efek radiasi pada komponen seluler sistem imunitas tubuh

11
23 24 Okloh~r 200] - ASTUBUH EFEK RADIASI PADA KOMPONEN SELULER SISTEM IMUNf Zllbaidah Alatas Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir -BAT AN ABSTRAK EFEK RADIASI PAD A KOMPONEN SELULER SISTEM IMUNITAS TUBUH. Sistem imunit:os menggaInbarkan kemaI1lpuan tubuh untuk mempertahankan dirinya ttrhadap btrbagai maCaIn pt:ndatang a..,ing y..ng disebut stbagai antigtn, dtngan menggunakan mekanisme kekthalan tuhuh. l-'enetra..,i antigtn ke dalaIll tuhuh mengaktivasi respon imunitas tubuh yang dapat berupa humoral, seluler atau keduanya. Rt'~.,pon imunitas terutaIlla dilakukan oleh duajenis sel yaitu lilnt'osit dan makrofag. Makalah un akan membahas komponen seluler sistem iInunita.., tubuh dan pengaruh racliasi terhadap berbagai jenis sel yang terlibat dalaI1l sisttm tersebut. Selain itu etek racliasi terhadap respon humoral dan respon seluler, strta hubungan antara imunita.-;, kanker dan radioterapi .juga akan diuraikan. ABSTRACT THI~ I~Flfl':CTS ()F I~ADlATION ON THl': Cl'"I,I,UI..AI~ COMPONI~NTS ()F THI': IMMUNl': SYSTEM. The itnlnunt: sy~tem dt:scrihl::sthe body'~ ability to defenc! itself against villiou~ toreign intruders nillned as antigl::ns by calling on an immune mechanism. Antigents penetration into the body activate thl:: body's imlnune system that may be humoral response. cellular respol1Se, or both. The ilnmune respon~1: is prunarily mediated by two cl:lItype..;, lymphocyte and macrophage. This paper will discuss the cellular component of urunune system and the radiation effect...; on variuos cells involvcd in' thl: system. Moreover. the el'fects of rudiati(m on humoral dan l:cllular rl:sponscs and the relation among ilnmunity, cancer and radiotherapy are also described. atau petculda. K~s~llllllhan culligen ini hila digabungkan akal1 m~mbenluk suatu sistem Yal1g dikenal sebagai nonnal transplantation antigens yang m~nyebabkCll1 seseo!-angC).kan menolak suatu jatingan atau orgcul tubuh yatlg lidak sesuai/l:oeok pada proses transplantasi [3]. Antigen pelmukaan paLla sel kal1ker kW.aI1g l~bih b~rbeda dengall antigen p~lmukaal1 pada sel nonnal s~hingga disebut dengan antigen banl. Alltigen balll ini juga spesifik bergatltwlg pada jelus kat1ker tellilama untuk j~nis kanker yang telinduksi oleh Vil"US atau bahan kilrua atau kanker Yatlg leljadi Sel:araspontan. Anligen jenis lairulya adalall tumor-a.\'sociated antigen.\' yang batlyak dijumpai pada berbagai jenis llllnor lermasuk scl nonnal l~tapi tidak ada pada .iclus tmuor t~rtentu. Sebagai l:ontoh adalall carc;.inoembryoni(; antigen (CEA) yang diyakilU telah m~mbawa iltlOlmasi kat.sillOgClUk pada s~seOratlg s~.iak lJeriod~ ~mbrio hanya ckspresinya Yatlg mengalatni penun(laan [2]. Kompon~n genetik, mol~kuler datl selul~r dclfi siswm imllllitas membentuk suatu sil;t~m interctksi yang sculgat kompeks. K~ndali proses p~ngaturculmekani:,;mt: sistem imllllitas tubull adalah ti.~.ngsi dali interaksi ketiga komponen di alas. 1(at.t:na Sail gat luas datl komplt:ksnya sistem ilU, maka tulisatl ini hanya akan membahas komponcn I. PENDAHULUAN Sistem imunitas tUbtUI meillpakan suatu sistem yang SatIgat kompleks dengaIl berbagai mekatllSme dalam usaha mempertalIankatl homeostasis dan kesehataIl tubull. Secat.a nolmal, sistem imUllitas tUbtUI ber111T1i!;si sebagai suatu sistem pe11ahanantUbtUI terhadap berbagai ballan asing seperti mikt.oorganisma patogen dan terhadap sel tubuh yang telah rnengalatni U'ansformasi neoplastik [1]. Imtmitas tubulI dapat berupa bawaan yang sudah acta sejak lahir atau perolehatl yang baru terbentuk setelah tubt1l1 mendapat Seratlgatl bahan asing yang dikenal sebagai aIItigen. Penetrasi antigen akan menstimulasi sintesa aIltibodi yatlg spesitik untuk l11.eugag.glutinasi atau menghancurkan antigen tersebut [2,3]. Antigen adalah setiap bahan yang mempunyai kemaInpUaIl untttk mengawali teIjadinya mekanisme kekebalaIl tubl1l1 (bersifat antigenik), baik berupa baktell, virus, jcunur, pat'asit, jaIlngan asing, maupun beilipa toksin d.lI1 protein asing. Antigen dapal mclsuk ke dalam tubuh Inelalui injeksi, ingesi, iIulalasi, kulit dcu} juga pencangkokkanjatlngan atau orgatl tubuh [3]. Selia!? sel mempunyai antigen spesifik pacta pelmukaarl sel YaIlg tunum dikenal sebagai marker

Upload: lekhanh

Post on 11-Dec-2016

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Efek Radiasi Pada Komponen Seluler Sistem Imunitas Tubuh

23 24 Okloh~r 200]-

ASTUBUHEFEK RADIASI PADA KOMPONEN SELULER SISTEM IMUNf

Zllbaidah AlatasPuslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir -BAT AN

ABSTRAKEFEK RADIASI PAD A KOMPONEN SELULER SISTEM IMUNITAS TUBUH. Sistem imunit:os

menggaInbarkan kemaI1lpuan tubuh untuk mempertahankan dirinya ttrhadap btrbagai maCaIn pt:ndatang a..,ing y..ng

disebut stbagai antigtn, dtngan menggunakan mekanisme kekthalan tuhuh. l-'enetra..,i antigtn ke dalaIll tuhuh

mengaktivasi respon imunitas tubuh yang dapat berupa humoral, seluler atau keduanya. Rt'~.,pon imunitas terutaIlla

dilakukan oleh duajenis sel yaitu lilnt'osit dan makrofag. Makalah un akan membahas komponen seluler sistem iInunita..,

tubuh dan pengaruh racliasi terhadap berbagai jenis sel yang terlibat dalaI1l sisttm tersebut. Selain itu etek racliasi

terhadap respon humoral dan respon seluler, strta hubungan antara imunita.-;, kanker dan radioterapi .juga akan diuraikan.

