edisi 182

24
ISSN: 1412-890X Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Upload: skk-ganto

Post on 06-Apr-2016

325 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

SKK Ganto 182

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi 182

ISSN: 1412-890X

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Page 2: Edisi 182

Tentang SebuahTentang SebuahTentang SebuahTentang SebuahTentang SebuahPerubahanPerubahanPerubahanPerubahanPerubahan

PengembanganPengembanganPengembanganPengembanganPengembanganKurikulum di UNPKurikulum di UNPKurikulum di UNPKurikulum di UNPKurikulum di UNP

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Surat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): 1412-890X,PelindungPelindungPelindungPelindungPelindung: Rektor UNP: Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram, PenasehatPenasehatPenasehatPenasehatPenasehat: Pembantu Rektor III UNP: Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd., Penanggung JawabPenanggung JawabPenanggung JawabPenanggung JawabPenanggung Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum.,Dewan AhliDewan AhliDewan AhliDewan AhliDewan Ahli: Aai Syafitri, Faeza Rezi S, Mardho Tilla, Wezia Prima Zolla, Ismeirita, Rahmi Jaerman, Winda Yevita Dewi, Ariyanti Staf AhlStaf AhlStaf AhlStaf AhlStaf Ahli: Konsultasi PsikologiKonsultasi PsikologiKonsultasi PsikologiKonsultasi PsikologiKonsultasi Psikologi: NikenHartati, S.Psi., M.A., Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi KesehatanKonsultasi KesehatanKonsultasi KesehatanKonsultasi KesehatanKonsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: M. Ismail Nasution, S.S., M.A., KritikKritikKritikKritikKritikPuisPuisPuisPuisPuisi: Zulfadhli, S.S., M.A., Pemimpin Umum Pemimpin Umum Pemimpin Umum Pemimpin Umum Pemimpin Umum: Jefri Rajif, Pemimpin RedaksiPemimpin RedaksiPemimpin RedaksiPemimpin RedaksiPemimpin Redaksi: Meri Susanti, Pemimpin UsahaPemimpin UsahaPemimpin UsahaPemimpin UsahaPemimpin Usaha: Novi Yenti, Bendahara Umum Bendahara Umum Bendahara Umum Bendahara Umum Bendahara Umum: Gumala Resti Halin,Kepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan Pengembangan: Liza Roza Lina, SekretarisSekretarisSekretarisSekretarisSekretaris: Juliana Murti, Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana: Wahida Nia Elfiza, Redaktur BeritaRedaktur BeritaRedaktur BeritaRedaktur BeritaRedaktur Berita: Media Rahmi, FitriAziza, Redaktur TulisanRedaktur TulisanRedaktur TulisanRedaktur TulisanRedaktur Tulisan: Ranti Maretna Huri, Redaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Yola Sastra, Redaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan Online: Edo Febrianto, LayouterLayouterLayouterLayouterLayouter: DoniFahrizal, FotograferFotograferFotograferFotograferFotografer: Ratmiati, ReporterReporterReporterReporterReporter: Fidia Oktarisa(NA), Wici Elvinda Rahmaddina, Redda Wanti, Novarina Tamril, Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan: SriGusmurdiah, Sirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan Percetakan: Sonya Putri, Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan: Khadijah Ramadhanti, Iklan: Iklan: Iklan: Iklan: Iklan: Suci Larassaty, Reporter Junior: Reporter Junior: Reporter Junior: Reporter Junior: Reporter Junior: SabrinaKhairissa, Yulia Eka Sari, Rizka Wahyuni, Hera Gusmayanti, Ermiati Harahap, Hari Jimi Akbar, Resti Febriani, Rival Mulyadi, Neki Sutria, Putri Rahmi, Windy Nurul Alifa,Kurniati Ramadhani, Siti Ayuna Penerbit: Penerbit: Penerbit: Penerbit: Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat: Alamat: Alamat: Alamat: Alamat: Gedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar.Kode pos 25131. Laman webLaman webLaman webLaman webLaman web: http://ganto.or.idhttp://ganto.or.idhttp://ganto.or.idhttp://ganto.or.idhttp://ganto.or.id, Post-elPost-elPost-elPost-elPost-el::::: [email protected]@[email protected]@[email protected], Percetakan:Percetakan:Percetakan:Percetakan:Percetakan: Unit Percetakan PT. Genta Singgalang Press (Isi di luar pertanggungjawabanpercetakan), Tarif iklan:Tarif iklan:Tarif iklan:Tarif iklan:Tarif iklan: Rp1.500,- (permilimeter kolom-hitam putih), Rp3.000,- (permilimeter kolom full colour), 1/4 halaman belakang Rp1.000.000,- (full colour), IklanBaris Rp1.000,- (perbaris). Redaksi menerima tulisan berupa artikel, esei, feature, cerpen, resensi buku, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya dari sivitas akademika UNP.Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah esensinya. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisiberikutnya. Setiap tulisan yang dimuat akan diberi imbalan/uang lelah semestinya.

+ Optimalisasi Penerapan Kurikulum- Optimalkan dengan optimal!

+ Maling tertangkap di Al-Azhar- Jangan tangkap saya, Pak.

+ Pemilu Badunsanak Kurang Peminat- Kurang eksis sih.

Sebuah waktu, datang dan pergi. Dalam peralihan-

nya, selalu ada perlintasan tanggung jawab, ada bertang-

gung jawab, menanggungjawabi, pertanggungjawaban,

dan sekelumit bentuk-bentuk dari improvisasi tanggung

jawab itu sendiri.

Tanggung jawab bersifat kodrati, yakninya sebuah

keadaan yang sudah menjadi bagian hidup manusia.

Adalah sebuah kemutlakan bahwa setiap manusia dibe-

bani dengan tanggung jawab. Apabila dikaji dengan

lebih lagi, tanggung jawab itu adalah kewajiban yang

harus dipikul sebagai ciri manusia beradab.

Sekarang, Kru SKK Ganto sedang dalam masa

transisi, perpindahan tanggung jawab, biasa disebut

dengan masa bayangan. Pada masa ini, seluruh kru

yang akan melenggang ke depan akan banyak belajar

mengenai proses bertanggung jawab dalam menjalani

amanah yang akan dipercayakan.

Dan dengan modal tanggung jawab yang telah

disematkan tersebut, untuk edisi kali

ini, SKK Ganto menghadirkan laporan

mengenai kurikulum yang diterapkan

di UNP. Selain itu, juga ada informasi

dan masalah yang ada di kawasan kam-

pus dan berita kegiatan yang diadakan

Unit Kegiatan Mahasiswa selingkungan

UNP. Untuk informasi lebih lengkap,

silakan kunjungi portal berita SKK

Ganto di http://www.ganto.or.id. Untukberita kegiatan yang tidak termuat cetak,

bisa diakses di halaman website tersebut.Selain kegiatan keredaksian, SKK

Ganto juga tetap melaksanakan kegiatan

lainnya untuk tetap mendukung lancar-

nya jalan organisasi. Pengujung Sep-

tember lalu, SKK Ganto mengutus

seorang Kru untuk mengikuti Pelatihan

Jurnalistik Tingkat Nasional yang

diadakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Suara USU

Universitas Sumatra Utara, Medan.

Kemudian, SKK Ganto baru saja berhasil meng-

angkat sebuah acara minat bakat yang bertema Dengan

Menulis “5 cm” Menuju Mimpi bersama Donny

Dhirgantoro pada 13 September 2014 lalu.

Dalam mempererat jalinan emosi di antara peng-

ampu bahtera serta para sesepuh yang telah terlebih

dahulu pernah menggerakkan jalannya organisasi,

Kru SKK Ganto menggelar sebuah acara keakraban,

bertema “Idul Adha Ceria” di sekretariat SKK Ganto.Dalam setiap kata yang terucap dan salah yang

tiada bertuan, segenap Kru SKK Ganto menyampaikan

permohon maaf kepada pembaca setia. Kritik dan

saran selalu kami tunggu untuk baiknya kita semua

dalam balutan hangat sebuah ikatan sebagai keluarga

besar, yakninya Universitas Negeri Padang. Selamat

membaca. Gest.

2

Dalam sejarahnya, kurikulum sebagai ‘ruh’ sebuah

pendidikan selalu mengalami perubahan. Perubahan itu

tak terlepas dari kebutuhan masyarakat sebagai konsumen

dari produk pendidikan yang juga selalu berubah-ubah.

Kebutuhan masyarakat itu tidak hanya berupa sumber

daya manusia yang tanggap terhadap IPTEK, melainkan

juga sumber daya manusia yang berkarakter dan mampu

mengatasi kompleksnya permasalahan sosial yang sedang

terjadi di tengah masyarakat. Maka, untuk memenuhi

kebutuhan konsumennya, lembaga pendidikan tinggi

sebagai pencetak sumber daya manusia berkualitas, mau

tidak mau harus berinovasi agar lulusannya tetap terpakai.

Salah satu caranya adalah dengan melakukan perubahan

atau penggantian kurikulum.

Belakangan ini, tersebutlah kurikulum berbasis

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagai

kurikulum terbaru yang dicanangkan pemerintah untuk

perguruan tinggi. Kurikulum baru ini muncul sebagai

jawaban atas kurikulum sebelumnya yang dianggap tidak

lagi relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Oleh

sebab itu, kurikulum baru ini pun diharapkan dapat

menghasilkan lulusan yang berkarakter dan berdaya guna

di tengah-tengah kemajuan peradaban yang sangat pesat.

Dalam hal ini, Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai

salah satu lembaga pendidikan tinggi juga tidak mau

ketinggalan dalam mengaplikasikannya. UNP pun mulai

menjalankan kurikulum berbasis KKNI sejak 2012. Sedangkan

untuk penerapannya baru terealisasi 2013 lalu.

Sekarang, hampir satu setengah tahun berlalu. Berbagai

persoalan pun ditemui dalam penerapannya. Mulai dari

kurangnya sosialisasi, kesimpangsiuran informasi, sampai

ke hal-hal teknis yang menghambat penerapan kurikulum

itu sendiri. Namun, untuk masa transisi, hal ini bukanlah

sebuah anomali. Masa transisi butuh adaptasi—dan juga

butuh waktu. Seluruh komponen yang terlibat di dalamnya

harus saling bersinergi dan mengerti. Mahasiswa, dosen,

birokrat, dan pemangku kebijakan lainnya harus saling

mendukung dan bekerja sama, serta mencari solusi untuk

menyempurnakan pelaksanaan kurikulum ini.

Seluruh masyarakat UNP harus berkontribusi. Karena

masalah ini tidak hanya masalah petinggi kampus, tetapi

masalah bagi seluruh komponen yang ada di UNP.

Dengan adanya kontribusi dan dukungan dari seluruh

sivitas akademika, niscaya apa yang dicita-citakan dari

kurikulum ini dapat tercapai. Dengan demikian UNP

dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

berkarakter dan berdaya guna di dalam kehidupan

masyarakat. Dan jika semua usaha telah dilakukan secara

maksimal, sekarang tinggal menunggu waktu. Berikan

kesempatan kepada waktu untuk menjawab segala rencana

dan upaya yang telah kita usahakan.

Jika dibandingkan dengan beberapa universitas di

Indonesia, Universitas Negeri Padang (UNP) tampak

sudah lebih maju dalam pengembangan kurikulum

tiap program studi. Kegiatan pengembangan kurikulum

di UNP sudah mulai dilaksanakan sejak 2012 lalu dan

mulai diterapkan pada mahasiswa tahun masuk 2013.

Kurikulum harus dipahami sebagai satuan utuh dan

terpadu antara dokumen (curriculum plan) dengankegiatan nyata pembelajaran (actual curriculum). Doku-

men dapat dipahami secara sederhana sebagai profil

lulusan, capaian tujuan yang akhirnya ditunjukkan

dalam bentuk daftar mata kuliah, silabus, satuan aca-

ra perkuliahan (SAP), dan sebagainya, sedangkan kegiat-

an nyata dapat dipahami sebagai proses pembelajar-

an, penciptaan suasana pembelajaran, dan evaluasi.

Kurikulum yang dikembangkan harus mengacu

kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI),

yakni kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi

yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengin-

tegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatih-

an kerja, serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian

pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur

pekerjaan di berbagai sektor. KKNI merupakan perwu-

judan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait de-

ngan sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang

dimiliki.

Dalam pengembangan kurikulum pendidikan ting-

gi, UNP jelas telah menetapkan konsep lulusan yang

termuat dalam visi dan misi universitas. Konsep ter-

sebut selanjutnya akan terwujud sebagai profil lulusan.

Profil lulusan harus ditetapkan dengan mengacu pa-

da rumusan mutu lulusan dan relevansi. Hal itu

akan dapat dicapai melalui serangkaian proses pen-

didikan yang bemutu, baik untuk pendidikan akademik

maupun pendidikan profesi.

Hal yang menjadi cita-cita UNP adalah kurikulum

tiap program studi dapat diakses oleh semua orang

melalui jaringan internet. Untuk mewujudkan hal itu,

perlu pula pemanfaatan Information and CommunicationTechnology (ICT). Hal ini dapat dilakukan pula melalui

pengembangan Learning Management System (LMS) atau

sistem majemen belajar yang diwujudkan dalam bentuk

tersedianya silabus, SAP, dan bahan ajar secara elektronis.

Untuk pencapaian LMS, UNP telah berupaya me-

ngembangkan perangkat keras dan perangkat lunak;

mengembangkan metode dan materi perkuliahan

secara online; meningkatkan kemampuan dosen dalam

hal ICT, dan sebagainya. Upaya UNP ini jelaslah

memiliki sasaran akhir untuk peningkatan kualitas

lulusan secara berkelanjutan. (Eto)

Foto Bersama: Kru, RJ, beserta sesepuh foto bersama pada acara “IdulAdha Ceria” di sekretariat SKK Ganto, Padang, Selasa (8/10). f/Ratmiati

Page 3: Edisi 182

Dewasa DiniDewasa DiniDewasa DiniDewasa DiniDewasa Dini

SKK Ganto menerima surat pembaca baik berupa

keluhan, kritikan, saran, dan permasalahan tentang

lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat

dikirimkan melalui e-mail: [email protected] dapat diantar ke redaksi SKK Ganto, Gedung

Pusat Kegiatan Mahasiswa Ruang G65 UNP dengan

melampirkan kartu identitas; KTP atau KTM.

Oleh Hera Gusmayanti

Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2012

Koperasi Pegawai UNP

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) UNP sebaiknya

lebih disosialisasikan lagi. Banyak masyarakat UNP yang

tidak mengetahui keberadaannya. Padahal koperasi tersebut

menawarkan berbagai kebutuhan dengan harga yang jauh

lebih murah dibandingkan kedai-kedai di sekitar UNP.

Liria Lase, Mahasiswa FIP

Toilet Balai Bahasa

Sejak ruang belajar dipindahkan ke Balai Bahasa, kami

mengalami kesulitan untuk buang air karena toilet yang

tersedia hanya satu dan sering tidak ada airnya. Sedangkan

jika menumpang di Al-Azhar tidak bisa karena toiletnya

hanya dibuka saat jam salat. Mohon perhatiannya. Terima

kasih.

Sabrina Khairissa, Mahasiswa FBS

Denah Lokasi UNP

Sebaiknya di depan gerbang UNP disediakan atau dipajang

denah lokasi UNP. Sebab kebanyakan tamu-tamu atau

mahasiswa baru tidak tahu lokasi yang akan dituju. Dengan

demikian mereka tidak akan kebingungan lagi untuk mencari

bangunan-bangunan yang ada di dalam lingkungan kampus.

Yudi Andika, Mahasiswa FT

Parkiran MKU

Saya berharap parkiran di MKU dibenahi lagi. Masih

banyak tumpukan batu dan besi yang tajam di sana. Saya

pun kewalahan untuk memarkirkan dan mengeluarkan mo-

tor. Selain itu alangkah baik lagi jika ada juru parkir yang

dapat mengatur dalam memarkirkan motor.

Annisa Iman Sari, Mahasiswa FBS

Toilet FT Butuh Perhatian

Saya melihat fasilitas toilet di Fakultas Teknik (FT) sedikit

sekali. Toilet hanya ada di musala dan gedung yang bertingkat

saja. Hal itu menyulitkan mahasiswa yang tidak kuliah di

sana. Selain itu, toiletnya juga sangat gelap. Saya berharap

semoga toilet tersebut dapat dikelola dengan baik dan

maksimal.

Nova Sari, Mahasiswa FT

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Tiada kesejukan yang tak

menenangkan. Serupa anak yang

sering membahagiakan. Mereka

datang dengan segala bentuk

keceriaan. Suatu hal yang

terkadang tak mampu terjelaskan

oleh beberapa bentuk peng-

ungkapan seorang manusia. Dalam

kesempurnaannya, kanak-kanak

sering diagung-agungkan

sebagai masa yang paling

menyenangkan dengan segala

kompleksitasnya.

Tidak seperti masa

dewasa, saat kanak-kanak

seseorang tidak punya beban

pikiran. Yang terpikir hanya

bermain. Sebab bermain itu

menyenangkan. Maka tiada

hari tanpa bermain. Demikian-

lah dunia kanak-kanak.

Secara psikologis, masa kanak-

kanak merupakan periode

perkembangan dari bayi hingga

usia lima atau enam tahun. Masa

ini nantinya akan terus berlanjut

sampai usia sekolah dasar sebelum

beralih ke masa remaja.

Anak yang sehat tumbuh secara

bertahap, baik secara fisik

maupun mental. Di masa inilah

segala nilai-nilai, baik nilai agama,

moral, sosial, dan nilai pendidikan

akademik harus ditanamkan

dalam diri setiap anak.

Begitu juga dengan anak In-

donesia sebagai harapan dan masa

depan bangsa. Jika anak Indone-

sia tumbuh dengan baik dan

cerdas, maka baik dan cerdas

pulalah bangsa ini ke depannya.

Namun, jika anak tidak tumbuh

dengan baik dan mentalnya rusak,

maka hancurlah masa depan

negara ini.

Kiranya hal inilah yang

sedang menghantui perasaan

setiap orang tua saat ini. Mengapa

tidak, melihat kondisi anak-anak

Indonesia sekarang, terselip rasa

khawatir dengan nasib bangsa

ini ke depan.

Belakangan, masyarakat

sedang dihebohkan dengan istilah

“dewasa dini”. Dewasa dini

merupakan keadaan saat seorang

anak tumbuh lebih cepat, baik

secara fisik maupun mental,

melampaui usianya. Secara fisik

anak-anak yang dewasa dini

mengalami masa pubertas lebih

cepat dari usia rata-rata, yaitu

usia 10 tahun. Padahal normalnya

usia pubertas anak adalah 13-14

tahun. Secara mental, keadaan ini

sangat meresahkan. Anak Indo-

nesia sekarang bersikap seperti

orang dewasa.

Hal ini terbukti dari banyak-

nya anak usia sekolah dasar yang

sudah mengenal istilah pacaran,

menyanyikan lagu-lagu cinta

milik orang dewasa, bahkan yang

lebih miris ada anak-anak yang

kecanduan rokok dan video porno.

Dulunya, menyanyikan lagu cinta

orang dewasa juga tidak pernah—

waktu itu lagu anak-anak memang

banyak tersedia. Dunia anak-anak

dulu memang sebenar-benarnya

dunia anak-anak. Namun kini,

dunia tersebut tak lagi ditemukan.

Sesungguhnya fenomena-

fenomena seperti itu memberikan

dampak buruk bagi kualitas anak-

anak Indonesia. Berdasarkan

penelitian-penelitian yang telah

dilakukan, terbukti bahwa

semakin awal seorang anak

memasuki masa pubertas,

resiko mereka mengalami

gangguan kesehatan fisik

dan mental juga semakin

besar. Sedangkan, sebagian

besar anak yang mengalami

masa puber yang ‘normal’

tidak akan mengalami efek

negatif tersebut.

Fakta ini membuka kembali

mata kita bahwa betapa bahayanya

fenomena itu untuk keberlang-

sungan eksistensi bangsa. Apa

jadinya jika sebuah negara

“melahirkan” generasi muda

dengan yang mental tidak sehat.

Tentunya harapan akan ide-ide

briliant dari generasi tersebut

menjadi isapan jempol belaka.

Sudah sepatutnya perhatian

terhadap dunia anak-anak lebih

ditingkatkan. Sebab pengawasan

tumbuh kembang anak merupakan

kewajiban bersama. Karena apapun

ceritanya proses pertumbuhan

mereka adalah hal terpenting.

Mereka adalah sebuah harapan.

Seorang yang akan meneruskan

cita-cita bangsa. Jangan sampai

sang generasi muda lebih dulu

rusak sebelum sempat tumbuh,

bercita-cita, apalagi berkarya.

3

Tumbuh kembang

anak merupakan

kewajiban bersama. Karena

apapun ceritanya proses

pertumbuhan mereka adalah hal

terpenting. Jangan sampai sang

generasi muda lebih dulu rusak

sebelum sempat tumbuh,

bercita-cita, apalagi

berkarya.

Grafis: Hari Jimi Akbar

Page 4: Edisi 182

KKKKKurikulum Barurikulum Barurikulum Barurikulum Barurikulum Baru Ituu Ituu Ituu Ituu Itu

Berbasis KKNIBerbasis KKNIBerbasis KKNIBerbasis KKNIBerbasis KKNIPersiapan kurikulum berbasis KKNI sudah jalan dari beberapa tahun yang lalu, harapannyapelaksanan kurikulum ini tidak sekadar harapan.

Oleh Wahida Nia Elfiza/Sri Gusmurdiah dan Meri Susanti/Yola Sastra

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Pagi itu, sekitar pukul 07.30

WIB, beberapa Dosen

Jurusan Teknik Pertam-

bangan Fakultas Teknik (FT)

Universitas Negeri Padang (UNP)

telah berada di Ruang Sidang

Teknik Pertambangan, Senin (15/

4/2013). Dosen yang telah hadir

duduk melingkar mengelilingi

meja bertaplak biru tua yang di

ruangan tersebut. Hari itu, mereka

akan melaksanakan lokakarya

yang membahas tentang kuri-

kulum program Strata 1 (S1) dan

Diploma 3 (D3) Jurusan Teknik

Pertambangan, untuk menindak-

lanjuti kurikulum berbasis

Kerangka Kualifikasi Nasional

Indonesia (KKNI) yang akan

dipakai oleh mahasiswa baru

tahun akademik 2013. Setelah

semua dosen hadir, lokakarya pun

dimulai.

Lokakarya yang dipimpin oleh

Drs. Bambang Heriyadi, M.T.,

Ketua Jurusan Teknik Pertam-

bangan itu berlangsung hingga

pukul 15.20 WIB. Pada akhirnya

lokakarya itu menghasilkan

keputusan bahwa kurikulum

berbasis KKNI siap dirampung-

kan di Jurusan Teknik Pertam-

bangan. Salah satu perubahan

yang akan dilakukan seiring

lahirnya kurikulum baru tersebut

yaitu adanya penambahan atau

pengurangan mata kuliah, serta

bobot satuan kredit semester (SKS)

untuk mata kuliah yang menga-

lami perubahan pada kurikulum

berbasis KKNI.

Selain lokakarya yang dilaku-

kan oleh dosen Jurusan Teknik

Pertambangan, berbagai persiapan

lainnya juga digencarkan di UNP.

Salah satunya persiapan yang

dilakukan di Fakultas Ekonomi

(FE). Berdasarkan keterangan

Koordinator Program D3 FE,

Perengki Susanto, S.E, M.Sc., fa-

kultas ini telah melakukan per-

siapan untuk penerapan kurikulum

berbasis KKNI semenjak 2012 yang

lampau. Persiapan dilakukan de-

ngan cara mengadakan workshopuntuk semua dosen yang difasi-

litasi oleh UNP dan dibiayai oleh

Islamic Development Bank (IDB).

Pelatihan telah dilakukan sebanyak

lima sampai enam kali. “Baik da-

lam bentuk seminar nasional mau-

pun workshop yang diadakan se-

tiap semesternya,” ujar Perengki

ketika ditemui di ruangannya,

Kamis (9/10).

Selain itu, Perengki juga me-

nyampaikan bahwa untuk tingkat

program studi (prodi), workshopdilaksanakan dalam bentuk pe-

ngembangan kurikulum prodi de-

ngan mengundang pakar, baik dari

pusat maupun dari UNP sendiri.

“Rata-rata semua dosen di FE su-

dah paham mengenai kurikulum

berbasis KKNI dengan adanya

pelatihan-pelatihan ini,” tambah-

nya.

Lebih lanjut, Perengki juga

menjelaskan bahwa dengan

adanya kurikulum berbasis KKNI,

mahasiswa lebih dituntut untuk

belajar tuntas. Sebab, pada kuri-

kulum yang sekarang, jumlah SKS-

nya mencapai 9 SKS untuk satu

mata kuliah, berbeda dengan kuri-

kulum dahulu yang hanya 3 SKS.

“Hal ini akan memicu pembela-

jaran menjadi lebih baik, dan

mahasiswa tidak perlu lagi mem-

pelajari banyak ragam mata ku-

liah,” ungkapnya.

Sama halnya dengan Perengki,

Ketua Jurusan Kimia Fakultas Ma-

tematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam (FMIPA) UNP, Dra. Androm-

eda, M.Si. juga mengatakan bahwa

kurikulum berbasis KKNI me-

mang telah disosialisasikan di

UNP sejak 2011 yang lampau. Na-

mun pembentukan tim pengem-

bangannya dilakukan pada 2012,

sehingga kurikulum ini baru di-

rampungkan pada 2013, dan masih

menuju tahun kedua untuk perja-

lanannya di UNP. “Kurikulum ini

diberlakukan semenjak mahasiswa

tahun masuk 2013 dan sesudahnya,”

ujarnya, Selasa (7/10).

Sejalan dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis KKNI ini,

Andromeda juga menyampaikan

bahwa dalam penerapannya kuri-

kulum ini belum berjalan mak-

simal. Meskipun telah dilakukan

sosialisasi dan koordinasi mulai

dari tingkat pusat, universitas, fa-

kultas, jurusan, hingga prodi, na-

mun penerapan kurikulum ini di-

pandang terlalu tergesa-gesa,

sehingga perbaikan, pengembang-

an dan pelaksanaannya belum

sempurna. “Masih ada beberapa

silabus dan sinopsis mata kuliah

yang belum selesai dirancang,”

ungkapnya.

Demikian beberapa bentuk

persiapan dari fakultas, jurusan,

dan prodi yang ada di UNP dalam

rangka penerapan kurikulum ber-

basis KKNI. Sebelumnya, kampus

kuning ini menggunakan Kuri-

kulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Keputusan tentang pelak-

sanaan kurikulum ini tertuang da-

lam Peraturan Presiden Republik

Indonesia (Pepres) nomor 8 tahun

2012 tentang KKNI. Salah satunya,

pada pasal 1 ayat 1 yang menya-

takan bahwa, “Kerangka Kualifi-

kasi Nasional Indonesia, yang se-

lanjutnya disingkat KKNI, adalah

kerangka perjenjangan kualifikasi

kompetensi yang dapat menyan-

dingkan, menyetarakan, dan

mengintegrasikan antara bidang

pendidikan dan bidang pelatihan

kerja, serta pengalaman kerja

dalam rangka pemberian penga-

kuan kompetensi kerja sesuai de-

ngan struktur pekerjaan di berba-

gai sektor.”

