edisi akhir periode mei 2017 -...

20
DIREKTORAT JENDRAL KAJIAN DAN AKSI STRATEGIS KEMENTERIAN LUAR NEGERI LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA 16/17 APAKABAR MEGAPROYEK HAMBALANG? LEGALISASI GANJA DI INDONESIA, MUNGKINKAH? SAAT DONALD TRUMP TERPILIH OPINI: TELAPAK TANGAN e . bulletin Edisi Akhir Periode Mei 2017

Upload: hoangcong

Post on 09-Jul-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DIR

EKTO

RAT

JEN

DR

AL

KA

JIA

N D

AN

AK

SI S

TRAT

EGIS

KEM

ENTE

RIA

N L

UA

R N

EGER

ILE

MB

AG

A K

EPR

ESID

ENA

N M

AH

ASI

SWA

16/1

7

APAKABAR MEGAPROYEK HAMBALANG?

LEGALISASI GANJA DI INDONESIA, MUNGKINKAH?

SAAT DONALD TRUMP TERPILIH

OPINI: TELAPAK TANGAN

e.bulletinEdisi Akhir Periode Mei 2017

MEGAKORUPSI E-KTP Muhammad Nur Iman

Fantastis mungkin kata yang sangat tepat untuk menggambarkan besaran nilai korupsi yang terjadi pada pengadaan KTP elektronik. Dana yang perlu dikeluarkan oleh pemerintah dalam pen-gadaan KTP elektornik menca-pai Rp 5,9 triliun, sedangkan disebut sebagai megakorup-si karena jumlah dana yang dikorupsi sebesar Rp 2,56 tri-liun atau 49% dari total dana yang dikeluarkan negara.

Korupsi barangkali su-dah sangat membudaya di Indonesia. Kurang beratnya sanksi bagi para koruptor yang paling mungkin mem-buat pemegang kekuasaan lain tidak merasa gentar atau takut untuk melakukan hal yang sama. Banyak koruptor di Indonesia yang dihukum penjara dengan waktu rela-tif singkat jika dibandingkan dengan tindak kejahatan lainnya. Tidak hanya hukum pidana yang dinilai rendah, sanksi denda juga terlalu ren-dah dibandingkan dengan nilai korupsi yang dilakukan.

Maraknya tindak korupsi ini menjadi sinyal bahwa pen-didikan yang menanamkan nilai-nilai kejujuran kian hari semakin pudar. Sejak dini se-orang anak harus ditanamkan bahwa kejujuran lebih penting daripada nilai yang besar na-mun didapat dengan mengha-lalkan segala cara seperti

menyontek. Akan tetapi, sis-tem pendidikan di Indonesia sendiri menghendaki besaran nilai untuk menentukan nasib keberlanjutan akademik ses-eorang. Peran orang tua dalam memupuk kebiasaan jujur pun tidak k a l a h penting d imana orang tua dan keluar-ga merupakan lingkungan pertama yang paling bertan-gung jawab dalam pros-es belajar seorang anak.

Hukum yang semak-in tegas dan berat sudah sepatutnya diberikan ke-pada koruptor agar dapat memberikan rasa jera dan rasa keadilan bagi mas-yarakat yang seharusnya dapat menerima manfaat dari dana yang pemerintah keluarkan. Apabila dana dari KTP elektronik yang di ko-rupsi ini dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur di daerah terpencil atau pem-berian raskin mungkin akan sedikit banyak membantu rak-yat Indonesia untuk mencapai kesejahteraan dan kemak-muran sebagaimana yang sudah dicita-citakan oleh para pendiri negara ini yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan karak-

ter pun perlu ditingkatkan agar bisa m e l a h i r -k a n g e n e r a s i

pembaha-ru yang

dap-a t membang-gakan dan me-majukan Indonesia di atas nilai-nilai kejujuran.

1 | K O R U P S I

APA KABAR MEGAPROYEK HAMBALANG?

Muhammad Nur ImanHambalang mungkin

identik dengan korupsi meg-aproyek yang melibatkan sa-lah satu parpol kenamaan di di dunia perpolitikan Indone-sia. Nama parpol ini ikut ter-

bawa diakibatkan ulah para anggotanya

yang memegang kendali meg-

a p r o y e k H a m -

balang. Setelah d i a u -d i t d a n

d ise l id i -ki, banyak se- k a l i penyimpangan dalam proyek ini. Mulai dari pemilihan lo-kasi Hambalang yang ter-masuk dalam tanah rawan bencana alam, harga peng-gantian tanah yang tergolong sangat tinggi, hingga biaya

pembangunan gedung dan fasilitas yang sangat besar hingga menelan Rp 2,5 trili-un. Akibat korupsi ini, nega-ra ditaksir mengalami keru-gian sebesar Rp 706 miliar.

Korupsi yang terjadi pada megaproyek hambalang ini bukan hanya merugikan ne-gara dari segi finansial saja. Banyak dampak yang timbul akibat korupsi ini seperti pe-rusakan alam sekitar proyek Hambalang yang menjadi sia-sia karena proyek tersebut ujuang-ujungnya mangkrak dan terancam hanya menjadi

bangunan setengah jadi yang tidak bergu-na. Dampak lainnya adalah tertundanya proyek pembinaan bibit-bibit talenta muda berbakat di Indonesia dalam bidang olahraga untuk membangg-akan Indonesia di kancah internasion-al. Bisa jadi, banyak anak-anak Indonesia yang sudah meng-

gantungkan harapan kelak dapat meraih cita-ci-

ta melalui proyek Hambalang namun berakhir pupus.

Setelah terpilihnya Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia meng-gantikan Susilo Bambang Yudhono, beliau berniat untuk

kembali meneruskan proyek yang sudah mangkrak se-jak tahun 2010 atau sejak ditetapkannya korupsi pada proyek itu. Bukti bahwa Pres-iden Jokowi ingin melanjutkan proyek tersebut adalah den-gan kehadiran beliau secara mendadak ke Hambalang. Namun untuk kembali melan-jutkan proyek tersebut, ban-yak tantangan yang harus dihadapi. Pertama, struktur tanah Hambalang yang se-dari awal diketahui sangat labil sehingga rawan terkena bencana. Tantangan kedua, kondisi bangunan setengah jadi yang sudah sangat mem-prihatinkan dimana banyak ilalang dan lumut tumbuh di tembok-tembok dan sekitar bangunan. Hal ini diperparah dengan kondisi konstruksi tu-lang-tulang besi yang belum sempat tertutup oleh semen, keadaannya sudah berkarat sehingga tidak layak pakai karena membahayakan dan banyak lagi tantangan lain un-tuk bisa mewujudukan tempat terlahirnya atlet-atlet berbakat Indonesia tersebut. Oleh kare-nanya, perlu kerja keras dari pemerintah terutama menteri yang telah ditunjuk oleh Joko-wi, yakni Kementerian PU dan Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta peran aktif masyarakat untuk mengawasi proyek-proyek yang diren-canakan pemerintah saat ini.

