bulletin e - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/magazines/e-bulletin-kastrat...umat...

8
Edisi Akhir Tahun November 2016 e bulletin KAJIAN STRATEGIS K A S T R A T 2016 U L A S P E R I S T I W A 2 2016 DAN EKONOMI DIGITAL 3 POLITIK DAN AGAMA 7 KEKERASAN SEKSUAL 8 BANDUNG MACET BANJIR TESTIMONI DUA TAHUN JOKOWI-JK SETENGAH PERIODE KASTRAT Tim Redaksi Khairunnisa M. Ibnu Haris Rr. Getha F. Dianari RESO 2 0 1 7, A P A K A M U ? LUSI Direktorat Jenderal Kajian dan Aksi Strategis Kementerian Luar Negeri Lembaga Kepresidenan Mahasiswa 16/17

Upload: dangkhue

Post on 06-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bulletin e - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/magazines/e-bulletin-KASTRAT...umat islam terhadap pemerintahan itu sendiri menurut Charles Kurzman terbagi menjadi dua

Edisi Akhir Tahun November 2016e bulletinKAJIAN STRATEGISK A S T R A T

2016

U L A S P E R I S T I W A

2

2016 DAN EKONOMI

DIGITAL

3

POLITIK DAN

AGAMA

7KEKERASAN

SEKSUAL

8BANDUNG

MACET ∙ BANJIR

TESTIMONI DUA TAHUN JOKOWI-JK

SETENGAH PERIODE KASTRAT

Tim RedaksiKhairunnisa

M. Ibnu Haris

Rr. Getha F. Dianari

RESO

2 0 1 7, A P A

K A M U ?LUSI

Dire

ktor

atJe

nder

alK

ajia

nda

nA

ksiS

trat

egis

Kem

ente

rian

Luar

Neg

eri

Lem

baga

Kep

resi

dena

nM

ahas

isw

a16

/17

Page 2: bulletin e - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/magazines/e-bulletin-KASTRAT...umat islam terhadap pemerintahan itu sendiri menurut Charles Kurzman terbagi menjadi dua

Edisi Akhir Tahun November 2016

02

DANPOLITIK AGAMAIndonesia merupakan negara hukum yang berdiri di atas nilai-nilai Pancasila. Kemajemukan suku, ras, dan

agama yang ada diantara masyarakat Indonesia tentu menjadikan negara ini semakin kaya akan budaya.

Semboyan “Bhinekka Tunggal Ika” sudah semestinya selalu menjadi pengingat bahwa kita adalah bangsa yang

beragam, namun tetap memiliki tujuan yang sama, seperti yang telah tercantum pada pembukaan UUD 1945

alinea 4. Tak bisa dipungkiri bahwa harapan tak selalu sesuai dengan realitas yang ada. Keberagaman yang

seharusnya dapat dikelola menjadi keharmonisan hidup bersama, justru menjadi bumbu perpecahan saat

segelintir oknum intoleran menganggap adanya perbedaan sebagai sebuah pertentangan. Padalah pada

hakikatnya berbeda bukan berarti bertentangan. Oleh karena itu sebagai masyarakat yang bijak, kita harus dapat

menyikapi segala perbedaan yang ada dengan baik demi tercapainya kerukunan dan kenyamanan hidup

bersama.

Negara kita merupakan salah satu negara yang keterkaitan antara agama dan politiknya cukup erat. Salah satu

faktor dominannya adalah kondisi masyarakat Indonesia sendiri yang mayoritas beragama muslim. Pandangan

umat islam terhadap pemerintahan itu sendiri menurut Charles Kurzman terbagi menjadi dua kelompok besar.

Kelompok pertama adalah kelompok islam fundamentalis yang menolak keras sekularisme (pemisahan antara

urusan negara dan agama) karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran-ajaran islam yang telah diatur dalam

kitab suci. Kelompok pertama ini menganggap bahwa urusan agama dan negara adalah saling terkait karena

islam telah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya tentang politik dan

pemerintahan.

