edisi i : pelatihan mediadewi syafruddin untuk kualitas tbm

12

Upload: buletin-jendela-pustaka

Post on 14-Mar-2016

229 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Pelatihan Media Dewi Syafruddin Untuk Kualitas TBM, dll

TRANSCRIPT

�Jendela Pustaka Edisi I Januari 2009

Pelatihan Media Untuk Kualitas TBM5

Rayakan Hari Ibu Bersama L A N S I A4

Dari Belantara Beton Sampai Rimba Pinus6

STOP OVER (STO)Sebagai Wahana Belajar Masyarakat

10

Nonton Bareng di TBM Lingkar Pustaka Suwayuwo Pasuruan

9

DESEMBER12-14 Pelatihan Penulisan media untuk TBM dan

STO Sampoerna di Taman Dayu Pasuruan15 Rolling buku TBM Kasih Bunda Dukuh

Kupang dengan TBM Puspa Indah Krem-bangan Utara

18 Sehari Bersama Lansia di TBM Mawar Rungkut Barata

21 Pelatihan keterampilan di TBM kasih Bunda Dukuh Kupang

23 Nonton Film Bareng dan diskusi di TBM Lingkar Pustaka Suwayuwo

27 Keterampilan dari bahan daur ulang di TBM Wahana Baca Kedung Asem

27 Pembuatan hantaran di STO Kedungmangu28 Reguler meeting pengurus TBM Pasuruan30 Reguler meeting pengurus TBM Surabaya

JANUARI5 Soft Launching Buletin TBM7-8 Studi Banding TBM ke yogyakarta- Kegiatan pembelajaran di setiap TBM

dan STO

Daf

tar

Isi

Penanggung Jawab : YPPIPimpinan Redaksi : Hizbulloh Huda (YPPI)Sekretaris Redaksi : Rofi’i (STO Kebo Ireng)KontributorSurabaya : A.Rahman (STO Gunung Anyar)Pasuruan : Lailil (TBM Intan Pustaka)Distributor Surabaya : Arifin (TBM Wahana Baca)Pasuruan : Agus (TBM Lingkar Pustaka)

Jendela Pustaka adalah wahana komunikasi antar TBM dan STO Program Pustaka Sampoerna bermitra dengan Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia. Beru-saha meningkatkan kemampuan menulis dan memaju-kan kualitas komunitas masyarakat.

Jendela Pustaka Edisi I Januari 2009�

Sala

m R

edak

si

Bak gayung bersambut, segala cita yang selama ini diharap, menyeruak menampilkan wajahnya, seakan ikut memberi sambutan salam pada tahun baru 1430 H dan 2009 M. Seperti memberi nafas baru, terbitnya Jendela Pustaka menyuguhkan harapan baru dalam menapaki perjalanan Program Pustaka Sampoerna.

Rasa syukur dan terimakasih yang tiada terhingga tercurahkan pada Tuhan yang maha esa atas kesuksesan dan terbitnya Jendela Pustaka. Tak terkecuali juga kepada para tim pendukung yang berusaha mengiringi segenap proses dari Pelatihan Media sampai dengan Penerbitan, juga tak kalah pentingnya para insan TBM dan STO yang sudi meluangkan waktunya demi keinginan untuk meningkatkan mutu dan kualitas keterampilan menulis.

Pada edisi perdana ini, Jendela Pustaka berusaha mengejawantahkan apa yang telah diusahakan bersama dalam Pelatihan Media 12 - 14 De-sember 2008. Menjadi media berla-tih, berkomunikasi, dan berekspresi bagi masyarakat. Jendela Pustaka

Jendela Pustaka,Titik Cerah Terbitnya Surya

diharapkan dapat menjadi ruang baru pada insan dilingkungan TBM dan STO serta dapat memberikan dampak positif usaha meningkat- kan pengetahuan masyarakat umum.

Trini HaryantiDirektur Eksekutif Yayasan Pengembangan

Perpustakaan Indonesia

4Jendela Pustaka Edisi I Januari 2009

Dihadiri 50 orang lansia pada hari kamis tanggal 18 Desember 2008, Taman Belajar Masyarakat (TBM)

Mawar Rungkut Barata Surabaya men-gadakan acara “Sehari Bersama lansia”. Acara ini diadakan di Balai RW III Rung-kut Barata yang berada di area Taman Belajar Masyarakat Mawar dalam rang-ka memperingati hari Ibu dan sekaligus merupakan program kerja dari Taman Belajar Masyarakat tersebut.