Kurikulum berbasis KKNI ini

pertama kali diterapkan di

UNP sejak satu setengah ta-

hun yang lalu, bertepatan

dengan semester ganjil

Januari-Juli 2013. Pelaksana-

annya seiring dengan ram-

pungnya kurikulum baru

yang diterapkan di tingkat

pendidikan dasar dan mene-

ngah yaitu Kurikulum 2013,

yang awalnya mengguna-

kan Kurikulum Tingkat Sa-

tuan Pendidikan (KTSP). Se-

hingga kurikulum berbasis

KKNI ini disebut-sebut

sebagai Kurikulum 2013.

Sejalan dengan berbagai

persiapan yang dilakukan

oleh pihak sivitas akade-

mika UNP dalam rangka

penerapan kurikulum

berbasis KKNI tersebut, ma-

hasiswa sebagai salah satu

unsur di dalamnya juga di-

tuntut untuk melakukan hal

yang sama. Seperti yang di-

sampaikan oleh Pembantu

Dekan I Fakultas Ilmu Pen-

didikan (FIP) UNP Dra.

Nelvia Adi, M.Pd.. Menurut

Nelvia, mahasiswa perlu di-

biasakan untuk melakukan

aktivitas pendidikan di

kampus sesuai dengan

tuntutan kurikulum berbasis

KKNI. Dalam proses perkuliahan,

mahasiswa harus memiliki pe-

ngetahuan dan pemahaman ber-

kaitan dengan kurikulum tersebut.

Selain itu, mahasiswa juga harus

mencari sendiri informasi-infor-

masi terkait, baik dari internet

atau pun dari buku. “Selain mem-

biasakan diri, mahasiswa juga ha-

rus mau memburu informasi,”

ungkapnya, Jumat (10/10).

Sehubungan dengan kesiapan

mahasiswa, menuju tahun kedua

terealisasinya kurikulum berbasis

KKNI, masih banyak mahasiswa

UNP yang belum mengetahui

tentang kurikulum yang sedang

digunakan ini. Salah satunya

Maifil Eka Putra, Mahasiswa Ju-

rusan Teknologi Pendidikan TM

2013. Eka mengatakan bahwa ia

hanya mengetahui kalau kuri-

kulum yang sedang diterapkan

di UNP sekarang adalah Kuri-

kulum 2013, bukan kurikulum

berbasis KKNI. “Saya baru kali

ini mendengarnya,” ujar Eka yang

kala itu tengah duduk di lobbyFIP UNP, Kamis (16/10). Kendati

pernah mengikuti seminar inter-

national tentang kurikulum saat

masih berada di semester dua

yang lalu, Eka mengaku bahwa

materi yang ia dapatkan saat itu

bukanlah tentang kurikulum ber-

basis KKNI, melainkan mengenai

penerapan Kurikulum 2013. “Saat

itu pemateri tidak menyinggung

sama sekali tentang kurikulum

berbasis KKNI,” tambahnya.

Menyikapi hal tersebut, Eka

berharap agar kurikulum berbasis

KKNI yang diterapkan di UNP

ini lebih disosialisasikan dan

pelaksanaannya lebih dimaksimal-

kan lagi. Khususnya sosialisasi

dan persiapan dari dosen. “Untuk

pelaksanaannya, dosen harus lebih

paham dan bisa memberikan yang

terbaik,” harapnya.

Laporan Kru SKK Ganto

Laporan4

Lokakarya: Dosen Jurusan Teknik Pertambangan FT UNP mengadakan lokakarya di Ruang Sidang Jurusan Teknik Pertambangan dalam mempersiapkan penerapankurikulum berbasis KKNI, Senin (15/4/2013). f/doc.

Page 5: Edisi 182

Laporan5

Optimalisasi POptimalisasi POptimalisasi POptimalisasi POptimalisasi Penerenerenerenereneraaaaapan Kpan Kpan Kpan Kpan Kurikulumurikulumurikulumurikulumurikulum

Ujung tombak kurikulum berbasis KKNI itu adalah prodi danjurusan, dengan adanya usaha yang maksimal akan melahirkanlulusan yang dibutuhkan pasaran.

Oleh Wahida Nia Elfiza/Sri Gusmurdiah dan Meri Susanti/Yola Sastra

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Pada 2010 lalu, Prof. Dr.

Festiyed, M.S., Asisten II

Direktur Pascasarjana Uni-

versitas Negeri Padang (UNP),

terpilih sebagai ketua Kurikulum

Berbasis Kerangka Kualifikasi

National Indonesia (KKNI) di

UNP. Terpilihnya Festiyed sebagai

ketua, membuatnya harus bertolakke Jakarta untuk menjemput

kurikulum tersebut. Keberangka-

tannya didanai oleh Islamic De-

velopment Bank (IDB) yang

sebelumnya telah bekerja sama

dengan UNP untuk pembangunan

fisik dan juga nonfisik. Usai

mengikuti berbagai kegiatan

penalaran, pelatihan, dan

pembekalan tentang kurikulum

berbasis KKNI, Festiyed kembali

ke UNP dengan harapan bisa

menerapkan acuan pendidikan

yang baru di kampus kuning.

Kembalinya Festiyed ke UNP

mendapat sambutan baik dari

sivitas akademika. Secara

bergiliran, Festiyed melakukan

sosialisasi dan menjadi pemateri

seminar untuk tujuh fakultas yang

ada di UNP. Tidak hanya itu, di

tingkat jurusan dan prodi pun

tidak sedikit yang meminta

Festiyed untuk mengisi berbagai

seminar tentang kurikulum

berbasis KKNI ini.

Namun, selang beberapa se-

mester setelah adanya sosialisasi

tersebut di UNP, realisasinya

belum berjalan maksimal. Hal ini

disebabkan oleh penerapan

kurikulum yang tidak merata di

berbagai jurusan dan prodi.

“Secara teori kita telah maksimal,

tapi praktisnya yang masih

lemah,” ujar Festiyed ketika

ditemui di ruangannya, Kamis (17/

10).

Selain itu, Festiyed juga

mengatakan bahwa kurikulum

berbasis KKNI memang diterap-

kan dalam lingkup universitas,

tetapi dalam praktiknya ter-

gantung kepada jurusan dan prodi

yang akan menerapkan kurikulum

itu sendiri. “Mulai dari perenca-

naan hingga pelaksanaan,”

tambahnya.

Apa yang disampaikan

Festiyed tersebut dibenarkan oleh

Anton Komaini, S.Si., M.Pd..

Dosen Prodi Ilmu Keolahragaan

Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK)

UNP ini mengatakan bahwa

untuk Jurusan Kesehatan dan

Rekreasi memang belum diterap-

kan kurikulum tersebut. Penye-

babnya adalah banyak staf

pengajar yang masih bingung

tentang penerapan kurikulum ini.

“Rekan-rekan saya masih banyak

yang belum paham, jadi belum

diterapkan,” ujarnya, Rabu (1/10).

Selain itu, Anton juga

menyampaikan kalau ia kurang

setuju dengan diterapkannya

kurikulum berbasis KKNI. Sebab

menurutnya, jika hanya metode

pembelajaran saja yang lebih

ditekankan, maka tidak harus

merubah kurikulum. “Mungkin

hanya perlu evaluasi dan

perbaikan, serta penambahan

sarana dan prasarana,” ungkapnya.

Sama halnya dengan Anton,

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

(FBS) UNP, Prof. Dr. M. Zaim,

M.Hum., juga mengatakan bahwa

penerapan kurikulum berbasis

KKNI belum sempurna. Pasalnya,

pemahaman sivitas akademika

UNP tentang kurikulum ini masih

beragam, sehingga penerapannya

pun belum maksimal. “Kurikulum

yang dibuat belum seragam di

tingkat universitas,” ujarnya, Rabu

(8/10).

Namun, apa yang disampaikan

oleh Anton dan Zaim ditanggapi

berbeda oleh Ketua Jurusan

Bimbingan dan Konseling (BK)

FIP UNP, Dr. Daharnis, M.Pd.,

Kons.. Daharnis mengatakan

bahwa penerapan kurikulum

berbasis KKNI di Jurusan BK telah

berjalan maksimal. Karena, BK

sendiri telah memberikan

informasi dan bimbingan kepada

dosen beserta mahasiswa.

“Sosialisasi telah kami lakukan,”

ujarnya, Rabu (1/10).

Selain itu, Darnis juga

mengatakan bahwa tidak ada

kendala dengan penerapan

kurikulum ini. Sebab, seluruh

dosen dan mahasiswa BK saling

berkoordinasi dalam melaksa-

nakannya. Hal tersebut juga

didukung dengan adanya SMS

Info untuk dosen dan mahasiwa

BK, “Sejauh ini kami belum

menemukan masalah yang

berarti,” ungkapnya.

Senada dengan Darnis, Dekan

Fakultas Teknik (FT) UNP, Prof.

Dr. Ganefri, M.Pd., Ph.D., juga

mengatakan hal yang sama.

Menurut Ganefri, pelaksanaan

kurikulum berbasis KKNI telah

berjalan maksimal di UNP. Hanya

saja, untuk FT sendiri masih

terkendala oleh sarana dan

prasarana, khususnya peralatan

untuk pratikum mahasiswa.

“Secara umum, kurikulum ini

sudah berjalan baik,” ujarnya,

Senin (13/10).

Menanggapi berbagai perma-

salahan tersebut, Pembantu Rektor

I UNP, Prof. Dr. Agus Irianto

membenarkan bahwa penerapan

kurikulum ini belum sempurna.

Menurut Agus, pelaksanaan

kurikulum harus bertahap.

“Kemarin masih ada sedikit

kekurangan dalam hal teknis,” ujar

Agus ketika ditemui di ruangan-

nya, Senin (13/10).

Selain itu, Agus juga menam-

bahkan bahwa kurikulum berbasis

KKNI dalam pelaksanannnya

memang dirancang dan disusun

langsung oleh jurusan dan prodi.

Pada awalnya, masing-masing

jurusan dan prodi harus

menetapkan learning outcome

Sarana dan Prasana: Beberapa gedung di Fakulta Bahasa dan Seni sudah dihancurkankan, rencananya padatahun 2015 mendatang akan dibangun gedung kuliah empat lantai, pembangunan ini juga salah satu upaya untukmendukung pelaksanaan kurikulum berbasis KKNI dari segi penyediaan sarana dan prasarana, Selasa (19/9). f/Rahmi*

4%

Target KKNI: Pemasangan kokarde kepada mahasiswa baru sebagai peserta PKKMB 2014 oleh Dekan FIK di GORUNP, seiring berjalannya kurikulum 2013 mahasiswa tahun masuk 2014 akan tetap menjalankan kurikulum 2013yang berbasis KKNI. Maba 2014 merupakan salah satu target pelaksanaan kurikulum ini, Kamis (21/8). f/Ratmiati

dari jurusan dan prodinya. Setelah

itu, learning outcome yang telah

ditetapkan tersebut dijabarkan

menjadi mata kuliah yang

nantinya akan dilaksanakan dalam

perkuliahan yang disertai dengan

bobot-bobot tertentu yang telah

ditetapkan. “Untuk mata kuliah

pun, kami meminta prodi yang

menyusunnya”, tambah Agus.

Selain penetapan learning out-come dan penyusunan mata

kuliah, setiap jurusan dan prodi

juga diminta untuk berkoordinasi

secara nasional dengan jurusan

dan prodi lain. Sebab, jika jurusan

dan prodi sudah berjalan dengan

baik dan bisa mengadakan

pertemuan tingkat nasional, maka

jurusan dan prodi tersebut dapat

merumuskan core dan outcomedari jurusan dan prodinya. “Jadi,

prodi yang sama secara nasional

dapat merumuskan mata kuliah

atau topik apa saja yang harus

diberikan kepada mahasiswa,”

terangnya.

Selanjutnya, Agus menjelaskan

bahwa pada kurikulum ini pola

berpikir mahasiswa dalam belajar

akan diubah. Mahasiswa dituntut

untuk berpikir induktif, yaitu

menemukan sendiri jawaban atas

fenomena yang dijumpainya. “Jadimahasiswa tidak hanya menunggu

apa yang dikatakan dosen,”

jelasnya.

Ia juga berharap agar kuri-

kulum ini berjalan lancar di UNP,

sehingga lulusan UNP nantinya

mempunyai potensi yang benar-

benar sesuai dengan learning

outcome sebagaimana yang telah

ditetapkan. “Semoga learning

outcome yang dirumuskan sesuai

dengan kebutuhan, sehingga

lulusan kita tidak sia-sia,”

tutupnya.

Laporan Kru SKK Ganto

Page 6: Edisi 182

Laporan6

KKNI dan Masa KKKNI dan Masa KKKNI dan Masa KKKNI dan Masa KKKNI dan Masa Kuliah 5 uliah 5 uliah 5 uliah 5 uliah 5 TTTTTahunahunahunahunahun

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

PrPrPrPrPro Ko Ko Ko Ko Kontrontrontrontrontra Masa Studi 5 a Masa Studi 5 a Masa Studi 5 a Masa Studi 5 a Masa Studi 5 TTTTTahunahunahunahunahun

Kurikulum merupakan seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,

(Undang-undang nomor 20 tahun 2003).

Sebagai acuan dari setiap jenjang

pendidikan, kurikulum selalu berubah

sejalan dengan maksud dan tujuan dari

sistem pendidikan yang diterapkan. Seperti

halnya UNP, sekarang tengah menerapkan

kurikulum berbasis Kerangka Nasional

Indonesia (KKNI). Seberapa jauh kurikulum

berbasis KKNI ini telah terlaksana di UNP?

Ikuti wawancara reporter Ganto, MeriSusanti dan Yola Sastra bersama

Pembantu Rektor I UNP, Prof. Dr. AgusIrianto.

Apa yang melatarbelakangi kurikulumselalu berganti?

Kurikulum itu berubah karena

perkembangan ilmu dan bisa berubah 2

tahun sekali. Jadi kalau ada perubahan

dan perbaikan, itu wajar saja. Perubahan

kurikulum adalah kebutuhan. Karena

adanya perubahan-perubahan ilmu,

teknologi, bahkan masyarakat itu sendiri

juga berubah. Kita kan ingin meluluskan

sarjana yang terjun ke masyarakat. Jika

masyarakatnya sudah berubah sedangkan

lulusan kita masih model lama, mana bisa

laku.

Sudah sejauh mana pelaksanaankurikulum berbasis KKNI di UNP?

Terhitung tahun 2012, kita pun

menggarap kerangka kurikulum sesuai

acuan. Lalu, pada tahun 2013, kita

himbaukan kepada seluruh sivitas

akademika UNP untuk menjalankan

kerangka yang telah dibuat tersebut.

Meminta prodi untuk menetapkan learn-ing outcome dari masing-masing prodi

serta dijabarkan menjadi mata kuliah

lengkap dengan bobotnya. Untuk mata

kuliah, kita minta kepada prodi untuk

menyusunnya secara langsung. Kurikulum

berbasis KKNI ini, pada 2012 sudah

disosialisasikan ke seluruh prodi yang ada

di UNP. Sebagian besar dari prodi sudah

menerapkannya tahun 2012. Dan untuk

yang belum, kita kembangkan lagi. Kita

sempurnakan kurikulum tersebut dengan

meminta (rancangan kurikulum) yang

sudah jadi, walaupun sebagian ada yang

belum selesai semua. Dan tahun ini kita

minta kepada seluruh prodi untuk

menyelesaikan semuanya.

Bagaimana tanggapan Anda terhadapPermendikbud nomor 49 mengenai batasmasa kuliah menjadi lima tahun?

Sebelumnya saya pernah mengikuti

rapat tentang keputusan SBMPTN dengan

seluruh PR I se-Indonesia. Kami bertemu

Oleh Wahida Nia Elfiza/Sri Gusmurdiah dan Meri Susanti/Yola Sastra

Kuliah maksimal lima tahun lahirkan mahasiswa sukseskuliah dan organisasi?

Tertanggal 9 Juni 2014, Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI,

Mohammad Nuh menetapkan Per-

aturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(Permendikbud) Republik Indonesia no-

mor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional

Perguruan Tinggi. Menindaklanjuti hal itu,

maka pada 11 Juni 2014 ketetapan tersebut

telah diundangkan di Jakarta. Peraturan

ini ditandatangani oleh Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia, Amir Syamsudin.

Setelah momen pengesahan, maka muncul-

lah Salinan Permendikbud nomor 49 tahun

2014 tentang Standar Na-sional Perguruan

Tinggi yang telah dijamin kesesuaiannya

dengan peraturan asli oleh Kepala Biro

Hukum dan Organisasi Kemen-terian

Pendidikan dan Kebudayaan, Ani Nurdiani

Azizah.

Pada salinan Permendikbud itu, dari

situs www.its.ac.id, terdapat 6 BAB dan 65

pasal yang membangun peraturan tersebut.

Lalu, menilik lebih lanjut pada BAB II, ba-

gian keempat, pasal 17 ayat ketiga dan

lebih spesifik pada bagian d tertuang sebuahperaturan, yaitu bagi mahasiswa Diploma

4 (D4) dan Strata 1 (S1), memiliki masa

studi selama empat sampai lima tahun.

Lahirnya peraturan itu ternyata belum

disambut dengan serta merta oleh sebagian

mahasiswa Universitas Negeri Padang

(UNP). Sikap tersebut ditunjukkan oleh

salah satu Mahasiswa Jurusan Geografi

TM 2010, Dandi Arianto Pelly. Menurut

Dandi, masa kuliah yang diperpendek men-

jadi 5 tahun akan menghambat kreativitas

mahasiswa, sedangkan bobot Satuan Kredit

Semester (SKS) yang dibebankan masih

sama. Hal ini juga akan membuat mahasis-

wa fokus dengan perkuliahan dan melupa-

kan organisasi. “Saya kurang setuju dengan

pera-turan ini,” ujarnya, Selasa (7/10).

Senada dengan Dandi, Andika Putra

juga merasakan hal yang sama. Mahasis-

wa Teknik Pertambangan TM 2011 ini meng-

aku terkejut dan masih mempertanyakan

tentang peraturan tersebut. Menurutnya,

hal-hal yang membedakan antara masa

studi selama lima tahun atau lebih, belum

begitu jelas. Selain itu, mahasiswa yang

terlambat menyelesaikan masa studinya

belum tentu disebabkan oleh nilai akademik

yang rendah. “Pemerintah seharusnya

mengkaji hal ini terlebih dahulu,” ujar

Ketua Umum Pusat Pengembangan Ilmiah

dan Penelitian Mahasiswa, Jumat (3/10).

Namun, berbeda halnya dengan Heru

Setiawan, Mahasiswa Jurusan Teknik Elek-

tronika TM 2011. Heru setuju jika peraturan

ini diterapkan di UNP. Menurutnya,

peraturan tersebut sudah ideal karena akan

membuat mahasiswa lebih terpacu dan

bersemangat lagi untuk kuliah. Selain itu,

kurangnya minat mahasiswa dalam beror-

ganisasi menurutnya tidak ada kaitannya

dengan batas kuliah lima tahun. “Jika me-

mang mahasiswa memiliki niat yang

benar, organisasi tidak akan mengganggu

kuliahnya,” ungkapnya, Rabu (1/10).

Januar Sahri juga tidak keberatan jika

peraturan tersebut diterapkan di UNP.

Menurutnya, peraturan ini punya sisi posi-

tif dan sisi negatif, tergantung kepada di-

ri pribadi mahasiswa yang menjalaninya.

Jika mahasiswa memang bersungguh-sung-

guh untuk kuliah, organisasi tidak akan

jadi penghalang untuk bisa wisuda tepat

pada waktunya. “Karena, mahasiswa harus

bisa membagi waktu dengan baik,” ujar

Mahasiswa Prodi Ilmu Keolahragaan TM

2014 ini, Jumat (3/10).

Dukungan terhadap peraturan menteri

mengenai kuliah batas lima tahun, juga

terlihat dari kalangan Staf Pengajar UNP,

salah satunya Dr. Azwir Anhar, M.Si., Dosen

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), setuju

dengan peraturan tersebut. Menurutnya,

lamanya waktu kuliah mahasiswa hanya

akan merugikan pihak universitas. Karena

semakin lama waktu kuliah yang diberikan,

maka mahasiswa akan santai untuk

melakukan perkuliahan. “Hal ini akan

menyebabkan akreditasi universitas

menjadi rendah,” ujarnya, Jumat (3/10).

Selain itu, Azwir juga mengatakan

bahwa diperpendeknya masa kuliah tidak

akan berpengaruh terhadap keaktifan

mahasiswa dalam berorganisasi. Malahan

dengan waktu yang diperpendek,

mahasiswa akan lebih semangat untuk

berkuliah. “Mahasiswa itu harus sukses

kuliah dan organisasi,” tutupnya.

Laporan Kru SKK Ganto

karena ketidakpuasan terhadap Permen-

dikbud nomor 49 tersebut. Saya juga sudah

pernah komplain langsung ke Dirjen

mengenai masalah ini. Sebab untuk UNP,

peraturan ini memang belum bisa diterap-

kan, karena rata-rata nilai mahasiswanya

saat tes seleksi SBMPTN hanya berkisar

70-an. Berbeda dengan perguruan tinggi

terkemuka di Indonesia yang nilainya di

atas rata-rata. Saya meminta peraturan ini

untuk ditinjau kembali, karena masa

tenggangnya pun 2 tahun. Jika peraturannya

keluar tahun ini, maka penerapannya baru

akan benar-benar diberlakukan pada 2016.

Bagaimana seharusnya mahasiswamenyikapi peraturan itu?

Ini kan baru akan berlaku 2016. Jadi

bagi mahasiswa lama tidak berlaku. Tetapi

kalau saya menjadi mahasiswa tidak mau

kuliah itu lama-lama. Cepat selesai itu

menguntungkan. Saya heran banyak maha-

siswa menunggu yang untuk mendapatkan

dispensasi. Buang waktu. Saya menghimbau

mahasiswa supaya tidak menunggu sampai

batas waktu akhir. As soon as possiblebetter than late. Cepat itu lebih baik

daripada lambat.

Prof. Dr. Agus Irianto

Ormawa: Salah satu organisasi mahasiswa (Ormawa) tengah melakukan kegiatan di ruanganPKM UNP, Jumat (25/4). f/doc.

Page 7: Edisi 182

Laporan7

Nilai dan Kebajikan Sebuah Pendidikan

Kurikulum Baru di UNPKurikulum Baru di UNPKurikulum Baru di UNPKurikulum Baru di UNPKurikulum Baru di UNP

Drs. Zulfa Eff. Uli Ras, M.Pd.(Dosen Pendidikan Teknik

Bangunan)

Dandi Arianto Pelly(Wakil Gubernur BEM FIS)

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Ade Syafrinaldo(Mahasiswa

Pendidikan

Matematika TM

2014)

Meri SusantiPemimpin Redaksi SKK Ganto 2014

Tercatat sejarah dikarenakan tulisan adalah

salah satu impiannya.

Twitter: @mheri_mazhra

Blog: www.merisusanti10.wordpress.com

Kurikulum baru memiliki dampak tersendiri bagi mahasiswa.

Mahasiswa benar-benar terpaku pada kurikulum sebelumnya.

Mereka sedikit kewalahan dengan penerapan

kurikulum ini. Di sini mahasiswa memang

dituntut mandiri. Selain itu, kurikulum ini

lebih mengutamakan kepada sikap mahasiswa

atau yang diharapkan. Mungkin disebabkan

karena masih adanya bias dari kurikulum

sebelumnya. Saya pun masih canggung

dengan kurikulum baru ini.

Secara konsep, sebenarnya kurikulum baru ini bagus. Dengan

adanya kurikulum ini, mahasiswa tidak tergantung kepada dosen

lagi, tetapi lebih ke bagaimana cara mereka untuk mengembangkan

dirinya baik di dalam maupun di luar kampus. Begitu pula dengan

kemungkinan untuk diterapkan di UNP. Namun, penerapan tersebut

sebaiknya belum saat ini karena sosialisasinya yang masih

kurang. Terlebih lagi karena sekarang masih dalam masa transisi.

Sebelum diterapkan, akan lebih baik jika kampus meriset

terlebih dahulu pendapat mahasiswa terkait penerapan kebijakan

baru ini. Setuju atau tidakkah mereka dengan kebijakan baru

ini. Karena bagaimanapun juga, mahasiswalah yang akan

menjalankannya. Seandainya diterapkan juga sekarang, dan hasilnya

tidak sesuai harapan, mungkin perlu dibentuk konsep yang baru.

Yang menguntungkan bagi semua pihak, baik itu mahasiswa, kampus,

maupun pemerintah.

Kurikulum diibaratkan

sebagai jantung dan

hatinya pendidikan.

Kurikulum meru-

pakan kunci pen-

didikan. Kuri-

kulum disusun

dengan mem-

pertimbangkan

lulusan sebuah

institusi pendi-

dikan sehingga

menghasilkan lulus-

an yang berkualitas.

Untuk mencapai tujuan

tersebut, biasanya kurikulum ini

tidak diganti tetapi hanya direvisi.

Sekarang dicanangkanlah

kurikulum baru oleh pemerintah,

yaitu kurikulum berorientasi

kepada KKNI. Pada kurikulum

ini, lebih dituntut keaktifan

mahasiswa. Selain itu, kurikulum

baru juga lebih mengarah ke

pembentukan sikap mahasiswa

Pendidikan bertujuan untuk meng-

hilangkan segala sumber penderitaan rakyat

yang berupa kebodohan dan keterting-

galan. Dalam mencapai tujuan tersebut,

tak terlepas dari proses abadi dalam per-

baikan alam sekitar intelektual, emosional,

dan kemanusiaan dari manusia. Diperlukan

sebuah formulasi dan perbaikan-perbaikan

sudut padang demi tuaian hasil yang sesuai

dengan pemilik harapan besar dalam hal

tersebut. Salah satu formula yang terus

digalakkan pemerintah demi terwujudnya

proses perbaikan tersebut adalah dengan

terus menyesuaikan kurikulum sebagai ruh

pendidikan dengan perubahan tuntutan

zaman.

Socrates dan Nabi Muhammad SAW

pernah menyuarakan, bahwa moral atau

karakter adalah tujuan yang tidak bisa

dihindarkan dari dunia pendidikan. Tujuan

yang harus dicapai oleh pendidikan adalah

hal yang bernilai. Karena, nilai berfungsi

sebagai penggerak pendidikan. Ia seperti

jantung yang memompa darah ke seluruh

bagian tubuh. Oleh sebab itu, tujuan utama

pendidikan adalah untuk menghasilkan

kepribadian manusia yang matang secara

intelektual, emosional, dan spiritual. Fungsi

nilai yang tak mampu terbantahkan dalam

sebuah nilai yang bermoral.

Kompleksitas sebuah tujuan pendidikan

bermuara pada keinginan suatu luaran yang

berkualitas tinggi. Manusia layak pakai

untuk kegilaan zaman di masa yang akan

datang. Manusia berkualitas yang mampu

bersaing dengan diri sendiri dalam pe-

naklukan oleh kekejaman dunia masa

depan. Semakin menakutkan apabila

hitam putih pendidikan tidak dilan-

dasi sebuah karakter yang akan

membangun sebuah nilai.

Karena itulah, komponen

esensial manusia adalah

nilai dan kebajikan.

Gagalnya pendidikan

dalam membangun

manusia yang utuh perlu

ada kajian ulang me-

ngapa hal tersebut dapat

terjadi. Oleh manusia yang

bernilai dan baik dalam peradabannya.