Sementara kelompok yang kedua adalah kelompok islam liberalis yang menganggap bahwa pemisahan antara

urusan agama dan negara adalah suatu keharusan karena agama bersifat privat dan sakral sementara urusan

negara (politik) bersifat publik dan profan (duniawi). Perlu kita sadari bahwa Indonesia bukanlah negara teokrasi

dan bukan pula negara sekuler. Kita memiliki ideologi Pancasila yang menjadi pedoman untuk mencapai

ketentraman hidup berbangsa dan bernegara, salah satunya dalam praktik berdemokrasi. Agama bukan

selayaknya menjadi instrumen untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan, melainkan untuk dipahami

nilai-nilainya sebagai amanat rakyat yang harus diperjuangkan.

2 0 1 7, A P A R E S O L U S I K A M U ?

KULIAH ORGANISASI SAHABAT HOBI

Page 3: bulletin e - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/magazines/e-bulletin-KASTRAT...umat islam terhadap pemerintahan itu sendiri menurut Charles Kurzman terbagi menjadi dua

Edisi Akhir Tahun November 2016

03

2016DAN

EKONOMI

DIGITAL

Tahun 2016 merupakan momen bersejarah bagi

perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Sejak

Presiden Joko Widodo terpilih di penghujung tahun

2015, pemerintah telah menyatakan dan menunjukkan

komitmennya dalam mewujudkan Indonesia yang

berdaya saing di kancah global. Keinginan ini dibarengi

dengan upaya pemerintah terutama dalam

membangun infrastruktur konektivitas yang

menghabiskan setidaknya tiga ratus triliun dana APBN

setiap tahunnya, serta melibatkan BUMN dan investor-

investor swasta untuk mengatasi kurang lebih lima

puluh persen gap pembiayaan jika hanya berpangku

pada APBN. Pembangunan infrastruktur konektivitas

yang ditargetkan adalah sebanyak 101 proyek

berdasarkan Setkab dan KPS dalam Katadata.co

(2016), serta akan menghabiskan total biaya sebesar

Rp 4.796,2 triliun berdasarkan Kemenkeu RI (2016).

Infrastruktur konektivitas berupa jalan, bandar udara,

pelabuhan dan kereta api dapat menjadi modal utama

peningkatan daya saing negara karena

kemampuannya untuk mempermudah keterhubungan

aktivitas dan mobilitas ekonomi dan sumber daya antar

wilayah merupakan motor penggerak produktivitas.

Namun infrastruktur konektivitas bukanlah satu-

satunya hal yang dapat membuat peningkatan daya

saing tersebut terjadi, pengembangan internet dan

digitalisasi dalam bidang ekonomi khususnya pun

dapat menjalankan fungsi yang sama. Oleh karena itu,

pemerintahan Joko Widodo bertekad mewujudkan cita-

cita “Ekonomi Digital 2020” dan 2016 menjadi garis

start realisasi cita-cita tersebut.

Kunjungan Joko Widodo ke Silicon Valley, 17 Februari

2016 silam, membawakan oleh-oleh untuk tanah air.

Setelah kunjungannya ke kantor Facebook, Twitter,

Google dan Plug and Play tersebut, semangat untuk

membangun ekonomi berbasis digital di t a n a h a i r

semakin kentara. Upaya gencar yang tengah dilakukan

pemerintah saat ini adalah bekerjasama dengan

praktisi e-commerce dalam program 1000 startup.

Program ini diwujudkan melalui pengadaan inkubator

dan pengembangan jaringan mentor bagi para startup

Selain dari sisi kegiatan bisnis, pemerintah juga

memberikan dukungan kepada industri telekomunikasi

domestik untuk membangun infrastruktur internet

sebagai penunjang aktivitas bisnis e-commerce.

Fajrina (2015) melansir kabar bahwa tiga operator

besar Indonesia, yaitu Telkomsel, XL Axiata, dan

Indosat telah sepakat merealisasikan Google Project

Loon, yaitu balon pemancar koneksi internet yang

diterbangkan 20 kilometer di atas permukaan bumi

sehingga mampu menjangkau daerah-daerah terpencil

sekalipun. Meskipun banyak pihak yang menentang,

proyek ini tetap direalisasikan dan didukung oleh

pemerintah Indonesia untuk mewujudkan komitmen

pemerataan akses internet bagi seluruh masyarakat

yang diyakini merupakan kunci pertumbuhan

e-commerce.