ABSTRACTTHI~ I~Flfl':CTS ()F I~ADlATION ON THl': Cl'"I,I,UI..AI~ COMPONI~NTS ()F THI': IMMUNl':

SYSTEM. The itnlnunt: sy~tem dt:scrihl::s the body'~ ability to defenc! itself against villiou~ toreign intruders nillned as

antigl::ns by calling on an immune mechanism. Antigents penetration into the body activate thl:: body's imlnune system

that may be humoral response. cellular respol1Se, or both. The ilnmune respon~1: is prunarily mediated by two cl:lItype..;,

lymphocyte and macrophage. This paper will discuss the cellular component of urunune system and the radiation effect...;

on variuos cells involvcd in' thl: system. Moreover. the el'fects of rudiati(m on humoral dan l:cllular rl:sponscs and the

relation among ilnmunity, cancer and radiotherapy are also described.

atau petculda. K~s~llllllhan culligen ini hila

digabungkan akal1 m~mbenluk suatu sistem Yal1g

dikenal sebagai nonnal transplantation antigensyang m~nyebabkCll1 seseo!-ang C).kan menolak suatu

jatingan atau orgcul tubuh yatlg lidak sesuai/l:oeok

pada proses transplantasi [3].Antigen pelmukaan paLla sel kal1ker

kW.aI1g l~bih b~rbeda dengall antigen p~lmukaal1

pada sel nonnal s~hingga disebut dengan antigen

banl. Alltigen balll ini juga spesifik bergatltwlg pada

jelus kat1ker tellilama untuk j~nis kanker yang

telinduksi oleh Vil"US atau bahan kilrua atau kanker

Yatlg leljadi Sel:ara spontan. Anligen jenis lairulya

adalall tumor-a.\'sociated antigen.\' yang batlyakdijumpai pada berbagai jenis llllnor lermasuk scl

nonnal l~tapi tidak ada pada .iclus tmuor t~rtentu.

Sebagai l:ontoh adalall carc;.inoembryoni(; antigen

(CEA) yang diyakilU telah m~mbawa iltlOlmasi

kat.sillOgClUk pada s~seOratlg s~.iak lJeriod~ ~mbrio

hanya ckspresinya Yatlg mengalatni penun(laan [2].Kompon~n genetik, mol~kuler datl selul~r

dclfi siswm imllllitas membentuk suatu sil;t~m

interctksi yang sculgat kompeks. K~ndali proses

p~ngaturcul mekani:,;mt: sistem imllllitas tubull adalah

ti.~.ngsi dali interaksi ketiga komponen di alas.

1(at.t:na Sail gat luas datl komplt:ksnya sistem ilU,

maka tulisatl ini hanya akan membahas komponcn

I. PENDAHULUANSistem imunitas tUbtUI meillpakan suatu

sistem yang SatIgat kompleks dengaIl berbagaimekatllSme dalam usaha mempertalIankatl

homeostasis dan kesehataIl tubull. Secat.a nolmal,

sistem imUllitas tUbtUI ber111T1i!;si sebagai suatu

sistem pe11ahanan tUbtUI terhadap berbagai ballan

asing seperti mikt.oorganisma patogen dan terhadap

sel tubuh yang telah rnengalatni U'ansformasi

neoplastik [1].Imtmitas tubulI dapat berupa bawaan yang

sudah acta sejak lahir atau perolehatl yang baru

terbentuk setelah tubt1l1 mendapat Seratlgatl bahan

asing yang dikenal sebagai aIItigen. Penetrasi

antigen akan menstimulasi sintesa aIltibodi yatlg

spesitik untuk l11.eugag.glutinasi atau menghancurkan

antigen tersebut [2,3].Antigen adalah setiap bahan yang

mempunyai kemaInpUaIl untttk mengawali teIjadinya

mekanisme kekebalaIl tubl1l1 (bersifat antigenik),

baik berupa baktell, virus, jcunur, pat'asit, jaIlnganasing, maupun beilipa toksin d.lI1 protein asing.Antigen dapal mclsuk ke dalam tubuh Inelalui

injeksi, ingesi, iIulalasi, kulit dcu} juga

pencangkokkanjatlngan atau orgatl tubuh [3].

Selia!? sel mempunyai antigen spesifik pactapelmukaarl sel YaIlg tunum dikenal sebagai marker

Page 2: Efek Radiasi Pada Komponen Seluler Sistem Imunitas Tubuh

~_al~_Nasional

Kest:hunal,Ul, Kesehalall dall Lin~kUllgan

seluler clal-i sistem kekcbalall tubuh clan pcngal"llh

pajanall radiasi terhaclap berbagai sel yang terlibat,

clan juga dilengkapi dengall uraian mengenai

mekanisme respon unulutas seluler dall humoral-

mek.Ulismc ketah.lI1,lI1 tubuh terhadap set tUlnor y,Ulg

tumbuh secal°a SpOlltail [3,5]0

3. Se] /lull

Terdapat sqatu populasi gel limt'osit yang

tidak Jikenali klU°akteristiknya karena se] itu tidak

memi]iki ~i1i-~ili sel T maupun gel B, sehingga

popu]asi sel ini disebut dengan gel null. Diketallui

bahwcl set ini terdJpclt dalaI11 seticlP orgcUl limt()jd

[5].

II. KOMPONEN SELULER IMUNITAS

TUBUHRespbn imwIitas tubuh membutuhkan sel

liIni'osit yang berasal daI-i sel stem pacta sumsum

tulang- Sel limt'osit ilu dapat dibed,lkaIl alas dua

jenis utaIna, yaitu sel luniosit T (thymu:,'-derived

cells) Yatlg mengalami proses diterensiasi dan

p~matangan dalatn kelen,ial- timus, dan sellilniosit B

(bone marrow or bursa cell:,') y,mg berkembang

tcrutalna dalaIn sumsum luhulg st:lain palla lunpa

daIl mukosa usus halus, Timus daIl sum sum tulang

dianggap sebagai jal-ing,ullimtoirj pusat [2,4],Sel limfosil T datl B yang lelall matang

akan belmigrasi menuju organ liIni'oid tepi, yaitu

luni'onodus, tonsil, limpa, daIl jatingaIl limtoid

pada usus halus, wItuk kemudiaIl terlibat dalam

mekanisme respon unml ulbull. Sel T tidak

menghasilkan anlibodi tetapi bert'ungsi sebagai

regulator dan et'ektor sistem imwlitas tubuh.

Sedangkan sel B l,~bih berfungsi 'dalam hubungaIUlya

dengan pembenulkan antibodi [1,4].

Berbagai komponen seluler yang terlibatdalaIn sistem imullitas adalah sebagai belikut :

1. Sel timosit

Sel ini adalall cikal bakal sel T yang berasal

dat'i kelenjar timus. Selama proses pematangaI1, sel

bennigrasi dat'i bagiatl korteks (tepi) ke bagiatl

medula (tengah) limu",- Selelall matang melljadi sel

T, set akruJ memiliki suaul peuuJda y,u1g bersifal

anligenik y,UJg dikt:n,LI St:bag,li ,mtigell pt:lffiukarul.

Kt:mlldial1 set limf'osil ilJi ,lkan m,lsuk kt: dalrun

sistem sirkulasi dar,u1 tepi dan bergabw1g dengaIl

populasi limt'osit laiIlllya daIl (likenal sebagai sel

luniosit kecil [5].

4. Sellimtosit T

Setelall mengalcuni proses pematallgiul

dalaln timus, sel akan masuk ke clalaln su.kulasi

dal1t1l Lepi lIllLuk disebiu.kiUl kt: sellll"ulJ orgiul

lum.oid. Jumlah total lilmosit pacta manusia dewasa

seki Liu" 500 x 109 dan hanya st:ki Lal. 2 % (2 x I lj9)

Yallg berada pacta dal.all tepi. Sediulgkan traksi st:11

sekiLar 75 -80 % dall jumlctll sel lirnt.osit dalaln

darall dyngan masa hidup )/allg relatif lalna

(tahunall) [4,6].Berdasal.kall pacta stl-uktur dall fungsi alltigt:n

pt:lmukaan Yallg mempunyai kt:malnpUall spt:sifikdalatn mengenali st:gala molekul using dalaln tubuh,

sel T dapat dibedakan atas 6 subpopulasi [5].