Selain lansia dari Rungkut Barata, acara juga dihadiri Ibu Lurah, Ketua RW III Rungkut Barata dan Ketua dan pen-gurus lansia tingkat kelurahan, juga ada pemeriksaan gula darah dari Puskesmas Gunung Anyar. Pada kesempatan itu juga hadir Dr. Nina dari Puskesmas Gu-nung Anyar yang memberikan ceramah

Rayakan Hari IbuBersama L A N S I A

tentang sekilas penyakit yang diderita oleh lansia.

Ditambahkan oleh Dr. Nina, dengan berkurangnya kegiatan lansia, maka ker-ja otak, sendi dan organ tubuh menjadi berkurang sehingga menyebabkan mun-culnya keluhan-keluhan di atas. Untuk melatih kembali aktifitas smua itu dapat dilakukan dengan berkebun, jalan pagi, mengerjakan ketrampilan-ketrampilan olah raga yang teratur dan membaca karena dengan membaca akan mengu-rangi kepikunan.

Nyonya Dian Sjamsul selaku Ketua Taman Belajar Masyarakat Mawar men-gajak para lansia untuk meminjam koleksi buku di Taman Belajar Masyarakat agar dapat membantu para lansia yang ingin membaca buku sesuai anjuran Dr. Nina, maupun untuk menambah ketrampilan lewat buku-buku yang ada di Taman Be-lajar Masyarakat.

Menurut salah satu pengurus RW yang juga lansia dengan adanya acara ini mer-eka sangat senang karena dapat berinter-aksi dengan sesama lansia, bernostalgia, bertukar pendapat dan umumnya para lansia menyadari bahwa dengan bertam-bahnya usia, maka fisik juga bertambah rapuh dan ini tentu harus diterima den-gan ikhlas dan sabar. Dan di sisa usia ini diharapkan para lansia banyak beribadah dan berdoa.

Sri Pertiwi S.TBM Mawar

Terk

ini

Para lansia sedang asyik memilih-milih buku di TBM

5Jendela Pustaka Edisi I Januari 2009

Taman Dayu, Pasuruan, 13 Desember 2008

Sekitar 40 orang pengurus dan pengelola Ta-

man Belajar Ma-syarakat (TBM) dari Surabaya maupun Pasuruan, sabtu tang-gal 13 Desember 2008 mengikuti pela-tihan penulisan media massa yang diseleng-garakan oleh Yayasan Pengembangan Per-pustakaan Indonesia (YPPI) yang bermitra dengan Program Pustaka Sampoerna.

Pelatihan ini diadakan di Taman Dayu, Prigen sejak hari Jum’at tanggal 12 De-sember 2008 dan berakhir hari Minggu siang tanggal 14 Desember 2008.

Selain peserta dari 8 Taman Belajar Masyarakat (TBM) di Surabaya, pelatihan juga diikuti oleh 10 STO dari Surabaya, Pasuruan serta Forum penulis Pasuruan dengan berbagai nara sumber antara lain dari Lentera Sampoerna, Harian Suraba-ya Post, Jawa Post dan Komunitas Jurna-lis Peduli Lingkungan (KJLP).

“Dengan pelatihan itu diharapkan akan memberi wawasan dan peningka-

tan kemampuan dan ketrampilan menu-lis dari para pengurus / pengelola Taman Belajar Masyarakat di media yang nanti-nya ikut diterbitkan oleh Taman Belajar Masyarakat Sampoerna.” Kata Ida salah satu diantara panitia pelatihan.

Sesudah pelatihan itu semua peserta diminta untuk menerapkan ilmu yang didapat dipelatihan dalam menerbitkan majalah yang dikelola Taman Belajar Ma-syarakat di wilayah masing-masing.