Pemerintah selalu mempunyai solusi

ampuh untuk menjawab tantangan

perkembangan globalisasi dalam arusnya.

Belakangan ini berkembang wacana

pendidikan karakter yang akan diterapkan

di setiap satuan pendidikan.

Pendidikan karakter yang meng-

utamakan penanaman nilai-nilai. Penilaian

nilai-nilai pada zaman yang ketika

manusianya telah terpenjara oleh tujuan-

tujuan sekuler. Jika tidak dilakukan peru-

bahan dalam pengembangan konsep berka-

rakter, praktik pendidikan yang diapli-

kasikan hanya menyentuh kulit. Ia tidak

akan pernah menyentuh ruh yang menjadi

jantung pendidikan. Jika ruh pendidikan

hilang, anak didik yang dibentuk dalam

pendidikan pun akan menjadi manusia

yang kehilangan ruh.

Sesuai dengan peran yang harus di-

mainkan, kurikulum sebagai alat dan pe-

doman pendidikan, maka isi kurikulum

harus sejalan dengan tujuan pendidikan

itu sendiri. Tujuan yang harus dicapai oleh

pendidikan pada dasarnya mengkristal da-

lam pelaksanaan peran-

nya. Kurikulum

dipersiapkan dan

dikembangkan

untuk mencapai

tujuan pendidikan.

Makna dapat hidup

di masyarakat itu

bukan saja berhu-

bungan dengan ke-

mampuan peserta didik

untuk menginternalisasi

nilai atau hidup sesuai

dengan norma-norma

masyarakat akan tetapi juga

pendidikan harus berisi

tentang pemberian penga-

laman agar anak dapat

mengembangkan kemam-

puannya sesuai dengan

minat dan bakat mereka.

Dalam sistem pendidikan, kurikulum

merupakan komponen yang sangat penting,

sebab di dalamnya bukan hanya me-

nyangkut tujuan dan arah pendidikan saja

akan tetapi juga pengalaman belajar yang

harus dimiliki setiap siswa serta bagaimana

mengorganisasi pengalaman itu sendiri.

Dewasa ini, pendidikan merupakan hal

terpenting dalam kehidupan bermasyarakat.

Karena dengan pendidikan, masyarakat dapat

memperbaiki kualitas hidup. Hal ini diper-

kuat dengan semakin tinggi pendidikan yang

dipelajari maka terbuka kemungkinan

peningkatan wawasan ilmu pengetahuan dan

pengalaman dalam menyelesaikan masalah.

Perkembangan pendidikan tidak terlepas

dari yang namanya pondasi pendidikan,

yaitu kurukulum. Kurikulum merupakan

suatu cara untuk mengukur tingkat perkem-

bangan pendidikan, hal ini dapat diartikan

bahwa arah pendidikan kita tergantung

kurikulum yang dibuat. Dalam kurun wak-

tu belakangan ini kurikulum mengalami

banyak perubahan yang secara langsung

membawa dampak terhadap perkembangan

pendidikan di Indonesia. Perubahan yang

terjadi tidak terlepas dari perkembangan

secara global di dunia yang mau tidak

mau menuntut kita untuk menyesuaikan

dengan kebudayaan bangsa Indonesia

sehingga dapat meningkatkan daya beda

yang tiap daerah memiliki ciri khas

tertentu.

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang

telah didengungkan oleh Socrates dan Nabi

Muhamad SAW. Dengan kuat, kurikulum

yang diberlakukan pada tahun 2013 ini

menjunjung tinggi karakter dalam pengem-

bangannya, memang harus dikembangkan

sedemikian mungkin. Kerena pada dasar-

nya, manusia yang terdidik dengan moral

yang tinggi adalah sebuah harapan dari

bangsa yang tengah mencoba merintis

perubahan. Sebuah hal yang memang harus

diformulasikan pemerintah untuk bisa

mencapai tujuan pendidikan yang bernilai

dan berkarakter. Mahasiswa sebagai lakon

dalam pergerakan kebaikan nilai sebuah

pendidikan memang harus ikut bekerja

sama dengan pemerintah dalam mewujud-

kan harapan besar pemerintah. Oleh sebuah

ide pendidikan yang bernilai, bermoral, dan

berkarakter. Adalah sebuah akhir yang akan

menjadi nyata apabila semua pihak yang

terlibat dalam pergulatan mimpi ini benar-

benar bekerja sama dengan keras untuk itu.

Tiada sebuah kemustahilan. Semua

adalah proses. Dan sebuah keputusan adalah

sudut pandang dari proses untuk mene-

mukan sebuah hasil.

tersebut. Nah, inilah kekurangan

kurikulum sebelumnya.

Dalam penerapannya,

kurikulum yang berlaku

saat ini harus dikait-

kan dengan kesiapan

lulusan kita. Siap atau

tidakkah lulusan kita

menghadapi lapa-

ngan kerja, terumata

untuk mahasiswa yang nantinya akan

menjadi calon guru. Jadi, diharapkan

pula penerapan kurikulum ini harus

sinkron dengan penerapan kurikum di

sekolah. Seandainya sudah mantap,

barulah diterapkan di UNP secepatnya.

Tentunya dengan harapan perubahan

kurikulum tidak menghambat studi

mahasiswa nantinya.

Grafis: Hari Jimi Akbar

Page 8: Edisi 182

8

In Memoriam Ady Rosa (1952-2014)Jika Anda mengalami masalah kesehatan,

silakan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat

tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik

ini ke e-mail Ganto, [email protected] atau

Gedung PKM UNP Ruang G65 UNP. Setiap

pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.

Diasuh oleh:dr. Pudia M. Indika

Nyeri di Kepala Mestika Zed

Unit Kerja: Pensyarah dan Peneliti

PKSBE, Fakultas Ilmu Pendidikan

(FIP) UNP

e-mail: [email protected]

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Akhir-akhir ini, kepala bagian belakang saya sering

terasa nyeri. Rasa nyeri semakin terasa ketika sedang

banyak pikiran. Selain itu dari pergelangan kaki hingga

ujung kaki juga terasa pegal-pegal. Apakah yang

menyebabkan saya merasakan rasa sakit seperti itu?

Penyakit apa yang sedang saya alami? Apakah hal-hal

yang saya rasakan itu masih dalam batas kewajaran atau

sesuatu yang perlu dikhawatirkan? Terima kasih. Wassalam.

Miftahul HidayahMahasiswa Jurusan Geografi TM 2012

Assalammualaikum Wr.Wb

Salam Sehat Miftahul

Nyeri kepala bagian belakang merupakan salah satu

dari gejala beberapa tipe sakit kepala (lihat Ganto Edisi

172). Gejala yang dirasakan lebih mendekati kepada Ten-sion Type Headache (TTH).

TTH adalah sakit kepala yang terasa seperti tekanan

atau ketegangan di dalam dan di sekitar kepala. Nyeri

kepala karena tegang yang menimbulkan nyeri akibat

kontraksi menetap otot-otot kulit kepala, dahi, dan leher

yang disertai dengan pelebaran pembuluh darah di luar

tengkorak kepala. Nyeri ditandai dengan rasa kencang

seperti pita di sekitar kepala dan nyeri tekan di daerah

kepala bagian belakang hingga leher.

TTH terbagi atas: (1) Infrequent episodic tension-type

headache, (2) Frequent episodic tension-type headache,(3) Chronic tension-type headache,, dan (4) Probable ten-

sion-type headache

Penyebab TTH antara lain: (1) ketegangan (tension)dan stres, (2) kelelahan (tiredness), (3) kecemasan (anietas),

(4) terlalu lama membaca, mengetik, atau konsentrasi

(eye strain), (5) posture yang buruk, (6) benturan pada

leher, dan (7) tekanan darah tinggi.

Mengobati Tension HeadacheTujuan pengobatan tension headache adalah untuk

mencegah serangan lebih lanjut dan mengurangi rasa

sakit yang dialami. Pencegahan tension headache meliputi:

1. Minum obat yang direkomendasikan oleh dokter

Anda, seperti penghilang rasa nyeri, relaksan otot, anti

depresi

2. Menghindari atau meminimalkan penyebab atau

pemicu tension headache3. Manajemen stres /latihan relaksasi.

Berikut ini beberapa tips tentang sakit kepala :

1. Menghangatkan leher dengan kompres maupun

botol

2. Menghela napas dalam secara teratur

3. Menghindari suara berisik yang dapat mencetuskan

tension headache4. Membiasakan diet rendah garam

5. Pola makan teratur

6. Hindarkan jenis makanan tertentu yang tubuh

tidak tahan menerimanya

7. Olahraga dan aktivitas fisik bisa mencegah

serangan sakit kepala atau mengatasi sakit kepala ringan

8. Istirahat yang cukup

Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.

Siapapun dia dan setinggi apapun pangkatnya tetap

tidak bisa lari dari yang namanya kematian. Sebelum

maut menjemput, kehidupan tentulah akan terasa

bermakna jika dijalani dengan kesungguhan dan

kebaikan untuk orang lain. Adalah Drs. Ady Rosa,

M.Sn. Dosen FPBS Universitas Negeri Padang yang

telah lebih dulu berpulang pada Rabu, 16 Juli 2014,

pukul 03.10 WIB. Penyakit stroke yang menyerang

tubuhnya membuat ia harus dirawat di RS. Yos

Sudarso, Padang beberapa hari sebelum jiwanya

dipisahkan dari raganya.

Seperti biasa, penghormatan almamater diberikan

kepada almarhum dan jenazahnya sempat

disemayamkan di Rektorat UNP, dilepas serta

disalatkan di Masjid Al-Azhar UNP, Air Tawar, Padang

sebelum diantar ke peristirahatan terakhir.

Mendiang Ady Rosa asli putra Minangkabau,

dilahirkan di Jakarta pada 23 Juli 1952. Suami dari

Ibu Farida Idrus yang berprofesi sebagai guru SMK

4 Padang ini memiliki dua orang anak, Dipa Aditya

Rosa dan Dibya Prayasitta Somya Rosa. Ia tercatat

sebagai dosen tetap FPBS UNP dan kandidat doktor

Universiti Kebangsaan Malaysia.

Sepanjang karirnya, Ady Rosa dikenal sebagai

peneliti yang tekun, perupa, kurator seni, dan

instruktur desain kerajinan pada pelatihan kerajinan

daerah, serta aktif dalam pelbagai events budaya

nasional, a.l. “Festival Istiqlal” Jakarta pada 1995.

Keterlibatannya dalam pelbagai kegiatan itu membuat

dirinya menjadi dosen yang “sibuk” dalam rangka

untuk memenuhi panggilan tugas Tri Dharma

Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan

pengabdian pada masyarakat).

Kontribusinya terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan tidaklah diragukan, khususnya di bidang

seni tato. Di dunia Internasional ia dikenal sebagai

ahli tato Indonesia satu-satunya. Penelitian Masternya

di Institut Teknologi Bandung (ITB) tentang “EksistensiTato sebagai Salah Satu Karya Senirupa Tradisional

Mentawai” (1994), dan karya-karyanya yang lain, sertakeahliannya yang unik itu membuat dirinya sering

diundang media dan lembaga penelitian, seperti LIPI

Jakarta. Beberapa penelitiannya yang lain adalah “Studi

Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Suku TerasingMentawai di Desa Sotboyak Kecamatan Siberut Utara”

(Depsos, 1995), “Fungsi dan Makna Tato SertaImplikasinya pada Perilaku Kehidupan Sosial Budaya

dalam Pembangunan” (Hibah Bersaing PT, 1997-1999),

dan “Kajian Semiotik dan Mitologis tentang Tato

Masyarakat Tradisional Kepulauan Mentawai” (1999).Ketekunannya dalam penelitian tato Mentawai

selama lebih sepuluh tahun tersebut membawa dirinya

terbiasa menelusuri kampung-kampung terpencil,

keluar masuk hutan Mentawai, khususnya Siberut.

Salah satu temuan penelitiannya mengatakan bahwa

tradisi seni tato Mentawai sebenarnya jauh lebih tua

usianya daripada tato Mesir, seperti yang telah dikenal

selama ini.

Ensiklopedi terkemuka dunia, Encyclopaedia Bri-

tannica, mencatat

bahwa tato tertua

ditemukan pada

mumi di Mesir

(1300 SM), tetapi

dalam penelitian-

nya Ady Rosa

mengatakan bah-

wa orang Men-

tawai sudah me-

nato badan me-

reka sejak Zaman

Logam (1500 SM -

500 SM). Tato ialah

lukisan pada ba-

gian organ tubuh

tertentu, atau se-

luruhnya. Tato

disebut juga seni

lukis tradisional,

sama halnya de-

ngan lukisan di gua zaman prasejarah, memiliki

makna simbolik bagi pelakunya, umumnya tekait

dengan dunia kehidupan masyarakatnya, status, kelas

sosial, dan jati diri serta makna sosiologis lainnya.

“Hal ini tentu amat beda fungsinya dengan trend

tato dikalangan pesepak bola atau selebritas akhir-

akhir ini. Para pesohor Indonesia

seperti Ayu Azhari, Yuni Arso,

Rebecca Tumewu, Jajang C. Noer,

Karenina, Dian Nitami, Anjasmara,

Cut Keke, Inneke Koesherawaty,

dan Ari Sihasale—untuk menyebut

sejumlah nama—juga bertato, tetapi

bagi mereka tato hanyalah sekadar

kesenangan, hobi, dan mengikuti

trend budaya pop. Berbeda dengantato tradisional, selain unik dan

dahsyat, juga sarat akan simbol dan

makna. Tetapi sayangnya, tato

tradisional ini terancam punah,”

kata Drs. Ady Rosa M.Sn. sekali

waktu (Kompas, 2/2/2001). Dengan

keahliannya di bidang inilah

membuat ia dijuluki oleh media

dan juga dosen-dosen di ITB sebagai “Jenderal Tato”.

Dua minggu sebelum kepergiannya, Pak Ady

sempat hadir untuk memberi dukungan dan semangat

kepada koleganya di Jurusan Seni Rupa, yang

mempresentasikan hasil penelitian S3-nya di

Pascasarajana Universitas Negeri Padang, di mana

saya menjadi salah seorang pengujinya. Tak ada

tanda-tanda kepergiannya yang begitu cepat. Hanya

saja kondisi fisiknya waktu itu tampak agak letih.

Sehabis sidang dia juga pernah mengatakan dengan

suara rendah kepada saya bahwa dia akan bertekad

untuk melanjutkan risetnya tentang seni tato Indo-

nesia, terutama di dua daerah lain, yaitu Dayak di

Kalimantan dan Sumba di Nusa Tenggara Barat.

Itulah perjumpaan terakhir saya dengan Pak Ady.

Meskipun keahlian kami berbeda satu sama lain,

sekali-sekali kami tetap saling menyapa dan beliau

juga pernah mampir ke pusat kajian saya, PKSB, FIS

UNP untuk bertukar pikiran. Kepergian Pak Ady

pastilah menjadi sebuah kehilangan bagi keluarga

termasuk komunitas akademik di UNP dan dunia

ilmu pengetahuan umumnya. Terlebih karena dia

adalah salah seorang dari sedikit pengajar UNP

yang memiliki reputasi ilmiah yang baik, dikenal

di dalam dan di luar kampusnya. Selamat jalan Pak

Jendral.

Buah dari setiap kerja keras dan ketekunan itulah

yang menghasilkan berbagai karya yang berkualitas.

Bukan malah menjadikan seseorang congkak akan

karya yang telah mereka rangkai. Seperti Ady Rosa

yang pergi dengan meninggalkan segudang karyanya

untuk diwariskan kepada para intelektualitas yang

ingin mengikuti jejaknya.

Page 9: Edisi 182

9

Generasi (Tanpa) Sejarah

Pertengkaran Orang Tua

Jika Anda mengalami masalah Psikologi, silahkan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto,

[email protected] atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.

Bu, saya sering merasa tidak nyaman

ketika berada di rumah. Orang tua saya

sering sekali bertengkar. Padahal mereka

sudah tua. Selain itu mereka seharusnya

menjadi contoh yang baik bagi anak-

anaknya. Pertengkaran ini juga sering

disaksikan adik-adik saya yang masih

kecil. Saya takut hal ini berdampak

bagi psikologis mereka. Saya pun jadi

dilema karena tidak bisa berbuat apa-

apa. Apa yang harus saya lakukan

sebagai seorang anak dan kakak terhadap

masalah ini? Terima kasih.Linda Sari

Mahasiswa FBS UNP 2012

Saudari Linda yang baik, lingkungan

keluarga memang menjadi salah satu

aspek penunjang keberhasilan anak.

Energi-energi dari keluarga membentuk

emosi anak secara tidak langsung. Jika

orang tua bisa menjaga kestabilan emosi

saat berada di rumah akan menimbulkan

suasana nyaman bagi anak. Suasana nyaman

tersebut tentu menunjang perkembangan

psikologis anak ke arah yang lebih baik.

Dorongan keluarga tersebut akan kamu

pertanyakan saat menemukan kondisi

keluarga tidak pada keadaan seharusnya.

Orang tua yang sering bertengkar dan

tuntutan kamu sebagai anak serta kakak

yang harus menjadi penengah membuat

kamu bingung.

Beberapa hal yang bisa kamu lakukan

saat merasa tertekan ketika berada dalam

situasi tersebut:

Menyibukkan diri dengan lebihsering berada di luar rumah

Hal ini sebenarnya bukan termasuk ke

dalam pengelolaan stres yang baik, tetapi

lebih ke arah menghindar. Perilaku meng-

hindar ini tidak sampai ke tahap destruktif

dan berjalan ke arah yang negatif. Meng-

ikuti unit kegiatan kampus yang seuai de-

ngan yang kamu butuhkan, mungkin juga

akan membantu kamu mengalihkan per-

hatian sementara dari kemelut di rumah.

Menyalurkan hobiMenjalankan hobi adalah kegiatan yang

bisa membuat seorang merasa tenang dan

puas. Menyalurkan hobi bisa membuat

kamu memiliki kesibukan dan penyaluran

emosi secara positif. Saat hobi kamu tersa-

lurkan kamu akan merasa memiliki ke-

kuatan untuk menjalani masalah yang kamu

hadapi dan yakin bahwa Tuhan pasti mem-

punyai rencana yang terbaik.

Mencari social supportKamu perlu memilih beberapa teman

dekat yang mungkin kamu anggap dapat

menyemangati dan memberi kamu ke-

kuatan. Ketika kamu sedang benar-benar

berada dalam keadaan yang terpuruk, mere-

kalah yang akan mengingatkan dan menye-

mangatimu.

BerdoaPentingnya doa secara psikologis adalah

agar kita mendapat ketenangan dan dapat

melewati suatu kelepasan dari ketegangan

Novi Yenti

Tempat/Tanggal Lahir: Padang/

14 November 1992

Twitter: @opi_anok

Facebook: Novi Yenti

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

dan pergumulan (Gintings, 1999). Salah

satu hal yang membuat yakin akan

selesainya suatu masalah adalah dengan

berdoa. Doa mengubah cara pikirmu

terhadap masalah yang kamu alami.

Perbaiki hubungan dengan ayah-ibu dan saudara kamu

Saat kamu merasa ada masalah de-

ngan orang tuamu, sebagai anak dan

sebagai kakak, sudah semestinya kamu

menjadi pelindung bagi adik-adikmu.

Kamu dituntut untuk memberikan per-

hatian dan kasih sayang pada adik-

adikmu. Kamu juga bisa merekatkan

kembali hubungan ayah ibu kamu de-

ngan mengulang-ulang kenangan yang

kalian miliki.

Ingatlah kamu masih memiliki

saudara di bawah kamu yang masih

membutuhkan dorongan keluarga. Dan

ingat bahwa “Karena sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

(QS. Alam Nasyroh: 5)

Grafis: Hari Jimi Akbar

Indonesia patut bersyukur atas segenap

sejarah yang dimilikinya. Karena dari sejarah,

Indonesia bisa meraup banyak pelajaran yang

dijadikan acuan untuk kehidupan masa seka-

rang dan masa yang akan datang. Perjuangan

panjang masyarakat Nusantara dalam mem-

pertahankan tanah air seharusnya selalu di-

ingat dan diingatkan agar Bhineka Tunggal

Ika masih tetap terjaga.

Banyak tokoh yang patut dijadikan panu-

tan dalam kehidupan bernegara. Pemikiran-

pemikiran para tokoh terdahulu yang hidup

di zaman yang belum secanggih sekarang,

ternyata bisa menyatukan Indonesia yang

tidak satu daratan. Bahkan saat pendidikan

tidak semudah saat ini, pahlawan tanah air

mampu menanamkan semangat juang pada

generasi selanjutnya. Contohnya saja

Tuanku Imam Bonjol yang menggugah

naluri juang Mohammad Hatta untuk turut

campur tangan memerdekakan tanah Air.

Roeslan Abdul Ghani mengatakan,

ilmu sejarah ibarat penglihatan terhadap

tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa

silam, ke masa sekarang, dan ke masa

depan. Dengan demikian, mempelajari

peristiwa-peristiwa sejarah akan selalu

terkait dengan ‘waktu’ yang terus bergerak

dari masa sebelumnya ke masa-masa

berikutnya serta melahirkan peristiwa-

peristiwa baru yang saling terkait sehingga

perjalanan sejarah tidak pernah berhenti.

Peranan sejarah sangat penting dalam

kehidupan manusia sebab sejarah adalah

pengalaman manusia. Tanpa sejarah, manusia

tidak mempunyai pengetahuan tentang diri-

nya. Manusia yang demikian tidak mempu-

nyai memori atau ingatan, sehingga pada

dirinya tidak dapat dituntut suatu tanggung

jawab. Untuk itu, manusia yang punya rasa

tanggung jawab, biasanya menyadari kedu-

dukan sejarah sebagai suatu yang urgen

dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara. 

Namun, pentingnya pelajaran sejarah se-

pertinya sudah lama diabaikan di negara

ini. Belakangan ini masyarakat dikejutkan

oleh pemberitaan televisi nasional mengenai

minimnya pengetahuan sejarah anggota DPR

RI.

Seorang publik figur muda yang juga

anggota DPR

tergagap-

g a g a p

ketika harus menjawab isi sumpah pemuda.

Ada juga siswa yang tidak tahu makna tiap

butir pancasila atau bahkan ada mahasiswa

menjawab tidak tahu saat rekan-nya bertanya

tentang gambar pahlawan yang tertera pada

lembaran rupiah. Selain itu, muncul pula

keprihatinan berbagai kalangan mengenai

hilangnya jati diri bangsa, KKN (Korupsi, Kolusi,

dan Nepotisme), separatisme, dan primordia-

lisme, serta banyak lagi lainnya.

Pengetahuan sejarah memang diberikan

pada siswa SD, SLTP, dan SLTA. Namun,

dirasa belum cukup. Pelajaran sejarah yang

terkandung dalam subpelajaran Ilmu Penge-

tahuan Sosial hanya dipelajari siswa dengan

waktu dua sampai tiga jam pelajaran. Selain

itu tidak ada lagi asupan pengetahuan sejarah

yang diberikan. Mungkin, jika tidak ada

upacara bendera setiap hari senin di sekolah,

Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 pun

dikhawatirkan akan membias.

Selain batasan waktu untuk pelajaran

sejarah, kurang jelinya pengajar dalam

memberikan penguasaan terhadap

pengetahuan sejarah juga menjadi alasan

rontoknya minat siswa terhadap sejarah.

Umumnya siswa menggambarkan sejarah

sebagai mata pelajaran yang menghafal

tanggal dari suatu kejadian. Orang tua

yang merupakan guru bagi generasi

muda Indonesia dalam lingkup

lingkungan rumah juga bertanggung

jawab atas fenomena ini. Seharusnya

orang tua dan guru saling bersinergi

dalam menumbuhkan minat anak

terhadap pengetahuan sejarah.

Dari fenomena tersebut, muncul

pertanyaan apakah karena sejarah

dianggap kurang penting menjadi

alasan kurangnya kesadaran sejarah

generasi muda sekarang? Lalu bagai-

mana usaha untuk meningkatkannya?

Revolusi kehidupan dari berba-

gai sisi memang mengubah pandang-

an masyarakat dari berbagai hal, salah

satunya pandangan terhadap sejarah. Tidak

dapat dipungkiri perkembangan zaman yang

semakin maju membuat manusia kadang

enggan melihat ke belakang. Hal ini pulalah

yang diprediksi menjadi penyebab sejarah

dianggap kurang penting oleh generasi muda.

Sebagai negara berkembang, Indonesia se-

layaknya menekankan kembali aspek sejarah

pada kehidupan masyarakat, khususnya pada

generasi muda. Terlebih saat ini sudah di-

kembangkan kurikulum yang berasaskan

karakter siswa. Pengetahuan sejarah sebaiknya

lebih diresapkan pada generasi muda yang

kelak akan menggantikan para pengemban

amanah rakyat.

Untuk itu, menanamkan kesadaran

sejarah bagi generasi muda lebih dari

sekadar retorika. Membangun kesadaran

sejarah bagi generasi muda harus dimulai

dari hulu ke hilir. Maksudnya memper-

siapkan teknik mengajar pengetahuan

sejarah pada siswa dengan meminimalisir

kekurangan yang terjadi sebelumnya.

Pembelajaran sejarah merupakan

proses yang bermakna bagi siswa, bukan

sekadar menghapal angka tahun dan peris-

tiwa saja. Dengan menjadikan pelajaran

sejarah menjadi sesuatu yang bermakna,

siswa diharapkan memiliki keterikatan

dengan masa lalunya untuk diambil pela-

jarannya di masa depan. Dari sanalah

muncul kesadaran sejarah bagi anak-anak

muda sebagai calon pemimpin bangsa.

Page 10: Edisi 182

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Feature10

Misteri Hilangnya Si Pora-pora

Pernah dalam sejarah kehidupan,mereka mencapai kejayaan.

Menikmati limpahan rahmat Tuhan.Kemudian hilang tergerus waktu.

Sekarang tak lagi pagi, sore telahmenjelang, untuk menjemput malam.

Wanita Penjinak Api

Tak peduli siang atau malam, jikasirine telah berbunyi maka Bang Yoslangsung menuju lokasi kebakaran.

Malam itu, Yosie Anita yang

kerap dipanggil Bang Yos

bersama rekan satu regunya

tengah berjaga, shift malam, demikian

mereka menyebutnya. Mendapat shiftmalam, berarti Bang Yos dan rekan-rekan

sesama pasukan pemadam kebakaran harus

siap siaga mulai dari jam tujuh malam

hingga jam tujuh pagi jikalau nanti ada

panggilan pemadaman. Tak disangka, pada

dini harinya, sirine pun berbunyi, pertanda

adanya peristiwa kebakaran. Mereka pun

langsung bergegas menuju ke lokasi

terjadinya kebakaran.

Rutinitas seperti ini telah digeluti Bang

Yos sejak 2003. Saat itu, perempuan 33

tahun ini hanya berstatus sebagai relawan.

Empat tahun kemudian Bang Yos diangkat

menjadi Pegawai Negeri Sipil di Dinas

Pemadam Kebakaran Kota Padang.

Sebelum itu, pada tahun 2005, Bang Yos

telah diangkat pula menjadi Pegawai

Daerah MPD.

Hingga saat ini, Bang Yos merupakan

satu-satunya anggota pemadam kebakaran

perempuan yang ada di Sumatera Barat.

