edisi iv

16
DAFTAR ISI Surat dari Bupati ............................... 2 Auditorial .......................................... 3 Fokus Auditor ................................... 4 Membangun Island of Integrity di Rokan HIlir ............. 4 KPT: Berakuntabilitas melalui Layanan Terpadu ......................... 6 Warung Jujur: Korupsi Berawal dari Ketidakjujuran .......... 6 Warta Auditor .................................... 7 Rakorwasda: APIPDA Mau Kemana ................................ 7 Rakorwas Riau: Mengkoordinasi Bawasda ............ 8 Opini BPK: Semua Wajar dengan Catatan ......................................... 8 Simwasda: Tampilan Baru TL Audit .... ................................... 9 Kormonev: Pecat Pejabat yang Manipulasi Data Honorer ..................................... 10 SOTK: Struktur Baru buat Inspektur .................... 10 Peraturan ....................................... 11 Kolom Pendapat ............................. 13 Sekolah Antikorupsi Tabrani Rab ............................... 13 Surat Anda/Buku Tamu ................... 14 Album ........................................ 15-16 e-mail : [email protected] klik www.auditor-rohil.net auditor auditor auditor auditor auditor -rohil -rohil -rohil -rohil -rohil Edisi Cetak No 4 Triwulan IV 2007 TOWARD GOOD GOVERNANCE & INTERNAL AUDIT PRACTICE Membangun Island of Integrity di Rokan Hilir “Membeli terasi di Bagansiapiapi, Buat oleh-oleh tetamu negeri. Bebas Korupsi dimulai dari diri sendiri Menuju Pemerintah yang bersih dan mandiri. (Dr. Syahruddin Rasul, SH.) Masjid Agung “ Al-Ikhlas” Bagansiapiapi Rutinitas Rakorwasda : APIPDA Mau Kemana? Rapat koordinasi pengawasan daerah (Rakorwasda) nasional diseleng- garakan secara rutin setiap tahun. Baik pra-rakorwasda di tiap provinsi maupun Rakorwasda nasional di Jakarta. Apa saja agenda dan hasil-hasilnya? Dan mau dibawa ke mana aparat pengawasan internal pemerintah daerah (APIPDA)?

Upload: yendriz-zal

Post on 21-Feb-2016

223 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Auditor Rohil

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi IV

DAFTAR ISI

n Surat dari Bupati ............................... 2

n Auditorial .......................................... 3

n Fokus Auditor ................................... 4n Membangun Island

of Integrity di Rokan HIlir ............. 4nKPT: Berakuntabilitas melalui

Layanan Terpadu ......................... 6nWarung Jujur: Korupsi

Berawal dari Ketidakjujuran .......... 6

n Warta Auditor .................................... 7nRakorwasda: APIPDA

Mau Kemana ................................ 7n Rakorwas Riau:

Mengkoordinasi Bawasda ............ 8n Opini BPK:

Semua Wajar denganCatatan ......................................... 8n Simwasda: Tampilan Baru

TL Audit .... ................................... 9nKormonev: Pecat Pejabat

yang Manipulasi DataHonorer ..................................... 10nSOTK: Struktur

Baru buat Inspektur .................... 10

n Peraturan ....................................... 11

n Kolom Pendapat ............................. 13nSekolah Antikorupsi

Tabrani Rab ............................... 13n Surat Anda/Buku Tamu ................... 14

n Album ........................................15-16

e-mail : [email protected] klik www.auditor-rohil.net

auditorauditorauditorauditorauditor-rohil-rohil-rohil-rohil-rohilEdisi Cetak No 4 Triwulan IV 2007

TOWARD GOOD GOVERNANCE & INTERNAL AUDIT PRACTICE

Membangun Island of

Integrity di Rokan Hilir

“Membeli terasi di Bagansiapiapi,

Buat oleh-oleh tetamu negeri.

Bebas Korupsi dimulai dari diri sendiri

Menuju Pemerintah yang bersih dan mandiri.

(Dr. Syahruddin Rasul, SH.)

Masjid Agung “ Al-Ikhlas” Bagansiapiapi

Rutinitas Rakorwasda : APIPDA Mau Kemana?

Rapat koordinasi pengawasan daerah (Rakorwasda) nasional diseleng-

garakan secara rutin setiap tahun. Baik pra-rakorwasda di tiap

provinsi maupun Rakorwasda nasional di Jakarta. Apa saja agenda

dan hasil-hasilnya? Dan mau dibawa ke mana aparat pengawasan

internal pemerintah daerah (APIPDA)?

Page 2: Edisi IV

2 A u d i t o r i a lAuditorial22222

klik www.auditor-rohil.net

Redaksi menerima sumbangan tulisan,

foto atau naskah lainya untuk di muat.

Naskah yang masuk dan dimuat akan

diberikan imbalan.

auditor-rohil.net

Penasihat

Bupati Rokan Hilir

Pengarah

Wakil Bupati Rokan Hilir

Sekretaris Daerah Kab. Rokan Hilir

Penanggung jawab/

Pemimpin Redaksi

Hardy

Pelaksana Harian

Sulung Aman, Augus Setya Boedie

Redaktur Pelaksana

Sarman Syahroni

Sidang Redaksi

Hardy, Agus Setyaboedie,

Sarman, Azwar, Hari Darma, Irwandi

Operator Online

Zulkifli, Masri, Romi

Divisi Produksi

Nasori Habib, Syarifah, Idi

Tada Letak

Ijal

Diterbitkan oleh Bawaskab

Rokan Hilir bekerja sama dengan

Riau Pos.Net

Alamat Redaksi:

Jl. Perniagaan 80,

Bagansiapi-api, Rokan Hilir

website: www. auditor-rohil.net

e-mail: [email protected]

Dicetak oleh: PT Riau Pos

Intermedia

n SURAT DARI BUPATI ROKAN HILIR

Mari Pacu Kinerja

Optimal dengan Kerja Ekstra Keras

Penghujung tahun 2007 sudah semakindekat. Untuk itu, mari kita terus melanjutkantugas dan pengabdian kita kepada masyarakat,bangsa dan daerah yang kita cintai ini. Sam-pai kuartal ketiga tahun 2007 telah kita lewatidengan setumpuk pekerjaan di pundak kita.Mudah-mudahan, sisa waktu yang masih adadapat kita pacu energi dan pikiran untukmeningkatkan kinerja tahun 2007 ini.

Terpilihnya Kota Bagansiapi-api menjadiKota dengan peningkatan kinerja tertinggi dibidang kebersihan dalam lomba kebersihan diRiau tahun 2006 semestinya diikuti denganprestasi-prestasi demi prestasi lainnya. Sejum-lah bangunan sudah harus kita tuntaskantahun ini untuk bisa meraih prediket adipurabagi Bagansiapiapi, yaitu Taman Kota, ban-gunan perkantoran, pelebaran jalan, selokan/parit, penanaman pohon/penghijauan dantempat pembuangan sampah akhir.

Tak sedikit memang tantangan yang kitadihadapi. Di antaranya adalah bagaimana kitamengelola APBD pada tahun 2007 ini secaraefisien dan efektif. Baik sisi pendapatan mau-pun sisi belanja, sebesar-besarnya untuk ke-pentingan daerah dan masyarakat yang me-mang masih tertinggal. Rendahnya daya serapanggaran tahun 2006 dan sisa kegiatan lanju-tan yang belum tuntas merupakan pe-er kitauntuk segera dituntaskan dengan bekerja lebihekstra keras dan sebaik-baiknya.

Pengalaman menunjukkan program dankegiatan pembangunan semestinya dibuatdengan perencanaan yang matang dan dapatdiandalkan. Namun, tetap terbuka peluanguntuk diperbaiki atau revisi setelah dilakukanmonitoring dan evaluasi. Dengan demikian,kita dapat bersatu padu melangkah bersamauntuk betul-betul bisa secara sistematis

menysukseskan program pembangunan seh-ingga kita dapat mengurangi kemiskinan danpengangguran, menggerakkan sektor riil,menggesa pembangunan ketertinggalan ins-frastruktur.

Di bidang pelayanan dan investasi, Pemk-ab Rohil memberikan kemudahan-kemudah-an bagi masyarakat yang ingin mendapatkanberbagai pelayanan mulai dari perizinan mau-pun nonperizinan. Kantor Pelayanan Terpadu(KPT) segera kita resmikan. Pertama-tama, diKota Bagansiapiapi, selanjutnya menyusulkota-kota lain yang dirasa urgen dan perludekat dengan layanan publik. Kita berharapKPT dan kemudahan-kemudahan yang diberi-kan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Laku-kan pengurusan sendiri dan jangan meng-gunakan perantara atau calo.

Tentu program pembangunan di Kabupat-en Rokan Hilir sepatutnya dan senantiasa di-laksanakan dengan konsep pembangunanberkelanjutan yang berwawas lingkungan danmematuhi prinsip-prinsip tata kelola pemerin-tahan yang baik. Distorsi atau perbedaan pe-mahaman tekstual ketentuan perundang-un-dangan mungkin tidak terelakkan. Namun,norma atau praktek sehat yang lazim diterap-kan tentu tidak boleh begitu saja ditabrak.

Melalui kolom ini, saya mengajak segenapunsur aparatur daerah dan kita semua untukmengatasi berbagai kendala dan tantanganyang dihadapi dan mencari solusi alternatifpenyelesaian masalah pembangunan di daer-ah ini. Mudah-mudahan keluaran-keluaran(outputs) dan hasil-hasil (outcomes) kinerjatahun 2007 dapat dicapai sesuai target yangtelah ditetapkan. Semoga. Amin.

n

“ ..Baik sisi pendapatan maupun sisi

belanja, sebesar-besarnya untuk

kepentingan daerah dan masyarakat yang

memang masih tertinggal. Rendahnya

daya serap anggaran tahun 2006 dan sisa

kegiatan lanjutan yang belum tuntas

merupakan pe-er kita untuk segera

dituntaskan..“

nnnnn H. Annas Ma’amun

Page 3: Edisi IV

2 A u d i t o r i a lAuditorial 33333

klik www.auditor-rohil.net

Island of Integrity:

Bukan (Sekedar) Mimpi

nnnnn Opini Auditorial

Oleh: Hardy Djamaluddinhardy-djamaluddin.blogspot.com;(email: [email protected])

kesepakatan bersama mewujudkan good gov-ernance sebagai upaya pencegahan korupsidi jajaran pemerintah provinsi, kabupaten ataukota di Riau, disaksikan waktu itu oleh pimpi-nan KPK, Menpan, dan sejumlah pejabat pu-sat.

Kesepakatan itu tentu terus dipantau danakan ditagih aksi implementasinya oleh stake-holder daerah ini. Ketiadaan atau kekuranganaksi sudah tentu akan ada sanksinya. Contoh-nya sudah kita lihat sama-sama. Sejumlah pe-jabat publik di daerah ini jadi pesakitan. Danketeladanan dan kredibilitas terbukti menjadihal penting dan mahal harganya.

Sejak MOU itu diteken, Rokan Hilir telahmengambil langkah-langkah strategis, denganmembentuk tim monitoring dan evaluasi pen-erapan good governance dan menyusun ren-cana aksi. Hasilnya (outcome) mungkin be-lum sepenuhnya memuaskan. Namun, beber-apa aksi telah dilakukan mulai dari pembenah-an sistem akuntabilitas kinerja, pengawasaninternal, penyusunan pedoman kerja dan pe-layanan terpadu. Sejumlah aksi akan terusdibenahi di antaranya pengintegrasian peren-canaan, pelaksanaan dan pelaporan angga-ran berbasis kinerja serta transparansi danakuntabilitas pengadaan barang dan jasa.

Tidak kalah pentingnya adalah perubah-an pola pikir (mindset) aparatur, dunia usahadan masyarakat. Kebersihan kota, penerapan

pakta integritas dan pembukaan (kembali) kan-tin jujur di sekolah-sekolah adalah salah up-aya-upaya perubahan itu. Sebab, sistem in-tegritas adalah sebuah kerangka checks andbalances untuk menghindari kerusakan yangditimbulkan korupsi pada kepentingan pub-lik, dan untuk menciptakan lingkungan yangdapat meningkatkan kualitas keputusan yangdiambil oleh pejabat publik. Mesti ada harmo-ni di antara stakeholder daerah ini.

