IBU PADA IKLAN MOLTO ULTRA DUNIA KAIN Oleh : CHATARINA FEBRIANI NIM : 212010088 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

i

EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER,

STORYTELLING ADVERTISING, SERTA BRAND ATTITUDE

REMAJA DAN IBU-IBU PADA IKLAN MOLTO ULTRA DUNIA

KAIN

Oleh : CHATARINA FEBRIANI

NIM : 212010088

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 2: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING
Page 3: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING
Page 4: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

ii

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Jalan Diponegoro 52 – 60

: (0292) 321212, 311881

Telex 322364 ukswsa ia

Salatiga 50711 – Indonesia

Fax. (0298) – 3 21433

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Chatarina Febriani

Nim : 212010088

Program Studi : Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga.

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi :

Judul : Efektifitas Konsep Animation Endorser, Storytelling

Advertising, serta Brand Attitude Remaja dan Ibu-ibu pada

iklan Molto Ultra Dunia Kain

Pembimbing : Arief Widodo, SE, MM

Tanggal diuji : 17 Desember 2014

adalah benar-benar karya saya.

Didalam skripsi ini tidak dapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain

yang diambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol

yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada

penulis aslinya.

Apabila kemudian tebukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru

tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai

peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana,

termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 19 November 2014

Chatarina Febriani

Page 5: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING
Page 6: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

iv

MOTTO

“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku

menurut perkataanmu itu.”

(Lukas 1:38)

“Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh

kepercayaan, kamu akan menerimanya.”

(Matius 21:22)

Jangan pernah sungkan atau gengsi untuk menebar senyum, sapa,

dan ucapan terimakasih.

Membantu sesama selagi kita bisa dan mampu, karena suatu saat

pasti kita yang akan membutuhkan bantuan dari mereka.

Page 7: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan, kekuatan,

dan hikmatNya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan penulisan skripsi dari awal

sampai akhir penulisan, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Walaupun selama proses penelitian dan penulisan banyak menghadapi kesulitan-kesulitan,

namun Tuhan selalu menyertai penulis.

Penelitian ini berjudul Efektifitas Konsep Animation Endorser, Storytelling

Advertising, serta Brand Attitude Remaja dan Ibu-ibu pada iklan Molto Ultra Dunia Kain.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca yang

tertarik untuk mengadakan penelitian sejenis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dan masih banyak

membutuhkan penyempurnaan-penyempurnaan, oleh sebab itu saran dan masukan pembaca

sangat diharapkan demi kesempurnaan di lain waktu.

Dalam penulisan skripsi ini tidak akan berhasil dengan lancar dan baik tanpa adanya

bimbingan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap

kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, karena penyertaan, perlindungan, ketenangan, kekuatan, dan

segalanya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

2. Untuk kedua orang tua yang tak henti-hentinya mendoakan dan mengorbankan banyak

hal untuk saya sejak dalam kandungan hingga saat ini dan untuk selamanya.

Page 8: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

vi

3. Bapak Arief Widodo, SE, MM, selaku pembimbing yang dengan sabar dan telah

memberikan waktu, arahan, motivasi, dan nasihat kepada penulis sehingga penulis dapat

menyeleasikan penelitian ini.

4. Bpk. Hari Sunarto, SE, MBA, PhD, selaku dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang

telah memberi dukungan sampai akhir masa studi.

5. Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA, PhD, selaku ketua program studi Manajemen yang

telah memeberikan dukungan sampai akhir masa studi penulis.

6. Ibu Yenny Purwati, SE, MBA selaku wali studi yang telah mengarahkan dan memberikan

dukungan sampai akhir masa studi penulis.

7. Seluruh dosen dan staff pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW, yang selama

ini telah membagi pengetahuan kepada penulis selama penulis menuntut ilmu di FEB

UKSW.

8. Untuk Mbak Yuli dan Mas Endra atas segala dukungannya, terutama dalam bentuk

motivasi.

9. Untuk Adrian Dwyanugrah Patola yang sudah menemani selama penulis menjalankan

studi di UKSW, terutama pada saat penulisan penelitian ini. Terimakasih untuk doa,

motivasi, kesabaran, pengorbanan dan kesetiaannya dalam suka maupun duka.

10. Untuk Etha, Liberty, dan Nindy terimakasih untuk persahabatan selama ini.

11. Kakak-kakak Basecamp: Mbak Yanti, Mbak Anik, Mbak Wiwik, Kaka, Kak Emi, Kak

Eel, Kak Kharin. Terimakasih untuk kekeluargaan dan bimbingan dari kalian.

12. Untuk Bu Nita, Bu Sus, Kak Eri, Mas Yul dan seluruh keluarga besar Voice of SWCU,

terimakasih untuk kebersamaan dan kekeluargaan selama ini. Terimakasih untuk ilmu

Page 9: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

vii

dan pengalaman yang tak tergantikan dalam dunia paduan suara. Terimakasih untuk

makna pelayanan dan satu hati yang telah penulis dapat dari keluarga ini.

13. Terimakasih untuk sahabat seperjuanganku: Bonny, Ruri, Adhika, Niko, Maya, Gega,

Sanny, Rio, Feri, Ganang, Ayunda, Tika, Dony, dll atas kebersamaan, bantuan, dan kerja

sama selama ini.

14. Keluarga Kos Hijau Jetis: Joshua, Mas Daya, Mas Jaya, Deni, dll terimakasih sudah

menjadi sarana hiburan selama penulis kuliah dan menyelesaikan penelitian ini.

15. Keluarga Om Haryadi, Bulik Ning, Dek Petra, Dek Tian yang selalu memberikan

motivasi dan dukungan doa selama ini.

16. Semua pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian penelitian ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karenanya, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan

perbandingan untuk penyusunan penelitian di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Salatiga, 19 November 2014

Chatarina Febriani

Page 10: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

viii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ....................................................................................................................... i

Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi .............................................................................. ii

Halaman Pengesahan ............................................................................................................. iii

Halaman Motto ...................................................................................................................... iv

Kata Pengantar ....................................................................................................................... v

Daftar Isi ................................................................................................................................ viii

Daftar Tabel ........................................................................................................................... x

Daftar Diagram ...................................................................................................................... x

Daftar Lampiran ..................................................................................................................... xi

Saripati ................................................................................................................................... xii

Abstract .................................................................................................................................. xiii

Pendahuluan ......................................................................................................................... 1

Latar Belakang ....................................................................................................................... 1

Persoalan Penelitian ............................................................................................................... 4

Tujuan Penelitian ................................................................................................................... 5

Tinjauan Pustaka ................................................................................................................. 5

Iklan ....................................................................................................................................... 5

Endorser ................................................................................................................................. 6

Storytelling Advertising ......................................................................................................... 7

Brand Attitude ........................................................................................................................ 8

Endorser dengan Brand Attitude ............................................................................................ 10

Penelitian Sebelumnya mengenai Endorser dengan Brand Attitude...................................... 11

Storytelling Advertising dengan Brand Attitude .................................................................... 12

Metode Penelitian................................................................................................................. 12

Populasi dan Sampel .............................................................................................................. 13

Jenis dan Sumber Data ........................................................................................................... 14

Page 11: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

ix

Instrumen Penelitian .............................................................................................................. 14

Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................................................... 15

Definisi Operasional .............................................................................................................. 16

Hasil dan Bahasan................................................................................................................ 20

Profil Responden ................................................................................................................... 21

Hasil Analisis Data ................................................................................................................ 23

Kesimpulan ........................................................................................................................... 27

Kesimpulan ............................................................................................................................ 27

Implikasi Teoritis ................................................................................................................... 28

Implikasi Terapan .................................................................................................................. 29

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 29

Lampiran .............................................................................................................................. 32

Page 12: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Definisi Operasional Endorser .............................................................................. 16

Tabel 2. Definisi Operasional Storytelling Advertising ....................................................... 17

Tabel 3. Definisi Operasional Brand Attitude ..................................................................... 18

Tabel 4. Pertanyaan mengenai Animation Endorser ........................................................... 19

Tabel 5. Pertanyaan mengenai Storytelling Advertising...................................................... 19

Tabel 6. Pertanyaan mengenai Brand Attitude .................................................................... 20

Tabel 7. Ketertarikan Respoden dengan Iklan Molto Ultra yang

Menggunakan Konsep Kartun (Animation Endorser) dan

Iklan Bercerita (Storytelling Advertising) ............................................................. 23 29

Tabel 8. Konsep Animation Endorser dan Storytelling Advertising

pada Iklan Molto Ultra Merupakan Faktor Utama

Responden dalam Memilih Molto Ultra ................................................................ 25

Tabel 9. Kepercayaan Responden terhadap Produk Molto Ultra ........................................ 26

Tabel 10. Remaja dan Ibu-ibu yang Sering Membeli Produk Molto

Ultra ....................................................................................................................... 26

Tabel 11. Kepuasan Responden terhadap Produk Molto Ultra ............................................. 27

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 1. Prosentase Responden Berdasarkan Usia ........................................................... 21

Diagram 2. Prosentase Responden Berdasarkan Status ......................................................... 22

Diagram 3. Prosentase Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................................... 22

Diagram 4. Prosentase Responden Berdasarkan Pengeluaran Remaja Per Bulan ................. 22

Diagram 5. Prosentase Responden Berdasarkan Pengeluaran Ibu-ibu Per Bulan ................. 23

Page 13: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini, perusahaan-perusahaan produksi dituntut untuk selalu memiliki cara terbaik

guna merebut dan mempertahankan pangsa pasar. Berbagai macam usaha dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan untuk mempromosikan produknya dengan banyak cara, salah satunya

dengan membuat iklan. Sebuah iklan diciptakan untuk dapat menggiring pola pikir dan atau

tindakan-tindakan yang diharapkan oleh pembuat iklan (Hagijanto, 2000).