Kt:enam subpopulasi Lerst:but yang akiUl

terdetenninasi dall teraktiyasi dengan kehadiran

antigen, adalah sebagai berikut:

4.1. Sel penolong (lleiper, H)

Fungsinya terutalna untuk menYalnpaikall

ilU'Ol11lasi mellgenai keberadaatl antigen Yallg

diteruniulya dcu.i makrofag, kt:pada sel B yang

st:suai. Dt:ngiul dt:mikiatl, st:1 H bt:rtimgsi st:bagai

r~gula!or posi!if !t:rhadap st:1 slt:m limtosil L3 lIll!uk

clara! bt:rkt:mbiulg clall bt:rclilC.:rellsiasi mt:njacli st:1

plasma st:bagai pt:mbl:nLuk an!ihodi dall sel memori

B un!uk mclclkukan aktiyitas pruliferasi. SI:I H jUgil

bcrtungsi sebagai regulator posi!if terhadap st:1 stl:m

lilmosit (pra- T/timosit) Illl!uk berdiferl:nsiilsi

menJadi sel sitotoksik (CL).

2. Sel pra- T

Sel<U1la tahapan proses pemataIlgan

berlangsung dalatll kelenjaI" timus, sel timosit

menjadi suatu populasi sel YaIlg disebut dengan sel

pra-T. Sel natural killer (NK) diduga juga berasal

dari populasi &1 pra-T uli. Sel NK adaicul suatujenis

sel YaIlg keberadacumya secara aI<U1liail dapat

menghculcurkcul herbagai jellls seJ tumor. Dengan

delnikicul seJ ini diallggap belveran penting daI<U1l

4.2. Sel penekarl (.I'Uppre.l'SOr, S)

Sel ini diaktivasi oleh sel H dan bertungsi

dalam menekal1/menurunkarl berbagai respon dm'i

gel T atau B lainnya. Mekanisme umpanbalik antat'a

gel H darl S merupakarl salall salu t'enomena pentuIg

dalarn respon ununitas seluler, Sel S bert'ungsi

sebagai regulator negatif lerhadap prosesdit'erensiasi sel B menjadi st:l plasma dan

IJ3Kl~BiN-BATAN

Page 3: Efek Radiasi Pada Komponen Seluler Sistem Imunitas Tubuh

~l:lnill.lI. Nasio.)i..1 Kl:.'il:I.unat.lIl, Kl:.'il:ha(.lIl Jan l,ingkllllg.UI 24 Oklt1!Jt:r 2()() I

diferensiasi sel T m\:11jadi s\:1 CL, S\:\aiI1 ilu s\:\ ini

sec,u'a lilllgsung dapal m\:nghill11bal aklivilas sckresi

illltibodi Yilllg dilakukilll oleh sel plasma,

4.3.

Sel sitotoksik (cytotoxic:, CL)

Fullgsillya kctika terstimulasi sccara

cUltigcllik ailiuah IculgsUllg bcrhubUl1gal1 dCllgcu1 scl

twllor dengall ccu.a menghancurka1ll1ya. Sel CL

mempunyai target yallg saugat spesitik pacta jenistwllor te1tentu dCU1 tidak akCU1 bereaksi dengan jenis

tllmor yang laill meskipull daiCUll tubuh bewaIl yang

SCUlla.

4.4. Sel penguat (ampl~fication, Ta)

FWlgsi dari set i.\u diyaki.\u berhubungan

dengan set CL, set H da.ll set B. Set Ta menstimulasi

pematallgan set CL yang antig":'l spesifik. Set ini

mempwlyai kemWnpUaIl dalaIn mendeteksi antigen

yang diproses oleh m'lkrolag atau alltigen

p~nnukaa.ll set dan m~nstimluasi prekw"sor set CL

lwtuk melakukan proliterasi dan diferensiasi

menjadi sel CI-- Yallg kemudi,lll ,tkaI.\ mengenali

antigen-a.lltigen lain pacta sel tal"get Yallg sa.llla. SeI

4.5. Sel tfp/(lyptf hYPPI:~'(111sitil'ity (I'd)

Pungsulya ad,u,ul mem.ululpk,UI

mekalusme respon peradangall kl'onik lokal sebagai

hipersensitivitas tel1unda (DTH). Proses ini dapat

dibagl alas dua lase, induksi dan ekspresi, yang

setiap fal'e kemwlgkimul mt:libatk,w dilll

subpopulal'i I'el y.lIIg berl>eda.

4.6. Sel mt:mOl.i (M)

Diketahui paling sedikil terdapat dua subpopulasi sel

M jill, yaitu sel klasik dall sel mw1ll/virgin. Ekspresi

dari mem0l1 imwlilas tubuh dipenilltai oleh sel T

yang berg,lIllwlg pad a tiga jenil' 1'1;:1, yaitu sel virgin,

sel klasik dllil sel H. Mekallisml;: dal.i gel M berbeda

dengan jenis gel T YaIlg lain kal'ena t"ungsurya yang

terbatas hallya dalam hal menU-anter memol1

aIltigenik [5].5. Sellilntosit B

Sel B YaIlg belwn matang mengalami

proses pematangan dalaln sumSWD tulaIlg, limpa dllil

hati yang kemudiall akaIl memiliki imunoglobulin

(I g) spesitik. Jalur 19 ini diu.allsmisikan melalui

prolit'erasi klon pacta generasi berikuurya. Jwnlah sel

B sekitar 30 % dali jwnlah lunl'osit dalaIn darah tepi

dengan masa hidup relatif lebih singkat dari sel

liInt'osit T. Fungsi s.:l B tidak hanya terbatas pacta

produksi lliltibodi tetapi juga terlibat pacta interaksi

antara sl;:l H dan makl.ofag dilll juga membiultu

Ta diketahui melepaskan faktor cunplifikasi yang

dapal mt:nlrasfOI1ll st:1 111\:n.iadi st:l H.

P3KRBiN-BATAN

Page 4: Efek Radiasi Pada Komponen Seluler Sistem Imunitas Tubuh

Sl:minlU" Nasioll,t.1 K :1111:1.[:111, K.:

:~!~~~~

2~\ 2.:1 ()kl()II;:r2()()(

l'ungsi m~mori imllli tubuh [4,61. Subpopulasi s~l B

s~ccu.a t'ungsional dapat dikat~gorikall b~rdasal.kall

pacta perbedClall j~nis mol~kul ununoglobulin Yallg

dihasilkaru1ya [8].

13 (D). Mt:lalui illtt:l1lksi dengilll St:! H diUl S, sel 13

akiUl merespon alltigen spesitik dengan membe!ah

diUl berdit"erensiasi menjadi sel plasma (PC) sebagai

pembentuk antibodi dan sel memori (BM).

@.,

\T'"

III. RESPON IMUNITAS TUBUH

Respon iInunitas tubuh dapat dibedakatl

atas dill jenis, yaitu imunitas seluler datI

imunitas humoral. Perkembatlgatl dari llnwutas

seluler datI humoral diatUl. oleh suatu ratlgkaiatl

interaksi Yatlg penting atltat"a makrofag, sel T

datl sel B.~

rs~.-~

---:"")

'"LJ~r-;"""r'~,.. A",TltJij~

~I~ : '""" .

;$ ::!,.J'f ' i

PC .t.,A --'@A~TlQ(jPI"<.:k~~-

S»J),\N<i ISANGAT I SI1DAN(Rt\PIOS"N~I11:f"

III

.\ R,WIOIUiSIS""f:IN

cambar 2. Intcraksi subpopulasi limfosit dalamsistcm kckcbalan tuhuh [7].

,

6. Sel plasma (PC).. Dengarl admly.j sel T clan H, sel B

berdifel.,-~nsiasi menjadi sel plasma, Sel ini mampu

mengha:;ilkan arllibodi secara aklif pacta respon

imunitas humoral. Sel plasma mensintesa dan

mensekresi semua jeuis molekul iInuuoglobuliu

dalam sirkulasi dar'ah [1,4,5].

Sel monosit

Sel monosit adalah sel prekusor dari

makrofag. Fungsi utamanya adalall sebagai pemakan

antigen (pagositotik) dan memberikannya pacta gel

B rSl.