Paket kebijakan ekonomi XIV yang diluncurkan

belakangan ini, 10 November 2016, juga sepenuhnya

mengacu pada roadmap pengembangan e-commerce

yang menjadi basis ekonomi digital Indonesia.

Terdapat delapan aspek regulasi utama dalam paket

kebijakan tersebut, yaitu berkaitan dengan pendanaan,

perpajakan, perlindungan konsumen, pendidikan dan

SDM, logistik, infrastruktur komunikasi, keamanan

siber (cyber security), dan pembentukan manajemen

pelaksana (Kemenko Bidang Perekonomian RI, 2016).

Kebijakan ini diharapkan dapat diimplementasi hingga

tataran operasi, tidak seperti paket-paket kebijakan

selama ini yang selalu dikritik karena tidak signifikan

berimbas pada pembangunan ekonomi yang diiming-

imingi.

Page 4: bulletin e - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/magazines/e-bulletin-KASTRAT...umat islam terhadap pemerintahan itu sendiri menurut Charles Kurzman terbagi menjadi dua

Edisi Akhir Tahun November 2016

04

PERINGATAN SUMPAH PEMUDA

M U D A B E S T A R IPeringatan Sumpah Pemuda (Persada) merupakan acara tahunan Lembaga Kepresidenan Mahasiswa Universitas

Katolik Parahyangan yang pada tahun ini pelaksanaannya berada di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Kajian

dan Aksi Strategis. Persada tahun ini mengusung tema “Muda Bestari”, berarti pemuda memiliki pengetahuan luas

serta bijaksana dalam mengamalkan nilai sumpah pemuda. Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk

memperingati hari sumpah pemuda, menumbuhkan kembali semangat sumpah pemuda di lingkungan kampus,

memotivasi serta menginspirasi mahasiswa UNPAR dalam mewujudkan nilai-nilai sumpah pemuda melalui

kegiatan-kegiatan positif yang relevan dengan realita pemuda saat ini. Rangkaian acara diawali dengan parade,

membagi-bagikan stiker dan orasi kepemudaan di kampus UNPAR pada tanggal 27 Oktober 2016. Rangkaian

acara berikutnya adalah talkshow yang diadakan tepat pada hari sumpah pemuda, 28 Oktober 2016. Talkshow ini

dihadiri oleh pemuda-pemuda inspiratif sebagai pembicara diantaranya Atalia Kamil, Maruarar Sirait, Nila Tanzil,

Rezha Bayu, dan Priston Sagala. Di rangkaian acara terakhir, yaitu pada tanggal 30 Oktober 2016, Persada

mempersembahkan pertunjukan mural di Bawah Jalan Layang Pasupati, Dago, oleh tim Arsitek UNPAR di bawah

koordinasi Gita Sulistiyo. Acara ini juga diramaikan dengan open mic dan atraksi komunitas-komunitas Bandung

seperti Crescendo, Bandung Street Dance Community, Bike to Campus, IGers Society Bandung, dan Pensil

Kertas.

S E T E N G A H P E R I

3 X T E R B I T

S U D A H

E-bulletin merupakan produk baru Lembaga Kepresidenan Mahasiswa UNPAR yang diinisiasi oleh Direktorat

Jenderal Kajian dan Aksi Strategis. E-bulletin adalah kumpulan artikel yang mengulas peristiwa-peristiwa

bertepatan dengan momentum tertentu sesuai dengan edisi yang diluncurkan. E-bulletin dapat diunduh secara

online melalui web site PM UNPAR (pm.unpar.ac.id). Dalam setengah periode ini sudah terdapat tiga kali

pengunggahan E-bulletin, yaitu Edisi Lebaran Juli 2016, Edisi Kemerdekaan Agustus 2016, dan Edisi Akhir Tahun

November 2016. E-bulletin diharapkan dapat bermanfaat sebagai penambah wawasan dan memberikan informasi-

informasi yang semakin inspiratif, khususnya bagi mahasiswa UNPAR.