K O R U P S I | 2

3 | K O N F L I K K E L O M P O K

DILEMA KENDENGKhairunnisa

Indonesia adalah negara berkembang yang tentunya sedang gencar-gencarnya mengadakan pembangunan. Hal ini tak luput membuat ban-yak pabrik semen di Indonesia melakukan ekspansi, tak lain karena semen merupakan un-sur fundamental bagi struktur bangunan. Dalam pengem-bangannya, pabrik semen perlu membangun pabrik-pabrik baru untuk menunjang produksi semen. Namun, hal ini dapat menyebabkan konf-lik antar masyarakat sekitar.

Beberapa waktu yang lalu, para petani Kendeng menuntut keadilan dengan berdemonstrasi di depan Istana Kepresidenan. Mere-ka menuntut agar pemerintah membatalkan ijin pembangu-nan pabrik semen di tanah mereka dan bersikeras mem-pertahankan tanah mereka karena sebagian dari mere-ka, khususnya masyarakat SAMIN, pantang untuk men-cari nafkah selain dari bertani. Tanah warisan leluhur mereka lebih berharga dibanding-

kan uang yang ditawarkan karena dapat diturunkan ke-pada anak, sementara uang lama-kelamaan akan habis dengan sendirinya. Mere-ka yang telah lama menjadi petani di sana tidak dapat melakukan hal lain selain ber-tani, maka mereka berupaya keras menuntut pemerintah untuk segera membatalkan ijin pembangunan pabrik semen di Kendeng. Mere-ka bahkan berdemo dengan aksi mengecor semen di kaki sebagai bentuk protes. Tidak sedikit petani yang dianiaya oleh segerombolan oknum ‘pro-semen’ sehingga per-tumpahan darah petani pun tidak dapat terhindarkan, juga berbagai kasus kriminalisa-si para petani. Sampai de-tik ini pun, para petani terus berjuang mempertahankan tanahnya sembari menung-gu keputusan atas gugatan-nya terhadap pabrik semen.

PT Semen Indonesia sampai saat ini masih meng-hadapi persoalan yang cukup rumit dengan petani-petani

Kendeng, di sisi lin juga ter-dapat ancaman besar dari pabrik semen asal China (An-hui Conch Co Ltd dan tate Development and Invesment Cooperation) dan Thailand (SCG) yang sudah memulai pembangunan pabriknya di Indonesia. PT Semen Indo-nesia bukan tanpa alasan membangun pabriknya di kawasan Jawa, hal ini lan-taran setengah dari seluruh penjualan semen di Indone-sia terletak di Pulau Jawa.

Sebagai negara yang dikenal sebagai negara agraris, Indonesia melalui pemerintah pusat harus mem-perhatikan kesejahteraan para petani. Karena disadari atau tidak, kestabilan pangan Indonesia sempat meningkat sehingga pada tahun 2016 Indonesia kembali swasem-bada beras. Pemerintah perlu mengambil tindakan tegas untuk menangani kis-ruh antara Petani Kendeng dan Pabrik Semen, untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sosial di daerah sekitar.

Kasus intoleransi sudah tak asing lagi bagi Indonesia. Indonesia menduduki posisi pertama sebagai penduduk yang paling Intoleran terh-adap kaum LGBT dimana 93% penduduk Indonesia me-

nolak kaum LGBT dan bahkan menyatakan kaum LGBT tidak boleh diterima. Salah satu penyebab sikap intoleransi terhadap kaum LGBT karena mayoritas penduduk Indone-sia merupakan penganut aga-

ma Islam dan Kristen dimana ajarannya menyatakan ho-moseksual sebagai tindakan yang salah dan terdapat hu-kuman berat bagi pelakunya.

Agama menurut KBBI adalah sistem yang mengatur

ADILI ATAU BERI KEADILAN?Maria Qibita

K O N F L I K K E L O M P O K | 4 tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tu-han Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubu-ngan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Agama yang dianut oleh masing-masing individu merupakan bentuk kepercayaannya terhadap suatu yang Ilahi, sesuatu yang mengikat yang menja-di dasar pedoman manusia. Di Indonesia, hak beragama dinyatakan da-lam pasal 22 UU nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, d i s e b u t k a n pada ayat (1), “Setiap orang be-bas memeluk a g a m a n y a masing-mas-ing dan untuk b e r i b a d a h menurut ag-amanya dan kepercayaan-nya itu.” Serta d i l a n j u t k a n dengan pasal (2), “Negara menjamin ke-m e r d e k a a n setiap orang memeluk ag-amanya masing-masing dan untuk beribadat menurut ag-ama dan kepercayannya itu.” Dari kedua pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan bah-wa agama adalah hak dari seorang individu dan merupa-kan pilihan termasuk tata cara menjalani agamanya menurut penganutnya dimana negara mempunyai kewajiban untuk memberikan jaminan bah-wa hak tersebut terpenuhi.

Berbagai aksi kalan-gan anti-LGBT menambah kemirisan kasus diskriminasi kaum LGBT di Indonesia, sa-lah satunya kasus rehabilitasi paksa kaum LGBT oleh Nad-latul Ulama dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokter-an Jiwa Indonesia (PDSKJI) dengan anggapan bahwa homoseksualitas merupakan penyakit yang harus disembu-hkan. Bahkan, website yayas-an rehabilitasi menyebut ho-

moseksual sebagai perilaku penyimpangan seksual yang sangat bertentangan dari sisi naluriah/kodrati, etika sosial, nilai-nilai keagamaan dan membahayakan bagi eksis-tensi umat manusia”. Pada-hal, homoseksualitas telah di-hapuskan dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) oleh Amer-ican Psychiatric Association sejak tahun 1973. Selain itu, gerakan anti-LGBT mulai ber-

munculan di kalangan mas-yarakat ketika Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir me-layangkan pernyataan yang melarang organisasi-organis-asi mahasiswa LGBT di berb-agai kampus di Indonesia sebagai respon dari adanya Support Group and Research Center on Seksuality Studies (GBRC) di Universitas Indo-nesia karena dianggap tidak sesuai dengan tataran nilai

dan kesusi-laan bangsa I n d o n e s i a .

L a n t a s , d i m a n a k a h keadilan bagi kaum LGBT sebagai mas-yarakat Indo-nesia yang berhak hidup bebas dari segala bentuk d iskr iminas i sebagaimana t e r n c a n t u m dalam UU HAM pasal 3 ayat 3, “Se-tiap orang berhak atas perlindungan hak asasi ma-nusia dan ke-

bebasan dasar manusia, tanpa diskrimina-si.” Status kita sebagai War-ga Negara Indonesia sudah seharusnya memposisikan kaum LGBT sebagai bentuk perbedaan, dimana perbe-daan itu merupakan sesuatu yang harus kita hargai ke-beradaannya, bukan menyak-iti mereka yang malah akan menghancurkan makna dari persatuan bangsa ini sendiri.

