edit bab 111 hukum 1.0

85
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa daerah diharuskan menyusun dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) untuk jangka waktu dua puluh tahun. Dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) sebagai penjabaran dari Visi Misi Daerah yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Propinsi. Di dalam RPJP Daerah ini dijabarkan sasaran-sasaran pokok yang harus dicapai, arah kebijakan dan program-program pembangunan. RPJP Daerah merupakan dokumen perencanaan yang harus memberikan arahan dan memudahkan tujuan yang hendak dicapai secara terukur. Selain itu, RPJP Daerah disusun berdasarkan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional Tahun 2005-2025 dan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang RPJP Propinsi Sumatera Barat Tahun 2005 - 2025. Dengan adanya keterkaitan dengan perencanaan yang lebih tinggi, akan mempermudah pengembangan “sharing” pembiayaan dengan pemerintah pusat dan pemerintah propinsi untuk program-program yang akan dilakukan. Dengan telah terpilihnya secara langsung dan telah dilantiknya Bupati Kabupaten Pasaman Barat masa bakti 2005 – 2010, maka perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2005 – 2025 serta dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya. Selanjutnya sebagaimana diamanatkan Undang – Undang No. 25 Tahun 2004 Pasal 13 Ayat (2), dokumen Rencana Pembangunan Jangka

Upload: hoangkhanh

Post on 13-Jan-2017

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. UMUM

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa daerah

diharuskan menyusun dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP) untuk jangka waktu dua puluh tahun. Dasar penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) sebagai penjabaran dari

Visi Misi Daerah yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Propinsi. Di

dalam RPJP Daerah ini dijabarkan sasaran-sasaran pokok yang harus

dicapai, arah kebijakan dan program-program pembangunan.

RPJP Daerah merupakan dokumen perencanaan yang harus

memberikan arahan dan memudahkan tujuan yang hendak dicapai secara

terukur. Selain itu, RPJP Daerah disusun berdasarkan kebutuhan

masyarakat dengan memperhatikan amanat Undang-undang Nomor 17

Tahun 2007 tentang RPJP Nasional Tahun 2005-2025 dan Peraturan

Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang RPJP

Propinsi Sumatera Barat Tahun 2005 - 2025. Dengan adanya keterkaitan

dengan perencanaan yang lebih tinggi, akan mempermudah

pengembangan “sharing” pembiayaan dengan pemerintah pusat dan

pemerintah propinsi untuk program-program yang akan dilakukan.

Dengan telah terpilihnya secara langsung dan telah dilantiknya

Bupati Kabupaten Pasaman Barat masa bakti 2005 –

2010, maka perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2005 – 2025 serta dokumen perencanaan dan penganggaran

lainnya. Selanjutnya sebagaimana diamanatkan Undang – Undang No. 25

Tahun 2004 Pasal 13 Ayat (2), dokumen Rencana Pembangunan Jangka

Page 2: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 2

Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pasaman Barat ditetapkan dengan

Peraturan Daerah. Sebelum ditetapkan dengan Peraturan Daerah,

dokumen RPJP Daerah ini dibahas terlebih dahulu pada Musrenbang

Jangka Panjang Daerah Kabupaten Pasaman Barat.

1.2. Maksud dan Tujuan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025,

selanjutnya disebut RPJP Daerah, adalah dokumen perencanaan

pembangunan daerah periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak

tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, ditetapkan dengan maksud

memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh pelaku

pembangunan didalam mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah sesuai

dengan visi, misi dan arah pembangunan yang disepakati bersama

sehingga seluruh upaya yang dilakukan pelaku pembangunan bersifat

sinergis, koordinatif dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya di

dalam upaya untuk mengarahkan semua sumber daya yang dimiliki dan

mengupayakan sumber daya lain (swasta) untuk terlibat didalam

pelaksanaan program–program pembangunan yang ada dan untuk

mencapai tujuan pembangunan yang sudah ditetapkan.

RPJP Daerah ini ditujukan untuk menjabarkan Visi, Misi, dan arah

pembangunan Daerah Kabupaten Pasaman Barat sebagai pedoman bagi

pemerintah dan masyarakat didalam penyelenggaraan pembangunan

daerah 20 tahun kedepan. RPJP Daerah ini juga menjadi acuan dan

pedoman bagi calon Kepala Daerah dalam menyusun visi, misi, dan

program prioritas yang akan menjadi dasar dalam penyusunan Rencana

pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) lima tahunan dan

Rencana kerja pemerintah daerah (RKPD).

1.3. Landasan Penyusunan

RPJP Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2005 – 2025

disusun atas dasar landasan:

Page 3: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 3

1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pasal 4 ayat (1);

2. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2003 Tentang Pembentukan

Kabupaten Pasaman Barat;

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara;

4. Undang-undang Nomor 01 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan

Negara;

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

6. Undang–undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah;

7. Undang–undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan Pusat dan Daerah;

8. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;

9. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

10. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan,

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah;

12. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008

Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RJPD)

Provinsi Sumatra Barat Tahun 2005 – 2025.

1.4. Hubungan RPJPD dengan Dokumen Perencanaan

Lainnya

RPJP Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2005–2025

mengacu pada RPJP Nasional, RPJP Propinsi dan memperhatikan RTRW

Kabupaten. RPJP Daerah Kabupaten Pasaman Barat digunakan sebagai

Page 4: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 4

pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), penjabaran

dari RKPD akan dituangkan lebih lanjut dalam Kebijakan Umum (KU) dan

Prioritas Plafon Anggaran (PPA) APBD, Rencana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (RAPBD), penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung

Jawaban (LKPJ) Kepala Daerah, dan tolok ukur kinerja Kepala Daerah.

Oleh karena itu, RPJP Daerah ini memuat arah kebijakan yang akan

dilaksanakan di Kabupaten Pasaman Barat, dimana program-program

yang diusulkan diharapkan akan dibiayai oleh APBD dan sumber – sumber

dana yang lain misalnya dari sektor swasta, APBN, APBD Propinsi maupun

pasar uang (obligasi).

1.5. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Landasan Penyusunan 1.4 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 1.5 Sistematika Penulisan

BAB II ANALISIS KONDISI UMUM DAN POTENSI DAERAH

2.1 Kondisi Umum Daerah 2.1.1 Agama dan Budaya 2.1.2 Hukum dan Pemerintah 2.1.3 Ekonomi 2.1.4 Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 2.1.5 Sumber Daya Manusia 2.1.6 Prasarana dan Sarana 2.1.7 Tata Ruang dan Pembangunan Wilayah

2.2 Prediksi Pembangunan Daerah BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH 3.1 Visi 3.2 Misi 3.3 Arah Pembangunan Daerah BAB IV PENUTUP

Page 5: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 5

BAB II KONDISI UMUM DAN PREDIKSI PEMBANGUNAN DAERAH

Penyusunan RPJP Daerah Kabupaten Pasaman Barat dimulai

dengan deskripsi dan analisis tentang kondisi umum daerah berikut

tantangan dan potensi yang dihadapi dalam melaksanakan proses

pembangunan daerah. Analisis ini penting artinya karena penyusunan

rencana untuk masa mendatang akan didasarkan pada kondisi, tantangan

dan potensi pembangunan daerah yang dihadapi pada saat sekarang.

Kondisi yang akan dianalisis adalah agama dan budaya, hukum dan

pemerintahan, ekonomi, sumber daya alam dan lingkungan hidup,

sumber daya manusia, prasarana dan sarana, tata ruang dan

pembangunan wilayah.

Dengan memahami kondisi tersebut, diharapkan akan

menghasilkan faktor strategis yang dimiliki, baik faktor strategis yang

berasal dari internal, maupun faktor strategis yang berasal dari

eksternal. Kedua kelompok strategis tersebut dijadikan dasar untuk

merumuskan arah, kebijakan dan program pembangunan jangka panjang.

2.1. KONDISI UMUM DAERAH

2.1.1. AGAMA DAN BUDAYA

A. KONDISI SAAT INI

1. Secara umum penduduk di Kabupaten Pasaman Barat sebagian

besar beragama Islam dan selebihnya beragama Kristen Protestan

dan Katolik. Sebagai sarana dalam menjalankan ibadah bagi

umatnya di Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2007 terdapat

418 mesjid, 389 langgar dan 180 mushalla yang tersebar di 11

Page 6: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 6

Kecamatan serta 2 gereja dan 2 kapel di Kecamatan Luhak Nan

Duo.

2. Masyarakat Pasaman Barat sebagian besar bersuku budaya

Minangkabau, Mandailing dan Jawa disamping suku budaya Sunda,

Madura dan sebagainya.

3. Perhatian masyarakat Pasaman Barat terhadap kegiatan

keagamaan akhir-akhir ini terlihat mengalami peningkatan.

Jumlah jemaah haji selalu meningkat setiap tahunnya.Tahun 2007

jumlah jemaah haji Kabupaten Pasaman Barat berjumlah 180

orang meningkat 12% dari tahun sebelumnya. Tahun 2006 juga

terjadi peningkatan sebesar 14% dimana pada tahun tersebut

jumlah jemaah haji berjumlah 166 orang sedangkan di tahun 2005

jumlah jemaah haji di Kabupaten Pasaman Barat berjumlah 147

orang. Disamping itu kegiatan keagamaan seperti kurban juga

meningkat. Tahun 2005 peserta kurban di Kabupaten Pasaman

Barat berjumlah 2.896 orang meningkat 24% menjadi 3.598 orang

pada tahun 2006. Tahun 2007 juga terjadi peningkatan peserta

kurban sebesar hingga menjadi 4.303 orang.

B. TANTANGAN

1. Pasaman Barat kedepan akan berkembang menjadi masyarakat

yang heterogen dan bahkan multi kultural. Tiga etnis di Pasaman

Barat yaitu, Minangkabau, Mandailing dan Jawa akan menjadi

etnis yang paling dominan dalam masyarakat Pasaman Barat.

Faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan tersebut antara

lain keterbukaan wilayah dan komunikasi bagi pendatang untuk

bermukim tetap dalam wilayah Pasaman Barat. Ditengah

perbedaan tersebut, karakteristik umum masyarakat Pasaman

Barat dihadpkan pada tantangan asimilasi budaya dan praktek

agama islam yang fundamental.

Page 7: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 7

2. Berkembangnya arus informasi dan komunikasi ke depan menjadi

tantangan tersendiri bagi masyarakat Pasaman Barat yang

heterogen. Budaya westernisasi yang kerap disalahartikan sebagai

modernisasi dapat merusak sendi-sendi budaya dan akhlak

beragama. Pengaruh budaya barat yang negatif seperti budaya

meminum minuman keras dan pergaulan bebas harus disikapi

dengan menanamkan akhlak beragama yang benar dan budaya

timur yang lebih sopan dan beradab pada generasi muda.

C. POTENSI

1. Masyarakat Pasaman Barat memiliki potensi kecerdasan

intelektual yang didasarkan pada ketaatan menjalankan ibadah

pada generasi mudanya ini terbukti dengan cukup banyaknya

sekolah Islam dan pondok pesantren. Tahun 2007 jumlah sekolah

negeri maupun swasta Ibtidaiyah sebanyak 6 buah, Tsanawiyah

sebanyak 49 buah dan Aliyah atau setara SLTA sebanyak 24 buah.

2. Pada dasarnya masyarakat Pasaman Barat selalu dinamis dalam

menyikapi perubahan. Perubahan yang terjadi (a) Peningkatan

jumlah rumah ibadah rata-rata 2% setiap tahunnya (b) Sumber–

sumber dana syariah yang sangat potensial dan menjanjikan belum

lagi terkelola secara produktif, (c) Jumlah jemaah haji rata-rata

200 orang setiap tahun (d) Peraturan Daerah dan Peraturan Nagari

tentang syariah sudah banyak namun belum lagi berjalan secara

efektif.

3. Kabupaten Pasaman Barat memiliki potensi budaya yang dikenal

pucuk adat Pasaman Daulat Parit Batu. Disamping daerah Sasak

juga sebagai daerah bekas penyebaran agama Islam di Pasaman

Barat. Potensi ini turut memperkaya khazanah budaya di

Kabupaten Pasaman Barat yang perlu digali dan dikembangkan.

Page 8: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 8

2.1.2 HUKUM DAN PEMERINTAHAN

A. KONDISI SAAT INI

1. Fungsi sistem hukum terdiri atas fungsi penyelesaian sengketa,

penghukuman dan perubahan sosial. Fungsi penyelesaian sengketa

dilakukan tidak saja oleh lembaga peradilan negara seperti

Pengadilan Negeri, tetapi juga oleh lembaga-lembaga yang

terdapat dalam masyarakat seperti Kerapatan Adat Nagari. Fungsi

penghukuman dilakukan oleh lembaga negara, yaitu Pengadilan

Negeri. Fungsi perubahan sosial dapat dilihat melalui pembuatan

norma-norma yang dirumuskan dalam Peraturan Daerah.

2. Budaya hukum adalah nilai-nilai atau persepsi masyarakat

terhadap norma-norma hukum dan institusi-institusi hukum seperti

Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, Birokrasi Pemerintah Daerah.

Budaya hukum juga berhubungan dengan keberlakuan norma-

norma hukum dan norma-norma lain seperti adat istiadat dan

agama yang berlaku dalam masyarakat. Selain itu budaya hukum

juga dikaitkan dengan tingkat kepatuhan penduduk terhadap

norma-norma hukum. Munculnya bermacam gejala penyelesaian

masalah dalam masyarakat dengan menggunakan kekerasan

menandai bahwa di satu pihak ada kecenderungan rendahnya

tingkat kesadaran dan kepatuhan hukum masyarakat, dan di lain

pihak lembaga-lembaga hukum di kabupaten Pasaman Barat

seperti Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan Negeri serta

Lembaga-lembaga Pemasyarakatan juga memperlihatkan

lemahnya kontrol dan penegakan hukum positif dan kesadaran

nilai-nilai adat istiadat dan agama.

3. Sementara di Bidang Pemerintahan sesuai dengan Undang-undang

Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan tiga kabupaten baru

di Propinsi Sumatera Barat, dimana salah satunya adalah

Kabupaten Pasaman Barat. Maka mulai tahun 2003 dibentuklah

Kabupaten Pasaman Barat yang wilayahnya merupakan bagian dari

Kabupaten Pasaman. Secara administratif Kabupaten Pasaman

Page 9: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 9

Barat berdasarkan UU No. 38 tahun 2003 terdiri dari tujuh

kecamatan, tapi berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 4

tahun 2003 dan Perda No. 17,18 dan 20 terjadi penambahan

empat kecamatan lagi, jadi total keseluruhan sebelas kecamatan

4. Pembangunan politik di Pasaman Barat secara umum sudah

semakin baik, hal ini dapat dilihat dari proses demokratisasi telah

berjalan pada arah yang benar. Demikian pula antusias

masyarakat berpolitik melalui organisasi partai politik cukup

tinggi, seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat yang

semakin kritis. Dengan dilakukannya Pemilihan Kepala Daerah

(PILKADA) Langsung maka hak-hak rakyat akan semakin

terakomodasi. Namun demikian, sebagai tahapan awal dari era

demokrasi akan banyak permasalahan yang muncul di sekitar

Pemilihan Kepala Daerah baik mulai tahapan pengusulan sampai

pelaksanaan pemungutan suara. Pemungutan suara yang aman

akan menjamin Kepala Daerah yang representatif dan memiliki

dukungan masyarakat. Masyarakat sipil (civil society) yang kuat

akan dapat melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

pembangunan.

B. TANTANGAN

1. Dengan semakin terbukanya Pasaman Barat dan pengaruh arus

globalisasi informasi serta nilai-nilai universal, maka potensi

kesalahpahaman identitas budaya atau agama juga akan semakin

kuat. Pemerintah daerah perlu membangun kapasitas

kelembagaan untuk mengantisipasi timbulnya konflik-konflik

sosial.

2. Selain itu, akibat dari peningkatan kesadaran politik dan hak-hak

yang dijamin oleh hukum pasca reformasi, warga masyarakat akan

semakin kritis dan memiliki keberanian untuk mengemukakan

pendapat, melakukan demonstrasi, menentang kebijakan-

kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan mereka. Keadaan

Page 10: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 10

seperti ini diperkirakan juga akan dapat menjadi salah satu

pemicu munculnya konflik vertikal antara warga dan aparatur

pemerintah daerah di masa depan.

3. Penyebarluasan dan sosialisasi produk hukum daerah dan nasional

pada kalangan birokrat dan masyarakat masih sangat terbatas,

sehingga berpengaruh pada kesadaran hukum belum optimal.

4. Masih belum sampainya pada sasaran pembinaan dan pengawasan

terhadap produk hukum daerah yang dibentuk oleh Kabupaten

Pasaman Barat dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan

yang baik dan pembangunan di Pasaman Barat

5. Pelaksanaan dan penegakan hukum masih memerlukan

pemaksimalan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

6. Lemahnya koordinasi di antara aparatur penegak hukum yang ada

dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih.

7. Tantangan dalam bidang pemerintahan adalah bagaimana

menerapkan prinsip-prinsip ”good governance” dapat diterapkan.

Beberapa masalah yang masih dihadapi adalah belum optimalnya

kemampuan aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan

serta penyelenggaraan urusan publik kepada masyarakat, belum

efektifnya unit-unit organisasi pemerintah dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat, masih adanya KKN

dalam penyelenggaraan pemerintahan, sulitnya koordinasi antar

instansi dan lemahnya kapasitas kelembagaan dan aparatur

pemerintah.

C. POTENSI

1. Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan bingkai

peraturan perundang-undangan nasional tentang desentralisasi

memiliki kewenangan untuk mengatur daerah dan masyarakat.

Kewenangan ini merupakan potensi yang perlu didayagunakan

untuk membangun masyarakat Pasaman. Peraturan-peraturan

daerah yang perlu diadakan antara lain dalam bidang pengelolaan

Page 11: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 11

lingkungan hidup, pemanfaatan sumber daya alam, investasi dan

transformasi nilai-nilai adat dan agama dengan memperhatikan

konsep hak asasi manusia dan kemajemukan masyarakat.