.1. lmunitas seluler

Imlllulas s~lul~r m~l-upakall r~spou

.I ~mlll~las yaug dim~diasi ol~h kom~on~n s~lulrt:r

ImUllllas lubuh, yang t~rulallla m~lIbatkal1 st:J r.

AIltig~n asing Yallg masuk dalam tubull akall

m~macu s~J T llIltuk m~Jakukan proses pemb~lah1Ul

clan menjadi b~rsitat toksik atau mematikan terhadap

antig~n lers~bul hila leljadi konlak. Sel T yang

leraktivasi llU m~mpunyai k~mampuan llIlluk

merusak alau m~malikall sel llllllor daJalll kultw'

dengall ~aI"a melep1lSkall suatu s~nYclwa Yallg dik~nal

dengan sitotoksin yang dapal mengakibatkall

leljadinya kel"llsakan pada membran sel. Oleh kal'~na

itu j~nis seJ T sep~11i llli dis~but dengaIl sel T

pembunuh [5].Sel T dapat pula diaktivasi dengan

mekanism~ yang Jain yaitu dengall terjadinya kontak

dengall makI'ofag yang telall leraktivasi dengall

keberadaall antig~n tumor. Makrofag Yallg

teraklivasi b~rsama dengan s~1 T clkan mampu llIlluk

mem1llikall s~I-I;~1 k[u1k~r [5].

Imululas seluler berp~rall renting dalam hat

penolakall jaringaIl donor yang tidak sesuai dalam

proses lr1ulspJalltal;i, dcllalll p~nyakit graji-vs-hvSf,

clan dalalu r~spon 11ip~rsensitivilas lertunda. Dalam

us aha llItluk melakukan transpJantasi organ seperti

ginjaJ, untuk menghindali terjadinycl penoJakall oJ~h

p~nerimcl dollor, hal"lIS digull1lkan donor YaIlg

mempunyai kecocokkall jarlllgcul yaitu Yallg

mempunyai hubungall genetik yang relatif dekcll

dengall penerima. Hila teljadi ketidakcocokkall

jalingall, !uaka sist~m imululal; si penelima donor

hal'us dilekall s~hingga jal"ingaI1/organ dari donor

lidak mengalalni p~nolclkkan ol~h penerima [1,3].

8. MakrofagFungsi makrotag selain sebagai pagositotik,

juga terlibat dalam merubah illuigen menjadi suatu

bentuk yang da~at menginisiasi dill1 mengaktitkan

interakisi sel T dill1 sel B [5].

Gambar 2 menUlljukkan interaksi daTi

berbagai komponen subpopulasi limfosit untuk

menghasilkan respon nnunitas tubuh. Pada model

ini, sel stem sumsum tulilllg (SC) mengalami proses

pematangan dalcun tnnlls menjadi sellilnt'osit T. Sel

ini berkembang menjadi: (1) sellirnt'osit T (T) yang

akan merespon cuuigen; (2) sel helper (H) yang

akan terlibat dalilln i1llsiasi respon imunitas seluler

dilll hUlnoral; (fall (3) sel .I'uppressor (S) yang

mengatur respon tersebut. Hasil pembelahan sel T

adalah sel mel~ori (TM) dan cytotoxic (CL) yang

akan bernlteraksi langsung dengan antigen. SC juga

mengalami proses pematangan .In~n.iadi sel lirnt'osit

Page 5: Efek Radiasi Pada Komponen Seluler Sistem Imunitas Tubuh

~

2'1 ()kIIH)\:r 211()(

1. Se! timoNit

Sel~a di dalmll timliN, Nel ini relatif renta

terhadap radi..\Ni religion. Ir..\ui..tNi dengan uoNiN

sampai 5 Gy menyebabkan pen\ll.unall limt()Nit !ebih

nyata p..\ua bagi..ul kortekN uib..tndingk..m b..\gian

meuII!..\. !lli ml:nlln.i IIkk..UI b..\hw..1 tt:ruapat UII..\ jl:niN

subpopulasi timoNit, subpopulaNi pacta kol1ekN

bl:rNil:ll N,mg..lt r..\dioNl:nNilif U..III NllbpoplIl..INi 1)..IU"

meuula mt:nlllljukkan lingk..lt r..luioNt:nsitivit..lN y..lIlg

Neu..tl'.g ]." I.

ill.2. Imunitas humoralAntigen akaJl mengakibatkan terjadinya

proses pembentukan immlUloglobulin penetralisu.yaitu suatu protein spesifik YaJlg dikenal sebagai

aJltibodi. lmmlitas humoral meliputi sintesa antibodi

d~ng,ul melibalk,ul SI:I 13 yang dib,Ullu d~llg'UI Sl:l 'l'.

Sel B yang telall diaktivasi oleh aJltigen saja atau

dellgan bantu,ul s~1 H. ,lkan ml:l,lkukan p~mb~l'lh(ul

daJl berkemb(ulg melljadi s~l plasma sebagai

p~llgh'lSil cultibodi. Antibodi akan ber~aksi s~cara

sp~sifik d~ngan aJltig~ll yang m~ny~babkcUl aJltigenteragglutinasi atau lisis. Mekanisme laUI yang

bclVl:ran dalam proSI:S akliv,lSi sl:l liml()sil ,ldal,ul

sel K yang akan belikataJl dengaJI aJItibodi daJl

menghancm.kall sel tllmor [2,4].

TahapaJl sintesa alltibodi dapat dibagi alas

tiga lahar, yaitu pra induksi, induksi clan produksi.

Set~laII lublUI terk~lla aJllig~n. l~ljadi sualu peri ode

laten sebelum tel:jadinya proses pemb~ntukaJI

antibodi. Pacta masa l,lten tersebut s~benamya teljadi

akti vilas lahar pra induksi dan lahar indlIksi. Pacla

lahar pra lliduksi yang b~rl(ulgsUllg sillgkat, sel T

be~.gabung dengan aJltigenlmtuk m':nstullulasi sel B.

Pacta tallap induksi, sel B ltlengalcuni pembesaran

YaJIg akllimya akaJI menjadi sel plasma. Sel plaSllla

YaJIg telah mataJIg ilUlaIl yang aklIinIya akan

memproduksi antibodi palla taIIap produksi. Proses

ini dapat dipercepat dengan masa laten YaJIg lebih

singkat hila seseorang terkena antigen yang scuna

sec(U.a terns m~nerns sehillgga antibodi yang

dihasilkaJl akan s~makin banY,lk dib(uldingkaJl

d~ngaJI pacta saal p~rt(Ulla k,ui lerk~na aJItigen

ters~but [2,3].

2" Sel pra- T

St:l pra-"I' l11t:uula It:ruiri u,u"i uua

subpopulasi y..ulg salah satlulya bersital saugat

radioresistGn. Seu,ll1gk,ll1 sel NK terbukti bersit~lt

s..ulgal radioresistt:n. Oiketallui uari hasil pent:lili,Ul

bahwa dosis radiasi sekitar 10 Gy dap'll

ffit:nstimulasi aklivilas sitotoksik st:1 NK

sedangkau dosis yang lebih bt:s,lr (30 Gy) set:ara

sempum,l akan mengh..ult:m"k,ul aktivitas 81;:1 illl

[3,5].

3. Sc:l null

Sc:l ini nllillpak hanya hila teIpajatl radiasi.

Populasi sel tc:rdu'i dati subpopulasi YatIg

radiosc:nsitif datI radioresisten. Oasis sekitat' 0,4 Gy

dapat mc:matikatl subpopulasi yang ra,liosc:nsitif

SedatIgkall subpopulasi yang fc:latif radioresisten

masih dapat bertahan hidup pada dosis 13 Gy. [5].