Profesionalisme tayangan “Republik Mim-pi” di sebuah stasiun teve mungkin bisa kitacontoh. Lihatlah, hal-hal enteng atau sekedarmimpi – sebagai hiburan televisi— bisa diu-rus secara serius; bukan (kita) sebaliknya, hal-hal serius, seperti mengurus negara atau daer-ah, dilakukan dengan tidak serius atau asal-asalan. Atau memang betul, kita baru bisa mim-pi (BBM). Tapi, lebih baik mimpi daripada (be-nar-benar) mabok, tak tontu arah, TTA, kataorang Bagan, kampung Ongah Tab.

Kita mesti yakin, dan tentu berharap, dariRiau, dari Rokan Hilir, muncul cerita sukses,optimisme dan helat serius sebuah gerakanpenyadaran dan pencerahan menuju tata kepe-merintahan yang elok. Bukan mustahil atausekedar mimpi, daerah ini jadi rujukan ataumodel island of integrity yang melahirkan in-san profesional berintegritas (a few good peo-ple), yang akhirnya membentuk a cluster ofgood men. Siapa tahu, iya ndak?n

Membangun pulau integritas (island ofintegrity) di Kabupaten Rokan Hilir? Jawa-bannya pasti ya, kenapa tidak? Pembangunanisland of integrity, sebuah konsep pencega-han yang ampuh, menuju tata kelola pemerin-tahan yang baik (good governance). Salahsatu sistem yang diyakini praktek terbaik (thebest practices) di dunia dalam pencegahankorupsi adalah good governance.

Penerapan good governance merupakanstrategi pencegahan (preventif) yang efektif.Di samping penindakan, pencegahan danedukasi publik merupakan langkah strategismemberantas korupsi. Banyak negara sudahmenerapkannya dan ternyata berhasil,setidaknya memperkecil indeks persepsi ko-rupsi di mata dunia.

Riau, khususnya Rokan Hilir yang kayasumber daya alam, pasti bisa mempraktekkanthe best practices dunia itu. Memang, tantan-gan yang dihadapi tidak ringan dalam men-jalani transisi demokrasi dan era globalisasiyang turbulen saat ini. Jadi, tidak saja perlukomitmen kuat untuk melaksanakan reformasikepemerintahan (governance reform), tetapijuga perlu semangat, konsistensi dan kerjakeras semua pihak (stakeholders) dalam up-aya mewujudkan good governance di bumilancang kuning yang kita cintai.

Toh, sebelum Inpres 5 Tahun 2004 terbit,justeru pertengahan tahun 2004, tepatnya 28Juli tahun 2004, Gubernur Riau dan seluruhbupati, wali kota, dan ketua DPRD se-Riau,termasuk Rokan Hilir, sudah menandatangani

Page 4: Edisi IV

2 A u d i t o r i a lFokus Auditor44444

klik www.auditor-rohil.net

Membangun Island of Integrity di Rokan Hilir

Satu langkah aksi lagi dilakukan Rokan Hilir guna membangun pulau

integritas (island of integrity): membentuk kantor pelayanan terpadu

(KPT) dan menggerakkan kantin atau kedai jujur di sekolah-sekolah.

Dan rencana aksi apa lagi menjadi model sistem integritas?

Pembangunan island of integrity, sebuahkonsep pencegahan yang ampuh, rupanyabelum cespleng menangkal praktik curang(fraud) baik di kalangan eksekutif, legislataifmaupun yudikatif. Selain kontrak kinerja apara-tur— praktek yang lazim diterapkan di nega-ra-negara yang rendah indeks korupsinyaperlu kiat jitu mengembangkan sistem penye-lenggaraan negara dan pembangunan yangmengindahkan prinsip-prinsip tata kelola pe-merintahan yang baik (good governance). Diantaranya menjalankan KPT dan membukakantin atau kedai jujur di sekolah-sekolah,yang baru-baru ini diresmikan di Bagansiapi-api oleh Bupati Rokan Hilir.

KPT yang dipusatkan di jalan Merdeka,Bagansiapiapi, kecamatan Bangko diharapkanmampu menberikan pelayanan yang murahdan cepat. Acara peresmian KPT tersebut, di-hadiri oleh Wakil Ketua KPK RI Bidang Pence-gahan Dr. Sjahruddin Rasul, S.H., DeputiBidang Akuntabilitas Aparatur KementerianPAN, Ir. Herry Yana Sutisna, M.Si, dan stafDeputi selaku Koordinator tim Tekins Islandof Integrity, M. Yusuf Ateh.

Kata Annas Maamun, tahap pertama me-

li,” kenang Annas Maamun.Inpres 5 Tahun 2004. Sekedar mengingat-

kan, sebagai agenda prioritas Kabinet Indo-nesia Bersatu pada 9 Desember 2004 lalu,bertepatan dengan Hari Antikorupsi Dunia,dianggap sebagai tonggak (milestone) ataudimulainya rencana aksi nasional pemberan-tasan korupsi di Indonesia, dengan terbitnyaInstruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 tentangPercepatan Pemberantasan Korupsi yang,antara lain, mewajibkan para pejabat menekenkontrak kinerja. Dengan beleid baru itu, selu-ruh elemen bangsa, utamanya aparat negara,diharamkan terlibat kasus korupsi. Para ment-eri, kepala daerah dan pejabat eselon satu/dua diwajibkan menandatangani dan melak-sanakan sungguh-sungguh kontrak kinerjaaparatur.

Salah satu sistem yang diyakini prakteksehat global dalam pencegahan korupsi ad-alah tata kepemerintahan yang baik (goodgovernance). Upaya-upaya mewujudkangood governance ini sebenarnya telah dilaku-kan pada Kabinet-kabinet sebelumnya, danterus diupayakan hingga hari ini.

Good governance, kata Sjahruddin Rasul,merupakan isu yang mengemuka dalam pen-gelolaan administrasi dan wacana publik. Halini antara lain tercermin dari tuntutan yanggencar dari masyarakat kepada para penye-lenggara negara, baik di pemerintahan, dewanperwakilan maupun yudikatif untuk menye-lenggarakan pemerintahan yang bersih danbebas KKN. Tuntutan ini tidak saja berasaldari masyarakat Indonesia melainkan juga darimasyarakat internasional.

Secara teoretis. governance didukung olehtiga kaki (three legs): economic governance,political governance, dan adminsitrativegovernance. Karena itu, governance menga-ndung tiga domain institusi yang saling ber-interaksi, yaitu negara atau pemerintahan(state); dunia usaha (private sector) danmasyarakat (society). Ketiga institusi ini harussaling berkaitan dan bekerja dengan prinsip-prinsip kesetaraan, tanpa ada upaya untukmendominasi satu pihak terhadap pihak yanglain. Governance, dengan tiga kaki tersebut,tidak sekedar berdiri statis, melainkan harusmasuk kategori baik, elok (good).

Merujuk pada beberapa karakteristik goodgovernance, seyogyanya apabila prinsip efek-tifitas, efisiensi, akuntabilitas, penegakkanhukum, equity (keadilan) dapat ditegakkan,praktek-praktek penyalahgunaan kewenangantentu dapatlah direduksi. Selanjutnya, prinsiptransparansi, konsensus, partisipasi, respon-sifitas dan visi strategik haruslah ditegakkandalam setiap tingkatan, sehingga terjadi kese-imbangan bagi institusi-institusi penyeleng-

“Membeli terasi di Bagansiapiapi, Buat oleh-oleh

mang KPT dibuka untuk Kota Bagansiapiapi.Namun, tidak tertutup pula, tahap berikutnyadibuka di Kecamatan Bagansinembah yangmerupakan daerah yang terluas dan dinilaicukup padat. Kalau KPT di Bangko sudahjalan dan memang berfungsi secara optimal,kiranya perlu dibuka juga di Bagansinembahagar masyarakart dapat dialayani secara ce-pat dan murah.

Usai peresmian KPT itu, Sjahruddin Rasuldan Herry Yana Sutisna beserta rombongan,didampingi Buapti Rokan Hilir Annas Maa-mun dan sejumlah pimpinan SKPD melaku-kan peninjauan di Sekolah Dasar Negeri 006dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) NegeriI Bangko untuk mengetahui sampai sejauhmana kegiatan kantin jujur dilaksanakan dikedua sekolah tersebut.

Dibukanya kantin-kantin jujur di duasekolah itu, dimaksudkan untuk memberikanpendidikan kepada murid dan teramasuk paraguru dan pihak sekolahnya tentang penting-nya hidup disiplin dan berperilaku jujur sejakusia sekolah. “Kantin atau kedai jujur semacamini sudah sejak lama ada di Rokan Hilir, ketikadulu saya jadi guru. Kini kita hidupkan kemba-

Page 5: Edisi IV

2 A u d i t o r i a lFokus Auditor 55555

klik www.auditor-rohil.net

gara negara (negara, masyarakat bisnis, danmasyarakat sipil).

Penyalahgunaan kewenangan kenyataan-nya cenderung menimbulkan praktek-praktekkorupsi. Korupsi menyebabkan terjadinyaketidakefisienan dalam penggunaan sumber-daya nasional yang sangat terbatas. Kekeliru-an mengelola sumberdaya dapat dipastikanmenyebabkan ketidakefektifan. Oleh karenaitu, tidaklah berlebihan bilamana salah satukarakteristik good governance diwujudkan,masalah korupsi dapat diminimalisasikan.

Penerapan good governance, khususnyayang berkaitan dengan pemberantasan KKNharuslah dilakukan melalui strategi pencega-han (preventif) dan strategi penindakan(represif) yang efektif. Praktek-prak-tek terbaik dunia dalam memberan-tas korupsi, di samping penindakan,juga pencegahan dan edukasi pub-lik. Implementasi prinsip-prinsipgood governance adalah contoh up-aya pencegahan. Kampanye di ka-langan tokoh masyarakat, selebritisataupun anak sekolahan adalah con-toh praktek-praktek sehat edukasipublik.

Suka atau tidak suka, diakui atautidak, Riau, khususnya kabupaten-kabupaten yang kaya SDA, mengh-adapi tantangan berat menjalani tran-sisi demokrasi dan era globalisasiyang turbulen. Perlu komitmen kuatuntuk melaksanakan reformasi kepe-merintahan (governance reform)dalam upaya mewujudkan good gov-ernance dengan mengembangkanpraktik-praktek manajemen pemerin-tahan yang sehat dan terbaik sertapraktik-praktik demokrasi secara luasyang mencakup; penguatan pertum-buhan ekonomi disertai dengan pe-merataan pendapatan ke tingkat pal-ing bawah.

Sebelum Inpres 5 Tahun 2004 ter-bit, pertengahan tahun 2004, tepatnya 28 Julitahun 2004, Gubernur Riau dan seluruh bu-pati, wali kota, dan ketua DPRD se-Riaumenandatangani kesepakatan bersama mewu-judkan good governance sebagai upayapencegahan KKN di jajaran pemerintahprovinsi, kabupaten atau kota di Riau. Kesep-akatan itu ditandatangani oleh 11 bupati danwali kota serta 11 ketua DPRD kabupaten dankota di daerah ini (Kabupaten Rokan Hilir,Rokan Hulu, Bengkalis, Siak, Kampar, Kuan-tang Singingi, Pelalawan, Indragiri

Hulu, Indragiri Hilir, serta Kota Pekanbarudan Kota Dumai).

Selain reformasi pelayanan sektor publikyang berfokus kepada peningkatan disiplin,kualitas, ketepatan waktu, biaya dan luasnyacakupan dalam pelayanan seperti dibukanyaKPT, beberapa contoh implementasi rencana

aksi pencegahan dan penindakan korupsi ad-alah: penerapan manajemen berbasis kinerja(sistem AKIP); membatasi korupsi pada pros-es pengadaan agar perilaku korup yang terja-di di antara pembeli dan penjual dapat diatasi;pakta integritas (integrity pact) antara pemer-intah dan pihak-pihak lain untuk menghindaripraktik korupsi; mekanisme penanganan pen-gaduan masyarakat; serta akses masyarakatatas informasi yang harus dibuka seluas-lu-asnya sebagai salah satu alat untuk men-ingkatkan akuntabilitas sektor publik dan pel-atihan antikorupsi dan nilai-nilai kejujuran bagipemuda, guru dan pelajar.