2. Berkembangnya kesadaran masyarakat terhadap supremasi hukum

disertai dengan berkembangnya proses dan tuntutan reformasi

politik dan hukum

3. Kesungguhan pemerintah untuk menegakkan hukum dan HAM

4. Terdapatnya berbagai organisasi kemasyarakatan yang bermanfaat

untuk melakukan kontrol sosial.

5. Meskipun kuatnya pengaruh globalisasi informasi dan nilai-nilai

asing, namun karakteristik masyarakat yang terbuka, dinamis,

dan agamis merupakan modal dasar dalam pembangunan

masyarakat yang patuh pada hukum, tegaknya Negara hukum dan

pemerintahan yang bersih.

6. Tersedia kesempatan bagi aparatur pemerintah untuk

meningkatkan profesionalisme.

7. Tersedia sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan

pemerintahan serta tingginya tuntutan masyarakat untuk

mewujudkan good governance di lingkungan birokrasi

8. Berlakunya pengukuran dan evaluasi kinerja di lingkungan

pemerintahan untuk menciptakan good governance.

9. Makin tertatanya kelembagaan Pemerintah Kabupaten Pasaman

Barat (struktur organisasi Pemerintah Kabupaten).

10. Terbukanya kesempatan untuk meningkatkan kualitas SDM

aparatur pemerintah melalui kerjasama dengan lembaga

pendidikan setempat

11. Berkembangnya komunikasi dan interaksi antar pelaku

pembangunan baik pemerintah, masyarakat, organisasi swadaya,

organisasi politik dan dunia usaha dalam melakukan kontrol sosial

12. Berkembangnya kerjasama antar organisasi di lingkungan

pemerintahan secara horizontal dan vertikal atau pemerintah

dengan masyarakat secara interaktif dan sejajar.

13

Page 12: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 12

2.1.3. EKONOMI

A. KONDISI SAAT INI

1. Struktur perekonomian Pasaman Barat dari tiga lapangan usaha

yang dominan yaitu pertanian, industri pengolahan dan

perdagangan, hotel dan restoran. Selama 4 tahun terakhir rata-

rata ketiga sektor lapangan usaha tersebut berkontribusi sebesar

30,98% pada sektor pertanian, 23,19% pada sektor industri

pengolahan dan 25,59% pada sektor perdagangan, hotel dan

restoran. Dari ketiga lapangan usaha ini, sektor pertanian

mengalami kecenderungan penurunan laju pertumbuhan dari

tahun ke tahun. Tahun 2004 laju pertumbuhan pertanian sebesar

10,85% menurun di tahun 2005 menjadi 8,55% dan di tahun 2006

menurun kembali menjadi sebesar 7,29%. Tahun 2007 laju

pertumbuhan sektor pertanian mulai bertumbuh kembali sebesar

7,42% Sementara itu pada sektor lapangan usaha perdagangan,

hotel dan restoran terus mengalami peningkatan laju

pertumbuhan. Tahun 2004 laju pertumbuhan ekonomi pada sektor

perdagangan, hotel dan restoran sebesar 5,18% terus meningkat

menjadi 7,05% di tahun 2005 dan meningkat kembali di tahun

2006 menjadi sebesar 7,13% serta kembali meningkat di tahun

2007 sebesar 7,49%. Demikian halnya dengan sektor industri

pengolahan yang juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Tahun 2004 laju pertumbuhan industri pengolahan sebesar

4,99% terus meningkat menjadi 5,55% di tahun 2005 dan terus

meningkat menjadi sebesar 5,73% di tahun 2006 dan di tahun 2007

sebesar 5,48%. Kondisi ini mengindikasikan bahwa Pasaman Barat

ke depan akan menjadi kabupaten yang akan bergerak lebih

banyak pada sektor perdagangan, hotel dan restoran dan industri

pengolahan yang berbasis pertanian seiring dengan meningkatnya

permintaan, jumlah penduduk dan perkembangan ibukota

kabupaten dan kecamatan menjadi sentra-sentra pusat kegiatan

Page 13: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 13

ekonomi lokal. Masih berfluktuasinya harga produksi hasil

perkebunan pertanian di Pasaman Barat juga ikut memberikan

kontribusi terhadap bergesernya peran sektor lapangan usaha

pertanian terhadap sektor lapangan usaha perdagangan dan

industri pengolahan. Pergeseran sektor lapangan usaha di

masyarakat ini mengindikasikan mulai bertumbuhnya pusat-pusat

kegiatan ekonomi lokal sebagai daerah yang menyediakan

perdagangan dan jasa serta mulai bertumbuhnya sektor industri

olahan pertanian sebagai dasar bertumbuhnya agroindusi. Rata-

rata pertumbuhan ekonomi di Pasaman Barat sebesar 6,46%

selama 4 tahun terakhir. Tahun 2004 laju pertumbuhan ekonomi

Pasaman Barat sebesar 6,47% meningkat di tahun 2005 menjadi

sebesar 6,54% dan di tahun 2006 menjadi sebesar 6,36%. Tahun

2007 laju pertumbuhan Kabupaten Pasaman Barat bertumbuh

sebesar 6,41%. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasaman

Barat cukup baik dan berpotensi karena sedikit diatas

pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat sebesar 6%.

2. Produksi buah-buahan yang mengalami peningkatan cukup

signifikan, memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan memiliki

potensi unggulan yang cukup besar di Kabupaten Pasaman Barat

antara lain adalah jagung dan pisang. Produksi jagung di tahun

2007 sebesar 163.440 ton meningkat dari tahun sebelumnya

sebesar 7,18%. Tahun 2006 produksi jagung sebesar 152.488 ton

atau meningkat sebesar 19,26% dan di tahun 2005 telah terjadi

peningkatan produksi sebesar 24,5% dari tahun sebelumnya yaitu

sebesar 127.862 ton. Produksi pisang di tahun 2007 sebesar

4.434.696 ton atau telah meningkat 45% dari tahun sebelumnya

yang berproduksi sebesar 3.058.200 ton.

3. Produksi pertanian tanaman perkebunan di Kabupaten Pasaman

Barat juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Produksi

kelapa sawit di Pasaman Barat tahun 2005 mencapai 43.506,03

ton. Pada tahun 2006 terjadi peningkatan produksi sebesar 46%

14

Page 14: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 14

sehingga produksi sawit mencapai 63.865,78 ton. Peningkatan ini

terus berlanjut hingga di tahun 2007 produksi Sawit di Kabupaten

Pasaman Barat yang telah mencapai 179.665,92 ton. Disamping

sawit, kakao juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi,

berpotensi pemasaran yang luas dan ke depan diharapkan sebagai

produk komoditi yang berdaya saing tinggi. Tahun 2005 produksi

kakao 2.650,7 ton meningkat 52% di tahun 2006 menjadi 4.027,4

ton dan tetap meningkat berproduksi di tahun 2007 menjadi

sebesar 4.747 ton.

4. PDRB per kapita di Kabupaten Pasaman Barat selama tiga tahun

terakhir terus mengalami peningkatan. Tahun 2005 PDRB per

Kapita Kabupaten Pasaman Barat sebesar Rp 9.194.951,92 dan

meningkat 15,16% di tahun 2006 menjadi Rp. 10.589.260,81. Pada

tahun 2007 PDRB per kapita Kabupaten Pasaman kembali

meningkat menjadi sebesar Rp. 12.556.261,23 Peningkatan PDRB

per kapita tersebut mengindikasikan sinyal positif terhadap

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasaman Barat

5. Pajak daerah Kabupaten Pasaman Barat tahun 2005 adalah

sebesar Rp.1,08 miliar dan meningkat di tahun 2006 menjadi

sebesar Rp.1,87 miliar dan pada tahun 2007 meningkat cukup

besar menjadi Rp.4,42 miliar sedangkan Retribusi Daerah Pasaman

Barat tahun 2005 adalah sebesar Rp.2,48 miliar dan meningkat di

tahun 2006 menjadi sebesar Rp.3,29 miliar dan di tahun 2007

sebesar 3,97 miliar. Kondisi ini mengindikasikan bahwa Kabupaten

Pasaman Barat masih memiliki potensi peningkatan pajak dan

retribusi daerah sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah untuk

meningkatkan pembiayaan pembangunan. Indikasi ini perlu

didukung dengan penggalian potensi pajak dan retribusi untuk

hasil yang lebih optimal.

6. Berdasarkan data BPS, Jumlah usaha mikro di Kabupaten Pasaman

Barat berjumlah 25.295 unit atau 86,85% tahun 2006. Sementara

jumlah usaha kecil di Kabupaten Pasaman Barat tahun 2006

Page 15: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 15

berjumlah 3.716 unit atau 12,6% dan jumlah usaha menengah di

Kabupaten Pasaman Barat berjumlah 117 unit usaha atau hanya

0,4% dari keseluruhan jumlah UMKM yang ada di Kabupaten

Pasaman Barat. Kondisi ini memperlihatkan bahwa sebagian besar

jenis usaha di Kabupaten Pasaman Barat masih berskala usaha

mikro dan kecil dan masih sedikit yang berskala usaha menengah.

7. Mengacu pada konsep BPS (2006), tingkat kemiskinan di Pasaman

Barat mencapai 44,19%. Kecamatan dengan jumlah Rumah Tangga

miskin terbanyak adalah di Kecamatan Sasak Ranah Pasisie.

Sementara menurut konsep BKKBN jumlah rumah tangga miskin

terbanyak berada di kecamatan Koto Balingka dengan persentase

rumah tangga miskin mencapai 57,15%. Rumah tangga miskin

paling sedikit terdapat di Kecamatan Pasaman dengan persentase

rumah tangga miskin mencapai 31,8%.

B. Tantangan

1. Tantangan yang dihadapi di bidang ekonomi saat ini adalah

fluktuasi nilai tukar rupiah dan stabilitas perekonomian.

Merosotnya nilai tukar rupiah ke depan dapat menggerus

cadangan devisa yang berdampak pada berkurangnya ekspor.

Tidak kalah pentingnya, sektor perbankan sebagai salah satu

usaha jasa intermediasi pelaku usaha belum dapat memberikan

stabilitas suku bunga pinjaman yang cukup stabil dan terjangkau

pada tingkat usaha mikro dan kecil.

2. Dalam bidang pertanian, tantangan yang dihadapi adalah sangat

terbatasnya lahan yang akan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan

pertanian. Kondisi ini disebabkan semakin dibutuhkannya lahan

pertanian namun di sisi lain tetap harus menjaga kelestarian

hutan di Pasaman Barat. Penggunaan lahan di Pasaman Barat

34,65% digunakan sebagai kawasan hutan sementara 4,09 sawah

irigasi dan 2,87% untuk sawah tadah hujan. Selanjutnya kegiatan

Page 16: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 16

pertanian lain seperti ladang menggunakan 1,94% dari total luas

lahan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat dan 18,65%

digunakan untuk perkebunan rakyat serta 18,18% untuk

perkebunan besar.

3. Tantangan lainnya yang juga cukup serius dalam perekonomian di

Pasaman Barat secara umum adalah relatif rendahnya daya saing

produk di pasaran sebagai akibat dari kegiatan produksi yang

kurang efisien sehingga harga jual di pasaran relatif tinggi. Faktor

penyebab kurang efisiennya kegiatan produksi adalah karena

relatif rendahnya produktivitas tenaga kerja, potensi sumber daya

alam yang belum tergali dan relatif tinggi ongkos transportasi

sebagai akibat dari kondisi geografis yang berbukit-bukit. Faktor

lain yang juga menyebabkan relatif rendahnya daya saing produk

daerah adalah karena mutu produk yang dihasilkan relatif rendah

dan kurangnya penemuan produk baru, terutama disebabkan

penggunaan teknologi yang masih tradisional serta belum

berkembangnya kegiatan penelitian dan pengembangan pada

dunia usaha terutama berkaitan dengan pertanian yang maju dan

agrobisnis modern.

4. Propinsi Sumatra Barat menunjukkan indikasi bahwa kurang

menarik bagi investor untuk menanamkan modalnya baik itu

Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN). Kondisi ini tentu saja berimbas kepada

kabupaten/kota sebagai bagian dari propinsi Sumatra Barat

terutama Kabupaten Pasaman Barat. Propinsi Sumatra Barat

berada di peringkat 19 dari 31 sebagai propinsi menurut rata-rata

nilai investasi proyek PMDN yang disetujui pemerintah selama

periode 2002-2007. Sedangkan dari sisi peringkat propinsi menurut

rata-rata nilai investasi proyek PMA yang disetujui pemerintah

selama periode 2002-2007 propinsi Sumatra Barat berada di

peringkat 22 dari 31 propinsi. Sebaliknya propinsi tetangga seperti

Riau berada di peringkat 5 untuk banyaknya nilai investasi PMDN

Page 17: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 17

dan peringkat ke-4 untuk banyaknya nilai investasi PMA. Demikian

halnya dengan Propinsi Sumatra Utara berada pada posisi ke tujuh

untuk banyaknya nilai investasi PMDN yang disetujui pemerintah

dan posisi ke-11 untuk banyaknya nilai investasi PMA yang

disetujui oleh pemerintah. Kurangnya minat investor untuk

menanamkan modalnya di Sumatra Barat memberikan tantangan

bagi Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat untuk lebih pro aktif

mempromosikan daerahnya sebagai daerah tujuan investasi. Ini

penting untu k dilakukan agar terjadi peningkatan produksi,

konsumsi, daya saing, membuka lapangan kerja baru dan

pengalihan teknologi dan inovasi yang lebih cepat.

C. POTENSI

1. Potensi perekonomian Pasaman Barat sebagian besar terletak

pada sektor pertanian terutama subsektor perkebunan dan

kelautan. Dimana untuk sub sektor perkebunan terutama komoditi

perkebunan kelapa sawit, karet, cengkeh, kulit manis, cokelat,

nilam, gardamunggu, pinang, jagung dan potensi perkebunan

lainnya yang belum tergali atau belum dikembangkan. Potensi

kelautan dari sisi nilai produksi cukup besar adalah ikan kerapu,

pari, bawal, alu-alu, selar, kuwe, teri, kembung, tenggiri, layur,

tuna, cakalang, tongkol, udang putih, udang dogol dan hiu.

Potensi kelautan ini perlu dikembangkan dengan meningkatkan

sarana dan prasarana alat tangkapan nelayan dan peningkatan

keahlian nelayan dalam menggunakan alat-alat modern

penangkapan ikan serta jaringan pemasaran yang akan dapat

memberikan jaminan produksi yang stabil.

2. Produksi Pasaman Barat masih didominasi oleh komoditi pertanian

yang sebahagian besar merupakan bahan mentah dan setengah

jadi atau hasil olahannya. Kondisi ini memberikan potensi bagi

Pasaman Barat untuk mengembangkan industri olahan dan

Page 18: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 18

manufaktur sehingga nilai tambah hasil produksi komoditi di

Kabupaten Pasaman Barat dapat lebih baik.

3. Kabupaten Pasaman Barat sebagai jalur lintas menuju Propinsi

Sumatra Utara berpotensi untuk memasarkan produksi dengan

permintaan ke depan yang akan semakin meningkat. Perbaikan

sarana jalan sebagai akses utama menuju Sumatra Utara mutlak

dilakukan untuk mendukung kelancaran transportasi arus barang

dan jasa ke propinsi Sumatra Utara. Untuk itu perlu kiranya

peningkatan kerja sama dengan Kabupaten Mandailing Natal untuk

meningkatkan sarana dan prasarana jalan ini.

4. Pasaman Barat memiliki potensi hutan, pegunungan yang sejuk

dan panorama alam yang indah dan pantai yang juga tidak kalah

indahnya. Potensi ini perlu ditindaklanjuti dengan

mengembangkan potensi wisata alam gunung yang ramah

lingkungan. Pengembangan penginapan dan sarana prasarana

wisata pada Gunung Pasaman dapat menjadi dasar

berkembangnya wisata alam di Pasaman Barat. Disamping itu juga

diperlukan pemetaan potensi obyek wisata pantai dan pulau yang

termasuk dalam wilayah pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

mengingat Pasaman Barat juga memiliki panjang pantai yang

cukup baik. Dengan demikian Pariwisata akan memiliki multiplier

effect yang sangat besar bagi perekonomian. Oleh sebab itu

pariwisata sebagai potensi non migas dapat sebagai alternatif

menopang perekonomian Kabupaten Pasaman Barat yang

bertumpu pada kegiatan pertanian perkebunan dan kelautan serta

dapat meningkatkan kegiatan perdagangan dan jasa.

5. Penduduk Pasaman Barat yang heterogen dan multi budaya

menjadikan Pasaman Barat kaya akan potensi budaya yang

beragam. Kesenian dan pertujukan kesenian daerah akan

berkembang pesat seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan

wisata ke Kabupaten Pasaman Barat. Disamping itu,

pengembangan potensi budaya dapat meningkatkan proses

Page 19: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 19

asimilasi budaya di Pasaman Barat sehingga akan mengurangi

dampak sosial di masyarakat.

2.1.4. SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

A. KONDISI SAAT INI

1. Dari luas wilayah daratan Kabupaten Pasaman Barat 388.777 Ha,

yang dijadikan sebagai lahan permanen hanya sekitar 3,53 %

(13.710 Ha). Bagian wilayah lainnya sebagian digunakan untuk

kegiatan pertanian,perkebunan,kehutanan dan kegiatan lainnya

yang bersifat non – fisik. Dominasi penggunaan lahan yang cukup

besar di kabupaten Pasaman Barat adalah Perkebunan Rakyat

sebesar 159.965 Ha atau (41,15), sedangkan untuk penggunaan

lahan di sektor kehutanan menduduki urutan kedua dengan luas

berkisar 132.428 Ha atau (34,06 %). Dengan kondisi pemanfaatan

lahan tersebut, maka Kabupaten Pasaman Barat dapat

dikembangkan sebagai kawasan budidaya untuk kegiatan

permukiman, budidaya pertanian maupun untuk sarana dan

prasarana perkotaan.

