efek antioksidan ekstrak daun alpukat (persea americana

21
Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana Mill) secara In Vitro dan In Vivo pada Tikus Putih Galur Wistar Ni Gusti Made Anggreni Nur Hadi, Fatmawaty 1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2. Departemen Kimia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Email: [email protected] ABSTRAK Aktivitas oksidan dan radikal bebas di dalam tubuh yang tidak diimbangi oleh antioksidan dapat menimbulkan penyakit kronik dan degeneratif. Oksidan dan radikal bebas adalah molekul yang reaktif dan tidak stabil karena adanya elektron tidak berpasangan, sedangkan antioksidan adalah senyawa pemberi elektron yang dapat menetralisir oksidan dan radikal bebas. Antioksidan dapat diklasifikasikan menjadi endogen dan eksogen, serta antioksidan eksogen buatan dan alami. Salah satu sumber antioksidan alami yang belum diteliti adalah daun alpukat. Untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antioksidan di dalam ekstrak daun alpukat, dilakukan uji secara In Vitro dengan DPPH (2,2-difenil-1-pikril hidrazil) sebagai radikal buatan yang larut di dalam pelarut polar dan pengukuran nilai IC 50 . Untuk mengetahui dosis efektif dari aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat, dilakukan uji secara In Vivo dengan lima kelompok uji tikus putih galur Wistar dan pengukuran kadar MDA (Malondialdehid) plasma sebagai hasil peroksidasi lipid pada sebelum dan setelah perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian vitamin C pada kelompok tikus kontrol positif, air pada kelompok tikus kontrol negatif, ekstrak daun alpukat sebanyak 4 mg/200 gram BB, 8 mg/200 gram BB, dan 16 mg/200 gram BB pada kelompok uji tikus pertama, kedua, dan ketiga, serta aktivitas fisik berupa berenang selama 15 menit untuk meningkatkan peroksidasi lipid yang terjadi di dalam tubuh tikus. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak daun alpukat yang dilarutkan di dalam air dan etanol memiliki nilai IC 50 yang dikategorikan sebagai aktivitas antioksidan sangat kuat, dan dosis yang dapat menurunkan kadar MDA paling baik adalah sekitar 8 mg per 200 gram BB, walaupun nilai penurunan tersebut tidak bermakna secara statistik. Kata kunci: DPPH; Ekstrak daun alpukat; IC 50 ; MDA The Antioxidant Effect of the Avocado Leaves (Persea americana Mill) Extract through In Vitro and In Vivo Methods in Wistar Albino Rats ABSTRACT The inequality of the activity of oxidants and free radicals in body with the activity of antioxidants can result in degenerative and chronic diseases. Oxidants and free radicals are reactive molecules with one or more unpaired electrons, meanwhile antioxidants are molecules that can give electrons to make the oxidants and free radicals stable. Antioxidants can be classified into endogenous and exogenous, and also the synthetic and natural of exogenous antioxidants. One of the sources of natural exogenous antioxidants is the avocado leaves. In Vitro test with DPPH as the polar-soluble synthetic radical and the measurement of IC 50 was done to know the activity of antioxidants in avocado leaves extract. Effective dose of antioxidant activity in avocado leaves extract was known through the In Vivo test using five groups of Wistar albino rats and the measurement of MDA plasm as the result of lipid peroxidation in before and after experiments. The first group of Wistar albino rats was given vitamin C as positive control, the second one was given water as negative control, the third one was given 4 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, the fourth one was given 8 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, and the fifth one was given 16 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, and in the last day of experiments, all of rats had to swim in 15 minutes to increase the lipid peroxidation in their bodies. The result shows that Avocado leaves extracts in water and ethanol have the highest IC 50 . The best dose of Avocado leaves extract in reducing the MDA plasm is approximately 8 mg per 200 gram weight, though the reduced value is not statistically significant. Keywords: DPPH; Extract of Avocado leaves; IC 50 ; MDA Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana Mill) secara In Vitro dan In Vivo pada Tikus Putih Galur Wistar

Ni Gusti Made Anggreni Nur Hadi, Fatmawaty

1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2. Departemen Kimia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK

Aktivitas oksidan dan radikal bebas di dalam tubuh yang tidak diimbangi oleh antioksidan dapat menimbulkan penyakit kronik dan degeneratif. Oksidan dan radikal bebas adalah molekul yang reaktif dan tidak stabil karena adanya elektron tidak berpasangan, sedangkan antioksidan adalah senyawa pemberi elektron yang dapat menetralisir oksidan dan radikal bebas. Antioksidan dapat diklasifikasikan menjadi endogen dan eksogen, serta antioksidan eksogen buatan dan alami. Salah satu sumber antioksidan alami yang belum diteliti adalah daun alpukat. Untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antioksidan di dalam ekstrak daun alpukat, dilakukan uji secara In Vitro dengan DPPH (2,2-difenil-1-pikril hidrazil) sebagai radikal buatan yang larut di dalam pelarut polar dan pengukuran nilai IC50. Untuk mengetahui dosis efektif dari aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat, dilakukan uji secara In Vivo dengan lima kelompok uji tikus putih galur Wistar dan pengukuran kadar MDA (Malondialdehid) plasma sebagai hasil peroksidasi lipid pada sebelum dan setelah perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian vitamin C pada kelompok tikus kontrol positif, air pada kelompok tikus kontrol negatif, ekstrak daun alpukat sebanyak 4 mg/200 gram BB, 8 mg/200 gram BB, dan 16 mg/200 gram BB pada kelompok uji tikus pertama, kedua, dan ketiga, serta aktivitas fisik berupa berenang selama 15 menit untuk meningkatkan peroksidasi lipid yang terjadi di dalam tubuh tikus. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak daun alpukat yang dilarutkan di dalam air dan etanol memiliki nilai IC50 yang dikategorikan sebagai aktivitas antioksidan sangat kuat, dan dosis yang dapat menurunkan kadar MDA paling baik adalah sekitar 8 mg per 200 gram BB, walaupun nilai penurunan tersebut tidak bermakna secara statistik. Kata kunci: DPPH; Ekstrak daun alpukat; IC50; MDA

The Antioxidant Effect of the Avocado Leaves (Persea americana Mill) Extract through In Vitro and In Vivo Methods in Wistar Albino Rats

ABSTRACT

The inequality of the activity of oxidants and free radicals in body with the activity of antioxidants can result in degenerative and chronic diseases. Oxidants and free radicals are reactive molecules with one or more unpaired electrons, meanwhile antioxidants are molecules that can give electrons to make the oxidants and free radicals stable. Antioxidants can be classified into endogenous and exogenous, and also the synthetic and natural of exogenous antioxidants. One of the sources of natural exogenous antioxidants is the avocado leaves. In Vitro test with DPPH as the polar-soluble synthetic radical and the measurement of IC50 was done to know the activity of antioxidants in avocado leaves extract. Effective dose of antioxidant activity in avocado leaves extract was known through the In Vivo test using five groups of Wistar albino rats and the measurement of MDA plasm as the result of lipid peroxidation in before and after experiments. The first group of Wistar albino rats was given vitamin C as positive control, the second one was given water as negative control, the third one was given 4 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, the fourth one was given 8 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, and the fifth one was given 16 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, and in the last day of experiments, all of rats had to swim in 15 minutes to increase the lipid peroxidation in their bodies. The result shows that Avocado leaves extracts in water and ethanol have the highest IC50. The best dose of Avocado leaves extract in reducing the MDA plasm is approximately 8 mg per 200 gram weight, though the reduced value is not statistically significant.