Page 5: bulletin e - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/magazines/e-bulletin-KASTRAT...umat islam terhadap pemerintahan itu sendiri menurut Charles Kurzman terbagi menjadi dua

Edisi Akhir Tahun November 2016

05

O D E K A S T R A T

TEMU

TOKOH

I N D O N E S I AG O E S

D I G I T A L

Temu Tokoh merupakan acara seminar dan forum diskusi yang outputnya akan dikemas dalam bentuk karya tulis

dan disampaikan kepada DPR-RI sebagai bentuk aspirasi mahasiswa. Seminar dan forum diskusi Temu Tokoh

diselenggarakan pada 12 November 2016 di Sheo Hotel Ciumbuleuit. Dengan mengundang tiga pembicara, yang

pertama yaitu Prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat sebagai Guru Besar Institut Teknologi Bandung dan

penggagas smart city di Indonesia. Beliau memaparkan tentang bagaimana smart city bisa diwujudkan di

Indonesia untuk pembangunan yang berkelanjutan. Pembicara kedua adalah Dr. Anton Gustoni, M.Si., sebagai

Kepala Diskominfo Jawa Barat. Beliau memaparkan bagaimana digitalisasi menjangkau sektor pemerintahan serta

berbagai manfaat yang diperoleh dari adanya digitalisasi ini. Pembicara ketiga adalah Arif R. Prasetyo sebagai

Head of Customer Satisfaction Bukalapak. Beliau menjelaskan bagaimana peran digitalisasi dalam merangsang

pertumbuhan bisnis startup di Indonesia, serta bagaimana Bukalapak mewadahi para startup bisnis tersebut.

BINCANG KITA HARI INI merupakan salah satu fungsional

Direktorat Jenderal Kajian dan Aksi Strategis LKM UNPAR yang telah

dilaksanakan dua kali dalam setengah periode ini. Bentuk acara Bincang Kita

Hari Ini adalah diskusi antara moderator atau pembicara dengan mahasiswa

tentang suatu isu krusial yang tengah terjadi di masyarakat. Tujuan diadakannya

acara ini adalah membangun kepekaan dan sikap kritis mahasiswa. Isu yang

diangkat pada Bincang Kita Hari Ini pertama, tanggal 29 Agustus 2016, adalah

mengenai wacana kenaikan harga rokok menjadi lima puluh ribu rupiah, juga

berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan

(HMPSEP). Sedangkan pada Bincang Kita Hari Ini kedua, tanggal 20

September 2016, kemacetan Bandung menjadi isu terpilih yang menitikberatkan

pada tata kelola infrastruktur kota. Dalam pembahasan kemacetan Bandung,

Drs. M. Ishak Somantri, MSP dihadirkan sebagai pembicara untuk memaparkan

faktor-faktor penyebab kemacetan di Kota Bandung, dampak-dampak yang

ditimbulkan dari persoalan kemacetan yang terjadi, upaya yang tengah

dilakukan Pemerintah Kota Bandung dalam mengatasi kemacetan, serta solusi

yang tepat dapat diusulkan. Bertepatan dengan HUT Kota Bandung ke-206,

kajian lanjutan diskusi Bincang Kita Hari Ini mengenai kemacetan Bandung

dikirimkan ke Pemerintah Kota Bandung pada tanggal 30 September 2016.

Page 6: bulletin e - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/magazines/e-bulletin-KASTRAT...umat islam terhadap pemerintahan itu sendiri menurut Charles Kurzman terbagi menjadi dua

Edisi Akhir Tahun November 2016

06

Pemilu presiden dua tahun silam yang memenangkan pasangan Jokowi-JK seolah memberikan gambaran seperti

apa pemimpin ideal yang saat ini diinginkan rakyat. Jokowi mewakili sosok pemimpin yang jujur, sederhana, mau

berbaur, banyak bekerja bukan bicara. Sosok Jokowi tersebut menjadi salah satu bekal pemerintah dalam

membangun kepercayaan publik. Sarwanto (2016) melalui hasil survei SMRC menunjukkan bahwa terus ada

peningkatan kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo sebesar 41%

pada tahun 2015 dan 59% pada tahun 2016, lebih tinggi dibandingkan masa pemerintahan SBY.

