Efek dari sugamadex pada postoperatif bleeding dan parameter coagulasi setelah septoplasti : Penelitian Prospektif Random

Journal Reading

Latar Belakang•Asetilcholinesterase inhibitor banyak

digunakan untuk mengembalikan efek non depolarisasi neuromuskular bloker tapi mempunyai beberapa kerugian yaitu sisa efek blokade dan hemodinamik

•Sugamadex derivat gamma-cyclodextrin

•Septoplasty merupakan prosedur operatif dengan diharapkan awal pernapasan pascaoperasi komplikasi dan perdarahan Komplikasi ini dapat dikurangi dengan metode anestesi yang tepat

•Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek dari sugammadex pada pasca operasi mual-muntah, nyeri, parameter koagulasi dan jumlah perdarahan pasca operasi

Metode Penelitian•Pelitian ini telah disetujui oleh komite etik

dan semua partisipan telah diberikan inform konsent.

•Subyek : 50 pasien usia 18-65tahun (rerata usia 34.58) yang akan dilakukan operasi septoplasti.

•Teknik operasi HK dan MK dengan ASA I-II

•Dibagi dalam 2 grup : Secara acak

• Dalam studi terkontrol secara acak ini, lima puluh pasien dikelompokkan menjadi dua kelompok; neostigmin (Grup N) vs sugammadex (Grup). Untuk evaluasi PT, aPTT dan INR, sampel darah diambil untuk di menit 120 pasca operasi dan perubahan nilai-nilai ini sehubungan dengan nilai pra operasi didokumentasikan.

• Perdarahan pasca operasi diukur dengan mengevaluasi jumlah darah yang diserap pada ganti ujung hidung selama 3 jam pasca operasi.

Kriteria Inklusi dan Eklusi•Semua pasien berada di ASA I-II (American

Society of Anesthesiologists) kelas Pasien yang memakai antiaggregant / pengobatan antikoagulan, pasien dengan riwayat gangguan perdarahan, pasien dengan hitung darah dan koagulasi tes lengkap abnormal (waktu protrombin (PT), activated partial thromboplastin time (aPTT), rasio normalisasi internasional (INR)) dikeluarkan dari penelitian

Hasil• Tidak ada perbedaan antara karakteristik pasien seperti umur

(p = 0,719), jenis kelamin (p> 0,05), durasi operasi (p = 0,190) dan ASA klasifikasi (p> 0,05) (Tabel 1). Kelompok-kelompok serupa mengenai nyeri pasca operasi (p = 0,848), mual-muntah (p = 0,512). SpO2 (p = 0,276), MAP (p = 0,280) dan MHR (p = 0,697) nilai-nilai dari dua kelompok tidak berbeda (Tabel 2). Pra operasi dan pasca operasi koagulasi parameter (PT dan aPTT) disajikan pada Tabel 3.

• Perbedaan antara parameter koagulasi pra operasi dan pasca operasi (PT dan aPTT) dihitung untuk masing-masing kelompok untuk mengevaluasi perubahan parameter koagulasi. Uji Shapiro-Wilk digunakan untuk menunjukkan distribusi normal data. Untuk mengevaluasi perubahan parameter koagulasi uji Mann-Whitney U digunakan untuk perbandingan kelompok.

• Tidak ada perbedaan statistik yang ditemukan antara PT (p = 0,953) dan aPTT (p = 0,734) nilai-nilai perbedaan Grup N dan Grup S (Tabel 4). Jumlah perdarahan pasca operasi diukur dengan dressing ujung hidung di Grup S secara signifikan lebih tinggi daripada Grup N dalam semua periode waktu pengukuran (p = 0,024, Tabel 5).

• Jumlah rata-rata total perdarahan adalah 2,48 mililiter dalam kelompok neostigmin dan 4.13 mililiter dalam kelompok sugammadex. Jumlah total perdarahan juga ditemukan secara signifikan lebih tinggi di Grup S dari groupn (p = 0,033, Tabel 6).

Pembahasan• Septoplasty adalah prosedur operasi umum di THT yang

memerlukan neuromuscular penyumbatan dan intubasi bila dilakukan di bawah anestesi umum. Perdarahan dan pernapasan komplikasi dapat diamati pada periode pasca operasi

• Residual blokade neuromuskular adalah salah satu efek yang tidak diinginkan dari inhibitor acetylcholinesterase untuk pembalikan nondepolarisasi pelumpuh otot Lebih disukai terutama karena keuntungan atas neostigmin selama ekstubasi dan pemulihan periode dan harus dilakukan di laci anestesia.

• Tidak ada data yang dilaporkan tentang interaksi sugammadex dengan tes laboratorium kecuali parameter koagulasi (PT, aPTT, INR,) dan tingkat progesteron Interaksi dilaporkan telah dilaporkan pada tingkat darah dicapai setelah pemberian 16 mg · kg-1 sugammadex Signifikansi klinis Namun temuan ini tidak diketahui karena jumlah uji klinis telah insufficent

• Tidak ada data yang dilaporkan tentang interaksi sugammadex dengan tes laboratorium kecuali parameter koagulasi (PT, aPTT, INR,) dan tingkat progesteron Interaksi dilaporkan telah dilaporkan pada tingkat darah dicapai setelah pemberian 16 mg · kg-1 sugammadex Signifikansi klinis Namun temuan ini tidak diketahui karena jumlah uji klinis telah insufficent.