Keywords: DPPH; Extract of Avocado leaves; IC50; MDA

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 2: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dunia sedang mengalami transisi epidemiologi di dalam masalah kesehatan. Penyakit

degeneratif dan kronik, seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes telah menyebabkan

angka kematian yang lebih tinggi daripada penyakit infeksi, baik di Indonesia maupun di

dunia. Berdasarkan pernyataan WHO pada tahun 2008, berbagai penyakit degeneratif dan

kronik telah menimbulkan lebih dari setengah angka kematian di dunia (kira-kira mencapai

angka 63%) dan memunculkan ancaman yang lebih besar daripada penyakit menular. Angka

ini dapat diturunkan dengan pencegahan dan upaya untuk mengurangi faktor resiko, seperti

rokok, minuman keras, minimalnya aktivitas fisik, dan obesitas. Penyakit degeneratif yang

juga dikenal sebagai penyakit pengiring usia, karena memang lebih sering terjadi pada usia

lebih dari 40 tahun, sulit terdeteksi dan disebabkan oleh kumpulan kerusakan sel di dalam

tubuh manusia. Penyakit yang menjadi ancaman bagi berbagai negara di dunia ini juga

ditandai dengan adanya kemunduran fungsi sel saraf tanpa sebab yang jelas, dari keadaan dan

fungsi yang normal menjadi keadaan dan fungsi yang lebih buruk.1,2

Salah satu penyebab penyakit degeneratif dan kronik adalah meningkatnya angka

kerusakan sel di dalam tubuh dan menumpuknya sisa metabolisme serta sel-sel rusak tersebut

di dalam tubuh. Aktivitas oksidan, radikal bebas, dan Reactive Oxygen Species (ROS) yang

dapat merusak berbagai sel dan jaringan tubuh, seperti DNA, protein, dan lipid, yang tidak

diimbangi oleh aktivitas antioksidan. Antioksidan endogen adalah antioksidan yang

dihasilkan oleh sel atau jaringan tubuh itu sendiri, sedangkan antioksidan eksogen adalah

antioksidan alami dan buatan yang ditambahkan untuk membantu aktivitas antioksidan

endogen. Salah satu penyebab tingginya stres oksidatif yang meningkatkan angka kerusakan

sel dan sisa metabolisme adalah sel atau jaringan yang sudah rusak juga dapat menghasilkan

oksidan, radikal bebas, dan ROS yang dapat memperluas stres oksidatif serta kerusakan sel

atau jaringan yang terjadi.3,4

Banyak penelitian dan uji coba yang dilakukan untuk mencari antioksidan buatan dan

alami yang dapat diberikan ke dalam tubuh sebagai antioksidan eksogen.3-7 Beberapa

penelitian membuktikan bahwa antioksidan buatan dapat memberikan dampak negatif bagi

tubuh5, sehingga penelitian semakin beralih ke pencarian antioksidan alami yang dapat

dikonsumsi. Antioksidan alami dapat ditemukan pada kandungan berbagai daun tanaman

dalam bentuk antosianin, prostanidin, epikatein, polifenol, flavonoid, luteolin, rutin, quersetin,

dan apigenin.6-12 Penelitian tentang penggunaan daun alpukat sebagai antilipidemia

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 3: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

memperkuat dugaan adanya kandungan antioksidan yang dapat mengurangi aktivitas

peroksidasi lipid.10 Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mencari aktivitas

antioksidan di dalam daun tanaman alpukat sehingga dapat ditemukan sumber baru bagi

antioksidan alami yang dapat dikonsumsi.

Pertanyaan Penelitian

1. Apakah ekstrak daun tanaman alpukat (Persea americana Mill) mengandung antioksidan

yang dapat digunakan untuk mengurangi atau mencegah aktivitas peroksidasi lipid di

dalam tubuh?

2. Berapakah dosis ekstrak daun tanaman alpukat (Persea americana Mill) yang dapat

dimanfaatkan sebagai antioksidan untuk mengurangi atau mencegah aktivitas peroksidasi

lipid?

Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah menemukan aktivitas antioksidan pada ekstrak daun

tanaman alpukat (Persea americana Mill) yang dapat menurunkan MDA sebagai hasil

aktivitas peroksidasi lipid, sehingga ekstrak daun tanaman alpukat (Persea americana Mill)

tersebut dapat digunakan sebagai antioksidan eksogen. Tujuan khusus dari penelitian ini

adalah:

1. Membuktikan secara In Vitro bahwa ekstrak daun alpukat mengandung antioksidan.

2. Mencari dosis ekstrak daun alpukat yang dapat dikonsumsi untuk mengurangi MDA

sebagai hasil aktivitas peroksidasi lipid secara In Vivo di dalam tubuh tikus putih galur

Wistar.

TINJAUAN TEORITIS

Persea Americana Mill adalah tanaman yang aslinya berasal dari Amerika dan tumbuh

di daerah Chili, Meksiko, kepulauan Karibean, dan hingga saat ini daerah pertumbuhannya

semakin menyebar di Filipina, New Zealand, Australia, Afrika Selatan, Kenya, Israel,

Moroko, Spanyol, dan Kepulauan Kanari. Tanaman yang pertumbuhannya sangat dipengaruhi

oleh keadaan lingkungan ini dapat tumbuh baik di tanah yang strukturnya tidak terlalu padat

dengan sistem pengairan yang baik, sedikit asam, dan banyak mengandung zat organik.

Persea Americana Mill dapat dikatakan sebagai spesies yang polimorfik dengan variasi

bentuk, kualitas, warna, dan daya tahan terhadap dingin, dengan 3 spesies yang paling

terkenal adalah Mexican, Guatemaleen, dan West Indian. Spesies yang paling terkenal di

Amerika Serikat adalah Hass dengan kulit buah yang berwarna coklat kehitaman.13,14

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 4: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

Di Indonesia, tanaman ini dapat tumbuh dengan baik karena iklimnya tropis dan

subtropis, terutama di daerah dengan ketinggian 80 kaki ini dapat dikategorikan sebagai

tanaman komersial dengan kandungan dan kualitas nutrisi yang baik.13 Buah alpukat yang

memiliki kulit berwarna hijau zaitun dengan pulp yang berwarna kuning tebal pucat dapat

dikonsumsi oleh manusia dan digunakan sebagai terapi pengobatan.15 Kandungan kalori pada

buah alpukat sama dengan kandungan kalori pada pisang, kandungan lemak buahnya yang

bisa mencapai 5-35% dengan kandungan utama MUFA (Monounsaturated Fatty Acid) asam

oleat sebagai asam lemak esensial, dan biji tanamannya mengandung tanin dalam kadar yang

tinggi.13,16,17 Selain itu, buah alpukat banyak mengandung asam linolenat, asam palmitat,

asam stearat, asam linoleat, asam kaprat, asam miristat, vitamin E, vitamin B2, vitamin B6,

asam pantotenat, kalium, dan serat, serta biji dan tunas yang mengandung antioksidan.7,15