5 | K O N F L I K K E L O M P O K

GOD GOVERNANCE OVER GOOD GOVERNANCE?Muhamad Ibnu Haris

Indonesia adalah nega-ra dengan populasi muslim terbesar di dunia. Persentase muslim Indonesia mencapai hingga 12.7% dari populasi dunia. Pada tahun 2010, di-laporkan bahwa sedikitnya 88,1% dari total penduduk Indonesia beragama Islam. Kendati demikian, Indonesia bukanlah negara Islam, artin-ya hukum yang diberlakukan di Indonesia bukanlah hu-kum Islam yang berpedoman pada Al-Quran dan Hadist. Kemerdekaan yang diperoleh pada tahun 1945 dilanda-si atas semangat persatuan dan kesatuan. Pejuang Na-sional dari Sabang sampai Merauke tidak memandang suku, ras, ataupun agama untuk bahu-membahu un-tuk mencapai kemerdekaan. Atas dasar itu pula, sila per-tama Piagam Jakarta yang

mengandung unsur agama tertentu diganti menjadi sila pertama yang ada pada Pancasila sekarang ini, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.

Musim Pilkada DKI Ja-karta yang berlangsung be-berapa bulan terakhir sudah menjadi sorotan dunia bah-wa persaingan politik untuk meraih DKI 1 sangatlah ket-at. Terutama pada putaran kedua, adu strategi dan ket-egangan politik menjadi se-makin panas. Sebelumnya, saya ingin mengatakan bah-wa beberapa poin yang saya ungkapkan disini adalah opini saya. Sekarang ini, banyak ditemukan ketika seseorang beropini mengenai angga-pan negatif paslon tertentu, lalu praktis dianggap sebagai pedukung paslon saingan-nya. Persepsi tersebut san-gatlah sering terjadi padahal

hal ini bias dan memberikan kesan masyarakat Indone-sia yang terlalu judgemental.

Permasalahan dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaya Purnama merupa-kan salah satu senjata politik yang digunakan beberapa pihak untuk menyudutkan paslon nomor 2 di pemilu DKI kemarin. Terutama FPI, yang selalu memprovokasi masyarakat untuk memilih pemimpin muslim atas dasar surat Al-Maidah 51 yang ditafsirkan sebagai bentuk pelarangan terhadap umat muslim untuk memilih pem-impin kafir. Meskipun sebe-narnya preferensi masyarakat dalam memilih adalah hak masing-masing tiap individu, namun sungguh disayangkan jika faktor yang dipertimbang-kan dalam memilih seorang pemimpin hanya dilihat dari

agamanya, apalagi akibat terpapar informasi yang tidak valid atau sekadar aksi pro-vokasi. Masih ada faktor-faktor objektif lain yang perlu dipertimbangkan agar pilihan kita semakin rasional seperti berlandaskan pada visi-misi paslon, kemantapan renca-na-rencana pembangunan yang dicanangkan, kematangan pemikiran, dan integritas kepemimpinannya. Jika masyarakat hanya mempertimbangkan agama sebagai faktor utama dalam memilih seorang pemimpin, tentu saja mutlak bagi calon pemimpin muslim yang me-menangkan pemilu. Lantas, inikah yang disebut God Governance over Good Governance?

K O N F L I K K E L O M P O K | 6

Sebagai manusia yang memiliki akal dan terus be-rinovasi, manusia selalu mengembangkan teknologi. Transportasi online adalah contoh kemajuan teknologi di bidang transportasi. Trans-portasi online ini berupa mobil atau motor yang bisa kita pe-san melalui aplikasi dengan harga yang cukup terjangkau dan tersedia 24 jam. Mudahn-ya penggunaan aplikasi terse-but serta kenyamanan yang diberikan menjadikan trans-portasi online banyak disukai.

Transportasi online ini dilarang masuk ke beberapa wilayah tertentu karena tidak semua masyarakat menyetu-jui bentuk layanan transpor-tasi ini. Beberapa contohnya yaitu penyedia transportasi konvensional seperti angku-tan umum, ojek pangkalan, dan taksi. Sebagian besar mengakui jika pendapatan

mereka menurun karena masyarakat lebih memilih transportasi online. Lantas, belum adanya regulasi yang jelas mengenai transportasi online dijadikan alat untuk menunjukkan protes transpor-tasi konvensional, meskipun sebenarnya lebih banyak dip-icu oleh kecemburuan sosial.

Salah satu bentuk kecem-buruan sosial itu adalah aksi pada tanggal 9 maret 2017 di Bandung dimana penye-dia transportasi konvensional mengadakan demo menuntut keadilan di Gedung Sate. Pada saat massa sedang menuju ke tempat demo, be-berapa oknum transportasi konvensional menyerang mo-bil Avanza di jalan BKR den-gan plat D1167UF yang ber-isikan sekeluarga termasuk anak kecil. Mobil tersebut diserang beberapa orang,

kaca mobil tersebut pecah dan mobilnya didorong dari segala penjuru. Padahal mobil tersebut adalah mobil pribadi. Polisi sudah menangkap pelaku dan mengaku menyesal atas perbuatannya.

Seharusnya, pemerintah membuat kebijakan mengenai semua transportasi yang ada, baik online maupun konvensional. Pertama, den-gan menertibkan angkot dan memberi sanksi yang tegas jika ugal-ugalan. Kedua, taxi dan ojek konvensional dapat diberikan pelatihan agar ikut beralih ke transportasi online. Ketiga, harga transportasi on-line sebaiknya tidak dinaikkan sebagai bentuk pro-rakyat. Cepat atau lambat pemerin-tah akan menghadapi masa-lah ini karena teknologi terus berkembang, inovasi terus terjadi dan masyarakat lebih memilih menggunakan pro-duk yang dianggap paling meringankan masalahnya.

KONFLIK TRANSPORTASI ONLINE

Khairunnisa

7 | N A S I O N A L

INDONESIA 2050, TERTING-GAL ATAU TERDEPAN?Maria Qibtia

Bumi, Tahun 2050. Adanya kemungkinan Pen-gunduhan Mimpi, Pernikahan antara Robot dan Manusia, Manusia Pertama yang Dila-hirkan di Luar Angkasa, Tur ke Luar Angkasa, Umur Ma-nusia Menjadi Lebih Panjang Hingga 150 Tahun, Serang-ga Robotik, Kloning Manusia Pertama, 3D Printing Kulit Manusia, Tato Elektronik, Lensa Kontak Elektronik. Ke-

mungkinan-kemungkinan itu hadir karena kemampuan manusia untuk terus mencip-takan inovasi. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap perwujudan inovasi-inovasi tersebut adalah manusia dan sumber daya, dimana ada daya dukung sains dalam diri manusia dan teknologi dalam pengolahan sumber daya.