Iklan tidak dapat terlepas dari media. Televisi merupakan media komunikasi dan hiburan

bagi semua kalangan masyarakat. Oleh karena itu televisi dianggap sebagai media iklan yang

efektif untuk menyampaikan pesan iklan. Kelebihan iklan televisi memungkinkan

diterimanya tiga kekuatan generator makna sekaligus, yakni narasi, suara, dan visual.

Ketiganya bertindak membentuk sebuah sistem pertandaan yang bekerja untuk

mempengaruhi penontonnya (Burton, 2007).

Penyampaian iklan di televisi pada umumnya menggunakan bintang iklan (celebrity

endorser) yang berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk, yang akan

mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang menunjukkan pada produk yang

didukungnya (Shimp, 2003). Peranan endorser dalam komunikasi merek sangatlah penting.

Lantaran menunjukkan hasil positif, kebutuhan endorser pun semakin berkembang dalam

bentuknya sekarang ini. Kebanyakan pemilik merek merangkul para endorser dari orang yang

sudah terkenal untuk mendapatkan perhatian publik yang lebih banyak. Namun seiring

dengan berkembangnya teknologi, banyak upaya yang dilakukan perusahaan agar penonton

tidak jenuh dengan iklan yang ditampilkan. Menggunakan celebrity endorser dianggap sudah

biasa. Apalagi jika celebrity tersebut sedang mengalami masa turun pamor karena tindak

kriminal ataupun permasalahan serius. Contoh kasus yang nyata adalah ketika Ariel dan Luna

Page 14: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

2

Maya yang pada waktu itu menjadi endorser produk Lux, dan kemudian muncul berita

mengenai kasus video porno yang dialami oleh mereka. Hal tersebut berdampak pada

lemahnya kepercayaan masyarakat akan sabun Lux sebagai citra sabun pembersih wanita

yang cerdas dan cantik (Purba, 2012).

Respon paling kritis dari seorang konsumen adalah rasa tidak suka atau persepsi negatif

terhadap selebriti. Umumnya ini terjadi ketika konsumen berpendapat bahwa selebriti berkata

tidak jujur atau membohongi, sehingga konsumen kurang menerima apa yang selebriti

katakan (Yulistiyono & Suryandari, 2003). Oleh karena itu penonton membutuhkan

penampilan iklan yang lain dari biasanya, yang pastinya menarik, tidak membuat jenuh,

menimbulkan rasa ingin selalu menonton iklan tersebut, dan selalu menanti-nanti munculnya

iklan tersebut di televisi.

Saat ini promosi produk Molto Ultra menggunakan endorser animasi berupa kartun yang

mengandung cerita bersambung. McCloud (dalam Soeherman, 2007:1) kartun adalah

penyederhanaan dari suatu objek secara visual atau dalam bentuk ilustrasi. Karakter kartun

sendiri merupakan sebuah sketsa gambar yang dituangkan dalam sebuah komputer. Dengan

didukung endorser berupa animasi kartun dan disajikan dengan teknik cerita bersambung,

pastinya perusahaan bertujuan agar penonton merasa tertarik ketika melihat iklan Molto Ultra

Dunia Kain tersebut dan selalu menantikan kelanjutan ceritanya.

Tidak seperti iklan televisi pada umumnya, Molto menawarkan konsep kreatif iklan

yang berbeda. Untuk pertama kalinya, Molto menyajikan iklan bertemakan kartun dengan

konsep cerita bersambung yang disajikan seperti sebuah dongeng pada suatu Negeri Kain.

Dijelaskan Senior Brand Manager Molto Ultra, Veronica Utami bahwa Negeri Kain adalah

pendekatan imajiner dengan mempersonifikasikan pakaian sebagai makhluk hidup.

Sementara Molto Ultra adalah produk yang digunakan oleh berbagai jenis pakaian untuk

Page 15: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

3

tetap menjaga bentuk, warna, dan kesegaran, sehingga selalu tampil menarik (Gaya Baru

Kampanye Merek-merek Unilever http://marketingoke.blogspot.com ) .

Tema kartun merupakan pilihan yang bisa dibilang berani, apalagi cerita iklan

dibungkus bagai sebuah dongeng, sedangkan animasi biasanya ditujukan bagi anak-anak dan

remaja. Remaja merupakan masa transisi anak-anak ke dewasa pada rentang usia 12-22 tahun

(Nisfiannoor dan Kartika, 2004) yang dianggap masih segar dalam menerima informasi. Pada

umumnya mereka lebih menyukai hal-hal baru yang bersifat mengikuti perkembangan zaman

dan teknologi. Hal tersebut masih dapat diasumsikan sebagai alasan Molto Ultra

mengeluarkan iklan yang menggunakan endorser berupa animasi kartun dengan didukung

konsep storytelling advertising. Sedangkan iklan tersebut mungkin dianggap kurang tepat

jika ditujukan untuk ibu-ibu, karena pada umumnya kartun identik dengan anak-anak atau

remaja. Namun pada kenyataanya, pada daftar Top Brand Award 2012, Molto merupakan

merek yang menempati posisi pertama pada kategori produk rumah tangga sebagai pewangi

dan pelembut pakaian (http://bisniskeuangan.kompas.com , Selasa 8 Februari 2012). Hal

tersebut yang mungkin mendukung pihak Molto Ultra untuk tetap melanjutkan iklannya yang

sedemikian rupa.

Pada umumnya penelitian mengenai endorser hanyalah sebatas pada celebrity endorser,

padahal sebenarnya endorser terbagi ke dalam dua tipe, yaitu celebrity endorser dan typical

person-endorser (Shimp 2003: 460). Seperti penelitian yang menunjukkan bahwa kredibilitas

celebrity endorser dan daya tarik iklan berpengaruh positif terhadap brand awareness dan

berimplikasi terhadap brand attitude sabun mandi padat Lifebuoy (Mugiono, 2012).

Seperti yang kita ketahui pula bahwa pada umumnya iklan hanya menayangkan satu inti

cerita pada setiap penayangan, kemudian inti cerita tersebut berubah ketika muncul iklan

baru. Kini mulai banyak iklan yang menggunakan sistem storytelling advertising dalam

Page 16: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

4

memikat perhatian konsumen, seperti iklan Paddlepop, Cococrunch, dan Pond’s Flawless

White Beauty yang berupa iklan bersambung. Salah satu penelitian megenai storytelling

advertising adalah yang dilakukan oleh Wells (2000:358) yang menyatakan bahwa dalam

pembuatan iklan di televisi, perusahaan harus memperhatikan rangkaian adegan (video),

perpaduan suara, musik dan efek suara (audio), kesesuaian model (talent), penjelasan

keunggulan produk (props), kesesuaian lokasi (setting), pencahayaan (lighting) dan

kecepatan tayang (pacing).

Pada penelitian ini, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian lebih lanjut

tentang endorser, namun kali ini penulis tertarik untuk meneliti endorser yang berupa animasi

pada iklan Molto Ultra. Selain itu, hal yang dianggap menarik dan ingin untuk diteliti oleh

penulis adalah mengenai konsep storytelling advertising pada iklan Molto Ultra. Efektivitas

kedua konsep tersebut nantinya akan dibuktikan dengan meneliti brand attitude para remaja

dan ibu-ibu terhadap produk Molto Ultra.

Persoalan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diuraikan persoalan penelitian sebagai

berikut :

1. Apakah konsep animation endorser dan storytelling advertising pada iklan Molto

Ultra efektif dalam menarik perhatian remaja dan ibu-ibu?

2. Apakah konsep animation endorser dan storytelling advertising merupakan faktor

utama yang membuat remaja dan ibu-ibu memilih Molto Ultra sebagai produk

pengharum dan pelembut pakaian?

3. Seperti apa brand attitude remaja dan ibu-ibu terhadap produk Molto Ultra?

4. Apakah terdapat perbedaan antara remaja dan ibu-ibu dalam menyikapi iklan Molto

Ultra yang berkonsep animation endorser dan storytelling advertising?