Peningkatan kemampuan menulis dari pengurus Taman Belajar Masyarakat disamping menjadi bekal untuk mengem-bangkan... (bersambung ke halaman 12)

Pelatihan Media Untuk Kualitas TBMDewi Syafruddin

TBM Mawar

Terk

ini

Salah satu peserta sedang membacakan materi Pelatihan Media

6Jendela Pustaka Edisi I Januari 2009

“ngrum-pi” darurat

khas ibu-ibu. Tak ada yang leb-

ih pas kiranya untuk mengisi waktu senggang

menanti tibanya mobil pen-j e m - put selain “diskusi” kecil-keci-lan gaya ibu-ibu. Mulai dari sekedar “say hello-lah”,”how are you-lah” sampai ke guyonan khas mereka.

Tak seberapa lama berselang, dua mobil yang tadi sempat “dirasani” seketi-ka menampakkan “batang bempernya”, berhenti persis depan pintu graha sam-poerna. Perjalanan panjang pun dimulai, mobil yang kami tumpangi memasuki wilayah Pasuruan. Ada pemandangan kontras. jalan yang sebelumya hanya datar-datar saja kini mulai beranjak menanjak. Hawa sejuk dari pegunungan Pasuruan turun menyergap, seolah-olah menyambut kedatangan mobil peserta yang tadinya terpapar “kejamnya” hawa

Pelatihan yang mengambil tema Pelatihan Penulisan Media ini dise-lenggarakan oleh YPPI (Yayasan

Pengembangan Pustaka Indonesia) se-laku “eksekutor” dan panitia acara den-gan PT. HM. Sampoerna sebagai fasilita-tor sekaligus pemrakarsa ide adanya TBM dan STO. Pelatihan tersebut diikuti oleh sekitar tiga puluhan lebih anggota TBM dan STO. Dengan mengambil tempat di lokasi peristirahatan pegunungan, The Taman Dayu, Pandaan, Pasuruan.

Sekitar kurang lebih jam sepuluhan pagi, para peserta mulai berdatangan berkumpul memenuhi lobi graha sampo-erna, kompleks Plant Rungkut 1, Rungkut, Surabaya. Lobi yang tadinya lengang, kontan lebih hidup diwarnai suara ibu-ibu, yang memang mayoritas pesertanya berasal dari kaum ibu. Lobi yang tenang dan nyaman, tiba-tiba menjelma ruang

Abdul RohmanSTO. Gunung Anyar

Dari Belantara Beton Sampai Rim-ba PinusCerita Perjalanan Mengikuti Pelati-han MediaTe

rkin

i

�Jendela Pustaka Edisi I Januari 2009

panas Surabaya.Mobil masih juga enggan berhenti,

hingga tiba pada persimpangan jalan. Di kanan kami, tepat di muka sebuah areal yang luas tertutup, sebuah baliho berdiri menyapa. Water Park, wahana hiburan air di tengah kompleks, menjelaskan isi pesan baliho. Gemericik air dan suara tawa berderai bocah-bocah sayup sam-pai menyentuh daun telinga.

Ketika mobil berhenti. Sontak, beber-apa peserta bergegas turun. Hawa sejuk lembab berat menyergap.Aroma khas pinus menusuk hidung. Seketika fisik yang lelah, segar kembali. Namun, kes-emutan hebat yang dialami penulis tak kunjung pulih. Maklum, sedari Surabaya sampai lokasi kaki penulis ditekuk tak berbentuk, sama sekali tak bergerak dari saking overload-nya mobil kami.

Villa yang kami tempati benar-benar memanjakan. Ruangannya bertingkat dua menurun ke bawah. Memiliki 3 ka-mar, satu kamar mungil dengan ranjang “two on one bed” di lantai pertama. Ka-mar satu lagi juga mungil dengan “double bed”. Sisanya, kamar besar satu ranjang “two on one bed” ditambah empat buah kasur busa di atas lantai. Dua kamar yang terakhir berada di lantai kedua, bawah lantai pertama. Di tiap kamar tersedia kamar mandi lengkap dengan bath tub dan shower-nya disertai pilihan air panas dan dingin. Jika masih kurang nikmat? tinggal, blurrr… kolam renang belakang villa dengan view padang golf terbentang yang sesekali berseliweran nona-nona paddy girl menambah segarnya suasana berenang. Brrrr…segerrr…oui.