2. Kabupaten Pasaman Barat memiliki banyak hutan yang dikategorikan

dalam lima jenis peruntukan yaitu diantaranya untuk cagar alam dengan

luas lahan sebesar 20.000. Peruntukan lainnya adalah hutan lindung

dengan luas area 120.000 ha. Hutan produksi terbatas memiliki luas

area sebesar 13.565 ha. peruntukan lainnya adalah hutan

produksi, dimana luas areanya mencapai 18.600 ha

3. Pada sektor pertanian baru sekitar 60 % lahan sawah yang terjamin

irigasinya, walaupun irigasi tersebut belum seluruhnya irigasi

teknis dan setengah teknis. Dengan kondisi irigasi tersebut IP

(Indek Pertanian) padi di wilayah ini telah mencapai 256%,hal ini

terlihat dari luas pertanaman pada musim hujan yang mencapai

16.425 ha (lebih dari 159% dari pertanaman musim kemarau) lahan

sawah yang dapat diusahakan untuk menanam padi. Di samping

Page 20: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 20

lahan sawah irigasi, kabupaten Pasaman Barat juga memiliki

potensi lahan sawah lebak sekitar 30.000 ha. Lahan sawah lebak

adalah lahan rawa yang tergenang karena meluapnya sungai,

sehingga pada saat mulai surut lahan rawa tersebut dapat

diusahakan untuk tanaman padi maupun palawija. Disamping

untuk pengembangan padi sawah, lahan rawa lebak juga potensial

untuk pengembangan tanaman jeruk dan jagung komoditas

palawija yang paling menonjol di wilayah ini adalah jagung. Total

luas pertanaman jagung di Kabupaten Pasaman Barat adalah

17.326,5 ha dengan sentra produksi di tiga Kecamatan yaitu

kecamatan Kinali, Pasaman, dan luhak nan Duo. Komoditas

holtikultura yang perkembangannya menonjol di wilayah

kabupaten Pasaman Barat yaitu jeruk, salak dan Alpukat. Luas

Pertanaman jeruk di wilayah ini telah mencapai 2.505 ha.

Pertanaman jeruk dikembangkan baik di lahan kering, maupun

sawah lebak.

Tabel 2.1. Produksi dan Produktivitas Jagung di Pasaman Barat,

Menurut Kecamatan Tahun 2006

No Kecamatan Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (ton/ha)

1 Sungai Beremas 223 1.120,0 5,02

2 Ranah Batahan 182 716,8 3,94

3 Koto Balingka 369 1.008,0 2,73

4 Sungai Aua 357 1.209,0 3,39

5 Lembah Melintang 280 1.164,8 4,16

6 Gunung Tuleh 420 2.352,0 5,60

7 Talamau 301 1.685,0 5,60

8 Pasaman 6.825 38.220,0 5,60

9 Luhak Nan Duo 4.590 25.704,0 5,60

10 Sasak Ranah Pasisie 951 4.312,0 4,53

11 Kinali 13.392 74.995,2 5,60

Sumber : Pasaman Dalam Angka, Tahun 2007

4. Kabupaten Pasaman Barat sangat potensial untuk pengembangan

perkebunan dengan kondisi lahan dan agroklimat yang cukup

sesuai ataupun sesuai marginal untuk beberapa komoditas

perkebunan. Komoditas perkebunan yang telah dikembangkan

Page 21: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 21

antara lain kelapa sawit, kakao, kopi, karet dan nilam Perkebunan

kelapa sawit merupakan pertanaman yang luas diusahakan

mencapai 145.068 ha. Komoditas karet juga diusahakan cukup luas

sebagai perkebunan rakyat yaitu mencapai luasan sekitar 18.890

ha. Berdasarkan data ekspose Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten

Pasaman Barat tahun 2005, luas perkebunan kelapa sawit

diwilayah ini telah mencapai 145.068 ha dan sebagian besar

(134.419 ha) telah berproduksi (TM). Perkebunan kelapa sawit ini

tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Pasaman

Barat. Pada saat ini telah terdapat 13 perusahaan insvestor yang

mengembangkan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Pasaman

Barat yang sebagian juga telah mengembangkan kebun plasma.

5. komoditi unggulan untuk Peternakan dan Perikanan Air Tawar di

Pasaman Barat meliputi Sapi yang pada tahun 2005 produksinya

mencapai 12.108 Ekor, Ayam 170 Ekor, Ikan Sawah 151,2 Ton, Ikan

Kolam 150,4 Ton serta Ikan Keramba yang baru mencapai 40,3

Ton.

Tabel 2.2.

Nilai Produksi dan Kontribusi Komoditi Unggulan Peternakan dan Perikanan Air Tawar Per Kecamatan

di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2006 (Ekor, Ton dan %)

No

Kecamatan

Komoditi Unggulan

Sapi (Ekor)

% Ayam (Ekor

) %

Ikan Sawah (Ton)

% Ikan

Kolam (Ton)

% Ikan

Keramba (Ton)

%

1 Sungai Beremas 6.00 0.05 4290 25.2 - 0.00 1.40 0.93 0.00

2 Ranah Batahan 876.0 7.23 7004. 4.12 - 0.00 6.60 4.39 7.20 17.8

3 Koto Balingka 86.00 0.71 5853. 3.44 - 0.00 4.00 2.66 4.30 10.6

4 Lembah 83.00 0.69 4583. 2.69 1.40 0.93 6.80 4.52 0.00

5 Sungai Aur 122.0 1.01 1052 6.18 - 0.00 1.60 1.06 0.00

6 Gnung Tuleh 386.0 3.19 9592. 5.64 - 0.00 4.40 2.93 0.00

7 Pasaman 1648. 13.6 1273 7.49 - 0.00 23.20 15.4 7.20 17.8

8 Sasak R.Pasisie 1078. 8.90 3022. 1.78 - 0.00 1.10 0.73 0.00

9 Luhak nan Duo 1780. 14.7 1231 7.24 - 0.00 6.80 4.52 10.80 26.8

10 Kinali 5408. 44.6 3090 18.1 - 0.00 8.90 5.92 5.40 13.4

11 Talamau 635.0 5.24 3067 18.0 149. 99.0 85.60 56.9 5.40 13.4

JUMLAH 12108 100. 1701 100. 151. 100. 150.4 100. 40.3 100.

Sumber: Pasaman Barat Dalam Angka 2007

Page 22: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 22

6. Komoditi Ikan Sawah, hanya dihasilkan oleh dua kecamatan yang

ada di Pasaman Barat. Produksi terbesar disumbangkan oleh

Kecamatan Talamau dengan memberikan kontribusi mencapai

hingga 99,07% dari total produksi Pasaman Barat diikuti oleh

Kecamatan Lembah Melintang 0,93% dan Kecamatan lainnya belum

ada memproduksi. Untuk komoditi Ikan Keramba, memiliki potensi

untuk berkembang dan memiliki potensi yang cukup besar, karena

Pasaman Barat memiliki banyak sungai. Produksi komoditi ini

terpusat hanya pada 6 kecamatan. Produksi terbesar tahun 2005

disumbangkan oleh Kecamatan Luhak nan Duo hingga 26,80%,

diikuti oleh Kecamatan Pasaman dan Kecamatan Ranah Batahan

yaitu masing-masing 17,87% Kecamatan lainnya rata-rata masih

berproduksi 10%-13%. Hal ini merupakan suatu kondisi yang

menyatakan Ikan Keramba masih merupakan potensi yang cukup

besar untuk dikembangkan.

Tabel 2.3. Nilai Produksi dan Kontribusi Komoditi Unggulan

Perikanan Laut Per Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2006 (Ton dan %)

No Kecamatan

Komoditi Unggulan

Tenggiri Tuna Tongkol

Cakalang

Selar Kembung

Alu-

Alu

(Tete)

Teri

1 Sei Beremas 327,0 281,0 215,3 353,0 380,0 383,0 349,0 434,0

2 Koto Balingka 25,0 2,1 24,0 13,5 25,0 42,5 17,0 5,70

3 Sei Aur 24,0 1,7 28,0 11,5 32,0 25,5 12,0 58,0

4 Sasak R.Pasisie 154,0 95,0 189,0 79,7 237,0 245,0 184,0 254,0

5 Kinali 33,0 3,2 45,0 16,2 45,0 37,0 26,5 7,6

JUMLAH 563,0 383,0 501,3 473,9 719,0 732,5 7,6 759,3

Sumber: Pasaman Barat Dalam Angka 2007

B. TANTANGAN

1. Produksi perikanan di Kabupaten Pasaman Barat dalam lima tahun

terakhir mengalami peningkatan, dimana puncaknya terjadi pada

Page 23: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 23

tahun 2005. Tantangan ke depan yang patut mendapatkan

perhatian adalah menjaga ketersediaan pakan alami dan kontrol

terhadap kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan secara terus

menerus tanpa adanya restocking (penebaran bibit ikan kembali)

sehingga menyebabkan potensi sumber daya perikanan akan

menurun.

2. Harga pakan yang selalu berfluktuasi dan masalah pemasaran hasil

produksi merupakan tantangan yang perlu diantisipasi.

3. Perkembangan produksi hasil perkebunan yang meningkat dari

tahun ke tahun menjadi tantangan untuk mencari pasar yang layak

untuk meningkatkan pendapatan petani.

4. Di sektor kehutanan, konversi lahan dan perambahan hutan baik

oleh rakyat maupun swasta menjadi ancaman serius di masa

mendatang, karena keberadaan hutan ini akan menjaga

keseimbangan lingkungan di masa sekarang dan akan datang.

5. Kerusakan lingkungan hidup akibat orientasi ekonomi yang lebih

besar dari pada kelestarian hutan akan menyebabkan

berkurangnya sumber air, pangan , energi dan memperbesar

peluang terjadinya bencana alam yang akan sangat merugikan

pada perekonomian. Pada jangkauan yang lebih luas wilayah

hutan di Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu atau

bagian penyangga iklim global

C. POTENSI

1. Di sektor peternakan, Kabupaten Pasaman Barat memiliki

komoditas berupa daging dan telur. Beberapa tahun terakhir

produksi dari komoditas tersebut mengalami fluktuasi, namun

dengan pembinaan yang intensif, sektor peternakan memiliki

potensi yang besar untuk peningkatan produksinya.

2. Kawasan pesisir dan laut Pasaman Barat mempunyai potensi

perikanan laut yang relatif besar yang belum termanfaatkan

dengan tingkat optimal untuk kelestarian. Di pihak lain terumbu

Page 24: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 24

karang yang menjadi komponen habitat ikan laut ternyata

kerusakannya juga cukup mengkhawatirkan. Ini artinya, peluang

untuk meningkatkan kegiatan ekonomi daerah melalui sektor

perikanan laut masih terbuka dan pada saat bersamaan kelestarian

ekosistem pesisir dan laut juga perlu mendapat perhatian.

3. Pada kawasan dataran rendah yang sudah dikembangkan namun

masih punya potensi untuk pengembangan perkebunan dan

kegiatan industri pengolahannya serta kegiatan perekonomian

secara maksimal lainnya seperti peternakan.

4. Pasaman Barat juga ditemukan berbagai bahan tambang seperti

bahan galian C, emas dan granit. Bahan-bahan tambang tersebut

sebahagiannya ditemukan di kawasan hutan lindung atau cagar

alam. Kegiatan-kegiatan penambangan atau pengambilan berbagai

sumber daya mineral itu selain memberikan dampak positif bagi

perekonomian daerah, dapat juga menimbulkan dampak negatif

terhadap kondisi hutan lingkungan hidup. Lebih-lebih lagi jika

kegiatan pengambilan sumber daya tersebut dilakukan oleh

penduduk tanpa izin dari instansi pemerintah yang berwenang,

sehingga kegiatan tersebut sulit dikontrol.

2.1.5. SUMBER DAYA MANUSIA

A. KONDISI SAAT INI

1. Jumlah penduduk Kabupaten Pasaman Barat akhir Tahun 2005

tercatat sebanyak 336.003 orang yang terdiri dari 169.449 orang

laki-laki dan 166.554 orang perempuan. Dibandingkan dengan

jumlah penduduk pada Tahun 2004 tercatat sebanyak 320,559

orang yang terdiri dari 161.567 orang laki-laki dan 158.992 orang

perempuan, mengalami sedikit kenaikan sebesar 4,82%. Jika

dilihat dari tingkat kepadatan penduduk rata-rata, Kecamatan

Pasaman memiliki kepadatan penduduk tertinggi 182 jiwa/Km2.

kemudian disusul oleh Kecamatan Kinali 136 jiwa/Km2.

Page 25: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 25

2. Bila dilihat pola laju perkembangan penduduk Kabupaten Pasaman

Barat dari Tahun 2001 hingga tahun 2005, terlihat tren

perkembangan penduduk cenderung berpola linier. Dari data

dibawah ini pola peningkatan penduduk selama 5 tahun dengan

rata-rata laju pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 3,27 %

akan tetapi apabila dilihat pada tahun 2003 kecenderungan ada

peningkatan yang tinggi.

Tabel 2.4.

Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Pasaman Barat, Tahun 2001-2005

No Tahun Jumlah

Penduduk Laki-laki Perempuan

1 2001 294.745 148.175 146.570

2 2002 316.717 159.546 157.171

3 2003 320.559 161.567 158.992

4 2004 328.655 165.743 162.912

5 2005 336.003 169.449 166.554

Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka, 2006

Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka, 2006

-30.000 -20.000 -10.000 0 10.000 20.000 30.000

0- 45 – 9

10 – 1415 – 1920 – 24

25 – 2930 – 3435 – 39

40 – 4445 – 4950 – 54

55 – 5960 – 6465 – 69

70 - 7475 +

Laki-laki Perempuan

Page 26: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 26

3. Hasil perhitungan IPM yang dilakukan oleh UNDP, BPS dan

BAPPENAS pada tahun 2006 untuk nilai 2004-2005 (lihat gambar

4.1 dan tabel 4.1) menunjukkan bahwa :

a. Nilai IPM Kabupaten Pasaman Barat tahun 2004 sebesar 66,1

b. Nilai IPM Kabupaten Pasaman Barat tahun 2005 sebesar 67,1

c. Peringkat IPM Kabupaten Pasaman Barat pada level nasional

berada pada posisi 305 pada tahun 2004 dan naik pada posisi

296 pada tahun 2005

d. Sedangkan secara regional untuk tingkat Propinsi Sumatra

Barat berada pada peringkat 15 dari 19 daerah

Kabupaten/Kota di Sumatra Barat pada tahun 2004 dan turun

menjadi peringat 16 pada tahun 2005

e. Dilihat perkembangan (nilai shortfall) menunjukan dari tahun

2004-2005 terjadi peningkatan sebesar 2,66 point dari nilai IPM

Kabupaten Pasaman Barat.

Sumber : UNDP, BPS, BAPPENAS (2006)

Gambar 2. : Perkembangan IPM Kabupaten/Kota di Sumatera

Barat, Tahun 2004-2005

66,1

67,0

56,058,060,062,064,066,068,070,072,074,076,078,0

Kep M

entaw

ai

Pesisi

r Selat

anSolo

k

Sawahlu

nto/S

jj

Tanah

Data

r

Pdg P

ariam

an

Agam

Limap

uluh K

oto

Pasam

an

Solok S

elatan

Dharm

as R

y

Pasam

an B

rt

Kota P

adan

g

Kota S

olok

Kota S

awah

lunto

Kota P

dg P

jg

Kota B

ukit T

g.

Kota P

yk

Kota P

ariam

an

IPM 2004 IPM 2005

Page 27: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 27

Tabel 2.5.

Peringkat IPM dan Nilai Shortfall Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, Nasional dan Regional, Tahun 2004-2005

Kabupaten/Kota Peringkat Nasional Peringkat Regional Shortfall

2004 2005 2004 2005 2004-05

Kep Mentawai 270 281 14 14 1,46

Pesisir Selatan 257 240 13 12 3,37

Solok 238 242 12 13 2,09

Sawahlunto/Sjj 314 292 16 15 3,70

Tanah Datar 112 108 7 7 2,45

Pdg Pariaman 222 217 11 11 2,59

Agam 130 133 9 9 2,04

Limapuluh Koto 216 225 10 12 2,06

Pasaman 224 181 12 10 5,54

Solok Selatan 343 345 17 17 2,05

Dharmas Ry 379 382 18 18 2,12

Pasaman Brt 305 296 15 16 2,66

Kota Padang 9 10 1 1 1,95

Kota Solok 65 65 6 5 2,15

Kota Sawahlunto 60 74 5 6 0,46

Kota Pdg Pjg 10 17 2 3 0,68

Kota Bukit Tg. 13 15 3 2 1,48

Kota Pyk 54 61 4 4 0,82

Kota Pariaman 117 122 8 8 2,15

Sumber : UNDP, BPS, BAPPENAS (2006)

Dari data dan uraian diatas menunjukkan bahwa pembangunan

manusia di Kabupaten Pasaman Barat masih jauh tertinggal

dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Begitu juga untuk

regional, pembangunan manusia di Kabupaten Pasaman Barat

belum menjadi landasan dasar dalam kebijakan pembangunan

daerah.

4. Bila dilihat dari data perkembangan angka harapan hidup di

Kabupaten Pasaman Barat menunjukan indikasi yang buruk

Page 28: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 28

dibanding pencapaian daerah lain di Sumatra Barat. Pada tahun

2004 angka harapan hidup Kabupaten Pasaman Barat baru

mencapai 63,35 tahun dan naik sebesar 0,42 tahun pada tahun

2005. Bila dilihat pada gambar 4.2. dibawah ini menunjukkan

bahwa pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Pasaman

Barat masih jauh tertinggal dibanding kabupaten/kota lain di

Sumatra Barat.

Sumber : UNDP, BPS, BAPPENAS (2006)

Gambar 3 : Perkembangan Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Sumatra Barat, Tahun 2004-

2005

5. Untuk komponen angka melek huruf, pencapaian untuk Kabupaten

Pasaman Barat dibandingkan dengan daerah kabupaten/kota lain

di Sumatra Barat menunjukkan pencapaian yang lebih baik. Berada

diatas Kabupaten Dhamasraya, Kabupaten Sawahlunto Sijunjung,

Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok Selatan dan

Kabupaten Padang Pariaman. Pencapaian ini dilihat dari sejarah

pendidikan di Minangkabau, memang sejak dulu daerah-daerah di

Kabupaten Pasaman Barat termasuk pelopor dalam pendidikan

seperti daerah Talu, Ujung Gading, Air Bangis dan beberapa

63,3563,77

58

60

62

64

66

68

70

72

Kep M

entawai

Pesisi

r Selat

an

Solok

Sawahlu

nto/S

jj

Tanah

Datar

Pdg P

ariam

an

Agam

Limap

uluh

Koto

Pasam

an

Solok

Sela

tan

Dharm

as R

y

Pasam

an B

rt

Kota Pad

ang

Kota Sol

ok

Kota Saw

ahlunto

Kota Pdg

Pjg

Kota Buk

it Tg.