Sistem Integritas. Solusi fundamental pem-berantasan korupsi memerlukan strategi yang

komprehensif. Tidak kepada sistem yang dit-erangkan di atas, tetapi lebih kepada faktordan pakta sumberdaya manusia (SDM). Tidaksekedar solusi temporer berupa gebrakan-ge-brakan. Apalagi sekedar pernyataan dan kam-panye, yang mudah lesap dimakan waktu.Tetapi, lebih kepada praktek-praktek terbaik(the best practices) yang terbukti berhasil dit-erapkan di sejumlah negara.

Pembentukan sistem Integritas, sebagaistrategi preventif, adalah sebuah prosesedukasi publik yang terbukti efektif di sejum-lah negara. Sebut saja negeri jiran Malaysia,Singapura, Hong Kong, Korea Selatan danJepang. Tujuan yang hendak dicapai sistemintegrasi bukanlah mewujudkan kejujuranmutlak atau obat mujarab sekali pakai lantassembuh, tetapi meningkatkan kejujuran atauintegritas dalam tata pemerintahan secara ke-

seluruhan. Penanaman nilai integritas ini seyo-gyanya sudah ditanamkan sejak usia dini dandi sekolah, kampus ataupun pesantren.

Sistem integritas adalah sebuah kerangkauntuk saling menyeimbangi (checks and bal-ances) untuk menghindari kerusakan yangditimbulkan korupsi pada kepentingan pub-lik, dan untuk menciptakan lingkungan yangdapat meningkatkan kualitas keputusan yangdiambil oleh pejabat publik. Singkatnya, jikaingin bersih dan bebas korupsi, jangan adadusta di antara stakeholder bangsa ini.

Memang tak ada “pilar-pilar integritas”yang cespleng bagi sebuah negeri yang di-landa krisis multidimesi seperti Indonesia. Na-mun, pilar-pilar yang sudah ada sudah sepat-

utnya diberdayakan secara opti-mal. Di samping eksekutif den-gan jajarannya, parlemen, per-adilan, institusi pengawasan (au-ditor), ombudsman, polisi, komi-si antikorupsi, masyarakat sipil(termasuk organisasi profesi dansektor swasta, media-massa, danlembaga-lembaga internasional,adalah pilar-pilar yang dapat di-gerakkan untuk membangun se-buah pulau integritas (island ofintegrity) di semua sektor.

Nilai-nilai budaya MelayuRiau—semisal taat pada hukum,keterbukaan, adil dan benar, he-mat dan cermat, arif dan bijak,amanah, bertanggung jawab,malu, berpandangan jauh kedepan— memiliki keterkaitanyang erat dengan prinsip-prinsipgood governance. Dalam kary-anya, Gurindam Duabelas, RajaAli Haji, telah berpesan:Hendaklah jadi kepala/Buangperangai yang cela/Hendaklahmemegang amanat/Buanglahkhianat/ Barang siapa khianatakan dirinya/Apalagi kepada

lainnya/Kepada dirinya ia aniaya/Orang itujangan engkau percaya.

Kita semua tentu berharap, di Riau munculcerita sukses, optimisme dan kesungguhansebuah gerakan penyadaran dan pencerahanmenuju kepemerintahan yang elok. Indone-sia, dan Riau yang konon kaya SDA dan masihmenghadapi masalah kemiskinan, kebodohanserta ketertinggalan insfrastruktur, kini bera-da pada pendulum yang kritikal dan krusial.

Mudah-mudahan, Rohil ke depan kelak adacerita sukses (success story) dan menjadi ru-jukan atau model island of integrity yang in-dah dan melahirkan sejumlah insan profesion-al, kompeten dan berintegritas (a few goodpeople), yang akhirnya membentuk kelompokpemimpin pilihan (a cluster of good men).Insya Allah, Rohil menjadi model good gover-nance di Indonesia. Semoga. n

Bupati Rokan Hilir H. Annas Maamun menyerahkan cindramata/plakat kepada Dr. Syahruddin Rasul, S.H

Page 6: Edisi IV

2 A u d i t o r i a lFokus Auditor66666

klik www.auditor-rohil.net

nnnnn Warung Jujur:

Kita banyak mengenal berbagai warung, ada warung Tegal (warteg), wartel,

warkop, warung pojok. Dari namanya kita bisa tahu apa yang dijual, siapa

yang berjualan atau di mana letak warungnya. Lantas, jika kita mendengar

sebutan Warung Jujur, yang ternyata masih agak asing bagi telinga kita,

apa maksudnya warung jujur? Warung jujur bukan berarti warung yang

siap menjual kejujuran, namun warung jujur adalah sebuah warung yang

disiapkan untuk melatih kejujuran. Melatih kejujuran? Ya, jawabnya!

Adalah para guru di SMPN 17 Pekanbaruyang memiliki keprihatinan terhadap kondisiNegara kita, yang kita cintai ini. Mereka san-gat galau terhadap kondisi Negara yang se-hari-harinya dipenuhi dengan berita mediamassa tentang korupsi yang terjadi dimana-mana. Dra. Yusnaeni Ardina Wakil KepalaSMPN 17 Pekanbaru menengarai terjadinyakorupsi diawali dari ketidakjujuran. Kejujuranmenjadi ‘barang langka’ yang perlu diusa-hakan untuk memperolehnya. Ketidak jujuranmenjadi biasa, padahal ketidakjujuran adalahpangkal terjadinya korupsi.

Berawal dari kegalauan para guru SMPN 17Pekanbaru itulah kemudian mereka bertekad un-tuk menanamkan kejujuran secara dini kepadaanak didiknya. Mereka mencari-cari, pendidikansemacam apa dan sarananya apa untuk bisamenanamkan kejujuran? Lalu, munculah ide paraguru tersebut membuat Warung Jujur.

Pada suatu tempat di bagian belakangSMPN 17 yang terletak di jalan Pepaya Pe-kanbaru ada bangunan kecil, tidak luas, ruan-gannya kira-kira berukuran 3 X 4 meter den-gan pintu terbuka tanpa penjaga. Di ruangantersebut ada beberapa perabot : lemari kaca,meja, bangku kecil dan rak kayu sederhanayang menempel pada dinding. Di dalam lemarikaca terletak beberapa alat tulis : buku tulis,pensil, penggaris, pengapus dan sebagainya.Di atas lemari kaca ada beberapa stoples yangberisi makanan ringan : kue-kue, permen, cok-lat dan sebagainya. Di rak ada kertas-kertas :kuarto, folio dan kertas karton manila. Selainitu, di atas meja ada sebuah buku ukuran fo-lio, sebuah bolpoint dan sebuah kotak kartonyang berisi beberapa lembar uang kertas peca-han dan beberapa keping koin Rupiah.

Pada buku ukuran folio yang ada di atasmeja tersebut tertera kolom-kolom dengan tu-lisan antara lain: Nomor urut, anggal, namapembeli, kelas, Jenis barang yang dibeli, jum-lah barang yang dibeli, harga satuan, jumlahharga pembelian, jumlah uang pembayarandan jumlah uang kembalian. Dalam buku terse-

but tertulis rapi secara urut nama-nama anakyang pernah membeli dan hitungan barangserta uangnya.

Melalui warung kecil ini anak-anak siswaSMPN 17 dibiasakan untuk disiplin, rapi dalamadministrasi, belajar menjadi kasir, bertang-gungjawab, jujur berperilaku dan melayani dirisendiri. Para siswa mengambil dan mencatatsendiri barang yang dibeli. Saat melakukanpembayaran, mereka menghitung sendiri har-ganya, meletakkan uang pembayaran dalamkotak yang disediakan dan mengambilkembaliannya bila harus ada kembalian. Mere-ka merapikan sendiri dagangan dan ruanganwarung. Para siswa melakukan segala sesua-tunya tanpa pengawasan siapa pun termasukpengawasan guru. Kesadaran akan kejujuranditanamkan dari diri sendiri.

Pada dinding-dinding ruangan warung ju-jur ditempeli kata-kata mutiara dan slogan-slo-gan penyemangat untuk siswa berperilakujujur, misalnya: ‘Terima kasih atas kunjungandan kejujuran anda’; ‘Mencontek bukan sajamerugikan diri sendiri tetapi juga bibit korup-si’. Lantas kitapun boleh bertanya dalam hatikita : Para koruptur itu waktu sekolah mungkinsuka nyotek ya?

Yusnaeni mengakui ide Warung Jujur inimemang belum lama dilaksanakan, sehinggaefektivitasnya belum teruji. Namun para guruSMPN 17 itu selalu melakukan evaluasi ter-hadap warung jujurnya. Pada hari-hari perta-ma 100% siswanya yang membeli di warungjujur bertindak jujur. Pada hari berikutnya ter-dapat selisih kurang uang yang seharusnyaada pada kotak, Yusnaeni tidak lantas meny-impulkan bahwa siswanya ada yang tidak ju-jur, mungkin karena ada anak yang salah meng-hitung atau karena tidak adanya uang keciluntuk kembalian yang pas. Ia bertekad terusakan mengembangkan warung jujurnya den-gan modal dana sukarela dari para guru yangtergerak hatinya.

Warung Jujur, sederhana memang, namunpantas dipuji. (S. Priyono)

n n n n n KPT Bagansiapiapi:

Berakuntabilitas melalui

Layanan Terpadu

Kabupaten Rokan Hilir akhirnya meresmikanKantor Pelayanan Terpadu di KotaBagansiapiapi akhir November 2007. Inilahsalah satu implementasi rencana aksipenerapan tata kelola pemerintah yang baik,khususnya di bidang pelayanan publik.

“Pembentukan KPT ini sesuai dengan InpresNo. 3 Tahun 2006 tentang paket kebijakanperbaikan iklim investasi. Hal ini dilakukan agarkualitas pelayanan masyarakat yang diberikanoleh aparatur semakin meningkat ,” kata BupatiRohil, H Annas Maamun yang ditemui Riau Posusai acara peresmian.

Acara peresmian itu dihadiri oleh Wakil KetuaKPK Bidang Pencegahan Dr. Sjahruddin Rasul,S.H., Deputi Bidang Akuntabilitas AparaturKementerian PAN Ir. Herry Yana Sutisna, M.Si.,pimpinan dan anggota DPRD, seluruh pimpinanSKPD beserta staf dan bersempena acaraSosialisasi Pelayanan Satu Atap yang ditajaBagian Ekbang Kabupaten Rokan Hilir bekerjasama denagn ICMI Orda Rokan Hilir.

Usai acara, Bupati Rokan Hilir mengingatkanmasyarakat yang ingin mengurus berbagaikelengkapan administrasi, khususnyamenyangkut izin usaha maupun pembuatan aktekelahiran di Kantor Pelayanan Terpadu (KPT),agar tidak memakai calo. Dibangunnya KPTini, tambah Annas Maamun , jelas bakal banyakmemberikan kemudahan-kemudahan bagimasyarakat yang ingin mendapatkan berbagaipelayanan mulai dari perizinan usaha maupunakte kelahiran.

Menyinggung soal saran dan masukan-masukan yang diberikan oleh Dr SjahruddinRasul SH, Annas Maamun menjelaskan segeramelakukan pembenahan-pembenahan sertapenataan di KPT tersebut. Salah satu diantaranya dengan mempersiapkan papaninformasi soal biaya administrasi yangdikeluarkan untuk mengurus izin usaha yangdiperbesar dan dipasangkan di lokasi yangmudah dilihat masyarakat.

“Inilah wujud transparansi dan akuntabilitas,”tegas Annas Maamun. “Dan perlu segera kitabenahi lagi agar keberadaan KPT ini benar-benarmatang dalam melayani,” kata Anas Maamunseraya mengingatkan kepada aparatur yangbertugas di KPT untuk melaksanakan tugasnyadengan cepat. “Percepat layanan. Harus gesitdan jangan menunda-nunda pekerjaan. Berikanlayanan sebaik-baiknya,” katanya. n

Korupsi Berawal dari

Ketidakjujuran

Page 7: Edisi IV

klik www.auditor-rohil.netH ARWIN AS, SH saat menahdiri acara halal bihalal Lasqi Tualang (rel) ARWINAS

2 A u d i t o r i a lWarta Auditor 77777

n n n n n Rakorwasda

Rutinitas Rakorwasda,

APIP Mau Kemana?