Jam tiga lebih beberapa menit peserta sudah memenuhi seisi ruang pelatihan. Meja kursi sudah tersusun rapi. Peserta sejenak duduk. Namun, tiba-tiba diko-

mando mendekat berkerumun mengel-ilingi sesosok perempuan tinggi sedang, rambut bergelombang, cekeran. “Mari kita bermain sebentar agar lebih fresh”, mbak yang kelihatan enerjik ini menga-wali pembicaraan. Peserta cuma mesam mesem menunggu permainan apa yang akan diketengahkan. “Kepala..bahu..pinggul..lutut dan kaki..”, sambil meme-gang bagian anggota tubuh yag disebut-nya, mbak yang ternyata bernama Eli, memberi gambaran jenis permainannya, “setiap anggota tubuh yang kusebut har-us disentuh dengan tangan sambil digoy-ang. Yang salah gerakan, berdiri di ten-gah lingkaran memimpin permainan!!..”.

Terk

ini

� Jendela Pustaka Edisi I Januari 2009

Sontak, gerrr.. para peserta. Dengan berakhirnya penjelasan mbak

Eli, permainan seketika meledak. Gaduh. Ketawa-ketiwi para peserta bersahut-sahutan sepanjang permainan. Peserta langsung terhanyut dalam riuhnya. Sisi kelucuan mereka terungkap kontan di sini. Pinggul, kaki, bahu digoyang. Satu persatu peserta menjelma seolah inul dengan ngebornya, ada yang bergoy-ang gergaji ala Dewi Persik, ngecornya uut pun merasuk dalam gerakan mereka. Benar-benar seru man!.

Sambutan dilanjutkan dari pihak Sampoerna diteruskan Bapak Bam-bang, Kepala Arsip Kepustakaan Kab.Pasuruan mewakili pihak “tuan rumah”. Dengan dibantu “slide show” beliau me-maparkan serba-serbi seputar siklus arsip berikut perputaran informasi dunia ke-pustakaan.

Bapak Bambang, yang pernah men-jabat bapak camat sebanyak tiga kali ini, mengurai sambutannya dengan penjela-san tentang kearsipan kepustakaan Pa-suruan. Di samping membahas kinerja personel perpustakaan Pasuruan, bapak berkumis tipis ini juga menunjukkan loka-si-lokasi perpustakaan cabang pasuruan yang tersebar di pelbagai kecamatannya beserta kemajuan-kemajuannya yang telah dicapai oleh instansi tersebut.

Sabtu 13 Desember 2008Ketua KJPL (Komunitas Jurnalis Pe-

cinta Lingkungan ), Mas Teguh Ardi Sri-anto, membuka materi tentang penulisan berita. Dengan slide show, bapak kela-hiran surabaya ini, mengupas tuntas se-gala hal tentang teknik penulisan berita di media. Di tiap akhir sub-bab materinya, dibuka kesempatan untuk bertanya. Tiap peserta ambil bagian, terutama kaum ibu, merekalah yang lebih aktif meman-

faatkan sesi ini.Materi terakhir dari pelatihan hari ini,

pengenalan fotografi. Materi yang diulas oleh mas ipung, begitu dia biasa dipang-gil, cukup menarik, meski, kadang ada istilah-istilah yang sulit di ngeh peserta. Penjelasan secara visual lebih ditonjolkan di sini. produk jepretan pria nyentrik ini, satu persatu dibahas. Bahkan, ada be-berapa karyanya yang pernah menjuarai berbagai perlombaan, dikupas. Nampak-nya materi terakhir ini lebih nyantai, tak terlalu banyak teori dijejalkan, jadi, tak begitu menguras energi.

Minggu 14 Desember 2008Seusai acara sarapan, tersisa satu

acara terakhir, pamungkas dari rangkaian acara pelatihan. Terlihat mulai ada keru-munan peserta dalam gedung pelatihan, tepat pada saat jam menunjuk pukul setengah sembilan pagi. Rupanya telah berlangsung briefing, apalagi kalau bu-kan permainan. Memang, tak henti-henti-nya panitia mengkombinasikan pelatihan dengan permainan. Suatu setting yang cerdik. Di samping menambah serunya acara, juga bisa memanej acara supaya tak terjebak pada kejenuhan.

Salut buat kepiawaian panitia dalam menjaga stabilitas kesegaran acara. Sepanjang bergulirnya acara, nyaris ke-meriahan selalu tercipta. Tiada sesi ber-lalu sepi, hampir seluruh peserta berpar-tisipasi, terutama ibu-ibu begitu sangat mendominasi. Jika seandainya ada pe-nobatan “man of the match” buat acara ini, tentu ibu-ibulah orangnya.