Switzerland dinobatkan sebagai negara paling ino-vatif sedunia dan telah mem-pertahankan gelarnya sejak tahun 2008 hingga sekarang

karena terus menjaga kunci sukses pelaksanaan inova-si, yaitu pendidikan. Seperti yang dilansir pada website inovasi Switzerland, sekolah dan universitas di Switzerland termasuk salah satu sarana pendidikan terbaik di dunia karena memiliki relasi erat dengan industri-industri untuk menciptakan pertukaran an-tara sains dan ekonomi seh-ingga memunculkan apa yang

dinamakan innovative entre-preneurs. Berbanding terba-lik dengan Indonesia, sum-ber daya alam Switzerland sangat terbatas, hanya ada cadangan besi dan manga-nese di Jura tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan batu bara yang tersimpan di sana. Hal inilah yang menjadi salah satu pendorong Switzerland untuk terus melakukan inova-si sehingga dapat memenuhi kebutuhannya di tengah sum-ber daya alam yang terbatas.

Sejak 10 tahun belakan-

gan ini, Indonesia sudah mel-akukan sebanyak 936 inovasi dalam berbagai bidang dian-taranya pertanian, makanan, kesehatan, bahkan kecanti-kan. Indonesia menyumbang 20% dari total produksi kaleng di seluruh dunia mengingat sumber daya tembaga, nikel, emas, batu bara, serta kontri-busi pendapatan dari petrole-um mencapai 18% pada tahun 2011. Dengan keberadaan

sumber daya alam Indonesia yang melimpah, seharusnya kesempatan Indonesia untuk melakukan inovasi juga be-sar. Tetapi pada kenyataan-nya, Indonesia bahkan tidak termasuk dalam daftar 50 negara paling inovatif sedun-ia. Salah satu faktor penye-babnya adalah adanya rantai yang terputus dari rangkaian jaringan yang dibangun oleh Switzerland, yaitu rantai pen-yalur dan penerima inovasi.

N A S I O N A L | 8Kurangnya minat dan

kesempatan masyarakat In-donesia dalam bidang pen-didikan merupakan salah satu faktor terbesar kurang berkembangnya inovasi terse-but. Keterkaitan antara sains dan pendidikan sangatlah erat tetapi sayangnya Indone-sia lack pada kedua bidang krusial tersebut. Hal ini terli-hat dengan jelas dalam tidak

seimbangnya angka lulusanS1 dan angka pengangguran di Indonesia yang menun-jukkan ketidakmampuan lu-lusan sarjana untuk bekerja. Salah satu cara memperbaiki keadaan ini adalah dengan mengadakan perbaikan sis-tem pendidikan di Indonesia yang mengutamakan kemam-puan praktik untuk mengasah kecerdasan penemuan inova-

si-inovasi, yakni dengan mem-perbanyak jumlah dan men-ingkatkan kualitas Lab School di Indonesia serta pembuatan sistem penyaluran antara re-searcher dan investor di Indo-nesia yang terstruktur hingga mampu mewujudkan inovasi sebagai aspek yang diupay-akan, bukan disia-siakan.

MASIH ADAKAH BURUH NEGERI INI UNTUK

NEGARANYA SENDIRI?Erik Dermawan

Buruh, pekerja, worker, labor, tenaga kerja atau kar-yawan pada dasarnya adalah manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuann-ya untuk mendapatkan ba-lasan berupa pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lainya dari Pemberi Kerja atau pengusaha atau majikan. Di Indonesia, buruh seringkali digambarkan oleh masyarakat sebagai seseo-rang yang rendahan, mulai dari pegawai rendahan hing-ga pesuruh. Begitu miris pan-dangan masyarakat terhadap buruh, tidak pernah ada yang menyadari bahwa Indonesia adalah negara dengan jum-lah penduduk yang memliki profesi sebagai buruh cukup banyak bila dibandingkan dengan negara lain. Upah

dari seorang buruh hingga hari ini masih belum berada di dalam taraf yang cukup. Upah rata-rata buruh di Indonesia adalah sekitar Rp 3.670,-, sangat minim bila dibanding-kan dengan negara-negara lain di dunia. Derita buruh di Indonesia belum usai, masih ada lagi buruh migran ilegal yang datang ke Indonesia dan lebih menarik perhatian pengusaha untuk mempek-erjakan buruh ilegal tersebut.

Hal yang sangat miris bila kita sebagai warga Indonesia tidak dapat memperhatikan masalah ini sebagai fenome-na serius yang dapat mengan-cam negara ini dalam menja-ga kestabilan ekonomi serta sosial masyarakatnya. Kes-adaran harus mulai kita ban-gun dari diri kita sendiri dalam

menanggapi fenomena terse-but. Bayangkan saja, akan ada berapa banyak lagi buruh Indonesia yang harus kehilan-gan pekerjaannya secara ter-paksa? Berapa banyak tingkat pengganguran yang melonjak jika para pengusaha negeri ini lebih memilih buruh dari luar negeri dibanding buruh dari negeri sendiri? Akankah masih ada buruh negeri ini di negeranya sendiri?

Namun dalam kondisi ini, pengusaha pun tidak dapat disalahkan sepenuhnya. Pen-gusaha memang pihak yang memiliki hak untuk memilih pegawainya sendiri dengan kesesuain kriteria perekrutan. Hak itu tidak bisa diintervensi, terlebih kualitas dari buruh In-donesia yang mendapat ste-reotip tidak sebaik buruh asal

9 | N A S I O N A LIndonesia yang mendapat stereotip tidak sebaik buruh asal luar negeri. Lantas, kontribusi apa yang dapat kita lakukan?

Hal yang dapat kita lakukan adalah mende-sak pemerintah untuk mengerti bahwa masalah ini sangat serius. Pihak yang sebenarnya ber-wenang untuk menjaga stabilitas tenaga kerja di Indonesia adalah pemerintah lewat depar-temen tenaga kerja. Kita harus bersama-sa-ma menyadarkan pemerintah bahwa masalah buruh ini harus ditangani dengan memberikan

sebuah solusi yang tidak hanya menguntung-kan beberapa pihak saja. Untuk melihat sejauh mana peran pemerintah, kita dapat meninjau kebijakan yang dibuat pemerintah untuk bi-dang ketenagakerjaan. Sejauh ini kebijakan cenderung menguntungkan pihak perusa-haan. Pemerintah dapat membuat kebijakan yang betul-betul menengahi sehingga proses negosiasi antara serikat pekerja dan asosiasi pengusaha menghasilkan keputusan yang adil.

DPD SEBAGAI PERWAKILAN RAKYATMuhammad Nur Iman

Sebelas tahun lalu tepat-nya pada tanggal 1 Oktober 2006 lahirlah sebuah lembaga bernama Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Dewan Per-wakilan Daerah merupakan salah satu wadah bagi para perwakilan setiap provinsi yang termasuk kedalam lem-baga legislatif di Indonesia. Tidak jauh berbeda dengan saudaranya sesama lembaga legislatif, DPD juga memili-ki tugas yang hampir sama dengan DPR berupa pertim-bangan dalam pembentukan suatu undang-undang. DPD beranggotakan orang-orang yang terpilih pada saat pemi-lihan umum berlangsung, diketuai oleh Oesman Sap-ta dan beranggotakan 132 orang pada tahun 2017 ini. Namun apa yang terjadi be-lakangan sangatlah miris, DPD bukannya mewakili provinsi masing-masing ma-lah rusuh dan seolah hanya mewakili dirinya sendiri, lupa dengan warga daerahnya

yang dulu memilihnya untuk mewakili aspirasi mereka.