Agenda rutin rakor pengawasan daerah (rakorwasda) setiap tahun diseleng-garakan. Baik pra-rakorwasda di setiap propinsi/kabupaten/kota maupun ra-korwasda secara nasional, biasanya di Jakarta. Apa saja hasilnya, dan maukemana aparat pengawasan internal pemerintah daerah (APIPDA)?

Beberapa tahun terakhir, agenda acaraAPIP cukup sibuk. Baik Itjen Depdagri, ItjenDepartemen maupun Bawasda/InspektoratProvinsi, Kabupaten dan Kota. Dalam set-ahun, sedikitnya Itjen Depdagri mengadakansedikit empat kali pertemuan. Ditambah lagiItjen-itjen Departemen beberapa kali pertemuan.Dan di propinsi dan kabupaten/kota masing-masing juga diadakan pertemuan persiapan.

Rakorwasda biasanya dilaporkan bertujuanuntuk meningkatkan peran pengawasan yangtidak duplikatif dan menyamakan persepsiantar APIP. Baik Inspektorat Jenderal, Inspek-tur Utama LPND, Bawasda/InspektoratPropinsi/Kabupaten/Kota. Agenda rakorwasdi Jakarta utamanya mencakup arah kebijakanpengawasan di tahun berikutrnya. Sementa-ra, rakorwas per regional biasanya men-yangkut pemantauan dan evaluasi tindak lan-jut hasil pemeriksaan, diadakan di wilayahSumatera, Jawa dan kawasan Timur. Namun,duplikasi terus saja terjadi dan tindak lanjuttidak tuntas-tuntas.

Sebelum Rakorwasda secara nasional, dipropinsi didahului dengan pra-rakorwas se-propinsi. Biasanya dilaksanakan di hotel ataudi aula kantor Bawasda/Inspektorat. Di tingkatpropinsi, kadang juga dihadiri oleh unsur-un-sur Muspida, selain DPRD Propinsi, Wakil Gu-bernur Riau, Para Bupati/Walikota, Para Ke-pala Badan/Dinas Provinsi Riau, dan ParaKepala Bawaskab/Kota serta narasumber daripejabat Itjen Depdagri, kepala perwakilan BPKdan kepala perwakilan BPKP.

Dalam pertemuan rakor itu semua sepakatmenyampaikan dan menekankan pentingnyafungsi pengawasan sebagai bagian dari mana-jemen. Dari Itjen Depdagri biasa disampaikanpenjelasan arah pengawasan yang akan di-laksanakan APIP serta isu aktual di seputarpembinaan dan pengawasan, misalnya kebi-jakan di bidang pengawasan yang antara lainmenetapkan Mendagri secara nasional mengk-oordinasikan pembinaan dan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan daerah, Gu-bernur untuk kabupaten/kota, dan Bupati/Walikota untuk pemerintahan desa; dan arahkebijakan pengawasan fungsional yang telahdisampaikan pada acara Pra-PKPT.

Dalm agenda rakor itu, perwakilan BPK bi-asanya menyampaikan rencana pemeriksaanyang meliputi audit keuangan atas laporankeuangan dan audit lainya (audit kinerja danaudit dengan tujuan tertentu) serta pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam UU No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelo-laan dan Tanggung Jawab Keuangan Negarayang antara lain mewajibkan pejabat yang di-periksa menindaklanjuti dan memberikan jawa-ban atas rekomendasi dalam LHP serta pen-genaan sanksi administrasi dan pidana bagipejabat yang tidak melaksanakan kewajibantindak lanjut tersebut. Hingga saat ini, belumterang benar mekanisme sinkroniasasi PKPTataupun penanganan tindak lanjut BPK sertainformasi pengenaan sanksi tidak tuntasnyatindak lanjut itu.

Sementara, BPKP lebih menekankan keg-

iatan yang bersifat fasilitasi/konsultasi mana-jemen baik di bidang pengawasan maupunakuntabilitas kinerja serta rencana pemerik-saan dana dekonsentrasi yang disinerjikandengan lembaga pengawasan di daerah. Han-ya saja, dalam setiap rakor, kerapkali eksisten-si BPKP dipertanyakan peserta, kendati, di satusisi, masih dibutuhkan kehadiran dan bantu-annya. Tidak jarang, BPKP juga mengadakanrakor dan mengundang APIPnya lain baik un-tuk koordinasi PKPT maupun tindak lanjut hasilaudit. Belum lagi, para auditor BPKP yang ditu-gaskan melakukan audit khusus atau bantuanaudit dalam penghitungan kerugian negara.

Di samping rakorwas yang diselenggarakanItjen Departemen Dalam Negeri, kantor Kement-erian PAN juga mengadakan rapat regional, yangjuga mengundang atau melibatkan Bawasda/In-spektorat. Di kuartal pertama setiap tahun di-agendakan seremoni penyerahan LAKIP, yangbiasanya dibuat atau dikoordinasikan oleh Bawa-da/Inspektorat, dengan bantuan BPKP atauMenpan. .Dan sejak tahun 2006, KementerianPAN menyelenggrakan rapat koordinasi region-al monitoring dan evaluasi (Kormonev) Inpres 5Tahun 2004 mengenai Percepatan PemberantasanKorupsi. Dari laporan dan fakta terlihat, efektivi-tas implementasi Inpres di pusat maupun di daer-ah ini kiranya perlu ditinjau dan dievaluasi. Ka-sus korupsi bukannya menurun, malah cen-derung naik.

Pada tahun 2004, kantor Kementerian PANpernah mengadakan seminar dan lokakarya(Semiloka). Semiloka yang bekerjasama den-gan ForBes-APIP itu bertujuan untuk mem-formulasikan sistem pengawasan nasionalyang disumbangkan ke pemerintahan RI. Semi-loka mendiskusikan hasil kunjungan kerja danbenchmarking ke RCC dan Hong Kong dalamhal pengelolaan pengawasan dan pemberantasanKKN. Dari masukan ForBes itu, Kementerian PANtelah menyusun RUU Sistem Pengawasan Na-sional, yang sampai saat ini terus dibahas.

Sesuai dengan surat Menpan No. B/2009/M.PAN/10/2004 tanggal 11 Oktober 2004, pe-rubahan nomenklatur Bawasda menjadi Ins-pektorat dan penyebutan pejabat (titelatur)Kepala Bawasda menjadi Inspektur dapat di-lakukan melalui kebijakan daerah masing-mas-ing. Pemerintah Kabupaten Rokan misalnyatelah menerbitkan Keputusan Bupati Rokan Hilirtentang Pemberdayaan Bawaskab Rokan Hilir,termasuk di antaranya mengubah nomenklaturtersebut. Namun, pengubahan itu belum efektif,karena masih menunggu pengesahan RanperdaSOTK Inspektorat Rokan Hilir.

Terlepas dari kontroversi nomenklatur ins-pektorat, badan atau dinas, secara substantifsebetulnya tupoksinya tidak banyak berubah.Eksistensi inspektorat dan arah kebijakan pen-gawasan yang telah ditetapkan selama inikiranya perlu dikaji secara sungguh-sungguhsehingga inspektorat—dan apa pun naman-ya—dapat berfungsi efektif sebagai auditor

Temu teknis pengawasan Inspektorat Jendral Depertemen Perindustrian dengan Badan Pengawasan

Daerah Provinsi Riau beberapa waktu lalu.

Page 8: Edisi IV

2 A u d i t o r i a lWarta Auditor88888

klik www.auditor-rohil.net

internal pemerintah daerah. Terkait denganfungsi dan struktur Inspektorat, jabatan fung-sional di Inspektorat juga perlu segera diteta-pkan, pejabat pengawas pemerintah (jabwasp-em) atau pejabat fungsional auditor (PFA).

Dalam media ini pernah didiskusikan apa-kah inspektur itu auditor, pengawas atau pe-meriksa. Pada prinsipnya, inspektur, penga-was atau pemeriksa itu adalah auditor, yangmelakukan tugas pemeriksaan (audit) dan re-viu laporan keuangan dan evaluasi kinerja pro-gram/kegiatan auditan serta tugas-tugas pe-meriksaan khusus (investigasi). Jika posisin-ya di dalam organisasi, dia disebut auditor in-ternal, seperti inspektorat (pemerintah), satu-an pengawasan internal (BUMN/D). Jika be-rada di luar, disebut auditor eksternal, misaln-ya seperti BPK atau kantor akuntan publik (diluar pemerintah) yang lebih berfungsi melaku-

kan fungsi atestasi laporan keuangan. Tekni-knya, ya audit, reviu, evaluasi dan teknik-teknik lainnya sesuai tujuan penugasan yangdilakukan.

Sambil menunggu pengesahan RUU SistemPengawasan Nasional, rancangan peraturanpemerintah mengenai sistem pengendalian in-ternal (SPI) serta penjabarannnya yang lebihtegas dan tepat untuk pelaksanaan kegiatandi bidang pengawasan, Pemerintah Rokan Hi-lir melalui Bawaskab Rokan Hilir telah melaku-kan berbagai upaya dan langkah penyempur-naan. Di antaranya menetapkan sejumlah pro-gram dan kegiatan sesuai arahan kebijakanpengawasan dan sejalan dengan implementa-si APBD berbasis kinerja dan upaya percepa-tan implementasi good governance.

Dalam usulan SOTK baru, tugas pokok danfungsi Inspektur Kabupaten Rokan Hilir lebih

dikembang sebagai auditor internal pemerintahdaerah – sebagai katalis yang membantu kepaladaerah di bidang pembinaan dan pengawasanfungsional dalam upaya percepatan perwujudangood governance, dengan pendekatan risk, con-trol dan governance. Inspektorat daerah memangsudah saatnya memperkuat SPI (yang kondisin-ya masih buruk, dari reviu BPK) manajemen pe-merintahan daerah .

Jadi, bukan sekedar watchdog atau pemad-am kebakaran. Inspektorat mesti eksis, ada dimana-mana, bukan kemana-mana, tidak (bo-cor) kesana kemari, meminjam kata PresidenSBY. Semestinyalah Inspektorat jadi teladanatau role model di daerah. Agar tidak dicapsekedar refreshing atau jalan-jalan, agendarakorwas ke depan kita harapkan mampumenuntaskan persoalan mendasar penga-wasan pemerintah.Suai?

Semua Wajar Dengan Catatann Opini BPK

BPK menilai LKPD Pemprov Riau, Pemko Pekanbaru, Dumai, Pemkab

Kampar, Rohil dan Pelalawan 2006 wajar dengan pengecualian (WDP).

BPK juga menemukan adanya pertanggungjawaban anggaran puluhan

miliar yang meragukan.

Badan Pemeriksa Keuangan memberikan opini“Wajar Dengan Pengecualian/WDP” terhadapenam entitas provinsi/kabupaten/kota di Riaudalam pemeriksaan atas Laporan Keungan Pe-merintah Daerah (LKPD) TA 2006 pada HapsemI TA 2007. Keenam entitas yang diperiksa itumeliputi Provinsi Riau, Kota Pekanbaru, Du-mai, Kabupaten Kampar, Rokan Hilir dan Pele-lawan.

Hapsem I TA 2007 tersebut telah diserahkanKetua BPK RI Anwar Nasution kepada KetuaDPR Agung Laksono di Gedung DPR/MPR/DPD beberapa waktu lalu. Riauterkini mendap-atkan laporan tersebut pada Senin (22/10) di ge-dung DPR RI Jakarta dan berikut sebagian te-muan BPK terhadap enam entitas dimaksud se-bagaimana dilaporka RiauTerkini.Com.

Pemeriksaan atas LKPD TA 2006 terhadapenam entitas itu, dengan realisasi anggaran penda-patan sebesar Rp 8,70 triliun, belanja sebesarRp 6,93 triliun, pembiayaan penerimaan sebesarRp 3,21 triliun, dan pembiayaan pengeluaransebesar Rp 4,49 triliun. Namun, meski mem-berikan opini WDP, BPK tetap menilai sistempengendalian intern di enam entitas tersebut masihlemah dan tidak sepenuhnya mematuhi ketentu-an perundang-undangan.