Kota Pyk

Kota Par

iaman

AHH 2004 AHH 2005

Page 29: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 29

daerah lain. Sehingga budaya pendidikan tersebut berkembang

dengan baik sampai saat ini.

Sumber : UNDP, BPS, BAPPENAS (2006)

Gambar 4 : Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, Tahun 2004-2005

6. Komponen ekonomi yang dihitung dari daya beli masyarakat

(purchasing power parity) menunjukan tingkat kesejahteraan

masyarakat dan pencapaian kinerja ekonomi daerah. Dari data

menunjukkan bahwa daya beli masyarakat di Kabupaten Pasaman

Barat masih rendah dibandingkan dengan daerah lain di Propinsi

Sumatera Barat. Dimana pada tahun 2004 sebesar Rp.599.500

menjadi Rp. 605.400 pada tahun 2005. Rendahnya komponen

ekonomi di Kabupaten Pasaman Barat disebabkan masih lemahnya

sarana dan infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi. Masih

terdapat 53 daerah yang masih terdisolir. Indikasi tersebut

menyebabkan ketimpangan ekonomi antar daerah.

95,1

95,7

80828486889092949698

100102

Kep M

enta

wai

Pesisi

r Selat

an

Solok

Sawahlu

nto/S

jj

Tanah

Dat

ar

Pdg P

ariam

an

Agam

Lim

apul

uh K

oto

Pasam

an

Solok

Sela

tan

Dharm

as R

y

Pasam

an B

rt

Kota

Padan

g

Kota

Solok

Kota

Sawah

lunt

o

Kota

Pdg P

jg

Kota

Bukit T

g.

Kota

Pyk

Kota

Pariam

an

AMH 2004 AMH 2005

Page 30: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 30

B. TANTANGAN

1. Tantangan utama pelayanan kesehatan dasar adalah bagaimana

meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan serta partisipasi

masyarakat terhadap penyediaan pelayanan kesehatan. Namun

bagian yang tersulitnya adalah masih ditemukan wilayah yang

relatif sulit untuk dijangkau dalam setiap bentuk pelayanan yang

diberikan.

2. Tantangan lainnya dalam meningkatkan kualitas kesehatan adalah

bila sistem pelayanan kesehatan ditingkatkan melalui perluasan

pengembangan Puskesmas dan Bidan Desa dengan fasilitas yang

lebih memadai maka ke depan akan berindikasi terhadap

pencapaian Angka Harapan Hidup.

3. Pelayanan Puskesmas diarahkan pada pelayanan pada tingkat

penyakit yang dapat menyebabkan kematian seperti ISPA, gizi dan

penyakit menular lainnya.

4. Masih tingginya angka masyarakat yang kekurangan gizi yang

menandai diare.

5. Masih rendahnya angka IPM di daerah Kabupaten Pasaman Barat,

dimana pada tahun 2005 berada pada peringkat 16 dari 19

kabupaten/kota di Sumatra Barat.

6. Tantangan utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah

ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan, pemerataan

sekolah, penambahan guru untuk daerah terpencil yang sulit

diakses serta pemerataan kualitas tenaga pendidik di sekolah-

sekolah . Ini baru persoalan kuantitas belum lagi persoalan

kualitas yang lebih diarahkan terhadap mutu dari pendidikan.

7. Semakin bervariasinya kebutuhan akan keterampilan kerja

merupakan tantangan baru dari persoalan ketenagakerjaan yang

perlu diatasi. Saat bersamaan semakin besarnya arus mobilitas

tenaga kerja baik masuk dan ke luar dari kabupaten ini, khususnya

yang memiliki pendidikan menengah dan tinggi. Selain dari

Page 31: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 31

keterampilan kerja, diperlukan pula peningkatan produktivitas

tenaga kerja.

8. Rendahnya daya saing tenaga kerja, juga menjadikan tantangan

tersendiri. Hal ini juga diiringi oleh belum sesuainya ketersediaan

lapangan kerja yang memadai dengan jumlah penduduk usia

produktif

9. Pengembangan usaha kecil dan menengah masih banyak

menghadapi kendala internal seperti permodalan dan kendala

eksternal seperti informasi pasar, sementara itu penduduk

Kabupaten Pasaman Barat banyak bergerak pada sektor ini.

10. Belum adanya keterkaitan yang kuat antara pendidikan dan

upaya pengembangan potensi ekonomi lokal.

C. POTENSI

1. Karakteristik masyarakat yang terbuka, dinamis dan agamis

merupakan modal dasar dalam pembangunan sumber daya

manusia.

2. Meningkatnya kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran,

memperkecil angka kesakitan dan kematian, serta peningkatan

kualitas program keluarga berencana.

3. Meningkatnya budaya masyarakat untuk berperilaku hidup sehat

secara mandiri, agar dapat mencapai derajat kesehatan yang

optimal.

4. Makin terbukanya kewenangan daerah untuk melakukan kerja

sama antar daerah dalam penanganan masalah-masalah kesehatan

dan kesejahteraan sosial yang diiringi oleh meningkatnya

partisipasi masyarakat dalam penyediaan prasarana kesehatan

melalui program kemitraan.

5. Semakin meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang

tercermin dari besarnya minat masyarakat untuk memperoleh

pendidikan yang diiringi dengan cukup banyak tersedianya

Page 32: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 32

kelembagaan pendidikan mulai dari usia dini sampai dengan

perguruan tinggi serta adanya kemauan dan komitmen yang tinggi

dari lembaga swasta dan yayasan untuk berperan aktif dalam

dunia pendidikan.

6. Semakin meningkatnya kualitas penyelenggaraan pendidikan

melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan mutu

keluaran pendidikan yang diiringi oleh meningkatnya kesadaran

masyarakat untuk berpartisipasi dalam bidang pendidikan

7. Tingginya permintaan tenaga kerja dan berkembangnya berbagai

pusat pertumbuhan ekonomi, menyebabkan tingginya kebutuhan

akan tenaga kerja, khususnya tenaga kerja terampil dan

profesional.

8. Makin meningkatnya masyarakat Pasaman Barat untuk memiliki

dan meningkatkan jiwa wirausaha, khususnya pada sektor

perdagangan dan jasa.

9. Demikian juga, semakin tingginya pendidikan wanita

menyebabkan semakin banyaknya tersedia wanita yang lebih

terampil, dan merupakan potensi untuk meningkatkan eksistensi

dan pengembangan ekonomi.

10. Cukup banyak tersedia sumber daya manusia dari angkatan kerja

di berbagai lapangan pekerjaan.

11. Terbukanya peluang kerja sama antar daerah dan antar negara

dalam bidang ketenagakerjaan (AKAD dan AKAN)

2.1.6. PRASARANA DAN SARANA

A. Kondisi Saat Ini

1. Secara umum sarana dan prasarana transportasi darat belum

optimal, ketersediaan jalan di wilayah Kabupaten Pasaman Barat

untuk panjang jalan Negara tidak ada yang melintasi di Kabupaten

Pasaman Barat. Sedangkan panjang jalan Provinsi yang melintasi

7 wilayah Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat adalah 156 Km.

Page 33: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 33

Panjang Jalan Kabupaten sampai tahun 2004 tercatat 645,8 Km

dengan kondisi baik hanya 188,40 Km.

2. Dalam hal sumber energi, Pasaman Barat memiliki sumber energi

lainnya yang dapat dikembangkan di masa mendatang untuk

pembangkit tenaga listrik. Sistem Prasarana Energi Kabupaten

Pasaman Barat merupakan hasil pemadu serasian antara

pemanfaatan energi listrik, pemanfaatan sumberdaya air dan

pengembangan pemanfaatan energi matahari (solar energy)

3. Pola penanganan sampah yang dilakukan di Kabupaten Pasaman

Barat saat ini sebagian besar adalah pola individual tidak

langsung, dimana sampah dari masing-masing rumah tangga di

kumpulkan lalu dibakar atau dibuang ke suatu tempat atau

lubang. Menilik kondisi yang ada di Kabupaten Pasaman Barat

bahwa permasalahan sampah belum terpikirkan oleh masyarakat

Pasaman Barat, mengingat lahan yang cukup luas yang masih

dimiliki di Kabupaten Pasaman Barat. Sampai saat ini Kabupaten

Pasaman Barat masih belum memiliki Tempat Pembuangan Akhir

Sampah (TPA) termasuk juga belum memiliki badan pengelola

persampahan. Total timbunan sampah Kabupaten Pasaman Barat

saat ini (2005) sebesar 902,80 m3

4. Wilayah pelayanan listrik Kabupaten Pasaman Barat belum

seluruhnya mencakup wilayah Kabupaten Pasaman Barat, tingkat

pelayanan listrik saat ini mencapai 20.978 Pelanggan (19.950

rumah tangga, bisnis, 359 sosial, 610 kantor 59). Sumber tenaga

listrik yang melayani wilayah Kabupaten Pasaman Barat berasal

dari berbagai pembangkit dengan menggunakan sistem

interkoneksi

5. Pertimbangan potensi Perikanan dan Kelautan yang sangat tinggi

di Kabupaten Pasaman Barat maka untuk pengembangan

Pelabuhan di wilayah Kabupaten Pasaman Barat karena letaknya

yang relatif jauh dari Pelabuhan terdekat (Teluk Bayur), maka

Page 34: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 34

pembangunan sarana pelabuhan laut Air Bangis perlu dilakukan

dengan dukungan sarana dan prasarana yang cukup.

6. Sebagai daerah yang berada dalam lintasan bencana gempa bumi

dan dikelilingi oleh perbukitan, sebagian jalan berada di kawasan

rawan longsor dan bencana alam. Oleh karena itu tingkat

kerusakan jalan karena bencana alam frekuensinya cukup tinggi

disamping kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian manusia

berupa tonase sarana angkutan yang melebihi kapasitas jalan.

7. Pengelolaan air limbah di Kabupaten Pasaman Barat hingga saat

ini masih bersifat individual dengan sistem setempat (on site

system) menggunakan cubluk dan septic tank, yang secara

periodik perlu dilakukan penyedotan lumpurnya. Persentase

rumah tangga yang menggunakan fasilitas jamban yang layak

diperkirakan sebanyak 90% dari total penduduk, baik yang

dilengkapi septik tank maupun berupa cubluk. Sedangkan sisanya

sebagian besar masih memanfaatkan badan air sebagai tempat

pembuangan limbahnya. Pengeluaran air limbah total (rumah

tangga, fasilitas sosial, perdagangan dan jasa, perdagangan dan

jasa, industri rumah tangga) saat ini (2005) Kabupaten Pasaman

Barat adalah sebanyak 32,936,947 liter.

8. Masyarakat Kabupaten Pasaman Barat hanya sebagian kecil yang

dapat menikmati pelayanan air bersih melalui BPAM Kabupaten

Pasaman Barat. Jumlah penduduk yang dilayani BPAM masih

sangat kecil yaitu 5,6 % atau 17.700 jiwa dari jumlah penduduk

Kabupaten Pasaman Barat 316.717 jiwa dengan jumlah sambungan

2.029 SR. Sedangkan sisanya masih memanfaatkan air tanah

dangkal yang umumnya dari segi kuantitas dan kualitas untuk

sementara masih cukup memadai.

9. Wilayah Kabupaten Pasaman Barat telah dilayani berbagai

jaringan telekomunikasi, baik, jaringan telepon otomat, jaringan

telepon seluler dan radio komunikasi. Jumlah Satuan Sambungan

Page 35: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 35

Telepon (SST) yang terdapat di Kabupaten Pasaman Barat (2.532

saluran).

B. TANTANGAN

1. Belum optimalnya ketersediaan sarana dam prasarana transportasi

baik darat maupun laut di Kabupaten Pasaman Barat.

2. Tantangan dalam pengembangan sarana transportasi laut sebagai

sarana transportasi dalam mengangkut hasil pertanian dan

perkebunan serta industri keluar Kabupaten Pasaman Barat.

3. Tingkat kerusakan jalan karena bencana alam frekuensinya cukup

tinggi disamping kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian

manusia berupa tonase sarana angkutan yang melebihi kapasitas

jalan.

4. Tantangan bagi kabupaten Pasaman Barat sehubungan dengan

pengelolaan sampah adalah belum tersedianya Tempat

Pembuangan Akhir Sampah (TPA) yang memadai dan belum

memiliki badan pengelola persampahan.

5. Peningkatan kebutuhan terhadap tenaga listrik merupakan

tantangan yang aktual. Di samping itu pembangkit listrik tenaga

air debitnya semakin turun seiring dengan menurunnya kualitas

lingkungan, terutama penebangan hutan yang menyebabkan

menurunnya kandungan air tanah. Di samping itu diperlukan

sumber energi listrik baru seperti pembangkit listrik tenaga uap,

laut dan solar energy

6. Saat ini wilayah perdesaan masih banyak merupakan belum

mendapatkan arus listrik hal ini menyebabkan proses produksi di

perdesaan belum berjalan dengan baik. Di samping itu tegangan

listrik yang masih rendah di sebagian wilayah perdesaan juga

merupakan tantangan yang dihadapi dalam memecahkan masalah

kelistrikan desa.

Page 36: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 36

7. Tantangan dalam pengelolaan air limbah Kabupaten Pasaman

Barat yang belum optimal, pengelolaan masih dilakukan secara

individual.

8. Tantangan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih bagi

masyarakat Kabupaten Pasaman Barat adalah meningkatnya

volume yang dibutuhkan, sementara itu tidak semua desa di

kabupaten Pasaman Barat mempunyai sumber air bersih sesuai

dengan kebutuhan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan kerja sama

antar daerah dalam melaksanakan sinergi dalam pengembangan

fasilitas air bersih.

9. Tantangan dalam penyaluran saluran telepon ke seluruh wilayah

Pasaman Barat, mengingat pertumbuhan pengguna jasa

telekomunikasi di Kabupaten Pasaman Barat.

C. POTENSI

1. Potensi pengembangan prasarana transportasi berupa jalan darat

masih tersedia berupa lahan untuk pembangunan ruas jalan yang

baru.

2. Potensi pengembangan sarana dan prasarana pelabuhan laut Air

Bangis untuk menjadi salah satu pelabuhan nasional. Potensi

pengembangan prasarana dan sarana pelabuhan laut perlu

dilakukan mengingat semakin meningkatnya volume transportasi

barang terutama hasil pertanian dan perkebunan.

3. Potensi dalam perbaikan berbagai fasilitas fisik dan infrastruktur

lainnya sehubungan dengan daerah Kabupaten Pasaman Barat

berada di daerah rawan bencana alam.

4. Potensi dalam pengelolaan dan penanganan sampah yang lebih

efektif dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam

pengelolaan sampah.

5. Potensi energi listrik di Pasaman Barat terutama berasal dari

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Namun demikian masih

Page 37: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 37

terdapat potensi lainnya yang bisa dikembangkan, seperti tenaga

surya, uap, ombak, panas bumi dan lain-lain. Diperkirakan ke

depan, Pasaman Barat masih mempunyai potensi yang cukup

dalam pengadaan energi listrik. Pemanfaatan potensi sumber daya

energi alternatif seperti panas bumi akan dapat meningkatkan

jumlah desa yang dialiri listrik dengan pemanfaatan teknologi

tepat guna yang telah tersedia saat ini.

6. Potensi dalam pelayanan kelistrikan seiring dengan pertumbuhan

pengguna jasa kelistrikan di Pasaman Barat.

7. Potensi pengolahan air limbah yang dilakukan dengan jalan

mengoptimalkannya melalui pengadaan sarana penampungan. Di

samping itu, pengolahan pada tahap berikutnya dapat

dioptimalkan melalui pemanfaatan teknologi tepat guna.

8. Potensi air bersih di Kabupaten Pasaman Barat masih tersedia di

beberapa wilayah. Walaupun sebagian wilayah tidak memiliki

sumber daya air bersih yang cukup untuk kebutuhan kotanya,

namun dengan kerja sama dengan kabupaten tetangga kebutuhan

ini dapat dipenuhi. Selain itu hal yang diperlukan adalah

mekanisme kerja sama antar daerah sehingga terdapat sinergi

dalam pengembangan wilayah. Konsep pengembangan wilayah

lintas kabupaten dan kota mempunyai potensi untuk menciptakan

sinergi antar kabupaten dan kota.

9. Potensi pengembangan jaringan telekomunikasi, hal ini didukung

dengan banyak perusahaan operator seluler yang melakukan

penetrasi pasar termasuk ke wilayah Kabupaten Pasaman Barat.

2.1.7. TATA RUANG DAN PEMBANGUNAN WILAYAH

A. KONDISI SAAT INI

1. Pengembangan kawasan di Kabupaten Pasaman Barat dibagi

menjadi dua, yaitu Kawasan Lindung dan Kawasan budi daya.

Page 38: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 38

Adapun kriteria Kawasan Lindung diatur sesuai dengan Keppres

No. 32 Tahun 1990 dan Keppres No. 57 Tahun 1989

2. Di sistem pusat-pusat kegiatan yang direncanakan, Simpang Empat

sebagai Ibukota Kabupaten Pasaman Barat (pasal. 12, UU No.

38/2003) telah ditetapkan menjadi salah satu pusat kegiatan di

Sumatra Barat, yaitu sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

3. Dari luas wilayah daratan Kabupaten Pasaman Barat 388.777 Ha,

yang dijadikan sebagai lahan terbangun hanya sekitar 3,53 %

(13.710 Ha). Bagian wilayah lainnya sebagian digunakan untuk

kegiatan pertanian, kehutanan, dan kegiatan lainnya yang bersifat

non fisik.

4. Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung dilakukan pada kawasan yang

selama ini telah ditetapkan sebagai hutan lindung di Kabupaten

Pasaman Barat dengan Luas keseluruhan 92.894.43Ha dengan

penyebaran Talamau (46 Ha), Gunung Tuleh (29.212,29 Ha),

Ranah Batahan (1.126,15 Ha), Sei Beremas (1.877,82 Ha), Koto

Balingka (2.570,82 Ha), Kawasan Pantai (4.033,65 Ha), Pasaman

(31.810,54 Ha), Kajai-Jambak Labuhan Lurus-Kinali (17.664,44

Ha), Silaping-Air Bangis (6.502,47 Ha), Kinali-Kp. Baru Cubadak

(4.870,73 Ha)

5. Dominasi penggunaan lahan yang cukup besar di kabupaten

Pasaman Barat adalah Perkebunan Rakyat sebesar 166.126 Ha

atau (42,73%), sedangkan untuk penggunaan lahan di sektor

kehutanan menduduki urutan kedua dengan luas berkisar 99.455

Ha atau (25,58 %). Dengan kondisi pemanfaatan lahan tersebut,

maka Kabupaten Pasaman Barat dapat dikembangkan sebagai

kawasan budi daya untuk kegiatan permukiman, budi daya

pertanian maupun untuk sarana dan prasarana perkotaan.

6. Kawasan pertanian dalam arti luas di Kabupaten Pasaman Barat

terdiri dari kawasan pertanian tanaman pangan, perkebunan,

peternakan, dan perikanan baik darat maupun laut. Kawasan ini

perlu untuk diperhatikan mengingat Secara keseluruhan pada

Page 39: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 39

tahun 2004, semua sektor mengalami pertumbuhan positif di

Kabupaten Pasaman Barat, namun pertumbuhan sektor pertanian

di atas nilai rata-rata pertumbuhan ekonomi kabupaten Pasaman

Barat tahun 2004 sebesar (5,95%). Jika dilihat secara sub sektoral

pada sektor pertanian, sub sektor tanaman pangan dan

hortikultura mempunyai nilai pertumbuhan yang paling rendah

yaitu sebesar 5,08% pada tahun 2004. Sub sektor yang paling

tinggi pertumbuhannya adalah sub sektor tanaman perkebunan

sebesar 11,22% sedangkan untuk sub sektor peternakan sebesar

5,56%, kehutanan sebesar 6,91% dan perikanan sebesar 4,75%

7. Wilayah Kabupaten Pasaman Barat yang memiliki sebelas

kecamatan, sebenarnya mempunyai tingkat pengembangan

kawasan pariwisata yang berbeda satu sama lain. Kawasan

pariwisata Kabupaten Pasaman Barat saat ini dibagi menjadi tiga

yaitu; kawasan wisata alam, kawasan wisata budaya dan kawasan

wisata bahari.

8. Sistem kawasan pemukiman penduduk Kabupaten Pasaman Barat

saat ini diupayakan agar tidak dikembangkan ke arah timur ke

daerah Pegunungan Bukit Barisan, mengingat areal ini harus

dijadikan pelindung (buffer) untuk kelestarian lingkungan. Areal

ini sebaiknya dijadikan wilayah Kawasan Lindung, sebagai basis

sumber daya air dan daerah resapan air di wilayah hulu sungai.

B. TANTANGAN

1. Tantangan dalam pengembangan kawasan hutan lindung dan

kawasan budi daya Kabupaten Pasaman Barat ke depan.

2. Tantangan dalam pengembangan Simpang Empat sebagai Pusat

Pengembangan Kegiatan Lokal

3. Tantangan dalam hal pengoptimalan penggunaan lahan baik untuk

kawasan budi daya maupun kawasan lindung

4. Keterbatasan lahan untuk pembangunan di Kabupaten Pasaman

Barat menyebabkan kawasan lindung terancam untuk

Page 40: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 40

dieksploitasi. Sementara itu kawasan lindung perlu dipertahankan

untuk menjaga kelestarian alam. Tantangan yang dihadapi adalah

mempertahankan luas kawasan lindung sampai batas tertentu

yang tidak mengganggu lajunya pembangunan dan juga menjamin

keseimbangan lingkungan sehingga tercipta pembangunan yang

berkelanjutan.

5. Tantangan dalam pemanfaatan lahan sehingga bisa dikembangkan

sebagai kawasan budi daya untuk kegiatan permukiman, budi daya

pertanian maupun untuk sarana dan prasarana perkotaan.

6. Pengembangan kawasan pertanian perlu dilakukan, mengingat

sektor pertanian dalam arti luas merupakan sektor unggulan bagi

Kabupaten Pasaman Barat.

7. Tantangan dalam pengembangan pariwisata saat ini pada

gilirannya terkait dengan upaya pemasaran dan promosi yang

telah dilakukan. Di samping itu kondisi kepariwisataan di Pasaman

Barat tidak terlepas dari dukungan kelembagaan dan sumber daya

manusia, yang pada gilirannya akan mendukung dan menarik

investasi di bidang kepariwisataan.

8. Kawasan pemukiman penduduk dijaga dan diarahkan tidak

mendekati wilayah areal Kawasan Lindung, mengingat lahan yang

ada di jalur Jalan propinsi masih mencukupi. Sistem permukiman

juga mencakup di dalamnya hierarki simpul-simpul pertumbuhan

serta kelengkapan fasilitas dari masing-masing simpul. Semakin

lengkap fasilitas suatu simpul semakin tinggi hierarki simpul

tersebut di dalam sistem permukiman. Semakin tinggi hierarki

suatu simpul maka semakin besar jumlah penduduk yang

mendukungnya dengan demikian luas area perumahan juga

semakin luas.

9. Pengembangan daerah di wilayah perbatasan akan menjadi

persaingan bagi daerah Kabupaten Pasaman Barat.

Page 41: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 41

C. POTENSI

1. Potensi dalam pengembangan wilayah Kabupaten Pasaman Barat

diarahkan kepada Kawasan Lindung dan Kawasan Budi daya

(kawasan hutan produksi, kawasan pertanian, kawasan pariwisata

dan kawasan pemukiman)

2. Seiring dengan ditetapkan Simpang Empat sebagai Pusat Kegiatan

Lokal (PKL) akan memiliki orientasi pelayanan kepada 1 kota

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) terdekat, yaitu ke Bukit Tinggi.

Selain daripada itu, Simpang Empat juga dapat mengembangkan

kerterkaitannya (linkage) dalam aspek sosial ekonomi misalnya,

dengan pusat-pusat kegiatan di luar Propinsi Sumatra Barat,

seperti Mandailing Natal Propinsi Sumatra Utara.

3. Potensi dalam pemanfaatan lahan untuk Kabupaten Pasaman

Barat yang belum optimal pemanfaatannya untuk kegiatan

pertanian, kehutanan, dan kegiatan lainnya yang bersifat non-

fisik.

4. Potensi sumber daya alam di Kabupaten Pasaman Barat dari

sektor kehutanan, berdasarkan data dan peta yang ada dapat

diinterpretasikan bahwa di daerah hulu didominasi oleh ekosistem

hutan alam, dan sebagian besar berada pada kondisi lahan dengan

kelerengan lebih dari 40%. Hal ini berarti kebijakan

pengembangan sumber daya hutan di wilayah kecamatan bagian

hulu lebih diarahkan pada pemanfaatan jasa lingkungan dan

rekreasi. Apabila masyarakat dan pemerintah menyadari

pentingnya pengendalian banjir dan erosi tanah, serta pelestarian

sumber daya air untuk kehidupan, maka kebijakan penetapan

kawasan lindung seharusnya menjadi skala prioritas utama.

5. Potensi dalam pemanfaatan yang optimal di Kabupaten Pasaman

Barat sehingga ke depan Kabupaten Pasaman Barat dapat

dikembangkan sebagai kawasan budi daya untuk kegiatan

51

Page 42: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 42

permukiman, budi daya pertanian maupun untuk sarana dan

prasarana perkotaan.

6. Potensi pengembangan kawasan pertanian bagi Kabupaten

Pasaman Barat ke depan mengingat sektor pertanian merupakan

sektor unggulan Kabupaten Pasaman Barat.

7. Potensi pengembangan kawasan wisata Kabupaten Pasaman Barat,

seperti obyek wisata alam yang diunggulkan di Kabupaten

Pasaman Barat antara lain air terjun di daerah Sarasah Kecamatan

Sungai Aur, Pemandian Air Panas di Simpang Lolo Kecamatan

Gunung Tuleh dan Talamau, panjat tebing yang berada di

Kecamatan Gunung Tuleh, Tracking dan Hiking di Gunung

Pasaman dan Gunung Talamau serta wisata petualangan arung

jeram atau Olahraga Arus Deras (ORAD) dengan bentang arus 3 – 4

di daerah Sungai Batang Kenaikan dan Batang Tongar. Selain itu

pengembangan kawasan wisata Kabupaten Pasaman Barat

diarahkan kepada wisata budaya seperti Perkampungan

Minangkabau yang terdapat di Kajai Kecamatan Talamau dan

wisata bahari seperti wisata pantai di Air Bangis, Sasak, Muaro

Bingung, Sikilang dan Sikabau. Tidak kalah pentingnya

pengembangan wisata bahari pulau-pulau kecil yang berpotensi

seperti Pulau Panjang, Pulau Unggas, Pulau Harimau, Pulau Pigago

dan beberapa pulau lainnya.

8. Potensi pengembangan kawasan pemukiman Kabupaten Pasaman

Barat, sistem permukiman juga mencakup di dalamnya hierarki

simpul-simpul pertumbuhan serta kelengkapan fasilitas dari

masing-masing simpul. Semakin lengkap fasilitas suatu simpul

semakin tinggi hierarki simpul tersebut di dalam sistem

permukiman. Semakin tinggi hierarki suatu simpul maka semakin

besar jumlah penduduk yang mendukungnya dengan demikian luas

area perumahan juga semakin luas.

Page 43: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 43

9. Adanya peranan propinsi untuk mendorong dan menciptakan

kemitraan antar daerah dalam melaksanakan dan

mengembangkan potensi masing-masing daerah.

2.2 ISU-ISU STRATEGIS

Berdasarkan kondisi saat ini, tantangan dan potensi daerah

Pasaman Barat, maka dapat dirumuskan beberapa isu strategis sebagai

berikut :

1. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan untuk menjadikan

RSUD sebagai rumah sakit dengan akreditasi B

2. Meningkatkan pendidikan kejuruan untuk meningkatkan daya saing

SDM dalam memasuki dunia kerja sesuai dengan potensi daerah

(link match)

3. Menjadikan Simpang Empat menjadi Pusat Kegiatan Wilayah.

4. Pengembangan kawasan Pasaman Barat ke arah agrobisnis, agro

wisata, dan agro industri.

5. Pengembangan pelabuhan laut Teluk Tapang di daerah Air Bangis

sebagai sarana transportasi hasil pertanian Pasaman Barat.

6. Pengembangan pelabuhan udara untuk sarana transportasi hasil

laut seperti ikan tuna untuk diangkut langsung ke luar negeri.

7. Menjadikan jagung dan perikanan laut sebagai komoditas unggulan

di Kabupaten Pasaman Barat.

2.3 PREDIKSI PEMBANGUNAN DAERAH

Berdasarkan hasil analisis kondisi umum, Kabupaten Pasaman

Barat dalam kurun waktu dua puluh tahun ke depan adalah

sebagai berikut :

Page 44: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 44

2.3.1 Agama dan Budaya

a) Jumlah penduduk Kabupaten Pasaman Barat yang terus

meningkat, dimana menurut proyeksi jumlah penduduk

pada tahun 2010 sebesar 345.401 jiwa, jumlah penduduk

pada tahun 2015 sebesar 357.519 jiwa, dan jumlah

penduduk pada tahun 2020 sebesar 370.062 jiwa, dan

jumlah penduduk pada tahun 2025 diperkirakan sebesar

383.045 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk pada

tahun 2025 sebesar 93 jiwa/km2

b) perkembangan penduduk yang terus meningkat memerlukan

pemantapkan fungsi dan peran agama dan lembaga

keagamaan sebagai landasan moral, spiritual, dan etika

dalam kehidupan individu, bermasyarakat, dan bernegara

untuk kesejahteraan umat.

2.3.2 Hukum dan Pemerintahan

a) penyamaan pola pikir seluruh aparat pemerintahan

terhadap pemahaman otonomi daerah dan penetapan

peraturan-peraturan yang menunjang otonomi daerah untuk

peningkatan kemampuan otonomi daerah,

b) Peningkatan pelayanan pada masyarakat melalui

penyamaan pola pikir pada seluruh aparat pemerintahan

sebagai pelayan masyarakat dan meningkatkan kemampuan

aparat untuk memberikan pelayanan prima kepada

masyarakat.

c) Meningkatkan Kualitas dan kuantitas SDM dalam rangka

pelaksanaan otonomi daerah melalui peningkatan

kemampuan dan dedikasi pada aparatur pemerintahan,

peningkatan profesionalisme aparatur pemerintahan dan

penyesuaian komposisi aparatur pemerintah sesuai dengan

beban dan tugas masing-masing.

Page 45: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 45

2.3.3 Ekonomi

a) Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat diperkirakan

dapat terjadi secara berkelanjutan sesuai dengan

pengembangan produk unggulan daerah.

b) Penetapan Simpang Empat menjadi PKW dari PKL akan

terus berkembang di masa datang seiring dengan

perkembangan daerah tetangga seperti Bukittinggi dan

keterkaitannya (linkage) dalam aspek sosial ekonomi

misalnya, dengan pusat-pusat kegiatan di luar Propinsi

Sumatra Barat, seperti Mandailing Natal Propinsi Sumatra

Utara.

c) Pengembangan kawasan pertanian jagung di masa

mendatang akan terus meningkat mengingat sektor

pertanian merupakan sektor unggulan bagi Kabupaten

Pasaman Barat

2.3.4 Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

a) Pengembangan kawasan wisata akan terus meningkat di

masa datang mengingat arah pengembangan Kabupaten

Pasaman Barat salah satunya agrowisata. Selain itu

Pasaman Barat memiliki wisata yang unik dan tidak dimiliki

oleh daerah lain khususnya Sumatra Barat.

b) Diperkirakan dalam jangka panjang diperlukan sistem

pengelolaan sampah yang mampu memisahkan antara

sampah organik dan non organik dari hulu, sehingga sampah

organik bisa diolah dengan teknologi tepat guna menjadi

kompos. Justru itu diperkirakan kebutuhan teknologi

pengelolaan sampah organik perlu dilakukan dalam jangka

panjang (20 tahun ke depan). Diprediksikan 20 tahun ke

depan, volume penumpukan sampah di Kabupaten Pasaman

Barat sebesar 994,46 m3

Page 46: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 46

c) Teknologi pengelolaan air limbah perlu diciptakan dalam

jangka panjang untuk mengatasi permasalahan peningkatan

pengeluaran air limbah Kabupaten Pasaman Barat ke

depan. Diprediksi 20 tahun ke depan besarnya pengeluaran

air limbah Kabupaten Pasaman Barat adalah 36.240.713

liter.

2.3.5 Sumber Daya Manusia

a) Peningkatan angka IPM sebagai salah satu indikator yang

menunjukkan terjadinya peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

b) Angka Harapan Hidup juga akan mengalami peningkatan

seiring dengan meningkatnya mutu kesehatan yang ditandai

dengan semakin memadainya sarana dan prasarana

kesehatan serta tingginya partisipasi masyarakat dalam

meningkatkan mutu kesehatan.

2.3.6 Prasarana dan Sarana

a) Pembangunan jalan baru dan perluasan koridor jalan

mengingat akan semakin tingginya aktivitas perekonomian

terutama di bidang agrobisnis, agroindustri dan wisata

Kabupaten Pasaman Barat

b) Pembangkit tenaga listrik perlu dipenuhi dengan

membangun pembangkit dan jaringan yang baru bisa

berupa tenaga air, uap, disel, panas bumi, solar energy dan

sumber energi listrik lainnya.

c) Peningkatan kawasan pemukiman ke depan perlu dilakukan

namun dengan sistem pemukiman penduduk yang

diupayakan agar tidak dikembangkan ke arah timur ke

daerah Pegunungan Bukit Barisan, mengingat areal ini harus

dijadikan pelindung (buffer) untuk kelestarian lingkungan.

Areal ini sebaiknya dijadikan wilayah Kawasan Lindung,

Page 47: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 47

sebagai basis sumber daya air dan daerah resapan air di

wilayah hulu sungai.

d) Pelayanan listrik di Kabupaten Pasaman Barat perlu

ditingkatkan di masa datang, hal ini mengingat dalam 20

tahun ke depan terjadi peningkatan permintaan akan

pelayanan listrik. Diprediksi dalam 20 tahun ke depan

tingkat kebutuhan listrik Kabupaten Pasaman Barat sebesar

68.488 kilo volt amper.

e) Diprediksi ke depan potensi pengembangan pelabuhan laut

dikaitkan dengan muatan barang berupa hasil pertanian dan

perkebunan menjadi sangat strategis dilakukan. Diharapkan

di masa datang pelabuhan Air Bangis bisa menjadi

pelabuhan nasional.

f) Peningkatan kualitas jalan perlu dilakukan terutama untuk

mengantisipasi penurunan kualitas jalan akibat terjadinya

bencana alam seperti longsor dan gempa bumi.

g) Rumah tangga yang mendapatkan pelayanan air bersih yang

dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di

Pasaman Barat diperkirakan terus meningkat seirama

dengan pertambahan jumlah penduduk dan permukiman

baru. Diprediksi 20 tahun ke depan tingkat kebutuhan

Kabupaten Pasaman Barat terhadap air bersih sebesar 536

lt/detik.

2.3.7 Tata Ruang dan Pembangunan Wilayah

a) Arah pengembangan wilayah Kabupaten Pasaman Barat

yang diarahkan kepada kawasan lindung dan kawasan budi

daya ke depan perlu dikembangkan dengan lebih terencana

b) Pemanfaatan lahan untuk 20 tahun ke depan akan semakin

optimal mengingat fokus pengembangan ekonomi

Kabupaten Pasaman Barat ke arah Agrobisnis, agroindustri

dan agrowisata.