Page 17: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

5

Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui efektifitas konsep animation endorser dan storytelling advertising pada

iklan Molto Ultra dalam menarik perhatian remaja dan ibu-ibu.

2. Mengetahui faktor utama yang membuat remaja dan ibu-ibu memilih Molto Ultra

sebagai produk pengharum dan pelembut pakaian.

3. Mengetahui brand attitude remaja dan ibu-ibu terhadap produk Molto Ultra.

4. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara remaja dan ibu-ibu dalam menyikapi

iklan Molto Ultra yang berkonsep animation endorser dan storytelling advertising.

TINJAUAN PUSTAKA

Iklan

Iklan yang menarik adalah iklan yang mempunyai daya tarik, yaitu memiliki

kemampuan untuk menarik perhatian pasar (audience) sasaran. Daya tarik iklan atau power

of impression dari suatu iklan adalah seberapa besar iklan mampu memukau atau menarik

perhatian pemirsanya (Indriarto, 2006). Inti dari periklanan adalah untuk memasukkan

sesuatu ke dalam pikiran konsumen, mengubah persepsi konsumen, dan mendorong

konsumen untuk bertindak (Kotler, 2003). Jadi, Periklanan dimaksudkan untuk menanamkan

kesadaran akan suatu merek (brand awareness), dan mendorong konsumen untuk melakukan

tindakan (brand attitude) berupa aktivitas pembelian.

Iklan bisa didefinisikan sebagai bentuk komunikasi nonpersonal yang menjual pesan-

pesan persuasif dari sponsor yang jelas untuk mempengaruhi orang membeli produk dengan

membayar sejumlah biaya untuk media (Kriyantono, 2008). Oleh sebab itu penyajian iklan

hendaknya benar-benar memperhatikan karakteristik konsumen dan dibuat semenarik

mungkin agar pesan iklan dapat tersampaikan dengan baik.

Page 18: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

6

Pesan-pesan yang akan disampaikan dapat disajikan dalam gaya penyampaian iklan

berbeda-beda yaitu dengan menampilkan : cuplikan kehidupan individu atau kelompok, gaya

hidup individu, fantasi tentang produk, suasana hati (mood) atau seputar citra produk, musik

untuk lebih menghidupkan pesan, simbol kehidupan untuk menciptakan karakter yang

mempersonifikasikan produk, memamerkan keahlian dan pengalaman perusahaan dalam

menghasilkan produk, bukti-bukti ilmiah keunggulan produk, bukti kesaksian dari orang-

orang terkenal (Fandy Tjiptono, 2004)

Sebagai sistem pertandaan, maka iklan sekaligus menjadi sebuah bangunan

representasi. Iklan tidak semata-mata merefleksikan realitas tentang manfaat produk yang

ditawarkan, namun seringkali menjadi representasi gagasan yang terpendam di balik

penciptanya. Persoalan representasi ini yang kemudian lebih menarik, karena di dalam iklan

sebuah makna sosiokultural dikonstruksi (Burton, 2007).

Berdasarkan teori para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa iklan merupakan

suatu cara produsen untuk mempromosikan produk atau jasanya melalui berbagai macam

media dan cara penyampaian yang bervariatif, dengan tujuan untuk memikat perhatian

konsumen yang pada akhirnya berdampak pada sikap konsumen terhadap produk tersebut

dan biasanya diikuti oleh keputusan pembelian.

Endorser

Penggunaan narasumber (source) sebagai figur penarik perhatian dalam iklan

merupakan salah satu cara kreatif untuk menyampaikan pesan (Kotler dan Keller, 2008).

Pesan yang disampaikan oleh nara sumber yang menarik akan lebih mudah dalam menarik

perhatian konsumen.

Page 19: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

7

Shimp (2003) membagi endorser ke dalam dua tipe, yaitu celebrity endorser dan

typical person-endorser. Typical-person endorser dapat lebih diakrabi oleh konsumen karena

mereka merasa memiliki kesamaan konsep diri yang aktual (actual-self concept), nilai-nilai

yang dianut, kepribadian, gaya hidup (life styles), karakter demografis dan sebagainya.

Tugas utama para endorser ini adalah untuk menciptakan asosiasi yang baik antara

endorser dengan produk yang diiklankan sehingga timbul sikap yang positif dalam diri

konsumen, sehingga iklan dapat menciptakan citra yang baik pula di mata konsumen. Namun

dalam membuat iklan tidak harus menggunan celebrity endorser, karena celebrity endorser

hanya membantu menyampaikan pesan secara marjinal. Dan tidak semua iklan yang

menggunakan famous endorser adalah efektif bagi kesuksesan suatu iklan (Dan Hill D. V. ,

2010:163) .

Silvera dan Austad (2003) menjelaskan tentang pendapat konsumen mengenai

kesukaan endorser produk yang didukung dan mengembangkan model tentang karakteristik

endorser dengan hubungannya dalam memprediksi sikap konsumen terhadap produk yang

didukung.

Berdasarkan teori para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa endorser adalah

narasumber yang menjadi model untuk menyampaikan pesan atas suatu produk, dan pastinya

harus memiliki karakteristik tersendiri dalam penyampaian pesan agar pesan dapat direkam

dengan baik oleh konsumen.

Storytelling Advertising

Iklan dengan pendekatan storytelling adalah iklan yang penyampaian produknya

dengan menggunakan tutur cerita. Kebanyakan iklan seperti ini sering bersambung setiap

episodenya. Iklan dengan pendekatan storytelling umumnya lebih disukai oleh penonton

Page 20: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

8

karena tidak hanya menawarkan produk, iklan ini juga menarik seperti menceritakan sesuatu.

Dengan kata lain, iklan dengan pendekatan storytelling hampir sama seperti film pendek

hanya saja tujuan utamanya berbeda (Brandon Whalen, 2011).

Iklan bersambung adalah bentuk khusus dari gaya periklanan di mana karakternya

dijaga secara konstan dan diasosiasikan dengan merek. Pada jenis iklan ini, satu iklan dengan

iklan lain dibuat secara bersambung dan jalinan cerita yang saling terkait. Hal yang

membedakan iklan bersambung dengan iklan yang tidak bersambung adalah bahwa kunci

dari iklan ini adalah kontinuitas. Hal penting adalah iklan baru memiliki hubungan berarti

dengan iklan sebelumnya, ini dihubungkan ke ingatan yang telah ada (Sutherland, 2004:288).

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa storytelling advertising adalah

suatu teknik penyampaian pesan iklan menggunakan cara bercerita. Yang dimaksud bercerita

adalah bahwa iklan tersebut menggunakan sistem tutur cerita berupa audio maupun visual

untuk menceritakan merek tersebut sehingga membentuk hubungan emosional dengan

konsumen, dengan salah satu caranya adalah menggunakan sistem cerita bersambung yang

saling terkait antara iklan satu dengan iklan selanjutnya.

Sikap Terhadap Merek (Brand Atitude)

Sikap (attitude) adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk

menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan

atau dinamis terhadap perilaku (Gordon Allport dalam Nugroho J. Setiadi, 2003; 214).

Sikap positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan

pembelian terhadap merek tersebut, sebaliknya jika negatif akan menghalangi konsumen

tersebut untuk melakukan pembelian (Sutisna, 2002; 98).

Page 21: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

9

Sikap terhadap merek mempresentasikan pengaruh konsumen terhadap suatu merek,

yang dapat mengarah pada tindakan nyata, seperti pilihan terhadap suatu merek (Kurniawati,

2009). Sudah umum dibicarakan, bahwa semakin tertariknya seseorang terhadap suatu merek,

maka semakin kuat keinginan seseorang itu untuk memiliki dan memilih merek tersebut.

Sikap terhadap merek dinilai positif tergantung pada merek tersebut lebih disukai dan

diingat (Till dan Baack, 2005), dan merek tersebut lebih dipilih dibanding dengan merek

pesaing (Hyung Seung Jin, 2004). Chaudhuri (dalam Riyanto 2008) mengatakan bahwa sikap

merek (brand atiitude) adalah evaluasi keseluruhan konsumen terhadap merek, dalam model

ekuitas merek ditemukan bahwa peningkatan pangsa pasar terjadi ketika sikap terhadap

merek makin positif. Sikap terhadap merek sering mempengaruhi apakah konsumen akan

kembali atau tidak.

Sikap terhadap merek ditampilkan sebagai fungsi ganda dari kepercayaan yang

terpenting yang dimiliki konsumen tentang suatu merek (sebagai contoh, tingkatan sejauh

mana sesuatu yang dipikirkan konsumen bahwa suatu merek memiliki beberapa atribut atau

kegunaan di dalamnya) dan juga penilaian evaluative dari kepercayaan itu (maksudnya,

seberapa baik atau buruk atribut atau kegunaan yang dimiliki oleh suatu merek) (Kurniawati,

2009).