Perempuan pemberani ini dikenal lebih

suka berteman dengan laki-laki daripada

dengan perempuan. Faktanya, walaupun

perempuan, Yosie tidak pernah dibedakan

dari rekan-rekan lainnya dalam bertugas.

Ia selalu disamaratakan dengan pemadam

yang lainnya. Pernah ketika bertugas pada

tahun 2009 karena bergegas menuju lokasi

kebakaran, Yosie terjepit di pintu mobil

pemadam kebakaran. Walaupun sakit,

Yosie yang terkenal dengan sifat tomboy-

nya ini tetap melanjutkan tugas untuk

bertarung melawan si jago merah.

Dalam menjalankan tugasnya,

perempuan kelahiran 8 Mei 1981 ini

mendapatkan dukungan penuh dari suami

dan anaknya. Bahkan anak laki-lakinya

yang masih berumur 3,5 tahun dari hasil

pernikahan dengan Putra Akmal, turut

mengingatkan Yosie jika sirine tanda

kebakaran berbunyi, meskipun hal itu

berarti anaknya harus dititipkan pada

tetangga sebelah. Sedangkan suaminya

terkadang ikut serta bergabung sebagai

relawan pemadam kebakaran.

Tak hanya dari suami dan anak

saja. Dukungan juga didapatkan Yosie

dari kedua orang tuanya, Syari dan

Nurjani. Kedua orang tuanya tidak

menghalangi pilihan hidupnya itu.

Mereka merestui apapun yang anak-

anaknya kerjakan, asalkan itu masih

dalam hal kebaikan. Orang tuanya

bangga dengan apa yang telah ia miliki

saat ini. Meski demikian, Yosie belum

merasa puas sebelum kedua orang

tuanya menunaikan rukun Islam yang

kelima, naik haji.

Sekarang, menjadi pemadam

kebakaran tidak hanya menjadi profesi

bagi anak kelima dari enam bersaudara

ini. Bagi Yosie, memadamkan

kebakaran telah menjadi bagian dari

jiwanya. Bahkan jika kebakaran terjadi

di luar jam kerjanya, ia akan tetap

turut serta memadamkannya tak peduli

siang atau malam. “Itu sudah merasuk ke

jiwa saya,” akunya.

Bagaimanapun juga, apapun yang

dilakukan Yosie saat ini tidak bisa terlepas

dari peran Yosie sebagai seorang istri dan

ibu yang disayangi oleh keluarganya. Jika

saat bekerja ia adalah seorang pemadam

kebakaran yang handal, maka di rumah

Yosie adalah idola keluarga yang selalu

men-support-nya.

Oleh Sonya Putri

Perempuan Tangguh: Yosie Anita sedang bersama anaknya saat ditemui di Kantor PemadamKebakaran Kota Padang, Kamis (2/10). Hingga saat ini, Yosie Anita merupakan satu-satunyapemadam kebakaran wanita di Sumatera Barat. f/Sonya

Sebuah pagi di penghujung September

2014. Kecamatan Ajibata, Kabupaten

Toba Samosir, Sumatera Utara, masih

hidup dalam dimensinya. Oleh sebuah jalan

takdir yang pernah dilewatkan melalui peran

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Sumatera Utara, mengantarkan warga se-

tempat pada nasib masing-masing. Pada 2003

lalu, sebanyak 4.500 benih ikan bilih yang

diangkut dari Danau Singkarak, Sumatera

Barat, ditabur dan dikembangbiakkan di

Danau Toba yang kemudian diberi nama

pora-pora.

Terhitung dari tahun 2005-2008, perairan

tempat bermuaranya sebanyak 191 sungai ini,

si pora-pora berkembang dengan pesat—

melimpah ruah. “Saking banyaknya, ikan-ikan

tersebut menyambangi kita saat mendekatinya,”

terang Ramlan Tampubolan, pengusaha pora-

pora bernostalgia dengan masa lalunya.

Saat berburu keterangan kepada pengu-

saha dan nelayan pora-pora, teras Mes Peme-

rintah Kabupaten Tapanuli Utara, seketika

ramai oleh pergiliran tanya jawab terkait

misteri hilangnya pora-pora di perairan yang

memiliki panjang 100 km dan lebar 30 km

ini. Dengan tawa yang tertahan, Ramlan

mencoba mengurai cerita, masih tentang

kejayaan masa lalu yang kini tinggal kena-

ngan. Seketika ada gurau yang sulit dilupa-

kan, lalu sesal menyeruak di antaranya.

Dalam canda yang masih mencoba mem-

bangunkan kenangan, tentang produksi me-

limpah dan tentang roda perekonomian yang

bergerak dengan pesatnya. Waktu itu, sebagai

pengusaha pribumi penggagas crispy pora-pora. Dengan usaha yang dirintisnya, harga

jual pora-pora meningkat dari Rp500-Rp1.000

per kg menjadi Rp4.000 per kg. Hingga membuat

semua kalangan diuntungkan dengan

keberadaan pora-pora, bahkan mencapai titik

kepuasan tertinggi. “Umpamanya, sekali kirim

bisa dapat setumpuk emas,” jelas Ramlan.

Dalam nostalgia memoar tersebut, seorang

perempuan yang juga pernah merasakan jayanya

menjadi seorang nelayan ini pun ikut berkisah.

Adalah Siska Neggolan, seorang ibu yang

memiliki delapan orang anak ini dulunya

merupakan seorang penangkap ikan.

Diakui Siska, pengambilan ikan pada masa

lalu memang dalam jumlah besar, mencapai

50 kg dalam satu jala dan hampir seluruh

warga terlibat dalam partisipasi ini. “Bayangkan

saja, berapa banyak ikan yang mereka keruk

jika punya banyak jala,” sesalnya.

Serta, beberapa isu alam lainnya turut

menyeimbangi sesal yang terpancar. Masih

ada beberapa hal yang menguap ke permukaan

sebagai deret akibat penyebab hilangnya pora-

pora. Ikan bawal sebagai predator pun menjadi

alasan tersendiri bagi warga, namun hal tersebut

belum pasti adanya.

Tentang keberadaan PT Aquafarm, bagi

mereka, perusahaan budidaya ikan nila pena-

naman modal asing dari Swiss ini tak ikut

mencemari Danau Toba. Sehingga tidak ikut

menjadi dalang penyebab hilangnya pora-pora.

“Bahkan, menguntungkan dengan merekrut

banyak tenaga kerja,” terangnya lebih lanjut.

Kepala lurah daerah Ajibata, B. Doloksaribu,

S.H., dengan terang-terangan mengakui

keterlambatannya dalam mengatasi pengerukan

berlebihan pada pora-pora ini. Bahkan nelayan

mengeruk hingga 100 ton per hari, terutama di

tiga titik penghasil pora-pora terbesar, yaitu

Samosir, Toba Samosir, dan Simalungun.

Isu pencemaran yang disebabkan oleh

perusahaan raksasa milik Swiss pun menjadi

penolakan tersendiri baginya. Menurutnya, PT

Aquafarm tak ada sangkut pautnya dengan

hilangnya eksistensi pora-pora. “Kalau pun

iya, kita harus berbuat apa?” pasrahnya.

Untuk membangkitkan masyarakat dari

keterpurukan, pemerintah telah berupaya

memberikan pelatihan pengolahan hasil tangkap

Danau Toba serta berbagai penyuluhan mengenai

pemanfaatan kekayaan alam sekitar Danau

Toba.

Walau misteri di balik hilangnya eksistensi

sang primadona Danau Toba ini belum terpe-

cahkan, pemerintah terus berupaya untuk me-

ngembalikan pora-pora ke tengah kehidupan

ekonomi masyarakat. Dengan pertimbangan

ke depan, agar masyarakat mampu memerangi

nafsu dalam pengeksploitasian pora-pora. Karena

bagaimana pun, masyarakat tak boleh hanya

memikirkan kepuasan hidup sesaat dan bersama

untuk saling menjaga agar pora-pora yang

tersisa tidak benar-benar menghilang dari

perairan Toba ini.

Danau Toba: Untuk mendatangkan kembali pora-pora di perairan Danau Toba, pemerintahberupaya membuatkan kawasan penangkaran di beberapa muara sungai di kawasan DanauToba, Medan, Sabtu (27/9).f/Doc.

Oleh Meri Susanti

Page 11: Edisi 182

11

Amanah untuk yang MudaRamo-ramo si kumbang jati, katik

endah pulang bakudo, patahtumbuah hilang baganti, pusako

lakek ka nan mudo.

Berlomba-lomba dalam Beradiwiyata

Sebanyak 213 dari 697 sekolah diKota Padang telah terdaftar sebagai

sekolah Adiwiyata.

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Waktu i tu har i Minggu,

namun SMPN 18 Padang tetap

ramai. Sejumlah siswa terlihat se-

dang latihan baris-berbaris. Di sudut lain

sejumlah siswa tampak membawa keran-

jang sampah ke sekeliling sekolah sambil

memunguti sampah-sampah yang mere-

ka temukan. Ukuran keranjang sampah

yang tidak sebanding dengan ukuran tubuh

mereka, membuat anak-anak itu membawa-

nya dengan bergotong-royong. Apalagi de-

ngan kondisi keranjang yang penuh dengan

sampah basah. Bertindak seperti pemulung,

mereka berjalan dengan tertatih-tatih. Rupa-

nya siswa yang baru menduduki kelas VII

tersebut tengah melaksanakan kegiatan

ekstrakurikuler (ekskul) yang bernama

Sobat Bumi.

Ekskul Sobat Bumi yang mulai dilaksa-

nakan 2013 lalu ini, juga melibatkan maha-

siswa dari salah satu universitas di Kota

Padang. Ekskul ini diadakan dalam rangka

mendukung Program Adiwiyata SMPN 18

Padang. Sebagai sekolah yang baru menjadi

Sekolah Adiwiyata sejak Maret 2014 lalu,

SMPN 18 harus bisa mengejar keterting-

galannya dari sekolah lain yang telah lama

menjadi sekolah Adiwiyata. Bahkan bebe-

rapa di antaranya telah meraih penghargaan

sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri tahun

2013, seperti SDN 01 Sei Sapih dan penghar-

gaan Sekolah Adiwiyata Nasional 2013,

seperti MTsN Parak Laweh. “Kami juga

ingin Adiwiyata di sekolah ini berprestasi

di kancah nasional,” ujar Erdawati M.Pd.,

Kons., Ketua Adiwiyata SMPN 18 Padang,

Sabtu (11/10).

Sekolah Adiwiyata merupakan sekolah

yang telah menerapkan program sekolah

peduli dan berbudaya lingkungan. Bertujuan

untuk menjadikan sekolah sebagai tempat

pembelajaran dan penyadaran warga seko-

lah, sehingga menjadi pribadi yang ber-

tanggung jawab dalam upaya penyelamatan

lingkungan hidup dan pembangunan berke-

lanjutan. Di Kota Padang, Sekolah Adiwiyata

ini pertama kali dilombakan tahun 2007.

Saat itu hanya sepuluh sekolah yang berpar-

tisipasi. Berselang 5 tahun, jumlah Seko-

lah Adiwiyata Padang meningkat drastis.

Hingga sekarang, 213 sekolah telah terdaf-

tar sebagai Sekolah Adiwiyata, yang terdiri

atas tingkat sekolah dasar, sekolah mene-

ngah pertama dan sekolah menengah atas.

Dari semua Sekolah Adiwiyata yang

terdaftar, delapan sekolah telah meraih

penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata

Mandiri dan tujuh sekolah sebagai Sekolah

Adiwiyata Nasional. “Perbedaannya, kalau

Sekolah Adiwiyata Mandiri telah membina

sekolah lain,” terang Kepala Bidang Pe-

ngembangan Komunikasi dan Kelembagaan

Lingkungan Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan Daerah Kota Padang, Titin

Masfetrin, Rabu (15/10).

Untuk mewujudkan Sekolah Adiwiyata

berprestasi, dukungan seluruh komponen

sekolah sangat diperlukan. Titin menje-

laskan beberapa poin penting dalam peni-

laian Sekolah Adiwiyata, di antaranya kebi-

jakan sekolah dan kurikulum yang mendu-

kung kegiatan peduli lingkungan. Tak

hanya itu, partisipasi siswa dalam melibat-

kan masyarakat juga menjadi pertimbangan.

Sarana dan prasarana yang dapat men-

dukung kebersihan dan keindahan ling-

kungan sekolah, seperti tong sampah

terpilah dan bank sampah juga merupakan

poin penting penilaian Sekolah Adiwiyata.

“Adiwiyata sangat penting untuk sekolah

terutama dalam menumbuhkan kesadaran

untuk peduli terhadap lingkungan sekolah,

keluarga, dan masyarakat,” tutur Titin.

Balai-balai adat Nagari Padang Laweh

Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan,

Tanah Datar tampak lebih ramai dari

biasanya. Di depan pintu utama berdiri

stand talempong yang dimainkan oleh para

pemuda. Suara talempong tersebut saling

bersahutan membentuk nada indah khas

Minangkabau. Di sudut kiri ruangan, ibu-

ibu tengah sibuk mempersiapkan makanan,

sedangkan ninik mamak dan para datuak

telah siap dengan saluak pangulu, yaitutopi khas datuak serta kain sarung yang

terselempang di bahunya. Anak-anak

berseragam biru putih juga tampak

memadati halaman balai adat tersebut,

berebut tempat terdepan untuk menyak-

sikan upacara malewakan gala (peresmian

gelar) penghulu pucuk suku Sikumbang.

Anak-anak berseragam biru putih ini

tidak sedang menyaksikan upacara

pengangkatan datuak untuk tugas

sekolahnya, tidak pula sekadar ikut-ikutan

meramaikan suasana di tengah jam istirahat

sekolah, namun lebih dari itu. Datuak

yang sedang diresmikan gelarnya itu adalah

teman sepermainan mereka. Muhammad

Rezi yang sekarang bergelar

Datuak Majo Lelo adalah teman

bermain kelereng, teman sekelas

mereka di SMP Negeri 4 Padang

Laweh, dan teman berenang di

tepian Danau Singkarak.

Sekarang Rezi telah berubah

status menjadi penghulu, yaitu

urang nan dituokan salangkah,

ditinggikan sarantiang. Tidakhanya menjadi penghulu biasa,

namun teman mereka adalah

penghulu pucuk, yaitu kepala

dari semua datuak di suku

Sikumbang. “Kami datang untuk

memberikan dukungan,” ucap

Fajrul, salah seorang teman Rezi.

Datuak Sati, penghulu yang

dituakan di Nagari Padang

Laweh, mengatakan bahwa

diangkatnya Rezi sebagai

penghulu karena pergiliran gelar

penghulu di dalam kaum

bertepatan jatuhnya pada ranji

keluarga Rezi, serta tidak adanya

laki-laki dewasa lain dalam

kaum tersebut yang menetap di

kampung. Menurut Datuak Sati

memang tidak dilarang penghulu yang

diangkat adalah orang yang sedang

merantau, akan tetapi untuk penghulu

pucuk hendaklah orang yang menetap di

kampung. Karena memang berdiri

penghulu adalah di dekat anak kemenakan

dan di atas sako jo pusako (harta pusaka)

yang berada di kampung. Berdasarkan hal

tersebut, setelah bermufakat dengan semua

kaum maka disepakatilah Rezi sebagai

pengganti penghulu sebelumnya yang telah

meninggal. “Patah tumbuh hilang berganti,

gelar pusaka jatuh kepada yang muda,”

ungkapnya.

Lebih lanjut, Datuak Sati berharap

dengan pengangkatan gelar datuak ini dapat

mengubah pola pikir generasi muda bahwa

adat tidak hanya dijalankan oleh kaum

tua, tetapi adat merangkul semua lapisan

masyarakat, mulai yang muda hingga yang

tua. Belakangan kaum muda Minang banyak

yang salah persepsi. Menganggap adat itu

kuno dan hanya milik kaum tua. Padahal

kaum mudalah yang diharapkan untuk

terus melestarikan adat dan budaya

Minangkabau. “Generasi muda harus

melestarikan adat,” tutupnya.

Oleh Media Rahmi

Oleh Rizka Wahyuni

Datuk Cilik: Datuak Majo Lelo yang baru diangkat berfoto dengan penghulu kaum lainnya usai upacaramalewakan gala, Minggu (14/9). f/Doc.

Adiwiyata: Foto bersama siswa SMPN 18 Padang foto bersama usai mengadakan aksi bijakplastik di GOR Agus Salim, Minggu (27-4). aksi tersebut merupakan bagian dari program adiwiyatasekolah tersebut. f/doc.

Page 12: Edisi 182

Fokus

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

12

Pembekalan Wawasan KebangsaanPembekalan Wawasan KebangsaanPembekalan Wawasan KebangsaanPembekalan Wawasan KebangsaanPembekalan Wawasan Kebangsaan

Panjat Tali: Peserta krida FMIPA 2014 sedang melakukan outbond panjat tali yangdipandu oleh anggota Komando Resor Militer 032/Wirabraja, Batalyon Infanteri 133/Yuda Sakti., Sabtu (11/10). f/Rahmi*

Outbond: Mahasiswa baru FMIPA mengikuti outbond jembatan tali kagiatan PembekalanWawasan Kebangsaan bagi mahasiswa baru, Sabtu (11/10). f/Rahmi*

Uji nyali: Peserta krida Fakultas Ekonomi 2014 mengikuti tantangan uji nyali denganmenyebrangi jembatan tali dua pada acara outbond yang berlokasi di sungai sampingPerpustakaan Pusat UNP, Minggu (12/10). f/Rahmi*

PBB: Intruktur dari Batalyon Infanteri 133, Komando Resor Militer 032 memberikanlatihan baris-berbaris pada mahasiswa baru 2014, Minggu (12/10).f/Rahmi*

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabutSemeru dari akarnya, Berikan aku 10 pemuda, niscaya

akan kuguncangkan dunia.” — Bung Karno. Dibutuhkanseribu orang tua untuk mencabut Gunung Semeru dariakarnya, namun hanya butuh sepuluh orang pemuda

untuk mengguncang dunia, mengenalkan bangsaIndonesia. Pemuda yang dimaksud adalah pemuda

yang cinta dan sadar akan bangsanya. Salah satu upayayang dilakukan Universitas Negeri Padang untuk

mencetak pemuda yang kenal akan bangsanya adalahdengan memberikan pembekalan wawasan

kebangsaan kepada mahasiswa baru peserta Krida 2014,Sabtu–Minggu (11–12/10). Kegiatan ini melibatkan 3

fakultas yaitu, Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Fakultas Bahasa dan Seni, dan

Fakultas Ekonomi.Fotografer SKK Ganto pun ikut mengabadikan moment

menarik dari kegiatan ini.

Foto & Teks Foto: Putri RahmiDesain & Tata Letak: Hari Jimi Akbar dan Resti Febriani

Tampilkan Bakat: Peserta krida musik Fakultas Bahasa dan Seni 2014 menampilkankarya mereka pada acara penutupan krida Fakultas di Teater Tertutup FBS, Minggu (12/10). f/Rahmi*

Page 13: Edisi 182

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktoebr 2014

13

PPPPPemilu emilu emilu emilu emilu BaBaBaBaBadunsanakdunsanakdunsanakdunsanakdunsanakKurang PKurang PKurang PKurang PKurang Peminateminateminateminateminat

Pemilu Badunsanak: Mahasiswa FT sedang melakukan pemilihan presiden dan wakil presidenBEM Universitas Negeri Padang (UNP) periode 2014-2015 di belakang Ruang Serbaguna(RSG), pemilihan dilakukan secara E-voting, Selasa (30/9). f/Rahmi*

KKKKKKKKKKJJJJJaaaaadi Fdi Fdi Fdi Fdi Fakultakultakultakultakultaaaaasssss

Kilas

Sisa Reruntuhan: Beberapa dinding sisa reruntuhan Jurusan Bahasa Inggris ditulis dengancoretan menyentil, Selasa (14/10). f/Rahmi*

Tidak Diindahkan: Sejumlah pengemudi kendaraan roda empat tidak menghiraukan planglarangan melewati jalan akses menuju MKU, Sabtu (11/10). f/Rahmi*

Jurusan KK: Aktivitas mahasiswa di Jurusan KK masih terlihat seperti biasanya menjelangdijadikan fakultas, Selasa (14/10). f/Rahmi*

Jurusan Kesejahteraan Keluarga (KK) Uni

versitas Negeri Padang (UNP) akhirnya

disetujui menjadi Fakultas Pariwisata

dan Perhotelan. Dulunya Jurusan KK berada

di bawah naungan Fakultas Teknik (FT)

UNP. Fakultas ini akan diisi oleh lima

program studi (prodi), yaitu Strata 1 (S1)

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Di-

ploma 4 (D4) Manajemen Perhotelan, D4

Tata Rias, D3 Tata Boga, dan D3 Tata

Busana. Dengan kelima prodi tersebut KK

memiliki lebih dari 1.000 mahasiswa. Hal

inilah yang menjadi salah satu modal KK

untuk menjadi fakultas.

Dekan FT, Prof. Dr. Ganefri, M.Pd.

Ph.D., dalam sambutannya pada Wisuda

ke-101 UNP, Sabtu (27/9) mengatakan

bahwa UNP baru saja menerima surat

izin pendirian fakultas baru dari Dirjen

Dikti untuk Fakultas Pariwisata dan

Perhotelan. Senada dengan hal tersebut

Ketua Jurusan KK, Dra. Ernawati, M.Pd.,

dalam perayaan hari jadi KK yang ke-47,

Selasa (23/9) lalu mengungkapkan bahwa

dengan umur yang memasuki 47 tahun

ini, KK sudah layak untuk menjadi fakultas.

Mengenai bangunan yang akan

digunakan, Ernawati mengatakan masih

akan menggunakan Jurusan KK.

Sekarang tengah menunggu persetujuan

dari Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara, terkait pendanaan struktur

fakultas dan staf pengajar. FakultasPariwisata dan Perhotelan ini akan

diresmikan pada Semester Genap Tahun

Ajar 2014/2015. Selanjutnya Ernawati

berharap dengan berdirinya Fakultas

Pariwisata dan Perhotelan akan

membuat staf pengajar dan mahasiswa

lebih baik lagi dibandingkan saat

menjadi jurusan. “Semoga lebih maju

lagi,” ujar Ernawati.

Untuk memperoleh izin pendirian

fakultas ini, sebelumnya seluruh Ketua

Jurusan KK dari 12 Lembaga Pendidikan

Tenaga Keguruan (LPTK) di Indonesia

telah membuat kesepakatan pada tanggal

12 Juli 2010 di Surabaya. Saat itu semua

ketua jurusan berencana menjadikan

Jurusan KK di 12 LPTK sebagai fakultas.

Namun, dari semua Jurusan KK yang

ada, hanya lima di antaranya yang

memenuhi syarat, salah satunya adalah

UNP. Novi, Jimi*

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

Universitas Negeri Padang (UNP)

telah dilaksanakan serempak di semua

fakultas pada Selasa (30/9). Sama seperti

tahun lalu, pemilu Badunsanak 2014 ma-

sih menggunakan sistem e-voting. Dari

situs resmi e-voting diketahui sebanyak5.031 Mahasiswa UNP turut berpartisipasi

dalam pesta demokrasi tersebut, menu-

run hingga 50% lebih dari tahun lalu

yang mencapai 10.818 pemilih.

Menurut Amelia Anggaraini, Mahasiswa

Jurusan Bimbingan dan Konseling TM 2011,

antusiasme mahasiswa kurang pada pemilu

kali ini. Ia tidak memilih karena tidak me-

ngenal sosok calon presiden yang akan di-

pilih. “Saya takut memilih orang yang salah,

sebab saya tidak mengenal calon presiden

yang akan naik,” ujarnya, Selasa (30/9).

Musi Jauhari selaku Ketua Panitia

Pemilihan Umum, mengatakan berku-

rangnya jumlah pemilih dikarenakan

sistem yang digunakan berbeda dengan

tahun sebelumnya. Tahun ini, PPU men-

canangkan program one vote, one PCbagi mahasiswa yang memilih di luar

tempat pemungutan suara (TPS) yang

disediakan. Ini berarti gadget atau laptopdi luar TPS hanya bisa memilih satu kali.

Program ini dimaksudkan untuk menghin-

dari kecurangan dan mengantisipasi terjadi-

nya konflik.

Lebih lanjut, Musi menjelaskan bahwa

masih ada beberapa poin yang perlu diper-

baiki dari pelaksaan pemilu kali ini. Menu-

rutnya, sosialisasi dan fasilitas masih per-

lu perbaikan. Di beberapa fakultas, seper-

ti Fakultas Ilmu Sosial dan Fakultas Bahasa

dan Seni tidak ada koneksi internet, sehing-

ga Panitia Pemungutan Suara harus menye-

diakan modem.

Galant Victory dan Rahmad Satriawan

muncul sebagai pemenang dalam perta-

rungan demokrasi tersebut. Wakil presiden

mahasiswa terpilih, Rahmad Satriawan,

menyatakan visi mereka adalah menjadikan

BEM UNP sebagai motor penggerak me-

nuju UNP yang kolaboratif, inovatif, terde-

pan, dan aspiratif.

Selanjutnya ketua umum Majelis Perwa-

kilan Mahasiswa, Febrian Toni, berharap

presiden mahasiswa terpilih dapat merang-

kul semua mahasiswa UNP. Suci, Hera*

Page 14: Edisi 182

Grafis: Edo Febrianto

14

Cermin DiriJika Anda mengalami masalah keagamaan,

silakan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat

tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik

ini ke e-mail Ganto, [email protected] atau

Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap

pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.

Sistem DemokrasiRanti Maretna Huri

Mahasiswa Sastra Indonesia

TM 2012

Twitter: @Ranhuri

Facebook: Ranti Maretna Huri

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Diasuh oleh:Dr. Ahmad Kosasih, M.A.

Dimensi kehidupan selalu menawarkan beberapa

pilihan untuk segera dijadikan sebuah keyakinan.

Sebagai insani yang berpijak pada belantara sang

pencipta, pemilik lakon kehidupan sering lupa dengan

esensi keberadaannya sebagai seorang hamba. Banyak

hal yang hilang, kemudian tumbuh berganti dengan

keangkuhan. Masih dalam kelupaan, terkadang sang

manusia lebih sering merasa puas dengan tirani, lalu

terasingkan oleh kejamnya sebuah akhir yang

menggelapkan.

Mereka yang tak pernah memiliki pondasi

kehidupan sebagai makhluk Tuhan, selalu goyah

ketika berpijak, dan bahkan selalu merasa hidup

dalam sebuah dunia yang gelap. Dalam dunia yang

setiap orangnya masih meraba-raba. Mencoba,

mengulang, lalu memformulasikan sebuah cara. Dan

akhirnya tidak menemukan denyut nurani. Tidak

merasakan sentuhan kasih dan tidak melihat sorot

mata persahabatan yang tulus.

Beberapa praduga pun bermunculan, hingga

tersebutlah, bahwa mungkin saja mereka telah

melupakan Tuhan. Dalam hal ini, manusia mungkin

saja tengah mengalami krisis moral. Hilang kendali

dalam berpijak, tak lagi teguh dengan keyakinan,

dan seolah telanjang dari balutan akhlak bagi

riasan diri. Dalam hidupnya, di setiap sudut

sebuah tampakan, selalu ada pembatas

yang harus dipagarkan pada diri. Untuk

mewawas diri agar tak lepas dari

kendali. Lost control, hingga

membuat semua membaur dalam

hitamnya sebuah kegelapan.