Kerusuhan yang terjadi terjadi saat Rapat Paripurna DPD berlangsung di kompl-eks parlemen pada hari Senin (03/04/17) merupakan kejadi-an memalukan bagi sebuah lembaga yang mewakili rak-yat. Kerusuhan ini terjadi saat rapat mengagendakan pemilihan ketua baru DPD. Sebetulnya ketegangan su-dah terjadi sebelum rapat dimulai, namun memuncak saat pembacaan keputusan. Adu mulut tak dapat terelakan bahkan tidak sedikit anggota DPD yang merangsek ke de-pan podium untuk merebut microphone. Setelah kerib-utan terjadi, pihak keamaan mencoba mengendalikan sit-uasi dan akhirnya rapat dap-at dilanjutkan walaupun tetap diwarnai dengan hujan inter-upsi dari para peserta sidang.

Apakah pantas kerusu-han antara sesama anggota DPD sebagai perwakilan

rakyat terjadi? Apalagi untuk alasan pemilihan jabatan. Sesungguhnya pertanyaan itu dapat menggambarkan betapa memilukannya lemba-ga legislatif di negara kita ini. Semua harus dikembalikan pada peran amanah untuk rakyat karena jabatan diper-oleh atas pemilu, serta lebih fokus pada fungsi penyampa-ian aspirasi, bukan malah sal-ing mempersoalkan jabatan.

N A S I O N A L | 1 0

ANTARA MAKAR DAN DEMONSTRASI

Khairunnisa

Berdasarkan KBBI, makar adalah perbuatan atau usa-ha menjatuhkan pemerintah yang sah. Menurut Pasal 107 KUHP Kejahatan Terhadap Keamanan Negara, “Makar dengan maksud untuk meng-gulingkan pemerintah, dian-cam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”. Sedangkan pada pasal 107 b (UU No. 27/99), “Barang-siapa yang melawan hukum di muka umum dengan lisan, tulisan dan atau melalui media apapun, menyatakan keingi-nan untuk meniadakan atau mengganti Pancasila sebagai dasar negara yang berakibat timbulnya kerusuhan dalam masyarakat, atau menimbul-kan korban jiwa atau kerugian harta benda, dipidana paling lama 20 (dua puluh) tahun.”

Melalui buku Jokowi Un-dercover, terdapat upaya makar dari beberapa orang atau golongan yang memiliki kepentingan. Dalam buku itu terdapat informasi yang ber-

isi ujaran kebencian. Penulis akhirnya ditangkap dan ditin-dak oleh pihak kepolisian. Se-lain itu, ada hal lain yang ser-ingkali merujuk ke arah makar atau dicurigai sebagai upaya makar, contohnya demon-strasi. Demonstrasi atau dis-ingkat demo, rentan dicurigai makar jika tidak mengikuti aturan yang berlaku. Sebagai mahasiswa, tentu kita ingin berkontribusi memberikan penilaian terhadap kinerja pe-merintah, seperti tokoh-tokoh aktivis di jaman dulu. Hingga sekarang, masih banyak ma-hasiswa yang menganggap turun ke jalan sebagai lang-kah benar untuk menunjukkan kontribusi tersebut, namun tak jarang pada akhirnya hanya berujung pada kerusuhan.

Di jaman informasi ini, pengetahuan boleh jadi leb-ih dihargai. Mahasiswa bisa bergerak melalui peman-faatan media-media yang di-ganderungi masyarakat. An-tara lain dengan pembuatan

kajian yang dipublikasikan melalui media internet, sem-inar/talkshow, penyampaian surat terbuka, pernyataan sikap, atau keikutsertaan dalam program pemerintah PKM. Bisa saja gerakan-gera-kan tersebut malah lebih rele-van dengan kondisi yang ada saat ini sehingga penyaluran aspirasi dan upaya literasi isu menjadi kian efektif dan tepat guna. Setidaknya arah gerakan mahasiswa menjadi lebih jelas tujuannya, yakni menyampaikan aspirasi atau tuntutan kepada pihak terkait seperti pemerintah, juga min-imal merangsang kepedulian mahasiswa-mahasiswa lain bahkan masyarakat secara luas terhadap isu sekitar. Dari rangsangan kepedulian itu, gerakan sekelompok mahasis-wa diharapkan dapat meng-gerakkan kelompok masyar-akat yang lebih besar lagi.

1 1 | N A S I O N A L

L E G A L I S A S I G A N J A D I I N D O N E S I A , M U N G K I N K A H ? Maria Qibtia

Cannabis Sativa, atau biasa disebut “Ganja” mer-upakan tanaman yang men-gandung cannabinoids yang memberikan efek pshychoac-tive yaitu zat yang merubah fungsi otak dan menyebabkan perubahan persepsi, mood, dan kesadaran. Dalam seja-rah pemakaian zat psikoaktif, salah satunya ajaran Shaman-isme, penggunaan Ayahuas-ca merupakan tradisi untuk mendapatkan pengalaman spiritual atau sebagai pen-ghubung antara manusia dengan sesuatu yang rohis. Pada era modern, Ayahuas-ca masih sering digunakan dalam rangkaian ritual keag-amaan oleh salah satu gere-ja di Amerika Serikat yaitu Santo Daime Church. Dalam dunia pengobatan, zat yang terdapat dalam cannabis yaitu CHD (cannabidiol) dan THC (tetrahydrocannabinol) digunakan untuk mereda-kan Spasisitas dimana otot mengalami kontraksi secara terus-menerus yang menye-babkan rasa nyeri dan kaku, biasanya dialami oleh pen-derita kanker. Compultense University of Madrid pernah melakukan percobaan ter-hadap seekor tikus yang mengidap tumor pada otakn-ya, lalu dilakukan pemberian THC teratur selama seming-

gu. Alhasil, tumor tersebut bukan hanya menyusut se-cara perlahan, tetapi juga menghilang tak berbekas.

Kasus penanaman gan-ja yang terjadi belakangan ini dilakukan oleh Fidelis Ari Sudarwoto. Akibat penyakit langka yang diderita istrinya, Syringommyelia yaitu adan-ya tumor pada sumsum tu-lang belakang dan berakibat kerusakan pada saraf tulang belakang. Pihak keluarga telah berusaha melakukan semua pengobatan medis maupun non medis tapi tidak ada yang berhasil. Dari situ, Ari mencoba mencari-cari di internet dan ditemukan salah satu caranya adalah meng-gunakan tanaman ganja se-bagai peringan nyeri yang diderita sang istri. Bahkan keadaan Yeni (istri Ari) dik-abarkan sempat membaik setelah mengonsumsi ek-strak ganja, hanya saja pen-gobatan tersebut terhenti dan pada akhirnya Yeni kalah bertempur dengan penyak-it yang dideritanya selama ini tatkala Ari dibekuk polisi.