Berdasarkan teori di atas dapat diambil kesimpulan bahwa brand attitude adalah

reaksi konsumen dalam menyikapi merek yang mereka temui. Sikap positif atau negatifnya

dapat dinilai dari keinginan yang timbul dari benak konsumen untuk kemudian ingin membeli

produk tersebut atau tidak, dan akan kembali membeli produk tersebut atau tidak.

Page 22: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

10

Endorser dengan Brand Attitude

Kredibilitas endorser menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh responden

untuk mempercayai kebenaran isi pesan yang disampaikan oleh pengiklan. Studi memberi

kesimpulan bahwa semakin besar tingkat penerimaan kredibilitas endorser, semakin besar

kemungkinan receiver menerima iklan (Assael, dalam Kussudyarsana, 2004). Penggunaan

narasumber (source) sebagai figur penarik perhatian dalam iklan merupakan salah satu cara

kreatif untuk menyampaikan pesan (Kotler dan Keller, 2006). Pesan yang disampaikan oleh

narasumber yang menarik akan lebih mudah dalam menarik perhatian konsumen, serta

menimbulkan sikap yang positif maupun negatif terhadap pesan iklan tersebut.

Durianto (2001) dalam Ken Sudarti & Oktoriyanto (2006) menyatakan pengenalan

merek sangat penting untuk mengetahui sampai pada tingkat mana para pembeli cukup

mengetahui ciri-ciri dari merek tertentu. Pengenalan ini menjadikan pengetahuan bagi

konsumen yang dapat membentuk sikap terhadap merek atau meningkatkan keyakinan pada

merek yang bersangkutan. Pembentukan sikap terhadap merek menurut Burke dan Eddel

(1989), Mackenzie,Lutz dan Belch (1986) dalam Yulistianto dan Suryandari (2003)

dipengaruhi secara langsung oleh persepsi mengenai endorser baik yang menggunakan

endorser selebritis maupun yang bukan selebritis. Selain itu persepsi mengenai endorser juga

mempengaruhi pembentukan sikap konsumen sasaran terhadap sikap terhadap iklan.

Sehingga secara tidak langsung persepsi mengenai endorser (sourch oriented thought)

mempengaruhi minat beli konsumen (purchase intention) melalui sikap terhadap merek

(brand attitude) dan sikap terhadap iklan (attitude toward the ad).

Produk Molto Ultra yang membuat kreasi iklan baru bertajuk kartun, dapat memberi

pengaruh positif terhadap sikap konsumen. Hal itu dikarenakan ketertarikan konsumen ketika

Page 23: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

11

melihat iklan dengan endorser berupa kartun tersebut, yang merupakan jenis iklan lain

daripada yang lain.

Penelitian Sebelumnya mengenai Endorser dengan Brand Attitude

1. Bekk, & Matthias (2010) : Pengaruh Kepribadian Endorser terhadap Keterpercayaan

dan Kesukaan terhadap Endorser dan Pengaruhnya terhadap Sikap Positif Konsumen

Hasil penelitian :

Kepribadian endorser berpengaruh positif terhadap keterpercayaan dan kesukaan

terhadap endorser. Sementara itu keterpercayaan dan kesukaan terhadap endorser

berpengaruh terhadap sikap positif konsumen.

2. Hapsari (2008) : Analisis Perbandingan Penggunaan Celebrity Endorser dan Typical-

Person Endorser Iklan Televisi dan Hubungannya dengan Brand Image Produk

Hasil penelitian :

Penggunaan celebrity endorser dan typical-person endorser pada iklan Pond’s dapat

disimpulkan sudah baik. Menurut responden, typical-person endorser kurang popular,

jarang tampil di publik, kurang dapat mempengaruhi responden dalam melakukan

pembelian produk.

3. Wardani (2014) : Analisis Perbandingan Penggunaan Celebrity Endorser dan Typical

Person Endorser dan Hubungannya dengan Brand Image Produk Hand & Body

Lotion Citra

Hasil penelitian:

Tidak terdapat perbedaan di dalam penggunaan celebrity endorser dan typical person

endorser dalam iklan televisi Hand & Body Lotion Citra, karena responden tidak

Page 24: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

12

peduli siapapun pemeran iklannya. Brand image dapat disimpulkan sudah baik karena

merek Hand & Body Lotion Citra sudah dikenal baik.

Storytelling Advertising dengan Brand Attitude

Kreativitas iklan memang merupakan salah satu faktor penentu sikap konsumen.

Konsep iklan yang berupa storytellling advertising yaitu dengan menghadirkan iklan berupa

cerita, dianggap memiliki pengaruh positif terhadap konsumen dalam menyikapinya. Terlebih

pada produk Molto Ultra ini, selain menggunakan konsep cerita yang menceritakan

kehidupan keluarga sehari-hari, iklan Molto Ultra tersebut juga menggunakan konsep iklan

bersambung. Penggunaan sistem iklan bersambung diharapkan akan menarik perhatian

pemirsa untuk selalu menunggu kelanjutan ceritanya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang menggunakan penelitian deskriptif, menurut Sukmadinata

(2006), menjelaskan penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena

buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,

hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.

Berdasarkan latar belakang dan persoalan penelitian, penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif untuk mengetahui efektifitas iklan Molto Ultra yang menggunakan konsep

animation endorser dan storytelling advertising.

Penelitian ini akan menggunakan 2 objek yaitu ibu-ibu dan remaja perempuan yang

merupakan anak-anak kost. Alasan penulis memilih 2 objek tersebut adalah bahwa konsep

animasi pada umumnya lebih disenangi oleh remaja jika dibandingkan dengan ibu-ibu. Selain

itu, penulis bermaksud untuk melihat pengaruh iklan tersebut dari pandangan 2 kelompok

Page 25: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

13

status yang berbeda, serta akan dilihat adakah perbedaan kedua kelompok tersebut dalam

menyikapi iklan Molto Ultra yang menggunakan konsep animation endorser dan storytelling

advertising.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan diteliti (Mustafa, 2009).

Populasi pada penelitian ini adalah remaja yang merupakan anak kost di Salatiga dan ibu-ibu

di Kecamatan Ungaran. Perbedaan kelompok responden ini didasari oleh alasan konsumsi,

dalam artian bahwa remaja membeli produk Molto Ultra untuk dikonsumsi dirinya sendiri,

sedangkan ibu-ibu membeli produk Molto Ultra untuk dikonsumsi oleh seluruh anggota

keluarga.

Sampel adalah bagian yang diamati. Sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih

dari populasi. Keberadaan sampel diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri

dan keberadaan populasi yang sebenarnya. Menurut Malhotra (2010) besarnya sampel

minimum yang digunakan dalam sebuah penelitian iklan televisi adalah sebesar 150

responden. Polit dan Hungler (1993) menyatakan bahwa semakin besar sampel yang

digunakan, semakin baik dan representatif hasil yang diperoleh (dikutip dari Setiadi, 2007).

Berdasarkan kedua teori tersebut, pada penelitian ini akan dilakukan pengambilan sampel

sebanyak 200 ibu-ibu di Kecamatan Ungaran dan 200 remaja perempuan yang merupakan

anak kost di Salatiga.

Teknik pengambilan sampel pada remaja yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling yang menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pengambilan

sampel bukan dilakukan secara acak, namun ditentukan oleh peneliti berdasarkan kriteria-

kriteria. Kriteria remaja dalam penelitian ini adalah wanita berusia 12-25 tahun yang

Page 26: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

14

berstatus belum menikah dan hidup mandiri jauh dari orang tua. Sedangkan kriteria untuk

ibu-ibu adalah wanita yang berstatus sudah menikah dan berkeluarga.

Jenis dan Sumber Data

Sekaran (2003) menyebutkan bahwa data primer adalah data yang dikumpulkan dari

situasi aktual ketika peristiwa terjadi. Data primer merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumber data asli/tanpa melalui media perantara. Untuk

mendapatkan data ini, peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Data

primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner yang disebarkan

pada sampel yang telah ditentukan. Data mentah tersebut kemudian akan diolah oleh peneliti

menggunakan Microsoft Office Excel 2007.

Instrumen Penelitian

Peneliti meggunakan alat pengukur data berupa kuesioner dan responden diminta

memberi tanda (√) pada jawaban yang dipilih. Isi dari kuesioner ini terdiri dari dua bagian :

1. Data demografi responden yang meliputi nama, usia, status, pekerjaan, dan pengeluaran

per bulan.

2. Pertanyaan menyangkut variabel animation endorser, storytelling advertising, dan brand

attitude yang terdiri dari 20 pertanyaan.

Kuesioner berisi pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan tertutup adalah

pertanyaan yang mengharuskan responden untuk menjawab dengan pilihan jawaban yang

telah disediakan. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang tidak diikuti oleh pilihan

jawaban, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dari

responden.

Page 27: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

15

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Sebanyak 200 responden remaja dan 200 responden ibu-ibu akan menjawab kuesioner

yang diberikan. Masing-masing responden menjawab sebanyak 20 pertanyaan yang berkaitan

dengan variabel-variabel dalam persoalan penelitian.