Oleh karena kandungan nutrisinya dan berbagai keuntungan dari segi kesehatan, buah alpukat

adalah buah ke-14 terbanyak dikonsumsi di Amerika Serikat.17

Beberapa penggunaan tanaman alpukat sebagai pencegahan dan terapi atau pengobatan

penyakit tertentu di dalam dunia medis adalah daun alpukat sebagai antihipertensi dan

vasorelaksasor cincin aorta11,18, ekstrak biji dan daun tanaman alpukat untuk menurunkan

kolesterol, LDL (Low-Density Lipoprotein), dan triasilgliserol dengan kandungan β-sitosterol

dan antioksidannya yang dapat mencegah atau menurunkan peroksidasi lipid,10,14,17 esktrak

biji dan tunas sebagai antioksidan dan antibakteri karena adanya kandungan terpenoid,

flavonoid, steroid, dan polifenol,5,7,9,16 daun alpukat sebagai obat diuretik, anti-inflamasi, anti-

hipoglikemia, diare, radang tenggorokan, dan perdarahan,anti-litiasis pada nefrolitiasis karena

adanya kandungan flavonoid yang dapat mencegah adhesi kristal kalsium oksalat.9 Selain itu,

kandungan karotenoid, tanin, dan tokoferol pada buah alpukat terbukti secara in vitro dapat

menghambat pertumbuhan sel-sel kanker prostat dan kandungan persin pada daun alpukat

bersifat anti-jamur dan dapat membunuh beberapa spesies cacing.16

Penelitian in vivo pada tubuh mencit membuktikan bahwa ekstrak buah alpukat dapat

mempengaruhi proliferasi limfosit.16 Tanin pada ekstrak biji alpukat dapat digunakan untuk

terapi diare non-spesifik, inflamasi pada mulut, tenggorokan, dan kulit yang terluka, sebagai

anti-parasit dan anti-mikroba, sebagai anti-iritasi, dan sebagai anti-sekretolitik.16 Buah alpukat

juga dapat bersifat sebagai hepatoproteksi, terutama terhadap hepatotoksisitas yang diindukti

oleh parasetamol.10,11 Sebagai pencegah kanker, beberapa penelitian membuktikan ekstrak

fitokimia buah alpukat yang dapat menginhibisi pertumbuhan, menghentikan siklus sel, dan

menginduksi apoptosis. Ekstrak alpukat dalam metanol dapat membantu proliferasi sel-sel

limfosit manusia dan menurunkan aberasi kromosom yang diinduksi oleh siklofosfamid.19

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 5: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

Radikal bebas dan oksidan adalah molekul yang memiliki satu atau lebih elektron tak

berpasangan pada orbital terluar dan menjadi sangat reaktif. Selain dihasilkan di proses

metabolisme normal tubuh, radikal bebas dan oksidan juga dihasilkan saat tubuh sedang

melakukan aktivitas fisik yang berat, terpapar sinar matahari dan X-Ray, terpapar rokok dan

polusi lingkungan. ROS adalah molekul yang mengandung O2 dan bersifat sangat reaktif,

seperti radikal hidroksil, radikal anion superoksida, singlet oksigen, hidrogen peroksida,

radikal nitrit oksida, dan variasi peroksida lipid.23

Antioksidan adalah senyawa pemberi elektron atau reduktan yang dapat menghambat

reaksi oksidasi dengan mengikat oksidan dan radikal bebas. Tubuh secara alami dapat

mengatasi peningkatan radikal bebas dan oksidan, tetapi pada keadaan tertentu, seperti pada

aktivitas fisik yang berat, antioksidan endogen di dalam tubuh membutuhkan bantuan

antioksidan eksogen. Contoh komponen antioksidan endogen di dalam tubuh yang

menghilangkan oksidan dan radikal bebas secara enzimatik adalah SuperOksida Dismutase

(SOD), Glutation Peroksidase (GPX), dan katalase.21 Antioksidan eksogen dapat

diklasifikasikan menjadi alami dan buatan yang terus menarik perhatian peneliti-peneliti di

dunia, karena manfaatnya yang dapat menurunkan angka kejadian penyakit kronik, seperti

kanker dan aterosklerosis.23,24 Secara umum, tiga cara yang digunakan oleh antioksidan untuk

mengurangi aktivitas oksidan dan radikal bebas adalah23:

a. Mengikat/scavenging

b. Menghambat/inhibisi

c. Proteksi

Selain diklasifikasikan menjadi antioksidan alami dan buatan, antioksidan juga

dapatdiklasifikasikan menjadi antioksidan preventif yang mengurangi laju inisiasi reaksi

berantai dan antioksidan pemutus rantai yang mengganggu propagasi reaksi berantai. Contoh

antioksidan preventif adalah katalase dan peroksidase, selenium, EDTA (etilen-

diamintetraasetat) dan DTPA (dietilentriaminpentaasetat). Antioksidan pemutus rantai yang

utama adalah superoksida dismutase yang bekerja secara efektif di dalam fase cair dan

vitamin E.24

Peroksidasi lipid adalah aktivitas radikal bebas oksigen yang merusak lemak tidak jenuh

rantai panjang pada membran lipid. Komponen membran lipid yang sering diserang oleh

oksidan dan radikal bebas, terutama hidroksil, adalah fosfolipid dan glikolipid. Peroksidasi

lipid ini akan memicu terjadi peroksidasi-peroksidasi berikutnya melalui reaksi berantai yang

terus menghasilkan radikal bebas. Gangguan fisiologis yang ditimbulkan adalah inaktivasi

enzim membran sel, peningkatan permeabilitas ion menembus membran, peningkatan

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 6: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

agregasi platelet pada pembuluh darah, peningkatan penyakit degeneratif, dan penurunan

efektivitas sistem imun. Produk peroksidasi lipid bersifat toksik bagi sel, seperti macam-

macam aldehida dan MDA, yang dapat diukur pada uji In Vivo adalah MDA plasma. MDA

plasma tersebut direaksikan dengan asam Tiobarbiturat (TBA), di mana reaksi secara

molekulnya terjadi di antara satu molekul MDA dengan dua molekul TBA pada keadaan

asam, yang menghasilkan warna merah muda dan dapat dibaca pada panjang gelombang 532

nm.21

Gambar 1. Reaksi di antara MDA dengan TBA21

Potensi antioksidan alami yang dimiliki oleh ekstrak tanaman tertentu diuji dengan

perbandingan terhadap aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh vitamin E atau vitamin C. Zat

radikal yang dapat digunakan untuk melihat aktivitas antioksidan adalah DPPH (2,2-difenil-1-

pikril hidrazil) sebagai zat oksidator yang dapat dijadikan radikal bebas pada pengujian

aktivitas antioksidan dan radikal buatan yang larut di dalam pelarut polar, seperti metanol dan

etanol. Antioksidan akan mereduksi radikal DPPH dan intensitasnya dapat diukur pada

panjang gelombang 515 nm. Penurunan absorbansi DPPH sebagai tanda penurunan

konsentrasi DPPH dapat dijadikan sebagai indikator aktivitas antioksidan. Parameter yang

digunakan untuk uji aktivitas antioksidan terhadap radikal DPPH adalah IC50, yaitu

konsentrasi senyawa ekstrak uji yang dibutuhkan untuk mengurangi radikal DPPH sebesar

50%. Semakin kecil nilai IC50, semakin efektif fungsi ekstrak uji tersebut sebagai

antioksidan.21 Kategori kekuatan aktivitas antioksidan menurut Jung et al dapat dilihat pada

tabel berikut ini.21

Tabel 1. Kategori Kekuatan Aktivitas Antioksidan secara In Vitro terhadap DPPH21

Intensitas Nilai IC50 (µg/mL) Sangat aktif <50

Aktif 50-100 Sedang 101-250 Lemah 250-500

Tidak Aktif >500

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 7: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