Penangkapan Ari mer-upakan wujud tindak te-gas aparat terkait pasal 12 ayat (1) UU nomor 35 tahun 2009 yang menyatakan, “Narkotika golongan 1 dila-rang diproduksi dan/atau

N A S I O N A L | 1 2

L E G A L I S A S I G A N J A D I I N D O N E S I A , M U N G K I N K A H ? Maria Qibtia

digunakan dalam proses pro-duksi, kecuali dalam jumlah

yang sangat terbatas untuk kepentingan pengemban-gan ilmu pengetahuan danteknologi.” Yang mana mak-sud dari kata “produksi” disini termasuk pembudi-dayaan (kultivasi) tanaman yang mengandung narko-tika, lalu dijelaskan lagi da-lam pasal 111 UU nomor 35 tahun 2009 dimana bagi setiap orang tanpa hak atau melawan hukum menan-am, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan narkotika golongan 1 dalam bentuk tanaman akan dilakukan tin-dak pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 14 tahun. Maksud dari peraturan yang diterap-kan oleh pemerintah yang diatur dalam UU Narkotika adalah untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, yaitu barang-barang yang mengandung zat adiktif dan merusak fungsi tubuh manusia. Dalam kasus Ari, dengan didukung oleh pe-nelitian scientific, ganja digunakan sebagai obat yang malah “memperbai-

ki” tubuh manusia karena kandungan zat THC yang membantu melawan penyak-it istrinya. Maka, penerapan

hukum yang bertujuan un-tuk “melindungi” masyarakat dari bahaya narkotika tidak lagi berlaku karena tersing-kapnya fungsi positif dari ke-beradaan ganja sebagai obat.

Legalisasi ganja bahkan sudah diterapkan di salah satu negara bagian Amerika Serikat, Colorado. Penggu-naan ganja di Colorado diatur dalam Colorado Amendment 64 yang berlaku sejak 6 No-vember 2012 dimana ganja diperbolehkan untuk dimiliki dan digunakan oleh orang dewasa yang berumur 21 ta-hun ke atas, termasuk dida-lamnya menanam tanaman ganja dengan jumlah tertentu untuk diperjualbelikan dengan syarat adanya license dari pe-merintah untuk menanam gan-ja. Bahkan 11 bulan pertama setelah diterapkannya aturan tersebut, Colorado mendap-atkan banyak keuntungan di-antaranya pendapatan pajak yang digunakan untuk pem-bangunan sekolah-sekolah, tingkat kejahatan kategori kekerasan yang menurun se-banyak 2,2%, kategori per-ampokan 9,5% dan kategori kejahatan properti sebesar 8,5%. Dengan segala keun-tungan tersebut, mungkinkah Indonesia melegalkan ganja?

1 3 | I N T E R N A S I O N A L

SAAT DONALD TRUMP TERPILIHNadine Marijke Oen

Indonesia tak luput dari dampak terpilihnya presiden baru Amerika Serikat, Donald Trump. Kebijakan yang cukup kontroversial adalah pem-batasan impor Amerika guna melindungi industri domestik dengan cara menerapkan bea masuk impor hingga 45%. Tiongkok sebagai salah satu negara yang paling dirugi-kan karena merupakan salah satu eksportir terbesar, yang akhirnya juga mempengaru-hi perekonomian Indonesia karena Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor terbe-sar bagi Indonesia. BPS men-catat nilai ekspor Indonesia ke Negara Tembok Besar itu pada bulan November 2016 mencapai US$ 1,81 miliar. Pun Indonesia juga tak kalah besar menggantungkan nilai ekspor pada Amerika, yakni mencapai US$ 1,33 miliar. Dengan demikian, kebijakan jangka pendek Amerika un-tuk membatasi impornya baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaru-hi perekonomian Indonesia.

Pembatasan impor Amer-ika melalui bea impor menjadi disinsentif bagi Indonesia un-tuk memperbesar kapasitas ekspor, bahkan berpotensi menurun. Kepala Departe-men Statistik BI Hendy Sulis-tiowati membenarkan terjadi kontraksi ekspor Indonesia ke Amerika sebesar 1,8% (yoy).

Sedangkan secara tidak langsung, penurunan permint-aan domestik Tiongkok akibat pembatasan ekspornya terh-adap Amerika mau tidak mau memicu pembatasan impor Tiongkok terhadap negara-ne-gara lain. Kelebihan kapasitas ekspor yang tidak tertampung untuk pasar luar negeri paling tidak harus dilimpahkan kepa-da pasar domestiknya sendiri.

Terpilihnya Donald Trump tidak hanya ber-dampak pada aspek perda-gangan dunia, tetapi juga per-damaian antar-umat di dunia. Trump menyerukan agar ada pendataan identitas umat muslim dan pengawasan yang ketat oleh aparat pemer-

intah. Gagasan itu membuat masyarakat yang menganut agama muslim menjadi kha-watir akan eksistensi mereka di negara Paman Sam terse-but. Sikapnya dalam mela-wan terorisme dinilai terlalu berlebihan oleh masyarakat Amerika yang beragama muslim. Donald Trump juga menginginkan adanya tanda pengenal khusus untuk orang yang beragama muslim dan ingin menutup seluruh masjid yang ada di Amerika. Keputu-san tersebut memang masih belum bisa dipastikan namun pernyataan yang dilontar-kannya itu membuat warga muslim di sana maupun di belahan dunia lain menjadi re-sah. Trump bahkan melarang orang-orang beragama mus-lim untuk tinggal di Amerika.

Namun setelah kebijakan tersebut mencuat ke publik, pembesar-pembesar agama muslim di dunia, salah satunya Dr. Zakir Naik, malah memun-culkan konspirasi yang ber-beda. Semakin besar upaya Trump atau Amerika untuk menyingkirkan muslim maka semakin besar pertumbuhan umat muslim di dunia. Semak-in kuat suatu umat ditekan, semakin kuat rasa persatuan umat itu. Semakin sering sua-tu umat disudutkan, semakin besar keingintahuan masyar-akat untuk lebih menganal apa yang dianut oleh umat itu.

I N T E R N A S I O N A L | 1 4

PROTEKSIONISME AS DI MATA INDONESIA

Muhamad Ibnu HarisTerpilihnya Donald

Trump dalam pilpres Amerika Serikat beberapa waktu mem-berikan berbagai dampak bagi banyak negara, meng-ingat bahwa Amerika Serikat merupakan negara adidaya yang memiliki influence yang besar bagi dunia. Dalam hal kebijakan, Trump pun menu-ai berbagai kontroversi. Mulai dari pelarangan masuknya imigran dari tujuh negara muslim yang ia pilih, mem-bekukan pelayanan sosial dan kesehatan Obamacare, sam-pai rencana membangun tem-bok pemisah antara Amerika Serikat dan Meksiko. Trump juga membuat kebijakan-ke-bijakan yang secara khusus mengarah kepada negara tertentu, seperti kebijakan perdagangan yang lebih pro-teksionis terhadap Indonesia.