Untuk metode perskalaan, penulis menggunakan skala Guttman dalam melakukan

penghitungan. Menurut Sugiyono (2012:96) skala Guttman digunakan apabila ingin

mendapatkan jawaban yang jelas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pertanyaan atau pernyataan. Pada penelitian ini, pertanyaan mengharuskan responden untuk

menjawab dengan jawaban pasti, yaitu jawaban “ya” atau “tidak”. Dari jawaban pasti

tersebut, penulis akan memberikan nilai 1 untuk jawaban “ya”, dan nilai 0 untuk jawaban

tidak.

Pengolahan data dilakukan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007,

dengan cara menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” pada masing-masing pertanyaan,

yang kemudian akan disajikan dalam bentuk prosentase dari masing-masing pertanyaan.

Pada beberapa pertanyaan mengharuskan responden untuk memberikan pendapat dan

alasan mereka. Untuk jawaban yang mengandung pendapat dan alasan tersebut, penulis akan

merekap jawaban dengan menggunakan turus.

Page 28: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

16

Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang menyatakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang

apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris.

Tabel 1. Definisi Operasional Endorser

Kotler dan Keller, (2006:506) Dan Hill D. V., (2010:163) Shimp, (2003: 460) Kesimpulan

Definisi

Penggunaan narasumber (source)

sebagai figur penarik perhatian

dalam iklan merupakan salah satu

cara kreatif untuk menyampaikan

pesan.

Tidak semua iklan yang

menggunakan famous

endorser adalah efektif bagi

kesuksesan suatu iklan.

Typical-person endorser

dapat lebih diakrabi oleh

konsumen karena mereka

merasa memiliki kesamaan

konsep diri yang aktual

(actual-self concept), nilai-

nilai yang dianut,

kepribadian, gaya hidup

(life styles), karakter

demografis dan sebagainya.

Narasumber yang bukan

merupakan artis terkenal

namun dapat menyampaikan

pesan iklan secara kreatif dan

efektif berupa kesamaan

konsep diri yang actual

dengan manusia, dan dapat

menarik perhatian penonton.

Indikator

Empirik

a. Narasumber yang menarik

perhatian responden

b. Kreatifitas pemilihan

narasumber dalam

mengkomunikasikan pesan

iklan

c. Keahlian mempromosikan

produk

d. Penampilan menarik

a. Narasumber bukan

merupakan bintang terkenal

a. Narasumber memiliki

kesamaan kosep diri

dengan manusisa yang

memerankan kegiatan

hidup sehari-hari

b. Sosok yang

menginspirasi responden

c. Responden mempercayai

pesan yang disampaikan

d. Sosok yang

a. Narasumber bukan

merupakan bintang terkenal

b. Penampilan narasumber

yang menarik perhatian

responden

c. Pesan iklan yang dapat

disampaikan dengan efektif

oleh narasumber

Page 29: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

17

e. Penampilan memberikan nilai

tambah pada produk

mempengaruhi

responden

d. Narasumber memiliki

kesamaan kosep diri

dengan manusia yang

memerankan kegiatan

hidup sehari-hari

e. Sosok narasumber yang

dapat menginspirasi

Tabel 2. Definisi Operasional Storytelling Advertising

Sutherland, (2004:288) Brandon Whalen, (2011) Wells (2000:358) dan

Sutherland (2004:294) Kesimpulan

Definisi

Iklan bersambung adalah bentuk

khusus dari gaya periklanan di

mana karakternya dijaga secara

konstan dan diasosiasikan dengan

merek.

Penyampaian produknya

dengan menggunakan tutur

cerita. Kebanyakan iklan

seperti ini sering bersambung

setiap episodenya. Iklan

dengan pendekatan storytelling

hampir sama seperti film

pendek hanya saja tujuan

utamanya berbeda, yaitu

mempromosikan produk.

Elemen-elemen yang

terdapat dalam iklan

bersambung yaitu video,

audio, talent, props, setting,

dan lighting.

Penyampaian pesan iklan

dalam bentuk cerita

bersambung dengan

menggunakan elemen-elemen

berupa video, audio, talent,

props, setting, dan lighting.

Indikator

Empirik

a. Keterkaitan iklan dari yang

pertama kali muncul hingga saat

ini

a. Penawaran produk dalam

bentuk cerita yang

diperankan oleh narasumber

b. Narasumber meyampaikan

pesan berupa cerita secara

bersambung seperti film

pendek

c. Kesesuaian cerita dengan

aktivitas kehidupan nyata

a. Komposisi video, audio,

talent, props, setting,

dan lighting yang

menarik.

a. Penyampaian pesan iklan

berupa cerita secara

bersambung seperti film

pendek.

b. Kesesuaian cerita dengan

aktivitas kehidupan nyata

c. Keterkaitan iklan dari yang

pertama kali muncul hingga

Page 30: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

18

d. Jalan cerita yang mudah

dimengerti.

iklan yang terbaru

d. Komposisi video, audio,

talent, props, setting, dan

lighting yang menarik

e. Jalan cerita yang mudah

dimengerti

Tabel 3. Definisi Operasional Brand Attitude

Kurniawati, (2009) Sutisna, (2002:98) Kurniawati, 2009 Kesimpulan

Definisi

Sikap terhadap merek ditampilkan

sebagai fungsi ganda dari

kepercayaan yang terpenting yang

dimiliki konsumen tentang suatu

merek dan juga penilaian

evaluative dari kepercayaan itu.

Sikap positif terhadap merek

tertentu akan memungkinkan

konsumen melakukan

pembelian terhadap merek

tersebut, sebaliknya jika

negatif akan menghalangi

konsumen tersebut untuk

melakukan pembelian.

Sikap terhadap merek

mempresentasikan

pengaruh konsumen

terhadap suatu merek, yang

dapat mengarah pada

tindakan nyata, seperti

pilihan terhadap suatu

merek

Sikap konsumen terhadap

suatu merek yang berkaitan

dengan tingkat kepercayaan,

sehingga berpengaruh dalam

melakukan pilihan yang akan

diikuti oleh daya beli.

Indikator

Empirik

a. Memilih merek tersebut

dibanding merek lain

a. Ketertarikan responden

untuk melakukan pembelian

terhadap merek tersebut

a. Kepercayaan terhadap

merek tersebut

b. Responden melakukan

repurchase terhadap

merek tersebut.

a. Kepercayaan terhadap

merek tersebut

b. Memilih merek tersebut

dibanding merek lain

c. Ketertarikan responden

untuk melakukan

pembelian terhadap merek

tersebut

d. Responden melakukan

repurchase.

Page 31: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

19

Berdasarkan defiisi operasional di atas, telah didapatkan indikator empirik yang

kemudian menjadi landasan untuk membuat pertanyaan sebagai berikut :

Tabel 4. Pertanyaan mengenai Animation Endorser

Variabel Indikator Empirik Pertanyaan

Animation

Endorser

a. Narasumber bukan

merupakan bintang

terkenal

b. Penampilan narasumber

yang menarik perhatian

responden

c. Pesan iklan yang dapat

disampaikan dengan

efektif oleh narasumber

d. Narasumber memiliki

kesamaan kosep diri

dengan manusia yang

memerankan kegiatan

hidup sehari-hari

e. Sosok narasumber yang

dapat menginspirasi

a. Apakah karakter yang diperankan berupa

animasi kartun dapat menarik perhatian

responden?

b. Apakah karakter yang diperankan berupa

animasi kartun dapat menyampaikan

pesan iklan dengan baik?

c. Apakah karakter yang diperankan berupa

animasi kartun dapat mempromosikan

produk dengan baik?

d. Apakah karakter yang diperankan berupa

animasi kartun berpenampilan menarik?

e. Apakah model iklan yang berupa animasi

kartun dianggap baik oleh responden?

f. Apakah karakter kartun yang

memerankan kehidupan sehari-hari

dianggap menarik oleh responden?

g. Apakah karakter kartun dalam iklan

tersebut dapat menginspirasi responden?

h. Apakah responden mempercayai pesan

yang disampaikan oleh karakter kartun

pada iklan tersebut?

i. Apakah responden benar-benar

terpengaruh oleh sosok yang diperankan

oleh animasi kartun tersebut?

Tabel 5. Pertanyaan mengenai Storytelling Advertising

Variabel Indikator Empirik Pertanyaan

Storytelling

Advertising

a. Penyampaian pesan iklan

berupa cerita secara

bersambung seperti film

pendek.

b. Kesesuaian cerita dengan

aktivitas kehidupan nyata

c. Keterkaitan iklan dari

a. Apakah iklan Molto Ultra mengandung

cerita yang berkaitan tiap episodenya?

b. Apakah iklan yang mengandung cerita

tersebut dapat menarik perhatian

responden?

c. Apakah cerita bersambung yang

terkandung dalam iklan tersebut dapat

Page 32: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

20

yang pertama kali muncul

hingga iklan yang terbaru

d. Komposisi video, audio,

talent, props, setting, dan

lighting yang menarik

e. Jalan cerita yang mudah

dimengerti

terlihat menarik seperti film pendek?

d. Apakah cerita yang terkandung dalam

iklan tersebut sesuai dengan aktivitas

kehidupan nyata sehari-hari?

e. Apakah responden benar-benar mengerti

jalan cerita iklan tersebut?

f. Apakah komposisi video, audio, talent,

props, setting, dan lighting dianggap

dapat memikat perhatian responden?