Pada LKPD Provinsi Riau misalnya, BPKmenilai pertanggungjawaban Belanja AdministrasiUmum Aparatur kurang didukung bukti yanglengkap sebesar Rp4,22 miliar dan terjadi salahpembebanan sebesar Rp 1,14 miliar. Lalu, pen-

geluaran kas daerah minimal senilai Rp 4,91 miliarpada Dinas Peternakan juga belum dipertanggung-jawabkan. Kemudian sisa kas pada pemegang kasbelum disetor ke kas daerah mencapai Rp 2,66miliar. Dan berita acara serah terima atas pengada-an 1200 ekor sapi pada Dinas Peternakan senilaiRp 13,84 miliar tidak dibuat sesuai dengan kondisisebenarnya. BPK menilai seluruh penyajian Lapo-ran Keuangan Provinsi Riau belum bisa diyakinikewajarannya.

Di Pekanbaru, BPK menemukan adanya pem-berian bantuan keuangan kepada parpol melebihiketentuan sebesar Rp 128,50 juta dan belanja kep-erluan DPRD dibiayai dari belanja Sekda Pekanba-ru sebesar Rp 91,50 juta sehingga merugikan keuan-gan daerah sebesar Rp 220,00 juta. BPK menemu-kan penyajian angka realisasi belanja Sekda danDispora dalam LRA TA 2006 belum sepenuhnyaberdasarkan bukti dan pengesahan sehingga pen-yajian realisasi belanja tersebut masing-masing sebe-sar Rp 22,09 miliar dan sebesar Rp 27,40 miliartidak dapat diyakini kewajarannya.

Kondisi tak berbeda juga ditemukan pada LKPDDumai. BPK menemukan status hukum BadanPengelolaan Air Bersih (BPAB) belum jelas. Disamping itu, pendapatan dan biaya operasionalBPAB tahun 2006 juga belum dicatat dalam LRATA 2006 sehingga berpotensi merugikan keuangandaerah sebesar sebesar Rp 4,33 miliar. Temuan terse-but juga terjadi pada pengeluaran belanja pada sat-ker kepala dan wakil kepala daerah, disdiik, danPuskesmas Bumi Ayu sebesar Rp 4,28 miliar be-

lum dipertanggungjawabkan sehingga penyajiandalan LRA TA 2006 tidak dapat diyakini kewa-jarannya. Sementara itu, realisasi belanja bantu-an keuangan tidak sesuai peruntukan nilainyamencapai Rp 3,92 miliar.

Sedangkan di Kampar, BPK menemukan per-tanggungjawaban APBD sebesar Rp 11,83 mil-iar belum didukung dengan bukti yang lengkapdan dipertanggungjawabkan kewajarannya. Pe-nyimpangan juga terjadi pada pendapatan retri-busi pelayanan kesehatan dan belanja pelayananjasa medik pada RSUD Kabupaten Kampar sebe-sar Rp 2 miliar. Pada pengutan PPN dan PPh,BPK menemukan kesengajaan terlambat setor,dan membuka peluang Rp 10,58 miliar yang di-hasilkan dari pungutan tersebut disalagunakan.

Di Rokan Hilir, temuan terjadi pada peneri-maan PPJ PLN dari PT PLN Cabang Dumai danCabang Rantau Prapat sebesar Rp 1,24 miliardan tidak disajikan dalam LRA. Lalu, pengelua-ran belanja tidak tersangka sebesar Rp 1,09 mil-iar tidak didukung bukti yang lengkap. Sementa-ra, sisa dana belanja tidak tersangka sebesar Rp4,84 miliar yang belum dicatat dan disetor keKas Daerah sebesar Rp 4,75 miliar. Ditemukanjuga penyimpangan pembayaran biaya pemun-gutan PBB TA 2006 sebesar Rp 242,76 juta ter-masuk di dalamnya pembayaran biaya pemun-gutan untuk KP PBB Dumai.

Sementara temuan audit di Pelelawan, BPKmenemukan SPJ BAU dan BOP pada Bawasdadengan realisasi sebesar Rp 3,26 miliar belummemenuhi syarat sahnya pengeluaran. Ditemu-kan adanya kerugian daerah sebesar Rp 302,21juta yang disebabkan pengembalian pokok pin-jaman modal kerja dari koperasi yang dikelolaDinas Koperasi tidak masuk kas daerah sebesarRp 179,50 juta, realisasi biaya pemeliharaan alatangkut darat bermotor Sekretariat DPRD tidaksesuai ketentuan sebesar Rp 62,78 juta dan ter-dapat pembayaran ganda kepada pihak ketigasebesar Rp 59,93 juta di Bappeda.

n

Page 9: Edisi IV

2 A u d i t o r i a lWarta Auditor 99999

klik www.auditor-rohil.net

n Rakorwasda Riau:

Mengkoordinasi

Bawasda dan BPK

Data Terkini Tindak

Lanjut Audit

Tindak lanjut hasil audit baik BPK

maupun aparat pengawasan internal

pemerintah sebagian besar telah

dituntaskan oleh Pemkab Rokan Hilir.

Namun, masih terdapat SKPD yang

belum menuntaskannnya.

Setakat ini, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir telahmelaksanakan tindak lanjut hasil audit keuangan yangdilakukan oleh Perwakilan BPK RI di Medan (untuklaporan keuangan Pemkab Rokan Hilir tahun anggaran2002/2003 dan 2004) dan Perwakilan BPK RI di Pekan-baru (untuk laporan keuangan Pemkab Rokan Hilir tahunanggaran 2005 dan 2006). Sedangkan naskah audit be-lanja tahun 2006/2007 yang dilakukan akhir Novemberlalu masih dalam proses pemabahasan dan penerbitanlaporan oleh tim BPK.

Pendapat/opini Akuntan BPK terhadap laporankeuangan Kabupaten Rokan Hilir sejak tahun 2002 s.d.2006 adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP); artin-ya laporan keuangan periode tersebut telah dapat diy-akini kewajarannya oleh auditor BPK sesuai standarakuntansi pemerintahan (SAP), kecuali beberapa cata-tan atau kelemahan yang harus ditindaklanjuti.

Ada pun, rekomendasi untuk temuan audit tahun

n SIMWASDA

Pada pertengahan tahun 2007 Riau menjadi tuan rumah

rapat kerja pemutakhiran data tindak lanjut. Dan kuartal ke-

tiga tahun ini juga, Bawasprov Riau menggelar Rakorwasda

se-Riau. Isunya klasik: duplikasi peneriksaan.

Bawasda, sebagai aparat pengawasinternal pemerintah daerah, sudah se-mesti berkoordinasi dengan aparatpengawasan eksternal seperti BPK.Bahkan, Bawasda juga harus mampumelakukan koordinasi dan sinkronisa-si dengan aparat penegak hukum.Demikian disampaikan Gubernur RiauH. Rusli Zainal, S.E., MP, ketika mem-buka rapat kerja pemutakhiran data tin-dak lanjut hasil pemeriksaan wilayahSumatera, di Pekanbaru, akhir Juli lalu.

Sebagai koordinator pengawasanpemerintah daerah di Riau, Rusli Zain-al pada kesempatan yang sama jugamenyampaikan pandangannya men-genai pengawasan dan penegakanhukum. Menurutnya, agar efektivitaspengawasan bisa dicapai dengan baik,aparat pengawasan dan aparat pene-gakan hukum perlu mengikuti mekan-isme yang jelas dalam penanganan ka-sus-kasus sehingga tidak terkesan ber-tubi-tubi. Dengan demikian, kegiatanpemerintahan dan pembangunan tetapharus berjalan secara baik, sementarapenanganan kasus-kasus pidana tetapdilaksanakan sesuai dengan kewenan-gan masing-masing.

Pada kuartal ketiga tahun ini, Rako-rwas se-Riau tahun 2007 juga diada-kan untuk mengkoordinasikan BadanPengawas Daerah (Bawasda) denganperwakilan Badan Pemeriksa Keuan-gan (BPK) di daerah, juga guna meng-hindari tumpang tindih pemeriksaanoleh kedua lembaga tersebut. Tump-ang tindih waktu pemeriksaan selainberpengaruh dengan waktu pelaksan-aan kegiatan, juga mengakibatkanpenyelesaian persoalan tidak maksi-mal.

“Kalau overlap pemeriksaan, wak-tu pelaksanaan kegiatan akan habisuntuk menyelesaikan, “kata SekretarisProvinsi Riau Raja Mambang Mit saatmembuka secara resmi rapat koordina-si Badan Pengawas Daerah se-Provin-

si Riau, 15 November 2007 di Pekanba-ru. Selain dihadiri seluruh Bawasda se-Riau, rakor tersebut juga dihadiri un-sur muspida Provinsi Riau, perwakilanBPK, perwakilan BPKP serta sejumlahkepala dinas di lingkup Pemrov Riau.

Menurutnya, pemeriksaan olehBPK dilakukan setelah fungsi sistempenyelenggaraan pemerintah dijalan-kan. Mulai dari perencanaan, kegiatan,pelaksanaan dan pengawasan. Danpengawasan merupakan bagian daripenyelenggarakan pemerintahan danpembangunan. Untuk itu, SekprovRiau itu menghimbau Bawasda di Riaumeningkatkan koordinasi dengan BPKperwakilan Riau.

Bagaimana pun, antara Bawasda danBPK, tambahnya, jelas ada berbedanya.Bawasda, sebagai aparat pengawasan in-ternal pemerintah, melakukan penga-wasan penyelenggaraan pemerintahandaerah secara regular dan komprehensif,sementara BPK, sebagai aparat penga-wasan eksternal, objek utamanya adalahpemeriksaan keuangan, yang memberi-kan opini atau pendapat akuntan ter-hadap laporan keuangan pemerintah daer-ah.

Rakor Bawasda se-Riau dengantema “Melalui Rakorwasda Kita Wu-judkan Persepsi Pengawasan atasPenyelenggaraan Pemerintahan Daer-ah” tersebut, bertujuan meningkatkanperan dan fungsi pengawasan ter-hadap penyelenggaraan pemerintahandaerah serta menghindari terjadinyatumpang tindih pemeriksaan terhadapsatuan kerja. Selain itu, untuk mewu-judkan keserasian program penga-wasan terhadap penyelenggaraan pe-merintahan daerah dan terciptanyakoordinasi dan persepsi yang sama di-antara aparatur pengawas fungsional,serta bertujuan terkoordinasinya PKPTtahun 2008 antara Bawasda Riau den-gan Bawasda Kabupaten/Kota se-Riau.n

Raja Mambang Mit

Gubernur RiauH. Rusli Zainal, S.E., MP

Sekretaris Provinsi Riau

Page 10: Edisi IV

2 A u d i t o r i a lWarta Auditor1010101010

klik www.auditor-rohil.net

pr

n Kormonev:

Pecat Pejabat yang

Manipulasi Data Honorer

Kementerian PAN memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Inpres 5 Tahun

2004 melalui rapat Kormonev di Medan. Dengan nada keras, Menteri PAN

akan menindak pejabat yang memanipulasi data honorer.

Negeri Sipil (PNS).“Ada salah satu daerah mengusulkan 1.300

honorer untuk diangkat jadi PNS, namun set-elah diteliti ternyata 1.000 di antaranya palsu.Untuk itu, saya telah meminta pihak kepoli-sian dan KPK membongkar adanya praktekpengangkatan tenaga honorer palsu tersebut,”ujar Meneg PAN, usai membuka Rapat Koor-dinasi Regional Evaluasi Pelaksanaan InpresNo.5 Tahun 2004 tentang Pembelajaran danKeberhasilan Penyelenggaraan Pemda yangdihadiri Sekda dan Kepala Bawasda dari 10Pemprov dan 131 Pemkab/Pemko se-Sumat-era.

Taufiq Effendi menyatakan, pihaknya akansegera menurunkan tim untuk melakukan pene-litian lebih dalam untuk membongkar kasusini, tanpa menyebut daerah yang dimaksud.“Kami akan teliti, bila hal itu memang benarterjadi, yang bersangkutan tidak akan diangkatdan pejabat yang bertanggungjawab akandiberhentikan dengan tidak hormat. Tak pedulibaik itu gubernur, bupati maupun walikota,”kata Taufiq Effendi.