Aktivitas antioksidan pada ekstrak yang diuji bereaksi dengan DPPH melalui pemberian

elektron dan reaksi ini akan mengubah warna ungu pada DPPH menjadi warna kuning

pucat.21,23,25

Gambar 2. Reaksi di Antara DPPH dengan Antioksidan yang Ditandai dengan Perubahan Warna Ungu Menjadi

Warna Kuning Pucat25

Peningkatan aktivitas fisik dapat meningkatkan konsumsi oksigen yang pada akhirnya

dapat meningkatkan produksi radikal bebas di dalam tubuh. Ketika peningkatan tersebut

sudah melebihi kapasitas fisiologis dan pertahanan antioksidan tubuh, radikal bebas yang

dihasilkan dapat menimbulkan stres oksidatif yang ditandai dengan produksi MDA. Vittala et

al (2004) menyatakan bahwa latihan fisik dengan intensitas sedang dan berat dapat

meningkatkan produksi radikal bebas oksigen di dalam tubuh yang pada akhirnya dapat

merusak membran lipid, protein, DNA, dan beberapa komponen sel lainnya.21 Aktivitas

peroksidasi lipid sebagai aktivitas perusakan lemak tidak jenuh rantai panjang pada membran

lipid oleh radikal bebas oksigen adalah bukti yang sering digunakan untuk melihat peran

reaksi radikal bebas di dalam menimbulkan penyakit dan indikator yang dapat diukur pada

aktivitas tersebut adalah MDA. Beberapa uji coba antioksidan, seperti pulp buah alpukat dan

buah merah (Pandanus conoideus) memperlihatkan penurunan jumlah MDA, dan antioksidan

ini nantinya dapat digunakan untuk mengurangi efek negatif yang disebabkan oleh latihan

fisik dan mengurangi resiko terjadinya penyakit degeneratif.17,21

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah studi eksperimental di laboratorium dengan tikus putih

galur Wistar sebagai hewan coba. Penelitian ini dilakukan secara In Vitro menggunakan

DPPH dalam etanol dan ekstrak daun alpukat pada berbagai konsentrasi (µg/ml) dan secara In

Vivo menggunakan lima kelompok uji tikus putih galur Wistar. Penelitian ini dilaksanakan di

Departemen Kimia dan Departemen Gizi Kampus Fakultas Kedokteran Universitas

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 8: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

Indonesia, Jln. Salemba Raya no. 4, Salemba, Jakarta Pusat. Waktu penelitian dimulai sejak

pertengahan bulan Desember 2015 hingga pertengahan bulan Mei 2016.

Penelitian ini dilakukan pada lima kelompok tikus dengan satu kelompok kontrol

negatif, satu kelompok kontrol positif, dan tiga kelompok perlakuan. Besar sampel penelitian

ini dihitung dengan rumus Federer, yaitu:

(t-1)(n-1) ≥ 15

Keterangan:

n : Jumlah sampel tiap kelompok perlakuan

t : Jumlah kelompok perlakuan

Dengan demikian, besar sampel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah:

(5-1)(n-1) ≥ 15

4(n-1) ≥ 15

4n - 4 ≥ 15

4n ≥ 19

n ≥ 5

Berdasarkan perhitungan dengan rumus Ferderer tersebut, jumlah sampel minimal yang

diperlukan di dalam penelitian ini adalah lima untuk setiap kelompok kontrol dan perlakuan.

Subyek penelitian adalah tikus putih galur Wistar yang diambil dari Laboratorium Pusat

Penelitian dan Pengembangan Hewan Coba Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang

ditentukan secara consecutive sampling, mengikuti 10 hari perlakuan di dalam kandang

(dengan suhu dan makanan tertentu), dan mengikuti uji aktivitas fisik berupa berenang di hari

ke-10. Sampel daun alpukat yang akan diekstrak diambil dari Balai Tanaman Obat dan

Aromatika (Balitro Bogor). Variabel bebas di dalam penelitian ini adalah keadaan lingkungan

atau fisik pada kandang tikus, seperti paparan sinar UV dan suhu. Variabel kontrol di dalam

penelitian ini adalah cara membuat ekstrak daun alpukat, pemberian ekstrak daun alpukat

dengan dosis 4 mg per 200 gram BB pada kelompok uji pertama, 8 mg per 200 gram BB pada

kelompok uji kedua, dan 16 mg per 200 gram BB pada kelompok uji ketiga, pemberian air

pada kelompok kontrol negatif, pemberian vitamin C pada kelompok kontrol positif, dan

pemberian aktivitas fisik berupa berenang selama 15 menit di hari kesepuluh pada seluruh

kelompok uji. Variabel terikat di dalam penelitian ini adalah kadar MDA pada plasma tikus

sebagai hasil aktivitas peroksidasi lipid. Variabel perancu di dalam penelitian ini adalah genus

dan spesies serta keadaan lingkungan dan fisik tempat tanaman alpukat tumbuh.

Penelitian dimulai dengan pengambilan daun alpukat berdasarkan bentuk dan warna di

Balitro, Bogor. Penelitian dilanjutkan dengan pembuatan ekstrak daun alpukat dengan pelarut

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 9: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

etanol 70% dan teknik maserasi. Pembuatan ekstrak daun alpukat dimulai dengan

memasukkan 100 gram serbuk daun ke dalam sebuah botol bermulut lebar yang kemudian

dicampur dengan 70% etanol sebanyak 500 ml. Setelah 3 hari perendaman dengan

pengadukan secara berkala, larutan disaring dan ampas yang diperoleh direndam berkali-kali

hingga filtratnya tidak berwarna. Hasil larutan kemudian difraksinasi dan dipekatkan pada alat

rotary evaporator pada suhu 500 C dengan kecepatan 50 rpm. Ekstrak dikeringkan pada suhu

400C hingga diperoleh bobot berat yang tetap. Ekstrak dapat disimpan pada kulkas dengan

suhu 40C hingga digunakan kemudian.

Uji In Vitro dilakukan dengan mereaksikan 0,5 ml DPPH 1 mM dengan 10-200 µg

ekstrak daun alpukat dalam 2 ml etanol 70% di dalam tabung reaksi. 10-200 µg ekstrak daun

alpukat dalam 2 ml etanol 70% tersebut kemudian dilarutkan di air, dan direaksikan dengan

0,5 ml DPPH 1 mM di dalam tabung reaksi Larutan ekstrak daun alpukat dalam etanol dan air

kemudian dilarutkan dengan etil asetat, dan direaksikan dengan 0,5 ml DPPH 1 mM di dalam

tabung reaksi. 10-200 µg ekstrak daun alpukat dalam 2 ml etanol 70% tersebut dilarutkan juga

dengan pelarut n-heksan, kemudian direaksikan dengan 0,5 ml DPPH 1 mM di dalam tabung

reaksi. Sebagai kontrol positif, 0,5 ml DPPH 1 mM dilarutkan dengan 10-200 µg vitamin C di

dalam tabung reaksi. Pada akhir reaksi, didapatkan 5 tabung yang terdiri dari tabung ekstrak

daun alpukat di dalam etanol, tabung ekstrak daun alpukat di dalam fraksi air, tabung ekstrak

daun alpukat di dalam fraksi etil asetat, tabung ekstrak daun alpukat di dalam fraksi heksan,

dan tabung vitamin C sebagai kontrol positif. Seluruh tabung direaksikan dengan 0,5 ml

DPPH 1 mM. Seluruh larutan dievaporasi dengan rotary evaporator dan dicampur dengan

vortex. Larutan kemudian didiamkan selama 30 menit. Absorbansi larutan dibaca dengan

spektrofotometer dengan panjang gelombang 515 nm. Nilai absorbansi DPPH yang diperoleh

pada ekstrak daun alpukat dengan berbagai konsentrasi dan fraksi dibandingkan dengan nilai

absorbansi DPPH pada vitamin C. Nilai tersebut menggambarkan aktivitas antioksidan pada

ekstrak daun alpukat dan vitamin C di dalam menginhibisi DPPH dan dilambangkan dengan

nilai IC50.