Tabel 6. Pertanyaan mengenai Sikap Terhadap Merek (Brand Attitude)

Variabel Indikator Empirik Pertanyaan

Brand

Attitude

a. Kepercayaan terhadap

merek tersebut

b. Memilih merek tersebut

dibanding merek lain

c. Ketertarikan responden

untuk melakukan

pembelian terhadap

merek tersebut

d. Responden melakukan

repurchase terhadap

merek tersebut.

a. Apakah responden akan memilih Molto

Ultra dibanding produk pewangi dan

pelembut pakaian merek lain?

b. Apakah responden tertarik untuk

melakukan pembelian terhadap merek

tersebut?

c. Apakah responden percaya terhadap

merek tersebut?

d. Apakah responden melakukan

pembelian ulang untuk produk merek

tersebut?

HASIL DAN BAHASAN

Dalam bab ini dikemukakan analisis dan bahasan dari hasil penelitian yang dilakukan

penulis. Penelitian dilakukan melalui dua tahap yaitu: tahap pretest dan penelitian aktual.

Adapun tujuan dari analisis dan bahasan dalam bab ini adalah untuk menjawab persoalan

penelitian.

Pada tahap pretest, penulis membagikan 30 kuesioner kepada dua kelompok yaitu 15

kuesioner untuk remaja dan 15 kuesioner untuk ibu-ibu. Pada penelitian aktual, peneliti

membagikan 370 kuesioner tambahan, yaitu 185 kuesioner untuk remaja dan 185 kuesioner

Page 33: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

21

50%

18%

17%

11% 4%16-25

26-35

36-45

46-55

56-65

untuk ibu-ibu. Penelitian aktual dilakukan dari tanggal 3 Oktober 2014 s/d 15 Oktober 2014.

Peneliti membagikan kuesioner kepada 185 remaja perempuan yang terdiri dari pelajar dan

mahasiswa. Kuesioner tersebut dibagikan dengan cara mendatangi 7 kost putri di area

Salatiga selama kurang lebih 3 hari. Sedangkan untuk 185 kuesioner yang dibagikan kepada

ibu-ibu, peneliti mendatangi perkumpulan PKK di 3 RT di Perumnas Mapagan Ungaran,

karena bertepatan dengan jadwal perkumpulan PKK yang dilakukan rutin pada tanggal 6 tiap

bulannya. Selain mendatangi perkumpulan PKK, penulis juga mendatangi perkumpulan rutin

paguyuban Wanita Katolik di lingkungan Perumnas Mapagan Ungaran yang dilaksanakan

pada tanggal 12 Oktober 2014. Penulis juga membagikan kuesioner pada ibu-ibu tim paduan

suara wanita, dan ibu-ibu tim perangkai bunga altar Gereja Katolik Kristus Raja Ungaran.

Profil Responden

Deskripsi dari karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia, status,

pekerjaan, dan pengeluaran per bulan yang terdiri dari total 400 responden.

Berdasarkan usia responden, sebesar 4% responden berusia 56-65 tahun, 11%

responden berusia 46-55 tahun, 17% responden berusia 36-45 tahun, 18% responden berusia

26-35 tahun, dan prosentase terbesar adalah pada usia 16-25 tahun yaitu sebesar 50%.

Diagram 1.

Prosentase Responden Berdasarkan Usia

Diagram berikut ini menunjukkan keseimbangan prosentase status responden yang

terdiri dari 50% responden belum berkeluarga dan 50% responden sudah berkeluarga.

Page 34: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

22

50%50% Belum berkeluarga

Sudah berkeluarga

50%

10%

17%

12%

4% 7% mahasiswa

pengajar

ibu rumah tangga

karyawan swasta

wiraswasta

PNS

4%

42%54%

< 500.000

500.000 - 1.000.00

> 1.000.000

Diagram 2.

Prosentase Responden Berdasarkan Status

Adapun prosentase karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada

diagram di bawah ini. Mahasiswa merupakan prosentase terbesar yaitu 50%, ibu rumah

tangga 17%, karyawan swasta 12%, pengajar 10%, PNS 7%, dan wiraswasta sebesar 4%.

Diagram 3.

Prosentase Responden Berdasarkan Pekerjaan

Kedua diagram di bawah ini menunjukkan bahwa sebesar 54% remaja mengeluarkan

uang sebanyak lebih dari 1.000.000 per bulannya, 42% berpengeluaran antara 500.000 –

1.000.000 per bulan, dan hanya 4% yang pengeluaran per bulannya kurang dari 500.000.

Dapat dilihat pula bahwa sebesar 65% ibu-ibu berpengeluaran lebih dari 2.000.000 dan 35%

yang pengeluaran per bulannya antara 1.000.000 – 2.000.000.

Diagram 4.

Prosentase Responden Berdasarkan Pengeluaran Remaja Per Bulan

Page 35: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

23

35%

65%

1.000.000 - 2.000.000

> 2.000.000

Diagram 5.

Prosentase Responden Berdasarkan Pengeluaran Ibu-ibu Per Bulan

Hasil Analisis Data

Sebanyak 20 pertanyaan telah dijawab oleh 200 remaja dan 200 ibu-ibu yang masing-

masing pertanyaan telah dihitung prosentasenya sedemikian rupa. Berikut ini hal-hal menarik

yang dapat dilihat dari jawaban para responden.

1. Ketertarikan Respoden dengan Iklan Molto Ultra yang Menggunakan Konsep Kartun

Sebagai Penyampai Pesan Iklan (Animation Endorser) dan Mengandung Cerita

(Storytelling Advertising) tentang Dunia Kain

Tabel 7.

Ketertarikan Respoden dengan Iklan Molto Ultra yang Menggunakan Konsep Kartun

(Animation Endorser) dan Iklan Bercerita (Storytelling Advertising)

Dilihat dari kriteria yang terdiri atas remaja dan ibu-ibu, sebesar 91% remaja dan

92,50% ibu-ibu menyatakan tertarik dengan iklan Molto Ultra yang menggunakan kartun

sebagai penyampai pesan iklan. Responden menilai bahwa Animasi kartun pada iklan

Molto Ultra dapat menyampaikan pesan dan mempromosikan produk dengan baik.

Kategori

Animation

Endorser

Storytelling

Advertising

Ya Tidak Ya Tidak

Remaja (belum berkeluarga) 91,00 9,00 74,00 26,00

Ibu-ibu (sudah berkeluarga) 92,50 7,50 81,00 19,00

Page 36: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

24

Animasi kartun pada iklan Molto Ultra juga dinilai berpenampilan menarik oleh

responden.

Meurut Kotler dan Keller (2008) penggunaan narasumber (source) sebagai figur

penarik perhatian dalam iklan merupakan salah satu cara kreatif untuk menyampaikan

pesan. Pesan yang disampaikan oleh narasumber yang menarik akan lebih mudah dalam

menarik perhatian konsumen. Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa cara Molto Ultra

yang menggunakan konsep animation enorser dalam menyampaikan pesan iklan dapat

dikatakan berhasil dalam menarik perhatian konsumen.

Konsep iklan Molto Ultra yang mengandung cerita tentang dunia kain ternyata

berhasil menarik perhatian responden, terbukti dengan prosentase jawaban sebesar 74

% oleh remaja dan 81% oleh ibu-ibu yang menyatakan tertarik dengan konsep

storytelling pada iklan Molto Ultra.

Responden yang tergolong pada kategori ibu-ibu menganggap bahwa konsep cerita

pada iklan Molto Ultra sesuai dengan aktivitas kehidupan sehari-hari. Sedangkan para

remaja lebih menyoroti tentang konsep iklan Molto Ultra yang berkaitan tiap episodenya.

Konsep cerita dalam iklan yang disajikan seperti film pendek dengan video, audio,

talent, props, setting, dan lighting yang bagus membuat jalan cerita mudah dimengerti.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penonton tertarik dengan konsep

storytelling dalam penyampaian pesan iklan Molto Ultra, hal tersebut sesuai dengan

pendapat Brandon Whalen (2011) yang menyatakan bahwa iklan dengan pendekatan

storytelling umumnya lebih disukai oleh penonton karena tidak hanya menawarkan

produk, iklan ini juga menarik seperti menceritakan sesuatu.