• Menurut informasi dilengkapi dengan European Medicines Agency, administrasi 4 dan 16 mg · kg 1 dari sugammadex pada sukarelawan sehat mengakibatkan maksimum dan berarti prolongations dari aPTT sebesar 17% dan 22%, PT masing-masing dan dengan 11% dan 22 %, masing-masing. Dan ini berarti aPTT dan PT prolongations terbatas dan durasi pendek (£ 30 menit)

• Segera setelah pemberian sugammadex, perpanjangan waktu koagulasi telah dilaporkan baru-baru ini De Kam dkk melaporkan bahwa setelah pemberian sugammadex pada dosis 4 dan 16 mg · kg 1, perpanjangan tergantung dosis, terbatas, sementara, dan secara klinis tidak relevan di PT dan aPTT diamati.

• Mereka menyatakan bahwa efek ini mungkin berhubungan dengan penurunan aktivitas Factor Xa tetapi kemudian mereka tidak menemukan efek sugammadex pada aktivitas Xa pada pasien pra diobati dengan heparin

• Mekanisme hemostatik harus bekerja baik untuk koagulasi dan pencegahan trombosis selama prosedur pembedahan Meskipun penilaian pra operasi rutin dengan tes koagulasi (PT, aPTT, jumlah trombosit) dianjurkan, itu tidak selalu mungkin untuk mengidentifikasi kelainan koagulasi dan menentukan risiko perdarahan pasca operasi .

• Tes pra operasi koagulasi (jumlah trombosit, PT dan aPTT) normal dalam populasi penelitian kami Sugammadex memiliki paruh eliminasi 100-150 menit sehingga sampel darah diambil 120 menit setelah pemberian sugammadex untuk PT dan aPTT pengukuran pada semua pasien Kami tidak menyelidiki jumlah trombosit pasca operasi karena sugammadex tidak berpengaruh dilaporkan pada trombosit dan agregasi

Kesimpulan• Kesimpulannya, penelitian kami menunjukkan

bahwa sugammadex meningkat perdarahan pasca operasi, tapi tanpa secara signifikan mempengaruhi PT dan nilai-nilai aPTT Penelitian ini merupakan salah satu yang pertama untuk menyelidiki kehilangan darah pasca operasi setelah digunakan sugammadex Kami berpikir bahwa studi di masa depan menyelidiki efek dari sugammadex pada tes hemostasis selain tes koagulasi rutin dapat memperjelas mekanisme yang menyebabkan peningkatan perdarahan pasca operasi setelah digunakan sugammadex.

•Hasil kami perlu didukung dengan studi klinis yang akan dirancang dengan rendah dan dosis tinggi sugammadex dalam jenis operasi yang berbeda Meskipun hidup-mengancam perdarahan pasca operasi jarang setelah septoplasty, dalam operasi seperti adenoidectomy dan amandel, keselamatan sugammadex sebagai agen membalikkan dan rentang dosis yang aman perlu diverifikasi

Pustaka• 1. Craig RG, Hunter JM: Neuromuscular blocking drugs and their antagonists in

patients with organ disease. Anaesthesia, 2009; 64(Suppl.1): 55–65 • 2. Gaszynski T, Szewczyk T, Gaszynski W: Randomized comparison of

sugammadex and neostigmine for reversal of rocuronium-induced muscle relaxation in morbidly obese undergoing general anaesthesia. Br J Anaesth, 2012; 108: 236–39

• 3. Raft J, Betala Belinga JF, Jurkolow G et al: Clinical evaluation of post-surgical bleeding after a sugammadex injection. Ann Fr Anesth Reanim, 2011; 30: 714–17

• 4. Karaman E, Gungor G, Alimoglu Y et al: The effect of lidocaine, bupivacaine and ropivacaine in nasal packs on pain and hemorrhage after septoplasty. Eur Arch Otorhinolaryngol, 2011; 268: 685–89

• 5. McTernan CN, Rapeport DA, Ledowski T: Successful use of rocuronium and sugammadex in an anticipated difficult airway scenario. Anaesth Intensive Care, 2010; 38: 390–92

• 6. Sokół-Kobielska E: Sugammadex – indications and clinical use. Anaesthesiol Intensive Ther, 2013; 45: 106–10

• 7. Yang Lily PH, Keam SJ: Sugammadex A review of its use in anaesthetic practice. Drugs, 2009; 69: 919–42

• 8. Summary of product characteristics, Bridion. 2014. Available from: http://www.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/EPAR_- Product_Information/human/000885/WC500052310.pdf

• 9. Fuchs-Buder T, Meistelman C, Raft J: Sugammadex: clinical development and practical use. Korean J Anesthesiol, 2013; 65: 495–500

• 10. De Kam PJ, Kruithof AC, Lierop MJ et al: Lack of a clinically relevant effect of sugammadex on anti-Xa activity or activated partial thromboplastin time following pretreatment with either unfractionated or lowmolecular- weight heparin in healthy subjects. Int J Clin Pharmacol Ther, 2014; 52: 631–41

• 11. De Kam PJ, El Galta R, Kruithof AC et al: No clinically relevant interaction between sugammadex and aspirin on platelet aggregation and coagulation parameters. Int J Clin Pharmacol Ther, 2013; 51: 976–85

• 12. Rahe-Meyer N, Fennema H, Schulman S et al: Effect of reversal of neuromuscular blockade with sugammadex versus usual care on bleeding risk in a randomized study of surgical patients. Anesthesiology, 2014; 121: 969–77

• 13. Dutia M, Rodler E, Wun T et al. (eds.): Medical Management of the Surgical Patient. A textbook of Perioperative Medicine. 5th ed. New York: Cambridge University Press, 2013; 223–33

• 14. Schaller SJ, Fink H: Sugammadex as a reversal agent for neuromuscular block: an evidence-based review. Core Evidence, 2013: 8: 57–67

• 15. Habermann TM: Hematology. In: Habermann TM, Ghosh AK (eds.), Mayo Clinic Internal Medicine: Concise Textbook, Mayo Clinic Scientific Press, 2008; 379–83

TERIMAKASIH