Uji In Vivo dimulai dengan persiapan hewan coba berupa tikus putih galur Wistar.

Persiapan pemeliharaan hewan coba terdiri dari persiapan kandang, anyaman kawat, sekam,

botol minum, alat semprot, tempat makan, dan pakan untuk seluruh tikus selama 10 hari.

Sebelum percobaan dilaksanakan, berat badan seluruh tikus harus ditimbang dan dicatat,

sampel darah sebanyak 2 ml diambil dari seluruh subyek penelitian. Sampel darah kemudian

disentrifugasi untuk mendapatkan plasma, kadar MDA pada plasma kemudian diukur dan

dicatat.

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 10: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

Peneliti kemudian memberikan perlakuan pada masing-masing kelompok subyek

penelitian selama 10 hari, berupa pemberian vitamin C pada kelompok kontrol positif, air

pada kelompok kontrol negatif, ekstrak daun alpukat sebanyak 4 mg pada kelompok uji

pertama, ekstrak daun alpukat sebanyak 8 mg pada kelompok uji kedua, dan ekstrak daun

alpukat sebanyak 16 mg pada kelompok uji ketiga. Pada hari kesepuluh, peneliti memberikan

aktivitas fisik maksimal, yaitu berenang hingga muncul tanda kelelahan berupa hampir

tenggelam (biasanya membutuhkan waktu selama 15 menit) pada seluruh kelompok

perlakuan. Sampel darah kemudian diambil segera setelah subyek penelitian melakukan

aktivitas fisik, untuk kemudian disentrifugasi. Setelah mendapatkan plasma, peneliti

kemudian mengukur dan mencatat kadar MDA pada plasma darah.

Pengukuran kadar MDA pada plasma darah dilakukan dengan mereaksikan 250 µl

plasma darah dengan 100 µl SDS 8,1%, 750 µl HCl 0,5 M, 750 µl TBA 20M, dan 125 µl

aquabidest. Seluruh zat yang telah direaksikan tersebut kemudian divortex. Larutan kemudian

dipanaskan pada suhu 900C selama 15 menit, kemudian didinginkan selama 10 menit. 500 µl

aquabidest dan 2,5 ml n Butanol pir ditambahkan pada larutan, kemudian divortex dan

disentrifugasi 3000x selama 15 menit. Absorbansi supernatan dibaca pada fluorometer 520

nm dan emisi 550 nm. Analisis statistik dilakukan dengan program SPSS 21. Uji t

berpasangan dilakukan untuk membandingkan kadar MDA sebelum dan setelah perlakukan

pada seluruh kelompok uji. Uji one-way ANNOVA dengan p<0,05 dilakukan untuk melihat

perbedaan kadar MDA pada seluruh kelompok subyek penelitian dan untuk melihat

perbedaan aktivitas antioksidan pada ekstrak daun alpukat dengan aktivitas antioksidan pada

vitamin C.

HASIL PENELITIAN

Aktivitas antioksidan ekstrak di dalam mengurangi radikal DPPH diukur dengan

metode Yen & Chen (1995) dan absorbansinya dibaca pada panjang gelombang 515 nm.

Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat secara In Vitro dapat dilihat pada Tabel 2,

3, 4, 5, dan 6 serta Gambar 3, 4, 5, 6, dan 7.

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 11: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C sebagai Kontrol Positif pada Uji In Vitro

Konsentrasi (µg/mL) % Inhibisi IC50 (µg/mL)

2.5 20.4

7.032 5 42.5

10 78.6

20 98.8

Gambar 3. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C sebagai Kontrol Positif pada Uji In Vitro

Tabel 3. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat Fraksi Air pada Uji In Vitro

Konsentrasi (µg/mL) % Inhibisi IC50 (µg/mL)

10 23.3

29.7 50 91

100 91.6 200 191.7

Gambar 4. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat Fraksi Air pada Uji In Vitro

20.442.5

78.698.8

y=4.3002x+19.761R²=0.891810

50

100

150

0 5 10 15 20 25

Inhibisi(%)

Konsentrasi(µg/mL)

Ak8vitasAn8oksidanVitaminCsecaraInVitro

23.3

91 91.6

191.7

y=0.8168x+25.89R²=0.93312

050100150200250

0 50 100 150 200 250

Inhibisi(%)

Konsentrasi(µg/mL)

Ak8vitasAn8oksidanEkstrakDaunAlpukatFraksiAirsecaraInVitro

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 12: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

Tabel 4. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat Ekstrak Etanol pada Uji In Vitro

Konsentrasi (µg/mL) % Inhibisi IC50 (µg/mL)

10 0.2

35.9 50 66.7 100 157.8

200 191.3

Gambar 5. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat Ekstrak Etanol pada Uji In Vitro

Tabel 5. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat Fraksi Hx pada Uji In Vitro

Konsentrasi (µg/mL) % Inhibisi IC50 (µg/mL) 10 0.1

440.8 50 8

100 12.3 200 22.4

0.2

66.7

157.8191.3

y=0.987x+15.172R²=0.86756

0

50

100

150

200

250

0 50 100 150 200 250

Inhibisi(%)

Konsentrasi(µg/mL)

Ak8vitasAn8oksidanEkstrakDaunAlpukatEkstrakEtanolsecaraInVitro

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 13: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

Gambar 6. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat Fraksi Hx pada Uji In Vitro

Tabel 6. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat Fraksi EA pada Uji In Vitro

Konsentrasi (µg/mL) % Inhibisi IC50 (µg/mL) 10 3.7

157.3 50 28.9

100 36.7 200 51.2

Gambar 7. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat Fraksi EA pada Uji In Vitro

Aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat secara In Vivo dilakukan dengan

membandingkan kadar MDA plasma pada sampel darah tikus sebelum perlakuan dengan

setelah perlakuan. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 dan Gambar 8 sebagai

hasil uji t berpasangan pada SPSS.