Untuk itu, katanya, sebelum hal ini terjadiagar para aparat segera memperbaiki kesalah-annya. Kasihan, banyak yang benar-benar

honorer terganggu, kok tega-teganya melaku-kan seperti itu. Pemerintah memiliki keinginanyang sungguh-sungguh untuk melakukan per-baikan.

Taufiq Effendi juga menyebutkan, untuk tahun2007 ini pemerintah akan mengangkat 225 ribuhonorer jadi PNS dan sisanya sekitar 200 ribuhonorer sudah akan selesai tahun 2008 menda-tang. Menyangkut penerimaan PNS tersebut,penerimaan PNS akan ditentukan sesuai dengankebutuhan masing-masing daerah.

Ke depan, daerah-daerah dapat mengaju-kan permohonan untuk pegawai baru sesuaikebutuhan daerah, dengan kualifikasi yangjelas dan transparan. Sasarannya, kebutuhanpelayanan dasar guru dan perawat jangan sam-pai kurang. Untuk itu, tiap daerah harus melaku-kan evaluasi. “Menyangkut gaji itu urusanDepkeu dan Diknas. Urusan saya hanya men-genai pengangkatan. Namun, demikian sayaakan melakukan koordinasi dengan instansiterkait,” ujar Meneg PAN.

Acara rapat Kormonev juga menampilkansejumlah daerah yang sudah menjalankan thebest practices dalam pelayanan masyarakat.Di antaranya, Kabupaten Karang Anyar, Jem-brana, Pekanbaru. n

Menpan Taufiq Effendi: “Kami akan teliti, bila hal itu memang benar terjadi, yangbersangkutan tidak akan diangkat dan pejabat yang bertanggungjawab akan diberhentikandengan tidak hormat. Tak peduli baik itu gubernur, bupati maupun walikota”.

2002 s.d. 2005 telah ditindaklanjuti; un-tuk temuan audit tahun 2006 (audit atassistem pengendalian internal dan auditkepatuhan), dari 42 kejadian senilaiRp20,497 miliar, sudah ditindaklanjuti se-banyak 29 kejadian, sedangkan 13 keja-dian senilai Rp20,497 miliar masih prosespenyelesaian; ada pun nilai rupiah terse-but mencakup antara lain ketidaklengka-pan surat/bukti dukungan, belum dibuat-nya pertanggungjawaban (SPJ) dankelebihan pembayaran biaya pemungu-tan PBB.

Dengan demikian, tidak ada temuanyang mengindikasikan kasus korupsidalam hasil audit BPK, kecuali temuanketidakpatuhan atau penyimpangan ter-hadap administrasi dan prosedur, yangtidak terkait secara langsung denganpenyetoran ke kas daerah atau kerugiannegara/daerah.

Berdasarkan masukan dari BawaskabRokan Hilir, Bupati Rokan Hilir telah men-ginstruksikan seluruh pimpinan SKPD dilingkungan Kabupaten Rokan Hilir se-bagai berikut. Pertama, melaksanakan se-luruh proses kegiatan sesuai dengan per-aturan perundangan yang berlaku, teru-tama Keppres No. 80 Tahun 2003 sertaSK perubahannya; kedua, melaksanakansistem pengendalian internal (antara lainpenyusunan sistem dan prosedur tata us-aha keuangan daerah serta inventarisasiaset/barang daerah) dan pengawasanmelekat di lingkungan SKPD masing-mas-ing serta memberikan sanksi sesuai ke-tentuan yang berlaku.

Ketiga, melaksanakan Sistem AKIP,antara lain dengan menyempurnakan/menyusun Renstra, Rencana KinerjaTahunan, LAKIP, dan Penetapan Kiner-ja (Penja); keemapat, melaksanakan prin-sip-rinsip tata kepemerintahan yang baik(good governance); dan; kelima, segeramenindaklanjuti sisa temuan pemeriksaanaparat pengawasan fungsional yang be-lum diselesaikan (TPB) serta memberikansanksi sesuai dengan ketentuan yangberlaku.

Kepada Kepala Bawaskab Rokan Hi-lir, Bupati Rokan Hilir menginstruksikanuntuk membantu SKPD dalam melaksan-akan tata kelola pemerintahan yang baik,termasuk memantau dan meng-updatedata tindaklanjuti dan melakukan koordi-nasi dan konsultasi baik dengan aparatpengawasan fungsional maupun aparathukum. Untuk itu, Bawaskab Rokan Hilirsaat ini tengah menyempurnkan tampilansistem informasi tindak lanjut hasil auditdengan menggunakan SIMWAS yanglebih akomodatif dan multifungsi. n

Page 11: Edisi IV

2 A u d i t o r i a lWarta Auditor 1111111111

Struktur Baru

buat InspekturDengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Pemerintah Daerah, nomenklatur maupun struktur badan

pengawasan di daerah segera berubah. Dari badan menjadi inspektorat.

Apa bedanya?

Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir telahmengusulkan susunan organisasi dan tatakerja (SOTK) baru November lalu kepadaDPRD Kabupaten Rokan Hilir, termasuk SOTKInspektorat Kabupaten Rokan Hilir. Bupati Ro-kan Hilir mengharapkan SOTK baru tersebutdapat dijalankan pada tahun 2008. Sesuai PP41 Tahun 2007, daerah diberi waktu hinggapertengahan 2008 untuk membentuk SOTKbaru tersebut.

Ada pun Bawaskab Rokan Hilir Belumdibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No.20 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasidan tata Kerja Bawaskab Rokan Hilir dandiperkuat dengan Peraturan Bupati No. 700/KPTS/BP/17 bulan Mei 2006 perihal Pember-dayaan Bawaskab Rokan Hilir. Kendatinomenklatur baru Inspektorat sudah diaturdalam Perbub tersebut, namun belum dapatdilaksanakan berhubung Perdanya belum di-ubah.

Barulah, berdasarkan PP 41 Tahun 2007,nomenklatur baru di bidang pengawasan di-masukkan ke dalam SOTK baru, denganmengembangkan tugas pokok dan fungsi In-spektur Kabupaten sebagai pembantu Kepa-la Daerah sekaligus peran auditor internal pe-merintah daerah di bidang pembinaan danpengawasan fungsional dalam upaya perce-patan perwujudan kepemerintahan yang baik(good governance).

Namun, dengan alasan keberadaan Peja-bat Pengawas Pemerintah belum ada kejela-sannya, nomenklatur SOTK lama, khususnyauntuk eselon IV masih dapat dipertimbang-kan sampai jabatan fungsional pengawasantelah jelas keberadaannya. Posisi Inspekturberstatus eselon 2b, sekretaris dan tiga inspe-ktur pembantu berstatus eselon 3a, berbedasetingkat dengan kasubdin pada lembaga tek-nis daerah yang berstatus eselon 3b.

Dalam konsep reformasi pengawasan in-

ternal yang diajukan Bawaskab Rokan Hilirkepada DPRD Kabupaten Rokan Hilir melaluiBupati Rokan Hilir, prioritas pengembanganprofesionalisme SDM aparatur pengawas in-ternal Inspektorat Kabupaten harus mampumelakukan evaluasi sistem pengendalian in-ternal dan reviu laporan keuangan Kabupat-en Rokan Hilir dan SKPD secara bertahap danberkelanjutan.

Khusus untuk penanganan pengaduanmasyarakat dan publikasi negatif yang relatifmeningkat belakangan ini, Bawaskab RokanHilir telah mengusulkan dibukanya Kotak PosPengaduan. DI samping itu, perlu kiranyadibentuk semacam lembaga kontrolmasyarakat yang anggotanya terdiri daritokoh-tokoh masyarakat, LSM, pers dan pe-muda, yang diangkat, diberhentikan dan ber-tanggung kepada Bupati. Surat-surat pen-gaduan yang masuk dan laporan penelaahandari lembaga tersebut diproses lebih lanjutoleh Bawaskab Rohil atas perintah dan untukKepala Daerah.

Nama dan struktur boleh berubah. Namun,yang terpenting, kinerja harus terus meningkat.Jika direnungkan, apa pun namanya, inspek-torat wilayah, badan pengawasan, balik lagike inspektur, sebetulnya tak ada artinya jikakinerjanya tidak meningkat, apalagi buruk.Secara nasional pun, sistem pengawasan fung-sional, dan sinerginya dengan aparat hukumdi negara kita, toh belum tertata dengan baik.Seperti SOTK baru, perlu komitmen dan kon-sistensi kuat: the stuctures follow functions,bukan the functions follow structures.n

nnnnn SOTK:

klik www.auditor-rohil.net

SEBAGAI PELOPOR DAN PENGGERAKPEMERINTAH DAERAH YANG DALAM MENDUKUNGUPAYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAHYANG AKUNTABEL, TRANSPARAN DAN PARTISIPATIF(PILAR UTAMA (GOOD GOVERNANCE)

MENJADI AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH DAERAHYANG PROFESIONAL DALAM UPAYA MENDORONGTERWJUDNYA KEPEMERINTAHAN YANG ELOK(GOOD GOVERNANCE) DI LINGKUNGANPEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HILIR.

1. MENINGKATKAN PERAN PEMBINAAN DANPENGAWASAN DALAM PENGAMBILANKEPUTUSAN PIMPINAN.

2. MEWUJUDKAN MANAJEMEN PENGAWASANYANG HANDAL DAN KREDIBEL.

3. MEMBUDAYAKAN PENGAWASAN DILINGKUNGAN APARATUR PEMERINTAHDAERAH.

PERAN

VISI

MISI

2.

3.

4.

(1) (2) (3) (4)No. U R A I A N LAMA BARU

1. NOMENKLATUR BADAN PENGAWASAN INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HILIR.

SKPD KABUPATEN ROKAN HILIR.

SEBAGAI AGEN PERUBAHAN PEMERINTAH DAERAH YANGMENGGERAKKAN DAN MENDORONG TRANSFORMASIMANAJEMEN PEMERINTAHAN DAN TERCIPTANYA TATAKEPEMERINTAHAN DAERAH YANG BAIK (GOOD LOCAL GOV-ERNANCE).

MENJADI APARATUR PENGAWASAN INTERNAL PEMERINTAHYANG AMANAH DAN TERDEPAN DALAM MENDUKUNG UPAYAKABUPATEN ROKAN HILIR MEWUJUDKAN TATAKEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)

1. MENINGKATKAN AKTIVITAS PEMBINAAN DANPENGAWASAN DALAM RANGKA PENGAMBILANKEPUTUSAN PIMPINAN DAN PENGUATAN SISTEMPENGENDALIAN MANAJEMEN PERANGKAT DAERAH.

2. MEWUJUDKAN MANAJEMEN PENGAWASAN INTERNALYANG PROFESIONAL DAN BERINTEGRITAS.

3. MEMBUDAYKAN PENGAWASAN DAN SISTEMAKUNTABILITAS KINERJA DILINGKUANGAN APARATURPEMERINTAH, DPRD DAN MASYARAKAT.

NOMENKLATUR SKPD, PERAN, VISI DAN MISI BADAN PENGAWASAN KABUPATEN ROKAN HILIR

Page 12: Edisi IV

2 A u d i t o r i a lPeraturan1212121212

klik www.auditor-rohil.net

1 ayat (1) huruf c UU No. 3 Tahun 1971, dan Pasal5 UU No. 31 Tahun 1999 sebagai tindak pidanakorupsi, yang kemudian dirumuskan ulang padaUU No. 20 Tahun 2001.

Untuk menyimpulkan apakah suatu per-buatan termasuk korupsi menurut Pasal ini,harus memenuhi unsur-unsur:

1. Setiap orang;2. Memberi suatu atau menjanjikan sesuatu;3. Kepala pegawai negeri penyelenggara

negara;4. Dengan maksud supaya berbuat atau tidak

berbuat sesuatu dalam jabatannya sehingga bertentangan dengan kewajibannya;

MENYUAP PEGAWAI NEGERIADALAH KORUPSI

Rumusan korupsi pada Pasal 5 ayat (1)huruf b UU No. 20 Tahun 2001 berasal dariPasal 209 ayat (1) angka 2 KUHP yang dirujukdalam Pasal 1 ayat (1) huruf c UU No. 3 Tahun1971, dan Pasal 5 UU No. 31 Tahun 1999 se-bagai tindak pidana korupsi, yang kemudiandirumuskan ulang pada UU No. 20 Tahun 2001.