Realitas kini, dunia yang

menyeret manusia di dalamnya

kepada ambang krisis perilaku

dan moralitas. Dalam nyatanya

pun, manusia tak luput tergerus

oleh lalu lintas sebuah perada-

ban. Hingga menghasilkan

sebuah krisis. Krisis yang

menimbulkan begitu banyak

ketidakseimbangan di dalam

kehidupan. Terutama manusia

sebagai lakon pengisi karakter

kemanusiaan sebagai masya-

rakat yang tentunya sama

sekali tidak menyampaikan

pesan kebahagiaan kepada

umat manusia. Dan kebaha-

giaan seakan menjadi hal

abstrak yang tak tersampaikan. Hal ini berujung

pada penyimpangan pemikiran. Lalu hilang menjadi

sebuah ilusi yang nanti menimbulkan kesesatan.

Menimbulkan aura-aura pikiran negatif dan bersarang

dalam otak. Membeku dan kemudian menjadikan

hal tersebut tercatat abadi sebagai sebuah sikap yang

mencerminkan diri.

Tiada lagi pengharapan pada kemunculan

prasangka baik, jika diri sudah dibaluti dengan

pandangan buruk dan keterpurukan yang teramat

dalam. Model kepribadian yang memadukan segala

bentuk kefrustasian, prasangka-prasangka tak meng-

enakkan, juga munculnya antagonisme dalam

pendidikan moral.

Keadaan serupa ini tentu saja mengkhawatirkan.

Mendatangkan ketakutan yang berlebih hingga, lagi,

mengantarkan manusianya kelembah kesesatan yang

nyata. Keadaan ini, menjadi sebab utama yang dapat

mengantarkan umat kepada bentuk dunia, di mana

tak lagi mengenal diri, terutama Tuhannya dalam

perputaran waktu dan beberapa bentuk kemesraan

lainnya dengan Tuhan. Manusia bisa saja nantinya

memelihara penyakit syubhat dan syahwat, yang

bersumber dari kelemahan akal dan jiwa. Semakin

menjauhkan manusia dari agama Allah.

Realitas yang begitu memprihatinkan ini telah

diprediksikan oleh Rasulullah saw. dalam haditsnya:

Dari Said Al-Khudri, dari Nabi saw bersabda: “Kamu

pasti akan meng-

ikuti sunah perjal-anan orang sebe-

lumnya, sejengkaldemi sejengkal,

sehasta demi se-hasta hingga walau-

pun mereka masuklubang biawak

kamu akan mengi-kutinya” (H.R.

Bukhari dan Mus-

lim). Bahwasannya

kehidupan ingar

bingar di dunia

telah membawa

manusia pada jalan

yang sudah tak lagi

dikenali. Jauh dari

hubungan sosial

yang baik, pun

dengan kedekatan pada Illahi. Nilai-nilai Islam yang

mencakup semua sektor kehidupan manusia, perlu

ditanamkan kembali.

Tersebutlah akhlak, suatu tingkah laku

yang harus terpelihara dalam diri manusia.

Perangai baik yang tidak hanya diperbuat

sekali saja, namun harus dilakukan secara

berulang-ulang hingga menjadi sebuah

kebiasaan berbudi luhur nan terpuji.

Akhlak mestilah didamba dan

dijadikan sebagai bunga diri. Perias

dalam setiap kebiasaan-kebiasaan

pribadi. Serta menjadikannya

seumpama sinar dalam setiap

amalan dan tingkah laku.

Akhlak dipelihara berupa

pagar yang akan melindungi

diri manusia dari tindak-

tanduk di luar batasan

agama. Entah itu pengaruh

dari kehidupan dunia

yang semakin lama

semakin tak terjangkau

oleh diri, pun dengan

pribadi yang masih

belum cukup puas men-

dapatkan kefanaan

dunia, hingga ingin

meminta lebih, lagi dan

lagi. Di sini lah akhlak memainkan perannya.

Perlindungan oleh akhlak yang sesungguhnya timbul

dari dalam diri insani. Proteksi untuk menghadapi

kehidupan zaman yang semakin lama kian buram

saja. Tentu saja akhlak berbudi yang semestinya

sudah tertanam sedari dini.

Adapun akhlak ialah sebuah penerangan dalam

hidup. Penuntun jalan-jalan yang telah menggelap di

dunia, hingga manusia dapat beranjak dari sebuah

keadaan kelam menuju pencerahan jiwanya. Kembali

pada tujuan yang menjadi muara segala kehidupan

makhluk di dunia, yaitu Yang Maha Esa.

Allah dalam surahnya berfirman, “Maka,

barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidakada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka

bersedih hati.” (Q.S. Al-Baqarah: 38). Kenyataannya,

Allah telah menyebutkan dalam ayat di atas,

bahwasannya akan menghapus seluruh kegelisahan

yang besarang dalam diri manusia. Segala keduniawian

yang melunturkan keyakinan untuk melangkahkan

diri pada kehidupan yang dipunya. Hanya saja manusia

perlu kembali menuju jalan Allah, berbalutkan iman

dan akidah yang dipupuk melalui akhlak luhur.

Sejatinya manusialah yang cenderung bergerak

perlahan-lahan menjauhi agama dan Tuhannya. Karena

Allah tak pernah meninggalkan hambanya, entah itu

dalam kebajikannya, sekalipun terpuruk dalam

kepekatan dunia.

Assalamu’alaikum, Wr. Wb. Saya ingin bertanya

mengenai sistem demokrasi di Indonesia. Nabi

mencontohkan bentuk pemerintahan Khilafah. Organisasi

seperti HTI, FPI, bahkan ISIS mengagungkan sistem tersebut

dan menolak sistem demokrasi seperti yang kita gunakan

di negara saat ini. Apakah sistem demokrasi seperti

sekarang memang buruk untuk diterapkan oleh umat

Islam? Doni Fahrizal

Mahasiswa Akuntansi TM 2011

Ananda Doni Fahrizal!

Baik Al-Qur‘an maupun hadis sebagai sumber pokok

ajaran Islam tidak menyebutkan secara eksplisit tentang

bentuk negara dan sistem pemerintahan. Persoalan bentuk

negara dan sistem pemerintahan diputuskan melalui ijtihad

ulama. Ijtihad tersebut berpijak pada prinsip-prinsip yang

terkandung dalam Al-Qur‘an dan hadis serta tujuan syari’ah

(maqashid al-syari’ah) yaitu memelihara lima hajat/

kebutuhan manusia, yaitu nyawa, akal, harta, keturunan/

kehormatan, dan akidah.

Terkait dengan bentuk negara, apakah kerajaan atau

republik, demikian pula bentuk pemerintahan, apakah

sistem monarki, demokrasi, atau yang lainnya tergantung

pada situasi dan kondisi yang cocok dengan bangsa yang

bersangkutan, asalkan terwujud maqashid syari’ah tersebut.

Adapun negara yang pertama berdiri di dalam Islam

adalah Negara Madinah yang dipimpin langsung oleh

Rasulullah sejak hijrah ke Madinah. Karena Rasulullah

masih hidup, saat itu semua kekuasaan dipegang oleh

beliau karena orang lain juga tidak mau mendahului

dalam mengambil keputusan atau bertindak.

Meskipun demikian, Rasulullah tetap menggunakan

prinsip-prinsip musyawarah sebagaimana firman Allah

yang artinya: “...dan bermusyawarahlah dengan mereka

dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telahmembulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yangbertawakkal kepada-Nya.” (Q.S.3:159).

“...dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan

mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka;dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami

berikan kepada mereka.” (Q.S.42:38).

Sebenarnya setiap sistem pasti ada plus dan minusnya,

dan buruk atau baiknya juga tidak sepenuhnya ditentukan

oleh sistem tetapi juga pribadi orang-orangnya. Mengenai

pertanyaan, manakah yang baik untuk dipakai apakah

sistem khilafah seperti yang dijelaskan di atas atau sistem

demokrasi ditentukan oleh sejauh mana tercapainya

maqashid syari’ah seperti dikemukakan di atas.

Namun, sistem khilafah sebagaimana yang diidealkan

oleh sebagian gerakan-gerakan Islam kontemporer dewasa

ini, yakni agar umat Islam sedunia berada di bawah satu

kepemimpinan, akan berhadapan dengan banyak persoalan.

Antara lain, sistem pemilihan/pengangkatan, misalnya

siapa memilih siapa, batas-batas wilayah secara geografis,

pusat pemerintahan, dan sistem pemerintahan yang akan

mengelola sedemikian banyak umat dan sebagainya.

Wallahu a’lam bishshawab!

Grafis: Edo Febrianto

Page 15: Edisi 182

15

Mahasiswa dan Demokrasi Pancasila

Siti Ayuna

Mahasiswa Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia TM 2013

Email: [email protected]

Fb: Siti Ayuna.73

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Tsai Lun: Penemu Kertas

Dalam menjalankan peran sebagai agen

yang diharapkan untuk membawa bangsa

pada perubahan yang dicita-citakan,

mahasiswa dituntut tak hanya menjadi

objek, tetapi juga menjadi subjek yang

akan meneruskan tugas tersebut. Posisi

mahasiswa harus sudah mengarah pada

pencetus perubahan, pengontrol sosial,

kekuatan atau gerakan pengubah, juga

teladan pengamalan moral bagi masyarakat

secara umum. Pun sejarah Indonesia telah

mencatat, mahasiswa adalah pahlawan

terhadap hak-hak masyarakat kala

penjatuhan rezim orde baru dulu. Idealnya,

mahasiswa merupakan motor

penggerak perubahan

sehingga mahasiswa

mampu berada sedikit di

depan masyarakat dengan

segala kesempatan dan

kelebihan yang dimiliki-

nya.

Sebagai agen penggerak, maha-

siswa harus dapat bergerak secara inde-

penden, sesuai dengan idealisme dan

pengamalan, serta pengetahuaan ilmu yang

dimiliki oleh mahasiswa. Demikian pula

dengan situasi perpolitikan Indonesia saat

ini yang dapat dikatakan tak kunjung

membaik. Tatanan kehidupan politik secara

demokrasi yang dibangun pascareformasi

1998 selama kurang lebih 16 tahun masih

dibumbui dengan gejolak-gejolak

kebimbangan. Dalam pelaksanaannya selalu

saja menimbulkan pertentangan di sana-

sini. Nah, di sini mahasiswa dituntut turut

memainkan perannya sebagaimana

mestinya.

Bertolak dari sistem perpolitikan saat

ini, perkembangan demokrasi di Indone-

sia masih mengarah pada masa reformasi

yang lalu. Pemikiran sistem demokrasi

masyarakat tersusun atas komunitas-

komunitas kecil, sehingga mempengaruhi

keadaan, situasi, dan kondisi dalam politik.

Kedudukan mahasiswa sebagai pengontrol

kebijakan dalam sistem berdemokrasi

ialah mengawasi dan mengendalikan, juga

menerapkan nilai-nilai pancasila sesuai

dengan sila-sila yang tertera pada lima

butir pancasila.

Demokrasi adalah suatu bentuk

pemerintahan, yakni kekuasan berada di

tangan rakyat melalui

perwakilan yang

dipilih oleh

r a k y a t .

Aspirasi dan harapan

kehidupan berbangsa dan

bernegara disalurkan kepada

para wakil rakyat bertujuan terciptanya

keseimbangan antara pemerintah dengan

rakyat.

Dalam sistem berdemokrasi, seluruh

warga negara memiliki kebebasan untuk

ikut berpartisipasi dalam pengambilan

kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.

Begitupun dengan mahasiswa, mereka juga

tergolong dan harus ikut serta berpartisipasi

aktif untuk memajukan perkembangan In-

donesia melalui demokrasi yang baik pula.

Selain berperan menjaga dan memperbaiki

nilai dan norma sosial dalam masyarakat,

demi tercipta jalan yang baik bagi

demokrasi di Indonesia.

Demokrasi yang dianut oleh bangsa

Indonesia adalah demokrasi pancasila.

Sistem demokrasi pancasila berpedoman

pada nilai-nilai historis dalam pancasila

sebagai ideologi negara. Di setiap nilai

yang terkandung dalam masing-masing

sila, digunakan sebagai pedoman dalam

pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

Demokrasi pancasila memiliki prinsip yang

sedikit berbeda dengan demokrasi pada

umumnya, karena demokrasi pancasila

telah mengalami adaptasi dalam

penyesuaian prinsip yang

dianut bangsa Indonesia.

Sebab, sistem peme-

rintahan yang dija-

lankan berdasarkan

konstitusi UUD

1945.

Dalam pelak-

sanaannya, demo-

krasi pancasila ini

haruslah dijalankan

berdasarkan kons-

titusi. Singkatnya,

demokrasi pancasila

merupakan kompetisi

berbagai ide dan cara

untuk menyelesaikan

masalah. Baik antara peme-

rintah dan semua warga negara harus

ikut andil secara bersama-sama dalam

melaksanakan demokrasi pancasila, dan

berpartisipasi dalam menjamin hak-hak

asasi dari setiap warga negara. Adanya

pemilu secara berkesinambungan, dan juga

perlindungan terhadap kaum minoritas juga

menjadi salah satu hal yang harus

diperhatikan oleh pemerintah, demi

terciptanya suatu kesetaraan antara kaum

minoritas dan kaum mayoritas.

Peran aktif mahasiswa dalam

menerapkan dunia politik yang menjejah

di ruang lingkup sekarang harus dijalankan

kembali. Jangan sampai posisi mahasiswa

yang dinilai kuat, adakalanya dimanfaatkan

Kederhanaan suatu benda bukanlah

penentu seberapa makna yang mampu

dihasilkannya. Kebermaanfaatan suatu

benda, ada kalanya lahir dari benda

yang sepele. Sebut saja kertas, benda

tipis yang rentan rusak. Sekilas, jika

diperhatikan, kertas hanyalah benda

biasa. Namun, di balik kesederhanaan-

nya itu, kertas sebagai media utama

untuk menulis, merupakan penyumbang

terbesar dalam peradabaan manusia. Kertas

adalah revolusi baru dalam dunia penulisan.

Kertas didapatkan melalui pengompresan

serat. Biasanya serat yang digunakan adalah

serat yang bersifat alami dan mengandung

selulosa dan hemiselulosa. Lazimnya, kertas

yang digunakan pada zaman sekarang terbuat

dari serat kayu dan bambu yang telah diolah

dan ditambah dengan bahan lainnya.

Sebelum kertas ditemukan, tulisan dan

prasasti biasanya dituliskan pada tablet bam-

bu atau potongan sutera. Namun, karena

harga sutera yang mahal dan beratnya bambu,

kedua benda tersebut tentu tidak nyaman

digunakan sebagai sarana untuk menulis.

Adanya kertas saat ini tidak lepas dari

campur tangan dan jasa penemunya. Ada-

lah Tsai Lun, seorang berkebangsaan Tiong-

hoa yang hidup di masa Dinasti Han di

Cina abad ke-1 dan ke-2 Masehi, yang

pertama kali menemukan kertas. Tsai Lun

yang bernama lengkap Cai Jingzhong lahir

di Guiyang (sekarang di wilayah Provinsi

Hunan). Sebelum ia menguncang Cina

dengan temuannya, Tsai Lun adalah seorang

kasim Cina yang bekerja sebagai pegawai

negara pada pengadilan kekaisaran.

Awalnya, Tsai Lun berinovasi mencip-

takan kertas dengan serat bambu yang

banyak dijumpai di Cina. Kemudian ia

membuat kertas dari kulit kayu murbei.

Bagian dalamnya direndam di air dan

dipukul-pukul sehingga seratnya lepas.

Rendaman itu juga berupa bahan seperti

rami, kain bekas, dan jala ikan. Setelah

menjadi bubur, bahan ini ditekan hingga

tipis dan dijemur. Lalu jadilah kertas, meski-

pun mutunya masih belum sebagus seka-

rang. Tsai Lun pun melakukan perbaikan

secara signifikan dengan menstandarisasi-

kan pembuatan kertas melalui penambahan

bahan-bahan baru yang penting ke dalam

komposisinya. Percobaannya akhirnya ber-

hasil pertama kali pada tahun 105 Masehi.

Tsai Lun kemudian mempersembah-

kan contoh kertas yang telah ia temukan

pada Kaisar Dinasti Han, yaitu Kaisar He

Ti. Penemuan yang menghebohkan itu

membuat kaisar sangat girang. Sebagai

imbalan atas penemuannya, Tsai Lun

mendapatkan kenaikan pangkat dan ge-

lar kebangsawanan menjadi seorang cu-

kong. Sejak saat itu, kertas digunakan

secara luas di Cina. Bangsa Cina menye-

but kertas hasil ciptaan Tsai Lun ini

dengan “Kertas Bangsawan Tsai”.

Tetapi sayang, hidup dari sang pene-

mu kertas berakhir tragis. Kekayaan

yang didapatkan membawa Tsai Lun

bergabung dengan komplotan anti is-

tana. Akhirnya Tsai Lun pun harus dike-

luarkan dari istana dan menerima gan-

jaran atas perbuatannya. Karena takut

akan hukuman penjara yang dijatuhkan

padanya, Tsai Lun pun bunuh diri.

Untuk mengenang jasa Tsai Lun,

akhirnya pemerintah, tepatnya saat pe-

merintahan Kaisar Fei Zhu dari Dinasti

Song, mendirikan sebuah kuil di daerah

Chengdu. Kuil ini adalah tanda penghor-

matan sekaligus monumen untuk menge-

nang jasa dari sang penemu kertas.

Kurniati Rahmadani (dari berbagaisumber).

oleh pihak-pihak yang memiliki

kepentingan seperti halnya kepentingan

politik, demi kebutuhan sepihak. Karena

sejatinya, mahasiswa adalah kaum yang

berpijak pada idealisme mereka dan

membuka mata juga peka terhadap

realitas masyarakat saat ini.

Mahasiswa haruslah mampu

memberikan sumbangsih berharga

terhadap pelaksanaan demokrasi ini. Pun

dalam mempersiapkan diri untuk

menyongsong dunia politik dan sanggup

mengajak masyarakat untuk ikut

berpartisipasi dalam berdemokrasi

dengan baik. Mahasiswa dan demokrasi

pancasila berarti satu kesatuan yang

akan saling terkait dalam proses kinerja

yang utuh, baik itu dari segi politiknya

ataupun segi-segi yang lain. Jadi, selama

proses demokrasi masih berlanjut

mengitari, maka di situlah kemampuan

mahasiswa dalam menerapkan cara

berpolitik yang harus ditunjukkan.

Grafis: Hari Jimi Akbar

Page 16: Edisi 182

Teropong16

Dies NatDies NatDies NatDies NatDies NatalisalisalisalisalisKurang SosialisasiKurang SosialisasiKurang SosialisasiKurang SosialisasiKurang Sosialisasi

PuskPuskPuskPuskPuskom Benahiom Benahiom Benahiom Benahiom BenahiHotHotHotHotHotssssspot pot pot pot pot UNPUNPUNPUNPUNP

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

RRRRRenovenovenovenovenovaaaaasisisisisiLaboratLaboratLaboratLaboratLaboratorium FMIPorium FMIPorium FMIPorium FMIPorium FMIPAAAAA

Sebanyak 33 ruangan yang

terdiri atas Laboratorium Biologi,

Fisika, dan Kimia Fakultas Mate-

matika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA) Universitas Negeri Padang

(UNP) tengah mengalami perom-

bakan. Renovasi yang bertajuk Pro-

yek 100 hari Kerja ini dimulai seki-

tar Pertengahan Agustus lalu untuk

memperbaiki bagian laboratorium

yang rusak karena gempa pada

2009 silam. Bagian laboratorim

yang direnovasi tersebut meliputi

bagian fisik seperti atap atau loteng

yang bocor, plafon-plafon yang

rusak, pipa-pipa yang bocor, wa-ter closet yang tersumbat, dan kayu-

kayu yang telah dimakan rayap.

Pembantu Dekan II FMIPA, Drs.

H. Yarman, M.Pd. mengatakan bah-

wa seharusnya perbaikan labora-

torium ini telah dimulai sejak tahun

2010 lalu. Namun, karena terken-

dala dana dan kurangnya koor-

dinasi antara pekerja di lapangan

dan pengawas, pembangunan

sempat terhenti selama beberapa

tahun. Hingga akhirnya pada bulan

Mei lalu, dana turun dan pem-

bangunan kembali dilanjutkan sela-

ma 100 hari ke depan atau hingga

akhir tahun ini.

Pembangunan laboratorium

Biologi diperkirakan selesai pada

akhir tahun 2014, sedangkan untuk

laboratorium Fisika dan Kimia akan

menyusul tahun depan. “Jadi untuk

sekarang perbaikan laboratorium

Fisika dan Kimia tengah mengatasi

hal-hal yang vital terlebih dahulu,”

terang Yarman, Rabu (15/10).

Namun, proses renovasi labora-

torium ini mendapat komentar mir-

ing dari beberapa mahasiswa.

Wulandari, Mahasiswa Pendidikan

Kimia TM 2013 mengaku kurang

konsentrasi selama praktikum

karena perbaikan menimbulkan

suara yang cukup berisik.

“Praktikum jadi tidak konsentrasi,”

ungkap Wulandari.

Hal senada juga diungkapkan

Yulastri W.P, Mahasiswa Jurusan

Biologi TM 2012.Yulastri menga-

takan bahwa salah satu praktikum

terpaksa dipindahkan ke ruangan

lain karena laboratorium dirombak.

Namun demikian ia berharap

renovasi laboratorium ini cepat

selesai. “Semoga sarana dan pra-

sarana laboratorium juga lebih

lengkap,” harapnya, Kamis (9/10).

Ranti, Sabrina*

Dies Natalis UNP: Rektor UNP didampingi Wali Kota Padang, MahyeldiAnsyarullah (kanan) serta kepala Humas UNP, Drs. Amril Amir, M.Pd.(kiri) pada pembukaan Dies Natalis UNP ke-60, Sabtu (6/9). f/Jimi*

Semenjak Agustus lalu, Unit

Pelayanan Teknis Pusat Kompu-

ter (Puskom) Universitas Negeri

Padang (UNP) telah melakukan

pemasangan ulang dan penam-

bahan hotspot (titik akses internet)

di area kampus pusat. Hotspotyang semula hanya 50 titik di-

tambah menjadi 128 titik. Semua-

nya tersebar di seluruh area

kampus. Penambahan ini dilaku-

kan karena jumlah mahasiswa

yang semakin banyak sehingga

membuat titik-titik untuk meng-

akses internet yang tersedia tidak

sebanding dengan jumlah

mahasiswa.

Sampai saat ini, hotspot baru

yang sudah diaktifkan semenjak

Senin (29/9) masih dalam tahap

uji coba. Titik-titik yang terpasang

saat ini bersifat roaming, artinya

mahasiswa bisa online di mana

saja dengan menggunakan

Nomor Induk Mahasiswa tanpa

harus mengubah password.

Dari 128 titik hotspot yang

dipasang, 115 titik dipasang di

fakultas-fakultas, Gelanggang

Olahraga (GOR), masjid kampus,

dan gedung perkuliahan Mata

Kuliah Umum (MKU), selebihnya,

13 titik lagi akan dipasang di In-formation and Communication

Technologies (ICT) atau gedungrektorat lama.

Hal tersebut dijelaskan oleh

Kepala Subbagian Tata Usaha

Puskom, Yosefrizal, S.Kom.,

M.Kom.. Menurutnya saat ini

Puskom telah melakukan pe-

masangan ulang dan penambahan

jumlah hotspot di semua fakul-

tas. Selain itu juga dilakukan

pemasangan hotspot baru di GOR,

MKU, masjid, dan Pusat Kegiatan

Mahasiswa. “Untuk kampus

cabang, dalam waktu dekat ini

belum ada agenda untuk

pemasangan hotspot,” jelas Yosef,

Rabu (1/10).

Selanjutnya Yosef menjelaskan

bahwa untuk saat ini kecepatan

akses sudah mencapai 768 kbps,

bahkan bisa mencapai 1 mbps.

Puskom akan terus melakukan

pelayanan yang terbaik dan

menyediakan aplikasi-aplikasi

untuk dosen dan mahasiswa. Di

samping itu, ia juga berpesan

kepada mahasiswa untuk tetap

menjaga kerahasiaan password.

“Supaya nanti tidak disalah-

gunakan oleh pihak yang tidak

bertanggung jawab,” tegasnya.Terkait dengan pemasangan dan

pembenahan hotspot ini, Hariselmi,

Mahasiswa Pendidikan Teknik

Informatika dan Komputer TM 2012,

mengatakan sekarang sudah sangat

mudah terhubung ke jaringan internet

yang ada di kampus karena

bandwith-nya sudah cepat. Ia punberharap semua mahasiswa dapat

memanfaatkannya untuk keperluan

kuliah. “Jangan untuk facebook-an

saja,” tutupnya, Selasa (7/10). Jefri,Nia*

PPPPPembembembembembangunan Tangunan Tangunan Tangunan Tangunan Terkerkerkerkerkendala Kendala Kendala Kendala Kendala KontrakontrakontrakontrakontraktttttorororororPembangunan besar-besaran

delapan gedung di Universitas

Negeri Padang (UNP) yang

merupakan kerja sama antara

UNP dengan Islamic Develop-

ment Bank (IDB), belum bisa

terlaksanakan pada tahun ini. Hal

ini terjadi karena terkendala pada

pengadaan kontraktor pem-

bangunan.

Sebelumnya Prof. Ganefri,

Ph.D., selaku Ketua Proyek IDB

UNP mengatakan bahwa pem-

bangunan kemungkinan akan

dilakukan pada bulan Oktober

tahun ini. Namun, setelah

dikonfirmasi ulang, ternyata

proses pembangunan delapan

gedung tersebut baru akan dimulai

pada 31 Januari 2015 mendatang.

Delapan gedung tersebut, antara

lain University Centre, Audito-

rium, Integrated Laboratory, In-tegrated Classroom, Student Cen-

tre, Training Centre, BussinessCentre dan ICT Centre.

Mengenai hal ini, Ganefri

menjelaskan bahwa proses

pembangunan kedelapan gedung

tersebut akan dilakukan secara

simultan dengan kontraktor yang

sama. Kontraktor dipilih ber-

dasarkan beberapa kriteria, yaitu

perusahaan yang pernah menger-

jakan nilai kontrak minimal 80%

dari nilai kontrak UNP, tidak

dalam kondisi blacklist, memiliki

cukup tenaga ahli, dan pernah

mengerjakan pekerjaan sejenis.

“Nah, mencari kontraktornya

inilah yang sulit,” ujarnya, Jumat

(3/10).

Menjelang pembangunan

dilaksanakan, pihak UNP tengah

berkoordinasi dengan IDB untuk

mencari kontraktor pembangunan.

Sampai saat ini, UNP telah

memiliki sepuluh perusahaan

kontraktor yang bersaing, yang

telah diusulkan ke IDB. Hanya

saja, sekarang UNP masih

menunggu surat tidak keberatan

dari IDB mengenai satu kontraktor

yang terpilih untuk proyek ini

nantinya. “Di sini kita hanya

bertindak sebagai pengusul. Semua

peraturan tersebut mengikuti IDB

Guideline Only” jelas Ganefri,

Senin (13/10).