0.1

812.3

22.4

y=0.1118x+0.6351R²=0.975020

510152025

0 100 200 300

Inhbisi(%)

Konsentrasi(µg/mL)

Ak8vitasAn8oksidanEkstrakDaunAlpukatFraksiHxsecara

InVitro

3.7

28.936.7

51.2

y=0.2251x+9.8661R²=0.862160

20

40

60

0 50 100 150 200 250

Inhibisi(%)

Konsentrasi(µg/mL)

Ak8vitasAn8oksidanEkstrakDaunAlpukatFraksiEAsecaraInVitro

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 14: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

Tabel 7. Rerata Kadar MDA Plasma pada Sampel Darah Tikus Sebelum dan Setelah Perlakuan

Rerata dan Selisih Kadar MDA

No. Kelompok Uji

Kadar MDA sebelum

Perlakuan (nmol/mL)

Kadar MDA setelah

Perlakuan (nmol/mL)

Selisih Kadar MDA

(nmol/mL) p*

1. Kelompok Kontrol Positif 0.29 ± 0.18 0.19 ± 0.05 -0.10 ± 0.06

0.09

2. Kelompok Kontrol Negatif 0.33 ± 0.02 0.41 ± 0.25 0.07 ± 0.04

0.13

3. Konsentrasi Ekstrak 4 mg 0.34 ± 0.13 0.37 ± 0.17 0.03 ± 0.12

0.67

4. Konsentrasi Ekstrak 8 mg 0.30 ± 0.05 0.27 ± 0.32 -0.03 ± 0.02

0.23

5. Konsentrasi Ekstrak 16 mg 0.36 ± 0.03 0.39 ± 0.09 0.03 ± 0.12

0.56

*nilai p didapat dari hasil uji t berpasangan untuk membandingkan kadar MDA plasma pada

sebelum dengan setelah perlakuan, nilai p yang lebih besar dari 0.05 menandakan perbedaan

atau selisih kadar MDA yang tidak bermakna secara statistik

Gambar 8. Selisih Kadar MDA Plasma pada Sampel Darah Tikus Sebelum dengan Setelah Perlakuan

Untuk mengetahui dosis ekstrak daun alpukat yang memiliki aktivitas antioksidan paling

tinggi, digunakan uji one-way ANNOVA.

0 0.05 0.1

0.15 0.2

0.25 0.3

0.35 0.4

0.45

Kel

ompo

k K

ontro

l Po

sitif

Kel

ompo

k K

ontro

l N

egat

if

Kon

sent

rasi

Eks

trak

4 m

g

Kon

sent

rasi

Eks

trak

8 m

g

Kon

sent

rasi

Eks

trak

16 m

g

1 2 3 4 5

Kadar MDA sebelum Perlakuan (nmol/mL)

Kadar MDA setelah Perlakuan (nmol/mL)

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 15: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

Tabel 8. Hasil Uji Analisis One-Way ANNOVA terhadap Selisih MDA di Setiap Kelompok

Kelompok Uji Jumlah Subjek Rata-rata ± Simpang

Baku p

Kontrol Positif 5 0.018 ± 0.056 0.724 Kontrol Negatif 5 0.029 ± 0.035

Konsentrasi Ekstrak 4 mg

5 0.025 ± 0.117

Konsentrasi Ekstrak 8 mg

5 -0.025 ± 0.039

Konsentrasi Ekstrak 16 mg

5 0.031 ± 0.081

PEMBAHASAN

Potensi antioksidan alami pada ekstrak daun tanaman alpukat diuji dengan

perbandingan terhadap aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh vitamin C. Parameter

yang digunakan untuk uji aktivitas antioksidan terhadap radikal DPPH adalah IC50, yaitu

konsentrasi senyawa ekstrak uji yang dibutuhkan untuk mengurangi radikal DPPH

sebesar 50%. Semakin kecil nilai IC50, semakin efektif fungsi ekstrak uji tersebut

sebagai antioksidan.21

Gambar 4.1 sebagai grafik hasil uji aktivitas antioksidan vitamin C sebagai

kontrol positif secara In Vitro memperlihatkan persamaan y = 4.3002x + 19.761 dan R2

= 0.892. Nilai y pada persamaan adalah inhibisi DPPH (%) dan nilai x pada persamaan

adalah konsentrasi vitamin C dalam satuan µg/mL. Grafik dan persamaan tersebut

diperoleh dengan memasukkan nilai konsentrasi pada sumbu x dan inhibisi DPPH pada

sumbu y berdasarkan nilai yang didapatkan pada uji In Vitro sebagaimana tercatat pada

tabel 4.1. Nilai R2 sebesar 0.892 menjelaskan persamaan yang adekuat untuk

menghubungkan konsentrasi vitamin C dengan inhibisi DPPH. Untuk mendapatkan nilai

IC50, masukkan 50 pada nilai y dan dapatkan nilai x yang sesuai. Berdasarkan

persamaan tersebut, nilai IC50 vitamin C adalah 7.032 µg/mL.

Gambar 4.2 sebagai grafik hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat

fraksi air secara In Vitro memperlihatkan persamaan y = 0.8168x + 25.89 dan R2 =

0.933. Grafik dan persamaan tersebut diperoleh dengan memasukkan nilai konsentrasi

pada sumbu x dan inhibisi DPPH pada sumbu y berdasarkan nilai yang didapatkan pada

uji In Vitro sebagaimana tercatat pada tabel 4.2. Nilai R2 sebesar 0.933 menjelaskan

persamaan yang adekuat untuk menghubungkan konsentrasi ekstrak daun alpukat fraksi

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 16: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

air dengan inhibisi DPPH. Berdasarkan persamaan tersebut, nilai IC50 ekstrak daun

alpukat fraksi air adalah 29.7 µg/mL.

Gambar 4.3 sebagai grafik hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat

ekstrak etanol secara In Vitro memperlihatkan persamaan y = 0.987x + 15.172 dan R2 =

0.868. Grafik dan persamaan tersebut diperoleh dengan memasukkan nilai konsentrasi

pada sumbu x dan inhibisi DPPH pada sumbu y berdasarkan nilai yang didapatkan pada

uji In Vitro sebagaimana tercatat pada tabel 4.3. Nilai R2 sebesar 0.868 menjelaskan

persamaan yang adekuat untuk menghubungkan konsentrasi ekstrak daun alpukat

ekstrak etanol dengan inhibisi DPPH. Berdasarkan persamaan tersebut, nilai IC50

ekstrak daun alpukat ekstrak etanol adalah 35.9 µg/mL.

Gambar 4.4 sebagai grafik hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat

fraksi heksan secara In Vitro memperlihatkan persamaan y =0.112x + 0.635 dan R2 =

0.975. Grafik dan persamaan tersebut diperoleh dengan memasukkan nilai konsentrasi

pada sumbu x dan inhibisi DPPH pada sumbu y berdasarkan nilai yang didapatkan pada

uji In Vitro sebagaimana tercatat pada tabel 4.4. Nilai R2 sebesar 0.975 menjelaskan

persamaan yang adekuat untuk menghubungkan konsentrasi ekstrak daun alpukat fraksi

heksan dengan inhibisi DPPH. Berdasarkan persamaan tersebut, nilai IC50 ekstrak daun

alpukat fraksi heksan adalah 440.8 µg/mL.

Gambar 4.5 sebagai grafik hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat

fraksi etilasetat secara In Vitro memperlihatkan persamaan y = 0.2251x + 9.8661 dan R2

= 0.862. Grafik dan persamaan tersebut diperoleh dengan memasukkan nilai konsentrasi

pada sumbu x dan inhibisi DPPH pada sumbu y berdasarkan nilai yang didapatkan pada

uji In Vitro sebagaimana tercatat pada tabel 4.5. Nilai R2 sebesar 0.862 menjelaskan

persamaan yang adekuat untuk menghubungkan konsentrasi ekstrak daun alpukat fraksi

etilasetat dengan inhibisi DPPH. Berdasarkan persamaan tersebut, nilai IC50 ekstrak

daun alpukat fraksi etilasetat adalah 157.3 µg/mL.