2. Konsep Iklan yang Menggunakan Animasi Kartun (Animation Endorser) dan Iklan

Bercerita (Storytelling Advertising) pada Iklan Molto Ultra Merupakan Faktor Utama

Page 37: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

25

Responden dalam Memilih Molto Ultra Sebagai Merek Pengharum dan Pelembut

Pakaian

Tabel 8.

Konsep Animation Endorser dan Storytelling Advertising pada Iklan Molto Ultra

Merupakan Faktor Utama Responden dalam Memilih Molto Ultra

Kategori

Animation

Endorser

Storytelling

Advertising

Ya Tidak Ya Tidak

Remaja (belum berkeluarga) 40,50 59,50 46,50 53,50

Ibu-ibu (sudah berkeluarga) 36,50 63,50 42,50 57,50

Tabel di atas, menunjukkan bahwa 59,50% remaja dan 63,50% ibu-ibu menyatakan

iklan Molto Ultra yang berupa animasi tidak mempengaruhi mereka dalam memilih

merek pengharum dan pelembut pakaian.

Alasan remaja menjawab tidak adalah karena mereka sudah terbiasa menggunakan

produk Molto Ultra, bahkan turun temurun dari ibu mereka, jadi bukan karena pengaruh

menonton iklan Molto Ultra di televisi. Hal tersebut juga merupakan alasan ibu-ibu, yaitu

bahwa Molto Ultra adalah produk yang sudah dipakai sejak dulu sebelum adanya iklan

Molto Ulra yang berkonsep animasi. Hal menarik lainnya dari alasan ibu-ibu yang

menjawab tidak adalah karena iklan Molto Ultra dianggap tidak masuk akal, seperti

ketika wangi tersebut dapat tercium dan ditebak wanginya dari jarak jauh oleh para tokoh

kartun dalam iklan.

Iklan Molto Ultra dengan konsep storytelling tidak mempengaruhi responden

dalam memilih Molto Ultra sebagai produk pengharum dan pelembut pakaian. Hal

tersebut dapat dibuktikan dengan melihat hasil prosentase jawaban yang menunjukkan

sebanyak 53,50% remaja dan 57,50% ibu-ibu menjawab tidak terpengaruh.

Page 38: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

26

Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa iklan Molto Ultra dengan konsep

animation endorser dan storytellig advertising bukan merupakan faktor utama konsumen

dalam memilih produk Molto Ultra.

3. Brand Attitude Responden terhadap Produk Molto Ultra

Tabel 9.

Kepercayaan Responden terhadap Produk Molto Ultra

Kategori Ya Tidak

Remaja (belum berkeluarga) 67,50 32,50

Ibu-ibu (sudah berkeluarga) 78,50 21,50

Tabel di atas merupakan tabel kepercayaan responden terhadap produk Molto

Ultra. Sebanyak 67,50% remaja menyatakan percaya terhadap produk Molto Ultra, dan

prosentase kepercayaan ibu-ibu terlihat lebih besar yaitu 78,50%. Kepercayaan

responden terhadap produk Molto Ultra diikuti oleh ketertarikan mereka untuk membeli

produk Molto Ultra.

Hal yang menarik adalah bahwa remaja yang percaya dan tertarik untuk membeli

produk Molto Ultra ternyata tidak sering membeli produk Molto Ultra. Pembuktiannya

dapat dilihat pada tabel berikut yang menunjukkan bahwa sebesar 51% remaja

menyatakan tidak sering membeli produk Molto Ultra. Hampir seluruh remaja dalam

pnelitian ini adalah anak kost, jadi alasan mereka tidak terlalu sering membeli produk

Molto Ultra adalah karena mereka lebih sering mencuci pakaian di tempat laundry.

Tabel 10.

Remaja dan Ibu-ibu yang Sering Membeli Produk Molto Ultra

Kategori Ya Tidak

Remaja (belum berkeluarga) 49,00 51,00

Ibu-ibu (sudah berkeluarga) 60,50 39,50

Page 39: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

27

Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa sebesar 60,50% ibu-ibu menyatakan

sering membeli produk Molto Ultra. Salah satu alasannya adalah bahwa ibu-ibu memang

sudah sejak dahulu terbiasa menggunakan produk Molto Ultra.

Dilihat dari kepuasan responden terhadap produk Molto Ultra, tabel berikut ini

menunjukkan sebesar 67% remaja dan 70,50% ibu-ibu mengaku puas. Responden yang

mengaku puas memiliki alasan bahwa produk Molto Ultra sejak dulu sampai sekarang

memang sudah dapat dipercaya untuk mengharumkan dan melembutkan pakaian.

Tabel 11.

Kepuasan Responden terhadap Produk Molto Ultra

Kategori Ya Tidak

Remaja (belum berkeluarga) 67,00 33,00

Ibu-ibu (sudah berkeluarga) 70,50 29,50

Berdasarkan hasil penelitian mengenai brand attitude tersebut dapat disimpulkan

bahwa konsumen percaya, melakuan pembelian, dan merasa puas dengan produk Molto

Ultra. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutisna (2002) yang menyatakan bahwa sikap

positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian

terhadap merek tersebut.

KESIMPULAN

Pembahasan ini akan memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan

dan merupakan jawaban dari persoalan penelitian. Selanjutnya kesimpulan yang ada akan

menjadi dasar penyusunan implikasi dari penelitian yang dibuat.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang ada, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

1. Iklan Molto Ultra yang berkonsep animation endorser dan storytelling advertising

Page 40: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

28

dapat dikatakan efektif dalam menarik perhatian konsumen yang dalam penelitian ini

lebih mengarah pada remaja dan ibu-ibu.

2. Konsep animation endorser dan storytelling advertising bukan merupakan faktor

utama remaja dan ibu-ibu dalam memilih Molto Ultra sebagai produk pengharum dan

pelembut pakaian.

3. Sikap remaja dan ibu-ibu terhadap produk Molto Ultra ditunjukkan dengan

kepercayaan mereka terhadap produk Molto Ultra, yang kemudian diikuti daya beli

karena mereka merasa puas dengan produk Molto Ultra, dan memilih Molto Ultra

sebagai produk pengharum dan pelembut pakaian dibandingkan dengan merek lain.

4. Tidak terdapat banyak perbedaan antara remaja dan ibu-ibu dalam menyikapi iklan

Molto Ultra yang berkonsep animation endorser dan storytelling advertising.

Perbadaan pertama adalah pernyataan remaja yang menyatakan bahwa cerita dalam

iklan Molto Ultra tidak mencerminkan kehidupan sehari-hari, sedangkan ibu-ibu

setuju bahwa iklan Molto Ultra bercerita sesuai dengan cerminan aktivitas kehidupan

sehari-hari. Perbedaan kedua adalah ketidaksetujuan ibu-ibu bahwa iklan Molto Ultra

merupakan cerita bersambung, sedangkan para remaja mengerti benar bahwa iklan

Molto Ultra merupakan cerita bersambung. Perbedaan ketiga adalah bahwa ibu-ibu

lebih sering membeli produk Molto Ultra, sedangkan remaja tidak.

Implikasi Teoritis

Inti dari periklanan adalah untuk memasukkan sesuatu ke dalam pikiran konsumen,

mengubah persepsi konsumen, dan mendorong konsumen untuk bertindak (Kotler, 2003).

Jadi, Periklanan dimaksudkan untuk menanamkan kesadaran akan suatu merek (brand

awareness), dan mendorong konsumen untuk melakukan tindakan (brand attitude) berupa

aktivitas pembelian. Hal menarik pada penelitian ini adalah bahwa iklan ternyata bukan

merupakan faktor utama konsumen dalam memilih dan menggunakan produk (dalam

Page 41: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

29

penelitian ini adalah produk Molto Ultra). Justru yang merupakan faktor utama konsumen

dalam memilih Molto sebagai produk pengharum dan pelembut pakaian adalah faktor

loyalitas konsumen terhadap Molto Ultra. faktor loyalitas tersebut ditunjukkan dengan

pernyataan konsumen yang memilih produk Molto Ultra karena sudah sejak lama

mengkonsumsi produk tersebut, jadi sampai saat ini pun mereka tetap setia mengkonsumsi

Molto Ultra.

Implikasi Terapan

Hingga saat ini masih ada konsumen yang merasa tidak percaya terhadap pesan iklan

yang disampaikan oleh animasi kartun (animation endorser) pada iklan Molto Ultra, padahal

menurut Shimp (2003: 460) typical-person endorser dapat lebih diakrabi oleh konsumen

karena mereka merasa memiliki kesamaan konsep diri yang aktual (actual-self concept),

nilai-nilai yang dianut, kepribadian, gaya hidup (life styles), karakter demografis dan

sebagainya. Berdasar alasan konsumen yang mengatakan bahwa iklan Molto Ultra terlalu

berlebihan dan tidak sesuai dengan kenyataan, ada baiknya jika animation endorser pada

iklan Molto Ultra dibuat lebih natural dan masuk akal dalam menyampaikan pesan iklan. Hal

tersebut diharapkan agar konsumen yang menggunaakan produk Molto Ultra akan

bertambah, karena mereka menilai iklan tersebut lebih masuk akal. Pihak Molto Ultra juga

tidak perlu kawatir karena konsumen yang sudah loyal terhadap Molto Ultra juga akan tetap

setia mengkonsumsi produk Molto Ultra.