Terk

ini

9Jendela Pustaka Edisi I Januari 2009

Rabu, 2008 desember 24

Acara nonton film bareng di TBM Lingkar Pustaka Suwayuwo pada hari

selasa tanggal 23 desember 2008 kemarin berlangsung sangat meriah, antusiasme warga sekitar sangat baik. Padahal panitia sangat pesimis kalau ti-dak ada warga yang datang di balai desa, tempat pemutaran film yang kebetulan menjadi lokasi TBM Lingkar Pustaka.

Yang menyebabkan panitia pesimis warga tidak datang ke balai desa adalah hujan yang cukup deras, selain mengajak warga sekitar panitia juga mengundang perwakilan dari tiap-tiap TBM Pasuruan. Dari 3 TBM yang di undang,hanya dari TBM Mandala Bangsa yang tidak bisa ha-dir malam tadi, hal ini disebabkan karena lokasinya sangat jauh dan kondisi hujan yang cukup deras.

Dari TBM Intan Pustaka hadir lebih dari enam orang selanjutnya dari TBM Caha-ya Ilmu. Semakin larut malam warga yang berdatangan bertambah banyak, namun

Nonton Bareng di TBM Lingkar Pustaka Suwayuwo Pasuruan

say-ang sekali film yang diputar kurang bagus, awalnya film Harry Potter yang diputar. Rupanya war-ga banyak yang meminta film hantu dan akhirnya di ganti film pulau hantu namun dari pertengahan pemutaran film nga-dat, dan diganti lagi film Drop Out ,tetapi ternyata film DO ( Drop Out ) tidak layak untuk di putarkan karena penonton juga banyak usia anak – anak.

Pilihan terakhir diganti lagi dengan film pocong 3., ternyata warga sangat an-tusias sekali dengan film-film horor. Pe-mutaran film berakhir pukul 22.30.

Terk

ini

10Jendela Pustaka Edisi I Januari 2009

Keberadaan Stop Over (STO) atau yang lebih dikenal sebagai mobil perpustakaan keliling bagi ma-

syarakat perkotaan rasanya sangat pent-ing. Melalui mobil perpustakaan keliling ini pertama, bisa meningkatkan minat baca masyarakat, kedua masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan berb-agai macam buku yang memuat banyak macam informasi, ilmu pengetahuan, ket-

rampilan atau

kerajinan dan lain sebagainya. Konsep STO sejak lama telah di

dikembangkan oleh Yayasan Pengem-bangan Perpustakaan Indonesia (YPPI) kerjasama dengan Program Pustaka Sampoerna, mobil pintarnya blusukan dan menembus pemukiman padat pen-duduk.

Bagi masyarakat Surabaya yang seba-gian besar adalah pendatang yang um-

umnya miskin; tempat tinggal kumuh, penghasilan tidak tetap

karena sebagian dari mereka adalah: tu-

kang becak, parkir, bu-

ruh cuci, buruh pabrik, usaha

kecil dan lain sebagainya, dimana jum-lah pelaku usaha kecil sangat men-dominasi, ke-beradaan STO tentu saja telah

STOP OVER (STO)Sebagai Wahana Belajar

MasyarakatChoirul Mahpuduah

Koordinator Stop Over (STO) Rungkut Lor. Suar

a P

usta

ka

Jendela Pustaka Edisi I Januari 200911

memberi nilai plus.. Selain mobil pintar ini datang satu minggu sekali di sore hari mereka juga bisa meminjam buku terse-but dengan cara gratis pula. Dengan be-gitu yang sebelumnya jarang dan bahkan tidak pernah berkesempatan untuk mem-baca sekarang aktifitas itu akan menjadi sebuah kebiasaan baru.

Bagi perempuan pelaku usaha kecil jenis buku yang mereka pinjam umum-nya tentang ketrampilan dan resep roti - kue, bagaimana memulai sebuah usaha, mengembangkan bisnis. Jadi pilihan in-formasi yang dibutuhkan adalah yang mempunyai nilai ekonomis. Namun mer-eka juga tertarik pada buku-buku tentang pendidikan dan kesehatan.