4. Sellimlosit T

4.1. St:1 pl.:llolong (H)

Sebagial1 besal" sel H relatif sensitif

terhadap radiasi yaitu jwnl,llu1ya mt:ngal,uni

penUrWlail salnpai 60% diballdingkan kontrol past:a

inadiasi sampai 4 Gy. Sebagian subpopulasi yang

lain bersit"at radioresistt:n yang tahall sampai dosis

20 Gy. Tidak dikt:talmi dengan pasti apakah sel ini

adalah sel H yang berada pacta tahapan pematal1gall

yang bt:rbt:da atau ti'aksi Yallg radioresistt:n yang

identik dt:ngall sel Ta [5].

IV. EFEK RADIASI PADA KOMPONENSF,LULER IMUNITAS TUBUH

Setiap komponen seluler mempunyai

tingkat radiosensitivitas yang berbeda sehingga

respon dari sanl subpopulasi terhadap radiasi akan

mempengaruhi fungsi subpopulasi lailmya yangakhirnya akan mempengaruhi respon imunita~ tubulI.

Tingkat radiosensitivitas berbagai

komponen seluler sistem imunitas tubuh secara

umurn ditunjukkatI pacta Tabel 1. Diantara berbagai

jenis lirnt'osit, sel B clan sel T muda adalalI yang

paling sensitit' sedangkan makrotag, sel T dewasa

dan sel plasma ber~ifat radioresisten. Sel lirnt'osit

pacta tiInus, limpa datI liInt'onocius sangat sensitif

terhaclap pajanan radiasi selul-uh tubuh [3].

4.2. Sel penekan (S)

SeCal"a umwn sel ini scll1gat radiosensitit'.

Hal ilu tidak diallggap pemulg sampai adauya

radioterapi terhadap kanker gallaS, Jika populasi sel

ini diiradiasi, pertumbuhan ReI kanker mengalami

penul'Wlau cltclU regresi Yallg Jituujukkau deugall

mengguuakan model heWal1 perCObaall, Bila

Page 6: Efek Radiasi Pada Komponen Seluler Sistem Imunitas Tubuh

2:~ 24 Oktobt:r 2001

digunakan iradiasi selwuh tubuh, sebagai besar. sel Hbersama dengan sel S mati sehingga teljadi

penulgkatan tetap atau sementar'a pacta prosesneoplasia non limfoid. Jika hanya sel S yang

radiosensitif yang mati dan sel H beltahan atau

kemb<lli berfwigsi IloIlUal, m,lka sislcm imwl dapal

diaktitkan untuk menghambat peltwnbullan sel

kanker, Diketahui adarlya hubungan terb<llik antara

kedua set illl, semakin bescu' proporsi sel H yang

bersitat radioresisten, semakin bescu' proporsi sel S

yang radiosensitif [5],

dosis radiasi sampai dosis sekitcu' 47 Oy. SiSaIlya, 27

%, kemungkinaIl yang tidak teraktivasi, mati dengandosis radiasi 3,5 -4 Oy [5].

4.4. Sel penguat (Ta)

Tingkat radiosensitivitas dati sel ilU masih

dipl.:l'Iany.lk,ul/51.

4.5. Sel delayed hypersrn.\"itivity

Fase induksi terdili dari sel YaIlg sangat

radiosensitif yang dapat mengailliui kematian hanya

deng,Ul dosis radiasi sebescu. 0,.) Gy. Fasc ekspresi

mempullyai sl.:l 'I' D')'H mat,Ulg y.Ulg didug.1 s.Ulgat

radiorl.:sistl.:n k,u'l.:lla masih darat bCltallaIl tl.:rhad'LI>

dosis radiasi scbl.:sar 20 Gy t'llipa kl.:hilang,ul

aktivitasnya 15J.4.3. Sel silolok",ik (CL)

Sifat radioresisten daTi sel ini lerlihat jelas.

Meskipun terdiri daTi dua populasi, Sekilal' 83 %

yang leraktivasi seCal'a aJltigeluk tahan terhadap

Tabel 1. Komponen

radiosensitivitasnya [5].seluler dalam sistem tubuh danimunitas

P3KRBiN-BA T AN

Page 7: Efek Radiasi Pada Komponen Seluler Sistem Imunitas Tubuh

2: 24 Oktob~r 2001

BA

TubulI

e!' radiasi -f' antigenTubull ~.

U Set stem

.~

+pr()lif..'rasi scl st..'m

+ \sel ~f~ktor

11 proliferasi ReI stem

~~ rl:pOplllaRir~gellerasl~ radiasiantigen

.I1;1::1

\:teklm

st:1

slt:m clan t:ft:klo('

UU sel stem

U respon sekunder (U sel memori)

prolifl:rasi 1\l:1 sll:m

Gamhar 3. J)asar seluler dari radiosensitivitas respon imunitas tuhuh. A adalah respon seluler

yang (listimulasi olch radiasi daD kcmudian .mtigcn. IJ adalah rcspon sclulcr yang

distimulasi olch anti1!en daD kemudian radiasi.4.6. Sel memori (M) 6. Sel plasma

Sub kelompok yang peI1~una, ReI kI.lsik Sl:1 plaRma s.ulgat t.lll~ll\ tcrhadap rudiaRi

maR ill dapat tetap hidup Retelall in-adiaRi dengan dall dapat teruR memprodukRi alltibodi pada dosis

dORis 10 Gy. Sed~ll\gk~ln subkelompok yallg kedua diataR puluh.ll\ Gy 14,5].

sebagian mati paR<.:a io1ldiaRi dosis 4 Gy dan

sebagiall lauulya, set muon/virgin bcrRifat lebih

radioresisten. Sel kIasik dan gel H mempunyai

radioresisten yang salna [5].

7, Sel monosit

Secar.a umum, monosit sarlgat radiosensitit.

kar'ena sel ini pacta dasarnya adalah sel prekursor

dar'i makl.ofag. Radiasi selurull tubuh dosi.~ sekitar. 7

Gy mematikarl semua sel monosit tetapi tidak

makrofag [5].

5. Sellimtosit B

Sel B ~ang belwn matang bersifat sanga[

radiosensitif .Sel B bersit'at lebih akut clan cepat

menunjukkan kerusakaIl akibat radiasi dibandingkail

sel T. Setelah iradiasi pacta lunpa dan lilntonodus,

daerah B-cell-dependent mengalaIni depresi lebih

nyata dibandingkan dengan daerall T-cell-dependent.

Sel:aI"a wnum, sel B ll:bih radiosensitif drn"i sel T

YaIlg mlulgkul disebabk,ul kaI.ena kematian intertase

[4,5]. "

8. MakI.ofagSt:ccu"a mnUln bt:rsit~ll radioresislt:n yallg

tidak tel-pengcuuh oleh dosis radiasi sebescu. 12 Gy.

Tetapi temyata acta subpopulasi makrotag YCUlg

bersital I.:ukup radiosensitit. yailu subpopulasi yallg

berhubUllgcul dellgcul mekculismt: penolakkcul lmnor.

Sebagicul subpopulasi makt.ofag yang mampumelaktlkcul sitolisis sel.:cu.a SPOlll,Ul, diketahui sculgal

sensitif tt:rhadap radiasi. I"{adiasi dapat mt:nghcunbal

aktivilas pagositik st:1 ini. Bila kt:adaan illl limbul

bt:rscuna,ul dt:llgall pt:nghcunbalcul pembentukcul

U sel stem

Page 8: Efek Radiasi Pada Komponen Seluler Sistem Imunitas Tubuh

arltibo(li, maka akarl mellyebabkarl tubuh mudah

terini"eksi bahkan oleh bakteri yang dalam kondisi

nonnal sedikit atau tidak bersitat patogen bagi tublll1

[2,5].