Page 48: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 48

c) Peningkatan aktivitas pembangunan akan cenderung

mendorong masyarakat untuk memanfaatkan sebagian

kawasan lindung untuk dialihfungsikan. Namun demikian

keberadaan kawasan lindung ini perlu dipertahankan untuk

menjaga keseimbangan lingkungan hidup. Hutan lindung

yang perlu dipertahankan ke depan juga terdapat di

Kabupaten Pasaman Barat.

d) Dominasi penggunaan lahan Kabupaten Pasaman Barat ke

depan akan dinominasi untuk lahan pertanian dan

perkebunan, serta dapat dikembangkan sebagai kawasan

budi daya untuk kegiatan permukiman, budi daya pertanian

maupun untuk sarana dan prasarana perkotaan

Page 49: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 49

BAB III

VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

3.1 Visi RPJP

Visi Kabupaten Pasaman Barat tahun 2025 adalah :

“ P a s a m a n B a r a t y a n g m a j u, B e r m a r t a b at d a n S e j a h t e r a “

Berdasarkan visi tersebut, diharapkan Kabupaten Pasaman Barat

dalam 20 tahun kedepan, terwujud menjadi:

1. Maju yang diukur dengan :

a. Meningkatnya investasi.

b. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per

kapita masyarakat.

c. Meningkatnya pembangunan infrastruktur.

d. Meningkatnya produksi dan produktifitas berbasis komoditi

unggulan pertanian.

e. Terbangunnya keterkaitan sistem produksi, distribusi dan

pelayanan.

f. Berkembangnya keprofesian serta penguasaan dan

pemanfaatan teknologi.

2. Bermartabat diukur dengan :

a. Semakin kuatnya jati diri dan karakter masyarakat yang

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Semakin terpeliharanya kerukunan antar umat beragama.

c. Meningkatnya harmonisasi kehidupan masyarakat.

d. Sosial Budaya berdasarkan nilai-nilai luhur dalam masyarakat.

Page 50: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 50

3. Sejahtera diukur dengan :

a. Meningkatnya kualitas hidup masyarakat.

b. Berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran

c. Meningkatnya pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

d. Meningkatnya pemerataan pembangunan antar wilayah

e. Meningkatnya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan Sumber

Daya Alam.

f. Meningkatnya pengelolaan kependudukan.

3.2 Misi

Agar visi Kabupaten Pasaman Barat tahun 2005 – 2025 dapat diwujudkan

maka ditempuh misi pembangunan sebagai berikut:

1. Membangun SDM yang Berkualitas dan Berdaya Saing

2. Mewujudkan Masyarakat Beriman dan Bertaqwa

3. Mewujudkan Pemerintah yang Bersih dan Bertata Kelola Baik.

4. Membangun Perekonomian Daerah yang Kokoh, Berkualitas dan

Berkesinambungan

3.3. ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

Berdasarkan visi dan misi pembangunan daerah Kabupaten

Pasaman Barat dan dengan memperhatikan analisis lingkungan internal

dan eksternal maka diperlukan arah pembangunan yang mampu

mendorong pertumbuhan ekonomi dan sekaligus meningkatkan kualitas

kehidupan yang lebih baik. Arah pembangunan Kabupaten Pasaman Barat

adalah sebagai berikut:

MEMBANGUN SDM YANG BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING

Page 51: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 51

1. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat,

martabat dan kualitas manusia sehingga mampu bersaing dalam era

global dengan tetap berlandaskan pada norma kehidupan

masyarakat dan tanpa diskriminasi. Pelayanan pendidikan yang

mencakup semua jalur, jenis dan jenjang perlu disediakan secara

bermutu dan terjangkau disertai dengan pembebasan biaya

pendidikan pada jenjang pendidikan dasar (wajib belajar 9 tahun).

Pembangunan pendidikan diarahkan pula untuk menumbuhkan

akhlak mulia dan kearifan lokal serta kemampuan peserta didik

untuk hidup bersama dalam masyarakat yang multikultur yang

dilandasi oleh penghormatan pada HAM. Pembangunan pendidikan

dengan memprioritaskan pendidikan dan pelatihan yang berbasis

pada keunggulan komparatif daerah. Penyediaan pelayanan

pendidikan sepanjang hayat sesuai perkembangan Iptek perlu terus

didorong untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas

penduduk.

2. Dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan

masyarakat tersebut, arah pembangunan akan dilaksanakan dengan

jalan (1) Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan (2)Peningkatan

kualitas pendidikan dengan cara peningkatan profesionalisme (3)

Meningkatkan kompetensi pendidikan kejuruan dan pendidikan non

formal (4) Memperkenalkan model sekolah unggulan

3. Kebijakan Pemerataan Pendidikan Mengupayakan perluasan dan

pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu

4. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk diarahkan

pada peningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan

reproduksi yang terjangkau, bermutu dan efektif menuju

terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas.

5. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya kesehatan,

pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, obat dan perbekalan

kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Upaya itu dilakukan

Page 52: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 52

dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi

penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan IPTEK, dan

globalisasi dengan semangat kemitraan, serta kerja sama lintas

sektor. Perhatian khusus diberikan pada peningkatan perilaku dan

kemandirian masyarakat

6. Arah pembangunan jangka panjang untuk meningkatkan pendapatan

per kapita masyarakat Kabupaten Pasaman Barat dilakukan melalui

kebijakan pengembangan komoditas jagung dan perikanan laut yang

didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.

MEWUJUDKAN MASYARAKAT BERIMAN DAN BERTAQWA

1. Pembangunan agama diarahkan untuk mewujudkan fungsi dan peran

agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan,

membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi,

dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam

pembangunan diri pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Di samping itu, pembangunan agama diarahkan pula untuk

meningkatkan harmonisasi kehidupan internal dan antar umat

beragama dengan meningkatkan rasa saling percaya dan harmonisasi

antar kelompok masyarakat sehingga tercipta suasana kehidupan

masyarakat yang saleh, toleran, tenggang rasa, dan harmonis.

2. Pembangunan jati diri masyarakat Kabupaten Pasaman Barat

ditujukan untuk mewujudkan karakter masyarakat dan sistem sosial

yang berakar, unik, modern, dan unggul. Jati diri tersebut

merupakan kombinasi antara nilai-nilai luhur daerah seperti religius,

kebersamaan dan persatuan dan nilai modern yang universal seperti

etos kerja dan prinsip tata kepemerintahan yang baik. Pembangunan

jati diri masyarakat Pasaman Barat dilakukan melalui transformasi,

revitalisasi, dan reaktualisasi tata nilai budaya daerah Kabupaten

Pasaman Barat yang beragam.

Page 53: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 53

MEWUJUDKAN PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BERTATA KELOLA BAIK.

1. Peranan pemerintah yang efektif dan optimal diwujudkan sebagai

fasilitator,regulator, sekaligus sebagai katalisator pembangunan di

berbagai tingkat guna efisiensi dan efektivitas pelayanan publik,

terciptanya lingkungan usaha yang kondusif dan berdaya saing, dan

terjaganya keberlangsungan mekanisme pasar.

2. Peningkatan kerja sama antar daerah kabupaten/kota ditingkatkan

dalam rangka memanfaatkan keunggulan komparatif maupun

kompetitif daerah untuk menghindari timbulnya inefisiensi dalam

pelayanan publik. Pembangunan kerja sama antar daerah melalui

sistem jaringan antar daerah akan sangat bermanfaat sebagai sarana

berbagi pengalaman, saling berbagi keuntungan dari kerja sama,

maupun saling berbagi dalam memikul tanggung jawab pembiayaan

secara proporsional, baik dalam pembangunan dan pemeliharaan

sarana dan prasarana, maupun untuk pembangunan lainnya.

3. Pengembangan kapasitas pemerintah daerah

4. Pengembangan pengawasan aparatur pemerintah yang intensif,

efektif, dan berkesinambungan, baik secara internal/melekat,

fungsional, maupun pengawasan eksternal oleh masyarakat.

5. Meningkatnya profesionalisme aparatur pemerintah dalam kerangka

good and clean governance yang mendukung akselerasi pembangunan

daerah

MEMBANGUN PEREKONOMIAN DAERAH YANG KOKOH, BERKUALITAS

DAN BERKESINAMBUNGAN

1. Upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan

berkesinambungan ditempuh melalui (1) peningkatan investasi dan

Page 54: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 54

perdagangan (2) pengembangan daya saing pariwisata (3)

pengembangan daya saing industri (4) revitalisasi pertanian yang

memiliki keunggulan

2. Selanjutnya untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak dasar

masyarakat akan ditempuh melalui upaya mempercepat pengentasan

kemiskinan; mengurangi angka pengangguran; peningkatan akses

masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas; peningkatan akses

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan; dan perbaikan iklim

ketenagakerjaan.

3. Agar strategi pembangunan Pasaman Barat terwujud pada tahun

2025, maka perlu dikembangkan pembiayaan indikatif guna

mengatasi keterbatasan dana PAD maupun APBD/APBN, antara lain

pemanfaatan aset-aset Pemerintah Kabupaten dan pinjaman melalui

penerbitan obligasi (SUD). Apabila seluruh aktivitas dapat terlaksana

dengan baik maka akan tercapai penurunan angka pengangguran,

percepatan penurunan angka kemiskinan, percepatan pembangunan

ekonomi, pemerataan memperoleh pendidikan dan kesehatan, serta

pembangunan berkelanjutan.

4. Terwujudnya tata ruang yang baik dan dilaksanakan secara konsisten

di wilayah Kabupaten Pasaman Barat. Kegiatan pembangunan

wilayah kabupaten Pasaman Barat dilaksanakan dengan beberapa

strategi kebijakan antara lain mengendalikan kegiatan pembangunan

kawasan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh

masyarakat menciptakan keserasian antara pelestarian Kawasan

Lindung dan pemanfaatan Kawasan Budidaya, menyusun rencana dan

keterpaduan program-program pembangunan di wilayah Kabupaten

Pasaman Barat, mendorong minat investasi masyarakat dan dunia

usaha untuk menanamkan investasinya di wilayah Kabupaten

Pasaman Barat dalam berbagai sektor pembangunan dan

mengoordinasikan pembangunan antar wilayah dan antar sektor

pembangunan

Page 55: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 55

5. Terwujudnya Prasarana dan Sarana Pasaman Barat yang mendukung

kehidupan masyarakat. Kebijakan prasarana dan sarana Kabupaten

Pasaman Barat diarahkan antara lain kepada peningkatan sistem

prasarana transportasi, sistem prasarana pengairan, sistem prasarana

telekomunikasi, sistem prasarana energi dan sistem prasarana

pengelolaan lingkungan. Kebijakan Sistem Prasarana Transportasi

Kabupaten Pasaman Barat dirumuskan dalam rangka pengembangan

sistem prasarana transportasi untuk meningkatkan pelayanan

jaringan transportasi wilayah, yang dijelaskan dalam bentuk

penentuan fungsi jalan, yang meliputi penentuan jaringan jalan

arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal baik primer maupun sekunder

serta pembangunan jalan dan jembatan yang meliputi pembangunan

jalan/ jembatan baru untuk membuka kawasan terisolasi atau untuk

meningkatkan kemampuan pemasaran hasil-hasil produksi pertanian/

perkebunan. Kebijakan Sistem Prasarana air bersih disusun dalam

rangka pengembangan sistem prasarana pengairan untuk, penyediaan

air baku bagi kebutuhan domestik dan industri, yang dijelaskan

dalam bentuk kriteria pengembangan prasarana pengolahan air

bersih dan pengembangan sistem pelayanan prasarana air bersih.

Kebijakan sistem penyediaan air bersih bertujuan untuk

meningkatkan taraf kesehatan mayarakat serta mengurangi wabah

penyakit yang diakibatkan oleh air (water born desease). Seperti

telah diketahui bersama bahwa semakin baik taraf hidup masyarakat

maka semakin tinggi pula kebutuhan akan air bersih, tentunya

meningkatnya perkembangan kabupaten Pasaman Barat akan

membawa dampak semakin diperlukannya air bersih. Kebijakan

Sistem Prasarana Telekomunikasi disusun sebagai bagian dari upaya

untuk meningkatkan kemudahan pelayanan telekomunikasi bagi

dunia usaha dan masyarakat, Sistem Prasarana Telekomunikasi

Kabupaten Pasaman Barat merupakan hasil pemaduserasian antara

jaringan pelayanan komunikasi yang disiapkan oleh pemerintah dan

yang dibangun oleh swasta. Kebijakan Sistem Prasarana

Page 56: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 56

Telekomunikasi mengintegrasikan pengembangan Sistem Prasarana

Telekomunikasi dengan Sistem Jaringan Jalan, sehingga semua

kawasan yang memiliki tingkat kemudahan (aksesibilitas) akan

didukung oleh pelayanan jaringan telekomunikasi. Kebijakan Sistem

Prasarana Energi disusun sebagai bagian dari upaya untuk

meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan energi dan kelistrikan

bagi kegiatan permukiman, produksi, jasa, dan kegiatan sosial

ekonomi lainnya melalui pemadu serasian antara pemanfaatan energi

listrik, pemanfaatan sumberdaya air dan pengembangan

pemanfaatan energi matahari (solar energy). Kebijakan Sistem

Prasarana Pengelolaan Lingkungan disusun sebagai salahsatu upaya

untuk meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan sanitasi

lingkungan bagi kegiatan permukiman, produksi, jasa, dan kegiatan

sosial ekonomi lainnya melalui pengembangan sistem prasarana

pengelolaan lingkungan yang terdiri dari Tempat Pembuangan

Sementara (TPS), Tempat Pembuangan Akhir (TPA), serta sistem

pengelolaan limbah cair dan limbah udara.

3.4. TAHAPAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN SKALA PRIORITAS

Untuk dapat mewujudkan visi, misi dan arah pembangunan

jangka panjang Kabupaten Pasaman Barat 2005-2025 secara bertahap,

jelas dan konkret, diperlukan penahapan pembangunan daerah dan

skala prioritas untuk masing-masing periode lima tahunan. Tahapan

dan skala prioritas tersebut berisikan sasaran dan capaian yang

diharapkan dapat diwujudkan pada masing-masing tahap pembangunan.

Oleh karena itu, skala prioritas pada masing-masing tahapan

pembangunan akan berbeda-beda, tetapi semuanya itu harus

berkesinambungan dari satu periode ke periode berikutnya dalam rangka

mewujudkan arah pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan di

atas.

Page 57: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 57

Setiap arah pembangunan pada masing-masing misi

pembangunan jangka panjang daerah ditetapkan di dalamnya penahapan

dan skala prioritasnya untuk masing-masing periode RPJM. Prioritas pada

masing-masing tahapan selanjutnya dapat diperas lagi menjadi beberapa

prioritas untuk setiap arah pembangunan daerah utama pembangunan.

Skala prioritas pembangunan ini menggambarkan makna strategis dan

urgensi permasalahan pembangunan. Atas dasar pertimbangan tersebut,

pentahapan dan skala prioritas yang diperlukan dalam mewujudkan visi,

misi dan arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Pasaman Barat

periode 2005-2025 adalah sebagai berikut:

RPJM ke-1 (2005-2010)

Hukum dan Pemerintahan

Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Pasaman Barat pada lima

tahun pertama ini mengarah kepada sasaran-sasaran demi terwujudnya

pemerintahan yang baik dan bersih serta demokratis. Di tahap pertama

ini diharapkan penyempurnaan struktur politik yang dititikberatkan pada

proses pelembagaan demokrasi yang dilakukan dengan mempromosikan

dan mensosialisasikan pentingnya keberadaan sebuah konstitusi yang

lebih kuat dan memiliki kredibilitas tinggi sebagai pedoman dasar bagi

sebuah proses untuk mencapai demokratisasi secara berkelanjutan.

Ekonomi Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diproyeksikan dapat mencapai

6,97% dengan jumlah PDRB Harga Konstan sebesar 2.716,48 miliar

dimana jumlah penduduk pada tahun tersebut telah mencapai 345.401

jiwa. Pada rentang waktu 2006-2010 pembangunan ekonomi difokuskan

pada revitalisasi pertanian. Revitalisasi pertanian dalam arti luas

dilakukan untuk mendukung pencapaian sasaran penciptaan lapangan

Page 58: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 58

kerja guna mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Sektor pertanian

mencakup kepada tanaman bahan makanan, peternakan, holtikultura,

perikanan, perkebunan dan kehutanan. Pada RPJM ke-1 ini juga

difokuskan pada pengembangan kawasan penghasil atau peningkatan

produksi produk segar/bahan baku pertanian (peternakan, perikanan,

perkebunan, pangan dan lain-lain). Selain itu juga dilakukan

pengembangan sistem penyuluhan pertanian yang berdasarkan pada

agenda instansi pemerintah ke penyuluhan yang dilaksanakan

berdasarkan masalah dan kebutuhan pelaku usaha tani. Disamping itu

juga dilakukan peningkatan kapasitas aparat dan kelembagaan

pemerintah untuk berperan dalam pelaksanaan program revitalisasi

pertanian dan pembangunan wilayah pedesaan. Pada tahap ini juga

dilakukan peningkatan perhatian dan penanganan terhadap konservasi

sumber daya lahan dan air sebagai basis kegiatan pertanian

berkelanjutan serta peningkatan kondisi sarana, prasarana pembangunan

pertanian.

Sumber Daya Manusia 1. Arah pembangunan sumber daya manusia pada RPJM ke-1 ini

adalah untuk mengembangkan Kebijakan Pemerataan Pendidikan

dan mengupayakan perluasan serta pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan yang bermutu melalui:

a. Penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun

b. Peningkatan pelayanan Pendidikan Luar Sekolah

2. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk diarahkan

pada peningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan

reproduksi yang terjangkau, bermutu dan efektif menuju

terbentuknya keluarga kecil yang sehat dan berkualitas. Disamping

itu penataan persebaran dan mobilitas penduduk diarahkan

menuju persebaran penduduk yang lebih seimbang sesuai dengan

daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui pemerataan

pembangunan ekonomi dan wilayah dengan memperhatikan

Page 59: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 59

budaya serta pembangunan berkelanjutan. Sistem pendataan dan

administrasi kependudukan penting pula dilakukan untuk

mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di

kabupaten Pasaman Barat serta mendorong terakomodasinya hak

penduduk dan perlindungan sosial.