Untuk menyimpulkan apakah suatu per-buatan termasuk korupsi menurut Pasal ini,harus memenuhi unsur-unsur:

1. Setiap orang;2. Memberi sesuatu;3. Kepada pegawai negeri penyelenggara

negara;4. Karena atau berhubungan dengan suatu

yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya;

MEMBERI HADIAH KEPADAPEGAWAI NEGERI KARENA JABATANNYAADALAH KORUPSI

Rumusan korupsi pada Pasal 13 UU No. 31Tahun 1999 berasal dari Pasal 1 ayat (1) hurufd UU No. 3 Tahun 1971 sebagai tindak pidanakorupsi, yang kemudian diubah rumusannyapada UU No. 31 Tahun 1999.

Untuk menyimpulkan apakah suatu per-buatan termasuk korupsi menurut Pasal ini,harus memenuhi unsur-unsur:1. Setiap orang;2. Memberi hadiah atau janji;3. Kepada pegawai negeri;4. Dengan mengingat kekuasaan atau we-

wenang yang melekat pada jabatan ataukedudukannya, atau oleh memberi hadi-ah atau janji dianggap, melekat pada jaba-tan atau kedudukan tersebut;

PEGAWAI NEGERI MENERIMA SUAPADALAH KORUPSI

Rumusan korupsi pada Pasal 5 ayat (2) UUNo. 20 Tahun 2001 adalah rumusan tindak pi-dana korupsi baru yang dimuat pada UU No.20 Tahun 2001.

APA YANG DIMAKSUD

DENGAN KORUPSI ?Menurut perspektif hukum, defenisi korupsi secara gamblang telah dijelaskan dalam 13

buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Berdasarkan pasal-pasaltersebut, korupsi dirumuskan ke dalam tiga puluh bentuk/jenis tindak pidana korupsi. Pasal-pasal tersebut menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan yang bisa dikenakan pi-dana penjara karena korupsi.

Ketiga puluh bentuk/jenis tindak pidana ko-rupsi tersebut pada dasarnya dapat dikelom-pokkan sebagai berikut :1. Kerugian keuangan negara, terdapat pada

pasal 2 dan pasal 3;2. Suap-menyuap, terdapat pada pasal 5 ayat

(1) huruf a dan b, pasal 5 ayat 2, pasal 13,pasal 12 huruf a dan b, pasal 11, pasal 6ayat (1) huruf a dan b, pasal 6 ayat (2),pasal 12 huruf c dan huruf d;

3. Penggelapan dalam jabatan terdapat padapasal 8, pasal 9, pasal 10 huruf a, huruf bdan huruf c;

4. Pemerasan terdapat pada pasal 12 huruf e,huruf g, dan huruf f;

5. Perbuatan curang terdapat pada pasal 7ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c danhuruf d, pasal 7 ayat (2), pasal 12 huruf h;

6. Benturan kepentingan dalam pengadaanterdapat pada pasal 12 huruf i;

7. Gratifikasi terdapat pada pasal 12 B jo.Pasal 12 C.

Selain defenisi tindak pidana korupsi yangsudah dijelaskan di atas, masih ada tindak pi-dana lain yang berkaitan dengan tindak pidanakorupsi. Jenis tindak pidana lain itu tertuang padaPasal 21, 22, 23 dan 24 Bab III UU No. 31 Tahun1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang pember-antasan tindak pidana korupsi.Jenis tindak pidana lain yang berkaitan den-gan tindak pidana korupsi terdiri dari :1. Merintangi proses pemeriksaan perkara

korupsi, pada pasal 21;2. Tidak memberikan keterangan atau mem

berikan keterangan yang tidak benar, padapasal 22 jo. Pasal 28;

3. Bank yang tidak memberikan keteranganrekening tersangka, pada pasal 22 jo. Pasal29;

4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu,pada pasal 22 jo. Pasal 35;

5. Orang yang memegang rahasia jabatantidak memberikan keterangan atau memberi keterangan palsu, pada pasal 22 jo.Pasal 36;

6. Saksi yang membuka identitas pelapor,pada pasal 24 jo. Pasal 31

MELAWAN HUKUM UNTUKMEMPERKAYA DIRI DANDAPAT MERUGIKAN KEUANGAN

NEGARAADALAH KORUPSI

Rumusan korupsi pada Pasal 2 UU No. 31Tahun 1999, pertama kali termuat dalam Pasal1 ayat (1) huruf a UU No. 3 Tahun 1971. Perbe-daan rumusan terletak pada masuknya kata”dapat” sebelum unsur ”merugikan keuangan/perekonomian negara” pada UUNo. 31 Tahun1999. Sampai dengan saat ini, pasal ini terma-suk yang paling banyak digunakan untukmemidana koruptor.

Untuk menyimpulkan apakah suatu per-buatan termasuk korupsi menurut Pasal ini,harus memenuhi unsur-unsur:

1. Setiap orang;2. Memperkaya diri sendiri, orang lain atau

suatu korporasi;3. Dengan cara melawan hukum;4. Dapat merugikan keuangan negara atau

perekonomian negara;

MENYALAHGUNAKAN KEWENANGANUNTUK MENGGUNTUNGKANDIRI SENDIRI DAN DAPAT MERUGIKANKEUANGAN NEGARA ADALAH KORUPSI

Rumusan korupsi yang ada pada Pasal 3UU No. 31 Tahun 1999 pertama kali termuatdalam Pasal 1 ayat (1) huruf b UU No. 3 1971.Sampai dengan saat ini, pasal ini termasukyang paling banyak digunakan untuk memi-dana koruptor.

Untuk menyimpulkan apakah suatu per-buatan termasuk korupsi menurut Pasal ini,harus memenuhi unsur-unsur:1. Setiap orang ;2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri

atau orang lain atau suatu korporasi;3. Menyalahgunakan kewenangan, kesem

patan atau sarana;4. Yang ada padanya karena jabatan atau

kedudukan;5. Dapat merugikan keuangan negara atau

perekonomian negara;

MENYUAP PEGAWAI NEGERIADALAH KORUPSI

Rumusan korupsi pada Pasal 5 ayat (1) hurufa UU No. 20 Tahun 2001 berasal dari Pasal 209ayat (1) angka 1 KUHP, yang dirujuk dalam Pasal

nnnnn Buku Saku KPK

Page 13: Edisi IV

2 A u d i t o r i a lKolom Pendapat 1313131313

klik www.auditor-rohil.net

SEKOLAH ANTI KORUPSI

Sepulangnya

dari Bagan saya pun membolak-balik

surat kabar. Terbacalah saya Riau

Tribune (24/11) “KPK tinjau

sekolah  percontohan anti korupsi”.

Tentu saja berita ini menarik. Sebab

lembaga korupsi yang paling besar

di Indonesia yang selalu di ranking

satu Departemen Agama dan dinas

pendidikan sebagai ranking kedua. 

Saya pikir KPK akan membuka sekolah antikorupsi. Di mana berbagai koran telah menu-lis kepala KPK tebang pilih terhadap kasuskorupsi dan mulai berbau politik. Sehinggaperlu pula KPK membuat sekolah korupsi danpolitik. Yang menarik pula yang ditinjau olehKPK  bukannya sekolah anti korupsi tapi be-berapa sekolah dimana korupsi nya tak terci-um yakni SMAN I Pekanbaru. Syahrudindidampingi Asisten II kota Pekanbaru, Drs.Kastalani Rahman melakukan tinjaun kebeber-apa  ruas sekolah untuk melihat proses bela-jar dan penerapan sikap anti korupsi disekolah.

Syahrudin memberikan pesan kepada salahsatu guru agama di SMAN I agar menanam-kan jiwa anti korupsi pada diri anak yang tidakterlepas dari doktrin pendidikan agama. “Se-bagai guru agama memiliki tugas berat untukmembentuk pribadi anak. Kendati tugas inimulia yang merupakan  berperan penting se-orang guru agama”.

Cobalah bayangkan yang diminta kepadaguru agamanya dimana departemennya nge-top nomor satu korupsi, yang ditinjau pulasekolah. Apa yang ditinjau di SMA I ini? Ru-

panya kantinnya. Dulupun waktu sayasekolah di SMA ini tahun 1956 daerah ini masihdisebut daerah Suma Hilang  berlaku juga kan-tin Pak Parto, hanya yang dimakan godok ubitiga, dibayar dua. Rupanya sekarang sudahmeningkat kejujurannya, minum dua teh bot-ol bayar dua teh botol.  Boleh jugalah dapatpujian. Hanya saja baru-baru ini terbaca puladiberbagai berita SMA Plus berbau korupsi3,5 miliar. 

Sebagai guru tua  saya  pernah pula men-jadi guru dari sang kepala SMA ini.  Saya lihatsekolah ini maju, tak tampak tanda-tanda ko-rupsi do, yang lulusnyapun beken-beken. Tiba-tiba saja  sekolahnya berbau korupsi 3,5miliar dan ditanya orang pula kepada pendi-rinya. Walaupun cerita ini tak berujung tapibau korupsi beginipun sangat mudah  terci-um  entah kemana-mana.

Korupsi ini pun susahlah nak didefinisi-kan apa sebetulnya barangnya bahkan sam-pai-sampai Bank Indonesia juga terlibat beru-pa paket untuk anggota DPR RI yang kebetu-lan Ketua BPK sekarang menjadi Deputi Gu-bernur BI. Yang lucunya yang melaporkananggota DPR RI  menerima kiriman puluhanmiliar ini justru dari BPK yang kini dijabat olehAnwar Nasution. Jadi dengan perkataan lainkapak mengapak kepala sendiri. Angka korupsibagaimana pun juga  mekanismenya di pemer-intahan  tidaklah lepas dari bau-bau  politik. 

Saya yang bolak-balik ke DPR RI berbin-cang mengenai calon independen dan mem-berikan pula makalah Tidak Loloskan CalonIndependen Ancaman Terhadap KesatuanBangsa Indonesia yang dilaksanakan olehSierra Communications bersama Siti Nurbayamantan Sekjen Depdagri. Ada anggota DPRyang bilang pemilihan calon independen itutak ada di dunia. Padahal di Malaysia ada. Tak dapat juga DPR merumuskan calon inde-penden begitu pula draftnya dari pemerintah,maka tentu saja saya yang ingin jadi calongubernur Riau terkatung-katung. Ada yangbilang dibawah 1 juta penduduk cukup 3 per-sen, ada pula yang menyatakan 2-4 juta pen-duduk  15 persen. Inilah yang diparipurnakanoleh DPR RI berjam-jam sampai makan siang.

Akhirnya sayapun berpikir-pikir kalau taktahu ujung pangkalnya bagaimana pula nakmenjadi calon gubernur padahal sudah prin-sip saya “Daripada tak tak kerja lain lebihbaiklah jadi Gubernur”. Jadi Presiden RiauMerdeka tak jadi, jadi Presiden RI melalui Kon-vensi Partai Golkar tak juga jadi. Apa salah-nya nak jadi Gubernur. Maka iyang iyang lahmengiyang...isik-isik lah berisik...berita dahbendang ke langit, kabar lah merebak kebu-mi.. Terdengar pula berita bahwa saya ini kenasogok untuk mundur, padahal maju saja be-

lum tentu. Lantaknyalah.Bagaimana pula KPK dapat memantau ka-

lau saya ini sudah terima duit entah berapamilyar dari petinggi Riau sehingga saya mun-dur dari calon. Sayapun mengikuti pula disku-si RRI mengenai perfilman di Riau. Yang bic-ara tentulah tokoh budaya Yusmar Yusuf.Ketika audien bertanya bahwa dana FFI itumenghabis-habiskan duit saja tiba-tiba acaraberhenti dan berganti dengan musik. Saya punmenelepon “Kenapa  acara berhenti?”. “Yangdiwawancara sudah balik Pak”. Ada pula ko-ran yang menulis “Ranum terhadap korupsi”.Korupsi ini memang susahlah untuk diberan-tas. Apalagi  corruption watch selalu meletak-kan Indonesia kalau tak nomor satu, nomor 3.Turunpun sebentar, naik lagi rankingnya.