Secara definisi, protek-sionisme dalam bidang perd-agangan ada-lah kebijakan p e r d a g a n g a n yang melindungi produk-produk dalam negeri agar mampu bersaing den-gan produk as-ing yang dilaku-kan dengan cara membuat berbagai barri-e rs /hamba tan

arus produksi dari dan keluar negeri. Hambatan-hambatan tersebut dapat dilakukan den-gan kebijakan kuota ataupun tarif. Menurut pihak Trump, hal ini dilakukan demi terca-painya perdagangan yang berkeadilan bagi AS. Namun, definisi perdagangan yang berkeadilan ini masih belum jelas sehingga dikhawatirkan kebijakan perdagangan yang proteksionis ini dapat meng-ganggu kestabilan pere-konomian global, mengingat bahwa AS memberlakukan kebijakan ini tidak hanya ke-pada Indonesia, tetapi juga kepada beberapa negara lain.

Sri Mulyani selaku men-teri keuangan RI mengata-kan bahwa sebagai negara anggota G20, Indonesia akan tetap berkomitmen me-megang prinsip antiprotek-sionisme karena jika semua

negara menerapkan prinsip proteksionsime ini, akan ter-jadi perang dagang dan mata uang, yang nantinya bersifat destruktif bagi seluruh negara. Sri Mulyani pun mengatakan dalam mengatasi kebijakan proteksionis AS, Indonesia akan membuka pasar ekspor baru karena masih banyak peluang pasar diantara an-ggota G20 selain AS. Indo-nesia juga akan memperkuat hubungan bilateral dengan negara lain, sambil melihat kesempatan pendekatan ke pasar Amerika Serikat. Selain itu, masih banyak hal yang dapat dilakukan untuk men-jaga kestabilan perekono-mian domestik. Diantaranya dengan menggenjot ekonomi dalam negeri melalui UMKM dan Ekonomi Kreatif. Den-gan adanya banyak startup bisnis, lapangan pekerjaan

meningkat, daya beli meningkat karena punya pendapatan, se-hingga memicu permintaan do-mestik akibat konsumsi rumah tangga. Dihara-pkan dengan b e r t u m b u h n -ya UMKM dan Ekonomi Kreatif, kestabilan pere-konomian akan tetap terkendali.

1 5 | I N T E R N A S I O N A L

INVESTASI ARAB SAUDINadine Marijke Oen

Kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia pada awal Maret 2017 lalu menjadi sorotan. Apabila kita melihat kebelakang, terakhir kali Raja Arab datang ke Indonesia adalah 47 tahun silam. Alasan dibalik jarangnya kunjungan tersebut adalah hubungan Indonesia dan Arab dinilai sangat baik sehingga tidak ada keadaan yang memaksa kunjungan mesti dilakukan. Kunjungan kali ini bertujuan memenuhi undangan dari Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan hubungan bi-lateral kedua negara. Kedua kepala negara melaksana-kan pertemuannya di Istana Bogor bersama rombongan 1.500 orang. Tidak hanya itu, mereka akan melanjutkan kegiatannya dengan berl-ibur di Pulau Dewata Bali.

Kedatangan Raja Arab ke Indonesia bukan hanya un-tuk memebuhi undangan atau berlibur, namun juga niatan

investasi. Nilai investasi Arab terhadap Indonesia sebe-sar Rp 94 triliun dinilai cukup besar dibandingkan dengan negara tetangga yakni senilai US$ 7 miliar saja. Meskipun dinilai cukup besar, faktanya investasi Arab ke China jauh lebih besar dibandingkan dengan Indonesia yakni Rp 867 triliun. Perbedaan angka tersbut sangat jauh dan cukup mengecewakan pihak Indo-nesia terutama Joko Wido-do. Ia menilai bahwa sangat disayangkan investasi Arab terhadap Indonesia masih terhitung rendah jika diband-ingkan dengan negara tirai bambu tersebut. Indonesia dan Arab sepakat mendorong basic engineering design dan pembentukan joint venture di Cilacap terkait program refin-ing development masterplan antara Pertamina dan Aram-co. Indonesia juga sepakat untuk menerima kucuran dana sebesar Rp 13 triliun dari Sau-di Fund Development untuk

keperluan infrastruktur, air minum dan juga perumahan. Investasi ini tentu saja tidak akan datang secara langsung namun akan secara bertahap.

Indonesia akan men-galami keuntungan dengan adanya investasi ini karena perekonomian akan menjadi terbantu. Aliran dana investasi akan memudahkan Indone-sia membangun infrastruktur yang berdampak pada sek-tor-sektor lainnya. Ketika terja-di pembangunan maka akan terjadi multiplier effect. Dalam proses pembangunan diper-lukan adanya pekerja sehing-ga akan menambah lapangan pekerjaan. Selain itu, dalam pembelian bahan pemban-gunan akan menguntungkan sektor yang menyuplai ke-butuhan tersebut. Meskipun investasi Arab Saudi terh-adap Indonesia masih dinilai kecil, namun diharapkan in-vestasi tersebut tetap mem-buat perekonomian Indone-sia menjadi lebih baik lagi.

O P I N I | 1 6

TELAPAK TANGANRr. Getha Fety Dianari

Apa yang Anda lihat dari sepasang telapak tangan? Sebagian akan menjawab ter-lihat seperti huruf arab pada telapak kiri dan kanan yang jika keduanya disatukan mem-bentuk asmaul husna (99 sifat Allah, Tuhan dalam agama Is-lam), ruas-ruas jari untuk ber-tasbih, media untuk meramal nasib di masa depan, atau sekadar garis-garis tanpa arti. Semua orang memiliki cara pandangnya sendiri, pasti be-ralasan, sehingga tidak ada yang salah dan tidak ada yang lebih benar. Pernyataan saya barusan barangkali sedikit menyindir kondisi bangsa ini. Selalu ada pihak yang disa-lahkan, dibatasi, bahkan dizal-imi karena ia berbeda atau sengaja memilih cara yang berbeda sekalipun perbe-daan itu beralasan dan dap-at diterima secara rasional.

Saya tergugah dengan tulisan Paulus Bambang da-lam SWA Edisi November 2016, ia menganalogikan orang berada pada gigi nol jika dapat melihat peristiwa apapun dengan pandan-gan jernih dan objektif kare-na ia mampu menerawang kebenaran setelah melihat semua aspek tanpa terpen-jarakan oleh posisi bias baik suku, agama, ras, partai poli-tik, aliran, dan sebagainya.

Sedangkan apa yang kebanyakan terjadi adalah orang berada pada gigi maju atau gigi mundur, berarti cenderung tidak bisa meneri-ma masukan orang lain yang bertentangan dengan posis-inya karena ia sudah punya pilihan dan preferensi sebe-lum ia tahu atau mengamati

kondisi sebenarnya. Semula saya berangkat dari gigi nol, menerima segala perspektif yang mungkin muncul ketika ditanyai mengenai telapak tangan, baru kemudian saya memutuskan maju memberi-kan gagasan pada tulisan ini.