Prasarana dan Sarana

Guna terwujudnya prasarana dan sarana Kabupaten Pasaman Barat yang

mendukung kehidupan masyarakat maka prioritas pengembangan

pembangunan pada RPJM ke 1 diarahkan kepada pengembangan sistem

prasarana transportasi dan Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan.

Prioritas pembangunan Sistem Prasarana Transportasi Kabupaten

Pasaman Barat untuk RPJM ke 1 diarahkan pada pengembangan sistem

prasarana transportasi dan sarana untuk meningkatkan pelayanan

jaringan transportasi wilayah, yang dijelaskan dalam bentuk penentuan

fungsi jalan, yang meliputi penentuan jaringan jalan arteri, jalan

kolektor, dan jalan lokal baik primer maupun sekunder serta

pembangunan jalan dan jembatan yang meliputi pembangunan jalan/

jembatan baru untuk membuka kawasan terisolasi atau untuk

meningkatkan kemampuan pemasaran hasil-hasil produksi pertanian/

perkebunan.

Pengembangan Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan disusun sebagai

salah-satu upaya untuk meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan

sanitasi lingkungan bagi kegiatan permukiman, produksi, jasa, dan

kegiatan sosial ekonomi lainnya melalui pengembangan sistem prasarana

pengelolaan lingkungan yang terdiri dari Tempat Pembuangan Sementara

(TPS), Tempat Pembuangan Akhir (TPA), serta sistem pengelolaan

limbah cair dan limbah udara. Berdasarkan pada kriteria sistem

pengolahan sampah/pembuangan akhir sampah maka direkomendasikan

agar minimal digunakan sistem sanitary landfill ataupun komposting

supaya kondisi sanitasi lingkungan tetap terjaga dengan baik. Sedangkan

lokasi yang direkomendasikan Dua Alternatif Lokasi TPA, Alternatif

Page 60: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 60

Pertama terletak di Kecamatan Gunung Tuleh yaitu sekitar Rantau

panjang dan Alternatif Kedua terletak Di Kecamatan Pasaman sekitar

Kenagarian Aia Gadang sedangkan untuk Lokasi TPS diarahkan disetiap

kecamatan yang ada di kabupaten Pasaman Barat. Untuk tetap menjaga

kualitas lingkungan mengingat banyak sumber air / air permukaan

hampir di seluruh wilayah Kabupaten Pasaman Barat maka

direkomendasikan agar TPA yang direncanakan pada bagian dasarnya

dilapisi lapisan kedap air atau geotekstil sehingga leachet dari TPA tidak

mencemari badan air dan untuk TPS disarankan dengan menempatkan

kontainer setiap kecamatan terutama di pusat-pusat kegiatan

perdagangan. Agar lebih refresentatif lagi penetapan lokasi TPA Sampah

perlu dilakukan penelitian secara khusus, penetapan lokasi dibutuhkan

Study kelayakan yang khusus. Sementara untuk pengelolaam air limbah

baik air limbah domestik maupun air limbah industri, sarana yang

diperlukan umumnya berupa sistem perpipaan (walaupun dapat dengan

mobil tangki), instalasi pengolahan air limbah, pengolahan lumpur dan

mobil tangki sebagai cadangan dalam keadaan darurat.

Tata Ruang dan Pembangunan Wilayah

Guna mewujudkan tata ruang yang baik dan dilaksanakan secara

konsisten diwilayah Kabupaten Pasaman Barat, pada RPJM ke 1 ini upaya

pembangunan diprioritaskan pada pengembangan Simpang Empat

sebagai Pusat Kegiatan Lokal dengan Membangun sarana dan prasarana

pelayanan untuk mendukung pengembangan Simpang Empat

(Sukomanantii dan sekitarnya) sebagai Pusat Pemerintahan serta Pusat

Bisnis, Perdagangan dan Jasa. Selanjutnya membangun ‘landmark’

Kabupaten Pasaman Barat di Simpang Empat (Sukomananti dan

sekitarnya) yang menunjukkan identitas Pasaman Barat sebagai daerah

yang memiliki keterkaitan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang

diatasnya. Arah pengembangan dilakukan dengan jalan menjadikan

Simpang Empat menjadi Pusat Pengembangan Utama selanjutnya dibagi

menjadi beberapa Satuan Wilayah Pengembangan yaitu Satuan Wilayah

Page 61: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 61

Pengembangan II yaitu wilayah Kecamatan Kinali, dan sebagian Kecamatan

Luhak Nan Duo dengan pusat pengembangan terletak di Kinali, Satuan Wilayah

Pengembangan III mencakup wilayah Kecamatan Talamau dan Kecamatan

Gunung Tuleh dengan pusat pengembangan terletak di Talu, Satuan

Wilayah Pengembangan IV mencakup wilayah Kecamatan Lembah

Melintang, Kecamatan Sungai Aur, dan sebagian Kecamatan Koto

Balingka sebagai Pusat Pengembangan Utama untuk Wilayah IV adalah

Ujung Gading, Satuan Wilayah Pengembangan V mencakup wilayah

Kecamatan Sungai Beremas, Kecamatan Koto Balingka, dan Kecamatan

Ranah Batahan sebagai Pusat Pengembangan Utama untuk Wilayah V

terletak di Air Bangis. Selain itu prioritas pembangunan pada RPJM 1 ini

ditujukan pada penataan ruang yang tepat dengan jalan menciptakan

keserasian pemanfaatan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya (baik

daratan maupun pesisir) dalam kerangka optimalisasi pemanfaatan

ruang di satu sisi, dan kesinambungan pembangunan di sisi lainnya,

sehingga dapat diciptakan kondisi yang men-dukung kebijakan

pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).

RPJM ke-2 (2011-2015)

Hukum dan Pemerintahan

Pada RPJM ke-2 ini arah pembangunan sebagai tindak lanjut dari arah

pembangunan yang telah dikembangkan pada RPJM ke-1 dalam

mengembangkan pemerintahan yang baik, bersih dan demokratis maka

arah pembangunan selanjutnya adalah meningkatkan profesionalisme

aparatur pemerintah dalam kerangka mewujudkan good and clean

governance untuk mendukung akselerasi pembangunan daerah melalui :

a. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparatur pemerintah

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;

Page 62: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 62

b. Meningkatkan disiplin dan kepatuhan aparatur pemerintah pada

kebijakan dan peraturan yang ditetapkan agar penyelenggaraan

pemerintahan lebih efisien dan efektif;

Ekonomi

Capaian bidang ekonomi pada periode sebelumnya menjadi landasan dan

refleksi dalam melanjutkan pembangunan, untuk lebih mempertajam

tujuan pembangunan secara menyeluruh. Pertumbuhan ekonomi pada

tahun 2015 diproyeksikan sebesar 7,82% dengan jumlah PDRB Harga

Konstan yang meningkat sehingga berjumlah 3.713,97 miliar dimana

jumlah penduduk pada tahun tersebut sudah berkembang menjadi

sebanyak 357.519 jiwa. Pada rentang waktu 2010-2015 pembangunan

ekonomi dilanjutkan pada mengembangkan industri pengolahan berbasis

pertanian. Pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian secara

makro adalah industri yang mengolah bahan mentah menjadi setengah

jadi atau produk olahan pertanian yang masih bersifat sederhana namun

berpotensi untuk pengembangan produk.

Disamping itu diperlukan pengembangan teknologi tepat guna berbasis

pertanian yang terjangkau oleh petani namun tetap memberikan nilai

tambah (value added) terhadap produk hasil olahan pertanian. Untuk

membuka lapangan kerja maka perlu didukung oleh sumber daya

manusia terutama dengan memfokuskan pendidikan keahlian atau

kejuruan yang sesuai dengan potensi daerah seperti sekolah kejuruan

pertanian atau perikanan. Pada RPJM ke-2 ini juga difokuskan

peningkatan produksi produk pertanian yang lebih bermutu dan

berkualitas. Disamping itu diharapkan pada periode RPJM ke-2 ini

kapasitas aparat dan kelembagaan pemerintah untuk dapat lebih

berperan dalam pelaksanaan program ekonomi dan pembangunan

wilayah pedesaan sehingga mendukung terciptanya industri pengolahan

berbasis pertanian. Pada tahap ini juga telah dimulai pembangunan

sarana dan prasarana transportasi laut, udara dan darat yang memadai

Page 63: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 63

untuk mendukung pemasaran produksi hasil pertanian maupun hasil

industri pertanian.

Sumber Daya Manusia 1. Pada RPJM ke-2 ini sebagai tindak lanjut dari pengembangan

pemerataan pendidikan yang telah diarahkan pada RPJM ke-1 , maka

arah pembangunan dilanjutkan dengan peningkatan kualitas

pendidikan. Adapun arahnya adalah :

a. Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan

Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan secara terarah,

terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif oleh

seluruh komponen masyarakat (stakeholders)

b. Peningkatan kualitas pendidikan dengan cara peningkatan

profesionalisme yang bermuara pada peningkatan kualitas SDM

kelembagaan, sarana dan prasarana serta kualitas pembelajaran;

2. Sebagai tindak lanjut dalam mengembangkan kualitas kesehatan yang

telah diarahkan pada RPJM ke-1 sebelumnya, maka pada RPJM ke-2

ini arah pembangunan yang akan dilanjutkan adalah :

a. Peningkatan kualitas pelayanan pada setiap tingkatan dan jenis

pelayanan;

b. Pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk terutama

keluarga miskin;

Prasarana dan Sarana Pada RPJM ke 2 arah pembangunan pada RPJM ke 1 terus dilanjutkan

terutama dalam pembangunan jalan dan jembatan batu untuk membuka

kawaan terisolasi untuk meningkatkan kemampuan pemasaran hasil-hasil

produksi pertanian dan perkebunan. Sementara itu pada RPJM ke 2 ini

pembangunan diprioritaskan pada penyusunan Sistem Prasarana air

bersih dalam rangka pengembangan sistem prasarana pengairan,

penyediaan air baku bagi kebutuhan domestik dan industri, yang

dijelaskan dalam bentuk kriteria pengembangan prasarana pengolahan

Page 64: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 64

air bersih dan pengembangan sistem pelayanan prasarana air bersih.

Pada saat ini dari 11 (sebelas) Kecamatan yang ada di Kabupaten

Pasaman Barat, terdapat 3 (tiga) Kecamatan yang belum dapat

menikmati sistem air bersih dari PDAM yaitu Kecamatan Gunung Tuleh,

Sasak Ranah Pasisia dan Kecamatan Ranah Batahan. Cakupan pelayanan

yang direncanakan meliputi 11 (sebelas) kecamatan di Kabupaten

Pasaman Barat dengan tingkat penambahan pelayanan sampai tahun

2015 adalah setengah dari sisa prosentase yang belum dilayani.

Pengembangan sistem penyediaan air bersih bertujuan untuk

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat serta mengurangi wabah

penyakit yang diakibatkan oleh air (water born desease). Seperti telah

diketahui bersama bahwa semakin baik taraf hidup masyarakat maka

semakin tinggi pula kebutuhan akan air bersih, tentunya meningkatnya

perkembangan kabupaten Pasaman Barat akan membawa dampak

semakin diperlukannya air bersih.

Tata Ruang dan Pembangunan Wilayah

Guna mewujudkan tata ruang yang baik dan dilaksanakan secara

konsisten diwilayah Kabupaten Pasaman Barat, pada RPJM ke 2 ini terus

melanjutkan prioritas pembangunan pada RPJM ke 1 dan mengarahkan

pembangunan dengan jalan mengoptimalkan pengembangan potensi

kawasan pertanian dan perkebunan yang didukung oleh pengembangan

industri pengolahan produksi pertanian dan perkebunan dengan

pendekatan agribisnis sehingga dapat memberikan nilai tambah yang

optimal bagi perekonomian wilayah. Pengelolaan Kawasan Lindung

merupakan salah satu prioritas pembangunan pada RPJM ke 2 ini yang

merupakan tanggung-jawab Pemerintah (Pusat dan Daerah) yang

dilakukan secara bersama-sama dengan stake-holders lainnya, Hutan

Lindung dalam jangka pendek dan menengah tidak dikonversi menjadi

peruntukkan lain agar dapat dicegah terjadinya erosi, bencana banjir

dan menjaga fungsi hidroorologis tanah untuk menjamin ketersediaan

unsur hara tanah, air tanah dan air permukaan.

Page 65: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 65

RPJM ke-3 ( 2016 – 2020)

Pembangunan Hukum dan Pemerintah

Sebagai tindak lanjut dalam meningkatkan profesionalisme aparatur

pemerintah dalam kerangka menciptakan good and clean governance

untuk mendukung akselerasi pembangunan daerah, maka langkah

selanjutnya yang perlu dilakukan adalah :

a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana kerja

dalam rangka memberikan pelayanan yang baik kepada

masyarakat;

b. Meningkatkan akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah melalui

pengawasan internal, eksternal, dan pengawasan masyarakat;

Pembangunan Sumber Daya Manusia

1. Sebagai tindak lanjut dalam meningkatkan kualitas pendidikan

yang telah dikembangkan pada RPJMD ke-2, maka arah

pembangunan pada RPJMD ke-3 ini dikembangkan sebagai

alternatif lain dalam mendapatkan pendidikan diluar sekolah

sebagai persiapan dalam menghadapi dunia kerja. Adapun arah

pembangunannya adalah untuk mewujudkan dan meningkatkan

kompetensi di bidang pendidikan kejuruan dan pendidikan non

formal untuk meningkatkan kualitas lulusan dalam rangka

memasuki dunia kerja (market friendly);

2. Untuk mewujudkan kualitas kesehatan, sebagai tindak lanjut dari

pembangunan kesehatan yang telah dijalankan pada RPJMD ke-2,

maka arah pembangunan untuk RPJMD ke-3 dititikberatkan pada:

a. Peningkatan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan tenaga

kesehatan;

Page 66: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 66

b. Peningkatan kualitas lingkungan sehat serta peningkatan perilaku

hidup bersih dan sehat dalam rangka mendorong pemberdayaan

masyarakat;

Ekonomi

Tahun 2020 setelah tercapainya pencapaian tujuan pembangunan

milenium (Millenium Development Goal), maka periode ini ditandai

dengan akselerasi usaha-usaha untuk meningkatkan produk-produk hasil

olahan pertanian unggulan yang dihasilkan dengan menggunakan

teknologi yang lebih modern dan tepat guna. Pertumbuhan ekonomi pada

tahun 2020 diproyeksikan telah mencapai 8,77% dengan jumlah PDRB

Harga Konstan yang meningkat sehingga berjumlah 5.077,74 miliar

dimana jumlah penduduk pada tahun tersebut diproyeksikan telah

berkembang menjadi sebanyak 370.062 jiwa. Pada rentang waktu 2015-

2020 pembangunan ekonomi terus dilanjutkan pada peningkatan hasil

olahan produksi pertanian berbasis teknologi. Peningkatan hasil olahan

produksi berbasis teknologi maksudnya adalah peningkatan produk

olahan pertanian dengan menggunakan teknologi yang lebih modern

untuk menjadikan produk pertanian yang lebih berkualitas dan dapat

diterima oleh pasar regional maupun nasional serta berpotensi untuk

dikembangkan dapat menembus pasar internasional. Pada periode ini

Sumber Daya Manusia pendukung diharapkan telah menghasilkan tenaga-

tenaga terdidik yang siap untuk terjun ke lapangan dengan disertai

keahlian memadai dalam menggunakan teknologi produksi pertanian.

Pada periode RPJM ke-3 ini kapasitas aparat dan kelembagaan

pemerintah telah berperan mendekati optimal dalam pelaksanaan

program ekonomi dan pembangunan pertanian serta industri berbasis

pertanian.

Pembangunan Tata Ruang dan Wilayah

Pada RPJMD ke-3 prioritas pembangunan konsisten untuk melanjutkan

pembangunan RPJMD ke-1 dan RPJMD ke-2. Pembangunan pada RPJM ke-

Page 67: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 67

3 selain melanjutkan pembangunan pada RPJM ke 1 dan RPJM ke 2 juga

memprioritaskan tentang pengembangan kawasan pemukiman yang

dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang. Selain itu perlu

dilakukan pengintegrasian pengembangan kawasan dengan Pusat-pusat

Pengembangan Wilayah dan Sistem Jaringan Transportasi Wilayah untuk

mengoptimalkan aksesibilitas. Sehubungan dengan pengembangan

kawasan pemukiman pemerintah Kabupaten Pasaman Barat (dinas

terkait) melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Kawasan

Pemukiman dan melakukan penertiban kepada pihak-pihak yang

melanggar pemanfaatannya.

Pembangunan Sarana dan Prasarana

Perwujudan prasarana dan sarana Kabupaten Pasaman Barat yang

mendukung kehidupan masyarakat maka pengembangan pembangunan

pada RPJM ke 3 masih meneruskan pembangunan RPJM ke 1 dan 2.

Sementara prioritas pengembangan pembangunan diarahkan pada

pengembangan Sistem Prasarana Telekomunikasi disusun sebagai bagian

dari upaya untuk meningkatkan kemudahan pelayanan telekomunikasi

bagi dunia usaha dan masyarakat, Sistem Prasarana Telekomunikasi

Kabupaten Pasaman Barat merupakan hasil pemadu-serasian antara

jaringan pelayanan komunikasi yang disiapkan oleh pemerintah dan yang

dibangun oleh swasta. Kebijakan Sistem Prasarana Telekomunikasi

mengintegrasikan pengembangan Sistem Prasarana Telekomunikasi

dengan Sistem Jaringan Jalan, sehingga semua kawasan yang memiliki

tingkat kemudahan (aksesibilitas) akan didukung oleh pelayanan jaringan

telekomunikasi. Kawasan prioritas pengembangan/ peningkatan

pelayanan Sistem Prasarana Telekomunikasi Kabupaten Pasaman Barat

adalah pusat-pusat aktifitas disepanjang jalur jalan provinsi, pusat-pusat

pengembangan wilayah, sub-sub Pusat Pengembangan Wilayah, kawasan

pemukiman, kawasan industri, perdagangan dan jasa.