Berdasarkan penjelasan di atas dan kriteria Jung et al, vitamin C sebagai kontrol

positif dengan nilai IC50 sebesar 7.032 µg/mL memiliki aktivitas antioksidan yang

terbaik dan sangat aktif. Berdasarkan nilai IC50 ekstrak daun alpukat yang dilarutkan di

dalam air yakni sebesar 29.7 µg/mL dan nilai IC50 ekstrak daun alpukat fraksi etanol

yakni sebesar 35.9 µg/mL, ekstrak daun alpukat pada fraksi air dan ekstrak etanol

memiliki aktivitas antioksidan yang sangat aktif. Ekstrak daun alpukat fraksi etilasetat

dengan nilai IC50 sebesar 157.3 µg/mL memiliki aktivitas antioksidan yang sedang,

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 17: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

sedangkan ekstrak daun alpukat fraksi heksan dengan nilai IC50 sebesar 440.8 µg/mL

memiliki aktivitas antioksidan yang lemah.

Berdasarkan gambar 4.2, 4.3, 4.4, dan 4.5 sebagai grafik persamaan linier,

aktivitas antioksidan pada ekstrak daun alpukat ekstrak etanol, fraksi air, fraksi

etilasetat, dan fraksi heksan dipengaruhi oleh konsentrasi, semakin tinggi konsentrasi

ekstrak tersebut semakin kuat pula aktivitas antioksidannya. Perbedaan nilai IC50 ekstrak

daun alpukat pada ekstrak etanol, fraksi air, fraksi etilasetat, dan fraksi heksan

disebabkan oleh kepolaran zat pelarut yang digunakan. Air dan etanol adalah pelarut

polar, etilasetat adalah pelarut semi polar, dan heksan adalah pelarut nonpolar.25,26

Aktivitas antioksidan pada ekstrak daun alpukat ekstrak etanol dan fraksi air

menjelaskan adanya donor elektron dari zat-zat alami pada ekstrak daun alpukat, seperti

–OH, -Cl, dan –CH3, ke DPPH dan mengubah bentuk radikal DPPH menjadi 1,1-

difenil-2-pikrilhidrazin yang berwarna kuning pucat.25 Hasil ini memperkuat dugaan

adanya flavonoid pada ekstrak daun alpukat yang pada penelitian sebelumnya

dibuktikan memiliki aktivitas antiinflamasi dan diduga dapat berfungsi sebagai proteksi

tubuh dari oksidan dan radikal bebas.9

MDA plasma sebagai hasil peroksidasi lipid pada lemak tidak jenuh rantai

panjang di membran lipid adalah salah satu indikator yang dapat diukur untuk melihat

aktivitas antioksidan secara In Vivo. Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini

adalah uji t berpasangan untuk membandingkan kadar MDA plasma pada sebelum

dengan setelah perlakuan. Nilai p yang kurang dari 0,05 menjelaskan bahwa terdapat

perbedaan bermakna di antara kadar MDA plasma pada sebelum dengan setelah

perlakuan. Pada tabel 4.6, dapat dilihat nilai p pada uji t kelompok kontrol positif

sebesar 0.09 yang menjelaskan penurunan kadar MDA plasma sebelum dengan setelah

perlakuan pada kelompok kontrol positif tidak berbeda bermakna secara statistik. Hal

yang sama terjadi pada penurunan kadar MDA plasma kelompok kontrol negatif dengan

nilai p sebesar 0.13 dan peningkatan kadar MDA plasma pada kelompok tikus yang

mendapatkan 4 mg ekstrak alpukat dengan nilai p sebesar 0.67. Penurunan kadar MDA

plasma pada kelompok tikus yang mendapatkan 8 mg ekstrak daun alpukat dengan nilai

p sebesar 0.23 tidak bermakna secara statistik. Peningkatan kadar MDA plasma pada

kelompok tikus yang mendapatkan 16 mg ekstrak daun alpukat dengan nilai p sebesar

0.56 juga tidak bermakna secara statistik.

Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa ada penurunan kadar MDA plasma sebesar

0.10 pada kelompok kontrol positif, peningkatan kadar MDA plasma sebesar 0.07 pada

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 18: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

kelompok kontrol negatif, peningkatan kadar MDA plasma sebesar 0.03 pada kelompok

tikus yang mendapatkan ekstrak daun alpukat sebanyak 4 mg, penurunan kadar MDA

plasma sebesar 0.03 pada kelompok tikus yang mendapatkan ekstrak daun alpukat

sebanyak 8 mg, dan peningkatan MDA plasma sebanyak 0.03 pada kelompok tikus yang

mendapatkan ekstrak daun alpukat sebanyak 16 mg. Peningkatan kadar MDA plasma

yang tinggi pada kelompok kontrol negatif memperlihatkan peningkatan radikal bebas

setelah aktivitas fisik berupa berenang selama 15 menit. Peningkatan ini juga

memperlihatkan peningkatan aktivitas peroksidasi lipid pada lemak tidak jenuh rantai

panjang disebabkan karena ketidakseimbangan di antara jumlah radikal bebas dengan

jumlah antioksidan endogen. Peningkatan kadar MDA yang tidak setinggi dengan

peningkatan MDA pada kelompok kontrol negatif dan penurunan MDA memperlihatkan

aktivitas antioksidan endogen yang lebih baik di dalam menetralisir MDA sebagai

radikal bebas hasil peroksidasi lipid karena adanya bantuan dari antioksidan eksogen.

Secara grafik dapat dilihat bahwa penurunan kadar MDA plasma terbaik terjadi

pada kelompok tikus yang mendapatkan 8 mg ekstrak daun alpukat. Peningkatan kadar

MDA plasma pada kelompok tikus yang mendapatkan 4 mg dan 16 mg ekstrak daun

alpukat tidak setinggi peningkatan kadar MDA plasma pada kelompok kontrol negatif.

Hal ini memperlihatkan bahwa ekstrak daun tanaman alpukat memiliki aktivitas

antioksidan yang dapat membantu antioksidan endogen di dalam tubuh tikus untuk

menetralisir MDA sebagai hasil peroksidasi lipid, walaupun aktivitas tersebut tidak

sebaik aktivitas antioksidan pada dosis 8 mg. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa

dosis efektif ekstrak daun alpukat sebagai antioksidan adalah sekitar 8-14 mg per 200

gram BB. Berdasarkan uji statistik one-way ANNOVA untuk melihat perbedaan

bermakna antaraselisih kadar MDA plasma pada seluruh kelompok uji, nilai p sebesar

0,724 menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antarselisih kadar MDA

plasma pada seluruh kelompok uji.

MDA plasma adalah salah satu zat yang sulit diukur, dibutuhkan kecepatan dan

ketepatan pengambilan dan uji plasma. Kurangnya pengalaman peneliti dan tidak hati-

hatinya peneliti di dalam mengambil sampel darah tikus, sentrifugasi darah untuk

mengambil plasma, waktu pemindahan sampel darah dari Laboratorium Gizi ke

Laboratorium Kimia FKUI, dan mereaksiakan reagen dapat memunculkan nilai kadar

MDA plasma yang salah. Keterbatasan peneliti inilah yang dapat memunculkan nilai

kadar MDA plasma pada sebelum dengan setelah perlakuan yang tidak bermakna secara

statistik.

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 19: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

KESIMPULAN

Berdasarkan uji In Vitro sebagai uji kualitatif, ditemukan aktivitas antioksidan pada

ekstrak daun alpukat. Nilai IC50 terbaik ditemukan pada ekstrak daun alpukat yang dilarutkan

di dalam air dan fraksi etanol yang menjelaskan sangat aktifnya aktivitas antioksidan ekstrak

daun alpukat di dalam pelarut polar. Berdasarkan uji In Vivo sebagai uji kuantitatif, aktivitas

antioksidan terbaik ditemukan pada kelompok tikus yang mendapatkan 8 mg ekstrak daun

alpukat per 200 gram BB yang ditandai dengan penurunan kadar MDA plasma sebesar 0,025.