Revolusi mental, reformasi struktural

Revolusi mental menjadi sebuah slogan yang populer pada masa awal kepemimpinan Jokowi. Pemerintah

mengawali realisasi slogan tersebut dengan melakukan perubahan struktural yang kurang lebih tercermin pada

pengelolaan APBN Kabinet Kerja di tahun 2015. Terdapat perubahan paradigma pengelolaan keuangan negara

dengan mengalihkan sebagian belanja yang bersifat konsumtif menjadi produktif melalui subsidi energi dan belanja

kementerian negara/lembaga. Pemerintah begitu percaya diri melepas BBM ke mekanisme pasar, mencabut

subsidi BBM untuk kemudian penyaluran dana dialihkan ke infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan bantuan-

bantuan sosial. Kinerja birokrat juga dibuat lebih produktif dengan mengalokasikan dana-dana rapat atau pesta ke

pembangunan, juga bekerja lebih cepat dan transparan lewat e-government.

Membangun ekonomi dari akar, pertumbuhan ekonomi tetap mandek

Tak dipungkiri bahwa pembangunan yang dimulai dari perbaikan infrastruktur adalah sebuah tindakan yang cermat.

Benar adanya bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya (alam, manusia dan budaya), hanya

saja kendala yang terjadi selama ini sumber daya tersebut belum bisa dieksplor atau dikelola dengan optimal

menjadi nilai tambah. Salah satu penyebabnya adalah karena budaya perekonomian yang terbentuk selama ini

memusat di Pulau Jawa, serta terdapat indikasi ketidakmampuan manajemen daerah dan asymmetric information.

Oleh karena itu, membuat Indonesia menjadi satu merupakan sebuah kunci, bukan hanya untuk memeratakan

pembangunan, tetapi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan membuka pundi-pundi pendapatan

baru sehingga dapat mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat.

Lantas, mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia malah cenderung kendur kala Jokowi memimpin? Sampai akhir

tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya menyentuh angka 4.8% (World Bank, 2016). Meskipun kuartal

dua tahun ini pertumbuhan ekonomi tumbuh menjadi 5.18% (BBC, 2016), pertumbuhan tersebut masih belum bisa

dikatakan seagresif kala SBY menjabat yang seringkali ditutup dengan 6% sebagai digit pertama. Pertumbuhan

ekonomi yang mandek di masa Jokowi tidak terlepas dari pelemahan ekonomi global yang akhirnya turut

mempengaruhi perekonomian nasional. Namun demikian, kerentanan ini tetap harus dianggap sebagai celah kritik

terhadap kinerja pemerintah, yaitu ketidakberhasilan dalam membangun perekonomian yang mandiri.

Kemandirian bukan berarti melepas interdependensi atau integrasi ekonomi yang selama ini sudah terjalin dalam

lingkup global, melainkan bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan kreatifitasnya untuk membangun sektor-

sektor ekonomi mikro hingga besar sehingga dapat menciptakan nilai tambah (nilai jual) semaksimal mungkin atas

sumber daya yang diperoleh dari negeri sendiri. Sedangkan kecenderungan yang terjadi hingga saat ini adalah

produsen dalam negeri hanya menjual barang mentah atau setengah jadi tanpa basis pengolahan. Oleh karena itu,

ketika perekonomian global dihadapkan pada penurunan harga komoditas, Indonesia menjadi salah satu negara

yang paling terkena imbas.

Tugas Jokowi-JK, tugas kita

Selain pembangunan ekonomi, isu-isu sosial pun masih kerap melingkupi masyarakat selama dua tahun Jokowi-JK

menjabat, sekaligus menjadi catatan merah bagi pemerintah. Isu yang dimaksud merujuk pada kekerasan seksual,

kriminalitas (pembunuhan, penculikan dan pembegalan), perang ideologi dan agama, kemiskinan, dan HAM.

Persoalan ini tidak terlepas dari lemahnya penegakan hukum yang menjadi celah bagi penyimpangan-

penyimpangan sosial. Lemahnya penegakan hukum ini didukung oleh survei Litbang Kompas (2016) yang

menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat di bidang penegakan hukum hanya sebesar 50.9%.

Tugas Jokowi-JK untuk membangun Indonesia adalah tugas kita bersama sebagai bangsa. Jika mahasiswa

menyadari hal ini, maka mahasiswa seyogyanya tidak hanya mempelajari teori atau realita di atas kertas, tetapi

juga mulai bertanya, “Apa peran yang bisa saya berikan?”. Saat ini mahasiswa dapat menjalankan perannya

sebagai kontrol sosial, tekun dan bersemangat mengembangkan potensi, serta cermat memanfaatkan peluang.