Sementara itu mengingat potensi hasil pertanian dan kelautan pada RPJM

Page 68: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 68

ke 3 pembangunan diarahkan kepada pengembangan pelabuhan laut Air

Bangis dan pembangunan pelabuhan udara.

RPJM -4 ( 2021 – 2025)

Pembangunan Hukum dan Pemerintah

Sebagai tahap akhir dalam mengarahkan pembangunan untuk

mewujudkan dan menciptakan yang baik dan bersih (good and clean

governance), maka dalam RPJM ke-4, arah pembangunan dititikberatkan

pada :

a. Meningkatkan kesejahteraan PNS melalui pola renumerasi yang

berbasis sistem kinerja baik individual maupun instansi;

b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penentuan kebijakan

publik, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan

daerah melalui mekanisme yang sah;

c. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa yang semakin

kuat, demokratis, dinamis dan bertanggung jawab;

Pembangunan Sumber Daya Manusia

1. Rangkaian terakhir dalam pengembangan kualitas pendidikan di

Pasaman Barat, arah pembangunan dititikberatkan pada daerah

untuk memperkenalkan model sekolah unggulan di setiap

kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Pasaman Barat.

2. Sebagai rangkaian terakhir dalam pembangunan kesehatan di

Pasaman Barat, maka arah pembangunan dititikberatkan pada

pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas atau sarana dan

prasarana kesehatan.

Ekonomi

Berlandaskjan pelaksanaan, pencapaian dari keberlanjutan RPJM ke-3

Page 69: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 69

maka RPJM ke-4 ditujukan untuk mewujudkan Kabupaten Pasaman Barat

yang maju, bermartabat dan sejahtera dengan menekankan

terbangunnya struktur perekonomian lokal yang kokoh dan berlandaskan

keunggulan kompetitif regional, nasional dan internasional.

Perekonomian berkembang dengan baik dengan sistem ekonomi berbasis

industri pertanian yang didukung oleh teknologi pertanian maju. Tahun

2025 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasaman Barat telah meningkat

menjadi sebesar 9,84% dengan perkembangan PDRB Harga Konstan yang

telah mencapai Rp.5.700,34 juta. Pada tahun 2025 diperkirakan jumlah

penduduk di Kabupaten Pasaman Barat telah mencapai 383.045 jiwa.

Pada rentang waktu 2020-2025 pembangunan ekonomi diharapkan telah

terwujud industri pertanian berbasis teknologi yang telah menembus

pasar nasional dan internasional. Industri pertanian berbasis teknologi

dimaksudkan telah berkembangnya industri yang menghasilkan produk

olahan pertanian dengan menggunakan teknologi yang lebih modern

menjadi produk pertanian yang lebih berkualitas dan dapat diterima oleh

pasar nasional dan dapat menembus pasar internasional. Pada tahap ini

juga diharapkan sarana prasarana pendukung pemasaran produksi

industri pertanian juga telah tersedia seperti telah selesainya

pembangunan pelabuhan laut dan udara yang representatif serta

terciptanya sarana prasarana angkutan darat yang mendukung

kelancaran moda transportasi.

Pembangunan Tata Ruang dan Wilayah

Pembangunan pada RPJM ke 1 sampai ke 3 masih terus dilanjutkan pada

RPJM ke 4. Sementara prioritas pembangunan pada RPJM ke 4 diarahkan

kepada pengembangan Kawasan Pariwisata yang dilengkapi dengan

sarana dan prasarana penunjang serta mengintegrasikan

pengembangan Kawasan Pariwisata dengan pusat-pusat Pengembangan

Wilayah dan Sistem Jaringan Transportasi Wilayah serta kota-kota

penting di Sumatra Barat dan wilayah sekitarnya. Pengembangan

Kawasan Rekreasi dan Pariwisata lebih diarahkan untuk memenuhi

Page 70: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 70

kebutuhan masyarakat Pasaman Barat dan daerah sekitarnya. Fakta

menunjukkan bahwa untuk memperoleh aspek kesenangan (leasure)

sebagai komponen penting dalam pengembangan kegiatan wisata,

sebagian besar penduduk di Pasaman Barat dan daerah sekitarnya

(Mandailing Natal, Bukittinggi dan Padang) akan berkunjung ke objek

wisata di Pasaman Barat. Pengembangan kawasan di sekitar Pegunungan

Pasaman dan daerah Talamau serta wisata pantai di Air Bangis dan Sasak

sebagai kawasan wisata, dapat menjadi awal untuk memenuhi

kebutuhan penduduk akan sarana rekreasi dan pariwisata. Untuk

mengembangkan aspek kepariwisataan yang ditujukan bagi penduduk

dari luar wilayah Kabupaten Pasaman Barat, dapat dikembangkan

beberapa tempat peristirahatan (rest area), hotel dan penginapan yang

dilengkapi dengan restoran, pusat penjualan kerajinan lokal (souvenir

shop) atau gazebo untuk menikmati pemandangan sambil beristirahat.

Pembangunan Sarana dan Prasarana

Pembangunan prasarana dan sarana pada RPJM ke 4 masih meneruskan

arah pembangunan RPJM ke 1 sampai dengan RPJM ke 3. Sementara

prioritas pembangunan pada RPJM ke 4 ditujukan kepada dua

pengembangan yaitu pengembangan Sistem Prasarana Energi.

Pengembangan Sistem Prasarana Energi disusun sebagai bagian dari

upaya untuk meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan energi dan

kelistrikan bagi kegiatan permukiman, produksi, jasa, dan kegiatan sosial

ekonomi lainnya melalui pemaduserasian antara pemanfaatan enerni

listrik, pemanfaatan sumberdaya air dan pengembangan pemanfaatan

energi matahari (solar energy). Pengintegrasian pengembangan Sistem

Prasarana Energi dengan Sistem Jaringan Jalan, sehingga semua kawasan

yang memiliki tingkat kemudahan (aksesibilitas) akan didukung oleh

pelayanan sumber energi yang memadai. Prioritas

pengembangan/peningkatan pelayanan Sistem Prasarana Energi

Page 71: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 71

Kabupaten Pasaman Barat adalah pusat-pusat aktifitas disepanjang jalur

jalan provinsi, pusat-pusat pengembangan wilayah, sub-sub Pusat

Pengembangan Wilayah, kawasan pemukiman, kawasan industri,

perdagangan dan jasa.

Pengembangan Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan disusun sebagai

salah-satu upaya untuk meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan

sanitasi lingkungan bagi kegiatan permukiman, produksi, jasa, dan

kegiatan sosial ekonomi lainnya melalui pengembangan sistem prasarana

pengelolaan lingkungan yang terdiri dari Tempat Pembuangan Sementara

(TPS), Tempat Pembuangan Akhir (TPA), serta sistem pengelolaan

limbah cair dan limbah udara. Berdasarkan pada kriteria sistem

pengolahan sampah/pembuangan akhir sampah maka direkomendasikan

agar minimal digunakan sistem sanitary landfill ataupun komposting

supaya kondisi sanitasi lingkungan tetap terjaga dengan baik. Sedangkan

lokasi yang direkomendasikan untuk alternatif kedua lokasi TPA di

Pasaman Barat adalah: Pertama, TPA terletak di Kecamatan Gunung

Tuleh yaitu sekitar Rantau Panjang dan alternatif kedua terletak di

Kecamatan Pasaman sekitar Kenagarian Aia Gadang.

Sementara itu untuk Lokasi TPS diarahkan di setiap kecamatan yang ada

di kabupaten Pasaman Barat. Untuk tetap menjaga kualitas lingkungan

yang asri, dengan memperhatikan banyaknya sumber air terutama air

permukaan yang terdapat hampir di seluruh wilayah Kabupaten Pasaman

Barat maka direkomendasikan agar TPA yang direncanakan pada bagian

dasarnya dilapisi lapisan kedap air atau geotekstil. Hal ini dimaksudkan

agar leachet dari TPA tidak mencemari badan air dan untuk TPS

disarankan dengan menempatkan kontainer setiap kecamatan terutama

di pusat-pusat kegiatan perdagangan. Supaya lebih representatif lagi

penetapan lokasi TPA Sampah perlu dilakukan penelitian secara khusus,

penetapan lokasi dibutuhkan studi kelayakan yang khusus. Sementara

untuk pengelolaan air limbah baik air limbah domestik maupun air limbah

industri, sarana yang diperlukan umumnya berupa sistem perpipaan

(walaupun dapat dengan mobil tangki), instalasi pengolahan air limbah,

Page 72: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 72

pengolahan lumpur dan mobil tangki sebagai cadangan dalam keadaan

darurat.

Tabel 3.1. Proyeksi Beberapa Indikator Pembangunan

Di Pasaman Barat Tahun 2006-2025

No Unsur Proyeksi 2006 2010 2015 2020 2025

1 Pertumbuhan Ekonomi (%)

6,36 6,97 7,82 8,77 9,84

2 PDRB Harga Konstan (Rp Miliar)

2.115,15 2.716,48 3.713,97 5.077,74 6.942,29

3 Tingkat Inflasi (%) 7,00 6,50 6,00 6,50 5,00

4 PDRB Harga Berlaku (Rp Miliar)

3.507,37 4.847,88 7.265,48 10.888,72 16.318,84

5 Laju Pertumbuhan Penduduk (%)

0,58 0,61 0,65 0,69 0,73

6 PDRB per Kapita (Rp 000)

10.589,26 16.094,21 27.159,70 45.833,19 77.345,55

7 Penduduk Miskin (%) 40,81 31,25 22,38 16,03 11,48

8 Pengangguran Terbuka (%)

4,91 4,44 3,28 2,42 1,79

9 Produksi Jagung (ton) 152.488,00 308.469,60 544.189,00 795.370,66 933.136,71

10 Perikanan Laut (ton) 7.894,00 10.901,42 16.319,81 24.431,35 36.574,60

11 Angka Harapan Hidup 62,36 70,20 75,41 81,24 87,52

12 IPM 68,12 72,74 78,96 85,71 93,04

13 Angka Melek Huruf 96,20 97,00 98,01 98,10 99,01

14 Lama Sekolah 7,30 8,34 9,28 10,88 11,22

15 Kunjungan Wisata 58.780 65.224 74.281 87.391 93.815

Sumber: Berbagai Terbitan BPS dan Bappenas Tahun 2004-2007, Data Diolah.

Catatan:

1. Pertumbuhan Ekonomi, PDRB Harga Konstan, PDRB Harga Berlaku,

Laju Pertumbuhan Penduduk, PDRB Per Kapita dan Kunjungan Wisata

dan perikanan laut diproyeksi dengan dasar eksponensial dengan

rumus pertumbuhan (r) geometrik, jumlah proyeksi pada tahun

tertentu (Pt) sebagai berikut:

( )tt rPP += 10 dan ( )tt r

P

P+= 1

0

Page 73: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 73

2. Tingkat inflasi diproyeksi dengan menggunakan pendekatan makro

dan tingkat konsumsi masyarakat.

3. Penduduk miskin dan persentase pengangguran terbuka diproyeksi

dengan pendekatan arah kebijakan, program dan target pengentasan

kemiskinan di Pasaman Barat.

4. Produksi jagung diproyeksi dengan menggunakan pendekatan

produktivitas (luas panen dibagi produksi) dengan asumsi penggunaan

luas lahan optimal dan panen optimal pada masing-masing

kecamatan.

5. Angka Harapan Hidup, IPM, Angka Melek Huruf dan Lama Sekolah

diproyeksi dengan pendekatan arah kebijakan, program dan target

Kabupaten Pasaman Barat 2006-2025.

Page 74: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 74

BAB IV

PENUTUP

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Pasaman Barat Tahun 2005-2025 yang berisikan pendahuluan, kondisi

umum daerah dan analisis isu-isu stretegis, prediksi pembangunan

daerah, visi dan misi serta arah kebijakan merupakan pedoman bagi

pemerintah daerah dan masyarakat secara keseluruhan dalam

penyelenggaraan pembangunan daerah untuk masa 20 tahun ke

depan. RPJPD ini disusun dengan mengacu pada RPJP Nasional dan

RPJPD Propinsi Sumatra Barat dengan memperhatikan aspirasi yang

berkembang dalam masyarakat.

2. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah dalam mewujudkan

visi: Pasaman Barat yang Maju, Bermartabat dan Sejahtera yang

tertera dalam RPJPD ini perlu dilakukan secara sungguh-sungguh,

terpadu dan konsisten. Disamping itu, upaya untuk mewujudkan

keberhasilan dalam pembangunan jangka panjang daerah ini perlu

pula didukung oleh hal-hal berikut ini:

a) Komitmen dari jajaran kepemimpinan daerah, pihak legislatif

serta pemerintah propinsi secara bersama-sama yang saling

mendukung,

b) Konsistensi pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah baik

lintas sektoral maupun lintas wilayah,

c) Keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan rakyat

banyak, dan

d) Peran serta masyarakat dan dunia usaha secara aktif dan

partisipatif.

Page 75: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 75

3. Tata pemerintahan yang baik, adil dan bersih (good and clean

governance) merupakan faktor penting untuk mewujudkan

pelaksanaan Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten

Pasaman Barat dimasa Mendatang.

Page 76: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 76

DAFTAR ISI BAB I BAB II BAB III BAB IV

Pendahuluan 1.1. Umum 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Landasan Penyusunan 1.4. Hubungan RPJPD dengan Dokumen Perencanaan

Lainnya 1.5. Sistematika Penulisan Kondisi Umum Daerah dan Prediksi Pembangunan Daerah 2.1. Kondisi Umum Daerah

2.1.1. Agama dan Budaya 2.1.2. Hukum dan Pemerintahan 2.1.3. Ekonomi 2.1.4. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 2.1.5. Sumber Daya Manusia 2.1.6. Prasarana dan Sarana 2.1.7. Tata Ruang dan Pembangunan Wilayah

2.2. Isu- isu Strategis 2.3.Prediksi Pembangunan Daerah Visi, Misi dan Arah Pembangunan Daerah 3.1. Visi RPJP 3.2. Misi RPJP 3.3. Arah Pembangunan Daerah 3.4. Tahapan Pembangunan Daerah dan Skala Prioritas Penutup

1 2 2 3 4 5 5 8 12 19 25 33 38 44 44 48 49 49 55 73

Page 77: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 77

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Produksi dan Produktivitas Jagung di Pasaman

Barat Menurut Kecamatan Tahun 2006

20

Tabel 2.2 Nilai Produksi dan Kontribusi Komoditi Unggulan

Peternakan dan Perikanan Air Tawar Per

Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat

22

Tabel 2.3 Nilai Produksi dan Kontribusi Komoditi Unggulan

Perikanan Laut Per Kecamatan

23

Tabel 2.4 Perkembangan Jumlah Penduduk 26

Tabel 2.5 Peringkat IPM dan Nilai Shortfall Kabupaten Kota

di Sumatra Barat Nasional dan Regional

28

Page 78: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 78

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Jumlah Penduduk Pasaman Barat 26

Gambar 2 Perkembangan IPM Kabupaten Kota di Sumatra Barat 27

Gambar 3 Perkembangan Angka Harapan Hidup Kabupaten Kota

di Sumatra Barat

29

Gambar 4 Perkembangan angka Melek Huruf Kabupaten Kota

di Sumatra Barat

30

Page 79: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 79

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

NOMOR 07 TAHUN 201

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

TAHUN 2005 – 2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN BARAT

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan daerah ke dalam sistem pembangunan Nasional, Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat wajib menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah, berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah;

b. bahwa perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penganggaran serta sinergitas pembangunan antar daerah untuk 20 (dua puluh) tahun ke depan perlu dilakukan secara efektif, efisien, berkeadilan dan berkelanjutan;

c. bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, perlu disusun rencana pembangunan jangka panjang daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah;

d. bahwa untuk melaksanakan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c di atas, perlu ditetapkan Peraturan Daerah yang mengatur tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2005 – 2025;

Page 80: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 80

Mengingat : 1. Undang–undang Nomor 38 Tahun 2003 Tentang

Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Propinsi Sumatera Barat;

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);

6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

7. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangk Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

9. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 17 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Propinsi Sumatera Barat Tahun 2005-2025;

Page 81: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 81

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

dan

BUPATI PASAMAN BARAT

MEMUTUSKAN

Menetapkan: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2005 – 2025

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Pasaman Barat; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman

Barat; 3. Kepala Daerah ialah Bupati Pasaman Barat; 4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya

disingkat RPJP Daerah adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang memuat visi, misi dan arah pembangunan Daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun;

5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJM Daerah adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang memuat visi, misi dan arah pembangunan Kepala Daerah.

BAB II

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Pasal 2

Program Pembangunan Daerah periode 2005-2025 dilaksanakan sesuai dengan RPJP Daerah

Page 82: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 82

Pasal 3

RPJP Daerah merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Daerah untuk periode 20 tahunan (2005 – 2025), sebagaimana tersebut dalam Lampiran merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 4

(1) RPJP Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM Daerah untuk periode 5 (lima) tahunan, yaitu RPJM Daerah I Tahun 2005-2010, RPJM Daerah II Tahun 2010-2015, RPJM Daerah III Tahun 2015-2020, RPJM Daerah IV Tahun 2020-2025,

(2) RPJM Daerah, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penjabaran dari RPJP Daerah yang memuat visi, misi dan program pembangunan Kepala Daerah terpilih yang diatur dalam Peraturan Bupati tersendiri.

Pasal 5

(1) Pada masa transisi, untuk menghindari kekosongan pedoman Rencana Pembangunan maka RPJMD lama yang akan berakhir menjadi pedoman sementara bagi pemerintah daerah selama belum ada RPJMD baru.

(2) Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan untuk menghindarkan kekosongan rencana pembangunan daerah, Bupati yang sedang memerintah pada tahun akhir pemerintahannya diwajibkan menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk tahun pertama periode pemerintahan Bupati berikutnya.

(3) RKPD sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai pedoman untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun pertama periode pemerintahan Bupati berikutnya.

BAB III PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 6

Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJP Daerah dan RPJM Daerah

Page 83: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 83

Page 84: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 84

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

NOMOR : 07 TAHUN 2010

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANGJANG (RPJP) DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

TAHUN 2005-2025

Page 85: edit BAB 111 hukum 1.0

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 85

MAN BAR2009