V. EJ.'I!:K I{AOIASI PAI>A I{I!:SPONIMUNITAS TUBUH

Prinsip das,u s~lul~r dari radios~llsitivitas

r~spon itnuilitas tubuh ditUlljukkall pacta Gambar 3.

Aktivitas itnullologik populasi s~1 sl~m diillisiasi

d~llgall adallya ,~lllig~1l dal,un tubuh. St:bagiall sel

stem akall mt:mbeUUl JaIl bt:rdilercnsiasi mt:lljadi st:l

Yallg st:IlSilif t~rh,ldap ,Ultigt:1l atau s~l eft:ktor.

D~ng,lIl adanya slimluasi ,1Iltig~n, sel st~m juga

melakukan repopulasi lUltuk menggantikan selnya

yang hilang. Pajanall radiasi menyebabkall jUlnlah

sel stem semakin menUl"Ull. Keadaan ini

rnenyebabkan deplesi sel baik yang distimulasi oleh

antigen maupun scl yang akan melakukanrepopulasi. Dellgan delnikian tingkat alnplifikasi

melalui pernbelallan secaI-a' nyata mengalarni

penUllUlan [7].

m~nc\:gah t~lja(linya p~netl-asi mat~ri iIll-~ksi k\:

dalam aliI-an daral1 seperti kulit, paru clan mukosa

usus haJus- S~lain itu terhadap sistem pertallanwl

selul~r, radiasi !l1enyebabkan kerusakan aktivitas

pagositotik makl"otag-Sifal kct;Lh;Uulll ;LI;Ulliah dari SU;LtU

orgwllsm;L t~rhadap suatu int"t:ksi bergwltung p;Lda

k~mwllptLillUlY;L Ulltuk ml.:lIg~liIllinasi mat~ri

int"ektif tersebut dill-i tubtllulya d;Llwll waktu Yilllg

singk;Lt. l~aJi;Lsi pl.:Llgion mcILullpullkw1/merus;Lkk~millllpLI;UI Uliluk mengelunill;Lsi mat~ri infl.:ksi

lersebul.

V.2. Efek radiasi pada respon imunitas humorallnadiasi sebelum uu'eksi antigen

menyebabkClll p~nw-unan baik jumlah CIlltibodi

maupun laju pembentukan CIlltibodi. Hal ini tetjadi

kCll'ena radiasi m~ny~babkClll t~ljadinya pt:nUl1lnClll

jumlah luufosit Yclng sangat bt:lv~rcul dalcuu prost:s

p~mb~ntukcul cultibodi. P~nUl'Ull.lll produksi cultibO<.li

berhubungcul dengan dosis, waktu terkena stimulus

antig~njk, UcUI sililt ll.u'j antigen 12,7 J.

T~tapi hila inalliasi llib~likllil set~lahI .

"""""""""""""""""""",Humoral

(,mlioodi)

Selule

(s~1 )

l.St:makul laina pt:riodt: al!tal"a .!ITclUiclSi sebelum Cl.1lligt:1I

stimulasi JaIl produksi imtibo<.!i -1- mellghalnbat reaksi kekebalcm

.PenuI'lJlalllaju produksi antibodi tubuh dall alergi .!cradiasi sesudah alltigen

.PCnUl1lllim konscl!trasi maksimlun -1- mellyt:babkall pl:lIl:kallan/

pt:llm"Ullall St:ml:llliU"a kompollell

selult:r

b~l-p~UgaIltll daiain lJerk~mbangan

maligUailSi

sensitif bila ina{liasi teljadi sebelum antigen,menjadi lebih resisten setelall stimulasi antigen

Gambar 4. Efek radiasi pada respon imunitas tubuh

injeksi antigel1, sejwnlah populasi limtosit akan

mempunyai waktu untllk distilnulasi oleh ,ultigl:ll.

Lunt'osit y,Ulg t~rstimulasi, kl:tika uTadiasi t~ljadi

pada lahar pra induksi, akan m~mbehu1 S~l:cll,1

.V.I. Efek radiasi pada respon imunitas seluler

l:>ada imullitas bawaall, efek rndiasi dosis

tillggi dapat melUlnpuhk,ul timg~j pel1allaruul dall

jaringan tertelltu dalam tubuh yang secara normal

Imwlitas tubulI

Page 9: Efek Radiasi Pada Komponen Seluler Sistem Imunitas Tubuh

24 Oktobcr 2001~emin~. ~asional Keselamauu~, Kesehat,u1 d,u11.ingkungan

bel-pendapat ballwa kedua respons mempullyai

radiosensitivitas yallg Saina [2,3,7].

VI. KANKER, IMUNITAS DAN I{ADIO-TERAPI

Rt:SpOll unUllitas terhadap reI tmnor (lapal

bcrupa sclul~r. hllll1oral alau kcdu.ulya, M~skipllll

dt:\1uki.lII. aliligellilas d.u'i sel llllnor sec.u'a lUllum

sail gal rclldall kl:l:uali L3lu"kill' s limplloma.

mt:I.uloma. S,UkOIWI l~11elllu JaIl Iailulya y.Ulg

lllt:mpwryai lillgkat .wtigellitas Yallg tillggi st:hillgga

dapat mt:lIgillduksi rt:spoll imullitas st:IuIl:r d.w

hwl1orall Hj.

sallgat cepat diballdingkall dengall lunt'osit yang

tidak terstimulas.i;" ~lgga akan mempl111yai

kemmnpuan Yallg lebih besm" untuk memproduksi

mltibolu dan unnlk melakukml repopulasi set pacta

organ-organ limJ'oid ymlg mengalanli deplesi akibat

radiasi. Sehingga uTadiasi setelah injeksi antigen

menyebabkill1 pellillgkatilll .jUl1lliUI illltihodi tetapi

l1lenyehabkilll pelllll'lIIlillllaju produksi illltibodi l2J.

Efek radiasi palla respOiI imllllil:ClS hllmoral

bergillltll11g palla tallilpil.ll pcml>elltukil.ll ,ultibodi

palla saar uTadiasi teljadi. l{adiosensitivitas dari 3

tahapatl sintesa antibodi relatif l>erl1Cda. Tahap pra

illduksi sebag:Cl.i period.: yiulg singkilt (I -4 jiun) d.uI

smlgat penting dalmn mengillisiasi perkembmlgan

mekanisme sultesa .1IItibodi, sallgat radiosensitif.

Tahap induksi' relatif I~bih r~ndall tingkat

radiosensitivitasnya. S~dangk.t11 lahar produksisang at radioresisten. T~myata radiasi tidak

mempengaruhi jumlah total antibodi yang dihasilkan

tetapi laju produksinya yang lebi11lmnbat [2].

Respon alltigen adalah respon humoral dml

merupakan fungsi dati sel B. Karena sel B lebih

radiosensitif dibandingkan sel limt'osit lainnya, bisa

diharapkan bahwa lokalisasi dall retensi antigen

dapat dengatl mud.Ul dihmnbat oleh radiasi. Pada

kenyataalulya dosis 4,5 Gy d.lpat menghmnbat

r~spon t~rsebut. M~skipll11 f.1S~ induktif d.u1 r~spon

antingen sangat radios~nsitif, scl plasm.l dml

antibodi tidak mcnunjukkiul dcplcsi y.lIIg nyata

palla dosis S~beSiU' X Gy [2].

Bila ilT.ldiasi dih.:rikilll dil.hull hcntuk

lr.lksinasi atau terbagi, ~f.:k illllnlllloliuppr~ssivt:

Yallg ditimbulkan !~bih k~cil diba,lldulgkatl dengml

dosis total Yatlg salna Yallg dib~rikml secm'a tunggal.