Terkait dengan sistem pelak-

sanaannya, pembangunan akan

dibagi menjadi tiga zona.

Pembagian zona ini bertujuan

agar lalu lintas di UNP tidak

terganggu. Nantinya, setiap zona

akan dipagar seluruhnya agar

proses perkuliahan tetap berjalan

seperti semestinya. Zona A

ber lokas i di seki tar Biro

Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan lama, zona B

berlokasi di lapangan rektorat,

dan zona C berlokasi di Fakultas

Ilmu Sosial.

Pembangunan delapan gedung

ini dicanangkan akan selesai

dalam waktu 365 hari. Dalam

selang waktu tersebut, pem-

bangunan gedung-gedung di UNP

diselenggarakan dengan satu

perusahaan kontaktor yang ben-efit. Ganefri berharap warga UNP

dapat membantu dalam menyuk-

seskan pembangunan ini mes-

kipun proses perkuliahan mungkin

akan sedikit terganggu. “Saya

mohon dukungan dari semua

pihak agar semuanya bisa berjalan

dengan lancar,” harapnya, Jumat

(3/10). Ana, Rival*

Animo mahasiswa terhadap

peringatan hari jadi Universitas

Negeri Padang (UNP) tampaknya

masih kurang. Penyebabnya

ditenggarai oleh penyebaran

informasi yang kurang merata.

Hal ini terlihat pada acara Dies

Natalis UNP ke-60 yang dilak-

sanakan pada 1-13 September lalu.

Tidak semua mahasiswa UNP

yang tahu tentang keberlang-

sungan acara ini. Hanya beberapa

kalangan saja yang terlibat.

Padahal menurut Prof. Dr. Phil.

Yanuar Kiram dalam sambutannya

pada pembukaan Dies Natalis,

perayaan ini diadakan untuk

meningkatkan apresiasi, silatu-

rahmi, dan kreasi seni mahasiswa.

Syarif Hidayat, Mahasiswa

Pendidikan Bahasa Inggris tahun

masuk (TM) 2010, mengaku tidak

tahu tentang perayaan hari ulang

tahun UNP ini. “Saya tidak

mendengar berlangsungnya acara

Dies Natalis UNP,” ungkapnya,

Rabu (1/10).

Begitu pula dengan Lel Fitri

Mahasiswa Biologi TM 2013.

Menurutnya, penyebaran infor-

masi tentang pelaksanaan Dies

Natalis ini masih kurang. Lel

mengaku tidak melihat pamflet

atau sejenisnya mengenai

informasi acara tersebut di

fakultasnya. Namun, menurut Lel

temannya sempat melihat surat

undangan festival lagu dangdut

yang merupakan rangkaian acara

dari Dies Natalis. “Kalau saya

tahu acara ini hanya melalui

pamflet dan spanduk yang

terpajang di Gelanggang Olahraga

(GOR) UNP,” ujarnya, Jumat (27/

9).

Ketua Hubungan Masyarakat

(Humas) UNP, Drs. Amril Amir,

M.Pd., mengatakan bahwa

penyebaran informasi yang

dilakukan oleh Humas hanya

dalam skala universitas. Sedang-

kan di tingkat fakultas pemberian

informasi di lakukan oleh

Pembantu Dekan III melalui

Pengenalan Kehidupan Kampus

bagi Mahasiswa Baru (PKKMB)

dan Krida. Sebab, waktu pelaksa-

naan acaranya tepat setelah kedua

kegiatan tersebut usai. “Ke-

banyakan mahasiswa yang tahu

informasi ini hanya panitia PKKMB

dan Krida, serta mahasiswa baru

saja,” tambahnya, Jumat (3/10).

Lebih lanjut Amril mengharapkan

agar persiapan acara Dies Natalis ini

lebih baik lagi. Sehingga perayaan

hari ulang tahun UNP berlangsung

lebih meriah. “Kalau bisa waktu

pelaksanaan Dies Natalis berdekatan

dengan acara UNP lainnya, sehinngga

persiapannya dilakukan secara

bersamaan,” tutupnya. Edo, Windy*

Page 17: Edisi 182

Teropong17

Animo MahasiswaAnimo MahasiswaAnimo MahasiswaAnimo MahasiswaAnimo MahasiswaMasuk UKM MeningkatMasuk UKM MeningkatMasuk UKM MeningkatMasuk UKM MeningkatMasuk UKM MeningkatAnimo mahasiswa Universitas Ne-

geri Padang (UNP) untuk mengikuti

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) meng-

alami peningkatan. Hal ini terlihat

dari jumlah pendaftar pada open re-

cruitment (OR) yang diadakan PusatPengembangan Ilmiah dan Penelitian

Mahasiswa (PPIPM), 27 Agustus s/d 12

September 2014. Tahun ini pendaftarPPIPM mencapai 405, naik 125 pen-daftar daripada tahun lalu. “Tahun iniyang mendaftar jauh meningkat diban-

dingkan tahun sebelumnya,” ujar Ketua

PPIPM Andika Putra, Senin (29/9).

Begitu pula dengan Unit Kegiatan

Kesenian (UKKes) yang melakukan OR

terhitung sejak 1 September 2014. OR

dilakukan dalam tiga gelombang de-

ngan tiap-tiap gelombang memiliki

waktu selama dua minggu. “Memasuki

gelombang ketiga, pendaftar sudah se-

banyak 200 orang,” ungkap Ichsan Pria

Darma, Ketua Umum UKKes, Sabtu

(11/10). Ichsan juga menambahkan bah-

wa jumlah mahasiswa yang mendaftar

meningkat dari hari ke hari.

Peningkatan jumlah pendaftar juga

terjadi pada Koperasi Mahasiswa

(KOPMA) yang melakukan OR sejak

22 September hingga 5 Oktober 2014.

Hal ini terlihat dari jumlah peserta

yang mendaftar telah melebihi kuota

yang disediakan. Kuota yang disedia-

kan hanya 100 orang, sedangkan yang

mendaftar mencapai 140 orang. “Pen-

daftar tahun lalu hanya 125 orang,”

ujar Nadia Davici, salah satu Anggota

LantLantLantLantLantai Dua Al-Azharai Dua Al-Azharai Dua Al-Azharai Dua Al-Azharai Dua Al-AzharPPPPPerlu Perlu Perlu Perlu Perlu Perberberberberbaikanaikanaikanaikanaikan

Masjid Raya Al-Azhar sebagai sarana yang

disediakan bagi mahasiswa dan masyarakat

di lingkungan Universitas Negeri Padang (UNP)

untuk beribadah, saat ini tengah mengalami

kebocoran pada lantai dua. Tetesan air sering

jatuh dari lantai yang terbuat dari semen itu

dan membuat lapisan luarnya rusak. Besi-besi

penyangganya pun terlihat dari bawah.

Kebocoran yang tepat berada di atas saf

perempuan ini membuat karpet masjid basah.

Sebuah baskom besar pun diletakkan untuk

menampung tetesan air sebagai penanggu-

langan sementara. Hal ini menyebabkan jamaah

perempuan terganggu. “Baskom itu menggang-

gu pemandangan, tikarnya basah, dan saf

terputus saat salat jamaah,” keluh Widya

Pratiwi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan Daerah TM 2012, Kamis (2/10).

Jamaah lainnya, Rani

Selvia, juga menyampaikan

keluhannya terhadap masa-

lah tersebut. “Air dari lantai

2 yang bocor membuat tikar

jadi berbau,” ujar Mahasiswa

Jurusan Biologi TM 2011 ini.

Menurut Rani, kondisi mas-

jid yang seperti ini perlu

segera diperbaiki.

Menanggapi hal tersebut

Ketua Pengurus Masjid Al-

Azhar, Sukardi, menjelaskan

bahwa kebocoran berasal dari

tempat wudu perempuan di

lantai dua. Air dari tempat

wudu perempuan itulah yang

meresap ke dalam semen

sehingga lama-kelamaan

bocor. “Air yang diserap semen bukan yang mengalir

hari ini, tetapi bisa saja air sepuluh hari lalu,”

ujarnya saat ditemui di Gedung Lembaga Pengabdian

Masyarakat UNP, Jumat (10/10).

Lebih lanjut Sukardi menjelaskan bahwa

untuk perbaikan mesjid, jika dilakukan secara

manual akan memakan biaya miliaran rupiah.

Oleh sebab itu, saat ini tengah dicari metode

perbaikan dengan menggunakan teknologi, se-

hingga tidak dibongkar semua.

Kemudian Sukardi mengimbau kepada

seluruh jamaah Masjid Al-Azhar UNP agar

memakai fasilitas dengan baik dan benar serta

menggunakannya sesuai dengan tuntutan

agama. Karena, seharusnya jamaah bersyukur

atas seluruh fasilitas yang telah disediakan.

“Oleh karena itu, sayangilah masjid,” tutupnya.

Gumala, Eka*

Maling di Al-AzharMaling di Al-AzharMaling di Al-AzharMaling di Al-AzharMaling di Al-AzharTTTTTererererertttttangkapangkapangkapangkapangkap

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Keheningan Masjid Al-Azhar Universitas

Negeri Padang (UNP) seketika gaduh oleh

kepanikan jamaah yang kehilangan barang

bawaan ketika salat, Kamis pagi (16/10).

Berdasarkan penuturan Taufik Hidayat,

pengurus masjid, kejadian ini bermula saat

mobil Mahasiswa Pascasarjana UNP yang berasal

dari Pekanbaru memasuki pelataran masjid

untuk salat subuh. Setelah itu, seorang

pengendara sepeda motor juga datang dan

memarkirkan motornya di sebelah kiri masjid.

Anehnya, pengendara ini tidak langsung salat,

namun langsung menuju ke arah pintu toilet

wanita. Di sana pengendara ini berdiri

menghadap ke luar seperti sedang menunggu

seseorang.

Menurut korban yang tidak ingin disebutkan

namanya, saat itu kondisi masjid sedang sepi.

Jamaah wanita sudah tidak ada lagi selain

penumpang mobil tersebut, sedangkan pada

saf laki-laki masih terlihat beberapa orang

yang sedang mengaji dan tidur-tiduran. Korban

merasa situasi masjid aman, kemudian mening-

galkan tasnya di saf paling belakang sambil

mengecas handphone (HP) sebelum salat karena

kondisi masjid yang sepi. Saat itu semua

penumpang mobil salat secara serentak

sehingga tidak ada yang mengawasi barang-

barang di belakang. Mereka baru menyadari

kehilangan ini saat akan bersiap-siap mening-

galkan masjid. Barang-barang yang hilang ter-

sebut adalah 3 unit HP, 1 unit gadget, 2 buahcincin emas, 2 kartu ATM, dan uang sejumlah

1 juta rupiah. “Jika ditotalkan kurang lebih 17

juta rupiah,” jelas korban, Kamis (16/10).

Mendengar pengaduan ini, pengurus masjid

langsung melihat rekaman closed circuit tele-vision (CCTV) dan menemukan bahwa barang-

barang tersebut dicuri oleh seorang laki-laki

yang tadinya sempat berdiri di dekat toilet

perempuan. Pencuri itu beraksi saat semua

jamaah sedang salat. Pada CCTV ini wajah

dan gerak-gerik pelaku sangat jelas terlihat.

Selain itu juga terlihat bahwa pencuri

meninggalkan motornya di halaman masjid

usai melancarkan aksinya. Menyadari hal itu,

pengurus langsung menghubungi Kepolisian

Sektor Padang Utara dan Satpam UNP.

Beberapa jam setelah pencurian, pelaku

kembali untuk mengambil motor yang diting-

galkan. Namun, polisi dan satpam sudah siaga

menunggu dan langsung menangkap sang

pencuri saat itu juga. “Kami langsung

menangkapnya ketika pelaku mendekati

motornya,” ungkap Donny Andhika salah seorang

satpam yang juga terlibat dalam proses

penangkapan.

Setelah dibekuk, pelaku pun langsung

dibawa ke kantor polisi untuk dimintai kete-

rangan. Atas kejadian ini, garim masjid

mengimbau kepada jamaah agar lebih berhati-

hati dengan barang bawaannya. Barang-barang

hendaknya dibawa kemanapun bila tidak ada

yang menjaganya. “Bila perlu saat salat tas

diletakkan di samping, walaupun di masjid tidak

ada jamaah lain,” tutup Taufik. Ayu*

Usaha Kopma, Sabtu (11/10).

Peningkatan antusiasme mahasiswa

untuk masuk UKM ini merupakan ja-

waban atas minimnya jumlah maha-

siswa yang terdaftar sebagai anggota

UKM dan ormawa, yakni hanya 6%

dari 35.000 lebih mahasiswa UNP. Hal

ini juga merupakan salah dampak dari

penekanan yang diberikan pihak biro-

krat terhadap UK dan ormawa agar

lebih giat dalam meningkatkan jum-

lah anggota. “Penekanan kami berikan

kepada UK dan ormawa pada rapat-

rapat yang melibatkan mereka,” tutur

Erman A, S.Pd. selaku Kasubag Minat

Penalaran dan Informasi Kemaha-

siswaan, Senin (6/10). Lebih lanjut,

Erman menyampaikan jika UK dan

ormawa tidak meningkatkan jumlah

anggotanya, maka dengan terpaksa UK

yang jumlah anggotanya sedikit harus

dinonaktifkan.

Untuk lebih jelasnya, Erman me-

nyebutkan 13 UKM dan 2 ormawa di

UNP, antara lain Resimen Mahasiswa,

Unit Kegiatan Komunikasi dan Penyi-

aran Kampus, PPIPM, Wadah Pengka-

jian dan Pengembangan Sosial Politik,

Mahasiswa Pencinta Alam dan Ling-

kungan Hidup, Pramuka, Unit Kegiatan

Olahraga, KOPMA, UKKes, Unit Ke-

giatan Film dan Fotografi, Unit Ke-

giatan Kerohanian, Korps Suka Rela

Palang Merah Indonesia, SKK Ganto,Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

dan Badan Eksekutif Mahasiswa. Doni,Neki*

SisSisSisSisSistttttem Krem Krem Krem Krem Kredit Pedit Pedit Pedit Pedit Poinoinoinoinoinuntuk Mahasiswauntuk Mahasiswauntuk Mahasiswauntuk Mahasiswauntuk Mahasiswa

Sejak tahun 2010, Fakultas Teknik

(FT) Universitas Negeri Padang (UNP)

telah memberlakukan sistem kredit

poin bagi mahasiswanya. Sistem kredit

poin yang ini merujuk kepada buku

panduan khusus yang diberikan kepada

mahasiswa mengenai kegiatan-kegiatan

dan proses pemberian poin. Kasubag

Kemahasiswaan FT Muhammad Arifin,

S.Pd., M.Pd. menjelaskan bahwa poin

yang harus dicapai mahasiswa Strata

1 sebanyak 100 poin sedangkan untuk

mahasiswa Diploma III, yaitu 80 poin.

Yang menjadi sumber kegiatannya bisa

berupa acara tingkat fakultas, nasional,

maupun internasional. Selain menjadi

salah satu persyaratan wisuda, kredit

poin ini juga menjadi patokan bagi

mahasiswa untuk menerima beasiswa

yang ada di FT. “Jika skor TOEFL-nya

sudah melebihi angka 400, maka

mahasiswa sudah mengantongi 50

poin,” jelasnya, Jumat (17/10).

Sejalan dengan FT, Fakultas Bahasa

Sastra (FBS) dan Fakultas Ilmu Pendi-

dikan (FIP) UNP juga mulai menca-

nangkan sistem tersebut. Dekan FBS,

Prof. Dr. M. Zaim, M.Hum., mengata-

kan bahwa sistem kredit poin ini me-

mang akan diberlakukan di FBS untuk

mahasiswa baru tahun masuk 2014.

“Sistem ini belum ada SK-nya, namun

drafnya sudah ada,” ungkapnya, Rabu

(8/10).

Zaim menjelaskan sebagaimana

adanya suplemen atau surat keterangan

pendukung mengenai prestasi akademik

yang dicapai selama kuliah, mahasiswa

diharapkan berperan aktif dalam semua

kegiatan, tidak hanya kurikuler namun

ektrakurikuler juga. Hal ini akan

menjadi salah satu faktor pendukung

bagi mahasiswa untuk bisa menemukan

peluang pekerjaan setelah wisuda. “Aba-

aba mengenai suplemen ini sudah ada

dari kementerian, tapi kapan dimulainya

belum ditetapkan,” jelasnya.

Pembantu Dekan III FIP, Drs.

Syahril, M.Pd. juga mengungkapkan

bahwa setiap kegiatan mahasiswa yang

bernilai positif di luar kegiatan kuri-

kuler akan disuplemenkan. Untuk pene-

tapan sistem kredit poin di FIP belum

ditentukan berapa jumlah poin yang

harus dikumpulkan mahasiswa. Namun

pengumpulan sertifikat-sertifikat

kegiatan ekstrakurikuler oleh maha-

siswa akan menjadi faktor pendukung

bagi mahasiswa nantinya untuk seleksi

penerimaan beasiswa, termasuk nan-

tinya sertifikat PKKMB dan KRIDA.

“Dengan adanya sistem ini mahasiswa

nantinya akan berperan aktif dalam

setiap kegiatan yang diselenggarakan

fakultas,” harapnya, Senin (13/10).

Redda, Ermi*

Masih Bocor: Sebuah baskom diletakkan pada salah satu saf perempuansebagai penanggulangan sementara dari kebocoran lantai 2 Masjid Al-Azhar UNP, Minggu (12/10). f/Rahmi*

Page 18: Edisi 182

Inter18

FT UNP

Mengatasi Solusi Energi

Tutorial Islam UNP

Pembukaan Tutorial PAI

UNP

Alek Gadang UNP

HMI UNP

Plus Minus Pilkada

UPT-MKU UNP

Pendidikan Karakter

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

ORIMASINAL PPIPM

UKKPK UNP

PPIPM

Lomba InternalPembaharuandan Perubahan

BEM FIK

Mengusung visi Pem-baharuan dan Perubahan,

Pengurus Badan Eksekutif

Mahasiswa (BEM) FIK UNP

yang dilantik pada 3 Juni

2014 lalu tengah berusaha

mewujudkan program kerja

yang telah dirancang. Pro-

gram kerja tersebut

antara lain

mengadakan

Latih-an Ke-

penulisan

Manajemen

Ma-hasiswa

(6-7/9), De-

kan Cup ca-

bang sepakbo-

la, Kejuaraan Bola

Basket se-UNP, Seminar

Nasional Manajemen Olah-

raga, Krida dan Kemah Bakti

Mahasiswa, pelatihan baris

berbaris, serta study tour

ke Yogyakarta.

Untuk menjalankan pro-

gram kerja tersebut, orga-

nisasi yang beranggota 20

orang ini melaksanakan up-grading untuk peningkatan

mutu berorganisasi pada

Sabtu-Minggu (11-12/10).

Meskipun banyak ke-

giatan, BEM FIK tetap ber-

prestasi. Pada 2014 ini, ang-

gota BEM FIK terpanggil

mengikuti Pelatnas Asean

Games di Inceon dan men-

dapat juara III untuk kategori

sepak takraw. Selain itu, BEM

FIK juga mengikuti Kejuara-

an Nasional Kriket di Ci-

bubur. Tahun ini, BEM

FIK pun menda-

pat pengharga-

an dari Pela-

tih Timnas In-

donesia U-19

Indra Syafri,

penghargaan

Ikatan Mahasis-

wa Olahraga In-

donesia dari Men-

teri Pemuda dan Olahra-

ga, dan penghargaan Pelatih-

an Jurnalistik dari Dekan FIK.

Ketua BEM FIK, Romi

Candra, mengatakan ke

depannya akan mengupa-

yakan pembaharuan dan

perubahan dalam men-

ciptakan FIK yang lebih ber-

kualitas, serta terus menge-

pakkan sayap hingga akhir

kepengurusan. “Kita harus

menciptakan sejarah baru

dan lebih jaya,” ujarnya,

Minggu (12/10). Windy*

Kuliah UmumFMIPA UNP

Fakutas Teknik (FT)

UNP mengadakan semi-

nar untuk mahasiswa

penerima beasiswa Bidik-

misi di Ruang Serba Guna

(RSG) FT, Jumat (3/10).

Seminar ini menda-

tangkan Prof. Dr. Suryo

Purwono. M.Sc. Ph.D.

yang merupakan Dosen

Universitas Gajah Mada

sebagai pemateri.

Khairul Anwar selaku

ketua pelaksana dari semi-

nar yang bertema EnergiTerbarukan Sebagai Salah

Satu Solusi untuk Meng-

atasi Solusi Energi MasaDepan ini mengatakan

bahwa selain mendapatkan

ilmu baru seminar juga

dapat membantu maha-

siswa untuk membuat

Program Kreativitas

Mahasiswa. Nur Atika

seorang peserta seminar

mengatakan bahwa semi-

nar ini penting karena kita

dapat mengetahui peng-

ganti bahan bakar jika

energi yang ada saat ini

habis. Kurnia*

UNP selenggarakan

wisuda ke-101 di Gelang-

gang Olahraga (GOR)

UNP, Sabtu (27/9). Pada

periode ini, jumlah

mahasiswa yang diwisuda

sebanyak 3.513 orang.

Prof. Dr. Phil. Yanuar

Kiram selaku Rektor UNP

menyampaikan wisuda

kali ini adalah momen

yang bertepatan dengan

Dies Natalis UNP ke-60.

Setelah keluar dari UNP

wisudawan harus tetap

menjalin komunikasi

dengan pihak kampus.

“Tunjukkanlah karakter

serta integritas yang

kuat,” ujarnya.

Acara ini juga dihadiri

oleh Wakil Gubernur

Sumatera Barat (Sumbar)

Muslim Kasim. Dalam

sambutannya Muslim

memberikan apresiasi

karena telah ikut serta

memajukan pembangun-

an di Sumbar. “Terima

kasih telah menyumbang-

kan dedikasinya untuk

Sumbar,” ujarnya. Rival*

Himpunan Mahasiswa

Islam (HMI) Komisariat

Ilmu Sosial UNP seleng-

garakan seminar nasional

dan diskusi panel di Aula

Pascasarjana UNP, Jumat

(26/9). Acara bertema PlusMinus Pilkada Langsung

atau Diwakili ini dihadirilebih dari 300 peserta dari

berbagai fakultas dan

Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM). Seminar ini

menghadirkan Bupati

Kerinci Dr. Ardi Rozal,

M.Si., Anggota DPRD

Sumatera Barat Sabar As,

S.Ag, dan Dosen Ilmu

Sosial dan Politik Aldri

Frinaldi, S.H., M.Hum.

sebagai pemateri.

Hendra Naldi, S.S.,

M.Hum. selaku Ketua

Jurusan Sejarah FIS UNP

mengatakan dengan acara

ini mahasiswa akan tahu

apa yang harus dilakukan

dalam mengawal undang-

undang pilkada. “Di

sanalah posisi mahasiswa

sebagai civil society,”ujarnya. Doni, Resti*

Unit Kegiatan Komu-

nikasi dan Penyiaran

Kampus (UKKPK) UNP

adakan pembukaan lomba

internal XXI di Ruang

Mata Kuliah Umum

NB302, Sabtu (20/09).

Bertemakan Dream and

Action , lomba yang

berlangsung dua hari (20-

21/09) ini diikuti oleh 90

peserta yang terdiri atas

65 anggota muda dan 15

orang anggota biasa.

Acara ini bertujuan untuk

mengevaluasi kemam-

puan anggota UKKPK

yang telah dilatih selama

beberapa minggu ter-

akhir. Adapun lomba

terdiri atas tiga bidang

yaitu jurnalistik, protokol,

dan penyiaran radio.

Pembina UKKPK,

Havid Ardi , S .Pd. ,

M.Hum., mengingatkan

pemenang untuk tidak

cepat puas. “Kita baru

boleh bangga jika telah

menang pada lomba

eksternal,” ucapnya.

Ranti, Eka*

Pusat Pengembangan

Ilmiah dan Penelitian

Mahasiswa (PPIPM)

adakan Orientasi Masa

Seleksi dan Pengenalan

(ORIMASINAL) di Teater

Tertutup Fakultas Bahasa

dan Seni (FBS) UNP,

Minggu (21/9). Acara

bertema MewujudkanPresiden RI (Precious,

Scientific and Differentof Research Institution)

ini diperuntukan bagi ma-

hasiswa yang ingin berga-

bung dengan PPIPM. Pe-

serta pun diberi materi

tentang pengenalan orga-

nisasi PPIPM, pembuatan

makalah, pembuatan Pro-

gram Kreatif Mahasiswa

(PKM), dan pengarahan

dari tim penilai.

Renda Arianto Maha-

siswa Pendidikan Teknik

Elektro TM 2013 mengata-

kan alasannya bergabung

dengan PPIPM adalah

untuk menambah wawas-

an tentang organisasi dan

keahlian menulis karya

ilmiah. Resti*, Neki*

Pembukaan Tutorial

Islam Pendidikan Agama

Islam (PAI) diseleng-

garakan di Masjid Al-

Azhar, Minggu (21/9).

Acara yang mengusung

tema Dari Tutorial untukUNP Menuju Kampus

Intelektual dan Relegiusmenghadirkan Drs. Ardi,

M. Si., Miftahul Khair S.

Si, M.Sc., Cipto Hardianto

S.Pd., dan Ardiles seba-

gai pemateri.

Acara dengan peserta

300 orang ini dibuka oleh

Rendra selaku Ketua

Umum Tutorial. Ia ber-

harap semoga peserta tu-

tor dapat menggali ilmu

sebanyak-banyaknya dari

pemateri dan pembim-

bing tutorial. “Agar pe-

serta dapat menambah

wawasan keislamannya,”

ungkapnya. Selanjutnya

Ketua UKK UNP, Ardian

Perkasa Mawan juga

mengharapkan agar acara

ini dapat menjadi ajang

silahturahmi. Kurnia*,Windy*

Unit Pelaksana Teknis

Mata Kuliah Umum gelar

seminar nasional bertajuk

Pendidikan Karakter Ber-

basis Nilai-nilai Religius,Berbahasa Santun, dan

Berbudaya Sopan di GrandInna Muara Hotel, Sabtu

(27/9).

Pemateri pada semi-

nar ini, yaitu Dosen dan

Guru Besar Universitas

Merdeka Malang Prof.

Kasuwi Saiban, M.Ag.,

Dosen Universitas Negeri

Jakarta Dr. Achmad Rid-

wan, M.Si., Dosen Hu-

kum Universitas Islam

Yogyakarta Dr. Rohidin,

M.Ag., Pembantu Rektor

I UNP Prof. Dr. Agus

Irianto, dan Dosen Agama

Islam UNP Dr. Fuady An-

war, M.Ag..

Wakil Ketua Pelaksana

Seminar, Drs. Nasrul HS.,

M.Ag., mengatakan tujuan

seminar ini adalah mena-

namkan nilai-nilai agama

dalam pembinaan karak-

ter agar tercapai kampus

yang religius. Sastra

Mengusung tema StemCell dan Pemanfaatan-

nya, Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA) UNP menyeleng-

garakan kuliah umum

bersama Indra Bachtiar,

Ph.D., Rabu (24/9). Acara

yang digelar di Ruang C-

15 dan C-18 ini bertujuan

untuk mengenalkan stem

cell kepada mahasiswa.

Stem cell adalah sel yang

belum memiliki bentuk

tetapi bisa berdiferensiasi

menjadi sel apa pun.