Telapak tangan meru-pakan bagian-dalam pada definisi sempit sebuah tan-gan sebagai anggota badan yang terletak dari pergelan-gan sampai ujung jari tangan. Telapak tangan berfungsi sebagai tempat jari tangan berada, serta memiliki peran untuk memegang dan men-cengkram benda. Garis-garis pada telapak tangan kitalah yang berperan memperkuat cengkraman itu. Sedangkan dari segi esensi, saya me-mandang telapak tangan se-bagai sebuah cermin. Lebih canggih dari cermin ajaib mi-lik Sang Ratu pada kisah Putri Salju atau milik Si Buruk Rupa dalam drama Beauty and The Beast. Telapak tangan dap-at memperlihatkan kembali cara kita melewati masa lalu, seperti apa kita di masa kini, dan bagaimana kita dapati

diri di masa depan. Sehing-ga, telapak tangan menjadi saksi bagaimana karakter manusia terbentuk baik atas kesengajaan atau sebaliknya.

Contoh sederhananya, ketika datang kepada Anda seseorang terlunta-lunta memohon bantuan, bagaima-na gerakan telapak tangan Anda? Tidak usah memain-kan insting, jawaban insting di jaman sekarang ini kerap kali tidak merepresentasikan kenyataan. Ada tiga kemung-kinan. Pertama, Anda menyo-dorkan telapak tangan ke-pada orang terlunta-lunta itu sambil menawarkan bantuan, tidak peduli bagaimanapun kondisinya Anda berusaha memberikan bantuan semam-

pu yang Anda bisa. Kedua, Anda meleos begitu saja, se-dangkan telapak tangan han-ya jadi saksi bisu. Atau bah-kan Anda ada di kemungkinan ketiga, yaitu mengibas-ngibas telapak tangan supaya si ter-lunta-lunta itu segera enyah dari pandangan. Sehingga ada tiga kemungkinan pula bagaimana karakter Anda terbentuk di masa kini jika kejadian itu ada di masa lalu, atau bagaimana karakter Anda terbentuk di masa de-pan jika kejadian itu ada di masa kini. Buah yang dipetik di masa kini adalah apa yang kita tanam di masa lalu, se-dangkan buah yang dipetik di masa depan adalah apa yang kita tanam di masa kini.

Kemungkinan pertama, Anda terbentuk menjadi karak-ter yang dermawan. Kemung-kinan kedua, Anda terbentuk menjadi karakter yang apatis, alias tidak peduli terhadap situasi sekitar. Kemungkinan ketiga, Anda terbentuk menja-di karakter yang angkuh. Be-berapa waktu lalu, Ayah saya berkelit dengan tetangga baru, masih muda, karena sudah berminggu-minggu ia menjadikan jalan umum seo-lah-olah sebagai garasi parkir mobil pribadi. Tetangga-te-tangga lain, termasuk Ayah yang menjadi pemilik rumah tepat di depan jalan itu, ter-ganggu karena jadi sulit mel-akukan aktivitas-aktivitas yang biasanya dilakukan di area jalan tersebut. Sudah ditegur, tapi yang ada si tetangga baru tidak mau mengerti malah balik memarahi. Kata Ayah, sikap yang diperlihat-kan oleh tetangga baru kemu-ngkinan muncul karena kar-akter yang sudah terbentuk sejak lama diantaranya tidak mengerti kepentingan publik, tidak peka terhadap perasaan orang-orang sekitar, dan an-gkuh untuk memperbaiki ke-salahan. Bayangkan, jika ada ribuan bahkan jutaan orang lainnya seperti si tetangga baru, bagaimana peradaban dunia ini berkembang?

Persoalannya, karak-ter-karakter seperti inilah yang mendominasi mahasiswa saat ini, bahkan bisa digenerali-sir sebagai karakter pemuda masa kini, tak terkecuali den-gan lingkungan kampus UN-PAR. Tak lama ini, saya baru saja diwawancarai oleh war-tawan Kompas, beliau yang sudah melalang melintang melihat berbagai fenomena

1 7 | O P I N Ial

l im

ages

from

Goo

gle

O P I N I | 1 8membenarkan pernyataan saya tadi jika jaman sudah berubah, banyak pemuda yang kehilangan identitas, dan mahasiswa semakin tidak peduli. Kontras dengan apa yang saya bersama tim kaji-an strategis upayakan selama setahun terakhir di lembaga kepresidenan mahasiswa. Kami berusaha melihat per-soalan-persoalan penting yang terjadi di lingkup kota, nasional bahkan internasional dan kemudian menunjukkan kepedulian terhadap persoa-lan itu melalui gagasan. Bah-kan, berusaha menarik atensi mahasiswa atau masyarakat yang lebih luas sehingga mau ikut peduli terhadap isu yang dibawa. Gerakan tersebut diwujudkan melalui berbagai program talkshow, seminar, pembuatan bulletin, kajian-kajian resmi, bahkan penerbitan sebuah buku yang diproduksi secara massal.

Saya tidak menuntut Anda untuk mengikuti jalan yang sama. Masih ada cara lain untuk menumbuhkan kepekaan dan kepedulian terhadap persoalan seki-tar, seperti menempuh pro-gram-program pengabdian masyarakat yang begitu ban-yak ditawarkan di kampus UNPAR. Yang terpenting, kita semua mengerti bahwa apa yang saya utarakan dalam tu-lisan ini adalah tentang kontri-busi. Sejauh apa, bagaimana dan akan jadi seperti apa ke depan? Itu semua tergan-tung pada keputusan Anda saat ini untuk menggerak-kan telapak tangan Anda ke arah mana, bagaimana, dan dengan maksud apa.

Pada tanggal 3 Maret 2017 di Aula D3 Manaje-men UNPAR telah dilangsungkan Bincang Kita Hari Ini “Going Viral Through Social Media” bersama Yayan Brilyana selaku Kepala Humas Pemkot Band-ung, Ciptadi Syachrani selaku Founder InfoBDG, Donna Visca dan Nabila Gardena sebagai Social Media Influencer. Lebih dari 100 mahasiswa asal berbagai kampus di Bandung larut dalam diskusi.

Pada hari Sabtu, 22 April 2017 dilangsungkan Peluncu-ran Buku RESOLUSI: Adakah Indonesia Baik-baik Saja? karya 10 BEM dari berbagai universitas, yakni LKM UNPAR, BEM UI, BEM FH UI, BEM UPH, BEM REMA UPI, BEM KEMA UNPAD, BEM FH UNPAD, BEM FISIP UNPAD, BEM UNS, BEM KEMAFAR UNHAS di Gedung Rektorat Universitas Katolik Parahyangan Bandung.

e.bulletinEdisi Akhir Periode Mei 2017

KETUA REDAKSIKhairunnisa Maria Qibtia

EDITORRr. Getha Fety Dianari

GRAFISMeutia Riana Sukma

PENULISMuhammad Nur ImanKhairunnisaMaria QibitaMuhamad Ibnu HarisErik Dermawan Nadine Marijke OenRr. Getha Fety Dianari