Memang yang paling ideal dibuatlahsekolah anti korupsi. Nah, bagaimana kuriku-lumnya? Tentulah yang pertama-tama bagaim-ana ciri-ciri Nabi, mulai dari Adam yang sem-pat mengkorupsi buah quldi sampai junjun-gan kita Rasulullah dan tentulah tak termasukAhmad Mosadeq yang ngaku Nabi bagaima-na kejujuran mereka dan motifasi hidup mere-ka sederhana sehari-hari. Pelajaran keduabagaimana mau hidup sederhana dengan gajiyang tak cukup. Ketiga, kalau pegawai negeritanpa posisi cukup untuk 10 hari makan, 20hari pandai-pandailah kalau perlu puasa se-nin-kamis atau senin-senin. Keempat, kalaudia DPRD diajar bagaimana dia harus turun kelapangan ke Meranti Bunting dan TanjungKongkong, tak usah studi banding keHongkong lagi ke Tanjung Kongkong sajalah.Pelajaran kelima yang sulit bagaimana untukmembeli mobil pemadam kebakaran sampaimantan Menteri Dalam Negeri Hari Sabarnokecolongan sebab diteken entah oleh Sekjen,entah Irjen, entah Jenjen pokoknya dia ke KPK.Pelajaran keenam tentulah diajar anak-anakKapak Merah. Artinya kalau sudah masuk keKPK tak perduli dia mantan putri sulut ataubupati masuk dulu 20 hari ke Polda Jaya.

Lalu tentu saja komentar Voni tak percayalagi pada manusia, sebab  tak percaya lagi padamanusia, yang percaya pada kucing itupunkalau mengeong dan pada cicak kalau tidakmengecak. Maka habislah pelajaran anti ko-rupsi pada sekolah korupsi dan tamatannyaakan mendapat sertifikat, nama sertifikatnyaAl Malaikatul Korupsiah. Artinya orang-or-ang yang berbadan manusia tapi berjiwamalaikat dan suci tidak lagi korupsi. Lulusanini sayangnya dilantik oleh Bapak Badau se-mentara Bapak Badau ini kebetulan pula rajakorupsi. Dipikir sih taubat, rupanya bila sem-pat babat.

Dan sekolah inipun membentuk IkatanAlumni yang bernama Al Jamiatul Korupsiah,rupanya keahliannya mencari celah (Ripos, 25November 2007).

n

Oleh TABRANI RAB

Page 14: Edisi IV

2 A u d i t o r i a lAuditan1414141414

klik www.auditor-rohil.net

Buku Tamu

Nawa El JamilieWeb ini cukup membantu kami untuk mendapatkan info terkait.

salamNawa el Jamilie, Yogya

Thanks

nnnnn Fadel Muhammad:

Auditor Tampil di Depan,

Beri Motivasi dan SolusiAPIP kerapkali menakutkan atau membuat auditan ketakutan. Cerita sukses

di Propinsi Gorontalo, dan mungkin daerah-daerah lain, mematahkan hal itu.

Propinsi Gorontalo salah satu propinsi yang menaruh perhatian dengan penga-

wasan. Sang Gubernur, Fadel Muhammad, yang menerima sejumlah penghar-

gaan dari pemerintah di bidang keuangan daerah, meyakinkan dan menaruh

harapan agar lembaga pengawasan bukan menjadi lembaga yang ditakuti se-

hingga instansi/satuan kerja enggan untuk melakukan improvisasi karena takut

salah langkah atau disalahkan.

“Bagi pejabat pengawas inter-nal pemerintah, saya percayaakan mampu mengemban tugassebaik-baiknya dan mampu mem-berikan motivasi agar setiap in-stansi/satuan kerja lebih berkrea-si, taat azas dan menjaga keber-samaan dalam rangka penyeleng-garaan pemerintahan daerah yangpada akhirnya bermuara kepadakesejahteraan masyarakat, “ ucap-nya pada sambutannya dalam ra-korwas data tindak lanjut hasil pemeriksaanregional di Gorontalo pertengahan tahun lalu.

Bagi Fadel, rakorwas adalah momentumpenting dalam menyatukan persepsi yang ber-kaitan dengan permasalahan yang terjadiakhir-akhir ini menyangkut sinergitas dan sink-ronisasi antar lembaga/institusi pengawasan,khususnya dalam menindaklanjuti yang men-yangkut TPTGR yang sering dikritisi antaralain adalah munculnya berbagai pelanggaranyang berulang dilakukan oleh aparat penye-lenggara pemerintahan dalam bentuk pen-yalahgunaan wewenang yang mengarah ter-

jadinya penyimpangan bernuansa TPK.Menurutnya, kondisi seperti inisangat memprihatinkan. “Namun,

kita tidak mungkin menjawabtuntutan masyarakat dengankeluhan, justru sebaliknya tun-

tutan itu harus menjadi tantan-gan dan bahan intropeksi sertamotivasi agar kita bekerja lebihkeras lagi, “ ujar pengusaha yangmengaku tak memiliki tanah se-jengkal pun di Gorontalo.

Oleh karena itu, dia meyakin-kan lembaga pengawasan inter-nal pemerintah dapat tampil kedepan untuk memberikan solusisehingga memperoleh jalan kelu-ar terbaik bagi penyelesaian per-

masalahan yang dihadapi. “Saya ingin men-yampaikan bahwa tekad dan komitmen Pem-prop Gorontalo untuk tetap mempertegas ko-mitmen dan tidak akan pernah memberikantoleransi terhadap pelanggaran yang dilaku-kan oleh aparat instansi/SKPDdi lingkunganpemerintah Provinsi Gorontalo.

Maklum, pemerintah menyadari bahwa per-baikan kinerja, pengawasan tanpa diikuti den-gan efektivitas tindak lanjut hasil penga-wasan, akan membuat hasil pengawasan terse-but tidak ada artinya dan merupakan pembo-rosan anggaran yang merugikan negara/daer-ah. “Pengawasan tidak akan mempunyai artiapa-apa, bahkan hanya akan menambah mar-aknya perilaku korupsi, kolusi dan nepotismedalam penyelenggaraan pemerintahan daer-ah apabila hasilnya tidak ditindaklanjuti,” ujarfigur gubernur incumbent yang menang telakuntuk kedua kalinya itu. n

Fadel Muhammad

n GRATIFIKASI:

PEJABAT DILARANG

TERIMA HADIAH

Surat edaran Menpan melarang para pejabatmengirim dan menerima hadiah. Mengapa?

Badan Pengawasan Kabupaten Rokan Hilirmengingatkan kepada semua pejabat,khususnya sebagai penyelenggara pemerintah,dilarang mengirim dan menerima hadiah padakesempatan hari-hari besar. Hal tersebutmengacu pada Surat Edaran Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara (MenegPAN) Nomor: SE/15/M.PAN/10/2006 tentanglarangan mengirim dan menerima hadiah hariraya di lingkungan penyelenggara negara.

Penegasan tersebut disampaikan KepalaBawasda Kabupaten Rohil Hardy Ak yangditemui Riau Pos, Kamis (27/9), di ruangkerjanya. ‘’Surat edaran yang telah dikeluarkanoleh Meneg PAN itu kan sifatnya sebagaiimbauan. Kendati sebagai imbauan, namunperlu mendapatkan perhatian serius dari semuapejabat yang ada di Kabupaten Rohil. Parapejabat dilarang mengirim dan menerima hadiahhari raya atau pada kesempatan apa pun,’’ kataHardy.

Surat edaran dari Meneg PAN ini, tambahHardy, ditujukan kepada semua pejabatpenyelenggara negara termasuk paragubernur maupun bupati dan walikota. ‘’Padasurat edaran itu disebutkan bantuan ataubingkisan hari raya di lingkunganpenyelenggara negara yang telahdirencanakan hanya dibenarkan dalam bentuksederhana dan dalam batas-batas kewajarandan kepatutan di lingkungannya masing-masing.Sebaliknya, bantuan atau bingkisan lebaran initidak berlaku bagi pegawai bawahan kepadaatasannya dan atau antara yang berkedudukansederajat,’’ kata Hardy.

Bantuan atau bingkisan dari atasan kepadabawahan, tambah Hardy, masih ada batas-batastoleransinya. Yakni, nilai bantuan atau bingkisanyang diberikan tersebut maksimalnya senilaiRp250 ribu. Hal tersebut sesuai dengan isi suratKomisi Pemberantasan Komisi (KPK) NomorB.2086/KPK/IX/2006 tanggal 26 September2006 perihal penetapan tentang nilai parsel yangmasih dapat diterima. ‘’Dan dana yangdigunakan untuk memberikan bantuan ataubingkisan itu harus dari sumber dana yang dapatdipertanggungjawabkan,’’ kata Hardy.Munculnya surat edaran ini, lanjut Hardy,dimaksudkan untuk menghilangkan kebiasan-kebiasan yang dapat menjurus kepada sikap-sikap koruptif. (Ripos)

Page 15: Edisi IV

2 A u d i t o r i a lA l b u m 1515151515

klik www.auditor-rohil.net

Wakil ketua KPK Dr. Syahruddin Rasul, SH mengunjungi “kantinjujur” SMPN I Bangko seusai peresmian KPT di Bagansiapiapi,14 November 2007.

Wakil Ketua KPK Dr Syahruddin Rasul, SH tampak Akrab dengansiswa-siswi SDN 006 Bangko I Bnagko Rokan Hilir saat kunjungankantin jujur di Bagansiapiapi

Pembukaan acara sosialisasi penyelenggaraan pelayananterpadu satu pintu di Bagansiapiapi 14 November 2007. Tampakhadir Wakil Ketua KPK Dr. Syahruddin Rasul, SH (tengah) didampingi Bupati Rokan Hilir H. Annas Ma’amun dan DeputiAkuntabilitas Aparatur Menpan Ir. Herry Yana Sutisna (kiri), KetuaDPRD Kab. Rohil Dedy Humadi dan Wakil Bupati Rohil H. Suyatno(kanan)

Wakil Bupati Rokan Hilir H. Suyatno menyerahkan Ranperdatentang SOTK kepada Wakil Ketua DPRD H. Rasyid Abizardisaksikan Ketua DPRD Dedi Humadi (kiri)

Bupati Rokan Hilir H. Annas Ma’amun, sedang menanam pohonpada acara gerakan menanam seribu pohon didampingi KepalaDinas Kehutanan H. Wan Ahmad Syaiful dan kepala Bappeda H.Wan Amir Firdaus.

Acara “KULTUM” menjelang buka puasa oleh Kabag Tata UsahaBPKP Perwakilan Prop. Riau Drs. Zulheri seusai acara PelatihanKantor Sendiri Kantor Bawaskab Rohil di Bagansiapiapi, Oktober2007

Page 16: Edisi IV

2 A u d i t o r i a lA l b u m

klik www.auditor-rohil.net

1616161616

Wakil Ketua KPK Dr. Syahruddin Rasul, SH (berbaju batik) menyaksikanperesmian kantor pelayanan terpadu (KPT) di Bagansiapiapi 14 Novem-ber 2007 didampingi Bupati Rohil H. Annas Ma’amun (berbaju putih) wakilBupati Rohil H. Suyatno, Ketua DPRD Dedi Humadi dan Kepala BawaskabRohil Hardy.

Wakil Bupati Rohil H. Suyatno sebagai pembina upacara padaperingatan Hari Pahlawan di Bagansiapiapi 10 November 2007

Bupati Rokan Hilir H. Anas Ma’amun (baju kuning) didampingiKepala Kanwil Depag Propinsi Riau Dr. H. Gaffar Usman padaacara peresmina Masjid Al-Ikhlas 2 Nopember 2007

Wakil Ketua KPK Dr. Syahruddin Rasul SH Sedang Berbincang-bincang dengan masyarakat tentang pelayanan oleh KPTdidampingi Bupati Rokan Hilir H. Annas Ma’amun (baju putih)dan kepala KPT H. Amiruddin (baju kuning) Bagansiapiapi 14November 2007

Ketua Dekranasda Kab. Rohil Hj. Latifa Hanum Annas melakukanPemutusan Pita tanda diresmikan gedung Dekranasda Kab. Rohil20 Desember 2007

Menperindag Mari Pangestu, didampingi Bupati Rohil H. AnnasMaamun dan Kadis Perindag Provinsi Riau melihat peta RokanHilir saat berkunjung ke stand Kabupaten Rokan Hilir di even RiauExpo beberapa waktu lalu.