Dosis efektif untuk aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat adalah sekitar 8-14 mg per 200

gram BB.

SARAN

Uji Aktivitas Antioksidan secara In Vitro

1. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mencari dan menentukan zat antioksidan yang

ada di dalam ekstrak daun alpukat.

Uji Aktivitas Antioksidan secara In Vivo

1. MDA plasma harus diukur dengan hati-hati dan sesuai dengan prosedur. Jarak waktu di

antara pengambilan sampel darah dengan sentrifugasi untuk mendapatkan plasma

sebaiknya dipersingkat.

2. Pengambilan sampel plasma pun harus dilakukan dengan hati-hati agar MDA pada

hemolisat darah dengan MDA pada plasma tidak tercampur. Kedua hal tersebut dilakukan

untuk meminimalkan angka kesalahan MDA plasma.

3. Dosis efektif untuk aktivitas antioksidan pada ekstrak daun alpukat adalah di sekitar 8-14

mg per 200 gram BB. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mencari dan menentukan

angka dosis efektif yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Caldwell, John C. Population Health in Transition. Bull World Health Organization. 2001

January. 79 (2): 159-160.

2. Popkin, Barry M. Global Nutrition Dynamics: The World is Shifting Rapidly Toward A

Diet Linked With Noncommunicable Diseases. Am J Clin Nutr. 2006 August. 84 (2): 289-

98.

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 20: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

3. Salah, N. Et al. Polyphenolics Flavanols as Scavengers of Aqueous Phase Radicals and As

Chain-Breaking Antioxidants. Biochemistry and Biphysics. 1995; 322: 339-46.

4. Heim, Kelly E. Tagliaferro, Anthony R. Bobilya, Dennis J. Flavonoid Antioxidants:

Chemistry, Metabolism, and Structure-Activity Relationships. The Journal of Nutritional

Biochemistry. 2002; 13: 572-84.

5. Nagaraj, M. Et al. Antioxidant and Antibacterial Activity of Avocado (Persea gratissima

Gaertner) Seed Extract. World Applied Sciences Journal 9. 2010; 6: 695-8.

6. Hasan, Md Shihab. Et al. Antioxidant, Antinociceptive Activity and General Toxicity

Study of Dendrophtoe falcata and Isolation of Quercitrin as the Major Component.

Oriental Pharmacy and Experimental Medicine. 2006; 4: 355-60.

7. Terasawa, Naoko. Sakakibara, Miki. Murata, Masatsune. Antioxidative Activity of

Avocado Epicarp Hot Water Extract. Food Science Technology Research. 2006; 12 (1):

55-8.

8. Staffford, Helen A. Lester, Hope H. Procyanidins (Condensed Tannins) in Green Cell

Suspension Cultures of Douglas Fir Compared with Those in Strawberry and Avocado

Leaves by Means of C18-Reversed-Phase Chromatography. Plant Physiology. 1980; 66:

1085-90.

9. Wientarsih, Ietje. Et al. Anti Lithiasis Activity of Avocado (Persia Americana Mill)

Leaves Extract in White Male Rats. Hayati Journal of Biosciences. 2012; 19: 49-52.

10. Kolawole, O.T. et al. Methanol Leaf Extract of Persea Americana Protects Rats Against

Cholesterol-Induced Hyperlipidemia. British Journal of Medicine&Medical Research.

2012; 2(2): 235-42.

11. Owolabi, M.A. Coker, H.A.B. Jaja, S.I. Bioactiviy of the Phytoconstituents of the Leaves

of Persea Americana. Journal of Medicinal Plants Research. 2010; 4(12): 1130-35.

12. Bertling, I. Tesfay, S.Z. Bower, J.P. Antioxidants in Hass Avocado. South African

Avocado Growers Association Yearbook. 2007; 30: 17-20.

13. Ospina, J.A. Persea Americana Mill. Lauraceae (Laurel Family). 1956; 2:605-8.

14. Imafidon, K.E. Amaechina, F.C. Effects of Aqueous Seed Extract of Persea Americana

Mill. (Avocado) on Blood Pressure and Lipid Profile in Hypertensive Rats. Advances in

Biological Research 4. 2010; 2: 116-121.

15. Eduardo Padillas-Camberos. Et al. Acute Toxicity and Genotoxic Activity of Avocado

Seed Extract (Persea Americana Mill., c.v.Hass). The Scientific World Journal. 2013; 5:

24-8.

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016

Page 21: Efek Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana

16. Idris, S. Ndukwe, G.I. Gimba, C.E. Preliminary Phytochemical Screening and

Antimicrobial Activity of Seed Extracts of Persea Americana (Avocado Pear). Bayero

Journal of Pure and Applied Sciences. 2009; 2(1): 173-6.

17. Al-Dosari, Mohammed S. Hypolipidemic and Antioxidant Activities of Avocado Fruit

Pulp on High Cholesterol Fed Diet in Rats. African Journal of Pharmacy and

Pharmacology. 2011; 5(12): 1475-83.

18. Jalha, Jawaid. Priyanka, Maddeshiya. Akanksha, Awasthi. Hypertension and Herbal

Plants. International Research Journal of Pharmacy. 2011; 8: 26-30.

19. Paul, Rakjumar. Ganesh, Ranayanan. Avocado Fruit (Persia americana) Exhibits Chemo-

protective Potentiality Against Cyclophosphamide Induced Genotoxicity in Human

Lymphocyte Culture. Journal of Experimental Therapeutics and Oncology. 2011; 9: 221-

30.

20. Heim, Kelly E. Tagliaferro, Anthony R. Bobilya, Dennis J. Flavonoid Antioxidants:

Chemistry, Metabolism, and Structure-Activity Relationships. The Journal of Nutritional

Biochemistry. 2002; 13: 572-84.

21. Sandhiutami, Ni Made Dwi. Ngatidjan. Kristin, Erna. Uji Aktivitas Antioksidan Minyak

Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Secara In Vitro dan In Vivo pada Mencit yang

Diberi Beban Aktivitas Fisik Maksimal. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 2010; 15(1):

18-28.

22. Ames, B.N. Shigenaga, M.K. Hagen, M.T. Oxidants, Antioxidants, and The Degenerative

Diseases of Aging. [internet]. No date. [cited 2015 June 27]. Available from:

http://www.pnas.org/content/90/17/7915.short

23. Trifena. Analisis Uji In Vivo dan In Vitro Ekstrak Kombinasi Kulit Manggis (Garcinia

mangostana L) dan Pegagan (Centella asiatica L) sebagai Krim Antioksidan. Tesis

Universitas Indonesia. 2012.

24. Atun, Sri. Hubungan Struktur dan Aktivitas Antioksidan Beberapa Senyawa Resveratrol

dan Turunannya. Universitas Negeri Yogyakarta.

25. Rajesh, Patel. Natvar, Patel. In Vitro Antioxidant Activity of Coumarin Compounds by

DPPH, Super Oxide and Nitrit Oxide Free Radical Scavenging Methods. Journal of

Advanced Pharmacy Education and Research. 2011 (1): 52-68.

26. Garcia, Eugenio Jose. Et al. Antioxidant Activity by DPPH Assay of Potential Solutions

to be Applied on Bleached Teeth. Braz Dent Journal. 2012 (1): 23-7.

Efek antioksidan ..., Ni Gusti Made Anggreni, FKG UI, 2016