Kuliah umum ini

dihadiri oleh seluruh

dosen maupun mahasiswa

yang tergabung dalam

Jurusan Biologi FMIPA

UNP. Dr. Azwir Azhar,

M.Si. selaku Ketua Jurusan

Biologi berharap agar

mahasiswa memanfaatkan

kesempatan ini untuk

menggali ilmu lebih

dalam tentang stem celldan peranannya dalam

bidang kesehatan.. Risa*,Windy*

OSN Pertamina 2014

UNP adakan Olim-

piade Sains Nasional

(OSN) Pertamina di

Gelanggang Olahraga

(GOR) UNP untuk per-

tama kalinya, Kamis (25/

9). Bertema Inovasi SobatBumi untuk Masa Depan

Generasi, acara ini diikutioleh 1.562 mahasiswa

UNP yang berasal dari

Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA) dan Fakultas

Teknik (FT) UNP.

Dalam sambutannya,

Dr. Amril, M.Si., Pem-

bantu Dekan (PD) III

FMIPA sekaligus Ketua

Pelaksana OSN Pertamina

2014 UNP, mengatakan

antusias mahasiswa da-

lam mengikuti OSN 2014

patut dibanggakan. “Mu-

dah-mudahan ada yang

lulus di tingkat provinsi,”

harapnya. Selanjutnya PD

I FMIPA, Dr. Yuzkifli,

S.Pd., M.Si. berharap OSN

ini akan membuat Per-

tamina semakin melirik

UNP. Ranti, Windy*

UNP

Cantik Selamanya

Unit Kegiatan Ke-

rohanian (UKK) UNP

Divisi Kemuslimahan

mengadakan Talkshow

and Hijab Class di Audi-

torium Prof. Kamaluddin,

Fakultas Ekonomi (FE),

Sabtu (11/10). Talkshowbertema Cantik Se-

lamanya ini mengundang

Fitri Aulia, seorang fash-

ion designer muslimah,

sebagai pembicara.

Dalam materinya Fitri

Aulia memberi inspirasi

kepada seluruh muslimah

yang datang untuk tetap

berpenampilan modis

namun tetap syar’i .“Cantik yang sesung-

guhnya itu harus berasal

dari luar dan dalam,”

ungkapnya.

Ayu Lestari yang

mewakili ketua ke-

muslimahan mengatakan

ini merupakan rangkaian

acara terakhir dari

Muslimah Expo yang

telah dilaksanakan selama

dua hari, Jumat-Sabtu (10-

11/10). Suci, Sabrina*

UKK UNP

Page 19: Edisi 182

62.8%

9.94%

17.79%

9.45%

11.8%

45.2%

28.03%

`14.9%34.4%

5.26%

11.1%

49.3%

47.5%

24.48%

11.4%

16.1%

2. Apakah Anda setuju diterapkan UU Pilkada oleh DPRD? a. sangat setuju

b. setuju

c. kurang setuju

d. tidak setuju5. Menurut Anda, apa solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini?

a. UU Pilkada harus dikaji kembali.

b. SBY segera menurunkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang atau Perppu.

c. UU Pilkada harus dibatalkan.

d. UU Pilkada harus diterapkan.

3. Bagaimana tanggapan Anda jika UU Pilkada olehDPRD benar-benar diterapkan?

a. Bentuk kemunduran demokrasi di Indonesia.

b. Meningkatkan tindakan KKN di Indonesia.

c. Menghemat uang negara.

d. Merupakan salah satu solusi untuk mendapatkan

pemimpin yang lebih baik.

4. Bagaimana tanggapan Anda melihat pro dan kontra mengenai UU Pilkada ini?a. Wajar saja karena UU Pilkada lahir di atas kepentingan sebagian golongan.

b. Wajar saja karena UU Pilkada juga tidak didukung oleh SBY.

c. Apa salahnya pilkada oleh DPRD dicoba dulu.

d. Wajar saja karena UU Pilkada oleh DPRD menimbulkan banyak kebingungan di kalangan

masyarakat.

Mahasiswa dan RUU PilkadaMahasiswa dan RUU PilkadaMahasiswa dan RUU PilkadaMahasiswa dan RUU PilkadaMahasiswa dan RUU Pilkada

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Hai pembaca setia Ganto!

Rancangan Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada)

oleh Dewan Perwakilan Kepala Daerah (DPRD) telah disahkan pada

25 September 2014 lalu. Dengan lahirnya UU Pilkada oleh DPRD,

maka pilkada yang selama ini mengandung asas dari rakyat, oleh

rakyat, dan untuk rakyat terancam hilang. Dalam kenyataan di

lapangan, UU Pilkada ini mengandung kontroversi. Hal ini dibuktikan

dengan pandangan-pandangan yang muncul di tengah-tengah lapisan

masyarakat Indonesia.

Seputar Mahasiswa19

1. Apakah Anda mengetahui informasi UU Pilkada oleh DPRD? a. sangat tahu

b. tahu

c. kurang tahu

d. tidak tahu

5.57%

18.6%

30.25%

45.5%

Undang-undang seumpama

kompas kehidupan. Ia

merupakan landasan bagi

diri pribadi dan kelompok dalam

bertindak di sebuah daerah hukum

tertentu. Jika demikian, sebuah

undang-undang diharapkan mam-

pu menjadi sebuah acuan yang

ideal baik secara teoritis maupun

secara praktis, agar tidak menim-

bulkan kebingungan serta peno-

lakan bagi objek pelaksana un-

dang-undang. Namun pada kali

ini, penolakan tersebut sedikit ba-

nyaknya telah terjadi pada Un-

dang-undang pemilihan kepala

daerah (UU Pilkada). Pasalnya un-

dang-undang yang telah disahkan

pada tanggal 25 September 2014

tersebut telah mengubah kebijak-

an demokrasi di Indonesia yang

telah diterapkan semenjak masa

reformasi hingga sekarang, yaitu

Pilkada oleh rakyat akhirnya beru-

bah haluan menjadi Pilkada oleh

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD).

Memang, perubahan zaman

tak dapat dielakan, segala perma-

salahan seharusnya jadi pembe-

lajaran, segala agenda harus diren-

canakan, pilkada oleh rakyat bisa

jadi telah menorehkan banyak

kisah hitam dalam perjalanan

demokrasi Indonesia, seperti poli-

tik uang, pemimpin yang tidak

berkopetensi, penghamburan uang

negara dan segala permasalahan

lainnya. Namun apakah permasa-

lahan tersebut dapat teratasi de-

ngan UU pilkada oleh DPRD?

Disadari atau tidak, segala ke-

bijakan pasti ada resikonya, dam-

pak positif dan negatif jelas ber-

main di sana. Lalu, apakah ke-

bijakan untuk mengesahkan UU

pilkada oleh DPRD ini telah mem-

perhitungkan segala aspek? Di saat

rakyat merongrong mengenai ke-

bijakan ini, seharusnya pemerintah

segera intropeksi diri, apakah ke-

bijakan yang diambil demi kepen-

tingan rakyat dan negara, atau

hanya bisikan beberapa ke-lompok

yang berkepentingan.

Banyaknya, penolakan terha-

dap UU pilkada oleh DPRD adalah

wujud pemberontakan rak-yat ter-

hadap pemerintahnya. Dengan la-

hirnya kebijakan pilkada oleh

DPRD, sedikit banyaknya te-lah

menggerus optimisme rakyat ter-

hadap pemerintahan yang sela-

ma ini di kontrol oleh pantauan

mata mareka sendiri. Bisa jadi

dengan kebijakan ini sikap apatis

dari rakyat semakin membludak.

Pada akhirnya mereka tidak tahu

siapa yang berdiri didepan me-

reka, siapa yang tengah melayani

mereka, dan siapa yang tengah

meminta mereka.

Pilkada oleh DPRD ini bu-

kanlah pertama kalinya tercatat

dalam sejarah demokrasi Indone-

sia, namun telah ada sebuah catatn

yang mencatatkan bahwa pernah

di Indonesia suatu tindakan yang

dituduh sebagai tindakan yang

tidak demokratis yakninya kebia-

saan politik Orde Baru yang po-

ngah saat mengalami kejayaan

selama 32 Tahun yang dipimpin

oleh Soeharto, seorang militer

yang kerap dijuluki Presiden

Otoriter oleh banyak peneliti bi-

dang politik. Pada masa rezim

Orde Baru ini berkuasa, Kepala

Daerah adalah merupakan jatahuntuk sekelompok orang dekat

dan segolongan dengan Soeharto,

saat itu pejabatnya banyak yang

berasal dari rezim militer. Lalu

seiring bergulirnya zaman, masa

reformasi pun bersinar hingga

sekarang. Dan pemilihan pemim-

pin di pascareformasi selalu ber-

pegang pada prinsip dari rakyat,

oleh rakyat dan untuk rakyat.

Mungkin, pengambil kebija-

kan punya pandangan lain dengan

UU pilkada oleh DPRD ini, dan

semoga saja semuanya atas per-

timbangan yang matang dan tidak

dipengaruhi emosi pribadi. Lau,

dari pengesahan UU pilkada dan

penerapannya yang kabarnya akan

diterapkan pada pilkada-pilkada

setelah tahun 2014 banyak harapan

yang tercurah dari rakyat. Hal

ini dibuktikan dengan hasil poll-

ing yang disebarkan oleh Sub-

divisi Penelitian dan Pengem-

bangan (Litbang) Lembaga Pers

Mahasiswa (LPM) Surat Kabar

Kampus Ganto Universitas Negeri

Padang (UNP) terkait dengan UU

pilkada. Polling yang disebarkan

berupa angket yang terdiri dari

5 pertanyaan kepada 650 maha-

siswa di UNP, dengan metode

random sampling dan respondendiambil secara accidentil.

Dari jumlah tersebut, sebanyak

62,8 persen responden berharap UU

pilkada oleh DPRD harus dikaji

kembali, meskipun ada responden

yang menyarankan agar UU

pilkada ini segera diterapkan na-

mun saran tersebut tidak mencapai

angka 10 persen. Hal tersebut dapat

menggambarkan bahwsanya UU

pilkada ini masih belum berkenan

di hati rakyat.

Munculnya harapan pengkajian

ulang terhadap UU pilkada dise-

babkan oleh banyaknya kebi-

ngungan-kebingungan di benak

masyarakat. Hal ini juga terlihat

dari hasil polling, bahwasanya

49,3% responden menjawab demi-

kian, setelah itu disusul oleh ang-

gapan bahawasanya UU pilkada

oleh DPRD lahir diatas kepen-

tingan sebagian golongan seba-

nyak 34,4 persen.

Anggapan yang muncul hen-

daknya menjadi perhatian dan bi-

sa memotivasi pengambil kebijak-

an untuk menepis dugaan-dugaan

negatif tersebut. Karena pada haki-

katnya pemimpin adalah pelayan.

Pelayan bagi rakyatnya dan secara

otomatis rakyat adalah raja. Jangan

sampai kebijakan yang diambil

penguasa menyebakan kemarahan

dari rajanya (rakyat). Karena ketika

rakyat marah, maka negara bagai-

kan di ujung tanduk. Jauh dari

kenyamanan, keamanan, dan

kesejahteraan, dan pada akhirnya

penguasa hanya akan menjadi hu-

jatan bagi rakyatnya sendiri. dan

bukankah karena hal ini, kas

negara bisa tergerus kembali?

Page 20: Edisi 182

Resensi20

Meminta KeadilanPemerintah Langit

Perang Pemikiran

Judul : Semar Gugat di Temanggung

Penulis : Mohamad Sobary

Penerbit : PT Gramedia

Cetakan : I, Juni 2014

Tebal : xvi + 274 Halaman

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Judul : Burung-burung Rantau

Penulis : Y. B. Mangunwijaya

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan : Agustus 2014

Tebal : 406 Halaman

Judul : 34 Prinsip Etis Jurnalisme Lingkungan

Penulis : Agus Sudibyo

Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)

Cetakan : I, Agustus 2014

Tebal : 200 Halaman

Resensiator: Edo FebriantoMahasiswa Teknik Pertambangan

TM 2011

“...betapa manusia adalah satu-satunya

makhluk dunia yang serba kurang.Menghadapi burung dia tidak bisa terbang.

Menghadapi ikan dia tidak bisa menangberenang dalam air. Berpacu dengan kuda

dia kalah. Melawan badak dia lemah;kemampuan tubuh untuk dapat menembus

tanah nyaris nol bila disuruh melawantikus atau ular. Tetapi manusia punya otak,

dan inilah yang dimanfaatkan sampai seldan sarafnya setuntas mungkin....” (hal

238).

Sesempurnanya, manusia dibandingkan

makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya, tetap

saja manusia adalah makhluk paling rapuh.

Perkara manusia, dengan beragam

kerumitan yang menyertainya, kadang

berujung pada konflik mendalam, gejolak

batin, dan pertempuran pikiran. Namun

di balik semua itu, manusia mempunyai

akal dan budi, yang pada akhirnya akan

membantu manusia itu keluar dari

permasalahannya.

Letnan Jenderal Wiranto, seorang

mantan duta besar—juga gerilyawan 45,

hidup dengan istri dan kelima anak-anaknya

yang memiliki pemikiran bertentangan

antara satu dengan yang lainnya. Putri

pertama mereka, Anggraini, sejak kecil

sudah kentara watak dan nafsu

kemandiriannya. Begitu juga dengan

Wibowo, anak kedua yang berotak

cemerlang, merupakan lulusan Sarjana

Fisika Nuklir dan Astro-Fisika. Adiknya,

Letkol Candra, seorang instruktur pesawat

jet pemburu di Madiun. Selanjutnya

Marineti, seorang Sarjana Antropologi dan

sosiawati yang idealis. Serta si bungsu,

Edi yang menempuh jalan pengganguran,

juga seorang morfinis dan heroinis. Kelima

saudara ini lahir dar i generas i

pascakemerdekaan. Mereka menjelajah

dunia masing-masing dengan cara mereka

tersendiri. Kelimanya merupakan burung-

burung rantau yang seolah tidak lagi

merasa terikat sebagai orang Indonesia.

Di samping pertentangan pikiran yang

sering mengudara, pun perselisihan

berawal dari si bungsu Edi, yang jalan

pikirannya tak pernah selaras, terutama

dengan ayahnya. Berakibat pada ia memilih

dunia gelap sebagai jalan hidupnya dan

berujung kepada kematian. Salah satu

dampak dari keinginan dan cara berpikir

yang ditentang oleh sang ayah. Bukti

bahwa ia tak menggunakan logika dan

akal sebagaimana seharusnya.

Burung-burung Rantau oleh Y. B.

Mangunwijaya, menggambarkan tentang

kedalaman pikiran-pikiran tokoh, yang

sempat memicu konflik pada rumah

tersebut. Meskipun demikian, peran

pemikiran tersebut reda seiring waktunya.

Perlu perjalanan panjang untuk sebuah

pemikiran baru yang bermuara pada

penyelesaian.

Resensiator: Khadijah RamadhantiMahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia TM 2012

Jika keadilan tak bisa diharapkan dari

penguasa di bumi, maka tak ada caralain, rakyat menggugat secara simbolis,

meminta keadilan kepada “pemerintahlangit.” — Mohamad Sobary.

Pernah dalam sejarah, kretek begitu

diagungkan pada zamannya. Bahkan kretek

bukan sekadar punya sejarah, malahan

kretek adalah sejarah itu sendiri. Kretek

mengandung kompleksitas dan kedalam-

an makna yang ekspresif maupun simbolis-

nya di dalam kebudayaan.

Kretek merupakan penjalin solidaritas.

Kretek pernah melambangkan sebuah kehar-

monisan. Dia pernah hadir dalam kebersa-

maan. Dalam sebuah pergaulan, kretek per-

nah menyatukan, antara si pemilik dan pe-

nikmat lainnya. Menyatukan sulutan untuk

sebuah kenyamanan. Milik pribadi ini tiba-

tiba menjadi milik bersama atas nama keber-

samaan.

Namun, lain halnya dengan pemerintah.

Mereka terus memformulasikan pergerakan

untuk menggulung kebudayaan ini. Kehidup-

an perdagangan ini seolah dimatikan. Karena

pasaran kretek pribumi telah mengalahkan

rokok putih di negerinya. Oleh sebab itu,

aturan demi aturan mulai bermunculan.

Semua bermuara pada sebuah kiblat yang

mengarah pada perang dagang nan mema-

tikan di tingkat dunia. Lagi, uang dan jabatan

berkuasa di atas kuatnya konspirasi asing.

Dalam permasalahannya, kebijakan im-

por tembakau cenderung semakin besar.

Adanya paket sebab-akibat dari peraturan

pemerintah yang menekankan bahwa pro-

duk kretek harus rendah nikotin—pera-

turan yang mengharuskan produk kretek

dibuat dengan bahan tembakau impor.

Sebuah bukti bahwa konspirasi asing

s anga t l ah

kuat.

Katanya

demi kese-

hatan masya-

rakat. Mereka

berdalih, tidak

ada uang di

balik program kesehatan itu. Namun

tiada sangka, tentang sebuah kebenaran di

balik semua dalihan tersebut. Seorang ahli

Biologi Prof. Sutiman, bersama ahli Fisika

Ibu Gretha membuktikan bahwa kretek itu

sehat. Kretek sehat tersebut mengandung

protein, asam amino yang menggantikan

sel-sel tubuh yang mati, dan banyak zat

bagus lainnya.

Tak hanya itu saja, banyak lagi hal

lain yang membuat para petani tembakau

bungkam. Pembungkaman yang berujung

kemarahan, kejengkelan, dan kefrustasian

terhadap pemerintah. Telah lama mereka

melakukan protes, bahkan semenjak per-

aturan tersebut masih berupa rencana.

Tetapi tak pernah didengar. Para petinggi

itu membisu. Mereka menggugat secara

simbolis, meminta keadilan kepada

“pemerintah langit”.

Mohamad Sobary, dalam Semar Gugatdi Temanggung menuntut keadilan kepada

penguasa pertiwi. Untuk mendengarkan

aspirasi rakyatnya. Tidak hanya membiar-

kan para petani itu merasa berbicara dengan

tembok-tembok tebal birokrasi—walaupun

memang dikondisikan untuk selalu tebal.

Maraknya persoalan lingkungan dari

hulu hingga hilir telah menghiasi kese-

harian manusia. Mulai dari masalah keru-

sakan hutan akibat pertambangan dan in-

dustri, kerusakan sumber air, banjir, keru-

sakan ekosistem, masalah politik, pertanian,

medis, hingga teknologi menjadi topik

yang populer belakangan ini. Masalah ling-

kungan berhubungan dengan hajat hidup

banyak orang. Karena itu, masalah ling-

kungan ini memerlukan penanganan khusus

dalam menyelesaikan kasusnya.

Pers pada dasarnya adalah agen pengon-

trol dan pejuang kepentingan publik. Pers

juga menjadi agen penyalur informasi dari

dan untuk masyarakat. Secara garis besar

dapat disimpulkan bahwa pers dalam kese-

hariannya menjadikan kepentingan umum

di atas segalanya. Dan penyelamatan ling-

kungan hidup adalah bagian dari kepen-

tingan umum itu.

Jurnalisme ling-

kungan sebagai

salah satu cabang

pers dan media

yang memberita-

kan masalah ling-

kungan, diharap-

kan mengangkat

fakta-fakta dan

memberi banyak

masukan bagi solusi

persoalan lingkung-

an. Pers harus mam-

pu menangkap ba-

nyaknya inis iat i f masyarakat

dalam memecahkan persoalan lingkungan.

Intinya jurnalisme lingkungan menyam-

paikan seruan kepada semua pihak untuk

berpartisipasi dalam penyelamatan ling-

kungan, baik dalam bentuk tindakan nyata

maupun ide dan solusi.

Media massa secara moral

mempunyai tanggung jawab

untuk memberitakan kasus

hingga tuntas, terutama jika

media itu sendiri yang memulai

pemberitaan tersebut. Pers ha-

rus menuntaskan kasus yang

dimulainya—dan terlanjur

menyedot perhatian khala-

yak—dengan selalu berpegang

pada Kode Etik Jurnalstik.

Apalagi bila kasus itu me-

nyangkut hajat hidup orang

banyak, nama baik perorang-

an, atau kelompok tertentu.

Istilahnya, “Kau yang mulai,

kau pula yang mengakhiri.”

Namun, dalam pelaksana-

annya, banyak jurnalis yang

bersikap “lempar kasus tinggalkan tanda

tanya”. Jurnalis memberitakan kasus

kerusakan lingkungan, pencemaran, dan

ketidakadilan terhadap warga ke ruang

publik secara menggebu-gebu dalam

beberapa waktu, menyedot perhatian

publik, menciptakan kontroversi, namun

tidak mengawal kasusnya hingga tuntas.

Sebelum kebenaran tentang suatu kasus

terungkap, pers keburu beranjak pada kasus

lain yang lebih aktual, sehingga kebenaran

kasus tetap menggantung dan publik tidak

mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang

dilemparkan pers.

Agus Sudibyo dalam 34 Prinsip EtisJurnalisme Lingkungan memberikan

panduan praktis bagaimana seharusnya

jurnalisme lingkungan bekerja. Menurutnya,

dalam konteks jurnalisme lingkungan

banyak rambu yang harus diperhatikan

oleh jurnalis. Jurnalisme lingkungan

bukanlah pemberitaan model sekali muat,

kemudian selesai. Namun, berperan dalam

jangka panjang dengan kontinuitas

peliputan. Dalam konteks itulah buku ini

sangat bermanfaat sebagai seruan kepada

semua jurnalis untuk selalu menjunjung

etika jurnalistik, khususnya untuk jurnalis

lingkungan hidup.

Resensiator:Rizka WahyuniMahasiswa Pendidikan Biologi

TM 2013

Etika dalam Jurnalisme Lingkungan

Page 21: Edisi 182

Cerpen21

Kasam

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Oleh:M. Ismail Nasution, S.S., M.A. Cerpen Padat Alur

Dalam “Kasam”,

pengarang seolah-olah

menjadi seorang tokoh

yang berdiri di antara

para tokoh cerita. Ia ada di antara orang

yang melayat, mengantarkan ke pandam

pekuburan, bahkan sampai dengan ikut

melepaskan tokoh utama kembali ke

daerah rantauannya. Hal itu tampak dari

gaya tuturan penamaan tokoh. Pengarang

menjadi pengisah (narator) yang

memosisikan dirinya sebagai pengamat

yang menceritakan tragedi itu kepada

orang lain. Ia menjadi ‘penguping’ yang

selalu ingin tahu dengan apa yang dialami

oleh semua tokoh terutama yang terlibat

langsung dengan konflik. Seluruh gerak-

gerik tokoh selalu diperhatikan.

Pengarang menjadi narator tepat dalam

cerpen itu karena membuat alur menjadi

padat. Kepadatan itu menyebabkan cerita

langsung menukik ke dalam konflik

sehingga dapat memunculkan efek

khusus. Dari awal cerita, pembaca lang-

sung disuguhkan dengan tragedi bahkan

sampai berakhir cerita tetap klimaks.

Jika seandainya, pengarang menjadi

pelaku maka alur akan berlaku normatif

sehingga sukar untuk dipenggal karena

kelonggarannya. Akibatnya, cerita tidak

langsung menukik ke dalam puncak

konflik karena harus diantarkan dengan

peristiwa-peristiwa awal (perkenalan).

Memang, pola seperti ini memiliki

kelemahan karena menuntut pembaca

untuk memikirkan sendiri maksud

pengarang. Sementara itu, di lain pihak,

pembaca belum tentu memiliki penga-

laman yang sama. Faktor tersebut akan

membuat teks itu asing bagi pembaca

karena konstruksi cerita yang tidak utuh.

Cerpen “Kasam” berisi tentang cerita

perebutan harta warisan dengan latar

budaya Minangkabau. Elemen itu

refleksikan melalui nama-nama tokoh,

tempat, dan istilah warisan itu sendiri,

pusako. Cerpen itu mengingatkan saya

akan novel Warisan yang ditulis olehChairul Harun pada era 80-an. Pokok

permasalahannya sama, konflik muncul

karena perebutan pusako. Chairul Harun

menceritakan konflik itu secara detail

dengan konteks budaya yang sama kultur

Minangkabau.

Kemudian, di dalam cerpen pengarang

menguraikan konflik langsung kepada

titik klimaks. Pembaca diberikan

kebebasan untuk menduga sendiri bagian

awal cerita. Oleh sebab itu, cerpen

“Kasam” barangkali hasil kondensasi dari

novel pengarang periode 80-an itu. Hal

tersebut sesuai pula dengan kapasitasnya

sebagai cerita pendek.

Sebagai karya seni, karya sastra

tidak hanya mengandung unsur hiburan

tetapi juga memberikan manfaat.

Pengertian hiburan berarti tidak

membosankan atau memberikan

kesenangan sedangkan bermanfaat

mengarah pada pernyataan tidak

membuang-buang waktu atau bukan

hanya kegiatan iseng belaka. Dalam hal

itu, ia perlu mendapat perhatian serius.

Keduanya bersifat dialektis, ketika

menghibur ia ‘mengajarkan sesuatu’.

Sebaliknya, ketika mengajarkan sesuatu

adalah sebuah proses maka di dalamnya

terdapat hiburan. Dalam hiburan ada

manfaat dan manfaat itu pada akhirnya

memberikan hiburan.

Tubuh yang kini terbujur kaku

di atas rumah gadang itu adalah

milik Tek Kiah. Orang-orang naik

ke atas rumah, lalu duduk di

sekitar mayat Tek Kiah. Ada yang

terus membacakan Quran. Ada

pula yang setengah berbisik.

“Ke mana Si Niar tak tampak

batang hidungnya. Padahal, Tek

Kiah kakak kandungnya sendiri,”

bisik Tek Siar pada Ni Suma. Tek

Siar dan Ni Suma adalah karib

sepesukuan bagi Tek Kiah. Kedua

orang itu memang suka bergunjing.

Malah, suami atau iparnya sendiri

dipergunjingkannya juga.

“Entahlah, kita kan sudah sama-

sama tahu, sejak perebutan sawah

pusako itu, mereka tak lagi bersa-

paan,” sela Ni Suma berbisik.

Tak lama berselang, anak Tek

Kiah yang dari rantau datang.

Orang-orang di halaman berdiri

menyambut kedatangan Harun

dan Numi dengan penuh air mata.

Yang pertama sekali menyambut

kedatangan dua kakak beradik

itu Pak Jorong dan Datuk Rajo

Gadang. Pak Jorong lantas mema-

pah Numi yang sudah melemas,

ke atas rumah gadang. Se-dangkan

Datuak Rajo Gadang mengawal

Harun yang berusaha tegar.

Tak tahan lagi, dua kakak bera-

dik itu meraung tegang ketika

dilihatnya tubuh ibunya yang su-

dah tertutup kain panjang. Or-

ang-orang tak banyak bicara. Ada

yang berusaha membujuk-bujuk,

namun sia-sia. Mereka betul-betul

sudah kehilangan junjungan. Kalau

ada yang bertanya ke mana suami

Tek Kiah, lelaki itu sudah lama

tak pulang. Sejak puluhan tahun

yang lalu malah. Mungkin juga

sejak Harun dan Numi masih

kecil. Mati pun lelaki itu sungguh

tak tahu kuburnya di mana. Sesat

pun tak tahu rimbanya di mana.