Oleh karenanya, kemudian hari Indonesia dapat maju karena memiliki banyak sumber daya manusia berkualitas.

TESTIMONI DUA TAHUN JOKOWI-JK

Page 7: bulletin e - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/magazines/e-bulletin-KASTRAT...umat islam terhadap pemerintahan itu sendiri menurut Charles Kurzman terbagi menjadi dua

Edisi Akhir Tahun November 2016

07

Merebaknya kasuskekerasan seksualdi Indonesia

Miris rasanya melihat Indonesia sebagai negara

yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan

budaya ketimuran masih diliputi oleh isu

kekerasan seksual. Sepanjang tahun 2016, ada

dua kasus yang paling menggegerkan

masyarakat tanah air. Kasus yang pertama

adalah kasus pemerkosaan serta pembunuhan

Yuyun, seorang siswi SMP yang dicabuli

bergiliran hingga tewas oleh 14 pria yang sedang

mabuk. Parahnya lagi, diketahui bahwa beberapa

pelaku yang memerkosanya adalah remaja yang

masih di bawah umur. Tidak lama setelah adanya

kasus Yuyun, Indonesia kembali digegerkan

dengan kasus pemerkosaan dan pembunuhan

Eno Parinah yang dilakukan secara keji. Eno

diperkosa lalu dibunuh dengan cara yang sangat

biadab, yaitu dengan dimasukkan gagang

cangkul secara paksa ke dalam kemaluannya.

Tidak heran, kedua kasus ini menjadi dua kasus

kekerasan seksual yang paling menggegerkan

sepanjang 2016 karena dinilai sudah terlampau

jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.

Kekerasan seksual cukup erat kaitannya dengan

isu kesetaraan gender dan hal ini cukup menarik

untuk dibahas. Ketika kita mendengar isu

kekerasan seksual, hal yang selalu terlintas di

pikiran kita terkait dengan objek kekerasan

seksual adalah wanita walaupun pada realitasnya

tak menutup kemungkinan bahwa kekerasan

seksual ini dapat terjadi pula pada pria. Kendati

demikian, wanita lah yang pada umumnya

menjadi korban kekerasan seksual. Hal ini

disebabkan oleh sifat pria yang biasanya merasa

lebih dominan dan memegang control terhadap

wanita sehingga sering kali wanita berada pada

posisi yang lemah dan tidak dapat melakukan

perlawanan.

Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan)

membagi kasus kekerasan seksual ini dalam tiga ranah,

yaitu ranah personal, publik, dan negara. Menurut data yang

dirilis oleh website Komnas Perempuan dalam Lembar Fakta

CATAHU (Catatan Tahunan) 2015-2016, tren kasus

kekerasan seksual pada ranah personal dan komunitas

cenderung meningkat secara signifikan. Dalam ranah

personal, jumlah kasus kekerasan seksual meningkat dari

2274 kasus menjadi 3325 kasus. Dalam ranah publik, kasus

kekerasan seksual meningkat dari 2161 kasus menjadi 3051

kasus. Sungguh menyedihkan melihat bangsa Indonesia

masih mengalami permasalahan sosial semacam ini. Nilai-

nilai luhur terkait moral dan kemanusiaan yang telah

dirumuskan oleh para pejuang ternyata masih belum dapat

meresap ke dalam jiwa-jiwa penerus bangsa. Pemahaman

mengenai kesetaraan gender dan pendidikan karakter

(moral) sudah semestinya diajarkan sejak dini untuk

mencegah dan mengurangi tindak kekerasan seksual di

masa yang akan datang. Semoga kedepannya pemerintah

dan masyarakat bisa saling berkolaborasi dalam upaya

pencegahan, penanganan, serta penghapusan segala

bentuk kekerasan seksual di Indonesia.