Hal ini disebabkall kar~na adatlya k~sempatall untuk

melakukan proses perbaikan dal'i kerusakan su1:;letal

akibat radiasi [2].

Efek radiasi palla produksi antibodi juga

bergantung pacta .1p.tkah individu bersangkutall

SUdall pemah t~rk~na antig~n Yatlg Sanla (respon

sekund~r) atau individu t~rsebut biUU pcrtalna kali

t~rs~rang alltigen t~rsebut (respon plimer). Respon

primer wnulnnya I~bill r.ldiosensitif karena b~llull

terbentukny.l sel memori. Sedangkan respon

sekund~r bersil.at I~bih radior~sist~n kat'~na adanya

konu'ibusi klon s~l memori yang tt:lah alIa dall

r~spon pri1n~r Yil.ng balll mt:lalui m~katlisme

stimulalii ul.Ulg. sel stem. 'l'ctapi sebagi.ul peneliti

Palla milllusia Yilllg mt:mpUllyai kt:laulilll

palla sistt:m imUllitas kill't:na bt:rbagai pt:nyt:bab

St:pt:l1i ht:rt:ditas, penUl'unilll imUllitas hubungillulya

dengilll tlmlspla~ltasi, dml .lkibat kemoterapi,

mengalmni peningkatml risiko tt:rhadap kmlker. Palla

saat ymlg smna tidak dik~tahui kenapa muigen gel

tlunor tidak dapat dikenali oleh sel T sehingga dapat

berkembilllg mt:njalli killlker Yilllg mematikilll [8].

Dalillll kondisi imulUtas yang rendall,

penekanilll terhadap tumor llapat dilakukilll oleh

makI'ofag. MakI.of.lg llapat lliaktivasi menjadi sel

Yallg llapat mematikan sel nunor Yallg timbul seCill.a

spontan dt:ng.Ul pt:nyer.lpan cUltigt:n tlllllor, dengansenyawa tel1t:ntu st:perti endotoksin, atau dengilll

BCG (S~bucUl vaksin dari bovinl: lubef-cu[o,l" bacillu.v

yallg dill:mculk.ul). M.tkI.of.lg pembUlluh IIll

mt:mpUlly.li kl:m.unpu.ul lUltuk memb~d.lkilll sl:l

k.ulkl:r lIl:llg.UI Sl:1 nonnal sl:llillgga 1lIl:lllplllly.li

tllllgsi Sl:b.lgai cultitUlnor Yilllg tid.1k bergalltung palla

suatu mt:killlisme imUlutas yang spt:silik [2].

Bt:berapa pt:nt:litiilll tt:lah mt:mastik.ul

bahwa radiott:rapi lokal tt:rhadap berbagai j~nis

tUlnor mt:nyebabkan pt:nWllnclll kt:mampuCUl sistt:m

imulutcls tUbllh. Pasca iralliclsi pad.l rongga llalla

sept:11i pad.l kasus killlker payullcu"a menyebabkan

penUlllllilll.;Ulnlall s~l T (40% -65%), Pada kasus ini

timus tt:liualliasi llt:ngan dosis diduga sekitill' 20 -24

Gy, Kart:na tunus t~rlibat llal.un taRt: pt:m.ltculgilll

sel T, iualli.lsi palla tunus jelas .lkan mempt:ngill'uhi

proses t~rsebut. l:>eruballall llIorfologi dCUl juga

mwlgkin fUllgsional tunus llapat tl::ljalli dengan dosis

st:kl::cil 5 fad. Bt:rbagai et"t:k tl::l1unda tc:nnasuk

perkembangan nodul-nollul tiroill JaIl tUlnor Lelah

llil.lpurk,'.l1 sebagai kOllsekut:n..,i dilli pl:rl.lku.Ul

r.ldiJll:rapi palla tilllus [4J. Tetapi h,lSil dill1 bl:berapa

Page 10: Efek Radiasi Pada Komponen Seluler Sistem Imunitas Tubuh

1in.u. N: iollal K\:s\:I,Ul1aUIJ KI,:Nl.:huliu! d,u! Li!!gklll!giUII, 2: z"~ (>kl()ot: 2()OI

studi reaktivitas sistem imum pada pasien radioterapi

masih belurn konklusifo

Kembalinya respon imun secaroa umurnberbanding terbalik dengarl dosis radiasi yang

diterimao Setelah pajarlal1 radiasi dosis rendah,

regenerasi mungkul akCUl teljadi melalui mekarlisme

prolit°erasi dari sel yang lebih radioresisteno Pascaradiasi dosis tinggi, regenerasi lebih mungkin

dilakukarl melalui aktivitas prolit'erasi set stem

eksogenous daripada prolit'erasi sel limtosit kecilyang resisteno l:>aua rauiasi deng,lll uosis yallg lebih

besar lagi, repOptlhlsi ,!k,m It:rlullucl selcuna sekitar 9

-14 o,uoj ymlg mullgkill sl.:oagaioli.lsil uari ll.:J:iauillya

proses pemcltcmgal\ YcUlg hal11S uilcLlui oleh sel stt:mhaik rada limu... IlIailpUII ...umsllm tul.lllgo

belpotensi dal.un mengontr°ol kankero Penelitian

lebih lanjut yarlg sebaiknya dilakukan bukan lagi

tertokus pacta et"ek radiasi pacta lespon tetapi lebill

kepada et"ek radiasi terhadap perubahan mekanisme

imunitas tubuho Hal ini ant.u°a lain meliputi

penganu1/per.ul.ul radiasi dal.un menginduksi

karsinogenesis hubUllgarulya dengan perubahan

mekanisrr(~ imunitas tubtm clan pemanfaatan radiasi

dalam mengontr°ol pertrunbu11an kanker 0 Meskipun

terdapat int~raksi mItaroa mekanismc imunitas sclulcr

d,UI humoral, scl:,uoa lIInum diSl:tujui bahwa rcspOll

alatl rl:aklivilas sislcm imllll Yatlg oclpt:r,ul daJ,un

1l:I:ialliJlya 1!\.'llyaki! liialigilall",i ac.lalah rl:SplJJI

imlllIilas y,lIlg diml:lliasi oleh sl:l, D~ngan dl:mikiatl,

kOlnpl)IIl:11 sl:lull:r y.Ulg alia Sl:I}l:11i sl:1 pl:IIOIOllg, sl:1

Pt:IICk,UI, sl:1 sill>ll}ksik datI scl NK dapal

dimalU~lalk.u1 oaik unluk ment:k,ul atau mengh'cunbal

kat°sinl>g~nesis alaupllll m~ngOlIlrol atau memalikatl

malign'culsi Yatlg adao

VIII. DAI!'T Al{ PUST AKA

1. KA 1'Z, D. H. The ImmWle System: All

Overview. 111 Uclsi~ alld Clilli~aI l.nuuwl0logy

4111 ed. By STITES, D.P., STOBO, 1. r

FUDENBERG, H.H. and WELLS, 1. V. (eds.).

Lallge Medical Publication. California. pp .13.

20. 19H2.2.

SEl~MAN,l. Elements of l{cldiobiology, Chal-leii

C. 'fhomils l:>ublisher. Illinois. 19H3.3.

Pl{ASAD, K.N. Hcwdbook of Radiobiology.2""

ed. CI~C l:>ress, Inc. Flolidil.1.995.4.

ME1~I1~EI{, 'r'.A. and UP'f()N, A.C.

Effects of lo1uzing Radiation.2"d ed

Saunders Company. Philad~lplua. 1995.5.

PIZZAllliU~O, D.l. cmd C()IJOMBE1'fl, L.G.

Radiation Biology. CRC l:>ress, Inc. Florida.

19H2.