DAFTAR PUSTAKA

Burton, Graeme. (2007). Membincangkan Televisi : sebuah pengantar kepada kajian

televisi. Terjemahan Oleh Rehmawati, Laila (2007). Yogjakarta & Bandung.

Jalasutra.

Fandy Tjiptono. 2004. Strategi Pemasaran. edisi 2, Yogyakarta: Andi

Hagijanto, Andrian D. 2000. “Trilogi Iklan Pasta Gigi Pepsodent Sebuah Citraan Konflik

Sebagai Pembangkit Brand Aware Pada Iklan TV”, Nirmana, Vol. 2, No. 2, 73 – 83,

Juli 2000.

Page 42: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

30

Hill D.V, Dan, 2010. The Secrets of Emotionally Effective Advertising. London and

Philadelphia: Kogan Page.

Indriarto, Fidelis. 2006. “Studi Mengenai Faktor Kekhawatiran dalam Proses Penyampaian

Pesan Iklan.” Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol. 5, No. 3, pp.243-268.

Jin, Hyun Seung., (2003). “Compounding Consumer Interest: Effect of Advertising Campaign

Publicity on the Ability to Recall Subsequent Advertisement”. Journal of

Advertising, Vol 32,No 4, Winter.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. edisi keduabelas,

cetakan ketiga. Jakarta: PT. Indeks.

Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran. edisi kesebelas, Jakarta: Indeks kelompok

Gramedia.

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media

Group.

Kurniawati, D. 2009, Studi Tentang Sikap terhadap Merek dan Implikasinya Pada

Minat Beli Ulang Produk Mie Instan Indomie di Semarang. Tesis, Universitas

Diponegoro.

Mugiono, Kharis dan Mudiantono, 2012. “Analisis Pengaruh Kredibilitas Celebrity Endorser

Dan Daya Tarik Iklan Terhadap Brand Awareness Dan Dampaknya Terhadap Brand

Attitude Sabun Mandi Padat Lifebuoy Di Semarang”, Diponegoro Journal Of

Management, Vol 1, No 2, 366-374, 2012.

Mustafa, Hasan. 2009. Metodologi Penelitian, cetakan kesepuluh. Jakarta: Bumi Aksara

Nisfiannoor, M. dan Kartika, Y. 2004. “Hubungan Antara Regulasi Emosi dan Penerimaan

Kelompok Teman Sebaya pada Remaja”. Jurnal Psikologi, Vol. 2, No. 2, 160-177.

Nugroho, Septiyo Aji, 2013. Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan dan Kekuatan

Celebrity Endorser terhadap Brand Awareness dan Dampaknya terhadap

Brand Attitude Handphone Nokia. Skripsi Program Studi S1 Manajemen Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Purba, Evry Jelita, 2012. Pengaruh Celebrity Endorcer Sabun Lux Terhadap Persepsi

Konsumen, Corporate Communication Paramadina Graduate School Program

Pascasarjana Universitas Paramadina.

Riyanto, Makmun 2008. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Iklan dan

Implikasinya terhadap Sikap Merek Studi Kasus pada Iklan Ponds di Kota

Semarang, Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana

Universitas Diponegoro Semarang

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan

Penelitian Pemasaran. cetakan kedua. Jakarta: Prenata Media.

Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran.

edisi ke‐5. Terjemahan: Reyvani Syahrial & Dyah Anikasari, Jakarta: Erlangga.

Page 43: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

31

Silvera, dan Austad. 2003. “Factors Predicting the Effectiveness of Celebrity Endorsement

Advertisement”. European Journal of Marketing, Vol. 38, No. 11/12, pp. 1509-

1526.

Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sutherland M & Alice K. Sylvester. 2004. Advertising and the Mind of Customer, alih bahasa ,

Andreas Haryono & Slamet, cet. 1. Jakarta: PPM.

Sutisna., 2002. Perilaku konsumen. Bandung. Rosda Karya.

Till, D Brian, Daniel.W Baack. 2005. ”Recall and Persuasion, Does Creative Aadvertising

Matter?”. Journal of Advertising, Vol.34 No.3. Fall 2005.

Wells, William, Burnett, John & Moriarty, Sandra. 2003. Advertising Principles and

Practice. New York: Prentice Hall.

Yulistiano, Muhammad, dan Retno Tanding Suryandari. (2003), “Pengukuran Advertising

Response Modelling (ARM) Iklan Televisi dengan Endorser Selebritis dan Non-

Selebritis”. Empirika. Vol 16 no 2.

http://www.gianfagnamarketing.com/blog/2011/12/29/how-to-create-great-advertising-with-

storytelling/. 31 Maret 2013

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/02/08/00152164/Inilah.Pemenang.Top.Brand.A

ward.2012. 31 Maret 2013

http://marketingoke.blogspot.com/2008/09/gaya-baru-kampanye-merek-merek-

unilever_17.html. 26 Februari 2013

http://searchenginewatch.com/article/2238606/Visual-Storytelling-The-Key-Weapon-to-

Content-Marketing. 26 Februari 2013

http://ilmu-kesehatan-masyarakat.blogspot.com/2012/05/kategori-umur.html. 22 Oktober

2014

Page 44: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

32

Lampiran 1

KUESIONER

Nama :

Usia :

Status :

Belum berkeluarga

Sudah berkeluarga

Pekerjaan :

Pengeluaran per bulan :

1. Pernahkah Anda melihat iklan Molto Ultra di televisi, yang menampilkan cerita dalam

Dunia Kain?

Ya

Tidak

ANIMASI KARTUN PADA IKLAN MOLTO ULTRA

2. Apakah Anda tertarik dengan iklan Molto Ultra yang menggunakan animasi kartun

sebagai penyampai pesan iklan?

Ya

Tidak

3. Apakah animasi kartun pada iklan Molto Ultra dapat menyampaikan pesan iklan dengan

baik?

Ya

Tidak

4. Apakah animasi kartun pada iklan Molto Ultra dapat mempromosikan produk dengan

baik?

Ya

Tidak

5. Apakah animasi kartun pada iklan Molto Ultra berpenampilan menarik?

Ya

Tidak

6. Apakah Anda mempercayai pesan yang disampaikan oleh animasi kartun pada iklan

tersebut?

Ya

Karena

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Tidak

Karena

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

7. Apakah animasi kartun pada iklan Molto Ultra benar-benar dapat mempengaruhi Anda

untuk memilih Molto Ultra sebagai merek pengharum dan pelembut pakaian?

Ya

Karena

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Tidak

Page 45: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

33

Karena

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

CERITA PADA IKLAN MOLTO ULTRA

8. Apakah Anda tertarik dengan iklan Molto Ultra yang mengandung cerita tentang dunia

kain?

Ya

Tidak

9. Apakah cerita yang terkandung dalam iklan Molto Ultra sudah mencerminkan aktivitas

kehidupan nyata sehari-hari?

Ya

Tidak

10. Apakah menurut Anda, iklan Molto Ultra mengandung cerita yang berkaitan tiap

episodenya?

Ya

Tidak

11. Apakah cerita bersambung yang terkandung dalam iklan Molto Ultra terlihat menarik

seperti film pendek?

Ya

Tidak

12. Apakah Anda benar-benar dapat mengerti jalan cerita pada iklan Molto Ultra Dunia

Kain?

Ya

Tidak

13. Apakah Anda tertarik dengan komposisi video, audio, talent, props, setting, dan lighting

pada iklan Molto Ultra?

Ya

Tidak

14. Apakah konsep iklan yang mengandung cerita pada iklan Molto Ultra benar-benar dapat

mempengaruhi Anda untuk memilih Molto Ultra sebagai merek pengharum dan pelembut

pakaian?

Ya

Tidak

15. Berdasarkan iklan Molto Ultra Dunia Kain yang menggunakan animasi kartun sebagai

penyampai pesan iklan dan mengandung cerita bersambung, hal apakah yang menurut

Anda menarik?

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

…………

SIKAP KONSUMEN TERHADAP MEREK MOLTO ULTRA

16. Apakah Anda percaya terhadap merek Merek Molto Ultra?

Ya

Tidak

17. Apakah Anda tertarik untuk membeli produk Molto Ultra?

Ya

Tidak

Page 46: EFEKTIFITAS KONSEP ANIMATION ENDORSER STORYTELLING

34

18. Apakah Anda sering membeli produk Molto Ultra berulang-ulang?

Ya

Tidak

19. Apakah Anda puas dengan produk Molto Ultra?

Ya

Tidak

20. Apakah Anda akan memilih Molto Ultra dibanding produk pewangi dan pelembut

pakaian merek lain?

Ya

Karena

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tidak

Karena

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………