Page 8: bulletin e - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/magazines/e-bulletin-KASTRAT...umat islam terhadap pemerintahan itu sendiri menurut Charles Kurzman terbagi menjadi dua

BANDUNGBANJIR ∙ MACET

Edisi Akhir Tahun November 2016

08

Diketahui pada tanggal 24 Oktober 2016 di Bandung

pada siang hari terjadi hujan lebat selama kurang lebih

2 jam. Berbeda dengan hujan serupa sebelumnya, kali

itu berdampak sangat luas terhadap kota Bandung,

khususnya di daerah-daerah yang dialiri oleh sungai

Citepus. Pada saat itu sungai Citepus mengalami

peluapan dikarenakan kelebihan debit air yang

ditampung, menyebabkan air yang tidak tertampung

pun melimpas ke jalan raya. Terhitung di beberapa titik

terjadi banjir, namun yang terparah yaitu di daerah

Pasteur dan Pagarsih. Bahkan di Pagarsih jalanan

pun terlihat seperti sungai, dikarenakan genangan air

bergerak membawa apa saja yang dilewatinya. Banjir

tersebut merupakan bukti betapa rusaknya kawasan

Bandung Utara. Daerah yang seharusnya menjadi

resapan air telah beralih fungsi menjadi bangunan-

bangunan akibat banyaknya pembangunan

penginapan maupun villa di kawasan Bandung Utara.

LSM Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat

menyebut, alih fungsi lahan di Kawasan Bandung

Utara seluas 3000 hektar adalah penyebab banjir ini.

Terjadinya genangan air di depan BTC yaitu

dikarenakan penampang saluran di kedua sisi

sepanjang jalan Pasteur tidak mampu menampung

debit air yang didapat dari sungai Citepus. Sehingga

air pun meluap ke luar saluran dan menggenangi Jalan

Pasteur tepat di depan Mall BTC. Genangan tersebut

menyebabkan kendaraan dari arah kota Bandung dan

menuju Kota Bandung tidak bisa lewat. Dampak yang

ditimbulkan yaitu mobil maupun motor tidak bisa

melewati Jalan Pasteur sehingga Jalan Pasteur pun

macet total. Karena Jalan Pasteur merupakan pintu

masuk dan keluarnya kendaraan menuju Bandung

maupun keluar Bandung, otomatis jalan lainnya seperti

Jalan Sukajadi, Pasoepati, Pasir Kaliki, juga pintu Tol

Pasteur mengalami kemacetan sehingga hampir

seluruh Kota Bandung macet total.

Setelah kejadian tersebut Ridwan Kamil selaku

walikota meminta maaf kepada warganya dan segera

mewacanakan pembangunan tol air. Tol air yang

dimaksud ialah perbaikan gorong-gorong air yang

targetnya telah rampung di seluruh Bandung pada

Desember 2016. Sebanyak kurang lebih 80 pekerja

dikerahkan 24 jam nonstop agar proyek infrastruktur ini

selesai sesuai dengan target. “Untuk tol air di titik

tersebut (Pasteur) akan kami pasang pipa sepanjang

50 meter dengan menggunakan pompa pendorong

air,” tutur Sekretaris Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kota Bandung Agoes Sjafroedin, Kamis (17/11/2016).

Sistem kerja tol air adalah dengan menarik air yang

tumpah ke jalan, dikembalikan ke sungai, untuk

dialirkan ke hilir. Sebagai percontohan, tol air sudah

ada yang dibangun di kawasan Gedebage. Menurut

warga Gedebage, kalau biasanya genangan banjir

baru hilang dalam setengah hari, sejak ada tol air bisa

surut dalam 2 jam. Memang belum bisa sepenuhnya

mengatasi banjir, tetapi bisa lebih cepat mengurangi

genangan. Sementara itu, Pemerintah Kota Bandung

menyiapkan anggaran sebesar Rp 300 miliar untuk

penanggulangan bencana. Untuk mengatasi banjir di

Kota Bandung, pada 2017 nanti Pemkot Bandung akan

membangun 5 titik danau resapan diantaranya di Jalan

Bima, Sirnaraga, Pasar Gedebage, Masjid Terapung

Gedebage dan di Babakan Jeruk. Untuk pembangunan

danau resapan ini menurut Ridwan Kamil tidak akan

berjalan cepat, perlu setidaknya waktu 4 tahun untuk

menyelesaikannya sehingga saat ini pembangunan

difokuskan untuk gorong-gorong air terlebih dahulu.