Apabila di cermati selain bertujuan untuk meningkatkan minat baca ma-syarakat ternyata keberadaan STO juga sebagai wahana belajar. Satu lagi sebet-ulnya STO juga sebagai wadah baru bagi masyarakat untuk berinteraksi.

Jika diamati jumlah pengunjung dan peminjam di STO mereka sebagian besar adalah perempuan dan anak. Dari buku

yang mereka pinjam mereka dapat mengap-likasikan informasi yang didapatkan. Contoh ketika seorang ibu-ibu meminjam resep ma-sakan dia bisa mem-praktekan dan dia juga bisa menceritakan pada sesama peminjam hasil karya dan pengalaman-nya membuat kue-kue.

Sebagai contoh kedua ketika seorang anak mempraktekan eksperimen-eksperi-men praktis ysng dia baca dari buku yang dipinjam. Misalnya: membuat es krim dengan alat sederhana yang mana eks-perimen itu tidak pernah mereka dapat-kan disekolah.

Dari dua contoh konkrit tadi seperti-nya keberadaan STO harus di dukung untuk dikembangan. Bagi masyarakat yang sadar akan manfaat yang didapat-kannya tentu akan menyambut dengan banyak harapan. Di wilayah Rungkut Lor ternyata ada 3 lokasi yang masyarakat-nya menginginkan hadirnya STO.

Melihat fenomena yang seperti itu seharusnya masyarakat dan pemerintah lebih tanggap sehingga jumlah STO akan lebih banyak untuk dapat menembus pemukiman padat penduduk. Dengan adanya kemudahan mengakses informa-si salah satunya melalui buku-buku yang mereka pinjam diharapkan kedepannya dalam jangka panjang dapat mening-katkan SDM yang secara otomatis juga akan meningkatkan kwalitas hidup ma-syarakat.

Suar

a P

usta

ka

1�Jendela Pustaka Edisi I Januari 2009

Lanjutan Halaman 5potensi diri untuk mendapatkan nilai tambah yang dapat diperoleh melalui pembentukan media yang menjadi sara-na komunikasi dan pemberdayaan posisi Taman Belajar Masyarakat di masyarakat dan keberlanjutan finansial Taman Bela-jar Masyarakat.

Tentang pelatihan penulisan media yang di selenggarakan oleh yayasan

pengembangan perpustakaan indonesia(YPPI). Adalah ses-uatu hal yang baik untuk dilaku-

kan.karena program pelatihan tersebut sangatlah membantu para

relawan untuk bisa mengembang-kan bakat menulis mereka yang sem-

pat berhenti di tengah jalan.Dengan adanya pelatihan tersebut maka ilmu

pengetahuan mereka tentang bagaima-na cara menulis dengan baik, mudah , dan

dimengerti bisa bertambah dan berkembang.pertama kali saya mengi-kuti program pelatihan penulisan media ini,kesan pertama saya bagus, baik, dan menyenangkan. Bagus, karena di dalam cara menyampaikan pelatihan penulisan media tersebut. Para panitia penyelenggara mendatangkan orang-orang yang sudah tenar dan ahli dalam bidang mereka masing-masing yang berhubungan dengan tulis-menulis. Baik, karena acara yang diselengggarakan bersifat positif,apalagi waktu itu cara para panitia memberikan pelayanan yang sangat baik dan ramah tamah.meny-enangkan, karena di sana selain mendapatkan ilmu tambahan, saya juga mendapat-kan teman yang banyak , yang bisa diajak ngobrol dan bertukar pikiran. Pokoknya pendapat saya tentang program ini Is The Best dech.Yach moga-moga aja program yang diselenggarakan ini bisa berjalan dengan baik, lancar, dan sukses.siapa tahu program ini nanti akan berkembang pesat sampai ke pelosok mancanegara.

Selain itu dengan pembelajaran ini para pengurus Taman Belajar Masyarakat dapat menularkan ilmunya pada kader atau relawan Taman Belajar Masyarakat di wilayah tinggalnya mengingat pent-ingnya jaringan media dan membuka peluang untuk mengembangkan prospek Taman Belajar Masyarakat melalui tulisan di media.

Suar

a Pe

mba

ca

Oktavia RosdianaTBM Kasih BundaPelatihan Media

Is The Best Dech ...