-.MARUYAMA, Y. alld FEOLA, 1.M. l{elative

Rcldiosensitivities of Thymus, Spleen and

Lymphohemopoietic Sysl~ms. 111 Advculces inRadiation Biology. Vol. 12 by LET, 1.T. alld

ALTMAN. K.l. (oos.). Academic Press, IIIc.

Orlando. pp. 1-70. 1987./.

STEW ART,C.C. and PEl{EZ, C.A. Effecl of

Icradialion on lnunwl.e l{~sponse. l?adiulugy

I1H: 201-210. 1976!.

MILLER, R.G. and T ANNOCK, I.F.

Immunology and lnununotllerapy of CallCer. 111Th~ Basic S~ience of Oncology. 2nd ed. Uy

D.

Mcdil:al

.W.E.

n

VII.PENUTUPl~adiasi dapal mellekan respon imlUlilas

sualu organisma dengan menghambal imululas

baW.uUl dallfalau menghculloal pemoenlukan

alltibodi, selungga SUdall digullakall SeCal"a rutindalam proses lr.Ulspl.Ullasi organ Yallg berlU,;Uall

Ullluk menceg.Ul lel:iadulya reaksi lJenolakkall oleh

individu peneliIna orgall, Metode ilTadiasi yang

paling sering digUllakan pada u'anSplalltasi organtubuh adalah radiasi lokal. l~adiasi religion juga

dapal membanttl dalcun menUllda leljadinya reaksi

grq{t-vs-ho.\1 di.l'ease (GYHD) [3],

Sislem imUllilas ,juga belperllilall renting

dalam karsinogenesis, Konsekuensi ulllina dllii

adauya penekanan respon unUll ad,ucul sallgalmudahnya luouh lerkena illl'eksi lemlasuk

pcllingkat.ul fisiko induksi kculker.

Radiasi yang digunakan unttlk keperluan

pengooal.ul tumqr jika diberikllil dellgcUl dosis Ylliigsalah selalu acta kemUllgkinall meningkatkall

aktivilas perttunbuhllil UCI.Il metClstClse sel tumor. Di

sisi laiu, hila dilakukan dengCUl u'adiasi SehU"llh

tubuh YCUlg tepat atau sesuai, populasi sel S akall

dapal dielilniuasi sehillgg;t JCllgllil demikicul

prolit'erasi pada sislem imulutas tUblUl dapat dicapai

yang menghasilkall regresi palillg tidak pada jenistumor tertelltu [4,5],

Dengcul mcmahcuni kcu"akteristik

radiobiologi dali setiap komponell seluler dalam

mekanisme sistem kekebalcul tUblUl, terdapat suatu

kemullgkinall untuk menggunakall atau

memcull"aatkall ll)ekanisme ununitas tubuh terutama

imunitas seluler sebagai suattl terapi yang cukup

Page 11: Efek Radiasi Pada Komponen Seluler Sistem Imunitas Tubuh

2) 24 Oklobl:1' 200 I

TANNOCK, I.F. alJU HILL, 1~.1:>. (eds.)

McGraw-Hill, IIIc. N~w York. pp. 232-2..151992.

Ir. Agus Sutan -PT Krakatau Steel

a. Bagaimana pengaruh atau ~tek ra(liasi palla s~1

lu1J1.osit yang matallg (lall gel stem'!

u. BagailUalla hublmgan alltcu'a sistem iIullIutas

tubuh (lengan km.sinogenesis'!DISKUSI

Edwareo Lillo -P2EN/BA TAN

Apakah penekatlan sistem immlltas bersit"at

pelmanen pacta proses u"culsplantasi organ'?

Zubaidah A.-P3KRBiNa. Radiasi ctapat rilenyebabkan terjadinya segera

jUluhul scllilllto~il pcrit"cr paua dosis ui alas 0,5

Gy st:dangk,l11 Ulltuk dosis Yallg lebih rend;tl1

akal1 menginduksi I~riadinya kerusakan StruktUl.

pacta kromosom (abl:rasi kromosom) dengan

u()sis ;uno;ulg sl:kil;u. 0,25 COy. Sl:l stcm scoagai

scl inuuk Ual.j scl uaraI1 tc.llliasuk gel linltosil

hersitat lebih sensitif. Dosis di bawaI1 0,5 Gy

mcnycoahk;ul pl:nUl"lll1al1 .;l11nlah sel stcm YcUlg

;lk.Ul mcllgclkioatk;ul pCnUr1111;Ul jUlnJal1 sel

u;u.lll y.l11g o;ml lcrlihal IJcocrapa II;u.j al;lU

minggu kemutliall. Tetapi kondisi ilU masih

diuam h;llas;l11 noilliiu Ycl11g sl:gel"a diil11lisipasi

deng~ll pl:lllngkatal1 aktivilas lJembelahal.l sel

stem untuk menggantikan sl:l Yilng mati.

b. Jelas ll:rdapal hubUllgatl anl;ua sistem kl:kl:halan

tubuh dengall kat.sinogl:ncsis. Bila sistl:m

imunitas seseorang sangat baik maka

kl:ol:raUacUl scl haru iUclU scl clbnolllial sl:hag;li

cik.tJ hctkcu u;u.i tl:ljatlinya proses pemhl:nlUk;Ul

sel kallker dapat segera diketahui sehingga

d;lpal ui.llcl11Curkatl hila sit~11 antigellltas sl:l h;ml

tersl:out sculgat tinggi. Salah sarli

pellli;lsalculallllya .lualah hila sifat antigenitas sel

ahnoll11cu yallg leI all aua rcnuall Ucl11 lidclk

lerul:teksi keberauaallllya oleh meknisme sisll:m

imllllilas ltlhuh. Dengan ucmikian sl Icrub;U1 ini

uapal dcng;1I1 muu.tll ht:rkt:mh;l11g Il:hih I;Ul.itll

ueng;tn mcmocnltlk klollc scl ahnom1al yang

bil;l suu;th uapal lcruelcksi olch tubtlll, StlucUl

ot:raua u;ll;ull slauium Ichill l;l11.;ul U;Ul stluall

lerl;ulIh;ll.

Zubaidab A.-P3KRBiNlcraruasi pacta sese orang sebelum dilakukan

opl;:rasi lransplallla",j org.m b\:ltu.jU.111 UlIt.ukm':-lumpullkllil sislt:m kt:k~balan t.UblLlI pasit:u

sehingga tidak acta penolakllil langsnng dari tubulI

p.osil;:n. Koudisi illl bt:rsil"at. sementaJ"a.

Stll11slldin -PT. IntI,.1I Kitlt

Apakall acta pengarull sillat. X terlladap

operator ronlgcll .iikcl clktivitasnycl cukup

tinggi/sering?

Zubaidah A.-P3KlffiiNBila operator bekerja mengikuti kaidah

kelja keselaInataIl radiasi dengaIl asumsi tidak ada

kel"lIsakaIl atau k.:bocorall pclua. a.lat, dihcu.apkall

tidak akall ada et"ek YcUlg mel"lIgikaII raJa kesehataIl

operator. Kerusakcul yang mungkin tnnbul bila

operator telpajcul sillar x yaIlg beroperasi dalaIn

keadaaIl nolmal adalah kerusakan yang masih dapat

ditolercillsi tlIbuh d eIlg all adculya mekCUlisme

perbaikcul terhadap kel"lISakaIl YCUlg timbul

khususIlya raJa DNA. Selain itu dosis

minimaVcunbculg YaIlg dibullUlkcUI lIJllukmelumbulkall et"ek delermillislik .jauh di alas dosis

keluaran dcu.i alal. Ml.:skiplIJI demikiiul, piu,loperator

It:lcl!J diwcljibkiUl llIlluk meiakukiul pt:meriksaiul fisik

dclIllclb ",I.:t:iU,II"llliIl ",I.:UUllIll sl.:kali.

P3KRBiN"BATAN