Bagi mereka, ayahnya itu me-

mang sudah mati. Kalau pun ma-

sih hidup sampai seka-rang, mere-

ka tetap menganggapnya mati.

Tengah hari pecah, lalu o-

rang-orang memandikan jenazah

Tek Kiah. Harun turut serta

memandikannya. Sedangkan

Numi dengan air mata yang tak

kunjung reda, turut pula

memandikan jenazah ibunya.

Sesekali ia jatuh pingsang. Lalu

orang-orang mere-bahkan

dirinya di dalam bilik.

Di perjalanan menu-ju

pandam perku-buran

yang melintasi rumah Si

Niar, Numi berusaha

tegar. Ia melihat rumah

itu tertutup rapat. Ter-

kunci. Jendelanya pun

dira-patkannya. Orang-

orang yang mengangkat

keranda terus bertakbir dan

melangkah semakin cepat. Numi

yang dipapah ka-kaknya, Harun,

mencela melihat rumah Si Niar.

Betapa ibu-ibu yang turut pula

mengawalnya mengalihkan

pandangan Numi dari rumah Si

Niar. Setelah jenazah Tek Kiah

tertanam, Pak Jorong dan Datuk

Rajo Gadang menasihati Harun

dan Numi agar tetap tabah.

Di perjalanan menuju pulang,

tiba-tiba orang-orang yang ber-

jalan berarak-arak terkejut. Sumi

tiba-tiba meronta.

“Akan kubunuh kalian seke-

luarga. Hutang nyawa dibayar

nyawa. Sekarang kalian se-nang

kan Ibuku telah mati? Aku sum-

pahi kalian mati terhina. Mati

kalian! Mati!” bentak Numi di

pekarangan rumah Si Niar yang

sama sekali tak menampakkan

tanda-tanda kehidupan di

dalamnya.

Harun sigap mencoba untuk

menenangkan adiknya yang su-

dah tak terkendali lagi. Ia bawa

adiknya pulang. Meskipun hatinya

pun remuk redam. Kali ini semua

luapan emosi Numi semakin

membuncah. Beberapa orang pun

juga berusaha membujuk Numi

untuk pulang. Pak Jorong dan

Datuk Rajo Gadang kembali

memberikan nasihat pada dua

kakak beradik itu di atas rumah

gadang.

Rumah gadang yang masih

beraroma air mandi Tek Kiah itu

kian sunyi. Pak Jorong dan Datuk

Rajo Gadang membawa Harun bi-

cara keluar rumah gadang. Sedang-

kan Numi mengurung diri di

dalam bilik tengah.

“Jangan biarkan dia bermenung

berlama-lama. Usapkan ini ke ke-

ning dan hidungnya kalau dia

kembali berontak,” kata Datuk Rajo

Gadang sambil menyelipkan bung-

kusan kain putih yang terikat.

“Kalau butuh sesuatu datang

saja ke rumah, anggaplah kami

ini orang tuamu juga,” tambah

Pak Jorong menghibur Harun.

Lalu Pak Jorong dan Datuk

Rajo Gadang pamit pulang. Maka,

rumah gadang semakin terasa

hening. Kesedihan Harun bertaut-

taut dan semakin berlarut-larut,

mengingat ia tak sempat pulang

menemani ibunya yang terbaring

lemas. Selama sakit, hanya Tek

Mi, sepupu kandung Tek Kiah,

yang mengurusi sawah, meng-

urusi keperluan, dan mendengar-

kan keluh kesah Tek Kiah. Pernah

Tek Kiah bercerita pada Tek Mi

tentang sakitnya. Kalau sudah ma-

lam tiba, dadanya sesak, kepalanya

terasa seakan mau pecah. Tek Kiah

sempat pula bercerita pada Tek

Mi tentang mimpinya bertemu

Amak yang menyuruhnya ber-

baikan dengan Si Niar, adiknya.

Sedangkan Harun dan Numi,

hanya me-ngirim-kan uang

seadanya dari rantau. Bagaimana

ti-dak, kehidupan mere-ka saja

di Pekanbaru pun tak bisa

dibilang senang. Susah.

Pelik.

Malam ketujuh,

orang-orang datang

bertakziah ke rumah

mendiang Tek Kiah.

Kali ini Numi sudah

mulai tampak tabah.

Harun pun demikian. Ia

sudah sedikit tenang

sekarang. Kebiasaan orang di

Kampung Tanjung Alam kalau

bertakziah disediakan makan.

Siang harinya, ibu-ibu sepesukuan

membantu Numi memasak,

sampai memban-tu menghidang-

kannya. Setelah selesai mendoa,

orang-orang di-persilakan makan.

***

Harun dan Numi tak mungkin

berlama-lama di kampung. Se-

dangkan mereka sudah sepekan

lebih izin bekerja. Kini, tibalah

saatnya mereka pamit kembali

ke Pekanbaru. Kepada Tek Mi

mereka izin pamit. Mereka me-

mesankan agar sawah tetap di-

garap Tek Mi dan suaminya Pak

Sidi. Hasil panennya bisa di-kirim

saja. Tak lupa, mereka menyelip-

kan sedikit uang ke tangan Tek

Mi sebagai rasa terima kasih.

Saat mereka hendak menung-

gu Pelita, bus yang akan mereka

tumpangi di pinggir jalan, sese-

orang berteriak memanggil-

manggil mereka dari kejauhan.

Ada yang seperti menjemput

mereka. Rupanya Si Pengkok, te-

tangga Si Niar. Harun mengham-

piri Si Pengkok, sedangkan Numi

tetap berdiri di situ dengan Tek

Mi sambil duduk menanti ke-

datangan Pelita yang akan menam-

bang ke Pekanbaru. Dengan napas

tersengal, Si Pengkok berbisik.

“Si Niar sakit parah. Etekmu.

Sekarang tak bisa bicara. Tak bisa

bangun dari tempat tidurnya.

Jenguklah dia sebentar. Dia terus

menyebut-nyebut nama kalian,”

bisik Si Pengkok yang masih

tersengal-sengal.

“Maaf, tidak bisa, sampaikan

saja kami sudah berangkat ke

Pekan.”

“Ada apa, Da?” tanya Numi

penasaran.

“Ah tidak, tidak ada apa-apa.

Tunggu saja di sana,” sahut Harun

berahasia.

“Pergilah, sebelum Numi

mendengarnya. Sampaikan saja

maaf kami,” kata Harun pada Si

Pengkok.

Benar saja, Pelita yang melaju

dari arah atas berhenti tepat di

depan mereka. Tek Mi membantu

mengantarkan barang-barang

mereka ke atas Pelita. Harun me-

ninggalkan Si Pengkok dan segera

menaiki Pelita yang sudah menan-

tinya. Pelita berjalan dan mereka

saling melambaikan tangan.

Ketika Pelita sudah berjalan agak

jauh, seseorang tiba-tiba datang

lagi dari arah Si Pengkok tadi

berlari, rupanya Si Pendi.

“Mana Harun dan Numi?”tanya

Si Pendi.

“Ada apa, Pendi?” tanya

Si Pengkok terkejut.

“Si Niar sudah dulu.”

Grafis: Hari Jimi Akbar

Oleh Rio Rinaldi

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Pascasarjana UNP

Page 22: Edisi 182

Sastra Budaya22

KapalKapalKapalKapalKapal

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Oleh Suci Larassaty

(Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2012)

Bocor kecil bisa menenggelamkan

kapal yang besar. — NN

Seabad yang lalu, pernah dalam seja-

rah tercatat bahwa sebuah kapal super

mewah dan istimewa pada eranya, teng-

gelam di perairan Atlantik Utara. Kapal

itu RMS Titanic. Badan kapal sengaja

dibuat dengan baja yang kuat sehingga

mampu melawan guncangan badai.

Selain itu, kapal juga dirancang khusus

agar dapat berlayar tanpa tenggelam—

meskipun 4 kompartemennya bocor.

Namun apa mau dikata, RMS Titanic

tetap tenggelam setelah menabrak

gunung es dan menewaskan 1.514 dari

2.224 penumpang.

Kiranya, peristiwa tersebut dapat

dijadikan pelajaran. Kemewahan dan

kekuatan belum tentu bisa menjamin

sebuah keselamatan. Sebagus dan sekuat

apapun kapal, tetap saja akan tenggelam

jika ada bagian komponennya yang rusak.

Sebuah kapal akan berlayar baik bila semua

yang berada di dalamnya merasa siap

untuk menerjang berbagai rintangan selama

perjalanan. Nahkoda yang baik belum tentu

dapat menyelamatkan kapal tanpa bantuan

awak kapal dan penumpang. Sebuah kapal

akan berlayar dengan baik bila semua

ikut berperan dan menjaga dalam perja-

lanan. Mampu bertahannya sebuah kapal

di perairan tidak dapat diukur dari

kemewahan yang dimiliki, melainkan dari

kemampuan semua awak yang terlibat

dalam menahkodainya hingga sampai ke

tempat tujuan.

Dalam sebuah pelayaran, banyak sekali

tantangan dan rintangan yang harus dihadapi.

Seorang nahkoda sebagai pemimpin pelayaran

harus peka terhadap semua bahaya yang mung-

kin akan ditemui dalam perjalanan. Nahkoda

bertanggung jawab untuk membawa seluruh

awak dan penumpangnya ke tempat yang

dituju dengan selamat.

Demikian juga halnya dengan kepemim-

pinan, sebuah negara dapat diibaratkan sebagai

kapal. Seorang pemimpin bertanggung jawab

atas negara yang dipimpinnya. Pemimpin yang

baik adalah pemimpin yang peka dan tanggap

terhadap hal-hal yang dapat merusak bagian

negara. Rusaknya suatu bagian negara akan

berpengaruh terhadap bagian lainnya. Dan

bila sudah banyak bagian dari negara yang

ikut rusak, maka kehancuran akan semakin

dekat. Oleh sebab itu, agar dapat terhindar

dari kehancuran, bagian negara yang rusak

tentu harus diperbaiki terlebih dahulu. Di

sinilah ketanggapan sang pemimpin

dibutuhkan.

Namun, nasib sebuah negara tidak

bisa diserahkan kepada pemimpinnya

saja. Sebuah negara bergantung pada

seluruh komponen yang ada di

dalamnya. Bagian-bagian tentu

tersebut menjadi sebuah sistem yang

kuat dan kokoh bila semua bagian-

nya dapat bekerja sama dengan apik.

Kehebatan seorang pemimpin akan

luntur jika anggota yang ada di

dalamnya tidak bisa sal ing

membantu dalam bekerja sama.

Negara yang hebat tidak hanya

karena memiliki seorang pemimpin

yang hebat. Tapi negara hebat adalah

negara yang semua elemennya bersatu

untuk mewujudkan suatu tujuan.

Seperti halnya kapal, sebuah kapal

akan oleng jika tidak ada keseimbangan.

Seperti itulah sebuah negara dan

kepemimpinan. Sebuah negara akan hebat

bila masyarakat yang ada di dalamnya

dapat satu suara menggapai satu tujuan.

SajakSajakSajakSajakSajak

Bak Kuda

Waktu adalah pacuan dalam perut yang memberinya sepasang jarak antara harilalu dengan kecut. Bak kuda masa kecil yang dipelihara utuh dalam ingatan.Bak kuda penurut dan Tuan palacak bak kuda pandai itu. Dahulu, ketikazaman masih ditunggang (ia kerap beranggapan bahwa usia adalah kitab). Dipekan Baso dua kali seminggu bak kuda nomor satu, larinya memacu petir tidakdirem dan pandai melenggang meniru gadis-gadis menari di panggung atapbolong dengan derap yang meratap dari jarak yang hampir. Dari Padang Tarokmelulu ia kekang kendali ke jalan lurus sekencang angin melenyapkan telapakzaman sebelah, mendongkak kakinya dari Ampuh ke Simpang Sangka keSimpang Canduang dan simpang ketiga yang ia tandai sebagai kandangkeduanya tempat ia belajar mengenal nama Tuhan, Tuhan seluruh kuda. Biaropekan Rabu Sabtu adalah gelanggang pacuan hingga betis Marapi yangberwarna biru. Di mulut perasaian serupa gunung dihadapan dan pada bebanselalu di tanggungkan sebuah pelukan bagai jantung putih yang dibungkusdalam dadanya. Berteduh ia di balai gelombang keempat yang turunmenjadikan kota dan kabupatennya merah segar. Merah yang lebih nyala,merah daging orang muda. Dari rimbun batang Gurah, di batang perak peleraisegala suntuk, di balai rindang emas segala kutuk, bak kuda tahan lecut adalahbak kuda perut kosong yang alpa. Ia lupa sagu, jurai rumput-rumput gajah,daun baling-baling pucuk ubi, air terkepung daun keladi dan segala dedaunanyang hijau di mata kacamata bak kuda buta itu. Bak kuda berkata “hei tuanpalacak, kematianku adalah kepandaianmu itu!”. Sekali beristirahat Bak kuda inginmati. Sebab pundaknya yang rusak berat belum sempat di buat orang jepangatau cina, semenjak itulah urat-uratnya mulai dilipat. Dicuci, dan disetrikasebelum ditumpunya dalam sebuah laci di perutnya. Bak kuda hendak menjadikerbau, ia berkehendak menjadi nama baru bagi negeri besarnya, tentu sajadengan tanduk yang ia pesan pada pandai besi di sebelah kampungsipenunggang angan-angan. Serupa dalam omong orang tua ompong padanya.Bahwa negerinya terlahir dari pertarungan omong kosong. si penunggang angindan segala penunggang ingin bak kuda kaki terkilir itu terlalu mengaduh sunyipadanya. Sehingga bak kuda berangan tidak sampai bak kuda terjatuh danpatah tungkai, ia selesaiakan segala sakit dengan menyebut sebuah kematianakan bermula dari kaca mata bak kuda.

“Hey tuan palacak, kematianmu adalah kepandaianku tentunya!” Bak kuda melacak

penunggang pandai, bak kuda masa kecil ia mendongkak keluar dari ingatan.

RK Serunai Laut, September 2014

Kumbang Sayap-Bagai

“Di reruntuh kelopak aku berteduh, kemudian matiserupa kumbang sayap rapuh!”

Ia potong pergelangan sayap-bagai pasang kepadakumbang lelaki yang nikahi si pacar sebagai restu dandoa paling kabul. Lewat keping air mata sayap-bagaiadalah sebuah solitude, genap kantuk juga akan sembuholehnya. Dengan sayap-bagai tangan ia petik tujuhtangkai hujan untuk si pacar, ia sunting di lipatantubuh satu-satu. tubuh baginya hanya sepotong kepala.Selebihnya ia tidak sebut apa-apa. Dengan sayap-bagai iagenggam sebuah purnama penuh, gelombang laut besaria benam di jantung, kemudian hidup hanya berjalanantara nelangsa dan gelap baginya.

“Hanya saja kumbang aku memadu, singgah di mekarmana saja kumau!”

Kumbang sayap-bagai malam dalam telepon genggam. Dikamarnya aku bersarang, menyimak pecahan-pecahanpercakapan. Barangkali hanya tengkar yang tidak hirukdarinya. Serupa percakapan si tukang cerita dengankekasih banyaknya, ketika ia lapar dan membujuk agarsi pacar mengajaknya kencan dan membayar. Kemudiania hadiahi sebuah prosa sederhana;

“Kelak akan ku bangun sebuah rumah dengan jumlahpintu melebihi jendela, dan tiap pasak juga kuncinyakuserah padamu.”

Ia adalah kumbang sayap-bagai gombal besar yangbangun ketika matahari tegak lurus. Kumbang nafsi.Kumbang yang belum lulus sekolah kumbang. Kumbangpembaca sastra. Sastra kumbang. Baginya waktu hanyamemanjakan sepi dan tugasnya adalah menikmatinya.Sampai waktu benar menutup matanya sendiri.

Ia kumbang yang berkisah dengan sayap-bagai.Kumbang yang diam-diam aku menulisnya. Setelah sipacar yang sebenarnya tidak ia cintai lagi menikah. Danaku teringat si tukang cerita yang memotongpergelangan tangan dan menghadiahkan potongantangan kepada si pacar di hari pernikahan dalam sebuahcerita. Ia manusia bukan kumbang-bagai. Tetapi mau apasaja disebut, jangankan madu hendak di hisap, kelopakhanya menumbuhkan senyap, dan bunga akan tumbuhmekar di luar musim.

Aku curiga ia-bagai si tukang cerita kumbang sayap-

bagai ada.

Noktah, September 2014

Kumpulan PuisiRobby W.Riyodi

Robby W. Riyodi lahir di Balai Gurah, Ampek-Angkek,

Kabupaten Agam. Aktif berkegiatan di RK Serunai Laut dan

KSST Noktah. Selain itu juga merupakan mahasiswa

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNP.

Page 23: Edisi 182

23

Bersatu dan Berprestasi dalam SeniBersatu dan Berprestasi dalam SeniBersatu dan Berprestasi dalam SeniBersatu dan Berprestasi dalam SeniBersatu dan Berprestasi dalam Seni

Bermula dariBermula dariBermula dariBermula dariBermula dariKesalahanKesalahanKesalahanKesalahanKesalahan

Oleh Dewi SyafrinaMahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan DaerahTM 2011

“Suatu kesalahan tidaklah menjadikesalahan, kecuali Anda menolak untuk

memperbaikinya”. — Orlando Aloysius

Battisa

Sesuatu yang salah harus dibenarkan.

Tetapi yang menjadi permasalahannya,

apakah mudah mengubah yang salah

menjadi benar? Jawabannya tentu tidak.

Untuk hal yang dinilai salah akan

menjadi benar jika secara perlahan

diubah dengan berbagai tindakan yang

mengarah pada hal yang benar. Atau

istilah lainnya perbaikan.

Perbaikan tidak hanya dilakukan

pada material fisik saja, seperti peralatan

rumah tangga, gedung, dan sebagainya.

Pribadi seseorang juga perlu perbaikan.

Manusia memang awalnya diciptakan

tanpa beban hidup. Tetapi, dengan segala

perjalanan yang dilalui sepanjang

hidupnya pasti akan menemukan suatu

masalah dan menciptakan beberapa

kesalahan—meskipun sejatinya tak ada

yang menginginkan terjadi kesalahan

dalam hidupnya. Lalu, apa jadinya jika

seseorang tidak melakukan perbaikan

setelah melakukan kesalahan? Tentunya

akan menjadi terbiasa untuk men-

ciptakan kesalahan lainnya.

Contohnya dalam hal mengerjakan

tugas bagi kalangan mahasiswa.

Alangkah baiknya jika tugas tersebut

dikerjakan beberapa hari sebelum

dikumpulkan. Namun, kebanyakan

mereka baru akan mulai mengerjakan-

nya sehari sebelum dikumpulkan atau

malam harinya. Terkadang, mahasiswa

terbiasa mengulur waktu, melakukan

sesuatu saat mendekati deadline. Jika

belum deadline, maka tugas tersebut

belum akan dikerjakan, bahkan

diabaikan. Apakah ini akan menjadi

tradisi yang dibiarkan mendarah daging?

Mari kita renungkan kembali.

Kebiasaan yang buruk tersebut bisa

menciptakan kesalahan yang tak terlihat

karena hanya memiliki pengaruh kecil.

Seperti, tidak selesainya kewajiban pada

waktu yang telah ditetapkan. Namun,

jika hal ini terus berlanjut, maka akan

menimbulkan masalah dan berujung

pada kesalahan yang lebih besar.

Sekarang, hal tersebut mungkin masih

bisa dimaklumi. Barangkali, masih

dianggap wajar karena masih dalam

gejolak jiwa muda. Namun, jika hal seperti

ini terbawa hingga ke dunia kerja, bisa

jadi dalam jangka waktu tertentu akan

merugikan perusahaan. Dan tak menutup

kemungkinan akan bermuara pada

pemberhentian karena dianggap lalai.

Kita sering memandang sepele

kesalahan-kesalahan kecil. Tapi

bagiamanapun juga hal itu tetap saja

sebuah kesalahan. Dan pada hakikatnya

semua tahu—barangkali juga mengerti—

bahwa kesalahan kecil jika terus

dibiarkan akan terus berkembang dan

membesar hingga tak mampu lagi untuk

mengatasinya.

Mimpi MembuatMimpi MembuatMimpi MembuatMimpi MembuatMimpi MembuatKita HidupKita HidupKita HidupKita HidupKita Hidup

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014

Menang-kalah itu biasa. Yang penting

adalah pengalaman, relasi, dan sadar bahwa

berseni tidak sembarang berekspresi.

Kota Padang masih berembun, bahkan

azan subuh pun belum berkumandang

ketika kontingen Sumatera Barat untuk

Pekan Seni Mahasiswa Indonesia Tingkat

Nasional (PEKSIMINAS) XII sampai di Ban-

dara Internasional Minangkabau. Ada bang-

ga dan tanggung jawab tinggi yang dirasa-

kan saat pesawat pagi itu mengantarkan

kami menuju Palangka Raya, Kalimantan

Tengah.

Terdapat 15 tangkai lomba yang diikuti.

Di antaranya lomba vocal group, nyanyipop tunggal, lagu dangdut tunggal, keron-

cong tunggal, seriosa tunggal, tari, baca

puisi, monolog, penulisan cerpen, penulisan

puisi, penulisan lakon, desain poster, lukis,

fotografi, dan komik strip.

Rintik hujan menyambut kedatangan kami

di Bandar Udara Tjilik Riwut. Bersyukur de-

ngan hujan yang turun karena membuat

kami terbebas dari kabut asap yang kabarnya

sedang meraja di Palangka Raya. Hotel Melati

Wisata menjadi tempat penginapan kami

selama sembilan hari ke depan.

Tari Rampai Nusantara menjadi pem-

buka PEKSIMINAS XII pada 14 September

2014. Panggung silih berganti diramaikan

oleh para penari yang membawakan tarian

dari seluruh Indonesia. Melihat begitu ba-

nyak budaya Indonesia yang ditampilkan,

kami semakin bangga menjadi anak Indo-

nesia. Bahkan di sini disatukan oleh seni

dan berjuang dengan seni demi nama

provinsi.

Banyak hal yang bisa didapatkan. Selain

teman baru, pengalaman dan suasana baru,

pengetahuan tentang seni juga bertambah.

Ternyata berseni itu tidak sekadar mem-

bebaskan diri dengan sesuatu yang belum

tentu dimiliki orang lain. Mengekspresikan

diri dengan seni tetap ada caranya, ada

aturannya. Untuk menghasilkan karya seni

yang berkualitas dibutuhkan pengetahuan

dan teknik yang tepat.

Ketika geladi resik, yel-yel “Sumatera

Barat! I’m the best! You’re the best! Youand I are the best!” mampu membakar

semangat kami yang akan berkompetisi

tiga hari setelah itu. Setiap malam menjelang

perlombaan, penginapan tidak pernah

hening. Dari setiap sudut terdengar peserta

yang berlatih membaca puisi, menari,

menyanyi, monolog, dan vocal group.Perlombaan dalam PEKSIMINAS XII

dilaksanakan pada hari yang sama, di

tempat yang berbeda. Ketika satu per satu

peserta turun dari bus, peserta yang lain

meneriakkan kata-kata penyemangat. Ada

rasa haru ketika semua sahabat menye-

matkan harapan mereka di pundak.

Rasa lega sekaligus harap-harap cemas

hinggap setelah lepas dari hari perlombaan.

Namun kecemasan kembali muncul ketika

tiba saatnya menghadiri acara penutupan.

Satu per satu juara per tangkai lomba pun

diumumkan. Sumatera Barat berhasil me-

raih juara I monolog, juara II dangdut

putra, juara harapan II tari, juara harapan

II pop hiburan putra, dan juara harapan II

lukis. Namun, juara umum I diraih oleh

kontingen Jawa Timur, juara umum II

diraih oleh kontingen Jawa Tengah, dan

juara umum III diraih oleh kontingen DKI

Jakarta. Ada kekecewaan, tetapi tersemat

pula kebanggaan.

Sabtu, 20 September 2014 pukul 14.00

WIB kami meninggalkan Bandar Udara

Tjilik Riwut. Semoga suatu saat nanti kami

berkesempatan untuk kembali ke Kaliman-

tan. Kalah bukan berarti menyerah. Keka-

lahan tahun ini akan menjadi pelajaran

untuk tahun berikutnya.

Oleh Resti Febriani

(Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro TM 2013)-- Fauzul Aufa, M.App Ling. --

Opening Ceremony: Tari Rampai Nusantara dengan meriah ditampilkan pada pembukaanPEKSIMINAS XII di Palangka Raya, Minggu (14/9). f/doc.

Sederhana namun berkelas, begitulah

pemikiran dari seorang dosen muda Jur-

usan Bahasa Inggris, Fauzul Aufa. Putra

kelahiran Padang ini memiliki segudang

prestasi semasa kuliahnya. Lulus dengan

predikat cum laude dengan indeks prestasinyaris sempurna, 3.96 selama empat se-

tengah tahun, tak menghalanginya untuk

mengukir prestasi di kampus almama-

ternya, Universitas Negeri Padang (UNP).

Mewakili organisasi mahasiswa Pusat

Pengembangan Ilmiah dan Penelitian

Mahasiswa (PPIPM), penyuka warna cok-

lat, merah, hitam, dan biru ini menjuarai

berbagai perlombaan, seperti meraih

peringkat pertama Karya Tulis Ilmiah

tahun 2004. Kemudian pada tahun 2005

ia mengikuti Pelayanaan Kebangsaan

dan lagi-lagi berhasil menyabet pering-

kat pertama. Selain itu, Aufa juga meru-

pakan utusan dari UNP pada event Maha-

siswa Berprestasi Nasional tahun 2006.

Beliau mencapai tahap final yang saat

itu menyisakan 15 dari 100 orang peserta.

“Mimpi yang membuat kita hidup,”

kata-kata inilah penyemangat dari pria

yang hobi memasak ini. Setelah

menamatkan kuliah Strata 1 di UNP,

Aufa melanjutkan mimpinya untuk

kuliah ke luar negeri. Meski sempat

mengalami kegagalan saat mendaftar

di dua perguruan tinggi di Amerika

Serikat dan Australia, ia tak pernah

menyerah. Akhirnya perjuangan pun

terbayar setelah berhasil lulus di Uni-versity of Queensland, Australia.

Semasa kuliah di Australia, Aufa

tetap berprestasi. Aufa mendapatkan

penghargaan Dean’s Award atas

pencapaiannya sebagai Top 5% Student

atau 5% mahasiswa yang mendapatkan

nilai terbaik dengan mengalahkan pelajar

asing lainnya, . Selain itu ia juga aktif

dalam kegiatan organisasi, yaitu Uni-

versity Queensland Indonesia StudentAssociation (UQISA) yang bergerak di

bidang sosial. Di UQISA ia ditempatkan

pada divisi Hubungan Masyarakat.

Di luar kampus, pria yang ramah

ini juga pernah menyibukkan diri dengan

berwirausaha. Berangkat dari hobi

memasaknya, ia bersama teman-teman

satu apartemen membuka usaha cater-ing dengan memasak dan menjual

masakan Minang dan Jawa.

“Kita harus beda dari orang lain,”

jawabnya mengenai tips dalam meraih

kesuksesan. Hanya niat, usaha dan doa

dari orang tua yang mendorong

tekadnya untuk terus maju. SabrinaKhairissa*

Page 24: Edisi 182

Iklan24

Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014